DI KOTA KUPANG
LAPORAN
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh Gelar Sarjana
Arsitektur pada Fakultas Sains dan Teknik Universitas Nusa Cendana
Oleh:
SARAH KOLIMON
NIM: 1606090013
KUPANG
2021
BAB I
PENDAHULUAN
1
hijau. Pemerintah Kota Kupang memperoleh dana Rp 15.000.000.000 untuk Ruang Terbuka
Hijau pada sidang Anggaran Murni tahun 2019. Dengan anggaran yang ada, maka akan
digunakan untuk pembangunan RTH di taman kota, Tugu Adipura Penfui, Patung Kasih,
Bundaran Tirosa Sabuk hijau di Jalan Samratulangi, Patung Sasando, Alun-Alun Kota, dan
area Patung Sonbai. Pengerjaan disesuaikan dengan anggaran karena ruang terbuka menjadi
prioritas untuk penataan kota (Beni Sain, 2018).
Pembangunan shopping mall dapat menjadi solusi dalam mengembangkan Kota
Kupang dalam sektor ekonomi. Namun konsep perancangan harus dipikirkan matang-matang
agar dapat menjawab isu penataan Kota Kupang dan juga melahirkan konsep perancangan
yang baru bagi shopping mall di Kota Kupang. Konsep yang tepat untuk menjawab isu
penataan Kota Kupang yaitu City Walk.
Menurut Fitrianto (IAI, 2005), city walk merupakan koridor ruang terbuka untuk
pejalan kaki yang menghubungkan beberapa fungsi komersial dan retail yang ada. Koridor ini
biasanya terbuka dan relatif cukup lebar, berkisar 6 hingga 12 meter, tergantung konsep jenis
kegiatan yang akan diciptakan. Koridor ini bersifat terbuka, tanpa adanya penggunaan air
conditoning. Koridor ini bersifat komersial artinya selain menyediakan jalan, juga
menyediakan jasa perdagangan. Umumnya, jalan-jalan tersebut berada di lahan properti milik
pengembang yang kemudian difungsikan sebagai ruang publik yang menyediakan wadah
tempat beraktivitas yang sedang berkembang. Seperti tempat nongkrong di kafe dan restoran
sampai toko yang menjual pernak-pernik yang berkaitan dengan gaya hidup (barang
teknologi, tempat bermain anak, olahraga, bioskop, hingga barang kerajinan). Persimpangan
koridor citywalk pada suatu shopping mall sering digunakan sebagai ruang terbuka untuk
panggung pertunjukan. Ruang ini juga berfungsi sebagai penghubung atau penyatu massa
bangunan yang biasanya terpecah. Fungsi kegiatan ini sangat membantu dalam mengundang
pengunjung pada waktu tertentu seperti pada akhir minggu.
Penyusunan proposal kolokium ini berdasarkan atas realita bahwa di Kupang belum
ada sebuah shopping mall dengan konsep city walk sebagai tempat berbelanja sekaligus
refreshing pada ruang terbuka yang dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas hiburan serta open
plaza untuk mengadakan pertunjukkan bagi pengnjung. Aktivitas-aktivitas seperti itu sangat
baik untuk membantu mengangkat suasana city walk ke dalam mall. Keberadaan shopping
mall dengan konsep city walk diharapkan dapat menjadi alternatif dalam upaya menjawab isu
2
di Kota Kupang yaitu memajukan sektor ekonomi serta menyediakan ruang terbuka sebagai
tempat refreshing maskarakat Kota Kupang.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas penulis berusaha menyusun kolokium
dengan judul ”PERENCANAAN SHOPPING MALL DENGAN KONSEP CITY WALK
DI KOTA KUPANG”.
1.3 TUJUAN
1.3.1 Mengidentifikasi konsep perancangan shopping mall dengan konsep city walk di Kota
Kupang
1.3.2 Mengidentifikasi sarana/fasilitas pada shopping mall dengan konsep city walk di Kota
Kupang
1.3.3 Membuat perencanaan dan perancangan shopping mall dengan konsep city walk di
Kota Kupang
1.4 SASARAN
1.4.1 Pemilihan lokasi yang tepat, sesuai dengan RTRW Kota Kupang yang berfungsi
sebagai perdagangan dan jasa, utilitas tersedia dan mudah dijangkau
1.4.2 Sarana/fasilitas
a. Shopping mall
b. Ruang terbuka
c. Bioskop
d. Retail
e. Food court
f. Area bermain
g. Pusat suvenir
3
1.4.3 Konsep city walk akan digunakan dalam perancangan ruang terbuka pada shopping
mall
1.5 MANFAAT
a. Menambah referensi desain shopping mall dengan konsep city walk
b. Menambah pengetahuan dan wawasan pembaca, khususnya mahasiswa arsitektur
c. Hasil perancangan dapat menjadi masukan bagi pemerintah untuk menyediakan shopping
mall dengan konsep city walk
1.6. KELUARAN
Produk yang akan dihasilkan dari tulisan ini adalah konsep perancangan pusat kerajinan
tangan dengan konsep city walk dan pendekatan arsitektur modern
1. Observasi
Observasi merupakan peninjauan atau pengamatan terhadap suatu objek.
Observasi dilakukan dengan cara melakukan survey berupa pengambilan foto
kondisi eksisting, tepatnya di Kelurahan TDM, Kota Kupang, Data lokasi
perencanaan yang dibutuhkan antara lain:
4
- Batas administrasi - Aksesibilitas
- Peruntukan lahan - Vegetasi
- Luasan lokasi - Utilitas
- Klimatologi - Potensi
- Keadaan topografi
2. Studi Literatur
Studi literatur dilakukan dengan mengkaji literatur fungsi bangunan dan
pendekatan yang sejenis dengan objek perancangan untuk mendapatkan
pemahaman tentang judul perancangan dan menjadi pedoman dalam mendesain
3. Studi Banding
Studi banding merupakan suatu kegiatan yang dilakukan dengan tujuan
menambah wawasan dan pengetahuan yang akan diterapkan kedepannya untuk
menjadi lebih baik. Pada studi banding, perancang akan membandingkan
beberapa objek perancangan yang memiliki konsep dan pendekatan yang sama
dengan objek rancangannya.
1. Analisis deskriptif
Analisis dikerjakan dengan objek dipelajari melalui studi melalui uraian dan
penjelasan. Teknik analisa ini digunakan untuk mendeskripsikan tentang potensi
lokasi perancangan, kondisi eksisting dan objek perancangan.
2. Analisis kualitatif
Analisis dikerjakan dengan mengembangkan teori dari data yang sudah didapat, agar
mendapatkan gambaran mengenai proses perancangan shopping mall di Kota
Kupang.
3. Skoring
Teknik ini digunakan dengan memberikan pembobotan pada setiap syarat lokasi.
Nilai tertinggi dari hasil pembobotan akan digunakan sebagai tapak perancangan.
5
4. Analisa Kuantitatif
Suatu teknik yang digunakan untuk memperoleh dimensi ruang, jumlah pengguna
berdasarkan perhitungan perabotan dan referensi lainnya
6
1.9 KERANGKA PERENCANAAN
Kota Kupang sebagai Ibukota Provinsi NTT sedang mengembangkan kotanya agar
menjadi lebih maju. Sektor yang sedang dikembangkan yaitu sektor ekonomi dan penataan
ruang terbuka publik di kota Kupang
Merancang shopping mall dengan konsep city walk di Kota Kupang yang dapat membantu
mengembangkan sektor ekonomi dan menambah ruang terbuka hijau di Kota Kupang
Merancang fasilitas utama shopping mall (anchor store, bioskop, retail, food court, area
bermain, pusat suvenir), ruang terbuka beserta prasarana (pedestrian, jaringan lampu jalan,
jaringan air bersih dan kotor, jaringan listrik), pada lokasi yang dipilih (Kecamatan
Oebobo atau Kecamatan Kelapa Lima)
Studi Kasus:
1. Cihampelas Walk, Bandung
2. Mega Foodwalk, Thailand
3. Pearl Street Mall, Colorado
Analisa
Konsep Dasar
7
1.10 SISTEM PENULISAN
Adapun sistematika pembahasan pada laporan ini terbagi atas beberapa bagian, yaitu:
BAB I. PENDAHULUAN
Meliputi latar belakang, perumusahn masalah, tujuan, sasaran, manfaat, batasan studi,
kerangka
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Menguraikan tentang judul dan kepustakaan tentang objek perancangan yaitu shopping mall
dengan konsep city walk
BAB III. METODE PERANCANGAN
Menjelaskan tentang metode dan teknik dalam perancangan
BAB IV. GAMBARAN OBJEK PERANCANGAN
Menjelaskan tentang gambaran umum kriteria lokasi perancangan yang sesuai arahan
kebijakan pemerintah mengenai lokasi dan gambaran lokasi. Serta fasilitas yang akan
disediakan pada perancangan
BAB V. ANALISIS PERANCANGAN
Berisi tentang analisa tapak dan programming ruang
BAB VI. KONSEP PERANCANGAN
Berisi tentang deskripsi desain dan konsep yang akan diterapkan
8
BAB II
TINJAUAN PERANCANGAN
9
dengan fungsi sebagai sirkulasi dan sebagai ruang komunal bagi terselenggaranya
interaksi antar pengunjung dan pedagang (Maitland, 1987).
Shopping mall merupakan sebuah pusat perbelanjaan yang memiliki area
yang besar dan dikelola oleh sebuah perusahaan yang didalamnya terdapat retail
yang dapat disewakan dan berfungsi sebagai pertokoan, pelayanan, restoran bahkan
kantor. Shopping mall dikelilingi oleh tempat parkir dan terletak di daerah dekat
pemukiman
10
B. Sejarah Shopping mall
Tabel 1. Sejarah Perkembangan Shopping Mall
Wilayah
Era
Cakupan Uraian Gambar
Perkembangan
Perkembangan
900-700 SM (Yunani-Agora) Agora adalah aula untuk bermusyawarah dengan raja atau
dewan. Agora juga berfungsi sebagai pasar tempat para
pedagang menempatkan barang dagangannya di antara pilar-
pilar Agora (Pevsner, 1976).
115-128 M (Roma- Pasar Forum Trajan juga merupakan sebuah tempat pertemuan para
Forum Trajan) petinggi. Bedanya dari agora yaitu Forum trajan sudah
merupakan pusat sebuah kota dan memiliki bagian pasarnya
sendiri. Toko-toko berukuran kecil dan cenderung telah
terbuka dengan counter di bagian depan menghadap ke jalan
umum. Bangunan ini adalah bangunan pertama yang
digunakan sebagai kegiatan perdagangan di Roma. Toko-toko Site plan Forum Trajan
ini disusun baik secara vertikal dan horizontal. Pasar Forum
Trajan memiliki sekitar 150 toko dan menjual anggur, gandum
dan minyak. Bangunan ini dibangun di kawasan perbukitan
dan tidak menghilangkan bentuk asli tapak sehingga
menciptakan bentuk vertikal.
11
1828 (Amerika Cikal bakal shopping mall yang sudah menganut prinsip
Serikat-The bangunan vertikal namun sistem transportasi yang digunakan
Arcade) hanyalah tangga. Konsepnya adalah memiliki beberapa retail
dalam satu gedung, seperti shopping mall yang ditemui pada
saat ini, salah satu kekhasannya memiliki atrium yang
memiliki fungsi sebagai koridor besar bahkan sebagai tempat
pameran dan pertunjukan. Gedung ini kini berubah fungsi
menjadi mix-used building. Gaya bangunan mengikuti gaya
arsitektur yunani yang khas dengan model kolom ionic.
Abad Ke-20 Seluruh Dunia- Kemudian berkembang konsep department store (toko serba
Konsep ada). Perkembangan material dan inovasi konstruksi besi,
Department kaca, dan penemuan-penemuan teknologi baru membawa
Store pengaruh yang besar terhadap desain department store.
Penerapan konstruksi besi memungkinkan ukuran toko yang
luas, terbuka, dan secara umum dapat dibentuk empat sampai
lima lantai. Gerakan vertikal pertokoan dengan ukuran besar
ini meningkat dengan ditemukannya eskalator untuk
membantu pengunjung bergerak antar lantai. Selain itu Matsuya Ginza, Jepang
penggunaan kaca untuk membuat interior mewah dengan
skylight maupun kaca pada area depan toko, atau yang
sekarang dikenal dengan window display.
12
Macy’s, USA
Abad Ke-21 Seluruh Dunia- Shopping mall sudah tidak berbentuk kotak lagi namun hanya
Konsep memiliki fasilitas toko dan menjual barang-barang menarik,
Shopping Mall food court dan area untuk parkir kendaraan. Seiring dengan
meningkatnya kebutuhan masyarakat dan menarik minat
perhatian dan mencegah pengunjung dari rasa bosan, shopping
mall dikembangkan dengan membuat suasana yang lebih
menarik, unik dan berbeda dengan pemilihan konsep
bangunan dan interior bangunan yang mengikuti jaman. Selain
itu, juga di tambahkan fasilitas hiburan atau entertainment
seperti bioskop, café, video game center, dll.
