PENDAHULUAN
“Kampung Wisata Jodipan di Kota Malang, Jawa Timur atau yang dikenal
sebagai Kampung warna-warni yang dulu merupakan 'permukiman kumuh'
sekarang menjadi lokasi yang banyak dikunjungi wisatawan. Tiap akhir pekan
diperkirakan jumlah pengunjung yang datang mencapai ratusan orang” (Widianto,
2016). Sekitar 107 rumah warga di sina tampak dicat dengan 17 warna, dengan
gambar yang dilukis komunitas mural. Inisiatif untuk mencat kampung ini muncul
dari sejumlah mahasiswa mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas
Muhammaidyah Malang yang tergabung dalam kelompok guyspro.
Pengecatan dilakukan oleh masyarakat dengan bantuan tentara dan juga bantuan
salah satu produsen cat di Malang yaitu PT. Inti Daya Guna Aneka Warna pada
Juni 2016 dan diresmikan pada september 2016. Meski secara fisik kondisi rumah
warga di kampung ini sudah diperbaiki dan temboknya dicat warna-warni, tetapi
masalah utama di permukiman ini yaitu sanitasi belum dapat teratasi pada awalnya.
“Tidak semua rumah memiliki toilet dan warga sering membuang sampah di
sungai. Tetapi rupanya, kedatangan para wisatawan justru mengubah perilaku
warga.” (FItria, 2016)
1
Fitria (2016) menjelaskan bahwa Kedatangan wisatawan mengubah perilaku
warga Kampung Jodipan Malang. Sebuah toilet umum yang sejak dulu memang
sudah tersedia disana memang jarang dipergunakan. Warga lebih memilih mandi
dia area sungai Berantas. Namun, sejak banyak wisatawan yang berdatangan,
warga sudah mau menggunakan toilet tersebut karena secara bertahap mereka
merasa malu. Begitu juga dengan kebiasaan membuang sampah disungai yang
akhirnya tidak ditemukan lagi.
3
Keberhasilan pembangunan tidak terlepas dari peran komunikasi. Komunikasi
merupakan unsur penting dalam perubahan sosial. Rogers (dikutip di Dahnke,
1990, h. 260) mendefinisikan perubahan sosial merupakan proses perubahan yang
terjadi pada struktur dan fungsi suatu sistem sosial. Proses perubahan adalah proses
belajar, sehingga belajar harus dilihat bukan saja sebagai alat pendidikan tetapi
juga sebagai pengubah kebudayaan. Dalam kajian inilah,peneliti ingin
memfokuskan pada pendekatan komunikasi pembangunan di dalam kegiatan
Branding Kampung Warna-warni Jodipan yang diupayakan oleh Guyspro dengan
bantuan pendanaan yang diberikan oleh PT Inti Daya Guna Aneka Warna
(INDANA).
Penelitian ini akan mengupas apakah Guyspro sebagai inisiator KWJ ini
benar-benar menjadi satu-satunya faktor penentu dalam perubahan sosial yang
terjadi di masyarkat Jodipan.
2. Manfaat Akademis
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Morgan & Pritchard (dalam Murfianti, 2010) menyarankan lima tahapan untuk
melakukan destination branding dalam merubah image sebuah daerah, yakni sebagai
berikut:
a. Market investigation, analysis and strategic recommendations
Tahapan ini menurut Murfianti (2010) dilakukan kegiatan riset pemetaan
potensi pasar, hal-hal apa saja yang dapat dikembangkan serta menyusun
strategi. Hal tersebut menunjukan bahwa fungsi dari kegiatan market
investigation, analysis and strategic recommendation adalah untuk menemukan
dan menyusun strategi apa saja yang dapat dikembangkan oleh destinasi.
b. Brand identity development
Brand identity menurut Morgan & Pritchard (dalam Murfianti, 2010), “Brand
identity development dibentuk berdasarkan visi, misi dan image yang ingin
dibentuk daerah tersebut”. Konsep tersebut menunjukan bahwa tahap brand
identity development adalah tahap menentukan identitas daerah yang bersifat
intagible yang diperkenalkan kepada publik, untuk menggambarkan daerah
tersebut.
c. Brand launch and introduction: communicating the vision
Langkah selanjutnya setelah tagline dibuat adalah memperkenalkan brand,
menurut Morgan & Pritchard (dalam Murfianti, 2010) menjelaskan bahwa
brand launch dapat dilakukan melalui berbagai media sebagai berikut, “media
relations seperti advertising, direct marketing, personal selling, website,
brochures, atau event organizer, film-makers, destination marketing
7
organization (DMOs) serta journalist”. Tahapan ini merupakan tahap
mengkomunikasikan brand melalui berbagai media yang tersedia.
d. Brand implementation
Selanjutnya Morgan & Pritchard (dalam Murfianti, 2010) menjelaskan bahwa
brand implementation merupakan sutau usaha untuk mengintegrasikan semua
pihak yang terlibat dalam pembentukan merek, sehingga destination branding
dapat berhasil.
e. Monitoring, evaluation and review
Tahap ini dijelaskan oleh Morgan & Pritchard (dalam Murfianti, 2010) sebagai
sebuah usaha untuk monitoring apakah ada penyimpangan, kekurangan dan
sebagainya. Hasil monitoring tersebut kemudian dievaluasi dan di-review untuk
perbaikan selanjutnya.
