Anda di halaman 1dari 32

Nama Fiki Andrian

Nim A21019005

Kelas B

Mata kuliah PENELITIAN PENDIDIKAN

1) Judul, identitas peneliti, email dan abstrak

EKSISTENSI DAN DAMPAK SOSIAN EKONOMI KAMPUNG BATIK

PLUPUH SRAGEN PROPOSAL SKRIPSI

FIKI ANDRIAN

Fikiandrian181@gmail.com

Universitas Muhammadiyah Surakarta

ABSTRAK

Kawasan Kampoeng batik Pungsari, yang merupakan salah satu daerah tujuan wisata

popular di Sragen, mengalami perubahan. Hal ini terlihat tidak hanya dari bentuk dan

tata ruang rumah di Kampoeng batik Pungsari tapi juga di Kelurahan Plupuh.

Perubahan ini mengakibatkan tidak tersedianya ruang terbuka hijau di Kelurahan

Plupuh. Paper ini memuat hasil penelitian yang bertujuan untuk menentukan seberapa

besar pengaruh Desa Wisata Kampoeng Batik Pungsari terhadap fungsi permukiman

di Kelurahan Plupuh. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif.

Penambahan street furniture yang menjadi ciri khas desa wisata. Faktor lain di luar
model yang memperngaruhi adalah sejarah kawasan dan perubahan tata guna lahan.

Peran stake holder yang terkait seperti pemerintah, swasta, dan masyarakat sangat

diperlukan dalam pengembangan desa wisata ini. Pemerintah berperan sebagai

pengelola dan fasilitator, swasta sebagai pembantu pelaksana program pemerintah,

sedangkan masyarakat bisa berpartisipasi secara aktif mendukung program yang

ditetapkan.

Kata kunci: Kampoeng Batik; Desa Wisata; Permukiman; Fungsi Permukiman

ABSTRACT

The Kampoeng batik area of Pungsari, which is one of the popular tourist destinations

in Sragen, is undergoing changes. This can be seen not only from the shape and

layout of the house in Kampoeng batik Pungsari but also in Plupuh Village. This

change resulted in the unavailability of green open space in Plupuh Village. This

paper contains the results of research that aims to determine how much influence the

Kampoeng Batik Pungsari Tourism Village has on the function of settlements in

Plupuh Village. The research method used is a quantitative method. The addition of

street furniture that characterizes the tourist village. Other factors outside the model

that influence are the history of the area and changes in land use. The role of relevant

stakeholders such as the government, the private sector, and the community is very

much needed in the development of this tourist village. The government acts as a
manager and facilitator, the private sector as an assistant implementing government

programs, while the community can actively participate in supporting the established

program.

Keywords: Kampoeng Batik; Tourism Village; Settlement; Residential Function


2) Latar belakang, penelitian, rumusan masalah dan tujuan

A. Latar Belakang Masalah

Manusia bersifat sosial dan memiliki naluri untuk berinteraksi dengan

orang lain. Dalam peradaban modern seperti sekarang ini, arus informasi yang

pesat, perkembangan teknologi dan komunikasi, ilmu pengetahuan dan seni

telah membawa manusia melakukan perjalanan ke luar wilayahnya bahkan ke

luar negeri. Pariwisata yang identik dengan rekreasi merupakan salah satu dari

sekian banyak kegiatan manusia. Karena adanya kemajuan teknologi dan

urbanisasi yang besar sebagai salah satu ciri kota besar, banyak penduduk

perkotaan berkumpul di pusat kota untuk mencari nafkah. Oleh karena itu,

banyak warga kota yang terjebak dalam suasana tegang dan mengalami stres.

Salah satu celahnya adalah istirahat dan liburan di tempat tujuan wisata.

Orang perkotaan mencari suasana baru, bersantai, menikmati lingkungan yang

berubah dengan udara bersih, mendapatkan kembali kesegaran fisik dan

mental, dan memungkinkan mereka untuk bekerja segar dan diperbarui.

Pariwisata merupakan salah satu sektor yang diandalkan pemerintah

untuk memperoleh devisa dari penerimaan nonmigas. Oleh karena itu, salah

satu aspek yang saat ini sedang dikembangkan secara optimal oleh pemerintah

pusat adalah pariwisata, khususnya pariwisata daerah. Seiring berkembangnya

pariwisata di setiap daerah, diharapkan keadaan perekonomian negara secara


keseluruhan dan di daerah-daerah tertentu dapat dikembangkan potensi

pariwisata (Ramaini, 1992: 37).