13
C. Klasifikasi Pusat perbelanjaan
1. Menurut International Council of Shopping Center, berdasarkan fisiknya
shopping mall terbagi menjadi dua bagian, yaitu:
a. Strip Mall/Open Mall
Strip mall atau biasa dengan disebut shopping plaza adalah pusat
perbelanjaan terbuka dengan deretan unit-unit retail pada umumnya terdir
dari 1-2 lantai yang bersusunan sejajar (berderet lurus maupun membentuk
konfigurasi U atau L) dengan area pejalan kaki yang terbuka ditengahnya
yang menghubungkan antar unit-unit retail yang saling berhadapan.
Dengan semakin minimnya lahan terutama di daerah perkotaan, tipe strip
mall ini berubah menjadi unit-unit retail dengan parkir kendaraan yang
terletak di depannya, menyesuaikan dan mengoptimalisasi lahan yang ada.
(Anonim, 1999)
b. Shopping Mall/Closed Mall
Shopping mall biasanya disebut dengan mall adalah tipikal pusa
perbelanjaan yang bersifat tertutup/indoor yang berisi unit-unit retail dan
pada umumnya disewakan. Biasanya Mall merupakan multi-storey
building atau terdiri lebih dari 2 lantai, yang dikarenakan mall dibangun di
tengah kota dimana lahannya yang sangat terbatas tetapi tuntutan
fungsinya tetap banyak, sehingga pembangunan mall harus dilakukan
secara vertikal. Untuk menambah kenyamanan pengunjung, mall sudah
menggunakan bantuan teknologi seperti pengatur suhu ruangan (AC),
material-material yang bagus untuk dipandang, dll. (Anonim, 1999)
2. Berdasarkan luas area pelayanan berdasarkan U.L.I Standard Shopping Center
Planning, Development & Administration, oleh Edgar Lion P. Eng (dalam
Fransisca, 2014) dibagi menjadi 3, yaitu:
a. Regional Shopping Center
Luas area antara 27.870- 92.900 m2, terdiri dari dua atau lebih yang
seukuran dengan department store. Skala pelayanannya antara 150.000-
14
400.000 penduduk. Terletak pada lokasi strategis, dan tergabung dengan
perkantoran, rekreasi, dan seni.
b. Community Shopping Center
Luas area antara 9.290- 23.225 m2, terdiri dari junior department store.
Supermarket dengan jangkauan antara 40.000-150.000 penduduk terletak
pada lokasi dekat dengan pusat-pusat kota (wilayah).
c. Neighbourhood Shopping Center
Luas area antara 2.720- 9.290 m2, jangkauan pelayanannya antara 5.000-
40.000 penduduk, Unit terbesarnya berbentuk supermarket, berada pada
lingkungan tertentu
3. Berdasarkan bauran jenis usaha (Beddington, 1982), pusat perbelanjaan
dibedakan menjadi:
a. Pusat perbelanjaan berorientasi keluarga
Pusat perbelanjaan ini menyediakan seluruh hal kebutuhan dalam
satu atap (all under one roof family-oriented shopping centre). Dengan
luas bersih area yang disewakan sekitar 35.000-45.000 m2 dan
didominasi oleh hypermarket, pusat hiburan, dan cinema.
b. Pusat perbelanjaan spesialis (specialist shopping center)
Pusat perbelanjaan ini lebih kecil dari pada pusat perbelanjaan
berorientasi keluarga dan hanya menawarkan satu jenis perdagangan
utama yang dilengkapi dengan sejumlah toko yang mendukung bisnis
utama tersebut, seperti toko makanan, toko minuman, dan toko pelayanan
lainnya
c. Pusat perbelanjaan gaya hidup (lifestyle shopping center)
Pusat perbelanjaan ini melayani para professional muda yang
berkerja di wilayah kota. Dan menawarkan produk tematis yang
berkaitan dengan gaya hidup. Luas area pada pusat perbelanjaan ini
sekitar 9.000-150.000 m2
15
D. Unsur-Unsur Shopping Mall
Dalam merancang shopping mall, diperlukan beberapa unsur penting yang
harus diperhatikan agar dapat memberikan pengalaman belanja yang mengesankan
bagi para pengunjungnya. Dalam menentukan kualitas sebuah shopping mall. ada
3 unsur penting dalam menentukan kualitas pusat perbelanjaan, yaitu:
1. Hardware
Hardware memiliki peranan sebagai penarik minat konsumen agar datang
ke suatu pusat perbelanjaan. Hardware adalah merupakan keadaan fisik suatu
pusat perbelanjaan yang dilihat dari lokasi dan kondisi lingkungan sekitar, serta
arsitektur pada pusat perbelanjaan agar dapat dijangkau dan menarik untuk
dikunjungi.
a. Aksesibilitas
Lokasi pusat perbelanjaan menunjukkan fungsi dari kemudahan akses dan
kedekatan jarak dengan sarana dan fasilitas. Ada beberapa faktor yang perlu
dipertimbangkan dalam menentukan lokasi pusat perbelanjaan, yaitu ukuran
dari area pusat perbelanjaan, populasi, jumlah kekuatan pembeli, penjualan
potensial, dan situasi pusat perbelanjaan. Jenis lokasi dan jalan dapat dilihat
dari :
- Lokasi yang strategis
Letak pusat pebelanjaan yang baik adalah dengan memperhatikan
letaknya yang strategis, karena letak pusat perbelanjaan tersebut
mempengaruh tingkat keramaian pengunjung dan mempengaruhi tingkat
sewa yang diinginkan. Letak pusat perbelanjaan yang strategis adalah
lokasi yang memiliki akses jalan yang memadai dan tersedianya
transportasi yang mudah dan memadai.
- Kualitas lingkungan sekitar pusat perbelanjaan
Lingkungan adalah suatu area yang berada di sekitar pusat perbelanjaan,
biasanya dikaitkan dengan tata ruang, atau kondisi penduduk sekitar
pusat perbelanjaan.
- Jarak dengan pusat bisnis, permukiman, perkantoran, dan rekreasi
16
Jarak memiliki pengaruh yang sangat penting dalam menarik pembeli
untuk ke pusat perbelanjaan tersebut. Tingkat keramaian pusat
perbelanjaan juga memiliki beberapa aspek pendukung misalnya
semakin dekat dengan pusat bisnis maka tingkat hunian dari tenant akan
semakin tinggi, terlebih jika didukung dengan akses transportasi yang
mudah dan berada dekat daerah pemukiman yang padat.
- Akses
Kemudahan dalam pencapaian menuju pusat perbelanjaan menjadi salah
satu faktor penting dari pengelola pusat pebelanjaan dalam menarik
perhatian pengunjung. Karena jika akses suatu pusat pebelanjaan sulit
dicapai, secara otomatis masyarakat akan enggan untuk mengunjungi
pusat perbelanjaan tersebut.
b. Arsitektur
- Desain Eksterior
Eksterior selalu dikaitkan dengan seni dan keindahan suatu bangunan.
Eksterior merupakan cermin awal dari para pengunjung dan penyewa
toko dalam sebuah aktivitas yang dilakukan di dalamnya. Eksterior
memiliki peranan yang penting karena memberikan kesan pertama pada
pengunjung agar tertarik datang ke pusat perbelanjaan tersebut. Selain itu
eksterior juga memberikan kesan nyaman bagi para pengunjung dan
penyewa toko di pusat perbelanjaan tersebut.
- Keserasian eksterior dengan interior gedung
Peranan penting interior dari sebuah pusat perbelanjaan adalah untuk
menarik minat penyewadan pengunjung. Keserasian dan keindahan
merupakan hal yang mutlak dan saling berkaitan. Pada area inilah para
pengunjung akan menghabiskan waktu untuk mencari barang dan
berbelanja, sehingga dengan suasana toko yang bagus, bersih, rapi akan
menimbulkan kenyamanan bagi para pengunjung suatu pusat
perbelanjaan. Selain itu desain interior gedung dapat dijadikan sebuah
simbol dari pusat perbelanjaan tersebut.
- Tata Letak (layout toko)
17
Tata letak atau layout yang tertata rapi scara tidak langsung dapat
menarik minat pengunjung untuk beraktivitas dan melakukan suatu
transaksi di dalam pusat perbelanjaan. Menurut Wakefield dan Baker
(1998) menyatakan bahwa layout mall memiliki efek konsisten terhadap
excitement dan desire to stay.
2. Software
Software adalah suatu manfaat atau kepuasan yang ditawarkan kepada
penjualan pusat perbelanjaan. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi jenis
software meliputi:
a. Fasilitas penunjang kenyamanan dan kemudahan pengunjung
Menurut Lynda dan Tong (2005), fasilitas penunjang kenyamanan dan
kemudahan pengunjung adalah fasilitas yang ditawarkan oleh pusat
perbelanjaan kepada pengunjung untuk mendukung suasana belanja yang
nyaman dan mudah
- Kapasitas parkir
Kemampuan daya tampung suatu pusat perbelanjaan agar dapat
menampung kendaraan penyewa dan pengunjung menjadi pertimbangan
utama dari pihak pengelola untuk memberikan fasilitas yang memadai
dengan tingkat keamanan yang tinggi. Pengelola perlu mengamati pusat
perbelanjaan pada beragam waktu, dalam harian, mingguan, dan
musiman. Selain itu yang perlu diperhatikan adalah mempertimbangkan
kebutuhan parkir untuk karyawan, proporsi pengunjung dengan memakai
mobil, parkir non-pengunjung, tipikal lamanya waktu belanja dan tipikal
waktu berbelanja para pengunjung.
- Pendingin ruangan (Air Conditioner)
Pendingin ruangan adalah syarat yang mutlak bagi pengelola pusat
perbelanjaan karena berhubungan dengan kenyamanan pengunjung dan
penyewa dalam melakukan aktivitas bisnis.
- Listrik dan generator
Listrik dan generator merupakan fasilitas utama yang harus dimiliki
pengelola pusat perbelanjaan. Tingkat kestabilan tegangan dan
18
kemampuan supply listrik menjadikan nilai plus bagi para penyewa toko
karena memberikan rasa aman dari bahaya kebarakaran yang diakibatkan
oleh korsleting listrik.
- Lift dan eskalator
Lift dan eskalator adalah fasilitas yang penting untuk menunjang segala
aktifitas berbelanja di pusat perbelanjaan. Eskalator lebih efisien
dibandingkan dengan lift karena memudahkan pergerakan pengunjung
dalam jumlah besar secara lebih teratur.
- Toilet
Desain interiot toilet seharusnya disesuaikan dengan tema interior pusat
perbelanjaan, sasaran pengunjung dan kemudahaan pemeliharaan.
- Bank atau ATM
Bank atau ATM adalah tempat dan sarana untuk memudahkan seluruh
pengguna pusat perbelanjaan yang akan mengambil uang melalui ATM
maupun bagi para penyewa yang akan menyimpan uang hasil usahanya
sehingga lebih dimudahkan dalam segala hal terutama dari sistem
keamanan.
b) Fasilitas penunjang keramaian pengunjung
Salah satu faktor fasilitas penunjang keramaian pengunjung adalah
kelengkapan bauran penyewa toko, seperti toko ritel kecil yang menjual aneka
variasi produk busana, toko kosmetik, dan toko kecil lainnya yang letaknya
berada disekitar penyewa utama. Barang-barang yang dijual oleh peritel juga
dapat mempengaruh citranya dengan menjual barang-barang nomor satu
(barang-barang authentic atau asli) dan berkualitas tinggi menciptakan citra
yang baik.
c) Kekuatan daya tarik penyewa utama (anchor tenant)
Penyewa utama adalah suatu usaha ritel besar dan kuat dengan nama
toko yang terkenal dan memiliki keahlian dalam menawarkan beraneka
ragam produk sehingga mampu menarik pengunjung dalam jumlah besar ke
lokasi usaha mereka. Tujuan dari anchor tenant adalah untuk menarik
perhatian pengunjung melewat area yang ditempati para penyewa lainnya,
19
Penempatan penyewa utama mempengaruhi sirkulasi para pengunjung dan
menarik pengunjung untuk ke toko-toko spesialis dan restaurant. Selain itu,
dengan adanya anchor tenant, reputasi pusat perbelanjaan tersebut akan naik,
sehinggadapat meningkatkan keyakinan para peritel kecil lainnya untuk
menyewa ruang usaha di pusat perbelanjaan tersebut.
3. Brainware
Brainware adalah salah satu sarana pendukung keberhasilan suatu toko
dalam menghadapi persaingan usaha. Pada dasarnya brainware mempunyai
fungsi untuk memberitahu konsumen agar membeli barang yang ditawarkan.
Pengelola suatu perbelanjaan harus berusaha menggunakan brainware yang dapat
mendukung dan memperkuat image usahanya. Ada 3 brainware, yaitu:
a) Manajemen pengelola gedung, seperti misi manajemen dan budaya
perusanaan, manajemen property dan maintenance, pelayanan dan staf ahli
pengalaman, dan hubungan dengan penyewa.
b) Mutu penunjang kenyamanan pengunjung, seperti keamanan, kebersihan
parkir yang terorganisir dengan baik.
c) Promosi dan publikasi seperti program promosi gedung, kualitas dari
kegiatan pameran dan acara besar.
20
F. Faktor yang mendorong pengalaman belanja yang menyenangkan
Pusat perbelanjaan merupakan tempat yang dibuat atau dirancang untuk
kebutuhan masyarakat dan sebagai sarana untuk refreshing. Pusat perbelanjaan
membutuhkan faktorfaktor yang dapat mendorong pengalaman belanja yang
menyenangkan untuk para konsumennya. Dikemukakan oleh jones (1999), beliau
mengidentifikasi bahwa faktor-faktor yang berkontribusi terhadap karakteristik
hiburan dalam berbelanja ada dua kelompok utama, yaitu adalah faktor retailer
dan customer.
