Anda di halaman 1dari 38

Bogor Menuju 

“Smart City”

Sebuah esai yang terinspirasi dari Surat Cinta untuk Bima

Arya.

Abstrak

Bogor adalah salah satu kota yang memiliki letak

strategis. Letaknya yang dekat dengan Ibukota Negara,

maupun Ibukota Provinsi telah menjadikannya sebagai

salah satu kota metropolitan. Tidak hanya itu, letaknya

yang menjadi sasaran arus beberapa kota besar di Jawa

Barat, menjadikan Bogor sebagai kota yang strategis pula

dalam perkembangan dan pertumbuhan berbagai aspek

yang mampu menunjang kegiatan kota. Semenjak tahun


2014, Kota Bogor sudah mencanangkan dirinya sebagai

salah satu kota yang akan maju sebagai Smart City di

Indonesia. Kota Bogor juga telah memiliki beberapa

program yang sejalan dengan konsep Smart City. Dalam

mencapai tujuannya sebagai Smart City, Kota Bogor telah

memutuskan tiga konsen utama yang akan dijalankan

secara kontinu, yaitu sistem transportasi dan

pemperbaikan lingkungan yang terintegrasi dalam aspek

Smart Living and Environment, serta sistem pelayanan

pendidikan dan kesehatan yang terintegrasi dalam aspek

Smart People dan Smart Governance. Dalam proses

menuju Smart City, terdapat beberapa gagasan dan ide

yang telah di data dari hasil penyebaran kuesioner


kepada masyarakat Kota Bogor, yaitu : pembuatan Public

Library (di kawasan Mall Muria — Stasiun Bogor)

sebagai akses pemuda untuk belajar, program Studi

Banding antar pelajar Kota Bogor, pelaksanaan Studi

Psikogeografi (studi tentang efek dari lingkungan kota

untuk mengubah perilaku warga kotanya agar

meningkatkan kualitas hidup kota),program “Pembelian

Sampah dan Penukaran Sampah” — konsep Garbage is

not Garbage ( masyarakat dapat menukarkan sampah

dengan uang dan sembako), serta pembuatan

“Waterscape Kota”, (sebuah sistem yang terdiri dari

kolam atau atap hijau yang sengaja dibuat untuk


menampung air hujan dan dijadikan sebagai pembangkit

tenaga listrik).

Kata kunci: Kota Bogor, Smart City, Smart People, Smart

Living and Environment, Smart Governance

PENDAHULUAN

Secara geografis Kota Bogor terletak di antara 106o 48’

BT dan 6o 26’ LS, kedudukan geografis Kota Bogor di

tengah-tengah wilayah Kabupaten Bogor serta lokasinya

sangat dekat dengan Ibukota Negara, merupakan potensi

yang strategis bagi perkembangan dan pertumbuhan

ekonomi dan jasa, pusat kegiatan nasional untuk industri,

perdagangan, transportasi, komunikasi, dan pariwisata.


Sebagai kota yang dekat dengan Ibu Kota Negara dan

menjadi sasaran arus perpindahan penduduk kawasan

Jakarta, Tangerang, Bekasi, dan Depok, Kota Bogor juga

dinilai potensial membangun sistem Smart City. Sejak

Oktober 2014, Walikota Bogor bersama dengan Bappeda

Kota Bogor, Kominfo Kota Bogor dan Ketua Tim Peneliti

Smart City dari Institut Teknologi Bandung telah

melaksanakan diskusi awal tentang platform

pengembangan Smart City di Kota Bogor. Bogor sebagai

Smart City tengah menjadi perbincangan utama dalam

pemerintahan Kota Bogor.

_______________
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota

Bogor 2014.Kota Bogor Dalam Angka 2013. h. 3.

Smart City adalah sebuah konsep kota cerdas yang

membantu masyarakatnya untuk mengelola sumber daya

yang ada dengan efisien untuk memberikan informasi

yang tepat kepada masyarakat. Kota Bogor yang memiliki

sumber daya manusia dan alam yang melimpah terus

berupaya dalam pencapaiannya menuju salah satu “Smart

City” di Indonesia. Sistem transportasi, sistem pelayanan

pendidikan dan kesehatan, serta perbaikan lingkungan

menjadi konsen utama dalam pembangunan Smart

City Kota Bogor juga telah melaksanakan kegiatan yang

diantara nya adalah beberapa aspek dalam konsep Smart


City. Pada tahun 2015, Kota Bogor telah memiliki Ruang

Terbuka Hijau sebesar 14 persen. Kota Bogor juga

memiliki 27 taman kota yang telah berfungsi dengan baik.

