Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bandung adalah salah satu kota di Indonesia yang maju dan berkembang
pesat. Dari sejak dulu Bandung sudah memiliki daya tarik tersendiri. Kota
Bandung yang dikenal sebagai Kota Kembang ini memiliki panorama alam,
cuaca, tempat-tempat wisata, dan kuliner yang menarik, serta pusat perbelanjaan
yang tersebar secara luas, dan masyarakat yang ramah dan kreatif juga ikut
mendukung untuk menjadikan Kota Bandung sebagai kota wisata favorit setiap
harinya.
Wisatawan di Kota Bandung, tidak hanya datang dari Indonesia saja, tetapi
dari berbagai daerah di Indonesia bahkan banyak wisatawan asing yang
mengunjungi tempat-tempat wisata di Bandung.
Bandung termasuk kota yang padat penduduk, karena apabila sebuah kota
memiliki fasilitas yang dapat mendukung berlangsungnya kegiatan sehari-hari,
atau meiliki faslitas yang dapat memenuhi kebutuhan jasmani dan rohaninya,
maka semua orang akan memilih bertahan untuk tetap tinggal atau menghabiskan
waktunya dan menyambung hidupnya di kota tersebut.
Dari sinilah masalah-masalah kota timbul, masalah sosial, ekonomi, politik,
budaya, serta pengelolaan sumber daya yang minim, mulai dari SDA, SDM,
Sumber Daya Modal, dsb. Masalah masalah ini berkembang setiap harinya.
Mulai dari masalah mikro sampai dengan makro, masalah kecil hingga yang
besar,dan masalah yang dapat di selesaikan oleh lingkungan sekitar atau
lingkungan organisasi yang luas baik dari pemerintah maupun swasta. Masalah
tersebut diantaranya, masalah lalu lintas, sampah, kependudukan, kesenjangan
ekonomi, dan ketertiban umum.
Memang sudah semestinya masalah ini dapat terselesaikan dengan cepat dan
tepat. Untuk itu, Bandung membutuhkan solusi kreatif dan inovatif dalam
penyelesaiannya. Dan dalam penyelesaiannya Pemkot Bandung kerjasama

1
dengan pihak dalam maupun luar serta mengadakan sosialisasi dengan
masyarakat, lalu membuat komitmen , untuk mendukung demi terwujudnya
sebuah program menuju kota yang lebih baik.
Tahun 2013, Ridwan Kamil menang dalam pilkada Kota Bandung, beliau
berlatar belakang seorang arsitek berprestasi kelahiran Kota Kembang dipercaya
masyarakat untuk membawa perubahan kemajuan positif untuk Kota Bandung.
Dalam program kerjanya, Wali Kota Bandung yang akrab di sapa Kang Emil ini,
beliau menerapkan Badung Smart City sebagai solusi untuk mengatasi masalah-
masalah di Kota Bandung.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu Bandung Smart City?
2. Apa saja hasil penerapan Smart City?
3. Apa saja dampak positif dan negatif dari penerapan Smart City di Kota
Bandung?

1.3 Maksud Dan Tujuan Penelitian


Adapun maksud dan tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk
memenuhi tugas mata kuliah bahasa Indonesia, yaitu Karya Tulis Ilmiah.
Disamping itu, penulis ingin mengetahui lebih dalam mengenai Smart City yang
di terapkan di Kota Bandung.

1.4 KEGUNAAN PENILITIAN


Kegunaan dalam pembuatan karya tulis ilmiah untuk memenuhi tugas
akademik dan perluasan bidang ilmu terutama di bidang teknologi. Penganalisaan
dan penulisan karya tulis ilmiah ini bermanfaat di masa depan terutama bagi
mahasiswa/mahasiswi perencanaan wilayah kota.

2
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 LANDASAN TEORI

(Dikutip dari : Plimbi.com/news/) Perkembangan teknologi yang semakin


pintar membuat konsep smart city tak hanya diterapkan pada berbagai perangkat,
tetapi pada berbagai sistem atau tatanan. Salah satunya yang mencuat akhir-akhir
ini adalah konsep smart city. Konsep yang disebut sebagai kota pintar ini adalah
konsep yang mengetengahkan sebuah tatanan kota cerdas yang bisa berperan
dalam memudahkan masyarakat untuk mendapatkan informasi secara cepat dan
tepat.

Selain itu, konsep kota pintar ini juga memang dihadirkan sebagai jawaban untuk
pengelolaan sumber daya secara efisien. Bisa dibilang, konsep kota cerdas ini
adalah integrasi informasi secara langsung dengan masyarakat perkotaan.