1. Faktor retailer adalah segala sesuatu yang berasal dari sisi lingkungan tempat
perbelanjaan yang ditawarkan oleh retailer yang dapat mendorong pengalaman
belanja yang menyenangkan. Ada 4 faktor retailer yaitu:
a. Selection
Mencakup keunikan dan keragaman item-item yang ditawarkan di toko
sehingga dapat menjadi pilihan tersendiri bagi pembelanja)
b. Prices
Kesenangan konsumen jika menemukan item-item barang yang murah dan
berdiskon/memiliki kesempatan untuk menawar
c. Store environment
Dekorasi, pengelolaan, dan keseluruhan layout toko
d. Sales people
Keberadaan tenaga penjualan dalam memberikan pelayanan kepada
konsumen
2. Faktor customer adalah faktor-faktor penting yang berasal dari sisi persona
customer yang berkaitan dengan aktivitas belanja. Ada 5 aspek faktor customer
yaitu:
a. Social aspect
Konsumen dapat bersosialisasi dengan keluarga dan teman
b. Task
Pemenuhan kebutuhan barang yang ingin dibeli
c. Time
21
Dapat menghabiskan waktu luang dengan bersantai dan melihat-lihat
barang
d. Involvement
Tingkat kertertarikan konsumen dengan barang yang ingin dibelinya)
e. Financial resources
Memiliki sumber keuangan yang tidak terbatas menimbulkan perasaan
bebas dan senang dalam pengalaman belanjanya.
2. Sistem Plaza
Ciri-ciri pusat perbelanjaan dengan sistem plaza:
22
a. Terdapat plaza/ruang berskala besar yang menjadi pusat orientasi kegiatan
dalam ruang dan masih menggunakan pola koridor untuk efisiensi ruang.
b. Mulai terdapat hierarki dari masing-masing lokasi toko, lokasi strategi
berada di dekat plaza tersebut, serta mulai mengenal pola vide dan
mezanin.
Contoh : Plaza Indonesia, Gajah Mada Plaza, Ratu Plaza, Plaza Semanggi,
ITC Cempaka Mas, dan lain-lain.
23
A. Definisi
City walk secara harafiah terdiri dari 2 kata, city dan walk. City berarti
kota, didalam kota, sedangkan walk berarti jalur, jalan. Jadi secara abstrak, city
walk berarti jalur pejalan kaki di dalam kota. Jalur tersebut dapat terbentuk
akibat deretan bangunan ataupun lansekap berupa tanaman, city walk
merupakan pedestrian dengan sarana perbelanjaan yang lengkap, serta dikelola
oleh suatu pengembang usaha, sehingga dapat bertahan dan berkembang
(Astarie, 2004).
Ada unsur yang kuat dalam city walk yaitu ruang terbuka hijau dan
pedestrian. Pedesterian berasal dari kata latin yaitu pedos, yang artinya kaki.
Pejalan kaki sebagai istilah aktif, adalah orang yang bergerak atau berpindah
dari suatu tempat titik tolak ketempat lain tanpa menggunakan alat yang
bersifat mekanis (kecuali kursi roda). Pedestrian dapat berupa trotoar, alun –
alun dan sebagainya (Shivani, 1985).
Perkembangan pusat perbelanjaan sebagai tempat belanja mulai bergeser
konsep perancangannya dengan menerapkan open space yang disebut sebagai
konsep city walk. Konsep city walk di Indonesia pada awalnya terjadi secara
alamiah yaitu di kawasan Malioboro-Yogyakarta. Konsep city walk ini
kemudian diadaptasi untuk mendesain sebuah pusat perbelanjaan. Desain mall
dengan konsep City walk sebagai fokus utama diharapkan dapat menjadi
sebuah alternatif positif ditengah maraknya mall dengan bentuk masih padat.
(Indonesia Design, 2006).
Pada Buku Kajian hukum tentang City Walk City walk dapat
didefinisikan sebagai koridor ruang terbuka untuk pejalan kaki yang
menghubungkan beberapa fungsi yang mempunyai daya tarik tertentu seperti
aktifitas komersial, wisata, budaya, keindahan arsitektur dan lingkungan yang
membentuk konfigurasi dan menunjukkan karakteristik yang khas sebuah kota
(Anonim, 2006).
Persimpangan koridor city walk sering digunakan sebagai ruang terbuka
untuk panggung pertunjukan. Ruang ini juga berfungsi sebagai penghubung
atau penyatu massa bangunan yang biasanya terpecah. Fungsi kegiatan ini
24
sangat membantu dalam mengundang pengunjung pada waktu tertentu, seperti
akhir minggu. Di ruang terbuka ini tak lupa disediakan tempat untuk
beristirahat dan kawasan berair, seperti kolam ikan atau air mancur, dan
permainan yang bersfat lingkungan yang baik cukup membantu mengangkat
suasana ruang city walk.
25
2005 tentang Pelaksanaan Undang-undang tentang Bangunan Gedung,
khususnya Pasal 25, Ayat (1), dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
1 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan.
Penataan ruang terbuka pada suatu kota, bertujuan untuk:
a. Menjaga keserasian dan keseimbangan ekosistem lingkungan perkotaan
b. Mewujudkan keseimbangan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan/
binaan di wilayah perkotaan
c. Meningkatkan kualitas lingkungan perkotaan yang sehat, indah, bersih, dan
nyaman.
Adapun fungsi dari ruang terbuka adalah sebagai berikut:
a. Fungsi Ekologis
Ruang terbuka diharapkan dapat memberi kontribusi dalam peningkatan
kualitas air tanah, mencegah terjadinya banjir, mengurangi polusi udara, dan
pendukung dalam pengaturan iklim mikro
b. Fungsi Sosial Budaya
Ruang terbuka diharapkan dapat berperan terciptanya ruang untuk interaksi
sosial, sarana rekreasi, dan sebagai penanda (tetenger/ landmark) kawasan.
c. Fungsi Arsitektural/Estetika
Ruang terbuka diharapkan dapat meningkatkan nilai keindahan dan
kenyamanan kawasan, melalui keberadaan taman, dan jalur hijau
d. Fungsi Ekonomi
Ruang terbuka diharapkan dapat berperan sebagai pengembangan sarana
wisata hijau perkotaan, sehingga menarik minat masyarakat/ wisatawan
untuk berkunjung ke suatu kawasan, sehingga secara tidak langsung dapat
meningkatkan kegiatan ekonomi
Luasan Ruang terbuka publik mencapai 0,14 Ha atau sebesar 11,29
% dari luas Kawasan Kota Lama. Sedangkan berdasarkan pedoman dari
UU No. 26 tahun 2007 maka luas Ruang terbuka publik yang dibutuhkan
sebesar 20% adalah 0,24 Ha (Jerobisonif dan Manu, 2017). Bagi wilayah
dengan ciri kekotaan kuat, senantiasa akan dihadapkan pada kondisi
semakin menurunnya kualitas dan kuantitas RTH yang dapat dialokasikan,
26
karena desakan pertumbuhan sarana dan prasarana kota, sebagai
konsekuensi dari dinamika meningkatnya kebutuhan warga kota akan
wadah kegiatan.
Manfaat yang diharapkan dari perencanaan ruang terbuka di
kawasan perkotaan
a. Sarana untuk mencerminkan identitas (citra) daerah
b. Sarana penelitian, pendidikan, dan penyuluhan
c. Sarana rekreasi aktif dan rekreasi pasif, serta interaksi sosial
d. Meningkatkan nilai ekonomis lahan perkotaan
e. Menumbuhkan rasa bangga dan meningkatkan prestise daerah
f. Sarana aktivitas sosial bagi anak-anak, remaja, dewasa dan manula
g. Sarana ruang evakuasi untuk keadaan darurat
h. Memperbaiki iklim mikro
i. Meningkatkan cadangan oksigen di perkotaan.
2. Pedestrian
Jalur pedestrian merupakan elemen penting perancangan kota.
Perencanaan jalur pedestrian perlu mempertimbangkan adanya
keseimbangan interaksi antara pejalan kaki dan kendaraan, faktor
keamanan, ruang yang cukup bagi pejalan kaki, fasilitas yang menawarkan
kesenangan sepanjang area pedestrian, dan tersedianya fasilitas publik yang
menyatu dan menjadi elemen penunjang. (Shirvani, 1985).
Elemen pedestrian ini berkaitan erat dengan aktivitas jalan kaki.
Menurut penilitian Sakinah dkk (2018), ada tiga alasan mengapa manusia
lebih memilih untuk berjalan kaki, yaitu:
a. Rekreatif adalah suatu kegiatan yang bersifat rekreasi. Rekreasi sendiri
memiliki arti penyegaran kembali badan dan pikiran: sesuatu yang
menggembirakan hati dan menyegarkan sepert hiburan, dan piknik
(KBBI online). Dari jawaban responden, diketahui bahwa melihat visual
kota, menikmati pemandangan dan suasana kota merupakan alasan
responden berjalan kaki dengan tujuan rekreatif.
27
b. Fungsional merupakan suatu hal yang dilihat dari segi fungsi. Dalam
kaitannya dengan alasan berjalan kaki, alasan untuk kesehatan dan
efisensi masuk kedalam kelompok berjalan kaki dengan tujuan
fungsional, dimana berjalan kaki yang berfungsi untuk alasan kesehatan
dan dan berfungsi untuk alasan efiseinsi waktu dan biaya.
c. Pragmatis mencakup sesuatu yang bersifat mengutamakan segi
kepraktisan dan kegunaan (KBBI online). Tujuan orang berjalan kaki
dengan alasan untuk mencapai suatu tempat (pencapaian) masuk
kedalam kelompok berjalan kaki dengan tujuan pragmatis, dimana
berjalan kaki memiliki nilai kepraktisan dan kegunaan untuk mencapai
tujuan.
The Pedestrian Environmental Quality Index (2009) menyatakan
bahwa guna lahan paling menarik untuk menjadi magnet pejalan kaki adalah
zona perdagangan. Zona perdagangan akan menghidupkan suasana jalur
pedestrian. Hal ini cocok diterapkan untuk kelompok berjalan kaki untuk
tujuan rekreatif dengan konsep rancangan retailretail perdagangan yang
teratur dan berkarakter sehingga menciptakan visual ruang pejalan kaki
yang menarik. Kelompok tujuan berjalan kaki rekreatif, fungsional, dan
pragmatis, ketiganya harus memperhatikan aspek kenyamanan dan
keamanan fisik. Kenyamanan berkaitan dengan lamanya waktu yang
dihabiskan ketika berada didalam ruang pejalan kaki (Carr, 1992). Aspek
kenyamanan dapat diwujudkan dengan penyediaan fasilitas pendukung
berupa bangku, plasa, tama kota, dsb. Uttermann (1984) mengungkapkan
bahwa salah satu gangguan pejalan kaki dalam melakukan aktifitasnya
adalah faktor cuaca. Apabila sinar matahari langsung mengenai tubuh
pejalan kaki, semakin lama akan semakin menurunkan minat untuk
melakukan aktifitasnya. Aspek cuaca harus diperhatikan untuk ketiga
kelompok berjalan kaki melalui pemberian pohonpohon peneduh dengan
jarak-jarak tertentu untuk menciptakan bayangan yang nanti akan
melindungi pejalan kaki dari sinar matahari.
28
D. Standar Perancangan City Walk
Berdasarkan dasar perancangan, maka dapat ditarik prinsip-prinsip pada
perancangan city walk, yaitu:
1. Menonjolkan citra kota, baik pada ruang terbukanya ataupun pada desain
gedungnya
2. Memperhatikan kenyamanan pedestrian terkhususnya pemasangan sun
shading sebagai buffer untuk sinar matahari
3. Menyediakan zona perdagangan di sepanjang pedestrian
4. Tidak hanya sebagai mall, namun bagian ruang terbukanya dapat menjadi
wadah masyarakat mengadakan berbagai kegiatan
5. Terletak di pusat kota
6. Desainnya menyatu dengan perkotaan
7. Terdapat penanda perbedaan antara pedestrian dan jalur lainnya
8. Maksimal setiap 300 m harus terdapat tempat peristirahatan bagi para
pengguna pedestrian
29
menyisipkan hal-hal baru, progresif, hebat dan kontemporer sebagai
pengganti dari tradisi dan segala bentuk pranatanya.
4. Arsitektur yang ilmiah sekaligus artistik dan estetik, atau arsitektur yang
artistik & estetik yang dapat dipertanggungkan secara ilmiah.
Pada masa sebelumnya arsitektur lebih memikirkan bagaimana cara
mengolah fasad, ornamen, dan aspek-aspek lain yang sifatnya kualitas fisik. Pada
masa arsitektur modern, kualitas non- fisik lebih dipentingkan, seperti gagasan-
gagasan ruang yang diolah sehingga membentuk penyusunan elemen-elemen ruang
secara nyata. Konsep baru dan sangat mendasar dari arsitektur modern antara lain
adalah “FORM FOLLOWS FUNCTION” yang dikembangkan oleh Louis Sullivan,
dengan beberapa ciri sebagai berikut:
1. Ruang yang dirancang harus sesuai dengan fungsinya.
2. Struktur hadir secara jujur dan tidak perlu dibungkus dengan bentukan masa
lampau (tanpa ornamen).
