Anda di halaman 1dari 94

MASTERPLAN

KOTA SEMARANG
DAFTAR ISI

1.1 Latar Belakang


1.2 Maksud dan Tujuan Masterplan
1.3 Hubungan Antar Dokumen
1.4 Landasan Hukum

2.1 Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Semarang Tahun 2005 - 2015
2.2 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Semarang Tahun 2016 - 2021
2.3 Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Semarang Tahun 2011 - 2031

3.1 Kerangka Pikir Smart City


3.2 Indikator Smart City Kota Semarang

4.1 Visi Kota Semarang


4.2 Wilayah Administrasi
4.3 Potensi Pengembangan Wilayah
4.4 Wilayah Rawan Bencana
4.5 Aspek Demografi
4.6 Pertumbuhan Ekonomi
4.7 Angka Kriminalitas
4.8 Kesempatan Kerja
4.9 Kemudahan Perijinan

5.1 Semarang Smart City


5.2 Konsep Masterplan Smart City Semarang
5.3 Analisis GAP Kota Semarang
5.4 Analisis Posisi Capaian Kinerja Kota Semarang
5.5 Program Prioritas Walikota

6.1 Misi 1
6.2 Misi 2
6.3 Misi 3
6.4 Misi 4
7.1 TARGET PENCAPAIAN INDIKATOR SMART CITY SEMARANG
A. Laju Pertumbuhan Ekonomi
B. Kontribusi Perdagangan Dan Jasa Terhadap PDRB
C. Kontribusi Industri Pengolahan Terhadap PDRB
D. Nilai Investasi
E. Genangan Banjir Dan Rob
F. Indeks Pembangunan Manusia
G. Indeks Pembangunan Gender
H. Angka Kemiskinan
I. Angka Pengangguran Terbuka
J. Indeks Reformasi Birokrasi
7.2 ROADMAP SMART CITY
A. Smart Governance
B. Smart Branding
C. Smart Economy
D. Smart Living
E. Smart Society
F. Smart Environment
7.3 QUICK WINS SMART CITY
A. Gambaran Quick Wins
B. Quick Wins 6 Smart City
C. Quick Wins Utama
BAB I.
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Tren persaingan dunia sudah bergeser dari sekedar membangun daya saing nasional atau negara
menuju daya saing kota atau daerah. Kota Jakarta, Bandung, Surabaya, Semarang, Denpasar,
Makassar dan lain-lain, bersaing dengan Kota Singapura, Kuala Lumpur, Johor Bahru, Osaka,
Seoul, Tokyo, Mumbai dan lain-lain untuk menjadi pilihan masyarakat global dalam melakukan
aktifitas investasi, perdagangan, wisata, kemitraan dan lain-lain. Pada saat yang sama masyarakat
di suatu daerah semakin berharap akan lingkungan tempat tinggal yang layak (livable), inovatif
dan berkelanjutan (sustainable). Tuntutan sebuah kota atau lingkungan yang nyaman, aman,
sehat, mudah, dan berkemakmuran menjadi indikator kota yang berdaya-saing.
Pada saat yang sama, tren revolusi digital secara drastis telah mengubah cara hidup dan bahkan
masa depan peradaban umat manusia. Gerd Leonhard menggambarkan bahwa gerakan
digitalisasi telah membawa perubahan yang bersifat tidak hanya eksponensial tetapi juga
kombinatorial. Mengantarkan manusia ke era dimana perubahan yang terjadi pada peradaban
manusia untuk 20 tahun ke depan akan mengalahkan perubahan yang pernah terjadi sejak tiga
ratus tahun yang lalu.
Salah satu fenomena perubahan yang bisa kita amati adalah terjadinya akselerasi proses
urbanisasi di seluruh dunia. Pada tahun 2014, sebuah studi oleh PBB tentang tren urbanisasi
dunia menunjukkan bahwa untuk pertama kali dalam sejarah umat manusia, lebih dari setengah
populasi manusia (54%) hidup di daerah urban. Sebagai gambaran pada tahun 1950 jumlah
populasi urban dunia hanya 30%.
Tren urbanisasi ini akan terus berlanjut
dan diperkirakan pada tahun 2050
populasi urban akan mencapai angka
66% dari seluruh populasi dunia. Di
Indonesia sendiri populasi urban telah
mancapai 53.3% di tahun 2015 (BPS
RI) dan berdasarkan penelitian oleh
Citiasia Center for Smartnation (CCSN)
jumlah ini akan meningkat menjadi 68%
di tahun 2035.
Digitalisasi juga telah memperluas arti
dari urbanisasi itu sendiri. Terminologi
urbanisasi lahir pertamakali pada masa
revolusi industri, ketika kehidupan
berubah dari pola ekonomi pertanian ke
pola ekonomi industri (manufaktur).
Warga desa berbondong-bondong berpindah ke kota untuk mendapatkan pekerjaan sebagai
