(LPK)
KULIAH KERJA NYATA TIM I TAHUN 2017
DESA : KEBOWAN
KECAMATAN : SURUH
KABUPATEN : SEMARANG
Disusun oleh :
Alhamdulillah, Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Pelaksanaan Kegiatan Kuliah Kerja Nyata
Universitas Diponegoro (KKN UNDIP) Tim I Tahun 2017 Desa Kebowan Kecamatan Suruh
Kabupaten Semarang
Penulis menyadari, dalam penyusunan Laporan Pelaksanaan Kegiatan ini tidak lepas dari
bantuan berbagai pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. Pusat Pelayanan Kuliah Kerja Nyata (P2KKN) atas bimbingan dan bantuan yang telah
menerjunkan Tim I KKN UNDIP 2017 Kecamatan Suruh.
2. Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada (LPPM) atas bimbingan dan bantuan pusat
koordinasi antara mahasiswa dengan pihak Kecamatan Suruh.
3. Dosen pembimbing KKN Desa Kebowan Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang, Dr. Budi
Prasetyo S, ST. M.Si., Ir. Gentur Handoyo, M.Si., dan Dr.V. Rizke C, M.Si, Mes,
Sp.MK
4. Dosen KKN Tim I tahun 2017 atas bimbingan dan saran yang telah diberikan sampai saat ini.
5. Kepala Kecamatan Suruh yang telah mengizinkan pelaksanaan kegiatan dari Tim I KKN
UNDIP 2017 tingkat kecamatan.
6. Kepala Desa Kebowan yang telah membantu proses pelaksanaan kegiatan dari Tim I KKN
UNDIP 2017 tingkat desa.
7. Teman-teman Tim I KKN UNDIP 2017 Desa Kebowan Kecamatan Suruh Kabupaten
Semarang yang telah bekerja sama dan berkoordinasi dalam penyusunan LRK.
8. Semua pihak yang telah membantu dengan ikhlas yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari sempurna, untuk
itu kritik dan saran sangat penulis harapkan. Semoga laporan Rencana Kegiatan KKN PPM bermanfaat.
Amin
Tim Penyusun
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL.. i
LEMBAR PENGESAHAN.. ii
KATA PENGANTAR...... iii
DAFTAR ISI. iv
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang... 1
1.2 Masalah.. 1
1.3 Tujuan 6
1.4 Metodologi. 6
II. GAMBARAN UMUM DESA KEBOWAN
2.1 Kondisi Geografi ...................................................................................................... 8
2.1.1 Batas Administrasi dan Pembagian Wilayah.... 8
2.1.2 Topografi... 8
2.1.3 Penggunaan Lahan 8
2.2 Profil Penduduk. 9
2.2.1 Jumlah Penduduk... 9
2.2.2 Penduduk Menurut Pendidikan. 10
2.2.3 Penduduk Menurut Jenis Pekerjaan.. 10
2.3 Kelompok Sasaran 11
2.4 Potensi Desa.. 11
2.4.1 Sumberdaya Alam 12
2.4.2 Pariwisata..... 13
2.4.3 Perikanan.. 13
III. PELAKSANAAN KEGIATAN
3.1 Pelaksana Program Kegiatan 14
3.2 Program Kerja Monodisiplin.... 14
3.3 Program Kerja Multidisiplin UMKM... 59
3.4 Program Kerja Multidisiplin POSDAYA. 74
IV. KESIMPULAN... 90
V. SASARAN DAN REKOMENDASI.. 93
VI. LAMPIRAN
vi
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Masalah
Permasalahan yang terdapat di Desa Kebowan didapatkan dari hasil wawancara kepada
masyarakat setempat maupun observasi lapangan. Permasalahan yang ada dapat dikelompokan
dalam beberapa aspek seperti berikut:
1
Tabel I.1
Permasalahan di Desa Kebowan
No Permasalahan Alasan Pemilihan Program
A. Pemetaan
1. Kurangnya fasilitas peta Peta tata guna dapat menjadi pertimbangan penggunaan
desa sebagai acuan untuk lahan desa yang meliputi pembagian wilayah dengan fungsi-
pembangunan desa sungsi tertentu, misalnya fungsi pemukiman, persawahan
dsb.
2. Belum tersedia peta batas Berdasarkan hasil wawancara kepada pihak balai desa
administrasi Desa utamanya kepala desa, belum terdapat peta batas
Kebowan dengan unit RW administrasi desa berbasis google earth dengan unit terkecil
berbasis google earth RW. Peta yang tersedia hanya berupa peta pola ruang
Kecamatan Suruh. Kegiatan pemetaan berbasis google earth
penting untuk dilakukan, guna mengetahui lokasi dari
masing-masing dusun. Selain itu, dari pemetaan berbasis
google earth dapat diketahui tutupan lahan yang terdapat di
lapangan baik pertanian, permukiman, maupun ruang
terbuka hijau. Kegiatan ini mendapatkan dukungan dari
pihak desa sebagai salah satu langkah untuk melengkapi
informasi-informasi desa terutama informasi dasar terkait
pemetaan.
3. Belum tersedia sarana Pengelolaan sampah yang terdapat di Desa Kebowan pada
pengangkutan sampah (rute umumnya masih secara konvensional yaitu dibakar atau
pengangkutan sampah dan dibuang ke lahan kosong. Oleh karena itu, diperlukan sistem
lokasi potensial untuk persampahan yang terintegrasi untuk memenuhi kebutuhan
penyediaan wadah dari masyarakat pada setiap dusun disertai dengan rincian
komunal) sarana dan prasarana yang dibutuhkan.
4. Belum tersedianya peta Peta kelerengan dapat menjadi acuan untuk melakukan
kelerengan desa pembangunan dan dapat mengetahui daerah yang rawan
akan bencana
B. Pendidikan
1. Berdasarkan survei yang telah dilakukan di Desa Kebowan
Kurangnya kreatifitas dan
khususnya Dusun Tegal Rejo kalangan muda-mudi di
pengetahuan tentang
Dusun tersebut kurang mengetahui kreatifitas dan
budaya asing pada kalangan
pengetahuan tentang budaya asing. Salah satu contoh
muda-mudi karang taruna
adalah origami, pengenalan dan praktik kaligrafi jepang.
2. Berdasarkan survei yang telah berjalan bahwa masyarakat
Kurangnya pengetahuan
Desa Kebowan masih kurang mengetahui jenis olahan
tentang jenis-jenis olahan
jepang. Seperti okonomiyaki, takoyaki, dorayaki, dan
jepang
ramen.
3. Kurangnya pengetahuan Desa Kebowan memiliki beberapa titik yang berpotensi
masyarakat Desa Kebowan sebagai bahan galian golongan C tetapi potensi tersebut
mengenai potensi bahan belum dikembangkan secara maksimal. Potensi bahan
galian, analisis mengenai galian ini tidak dapat berkembang dikarenakan kurangnya
dampak lingkungan pengetahuan masyarakat mengenai AMDAL dan cara
(AMDAL), serta tata cara reklamasi yang baik sehingga kegiatan pertambangan
reklamasi yang benar pada dirasa merusak lingkungan dan tidak dikembangkan lagi.
daerah tambang
2
No Permasalahan Alasan Pemilihan Program
4. Perlunya informasi Desa Kebowan memiliki beberapa sumber air baik berupa
terhadap masyarakat mata air maupun sungai. Sumber air ini dapat berfungsi
utamanya yang berprofesi sebagai irigasi untuk masyarakat yang berprofesi sebagai
sebagai petani mengenai petani dan kegiatan MCK masyarakat. Pada Desa
sumber-sumber air dan Kebowan masih belum memiliki peta digital yang memuat
pola pengaliran di Desa informasi mengenai sebaran pola pengaliran dan sumber
Kebowan. air di Desa Kebowan. Pembuatan peta pola pengaliran dan
sumber air ini sangat penting karena memuat informasi
mengenai keberadaan air permukaan yang dapat
mendukung kebutuhan masyarakat di bidang perairan.
5. Kurangnya pengetahuan Hasil survei dapat menunjukan kurangnya pemahaman
terutama kalangan pelajar mengenai kondisi sumber daya alam dan bencana geologi.
mengenai potensi sumber Oleh karena itu, pemahaman mengenai sumber daya alam
daya alam serta bencana dan bencana diharapkan diketahui sedini mungkin oleh
alam geologi kalangan pelajar utamanya sekolah dasar, sehingga semakin
berkembangnya zaman diharapkan pemahaman ini dapat
diketahui secara baik. Berdasarkan analisis tersebut, maka
masalah ini memungkinkan untuk diangkat sebagai program
KKN
6. Belum adanya standar Dari informasi yang didapat dari Balai Desa Kebowan,
operasional pelayanan di belum terdapat standar operasional pelayanan yang jelas di
balai desa Kebowan yang Balai Desa Kebowan sehingga informasi mengenai jenis
mengakibatkan kurang pelayanan yang dilaksanakan di Balai Desa Kebowan belum
jelasnya informasi terperinci secara jelas. Hal ini mengakibatkan kebingungan
mengenai pelayanan yang dari masyarakat desa Kebowan sendiri dalam mengurus
ada di Balai Desa. perpanjangan KTP, KK, dan lain-lainnya.
7. Terjadinya fenomena krisis Anak-anak adalah fase dimana segala pengaruh bisa terserap
karakter pada siswa akibat dengan baik dan mendalam, maka dari itu penanaman
kurangnya pemahaman sebuah perasaan nasionalisme dianggap akan sangat tepat
serta rasa kepemilikan apabila ditargetkan kepada anak-anak ini. Melalui berbagai
budaya bangsa Indonesia permainan sederhana diharapkan mampu menyampaikan
dan rasa cinta tanah air pesan dan nilai-nilai nasionalisme kepada anak-anak agar
sebagai akibat dari mereka tumbuh dengan memiliki cinta yang besar bagi
modernisasi dari budaya bangsanya sendiri. Selain itu, juga sebagai upaya untuk
asing yang masuk di melestarikan warisan budaya bangsa Indonesia sehingga
Inonesia identitas bangsa Indonesia tidak pudar.
3
No Permasalahan Alasan Pemilihan Program
masih dengan cara besar masyarakatnya belum memiliki kesadaran
konvensional (dibakar/ pengelolaan sampah berbasis 3R (Reduce, Reuse, dan
dibuang) Recycle). Oleh karena itu, perlu dilakukan peningkatan
kesadaran masyarakat dalam melakukan pemilahan sampah
serta pemanfaatan limbah yang masih dapat digunakan
seperti kertas bekas atau botol plastik. Hal ini dilakukan agar
dapat mengurangi timbulan sampah yang terdapat disekitar
lingkungan rumah tangga sekaligus menjadi salah satu
upaya pengembangan kreatifitas masyarakat dalam
mengolah barang-barang bekas.
2. Kurangnya kesadaran Agar masyarakat memiliki kesadaran untuk membuang
masyarakat untuk sampah pada tempatnya, memiliki pemahaman tentang
membuang sampah pada berbagai jenis sampah, dapat memanfaatkan barang-barang
tempatnya, kurangnya bekas di sekitar lingkungan
pemahaman siswa tentang
jenis-jenis sampah organic,
anorganik, dan B3,
kurangnya minat siswa
untuk memanfaatkan
barang-barang bekas
3. Keterbatasan persediaan air Berdasarkan analisis lapangan, desa yang makmur
pada musim kemarau merupakan desa yang memiliki kondisi hirdrologi yang baik.
Dimana kondisi hidrologi ini diartikan sebagai suatu kondisi
yang berkaitan dengan ketersedian Groundwater (Airtanah)
pada bawah permukaan bumi.
Pasalnya, airtanah pada suatu daerah akan sangat
berpengaruh pada kondisi kehidupan masyarakat. Kondisi
hidrologi yang baik akan menghasilkan airtanah yang baik
dan tersedia terus menerus, sedangkan jika sebaliknya
kondisi hidrologi yang buruk akan menghasilkan
ketersediaan airtanah yang buruk juga.
Maka, berdasarkan analisis, masalah ini memungkinkan
untuk diangkat sebagai program KKN
4. Adanya potensi terjadinya Berdasarkan analisis lapangan, hasil survey pada daerah ini,
longsor dan gerakan tanah Desa Kebowan memiliki morfologi yang cukup terjal
yang disebabkan oleh dimana terdapat bukit yang tinggi dengan lereng yang cukup
morfologi daerah berupa curam. Hal ini akan menjadi permasalahan yang cukup
perbukitan serius bagi masyarakat yang memilki aktivitas di sekitar
daerah rawan longsor.
Maka, berdasarkan analisis, masalah ini memungkinkan
untuk diangkat sebagai program KKN
5. Banyakanya lahan yang Berdasarkan analisis lapangan, hasil survey pada daerah ini,
belum dimanfaatkan oleh Desa Kebowan, memiliki lahan kosong yang cukup banyak,
masyarakat dan Pemerintah namun belum dimanfaatkan secara maksimal dalam hal
dengan maksimal. Selain pembangunan. Selain itu, dalam proses pembangunan dan
itu, pada beberapa tempat pengembangan fasilitas desa, seperti jalan masih ditemukan
dan jalan banyak titik yang beberapa titik yang mengalami kerusakan, padahal jalan
sudah mengalami tersebut masih dalam kondisi baru.
4
No Permasalahan Alasan Pemilihan Program
kerusakan meskipun pada Oleh karena itu, berdasarkan analisis, masalah ini
dasarnya jalan tersebut memungkinkan untuk diangkat menjadi program KKN
masih baru dengan memberikan pemahaman mengenai dasar pemilihan
material tanah sebagai dasar pondasi
6. Kurangnya pemahaman Agar warga terutama pemuda desa mengetahui cara
warga terutama pemuda membuat pupuk kompos dengan baik dan dapat dijual ke
desa yang mengetahui cara masyarakat
pembuatan pupuk kompos
yang baik dan dapat dijual
D. Sosial
1. Pertumbuhan penduduk Desa Kebowan merupakan salah satu desa yang memiliki
serta pembangunan rumah banyak warga. Pertumbuhan penduduk serta rumah yang
yang semakin meningkat dibangun akan menambah pemasokan energi listrik
dan penambahan daya pada sehingga perlunya edukasi untuk hemat energi.
rumah rumah warga
2. Minimnya pengetahuan Perlunya pengenalan pengetahuan tentang instalasi listrik
warga tentang instalasi untuk menambah wawasan warga mengingat semakin
listrik maraknya bahaya listrik.
E. Ekonomi
1. Pengolahan UMKM Produk UMKM yang berupa kripik lempeng di Desa
berupa kripik lempeng Kebowan sangat berpotensi untuk dikembangkan lebih
yang masih sederhana. lanjut, terlebih UMKM ini dikerjakan oleh sebagian
masyarakat Desa Kebowan sebagai salah satu mata
pencaharian mereka. Akan tetapi, pengolahan yang
dilakukan masih menggunakan teknologi sederhana.
2. Pemasaran UMKM Pemasaran UMKM berupa kripik lempeng masih terbatas
berupa kripik lempeng pada lingkup lokal yaitu desa hingga kecamatan. Oleh
masih terbatas karena itu, perlu dilakukan pengembangan pemasaran
produk hingga ke luar kecamatan melalui berbagai media
pemasaran yang tersedia.
F. Kesehatan
1. Terdapat ibu hamil dengan KEK (Kekurangan Energi Kronis) yang terjadi pada ibu
KEK (Kurang Energi hamil harus segera ditangani agar tidak mempengaruhi
Kronik) status gizi bayi yang ada di dalam rahim ibu. Dengan
mengetahui adanya ibu hamil dengan KEK maka dapat
dilakukan perbaikan gizi. Pemberian edukasi dan
pemeriksaan status gizi dan kesehatan penting dilakukan
pada masa kehamilan agar bayi dan ibu tetap sehat.
2. Terdapat ibu hamil yang Ibu hamil yang mengonsumsi makanan kurang beragam dan
kurang sadar akan makan kurang sadar akan perilaku hidup sehat akan berpengaruh
makanan yang beragam, terhadap status kesehatan masyarakat dan dapat
pentingnya pola makan meningkatan risiko terjadinya KEK.
yang seimbang, dan
perilaku hidup sehat
Sumber: Observasi dan Wawancara Kelompok KKN TIM 1 Desa Kebowan
5
1.3 Tujuan
Tujuan dari pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Membentuk empati dan kepedulian mahasiswa terhadap masalah yang kompleks
dihadapi masyarakat;
2. Memberikan pendidikan pelengkap kepada mahasiswa dan membantu pemberdayaan
masyarakat, utamanya pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui pengembangan dan
peningkatan usaha kecil menengah;
3. Membentuk sarjana penerus pembangunan yang mampu menghayati permasalahan yang
kompleks yang dihadapi masyarakat dan belajar memecahkan permasalahan secara
prgamatis dan interdisipliner;
4. Mendekatkan Lembaga Pendidikan Tinggi pada masyarakat untuk penyesuaian dengan
tuntutan pemberdayaan, pembangunan, dan kebutuhan masyarakat;
5. Membantu pemerintah dalam mempercepat laju pembangunan dan menyiapkan kader-
kader pembangunan, guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat;
6. Mengembangkan kerjasama antar disiplin ilmu dan antar lembaga; dan
7. Menanamkan nilai kepribadian, yang meliputi Nasionalisme dan Jiwa Pancasila,
Keuletan yang didasarkan pada etos kerja dan tanggung jawab, serta kemandirian,
kepemimpinan, dan kewirausahaan.