Sektor pariwisata diharapkan dapat menghasilkan pendapatan

keuangan bagi pemerintah negara bagian dan lokal. Selain itu, sektor

pariwisata mendorong pembangunan ekonomi nasional dan daerah,

memperkuat ekonomi masyarakat, memperkuat peluang bisnis di masyarakat

sekitar, mempromosikan perlindungan lingkungan dan mendorong

pembangunan di sektor lain, sehingga diharapkan dapat memperluas

wawasan. Memperkuat persatuan dan kesatuan dengan nusantara serta

menumbuhkan rasa cinta. Tanah air, promosi pembangunan masyarakat,

pengenalan produk nasional dan lokal untuk meningkatkan kesejahteraan

masyarakat, dan yang terpenting, penyerapan tenaga kerja dan peningkatan

kesempatan kerja masyarakat (Soekadijo, 1997: 89).

Kegiatan ini dilakukan dengan kerjasama pariwisata regional dan

global (Nyoman S. Pendit, 1994:15). Sragen adalah sebuah kabupaten di

Jawa Tengah yang dikenal sebagai Bumi Skowati. Nama Skowati konon

sudah ada tepatnya pada abad ke-7 sejak masa pemerintahan Kerajaan

Mataram. Gula Kelapa) Diselenggarakan oleh Pangeran Sukowati. Terletak di

Jawa Tengah, Sragen adalah provinsi Indonesia di bagian tengah Pulau Jawa.

Ibu kotanya Semarang. Berbatasan dengan Jawa Barat di sebelah barat,

Samudera Hindia dan Daerah Istimewa Yogyakarta di selatan, Jawa Timur di


timur, dan Laut Jawa di utara.Di kota Sragen terdapat banyak tempat-tempat

wisata budaya yang diantaranya adalah Museum Sangiran, Ndayu Park,

Gunung Kemukus, Zensho Family Karaoke, Permandian Air Panas Ngunut,

Kedung Grujug, Taman Kridoanggo Sragen, Gemolong Edupark (Taman

Kota), Waduk Kembangan, Komplek Rumah Tua Belanda, Museum Manusia

Purba Klaster Bukuran, Alaska Kedawung.Industri batik di Kabupaten Sragen

merupakan warisan leluhur yang sudah berusia kurang lebih 100 tahun.

Batik Sragen tak bisa dipisahkan dari Keraton Surakarta Hadiningrat

(Solo).Di Kecamatan Plupuh, industri batik merambah ke beberapa desa

seperti Gedongan, Sidokerto, Plupuh dan Pungsari. Industri batik di Desa

Pungsari Plupuh terus berkembang hingga saat ini, antara lain batik Murni

Asih dan Widya Kusuma. Berkat kesabaran dan keuletannya, para perajin

Slagen memiliki ciri khas yang disebut warna kecoklatan atau batik sogan,

berasal dari kata soga yang berarti tanaman yang batangnya dipukul dan

diseduh dengan air panas. terbentuk. Batik Sragen selalu menggambarkan

motif keraton seperti Wahu Tumurun, Sekar Jagad, Parang,Trantham, Baboon

Ankrem, Kaun, Sidmukhti dan Sidoluhur.

Produksi batik Sragen dapat mencapai ± 5 juta unit per tahun di pasar

dalam negeri dan luar Jawa. Di sisi lain, pasar ekspor belum tergarap secara

optimal. Mayoritas produsen tie-dye di Sragen hanya mengkhususkan diri

pada produksi bahan tie-dye, yang disimpan di beberapa toko tie-dye ternama
untuk membuat pakaian tie-dye. Namun, beberapa orang memproduksi

pakaian batik dengan kualitas yang sebanding dengan daerah lain.

Desa Pungsari merupakan sentra pengrajin batik yang telah lama

menyandang predikat Desa Wisata Kabupaten Slagen. Gelar desa wisata ini

menjadi salah satu titik awal tumbuhnya cikal bakal ekonomi kreatif. Strategi

ini berpotensi menyerap sumber daya lokal yang padat karya dan ramah

lingkungan. Padahal, strategi ini sudah diprogramkan Kementerian Desa pada

tahun 2017 dengan tema “Pengembangan Desa Wisata Hijau”. Skenario

program belum menyebutkan strategi konsep pembangunan dengan slogan

“Pembangunan Desa”.

Misalnya, skenario pembangunan tidak sepenuhnya mencakup

kemungkinan desa berikut: B. Pasar, kampung, persawahan, industri kreatif

batik, sosial budaya lokal. Oleh karena itu, tulisan ini dimaksudkan untuk

membahas aspek-aspek strategis yang dapat diambil untuk mengembangkan

Desa Wisata Pungsari. Kajian ini diawali dengan pendefinisian variabel atau

parameter yang dapat mendukung rencana pembangunan desa. Dari latar

belakang permasalahan di atas, maka penulis melakukan penelitian ini dengan

judul “Eksistensi kampung batik plupuh dan dampaknya terhadap kehidupan

sosial ekonomi masyarakat plupuh Sragen".


