Anda di halaman 1dari 10

PENGEMBANGAN EKOWISATA BERBASIS PARTISIPASI

MASYARAKAT DI DESA JERUJU BESAR


KECAMATAN SUNGAI KAKAP
Budi Utomo1, Gusti Zulkifli Mulki2, Meta Indah Fitriani2
1 Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura,
2Dosen Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Kota Universitas Tanjungpura

Abstrak
Desa Jeruju Besar memiliki banyak potensi ekowisata seperti hutan mangrove yang dilalui garis
khatulistiwa, Taman Rekadena, bangunan bersejarah, kerajinan, kebudayaan dan kesenian.
Masyarakat mengembangkan ekowisata secara partisipatif yang diinisiasi oleh kelompok sadar wisata
dan karang taruna. Pengembangan yang dilakukan yaitu kawasan Jeruju Equator Park dan Festival
Kulminasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi ekowisata, jenis partisipasi masyarakat
dan merumuskan strategi dalam mengembangkan ekowisata. Pendekatan penelitian ini menggunakan
metode kualitatif jenis studi kasus dengan desain deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian, potensi yang
unggul untuk dikembangkan yaitu Jeruju Equator Park yang terletak di pesisir pantai dan hutan
mangrove, Festival Kulminasi yang menampilkan kesenian dan kebudayaan, dan Taman Rekadena
yang beroperasi secara mandiri berfokus pada wisata agro. Proses partisipasi masyarakat sudah
terlihat dalam pelaksanaan kegiatan pengembangan ekowisata. Berdasarkan hasil analisis SWOT
didapatkan bahwa pengembangan ekowisata berbasis partisipasi masyarakat berada pada posisi
kuadran I atau strategi S – O, menghasilkan strategi yang menggunakan kekuatan (Strength) untuk
memanfaatkan peluang (Opportunity). Strategi pengembangan ekowisata berbasis partisipasi
masyarakat yang direkomendasikan yaitu membagi kawasan ekowisata menjadi 4 zona, terdiri dari
zona utama, zona pelayanan, zona pendukung dan zona sempadan.

Kata kunci: Ekowisata, Partisipasi Masyarakat, Strategi Pengembangan, Desa Jeruju Besar

[Ecotourism Development Based on Community Participation in Jeruju Besar Village Sungai Kakap
Subdistrict] Jeruju Besar Village has many ecotourism potentials such as mangrove forest where
located at The equator line, Rekadena Park, historic buildings, handicraft, culture and arts. The
community develops ecotourism in a participatory manner initiated by local communities which are
Tourism Conscious Group and Youth Organization. The development in this village are the Jeruju
Equator Park area and the Culmination Festival. This study aims to determine the potential of
ecotourism, the type of community participation and initiated strategies in developing ecotourism. The
approach of this study uses a qualitative method of case study type with a descriptive design. Based on
the results of the study, the highest potential to be developed is Jeruju Equator Park located on the
coast and mangrove forests, the Culmination Festival that performs arts and culture, and Rekadena
Park which operates independently focusing on agro tourism. The process of community participation
has been seen in the implementation of ecotourism development activities. Based on the results of the
SWOT analysis, it was found that community-based ecotourism development is in quadrant I or S-O
strategy, resulting in a strategy that uses strength to take advantage of opportunities. The recommended
community-based ecotourism development strategy is to divide the ecotourism area into 4 zones, namely
the main zone, service zone, supporting zone and buffer zone.

Keywords : Ecotourism, Community Participation, Strategy Development, Jeruju Besar Village

