Anda di halaman 1dari 4

Memo #2: Perumusan Masalah (Ummu Kultsum Muhammad/16 Februari 2023)

EVALUASI IMPLEMENTASI SMART MOBILITY DI KOTA BANDUNG

Latar Belakang : Kota Bandung merupakan ibukota Provinsi Jawa Barat dengan jumlah penduduk
sebanyak 2.452.943 jiwa . Pertumbuhan jumlah penduduk ini tentu akan berdampak pada peningkatan pergerakan
i

arus manusia dan menimbulkan kemacetan. Kota Bandung merupakan salah satu kota besar di Indonesia yang tidak
luput dari masalah kemacetan. Salah satu penyebab kemacetan adalah jumlah kendaraan bermotor pribadi yang
terus bertambah tetapi tidak sebanding dengan peningkatan panjang dan infrastruktur jalan ii. Untuk mengatasi
berbagai masalah perkotaan, saat ini marak dikembangkan konsep smart city. Smart city dipahami sebagai konsep
perencanaan kota secara holistik, dengan cakupan pembangunan yang luas dan terkait dengan perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi, yang bertujuan untuk menciptakan pertumbuhan kota yang dinamis, progresif dan
modern untuk meningkatkan produktivitas daerah dan daya saing ekonomi iii. Pada tahun 2017, terdapat “Gerakan
Menuju 100 Smart City” yang merupakan program untuk mendorong pemaksimalan pemanfaatan Smart City di
Indonesia dan Kota Bandung salah satu dari 24 kota yang mengikuti tahap awal program ini. Dalam rencana induk
smart city Kota Bandung tahun 2018-2023 terdapat enam dimensi diantaranya smart governance, smart branding,
smart economy, smart living, smart society, dan smart environment. Perencanaan mengenai moda transportasi
masuk kedalam dimensi smart living. Beberapa program smart living Kota Bandung adalah pengadaan BRT, LRT,
cable car, kereta cepat Jakarta-Bandung, dan ITS(Intelligent Transportation System) CCTV berbasi ATCS (Area
Traffic Control). Beberapa program ini dibuat untuk mengatasi masalah kemacetan di Kota Bandung dan memenuhi
kebutuhan masyarakat akan transportasi publik. Akan tetapi, kemacetan di Kota Bandung masih terjadi dimana-mana
dan transportasi umum yang disediakan pemerintah saat ini masih belum menjadi moda transportasi utama yang
digunakan masyarakat. BRT yang saat ini beroperasi belum menjangkau banyak daerah, sedangkan angkot dianggap
kurang nyaman dan aman serta seringkali dianggap tidak tepat waktu karena seringkali menunggu penumpang pada
satu titik dalam waktu yang lama. Selain masalah kemacetan, jumlah angka kecelakaan lalu lintas di Kota Bandung
juga meningkat dari tahun 2021 sebanyak 414 kejadian menjadi 532 kejadian pada tahun 2022 iv. Smart living
diharapkan menjadi solusi yang efektif dalam mendukung kelayakan hidup masyarakat yang dinilai dari kelayakan
pola hidup, kualitas kesehatan dan moda transportasi untuk mendukung mobilitas orang dan barang. Permasalahan-
permasalahan yang terjadi di Kota Bandung menunjukkan perlunya dilakukan evaluasi terhadap implementasi smart
mobility di Kota Bandung dan mencari arahan solusi untuk masalah saat ini.

Rumusan Masalah : Kota Bandung sebagai ibukota Provinsi Jawa Barat tentu menjadi pusat aktivitas dari
zona eksternal untuk memenuhi kebutuhan. Dalam mengatasi berbagai permasalahan transportasi di Kota Bandung,
pemerintah membuat perencanaan dengan konsep smart mobility. Namun pemanfaatan transportasi yang disediakan
belum optimal karena berbagai masalah dan masih banyak masalah sarana dan prasarana yang perlu dibenahi.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka dirumuskan beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut:

- Bagaimana sentimen masyarakat terhadap transportasi publik yang tersedia saat ini di Kota Bandung?
- Bagaimana implementasi smart mobility di Kota Bandung?
- Bagaimana arahan yang dapat diterapkan untuk mengoptimalkan smart mobility di Kota Bandung?

Tujuan Penelitian : Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana implementasi program-program
smart mobility di Kota Bandung dan mencari tahu apa yang menjadi hambatan dari pengaplikasian program yang
telah ada. Selain itu, penelitian ini juga dilakukan untuk mencari arahan mengenai smart mobility yang lebih optimal.

Strategi Pencarian Pustaka : Untuk mencari literatur yang tepat maka pertama-tama dilakukan identifikasi kata
kunci yang berkaitan dengan topik pembahasan. Dari pertanyaan penelitian, dicari kata kunci yang relevan dan
digunakan untuk mencari literatur baik di perpustakaan maupun portal online. Kemudian dari hasil pencarian,
Memo #2: Perumusan Masalah (Ummu Kultsum Muhammad/16 Februari 2023)

melakukan skimming terhadap 50 literatur pertama yang muncul dengan membaca judul – abstrak – baris pertama
pada pendahuluan lalu kesimpulan, jika dirasa literatur ini tepat lalu dilanjutkan dengan membaca dasar teori hingga
kepada metodologi dan data. Setelah mengumpulkan literatur, dilakukan scanning untuk memilih literatur yang telah
dikumpulkan, selanjutnya content selection, lalu data organization dengan mapping.

Keterbatasan : Literatur penelitian mengenaik smart mobility yang menjadi fokus dalam penelitian
saya sangat banyak tersedia, hanya saja literatur ini banyak yang menggunakan penelitian secara kualitatif atau
hanya dengan membandingkan antara satu literatur dengan literatur yang lainnya. Untuk membangun kerangka
konsep penelitian saya ini sangat memadai, hanya saja untuk alternatif metode penelitian secara kuantitatif masih
minim saya temukan.
Memo #2: Perumusan Masalah (Ummu Kultsum Muhammad/16 Februari 2023)

Works Cited

Agni, S. N., Djomiy, M. I., Fernando, R., & Apriono, C. (2021). Evaluasi Penerapan Smart Mobility di Jakarta

( Evaluation of Smart Mobility Implementation in Jakarta ). 10(3), 214–220.

BPS. (2022). Kota Bandung dalam Angka 2022. Bandung, Indonesia: BPS.

Hasibuan, A., & Sulaiman, O. K. (2019). Smart City , Konsep Kota Cerdas Sebagai Alternatif Penyelesaian Masalah
Perkotaan Kabupaten / Kota ,. 14(2).
i
BPS Kota Bandung (2022)
ii
Agni, dkk (2021)
iii
Hasibuan & Sulaiman (2019)
iv
Polrestabes Kota Bandung (2022)

Anda mungkin juga menyukai