Program edukasi “Bogor Education Fair” khususnya

untuk para pelajar di Kota Bogor telah dijalankan selama

dua tahun terakhir. Trans-Pakuan, bus kota yang bahan

bakarnya bersumber dari energi alternatif telah

beroprasional secara kontinu dari tahun 2007 dan

merupakan salah satu transportasi jangka panjang serta

ramah lingkungan. Sistem website Kota Bogor juga sudah

terintegrasi menjadi satu (all in one) dengan semua

informasi yang sudah disediakan melalui website tersebut.

Terlebih, sejak tahun 2015, Kota Bogor telah memiliki


ruang kontrol Smart City yang diberi nama “Green

Room”.

Kegiatan dan program yang disebutkan telah mampu

menjadi indikator untuk menjadikan Kota Bogor sebagai

salah satu Smart City di Indonesia. Meskipun dalam

prosesnya mengubah perilaku masyarakat ‘konvensional’

menjadi masyarakat melek teknologi adalah sesuatu yang

menjadi tantangan, akan tetapi Pemerintah Kota Bogor,

masyarakat dan segala perangkat yang ada di dalamnya

memiliki peran penting dalam keberlangsungan Kota

Bogor untuk mendapatkan pencapaian tersebut, karena

Kota Bogor dengan segala potensi yang dimilikinya

sangat layak dicanangkan menjadi salah satu “Smart


City” di Indonesia. Essay ini memuat beberapa fakta dan

geliat Kota Bogor untuk mencapai Smart City. Pada

bagian awal, dijelaskan mengenai pengertian Smart

City, aspek — aspek yang terlibat di dalamnya. Dijelaskan

pula tiga aspek penting yang menjadi konsen utama Kota

bogor dalam mencapai Smart City ; smart governance,

smart people, serta smart living and environment. Pada

setiap sub isi juga terdapat beberapa ide dan gagasan

sebuah program untuk menunjang dan mendukung

program kota bogor menuju Smart City.

BOGOR DALAM ASPEK SMART GOVERNONCE

Dalam sejarahnya, Smart City adalah suatu konsep yang

dicetuskan oleh Institut Teknologi Bandung. Secara


harafiah, Smart City dapat diartikan sebagai masyarakat

yang siap dalam menghadapi perkembangan zaman, baik

secara teknologi, budaya, ekonomi, serta berbagai macam

komponen-komponen yang harus dimiliki oleh manusia

itu sendiri agar kemampuan yang dimiliki dapat berguna

bagi masyarakat dan kota. Maka dari itu, Smart

City terfokuskan kepada bagaimana masyarakat mampu

untuk menjadi sumber daya manusia yang paham akan

teknologi dan perkembangan zaman. Smart

City merupakan suatu jawaban atas permasalahan —

permasalahan yang terjadi pada kota — kota di

Indonesia. Smart City memiliki beberapa spesifikasi atau

aspek diantaranya : Smart Living merupakan aspek yang


harus diperoleh masyarakat dengan adanya beberapa

indikator berikut dalam sebuah kota, yaitu kesehatan,

perumahan, aksesibiltas, persampahan, energi,

keanekaragaman hayati, air, teknologi, dan

transportasi. Smart People, merupakan konsep pemenuhan

kualitas sumber daya manusia baik secara edukasi maupun

secara sosial. Smart Environment, merupakan salah satu

aspek Smart City yang membahas kemajuan teknologi

serta penggunaannya untuk melindungi dan memelihara

lingkungan kota baik keamanan maupun alam. Smart

Mobility, pengelolaan infrastruktur kota yang

dikembangkan di masa depan merupakan sebuah sistem

pengelolaan terpadu untuk menjamin keberpihakan pada


kepentingan publik. Smart Economy, merupakan aspek

yang mengacu pada industri yang smart yaitu dengan

memanfaatkan perkembangan teknologi informasi dan

komunikasi dalam proses produksi dan distribusi barang

dan jasa. Smart Governance, merupakan aspek terakhir

dalam terbentuknya konsep Smart City. Smart

Governance merupakan aspek di mana paradigma, sistem

dan proses penyelenggaraan pemerintahan dan

pembangunan yang mengindahkan prinsip-prinsip

supremasi hukum.