1. Pendahuluan
Kabupaten Kubu Raya memiliki banyak
potensi wisata sumber daya alam yang dapat
------------------------------------------------------------------ dikembangkan. Berdasarkan Peraturan Daerah
Kabupaten Kubu Raya Nomor 7 Tahun 2016 tentang
*)Penulis Korespondensi. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten
Budi Utomo Kubu Raya Tahun 2016–2036 yakni Kecamatan
E-mail: utomobudi0205@gmail.com Sungai Kakap termasuk ke dalam Kawasan
pengembangan pariwisata kawasan pengembangan melakukan penelitian, Teknik purposive sampling
wisata inti difokuskan sebagai wisata bahari, wisata adalah teknik non-probability sampling yang
alam, wisata budaya, wisata minat khusus, wisata mengambil sampel bedasarkan tujuannya (Ramadhan,
religi dan wisata sejarah; dan kawasan penyangga 2014). Peneliti menetapkan kriteria tertentu yang
wisata difokuskan sebagai wisata agro, ekowisata, mesti dipenuhi oleh orang yang akan dijadikan sumber
wisata pesisir, dan wisata buatan. Pengembangan informasi. Arti mekanisme snowballing/Gelinding
wisata yang telah dilakukan di Sungai Kakap antara Bola Salju adalah informan-informan penelitian
lain wisata alam hutan mangrove dan menara suar diperoleh dilapangan berdasarkan informasi yang
yang ada di Desa Sungai Kupah, Jeruju Equator Park diperoleh oleh para informan utama. Informannya
dan Taman Rekreasi Rekadena di Desa Jeruju Besar. yakni Kepala Bidang Pariwisata Dinas Pemuda
Sejarah Historis, Desa Jeruju Besar merupakan Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Kubu Raya,
Desa yang diresmikan pada tahun 1862, dahulunya Kepala Desa Jeruju Besar, Ketua Kelompok Sadar
Desa Jeruju Besar merupakan desa pertanian. Desa Wisata Desa Jeruju Besar dan Ketua Karang Taruna
Jeruju Besar terletak di Kecamatan Sungai Kakap, Desa Jeruju Besar serta masyarakat sebagai pelaku
terletak di kawasan pesisir dengan bentangan 600 Ha usaha dan pengembang wisata serta tokoh masyarakat
dari luas total wilayah 2000 Ha. Desa ini dapat diakses yang dapat mendukung dalam pengembangan
dengan kendaraan bermotor dengan jarak ke ibu kota ekowisata di Desa Jeruju Besar yang ditemui
kecamatan sebesar 6 km, jarak tempuh ke ibu kota dilapangan melalui informan utama.
kabupaten 35 km dan jarak ke ibu kota provinsi
sebesar 18 km. Desa Jeruju Besar memiliki potensi 2.1 Variabel Penelitian
wisata seperti wisata alam dan budaya. Masyarakat Penelitian ini melibatkan komunitas yang ada
sudah berinisiatif dalam mengembangkan wisata di Desa Jeruju Besar yang terlibat dalam
dengan mengadakan kegiatan Festival Kulminasi pengembangan ekowisata. Variabel penelitian
karena dilewati oleh garis khatulistiwa, dan terdapat bertujuan untuk membatasi informasi yang akan
penyewaan perahu untuk memancing. Besarnya diambil dilapangan dan membatasi informasi,
potensi yang dimiliki Desa Jeruju Besar dalam bidang sehingga penelitian lebih fokus dan terarah.
pariwisata, partisipasi masyarakat, dan dukungan
pemerintah yang mulai mengembangkan kawasan ini Tabel 1. Variabel Penelitian (Hasil Analisis, 2019)
menarik untuk dibahas. Partisipasi masyarakat sangat Sasaran Variabel Sub Variabel
penting dalam melakukan perencanaan dan Teridentifikasi Prinsip Dasar Pelestarian
pengembangan suatu kawasan termasuk dalam potensi Pengembangan Pendidikan
pengembangan pariwisata yang berkelanjutan. ekowisata di Ekowisata Pariwisata
Desa Jeruju Besar memiliki kelompok sadar Desa Jeruju (Mahdayani, Perekonomian
wisata dan karang taruna dalam mengembangkan Besar 2009). Partisipasi
ekowisata. Adanya partisipasi masyarakat dalam Masyarakat
mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki Setempat
Teridentifikasi Jenis Partisipasi Pikiran
ditandai dengan banyaknya kegiatan yang
partisipasi Masyarakat Tenaga
dilaksanakan secara berkala setiap tahunnya yang masyarakat (Pratiwi,2018). Pikiran dan
diinisasi oleh masyarakat dan pemerintah namun dalam Tenaga
potensi-potensi yang dimiliki Desa Jeruju Besar belum pengembangan Keahlian
diketahui oleh masyarakat luas, khususnya masyarakat ekowisata di Barang
Kubu Raya. Oleh karena itu, untuk dapat Desa Jeruju Uang/Dana
mengoptimalkan sumber daya alam dan lingkungan Besar
pesisir perlu dilakukan pengkajian untuk mengetahui
potensi, permasalahan, strategi pengelolaan 2.2 Teknik Pengumpulan Data
berkelanjutan. Adapula tujuan dari penelitian ini Teknik pengumpulan data yang dilakukan
adalah mengidentifikasi potensi ekowisata di Desa dalam penelitian kualitatif ini memiliki instrumen