B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas,

maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana gambaran lokasi Desa Wisata Batik Pungsari?

2. Apa Latar Belakang Desa Wisata Batik Pungsari?

3. Bagaimana Desa Wisata Batik Pungsari berkembang?

4. Bagaimana dampak perkembangan tersebut terhadap kehidupan

masyarakat Pungsari Sragen?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui gambaran lokasi Desa Wisata Batik Pungsari.

2. Untuk mengetahui latar belakang Desa Wisata Batik Pungsari.

3. Untuk mengetahui perkembangan Desa Wisata Batik Pungsari.

4. Untuk mengetahui dampak perkembangan tersebut terhadap kehidupan

masyarakat Pungsari di Sragen


3) Kajian pustaka, kerangka pikir, hipotesis (jika ada)

A. Kajian Pustaka

1. Pariwisata

a. Pengertian Pariwisata

Pariwisata didapat dari budayawan ilmiah sesuai permintaan Presiden

Soekarno kepada Sri Sultan Hamengku Buwono IX selaku ketua DTI

(Dewan Tourism Indionesia ) di tahun 1960-an. Secara terpisah kedua

orang budayawan yang diminta pertimbangannya adalah Prof. Mr.

Moh. Yamin dan Prof. Dr. Prijono. Kedua budayawan tersebut

memberi istilah pariwisata untuk menggantikan istilah tourism. Istilah

pariwisata terlahir dari bahasa sansekerta yang terdiri dari: pari,

wis(man) dan sata. Yang bila dirangkai menjadi pariwisata yang

berarti pergi secara lengkap meninggalkan rumah atau kampung

halaman berkeliling terus menerus ( Nyoman S. Pendit, 2002:1).

B. Jenis - jenis Pariwisata

Sesuai dengan potensi yang dimiliki atau warisan yang ditinggalkan

oleh para pendahulu di suatu negara, terdapat berbagai jenis dan jenis industri

perjalanan wisata yang diciptakan sebagai latihan, yang setelah beberapa

waktu memiliki ciri khasnya masing-masing. Masing-masing pakar industri

perjalanan tentu memiliki pandangan yang berbeda-beda mengenai jenis dan

jenis industri perjalanan, antara pelaku industri perjalanan yang satu dengan
yang lainnya akan berbeda dalam hal penyampaian jenis-jenis industri

perjalanan tersebut.

Menurut Nyoman S. Pendit (2002:40), selain pembagian jenis

pariwisata di atas, pariwisata dapat dibagi dalam beberapa macam pariwisata,

yaitu :

1. Wisata Budaya, wisata ini dilakukan untuk memperluas wawasan dan

informasi tentang gaya hidup, kecenderungan, adat istiadat, budaya dan

kerajinan individu di berbagai negara.

2. Wisata Olahraga, wisatawan yang melakukan perjalanan bertekad untuk

berolahraga atau mengambil bagian dalam permainan di suatu negara atau

tempat.

3. Wisata komersial, wisata yang mengunjungi acara-acara dan pertemuan-

pertemuan yang bersifat bisnis.

4. Wisata Induatri, adalah perjalanan yang dilakukan oleh individu atau

pelajar biasa ke kompleks atau wilayah modern yang ditentukan untuk

mengarahkan survei atau penelitian.

5. Wisata Pertanian, perjalanan industri perjalanan yang dilakukan untuk

usaha pertanian, pembibitan yang berfokus pada penelitian atau

mengambil bagian dalam iklim.


C. Wisatawan

1. Pengertian Wisatawan

Berkenaan dengan lalu lintas industri perjalanan, kehadiran wisatawan

dapat dikaitkan dengan kebutuhan faktual sebagai instrumen bagi para

pemimpin dalam memutuskan pengaturan sehubungan dengan kemajuan

industri perjalanan. Pelancong adalah orang atau kumpulan orang yang

mempertimbangkan dan merancang daya belinya untuk wisata olahraga

dan liburan, yang tertarik pada perjalanan luas dengan inspirasi dari jalan-

jalan yang telah dia lakukan, menambah informasi, ditarik oleh

administrasi yang diberikan oleh lokasi wisata yang dapat menarik tamu

ke lokasi tersebut. waktu yang akan datang (Oka A. Yoeti, 1993:127).