Smart Government merupakan salah satu elemen dasar

yang harus dipenuhi untuk mewujudkan Smart City.

Pemerintah Kota Bogor sudah menerapkan aspek Smart


Governance dengan baik. Dengan

mengakses http://kotabogor.go.id/ masyarakat mampu

mendapatkan segala informasi yang dibutuhkan. Informasi

berita kota bogor, transparansi anggaran daerah, profil

wilayah kota bogor, aspirasi warga kota bogor, hingga

pelayanan kota bogor. Dalam setiap menu yang tersedia,

terdapat percabangan informasi lagi, seperti pelayanan

kota bogor yang di dalamnya terdapat informasi tentang

kependudukan dan pencatatan sipil (pembuatan akta

kelahiran, kartu keluarga, kartu tanda penduduk), segala

jenis perizinan, mulai dari pajak, retribusi daerah hingga

ketenagakerjaan. Semua informasi mengenai persyaratan,

alur dan prosesnya juga disediakan dalam web tersebut.


Tidak hanya itu, sistem pengaduan masyarakat, pelacak

lokasi kota bogor, bahkan hingga informasi kota mengenai

hotel, akomodasi, agenda kota bogor, maupun kuliner juga

tersedia.

Berbicara tentang kuliner, Jalan Suryakencana yang

berlokasi dekat dengan Kebun Raya Bogor merupakan

salah satu pusat kuliner dan pusat cinderamata Kota

Bogor. Lokasi tersebut bisa diberdayakan dengan konsep

pedestrian mall seperti yang telah diterapkan di La rambla

Barcelona. Berdasarkan penelitian beberapa ahli

perencanaan dan arsitektur perkotaan pada beberapa kota-

kota besar di Eropa, pedestrian mall dapat meningkatkan

jumlah pengunjung suatu kawasan sampai 50% dan


pedestrian mall juga dapat meningkatkan pendapatan para

pedagang eceran dan toko-toko sebesar 25 sampai dengan

40%. Hal ini juga dapat meningkatkan semangat

berwirausaha masyarakat kota bogor. Secara keseluruhan,

Smart Government harus mampu mempertahankan dan

meningkatkan kemudahan akses all‐in‐one. Tidak ada lagi

kebingungan, antre panjang di berbagai instansi

pemerintahan, dan mengisi formulir kertas berlembar‐

lembar.

BOGOR DALAM ASPEK SMART PEOPLE

Smart people, salah satu aspek yang dimiliki Kota Bogor

untuk menuju Smart City dimana penduduk kota dapat

dikatakan smart, tidak hanya mengacu pada kualifikasi


edukasi seseorang tapi juga kualitas interaksi sosial yang

terbentuk. Sumber daya yang berkualitas tentunya akan

menentukan kualitas sebuah kota. Berbicara mengenai hal

tersebut, sumber daya manusia yang ada di Kota Bogor

memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi “smart

people”. Berdasarkan hasil survey angkatan kerja

nasional, jumlah penduduk Kota Bogor pada usia kerja

(15 tahun ke atas) di tahun 2013 terdapat sebanyak

749.031 orang. Dengan kata lain, Kota Bogor memiliki

penduduk dengan usia produktif yang banyak. Selain itu,

penduduk yang bekerja di Kota Bogor menurut

pendidikan terdapat sebanyak 58.534 orang berpendidikan

Sekolah Dasar, sebanyak 77.465berpendidikan SLTP,


sebanyak 152.882 orang berpendidikan SLTA dan

sebanyak77.933 orang berpendidikan akademi dan

universitas.

Pendidikan menjadi salah satu dasar penting untuk

membentuk pemuda yang berkualitas. Melihat statistik

diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa sebagian besar

masyarakat Kota Bogor telah sadar akan pendidikan.

