Anda di halaman 1dari 47

PROPOSAL PENELITIAN

ANALISIS DAMPAK PENGEMBANGAN PARIWISATA PUNCAK 2000

TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT

DESA KACINAMBUN KECAMATAN TIGAPANAH

KABUPATEN KARO

Diajukan Untuk Diseminarkan

Di Jurusan Pendidikan Geografi FIS UNIMED

Oleh :

DIKO PRANATA SEMBIRING

NIM. 3183331002

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


2022
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa

karena atas berkat dan karunia-Nya penulis dapat menyusun proposal

penelitian yang berjudulkan “Analisis Dampak Pengembangan Pariwisata

Puncak 2000 Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Desa

Kacinambun Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo”. Proposal penelitian ini

bertujuan untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk mendapatkan gelar

sarjana pendidikan bagi mahasiswa Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas

Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan. Proposal penelitian ini tentunya tidak

terlepas dari bantuan dari berbagai pihak yang telah memberikan kontribusi

baik pikiran maupun materi dan memberikan dukungan dan motivasi dalam

mengerjakan proposal penelitian ini.

Penulis juga berharap ini dapat menjadi acuan atau pedoman

dalam mempelajari segala sesuatu yang ada dilapangan serta dapat menambah

pengetahuan dari seluruh pembaca sekalian

Medan, Februari 2022

Penulis

Diko Pranata Sembiring

NIM. 3183331002

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................

DAFTAR ISI..............................................................................................................

DAFTAR GAMBAR.................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ...............................................................................

B. Identifikasi Masalah.......................................................................................

C. Pembatasan Masalah......................................................................................

D. Rumusan Masalah..........................................................................................

E. Tujuan Penelitian...........................................................................................

F. Manfaat Penelitian.........................................................................................

BAB II KAJIAN TEORI

A. Kajian Teori...................................................................................................

B. Penelitian Relevan.........................................................................................

C. Kerangka Berpikir..........................................................................................

ii
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian............................................................................................

B. Populasi dan Sampel......................................................................................

C. Variabel dan Defenisi Operasional................................................................

D. Teknik Pengumpulan Data.............................................................................

E. Teknik Analisis Data......................................................................................

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir .................................................................................

Gambar 3.1 Lokasi Penelitian....................................................................................

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pengertian tentang pariwisata mengalami perkembangan dari waktu ke

waktu. Namun, pada hakekatnya, pengertian pariwisata adalah suatu bentuk

wisata yang bertanggungjawab terhadap kelestarian area yang masih alami

(natural area), memberi manfaat secara ekonomi dan mempertahankan

keutuhan budaya bagi masyarakat setempat. Atas dasar pengertian ini, bentuk

pariwisata pada dasarnya merupakan bentuk gerakan konservasi yang

dilakukan oleh penduduk .

Saat ini dunia pariwisata sangat berkembang pesat. Pengembangan

sektor pariwisata dilakukan dengan menelaah kepada kawasan objek wisata

yang sesungguhnya memiliki potensi fisik meliputi bentang alam, flora, fauna,

geologi, yang dapat menawarkan daya tarik dan corak kebudayaan yang unik

sehingga mampu meningkatkan jumlah wisatawan yang berkunjung ke objek

wisata.

Pariwisata saat ini sedang dikembangkan dengan giat di Indonesia.

Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk memaksimalkan

pariwisata adalah dengan memperbagus infrastruktur , baik itu yang

berhubungan dengan lokasi pariwisata itu sendiri maupun sarana prasarana

1
untuk mencapai lokasi tersebut, seperti pembangunan bandara udara, stasiun

kereta dan sarana akomodasi lainnya.

Peran tersebut, antara lain dilihat dari kontribusi kepariwisataan dalam

penerimaan devisa negara yang dihasilkan oleh kunjungan wisatawan

mancanegara, nilai tambah PDRB, dan penyerapan tenaga kerja. Hal tersebut

sejalan dengan tujuan pengembangan pariwisata sesuai dengan Undang-

Undang Republik Indonesia No.10 tahun 2009 yaitu meningkatnya

pertumbuhan ekonomi, dan kesejahteraan masyarakat.

Sektor pariwisata merupakan kontribusi dan pendorong

pengembangan ekonomi daerah dan penciptaan lapangan kerja . Dewasa ini

bagi sebagian masyarakat berwisata bukan lagi suatu kemewahan, akan tetapi

sudah menjadi kebutuhan. Kegiatan pariwisata merupakan salah satu sektor

yang berperan dalam proses pembangunan wilayah yaitu memberikan

kontribusi dalam meningkatkan pendapatan suatu daerah maupun masyarakat.

Dalam peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 tahun 2010 tentang

Rencana Jangka panjang Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014

menyatakan bahwa pariwisata mempunyai peranan penting dalam mendorong

kegiatan ekonomi, meningkatkan citra Indonesia, meningkatkan kesejahteraan

masyarakat, dan memberikan perluasan kesempatan kerja.

Pariwisata merupakan sektor unggulan yang diharapkan mampu

menggerakkan roda perekonomian Indonesia. Dijadikannya pariwisata

2
sebagai sektor unggulan, tidak lain karena dampak yang mampu ditimbulkan

dari aktivitas pariwisata yang begitu besar terhadap ekonomi, sosial, maupun

lingkungan.

Kabupaten Karo merupakan salah satu Kabupaten yang terletak di

provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Ibu kota Kabupaten Karo yaitu

Kabanjahe. Secara astronomis Kabupaten Karo terletak di antara 02°50’-3°19’

Lintang Utara dan 97°55’-98°38’ Bujur Timur. Penduduk yang tinggal di

Kabupaten Karo berjumlah 350.960 jiwa pada sensus 2010 dengan luas

wilayah seluas 2.127,25 km2. Kabupaten Karo terletak sekitar 77 km dari kota

Medan. Secara langsung berbatasan dengan beberapa wilayah diantaranya:

Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Dairi dan Toba

Samosir,Sebelah Utara dengan Kabupaten Langkat dan Kabupaten Deli

Serdang, Sebelah Barat berbatasan langsung dengan Provinsi NAD dan

sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang dan Kabupaten

Simalungun.

Kabupaten Karo memiliki potensi sumber daya alam yang sangat

melimpah, dengan berbagai keanekaragaman hayati dan hewani serta berbagai

potensi obyek wisata baik wisata budaya maupun wisata alam. Potensi sumber

daya alam yang menonjol di wilayah ini diantaranya berada pada sektor

pertanian, sektor industri dan sektor pariwisata. Wilayah Kabupaten Karo

memiliki 22 obyek wisata alam, 4 obyek agrowisata, 4 obyek wisata kuliner

dan souvenir, 3 obyek wisata budaya, 4 obyek wisata minat khusus dan 2

3
obyek peninggalan sejarah (Dinas Pariwisata dan Kabupaten Karo, 2015).