1.4 Metodologi
Metodologi yang digunakan dalam pemberdayaan masyarakat adalah metode
Participatory Rural Apraisal (PRA). PRA (Participatory Rural Apraisal) diterjemahkan
penilaian atau pengkajian tentang keadaan pedesaan secara partisipatif. PRA bisa juga
didefinisikan sebagai sekumpulan teknik dan alat yang mendorong masyarakat pedesaan untuk
turut serta meningkatkan kemampuan dalan menganalisa keadaan mereka terhadap kehidupan
dan kondisinya, agar mereka dapat membuat rencana dan tindakan sendiri (Chambers).
Instrumen survey yang digunakan melalui pendekatan PRA diantaranya:
1. Observasi
Observasi merupakan cara pengumpulan data yang dilakukan seacara langsung melalui
pengamatan dan pencatatan gejala-gejala suatu objek. Dalam pengumpulan data melalui
teknik ini, dapat dibantu dengan alat bantu seperti kamera atau pun alat tulis. Observasi yang
dilakukan yaitu observasi sistimatik. Observasi ini, dilakukan dengan terlebih dahulu
6
menentukan secara sistimatik faktor-faktor beserta kategori dari masing-masing variabel
yang akan diamati.
2. Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan kontak
langsung secara lisan dan tatap muka dengan narasumber yang menjadi subjek. Bentuk
wawancara yang dipilih adalah bebas terpimpin. Sebelumnya akan disiapkan pokok-pokok
pertanyaan sesuai dengan data yang dibutuhkan. Selanjutnya dalam bertanya, seorang
interveiwer dapat melakukannya secara bebas dengan kalimat sendiri sehingga suasana
bertanya tidak menjadi kaku dan formal
3. Kuesioner
Kuesioner merupakan pengumpulan informasi dari responden melalui penyampaian
pertanyaan dan jawaban yang dilakukan secara tertulis. Bentuk kuesioner yang dipilih yaitu
kuesioner terbuka dengan jawaban dalam benuk multiple choice item.
4. Diskusi
Diskusi merupakan bentuk interaksi anatara dua orang atau lebih dengan topic bahasan
yang telah ditentukan sebelumnya. Diskusi dilakukan untuk memperoleh informasi sekaligus
membuat suatu kesepakatan tentang hal-hal yang dirasa perlu untuk dibahas dalam suatu
forum. Diskusi ini bersifat formal dan informal. Diskusi formal dilakukan dengan
membentuk suatu forum serta di dalamnya terdapat pemimpin, moderator, serta notulen.
Sedangkan diskusi informal dilakukan pada kondisi santai dan tidak berada dalam suatu
forum.
7
BAB II
GAMBARAN UMUM DESA KEBOWAN
2.1.2 Topografi
Ketinggian wilayah Desa Kebowan berada pada kisaran antara 500 meter di atas
permukaan laut (dpl), dengan ketinggian terendah berada di Dusun Bambangan Desa Kebowan
dan tertinggi di Dusun Tegalrejo Desa Kebowan. Berdasarkan tingkat kelandaiannya wilayah
Desa Kebowan dapat diklasifikasikan ke dalam dua kelompok, yaitu meliputi wilayah datar
sebesar 196,713 Hektar dan wilayah pegunungan sebesar 70,994 Hektar.
2.1.3 Penggunaan Lahan
Dari luas wilayah Desa Kebowan sebesar 388,68 Hektar yang digunakan sebagai areal
persawahan hanya sebesar 32,89% atau 127,85 Hektar dan sisanya 67,11% atau 260,83 Hektar
8
merupakan areal bukan persawahan. Berikut adalah perincian luas areal persawahan dan bukan
sawah yang terdapat di Desa Kebowan, dapat dilihat pada Tabel II.2.
Tabel II.2
Penggunaan Lahan Sawah dan Bukan Sawah di Desa Kebowan
Luas Area
No. Penggunaan Lahan
(Hektar)
1. Lahan Pertanian
a. Sawah Irigasi 75,00
b. Sawah Tadah Hujan 52,85
2. Lahan Bukan Sawah
a. Pekarangan dan bangunan 142,61
b. Tegalan dan Kebun 260,83
Sumber: RPJM Desa Kebowan Tahun 2012 2018
75+
70 - 74
65 - 69
60 - 64
55 - 59
50 - 54
45 - 49
40 - 44
35 - 39
30 - 34
25 - 29
20 - 24
15 - 19
10 - 14
5-9
0-4
(150) (100) (50) 0 50 100 150
Perempuan Laki-Laki
12
2.4.2 Pariwisata
Potensi Desa Kebowan juga dapat dilihat dari segi pariwisata yaitu terdapat water boom
Sumbersari yang terletak di Dusun Bambangan, Desa Kebowan. Water boom Sumbersari
tersebut dikelola secara mandiri oleh keluarga Bapak Triyono dari Dusun Tegalrejo, Desa
Kebowan. Water boom tersebut berdiri kurang lebih 4 tahun lalu, dengan harga tiket masuk
sebesar Rp 6.000,00 baik untuk anak-anak maupun dewasa. Harga masuk water boom tetap
sama pada hari libur atau weekend, dimana biasanya ramai dengan pengunjung. Fasilitas yang
terdapat di water boom diantaranya kolam renang dan papan selunjur. Berikut Gambar 2.1
water boom Sumbersari Dusun Bambangan, Desa Kebowan.
13
Sumber: Dokumentasi Kelompok KKN TIM 1 Desa Kebowan
Gambar 2.2
BBI Dusun Bambangan, Desa Kebowan
14
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN
3.1 Pelaksana Program Kegiatan
Wesly Rambu Langit 21100113120054
Agree Isnasatrianto 21110113130097
Siti Kurniawati 21040113120062
Rimarta Kusumawesti 13050113120053
Anantiyo Okke H 24030113120006
Dany Abyyudha 22030113130141
Dhita Budi Putri D 21100113120008
Indira Febryanti 14020113130128
Mega Ari Suci S 13030113120003
Retno Sri Widyastuti 21020113130117
Tryend Siallagan 21060113130144
16
dengan memberikan informasi peta Selain itu masih ada daerah yang sulit
Geologi dan Geoteknik dianalisis karena kondisi daerah yang
relatif curam.
PELUANG (OPPORTUNITY) ANCAMAN (THREAT)
Dengan diadakan program ini pemerintah Melakukan kegiatan survey atau
desa dan masyarakat desa dapat pemetaan lapangan sampai dengan
melakukan rencana program melakukan percetakan dan bingkai peta
pembangunan baik bangunan dan jalan, dengan dana swadaya mahasiswa yang
sehingga bangunan dan jalan yang tergolong terbatas.
dibentuk tidak mudah rusak dan pondasi
yang dibangun lebih kokoh sesuai dengan
material yang ada.
d. Dokumentasi
(a) (b)
(c) (d)
Sumber: Hasil Dokumentasi Pribadi, 2017
Gambar 1.1
(a), (b), dan (c) Proses Pemetaan Geologi dan Geoteknik; (d) Poster Pemetaan terdiri atas Peta
Geologi dan Geoteknik Desa Kebowan
b. Uraian Kegiatan
Program ini dimulai pada tanggal 13 Januari 2017 dengan melakukan konsultasi
dengan pihak pemerintah Desa Kebowan.
Pada tanggal 15 Januari 2017 melakukan survey lapangan dan kemudian analisis
kondisi lingkungan dan potensi yang ada serta mencari daerah yang aman hingga
tanggal 20 Januari 2017.
Pada tanggal 22 Januari 21017 melakukan penyusunan pokok-pokok materi yang
akan disusun dan dirangkai menjadi suatu kesatuan materi yang mudah dipahami
oleh orang awam. Selain itu melakukan analisis lingkungan dan kondisi daerah
menjadi suatu dimensi daerah yang ada menggunakan software Global Mapper dan
melakukan geoprocesing terhadap data daerah yang didapatkan. Setelah itu, tercipta
suatu animasi lingkungan yang menggambarkan daerah desa kebowan hingga pada
tanggal 26 januari 2017.
Pada tanggal 29 Januari hingga 2 Februari 2017 melakukan penyusunan slide
presentasi yang baik dan menggambarkan kondisi desa
Pada tanggal 5 Februari 2017 kemudian dilakukan pemberian materi terhadap para
pemuda-pemudi Karang Taruna. Pada tanggal 10 Februari 2017 melakukan
pembuatan laporan.
18
c. Pembahasan Kegiatan
KEKUATAN (STRENGTH) KELEMAHAN (WEAKNESS)
Memberikan informasi dan pendataan terhadap Banyak Karang taruna belum mengetahui
potensi Desa Kebowan yang ada, baik dari segi tanda-tanda bencana alam yang mungkin
kekayaan alam maupun bencana alam yang akan terjadi, kondisi Desa secara
mungkin terjadi, sehingga memberikan keseluruhan dan bagaimana pemanfaatan
pemahaman terhadap potensi yang ada dan batuan dan tanah yang banyak terdapat di
bagaimana cara memanfaatkan potensi yang ada Desa Kebowan.
dan mengatasi kemungkinan buruk yang terjadi.
PELUANG (OPPORTUNITY) ANCAMAN (THREAT)
Dengan diadakan program ini diharapkan Para pemuda karang taruna tidak bisa
Karang Taruna dapat siaga untuk menghadapi menerapkan pemahaman mengenai
kemungkinan bencana yang ada dengan bencana dan cara menerapkan mitigasi
mengetahui metode dan daerah mitigasi yang bencana di lapangan.
baik. Selain itu Pemuda Karang taruna dapat
mengetahui potensi daerah mereka sendiri.
d. Dokumentasi
(a) (b)
(c) (d)
Sumber: Hasil Dokumentasi Pribadi, 2017
Gambar 1.2
(a) Potensi Bahan Galian; (b) Kondisi Morfologi; (c) dan (d) Sosialisasi dan Diskusi dengan
Karang Taruna Dusun Tegasari, Desa Kebowan
19
B. Agree Isnasatrianto | Teknik Geodesi (21110113130097)
1. Pembuatan Peta Tata Guna Lahan Desa Kebowan
a. Rekapitulasi Kegiatan
No ASPEK KETERANGAN
1. Bentuk Kegiatan Pembuatan peta tata guna lahan Desa Kebowan
2. Tujuan Kegiatan Melakukan pemetaan tata guna lahan Desa Kebowan
Peta tata guna dapat menjadi pertimbangan penggunaan lahan Desa
yang meliputi pembagian wilayah dengan fungsi-fungsi tertentu,
misalnya fungsi pemukiman, persawahan dsb
Memperbarui data pokok dalam proses pemetaan
Melengkapi peta dasar yang terdapat di Desa Kebowan.
3. Sasaran Kegiatan Sasaran dari program ini adalah perangkat Desa Kebowan dengan
pelibatan masyarakat secara langsung.
4. Waktu dan Waktu : Program pemetaan batas dusun serta RW terlaksana pada
Tempat tanggal 10 27 Januari 2017, dengan total waktu 104 jam.
Pelaksanaan Tempat : Desa Kebowan
5. Dana Yang Print peta ukuran A1 (1 lembar) = Rp. 15.000,-
Dibutuhkan Bingkai peta ukuran peta A1 = Rp. 55.000,-
6. Parameter Efisiensi
Keberhasilan Biaya : Alokasi anggaran awal program sebesar Rp. 65.000,-, akan
tetapi anggaran yang terealisasi mengalami penambahan menjadi Rp.
70.000,-
Waktu : Kegiatan pemetaan terlaksana sesuai dengan target yang
telah ditentukan yaitu selama 18 hari dengan total 104 jam.
Efektivitas
Kegiatan yang direncanakan adalah pembuatan peta tata guna lahan,
pada realisasinya program tersebut telah terlaksana sesuai dengan
target kegiatan.
Manfaat
Dengan adanya peta tata guna lahan, pembangunan ke depan menjadi
lebih tertata rapi dan sesuai dengan fungsinya.
7. Metodologi Perijinan ke kepala Desa
Survei ke setiap dusun yang terdiri dari 7 dusun
Mengumpulkan data hasil survei
Menyiapkan kebutuhan untuk pembuatan peta tata guna lahan
berupa: Laptop, Software ArcGIS, Global Mapper, GPS, Citra
Google Earth.
Pengolahan dan verifikasi data survei lapangan tata guna lahan.
Asistensi dan persetujuan kepala Desa.
b. Uraian Kegiatan
Pemetaan tata guna lahan Desa Kebowan dilakukan karena melihat situasi Desa
yang belum memiliki rancangan dalam tata guna lahan sesuai dengan kondisi di
lapangan. Pemetaan ini dilaksankan dengan menggunakan data citra satelit dari Google
Earth terbaru yang memiliki resolusi spasial yang tinggi sehingga didapatkan hasil yang
teliti. Selanjutnya dibantu data dari Bappeda sebagai data sekunder dan survei lapangan
20
langsung dengan perangkat Desa sebagai data primer. Setelah diperoleh data tersebut
maka selanjutnya dilaksanakan proses digitasi dengan menggunakan software ArcGIS
dan membagi tata guna lahan Desa kebowan menjadi 5 kelas yaitu pemukiman, kebun,
sawah irigasi, sawah tadah hujan, tegalan. Selain klasifikasi tersebut, terdapat informasi
mengenai point of interest seperti masjid, musholla, sekolah, kantor Desa. Dan hasil
akhirnya adalah berupa peta tata guna lahan yang dicetak pada ukuran A1.
c. Pembahasan Kegiatan
KEKUATAN (STRENGHT) KELEMAHAN (WEAKNESS)
Penerimaan dari kepala Desa yang secara Belum adanya rencana mengenai
terbuka dapat mempermudah proses sharing pembangunan Desa yang sistematis
untuk melakukan cross-check data yang sehingga penggunaan lahan tidak sesuai
telah didapatkan sebelumnya. dengan fungsinya
PELUANG (OPPORTUNITY) ANCAMAN (THREAT)
Penataan Desa yang lebih rapi dan tertib
akan terwujud dengan pembentukan Warga Desa masih menggunakan lahan
rancangan Desa yang dilakukan oleh pihak tidak sesuai dengan fungsinya
terkait dengan adanya peta tata guna lahan
d. Dokumentasi
21
4. Waktu dan Waktu : Program pemetaan potensi Desa Kebowan terlaksana pada
Tempat tanggal 28 Januari 3 Februari 2017, dengan total 32 jam.
Pelaksanaan Tempat : Desa Kebowan
5. Dana Yang Print peta A1 (1 lembar) : Rp. 15.000,-
Dibutuhkan
6. Parameter Efisiensi
Keberhasilan a. Waktu : Kegiatan pemetaan batas dusun dan RW terlaksana sesuai
dengan target yang telah ditentukan yaitu selama 7 hari
dengan total 32 jam.
Efektivitas
Kegiatan yang direncanakan adalah pembuatan peta kelerengan Desa
Kebowan, pada realisasinya program tersebut telah terlaksana sesuai
dengan target kegiatan.
Manfaat
Perangkat Desa maupun warga mengerti kondisi geografis kelerengan
Desa Kebowan melalui peta yang dapat digunakan sebagai acuan
untuk pembangunan dan sebagai informasi daerah mana yang rawan
longsor..
7. Metodologi Perijinan ke kepala Desa
Survei ke setiap dusun yang terdiri dari 7 dusun
Mengumpulkan data hasil survei kontur
Menyiapkan kebutuhan untuk pembuatan peta tata guna lahan
berupa: Laptop, Software ArcGIS, Global Mapper, GPS, Citra
Google Earth.
Pengolahan dan verifikasi data survei lapangan.
Asistensi dan persetujuan kepala Desa.
b. Uraian Kegiatan
Pemetaan dengan tema kelerengan Desa Kebowan dilakukan karena melihat situasi
Desa yang berada di daerah dataran tinggi dengan tinggi yang bervariasi sehingga perlu
dilakukan pemetaan untuk mendapatkan gambaran kondisi sesungguhnya melalui peta.
Pemetaan ini dilaksanakan dengan menggunakan data citra satelit dari Google Earth
terbaru yang memiliki resolusi spasial yang tinggi sehingga didapatkan hasil yang teliti.
Selanjutnya dilaksanakan pemrosesan data dari citra satelit untuk mendapatkan data
DEM dan diturunkan menjadi kontur dengan interval 3m. Setelah diperoleh data
tersebut maka selanjutnya dilaksanakan proses slope dengan menggunakan software
ArcGIS dan membagi kelerengan Desa kebowan menjadi 5 datar, kemiringan rendah,
kemiringan sedang, kemiringan tinggi, curam.
c. Pembahasan Kegiatan
KEKUATAN (STRENGHT) KELEMAHAN (WEAKNESS)
a. Kegiatan mendapat dukungan dari a. Kurangnya ketelitian data
kepala Desa Kebowan. b. Akses survei lokasi yang sulit
22
PELUANG (OPPORTUNITY) ANCAMAN (THREAT)
a. Sebagai acuan untuk pembangunan
ke depan.
b. Sebagai informasi mengenai -
gambaran geografis kelerengan
Desa.
d. Dokumentasi
23
No ASPEK KETERANGAN
b. Waktu : Kegiatan pemetaan batas dusun dan RW terlaksana
sesuai dengan target yang telah ditentukan yaitu
selama 12 hari dengan total 62 jam.