Kegiatan edukasi tengah digencarkan oleh Kota Bogor

dengan salah satu kegiatan yaitu “Bogor Education Fair”

yang sudah berjalan selama dua tahun terakhir ini. Bogor

Education Fair adalah sebuah kegiatan yang dilaksanakan

untuk memfasilitasi siswa SMA/SMK untuk mendapatkan

informasi lebih mengenai universitas yang ada di dalam


negeri maupun diluar negeri. Kurang lebih ada 35 stand

yang terisi dari 50 stand yang disediakan. Bogor menuju

Smart City tentunya tidak hanya dibuktikan dengan

indikator diatas. Fasilitas yang berkaitan dengan

pendidikan di Kota Bogor juga harus memadai.

Pemerintah Kota Bogor bisa berkaca dari public place

“Freedom Library”yang ada dikawasan Menteng —

Jakarta. Sebuah lahan kosong di Jalan Mayor Oking Kota

Bogor, tepatnya di Sebelah Stasiun Bogor yang

sebelumnya menjadi Plaza Muria bisa dimanfaatkan

sebagai pusat “Taman Baca Kota Bogor” sebuah public

place dengan fasilitas yang berbasis IT ; “smart card”

untuk pengunjung tetap, dan dengan konsep eco green di


didalamnya ; penataan yang baik namun tidak melupakan

kebermanfaatan lingkungan hidup seperti di halaman

“Taman Baca Kota Bogor” dapat dibuat sebuah kebun

kecil dengan tumbuhan hijau di dalamnya.

Psikogeografi, adalah studi tentang efek dari lingkungan

kota untuk mengubah perilaku warga kotanya agar

meningkatkan kualitas hidup kota. Psikogeografi tidak

jauh berbeda dengan pelajaran Pendidikan Lingkungan

Hidup, sistem ini dapat diterapkan pada semua golongan

masyarakat di Kota Bogor. Masyarakat dewasa dapat

dilakukan dengan penyuluhan sedangkan masyarakat

muda dapat diterapkan sebagai pembelajaran di sekolah.

Sistem ini juga melihat bagaimana sebuah kota


mempengaruhi karakter warga kotanya dan tidak langsung

masyarakat akan tersadarkan sendiri betapa pentingnya

untuk meningkatkan kualitas hidup kotanya.

Tidak sampai disitu, pendidikan formal harus ditunjang

dengan pendidikan non formal maupun pendidikan soft

skill untuk menciptkan pemuda yang berkualitas guna

menghadapi masyarakat MEA nantinya. Maka hal tersebut

menjadi suatu alasan tersendiri mengapa berorganisasi

serta bersosialisasi menjadi begitu penting. Melihat hal ini

akan lebih baik pula jikapara pelajar Kota Bogor

melakukan suatu gerakan atau kegiatan seperti Studi

Banding antar SMP/SMA di Kota Bogor,dimana kegiatan

tersebut akan diwadahi oleh Dinas Pendidikan Kota


Bogor. Jika memungkinkan pula beberapa perwakilan

pelajar dari seluruh Kota Bogor melakukan kegiatan Studi

Banding ke sekolah di luar kota yang memiliki aspek

positif yang bisa diterapkan di sekolah di Kota Bogor.

Bukan dalam konteks sekedar bersenang — senang,

namun kegiatan ini bisa dijadikan salah satu kelengkapan

kurikulum yang wajib dilakukan oleh sekolah di Kota

Bogor. Dengan dilaksanakannya kegiatan ini diharapkan

pelajar mampu terbuka cakrawala ilmunya, wawasannya,

dan mampu memahami bahwa ilmu tidak hanya didapat

dari sekedar membaca buku, bukan hanya yang tersedia di

dalam kelas, bukan hanya didapat dengan metode

menjawab pertanyaan dengan sempurna, tetapi mencari


ilmu bisa dilakukan dengan banyak metode; melalui

proses sosialisi, pengalaman dalam mencari teman, dan

melihat secara langsung serta mengaplikasikan ilmu yang

telah didapat.Aspek “Smart People” sudah cukup

memadai sebagai indikator menuju Bogor sebagai “Smart

City”, namun perlunya perbaikan fasilitas, penambahan

program berbasis peningkatan kualitas sumber daya

manusia rupanya perlu ditingkatkan.