pekerja di pabrik-pabrik sebagai kesempatan baru yang muncul terutama akibat ditemukannya
konsep mesin uap, mekanisasi, dan elektrifikasi. Pada masa ini batas-batas dimensi fisik sangat
jelas terlihat. Hal ini sangat kontras dengan apa yang terjadi pada masa kini, dalam dunia digital
batas-batas dimensi fisik begitu samar atau bahkan pada kasus-kasus tertentu batas-batas
dimensi fisik ini benar-benar tidak ada. Artinya urbanisasi tidak bisa lagi diejawantahkan sebagai
migrasi fisik semata. Melainkan juga migrasi gaya hidup dan interaksi socio-cultural masyarakat
dari pola-pola bersifat rural ke pola yang bersifat urban.
Masyarakat urban merupakan sebuah sistem kompleks dimana aktor-aktor penyusunnya yaitu
manusia, teknologi, dan lingkungan saling terhubung dan mempengaruhi. Lahir dan
berkembangnya pusat-pusat masyarakat yang bersifat urban akan selalu menghadirkan
tantangan-tantangan baru seperti kemiskinan, kemacetan, kesenjangan sosial, kriminalitas,
berkurangnya sumberdaya alam, polusi, masalah kesehatan dan tantangan-tangan lainnya.
Untuk menyelesaikan tantangan dan persoalan perkotaan tersebut diperlukan strategi dan
pendekatan yang komprehensif, inklusif, efektif dan efisien. Pembangunan berbasis Smart City
telah menjadi tren pembangunan kota atau daerah di dunia dan menjadi keniscayaan yang harus
diadaptasi daerah atau kota dan kabupaten di seluruh Indonesia. Pembangunan Smart City tidak
sekedar mengedapankan efisiensi birokrasi dengan memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi (TIK) namun juga bagaimana membangun masyarakat dengan menjadikan
infrastruktur dan sarana TIK sebagai faktor pendukung atau enabler.
Tren gerakan pembangunan kota atau daerah berbasis
Smart City bisa kita saksikan di berbagai belahan dunia
seperti Barcelona, Tokyo, London, Berlin, Amsterdam,
Melbourne, Seoul, Shanghai, Mumbai, Singapura dan
lain-lain. Di setiap kota di berbagai belahan dunia
tersebut memiliki kisah sukses pembanguna Smart City
yang berbeda-beda sesuai dengan masalah yang
dihadapai oleh setiap kota. Di Korea, sebuah kawasan
reklamasi seluas 600 hektar dibangun dari nol sebagai
sebuah Smart City, di Dubai menjadikan Masdar sebagai
Kota yang membangun program kemandirian energi
dengan energi surya dan terbarukan serta bertekat
menjadi kota yang bebas emisi karbon, Amsterdam fokus
pada pembangunan Smart People, Smart Energy, dan
Smart Waste Management. Di Singapura, pembangunan
Smart City langsung dikendalikan dibawah Prime Minister
Office sebagai sebuah program untuk warga, pebisnis,
dan pemerintah untuk mendukung peningkatan kualitas hidup dengan memanfaatkan teknologi,
ide, aplikasi, dan big data.
Namun perlu dipahami bahwa konsep Smart City adalah konsep yang unik dan dinamis. Inisiasi-
inisiasi yang muncul sebagai solusi akan permasalahan kota yang satu tidak serta merta bisa
diaplikasikan sebagai solusi akan permasalahan yang muncul di kota yang lain. Hal ini terjadi
karena Smart City menekankan pentingnya sebuah inovasi untuk menyelesaikan persoalan
masing-masing kota dengan memanfaatkan teknologi TIK, sensor, dan data analytic sebagai
faktor pendukung untuk mempermudah penyelesaian masalah (enabling factor). Pembangunan
berbasis Smart City menyediakan ruang inovasi yang luas untuk menyelesaikan berbagai
persoalan yang dihadapi olehpemerintah daerah, masyarakat, pelaku bisnis, dunia pendidikan dan
berbagai pemangku kepentingan (stakeholder) lain. Jadi inisiasi Smart City yang muncul bukanlah
solusi mutlak yang menutup pintu inovasi dan pengembangan lebih lanjut. Oleh karena itu
diperlukan adanya panduan agar pemerintah kabupaten dan kota mampu mempersiapkan dan
mengimplementasikan konsep Smart City dengan baik sesuai dengan karakter dan potensi yang
dimiliki.