Jeruju Besar, mengidentifikasi partisipasi masyarakat utama yaitu peneliti sendiri (human instrument), untuk
dalam pengembangan ekowisata di Desa Jeruju Besar, mencari data dengan berinteraksi secara simbolik
dan merumuskan strategi pengembangan ekowisata dengan informan/subjek yang diteliti. Teknik
berbasis partisipasi masyarakat di Desa Jeruju Besar. pengumpulan data yang akan dilaksanakan oleh
peneliti untuk mengumpulkan data diantaranya
2. Metodologi obervasi, wawancara mendalam dan dokumentasi.
Penelitian ini menggunakan pendekatan Obervasi merupakan pengamatan terhadap suatu objek
induktif melalui metode kualitatif jenis studi kasus secara langsung maupun tidak langsung untuk
dengan desain deskriptif. Penelitian ini menggunakan memperoleh data penelitian (Agustinova, 2015),
informan, informan merupakan subjek dari penelitian seperti halnya mengamati potensi ekowisata dan
itu sendiri (Afrizal, 2016). partisipasi masyarakat. Wawancara mendalam
Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik merupakan sebuah interaksi sosial informal antara
menggunakan teknik purposive dan snowballing. Arti peneliti dan para informannya (Afrizal, 2016). Teknik
mekanisme purposive/disengaja adalah sebelum
wawancara yang digunakan ialah wawancara halaman, kesimpulan-kesimpulan pendahuluan
semiterstruktur, pelaksana wawancara menggunakan digambarkan, tetapi kesimpulan-kesimpulan tersebut
model ini lebih bebas daripada wawancara terstruktur. menuntun ke arah keputusan untuk menambah kolom
Dokumentasi merupakan proses memperoleh lain pada matrik untuk menguji kesimpulan (Emzir,
informasi data melalui dokumen-dokumen tertulis 2014). Analisis SWOT terdiri dari 4 faktor yaitu:
seperti arsip surat, data statistik, dan laporan maupun Kekuatan (Strenght), Kelemahan (Weakness), Peluang
catatan, penelirian ini dokumentasi yang digunakan (Opportunity) dan Ancaman (Threat) (Rangkuti,
berupa foto-foto kegiatan dan dokumen (Agustinova, 2004). Dari pemetaan dan pengelolaan kekuatan,
2015) kelemahan, peluang, dan ancaman diperoleh suatu
strategi untuk menentukan langkah-langkah yang
2.3 Teknik Analisis dilakukan terkait dengan permasalahan dalam
Kajian penelitian ini mengenai bentuk penelitian ini. Deskripsi SWOT yang dimaksud
partisipasi masyarakat dalam pengembangan ditunjukkan dalam diagram tabel berikut ini:
ekowisata di Desa Jeruju Analisis kualitatif deskriptif
digunakan untuk mengelola hasil data yang diperoleh Tabel 2. Model Analisis SWOT (Albert Hampey
dari observasi, wawancara, dan data pendukung dari dalam Indiarti, 2013)
pihak yang terkait. Cara analisis data menggunakan INTERNAL
KEKUATAN/ KELEMAHAN/
Analisis Data Kualitatif Miles dan Huberman. STRENGHT WEAKNESS
EKSTERNAL
1. Reduksi Data
Strategi S-O Strategi W-O
Reduksi data adalah hahap ini awal dari Menghasilkan Menghasilkan
dilakukannya penyederhanaan data yang diperoleh di strategi yang strategi yang
PELUANG/
lapangan, sehingga menjadi terfokus. OPPORTUNITIES
menggunakan meminimalkan
2. Model data kekuatan untuk kelemahan untuk
memanfaatkan memanfaatkan
Langkah kedua dari kegiatan analisis adalah peluang peluang
model data. Mendifinisikan mpdel sebagai kumpulan Strategi S-T Strategi W-T
informasi yang tersusun yang membolehkan Menghasilkan Menghasilkan
pendeskripsian kesimpulan dan pengambilan strategi yang strategi yang
ANCAMAN/
menggunakan meminimalkan
tindakan. THREATS
kekuatan untuk kelemahan untuk
3. Penarikan/Verifikasi Kesimpulan mengatasi menghindari
Ketiga tahap ini reduksi data, model data, dan ancaman ancaman
penarikan/verifikasi kesimpulan sebagai antarjalinan
sebelum, selama dan sesudah pengumpulan data Untuk menentukan prioritas strategi
dalam bentuk paralel, untuk menyusun domain umum pengembangan ekowisata menggunakan pendekatan
yang disebut “analisis” (Luviana,2017) kuantitatif analisis SWOT yang lerlebih dahulu
menentukan faktor strategi eksternal dan faktor
Pengumpulan
strategi internal yang ditentukan (Rangkuti, 2004).
Data Sementara untuk mengetahui posisi pengembangan
Model
ekowisata pada kuadran SWOT dilakukan dengan cara
Data mencari selisih total skor kekuatan (S) dan total skor
kelemahan (W) serta selisih total skor peluang (O) dan
total skor ancaman (T). Secara ringkas hal tersebut
dirumuskan sebagai berikut:
Reduksi S – W = X (nilai atau titik pada sumbu X)
Data Penarikan/ O – T = Y (nilai titik pada sumbu Y)
Verifikasi
Kesimpulan