3. Bangunan tidak harus terdiri dari bagian kepala, badan dan kaki.
4. Fungsi sejalan atau menyertai dengan wujud.
30
7. Konsep open plan, yaitu konsep yang membagi dalam bentuk elemen-
elemen struktur primer dan sekunder. Open plan bertujuan untuk
mendapatkan fleksibilitas dan variasi di dalam bangunan. (Tanudjaja 1997,
dalam Prasetyo, 2015)
Karakteristik langgam pada arsitektur modern terdiri dari beberapa hal,
antara lain:
1. Bentuk yang abstrak tidak selalu menimbulkan teka-teki.
2. Memiliki elemen bentuk yang puris atau bentuk yang diulang.
3. Tampilan bangunan menunjukkan ekspresi kejujuran.
4. Anti simbolik dan anti terhadap prinsip metafora.
5. Bentuk desainnya sederhana.
6. Anti penggunaan ornamen.
7. Nilai estetika terdiri dari estetika mesin, sirkulasi, mekanikal, teknologi
dan struktur.
8. Memiliki ruang yang isotropik.
9. Logikanya anti reprsentasi.
10. Anti kenangan sejarah dan anti lelucon.(Tanudjaja, 1997 dalam Prasetyo,
2015)
Karakteristik gagasan desain pada arsitektur modern juga terdiri dari
beberapa hal, antara lain:
1. Tata ruang kota menggambarkan kota dalam taman.
2. Pemilihan fungsional.
3. Susunan ruang berupa karya seni yang utuh.
4. Susunan masa yang berintegrasi harmonis.
5. Komposisi asimetris dan regularitas.
6. Mementingkan volume daripada massa.
7. Gubahan masa slab dan point block.
8. Mengolah kulit dan rangka bangunan.
9. Dinding transparansi.(Tanudjaja, 1997 dalam Prasetyo, 2015)
31
2.2 STUDI BANDING
2.2.1 CIHAMPELAS WALK
Dilansir dari website resmi Cihampelas Walk, Cihampelas Walk adalah pusat
perbelanjaan dengan suasana yang berbeda, karena mall ini didirikan di tengah-tengah
area terbuka (open air), sehingga merupakan perpaduan antara bangunan perbelanjaan
modern dengan suasana alam yang indah dan menyegarkan. Cihampelas Walk
didirikan di atas lahan seluas kurang lebih 3,5 hektar, dengan kontur yang agak kasar.
Dari suatu daerah sekitar itu, hanya sepertiga dari total area yang digunakan untuk
membangun toko, sementara 2/3 lainnya atau sebagian besar area digunakan untuk
tempat parkir dan sisanya ditumbuhi pohon-pohon yang sudah berusia puluhan tahun,
dan beberapa baru tanaman ditambahkan untuk melengkapi dan membuat suasana di
dalam mal seperti kota yang berbeda.
Cihampelas Walk di area perbelanjaan fashion (tepat di pusat toko jeans) jalan-
jalan Cihampelas Bandung yang telah lama terkenal sebagai tujuan wisata baik lokal
maupun luar negeri.
Cihampelas Walk telah ditransformasikan tidak hanya sebagai tempat berbelanja
(ritel) atau tempat makan (restoran dan food court), tetapi juga sebagai tempat hiburan
yang nyaman. Kesegaran udara dan suasana yang indah serta didukung oleh tata ruang
yang apik telah membuat pengunjung Cihampelas Walk ramai baik dari lokal maupun
dari luar Bandung. Sebagai salah satu ikon pariwisata, Cihampelas Walk juga
membantu menjadikan Kota Bandung sebagai Kota Wisata.
Sebagai tempat wisata, Cihampelas Walk didirikan dengan menggabungkan
bangunan mal tiga lantai yang dilengkapi dengan bangunan lain di sekitarnya,
dihubungkan oleh area pejalan kaki untuk pejalan kaki dan juga taman-taman yang
indah dan menarik. Bangunan mal yang dibuka sejak 11 Juni 2004, memiliki gaya
modern. Ini bisa dilihat dari bangunan fisik dengan permainan warna-warna nan cerah.
Selain mal bangunan utama berlantai tiga, di Cihampelas Walk juga terdapat gedung
yang terletak di sebelah kiri dan kanan gedung utama yang terbagi menjadi dua area,
area kanan atau yang lebih dikenal dengan Young Street terdiri dari toko dan toko-
toko untuk anak kecil, sementara daerah kiri atau kebih dikenal lebih mengarah ke
32
Broadway yang lebih dewasa. Blok bangunan meliputi 150 toko, yang terdiri dari
mode, kafe, restoran, foodcourt, bioskop, game, dan taman bermain.
Fasilitas yang ada di Cihampelas Walk selain pusat perbelanjaan ialah ruang doa
(mushola), restroom, tempat parkir, ruang menyusui, pusat informasi, dan atm center.
Tenant dibagi menjadi tiga fungsi yaitu santapan, belanja dan hiburan. Ada 106 tenant
untuk belanja, 58 tenant untuk santapan, dan 3 tenant untuk hiburan
33
mengelilingi taman pada tengah site, yang berbentuk cekung dan berfungsi sebagai
ruang terbuka yang multifungsi.
Pedestrian di sepanjang depan retail pada tiap tingkat terhubung dengan koridor
dan lahan parkir mobil yang baru yang mana disambung dengan jembatan dan
pedestrian untuk menghasilkan sirkulasi tanpa jalan buntu.
Ide dasar dari mengubah lingkungan yang asli menjadi sebuah pusat
perbelanjaan yang unik ini disatukan melalui organisasi ruang dan beberapa elemen
arsitektur lainnya. Pada beberapa bagian, pedestrian dibuat miring agar menciptakan
kesan berjalan di lembah. Hal ini menghasilkan daerah yang dapat dijadikan retail di
bagian bawah pedestrian, serta bentuk sirkulasi yang menyerupai lingkaran yang
mengelilingi keempat lantai mall.
34
Gambar 7. Site Plan Mega Foodwalk
Sumber: archdaily (diunduh tanggal 24 Februari 2020)
35
Total toko yang berada di Pearl Street Mall ini yaitu 169, yang terbagi atas
sector pakaian, perlengkapan seni, pakaian bayi, toko buku, pusat oleh-oleh,
kecantikan, peralatan rumah tangga dan berkebun, aksesoris, perlengkapan music,
optical, perlengkapan hewan peliharaan, terapis dan pusat pengobatan, dan
perlengkapan olahraga. Bahkan terdapat beberapa toko yang menjual jasa seperti jasa
pengiriman, konsultan, tempat les, asuransi, apotik, dan bank. Pedestrian utama
terdapat pada pusat kawasan dengan lebar 23 m dengan permukaan yang berwarna
merah
36
Sumber: Downtown Boulder (diunduh pada tanggal 3 Maret 2020)
1. Sejarah perkembangan Perkembangan bentuk fisik Anonim, 2013; Grates, 2011; Pevsner,
pusat perbelanjaan pusat perbelanjaan dan alasan 1976; Sriti, 2010
dibutuhkannya konsep yang
baru di tiap eranya
2. Klasifikasi pusat Jenis-jenis pusat perbelanjaan Beddington, 1982; Lion, 1976
perbelanjaan Fransisca, 2014; Sinarwastu, 2016
3. Unsur-unsur shopping Hal-hal vital dalam sebuah Beddington, 1982; Sinarwastu, 2016
mall pusat perbelanjaan
4. Elemen shopping mall Bentuk pola yang Ruberstain, 1978
menghubungkan setiap
bagian di shopping mall
5. Faktor-faktor Fasilitas yang diperlukan Beddington, 1982; Fransisca, 2014;
untuk mendorong keinginan Sinarwastu, 2016
belanja pengunjung
6. Sistem Sirkulasi Pola-pola sirkulasi dalam Fransisca, 2014
sebuah shopping mall
7. Dasar perancangan city Prinsip-prinsip perancangan Peraturan Menteri Dalam Negeri
walk dengan konsep city walk yang Nomor 1 Tahun 2007 tentang
berhubungan dengan ruang Penataan Ruang Terbuka Hijau
terbuka serta pedestrian Kawasan Perkotaan; Sakinah dkk
(2018); Shirvani, 1985;
37
Tabel 3. Rangkuman Hasil Studi Banding
Kriteria Cihampelas Walk Mega Foodwalk Pearl Street Mall
Lokasi Pusat Kota Bandung, Pusat Kota Bangkaeo, Pusat Kota Boulder, Colorado
Indonesia Thailand
Luas Tapak 3,5 Ha, yang terbangun 5,8 Ha, yang terbangun 10 Ha, yang terbangun 2/3 dari
1/3 dari luas tapak ½ dari luas tapak luas tapak
38
BAB III
GAMBARAN OBJEK PERANCANGAN
Gambar 18
Lokasi Tapak
39
a. Kawasan permukiman kepadatan tinggi (antara 40-60 unit/Ha), 3 lantai, KLB 1.5,
KDB 50%-60%.
b. Batas-batas sitenya adalah sebagai berikut:
1. Batas utara : Lahan Kosong/Pemukiman warga
Gambar 19
Batas Utara
Gambar 20
Batas Timur
40
3. Batas selatan : Apple tree school
Gambar 21
Batas Selatan
Gambar 22
Batas Barat
Dengan berdasarkan arahan RTRW Kota Kupang, lokasi tapak terpilih termasuk dalam
BWK II yang memiliki ketentuan perancangan dalam hal koefisien dasar bangunan sebagai
berikut:
41
3.2 KRITERIA PEMILIHAN LOKASI
Dalam tahap pemilihan tapak perancangan, digunakan pendekatan kriteria pemilihan tapak
dengan mempertimbangkan besarnya pengaruh terhadap Shopping Mall ini sehingga
diperoleh beberapa alternatif tapak perancangan.
Berdasarkan hasil studi yang telah dilakukan, maka dalam pemilihan tapak perlu
memerhatikan beberapa kriteria sebagai berikut:
1. Kesesuaian dengan Rencana Tata Ruang Wilayah
Lokasi perancangan haruslah sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW), hal ini ditujukan agar bangunan Shopping Mall ini sesuai dengan peruntukan
beberapa tahun mendatang.
2. Kemudahan pencapaian ke tapak
Akses pencapaian ke shopping mall harus diperhatikan kemudahannya agar mudah
dicapai oleh para penduduk lokal maupun luar daerah. Pencapaian yang dimaksud
adalah lokasi masih dapat di akses baik menggunakan transportasi umum maupun
transportasi pribadi.
3. Lokasi perancangan berbatasan langsung dengan jalan primer dan jalan sekunder
Tersedianya jalan primer dan sekunder yang berbatasan langsung dengan shopping
mall akan memudahkan akses pengunjung dan juga akses untuk kendaraan yang
mendukung utilitas dalam shopping mall
4. Luas tapak minimal 3,5 Ha
Sesuai studi kasus yang sudah dipelajari, shopping mall dengan konsep city walk
memiliki konsep bangunan yang multi-mass dan juga area pedestrian yang luas. Maka
dari itu dibutuhkan tapak yang luas 3,5-10 ha
5. Sistem jaringan listrik dan air memadai
Sistem jaringan listrik dan air yang memadai adalah yang vital dalam sebuah
perancangan khususnya pada perancangan shopping mall agar aktivitas yang berjalan
dalam shopping mall dapat berjalan dengan lancer
6. Dekat dengan permukiman padat penduduk
7. Berdasarkan fungsi bangunan sebagai tempat berbelanja dan berekreasi dengan
penekanan konsep city walk maka pemilihan lokasi harus berada ditengah/pusat Kota
sehingga dapat dijangkau oleh seluruh masyarakat kota kupang
42
3.3 FASILITAS PERANCANGAN
Dalam perancangan shopping mall dengan konsep city walk di Kota Kupang, fasilitas
yang disediakan dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu;
1. Kelompok Utama
a. Resepsionis atau pusat e. Plaza
informasi f. Taman
b. Retail g. Bioskop
c. Tenant (supermarket atau h. Play area
department store) i. Atrium
d. Restoran
43
4. Kelompok Ruang Penunjang
a. Ruang merokok
b. Ruang menyusui
c. Mushola
d. ATM center
e. Lavatory
35
3.5 GAMBARAN KONSEP CITY WALK
3.5.1 DEFINISI
Prinsip dasar yang harus ditonjolkan adalah pada bagian ruang terbukanya dan
penghubung antar gedung dan meningkatkan kenyamanan area pedestrian. Selain
itu terdapat prinsip dasar lainnya, yaitu
9. Menonjolkan citra kota, baik pada ruang terbukanya ataupun pada desain
gedungnya
10. Memperhatikan kenyamanan pedestrian terkhususnya pemasangan sun shading
sebagai buffer untuk sinar matahari
11. Menyediakan zona perdagangan di sepanjang pedestrian
12. Tidak hanya sebagai mall, namun bagian ruang terbukanya dapat menjadi wadah
masyarakat mengadakan berbagai kegiatan
13. Terletak di pusat kota
14. Desainnya menyatu dengan perkotaan
15. Terdapat penanda perbedaan antara pedestrian utama dan jalur lainnya
16. Maksimal setiap 300 m harus terdapat tempat peristirahatan bagi para pengguna
pedestrian
36
Tabel 4. Penerapan Konsep dan Pendekatan pada Perancangan
Prinsip Perancangan Penerapan
Menonjolkan citra kota, baik pada Pada pedestrian akan ditaman pohon flamboyant yang sangat terkenal di Kota Kupang bahkan
ruang terbukanya ataupun pada desain menjad kekhasan Kota Kupang saat musim hujan. Tidak hanya berupa peneduh, flamboyant akan
gedungnya dihadirkan pada perancangan gedung, seperti pada fasad bangunan dengan material Panel GRC.