Salah satu obyek yang mengalami peningkatan dalam pengembangan

pariwisata di Kabupaten Karo adalah Puncak 2000. Puncak 2000 berada di

Desa Kacinambun Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo. Desa Kacinambun

merupakan desa dibawah naungan Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo

yang memiliki luas mencapai 1.000 Ha. Desa Kacinambun berada pada

ketinggian ± 1.160 meter dari permukaan laut (mdpl) dengan suhu rata – rata

22ºC, suhu minimum 17ºC dan suhu maksimal 30ºC.

Berdasarkan letaknya Desa Kacinambun memiliki batas – batas

wilayah yaitu sebelah timur berbatasan dengan Desa Lau Riman Kecamatan

Tigapanah, sebelah barat berbatasan dengan Desa Kabantua Kecamatan

Munte, sebelah utara berbatasan dengan Desa Kubu Simbelang Kecamatan

Tigapanah, dan sebelah selatan berbatasan dengan hutan negara atau Siosar.

Wisata Puncak 2000 sebenarnya obyek wisata yang sudah lama ada

namun tidak terlalu berkembang karena minimnya pembangunan dan

pendatang kesana. Namun seiring waktu berjalan, terjadi perubahan yang

signifikan baik dari pembangunan dan perkembangan wisata di Puncak 2000

yang dipicu oleh pembangunan kawasan relokasi Siosar. Pembangunan

kawasan relokasi yang ditujukan untuk pengungsi dari bencana erupsi gunung

Sinabung berada di Siosar yang berbatasan dengan Puncak 2000 Kacinambun

Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo. Pembangunan kawasan relokasi

4
Siosar menyebabkan banyaknya kegiatan disekitar Puncak 2000 dan juga

meningkatnya jumlah orang yang berkunjung untuk melihat bagaimana

kondisi fisik dari kawasan relokasi Siosar yang secara otomatis juga

menambah jumlah orang yang berkunjung ke Puncak 2000. Hal ini

disebabkan karena akses ke kawasan relokasi Siosar hanya bisa dari desa

Kacinambun. Sembari dilakukannya pembangunan di kawasan relokasi

Siosar, obyek wisata Puncak 2000 juga melakukan pembenahan baik dari

pembangunan dan lainnya sehingga lebih menambah daya tarik untuk

berkunjung. Pengembangan pariwisata puncak 2000 dilihat dari pembangunan

beberapa tempat di puncak 2000 seperti agrowisata, zia coffee, madu efi dan

lain sebagainya yang sempat viral karena view dari tempat tersebut yang luar

biasa bagusnya.

Pengembangan pariwisata Puncak 2000 sampai saat ini menyebabkan

banyak sekali perubahan terhadap masyarakat desa Kacinambun. Hal ini

terlihat dari pengamatan peneliti sewaktu berkunjung ke Puncak 2000

sebelum adanya pembangunan beberapa tempat obyek wisata di Puncak 2000

dan setelah adanya pembangunan tersebut. Peneliti melihat bahwasanya ada

perubahan yang terjadi terhadap masyarakat desa Kacinambun. Salah satu

yang sangat jelas terlihat adalah peralihan profesi masyarakat desa

Kacinambun yang sebelumnya berprofesi sebagai petani dan bertani di

sepanjang jalan menuju Puncak 2000 beralih menjadi wirausaha. Dengan

demikian pengembangan pariwisata Puncak 2000 memberikan dampak secara

5
langsung kehidupan sosial ekonomi masyarakat setempat, dimana masyarakat

sebagai pengelola mampu memanfaatkan obyek wisata dengan membuka

berbagai usaha di sepanjang jalan menuju Puncak 2000 meliputi: camping

ground, cafe pohon, berbagai spot foto, jasa fotografi dan beberapa rumah

makan sehingga dapat menjadi salah satu penghasilan bagi masyarakat.

Wisata ini juga berdampak terhadap kehidupan sosial masyarakat setempat

yaitu adanya jalinan yang baik terhadap interaksi antara penduduk setempat

dengan para pengunjung.

Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan diatas maka perlu

dilakukan penelitian terhadap dinamika aktivitas penduduk khususnya tentang

“Analisis Dampak Pengembangan Pariwisata Puncak 2000 Terhadap

Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Kacinambun Kecamatan

Tigapanah Kabupaten Karo”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka identifikasi masalah dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Kondisi sosial ekonomi masyarakat desa Kacinambun sebelum dan

sesudah adanya pengembangan pariwisata Puncak 2000.

2. Kawasan relokasi siosar merupakan pemicu dari pengembangan

pariwisata Puncak 2000

6
3. Akses untuk menuju kawasan relokasi Siosar hanya dari desa Kacinambun

melewati Puncak 2000

4. Banyaknya pembangunan yang dilakukan di obyek wisata Puncak 2000

5. Puncak 2000 merupakan kawasan pariwisata di Desa Kacinambun

Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo.

6. Pengembangan pariwisata Puncak 2000 berdampak terhadap kondisi

sosial ekonomi masyarakat desa Kacinambun.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah maka permasalahan maka permasalahan

dalam penelitian ini hanya dibatasi tentang :

1. Kondisi sosial ekonomi masyarakat desa Kacinambun sebelum dan

sesudah adanya pengembangan pariwisata Puncak 2000.

2. Analisis dampak pengembangan pariwisata terhadap kondisi sosial

ekonomi masyarakat desa Kacinambun.

7
D. Rumusan Masalah

Dari batasan masalah diatas, maka ditarik rumusan masalah didalam

penelitian ini yaitu :

1. Bagaimana kondisi sosial ekonomi masyarakat desa Kacinambun sebelum

dan sesudah adanya pengembangan pariwisata Puncak 2000

2. Bagaimana dampak pengembangan pariwisata Puncak 2000 terhadap

kondisi sosial ekonomi masyarakat desa Kacinambun

E. Tujuan Penelitian

Dari hasil rumusan masalah diatas, maka peneliti mengambil tujuan dalam

penelitian ini yaitu :

1. Untuk mengetahui bagaimana kondisi sosial ekonomi masyarakat desa

Kacinambun

2. Untuk menganalisis dampak pengembangan pariwisata Puncak 2000

terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat desa Kacinambun.