Efektivitas
Kegiatan yang direncanakan adalah pembuatan peta batas dusun dan
RW berbasis dengan citra google earth terbaru, pada realisasinya
program tersebut telah terlaksana sesuai dengan target kegiatan.
Manfaat
Masyarakat Desa Kebowan dapat mengetahui batas dari masing-
masing dusun secara visual atau tergambar melalui peta citra dan juga
peta tersebut dapat dijadikan sebagai acuan dalam perumusan
kebijakan desa.
Kesimpulannya, bahwa program pemetaan batas dusun serta RW di
Desa Kebowan dinyatakan berhasil apabila dilihat dari efisien dari segi
waktu, efektif, dan memiliki nilai kebermanfaatan utamanya bagi desa.
7. Metodologi Instrumen survei yang digunakan yaitu wawancara. Wawancara
dilakukan kepada masyarakat yang dirasa mengetahui secara pasti batas
dari masing-masing dusun atau RW. Selanjutnya, dilakukan cross-
check data bersama dengan perangkat desa yang diwakili oleh bapak
kepala desa yaitu Bapak Sutarminto.
b. Uraian Kegiatan
Pemetaan batas dusun serta batas RW dilakukan mengingat di Desa Kebowan
belum memiliki peta administrasi dengan unit terkecil dusun atau rukun warga (RW).
Pemetaan dilakukan dengan menggunakan data dasar yaitu citra google earth tahun
terbaru. Langkah awal dalam melakukan pemetaan yaitu pembuatan batas Desa
Kebowan yang dilanjutkan dengan pembuatan batas dusun. Dalam pembuatan batas
dusun, informasi diperoleh dari hasil wawancara kepada salah satu warga di Dusun
Tegalsari, Desa Kebowan. Informan memiliki informasi cukup untuk dijadikan dasar
dalam melakukan pemetaan. Informasi yang diperoleh kemudian diolah dengan
menggunakan software ArcGIS. Produk akhir yang diperoleh adalah peta batas dusun
dan peta batas RW dari Desa Kebowan berbasis google earth.
c. Pembahasan Kegiatan
KEKUATAN (STRENGHT) KELEMAHAN (WEAKNESS)
a. Informan yang dituju memiliki informasi a. Terdapat beberapa perbedaan pendapat
memadai, sehingga dapat mempermudah antar perangkat desa dalam penentuan
dalam melakukan pemetaan batas dusun dan batas desa.
RW. b. Terdapat kesulitan dalam penentuan batas
b. Penerimaan dari kepala desa yang secara dusun yang memiliki pebatasan pada
terbuka dapat mempermudah proses sharing areal persawahan.
untuk melakukan cross-check data yang
telah didapatkan sebelumnya.
PELUANG (OPPORTUNITY) ANCAMAN (THREAT)
a. Pembuatan peta administrasi berbasis
Tidak Ada
google earth dapat menjadi salah satu
24
percontohan baik bagi desa-desa di
Kecamatan Suruh.
d. Dokumentasi Program
25
No ASPEK KETERANGAN
Kesimpulannya, bahwa program pemetaan potensi-potensi Desa
Kebowan dinyatakan berhasil apabila dilihat dari efisien dari segi
waktu, efektif, dan memiliki nilai kebermanfaatan utamanya bagi desa.
7. Metodologi Instrumen survei yang digunakan yaitu wawancara. Wawancara
dilakukan kepada kepala Desa Kebowan yaitu Bapak Sutarminto. Hasil
dari diskusi tersebut adalah pemetaan lokasi-lokasi yang memiliki
potensi sebagai darah wisata baik alam, buatan, ataupun kesenian.
b. Uraian Kegiatan
Pemetaan lokasi-lokasi potensial yang terdapat di Desa Kebowan diperlukan,
mengingat pemetaan tersebut belum pernah dilakukan sebelumnya. Pemetaan potensi-
potensi desa juga dapat menjadi salah satu acuan pemerintah utamanya adalah
pemerintah desa dalam membuat kebijakan, strategi, dan program-program yang dapat
mendukung keberlanjutan dari potensi yang tersedia. Pemetaan ini dilakukan dengan
bantuan dari kepala Desa Kebowan yaitu Bapak Sutarminto selaku informan yang
memberikan informasi-informasi terkait dengan potensi desa. Potensi Desa Kebowan
tersebar di beberapa dusun seperti Dusun Bambangan dan Dusun Tegalrejo. Setelah
pengumpulan informasi, dilanjutkan dengan pemetaan dengan menggunakan data dasar
yaitu peta citra Desa Kebowan. Aplikasi yang digunakan adalah CorelDraw untuk
proses editing peta.
c. Pembahasan Kegiatan
KEKUATAN (STRENGHT) KELEMAHAN (WEAKNESS)
a. Kegiatan mendapat dukungan dari kepala a. Kurangnya media promosi untuk
Desa Kebowan. meingkatkan minat pengunjung dari luar
b. Potensi Desa Kebowan mampu menjadi salah desa atau kabupaten.
satu daya Tarik wisatawan. b. Akses menuju lokasi wisata yang cukup
sulit.
PELUANG (OPPORTUNITY) ANCAMAN (THREAT)
a. Belum terdapat pembahasan mengenai
potensi desa secara jelas dan mendalam oleh
Tidak Ada
perangkat desa setempat.
d. Dokumentasi
26
(a) (b)
Sumber: Hasil Dokumentasi Pribadi, 2017
Gambar 1.2
Pemetaan Potensi Desa Kebowan
28
d. Dokumentasi Program
29
No ASPEK KETERANGAN
3. Sasaran Kegiatan Sasaran dari kegiatan ini adalah Ibu Pkk dan Karang Taruna agar
kedepannya mampu membuat kreasi baru dalam memadupadankan
makanan Indonesia dan Makan Jepang.
4. Waktu dan Waktu : Program praktek memasak makanan jepang dilakukan pada 28
Tempat Januari 30 Januari 2017, dengan total 36 jam
Pelaksanaan Tempat : Dusun Bambangan dan Dusun Tegal Rejo di Desa Kebowan.
5. Dana Yang Pembelian bahan masakan = Rp. 105.000,00
Dibutuhkan
6. Parameter Efisiensi
Keberhasilan a. Biaya : Alokasi anggaran awal program sebesar Rp. 75.000,00
anggaran tersebut sudah terealisasi tetapi mengalami
penambahan biaya menjadi RP. 105.000,00.
b. Waktu : Kegiatan memasak terlaksana sesuai dengan target yang
telah ditentukan yaitu selama 3 hari dengan total 35 jam.
Efektivitas
Kegiatan yang direncanakan adalah memasak oalahan jepang, pada
realisasinya program tersebut telah terlaksana sesuai denga target
kegiatan.
Manfaat
Pemerintah desa melalui kebijakan dan strateginya dapat
mengembangkan potensi dari Desa Kebowan.
Kesimpulannya, bahwa program pengenalan dan pemraktekkan masakan
jepang terhadap ibu PKK dan Karang taruna dinyatakan berhasil apabila
dilihat dari efisien dari segi waktu, efektif, dan memiliki nilai
kebermanfaataan.
7. Metodologi Instrumen survei yang digunakan yaitu wawancara. Wawancara
dilakukan kepada ketua dari Ibu PKK Dusun Bambangan yaitu Ibu Budi
dan Ketua Karang Taruna Dusun Tegal rejo yaitu Mbak Ella Dhita. Hasil
diskusi tersebut adalah pelaksanaan dan perlengkapan yang akan
dipersiapkan ketika memasak.
b. Uraian Kegiatan
Pengenalan dan pembuatan makanan khas jepang make a japanese
food kepada ibu PKK dan Karang taruna dilakukan karena sebelumnya mereka belum
mengetahui bagaimana cara mengolah dan bahan-bahan seperti tepung terigu, telur, gula, dan
lain sebagainya. Kali ini kami akan memperkenalkan makanan ringan khas jepang seperti
dorayaki dan okonomiyaki. Pelaksanaan memasak di bantu oleh para ibu PKK dan Karang
taruna. Setelah berkumpulnya massa untuk melakukan memasak, dilanjutkan dengan praktek
memasak dorayaki dan okonomiyaki.
c. Pembahasan Kegiatan
KEKUATAN (STRENGTH) KELEMAHAN (WEAKNESS)
a. Kegiatan mendapat dukungan oleh Kepala
Dusun Bambangan Desa Kebowan. Tidak Ada
30
a. Belum adanya peluang masyarakat untuk
Tidak Ada
mengenal makanan khas Jepang
d. Dokumentasi
31
No. Aspek Keterangan
6. Parameter Efisiensi
Keberhasilan a. Biaya: Alokasi anggaran awal progam sebesar Rp. 60.000 tidak ada
penambahan dalam alokasi anggaran.
b. Waktu: Kegiatan penyuluhan tentang berbagai jenis sampah dan
membuat kerajinan terlaksana sesuai dengan target.
Efektifitas
Kegiatan yang direncanakan yaitu penyuluhan tentang sampah organic,
anorganik dan B3 dan Membuat Kerajinan dengan Karang Taruna
Dusun Tegalsari Desa Kebowan sesuai dengan target kegiatan.
Manfaat yang diperoleh dari Penyuluhan sampah organic, anorganik
dan B3 dan membuat kerajinan dari botol plastic bekas untuk Karang
Taruna Dusun Tegalsari Desa Kebowan adalah Dusun Tegalsari Desa
Kebowan menjadi bersih dari sampah dan pemuda desa dapat
menambah penghasilan dari membuat kerajinan dari barang-barang
bekas.
Kesimpulannya, bahwa program Penyuluhan Sampah Organik, Anorganik
dan B3 dan Membuat Kerajinan dari Botol Plastik Bekas Untuk Karang
Taruna Dusun Tegalsari Desa Kebowan dinyatakan berhasil apabila dilihat
dari efisien dari segi waktu, efektif, dan memiliki nilai kebermanfaatan
utamanya bagi Karang Taruna.
7. Metodologi Instrumen yang digunakan adalah Botol Plastik Bekas. Botol plastik bekas
ini digunakan untuk membuat kerajinan tangan yang dilakukan bersama
dengan Karang Taruna Dusun Tegalsari. Sehingga Karang Taruna dapat
membuat kerajinan dari sampah botol plastic bekas
b. Uraian Kegiatan
Dalam pelaksanaan program ini, warga terutama pemuda desa, Dusun Tegalsari
Desa Kebowan dilakukan penyuluhan sampah organic, anorganik dan B3 dan membuat
kerajinana dari botol palstik bekas. Namun ada berbagai Persiapan alat dan bahan yaitu
botol plastic bekas, CD bekas, gunting, cat minyak, pallet, kertas karton, lem kertas dan
lem Alteco. Untuk melakukan penyuluhan dilakukan pada hari sabtu dan minggu.
Hal ini dikarenakan pemuda desa di Dusun Tegalsari Desa Kebowan banyak yang
menempuh Sekolah tingkat Atas sehingga waktu yang digunakan adalah pada hari sabtu
dan minggu. Pemuda desa sangat antusias untuk mengikuti kegiatan penyuluhan
tentang sampah organik, anorganik dan B3. Kemudian setelah dilakukan penyuluhan
tentang sampah organik, anorganik dan B3 kemudian dilakukan pembuatan kerajinan
dari botol plastik.
Pada pembuatan kerajinan ini alat dan bahan yang digunakan adalah botol plastik
bekas,CD bekas, kertas karton, gunting, cat minyak, lem kertas, lem Alteco. Pada
Botol plastik yang sudah dibersihkan dipotong menjadi 2 bagian, lalu ambil bagian
badan botol plastik kemudian kertas karton dipotong sesuai dengan ukuran badan botol
plastik kemudian kertas karton dicat dengan menggunakan cat minyak. Kemudian
32
tunggu hingga cat minyak menjadi kering. Lalu kertas karton ditempelkan pada badan
botol plastik kemudian tunggu hingga kertas karton dan botol plastic menempel lalu
tempelkan kertas karton dan botol plastik di atas CD bekas dengan menggunakan lem
Alteco, kemudian dibiarkan hingga kering. Kemudian kerajinan siap untuk
digunakan. Kerajinan ini dapat digunakan sebagai hiasan pot yang ada di dalam rumah.
Dengan adanya penyuluhan sampah organic, anorganik dan B3 dan pembuatan
kerajinan dari botl plastik ini, warga terutama pemuda desa sangat antusias dan sangat
senang dengan adanya kegiatan ini. Pemuda desa dapat mengetahui berbagai macam
jenis sampah dan dapat memanfaatkan sampah-sampah yang tidak dapat digunakan
menjadi hasil kerajinan yang berguna dan dapat dijual baik ke masayarakat sekitar
maupun di luar Desa Kebowan.
c. Pembahasan Kegiatan
KEKUATAN (STRENGHT) KELEMAHAN (WEAKNESS)
a. Menambah pengetahuan pemuda desa a. Kurangnya pengetahuan pemuda desa
tentang berbagai jenis sampah dan cara tentang kebersihan lingkungan dan
pengolahannya. kurangnya minat untuk membuat
b. Pemuda desa sangat antusias membuat kerajinan dari barang-barang bekas yang
kerajinan dari botol plastik bekas. hasilnya dapat dijual.
KEKUATAN (STRENGHT) KELEMAHAN (WEAKNESS)
a. Pemuda desa dapat mengedukasi ke a. Tidak melakukan hal-hal yang dianjurkan
pemuda desa lain atau keluarga mereka pada saat penyuluhan.
tentang berbagai jenis sampah dan
pemanfaatan barang-barang bekas.
d. Dokumentasi
(a) (b)
33
(c) (d)
Sumber: Hasil Dokumentasi Pribadi, 2017
Gambar 1.1.
(a), (b), (c), dan (d) Penyuluhan Sampah Organik, Anorganik dan B3 serta Membuat
Kerajinan Dari Botol Plastik Bekas untuk Karang Taruna Dusun Tegalsari Desa
Kebowan.
34
No. Aspek Keterangan
a. Warga khususunya pemuda desa dapat membuat pupuk kandang
dengan baik dan benar.
b. Pupuk kandang yang dibuat dapat dijual ke masyarakat sekitar dan
juga dapat dijual di luar masyarakat desa kebowan
Kesimpulannya, bahwa program Pembuatan Pupuk Kandang dengan
Menggunakan Kotoran Sapi Untuk Karang Taruna Dusun Tegalsari Desa
Kebowan dinyatakan berhasil apabila dilihat dari efisien dari segi waktu,
efektif, dan memiliki nilai kebermanfaatan utamanya bagi Karang
Taruna.
7. Metodologi Instrumen yang digunakan adalah Kotoran Sapi. Kotoran sapi ini baik
untuk dibuat pupuk, hal ini dikarenakan pada kotoran sapi mengandung
unsur hara yang sangat banyak.
b. Uraian Kegiatan
Dalam pelaksanaan program ini, pelaksanaan dilakukan ditempatnya di pelataran
rumah Ketua Karang Taruna yang mengajak para warga terutama pemuda desa, Dusun
tegalsari Desa kebowan untuk membuat pupuk kandang dari kotoran sapi yang baik
dan benar. Ada pun cara membuatannya yaitu dengan menyiapkan pupuk kandang 1
Kg, pupuk urea 2 Kg, EM4 (starter), tanah dan cangkul atau sekop. Kemudian bahan-
bahan tersebut dicampur dengan menggunakan cangkul atau sekop. Untuk takaran
pencampuran antara EM4 dengan pupuk urea yaitu pada setiap 1 sendok makan pupuk
urea maka pemberian EM4 sebanyak 1 tutup botol cairan EM4. Kemudian setelah
dicampur lalu dimasukkan ke dalam botol plastik kemudian ditutup dengan
menggunakan plastik dengan rapat dan disimpan pada tempat yang tidak terkena sinar
matahari dan tidak terkena hujan secara langsung.
Setelah ditutup dengan rapat kemudian didiamkan dan dilakukan pengecekan secara
berkala setiap seminggu sekali. Pada saat pengecekan dilakukan pembukaan tutup
plastik dan pengadukan supaya gas dapat keluar dan dapat mengalami penggantian
udara, pada saat pembukaan tutup pada botol plastik bekas dilakukan secara berhati-
hati dan menggunakan masker, hal ini dikarenakan bau ammonia yang sangat
menyengat. Pada hari ke-1 sampai ke -7 akan terjadi pembentukan fermentasi,
kemudian hari ke-8 sampai ke-14 akan mengalami fermentasi I, kemudian hari ke-15
sampai ke-21 akan mengalami fermentasi II, kemudian hari ke-22 sampai ke-29 pupuk
siap untuk digunakan.