Selain bunga flamboyant, Panel GRC juga akan berbentuk motif kain adat dari suku di NTT.
Memperhatikan kenyamanan Terdapat tiga cara untuk menambah kenyamanan pada area pedestrian yaitu
pedestrian terkhususnya pemasangan a. Membangun kolam di sepanjang pedestrian sebagai penyerap hawa panas
35
c. Pada area taman dan pedestrian juga akan dibangun pergola dengan material aluminum
polycarbonate roof
Menyediakan zona perdagangan di Di sisi kiri dan kanan akan disediakan pertokoan berupa retail (multifungsi) restoran/food court dan
sepanjang pedestrian area untuk food stand
Tidak hanya sebagai mall, namun Pada area taman akan disediakan plaza yang dapat menjadi wadah berkumpulnya pengunjung
bagian ruang terbukanya dapat menjadi terutama anak muda, bisa juga digunakan untuk street performance
wadah masyarakat mengadakan
berbagai kegiatan
36
Terdapat penanda perbedaan antara Pada pedestrian utama (dari gerbang utama menuju plaza dan menuju mall) akan menggunakan
pedestrian utama dan jalur lainnya material paving block berwarna merah bata, sedangkan pada jalur pedestrian lainnya akan
menggunakan paving block biasa
Maksimal setiap 300 m harus terdapat Tempat istirahat ini berupa kursi taman dan juga area food stand. Kursi taman akan memakai atribut
tempat peristirahatan bagi para yang bertemakan elemen yang sudah dibahas untuk menonjolkan citra kota (bunga flamboyant, dan
pengguna pedestrian motif kain adat NTT)
Arsitektur Modern
Bentuk bangunan sederhana dan bersih Bentuk dan fasad bangunan akan di sesuaikan dengan prinsip arsitektur modern yang identic dengan
yang berasal aliran kubisme dan bentuk kubus
abstrak yang terdiri dari bentuk-bentuk
37
aneh, akan tetapi memiliki bentuk
dasar segi empat.
Memperlihatkan konstruksi Kolom, balok pada gedung akan diekspos, kecuali pada bagian interior mall yang akan ditutupi
dengan plafon
Pemakaian bahan pabrik atau industrial Ornamen yang dipakai akan diminmalisir dan tidak hanya sebagai penghias saja, namun memiliki
yang diperlihatkan secara jujur dan tujuan sebagai sunshading, yang terbuat dari panel GRC
tidak diberi ornamen.
Interior dan eksterior bangunan terdiri Double façade pada bagian gedung, akan menonjolkan garis-garis vertikal dan horizontal sehingga
dari garis-garis vertikal dan horizontal. dapat memperlihatkan kesan aliran kubisme yang kuat
38
BAB IV
ANALISIS PERANCANGAN
Gambar 23
Lokasi Perancangan
Lokasi perancangan terletak di Jl. Bundaran PU, Kel. Tuak Daun Merah, Kec. Oebobo, Kota Kupang, NTT. Lokasi
perancangan juga merupakan kawasan industri ringan, kecamatan dengan jumlah penduduk terpadat. Lokasi sangat
strategis untuk dibangun shopping mall karena berdekatan dengan pemukiman warga, hotel, dan sarana pendidikan.
35
Luas tapak yang ditetapkan adalah 5 ha atau 50.000 m2. Koefisien Dasar Bangunan (KDB) untuk kawasan perumahan
dengan kepadatan tinggi KDB adalah 70%. Jadi,maksimal luasan terencana pada tapak perancangan adalah 35.000 m2.
Luasan ini memenuhi persyaratan yang ada karena jumlah luasan bangunan adalah 32.888,61 m². Koefisien Lantai
Bangunan pada lokasi perancangan adalah maksimal 5 lantai. Namun tidak menutup kemungkinan untuk membangun
bangunan dengan lantai kurang dari 5 lantai, selagi masih memenuhi persyaratan KDB dan KLB yang ada.
4.2.3 Pencapaian
Untuk mencapai lokasi, dapat ditempuh dengan empat cara seperti gambar di bawah ini
Gambar 24
Pencapaian
36
4.2.4 Sarana dan Prasarana
Lokasi perancangan terletak di kawasan yang strategis, dekat dengan pemukiman warga dan juga sarana lainnya yang
menunjang seperti hotel, sekolah, dan rumah sakit.
Gambar 25
Sarana
Prasarana vital seperti listrik dan air pada site juga sudah tersedia
37
Gambar 26
Prasarana
4.2.5 Topologi
Bentuk site seperti huruf L, kemiringan tanah 5% (2,8°) yang sangat landai (USSSM dan USLE) Menurut Subaruddin
(2002), Keadaan kontur dengan kemiringan 3-5% dapat dibangun semua tipe jenis bangunan dengan sistem drainase yang
sederhana tanpa diperlukan perlakuan khusus.. Kondisi tanah berbatu yang sedang ditutupi ilalang
38
Gambar 27
Kontur Site
Gambar 28
Kondisi tanah
Shopping Mall dengan Konsep City Walk memiliki fungsi sebagai berikut
Tabel 5
Pemilihan Kriteria Tapak Perancangan
39
FUNGSI FASILITAS
Fungsi Primer Berbelanja Mall
Berekreasi di Pedestrian Pedestrian, Plaza dan Taman
Fungsi Sekunder Hiburan Bioskop, Play Area
Kuliner Restoran, Food Court, Food Street Area
Expo Atrium
Fungsi Tersier Parkir Tempat parkir
Pengelola Kantor Pengelola
Transasksi ATM ATM Center
Keamanan Security Office
Toilet Toilet Umum
Nursing Nursery Room
Merokok Smoking Area
Berdoa Mushola
Gudang Gudang
Sumber: Hasil Analisis, 2020
Berdasarkan studi yang telah dilakukan maka dapat diidentifikasi pelaku yang terlibat langsung dalam shopping mall
dengan konsep city walk di Kota Kupang ini. Pelaku diagi menjadi dua kategori, yaitu pengunjung dan pengelola.
A. Pengunjung
Pengunjung yang termasuk ialah pengunjung yang berbelanja dan berekreasi
40
B. Pengelola
1. Pengelola Utama
a) Direktur Utama
b) Direktur Oprasional Bagian Umum
c) Direktur Oprasional Bagian Keuangan
d) Pegawai Bagian Produksi
e) Pegawai Bagian Marketing
f) Pegawai Bagian Keuangan
g) Pegawai Bagian Personalia HRD
2. Pengelola Tenant
a) Direktur Oprasional Bagian Umum
b) Direktur Oprasional Bagian Keuangan
c) Pegawai Bagian Produksi
d) Pegawai Bagian Marketing
e) Pegawai Bagian Keuangan
f) Pegawai Bagian Personalia HRD
41
4.2.3 Analisis Kegiatan
A. Kegiatan Pengunjung
Tabel 6
Kegiatan Pengunjung
Klasifikasi Fungsi Fasilitas Aktivitas Alur Aktivitas
42
Memperbaiki penampilan Datang > Parkir > Beraktivitas > Membuang
Hajat/Memperbaiki Penampilan > Beraktivitas > Parkir >
Pulang
Security Office Melaporkan permasalahan Datang > Parkir > Beraktivitas > Mengalami Dan
Melaporkan Permasalahan Ke Security > Beraktivitas >
Parkir > Pulang
Nursing Room Menyusui/menyiapkan ASI Datang > Parkir > Beraktivitas > Menyusui/Mengganti
Mengganti popok bayi Popok Bayi > Beraktivitas > Parkir > Pulang
Smoking Room Merokok Datang > Parkir > Beraktivitas > Merokok > Beraktivitas >
Parkir > Pulang
Mushola Berdoa Datang > Parkir > Beraktivitas > Berdoa > Beraktivitas >
Parkir > Pulang
Sumber: Hasil Analisa, 2020
B. Kegiatan Pengelola
Tabel 7
Kegiatan Pengelola
Klasifikasi Fungsi Fasilitas Aktivitas Alur Aktivitas
43
Menjual tiket
Menyiapkan film yang akan
diputar Datang > Parkir > Briefing > Menjual Tiket/Menyiapkan
Film/Menyiapkan Snack/Menyiapkan Area
Menyiapkan snack
Permainan/Mengurus Administrasi/Menjaga Keamanan >
Menyiapkan area permainan Beristirahat/Toilet/Merokok/Berdoa > Menutup
Mengurus administrasi Bioskop/Play Area > Briefing > Parkir > Pulang
Menjaga keamanan
Kuliner Briefing
Menyiapkan bahan makanan Datang > Parkir > Briefing > Menyiapkan Bahan
Mengambil pesanan Makanan/Mengambil Pesanan/Masak/Mengurus
Administrasi/Menjaga Keamanan >
Masak
Beristirahat/Toilet/Merokok/Berdoa > Menutup
Mengurus administrasi Restoran/Food Court/ > Briefing > Parkir > Pulang
Menjaga keamanan
Expo Briefing Datang > Parkir > Briefing > Menyiapkan
Menyiapkan pameran Pameran/Menjaga Keamanan >
Beristirahat/Toilet/Merokok/Berdoa > Menutup Pameran >
Menjaga keamanan Briefing > Parkir > Pulang
Fungsi Tersier Parkir Memarkir kendaraan
Mengurus tiket kendaraan Datang > Parkir > Mengurus Tiket Kendaraan/Menjaga
Keamanan > Beristirahat/Toilet/Merokok > Parkir > Pulang
Menjaga keamanan
ATM Center Melaporkan masalah ATM ke
pihak yang bertanggung Datang > Parkir > Melaporkan Masalah > Melakukan
jawab Transaksi Di ATM Center >
Melakukan transasksi Beristirahat/Toilet/Merokok/Berdoa > Parkir > Pulang
Toilet Membersihkan toilet
Datang > Parkir > Membersihkan Toilet > Membuang
Membuang hajat Hajat/Memperbaiki Penampilan >
Memperbaiki penampilan Beristirahat/Toilet/Merokok/Berdoa > Parkir > Pulang
Security Office Menjaga Keamanan
44
Mengawasi lewat CCTV Datang > Parkir > Beraktivitas > Menjaga
Keamanan/Mengawasi CCTV >
Beristirahat/Toilet/Merokok/Berdoa > Parkir > Pulang
Nursing Room Membersihkan ruangan Datang > Parkir > Membersihkan Ruangan >
Beristirahat/Toilet/Merokok/Berdoa > Parkir > Pulang
Smoking Area Membersihkan ruangan Datang > Parkir > Membersihkan Ruangan >
Merokok Beristirahat/Toilet/Merokok/Berdoa > Parkir > Pulang
Mushola Membersihkan ruangan Datang > Parkir > Membersihkan Ruangan >
Berdoa Beristirahat/Toilet/Merokok/Berdoa > Parkir > Pulang
Sumber: Hasil Analisis, 2020
45
4.2.4 Analisis Jumlah Pengguna Bangunan
Analisis jumlah pengguna bangunan adalah cara untuk mengetahui kapasitas
pengguna di sebuah gedung. Untuk hal ini, diperlukan data jumlah penduduk kota
kupang yang terbaru.
Tabel 8
Jumlah Penduduk Kota Kupang Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin
2019
Kelompok Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan
Umur Jenis Kelamin (Jiwa)
Laki-Laki Perempuan Jumlah
0-4 20.702 20.232 40.934
5-9 18.798 18.156 36.954
10 - 14 17.935 17.539 35.474
15 - 19 25.767 26.825 52.592
20 - 24 39.691 33.516 73.207
25 - 29 23.196 20.062 43.258
30 - 34 16.533 15.515 32.048
35 - 39 13.472 13.957 27.429
40 - 44 12.037 12.595 24.632
45 - 49 10.910 10.493 21.403
50 - 54 8.859 7.935 16.794
55 - 59 6.067 6.031 12.098
60 - 64 3.673 3.651 7.324
65 + 4.760 6.065 10.825
Jumlah 222.400 212.572 434.972
Sumber: BPS Kota Kupang
Pengunjung mall didominasi oleh pengunjung dengan tingkat pendidikan S1
(19-26 tahun), kemudian pegawai kantoran (25-64 tahun) dan remaja (Iskandar,
2016).