1.2 TUJUAN MASTERPLAN


Panduan Penyusunan Masterplan Smart City ini disusun sebagai panduan dan alat bantu bagi
pemerintah daerah, tim penggerak dan pendamping, serta entitas lain yang terlibat dalam proses
perencanaan, implementasi, monitoring dan evaluasi pengembangan kota/kabupaten berdasarkan
konsep Smart City. Adapun tujuan dari disusunnya panduan pengembangan Smart City
kota/kabupaten di Indonesia adalah sebagai berikut:
a. Menciptakan integrasi, sinkronisasi, dan sinergi antara perencanaan pengembangan Smart
City di tingkat pusat dan daerah;
b. Menyediakan landasan materi dan implementasi praktis rencana pengembangan daerah
berdasarkan konsep Smart City;
c. Menjamin terakomodasinya sasaran pembangunan di dalam RPJMN dalam dokumen
perencanaan Smart City daerah;
d. Mendorong proses pengembangan Smart City yang efektif, efisien, inklusif, dan partisipatif.

1.3 HUBUNGAN ANTAR DOKUMEN


1.4 LANDASAN HUKUM
a. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;
b. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
c. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik;
d. Undang Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik;
e. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;
f. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
g. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah;
h. Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional
Pengembangan e-Government;
i. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 13 Tahun 2016 tentang Hasil Pemetaan
Urusan Pemerintahan Daerah di Bidang Komunikasi dan Informatika;
j. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 14 Tahun 2016 tentang Pedoman
Nomenklatur Perangkat Daerah Bidang Komunikasi dan Informatika;
k. Memorandum of Understanding (MoU) antara Kementerian Komunikasi dan Informatika
dengan Kepala Daerah Tahun 2017 Tentang Pelaksanaan Program Menuju 100 Smart City di
Indonesia.
BAB II.
KAJIAN KEBIJAKAN TERKAIT
PENGEMBANGAN SMART CITY

2.1 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH (RPJPD) KOTA


SEMARANG TAHUN 2005 - 2025
Visi Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Semarang
“ Semarang Kota Metropolitan yang religius, tertib dan berbudaya “
KOTA METROPOLITAN, mengandung arti BERBUDAYAmempunyai arti bahwa setiap
bahwa Kota Semarang mempunyai sarana perilaku kehidupan masyarakat yangdilandasi
prasarana yang dapat melayani seluruh oleh etos kerja, tata cara, adat istiadat, tradisi,
aktivitas masyarakat kota dan hinterland-nya kearifan lokal, normayang hidup dan
dengan aktivitas ekonomi utama berupa berkembang dalam masyarakat serta diyakini
perdagangan, jasa, dan industri serta sebagai nilai-nilaibudi pekerti yang luhur yang
didukung sektor ekonomi lainnya untuk diwujudkan dalam perilaku interaksi sosial
mewujudkan masyarakat yang sejahtera. sebagai identitas penyelenggaraan
Metropolitan juga mengandung makna dapat pemerintahan.
menjamin kehidupan masyarakatnya yang Dengan demikian, 20 tahunmendatang kota
aman, tentram, lancar, asri, sehat dan Semarang diharapkan menjadi Kota yang
berkelanjutan. RELIGIUS, mengandung arti senantiasa menjunjung tinggi nilai-nilai
bahwa masyarakat Kota Semarang meyakini agama, etos kerja, tata cara, adat istiadat,
kebenaran ajaran dan nilai-nilai tradisi, norma kearifan lokal yang hidup dan
agama/kepercayaan serta mengamalkannya berkembang yang diyakini sebagai nilai-nilai
dalam wujud keimanan dan ketaqwaan yang luhur yang diwujudkan dalam perilaku
kepada Tuhan Yang Maha Esa, dengan interaksi sosial serta sadar menggunakan hak
menjunjung tinggi toleransi dan kepedulian dan kewajibannya sesuai dengan peraturan
dalam menjalankan kehidupannya. perundangan yang berlaku sehingga terwujud
TERTIBbearti setiap masyarakat secara kehidupan pemerintahan dan
sadar menggunakanhak dan menjalankan kemasyarakatan yang teratur, sejahtera dan
kewajibannya dengan sebaik-baiknya didukung olehaktivitas ekonomiutama yang
sehingga terwujudkehidupan pemerintahan berupa perdagangan, jasa, dan industri serta
dan kemasyarakatan yang teratur dan pasti, ditunjang oleh standartpelayanan kota
senantiasaberpedoman pada sistem berskala metropolitan yang mampu melayani
ketentuan perundang-undangan yang seluruh aktivitasmasyarakat kota dan daerah
esensial untukterciptanya sikap disiplin, hinterlandnya dengan aman, tentram,
teratur, menghargai waktu sebagai ciri nyaman, lancar,asri, sehat dan berkelanjutan
perilaku hidupmasyarakat yang maju.
Misi dan Target Pembangunan Daerah Kota Semarang
Misi 1. Mewujudkan sumberdaya manusia Kota Semarang yang berkualitas
Lima Tahun Pertama :
▪ Peningkatan pemerataan akses dan mutu pendidikan dasar 9 tahun didukung oleh
sarana/prasarana yang memadai, dan tenaga pendidik/kependidikan yang profesional serta
perbaikan tatakelola pendidikan minimal berstandar nasional
▪ Peningkatan pemerataan, jangkauan, dan mutu pelayanan kesehatan masyarakat dan
pelayanan kesehatan perseorangan/rujukan yang didukung oleh persebaran sarana
prasarana, tenaga kesehatan yang memadai dan berkualitas, serta mampu menjangkau
masyarakat miskin
▪ Peningkatan kepedulian terhadap pengembangan seni dan budaya tradisional, perlindungan
dan pelestarian bangunan bersejarah serta budaya cagar dalam rangka memperkuat
identitas dan jati diri masyarakat
Lima Tahun Kedua
▪ Penguatan sistem pengendalian laju pertumbuhan penduduk persebarannya, perwujudan
keluarga sejahtera dan sistem administrasi kependudukan yang terintegrasi
Lima Tahun Ketiga :
▪ Pengembangan pemerataan, jangkauan, dan
mutu pelayanan kesehatan masyarakat dan pelayanan
kesehatan perseorangan/rujukan dengan rintisan
pengembangan pelayanan berskala rumah sakit,
pengembangan profesionalisme dan kompetensi tenaga
kesehatan yang didukung dengan persebaran sarana
dan prasarana dan terwujudnya jaminan pemeliharaan
kesehatan masyarakat
Lima Tahun Keempat :
▪ Peningkatan dan penerapan hasil penelitian
dan pengembangan iptek yang mampu mendorong
berkembangnya teknologi madya yang di dukung oleh
peningkatan kualitas sumberdaya manusia dalam
penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam
berbagai bidang