F. Manfaat Penelitian

Berdasarkan hasil tujuan penelitian yang telah ditentukan, maka peneliti

mengambil manfaat dalam penelitian ini yaitu :

8
1. Manfaat Teoritis

Dalam penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan, wawasan

dan dapat digunakan sebagai acuan untuk pembaca dan peneliti untuk

melakukan penelitian selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

1) Untuk Pemerintah Kabupaten Karo hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan

sebagai acuan untuk melihat bagaimana dampak dari sebuah program yang

pemerintah laksanakan.

2) Untuk masyarakat desa Kacinambun hasil penelitian ini dapat

dimanfaatkan sebagai bahan bandingan tentang bagaimana kondisi

masyarakat dalam hal sosial dan ekonomi dari waktu ke waktu serta lebih

berpikiran terbuka dalam melihat setiap peluang dan potensi yang ada di desa

Kacinambun.

3) Untuk Universitas Negeri Medan penelitian ini diharapkan dapat

dimanfaatkaan sebagai bahan referensi bagi para pembaca guna menambah

wawasan.

9
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Analisis

Menurut kamus besar bahasa Indonesia analisis adalah penguraian

suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri

serta hubungan antara bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat

dan pemahaman arti keseluruhan. Pengertian terkait analisis juga banyak

dikemukakan oleh para ahli, salah satunya adalah menurut Komaruddin

(2001) pengertian analisis adalah kegiatan berpikir untuk menguraikan

suatu keseluruhan menjadi komponen sehingga dapat mengenal tanda-

tanda komponen, hubungannya satu sama lain dan fungsi masing-masing

dalam satu keseluruhan yang terpadu. Analisis adalah usaha memilah

suatu integritas menjadi unsur-unsur atau bagian-bagian sehingga jelas

hierarkinya dana tau susunannya (Nana Sudjana 2016).

Berdasarkan pendapat diatas maka peneliti menyimpulkan bahwa

analisis adalah suatu kegiatan berpikir untuk memilah suatu keseluruhan

dan menguraikannya menjadi bagian bagian sehingga jelas bagaimana

hubungannya.

10
2. Dampak

Dampak adalah mendokumentasikan perubahan yang terjadi serta

semua faktor yang berkontribusi dalam mencapai perubahan itu. Menurut

KBBI Dampak merupakan pengaruh kuat yang mendatangkan akibat (baik

negatif maupun positif).

Pengertian dampak menurut Otto Soemarwoto adalah sebuah

perubahan yang disebabkan karena sebuah aktivitas. Aktivitas ini bisa

dilakukan dengan banyak hal mulai dari aktivitas kimia, fisik, biologi

maupun aktivitas manusia.

Dampak secara sederhana bisa diartikan sebagai pengaruh atau akibat.

Dalam setiap keputusan yang diambil oleh seorang atasan biasanya

mempunyai dampak tersendiri, baik itu dampak positif maupun dampak

negatif.

1) Dampak Positif

Dampak positif adalah sebuah perubahan yang terjadi pada posisi yang

positif atau baik dari sebuah tindakan. Dampak ini bisa disebut sebagai

dampak yang menguntungkan bagi pihak-pihak yang masuk dalam sebuah

lingkaran perubahan.

11
2) Dampak Negatif

Dampak negatif adalah sebuah pengaruh yang dihasilkan dari sebuah

tindakan. Pengaruh ini mengarah pada kondisi negatif atau bisa disebut

dengan pengaruh yang merugikan atau memperburuk keadaan.

Dampak juga dilihat dari kemunculannya. Sebuah dampak dari suatu

tindakan yang menyebabkan perubahan bisa juga berupa dampak yang

disadari dan dampak yang tidak disadari.

1) Dampak yang disadari

Dampak yang disadari bisa juga disebut sebagai dampak yang

diharapkan. Dampak yang diharapkan ini merupakan dampak yang

sebelum kemunculannya sudah bisa diprediksikan.

2) Dampak yang tidak disadari

Dampak yang tidak disadari adalah dampak yang benar-benar tidak

diketahui dan tidak diperhitungkan akan muncul ketika dilakukan sebuah

aksi.

3. Pengembangan Pariwisata

Menurut Undang-undang No 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan,

Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung fasilitas

serta layanan yang disediakan masyarakat setempat, sesama wisatawan,

12
pemerintah, pemerintah daerah dan juga pengusaha.

Marpaung (2000) mengemukakan pariwisata adalah sebuah perjalanan

yang dilakukan dalam waktu yang sementara (singkat), yang dilakukan

dari suatu tempat ke tempat lain dan meningkatkan tempat semula, dengan

adanya suatu perencanaan dan bukan bermaksud untuk mencari nafkah di

tempat yang dikunjungi, tetapi hanya untuk menikmati kegiatan tamasya

dan rekreasi ataupun untuk memenuhi keinginan yang beragam.

Menurut Barreto dan Giantari (2015) Pengembangan pariwisata adalah

suatu usaha untuk mengembangkan atau memajukan objek wisata agar,

objek wisata tersebut lebih baik dan lebih menarik ditinjau dari segi

tempat maupun benda-benda yang ada didalamnya untuk dapat menarik

minat wisatawan untuk mengunjunginya.

Alasan utama dalam pengembangan pariwisata pada suatu daerah

tujuan wisata, baik secara lokal maupun regional atau ruang lingkup

nasional pada suatu negara sangat erat kaitannya dengan pembangunan

perekonomian daerah atau negara tersebut. Pengembangan kepariwisataan

pada suatu daerah tujuan wisata akan selalu diperhitungkan dengan

keuntungan dan manfaat bagi masyarakat banyak.

Sehingga dapat disingkat bahwa Pengembangan pariwisata merupakan

suatu rangkaian upaya yang dilakukan dengan tujuan mewujudkan

keterpaduan dalam penggunaan berbagai sumber daya pariwisata dalam

13
mengintregasikan segala bentuk aspek diluar pariwisata yang berkaitan

secara langsung maupun tidak langsung guna kelangsungan

pengembangan pariwisata yaitu memajukan, memperbaiki, dan

meningkatkan kondisi kepariwisataan suatu obyek dan daya tarik wisata

sehingga mampu menjadi mapan dan ramai untuk dikunjungi oleh

wisatawan serta mampu memberikan suatu manfaat baik bagi masyarakat

di sekitar obyek dan daya tarik dan lebih lanjut akan menjadi sumber

pemasukan bagi pemerintah.