Tabel 9
Analisa Jumlah Pengunjung
Jumlah
Umur Jumlah Pengunjung Mall Pengunjung/Minggu Pengunjung/Hari
(%)
20-24 73.207 6% 4393 628
46
0-19 dan 176.779 1% 1768 253
65+
Jumlah 1410
47
Tabel 10
Analisis Kebutuhan dan Dimensi Ruang
Jenis Kebutuhan
Jumlah Ruang + Ruang Gerak Dimensi Ruang Luas Ruang
Aktivitas Ruang
Berbelanja Retail Tipe 1 20 (Kapasitas 10 orang; 40%x1,44x10 = 5,76m2) (20x8mx16m)+5,76m2 2.565,76 m2
Retail Tipe 2 15 (Kapasitas 25 orang; 40%x1,44x25 = 14,42) (15x16mx16m)+14,4m2 3.854,4 m2
2 (Kapasitas 270 orang; 40%x1,44x270 =
Tenant (2x75mx25m)+155,52m2 3.905,52 m2
155,52m2)
Total Luas Fasilitas Mall 10.325,68 m2
Berjalan-jalan -Pedestrian
1 (Kapasitas 450 orang; 40%x1,44x450 =
-Taman (1x55mx75m)+259,2m2 4.384,2 m2
259,2m2)
-Plaza
Total Luas Fasilitas City Walk 4.384,2 m2
Rekreasi Lobby 1 (Kapasitas 260 orang; 40%x1,44x260 =
(1x25mx10m)+148,76m2 398,76 m2
(Bioskop) Bioskop 149,76m2)
2 (Kapasitas 150 orang; 20%x1,44x150 =
Studio 1 (2x25mx15m)+43,2m2 793,2 m2
43,2m2)
R. Kontrol
2 (Kapasitas 5 orang; 20%x1,44x5 = 1,44m2) (2x15mx5m)+1,44m2 151,44 m2
Studio 1
Studio 2 5 (Kapasitas 75 orang; 20%x1,44x75 = 21,6) (5x10mx15m)+21,6m2 771,6 m2
R. Kontrol
5 (Kapasitas 5 orang; 20%x1,44x5 = 1,44m2) (5x10mx5m)+1,44m2 251,44 m2
Studio 2
Dapur 1 (Kapasitas 10 orang; 20%x1,44x10 = 2,88m2) (1x8mx8m)+2,88m2 68,88 m2
Kantor
Pengelola 1 (Kapasitas 80 orang; 20%x1,44x80 = 23,04m2) (1x15mx10m)+23,04m2 173,04 m2
Bioskop
Toilet 2 (Kapasitas 20 orang; 10%x1,44x20 = 2,88m2) (2x8mx8m)+2,88m2 130,88 m2
Total Luas Fasilitas Bioskop 2.739,24 m2
Rekreasi (Play 1 (Kapasitas 100 orang; 40%x1,44x100 = 57,5
Play Area (1x56mx16m)+57,6m2 953,6 m2
Area) m2)
Kantor
Pengelola Play 1 (Kapasitas 80 orang; 20%x1,44x80 = 23,04m2) (1x15mx10m)+23,04m2 173,04 m2
Area
48
Toilet 2 (Kapasitas 20 orang; 10%x1,44x20 = 2,88m2) (2x8mx8m)+2,88m2 130,88 m2
Total Luas Fasilitas Play Area 1257,52
Kuliner Restoran Tipe 4 (Kapasitas 80 orang; 40%x1,44x80 = 23,04
(4x50mx16m)+23,04m2 3.223,04 m2
1 m2)
Restoran Tipe 8 (Kapasitas 150 orang; 40%x1,44x150 =
(8x50mx35m)+86,4m2 14.086,4 m2
2 86,4m2)
Total Luas Fasilitas Restoran 17.309,44 m2
Expo 1 (Kapasitas 140 orang; 40%x1,44x140 =
Atrium (1x14mx40m)+80,64m2 640,64 m2
80,64m2)
Total Luas Fasilitas Atrium 640,64 m2
Mengelola R. Utama
1 (Kapasitas 2 orang; 20%x1,44x2 = 0,57m2) (1x5mx5m)+0,57m2 25,57 m2
Direktur
R. Manager 1 (Kapasitas 2 orang; 20%x1,44x2 = 0,57m2) (1x4mx4m)+ 0,57m2 20,57 m2
R. Kepala
1 (Kapasitas 2 orang; 20%x1,44x2 = 0,57m2) (1x4mx4m)+ 0,57m2 20,57 m2
Bagian
R. Staff 1 (Kapasitas 20 orang; 20%x1,44x20 = 5,76m2) (1x8mx10m)+5,76m2 85,76 m2
Pantry 1 (Kapasitas 5 orang; 20%x1,44x5 = 1,44m2) (1x3mx3m)+1,44m2 10,44 m2
R. Rapat 1 (Kapasitas 15 orang; 20%x1,44x15 = 8,64m2) (1x8mx4m)+8,64m2 40,64 m2
Lobby 1 (Kapasitas 8 orang; 20%x1,44x8 = 2,3m2) (1x8mx8m)+2,3m2 68,3 m2
R. Arsip 1 (Kapasitas 3 orang; 20%x1,44x3 = 0,86m2) (1x3mx3m)+0,86m2 9,86 m2
Security Office 1 (Kapasitas 3 orang; 20%x1,44x3=0,86m (1x3mx3m)+0,86m2 9,86 m2
Toilet 2 (Kapasitas 20 orang; 10%x1,44x20 = 2,88m2) (2x8mx8m)+2,88m2 130,88 m2
Total Luas Fasilitas Kantor Pengelola 422,45
Parkir Tempat Parkir 1 (Kapasitas 1000 motor; 20%x3x1000 =
3000m2+600m2 3.600 m2
Motor 600m2)
Tempat Parkir 1 (Kapasitas 460 mobil; 20%x12x460 = 1104
5520m2+1104m2 1.624 m2
Mobil m2)
Total Luas Fasilitas Tempat Parkir 5.224 m2
Transaksi
ATM Center 1 (Kapasitas 10 orang; 10%x1,44x10 = 1,44 m2) (1x3mx3m)+1,44m2 10,44 m2
ATM
49
Membuang
Toilet 4 (Kapasitas 20 orang; 10%x1,44x20 = 2,88m2) (4x8mx8m)+2,88m2 258,88 m2
hajat
Nursing Ruang
1 (Kapasitas 5 orang; 20%x1,44x5 = 1,44m2) (1x4mx4m)+1,44m2 17,44 m2
Menyusui
Merokok Ruang
1 (Kapasitas 5 orang; 20%x1,44x5 = 1,44m2) (1x4mx4m)+1,44m2 17,44 m2
Merokok
Berdoa Mushola 1 (Kapasitas 5 orang; 20%x1,44x5 = 1,44m2) (1x4mx4m)+1,44m2 17,44 m2
Total Luas Fasilitas Penunjang 193,64 m2
Total Luas Keseluruhan* 42.496,81 m2
*Sudah termasuk RTH
50
4.3 ORGANISASI RUANG
Organisasi ruang merupakan acuan pengembangan ruang ke dalam denah. Organisasi
ruang dibagi menjadi 2 (dua) yaitu organisasi ruang makro dan mikro.
4.3.1 Organisasi Ruang Makro
Organisasi ruang makro menunjukan pola seluruh kelompok bangunan di dalam
Gambar 29
Organisasi Ruang Makro
51
4.3.2 Organisasi Ruang Mikro
Organisasi ruang mikro menunjukkan pola ruang pada masing-masing kelompok
kegiatan.
A. Gedung Utama
Gambar 30
Organisasi Ruang di Gedung Utama
B. Pusat Hiburan
Gambar 31
Organisasi Ruang Pusat Hiburan
C. Retail di Area Pedestrian
52
Gambar 32
Organisasi Ruang Retail
D. Restoran di Area Pedestrian
Gambar 33
Organisasi Ruang Restoran
53
E. Kantor Pengelola
Gambar 34
Organisasi Ruang Kantor Pengelola
54
A. Alternatif 1
Gambar 35
Alternatif 1 Pencapaian
Kelebihan:
1. Jalur in dan out mudah diakses karena langsung berhadapan dengan jalan
utama
2. Mudah mendesain jalur drop off
Kekurangan:
1. Menyebabkan kemacetan karena jalur in dan out berhadapan dengan jalan
utama
2. Lahan parkir yang didesain menjadi lebih sempit
3. Tidak cocok untuk side entrance karena dapat mengganggu estetika dan
efektivitas
B. Alternatif 2
Gambar 36
Alternatif 2 Pencapaian
55
Kelebihan:
1. Jalur in dan out mudah diakses karena langsung berhadapan dengan jalan
utama
2. Mudah mendesain jalur drop off
3. Tidak menyebabkan kemacetan karena jalur in dan out berada di sisi yang
berbeda
Kekurangan:
1. Lahan parkir yang didesain menjadi lebih sempit, kecuali memakai lahan
yang terpisah
2. Tidak cocok untuk side entrance karena dapat mengganggu estetika dan
efektivitas
C. Alternatif 3
Gambar 37
Alternatif 3 Pencapaian
Kelebihan:
1. Jalur in dan out tidak menyebabkan kemacetan di jl. Bundaran PU
2. Tempat parkir luas
3. Cocok untuk menjadi side entrance karena langsung berhbungan dengan
area servis
Kekurangan:
1. Entrance tidak strategis
2. Entrance terhalang bangunan
56
D. Alternatif 4
Gambar 38
Alternatif 4 Pencapaian
Pemberian jalur berhenti atau lambat untuk pengunjung yang datang
menggunakan transportasi umum. Hal ini sangat penting menilik jl. Bundaran
PU sering terjadi kemacetan.
Kesimpulan:
1. Alternatif 2 digunakan untuk mendesain main entrance
2. Alternatif 3 digunakan untuk mendesain side entrance
3. Alternatif 4 digunakan untuk meminimalisir kemacetan
4.2.2 Sirkulasi
Sirkulasi berfungsi sebagai penghubung ruang-ruang dalam tapak. Sehingga
sirkulasi yang dianalisis adalah sirkulasi manusia dan sirkulasi kendaraan
A. Sirkulasi Kendaraan
1. Mobil pengunjung
Gambar 39
Sirkulasi Mobil
57
Menyesuaikan dengan analisis sebelumnya, maka sirkulasi mobil
pengunjung diilustrasikan seperti gambar diatas, berikut dengan tempat
parkirnya. Tempat parkir mobil memiliki kapasitas 245 mobil. Sirkulasi
mobil juga membelah shopping area agar kesan city walk semakin kental
didalamnya.
a. Alternatif 1
Gambar 39
Pola Parkir 45’
1. Keuntungan:
- Kendaraan lebih mudah keluar dan masuk.
- Pengontrolan sistem parkir yang ada dapat terorganisir dengan
baik
2. Kerugian:
- Membutuhkan tempat / luasan parkiran yang besar
- Membutuhkan sistem pengontrolan yang baik
b. Alternatif 2
Gambar 40
Pola Parkir 90’
1. Keuntungan :
- Dapat menghemat lahan dalam tapak.
58
2. Kerugian :
- Kendaraan akan sulit keluar dan masuk dalam tempat parkir yang
ada.
2. Motor Pengunjung
Gambar 40
Sirkulasi Motor
Menyesuaikan dengan analisis sebelumnya, maka sirkulasi motor
pengunjung diilustrasikan seperti gambar diatas, berikut dengan tempat
parkirnya. Tempat parkir motor diletakan di bagian depan tapak alur
aktivitas pengunjung menjadi setelah memarkir kendaraan, maka
selanjutnya berjalan-jalan di area city walk.
3. Kendaraan servis
Gambar 41
Sirkulasi Kendaraan Servis
Menyesuaikan dengan analisis sebelumnya, maka sirkulasi kendaraan
servis diilustrasikan seperti gambar diatas, berikut dengan tempat bongkar
muatannya, agar dekat dengan gudang mall.
59
B. Sirkulasi Manusia
Sirkulasi manusia berhubungan erat dengan organisasi ruang yang sudah
dianalisis. Pada tapak dengan banyak massa bangunan, ada dua alternative
untuk mencapai tujuan utama
a. Alternatif 1
Pada alternative pertama akan menggunakan jenis pencapaian langsung
sesuai dengan analisis organisasi ruang makro.
.
Gambar 42
Pencapaian tersamarkan
Pencapaian utama pada tapak adalah area perbelanjaan sehingga pencapaian
langsung diarahkan ke tenant dan disebarkan ke area komersil lainnya. Agar
tidak menjenuhkan pengunjung, disediakan plaza sebagai fasilitas
sekunder. Untuk menambahkan kesan city walk yang kuat, maka akan
ditambah pedestrian menuju arah utara tapak (menuju perumahan)
Kesimpulan:
- Tempat parkir mobil disediakan dua tempat, yaitu outdoor dan basement
- Tempat parkir motor disediakan di bagian depan tapak
- Jalur in dan out kendaraan servis berada di bagian belakang tapak
- Sirkulasi manusia sesuai dengan organisasi ruang makro
4.2.3 Klimatologi
Rata-rata suhu pada site berkisar 25’C-28’C, dengan titik terdingin berada
pada pukul 04.00 WITA dan titik terpanas berada pada pukul 14.00 WITA, dengan
penyinaran matahari tertinggi saat bulan Agustus-September, dan yang terendah
60
yaitu pada bulan Janiari-Februari. Angin yang bertiup dari tenggara ke barat laut
dan sebaliknya memiliki kecepatan 6 km/jam.
