Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kota Surakarta, juga disebut Solo atau Sala adalah wilayah otonom dengan status
kota di bawah Provinsi Jawa Tengah, Indonesia, dengan penduduk 503.421 jiwa (2010) dan
kepadatan 13.636/km2. Kota dengan luas 44 km2, ini berbatasan dengan Kabupaten
Karanganyar dan Kabupaten Boyolali di sebelah utara, Kabupaten Karanganyar dan
Kabupaten Sukoharjo di sebelah timur dan barat, dan Kabupaten Sukoharjo di sebelah
selatan. Kota ini juga merupakan kota terbesar ketiga di pulau Jawa bagian selatan setelah
Bandung dan Malang menurut jumlah penduduk. Sisi timur kota ini dilewati sungai yang
terabadikan dalam salah satu lagu keroncong, Bengawan Solo. Bersama dengan Yogyakarta,
Surakarta merupakan pewaris Kesultanan Mataram yang dipecah melalui Perjanjian Giyanti,
pada tahun 1755. (wikipedia)

Kota Surakarta terletak di pertemuan antara jalur selatan Jawa dan jalur Semarang-
Madiun, yang menjadikan posisinya yang strategis sebagai kota transit. Jalur kereta api dari
jalur utara dan jalur selatan Jawa juga terhubung di kota ini. Saat ini sebuah jalan tol – Jalan
Tol Semarang-Solo – yang menghubungkan ke Semarang sedang dalam proses pembangunan.
Surakarta juga merupakan kota yang terkurung daratan, sehingga tidak memiliki moda
transportasi air.

Kemacetan merupakan salah satu permasalahan transportasi yang paling sering


dijumpai di kota – kota besar. Kemacetan ditimbulkan karena beberapa faktor seperti jumlah
pengguna kendaraan pribadi yang semakin meningkat, kurang tersedianya fasilitas jalan yang
memadai guna memenuhi kebutuhan para pengguna yang semakin meningkat, serta
bercampurnya pengguna kendaraan bermotor dan tidak bermotor dalam satu jalur. Hal ini
disebabkan salah satunya karena kendaraan bermotor yang sembarang parkir liar di bahu
jalan

Jalur lambat merupakan jalur yang disediakan khusus bagi pengguna kendaraan tidak
bermotor ( becak / sepeda ). Trotoar sebagai fasilitas pelengkap bagi para pedestrian ( Pejalan
Kaki ) juga tersedia di sepanjang jalur lambat tersebut. Kota Solo merupakan kota yang
memiliki jalur lambat terpanjang di Indonesia, dengan panjang total keseluruhan yaitu + 30
km yang dibagi menjadi beberapa segmen jalan. Jalur lambat tersebut meliputi Jl. Slamet
Riyadi, Jl. Adi Sumarmo dll. Jalur yang seharusnya digunakan bagi para pengguna kendaraan
tidak bermotor ini seringkali dialih fungsikan sebagai lahan parkir.

Kondisi seperti ini dapat kita temui di sepanjang jalur Jl. Slamet Riyadi. Jalur lambat
serta trotoar tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Para pengguna kendaraan tidak
bermotor sering merasakan dampak dari tidak optimalnya fungsi jalur tersebut.
Permasalahan yang ditemui di lapangan, terkadang jalur yang ada dirasa sangat sempit bagi
pengguna becak, ketika mereka harus bersimpangan dengan becak yang lain. Sementara bagi
para pejalan kaki, fasilitas trotoar dijadikan sebagai tempat parkir sehingga mereka harus
menggunakan jalur lambat untuk dapat melakukan aktivitasnya.

Pemerintah kota Solo telah berupaya melakukan penertiban terhadap parkir liar yang
beroperasi di jalur lambat dan trotoar. Upaya yang telah dilakukan antara lain penilangan di
tempat serta penggembokan kendaraan bermotor yang parkir di jalur lambat. Upaya ini
dilakukan guna mengembalikan fungsi jalur lambat dan trotoar sebagaimana mestinya.
Pengoptimalisasian jalur lambat ini semata – mata untuk mengakomodir keinginan para
pengguna kendaraan tidak bermotor yang saat ini aktivitasnya semakin terbatas karena
tingginya volume kendaraan pribadi di wilayah tersebut. Tapi walaupun begitu, masih saja
ada sekelompok orang yang memarkir kendaraan nya secara liar.

Untuk menanggapi masalah di atas, diperlukan media yang efektif untuk dirancang
dan dikembangkan untuk memberi informasi tentang pencegahan parkir liar di kota
surakarta. Pemerintah Daerah di anggap perlu untuk membuat strategi komunikasi visual agar
dapat menyampaikan informasi tentang parkir liar sehingga diharapkan mampu mencegah
ataupun mengurangi terjadi nya kemacetan di kota Surakarta. Oleh karena itu, judul
penelitian ini adalah “Perancangan kampanye pencegahan parkir liar di kota Surakarta
melalui strategi komunikasi visual”

B. Rumusan Masalah
Bagaimana membuat perancangan media kampanye tentang pencegahan parkir liar
di kota Surakarta?

C. Tujuan Perancangan

Tujuan dari perancangan ini adalah membuat perancangan media kampanye tentang
pencegahan parkir liar di kota Surakarta melalui pendekatan komunikasi visual yang tepat

D. Manfaat Perancangan

1. Manfaat bagi masyarakat.


Perancangan ini diharapkan memberikan informasi tentang parkir liar di kota
Surakarta
2. Manfaat bagi penelitian yang akan datang
Perancangan ini diharapkan bisa dijadikan referensi bagi peneliti lain yang akan
mengangkat tema yang sama tetapi dengan sudut pandang yang berbeda
3. Manfaat bagi mahasiswa
Perancangan ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan khususnya
Desain Komunikasi Visual tentang perancangan media kampanye