4. Pengertian Kondisi Sosial Ekonomi

Menurut Basrowi dan Juariyah (2010) berpendapat tinjauan kondisi

sosial ekonomi meliputi aspek sosial, aspek sosial budaya, dan aspek desa

yang berkaitan dengan kelembagaan dan aspek peluang kerja. Aspek

ekonomi desa dan peluang kerja berkait erat dengan masalah

kesejahteraan masyarakat desa. Kecukupan pangan dan keperluan

ekonomi bagi masyarakat baru terjangkau bila pendapatan rumah tangga

cukup untuk menutupi keperluan rumah tangga, dan pengembangan

usaha-usahanya.

Dari pendapat diatas bisa disimpulkan sosial ekonomi meliputi

beberapa aspek yaitu aspek sosial, aspek sosial budaya, dan aspek desa

yang ada kaitannya dengan kelembagaannya dan aspek peluang kerja yang

menjamin peluang kerja bagi masyarakat desa untuk mencukup keperluan

14
atau kebutuhan ekonominya.

5. Dampak Sosial Ekonomi Pariwisata

1) Dampak Pariwisata

Obyek wisata pasti memberikan dampak terhadap kondisi di sekitar

lokasi pariwisata, dampak yang ditimbulkan-pun bukan hanya

menguntungkan tetapi dapat merugikan lingkungan atau pihak terkait.

Muljadi (2010) membagi dampak pariwisata menjadi:

a. Dampak Positif, berakibat baik bagi masyarakat maupun

lingkungan, diantaranya:

a) Menghasilkan devisa untuk negara

b) Memberikan pekerjaan dan pendapatan kepada masyarakat

yang terlibat

c) Perangsang dalam pengembangan aktifitas-aktifitas ekonomi

misalnya pertanian, pengrajin dan lain-lain

d) Membantu membiayao pembangunan sarana dan prasarana

dengan manfaat serbaguna

e) Memperkenalkan situs budaya di daerah terkait

f) Menjadi sebuah dorongan dalam melinfungi dan

menghidupkan kembali kebudayaan tradisional. Misalnya

tarian tradisional, musik tradisional, upacara adat dan pakaian

adat

15
g) Sebagai dorongan untuk memperbaiki dan mempertahankan

lingkungan hidup yang bersih

h) Menjadi rangsangan dalam melindungi serta memelihara ciri

khas lingkungan yang khusus. Misalnya pantai, taman, dan

lain-lain

i) Menjadi wadah tukar menukar kebudayaan

j) Berkembangnya pendidikan kejuruan dan pertukaran pelajar

k) Kemampuan teknis dan oengelolaan penduduk setempat

menjadi berkembang, yang dilakukan dengan cara

mempekerjakan penduduk setempat dalam obyek wisata

b. Dampak Negatif, pengaruh yang timbul dan berakibat buruk bagi

masyarakat ataupun lingkungan, Diantaranya:

a) Investasi yang relatif tinggi untuk setiap karyawan dibeberapa

daerah

b) Terjadinya kebocoran devisa, hal ini dapat terjadi jika bahan

yang dipakai dalam pengembangan dan operasional

pariwisata diimpor, fasilitas pariwisata dikelola oleh orang

asing, atau banyak staf asing dipekerjakan dalam pariwisata

c) Mengakibatkan harga yang tinggi akan layanan yang

diberikan dan biaya pembangunan prasarana bisa menjadi

sangat tinggi

d) Dapat merusak kebudayaan dan tempat-tempat bersejarah

16
e) Adanya perlakuan komersial terhadap kesenian, kerajinan

tangan, tarian, musik, dan dapat memerosokkan nilai-nilainya.

f) Kerusakan dan pengotoran ekologis

g) Perubahan yang terlalu cepat

h) Mendatangkan tenaga kerja dari luar negeri atau dari luar

daerah terkait

2) Dampak Terhadap Sosial Ekonomi

Sosial ekonomi ditentukan oleh jenis aktivitas ekonomi, pendapatan,

tingkat pendidikan, jenis rumah tempat tinggal dan jabatan dalam

organisasi (Abdulsyani, 1994).

a. Dampak Sosial

Merupakan perubahan yang terjadi pada masyarakat sebagai

akibat dari kegiatan pembangunan. Cohen (1984)

mengelompokkan dampak sosial dalam sepuluh kelompok besar,

yaitu:

a) Dampak terhadap keterkaitan dan partisipasi antara

masyarakat lokal dan masyarakat luas termasuk tingkat

otonom atau ketergantungan

b) Dampak terhadap hubungan interpersonal anggota masyarakat

c) Dampak terhadap migrasi dari dan ke darerah wisata

d) Dampak terhadap pola pembagian kerja

e) Dampak terhadap statifikasi dan mobilitas sosial

17
f) Dampak terhadap meningkatnya penyimpangan-

penyimpangan sosial

g) Dampak terhadap bidang kesenian dan adat istiadat

h) Dampak terhadap ritme kehidupan sosial masyarakat

i) Dampak terhadap dasar-dasar kelembagaan sosial

j) Dampak terhadap distribusi pengaruh dan kekuasaan

b. Dampak Ekonomi

Mill (2009) dampak di bidang ekonomi antara lain:

Dampak positif

a) Menciptakan lapangan pekerjaan baru

b) Meningkatkan pendapatan masyarakat

c) Meningkatkan nilai tukar mata uang rupiah terhadap mata

uang asing

d) Menanggung beban pembangunan sarana dan prasarana

lingkungan setempat

e) Meningkatnya kemampuan manajerial masyarakat serta

keterampilan dalam memacu kegiatan ekonomi lainnya

Dampak Negatif

a) Meningkatnya biaya pembangunan sarana dan prasarana

b) Meningkatnya harga barang-barang lokal dan bahan pokok

c) Mengalirnya uang keluar negeri karena konsumen

menuntut barang impor untuk bahan konsumsi tertentu

18
6. Indikator yang Mempengaruhi Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat

1) Indikator Sosial

a. Interaksi sosial

Soerjono soekanto memberikan batasan pengertian interkasi sosial

adalah hubungan timbal balik antara individu dengan individu,

individu dengan kelompok, dan antara kelompok dengan kelompok.