Misi 2. Mewujudkan tata kepemerintahan


yang baik (goog governance) dan kehidupan politik
yang demokratis dan bertanggung jawab
Lima Tahun Pertama :
▪ Peningkatan sistem penyelenggaraan
pemerintahan yang efektif dan efisien sesuai dengan
prinsip-prinsip good governance dan didukung dengan
penerapan e-government
▪ Peningkatan sistem dan akses pelayanan
publik melalui peningkatan kompetensi sesuai kewenangan pada bidang pelayanan dasar
untuk mewujudkan pelayanan prima
Lima Tahun Kedua
▪ Pengembangan kualitas penyelenggaraan pemerintahan yang efektif dan efisien sesuai
dengan prinsip-prinsip good governance yang didukung penerapan e-government menuju e-
city
▪ Pengembangan budaya kerja aparatur yang profesional, bersih, beretika, dan berwibawa
serta anti korupsi, kolusi dan nepotisme dalam rangka menunjang tata pengelolaan
pemerintahan yang baik yang didukung oleh kelembagaan dan ketatalaksanaan serta Sistem
Informasi Manajemen kepegawaian yang transparan dan akuntabel
Lima Tahun Ketiga :
▪ Peningkatan kerjasama daerah dengan berbagai pihak baik tingkat lokal, nasional maupun
internasional
Lima Tahun Keempat :
▪ Peningkatan komunikasi timbal balik antara pemerintah dan pemangku kepentingan yang
mendorong terwujudnya masyarakat yang responsif terhadap informasi yang didukung oleh
keterbukaan informasi publik yang bertangung jawab

Misi 3. Mewujudkan kemandirian dan daya saing daerah


Lima Tahun Pertama :
▪ Peningkatan struktur perekonomian daerah melalui pengembangan potensi, produk unggulan
daerah, BUMD, dan aset-aset daerah
▪ Peningkatan kualitas produk sektor perindustrian melalui pemanfaatan teknologi,
kelembagaan, dan sarana - prasarana pendukung
▪ Revitalisasi pasar-pasar tradisional dan perlindungan bagi keberadaan pasar tradisional dan
pengembangan kelembagaan
Lima Tahun Kedua :
▪ Pengembangan kualitas produk sektor perindustrian melalui pemanfaatan teknologi,
kelembagaan, dan sarana - prasarana pendukung
▪ Pengembangan kualitas pariwisata melalui pemanfaatan teknologi, kelembagaan, obyek
wisata dan sarana-prasarana pendukung
Lima Tahun Ketiga :
▪ Peningkatan investasi dan akses pasar untuk mendorong pertumbuhan sektor riil dalam
rangka memperluas kesempatan kerja
Lima Tahun Keempat :
▪ Pengembangan peran koperasi dan UMKM dan lembaga keuangan daerah dalam
pemenuhan kebutuhan pasar, serta pengembangan kewirausahaan dan pengembangan
ekonomi lokal; untuk mendorong daya saing

Misi 4. Mewujudkan tata ruang wilayah ▪ Perencanaan kelengkapan jalan (street


dan infrastruktur yang furniture)
berkelanjutan Lima Tahun Ketiga :
Lima Tahun Pertama : ▪ Perencanaan kebijakan RP4D, Kasiba
▪ Perencanaan kebijakkan peningkatan Lisiba, Rusunawa, Rusunami, Rencana
Kuantitas dan Kualitas Ruang Terbuka Tapak Perumahan, Sarana dan
Hijau (RTH) prasarana perumahan, kawasan kumuh
▪ Perencanaan kebijakkan dalam penataan dan rencana induk pemakaman
ruang (revisi rencana tata ruang), ▪ Perencanaan kebijakan rencana induk
Rencana Tata lingkungan dan Bangunan drainase dan manajemen pengelolaan
serta Investasi Pemanfaatan ruang sumber daya air
▪ Perencanaan transportasi (Tatralok, ▪ Perencanaan kebijakan pengelolaan
angkutan massal, pengembangan sarana sumber daya air; ketersediaan air baku
dan prasarana transportasi (terminal tipe dan sarana prasarana
A, tipe B, tipe C, dan pemberhentian ▪ Penyediaan sarana prasarana
akhir/ stop station)) telekomunikasi ke seluruh wilayah
▪ Pengembangan transportasi massal yang Lima Tahun Keempat :
melayani antar kawasan perkotaan, antar ▪ Perencanaan kebijakan dalam rangka
dan inter moda angkutan darat, laut, pengelolaan lingkungan hidup dan
udara pengembangan kegiatan perlindungan
▪ Perencanaan masterplan transportasi dan konservasi, rehabilitasi dan
Lima Tahun Kedua : pemulihan cadangan sumberdaya alam
▪ Perwujudan struktur tata ruang yang dan pengendalian polusi serta
seimbang antar wilayah melalui : Pengembangan kebijakkan antisipasi
Pembangunan Jalan Lingkar, perubahan iklim global (climate change);
Pengembangan angkutan umum masal, ▪ Perencanaan kebijakkan dalam rangka
pembangunan sarana pusat peningkatan kualitas dan kuantitas
pertumbuhan baru, penanganan kawasan prasarana dan sarana pengelolaan
dan bangunan cagar budaya serta sampah serta pengembangan kegiatan
peningkatan pemanfaatan ruang dan penanganan sampah dalam bentuk
pengendalian pemanfaatan ruang yang pemilahan, pengumpulan, pengangkutan,
konsistem dengan rencana tata ruang pengolahan dan pemrosesan akhir
yang ditetapkan
perempuan dari segala bentuk
Misi 5. Mewujudkan kesejahteraan sosial diskriminasi dan eksploitasi
masyarakat Lima Tahun Ketiga :
Lima Tahun Pertama : ▪ Penguatan perlindungan dan pemenuhan
▪ Peningkatan kesadaran masyarakat hak-hak dasar warga miskin secar adil,
tentang manajemen bencana serta fungsi merata, partisipatif, koordinatif, sinergis
kelembagaan masyarakat dalam rangka dan saling percaya guna mempercepat
pengurangan resiko bencana penurunan jumlah warga miskin
Lima Tahun Kedua : Lima Tahun Keempat :
▪ Penguatan pengarusutamaan gender ▪ Penguatan perlindungan dan pemenuhan
melalui fasilitasi penguatan kelembagaan, hak-hak dasar warga miskin secar adil,
kesetaraan dan keadilan gender dalam merata, partisipatif, koordinatif, sinergis
berbagai bidang kehidupan serta dan saling percaya guna mempercepat
perlindungan anak, remaja dan penurunan jumlah warga miskin