BOGOR DALAM ASPEK SMART LIVING DAN

SMART ENVIRONMENT

Smart Living and Environment, merupakan aspek lainnya

dalam menciptakan Bogor sebagai Smart City. Melalui

Smart Living and Environment, rasa nyaman dapat


diperoleh masyarakat dengan beberapa indikator sebagai

berikut : kesehatan, perumahan, aksesibiltas,

persampahan, energi, keanekaragaman hayati, air,

teknologi, dan transportasi yang penggunaannya untuk

melindungi dan memelihara lingkungan kota baik

keamanan maupun alam. Sejak tahun 2015, Bogor telah

memilik 14% Ruang terbuka Hijau. Sebagai Kota

Metropolitan yang memiliki luas wilayah sekitar 11.850

hektar, jumlah ruang terbuka hijau publik sebesar 14

persen merupakan pencapaian terbaik, dari 20% yang

diamanatkan menurut UU Nomor 26 Tahun 2006 tentang

penataan ruang, karena belum banyak kota-kota besar di

Jawa Barat maupun di Indonesia yang mampu memenuhi


sebesar 10 persen.Tidak hanya berfungsi sebagai sarana

cadangan oksigen diperkotaan, beberapa ruang terbuka

hijau dikota bogor seperti taman ekspresi, taman

peranginan, taman kencana hingga taman cora — coret

dapat digunakan sebagai sarana rekreasi, sarana

peningkatan ekonomi masyarakat kota bogor, dan sarana

aktivitas sosial bagi anak anak remaja maupun dewasa dan

manula. Menurut Kepala Bidang Pertamanan Dinas

Kebersihan dan Pertamanan Kota Bogor, pembangunan

taman di Kota Bogor mulai diperbanyak sejak tahun 2011.

Sampai akhir 2014 sudah ada 27 taman aktif yang

dibangun baik ukuran kecil maupun besar. Saat ini, Kota

Bogor juga tengah menggalakkan program “Bogor Sejura


Taman”.Kondisi ini telah menjadi indikator bahwa Kota

Bogor sudah layak untuk menuju Smart City, bahkan

menuju Green City.

Berbicara tentang transportasi jangka panjang dan

penanggulangan limbah, Kota Bogor juga sudah

menerapkan program tersebut secara kontinu, yaitu limbah

minyak jelantah yang dijadikan biodiesel sebagai bahan

bakar TransPakuan. TransPakuan adalah Bus rapid transit

di Kota Bogor yang Dikelola oleh PDJT dan diresmikan

pada tanggal 3 Juni2007 dengan rute awal Bubulak-

Br.siang, terdapat sekitar 16 halte di jalur itu juga telah

beroperasi. Transpakuan lahir akibat latar belakang

perlunya kampanye kesehatan pengurangan penggunaan


minyak jelantah, dilakukannya program yang

berkontribusi pada perbaikan lingkungan, dan fakta bahwa

pengolahan limbah minyak jelantah menjadi biodiesel

dapat dilakukan dengan proses yang sangat sederhana,

bahkan dalam skala rumah tangga, maka Pemerintah Kota

Bogor meluncurkan inisiatif pemanfaatan limbah minyak

jelantah menjadi biodiesel. Sejak Tahun 2007 Kota Bogor

sudah menjadi anggota dari international Council for

Local Environment (ICLEI), yaitu asosiasi dari kurang

lebih 600 kota sedunia yang berkomitmen untuk

melestarikan lingkungan hidup dengan mengendalikan

pemanasan global, melalui Program Penurunan Emisi Gas

Rumah Kaca, yang salah satunya berasal dari emisi


kendaraan bermotor. Bertitik tolak dari hal tersebut, sejak

tahun 2007 pula Pemerintah Kota Bogor melaksanakan

kegiatan pengolahan limbah minyak jelantah menjadi

bahan bakar (biodiesel), dimana biodiesel yang dihasilkan

dimanfaatkan sebagai campuran bahan bakar alat

transportasi ramah lingkungan (bus Trans Pakuan). Dinas

yang pertama kali mengusulkan inisiatif tersebut adalah

Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kota Bogor.