Warga terutama pemuda desa sangat antusias untuk membuat pupuk kandang dari
kotoran sapi pemuda desa sangat senang dengan adanya pembuatan pupuk kandang
dari kotoran sapi ini, pemuda desa dapat membuat pupuk kandang dengan baik dan
35
benar serta dapat menambah penghasilan dengan menjual pupuk kandang ini ke
masyarakat sekitar maupun diluar masyarakat Desa Kebowan.
c. Pembahasan Kegiatan
KEKUATAN (STRENGHT) KELEMAHAN (WEAKNESS)
a. Menambah pengetahuan warga terutama a. Kurangnya pengetahuan warga terutama
pemuda desa dalam pembuatan pupuk pemuda desa tentang pembuatan pupuk
kandang dari kotoran sapi kandang dari kotoran sapi yang baik dan
b. Warga terutama pemuda desa sangat antusias benar
dan bersemangat dalam melakukan
pembuatan pupuk kandang dari kotoran sapi
KEKUATAN (STRENGHT) KELEMAHAN (WEAKNESS)
a. Warga terutama pemuda desa dapat a. Tidak melakukan hal-hal yang
mengedukasi pemuda desa lain untuk dianjurkan pada saat sosialisasi.
membuat pupuk kandang dari kotoran sapi b.Kurangnya warga yang datang untuk
yang baik dan benar. kegiatan sosialisasi.
d. Dokumentasi
(a) (b)
(c) (d)
Sumber: Hasil Dokumentasi Pribadi, 2017
Gambar 1.2.
(a), (b), (c), dan (d) Pembuatan Pupuk Kandang Dengan Menggunakan Kotoran Sapi
bersama Karang Taruna Dusun Tegalsari Desa Kebowan
36
No ASPEK KETERANGAN
1. Bentuk Kegiatan Pendampingan Peningkatan Status Gizi Pada Ibu Hamil di Desa
Kebowan
2. Tujuan Kegiatan Peningkatan Status Gizi Pada Ibu Hamil
Peningkatan Pengetahuan Terkait Gizi Pada Ibu Hamil
3. Sasaran Kegiatan Ibu Hamil di desa Kebowan
4. Waktu dan Tempat Waktu : Program Pendampingan Peningkatan Status Gizi Pada Ibu
Pelaksanaan Hamil terlaksanan pada tanggal 9 21 Januari 2017
Tempat : Desa Kebowan
5. Dana Yang Timbangan camry 1 : Rp. 200.000
Dibutuhkan Mikrotoa : Rp. 45.000
Pita LILA : Rp. 10.000
6. Parameter Efisiensi
Keberhasilan a. Biaya : Anggaran awal biaya Rp. 255.000 sudah terserap
dengan baik yaitu sebesar 100%
b. Waktu : Program pendampingan peningkatan status gizi pada
ibu hamil di desa Kebowan berjalan sesuai waktu yang
ditetapkan
Efektivitas
Kegiatan yang direncanakan adalah pendampingan peningkatan
status gizi pada ibu hamil, pada realisasinya program tersebut telah
terlaksana sesuai dengan target kegiatan.
Manfaat
Ibu hamil di desa kebowan khususnya mengalami peningkatan
status gizi dan pengetahuan terkait gizi pada ibu hamil dengan
tujuan agar bayi yang dilahirkan memiliki status gizi yang baik.
Kesimpulannya, bahwa program pemetaan batas dusun serta RW di
Desa Kebowan dinyatakan berhasil apabila dilihat dari efisien dari
segi waktu, efektif, dan memiliki nilai kebermanfaatan utamanya bagi
desa.
Kesimpulannya, bahwa program Pendampingan Peningkatan Status
Gizi Pada Ibu Hamil di Desa Kebowan dinyatakan berhasil dilihat dari
segi waktu, efektif, dan memiliki nilai kebermanfaatan utamanya bagi
desa.
7. Metodologi Instrumen survei yang digunakan yaitu wawancara dan kuesioner.
Wawancara yang dilakukan berupa recall makanan yang di asup oleh
ibu hamil. Sedangkan kuesioner digunakan untuk mengetahui adanya
peningkatan pengetahuan terkait gizi pada ibu hamil. Selain itu
dilakukan pengukuran antropometri berupa penimbangan BB,
pengukuran TB, dan LILA
b. Uraian Kegiatan
Pendampingan peningkatan status gizi pada ibu hamil di Desa Kebowan dirasa
perlu dilakukan mengingat dari tingginya jumlah bayi gizi kurang di Desa Kebowan
per bulan agustus 2016 yaitu sebanyak 9 orang bayi gizi kurang dan 1 orang bayi gizi
buruk. Data tersebut di dapat dari hasil wawancara dengan ahli gizi di puskesmas
kecamatan suruh dan bidan desa kebowan. Oleh karena itu dilakukan program
pendampingan peningkatan status gizi pada ibu hamil di desa kebowan dengan tujuan
37
agar nantinya bayi yang dilahirkan memiliki status gizi yang baik dan berkaitan pada
penurunan angka prevalensi bayi gizi kurang dan bayi gizi buruk di Desa Kebowan.
c. Pembahasan Kegiatan
KEKUATAN (STRENGHT) KELEMAHAN (WEAKNESS)
a. Informan yang dituju memiliki informasi a. Terdapat bias pada saat recall makanan di
memadai, sehingga dapat mempermudah karenakan adanya intervensi dari anggota
dalam menentukan sasaran program keluarga lain saat pengambilan data
tersebut recall.
PELUANG (OPPORTUNITY) ANCAMAN (THREAT)
a. Pendampingan peningkatan status gizi pada
ibu hamil dapat menjadi program yang
membantu menurunkan angka prevalensi -
bayi BBLR yang nantinya dapat menjadi
bayi gizi kurang dan bayi gizi buruk
d. Dokumentasi
(a) (b)
Sumber: Hasil Dokumentasi Pribadi, 2017
Gambar 1.1
Pendampingan Peningkatan Status Gizi Pada Ibu Hamil di Desa Kebowan
38
No ASPEK KETERANGAN
Desa Kebowan terlaksana pada tanggal 22 29 Januari
2017
Tempat : Desa Kebowan
5. Dana Yang Snack 45 buah : Rp. 225.000
Dibutuhkan Air kemasan 56 buah : Rp. 36.000
6. Parameter Efisiensi
Keberhasilan a. Biaya : Alokasi anggaran awal program sebesar Rp. 300.000,
anggaran tersebut terealisasi 87% atau Rp. 261.000,-
b. Waktu : Kegiatan optimalisasi kader posyandu terkait
pencegahan dan penanganan bayi gizi kurang dan bayi
gizi buruk berjalan sesuai waktu yang ditentukan
Efektivitas
Kegiatan yang direncanakan adalah program optimalisasi kader
posyandu terkait pencegahan dan penanganan bayi gizi kuran dan
bayi gizi buruk tersebut telah terlaksana sesuai dengan target
kegiatan.
Manfaat
Peningkatan keterampilan dan pengetahuan kader posyandu terkait
pencegahan dan penanganan bayi gizi kurang dan bayi buruk
meningkat, dan nantinya berkaitan terhadap penurunan angka
prevalensi bayi gizi kurang dan bayi gizi buruk di desa kebowan
Kesimpulannya, bahwa program Optimalisasi Kader Posyandu
Terkait Pencegahan dan Penanganan Bayi Gizi Kurang dan Bayi
Gizi Buruk di Desa Kebowan dinyatakan berhasil apabila dilihat dari
efisien dari segi waktu, efektif, dan memiliki nilai kebermanfaatan
utamanya bagi desa.
7. Metodologi Instrumen survei yang digunakan yaitu wawancara dan kuesioner.
Dilakukan kepada seluruh kader posyandu desa kebowan. Hasil dari
wawancara dan kuesioner tersebut dijadikan acuan pembuatan
program.
b. Uraian Kegiatan
Keterampilan dan pengetahuan terkait gizi kurang dan gizi buruk mutlak perlu
dimiliki oleh setiap anggota kader posyandu di desa kebowan. Hal tersebut bermanfaat
sebagai dasar pencegahan dan penanganan bayi gizi kurang dan gizi buruk di desa
kebowan khususnya. Untuk itu setelah melakukan penggalian informasi dan pencarian
data melalui metode wawancara dan kuesioner dengan sasaran kader posyandu desa
kebowan maka dirasa perlu untuk membuat program optimalisasi kader posyandu
terkait pencegahan dan penanganan bayi gizi kurang dan bayi gizi buruk di desa
kebowan kecamatan suruh kabupaten Semarang. Program ini bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan, keterampilan, serta pengetahuan kader posyandu terkait
gizi pada balita sehingga dapat menurunkan angka prevalensi gizi kurang dan gizi
buruk di desa kebowan khususnya.
39
c. Pembahasan Kegiatan
KEKUATAN (STRENGHT) KELEMAHAN (WEAKNESS)
a. Kegiatan mendapat dukungan dari a. Kurangnya minat beberapa kader
kepala Desa Kebowan. posyandu
b. Kegiatan mendapat dukungan dari
Bidan Desa Kebowan
PELUANG (OPPORTUNITY) ANCAMAN (THREAT)
a. Masih kurangnya pengetahuan dan
keterampilan sebagian besar kader
-
posyandu desa kebowan terhadap
gizi balita
d. Dokumentasi
(a) (b)
Sumber: Hasil Dokumentasi Pribadi, 2017
Gambar 1.2
Optimalisasi Kader Posyandu Terkait Pencegahan dan Penanganan Bayi Gizi
Kurang
40
No ASPEK KETERANGAN
4. Waktu dan Waktu : Program pembuatan peta sebaran potensi bahan galian,
Tempat AMDAL serta tahapan reklamasi kegiatan pertambangan di
Pelaksanaan Desa Kebowan terlaksana pada tanggal 16 28 Januari 2017,
dengan total waktu 72 jam.
Tempat : Desa Kebowan
5. Dana Yang Print peta ukuran A4 (4 lembar) = Rp. 2000,-
Dibutuhkan Print peta ukuran A1 (1 lembar) = Rp. 15.000,-
Bingkai peta buah = Rp. 30.000,-
6. Parameter Efisiensi
Keberhasilan - Biaya : Alokasi anggaran awal program dan anggaran yang
terealisasi adalah sama yaitu sebesar Rp. 47.000,00. Rincian
anggaran biaya program tercantum dalam Kartu Kontrol
Pelaksanaan Program Pokok (K1).
- Waktu : Kegiatan pembuatan peta sebaran potensi bahan galian,
AMDAL serta tahapan reklamasi kegiatan pertambangan di
Desa Kebowan telah terlaksana sesuai dengan target yang
telah ditentukan yaitu selama 13 hari dengan total 72 jam.
Efektivitas
Kegiatan yang direncanakan adalah pembuatan peta sebaran potensi
bahan galian, AMDAL serta tahapan reklamasi kegiatan pertambangan
di Desa Kebowan, pada realisasinya program tersebut telah terlaksana
sesuai dengan target kegiatan.
Manfaat
Desa Kebowan memiliki beberapa lokasi yang berpotensi sebagai
bahan galian golongan C, tetapi potensi tersebut belum dikembangkan
secara maksimal. Dengan adanya kegiatan pembuatan peta sebaran
potensi bahan galian maka diharapkan potensi tersebut dapat lebih
dikembangkan dan dimanfaatkan oleh Masyarakat di Desa Kebowan.
Penyusunan AMDAL serta tahapan reklamasi pada daerah kegiatan
pertambangan juga diharapkan mampu memberikan informasi kepada
masyarakat Desa Kebowan agar segala bentuk kegiatan pertambangan
di Desa Kebowan sesuai dengan peraturan dan tidak merusak
lingkungan.
Kesimpulannya, bahwa program pembuatan peta sebaran potensi bahan
galian, AMDAL serta tahapan reklamasi kegiatan pertambangan di Desa
Kebowan dinyatakan berhasil apabila dilihat dari efisien dari segi waktu,
efektif, dan memiliki nilai kebermanfaatan utamanya bagi desa.
7. Metodologi Metodologi yang digunakan pada pelaksanaan program ini adalah dengan
melakukan recconaisance untuk menentukan batas Desa Kebowan,
pengambilan data secara langsung di lapangan dan pengolahan data
lapangan untuk selanjutnya diproses menggunakan software.
Selanjutnya, dilakukan cross-check data bersama dengan perangkat desa.
b. Uraian Kegiatan
Pelaksanaan program pembuatan peta sebaran potensi bahan galian, AMDAL serta
tahapan reklamasi kegiatan pertambangan di Desa Kebowan dilakukan dengan
melakukan pemetaan langsung di lapangan untuk mengambil data yang diperlukan.
Data lapangan yang diperlukan adalah titik koordinat daerah yang berpotensi bahan
galian, foto lokasi, deskripsi litologi (jenis batuan penyusun), tingkat kerusakan
41
lingkungan. Pemetaan ini dilakukan dengan mengcover seluruh wilayah di Desa
Kebowan sehingga data yang didapat benar-benar valid. Kegiatan selanjutnya yaitu
menganalisis hasil data lapangan yang didapat untuk mengetahui batas wilayah/lokasi
yang berpotensi bahan galian di Desa Kebowan. Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan (AMDAL) serta tahapan reklamasi kegiatan pertambangan juga disusun
berdasarkan data lapangan dan disesuaikan standart PERMEN LH NO 11 TAHUN
2006. Semua data yang telah dianalisis tersebut selanjutnya diolah dengan
menggunakan software ArcGIS 10.1, Global Mapper dan Correl sehingga didapat suatu
output berupa poster yang berisi informasi peta sebaran potensi bahan galian, AMDAL
dan tahapan reklamasi kegiatan pertambangan di Desa kebowan.
c. Pembahasan Kegiatan
KEKUATAN (STRENGHT) KELEMAHAN (WEAKNESS)
a. Desa Kebowan memiliki beberapa titik a. Terdapat beberapa daerah yang tidak
lokasi yang sangat berpotensi sebagai bahan bisa dijangkau akibat tidak adanya jalan
galian C sehingga mempurdah dalam sehingga menyulitkan kegiatan
kegiatan pemetaan. pemetaan.
b. Adanya informasi dari beberapa Kepala b. Terdapat kesulitan dalam mengcover
Dusun tentang adanya kegiatan kegiatan pemetaan Desa Kebowan
pertambangan bahan galian C, serta lahan dikarenakan terdapat perbedaan pada
pertambangan yang telah dilakukan saat penetuan batas Desa Kebowan.
reklamasi di Desa Kebowan.
PELUANG (OPPORTUNITY) ANCAMAN (THREAT)
a. Dengan adanya kegiatan pembuatan peta a. Pandangan masyarakat yang terlalu
sebaran potensi bahan galian maka negatif terhadap kegiatan pertambangan
diharapkan potensi bahan galian di Desa karena dirasa akan merusak lingkungan
Kebowan dapat lebih dikembangkan dan mereka adalah suatu ancaman yang
dimanfaatkan oleh Masyarakat di Desa dapat membatasi perkembangan
Kebowan. Penyusunan AMDAL serta aktivitas pertambangan di Desa
tahapan reklamasi pada daerah kegiatan Kebowan.
pertambangan juga diharapkan mampu
memberikan informasi kepada masyarakat
Desa Kebowan agar segala bentuk kegiatan
pertambangan di Desa Kebowan sesuai
dengan peraturan dan tidak merusak
lingkungan.
42
d. Dokumentasi
(a) (b)
(c)
Sumber: Hasil Dokumentasi Pribadi, 2017
Gambar 1.1
(a)Kegiatan pemetaan sebaran potensi bahan galian di Desa Kebowan; (b) Output
program monodisiplin Pembuatan Peta Sebaran Potensi Bahan Galian, AMDAL
serta Tahapan Reklamasi Kegiatan Pertambangan di Desa Kebowan
2. Pembuatan Peta Sebaran Pola Pengaliran dan Sumber Air di Desa Kebowan
a. Rekapitulasi Kegiatan
No ASPEK KETERANGAN
1. Bentuk Kegiatan Pembuatan Peta Pola Pengaliran dan Sumber Air di Desa
Kebowan.
2. Tujuan Kegiatan Memberikan informasi kepada masyarakat daerah mana saja
yang terdapat sumber air.
Memetakan pola pengaliran sungai sehingga dapat
memberikan informasi mengenai kondisi hulu, hilir serta air
permukaan di Desa Kebowan.
Untuk memberikan informasi kepada masyarakat yang
utamanya bermata pencaharian sebagai petani dalam
pembuatan irigasi.
3. Sasaran Kegiatan Sasaran dari kegiatan adalah perangkat desa dan masyarakat
di Desa Kebowan.
4. Waktu dan Tempat Waktu : Program pembuatan pola pengaliran dan sumber air
Pelaksanaan di Desa Kebowan terlaksana pada tanggal 29
43
No ASPEK KETERANGAN
Januari 8 Februari 2017, dengan total waktu 54
jam.
Tempat : Desa Kebowan
5. Dana Yang Print peta ukuran A4 (4 lembar) = Rp. 2000,-
Dibutuhkan Print peta ukuran A1 (1 lembar) = Rp. 15.000,-
Bingkai peta buah = Rp. 30.000,-
6. Parameter Efisiensi
Keberhasilan a. Biaya : Alokasi anggaran awal program dan anggaran
yang terealisasi adalah sama yaitu sebesar Rp.
47.000,00. Rincian anggaran biaya program
tercantum dalam Kartu Kontrol Pelaksanaan
Program Pokok (K1).
b. Waktu : Kegiatan pembuatan peta pola pengaliran dan
sumber air di Desa Kebowan telah terlaksana
sesuai dengan target yang telah ditentukan yaitu
selama 11 hari dengan total 54 jam.