2.2.KOMUNIKASI PEMBANGUNAN
8
2.2.1 PENGERTIAN dan PERAN
Quebral dan Gomez (dikutip di Nasution, 1992, h. 82) yang mengatakan bahwa
komunikasi pembangunan adalah komunikasi yang dilakukan untuk melaksanakan
rencana pembangunan suatu negara. Effendy (h. 92) menyebutkan juga bahwa
Komunikasi pembangunan adalah proses penyebaran pesan oleh seseorang atau
sekelompok orang kepada khalayak guna mengubah sikap, pendapat, dan perilakunya
dalam rangka meningkatkan kemajuan lahiriah dan kepuasan batiniah, yang dalam
keselarasannya dirasakan secara merata oleh seluruh rakyat.
9
upaya tersebut. Di sini, politik dan fungsi-fungsi media massa dalam pengertian yang
umum merupakan objek studi, sekaligus masalah-masalah yang menyangkut struktur
organisasional dan pemilikan, serta kontrol terhadap media. Untuk studi jenis ini,
sekarang digunakan istilah kebijakan komunikasi dan merupakan pendekatan yang
paling luas dan bersifat general (umum). 2). Pendekatan yang juga dimaksudkan untuk
memahami peranan media massa dalam pembangunan nasional, namun lebih jauh
spesifik. Persoalan utama dalam studi ini adalah bagaimana me dia dapat dipakai secara
efisien, untuk mengajarkan pengetahuan tertentu bagi masyarakat suatu bangsa. 3).
Pendekatan yang berorientasi kepada perubahan yang terjadi pada suatu komunitas
lokal atau desa. Studi jenis ini mendalami bagaimana aktivitas komunikasi dapat
dipakai untuk mempromosikan penerimaan yang luas akan ide-ide dan produk baru.
Dari sekian banyak ulasan para ahli mengenai peran komunikasi pembangunan,
Hedebro mendaftar 12 peran yang dapat dilakukan komunikasi dalam pembangunan,
yakni:
10
tertantang oleh kenyataan bahwa ada orang-orang lain yang juga mempunyai
kelebihan dalam hal memiliki informasi.
9. Komunikasi dapat menciptakan rasa kebangsaan sebagai sesuatu yang mengatasi
kesetiaan-kesetiaan lokal.
10. Komunikasi dapat membantu mayoritas populasi menyadari pentingnya arti
mereka sebagai warga negara, sehingga dapat membantu meningkatkan aktivitas
politik.
11. Komunikasi memudahkan perencanaan dan implementasi program-program
pembangunan yang berkaitan dengan kebutuhan penduduk.
12. Komunikasi dapat membuat pembangunan ekonomi, sosial, dan politik menjadi
suatu proses yang berlangsung sendiri ( self-perpetuating ).
11
h. Diciptakan dan dibina cara-cara atau mekanisme keikutsertaan khalayak (sebagai
pelaku-pelaku pembangunan itu sendiri) dalam proses pembangunan, yaitu sejak
tahap perencanaan sampai evaluasinya (Nasution, 2004:163-164).
Menurut AED (1985), ada empat strategi komunikasi pembangunan yang telah
digunakan selama ini, yaitu:
a. Strategi-strategi yang didasarkan pada media yang dipakai ( media based strategy
).
b. Strategi-strategi disain instruksional.
c. Strategi-strategi partisipatori.
d. Strategi-strategi pemasaran. Masing-masing strategi mencerminkan suatu
rangkaian prioritas tertentu mengenai bagaimana menggunakan komunikasi
untuk mencapai kebutuhan-kebutuhan pembangunan.
12
antara komunikasi monologis dan komunikasi dialogis dalam komunikasi pembangunan
yang tergambar dalam Multi-Track Model.
Model ini berawal dari adanya kebutuhan untuk menggabungkan kekayaan dan
kompleksitas dalam pendekatan operasional dan tantangan pembangunan dalam
kerangka metodologi komunikasi yang konsisten. Model ini dianggap fleksibel di dalam
berbagai situasi, pendekatan komunikasinya dibagi menjadi dua kategori, yaitu
pendekatan komunikasi monologis dan komunikasi dialogis. Komunikasi monologis
terdiri dari pendekatan komunikasi satu arah seperti diseminasi informasi, kampanye
media, dan pendekatan difusi lainnya. Pendekatan komunikasi dialogis mengacu pada
komunikasi dua arah, di mana proses dan hasil serta ruang lingkupnya terbuka untuk
membahas masalah, menghasilkan pengetahun dan mencari solusi baru, bukan sekedar
mentransmisikan informasi.