Gambar 1. Komponen Analisis Data: Model


Interaktif (Emzir, 2014)
Dalam tinjauan ini ketiga jenis aktivitas
analisis dan aktivitas pengumpulan data itu sendiri
membentuk suatu proses siklus interaktif. Peneliti
bergerak diantara keempat model ini selama
pengumpulan data, kemudian bergerak bolak-balik
diantara reduksi data, model, dan penarikan/verifikasi
kesimpulan untuk sisa studi tersebut. Pengodean data,
sebagai contoh (reduksi data), menuju pada ide-ide
baru pada apa yang harus dimasukan ke dalam suatu
matrik (model data). Memasukan data memerlukan Gambar 2. Kuadran SWOT (Indiarti,2014)
reduksi data lanjutan. Sebagaimana matrik mengisi
Berdasarkan kuadran SWOT tersebut di atas 3.1.1 Hutan Mangrove dan Kawasan Jeruju
terdapat empat rekomendasi strategi yang meliputi: Equator Park
1. Kudran I menandakan posisi yang kuat dan Ekosistem mangrove di Desa Jeruju Besar
berpeluang. Kuadran ini merupakan pertemuan memiliki keunikan yang khas. Hutan mangrove di
kekuatan dan peluang sehingga memberikan Desa Jeruju Besar masih asri. Di tempat ini
kemungkinan bagi suatu wilayah untuk bisa membrikan panorama hutan mangrove, pengalaman
berkembang. seperti menelusuri hutan mangrove, memberikan
2. Kuadran II menandakan posisi yang kuat, tetapi pengetahuan mengenai jenis-jenis mangrove seperti
menghadapi tantangan yang besar. Sumber Nipah, Bakau, Api-api, dan Berembang serta hewan-
daya yang merupakan kekuatan untuk hewan khas hutan mangrove yang ada di Desa Jeruju
memperlunak ancaman dari luar tersebut, Besar. Hutan mangrove dilakukan pengembangan
bahkan dapat merubah tantangan menjadi kawasan wisata yaitu kawasan Jeruju Equator Park.
peluang. Di kawasan ini juga dilaksanakannya Festival
3. Kuadran III menandakan posisi yang lemah, Kulminasi yang diadakan setiap tahun.
namun berpeluang. Peluang dapat
dimanfaatkan, namun kekuatan belum cukup 3.1.2 Taman Rekadena
untuk menggarapnya. Taman Rekadena merupakan taman yang
4. Kuadran IV menandakan posisi lemah dengan dikelola secara mandiri. Taman ini menjadi ikon Desa
ancaman atau tantangan yang besar. Jeruju Besar karena sudah dikenal oleh masyarakat
luar desa. Taman dahulu awalnya merupakan lahan
3. Hasil dan Pembahasan peternakan ayam, pada tahun 2008 baru
Desa Jeruju Besar berada di Kecamatan Sungai dikembangkan menjadi kebun hingga sampai saat ini
Kakap Kabupaten Kubu Raya, memiliki luas 2000 m2. yang menjadi tempat wisata. Tempat ini memiliki luas
Desa Jeruju Besar memiliki 5 Dusun yaitu, Dusun 10 Ha. Fasilitas-fasilitas yang ditawarkan di Taman
Karya Mulia, Dusun Karya Bersama, Dusun Karya Rekadena ini seperti aula, kantin, toilet, permainan
Bakti, Dusun Karya Tani, dan Dusun Karya Utama. anak hingga dewasa. Taman Rekadena ini tidak dibuka
Penggunaan lahan di Desa Jeruju Besar didominasi untuk umum, jika ingin menggunakan tempat ini harus
oleh lahan perkebunan : menyewa. Tempat ini hanya bisa digunakan oleh
sekolah, institusi dan kelompok saja.
Tabel 3 Penggunaan Lahan di Desa Jeruju Besar
(Profil Desa Jeruju Besar, 2018) 3.1.3 Bangunan Bersejarah
Penggunaan Lahan Luas Desa Jeruju Besar memiliki beberapa bangunan
Permukiman 36 ha/m2
bersejarah. Dahulu memang tempat ini menjadi pusat
Persawahan 443,5 ha/m2
kegiatan oleh masyarakat karena jalan pertama yang
dibuka ke daerah pesisir di sini ialah jalan menuju
Perkebunan 1.511,65 ha/m2
Desa Jeruju Besar. Hal tersebut terbukti masih ada
Kuburan 3 ha/m2 bangunan bersejarah yang ada di desa seperti barang,
Pekarangan 36 ha/m2 bangunan, dan makam.
Taman 0 ha/m2
Perkantoran 0,33 ha/m2 3.2 Partisipasi Masyarakat Desa Jeruju Besar
Luas prasarana umum lainnya 5,52 ha/m2 Partisipasi masyarakat sangat penting dalam
pengembangan ekowisata. Ekowisata yang menarik
Total luas 2.000 ha/m2
dikembangkan dari masyarakat lokal yang kreatif dan
inovatif. Partisipasi masyarakat di Desa Jeruju Besar
Akses jalan menuju Desa Jeruju Besar dapat melibatkan masyarakat dan organisasi yang dibentuk
dilalui oleh 2 jalan yang berbeda dari Kota Pontianak, pemerintah kabupaten seperti kelompok sadar wisata.
pertama melalui Kota Pontianak, Kelurahan Pal Lima
– Desa Pal IX - Desa Sungai Itik – Desa Jeruju Besar Tabel 4. Perbedaan Kelompok Sadar Wisata dan
dengan waktu 15 menit, kedua melalui Kota Karang Taruna (Hasil Analisis, 2019)
Pontianak, Kelurahan Sungai Beliung – Desa Sungai Kelompok Sadar Karang Taruna
Rengas Kapuas – Desa Sungai Rengas – Desa Jeruju Wisata
Besar dengan waktu 25 menit menggunakan Struktur Kelompok sadar Karang taruna
kendaraan bermotor dapat diakses dengan kendaraan Organisasi wisata dibentuk oleh dibentuk oleh
roda empat. Dinas Pemuda Pemerintah Desa
Olahraga dan Jeruju Besar
3.1 Potensi Ekowisata di Desa Jeruju Besar Pariwisata
Ekowisata merupakan bagian wisata alam dan Cakupan Anggota kelompok Anggota karang
memiliki keterikatan dengan wisata budaya dan wisata Keanggotaan sadar wisata berjumlah taruna berjumlah 15
rural. Wisatawan lebih berfokus kepada pemahaman 10 orang, anggota orang, pemuda
dan pengamatan mengenai alam, budaya, mendukung berumur lebih dari 18 dengan umur 18-30
pelestarian dan menggunakan fasilitas lokal. tahun. tahun.
Lanjutan Tabel 4.
Fungsi pengembangan wisata, penggerak pemuda 6. Uang/Dana
menggali potensi desa dan Kelompok sadar wisata dan karang taruna
wisata yang ada di pengembangan apabila mengadakan rapat saat pertama kali ingin
desa, sebagai perantara sumber daya mengadakan kegiatan tahunan memungut iuran