2.2 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA


SEMARANG TAHUN 2016-2021
Visi Pembangunan Daerah Kota Semarang
“Semarang Kota Perdagangan dan Jasa yang Hebat Menuju Masyarakat Semakin
Sejahtera”
Visi tersebut mengandung maksud bahwa jasa terhadap PDRB dan kontribusi kategori
Semarang sebagai kota metropolitan Industri Pengolahan terhadap PDRB yang
berwawasan lingkungan akan menjadi kota semakin meningkat, nilai investasi yang
yang handal dan maju dalam pedagangan dan semakin besar, laju pertumbuhan ekonomi
jasa, dengan dukungan infrastuktur yang yang tiap tahun terus meningkat, serta luas
memadai serta tetap menjadi daerah yang genangan banjir dan rob yang semakin
kondusif untuk meningkatkan kesejahteraan menurun.
warganya dengan dukungan pengembangan SEJAHTERA, mengandung arti bahwa dalam
politik, keamanan, sosial, ekonomi, dan lima tahun ke depan masyarakat Kota
budaya. Semarang akan semakin meningkat
HEBAT, mengandung arti masyarakat Kota kesejahteraannya dengan pemenuhan
Semarang yang bergerak untuk mencapai kebutuhan pendidikan, kesehatan, pelayanan
keunggulan dan kemuliaan, serta kondisi dasar maupun sarana dan prasarana
perkotaan yang kondusif dan modern dengan penunjang. Peningkatan kesejahteraan
tetap memperhatikan lingkungan tersebut antara lain ditunjukkan melalui
berkelanjutan demi kemajuan perdagangan peningkatan nilai Indeks Pembangunan
dan jasa. Semarang yang Hebat dapat terlihat Manusia (IPM) dan Indeks Pembangunan
antara lain melalui kontribusi kategori-kategori Gender (IPG) serta penurunan angka
yang terkait dengan perdagangan dan jasa- kemiskinan, dan tingkat pengangguran.

Misi, Tujuan, Sasaran, dan StrategiPembangunan Daerah Kota Semarang


Misi 1. Mewujudkan Kehidupan Masyarakat yang Berbudaya danBerkualitas
Misi 2. Mewujudkan Pemerintahan yang Semakin Handal untuk Meningkatkan Pelayanan
Publik
Misi 3. Mewujudkan Kota Metropolitan yang Dinamis dan BerwawasanLingkungan
Misi 4. Memperkuat Ekonomi Kerakyatan Berbasis Keunggulan Lokaldan Membangun Iklim
Usaha yang Kondusif