Dengan demikian, dalam interkaksi sosial minimal terdapat dua orang

yang mengadakan kontak. Pada tingkatan yang komplek, kontak atau

hubungan terjadi antara kelompok dengan kelompok. Manusia adalah

makhluk individu dan makhluk sosial makhluk yang berpikir, makhluk

yang instability. Sebagai makhluk sosial manusia selalu hidup

berkelompok atau senantiasa ingin berhubungan dengan orang lain,

makhluk yang mampu berpikir untuk melakukan sesuatu, mkhluk

yang harus diajarkan sesuatu agar mampu melakukan sesuatu

(sosialisasi). Dari proses berpikir muncul perilaku ataupun tindakan

sosial. Kalau prilaku dan tindakan sosial tersebut dilakukan dalam

hubungan dengan orang lain maka terjadilah interaksi sosial Perilaku

dan tindakan sosial yang kemudian berlanjut dengan proses sosial

terjadi dalam hidup manusia dimanapun dia berada dipedesaan

maupun di perkotaan. Di masyarakat pedesaan khususnya di Indonesia

sifat keberagaman nampak sangat menonjol, sehingga interaksi sosial

dapat terjadi dalam setiap segi kehidupan masyarakat desa dalam

perekonomian, kekerabatan, pemerintahan desa dan sebagainya.

19
b. Pendidikan

Menurut UU No. 20 tahun 2003 pendidikan adalah usaha sadar

dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaaan, pengendalian

diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang

diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

Pendidikan merupakan salah satu kunci utama untuk kemajuan

suatu Negara. Cepat atau lambatnya suatu negara dalam meningkatkan

kemajuan ekonominya sangat tergantung pada keberhasilan negara

tersebut memberikan pendidikan kepada penduduknya. Semakin tinggi

tingkat pendidikan penduduk, menunjukkan semakin tingginya

kualitas penduduk di negara tersebut.

c. Perubahan gaya hidup

Perubahan merupakan gejala yang melekat di setiap

masyarakat. Perubahan-perubahan yang terjadi di dalam masyarakat

dapat menimbulkan ketidaksesuaian antara unsur-unsur sosial yang

ada di dalam masyarakat sehingga menghasilkan suatu pola kehidupan

yang tidak sesuai fungsinya bagi masyarakat yang bersangkutan.

Masyarakat telah mengalami proses perubahan sosial yang

berarti sehingga taraf kehidupannya semakin kompleks. Proses

tersebut tidak lepas dari berbagai perkembangan, perubahan, dan

20
pertumbuhan yang meliputi aspek-aspek demografi, ekonomi,

organisasi, politik, iptek, dan lainnya. 

2) Indikator Ekonomi

a. Pekerjaan/Mata Pencarian

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, mata pencaharian

dapat diartikan sebagai pekerjaan atau pencaharian utama yang

dilakukan setiap hari untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari sehingga

dapat diartikan bahwa mata pencaharian adalah usaha manusia dalam

memenuhi kebutuhan hidupnya. Mata pencaharian meliputi segala

upaya yang bernilai ekonomi, yang dilakukan manusia secara terus

menerus untuk memperoleh penghasilan tetap dan untuk

mempertahankan kelangsungan hidup.

Kebutuhan manusia yang utama adalah kebutuhan akan makan,

minum, tempat berlindung atau biasa disebut sebagai kebutuhan

primer yang bersifat mendesak harus segera dipenuhi dan berlangsung

secara terus menerus selama manusia yang bersangkutan masih hidup.

Seiring dengan perkembangannya dari kebutuhan ini pula muncul

aktifitas yang dinamakan mata pencaharian, untuk mendapatkan

makanan maka manusia berusaha untuk mendapatkannya, hanya cara

untuk mendapatkan makanan ini tidak dilakukan satu kali saja tetapi

secara terus menerus selama manusia yang bersangkutan masih hidup,

akibat dari kebutuhan hidup tersebut maka manuisa berusaha untuk

21
memperolehnya secara terus-menerus, sehingga muncullah aktivitas

yang berhubungan dengan mendapatkan bahan makanan sebagai

kebutuhan dasar yaitu mata pencaharian.

b. Tingkat Pendapatan

Pendapatan berdasarkan kamus ekonomi adalah uang yang

diterima oleh seseorang dalam bentuk gaji, upah sewa, bunga, laba dan

lain sebagainya. Pendapatan merupakan kenaikan kotor dalam asset

atau penurunan dalam liabilitas atau gabungan dari keduanya selama

periode yang dipilih oleh pernyataan pendapatan yang berakibat dari

investasi, perdagangan, memberikan jasa atau aktivitas lain yang

bertujuan meraih keuntungan.

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) dalam Wijaksana (1992)

merincikan pendapatan dalam kategori sebagi berikut:

1. Pendapatan berupa uang adalah segala penghasilan berupa uang

yang sifatnya regular dan diterima biasayanya sebagai balas atau

kontra presentasi, sumbernya berasal dari:

a. Gaji dan upah yang diterima dari gaji pokok, kerja sampingan, kerja

lembur dan kerja kadang-kadang.

b. Usaha sendiri yang meliputi hasil bersih dari usaha sendiri, komisi,

penjualan dan kerajinan rumah.

c. Hasil investasi yakni pendapatan yang diperoleh dari hak milik

tanah. Keuntungan serial yakni pendapatan yang diperoleh dari hak

milik.

22
2. Pendapatan yang berupa barang yaitu: Pembayaran upah dan gaji

yang ditentukan dalam beras, pengobatan, transportasi, perumahan dan

kreasi. Berkaitan dengan hal tersebut mendefinisikan pendapatan

adalah sebagai seluruh penerimaan baik berupa uang ataupun barang

baik dari pihak lain maupun dari hasil sendiri, dengan jalan dinilai

sejumlah atas harga yang berlaku saat ini. Berdasarkan

penggolongannya, BPS membedakan pendapatan penduduk menjadi 4

golongan yaitu:

1) Golongan Sangat tinggi: Golongan pendapatan sangat tinggi adalah

jika pendaptan rata-rata lebih dari Rp.3.5000.000,00 per bulan.

2) Golongan Pendapatan tinggi adalah jika pendapatan rata-rata

diantara antara Rp.2.500.000,00 s/d Rp. 3.500.000,00 perbulan.

3) Golongan Pendapatan sedang adalah jika pendapatan ratarata

diantara Rp.1.500.000,00 s/d Rp. 2.500.000,00 perbulan.