INDIKATOR SMART CITY


Konsep smart city sendiri pertama kali dikemukakan oleh IBM,
perusahaan komputer ternama di Amerika. Perusahaan tersebut memperkenalkan
konsep smart city untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat perkotaan.
Untuk menyukseskan konsep kota pintar ini, IBM menelurkan enam indikator
yang harus dicapai. Keenam indikator tersebut adalah masyarakat penghuni kota,
lingkungan, prasarana, ekonomi, mobilitas, serta konsep smart living.

Dengan mengoptimalkan keenam indikator tersebut, konsep smart city bukan lagi
sebuah wacana belaka. Namun, perlu diingat, keenam indikator ini bisa lebih
difokuskan atau dimaksimalkan salah satunya. Misalnya, kota Copenhagen. Kota
yang ada di Denmark ini memfokuskan diri untuk pengoptimalan bidang
lingkungan. Karena hal ini, Copenhagen dianggap sebagai salah satu kota pintar
3
di dunia. Predikat smart city juga dimiliki oleh Seoul. Ibu Kota Korea Selatan
tersebut fokus pada pelayanan publik pada bidang teknologi informasi. Tidak
aneh jika kota ini memiliki jaringan internet tercepat di dunia.

PENERAPAN SMART CITY DI INDONESIA


Konsep smart city ini kini menjadi impian banyak kota besar di
Indonesia. Konsep ini dianggap sebagai solusi dalam mengatasi kemacetan yang
merayap, sampah yang berserakan, ataupun pemantau kondisi lingkungan di
suatu tempat. Perjalanan menuju konsep smart city ini juga sudah mulai berjalan
pelan-pelan. Dukungan aplikasi yang terus berkembang serta terciptanya
ekosistem kreatif di bidang teknologi, merupakan langkah awal yang baik
menuju kota pintar. Dalam waktu dekat, kota Bandung akan menjadi percontohan
sebagai kota pintar pertama lewat konsep Bandung Technopolis.

Untuk teknis bagaimana sebuah kota pintar bekerja, Suhono Harso Supangkat,
ahli smart city dari ITB punya pendapat. Dikutip dari Liputan6.com (1
Sepetember 2014), beliau mengungkapkan bahwa smart city akan membuat
kemacetan bisa perlahan teruraikan. Misalnya ketika kendaraan dalam keadaan
merayap, ada sensor di lampu lintas yang nantinya akan memindai keadaan
hingga membuat lampu hijau menyala lebih lama untuk jalur yang merayap.
Kondisi lain semisal ada daerah kotor, maka sensor membacanya kemudian
hadirlah alat pembersih yang membersihkan daerah kotor tersebut. Dalam hal ini,
sensor akan mendapatkan peran vital untuk menunjang sebuah konsep smart city.

Jika ada enam indikator untuk membuat kesuksesan sebuah smart city, maka hal
tersebut belum lengkap jika tidak ada elemen pendukung. Masih menurut
Suhono, smart city akan terbangun dengan dukungan lima teknologi pintar
seperti sensor pintar, komunikasi dari satu mesin ke mesin lain, komputasi awan,
media sosial dan teknologi GIS (Geographical Information System).

Kelima teknologi ini cukup penting meski Suhono mengakui komunikasi mesin
dengan mesin lain (machine to machine) merupakan hal yang masih belum bisa
diterapkan di masa sekarang. Namun, keempat unsur lain masih memungkinkan.
Setidaknya agar masyarakat bisa mendapatkan informasi dan akses lebih cepat.

4
BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 OBJEK PENELITIAN


Objek dari penelitian ini adalah Bandung Command Center yang bersangkut
paut dengan Smart City. Penulis melakukan analisa konsep Smart City dan
hubungannya terhadap tata kota serta menganalisa bagaimana masyarakat
merespon terhadap fasilitas yang telah pemerintah bangun dan sediakan untuk
mereka.

3.2 METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif,


dimana permasalahan bersifat kompleks dan penuh makna, serta menggunakan
tipe deskriptif, yaitu dengan memberikan gambaran secara spesifik mengenai
sistem kerja Bandung Command Center.

5
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 PENGENALAN BANDUNG SMART CITY


Bandung Smart City dalam bahasa Indonesia yang berarti Bandung Kota
Cerdas ini merupakan sebuah program kerja di Pemerintah Kota Bandung,
dengan artian sebuah konsep tatanan kota yang cerdas. Konsep ini diangaap
sebagai sebuah jalan alternatif untuk meyelesaikan permasalahan-permasalahan
di Kota Bandung.
Program ini merupakan program pemerintahan yang di anggap maju dan modern,
karena dalam menyelesaikan masalah-masalahnya ini menggunakan sistem-sitem
digital yang berteknologi serba canggih.
Untuk mensukseskan konsep kota pintar ini, IBM yaitu International Business
Machines Corporation sebagai pencetus konsep smart city memiliki 6 indikator
utama, diantaranya : masyarakat penghuni kota, lingkungan, prasarana, ekonomi,
mobilitas, serta konsep smart living, yang perlu bahkan harus di optimalkan.