Bukan hanya mengurangi limbah, program transpakuan

ini juga digunakan sebagai salah satu tranportasi sehat

jangka panjang karena pemakaian bahan bakarnya dari

sumber alternatif.

Lingkungan hidup juga sudah menjadi isu global saat ini.


Banyaknya limbah menjadi hal yang sangat

memprihatinkan. Faktanya pun sudah terlihat, sampah di

Indonesia mengalami peningkatan volume dalam tiga

tahun terakhir ini. Pemerintah Kota Bogor saat ini tengah

mengoptimalkan pengolahan sampah berbasis masyarakat

melalui program bank sampah, dan tempat pengolahan

sampah terpadu 3R, untuk mengatasi permasalahan

persampahan. Wali Kota Bogor, Bima Arya mengatakan

bahwa tahun ini Kota Bogor akan mengirimkan 10 orang

petugas dari Dinas Kebersihan dan Pertamanan serta

BPLH untuk berangkat ke Hiroshima, Jepang untuk

mendapatkan pelatihan cara pengolahan sampah.

Beberapa kegiatan lain setidaknya dapat dicanangkan pula


di Kota Bogor untuk mengoptimalkan pengolahan sampah

berbasi masyarakat, seperti kegiatan di Kota Curitibia di

Brazil.Kota ini memulai inovasi pengelohan sampah yang

ekonomis dan berwawasan lingkungan dengan tajuk

“Garbage that is Not Garbage” dimana dua dari empat

program tersebut adalah program yang dapat dilaksanakan

di Kota Bogor. Pertama, “Pembelian Sampah” menjadi

program yang dilakukan di kota ini, pengangguran yang

lebih dari 16.000 jiwa bisa dikurangi dan diberdayakan

untuk menjadi pengumpul sampah independent yang akan

dibayar oleh pemerintah dari hasil banyaknya sampah

yang mereka kumpulkan. Setiap harinya mereka turun ke

jalan, dari daerah elit hingga pelosok. Kedua, “Penukaran


Sampah” juga sudah menjadi program yang dicanangkan

sejak 1991 di Kota Curitibia. Porgam ini diperuntukan

bagi penduduk berpendapatan rendah. Dengan jumlah

sebanyak 43.856 orang yang ada di Kota Bogor, program

ini tentunya menjadi program yang bermanfaat bagi

masyarakat Kota Bogor, karena selain berkurangnya

sampah yang ada, tingkat ekonomi dan kesejahteraan

masyrakat Kota Bogor juga dapat meningkat.

Bogor memang layak dijuluki sebagai kota Hujan.

Kondisi iklim di Kota Bogor suhu rata-rata tiap bulan 26’

C dengan suhu terendah 21,8’ C dengan suhu tertinggi

30,4’ C. Kelembaban udara 70 %, Curah hujan rata-rata

setiap tahun sekitar 3.500–4000 mm. Dengan curah hujan


yang tinggi, Kota Bogor dapat mengubah paradigma

masyarakat yang sering mengatakan bahwa Bogor sering

membawa banjir kiriman ke Jakarta. Seperti halnya di

Berlin, Jerman. Kota ini menciptakan sebuah “Waterscape

Kota” untuk menarik perhatian masyarakat akan

pentingnya penggunaan air yang berkelanjutan.

Waterscape di Berlin menggunakan sistem kolam atau

atap hijau yang sengaja dibuat untuk menampung air

hujan. Kemudian air hujan yang ditampung akan

dimanfaatkan sebagai alat pembangkit listrik maupun

untuk kegiatan sehari — hari. Sistem ini juga dapat

menghemat pemakaian listrik, memanfaatkan air hujan

yang belum dimanfaatkan dengan baik, serta mengubah


pandangan masyarakat betapa pentingnya air dan

keseimbangan lingkungan.