E. Metode Penelitian

1. Metode Penelitian Kualitatif

Metode penelitian kualitatif adalah metode yang digunakan untuk meneliti pada

kondisi objek yang alamiah dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan

sampel sumber dan data dilakukan secara purposive dan snowball. Teknik pengumpulan

data dilakukan dengan triangulasi (gabungan) analisis data bersifat induktif / kualitatif, dan

hasil penelitian kualitatif lebih menekankan pada makna daripada generalisasi. (sugiyono,

2009:15)
Metode penelitian kualitatif sering disebut metode penelitian naturalistickarena

penelitian dilakukan dalam kondisi yang alamiah. Pada penelitian kualitatif, penelitian

dilakukan pada objek alamiah maksudnya, objek yang berkembang apa adanya, tidak

dimanipulasi oleh peneliti dan kehadiran peneliti tidak begitu mempengaruhi dinamika

pada objek tersebut.

Sebagaimana dikemukakan dalam penelitian kualitatif instrumennya adalah orang

atau peneliti itu sendiri. Untuk dapat menjadi instrument maka peneliti harus memiliki

bekal teori dan wawasan yang luas, sehingga mampu bertanya, menganalisis, dan

mengkonstruksi situasi sosial yang diteliti menjadi lebih jelas dan bermakna.

2. Teknik Pengumpulan Data

a. Wawancara

Teknik wawancara yang digunakan adalah teknik wawancara dengan

pertimbangan agar kita lebih luwes dan leluasa dalam berkomukasi, terutama dalam

usaha menggali informasi yang kita dapat untuk mendapat data yang kita butuhkan.

Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam kepada

Salah satu Staff yang ada di Kantor Dinas Perhubungan Kota Surakarta.

b. Observasi

Menggunakan teknik observasi langsung, sehingga data-data yang diperlukan

dapat diperoleh dari pengamatan langsung. Dalam observasi ini, penulis berperan aktif

dalam lokasi sehingga benar-benar terlihat dalam kegiatan yang ditelitinya, agar kelak

bisa memvisualisasikan media kampanye yang representatif untuk target audience.

c. Studi Kepustakaan

Metode ini dilakukan dengan cara membaca buku-buku maupun jurnal tentang

perancangan, kampanye dan artikel-artikel mengenai parkir liar di kota Surakarta

3. Teknik Sampling
Jika kualitatif banyak menggunakan non probability sampling, yaitu teknik snowball

sampel kecil. Karena menggunakan teknik ini akan berkembang secara besar sejalan

dengan proses yang dilakukan.

4. Teknik analisis data

Teknik yang akan digunakan dalam analisis data adalah teknik analisis Bapak H. B.

Sutopo, yang akan dijelaskan dalam sub bab berikut :

Bagan 1.1 Model Analisis Interaktif


(Sumber: H.B Sutopo, 2006:120)

a. Melakukan pengumpulan data, baik data yang diperoleh dari wawancara dengan Staff

Dinas Perhubungan Kota Surakarta maupun dari buku – buku tentang perancangan,

brand, visual branding, kampanye dan artikel – artikel mengenai Parkir Liar di kota

Surakarta

b. Selanjutnya akan diperoleh sajian data – data yang diperlukan dalam proses analisis.

c. Selanjutnya data yang sudah diperoleh akan di reduksi atau diolah, apabila dalam

pereduksian data ditemukan kekurangan, maka akan dilakukan pengumpulan data

kembali untuk melengkapi data – data yang belum lengkap.

d. Setelah semua data sudah lengkap dan telah diolah, akan dapat ditarik kesimpulan yang

selanjutnya akan ditulis pada bab kajian teori.

5. Kerangka Pikir Konsep Perancangan

Adapun Kerangka pikir konsep perancangan yang digunakan penulis pada karya

tugas akhir ini menggunakan output/hasil berupa rekomendasi desain atau perancangan
sebagai solusi dari permasalahan riil yang ditemukan di lapangan (pada subjek

perancangan). Agar lebih dipahami, alur pemikiran konsep perancangan ini disusun pada

bagan sederhana di bawah ini:

Riset Riset
Pencegahan Kontributor Target
Parkir Liar DKV Audience
Input Input
(p r o d u c t i n s i g h t ) (consumer insight)

Kreatif
Strategi
Komunikasi Visual
Persuasif
Visual Media

Visualisasi
media
kampanye
Bagan 1.2 kerangka pikir konsep perancangan

Melalui riset yang dilakukan tentang seluk beluk dan perihal Parkir liar di kota

Surakarta, maka menghasilkan input berupa product insight, dimana data target market

terdapat didalamnya sehingga dapat dijadikan pijakan untuk menentukan target audience

yang bisa diajak komunikasi melalui media kampanye yang akan dirancang.

Setelah mendapatkan data dari beberapa sumber dan mengetahui target audience,

kemudian mengadakan analisis dan menyusun strategi komunikasi visual dengan

menyesuaikan data yang diperoleh. Pengumpulan dan pengolahan data merupakan bahan

dan pedoman yang penting untuk menentukan ketetapan-ketetapan yang akan dipakai

dalam menyelesaikan pembuatan media komunikasi visual tersebut.

Dalam penyusunan strategi komunikasi visual, yang didalamnya terkait tiga

strategi perancangan, yaitu strategi kreatif, strategi visual dan strategi media, maka akan

didapat keputusan akhir tentang visualisasi media kampanye yang tepat sehingga dapat

mengajak masyarakat untuk bersama-sama tertib dalam memarkir kendaraan dan

mencegah parkir liar untuk mewujudkan kondisi jalan kota Surakarta yang lancar dan

kondusif.

Anda mungkin juga menyukai