pelancong sebagian besar adalah orang-orang yang memenuhi

syarat, misalnya mereka meninggalkan rumah mereka untuk waktu yang

singkat kurang dari satu tahun dan mereka menghabiskan uang di tempat-

tempat yang mereka kunjungi tanpa menghasilkan uang di sana. ( Nyoman

S. Pendit, 1990:37).

2. Jenis dan Macam Wisatawan

Oka A. Yoeti (1993:131-133) berpendapat bahwa mengingat ide jalan-

jalan dan tingkat di mana kunjungan dilakukan, maka wisatawan dapat

diklasifikasikan sebagai berikut:


a. Wisatawan Asing (foreign tourist). Yaitu orang luar yang melakukan

kunjungan wisatawan ke berbagai negara.

b. Domestic Foreign Tourist. Yaitu seorang individu yang tinggal di

suatu bangsa dan dia berkelana di mana dia tinggal.

c. Domestic Tourist. Yaitu wisatawan lokal yang melakukan perjalanan

di dalam garis negara mereka.

d. Indigenous Foreign Tourist. Yaitu penduduk negara tertentu yang

karena kewajiban berada di luar negeri, kemudian kembali ke negara

asalnya dan melakukan perjalanan wisata di negaranya sendiri.

D. Sarana dan Prasarana Pariwisata

Sarana kepariwisataan adalah perusahaan yang menawarkan berbagai

jenis bantuan kepada wisatawan, baik secara langsung maupun tidak langsung

dan kehidupan mereka yang tak terbatas sangat bergantung pada penampilan

wisatawan. (Oka A. Yoeti, 1993:181)

Salah Wahab dalam Nyoman S. Pendit (2002:80), membagi sarana

dan prasarana pariwisata menjadi tiga bagian yaitu :

1. Receptive Tourist Plant. Yaitu segala jenis unsur bisnis

yang kegiatannya secara tegas mengundang kemunculan

wisatawan. Ini termasuk: Agen Perjalanan dan Operator

Tur.
2. Residental Tourist Plant . Yaitu Semua kantor yang dapat

mewajibkan penampilan traveler untuk memiliki pilihan

untuk tinggal tanpa henti selama beberapa waktu. Diingat

untuk pertemuan ini umumnya jenis kenyamanan bagi

wisatawan, khususnya: penginapan, losmen, kafe dan

tempat makan.

3. Recreative and Sportive Plant. Yaitu segala sesuatu kantor

yang dapat digunakan untuk keperluan olahraga dan

pakaian. Misalnya: kantor golf, kolam renang, lapangan

tenis, dan berbagai kantor.

2. Masyarakat

Manusia adalah makhluk sosial, menyiratkan bahwa individu tidak

dapat hidup sendiri. Adanya ketergantungan antara manusia yang satu

dengan yang lainnya, sehingga menimbulkan ketergantungan antar

manusia. Individu memahami bahwa manusia sebagai manusia atau

manusia hidup dalam budaya yang menganggap manusia sebagai hewan

yang dapat membimbing dirinya sendiri dalam kehidupan sehari-hari dan

menjadi komponen dinamis dalam kebersamaan. Orang sebagai orang

juga memiliki posisi dan pekerjaan tertentu dalam afiliasi mereka,

khususnya di arena publik, sebagai jenis afiliasi kehidupan tertentu.

( Soerjono Soekanto, 1983:9).


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia masyarakat adalah sejumlah

manusia dalam arti seluas-luasnya dan terikat oleh kebudayaan yang

mereka anggap sama ( Poerwadarminta, 1993:157). Masyarakat juga

merupakan unit yang berguna, utama, dan menyenangkan, selain itu

ketegangan dan bentrokan hanyalah peristiwa yang tidak disengaja.

khususnya kehidupan bersama di suatu wilayah, jadi mungkin juga

sebagai komunitas urban, kota, metropolis, dan daratan yang bahkan ada

di seluruh dunia.( Daljoeni, 1997:34).

Adanya kontras dalam kebersaman dan rumitnya kebutuhan manusia

di muka bumi membuat keberadaan manusia dapat diurutkan menjadi

beberapa dengan melihat berbagai aturan Seperti yang dikemukakan oleh

Hendropuspito O.C (1989:90), bahwa klasifikasi masyarakat dibagi

dalam :

a. Masyarakat Sederhana dan Masyarakat Maju (berkembang).

1) Masyarakat Sederhana Ditandai dengan digambarkan kekurangan

pembagian kerja yang hati-hati. Setiap orang menyelesaikan

hampir semua hal penting untuk mengatasi masalahnya. Dengan

demikian, setiap orang dapat melakukan berbagai pekerjaan. tidak

adanya pembagian kerja yang cermat. Setiap orang melakukan

semua pekerjaan yang diperlukan untuk mencukupi kebutuhannya.