4) Golongan pendapatan rendah adalah jika pendaptan

ratarata Rp.1.500.000,00 per bulan (Wijaksana, 1992:52)

7. Masyarakat

Menurut Emile Durkheim (1984) masyarakat adalah suatu kenyataan

yang objektif secara mandiri, bebas dari individu-individu yang

merupakan anggota yang termasuk kedalamnya. Unsur-unsur masyarakat

mencakup:

a. Bercampur untuk waktu yang lama

b. Manusia yang hidup bersama dan berdampingan

23
c. Sadar akan satu kelompok dalam satu kesatuan

d. Merupakan suatu sistem hidup bersama

Masyarakat merupakan suatu kesatuan kehidupan manusia yang

berinteraksi menurut suatu sistem adat tertentu, terus menerus dan saling

berhubungan oleh suatu ras identitas bersama. Kontinuitas adalah kesatuan

masyarakat yang memiliki beberapa ciri, yaitu adat istiadat,

kesinambungan waktu, interaksi antar warganya, dan rasa identitas yang

kuat mengikat setiap warga negara.

B. Penelitian Relevan

Samsul Alam Fyka (2018) tentang Analisis Dampak Pengembangan

Wisata Pulau Bokori Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Bajo

(Studi Kasus di Desa Mekar Kecamatan Soropia). Tujuan penelitian ini adalah

mengetahui dampak pengembangan wisata pulau Bokori terhadap kondisi

sosial dan ekonomi masyarakat Bajo di Desa Mekar. Analisis data yang

digunakan di penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dan

kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh sosial berupa gaya

hidup melalui cara berpakaian masyarakat Bajo akibat adanya wisata Pulau

Bokori sangat kecil, yaitu sebesar 10,34 % saja. Sedangkan gaya hidup

melalui cara berkomunikasi dengan menggunakan handphone, terjadi

perubahan yaitu sebesar 65,52%. Dampak ekonomi terhadap penambahan

mata pencaharian akibat adanya wisata pulau bokori bagi masyarakat Bajo

terlibat dalam usaha di sektor wisata, seperti jasa penyeberangan, pedagang

kaki lima, penyewaan tikar, penjual makanan sate pokea dan tenaga kerja

24
banana boat. Sehingga terjadi perubahan pendapatan masyarakat dari sector

wisata.

Dwi Pratiwi Wulandari (2019) tentang Analisis Dampak

Perkembangan Pariwisata terhadap Perubahan Kondisi Sosial Ekonomi

Masyarakat Desa Kersik Tuo Kecamatan Kayu Aro Kabupaten Kerinci. Hasil

dari penelitian ini menunjukkan bahwa saat ini perkembangan pariwisata

telah berhasil meningkatankan peluang berusaha yang sebelumnya ada 7

peluang berusaha menjadi 14 peluang berusaha, serta kesempatan kerja yang

awalnya hanya terdapat 4 jenis kesempatan kerja kemudian bertambah

menjadi 10 jenis kesempatan kerja. Dengan bertambahnya peluang berusaha

dan kesempatan kerja berarti bahwa perkembangan pariwisata telah

memberikan dampak positif terhadap perubahan kondisi sosial ekonomi

masyarakat Desa Kersik Tuo.

Devvy Alifia Putri (2017) tentang Analisis Dampak Perkembangan

Sektor Pariwisata Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Sekitar

Objek Wisata Jawa Timur Park II dan BNS. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui dampak perkembangan sektor pariwisata terhadap kondisi sosial

serta ekonomi sebelum dan sesudah adanya pengembangan objek wisata Jawa

Timur Park II dan BNS . Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode kuantitatif deskriptif. Penelitian ini menggunakan data primer dengan

70 responden. Analisis yang digunakan adalah uji beda menggunakan

wilcoxon Signed Rank Test dan tabulasi silang . Hasil penelitian ini

menunjukkanbahwa dampak sosial sebelum dan sesudah pengambangan objek

25
wisata adalah tingkat keamanan, kondisi lingkungan, pendidikan, serta

migrasi. Sedangkan dampak ekonomi sebelum dan sesudah pengembangan

wisata adalah tingkat pendapatan, mata pencaharian serta pola kunsumsi

masyarakat sekitar.

Rinaldi Mora Nata Hasibuan (2018) tentang Dampak Perkembangan

Pariwisata Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat di Kota Sibolga.

Permasalahan utama dalam penelitian ini adalah bagaimana pendapatan

pedagang, dan penyerapan tenaga kerja di kawasan obyek wisata pantai

Pandan Kota Sibolga. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian

Explanatory Research yaitu metode penelitian yang bermaksud menjelaskan

kedudukan variabelvariabel yang diteliti serta pengaruh antara satu variabel

dengan variabel yang lain. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendapatan

pelaku usaha di obyek wisata pantai Pandan mengalami kenaikan setelah

adanya perkembangan pariwisata dan penyerapan tenaga kerja masih relatif

rendah.

Budi Shantika (2018) tentang Dampak Perkembangan Pariwisata

Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Di Pulau Nusa Lembongan.

Penelitian ini dilakukan berdasarkan kondisi perkembangan pariwisata di

Pulau Nusa Lembongan yang bertujuan untuk mengetahui dampak yang

ditimbulkan oleh kondisi sosial ekonomi terhadap pariwisata

masyarakat.Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif

dengan metode campuran, sumber data primer yaitu diperoleh dengan

observasi dan wawancara langsung serta data sekunder. Teknik pengambilan

26
sampel yang digunakan adalah purposive teknik pengambilan sampel dan

analisis data menggunakan metode studi kasus.

C. Kerangka Berpikir

Puncak 2000 merupakan salah satu obyek wisata yang berada di

dataran tinggi Kabupaten Karo tepatnya di Desa Kacinambun Kecamatan

Tigapanah Kabupaten Karo. Puncak 2000 juga merupakan salah satu obyek

wisata yang saat ini mengalami peningkatan kunjungan wisatawan yang

disebabkan sedang adanya pembangunan kawasan relokasi Siosar dan

pengembangan pariwisata di Puncak 2000.

Masyarakat desa Kacinambun sebelum adanya pengembangan

pariwisata Puncak 2000 umumnya hanya berprofesi sebagai petani. Namun

seiring dengan waktu maka terjadi peralihan profesi masyarakat yang tentu

saja akan memberikan dampak terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat

yang merupakan akibat dari adanya pengembangan pariwisata Puncak 2000.

Berdasarkan keterangan diatas, maka kerangka berfikir dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut :

27
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir

28
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Desa Kacinambun, Kecamatan Tigapanah

Kabupaten Karo.

Gambar 3.1 Lokasi Penelitian

29
B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek kelas penelitian. Adapun yang

menjadi populasi di dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat desa

Kacinambun.