13
komunikasi pembangunan adalah untuk menggerakkan dan memberdayakan
masyarakat secara mandiri. Peran utama dukungan komunikasi adalah membantu
menciptakan lingkungan manusiawi (human environment) yang diperlukan untuk
keberhasilan suatu proyek atau program pembangunan. Lebih spesifik lagi,
menyelenggarakan aktivitas informasi, motivasi, dan edukasi untuk mengubah segala
ketidakpedulian terhadap program untuk kepentingan masyarakat, ketidaktahuan
terhadap pengetahuan terhadap pengetahuan, dan mengubah sikap mental atau
kebiasaan menentang perubahan menuju sikap dan kebiasaan yang menerima
perubahan baru.
14
mengorganisasi dan menggunakan komunikasi pada rangkaian latar dan kondisi yang
luas. Banyak prinsip-prinsip komunikasi lama yang telah terbukti baik, sementara yang
lain diperluas dan dibuat lebih efektif
15
disusunsuatu pola perencanaan komunikasi yang strategis, baik, dan logis. Perencanaan
tersebut dimaksudkan agar mampu memberikan peta jalan yang terarah dan efektif bagi
perlaksanaan pembangunan. Pengertian perencanaan memiliki banyak makna sesuai
dengan pandangan masing-masing ahli dan belum terdapat batasan yang dapat diterima
secara umum. “Planning is nothing but palnning is everything”, rencana tidak ada apa-
apanya, tetapi perencanaan adalah segalanya. Pada kalimat tersebut ditekankan bahwa
yang paling penting adalah perencanaan, lebih tegasnya adalah proses perencanaan itu
sendiri. Berikut ini bebrapa batasan perencanaan dan pengelolaan menurut para ahli :
18
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.2.2. INDIKATOR
a. Tahapan Destination Branding
1. Market investigation, analysis and strategic recommendations
2. Brand identity development
3. Brand launch and introduction: communicating the vision
4. Brand implementation
5. Monitoring, evaluation and review
20
5. Pengenalan para pemimpin opini di kalangan lapisan masyarakat yang
berkekurangan ( disadvantage ), dan meminta bantuan mereka untuk menolong
mengkomunikasikan pesan-pesan pembangunan.
6. Mengaktifkan keikutsertaan agen-agen perubahan yang berasal dari kalangan
masyarakat sendiri sebagai petugas lembaga pembangunan yang beroperasi di
kalangan rekan sejawat mereka sendiri.
7. Diciptakan dan dibina cara-cara atau mekanisme keikutsertaan khalayak (sebagai
pelaku-pelaku pembangunan itu sendiri) dalam proses pembangunan, yaitu sejak
tahap perencanaan sampai evaluasinya (Nasution, 2004:163-164).
Dalam metode penelitian ini instrumen yang digunakan antara lain berupa
Handphone, chek list, arsip lembaga, pedoman wawancara.
21
katagirisasi, karakteristik, atau sifat sesuatu, misalnya baik, sedang, kurang baik dan
tidak baik. Data kualitatif dalam penelitian ini adalah data yang dihasilkan melalui
observasi seputar keadaan masyarakat jodipan yakni hasil observasi perubahan sosial
yamh terjadi dan hasil dokumentasi berupa foto kegiatan tes dan observasi.
b. Teknik Sampling
Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel.Untuk menentukan sampel dalam
penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan. Dalam penelitian ini,
peneliti melakukan penelitian dengan menggunakan teknik yaitu Stratified
Proportional Quota Random Sampling dengan cara Undian. Menurut Arikunto( 2006,
h. 124) pengertian dari teknik Stratified Proportional Quota Random Sampling
dengan cara undian, terdiri dari beberapa pengertian, yaitu:
1) Stratified Sample (Sampel Berstrata) adalah teknik pengambilan sampel dengan
memperhatikan tingkatan-tingkatan dalam populasi .
2) Proportional Sample (Sampel Proporsi) adalah tenik pengambilan sampel dengan
memperhatikan proporsi dalam wilayah.
3) Quota Sample (Sampel Kuota) adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan
jumlah yang telah ditentukan.
4) Random sampling yaitu teknik pengambilan sampel dimana semua individu
dalam populasi baik secara sendiri-sendiri atau bersamasama diberi kesempatan
yang sama untuk dipilih sebagai anggota sampel.
5) Cara undian yaitu teknik sampling dengan mengundi setiap kelompok untuk
dijadikan sampel.