Dengan kata lain setiap orang dapat mengerjakan segala jenis

pekerjaan.
2) Masyarakat Maju. Masyarakat umum ini digambarkan dengan

pembagian kerja yang pasti dan kekhususan yang hati-hati. Orang-

orang dari masyarakat umum seperti itu hanya mengetahui satu

jenis pekerjaan atau satu panggilan.

b. Masyarakat Ekonomi.

Di masyarakat umum ini, latihan keseluruhan masih mengudara

dengan pencapaian moneter sebagai puncak yang paling penting.

Derajat posisi dan posisi masyarakat di mata publik diperkirakan oleh

tingkat pencapaian moneter.

c. Masyarakat Agama

Masyarakat dicap dengan asumsi agama, kekuatan terbaik yang

memutuskan jalannya semua persoalan sehari-hari di mata publik, baik

politik, finansial, edukatif, cara berpikir dan bertindak, harus

diarahkan dengan pelajaran yang tegas.

d. Masyarakat Totaliter

Yaitu apabila dalam Di mata publik, kekuatan politik ada dalam satu

pertemuan pemerintah yang mengarahkan pertemuan dan organisasi

yang tersisa yang ada di masyarakat itu dengan cara yang

terkonsentrasi dan keras.

e. Masyarakat Demokrasi
Yaitu ditandai dengan kehadiran kekuatan utama yang dimiliki

individu dan pengakuan kebebasan yang setara dan ketenangan yang

setara dari setiap orang.

3. Perubahan Sosial Ekonomi

Orang yang dikaruniai akal dan kontemplasi oleh Tuhan dalam

hidupnya akan mengalami perubahan. Perubahan yang terjadi pada tingkat

dasar adalah siklus tanpa henti. Artinya bahwa perubahan itu akan dapat

terjadi secara lambat maupun terjadi secara cepat. Menurut Mac Iver

dalam Soerjono Soekanto (1986:264) perubahan sosial adalah sebagai

perubahan dalam hubungan persahabatan atau sebagai perubahan dalam

hubungan keseimbangan yang bersahabat. Soerjono Soekanto (1986:41)

memberi arti perubahan sosial adalah segala penyesuaian landasan sosial

yang mempengaruhi kerangka sosial termasuk nilai, mentalitas, dan

perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat umum.

Dari sebagian anggapan tentang perubahan sosial di atas, dapat dilihat

dengan jelas bahwa perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi dalam

kehidupan individu yang mengingat perubahan bagi organisasi lokal.

Perubahan ini akan diikuti oleh perubahan sosial lainnya karena adanya

unsur-unsur individu wilayah lokal dan diselesaikan oleh sebagian besar

individu wilayah lokal.


Dalam tatanan keuangan, perubahan memiliki pengertian sebagai

suatu proses menggerakkan atau menciptakan masyarakat dalam

perspektif yang bersahabat dan moneter dari suatu kondisi tertentu ke

kondisi lain, sebagai kemajuan dan kemunduran yang disebabkan oleh

peristiwa-peristiwa tertentu.
B. Kerangka Berfikir

Sesuai dengan judul penelitian ini, yaitu maka dapat digambarkan kerangka

pemikiran sebagai berikut:

BATIK

KAMPUNG LAWEYAN

PEMASUKAN PELESTARIAN
KEUANGAN BUDAYA

KAMPUNG WISATA
BATIK LAWEYAN

MASYARAKAT

KEHIDUPAN KEHIDUPAN
SOSIAL EKONOMI
Keterangan:

Batik merupakan salah satu barang sosial yang ada di kota Sragen.

Masyarakat pungsari sebagian besar adalah calo dan ahli batik sehingga sebagian

orang pungsari benar-benar menjaga benda-benda sosial tersebut dan juga merupakan

panggilan utama masyarakat pungsari. Di Sragen, Pungsari atau Plupuh dikenal

sebagai daerah para ahli batik. Untuk memiliki opsi untuk menaikkan gaji dan juga

melindungi barang-barang sosial, pemerintah daerah Sragen menjadikan wilayah

Pungsari sebagai tempat wisata batik dengan ide sebuah rumah sebagai pameran

dengan nama Desa Wisata Batik pungsari


4) Langkah-langkah penelitian (metode penelitian), dilanjutkan instrument

pengumpulan data.

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian sangat menentukan diperolehnya informasi. Tempat

penelitian yang akan peneliti gunakan adalah Desa Pungsari, Kecamatan

Plupuh, Sragen.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian adalah istilah yang digunakan analis untuk tujuan

penelitian. Dalam melakukan penelitian ini waktu yang digunakan penulis

adalah sejak pengajuan judul pada bulan Maret 2022 sampai selesai.