2. Sampel

Pengambilan sampel di lakukan dengan teknik purposive

sampling .Teknik purposive sampling adalah teknik penentuan sampel yang

didasarkan pada pertimbangan peneliti mengenai sampel-sampel mana yang

paling sesuai dan dianggap dapat mewakili suatu populasi. Sampel dalam

penelitian ini adalah berjumlah 45 dengan pertimbangan seluruh masyarakat

yang beralih profesi atau memiliki profesi lain setelah adanya pengembangan

pariwisata Puncak 2000

C. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional

1. Variabel Penelitian

Variabel adalah segala sesuatu yang menjadi subjek pengamatan

penelitian, dan dalam banyak kasus merupakan faktor yang berperan dalam

penelitian (Suryabrata,1983). Variabel yang digunakan dalam penelitian

adalah :

1) Dampak pengembangan pariwisata yang dilihat dari dampak

pariwisata dari sisi positif dan negatif, dampak sosial dan dampak

ekonomi masyarakat.

30
2) Kondisi sosial masyarakat yang dilihat dari interaksi sosial antar

masyarakat, pendidikan, dan perubahan gaya hidup masyarakat.

3) Kondisi ekonomi masyarakat yang dilihat dari jenis pekerjaan

masyarakat dan jumlah pendapatannya.

2. Defenisi Operasioonal

Definisi operasional penelitian merupakan unsur penelitian yang

memberitahukan bagaimana cara mengukur variabel tertera diatas. Definisi

operasional berguna untuk menghindari interpretasi yang berbeda dari

variabel yang diberikan, adapun definisi operasional adalah sebagai berikut:

1) Dampak pengembangan pariwisata

Obyek wisata yang mengalami pengembangan akan memberikan

dampak yang diberikan terhadap wilayah sekitar obyek wisata. Hal

ini bisa dilihat dari dampak yang diberikan terhadap lingkungan

dan masyarakat (sosial dan ekonomi)

2) Kondisi sosial masyarakat

a. Interaksi Sosial

Interaksi sosial yang terjadi dalam penelitian ini adalah

interaksi antara wisatawan dengan masyarakat lokal seperti rumah

makan atau jasa fotografi, interaksi untuk bertukar informasi baik

mengenai pengalaman pribadi ataupun pariwisata, dampak interaksi

tersebut meliputi terjadinya efek demonstratif, perubahan nilai-nilai

31
sosial (perubahan norma, sifat materialisme dan pandangan

terhadap hubungan pria dan wanita).

b. Pendidikan

Pendidikan dalam penelitian ini meliputi jenjang penndidikan

atau tingkatan pendidikan masyarakat dengan kategori tidak

sekolah, SD, SMP,SMA atau Sarjana.

c. Perubahan Gaya Hidup

Perubahan gaya hidup yang terjadi dalam penelitian ini

meliputi perubahan gaya berpakaian, perubahan pola pikir

masyarakat, dan keinginan untuk maju. Dampak yang ditimbulkan

yaitu tingkat kesejahteraan semakin meningkat, masyarakat dapat

mengikuti perkembangan IPTEK, dan nilai-nilai tradisional

semakin terkikis.

3) Kondisi ekonomi

Kondisi ekonomi dalam penelitian ini merupakan suatu

keadaan dalam aspek ekonomi sebelum dan sesudah adanya

pengembangan pariwisata Puncak 2000. Definisi operasional

dalam penelitian ini terdiri atas:

a. Pekerjaan

Pekerjaan pada penelitian ini merupakan perubahan pekerjaan

masyarakat dan terciptanya lapangan pekerjaan baru akibat adanya

pengembangan pariwisata puncak 2000

32
b. Pendapatan

Pendapatan pada penelitian ini merupakan perubahan pendapatan

masyarakat sebelum dan sesudah adanya pengembangan

pariwisata puncak 2000.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama

dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah untuk

mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti

tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.

Adapun beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti

sebagai berikut :

1) Observasi

Menurut Husaini & Purnomo (2009) bahwa observasi ialah

pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap gejala-gejala yang

diteliti. Observasi menjadi salah satu teknik pengumpulan data apabila sesuai

dengan tujuan penelitian, direncanakan dan dicatat secara sistematis, serta

dikontrol keandalan (reliabilitas) dan kesahisannya (validitasnya).

Menurut Sugiyono (2018) bahwa observasi sebagai teknik

pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan

teknik yang lain, yaitu wawancara dan kuesioner. Kalau wawancara dan

kuesioner selalu berkomunikasi dengan orang, maka obeservasi tidak terbatas

pada orang, tetapi juga objek-objek alam yang lain.

33
Sutrisno Hadi (1986) mengemukakan bahwa, observasi merupakan suatu

proses kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologi dan

psikologi. Dua di anatara yang paling penting adalah proses-proses

pengamatan dan ingatan. Teknik pengumpulan data observasi digunakan bila

penelitian berkenaan dengan prilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala

alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar.

Jadi alasan peneliti kenapa observasi digunakan dalam penelitian ini

karena untuk mengamati secara langsung kondisi masyarakat pada umumnya

dan analisis dampak pengembangan pariwisata terhadap kondisi sosial

ekonomi masyarakat Desa Kacinambun Kecamatan Tigapanah Kabupaten

Karo.

2) Wawancara

Menurut Husaini & Purnomo (2009) bahwa wawancara ialah Tanya

jawab lisan antara dua orang atau lebih secara langsung.

Sugiono mengemukakan bahwa wawancara digunakan sebagai teknik

pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan study pendahuluan untuk

menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin

mengetahui hal hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah

respondennya sedikit/kecil.

Esterberg (2002) mengemukakan beberapa macam wawancara, yaitu

wawancara terstruktur, semi struktur, dan tidak terstruktur.

34
(1) Wawancara Terstruktur (structured Interview)

Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data,

bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang

informasi apa yang akan diperoleh. Oleh karena itu dalam melakukan

wawancara, pengumpul data telah menyiapkan instrument penelitian berupa

pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternative jawabannya pun telah

disiapkan. Dengan wawancara terstruktur ini setiap responden diberi

pertanyaan yang sama, dan pengumpul data mencatatnya. Dengan beberapa

pewawancara sebagai pengumpul data. Supaya setiap pewawan cara

mempunyai keterampilan yang sama, maka diperlukan training kepada calon

pewawancara.

(2) Wawancara Semi terstruktur (Semistructure Interview)

Jenis wawancara ini sudah termasuk dalam kategori wawancara

mendalam (in-dept interview) dimana dalam pelaksanaannya lebih bebas bila

dibandingkan dengan wawancara terstruktur.