antara pemerintah desa manusia khususnya
kepada pemuda dan masyarakat Dusun Karya Bakti.
dan pemerintah pemuda.
kabupaten
Karang taruna membuat proposal dan memberinya ke
Program Pengembangan Program di segala
masyarakat.
kawasan Jeruju bidang, olahraga,
3.2.2 Pengembangan Ekowisata oleh Masyarakat
Equator Park dan wisata, dan kegiatan
Festival Kulminasi memperingati hari- dan Pemerintah Desa
bekerja sama dengan hari. Membentuk Dalam Pengembangannya, Ekowisata di Jeruju
karang taruna. kepanitiaan Besar sudah berkembang ditandai dengan kebijakan
dari peraturan desa yang sedang mendukung
3.2.1 Jenis-Jenis Partisipasi Masyarakat di Desa kelestarian alam. Aturan tersebut telah diatur di
Jeruju Besar Peraturan Desa Rancangan Peraturan Desa Jeruju
Besar Nomor 05 Tahun 2017 Tentang
Partisipasi masyarakat dikelompokkan menjadi
Pelestarian Lingkungan Hidup. Masyarakat desa telah
6 jenis. Jenis partisipasi dalam pikiran, tenaga, pikiran
mengadakan kegiatan Festival Kulminasi pada tahun
dan tenaga, keahlian, barang, serta uang/dana.
2017 dan 2018. Kegiatannya berupa menanam
1. Pikiran
mangrove, festival elok berdiri, lomba mancing,
Pada masyarakat Desa Jeruju Besar hanya
lomba sampan, dialog pengembangan pesisir, lomba
sebatas pemberian saran dan ide saat pelaksanaan,
permainan tradisional Gala Hadang, lomba gasing,
kecuali untuk ketua RT dan dusun yang turut serta
festival seni (Tundang), dan makan
dalam menyumbangkan pikiran-pikiran. Pemikiran
sebenarnya sudah ada sejak musyawarah dusun yang
3.3 Analisis SWOT
melibatkan masyarakat dalam merancanakan program
Desa Jeruju Besar telah diidentifikasi
2. Tenaga
mengenai potensi ekowisata dan partisipasi
Partisipasi tenaga dapat terlihat dari
masyarakat Langkah selanjutnya adalah melakukan
keterlibatan masyarakat Desa Jeruju Besar dalam analisis SWOT sehingga menciptakan strategi yang
melaksanakan program, baik dari persiapan dan tepat sesuai kondisi yang ada.
pelaksanaan kegiatan yang dibuat oleh kelompok
sadar wisata dan karang taruna. Masyarakat terlibat 3.3.1 Matriks IFAS dan EFAS
dalam membangun jalur, gazebo, dan gerbang di Internal faktor strategis merupakan faktor-
kawasan Jeruju Equator Park. Masyarakat bersedia faktor strategis yang berasal dari dalam Desa Jeruju
untuk gotong-royong. Besar yang mempengaruhi upaya pengembangan
ekowisata berbasis partisipasi masyarakat. Internal
3. Pikiran dan Tenaga
faktor strategis terdiri dari kekuatan (Strength) dan
Pelaksanaan rapat menggambarkan kontribusi
kelemahan (Weakness).
partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program
secara pikiran dan tenaga. Kontribusi yang terlihat Tabel 5. IFAS (Hasil Analisis, 2019)
seperti saat berlangsungnya festival, panitia berupaya Bobot Bobot
Faktor-Faktor Strategis Rating Skor
Faktor Relatif
mengatur kegiatan agar Festival Kulminasi berjalan Kekuatan
dengan lancar, hal tersebut termasuk jenis partisipasi Terdapat hutan mangrove 4 0,07 3 0,21
pikiran dan tenaga. Terdapat kawasan Jeruju
4 0,07 4 0,28
Equator Park
4. Keahlian Terdapat tempat bersejarah 4 0,07 4 0,28
Partisipasi keahlian dilihat dari fungsi Terdapat kegiatan tahunan
4 0,07 3 0,21
kelompok sadar wisata dan karang taruna. Keahlian Festival Kulminasi
Terdapat pengrajin sampah
juga dapat dilihat dari pemuda yang dapat plastik dan kerajinan lokal
3 0,05 3 0,15
mengoperasikan perangkat komputer atau kamera Terdapat Taman Rekadena 2 0,04 3 0,12
yang berguna untuk mempromosikan wisata yang ada Terdapat penyewaan
3 0,05 3 0,15
perahu untuk memancing
di Desa Jeruju Besar. Terdapat sungai dan parit
5. Barang 3 0,05 3 0,15
yang lebar
Partisipasi barang dapat dilihat dari sumbangan Terdapat hasil perkebunan
4 0,07 4 0,28
secara materi saat persiapan dan pelaksanaan program dan perikanan
Terdapat kebijakan yang
di Desa Jeruju Besar. Masyarakat juga meminjamkan mendukung pelestarian 4 0,07 4 0,28
peralatan tukang, dan menyumbangkan kayu dan lingkungan
bambu yang dimiliki masyarakat untuk membangun Sudah ada partisipasi
4 0,07 3 0,21
masyarakat
jembatan, gerbang, dan gazebo di kawasan Jeruju Sub total 39 2,32
Equator Park. Kelemahan
Infrastruktur belum baik 4 0,07 3 0,21
Lanjutan Tabel 5.
Terdapat kendala bahwa skor peluang (O) adalah sebesar 2,35
pembebasan lahan di
Kawasan Jeruju Equator
4 0,07 3 0,21 sedangkan skor ancaman (T) adalah 1,04 sehingga bila
Park O – T yang merupakan sumbu Y adalah 1,31.
Kurangnya pengolahan Berdasarkan diagram SWOT tersebut, dapat
hasil perkebunan dan 3 0,05 3 0,15
perikanan oleh masyarakat
diketahui bahwa strategi pengembangan ekowisata
Kurangnya promosi berada di kuadran 1 yang merupakan situasi
sehingga masyarakat di menguntungkan, peluang dan kekuatan yang ada dapat
luar desa tidak mengenal 3 0,05 2 0,10
dimanfaatkan untuk mendukung strategi. Strategi SO
tempat wisata di Desa
Jeruju Besar (strategi kekuatan-peluang) menggunakan kekuatan
Kurangnya koordinasi internal untuk memanfaatkan peluang eksternal.
antar pemerintah Strategi dalam kondisi ini adalah mendukung
kabupaten, desa, dan 4 0,07 4 0,28
kelompok/organisasi kebijakan pertumbuhan yang agresif.
masyarakat
Sub total 18 0,95
2,35
Total 57 1
External factor strategies merupakan faktor-
faktor strategis yang berasal dari lingkungan luar atau
isu-isu dari luar yang mempengaruhi pengembangan
ekowisata. Faktor-faktor tersebut tediri dari peluang
(1,37 ; 1,31)
(opportunity) dan ancaman (threat).
0,95 2,32