B. Bentuk dan Strategi Penelitian

1. Bentuk Penelitian

Penelitian dengan judul Eksistensi dan Dampak Sosial Ekonomi

kampung batik Plupuh Sragen merupakan eksplorasi yang akan

mengungkap perubahan finansial masyarakat. Oleh karena itu, jenis

eksplorasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksplorasi subjektif

dengan strategi ekspresif.


Eksplorasi subjektif adalah interaksi pemeriksaan yang menghasilkan

informasi yang mencerahkan sebagai kata-kata yang disusun atau

diungkapkan secara verbal dari individu dan perilaku yang diperhatikan

(Lexy J. Maleong, 2002:3). Dalam metode penelitian deskriptif, informasi

yang dihasilkan sebagai kata-kata atau komposisi tersusun dari item yang

diperhatikan dan orang yang diwawancarai adalah sumber informasi

utama.

Sedangkan Kirl dan Miller yang dikutip oleh Maleong (2002:3),

mendiskripsikan penelitian kualitatif adalah praktik khusus dalam

sosiologi yang umumnya bergantung pada memperhatikan orang-orang di

wilayah mereka sendiri dan berhubungan dengan orang-orang ini dalam

bahasa dan kata-kata mereka. Ini disebut penelitan kualitatif deskriptif,

karena informasi yang dipecah tidak mengakui atau menolak teori jika

ada.

Sesuai dengan pendapat di atas, maka bentuk penelitian ini adalah

penelitian kualitatif dan bersifat deskriptif. Penelitian kualitatif deskriptif

adalah penelitian yang mengambil isu-isu yang ada pada masa kini dengan

menggambarkan artikel yang menjadi pokok permasalahan dengan

mengumpulkan, menyusun, mengkaji dan menguraikannya sebagai sebuah

laporan.
2. Strategi Penelitian

Dalam memilih metodologi pemeriksaan, masuk akal bagaimana

tujuan eksplorasi akan dicapai dan lebih jauh lagi bagaimana masalah

yang dialami dalam eksplorasi akan dipertimbangkan dan ditangani untuk

dirasakan.

Strategi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

penelitian kualitatif dengan pendekatan investigasi kontekstual terpasang

soliter. Pendekatan kasus yang tepat adalah metode untuk mendapatkan

informasi sebagai orang yang terikat bersama dari item yang diteliti

(Goede, 1952:331).

Menurut H.B. Sutopo (2002:15), Analisis kontekstual tunggal adalah

penyelidikan kontekstual yang hanya dilakukan pada satu tujuan (satu

bidang atau satu artikel). Sudut pandang tunggal dapat berupa setidaknya

satu individu, setidaknya satu pertemuan, setidaknya satu asosiasi, satu

kota, satu sub-lokal, area, wilayah, negara bagian, negara atau lebih,

bergantung pada kesamaan dalam atribut mereka atau konsistensi dalam

banyak hal. sehingga fokus studi dalam penelitian ini adalah studi tentang

perubahan sosial ekonomi masyarakat.


C. Sumber Data

Menurut H. B. Sutopo (2002) bahwa Dalam penelitian kualitatif,Sumber

informasi dapat berupa orang, pertanyaan dan perilaku. (Lexi J. Moleong,

2001). Dalam penelitian ini sumber data diperoleh melalui :

1. Informan

Lexi J. Moleong (2001: 45) mengatakan bahwa sumber yang

dimaksud adalah orang-orang yang digunakan untuk memberikan data

tentang keadaan. Dalam tinjauan ini, individu yang dianggap sadar dan

dapat diandalkan sebagai sumber informasi dan mengetahui masalah yang

akan direnungkan adalah: tokoh formal masyarakat Pungsari dan anggota

masyarakat Plupuh perajin batik.

2. Tempat dan Peristiwa

Sumber data lain adalah tempat dan peristiwa, Informasi mengenai

kondisi dari lokasi peristiwa atau aktivitas dilakukan bisa digali lewat

sumber lokasinya baik yang merupakan tempat maupun lingkungannya.

Dalam penelitian ini informasinya mengenai kondisi dan kelengkapan

lokasi atau tempat yang merupakan kehidupan bagi masyarakat Pungsari

sehari-hari. Sedangkan penelitian ini, peneliti mengetahui perubahan

sosial ekonomi masyarakat Pungsari.


3. Dokumen dan Arsip

H. B. Sutopo (2002: 54) mengemukakan bahwa Laporan dan

dokumen adalah sumber informasi yang sangat penting dalam

eksplorasi subjektif. Terutama dengan asumsi bahwa tujuannya

ditujukan pada fondasi dengan status saat ini dari peristiwa yang

sedang direnungkan.