MISI TAGLINE TUJUAN SASARAN STRATEGI


Misi 1 : SEMARANG Meningkatkan Meningkatnya derajat Peningkatan kualitas
Mewujudkan SEHAT DAN kualitas sumber kesehatan masyarakat pelayanan kesehatan
kehidupan CERDAS daya manusia Meningkatnya kualitas Peningkatan mutu dan
masyarakat yang pendidikan masyarakat kualitas pendidikan
berbudaya dan Meningkatnya kualitas daya Perluasan kesempatan
berkualitas saing tenaga kerja kerja
Meningkatnya Pemberdayaan
kesejahteraan masyarakat masyarakat miskin
Meningkatnya Pemberdayaan peran
pembangunan yang serta masyarakat
berperspektif gender dan dalam berbagai sektor
kapasitas pemberdayaan pembangunan
masyarakat
Meningkatnya Terwujudnya pelestarian Pengembangan
nilai-nilai warisan dan pengembangan budaya lokal
budaya masyarakat
masyarakat
MISI TAGLINE TUJUAN SASARAN STRATEGI
Misi 2 : SEMARANG Mewujudkan tata Terwujudnya pemerintah Reformasi birokrasi
Mewujudkan MELAYANI kelola yang bersih dan bebas
Pemerintahan pemerintahan KKN
yang semakib yang baik dan Meningkatnya kapasitas
handal untuk melayani dan akuntabilitas kinerja
meningkatkan Meningkatnya integritas
pelayanan publik aparatur
Meningkatnya Terwujudnya pelayanan
Peningkatan kualitas
kualitas prima dan manajemen
pelayanan publik pelayanan publik
Mewujudkan Meningkatnya Peningkatan peras
kota Semarang ketenteraman dan serta masyarakat
yang tenteram, kenyamanan masyarakat dalam menjaga
tertib dan ketertiban dan
nyaman kenyamanan
Misi 3 : SEMARANG Mewujudkan tata Meningkatnya keterpaduan Pembenahan penataan
Mewujudkan Kota TANGGUH ruang yang rencana tata ruang kota yang berwawasan
metropolitan yang terpadu dan lingkungan
dinamis dan bereklanjutan
berwawasan Mewujudkan Menurunnya luas
lingkungan sistem genangan banjir dan rob
oengelolaan
drainase kota
Semarang yang
terintegrasi
Mewujudkan Menurunnya kemacetan
sistem jalan
transportasi Kota
Semarang yang
terintegrasi dan
berkelanjutan
Maningkatkan Terwujudnya saran dan
pelayanan prasarana dasar perkoatan
sarana dan yang berkualitas
prasarana dasar
perkotaan
Meningkatkan Pengendalian pencemaran
kualitas dan perusakan lingkungan
lingkungan hidup hidup
perkotaan
Misi 4 : SEMARANG Menjamin Meningkatnya kualitas dan Peningkatan produksi
Memperkuat BERDAYA ketahanan kuantitas ketersediaan pangan
ekonomi SAING pangan bagi pangan
kerakyatan penduduk Meningkatnya pendapatan
berbasis petani
keunggulan lokal Meningkatnya
MISI TAGLINE TUJUAN SASARAN STRATEGI
dan membangun kesejahteraan masyarakat
iklim usaha yang pelaku usaha perikanan
kondusif Meningkatnya Meningkatnya sektor Pengembangan
sektor perdagangan dan jasa kawasan perdagangan
perdagangan unggulan dan jasa
dan jasa
Mendoring Meningkatnya produk Penguatan dan
pengembangan produk unggulan daerah pengembangan sektor
investasi dan Meningkatnya daya tarik unggulan
ekonomi lokal wisata
berdaya saing Meningkatnya iklim kota
global