Efektivitas
Kegiatan yang direncanakan adalah pembuatan peta pola
pengaliran dan sumber air di Desa Kebowan, pada realisasinya
program tersebut telah terlaksana sesuai dengan target
kegiatan.
Manfaat
Pada kegiatan pembuatan peta pola pengaliran dan titik sumber
air di Desa Kebowan, maka diharapkan peta tersebut dapat
memberikan informasi yang terintegrasi mengenai lokasi mana
saja yang terdapat sumber air di Desa Kebowan dan membantu
dalam perencanaan irigasi.
Kesimpulannya, bahwa program dinyatakan berhasil apabila
dilihat dari efisien dari segi waktu, efektif, dan memiliki nilai
kebermanfaatan utamanya bagi desa.
7. Metodologi Metodologi yang digunakan pada pelaksanaan program ini
adalah dengan melakukan recconaisance untuk menentukan
batas Desa Kebowan, pengambilan data secara langsung di
lapangan dan pengolahan data lapangan untuk selanjutnya
diproses menggunakan software. Selanjutnya, dilakukan cross-
check data bersama dengan perangkat desa.
b. Uraian Kegiatan
Kegiatan program monodisiplin yang berupa pembuatan peta pola pengaliran dan
titik sumber air di Desa Kebowan dilakukan dengan melakukan pemetaan langsung di
lapangan untuk mengambil data yang diperlukan. Data lapangan yang diperlukan
adalah titik koordinat daerah sumber air, dan arah aliran sungai yang terdapat di Desa
Kebowan. Pemetaan ini dilakukan dengan mengcover seluruh wilayah di Desa
Kebowan sehingga data yang didapat benar-benar valid. Kegiatan selanjutnya yaitu
menganalisis hasil data lapangan yang didapat untuk kemudian diolah dengan
44
menggunakan software ArcGIS 10.1, Global Mapper dan Correl sehingga didapat suatu
output berupa peta pola pengaliran sungai dan plot lokasi sumber air di Desa Kebowan.
c. Pembahasan Kegiatan
KEKUATAN KELEMAHAN
a. Desa Kebowan memiliki sungai dan a. Pada Desa Kebowan terdapat sungai yang
banyak sumber air yang melimpah sifatnya adalah musiman. Sungai
sehingga sangat memudahkan pada saat musiman ini maksudnya adalah ketika
dilakukan pemetaan guna pembuatan peta musim penghujan, sungai tersebut
pola pengaliran dan titik sumber air. terdapat air yang mengalir tetapi apabila
b. Hampir keseluruhan penduduk Desa musim kemarau tiba maka sungai tersebut
Kebowan merupakan petani sehingga akan hilang atau tidak ada air. Hal tersebut
agak menyulitkan kegiatan pemetaan
informasi pada peta ini dirasa cukup
untuk menentukan pola pengaliran sungai.
penting utamanya dalam hal pengairan
sawah.
PELUANG ANCAMAN
(a) (b)
45
(c)
Sumber: Hasil Dokumentasi Pribadi, 2017
Gambar 1.2
(a)dan (b) Kegiatan Pemetaan Pola Pengaliran dan Sumber Air; (c) Output
program monodisiplin Pembuatan Peta Pola Pengaliran dan Sumber Air
di Desa Kebowan
46
No ASPEK KETERANGAN
pada realisasinya program tersebut telah terlaksana sesuai dengan
target kegiatan.
Manfaat
Masyarakat Desa Kebowan dapat mengetahui persyaratan dan
prosedur dalam pelayanan pembuatan, perpanjangan KTP, KK,
SKCK dan lainnya sehingga tidak harus pergi berkali-kali ke Balai
Desa karena prosedurnya tidak diketahui oleh masyarakat sendiri.
Kesimpulannya, bahwa program pembuatan Standar
operasionalisasi Prosesdur (SOP) Balai Desa Kebowan dinyatakan
berhasil apabila dilihat dari efisien dari segi waktu, efektif, dan
memiliki nilai kebermanfaatan utamanya bagi desa.
7. Metodologi Instrumen survei yang digunakan yaitu wawancara. Wawancara
dilakukan kepada Pak agus, pegawai Balai Desa yang memiliki
jabatan sebagai Kepala Urusan Pemerintahan dan seringkali
disibukkan dengan berbagai pelayanan administrasi oleh masyarakat
desa. Wawancara ini dilakukan berulang kali dalam rangka
penyusunan SOP yang baik.
b. Uraian Kegiatan
Pembuatan Standar Operasional Prosedur (SOP) Pelayanan Balai Desa Kebowan
dilakukan karena mengingat di Balai Desa Kebowan belum terdapat SOP mengenai
pelayanan administratif yang ditujukan kepada masyarakat. Langkah awal yang
dilakukan adalah dengan mendiskusikan hal ini kepada perangkat Desa yang tugas dan
fungsinya berhubungan langsung dengan pelayanan terhadap masyarakat. Kemudian
dilakukan pendataan ulang mengenai persyaratan apa saja yang harus dipenuhi ketika
akan mengurus sebuah pelayanan administratif yaitu pembuatan KTP, SKCK, KK dan
pengurusan administratif lainnya. Setelah hal tersebut dilakukan, persyaratan akan
disesuaikan dengan kolom prosedur yang harus dilalui mulai dari tingkat RT, RW,
dusun, Balai desa, Kecamatan dan seterusnya.
c. Pembahasan Kegiatan
KEKUATAN (STRENGHT) KELEMAHAN (WEAKNESS)
a. Informan yang dituju memiliki informasi a. Terdapat sedikit kesulitan dalam
memadai, sehingga dapat mempermudah dalam mendiskusikan mengenai SOP
melakukan diskusi mengenai penentuan SOP administrasi desa dan menentukan
b. Penerimaan dari kepala desa yang secara standarnya.
terbuka dapat mempermudah proses berjalnnya
program.
PELUANG (OPPORTUNITY) ANCAMAN (THREAT)
a. Pembuatan SOP administrasi di balai desa
dapat menjadi salah satu percontohan baik bagi -
desa-desa lain yang ada di Kecamatan Suruh.
47
d. Dokumentasi
48
No ASPEK KETERANGAN
organisasi dasar sehingga nantinya berdampak pada kinerja
karang taruna dalam berbagai kegiatan kemaysarakatan.
Kesimpulannya, bahwa program pemberdayaan karang taruna
Dusun tegalsari, Desa Kebowan dinyatakan berhasil apabila
dilihat dari efisien dari segi waktu, efektif, dan memiliki nilai
kebermanfaatan utamanya bagi desa.
7. Metodologi Instrumen survei yang digunakan yaitu wawancara. Wawancara
dilakukan kepada Ketua karang Taruna serta anggota-
anggotanya dan diikuti wawancara dengan Pak Kepala dusun
Tegalsari. Hasil dari diskusi tersebut adalah diketahuinya
permasalahan-permasalahan yang terdapat dalam internal
karang taruna tegalsari yang kemudian akan dicari solusi bagi
permasalahan-permasalahan yang ada.
b. Uraian Kegiatan
Pemberdayaan Karang taruna dusun tegalsari ini diawali dengan identifikasi
permasalahan melalui wawancara dengan Bapak Kepala Dusun Tegalsari. Memang
karang taruna dusun tegalsari termasuk golongan karang taruna yang kurang aktif
karena dari anggotanya sendiri yang kurang merasa akrab satu sama lain. Maka dari itu,
dibutuhkan untuk menjalani diskusi dengan anggota karang taruna mengenai
permasalahan mengapa mereka kurang maksimal dalam organisasi karang taruna.
Langkah selanjutnya adalah dengan merombak struktur organisasi menjadi lebih
ramping dengan perencanaan yang matang untuk satu periode serta sudah memikirkan
visi dan misi serta program yang akan dilaksanakan dalam rangka mensejahterakan
masayarakat dusun tegalsari. Dengan adanya perencanaan serta pengorganisasian yang
baik, maka program yang dikerjakan pun dapat berjalan dengan lancar dan manfaatnya
dapat dirasakan seluruh masyarakat dusun tegalsari.
c. Pembahasan Kegiatan
KEKUATAN (STRENGTH) KELEMAHAN (WEAKNESS)
a. Kegiatan mendapat dukungan dari a. Agak sulit untuk memotivasi anggota
kepala Dusun Tegalsari karang taruna karena berasal dari
b. apabila berhasil dijalankan dengan internal diri masing-masing.
baik, karang taruna dapat bermanfaat
bagi penduduk sekitar.
PELUANG (OPPORTUNITY) ANCAMAN (THREAT)
a. Apabila berhasil akan menjadikan
karang taruna tegalsari sebagai role
-
model bagi karang taruna dusun
lainnya di desa kebowan
49
d. Dokumentasi
a. Pegawai balaidesa dan masyarakat desa a. Masih banyak masyarakat yang belum
sangat kooperatif dalam pencarian mengetahui secara persis profil
sumber yang diperlukan untuk desanya
penulisan
PELUANG (OPPORTUNITY) ANCAMAN (THREAT)
50
a.Profil desa dibuat guna
memperkenalkan desa Kebowan
kepada masyarakat luas khususnya Tidak Ada
pada masyarakat desa kebowan itu
sendiri
d. Dokumentasi
(a) (b)
Sumber: Hasil Dokumentasi Pribadi, 2017
Gambar 1.1
Pembuatan Profil Desa
51
b.Waktu yang terbatas jam kerja
balaidesa
PELUANG (OPPORTUNITY) ANCAMAN (TREATH)
a. Pengarsipan dan penataan dokumen dapat
mempermudah pegawai balaidesa dalam
Tidak Ada
penyimpanan dan pencarian arsip dan
dokumen
d. Dokumentasi
(a) (b)
Sumber: Hasil Dokumentasi Pribadi, 2017
Gambar 1.2
Pengarsipan di Balai Desa Kebowan
52
No. Aspek Keterangan
7. Parameter Perangkat desa dapat menerima gambar desain MCK Sehat Komunal
Keberhasilan dan merealisasikan gambar tersebut dengan membangun MCK Sehat
Komunal tersebut.
8. Metodologi Survey lapangan.
Digitalisasi gambar 2D dan 3D desain MCK Sehat Komunal.
b. Uraian Kegiatan
Pembuatan dan pengajuan gambar usulan desain MCK (Mandi Cuci Kakus) Sehat
Komunal di desa Kebowan dilakukan oleh mahasiswa didasarkan pada keadaan
eksisting di Desa Kebowan dimana sebagian kecil rumah tinggal yang ditempati warga
masih belum memiliki MCK atau kamar mandi pribadi yang terletak di dalam rumah.
Warga yang masih belum memiliki MCK atau kamar mandi pribadi seringkali
menggunakan sungai sebagai sarana alternatif untuk mandi dan kegiatan mencuci.
Penggunaan sungai sebagai salah satu sarana untuk mandi dan mencuci dirasa kurang
tepat jika dikaitkan dengan hal kebersihan lingkungan dan kesehatan para warga itu
sendiri. Berdasarkan uraian diatas, maka pembuatan dan oengajuan gambar usulan
desain MCK (Mandi Cuci Kakus) Sehat Komunal menjadi pilihan yang dirasa tepat
untuk dipilih sebagai salah satu program mono disiplin. MCK Sehat Komunal Desa
Kebowan memiliki konsep yang bernuansa alam dengan menggunakan material batu
dan bambu.
Langkah awal yang dilakukan dalam kegiatan ini adalah dengan meninjau langsung
ke lapangan untuk mencari lahan yang dirasa tepat untuk dijadikan sebagai lokasi untuk
dibangunnya MCK Sehat Komunal. Setelah menemukan lahan yang tepat, maka
pembuatan gambar kerja dapat mulai dikerjakan. Gambar kerja dari desain MCK Sehat
Komunal dibuat dengan menggunakan software AutoCad dan Google Sketchup.
Pencetakan dan penyerahan gambar kerja dari desain MCK yang merupakan produk
akhir kepada perangkat desa merupakan lankah terakhir dari kegiatan ini.
c. Pembahasan Kegiatan
KEKUATAN (STRENGHT) KELEMAHAN (WEAKNESS)
a. Memberikan peluang bagi warga Desa a. Kurangnnya kepedulian warga terhadap
Kebowan untuk menjaga kebersihan kebersihan lingkungan serta kesehatan
lingkungan serta kesehatan keluarga keluarga.
dengan adanya MCK Sehat Komunal. b. Belum adanya atau tertundanya rencana
b. MCK Sehat Komunal ini dapat digunakan realisasi dari gambar usulan desain
oleh warga secara bebas dan gratis. MCK Sehat Komunal tersebut.
PELUANG (OPPORTUNITY) ANCAMAN (THREAT)
a. Fakta tentang kurangnya jumlah MCK di a. Waktu yang terbatas
Desa Kebowan.
53
b. Usulan desain MCK Sehat Komunal dapat
menjadi salah satu percontohan baik bagi
desa-desa di Kecamatan Suruh.
d. Dokumentasi
54
No. Aspek Keterangan
Digitalisasi gambar 2D dan 3D desain Gedung Serbaguna Desa
Kebowan.
b. Uraian Kegiatan
Warga Desa Kebowan, dalam melaksanakan kegiatan berkumpul bersama antar
warga masih belum memiliki tempat yang bertujuan khusus untuk mewadahi kegiatan
tersebut. Biasanya pertemuan antar warga dilaksanakan di salah satu rumah perangkat
desa maupun salah satu warga Desa Kebowan. Usulan Desain Gedung Serbaguna
dilakukan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan warga Desa Kebowan dalam hal
sarana prasarana umum atau bersama. Dengan diberikannya usulam desain Gedung
Serbaguna ini diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi perangkat Desa Kebowan
dalam rencana pembangunan Gedung Serbaguna pada waktu yang akan datang.
Kegiatan pelaksanaan program ini diawali dengan melakukan survey lapangan
dengan tujuan kegiatan melihat lahan atau tapak yang akan digunakan sebagai lokasi
pembangunan Gedung Serbaguna Desa Kebowan. Setelah meninjau lokasi, pembuatan
gambar kerja dapat dilaksanakan dengan menggunakan software AutoCad dan Google
Sketchup. Produk akhir dari kegiatan ini merupakan gambar kerja dari desain Gedung
Serbaguna Desa Kebowan yang kemudian diserahkan kepada perangkat Desa Kebowan
yang kemudian nantinya dapat dijadikan sebagai refeerensi dalam membangun
Geedung Serbaguna itu sendiri.
c. Pembahasan Kegiatan
KEKUATAN (STRENGHT) KELEMAHAN (WEAKNESS)
a. Memberikan referensi bagi Desa Kebowan a. Belum adanya atau tertundanya rencana
dalam mebangun Gedung Serbaguna realisasi dari gambar usulan desain MCK
b. Gedung Serbaguna ini dapat digunakan Sehat Komunal tersebut.
sebagai sarana yang dapat memfasilitasi
warga Desa Kebowan untuk melakukan
kegiatan kumpul bersama antar warga.
PELUANG (OPPORTUNITY) ANCAMAN (THREAT)
a. Fakta tentang belum tersedianya gedung a. Waktu yang terbatas
atau sarana yang dapat mewadahi kegiatan
berkumpul warga.
55
d. Dokumentasi
56
No ASPEK KETERANGAN
7. Metodologi Instrumen survei yang digunakan yaitu wawancara. Wawancara
dilakukan kepada bapak kepala desa yaitu Bapak Sutarminto dan
Karang Taruna Dusun Jombor Desa Kebowan.
b. Uraian Kegiatan
Pengenalan Rangkaian Listrik dan Cara Penghematan dilakukan mengingat di Desa
Kebowan secara keseluruhan wilayahnya sudah terjangkau listrik. Seperti yang kita
ketahui banyak sekali kebutuhan energi listrik yang kita gunakan dalam kehidupan
seharihari sedangkan persediaan energi tersebut sangat terbatas. Langkah awal dalam
program pengenalan rangkaian listrik dan cara penghematan yaitu diskusi dan perizinan
kepada Kepala Desa Kebowan untuk mengetahui permasalahan desa khususnya dalam
kelistrikan. Kemudian melakukan koordinasi dengan perwakilan dari Karang Taruna
dusun Tegalsari Desa Kebowan untuk penentuan waktu dan temat pelaksanaan
program. Langkah selanjutnya adalah mempersiapkan materi tentang rangkaian listrik
dan cara penghematan energi listrik yang akan disampaikan kepada Karang Taruna
sebagai tambahan wawasan dan ilmu pengetahuan kepada Karang Taruna khususnya
Karang Taruna Dusun Tegalsari Desa Kebowan.
c. Pembahasan Kegiatan
KEKUATAN (STRENGHT) KELEMAHAN (WEAKNESS)
a. Mendapat dukungan dari pihak Karang a. Kurangnya wawasan Karang Taruna
Taruna dan pihak terkait dan besarnya terhadap krisis energi dan upaya
antusias Karang Taruna untuk mengikuti penghematan energi listrik.
kegiatan. Penyampaian materi lebih
edukatif.