Dalam tinjauan ini, laporan dan dokumen yang berkaitan dengan

data informasi segmen di wilayah pemeriksaan, termasuk informasi

keuangan dan informasi aktual terperinci, khususnya wilayah, ukuran

dan ketebalan penduduk, jumlah kepala keluarga, jumlah penduduk

yang ditunjukkan oleh usia dan orientasi, serta per pekerjaan, sesuai

tingkat instruksi dan sesuai agama.

D. Teknik Sampling

Hadari Nawawi (1993: 152) menjelaskan Teknik sampling adalah

metode untuk menentukan jumlah tes sesuai dengan ukuran contoh yang akan

digunakan sebagai sumber informasi asli, dengan mempertimbangkan atribut

dan penyebaran populasi untuk memperoleh tes delegasi atau benar-benar

ditujukan kepada populasi. Dalam pemeriksaan purposive, spesialis umumnya

akan memilih saksi-saksi yang dianggap mengetahui data dan masalah dari
atas ke bawah dan dapat diandalkan sebagai sumber informasi yang kuat.(H.

B. Sutopo, 2002: 56).

Bertolak dari penjelasan di atas, dalam hal ini dikonsentrasikan pada

jenis pengujian yang digunakan adalah pemeriksaan purposive, dimana

spesialis akan lebih sering memilih saksi-saksi yang dianggap mengetahui dan

dapat diandalkan sebagai sumber informasi.

E. Teknik Pengumpulan Data

Strategi pengumpulan data adalah teknik-teknik yang dilakukan untuk

mendapatkan informasi penting dengan tujuan agar informasi yang didapat

bagus dan dapat direpresentasikan. Strategi bermacam-macam informasi yang

digunakan oleh analis adalah sebagai berikut:

1. Wawancara

Wawancara adalah suatu prosedur pengumpulan informasi melalui

respon yang tidak merata yang dilakukan secara metodis berdasarkan

tujuan eksplorasi. Lexi J. Moleong (2001: 35) ciri pertemuan adalah

diskusi dengan alasan tertentu. Diskusi diakhiri dengan dua pertemuan,

khususnya penanya yang mengajukan pertanyaan dan orang yang

diwawancarai yang menawarkan tanggapan atas pertanyaan tersebut.

Untuk situasi ini pencipta menggunakan strategi dengan pertemuan

langsung.
2. Observasi

Obsevasi dapat diartikan sebagai persepsi yang efisien dan pencatatan

efek samping yang muncul pada objek eksplorasi. Persepsi ini harus

dimungkinkan secara langsung atau dengan implikasi. Persepsi langsung

selesai pada artikel di mana gerakan itu terjadi, jadi penonton dengan item

yang dipelajari (Hadari Nawawi, 1993). Observasi dapat mempermudah

para ilmuwan untuk mendapatkan informasi dari atas ke bawah, karena

para ahli telah melihat dengan mata kepala sendiri bagaimana kondisi

barang tersebut.

3. Analisis Dokumen

Dalam kajian ini, selain berusaha mengumpulkan informasi yang

didapat melalui pertemuan dan pertemuan, ilmuwan juga melibatkan

pemeriksaan arsip sebagai bahan yang tersusun untuk melengkapi

informasi yang dianggap kurang. Metode yang dilakukan adalah dengan

mencari hipotesis atau membaca catatan dan hasil eksplorasi masa lalu

yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti.

F. Validitas Data

Validitas data adalahkebenaran dalam bidang penelitian, dimana

realitas informasi dalam pemeriksaan sangat mendasar sehingga hasil

pemeriksaan dapat benar-benar dianjurkan.


Dalam review ini, pencipta memanfaatkan teknik triangulasi informasi

dan audit sumber dalam menguji keabsahan informasi. Untuk kehalusan

tambahan dapat digambarkan sebagai berikut:

1. Trianggulasi Data

Dengan memanfaatkan sumber informasi yang berbeda untuk

mendapatkan informasi yang serupa agar semakin yakin akan realitas

informasi tersebut. Sehingga informasi dan data yang diperoleh dapat

dicoba dan dicocokkan dari informasi data lainnya. Oleh karena itu analis

menggunakan beberapa sumber informasi atau berbicara dengan beberapa

kelompok untuk mendapatkan informasi yang benar.

2. Review Informan

Penelitian ini memeriksa informasi dengan melakukan percakapan

dengan sumber informasi di lapangan untuk mempertimbangkan kembali

data yang telah diberikan baru-baru ini. Untuk itu spesialis akan

mengkoordinir informasi yang didapat dengan narasumber di lapangan.

G. Teknik Analisis Data

Menurut Lexi J. Moleong (2001: 103), pengertian analis data Metode

yang terlibat dengan memilah dan mengatur informasi menjadi contoh


klasifikasi dan unit penggambaran penting sehingga subjek dan detail

spekulasi kerja dapat dilihat seperti yang diusulkan oleh informasi.