Tabel 6. Tabel EFAS (Hasil Analisis, 2019)


Faktor-Faktor Bobot
Bobot Rating Skor
Strategis Relatif
Peluang 1,04
Dekat dengan Ibu
Kota Provinsi
3 0,13 4 0,52
Kalimantan Barat,
Kota Pontianak
Gambar 3. Kuadran SWOT (Hasil Analisis, 2019)
Sesuai arahan
pemanfaatan ruang 3 0,13 4 0,52 Adapun strategi SO yang merupakan
Memiliki kelompok pemanfaatan kemampuan untuk merebut peluang-
3 0,13 4 0,52
masyarakat peluang yang telah dijabarkan sebelumnya dan
Terdapat komunitas mengembangkan strategi-strategi tersebut, yakni
kabupaten yang
bergerak di bidang
2 0,09 3 0,27 sebagai berikut:
pariwisata 1. Pengembangan lokasi wisata Desa Jeruju Besar di
Desa dikenal sebagai
3 0,13 4 0,52
kawasan pesisir yakni Jeruju Equator Park
tempat memancing
Pengembangan ekowisata dipusatkan ke kawasan
Sub total 14 2,35 pesisir yang ada di Desa Jeruju Besar. Desa ini
Ancaman
emiliki potensi hutan mangrove, Jeruju Equator
Persaingan dengan
tempat wisata sejenis
Park dan penyewaan sampan.
3 0,13 3 0,39 2. Pengembangan kegiatan tahunan Festival
dan wisata lain di desa
sekitarnya Kulminasi secara partisipatif. Festival kulminasi
Iklim dan cuaca
buruk saat musim 3 0,13 3 0,39
yang telah ada ditingkatkan cangkupan
hujan dan pancaroba pelaksanaan menjadi lebih luas. Tidak hanya
Kerusakan dalam lingkup desa dan kabupaten kegiatan ini
lingkungan akibat ditingkatkan menjadi festival tingkat provinsi
3 0,13 2 0,26
pengembangan
kawasan wisata bahkan nasional. Festival di desa ini telah
Sub total 9 1,04 mengambil nilai-nilai budaya dan potensi alam.
Total 23 1 Dikemas menjadi beberapa perlombaan dan
diskusi antar masyarakat dan pemerintah.
3.3.2 Diagram SWOT 3. Pengembangan ekowisata bersifat partisipatif dan
Diagram SWOT terdiri dari 4 kuadran yaitu bekerja sama dengan kelompok masyarakat yang
kuadran I, II, II, dan IV. Penentuan titik kuadran dapat ada di Desa Jeruju Besar. Pengembangan
diketahui dari nilai sumbu X dan Y. Nilai sumbu X ekowisata secara terpadu dalam lingkup desa
diperoleh dari perhitungan skor kekuatan (S) dikurang dengan memanfaatkan segala potensi.
skor kelemahan (W). Sedangkan nilai sumbu Y Pengembangan dilakukan dengan cara berdiskusi
diperoleh dari pengurangan skor peluang (O) dengan bersama masyarakat desa.
skor ancaman (T). 4. Berkonsultasi secara rutin dengan Dinas Pemuda,
Berdasarkan tabel IFAS, skor kekuatan (S) Olahraga, dan Pariwisata Kabupaten Kubu Raya
adalah 2,32 sedangkan skor kelemahan (W) adalah Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata sangat
0,95 sehingga bila S – W yang merupakan sumbu X terbuka dengan kelompok masyarakat yang
adalah 1,37. Berdasarkan tabel EFAS, dapat diketahui mengembangkan pariwisata di desanya.
5. Bekerja sama dengan komunitas/organisasi yang Gambar 4. Menunjukan hubungan antar
ada di luar Desa Jeruju Besar Adanya kelompok- potensi yang ada di Desa Jeruju Besar. Kawasan Jeruju
kelompok masyarakat terutama kelompok sadar Equator Park menjadi pusat pengembangan ekowisata
wisata dan karang taruna dapat memperluas dengan mendukung seluruh potensi-potensi lain
jaringan dengan bekerja sama dengan komunitas- seperti Taman Rekadena, bangunan bersejarah, dan
komunitas atau organisasi-organisasi di luar desa. Festival Kulminasi
1. Masyarakat menyediakan segala kebutuhan
wisatawan yang hadir di Desa Jeruju Besar baik
berupa penyediaan suvenir, menyegerakan
kelompok masyarakat untuk saling berkolaborasi
bersama pemerintah desa dan kabupaten,
melakukan promosi dan kerja sama serta mencari
jaringan di luar Desa Jeruju BesarHutan mangrove,
Jeruju Equator Park, Pantai- Masyarakat dan
Pemerintah. Pengembangan Hutan mangrove,
2. Taman Rekadena – Sumber daya alam pertanian
dan perkebunan. Taman Rekadena menjadi wisata
agro dengan memanfaatkan potensi perkebunan
dan pertanian dan menyediakan akomodasi bagi
pengunjung yang berwisata di Jeruju Equator
Park.
3. Festival Kulminasi - Kebudayaan dan kesenian.
Festival Kulminasi merupakan festival tahunan
yang memiliki rangkaian acara kebudayaan dan
kesenian yang berlokasi di kawasan Jeruju Equator
Park.
4. Bangunan Bersejarah. Bangunan sejarah
dilestarikan untuk wisata sejarah, bangunan-
bangunan bersejarah akan dipromosikan kepada
Gambar 4. Bagan Hubungan antar potensi (Analisis, pengunjung Jeruju Equator Park.
2019)