PELUANG (OPPORTUNITY) ANCAMAN (THREAT)
a. Para Karang Taruna lebih mengerti / a. Perlunya kegiatan yang lebih rutin agar
memahami dalam penggunaan listrik agar para Karang Taruna memahami dengan
tidak boros lagi dalam penggunaannya. baik
d. Dokumentasi
58
terkait kebutuhan pembangunan gedung serbaguna. Setelah pengumpulan informasi,
dilanjutkan dengan pembutan desain instalasi listrik gedung serbaguna dengan
menggunakan software Auto Cad dan Coreldraw.
c. Pembahasan Kegiatan
KEKUATAN (STRENGHT) KELEMAHAN (WEAKNESS)
a. Kegiatan mendapat dukungan dari kepala a. Kurangnya pengetahuan dari masyarakat
Desa Kebowan. desa mengenai keamanan dalam instalasi
b. Instalasi listrik menjadi slah satu listrik sesuai dengan PUIL (Peraturan
kebutuhan utama dalam pembanguan Umum Instalasi Listrik)
gedung serbaguna
PELUANG (OPPORTUNITY) ANCAMAN (THREAT)
a. Belum terdapat pembahasan mengenai
potensi desa secara jelas dan mendalam
-
oleh perangkat desa setempat.
d. Dokumentasi
59
No. Aspek Keterangan
4. Waktu dan Tempat a. Pukul : 13.00 16.30 WIB
Pelaksanaan b. Hari : Rabu Jumat, 1 10 Februari 2017
c. Tempat : Dusun Bambangan, Desa Kebowan, Kecamatan Suruh,
Kabupaten Semarang
5. Dana yang Dana yang dibutuhkan untuk menjalankan program ini adalah sebesar
dibutuhkan Rp 144.000,- yang berasal dari dana mahasiswa bersama
6. Parameter Dengan dilaksanakannya program ini diharapkan seluruh warga
Keberhasilan Kelurahan Sidomulyo mampu mengembangkan UMKM yang dimiliki
dan dapat melebarkan pemasaran keripik lempeng.
7. Metodologi Melakukan survey lapangan untuk melihat persebaran potensi singkong
sebagai bahan dasar dalam pengolahan dan pembuatan keripik lempeng.
Selain itu melakukan pendataan daerah yang berpotensi menyimpan
sumberdaya yang dapat digunakan sebagai bahan dasar keripik lempeng.
8. Mahasiswa
Wesly Rambu Langit beserta rekan-rekan TIM I KKN UNDIP 2017
Pelaksana
Desa Kebowan
b. Uraian Kegiatan
Pemanfaatan sumberdaya potensial sebagai bahan baku dalam pembuatan keripik
lempeng dilakukan dengan melakukan survey untuk melihat daerah yang berpotensial
sebagai penyuplai singkong yang merupakan bahan dasar dalam pembuatan keripik
lempeng. Dalam pengembangan UMKM keripik lempeng ini, TIM KKN Undip Desa
Kebowan melakukan pembuatan logo dan label serta pengembangan varian rasa
sehingga diharapkan dapat meningkatkan pemasaran dan daya jual keripik lempeng di
masyarakat.
c. Pembahasan Kegiatan
KEKUATAN (STRENGTH) KELEMAHAN (WEAKNESS)
Keramahtamahan warga terhadap upaya Terdapat beberapa permasalahan yang di
pengembangan UMKM keripik lempeng dapatkan dalam pengembangan usah ini
sangat baik. Selain itu, pihak pengelola meliputi modal, SDM dan perijinan
memberikan kesempatan yang besar buat pematenan loga yang cukup sulit.
mahasiswa untuk melakukan pengembangan
usaha.
PELUANG (OPPORTUNITY) ANCAMAN (THREAT)
Besarnya peluang bagi pemasaran keripik Pengelolaan yang masih sangat sederhana,
lempeng di masyarakat, dikarenakan banyak sehingga membutuhkan waktu dalam
peminat yang dapat menjadi objek konsumen. pengolahan keripik lempeng.
60
No ASPEK KETERANGAN
1. Bentuk Kegiatan Pembuatan media promosi keripik lempeng
2. Tujuan Kegiatan Untuk mengenalkan produk keripik lempeng kepada masyarakat
melalui media online
Strategi pemasaran untuk mencari konsumen yang lebih luas.
3. Sasaran Kegiatan Sasaran dari kegiatan adalah masyarakat yang belum mengenal
keripik lempeng dan ditargketkan menjadi konsumen baru dari keripik
lempeng.
4. Waktu dan Waktu : Program pengembangan rasa keripik lempeng terlaksana
Tempat dalam waktu 5 hari dengan total jam yaitu 26 jam.
Pelaksanaan Tempat : Posko KKN Desa Kebowan
5. Dana Yang Rp. 0,-
Dibutuhkan
6. Parameter Manfaat
Keberhasilan Program ini dapat dikatakan berhasil dikarenakan setelah adanya
media sosial dan brosur yang mempromosikan produk keripik
lempeng menjadikan keripik lempeng lebih dikenal warga dan tertarik
mencoba keripik tersebut.
7. Metodologi Program ini dilaksanakan dengan menggunakan media sosial dan
brosur. Dengan media social berupa Instagram dengan cara
mengunggah foto produk dan menjelaskan mengenai kelebihan dari
produk ini.
b. Uraian Kegiatan
Keripik lempeng merupakan camilan yang berasal dari Desa Kebowan, namun
masih ada warga maupun masyarakat sekitar yang belum mengetahui apa itu keripik
lempeng. Sehingga membuat kami tergerak untuk mengenalkan keripik lempeng lebih
jauh dan mencari konsumen baru dengan cara membuat media promosi berupa brosur
maupun Instagram dengan menjelaskan kelebihan dari produk ini serta macam- macam
jenis dari produk ini.
c. Pembahasan Kegiatan
KEKUATAN (STRENGHT) KELEMAHAN (WEAKNESS)
a. Pembuat keripik lempeng sangat ramah a. Warga dan masyarakat sekitar
dan mau diajak untuk meningkatkan kurang tertarik dengan cemilan Desa.
usaha dan mencari konsumen baru
61
No ASPEK KETERANGAN
1. Bentuk Kegiatan Pemberian Variasi Rasa pada Keripik Lempeng
2. Tujuan Kegiatan Untuk memberikan rasa baru dari keripik lempeng yang sudah ada,
sehingga dapat meningkatkan konsumen keripik lempeng; dan
Meningkatkan harga jual dari keripik lempeng itu sendiri.
3. Sasaran Kegiatan Sasaran dari kegiatan adalah pelaku usaha mikro kecil dan menengah
(UMKM) keripik lempeng, utamanya yang terdapat di Dusun Bakalan
Desa Kebowan.
4. Waktu dan Waktu : Program pengembangan rasa keripik lempeng terlaksana
Tempat dalam waktu 5 hari dengan total jam yaitu 29 jam.
Pelaksanaan Tempat : Rumah Ibu Rubiyah, Dusun Bakalan Desa Kebowan
5. Dana Yang Variasi rasa keju : Rp. 5.000,-
Dibutuhkan Variasi rasa pedan : Rp. 5.000,-
Variasi rasa jagung manis : Rp. 5.000,-
6. Parameter Efisiensi
Keberhasilan a. Waktu : Kegiatan proses pengembangan rasa pada keripik lempeng
berjalan sesuai dengan waktu yang ditargetkan.
Manfaat
Program ini dapat dikatakan berhasil dikarenakan setelah
pengembangan rasa dari produk keripik lempeng menjadi 3 varian
rasa, harga jual menjadi meningkat. Harga keripik lempeng original
yaitu Rp. 5.000,- per kg, akan tetapi setelah dilakukan
pengembangan rasa dan pengemasan harga jual naik menjadi Rp.
7.000,- per 100 gram.
Kesimpulannya, bahwa program pengembangan rasa keripik lempeng
Ibu Rubiyah dari Dusun Bakalan dinyatakan berhasil apabila dilihat dari
efisien dari segi waktu dan memiliki nilai kebermanfaatan untuk
meningkatkan pendapatan keluarga.
7. Metodologi Program ini dilaksanakan dengan dialog dua arah Antara perwakilan
mahasiswa KKN dengan pelaku usaha yaitu Ibu Rubiyah. Dialog
dilakukan beberapa kali secara bertahap. Hasil dari dialog tersebut yaitu
adanya kesepakatan penambahan rasa pada keripik lempeng yang dijual
Ibu Rubiyah segari-harinya.
b. Uraian Kegiatan
Keripik lempeng merupakan camilan yang berasal dari Desa Kebowan. Keripik ini
terdapat di beberapa dusun salah satunya yaitu di Dusun Bakalan Desa Kebowan. Ibu
Rubiyah sebagai pelaku usaha keripik lempeng dari Dusun Bakalan, setiap hari
menjualnya keripiknya dengan harga Rp. 12.500,- per kg dengan harga beli mentah
yaitu Rp. 10.000,- per kg. Selisih harga mentah menjadi matang hanya berkisar Rp.
2.500,- per kg. Kondisi tersebut mengakibatkan keuntungan yang diperoleh setiap
harinya terbatas. Oleh karena itu, dilakukan inovasi pada rasa keripik lempeng dengan
maksud dapat menambah harga jual di pasaran. Sebelum melakukan proses pemberian
rasa, terlebih dahulu dilakukan kegiatan diskusi dua arah antara mahasiswa dengan
pelaku usaha yaitu Ibu Rubiyah.
62
Diskusi tersebut bertujuan untuk mendapatkan pengarahan tentang rasa apa saja
yang menarik minat konsumen serta persetujuan dari pihak pelaku usaha terkait inovasi
pada keripik lempeng. Dilanjutkan dengan pencarian bahan perasa yang dilakukan di
pasar Kembangsari, Tengaran. Perasa yang disarankan oleh Ibu Rubiyah yaitu balado
(pedas), jagung manis, dan keju. Proses selanjutnya yaitu pemberian rasa pada keripik
lempeng original milik Ibu Rubiyah.
c. Pembahasan Kegiatan
KEKUATAN (STRENGHT) KELEMAHAN (WEAKNESS)
a. Bahan baku berupa ketela pohon a. Harga perasa yang cukup mahal yaitu
(singkong) banyak ditemui di Dusun Rp. 5.000,- per 100 gram.
Bakalan atau di dusun lainnya di Desa
Kebowan.
b. Perasa seperti balado, jagung manis, dan
keju mudah ditemukan di pasaran.
PELUANG (OPPORTUNITY) ANCAMAN (THREAT)
a. Keripik lempeng dengan variasi rasa a. Nilai jual keripik lempeng yang naik
lebih banyak diminati oleh konsumen. dapat berpotensi mengurangi konsumen
b. Nilai jual dari keripik lempeng dapat dari kalangan menengah ke bawah.
meningkat.
63
No ASPEK KETERANGAN
b. Waktu : Kegiatan sosialisasi dan pembentukan kepengurusan
posdaya terlaksana sesuai dengan target yang telah
ditentukan yaitu selama 2 hari dengan total 30 jam.
Efektivitas
Kegiatan yang direncanakan adalah membuat label keripik
lempeng, pada realisasinya program tersebut telah terlaksana
sesuai dengan target kegiatan.
Manfaat
Pemerintah desa melalui kebijakan dan strateginya dapat
mengembangkan potensi dari Desa Kebowan.
Kesimpulannya, bahwa program labeling yang akan ditentukan agar
bisa peluang penjualan menjadi meningkat dinyatakan berhasil
apabila dilihat dari efisiensi dari segi waktu, efektif, dan memiliki
nilai kebermanfaatan.
7. Metodologi Instrumen survei yang digunakan yaitu wawancara. Wawancara
dilakukan kepada pemilik industri rumahan yaitu lempeng.
b. Uraian Kegiatan
Labeling UMKM keripik Lempeng, keripik lempeng yang dikenal dengan bahan
baku singkong. Dengan bahan baku singkong lempeng mampu membuat masyarakat
mencukupi kehidupan hidup mereka dengan menjual keripik lempeng tersebut.
kegiatan yang pertama dilakukan adalah persetujuan dari pihak pemilik usaha keripik
lempeng dari Ibu Rubiah agar bisa diberi label dan dapat memikat pembeli dalam hal
pemasaran. Selain labeling kami juga memberikan inovasi rasa baru dalam keripik
lempeng tersebut yaitu Balado, Jagung Manis, Keju.
c. Pembahasan Kegiatan
KEKUATAN (STRENGTH) KELEMAHAN (WEAKNESS)
a. Kegiatan mendapat dukungan dari Ibu
Rubiah selaku pemilik pembuatan Tidak Ada
keripik lempeng.
PELUANG (OPPORTUNITY) ANCAMAN (THREAT)
a. Belum adanya produk lempeng yang
mempunyai aneka rasa. Tidak Ada
64
No ASPEK KETERANGAN
3. Sasaran Kegiatan Sasaran dari kegiatan adalah pelaku usaha mikro kecil dan
menengah (UMKM) keripik lempeng, utamanya yang terdapat
di Dusun Bakalan Desa Kebowan.
4. Waktu dan Tempat Waktu : Program pemanfaatan limbah dari keripik lempeng
Pelaksanaan terlaksana dalam waktu 22 jam.
Tempat : Rumah Ibu Rubiyah, Dusun Bakalan Desa Kebowan
5. Dana Yang -
Dibutuhkan
6. Parameter Efisiensi
Keberhasilan a. Waktu : Kegiatan pemanfaatan limbah dari keripik lempeng
berjalan sesuai dengan waktu yang ditargetkan.
Manfaat
Program ini dapat dikatakan berhasil dikarenakan setelah
dilakukan pengolahan limbah dari keripik lempeng ini, sampah
berupa kulit singkong menjadi berkurang dan dapat
meningkatkan penghasilan warga Desa Kebowan.
Kesimpulannya, bahwa program pemanfaatan limbah dari
keripik lempeng di Dusun Bakalan dinyatakan berhasil apabila
dilihat dari efisien dari segi waktu dan memiliki nilai
kebermanfaatan untuk mengurangi limbah singkong.
7. Metodologi Program ini dilaksanakan dengan dialog dua arah Antara
perwakilan mahasiswa KKN dengan pelaku usaha yaitu Ibu
Rubiyah. Dialog dilakukan beberapa kali secara bertahap. Hasil
dari dialog tersebut yaitu adanya kesepakatan pemanfaatan
limbah keripik singkong.
b. Uraian Kegiatan
Pada umumnya setelah dilakukan proses pembuatan keripik lempeng, singkong
yang akan dibuat diambil dalamnya dan bagian kulit akan dibuang. Hal ini dikarenakan
pada kulit singkong sendiri dianggap sudah tidak berguna lagi. Biasanya pada kulit
singkong ini dijadikan sebagai makanan ternak atau sebagai bio energy. Ternyata pada
kulit singkong sendiri mengandung karbohidrat. Sehingga untuk melakukan
pengolahan limbah kulit singkong tersebut dijadikan keripik kulit singkong. Pada
proses pembuatan keripik kulit singkong ini sangat praktis. Pada kulit singkong yang
telah dipisahkan dengan singkongnya, kemudian dicuci hingga bersih. Kemudian kulit
singkong tersebut dimasak hingga berwarna kecoklatan. Kemudian kulit singkong
tersebut dibersihkan kembali dan kemudian direndam dengan menggunakan air, garam
dan campuran penyedap rasa, lalu dilakukan kulit singkong tersebut direndam selama
3 hari, dan air endaman diganti tiap harinya. Setelah bumbu meresap, kulit singkong
tersebut dikeringkan di bawah sinar matahari selama 2 hari. Setelah dilakukan
pengeringan lalu kulit singkong tersebut siap untuk dilakukan pengorengan.
65
c. Pembahasan Kegiatan
66
dusun Bakalan. Ibu Rubiyah merupakan salah satu pengusaha keripik lempeng di dusun
bakalan desa Kebowan. Keripik lempeng ibu rubiyah di jual dengan harga Rp.
10.000/kg untuk yang mentah sedangkan yang matang dihargai Rp. 12.500/kg. Keripik
lempeng adalah keripik dengan bahan baku utama singkong, singkong direbuh hingga
lembek lalu kemudian di tumbuk dan dibentuk menjadi bulatan pipih, setelah itu di
jemur kemudian di goreng. Awalnya keripik lempeng Ibu Rubiyah tidak dikemas
dengan baik melainkan hanya menggunakan kantong plastik biasa, pun tidak adanya
label informasi terkait kandungan nilai gizi keripik lempeng tersebut, untuk itu dirasa
perlu untuk membuat label kandungan nilai gizi pada kemasan keripik lempeng Ibu
Rubiyah. Pembuatan label kandungan nilai gizi ibu Rubiyah menggunakan software
NutriSurvey 2005 dengan mengacu pada kebutuhan 2000 kkal. Label kandungan nilai
gizi terletak di bagian belakang kemasan.
c. Pembahasan Kegiatan
KEKUATAN (STRENGHT) KELEMAHAN (WEAKNESS)
a. Adanya beberapa software yang dapat
membantu pembuatan label
Tidak Ada
kandungan nilai gizi, salah satunya
adalah NutriSurvey
PELUANG (OPPORTUNITY) ANCAMAN (THREAT)
a. Konsumen dapat mengetahui nilai a. Penggunaan MSG dapat menurunkan
kandungan gizi produk dan dapat minat pembeli produk
tertarik membelinya
67
No ASPEK KETERANGAN
6. Parameter Efisiensi
Keberhasilan a. Waktu : Kegiatan proses pengembangan rasa pada keripik
lempeng berjalan sesuai dengan waktu yang
ditargetkan.