3.3.2. SAMPEL
Sugiyono (2013, h. 62) mengatakan sampel adalah sebagian dari jumlah serta
karakteristik dimiliki oleh populasi. Apabila populasi besar sedangkan peneliti tidak
mungkin mempelajari semuanya, maka peneliti dapat menggunakan sampel dari
populasi tersebut. Pengambilan sampel harus representatif dalam artian harus dapat
mewakili seluruh populasi yang ada agar kesimpulan yang diambil benar.
22
Dalam penelitian ini digunakan Rumus Slovin untuk menentukan ukuran
sampel minimal (n) jika diketahui ukuran populasi (N) pada taraf signifikansi α (5%)
adalah:
Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan atau kancah (field research), yaitu
penelitian yang pengumpulan datanya dilakukan di lapangan, seperti di lingkungan
masyarakat, lembaga-lembaga dan
23
dengan informan. Ketiga komponen tersebut, meliputi langkah-langkah analisis
sebagaimana dalam Model Interaktif yang menggambarkan komponen-komponen
analisis data.
24
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Ali, M. (1993). Strategi Penelitian Pendidikan. Bandung: Angkasa.
Abdurachman. (1973). Kerangka Pokok-Pokok Manajemen Umum. Jakarta: Ichtiar Baru-Van
Koeve.
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.
Bungin, B. (2011). Metodelogi Penelitian Kualitatif. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Dahnke, G. & and Clatterbuck G.W. (1990). Human Communication : Theory and Research.
California: Wadsworth Publishing Company.
Effendy, O.U. (2017). Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung : Remaja Rosdakarya
Kriyantono, R. (2009). Teknik Praktis Riset Komunikasi. Malang : Kencana Prenada Media
Group.
Nasution, Z. 1992. Komunikasi Pembangunan, Pengenalan Teori dan Penerapannya. Jakarta
: PT. Rajawali Press.
Nasution, Z. 1996. Komunikasi Pembangunan : Pengenalan Teori dan Penerapannya. Jakarta
: Raja Grafika Persada.
Siagian, S.P. (1994). Filsafat Administrasi. Jakarta : Prenada Media.
Soekartawi. (1990). Prinsip Dasar Perencanaan Pembangunan Dengan Pokok Bahasan
Khusus Perencanaan Pembangunan Daerah. Jakarta : Rajawali.
Sugiyono. (2013). Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.
Sukardi. (2011). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : PT. Bumi Aksara
Jurnal
Murfianti. (2010). Membangun City Branding Melalui Solo Batik Carnival. Jurnal Penelitian
Seni dan Budaya, 2 (1), 14-20.
Utami. Strategi Penguatan Kampung Go Green (3G) Strategi Penguatan Kampung Glinting
Go Green (3G) sebagai Destination Branding Obyek Edukasi Wisata di Malang, 97-106.
Sumber lain :
Anggraeni, P. (Pewarta) & Heryanto (Editor). (2018, Desember 5). Kampung Warna -Warni
Mulai Menjamur di Indonesia Sejarahnya Berawal Dari Kota Malang. Diakses dari
https://www.malangtimes.com/baca/33850/20181205/174100/kampung-warna-warni-
mulai-menjamur-di-indonesia-sejarahnya-berawal-dari-kota-malang
25
Eko Widianto, E. (2016, 16 Oktober). Majalah Kampung Warna-Warni Malang. Diakses dari
https://www.bbc.com/indonesia/majalah/2016/10/161016_majalah_kampung_warna_w
arni_malang
Fitria, S. (2016). Current Image Berita CSR PT. Inti Daya Guna Aneka Warna Melalui
Kampung Wisata Jodipan, digilib UMM
Hedebro. (1979). Communication and Social Change in Developing Nations; a Critical View
Part I and Part II Stockholm: Ekonomska Forskining-Institute.
James, P. (1990). "State Theories and New Order Indonesia". Dalam Budiman, Arief (ed).
State and Civil Society in Indonesia. Monash Papers on South East Asia No 22.
Melbourne.
Siagian, S.P. (1994). Filsafat Administrasi. Jakarta : Prenada Media.
Sulitriarmi, W. (2016). Asal Muasal Mengapa Kampung Warna-Warni Bisa Hits di Indonesia.
Diakses dari https://phinemo.com/asal-muasal-mengapa-kampung-warna-warni-bisa-
hits-di-indonesia/
Sutoro, E. (2002). Pemberdayaan Masyarakat Desa. Materi Diklat Pemberdayaan Masyarakat
Desa (yang diselenggarakan Badan Diklat Provinsi Kaltim, Samarinda.
Waisbord, S. (2003). Fifty Years of Development Communication : What Works. Makalah IDB
Forum on the Americas: United States of America.
26