Gambar 5. Kerangka Waktu Perencanaan Partisipatif (Hasil Analisis, 2019)


3.4 Usulan Rencana Pengembangan Ekowisata 3.4.1 Usulan Tahapan Perencanaan Partisipatif
Usulan rencana pengembangan ekowisata Mengukur prioritas digunakan kriteria yang
merupakan masukan untuk pemerintah desa dan terukur menggunakan bobot dan nilai masing-
kelompok masyarakat sebagai panduan dalam masing kriteria. Usulan disusun berdasarkan
melaksanakan pembangunan pariwisata di Desa Jeruju kebiasaan masyarakat Desa Jeruju Besar terutama
Besar. Rencana pengembangan merupakan hasil dari kelompok sadar wisata dan karang taruna dalam
observasi dan wawancara serta masukan dari kepala berorganisasi. Usulan juga berdasarkan hasil dari
kelompok sadar wisata, kepala desa, perwakilan dari wawancara dengan kepala desa dan kepala Dinas
karang taruna dan kepala Bidang Pariwisata Bidang Pariwisata Kabupaten Kubu Raya.
Kabupaten Kubu Raya.

Pengembangan Ekowisata Berbasis


Partisipasi Masyarakat di Desa Jeruju
Besar Kecamatan Sungai Kakap

Gambar 6. Peta Zonasi Ekowisata Desa Jeruju Besar (Hasiil Analisis, 2019)
3.4.3 Usulan Zona Pengembangan Ekowisata Desa Lanjutan Tabel 7. Melihat flora Hutan mangrove
Jeruju Besar dan fauna
Outbond Hutan mangrove, lapangan,
Pengembangan fisik ekowisata Desa Jeruju fasilitas permainan anak dan
Besar. Berdasarkan hasil observasi dan diketahui dewasa
Jelajah hutan Hutan mangrove, jalur track
keinginan masyarakat Desa Jeruju Besar yang diwakili mangrove
oleh kelompok sadar wisata, karang taruna dan kepala Swafoto Spot foto kreatif dan inovatif
desa. Pengembangan pusat ekowisata dipusatkan di Festival Hutan mangrove, gedung,
Kulminasi panggung, lapangan
bagian pesisir yaitu kawasan Jeruju Equator Park Rumah Tugu Khatulistiwa, gedung
(Tabel 7) Khatulistiwa terbuat dari kayu dan
berbentuk tradisional
Pondok Gedung yang terbuat dari
Tabel 7 Tabel Zonasi Pengembangan Ekowisata Mangrove kayu
(Hasil Analisis, 2019) Taman Outbond Lapangan, aula, fasilitas
Rekadena permainan anak dan dewasa
Zona Kelompok Jenis
Jenis Fasilitas Menanam Lahan pertanian dan
Ruang Kegiatan Kegiatan
padi dan perkebunan
Jeruju Menanam Hutan mangrove berkebun
Zona Equator Mangrove
Penginapan Kamar
Utama Park Memancing Perahu motor, sungai, bibit
ikan
Berlayar Perahu motor
Lanjutan Tabel 7. Lanjutan Tabel 8.
Pondok Warung, rumah warga yang 2.2 Rumah Bangunan yang menyediakan
makan menjual makanan Khatulistiwa informasi terkait fenomena langit
Industri Industri skala kecil dengan dan garis khatulistiwa
produk teknologi sederhana Tugu Merupakan tugu penanda area
olahan dilalui garis khatulistiwa dan area
Akomodasi Penginapan Rumah warga yang terbuka untuk digunakan Festival
memiliki banyak kamar Kulminasi
Bangunan Masjid dan Bangunan yang memiliki 3 3.1 Pondok Bangunan yang menyediakan
Bersejarah Makam sejarah di desa Mangrove informasi terkait kawasan pesisir
Zona Service Toilet umum Bangunan toilet umum dan hutan mangrove
Pelayan area perempuan dan laki-laki 3.2 Tambak Area untuk budi daya kepiting yang
an terdiri dari beberapa bilik Kepiting akan dimanfaatkan untuk kuliner
Dermaga Perkerasan semen untuk Dermaga Dermaga yang berfungsi untuk
tempat berlabuh kapal Nelayan nelayan yang ingin melaut dan
Tempat Lahan kosong yang cukup menyediakan perahu motor untuk
parkir untuk parkir motor dan disewakan menyusuri pantai da
mobil memancing
Pusat Kantor Bangunan yang kokoh, khas Track Berupa jalan yang terbuat dari kayu
informasi sekretariat dan menarik Mangrove di dalam hutan mangrove
pengelola 3.3 Track Berupa jalan yang terbuat dari kayu
Sempadan Ruang Peraturan Desa, tanaman, Mangrove di dalam hutan mangrove
Zona
Sempad sungai terbuka hijau, prasarana telepon, listrik, air Spot foto Lokasi dengan latar belakang yang
an jaringan kotor dan air bersih menarik untuk swafoto
infrastruktur, Warung Warung yang berada di atas laut
tanggul dan dapat menikmati pemandangan
Sempadan Kegiatan Hutan mangrove dan pantai, hutan mangrove dan
pantai penanaman dermaga matahari terbenam
vegetasi 3.4 Pemancingan Area pemancingan berupa sungai
pelindung yang sudah ditebari bibit ikan dan
pantai, ikan alami