Manfaat
Program ini dapat dikatakan cukup berhasil dikarenakan hasil dari
kegiatan pemasaran tersebut dapat menarik konsumen baru yang
sebelumnya belum mengetahui mengenai produk kripik lempeng
tersebut baik konsumen yang berada di Expo maupun konsumen
yang ada di Pasar Suruh.
Kesimpulannya, bahwa program pemasaran produk kripik lempeng
dinyatakan berhasil apabila dilihat dari keefisienan segi waktu dan
memiliki nilai kebermanfaatan untuk meningkatkan pendapatan dari
kegiatan UMKM.
7. Metodologi Program ini dilaksanakan dengan melakukan survey pasar mana yang
sekiranya berpeluang dapat menarik konsumen untuk dan menitipkan
produk kripik lempeng tersebut untuk selanjutnya dijual.
b. Uraian Kegiatan
Kegiatan pemasaran produk lempeng yang dibuat oleh Ibu Rubiyah dilakukan
dengan melakukan kegiatan survei di Pasar Suruh untuk menentukan toko mana yang
sekiranya cocok dan berpeluang menarik konsumen untuk membeli produk keripik
lempeng tersebut. Produk keripik lempeng ini selanjutnya akan dititipkan kepada toko
tersebut agar dapat dijual kepada para konsumen. Selain itu kegiatan pemasaran produk
keripik lempeng juga dilakukan dengan memamerkan serta menjual produk keripik
lempeng tersebut pada kegiatan Expo KKN UNDIP Kabupaten Semarang dan Expo
KKN UNDIP Kecamatan Suruh. Kegiatan expo tersebut dirasa cukup membantu dalam
mengenalkan produk keripik lempeng kepada masyarakat lebih luas.
c. Pembahasan Kegiatan
KEKUATAN (STRENGHT) KELEMAHAN (WEAKNESS)
a. Sebagian masyarakat Kecamatan Suruh a. Inovasi dalam kegiatan pemasaran keripik
sudah sangat familiar dengan produk lempeng yaitu dengan menitipkan produk
keripik lempeng sehingga kegiatan tersebut kepada toko atau pasar belum
pemasaran cukup mudah untuk dilakukan mendapatkan antusias yang cukup baik.
b. Produk kripik lempeng yang terbuat dari
singkong bukanlah suatu produk yang
terlalu asing untuk masyarakat sehingga
mudah diterima dan menarik konsumen.
PELUANG (OPPORTUNITY) ANCAMAN (THREAT)
a. Kegiatan pemasaran keripik lempeng a. Produk keripik lempeng yang tidak laku
berpeluang untuk menambah pemasukan pada saat dititipkan di toko dapat
dari kegiatan UMKM karena menyebabkan kerugian modal.
meningkatkan daya jual kepada
konsumen.
68
b. Produk keripik lempeng lebih dikenal
oleh masyarakat secara luas.
70
No ASPEK KETERANGAN
Program ini bertujuan sebagai pengembangan partnership terkait
penyedian bahan baku pembuatan keripik lempeng agar nantinya
pelaku usaha dapat dengan mudah mendapatkan pasokan bahan baku
pembuatan keripik lempeng.
Kesimpulannya bahwa program pengembangan partnership terkait
penyedian bahan baku UMKM keripik lempeng Ibu Rubiyah dari
Dusun Bakalan dinyatakan berhasil apabila dilihat dari efisien dari segi
waktu dan memiliki nilai kebermanfaatan untuk meningkatkan
pendapatan keluarga.
7. Metodologi Program ini dilaksanakan dengan dialog dua arah Antara perwakilan
mahasiswa KKN dengan pelaku usaha yaitu Ibu Rubiyah. Dialog
dilakukan beberapa kali secara bertahap. Hasil dari dialog tersebut
yaitu adanya kesepakatan penambahan rasa pada keripik lempeng yang
dijual Ibu Rubiyah segari-harinya.
b. Uraian Kegiatan
Keripik lempeng merupakan camilan khas yang berasal dari Desa Kebowan. Sentra
keripik lempeng sendiri tersebar di beberapa dusun di Desa Kebowan, salah satunya di
dusun Bakalan. Ibu Rubiyah merupakan salah satu pengusaha keripik lempeng di dusun
bakalan desa Kebowan. Keripik lempeng ibu rubiyah di jual dengan harga Rp.
10.000/kg untuk yang mentah sedangkan yang matang dihargai Rp. 12.500/kg. Keripik
lempeng adalah keripik dengan bahan baku utama singkong, singkong direbuh hingga
lembek lalu kemudian di tumbuk dan dibentuk menjadi bulatan pipih, setelah itu di
jemur kemudian di goreng. Pengembangan partnership terkait penyediaan bahan baku
dirasa perlu karena menjadi sektor penting dalam pembuatan keripik lempeng dan
keberlangsungan usaha keripik lempeng Ibu Rubiyah di dusun bakalan desa kebowan
kabupaten Kebowan.
c. Pembahasan Kegiatan
KEKUATAN (STRENGHT) KELEMAHAN (WEAKNESS)
a. Bahan baku berupa ketela pohon a. Tidak adanya standar mutu singkong
(singkong) banyak ditemui di sebagai bahan baku utama pembuatan
Dusun Bakalan atau di dusun keripik lempeng
lainnya di Desa Kebowan.
PELUANG (OPPORTUNITY) ANCAMAN (THREAT)
a. Banyak warga yang menanam a. Banyak pengusaha keripik lempeng di
singkong sebagai bahan baku dusun bakalan tempat Ibu Rubiyah
pembuatan lempeng
71
J. Retno Sri Widyastuti | Teknik Arsitektur (21020113130117)
1. Pembuatan Desain Kemasan Produk Keripik Lempeng
a. Rekapitulasi Kegiatan
No ASPEK KETERANGAN
1. Bentuk Kegiatan Pembuatan Desain Kemasan Produk Keripik Lempeng
2. Tujuan Kegiatan Untuk memberikan desain kemasan produk agar produk keripik
lempeng dapat lebih mudah diknal oleh masyarakat.
Meningkatkan penjualan dari keripik lempeng itu sendiri.
3. Sasaran Kegiatan Sasaran dari kegiatan adalah pelaku usaha mikro kecil dan
menengah (UMKM) keripik lempeng, utamanya yang terdapat di
Dusun Bakalan Desa Kebowan.
4. Waktu dan Tempat Waktu: Program pembuatan desain kemasan produk keripik
Pelaksanaan lempeng terlaksana dalam waktu 5 hari dengan total jam
yaitu 30 jam.
Tempat: Posko Tim KKN Periode I di Desa Kebowan
5. Dana Yang Pencetakan Desain Kemasan: Rp. 95.000,-
Dibutuhkan Pembelian Plastik Kemasan: Rp. 1500,-
6. Parameter Efisiensi
Keberhasilan a. Waktu: Kegiatan pembuatan desain kemasan produk keripik
lempeng berjalan sesuai dengan waktu yang ditargetkan.
Manfaat: Dengan dibuatkannya kemasan dari produk keripik
lempeng diharapkan agar para konsumen dapat dengan mudah
mengenali produk keripik lempeng dari Ibu Rubiah dan dapat
membedakanmya dari produsen keripik lempeng yang lainnya.
Dengan pemberian ciri khas dari produk keripik lempeng Ibu
Rubiyah, diharapkan agar dapat meningkatkan pemasaran dari
produk keripik lempeng itu sendiri.
7. Metodologi Program ini dilaksanakan dengan dialog dua arah Antara perwakilan
mahasiswa KKN dengan pelaku usaha yaitu Ibu Rubiyah. Dialog
dilakukan beberapa kali secara bertahap. Hasil dari dialog tersebut
yaitu adanya kesepakatan pembuatan desain kemasan produk keripik
lempeng.
b. Uraian Kegiatan
Keripik lemmpeng merupakan salah satu produk UMKM dari Desa Kebowan.
Keripik lempeng merupakan keripik yang berbahan dasar singkong. Salah satu
produsen dari keripik lempeng yang terdapat di Desa Kebowan aadalah Ibu Rubiyah
yang berlokasi di Dusun Bakalan. Harga jual dari keripik lempeng itu sendiri adalah
Rp.12.500,-/kg. Pemasaran dari produk keripik lempeng ini belum dilakukan dengan
menggunakan kemasan khusus. Pemasarannya hanya menggunakan plastik biasa
maupun karung. Oleh karena itu, pembuatan desain kemasan produk keripik lempeng
dirasa perlu untuk dilakukan.
Sebelum memulai membuat desain kemasan produk, mahasiswa melakukan diskusi
maupun komunikasi dengan Ibu Rubiyah. Hal ini dilakukan agar desain kemasan sesuai
72
dengan keinginan dari Ibu Rubiyah. Dengan melakukan diskusi dengan Ibu Rubiyah,
pembuatan kemasan produk pun disetujui dan dapat dilaksanakan.
c. Pembahasan Kegiatan
KEKUATAN (STRENGHT) KELEMAHAN (WEAKNESS)
a. Bahan baku berupa ketela pohon a. Biaya pencetakan stiker kemasan yang
(singkong) banyak ditemui di Dusun cukup mahal.
Bakalan atau di dusun lainnya di Desa b. Biaya plastik kemasan yang membuat
Kebowan. harga jual menjadi naik.
74
No. Aspek Keterangan
5. Dana yang dibutuhkan Dana yang dibutuhkan untuk menjalankan program ini adalah
sebesar Rp 95.000,- yang berasal dari dana mahasiswa bersama
untuk penambahan pembelian bibit dan pot tambahan. Tanah yang
digunakan berupa tanah residual dari pelapukan batuan vulkanik.
7. Metodologi Sosialisasi dan Pelatihan Peletakkan Tata Taman yang Baik dan
Sehat Untuk TOGA dimulai dari:
a. Survey lapangan mengenai kondisi dan keadaan sekitar
Taman TOGA RTI/RW IV
b. Persiapan alat-alat dan TOGA
c. Penanaman TOGA
8. Mahasiswa Pelaksana Wesly Rambu Langit beserta rekan-rekan TIM I KKN UNDIP
2017 Desa kebowan
b. Uraian Kegiatan
Pemilihan lokasi yang baik dan sehat untuk TOGA ini merupakan program kerja
TIM I KKN UNDIP 2017 di bidang geologi yang telah dilaksanakan dan diselesaikan
di Dusun Jombor, Desa kebowan pada hari Minggu, 12 Februari 2017 dengan total
pemberian waktu dan jobdesk yang disesuaikan dengan bidang keilmuan masing-
masing anak. Penanaman TOGA dengan tanah residual batuan vulkanik disambut
dengan baik oleh warga Dusun Jombor. Antusiasme yang diberikan ketika pelaksanaan
penanaman TOGA berlangsung sangatlah tinggi dan berjalan cukup menyenangkan.
c. Pembahasan Kegiatan
KEKUATAN (STRENGTH) KELEMAHAN (WEAKNESS)
Antusiasme Karang taruna dan masyarakat Tanaman yang kurang memadai bagi TOGA
Dusun Jombor sangatlah tinggi, Penyediaan yang masih berupa bibit, kesederhanaan
sarpas sederhana berasal dari warga sekitar, serta media pelindung berupa pagar yang
ketersediaan tanah residual yang cukup banyak digunakan sehingga kemungkinan
dengan kondisi yang sangat baik. pertumbuhan TOGA terganggu.
PELUANG (OPPORTUNITY) ANCAMAN (THREAT)
Potensi keberadaan TOGA yang bisa ditonjolkan Tidak adanya monitoring secara
pemuda karang taruna Dusun Jombor, sebagai berkelanjutan terhadap perkembangan
apotek hidup, selain itu kegiatan ini juga TOGA.
menumbuhkan semangat pemuda-pemudi
karang taruna dalam mengembangkan pilar
lingkungan berupa TOGA menjadi lebih baik.
75
B. Agree Isnasatrianto | Teknik Geodesi
1. Pemetaan Lokasi Potensial Penanaman TOGA
a. Rekapitulasi Kegiatan
No ASPEK KETERANGAN
1. Bentuk Kegiatan Pemetaan lokasi potensial penanaman toga
2. Tujuan Kegiatan Untuk mengetahui lokasi yang cocok untuk penanaman TOGA.
3. Sasaran Kegiatan Sasaran dari kegiatan adalah karang taruna Dusun Jombor Desa
Kebowan
4. Waktu dan Tempat Waktu : 1-3 Februari 2017 dengan waktu yang dibutuhkan 30 jam
Pelaksanaan Tempat : Desa Kebowan.
5. Dana Yang Rp. 0,-
Dibutuhkan
6. Parameter Manfaat
Keberhasilan Program ini dapat bermanfaat untuk menentukan lokasi potensial
yang sesuai dengan tata guna lahan dan melihat kelerengan daerah
tersebut Karena pada Desa Kebowan memilki kemiringan yang
bervariasi dan jenis tanah. Sehingga ke depan dalam proses
penanaman tidak terjadi kesalahan dalam penentuan lokasi
7. Metodologi Program ini dilaksanakan dengan cara menganalisa peta tata guna
lahan, peta kelerengan dan peta jenis tanah Desa Kebowan.
b. Uraian Kegiatan
Sebelum melaksanakan penanaman terlebih dahulu dilaksanakan analisis dalam
menentukan lokasi potensial dalam penanaman TOGA. Kegiatan ini bertujuan agar
menemukan lokasi yang cocok dalam penanaman dan agar proses perawatan lebih
mudah dan memberikan hasil yang maksimal. Dalam penentuan lokasi dilihat dari
beberapa aspek seperti tata guna lahan, kelerengan serta jenis tanah pada Desa
Kebowan. Sehingga dipilih tempat untuk penanaman TOGA yaitu di dusun Jombor.
c. Pembahasan Kegiatan
KEKUATAN (STRENGHT) KELEMAHAN (WEAKNESS)
Kegiatan mendapat dukungan dari Kurangnya minat dari masyarakat dalam
kepala Desa Kebowan serta kepala hal pemanfaatan lahan pekarangan
Dusun Jombor. rumah.
76
No ASPEK KETERANGAN
1. Bentuk Kegiatan Pemilihan Jenis Tanaman Obat Keluarga
2. Tujuan Kegiatan Untuk mengetahui jenis tanaman obat yang saat ini dibutuhkan
oleh masyarakat utamanya di Dusun Jombor Desa Kebowan.
Untuk membatasi jenis-jenis tanaman obat yang akan ditanam
pada saat pelaksanaan penanaman TOGA.
3. Sasaran Kegiatan Sasaran dari kegiatan adalah karang taruna Dusun Jombor Desa
Kebowan
4. Waktu dan Tempat Waktu : Penentuan jenis tanaman obat dilakukan pada tanggal 2
Pelaksanaan Februari 2017
Tempat : Rumah Bapak Juri Dusun Jombor Desa Kebowan.
5. Dana Yang Bibit tanaman sirih merah = Rp. 5.000,-
Dibutuhkan Bibit tanaman temulawak = Rp. 10.000,-
Bibit tanaman jahe merah = Rp. 10.000,-
Bibit tanaman kunyit putih = Rp. 10.000,-
Bibit tanaman kencur = Rp. 10.000,-
6. Parameter Efisiensi
Keberhasilan a. Waktu : Kegiatan penentuan jenis tanaman obat keluarga
dilaksanakan sesuai dengan estimasi waktu yang
telah ditentukan.
Manfaat
Program ini dapat bermanfaat bagi warga utamanya di Dusun
Jombor. Jenis tanaman yang dipilih merupakan tanaman-tanaman
obat yang dapat secara mudah diaplikasikan oleh masyarakat.
Selain itu, kegiatan penanaman TOGA tersebut dapat menjadi
salah satu media pembelajaran bagi generasi muda yaitu karang
taruna untuk mengembangkan desa masing-masing.
Kesimpulannya, bahwa program penanaman obat keluarga (TOGA)
dapat dikatakan berhasil dikarenakan sudah dilaksanakan
penanaman TOGA di pekarang rumah Bapak Juri seluas 9 m2 yang
dihadiri oleh bapak kepala dusun dan karang taruna Dusun Jombor.
7. Metodologi Program ini dilaksanakan dengan dialog dua arah Antara mahasiswa
KKN dengan kepala desa, kepala dusun, ibu PKK, kelompok tani
wanita, kader Posyandu, serta karang taruna Dusun Jombor.
b. Uraian Kegiatan
Pekarangan rumah yang luas dan masih dapat dimanfaatkan untuk bercocok tanam
menjadi salah satu potensi untuk melaksanakan program apotik hidup sederhana
melalui penanaman TOGA. Oleh karena itu, lahan yang ada dapat dimanfaatkan
masyarakat untuk dijadikan sebagai lahan TOGA (tanaman obat keluarga) dengan
percontohan satu lahan milik keluarga yaitu pekarangan rumah Bapak Juri di Dusun
Jombor yang nantinya dapat dibudidayakan ke dusun-dusun lain di Desa Kebowan.
Selain dapat memberikan manfaat di bidang kesehatan, juga dapat memberikan manfaat
di bidang lingkungan untuk melestarikan lingkungan.