Gambar 43
Analisis Klimatologi
A. Alternatif 1
Menanam pohon peneduh di bagian barat site agar menciptakan shade area di taman
Gambar 44
Alternatif 1 Klimatologi
61
B. Alternatif 2
Perletakan gedung utama sebagai buffer sinar matahari untuk bangunan utama
Gambar 45
Alternatif 2 Klimatologi
C. Alternatif 3
Penempatan bangunan yang mengelilingi plaza sehingga menciptakan shade area di
plaza. Tidak hanya itu, pada bangunan juga disediakan selasar sehingga pengunjung
dapat mengelilingi area perbelanjaan tanpa kepanasan
Gambar 46
Alternatif 3 Klimatologi
4.2.4 Vegetasi
Peran vegetasi sangat vital pada konsep perancangan. Karena selain sebagai
peneduh, vegetasi juga bertujuan untuk menguatkan tujuan perancangan, yaitu
menguatkan citra kota. Fungsi lainnya mengikuti seperti sebagai peredam panas,
penghalang angin, peredam polusi dan bunyi, dan sebagai elemen estetika
62
Pada merancang dibutuhkan beberapa jenis vegetasi, yaitu vegetasi pelindung,
vegetasi pengarah dan penambah estetika sehingga tapak terlihat menarik dan
perletakan vegetasi sesuai dengan fungsi.
Pada tapak vegetasi yang tersedia hanyalah ilalang dan pohon lontar
Gambar 47
Vegetasi di Tapak
Tabel 11
Analisis Vegetasi
No. Jenis Vegetasi Keterangan
1. Penguat Konsep (city Vegetasi jenis ini berfungsi untuk memperkuat kesan city
walk) walk di tapak. Maka vegetasi yang akan dipakai adalah
pohon flamboyant yang menjadi icon kota kupang.
4. Penutup Tanah dan Jenis vegetasi ini adalah jenis tambahan yang berfungsi
Penambah Estetika untuk menambah estetika. Untuk penutup tanah dipakai
63
rumput jepang, dan sebagai –enambah estetika akan
ditanam bunga-bungaan seperti bunga bougenville,
euphorbia, anggrek, kamboja, lidah mertua, bunga
pentas, sri rezeki atau widuri, keladi merah,
Gambar 49
Letak Vegetasi Peneduh
64
Gambar 48
Orientasi dan View Bangunan
Berdasarkan analisa dari data batas, maka orientasi bangunan akan menghadap ke
arah tenggara. Hal ini disebabkan oleh posisi jalan terhadap site. Potensi view pada
site hampir tidak ada karena site dikielilingi area komersil dan perumahan serta
permukiman. Sehingga pada site akan dibuat satu titik menarik sehingga view
bangunan dapat mengarah ke titik tersebut
4.2.6 Kebisingan
Gambar 49
Data Kebisingan
Daerah yang paling terkena bising yaitu dari arah timut. Hal ini disebabkan oleh
kendaraan yang berlalu-lalang di jl. Bundaran PU
Tingkat kebisingan yang ada sekitar tapak dapat di kurangi sehingga tidak
menganggu aktivitas di dalam tapak dengan cara :
a. Menempatkan fasilitas umum berupa tempat parkir pada area tapak yang dekat
sumber bising tertinggi.
b. Mengoptimalkan vegetasi peredam kebisingan pada area yang memiliki tingkat
kebisingan tinggi atau penggunaan pagar
c. Menempatkan fasilitas utama tidak dekat dengan sumber kebisingan
65
Gambar 50
Analisis Kebisingan
4.2.7 Utilitas
Gambar 51
Data Utilitas
A. Air
1. Jaringan Air Bersih
Air bersih dibutuhkan pada perancangan ini. Lokasi perancangan telah
terdapat jaringan air bersih dari PDAM yang terletak pada bagian depan
lokasi perancangan. Ketersediaan jaringan air yang ada pada lokasi
kemudian dirancangkan suatu sistem untuk mengalirkan air bersih ke
tempat-tempat yang membutuhkan dalam bangunan. Secara umum sistem
distribusi air bersih dalam bangunan bertingkat dibedakan menjadi dua yaitu
upfeed system dan downfeed system. Namun pada perancangan hanya akan
digunakan downfeed system. Downfeed System merupakan sistem distribusi
ke bawah dimana aliran air bersih diarahkan kebawah, dengan menggunakan
bantuan gravitasi. (Lopo, 2020)
66
Gambar 52
Downfeed System
Untuk peletakan reservoir, terdapat dua alternative, yaitu
a. Alternatif 1
Bak penampungan air bersih di bagian depan tapak
Gambar 53
Alternatif 1 Jaringan Air Bersih
67
-
b. Alternatif 2
Bak penampungan air bersih diarahkan ke bagian belakang tapak
Gambar 54
Alternatif 2 Jaringan Air Bersih
- Mudah dijangkau mobil pendistribusian air
- Pendistribusian efektif (dari bangunan utama ke bangunan kecil)
Kesimpulan:
Jaringan air bersih akan memakai sistem downfeed dengan tata peletakan
sesuai dengan alternative 2
68
kemudian dapat digunakan untuk menyiram tanaman pada area city
walk.
b. Limbah padat
Saluran limbah padat terletak didalam tanah dialirkan dengan jarak yang
sependek mungkin dan tidak diperbolehkan membuat sudut belokan
yang tegak lurus kedalam bak penampungan atau septictank.
c. Limbah cair
Limbah cair berasal dari toilet, wastafel, dapur dan ruang lainnya.
Limbah cair yang dihasilkan akan berujung pada lubang peresapan
sehingga tidak menimbulkan bau dan sebagainya yang dapat menganggu
kenyamanan aktivitas didalam tapak. (Lopo, 2020)
Untuk sistem dan penampungan limbah, akan memakai dua alternative, yaitu
a. Alternatif 1
Saluran air kotor diarahkan ke bagian depan tapak
Gambar 55
Alternatif 1 Jaringan Air Kotor
- Dapat bekerja jika sudah tersedianya drainase di jalan Bundaran PU
- Baunya dapat mengganggu warga sekitar
- Harus dibuat penampungan sendiri
- Sulit diurus
- Mengganggu estetika arsitektur
b. Alternatif 2
c. Dibuat saluran air kotor di bagian belakang tapak
69
\
Gambar 56
Alternatif 2 Jaringan Air Kotor
- Baunya tidak mengganggu warga sekitar
- Mudah diurus karena dekat dengan SE
B. Listrik
Data tentang utilitas terlihat bahwa pada jl. Bundaran sudah terdapat jaringan
listrik. Jaringan listrik ini bersumber dari PLN sehingga dapat difungsikan pada
bangunan yang hendak dirancang.
Gambar 57
Sistem Distribusi Listrik
C. Pengaman Kebakaran
Untuk menghindari terjadinya kebakaran dalam bangunan, maka diperlukan
suatu sistem pengamanan kebakaran. Bangunan haruslah dilengkapi dengan
suatu sistem yang dapat digunakan untuk mengatasi bahaya dari kebakaran.
Sistem sistem tersebut terdiri berbagai peralatan yang dapat diterapkan dalam
perancangan, yaitu:
70
1. Head Detector merupakan sebuah alat yang berfungsi sebagai pendeteksi
kenaikan suhu panas.
2. Smoke Detector merupakan suatu alat pendeteksi asap apabila terjadi
kebakaran maupun yang dihasilkan dari asap rokok dan asap yang dihasilkan
dari pembakaran lainnya.
3. Flame Detector merupakan suatu alat untuk mendeteksi api yang
menggunakan sensor optik untuk mendeteksinya.
4. Sprinkler merupakan alat untuk memadamkan api dengan cara
menyemprotkan air. Radius yang dapat dijangkau oleh alat ini adalah 25m².
5. Hydrant merupakan alat dengan menggunakan air sebagai pemadam api dan
terdiri dari pilar hydrant (diluar bangunan) dan boks hydrant (didalam
bangunan). (Lopo, 2020)
D. Penangkal Petir
Penangkal petir adalah suatu sistem dengan komponen-komponen dan peralatan
yang secara keseluruhan berfungsi untuk menangkap petir dan menyalurkannya
ke tanah,sehingga semua bagian dari bangunan beserta isinya atau benda-benda
yang dilingdunginya terhindar dari bahaya sambaran petir (Poerbo, 2005).
Prinsip dasar dari suatu sistem penangkal petir adalah menyediakan jalur
menerus dari logam yang menyalurkan petir ke tanah pada saat terjadi sambaran
petir pada bangunan. Terdapat 2 alternatif untuk pemekaian jenis penangkal
petir.
1. Alternatif 1
Sistem Franklin Rod yang merupakan penangkal petir sistem konvensional
dimana instalasinya sederhana yang difungsikan untuk membuat saluran
elektris dari atas bangunan ke grounding. Perlindungan proteksi sebesar 45o.
Biaya realtif murah dan dapat diterapkan pada daerah yang padat bangunan.
(Lopo, 2020)
71
Gambar 58
Sistem Franklin Rod
2. Alternatif 2
Sangkar Faraday yang merupakan sistem penangkal petir yang daerah
perlindungannya melemah apabila jarak semakin jauh. Sifat dan sistem
kerjanya sama tetapi faraday dipasang pada seluruh atap dengan tinggi tiang
lebih rendah. (Lopo, 2020)
Gambar 59
Sistem Faraday Cage
Kesimpulan:
Sistem yang akan dipakai adalah sistem faraday cage, karena bangunan yang luas
sehingga membutuhkan sistem yang lebih kompleks untuk menangani masalah
petir di tapak.
72
E. Sistem Transportasi Vertikal dalam Bangunan
Suatu bangunan memerlukan suatu tranportasi dalam bangunan yang bertujuan
untuk memberikan kenyaman dalam akses dan sirkulasi. Sistem transportasi
didalam bangunan shopping mall yang akan dirancang adalah berupa tangga dan
escalator serta lift barang
1. Tangga
Tangga merupakan alat transportasi vertikal yang menghubungkan
antarlantai. Secara umum, terdapat beberapa persyaratan mengenai tangga,
yaitu:
a. Kemiringan sudut tangga tidak lebih dari 38 derajat.
b. Jika jumlah anak tangga lebih dari dua belas anak tangga, maka harus
digunakan bordes.
c. Ukuran pijakan kaki dan tinggi setiap anak tangga harus diperhatikan
sehingga pengguna merasa nyaman.
d. Lebar anak tangga harus sesuai dengan pertimbangan berapa jumlah
orang yang akan menaiki anak tangga dalam waktu yang bersamaan.
Gambar 60
Ukuran Tangga
2. Escalator atau tangga berjalan merupakan alat transportasi antar lantai yang
menggunakan tenaga mesin. berikut adaah syarat escalator:
a. Dilengkapi dengan railing
b. Tidak ada celah antara lantai dengan anak tangga pada escalator
c. Didesain secara otomatis
73
Gambar 60
Escalator dengan Perletakan Sejajar
3. Lift Barang
Elevator/Lift merupakan alat transportasi vertikal antar lantai dalam
bangunan bertingkat. Berdasarkan fungsinya, lift dibagi menjadi 5 yaitu lift
barang, lift penumpang, lift rumah sakit, lift observasi dan lift servis. Lift
umumnya digunakan pada bangunan dengan lantai lebih dari 3. Sehingga
pada mall hanya akan disediakan lift barang karena gedung hanya memiliki
maksimal 3 lantai.
F. Sistem Pengolahan Sampah
Pengolahan sampah pada shopping mall tidak berbeda jauh dengan pengolahan
pada umumnya, yaitu
1. Pemilahan
Memilah sampah sesuai dengan kriteria yaitu sampah organik dan sampah
anorganik.
2. Pewadahan
Pewadahan dibagi menjadi 2 yaitu tempat sampah warna hijau untuk sampah
organik dan tempat sampah warna kuning untuk sampah anorganik
3. Pengangkutan
Pengangkutan menggunakan truck arm roll yang diberi sekat untuk
memisahkan sampah organik dan sampah anorganik. Penyekatan
berdasarkan volume sampah organik dan anorganik. Untuk pengangkutan
sampah hasil dari penyapuam jalan menggunakan armada truk pick up.
4. Pengolahan
Sampah dibawa ke tempat pengelolaan sampah terpadu berbasis masyarakat
untuk dipilah dan dikelola. Pemilahan sampah ini difungsikan agar sampah
74
anorganik dipilah lagi sesuai dengan karakteristik sampah masing-masing
sehingga mudah dalam mendaur ulang maupun menjual langsung ke
pengepul atau ke bank sampah.
5. Pembuangan Akhir
Sampah yang tidak dapat diolah dibuang ke TPA. (Anonim, 2003)
Gambar 61
Pondasi Foot Plate
Pondasi ini merupakan pondasi yang terbuat dari beton bertulang dan terletak
dibawah kolom dengan kedalam sampai pada tanah keras (1,5-2m). Pondasi ini
dapat dikombinasikan dengan pondasi tiang pancang dan tanpa tiang pancang.
B. Supper Structure
75
Merupakan struktur yang berfungsi untuk menyalurkan beban dari struktur atas
atau upper structure ke pondasi dan kemudian disalurkan ke tanah. Struktur ini
terdiri dari kolom, balok, plat dan juga dinding yang berfungsi sebagai struktur.
1. Kolom
Merupakan Konstruksi pada bangunan bertingkat untuk memikul beban
secara vertikal ataupun horisontal. Besaran kolom ditentukan pada
bentangan antar kolom. Bentangan yang dipakai pada perancangan yaitu 8m
sehingga ukuran kolom yang digunakan yaitu 80cm x 80cm. Pada fasilitas
penunjang, bentangnya hanya 7m sehingga ukuran kolomnya yaitu 70cm x
70cm.