3.4.4 Usulan Zonasi Pengembangan Jeruju Equator 4. Kesimpulan


Park Potensi untuk pengembangan ekowisata di
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara Desa Jeruju Besar sangat beragam. Potensinya adalah
diketahui keinginan masyarakat Desa Jeruju Besar terdapat hutan mangrove, Jeruju Equator Park, Taman
yang diwakili oleh kelompok sadar wisata, karang Rekadena, bangunan bersejarah, sungai, kebudayaan
taruna dan kepala desa. dan kesenian. Potensi sumber daya alam seperti
perkebunan, pertanian dan perikanan. Kuliner dan
Tabel 8 Tabel Zonasi Pengembangan Ekowisata industri rumah olahan. Terdapat Festival Kulminasi
(Hasil Analisis, 2019) yang memiliki rangkaian acara dan perlombaan seperti
Zona
Sub
Kegiatan Keterangan telur berdiri, diskusi pengembangan kawasan pesisir,
Zona
1 1.1 Pintu masuk Pintu masuk utama kawasan Jeruju
perlombaan tundang, dan galah hadang.
utama Equator Park memiliki gerbang Partisipasi masyarakat di Desa Jeruju Besar
Kantor Kantor sebagai ruang penjaga pintu dalam pengembangan ekowisata di desanya aktif.
Pelayanan masuk, pusat informasi dan
keamanan Masyarakat Desa Jeruju Besar sudah ada keterlibatan
Lahan Parkir Lahan parkir yang mencukupi masyarakat dalam Pikiran, Pikiran dan Tenaga,
kendaraan bermotor ( mobil dan
motor )
Keahlian, Barang, Uang dan Dana. Pengembangan
1.2 Warung Warung yang menyediakan jajanan ekowisata berbasis partisipasi masyarakat dilakukan
Makan dan kuliner khas desa penyusunan strategi dari hasil analisis SWOT. Strategi
Toko Menyediakan suviner dan oleh-oleh
Suviner khas Desa Jeruju Besar disusun atas prinsip dasar dan pengembangan
Toilet Menyediakan toilet berupa bilik- ekowisata serta tahapan proses perencanaan
bilik dan terpisah antara wanita dan
pria
partisipatif. Ekowisata di Desa Jeruju Besar dibagi
Aula Menyediakan penyewaan dan menjadi 4 zona, yaitu zona utama, zona pelayanan,
penggunaan kepentingan pemerintah zona pendukung dan zona sempadan.
atau masyarakat
Mushalla Menyediakan ruang untuk ibadah
1.3 Outbond area Menyediakan permainan anak-anak
Ucapan Terima Kasih
dan dewasa, berupa lapangan dan Penulis mengucapkan terimakasih kepada
fasilitas outbond seperti flying Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura yang telah
Panggung Menyediakan panggung yang
Kesenian berguna untuk kegiatan masyarakat membantu dalam hal publikasi jurnal ini. Terima kasih
seperti Festival Kulminasi kepada Comdev dan Outreaching Universitas
1.4 Pemancingan Area pemancingan berupa sungai
yang sudah ditebari bibit ikan dan
Tanjungpura atas bantuan biaya pendidikan melalui
ikan alami program Bidikmisi.
2 2.1 Gazebo Area yang menawarkan untuk
melihat hutan magrove, pantai dan Daftar Pustaka
matahari terbenam
Track Berupa jalan yang terbuat dari kayu Afrizal. 2014. Metode Penelitian Kualitatif. Depok:
Mangrove di dalam hutan mangrove PT RAJAGRAFINDO PERSADA.
Spot foto Lokasi dengan latar belakang yang
menarik untuk swafoto Agustinova DE. (2015). Memahami Metode
Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Calpulis.
Emzir. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif
Analisis Data. Depok: PT RAJAGRAFINDO
PERSADA.
Indiarti W. 2013. Pengembangan Program Desa
Wisata dan Ekowisata Berbasis Partisipasi
Masyarakat di Desa Kemiren Kabupaten
Banyuwangi. Banyuwangi: LPPM
Universitas PGRI Banyuwangi.
Jeruju Besar. 2018. Profil Desa Jeruju Besar 2018.
Kubu Raya: Desa Jeruju Besar
Luviana R. 2017. Penerapan Ekowisata Mangrove
Berbasis Masyarakat di Desa Teluk Pambang
Kecamatan Bantan. Jom FISIP. Vol 4 (2):
1-15.
Mahdayani W. 2009. Panduan Dasar Pelaksanaan
Ekowisata. Jakarta: UNESCO Office.
Peraturan Daerah Kabupaten Kubu Raya Nomor 7
Tahun 2016 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Kubu Raya 2016-2036.
Kubu Raya: BAPPEDA Kubu Raya.
Pratiwi SA. 2018. Partisipasi Masyarakat dalam
Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh di
Parit Nenas Kelurahan Siantan Hulu.
Pontianak: Universitas Tanjungpura.
Jurnal.untan.ac.id, 1-16.
Ramadhan F. 2014. Partisipasi Masyarakat dalam
Mendukung Kegiatan Pariwisata di Desa
Wisata Beliharjo, Gunung Kidul,
Yogyakarta. Jurnal Teknik PWK. Vol 3 (4):
949-963.
Rangkuti F. 2004. Analisis SWOT Teknik Membedah
kasus Bisnis. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama.

Anda mungkin juga menyukai