77
Program TOGA dilakukan dengan tiga tahapan, tahapan pertama yaitu melakukan
sosialisasi tentang Posdaya, sosialisasi terkait pentingnya TOGA, pengetian, jenis dan
manfaat dari TOGA. Tahapan kedua, yaitu pembentukan kepengurursan pemanfaatan
dan TOGA yang dilaksanakan pada tanggal 10 Februari 2017 di rumah Bapak Tarmin
selaku kepala Desa Kebowan. Tahap ketiga, yaitu penanaman beberapa jenis TOGA di
salah satu rumah warga yang dijadikan sebagai percontohan.
Penentuan jenis tanaman obat keluarga dilakukan pada tahapan sosialisasi tentang
Posdaya dan TOGA. Dari hasil kesepakatan dengan ibu-ibu dari kelompok tani wanita,
kelompok tani, serta kader Posyandu, jenis tanaman obat yang dipih sebanyak 5 jenis
terdiri dari jahe merah, kunyit putih, sirih merah, temulawak, dan kencur. Jenis tanaman
tersebut dipilih karena memiliki banyak manfaat dan mudah untuk ditemukan di
pasaran. Kegiatan penentuan jenis tanaman obat keluarga dilaksanakan pada tanggal 2
Februari 2017 di rumah Bapak Juri dengan peserta yang hadir sebanyak 17 orang.
c. Pembahasan Kegiatan
KEKUATAN (STRENGHT) KELEMAHAN (WEAKNESS)
a. Kegiatan mendapat dukungan dari a. Kurangnya minat dari masyarakat
kepala Desa Kebowan serta kepala dalam hal pemanfaatan lahan
Dusun Jombor. pekarangan rumah.
b. Terdapat sumberdaya manusia yang
memadai di Dusun Jombor.
c. Terdapat lahan yang dapat dimanfaatkan
sebagai percontohan penanaman TOGA.
PELUANG (OPPORTUNITY) ANCAMAN (THREAT)
a. Keahlian bercocok tanam serta a. Sulit dalam menentukan jadwal
ketersediaan lahan yang masih luas pada pertemuan untuk melaksanakan
setiap rumah warga. sosisalisasi terkait TOGA.
78
No ASPEK KETERANGAN
a. Sosialisasi pertama dilakukan di Rumah Bapak Pawiro
Juri yang dilaksanakan pada tanggal 2 Februari 2017.
b. Sosialisasi kedua dilakukan di Rumah Bapak Sutarminto
Kepala Desa Kebowan yang dilaksanakan pada tanggal
10 Februari 2017.
Tempat : Dusun Jombor Desa Kebowan
5. Dana Yang Pembelian bibit Tanaman Obat Keluarga (TOGA) = Rp.
Dibutuhkan 45.000,00 + Rp. 15.000,00 = Rp. 60.000,00
6. Parameter Efisiensi
Keberhasilan a. Biaya : Alokasi anggaran awal program sebesar Rp.
50.000,00 anggaran tersebut sudah terealisasi
tetapi mengalami penambahan biaya menjadi Rp.
60.000,00
b. Waktu : Kegiatan sosialisasi dan pembentukan
kepengurusan posdaya terlaksana sesuai dengan
target yang telah ditentukan yaitu selama 3 hari
dengan total 35 jam.
Efektivitas
Kegiatan yang direncanakan adalah diskusi tentang posdaya
dan membentuk kepengurusan, pada realisasinya program
tersebut telah terlaksana sesuai dengan target kegiatan.
Manfaat
Pemerintah desa melalui kebijakan dan strateginya dapat
mengembangkan potensi dari Desa Kebowan.
Kesimpulannya, bahwa program diskusi tentang posdaya dan
kepengurusan dinyatakan berhasil apabila dilihat dari efisiensi
dair segi waktu, efektif, dan memiliki nilai kebermanfaatan.
7. Metodologi Instrumen survei yang digunakan yaitu wawancara.
Wawancara dilakukan kepada ketua Kelompok Tani dan
Kepala Dusun Jombor. Hal diskusi tersebut adalah pelaksanaan
dan pembentukan kepengurusan posdaya.
b. Uraian Kegiatan
Diskusi tentang POSDAYA dan TOGA dikenalkan agar masyarakat sadar bahwa
banyaknya tumbuhan obat yang bermanfaat di dekat kita sendiri. Dengan ini kami
membentuk Pos Pemberdayaan Keluarga (POSDAYA) dengan tujuan agar masyarakat
mampu mengenalkan Tanaman TOGA kepada Dusun-Dusun di Desa Kebowan
tersendiri. Diadakannya diskusi POSDAYA ini agar masyarakat mampu menggerakkan
tugas sendiri-sendiri yang terdiri dari Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris, dan Bendahara.
Selain diskusi tentang kepengurusan kami juga menugaskan kepada setiap masing-
masing bidang. Dalam POSDAYA di bagi menjadi 4 pilar yaitu Pendidikan, Ekonomi,
Lingkungan, dan Kesehatan. Dan dalam POSDAYA juga dibentuk pengurus yang
bertanggung jawab atas tugas masing-masing.
79
c. Pembahasan Kegiatan
KEKUATAN (STRENGTH) KELEMAHAN (WEAKNESS)
a. Kegiatan mendapat dukungan oleh
Kepala Dusun Jombor dan Kepala
Tidak Ada
Desa Kebowan, serta Ketua Karang
Taruna.
PELUANG (OPPORTUNITY) ANCAMAN (THREAT)
a. Belum adanya masyarakat yang
mempunyai tanaman obat keluarga di Tidak Ada
Desa Kebowan.
80
yaitu pembentukkan kepengurusan pemanfaatan dan TOGA yang dilaksanakan di
Rumah Bapak Tarmin selaku Kepala Desa Kebowan pada tanggal 10 Februari 2017.
Tahap ketiga yaitu penanaman beberapa jenis TOGA di salah satu rumah warga sebagai
percontohan.
Pada pembentukan kepengurusan pemanfaatan TOGA pada 10 Februari 2017,
posisi yang terdapat pada kepengurusan tersebut diantaranya yaitu ketua, wakil ketua,
sekretaris, bendahara, bidang pendidikan, bidang ekonomi, bidang lingkungan, bidang
kesehatan. Tugas pokok dari ketua adalah mengkoordinir seluruh kegiatan yang
berkaitan dengan posdaya, kemudian tugas pokok dari wakil ketua adalah membantu
ketua dalam mengkoordinir kegiatan dan mengurus setiap bidang pada posdaya, lalu
tugas pokok dari sekretaris yaitu mengurus kearsipan posdaya serta sebagai notulensi
pada saat rapat, lalu tugas pokok bendahara adalah mengurus keuangan di posdaya dan
mencatat semua pemasukan dan pengeluaran posdaya, lalu tugas pokok bidang
pendidikan adalah memberikan edukasi pada warga di dusun lain tentang pemanfaatan
dan TOGA dan memberikan pengajaran pada siswa-siswi SD dan SMP, lalu tugas
pokok dari bidang ekonomi adalah meningkatkan penjualan produk/ makanan khas
yang ada di Desa Kebowan, lalu tugas pokok bidang lingkungan adalah memanfaatkan
sampah yang tidak dapat terurai menjadi barang yang memiliki nilai jual, lalu tugas
pokok bidang kesehatan adalah membantu meningkatkan kesehatan masyarakat
terutama ibu hamil. Pembuatan tupoksi tersebut dilakukan dengan berdiskusi bersama
pengurus Posdaya serta kepala desa sebagai pelindung dari organisasi Posdaya.
c. Pembahasan Kegiatan
81
F. Dany Abyyudha | Ilmu Gizi (22030113130141)
1. Program Evaluasi Kerja
a. Rekapitulasi Kegiatan
No ASPEK KETERANGAN
1. Bentuk Kegiatan Evaluasi Program POSDAYA
2. Tujuan Kegiatan Untuk melihat kinerja dan potensi keberlanjutan dari program
POSDAYA
3. Sasaran Kegiatan Sasaran dari kegiatan adalah karang taruna Dusun Jombor Desa
Kebowan
4. Waktu dan Tempat Waktu : Evaluasi dilaksanakan pada tanggal 10 Februari 2017
Pelaksanaan Tempat : Rumah Bapak Sutarmin selaku Kepala Desa Kebowan
5. Dana Yang -
Dibutuhkan
6. Parameter Efisiensi
Keberhasilan a. Waktu : Evaluasi kegiatan posdaya dilaksanakan sesuai dengan
estimasi waktu yang telah ditentukan.
Manfaat
Evaluasi dilakukan untuk mengetahui sumberdaya manusia pada
masing-masing pilar, serta kekurangan dan kelebihan dari
kepengurusan POSDAYA. Sehingga Posdaya yang telah dibentuk
memiliki keberlanjutan.
7. Metodologi Program ini dilaksanakan dengan melakukan diskusi bersama karang
taruna Dusun Jombor.
b. Uraian Kegiatan
Evaluasi kinerja posdaya perlu dilakukan mengingat mahasiswa KKN tidak dapat
memantau secara langsung keberlanjutan Posdaya. Evaluasi dilakukan untuk
mengetahui bagaimana potensi sumberdaya yang terdapat di dalam struktur
kepengurusan Posdaya serta merupakan ajang diskusi untuk mengetahui kekurangan
dari pelaksanaan Posdaya. Sehingga dapat dilakukan perbaikan ke depannya agar
Posdaya di Dusun Jombor terus berlanjut. Diskusi dilaksanakan di suatu forum dan
dihadiri oleh anggota kepengurusan Posdaya.
c. Pembahasan Kegiatan
KEKUATAN (STRENGHT) KELEMAHAN (WEAKNESS)
a. Kegiatan mendapat dukungan dari a. Sebagian besar anggota karang taruna
kepala Desa Kebowan serta kepala sebagai pengurus masih berstatus
Dusun Jombor. pelajar.
b. Terdapat sumberdaya manusia yang
memadai di Dusun Jombor.
c.Terdapat lahan yang dapat
dimanfaatkan sebagai percontohan
penanaman TOGA.
PELUANG (OPPORTUNITY) ANCAMAN (THREAT)
82
a. belum adanya apotik hidup TOGA a. cuaca tidak menentu dapat
sebelumnya berpengaruh terhadap pertumbuhan
TOGA
b. Adanya binatang pengganggu berupa
hama
83
TOGA. Tanaman obat keluarga (disingkat TOGA) adalah tanaman hasil budidaya
rumahan yang berkhasiat sebagai obat. Tanaman obat keluarga ini natinya akan ditanam
pada sebidang tanah, baik di halaman rumah, kebun ataupun ladang yang digunakan
dalam rangka memenuhi keperluan keluarga akan obat-obatan.
Diskusi dan sosialisasi akan pentinganya TOGA di Dusun Jombor telah dilakukan
dan menghasilkan keputusan yang berupa diadakannya kegiatan penanaman TOGA
pada hari Minggu, 12 Februari 2017. Jenis tanaman obat yang dipilih berupa sirih
merah, jahe merah, kunyit putih, temulawak dan kencur. Setelah penentuan jenis
tanaman obat tersebut kemudian dilakukan kegiatan pengelompokan tanaman obat.
Pengelompokan tanaman obat dilakukan dengan studi referensi mengenai tanaman obat
keluarga yang kemudian ditentukan pula khasiat dari tanaman obat tersebut.
Pengelompokkan tanaman obat ini diharapkan mampu memberikan informasi yang
memudahkan masyarakat Dusun Jombor pada saat ingin menggunakan TOGA tersebut.
Informasi mengenai kelompok tanaman obat beserta khasiat tanaman obat tersebut.
c. Pembahasan Kegiatan
KEKUATAN (STRENGHT) KELEMAHAN (WEAKNESS)
a. Belum ada kegiatan penanaman TOGA a. Beberapa masyarakat Dusun Jombor
yang terpelihara sehingga kegiatan lebih memilih cara praktis yaitu dengan
mendapat antusias yang baik dari membeli obat kimia daripada obat alami
masyarakat. yang berasal dari tumbuhan.
b. Dapat memberikan informasi kepada
masyarakat Dusun Jombor mengenai
khasiat-khasiat tanaman obat.
PELUANG (OPPORTUNITY) ANCAMAN (THREAT)
a. Keberadaan Desa yang jauh dari dokter a. Kurangnya minat dari masyarakat dalam
dan apotik sehingga menjadikan TOGA hal pengelolaan dan perawatan TOGA.
bermanfaat bagi masyarakat Dusun Hal ini dapat menjadikan TOGA rusak
Jombor. dan tidak dapat dimanfaatkan lagi.
85
c. Pembahasan Kegiatan
KEKUATAN (STRENGHT) KELEMAHAN (WEAKNESS)
a. Kegiatan mendapat dukungan dari a. Kurangnya minat dari masyarakat dalam
kepala Desa Kebowan serta kepala hal pemanfaatan lahan pekarangan
Dusun Jombor. rumah.
b. Terdapat sumberdaya manusia yang
memadai di Dusun Jombor.
c. Terdapat lahan yang dapat
dimanfaatkan sebagai percontohan
penanaman TOGA.
PELUANG (OPPORTUNITY) ANCAMAN (THREAT)
a. Keahlian bercocok tanam serta a. Sulit dalam menentukan jadwal
ketersediaan lahan yang masih luas pertemuan untuk melaksanakan
pada setiap rumah warga. sosisalisasi terkait TOGA.
86
b. Uraian Kegiatan
Pembuatan berita acara dimaksudkan untuk merekam semua kegiatan rapat dan
hasil yang diperoleh dari diskusi pada kegiatan Posdaya. Pembuatan berita acara
dilakukan terkait pemaparan awal mengenai Posdaya dan juga pembentukan
kepengurusan Posdaya. Diskusi tahap pertama dilaksanakan pada tanggal 2 Februari
2017 dan tahap dua yaitu tanggal 10 Februari 2017. Berita acara ini juga menjadi salah
satu persyaratan dalam pengesahan Posdaya di Dusun Jombor Desa Kebowan.
c. Pembahasan Kegiatan
KEKUATAN (STRENGHT) KELEMAHAN (WEAKNESS)
a. Mudahnya koordinasi dari semua
pihak yang terlibat -
- -
89
BAB IV
KESIMPULAN
Berdasarkan kegiatan yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa KKN adalah
program yang dilaksanakan mahasiswa untuk memberdayakan masyarakat agar memiliki
kesinambungan pembangunan dalam segala bidang di desa masing-masing. Dalam
pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan selama kurang lebih 42 hari, terdapat beberapa
kendala baik dari segi Bahasa serta adat istiadat setempat. Akan tetapi, dengan keterbukaan
masyarakat dengan senang hati menerima mahasiswa KKN UNDIP yang ditempatkan di Desa
Kebowan, maka kendala tersebut dapat teratasi.
Program-program kerja yang dirancang dalam kegiatan KKN di Desa Kebowan,
disesuaiakan dengan kondisi dari masyarakat setempat dilihat dari permasalahan maupun
potensi dari desa tersebut. Program kerja berupa program kelimuan yang disesuaiakan dengan
bidang masing-masing serta program multidisiplin. Berikut adalah hasil diagram rekapitulasi
dari masing-masing program yang telah dijalankan diantaranya program pokok meliputi
program keilmuan dan multidisiplin serta program bantu.
16% 16%
84% 84%
90
Rekapitulasi Waktu Pelaksanaan KKN Rekapitulasi Waktu Pelaksanaan KKN
Siti Kurniawati Rimarta Kusumawesti
21040113120062 13050113120053
16% 16%
84% 84%
16% 16%
84% 84%
16% 16%
84% 84%
91
Rekapitulasi Waktu Pelaksanaan KKN Rekapitulasi Waktu Pelaksanaan KKN
Dhita Budi P D Indira Febriyanti
21100113120008 14020113130128
16% 16%
84% 84%
16%
84%
92
BAB V
SARAN DAN REKOMENDASI
Saran serta rekomendasi dari pelaksanaan kegiatan KKN Tim I Universitas Diponegoro
antara lain:
1. Diharapkan agar biaya pendaftaran KKN dapat dibuat lebih transparan agar mahasiswa
dapat mengetahui alokasi dana yang telah dibayarkan.
2. Pemilihan lokasi yang dijadikan tempat pelaksanaan KKN sebaiknya perlu lebih
diperhatikan karena ada beberapa lokasi yang sudah cenderung maju sehingga cenderung
sulit untuk menemukan permasalahan.
3. Diharapkan tempat pelaksanaan KKN selanjutnya dapat menyentuh daerah tertinggal yang
membutuhkan bantuan untuk meningkatkan pertumbuhan pendidikan, kesehatan dan
ekonomi, sehingga fell KKN akan lebih terasa dan mahasiswa Undip dapat menerapkan Tri
Dharma Perguruan Tinggi secara nyata dilingkungan masyarakat.
4. Bagi Pemerintah : Diharapkan adanya peran serta dari pemerintah, baik itu pemerintah
pusat maupun pemerintah daerah selaku pihak penyokong dana dan pemberi persetujuan
setiap kegiatan yang ada, untuk berperan aktif dalam hal pelaksanaaan program desa,
sehingga dalam hal program dan pendanaan dapat berjalan dengan lancar.
5. Adanya format yang menjadi standar operasioanal pelaksanaan (SOP) untuk kegiatan KKN
untuk mengurangi ketidakefisienan.
93