(3) Wawancara tidak terstruktur (Unstructured Interview)

Wawancara tidak terstruktur, adalah wawancara yang bebas dimana

peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara

sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara

yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan

ditanyakan.

Jadi dari uraian ke-3 (tiga) macam wawancara diatas, peneliti memilih

wawancara semi terstruktur yang digunakan dalam penelitian ini.

35
3) Dokumentasi

Menurut Husaini & Purnomo bahwa teknik pengumpulan dengan

dokumentasi ialah pengambilan data yang diperoleh melalui dokumen-

dokumen. Teknik pengambilan data ini dipilih peneliti disebabkan karena

teknik ini dirasa dapat menjadi bukti keaslian penelitian atau sebagai bukti

suatu penelitian itu murni dilakukan tanpa rekayasa.

E. Teknik Analisis Data

Teknik Analisis Data Penelitian ini mengunakan teknik analisis data

deskriptif kualitatif dengan menganalisis seluruh fakta-fakta yang terjadi di

lokasi penelitian mengenai dampak kawasan relokasi siosar terhadap kondisi

sosial ekonomi masyarakat.

Menurut sugiyono (2016) bahwa dalam penelitian kualitatif data

diperoleh dari berbagai sumber, dengan menggunakan teknik pengumpulan

data yang bermacam-macam (triangulasi), dan dilakukan secara terus menerus

sampai datanya jenuh. Dengan pengamatan yang terus menerus tersebut

mengakibatkan variasi data tinggi sekali.

1) Pengumpulan Data

Pengumpulan data, yaitu mengumpulkan data di lokasi penelitian

dengan melakukan observasi, wawancara, dan dokumentasi dengan

menentukan strategi pengumpulan data yang dipandang tepat dan untuk mene-

ntukan fokus serta pendalaman data pada proses pengumpulan data tersebut.

2) Reduksi Data

36
Mereduksi data berarti berarti merangkum, memilih hal-hal yang

pokok memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya.

Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang

lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengungumpulan

data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan. Dalam mereduksi data

peneliti akan memfokuskan pada bidang pengawasan, denga melihat perilaku

orang-orang yang jadi pengawas, metode kerja, tempat kerja, interaksi antara

pengawas dengan yang diawasi, serta hasil pengawasan.

3) Penyajian Data

Dalam penelitian kualitatif penyajian data ini dapat dilakukan dalam

bentuk table, grafik, phie chard, pictogram dan sejenisnya. Melalui penyajian

data tersebut, maka data terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan,

sehingga akan semakin mudah dipahami.

4) Verifikasi Data/Penarikan Kesimpulan

Mengambil kesimpulan merupakan proses penarikan intisari dari

datadata yang terkumpul dalam bentuk pernyataan kalimat yang tepat dan

memiliki data yang jelas. Penarikan kesimpulan bisa jadi diawali dengan

kesimpulan yang belum sempurna. Setelah data yang masuk terus-menerus

dianalisis dan diverifikasi tentang kebenarannya akhirnya didapatkan

kesimpulan akhir yang lebih bermakna dan lebih jelas.

Penelitian ini dapat menyimpulkan menggambarkan pendapat-

pendapat akhir yang berdasarkan pada uraian sebelumya atau keputusan yang

diperoleh berdasarkan metode berfikir induktif dan deduktif. Simpulan yang

37
dibuat harus relevan dengan fokus penelitian, tujuan penelitian dan temuan

penelitian yang sudah dilakukan interprestasi dan pembahasan.

38
DAFTAR PUSTAKA

Abdulsyani., 1994. Sosiologi Sistematika, Teori dan Terapan. Jakarta: Bumi Aksara

Badan Pusat Statistik 2019. Pembagian kriteria pendapatan menjadi 4 golongan

Barreto,M., Giantari, I.G.A. 2015. ”Strategi Pengembangan Objek Wisata Air Panas

Di Desa Marobo, Kabupaten Bobonaro, Timor Leste”. E-jurnal Ekonomi Dan

Bisnis. 4(11): 779.

Basrowi 2010 Analisis Kondisi Sosial Ekonomi Dan Tingkat Pendidikan Masyarakat

Desa Srigading, Kecamatan Labuhan Maringgai, Kabupaten Lampung Timur .

FKIP UNILA

Cohen, Erik. 1984. A Frame Work For Ecotourism. Annals Of Tourism Research

Durkheim, Emile. 1984:11. The division of Labour in Society The Free Press, New

York.

Esterberg, Kristin G,2002 ; Qualitative Methods Ins Social Research, Mc Graw Hill,

New York

Fyka, Syamsul (2018) Analisis Dampak Pengembangan Wisata Pulau Bokori

Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Bajo. Kendari : Universitas

Halu Oleo

Hasibuan,Rinaldi. 2018. Dampak Perkembangan Pariwisata Terhadap Kondisi Sosial

39
Ekonomi Masyarakat Di Kota Sibolga. Medan : USU

Komaruddin, 2001. Ensilopedia Manajemen, Edisi ke 5, Jakarta, Bumi Aksara.

Marpaung, Happy, 2000:46. Pengetahuan Kepariwisataan. Bandung: IKIP Bandung

Mill, Robert Christie and Morrison, Alastair M. (2009) The Tourism System. Iowa:

Kendall Hunt Publishing Company.

Muljadi., 2010:83. Keperiwisataan dan Perjalanan. Jakarta: Raja Grafindo

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 tahun 2010 tentang Rencana Jangka

panjang Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014

Putri, Devvy Alifia (2017) Analisis Dampak Perkembangan Sektor Pariwisata

Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Sekitar Objek Wisata Jawa

Timur Park II dan BNS. Malang : Universitas Brawijaya

Soekanto, Soerjono. 2015. Sosiologi suatu pengantar edisi revisi. Jakarta: PT

Rajagrafindo Persada

Soemarwoto, Otto, 1998. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Yogyakarta:

Gajah Mada University Press.

Sudjana, Nana. (2016). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:

Rosdikarya

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: PT

40
Alfabet.

Suryabrata Sumadi. 1993. Psikologi Pendidikan. Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada.

Undang-undang No 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan

UU No. 20 Tahun 2003 tentang Pendidikan

Wijaksana. 1992. Pendapatan Manajerial. Jakarta: Gramedia

Wulandari, Dwi Pratiwi (2019) Analisis Dampak Perkembangan Pariwisataterhadap

Perubahan Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Kersik Tuo Kecamatan

Kayu Aro Kabupaten Kerinci. Jurnal Ensiklopedia

41

Anda mungkin juga menyukai