KESIMPULAN

Dari pemaparan yang telah dijelaskan, dapat disimpulkan

bahwa Kota Bogor telah layak menjadi salah satu Smart

City di Indonesia. Beberapa program yang telah Kota

Bogor lakukan juga sudah mengacu kepada aspek aspek

Smart City, diantaranya Ruang Terbuka Hijau sebesar 14

persen, 27 taman kota yang telah berfungsi dengan baik,

program edukasi “Bogor Education Fair”yang telah

dijalankan selama dua tahun terakhir, transportasi Trans-

Pakuan, yang telah beroprasional secara kontinu dari

tahun 2007, aistem website yang sudah terintegrasi


menjadi satu (all in one) dan Green Room atau ruang

kontrol Smart City Kota Bogor. Meskipun dalam

pelaksanaannya masih banyak tantangan dan potensi yang

belum terlaksana dengan baik namun konsep Smart City

sudah menjadi kultur baru yang diterima oleh masyarakat

kota Bogor. Dari hasil kuesioner yang telah disebarkan

sebelumnya, sebanyak 98,75 persen masyakarakat setuju

apabila Kota Bogor maju untuk menjadi Smart City.

Beberapa gagasan yang diusulkan oleh masyarakat Kota

Bogor sendiri juga menambah keyakinan Kota Bogor

untuk menjadi Smart City sesegera mungkin. Masyarakat

yang setuju, telah menunjukkan dukungannya atas

program Bogor menuju Smart City. Dari hal tersebut,


dapat digambarkan bahwa masyarakat kota bgor telah

sadar betapa pentingnya peningkatan kualitas diri dan

pemanfaatan potensi sumber daya alam yang ada. Bukan

hanya itu, kesadaran dan kemauan yang tinggal dari

pemerintah, masyarakat dan perangkat lainnya untuk

menjadi sumber daya yang berkualitas juga menjadi suatu

indikasi bahwa kota bogor telah mampu untuk menjadi

Smart City. Beberapa gagasan yang telah diusulkan pula

merupakan program yang selama ini menjadi konsen Kota

Bogor untuk menuju Smart City, yaitu : sistem

transportasi dan perbaikan lingkungan, sistem pelayanan

pendidikan dan kesehatan (Smart People, Smart

Governance, Smart Living and Environment).


Saghita Desiyana Maurischa.

Mahasiswi Tahap Persiapan Bersama, Institut Teknologi

Bandung.

Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan

Kebijakan 2015.

Tugas Dua Teknik Komunikasi dan Presentasi, Sesi

Planologi.

Maret, 2016.

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Kota

Bogor. (2014). Kota Bogor dalam Angka 2013.


Internet:

FER. (2015). Ruang Terbuka Hijau di Kota Bogor

Bertambah 14

Persen. http://www.beritasatu.com/megapolitan/258457-

ruang-terbuka-hijau-di-kota-bogor-bertambah-14-

persen.html. Diakses tanggal 23 Februari 2016.

APEKSI. 2014. Pemanfaatn Limbah Minyak Jelantah

Menjadi Biodisesel di Kota

Bogor. http://www.yipd.or.id/en/environment/pemanfaata

n-limbah-minyak-jelantah-menjadi-biodiesel-di-kota-

bogor
Laily Rahmawati. 2016. Pemkot Bogor optimalkan

pengolahan sampah berbasis

masyarakat. http://www.antaranews.com/berita/538402/pe

mkot-bogor-optimalkan-pengolahan-sampah-berbasis-

masyarakat. Diakses tanggal 21 februari 21:43

Hrs. 2016. Kota Bogor Kampanyekan Smart

Cityhttp://hallojabar.com/kota-bogor-kampanyekan-smart-

city 23/02/2016 14:35

Danang Wicaksonoardhee. 2015. Smart Govermoent

Tingkatkan Kualitas Pelayana

Publik. http://blog.gamatechno.com/smart-government-

tingkatkan-kualitas-pelayanan-publik/
Irham WP. 2014. Mengintip Curitiba, Kota Hijau Kelas

Dunia http://www.kompasiana.com/irhamwp/mengintip-

curitiba-kota-hijau-kelas-

dunia_54f8511ea33311855e8b4a17

Ardiel Ersti Mardisiwi. 2015. Mari Mengenal Konsep

Smart City di Festagama

2015. http://rooang.com/2015/05/smart-city-festagama-

2015/

Anda mungkin juga menyukai