6
4.2 HASIL PENERAPAN SMART CITY DI KOTA BANDUNG
Dalam pelaksanaan atau penerapan konsep smart city Ridwan Kamil dan
jajarannya memiliki beberapa prioritas dalam perwujudan konsep smart city ini,
diantaranya :

Pemerin-
tahan
Bisnis/Perda-
Pendidikan
gangan

Ekonomi
Transportasi
Pembayaran

Bandung Smart
City

Komunitas
Kesehatan
Sosial

Lingkungan Sumber Daya

Keamanan
Gambar 4.2.1 : Smart City Graphic
Cycle
Sumber : Bandung Smart City PDF

Grafik tersebut menerangkan bahwa untuk mewujudkan kota yang cerdas


perlu juga memperhatikan pola pemerintahan, pendidikan, transportasi,
kesehatan, sumber daya, keamanan, lingkungan, komunitas social, ekonomi,
dan atau bisnis perdagangan.

Bagaimana cara mengawasi dan mengendalikan semua itu sekaligus?

Dikutip dari kaskus.co.id/ 19 Januari 2015, Ridwan Kamil membangun


Bandung Command Center yang selesai pada awal Januari kemarin.

7
Bandung Command Center ini terdapat di sebuah ruang yang banyak terdapat
aplikasi yang bisa memonitor keadaan Bandung secara online. Di dalamnya
ada data cuaca, peta, video, lokasi, video analisis, dsb. Contoh spesifikasinya
adalah penggunaan CCTV di jalan-jalan yang ada di Bandung. Sekarang di
zaman serba canggih ini, Bandung sebagai Kota Pintar bahwa pengawasan
tidak melulu hanya dilakukan secara manual saja, tetapi bisa memonitoring
Kota Bandung melalui sistem tersebut.

Fungsi utama dari Bandung Command Center itu sendiri adalah untuk
menyempurnakan pelayanan publik keluar, dan mempermudah pelayanan
kedalam dalam memanajemen pengambilan keputusan cepat.

Manfaat dari Bandung Command Center ini adalah, dari mengurus KTP,
mengecek perizinan, memonitor kemacetan, hingga banjir, bisa dilakukan
pengawasan dan penyebaran informasi secara realtime.

(Berdasarkan Berita Tempo 2015) : Terdapat 2 aplikasi andalan Ridwan


Kamil di dalam Bandung Command Center , yakni Media Social Mapping
dan Panic Button. Media Social Mapping ini bisa mengatract percakapan
warga. Dihitung per wilayah per isu masalah. Setelah keluhan warga
terpetakan, Kang Emil terjun ke lapangan langsung. Panic Button ini bisa di
unduh dan di install di smartphone, dengan registrasi data diri yang akurat.
Setelah itu, pemohon bantuan harus memencet 3 kali tombol panic di layar
smartphone. Pemohon bantuan akan langsung terlacak di Bandung Command
Center. Petugas kepolisian yang menerima aduan, langsung menghubungi
petugas lapangan terdekat, dan menindak lanjuti.

8
 Beberapa fasilitas penunjang untuk warga Bandung yang disediakan
oleh Pemerintah Kota Bandung, diantaranya :
1) 10.000 titik koneksi wifi yang bisa di akses secara gratis oleh
warga Bandung,
2) 300 aplikasi tentang Kota Bandung yang tersedia di Apple Store
atau Play Store,
3) pemerintahan yang terbuka bagi masyarakat dan online 24 jam di
social media,
4) pendaftaran sekolah secara online,
5) pelayanan kesehatan (ePuskesmas servis),
6) Bandung Digital Public Place (Taman Film),
7) Smart Parking System,
8) ruang terbuka hijau seperti taman-taman yang tersebar sangat
banyak di Kota Bandung,
9) dan lain sebagainya.

Itu semua merupakan beberapa bagian terapan dari Smart City di Kota
Bandung.

9
4.3 POSITIF DAN NEGATIF DI TERAPKANNYA SMART CITY DI
KOTA BANDUNG

A. Positif
1. Dengan didukungnya fasilitas canggih penataan kota menjadi
mudah,dan lebih akurat dibandingkan secara manual.
2. Komunikasi dengan pemerintah mudah apabila ada masalah atau
ingin mengeluhkan masalah kota, karena sekarang sudah banyak akun
dari pejabat pemerintah di media social, apalagi Ridwan Kamil selalu
mendengarkan keluhan warganya melalui twitter, instagram, maupun
email. Semuanya itu terekam di Bandung Command Center dan itu
semua di tinjak lanjuti oleh Ridwan Kamil.
3. Pemantauan ketidak teraturan lalu lintas, kejahatan atau kecelakaan
jalan raya terekam secara detail di Bandung Command Cente, dan
dapat ditindak lanjuti langsung kelapangan disertai bukti yang akurat.
4. Menjadikan kota lebih modern dan canggih atau tidak jadul.