Teknik Analisis digunakan penulis adalah analisis kualitatif. Analisis

kualitatif adalah pemeriksaan informasi dalam pandangan hubungan antara

satu realitas dan satu lagi dalam hubungan kausal untuk memahami suatu

peristiwa. Analisis kualitatif adalah prosedur penyelidikan intuitif yang

merupakan siklus berulang yang bergerak di antara tiga bagian mendasar,

khususnya penurunan atau penentuan informasi, tampilan informasi, dan

penarikan akhir.

Adapun skema model analisis interaktif menurut H. B. Sutopo (2002 :

187) yaitu sebagai berikut

Pengumpulan Data

Seleksi Data Penyajian Data

Penyimpulan Data
H. Prosedur Penelitian

Strategi pemeriksaan adalah langkah pasti dalam penelitian dari awal

sampai akhir. Sarana dari sistem pemeriksaan ini adalah sebagai berikut:

1. Penulisan proposal pengurusan perijinan

Setelah judul pemeriksaan belum sepenuhnya selesai, dilanjutkan

dengan penyusunan usulan yang berisi diagram eksplorasi. Tahap

selanjutnya adalah melakukan langkah eksekusi, khususnya dengan

mengurus perijinan penelitian.

2. Pengumpulan data dan analisis awal

Pemilahan informasi dilakukan di daerah penelitian, mengingat untuk

kasus ini mengarahkan pertemuan dengan saksi dan memperhatikan

sumber-sumber tersusun yang berhubungan dengan subjek dalam

pemeriksaan sebagai informasi.

3. Analisis akhir dan penarikan kesimpulan

Informasi yang telah tersusun rapi itu penting untuk pemeriksaan yang

mendasarinya, kemudian pada saat itu, langkah selanjutnya adalah

penyelidikan terakhir dengan memilah dan menyusun contoh informasi

dalam penggambaran mendasar sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan.

4. Penulisan laporan dan perbanyakan laporan


Dari informasi yang telah dikumpulkan berdasarkan aturan eksplorasi

subjektif, akan layak untuk mengambil laporan pemeriksaan sebagai

pekerjaan logis, yang baru-baru ini melalui siklus pengujian terlebih

dahulu.

Dari gambaran di atas, cenderung digambarkan rencana metode pemeriksaan sebagai

berikut:

Penarikan
Penulisan Kesimpulan
Proposal
Pengumpulan
Analis Penulisan
Data dan Analisis
Akhir Laporan
Awal
Persiapan

Pelaksanaan Perbanyak
Laporan
5) Daftar Pustaka

Hadari Nawawi. 1993. Metodologi Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta : Gajah


Mada University Press
Heribertus Sutopo. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta: UNS Press
--------------------. 1990. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta: PT.
Gramedia
Koentjoroningrat. 1983. Metode-metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: Gramedia
Koentjoroningrat. 1984. Kebudayaan Jawa . Jakarta: Balai Pustaka.
R.G. Soekadijo, Anatomi Pariwisata, memahami Pariwisata Sebagai Sistem

Linkage Gramedia Pustaka Utama, Jakarta 1996

Pendit, Nyoman S. (1994). Ilmu Pariwisata: Sebuah Pengantar Perdana. Jakarta:

Pradnya Paramita.

Pendit Nyoman S. 2002. Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar. Jakarta:

Pradnya Paramita.

A.YOETI, OKA. 1993. PENGANTAR ILMU PARIWISATA. Bandung: Angkasa

Nyoman S. Pendit, 1990.Ilmu pariwisata : sebuah pengantar perdana / oleh Nyoman


S. Pendit

Soekanto, Soerjono, 1983, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum, Jakarta:


PT. Raja Grafindo Persada

Poerwadarminta. 1993. Kamus Umum Indonesia.Jakarta: Balai Pustaka

Daldjoeni, Nathaniel. 1997. Seluk Beluk Masyarakat Kota. Bandung: PT. Alumni.

Hendropuspito O.C (1989). Sosiologi sistematik / D. Hendropuspito OC

Soekanto, Soerjono, 1986, Pengantar Penelitian Hukum, Universitas Indonesia

Moleong Lexy, 2002, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung : CV. Remaja, hal 11

H.B. Sutopo. 2002. Pengantar Penelitian Kualitatif. Surakarta

: Universitas Sebelas Maret Press.

Moleong Lexy J., 2001Metodologi Penelitian Kualitatif, PT Remaja Rosda Karya:Bandung


Nawawi, Hadari. 1993. Metode Penelitian Sosial. Yogyakarta : Gajah Mada University Press

Anda mungkin juga menyukai