2. Balok
Balok terdiri dari balok induk dan balok anak. Balok Induk merupakan
semua balok yang melintang tanpa topang pada seluruh lebar bangunan dan
pada kedua ujungnya bertumpu pada kolom. Balok induk memiliki dimensi
1/12 dari bentangan. Sednagkan perhitungan dimensi balok anak dengan
rumus 3/4 balok induk.
3. Pelat Lantai
Pelat lantai adalah lantai yang tidak terletak di atas tanah langsung,
merupakan lantai tingkat pembatas antara tingkat yang satu dengan tingkat
yang lain. Pelat lantai didukung oleh balok-balok yang bertumpu pada
kolom-kolom bangunan. Ketebalan pelat lantai ditentukan oleh:
a. Besar lendutan yang diinginkan.
b. Lebar bentangan atau jarak antara balok-balok pendukung.
c. Bahan material konstruksi dan pelat lantai.
Perencanaan dan hitungan pelat lantai dari beton bertulang harus mengikuti
persyaratan yang tercantum dalam buku SNI Beton 1991. Beberapa
persyaratan tersebut antara lain:
1. Pelat lantai harus mempunyai tebal sekurang - kurangnya 12 cm, sedang
untuk pelat atap sekurang-kurangnya 7 cm. 6
2. Harus diberi tulangan silang dengan diameter minimum 8 mm dari baja
lunak atau baja sedang.
76
3. Pada pelat lantai yang tebalnya lebih dari 25 cm harus dipasang tulangan
rangkap atas bawah.
4. Jarak tulangan pokok yang sejajar tidak kurang dari 2,5 cm dan tidak
lebih dari 20 cm atau dua kali tebal pelat, dipilih yang terkecil.
5. Semua tulangan pelat harus terbungkus lapisan beton setebal minimum
1 cm, untuk melindungi baja dari karat, korosi, atau kebakaran.
C. Upper Structure
Merupakan struktur yang terletak pada bagian atas bangunan yang terdiri dari
struktur atap. Pemilihan bentuk atap ditilik dari pemilihan pendekatan
perancangan yaitu arsitektur modern. Pada arsitektur modern, bentuk bangunan
cenderung memiliki bentuk kotak sehingga atapnya pun berbentu datar dari plat
beton.
4.2.9 Material Bangunan
Material yang digunakan dalam perancangan shopping mall berdasarkan jenis
struktur dan finishing tampilan bangunan dengan mempertimbangkan hal-hal
sebagai berikut :
a. Kemudahan dalam pemasangan dan perawatan
b. Dapat menambah keindahan dan daya Tarik bangunan
c. Dapat memberikan kenyamanan terhadap pengguna bangunan
Berdasarkan beberapa pertimbangan diatas maka material yang dapat di aplikasikan
ke perancangan shopping mall yaitu :
77
Tabel 12
Material pada Perancangan
Material Lantai
78
4. Tidak memerlukan bahan khusus untuk
pemasangannnya.
5. Mempunyai ketahanan yang tinggi dan anti
gores.
6. Memberikan kesan mewah pada rumah.
7. Dengan ukuran yang lebih besar, ruangan jadi
tampak lebih luas.
79
Plat perforated metal dapat menyerap panas
matahari hingga 77,9 persen sehingga bangunan
didalam terasa lebih sejuk. Plat ini cocok untuk
secondary skin pada bangunan yang menghadap
3. Perforated Metal barat. Plat juga berperan penting pada konsep city
walk karena dapat dibentuk polanya sesuai
keinginan. Plat ini akan digunakan sebagai penutup
dinding, baik sebagai fungsi estetik, maupun sebagai
fungsi sunshading
80
Material Plafon
81
1. Memiliki banyak ukuran,varian warna, dan
teksture.
2. Mudah dalam pengerjaan
1. Paving Block 3. Terdiri dari segmen-segmen paving sehingga
memudahkan saat perbaikan bagian-bagian yang
rusak
4. Difokuskan pada area pedestrian
82
BAB V
KONSEP PERANCANGAN
5.1.1 DEFINISI
Arsitektur modern dapat diartikan sebagai seni dan ilmu merancang serta
membuat konstruksi bangunan yang terbaru atau termutakhir. Konsep baru dan sangat
mendasar dari arsitektur modern antara lain adalah “FORM FOLLOWS FUNCTION”
yang dikembangkan oleh Louis Sullivan, dengan beberapa ciri sebagai berikut:
1. Ruang yang dirancang harus sesuai dengan fungsinya.
2. Struktur hadir secara jujur dan tidak perlu dibungkus dengan bentukan masa lampau
(tanpa ornamen).
3. Bangunan tidak harus terdiri dari bagian kepala, badan dan kaki.
4. Fungsi sejalan atau menyertai dengan wujud.
83
5.2 DESKRIPSI DAN PRINSIP-PRINSIP DASAR KONSEP CITY WALK
5.2.1 DEFINISI
City Walk merupakan pedestrian dengan sarana perbelanjaan yang lengkap, serta
dikelola oleh suatu pengembang usaha, sehingga dapat bertahan dan berkembang
(Astarie, 2004). Ada unsur yang kuat dalam city walk yaitu ruang terbuka hijau dan
pedestrian. Pedesterian berasal dari kata latin yaitu pedos, yang artinya kaki. Pejalan
kaki sebagai istilah aktif, adalah orang yang bergerak atau berpindah dari suatu tempat
titik tolak ketempat lain tanpa menggunakan alat yang bersifat mekanis (kecuali kursi
roda). Pedestrian dapat berupa trotoar, alun –alun dan sebagainya (Shivani, 1985).
Prinsip dasar yang harus ditonjolkan adalah pada bagian ruang terbukanya dan
penghubung antar gedung dan meningkatkan kenyamanan area pedestrian. Selain itu
terdapat prinsip dasar lainnya, yaitu
1. Menonjolkan citra kota, baik pada ruang terbukanya ataupun pada desain
gedungnya
2. Memperhatikan kenyamanan pedestrian terkhususnya pemasangan sun shading
sebagai buffer untuk sinar matahari
3. Menyediakan zona perdagangan di sepanjang pedestrian
4. Tidak hanya sebagai mall, namun bagian ruang terbukanya dapat menjadi wadah
masyarakat mengadakan berbagai kegiatan
5. Terletak di pusat kota
6. Desainnya menyatu dengan perkotaan
7. Terdapat penanda perbedaan antara pedestrian utama dan jalur lainnya
8. Maksimal setiap 300 m harus terdapat tempat peristirahatan bagi para pengguna
pedestrian
84
5.3 KONSEP PERANCANGAN DAN RANCANGAN SKEMATIK
Konsep perancangan berisi rangkuman kesimpulan dari analisis yang sudah dilakukan di bab 4, beserta dengan perletakan-
perletakan sarana dan prasarana dalam tapak.
85
Exterior • Taman, jalan, pedestrian, plaza Sebagai ruang
Space interaksi dan rekreasi antar pengguna.
86
Jalur Masuk • Perletakkan entrance ke tapak pada area
87
Drop off, • Drop off ditempatkan di pintu masuk utama bangunan
loading agar terlihat oleh publik dan diberikan atap untuk
melindungi pengunjung dari hujan
dock dan
parkir • Terdapat parkir mobil, motor dan bis. Untuk parkir
kendaran servis dipisahkan letaknya.
88
89
Sirkulasi Pada interior bangunan terdapat lift dan eskalator
manusia yang menghubungkan antar lantai
Terdapat selasar kaca di gedung utama untuk
menghubungkan gedung satu dan lainnya.
Akses ke rooftop gedung utama lantai 1 memakai
tangga dan ramp
Terdapat selasar di sepanjang gedung area
perbelanjaan yang mengelilingi taman
Pedestrian besar yang menuju artrium taman
Pedestrian di tiap taman dibuat lebih tinggi daripada
rerumputan
90
91
Organisasi Pada site, dikategorikan dalam tiga aktivitas utama
ruang yaitu berbelanja, rekreasi, dan mengelola. Zona yang
aktivitas terdapat yaitu publik, servis dan privat
dan zonasi
92
Spasial Dalam gedung utama menggunakan skala ruang
monumental karena perbandingan tinggi
pengunjung dan tembok yang agak besar, sehingga
menampilkan kemegahan mall.
Di eksterior terutama plaza menggunakan skala
ruang kota minimum
Di retail, cafe, dan retail menggunakan skala ruang
intim agar pengunjung dapat memperhatikan tiap
objek yang dijual dengan teliti
93
94
Bentuk Hampir semua bentuk bangunan berbentuk kotak
Bangunan kecuali bioskop yang memakai atap pelana. Bentuk
yang minimalis sebagai respon pendekatan arsitektur
modern tanpa banyak ornamen. Ornamen pun
digunakan sebagai buffer yang juga melindungi gedung
dari sinar matahari
95
Sistem Pondasi yang digunakan adalah footplat
Struktur Struktur atap yang digunakan adalah dak beton, pada
bioskop dan gudang menggunakan rangka baja wf
400
96
Material Pada gedung utama memakai buffer dengan material
perforated metal yang berbentuk kelopak bunga
flamboyan agar menguatkan aura bunga flamboyan
sebagai citra kota kupang
Pada restoran, atap selasar lantai dua menggunakan
perforated metal yang memiliki motif yang sama di
buffer gedung utama.
Pada restoran dan retail terdapat secondary skin
dengan material aluminium cladding yang berfungsi
sebagai plang toko
97
98
Daftar Pustaka
Archdaily. 2018. Mega Foodwalk/FOS. Oleh: Maria F. Gonzales.
https://www.archdaily.com/894133/mega-foodwalk-fos. Diakses pada 7 Februari 2020
Astarie, F. 2004. Penerapan City Walk pada Selokan Mataram. S1 Thesis, Yogyakarta:
Universitas Gajah Mada.
Brewminate. 2017. Engineering Rome: Trajan’s Forum. Oleh: Aaron Couch.
https://brewminate.com/engineering-rome-trajans-forum/. Diakses pada 2 Maret 2020
Ciwalk. Tanpa Tahun. Cihampelas Walk.
https://ciwalk.com/. Diakses pada 4 Februari 2020
Downtown Boulder. Tanpa Tahun. Boulder Downtown.
https://boulderdowntown.com/. Diakses pada 18 Februari 2020
Fransisca. 2014. Landasan Konseptual Perencanaan dan Perancangan Pusat Perbelanjaan
Modern di Yogyakarta Studi Tata Ruang Luar dengan Konsep Citywalk. S1 Thesis,
Yogyakarta: Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Jayatoserba. 2010. Perbedaan Supermarket, Toserba, Mall dan Pusat Perbelanjaan.
https://jayatoserba.wordpress.com/2010/12/06/perbedaan-supermarket-toserba-mall-
dan-pusat-perbelanjaan/. Diakses pada 21 Februari 2020
Jerobisonif, Aplimon dan Ariency K. A Manu. 2017. Analisis Kebutuhan Ruang Terbuka
Hijau (RTH) di Kawasan Kota Lama Kota Kupang. Kupang: Universitas Nusa
Cendana
Krisnawati, Eny. 2013. Studi Keberadaan City Walk Terhadap Fungsi Peruntukan. S2
Thesis. Surakarta: Universitas Tunas Pembangunan
Riwu Kore, Jefri. 2019. PAD Kota Kupang Tahun Ini Ditargetkan Rp 200 Miliar. Oleh
Benediktus Jahang. Media Online: Antara NTT
Pelt, Jefri. 2019. PAD Kota Kupang Tahun Ini Ditargetkan Rp 200 Miliar. Oleh Benediktus
Jahang. Media Online: Antara NTT
Permatasari, Jeannie. 2016. Perancangan Bangunan Sekolah Khusus Olahragawan dengan
Pendekatan Eko – Teknologi di Cikarang Timur. Jakarta: Universitas Trisakti
Prasetyo, V F Agung Langgeng. 2015. Landasan Konseptual Perencanaan Dan
Perancangan Pusat Olahraga Papan Luncur “Skateboarding Center” Di
Yogyakarta. S1 Thesis, Yogyakarta: Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
Sakinah, dkk. 2018. Kriteria Jalur Pedestrian di Indonesia. Bandung: Institut Teknologi
Bandung
Samsudi. 2010. Ruang Terbuka Hijau Kebutuhan Tata Ruang Perkotaan Kota
Surakarta. S1 Thesis, Surakarta: Universitas Sebelas Maret
Sinarwastu, A. K. Evan. 2016. Landasan Konseptual Perencanaan dan Perancangan Pusat
Perbelanjaan di Surabaya dengan Pendekatan Arsitektur Hijau. S1 Thesis,
Yogyakarta: Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Sriti, Mayang Sari. 2010. Sejarah Evolusi Shopping Mall, S1 thesis, Surabaya: Universitas
Kristen Petra.
Travel Portal. 2013. Agora.
http://travels.co.ua/engl/greece/athens/Monastiraki/agora/index.html. Diakses pada 9
Februari 2020.
99
Wikizero. Tanpa Tahun. Trajan. https://www.wikizero.com/en/Trajan. Diakses pada 2 Maret
2020.
Yuniati, Prastiwi A. 2008. Rencana Tata Kota dalam Rangka Mendukung Pelaksanaan
Pembangunan City Walk di Surakarta. S1 Thesis, Surakarta: Universitas Sebelas
Maret
Wijana, Ari. 2020. PAD Kota Kupang Tahun 2019 Sudah Capai 99,67%. Media Online:
NTTonlinenow
100