10
B. Negatif
1. Penerapan teknologi dan fasilitas di Bandung Smart City ini masih
ada masyarakat yang belum mengerti bahkan belum sadar, tangan-
tangan jahil mereka masih tidak dapat memanfaatkan fasilitas tersebut
dengan baik.
2. Perlu sosialisasi dengan masyarakat mengenai apa itu kota cerdas, dan
bagaimana kita memanfaatkannya dengan baik, tanpa merusaknya,
agar tidak ada pihak yang dirugikan.

BAB V

PENUTUP

5.1 SIMPULAN

Pada dasarnya ide utama untuk menciptakan smart city tidak hanya terbatas pada
tingkat penggunaan teknologi informasi dan telekomunikasi saja tetapi bagaimana
sebenarnya sumber daya manusia yang dapat mengkoordinasikan seluruh elemen-
elemen dari smart city untuk menciptakan mobilitas dan lingkungan yang pintar
bersama-sama dalam satu kota. Sehingga berawal dari warga yang pintar maka akan
menciptakan kota yang pintar.

11
Smart city sebenarnya perlu diterapkan di berbagai kota di dunia karena sangat
efektif dan efisien dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan
menciptakan kemakmuran warganya. Dalam penerapannya pun smart city ini akan
menggunakan sumber daya yang lebih efektif dan berdampak buruk lebih sedikit
terhadap lingkungan sehingga sangat menjaga lingkungan.
Sebenarnya bapak Ridwan Kamil selaku walikota Bandung sudah menerapkan
Smart City secara bertahap dari mulai penerapan denda untuk warga Bandung yang
buang sampah sembarangan dan tilang bagi parkir liar. Dalam pengemasan
pemberitahuan himbauan ini pun, dikemas dengan super efektif, efisien dan modern.
Contohnya saja, jika himbauan ini diberitahukan lewat media sosial dimana pada
zaman modern ini, semua orang menggunakan gadget. Sehingga sangat efektif dalam
penyampaian begitupun respon dari warga itu sendiri.
Maka dari itu jika ingin mendapatkan dan merasakan langsung efek dari
Bandung Smart City, bagi pemerintahnya, mari saling dukung dengan warganya. Jika
warganya ingin mentaati peraturan, maka pemerintahannya pun harus menerapkan
peraturan yang efektif dan efisien sehingga mudah diterima dan berdampak positif
kepada warganya.

Dan untuk warganya, Mari sebagai warga Bandung yang taat peraturan, mulailah
dari kesadaran sendiri, karena hal itulah yang paling penting. Dan jika seluruh warga
bandung memikirkan hal yang sama, pastilah Bandung Smart City akan terlaksana
dengan tepat sasaran.

5.2 SARAN

Bila melihat uraian tersebut, konsep smart city memang merupakan satu hal
yang menarik. Sebuah kota dengan dukungan teknologi pintar dalam menunjang
aktivitas sehari-hari tentu akan semakin memudahkan manusia. Hanya saja,
konsep smart city ini tampaknya masih harus didukung dengan pola pikir
manusia modern di Indonesia.

Kesadaran akan lingkungan, pemanfaatan teknologi yang maksimal, serta


kesadaran pentingnya pola hidup “cerdas” adalah hal-hal yang perlu diperhatikan
12
juga. Tidak lucu bukan, jika sebuah kota mendapat predikat smart city, namun
masih membuang sampah sembarangan, merusak atau mengambil fasilitas, serta
hal-hal lainnya yang sifatnya negatif. Terlepas dari itu, smart city tampaknya
bukanlah angan-angan belaka. Apalagi jika smart city ini didukung dengan cara
berpikir dan bersikap yang cerdas.

(Dikutip dari Mega Smart City:2014 (Majalah Internet)) : Agar program ini
berlangsung secara lancar, maka pemerintah, sebaiknya :

1. Memberikan fasilitas transportasi umum yang lebih efektif dan efisien


2. Memberikan dan menambah fasilitas umum
3. Mempromosikan Peraturan kota Bandung dengan penuh inovasi
4. Penanaman 1000 Pohon (bersama masyarakat)
5. Penghematan energy (bersama masyarakat)
6. Penggunaan dan pengelolaan sumber daya (bersama masyarakat)
7. Peningkatan Sumber daya manusia (bersama masyarakat)

13

Anda mungkin juga menyukai