Strategi, Arah Kebijakan, dan Program Pembangunan terkait Pengembangan Smart City
Kota Semarang
a. STRATEGI: Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan
1. Arah kebijakan: Peningkatan pelayanan kesehatan dasar dan rujukan dan pelayanan
kesehatan miskin
Program pembangunan meliputi :
▪ Program upaya kesehatan masyarakat
▪ Program standarisasi pelayanan kesehatan
▪ Program Pengadaan, peningkatan, dan perbaikan sarpras kesehatan dan jaringannya
▪ Program pengadaan, peningkatan sarana dan prasarana rumah sakit / rumah sakit
jiwa/ rumah sakit paru-paru / rumah sakit mata
2. Arah kebijakan: Peningkatan Penyehatan lingkungan
▪ Program pembangunan meliputi
▪ Program Promosi kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
b. STRATEGI : Pemberdayagunaan peran serta masyarakat dalam berbagai sektor
pembangunan
1. Arah kebijakan: Peningkatan pemberdayaan masyarakat berbasis komunitas dan gender
▪ Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Membangun Kelurahan
▪ Program Peningkatan peran serta dan kesetaraan gender dalam pembangunan
▪ Program Pemberdayaan lembaga ekonomi pembangunan kelurahan
c. STRATEGI : Pengembangan budaya lokal
1. Arah kebijakan: Pelestarian Seni, Budaya yang berbasis kearifan lokal
▪ Program Pengembangan Nilai Warisan Budaya
▪ Program Pengelolaan Kekayaan Cagar Budaya
d. STRATEGI : Reformasi birokrasi
1. Arah kebijakan: Peningkatan pengawasan dan pengendalian penyelenggaraan
pemerintahan daerah
▪ Program pembangunan meliputi Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal
dan Pengendalian Kebijakan Kepala Daerah
2. Arah kebijakan: Peningkatan peran dan kinerja lembaga pengelolaan keuangan daerah
▪ Program Peningkatan dan pengembangan pengelolaan keuangan daerah
▪ Program Pengelolaan Aset Daerah
3. Arah kebijakan: Peningkatan kualitas perencanaan pembangunan daerah
▪ Program pembangunan meliputi Program Perencanaan Pembangunan Daerah
4. Arah kebijakan: Peningkatan akuntabilitas kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah
▪ Program pembangunan meliputi Program Peningkatan Akuntabilitas Kinerja
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
5. Arah kebijakan: Pengembangan pemanfaatan teknologi informasi dalam penyelenggaraan
pemerintahan (digitalisasi kinerja)
▪ Program pembangunan meliputi Program optimalisasi pemanfaatan teknologi informasi
e. STRATEGI : Peningkatan kualitas dan manajemen pelayanan publik
1. Arah kebijakan: Peningkatan penyelenggaraan pelayanan publik yang lebih baik
▪ Program pembangunan meliputi Program Pembinaan dan Peningkatan Organisasi
Perangkat Daerah
f. STRATEGI : Pembenahan penataan kota yang berwawasan lingkungan
1. Arah kebijakan: Pembenahan izin pemanfaatan ruang dan bangunan sesuai dengan
peraturan
▪ Program pembangunan meliputi Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang
2. Arah kebijakan: Pembenahan sistem jaringan drainase perkotaan
▪ Program pembangunan meliputi Program Pengendalian Banjir dan Rob
3. Arah kebijakan: Peningkatan kualitas layanan transportasi umum
▪ Program pembangunan meliputi Program Peningkatan Pelayanan Angkutan
4. Arah kebijakan: Peningkatan kualitas infrastruktur dasar perkotaan
▪ Program Pembangunan Sarana dan Prasarana Dasar Perkotaan
▪ Program Pembangunan Jalan dan Jembatan
5. Arah kebijakan: Pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan
▪ Program pembangunan meliputi Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan
Lingkungan
g. STRATEGI : Pengembangan kawasan perdagangan dan jasa
1. Arah kebijakan: Peningkatan peran sektor perdagangan dan jasa dalam pengembangan
ekonomi kota
▪ Program pembangunan meliputi Program Peningkatan dan Pengembangan Ekspor
2. Arah kebijakan: Peningkatan Kualitas Kelembagaan dan Usaha Koperasi
▪ Program pembangunan meliputi Program Peningkatan kualitaskelembagaan koperasi
3. Arah kebijakan: Pengoptimalan pemanfaatan sarpras perdagangan dan jasa
▪ Program Pembinaan pedagang kaki lima dan asongan
▪ Program Peningkatan efisiensi perdagangan dalam negeri
h. STRATEGI : Penguatan dan Pengembangan Sektor Unggulan
1. Arah kebijakan: Peningkatan kualitas dan kuantitas produk daerah yang unggul
▪ Program pembangunan meliputi Program Peningkatan dan Pengembangan
Pemasaran dan Jaringan Usaha UMKM
2. Arah kebijakan : Peningkatan Produktivitas IKM
▪ Program Pengembangan IKM
▪ Program Pengembangan Industri Kreatif
▪ Program Sentra-Sentra Industri Potensial
3. Arah kebijakan: Peningkatan pengelolaan kepariwisataan
▪ Program Pengembangan pemasaran pariwisata
▪ Program Pengembangan destinasi wisata
▪ Pengembangan Industri Pariwisata
4. Arah kebijakan : Penyediaan regulasi dan kebijakan yang pro investasi
▪ Peningkatan promosi dan kerjasama investasi
▪ Progran Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi
2.3 RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA SEMARANG TAHUN 2011-2031
Tujuan Penataan Ruang Kota Semarang adalah terwujudnya Kota
Semarang sebagai pusat perdagangan dan jasa berskala
internasional yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan.

Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang


a. Kebijakan dan Strategi Pengembangan Struktur Ruang
1. Kebijakan pemantapan pusat pelayanan kegiatan yang
memperkuat kegiatan perdagangan dan jasa berskala
internasional
Strategi :
▪ Menetapkan hirarki sistem pusat pelayanan secara
berjenjang;
▪ Mengembangkan pelayanan pelabuhan laut dan bandar
udara sebagai pintu gerbang nasional;
▪ Mengembangkan pusat perdagangan modern dan
tradisional berskala internasional
▪ Mengembangkan kegiatan pendidikan menengah kejuruan,
akademi, dan perguruan tinggi
▪ Mengembangkan kegiatan wisata alam dan wisata budaya
▪ Mengembangkan kegiatan jasa pertemuan dan jasa
pameran
2. Kebijakan peningkatan aksesibilitas dan keterkaitan antar pusat
kegiatan
Strategi :
▪ Meningkatkan kapasitas jaringan jalan yang mendorong interaksi kegiatan antar pusat
pelayanan kegiatan kota
▪ Mengembangkan jalan lingkar dalam (inner ring road) jalan lingkar tengah (middle ring
road), jalan lingkar luar (outer ring road), dan jalan radial
▪ Meningkatkan pelayanan moda transportasi yang mendukung tumbuh dan
berkembangnya pusat pelayanan kegiatan kota
▪ Mengembangkan sistem transportasi massal
▪ Mengembangkan terminal angkutan umum regional, terminal angkutan umum dalam
kota, sub terminal angkutan umum;
▪ Mengembangkan terminal barang yang bersinergi dengan pelabuhan laut
▪ Meningkatkan integrasi sistem antar moda
3. Kebijakan peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan sistem prasarana sarana umum
Strategi :
▪ Mendistribusikan sarana lingkungan di setiap pusat kegiatan sesuai fungsi kawasan
dan hirarki pelayanan
▪ Mengembangkan sistem prasarana energi
▪ Mengembangkan sistem jaringan telekomunikasi dan informasi pada kawasan
pertumbuhan ekonomi
▪ Mengembangkan prasarana sumber daya air
▪ Meningkatkan sistem pengelolaan persampahan dengan teknik-teknik yang
berwawasan lingkungan
▪ Meningkatkan kualitas air bersih menjadi air minum
▪ Meningkatkan prasarana pengelolaan air limbah
▪ Mengembangkan sistem prasarana drainase secara terpadu.

b. Kebijakan dan Strategi Pengembangan Pola Ruang


1. Kebijakan peningkatan pengelolaan kawasan yang berfungsi lindung
Strategi :
▪ Mengembalikan dan mengatur penguasaan tanah sesuai peruntukan fungsi lindung
secara bertahap untuk Negara
▪ Meningkatkan nilai konservasi pada kawasan-kawasan lindung
▪ Menetapkan kawasan yang memiliki kelerengan di atas 40 % (empat puluh persen)
sebagai kawasan yang berfungsi lindung
2. Kebijakan pelestarian kawasan cagar budaya
Strategi :
▪ Meningkatkan nilai kawasan bersejarah dan/atau bernilai arsitektur tinggi
▪ Mengembangkan potensi sosial budaya masyarakat yang memiliki nilai sejarah
3. Kebijakan peningkatan dan penyediaan ruang terbuka hijau yang proporsional di seluruh
wilayah kota
Strategi :
▪ Mempertahankan fungsi dan menata ruang terbuka hijau yang ada
▪ Mengembalikan ruang terbuka hijau yang telah beralih fungsi
▪ Meningkatkan ketersediaan ruang terbuka hijau di kawasan pusat kota
▪ Mengembangkan kegiatan agroforestry di kawasan pertanian lahan kering yang dimiliki
masyarakat
▪ Mengembangkan inovasi dalam penyediaan ruang terbuka hijau
▪ Mengembangkan kemitraan atau kerjasama dengan swasta dalam penyediaan dan
pengelolaan ruang terbuka hijau
4. Kebijakan pengaturan pengembangan kawasan budidaya sesuai dengan daya dukung
dan daya tampung
Strategi :
▪ Mengarahkan kawasan terbangun kepadatan rendah di kawasan bagian atas
▪ Mengoptimalkan pengembangan kawasan pusat kota
▪ Gambar Ganti Semarang Hebat bkn setara

▪ Membatasi pengembangan kawasan industri


5. Kebijakan pengembangan ruang kota yang kompak dan efisien
Strategi :
▪ Mengembangkan kawasan budidaya terbangun secara vertikal di kawasan pusat kota
▪ Mengembangkan ruang-ruang kawasan yang kompak dan efisien dengan sistem
insentif dan disinsentif
6. Kebijakan pengelolaan dan pengembangan kawasan pantai
Strategi :
▪ Mengelola dan mengembangkan reklamasi pantai yang mendukung kelestarian
lingkungan dan keberlanjutan penghidupan masyarakat
▪ Mengembangkan kolam tampung air dan tanggul pantai untuk menanggulangi potensi
banjir dan rob
▪ Melakukan penghijauan kawasan pantai

c. Kebijakan dan Strategi Pengembangan Kawasan Strategis


1. Kebijakan pengembangan kawasan strategis pertumbuhan ekonomi
Strategi :
▪ Menetapkan kawasan pusat kota sebagai kawasan bisnis dengan kegiatan utama
perdagangan jasa berskala internasional; dan
▪ Mengatur pemanfaatan kawasan sekitar pelabuhan untuk mendorong perannya
sebagai pintu gerbang manusia dan barang
2. Kebijakan pengembangan kawasan strategis daya dukung lingkungan hidup
Strategi :
▪ Mengembangkan sistem pengendali banjir dan sumber air baku;
▪ Mengatur pemanfaatan kawasan reklamasi dengan memadukan perlindungan
lingkungan dan pengembangan kawasan; dan
▪ Meningkatkan nilai ekonomi dan nilai sosial kawasan tanpa mengganggu fungsi utama
kawasan
3. Kebijakan pengembangan kawasan strategis sosial budaya
Strategi :
▪ Memelihara dan melestarikan kawasan bangunan bersejarah
▪ Mengembangkan pemanfaatan bangunan dalam rangka pelestarian
▪ Pengembangan kegiatan kepariwisataan

Rencana Struktur Ruang


a. Rencana Pembagian Wilayah Kota 7. BWK VII meliputi Kecamatan
(BWK) Banyumanik dengan luas kurang lebih
1. BWK I meliputi Kecamatan Semarang 2.509 (dua ribu lima ratus sembilan)
Tengah, Kecamatan Semarang Timur hektar;
dan Kecamatan Semarang Selatan 8. BWK VIII meliputi Kecamatan
dengan luas kurang lebih 2.223 (dua Gunungpati dengan luas kurang lebih
ribu dua ratus dua puluh tiga) hektar; 5.399 (lima ribu tiga ratus Sembilan
2. BWK II meliputi Kecamatan Candisari puluh sembilan) hektar;
dan Kecamatan Gajahmungkur 9. BWK IX meliputi Kecamatan Mijen
dengan luas kurang lebih 1.320 dengan luas kurang lebih 6.213 (enam
(seribu tiga ratus dua puluh) hektar; ribu dua ratus tiga belas) hektar
3. BWK III meliputi Kecamatan 10. BWK X meliputi Kecamatan Ngaliyan
Semarang Barat dan Kecamatan dan Kecamatan Tugu dengan luas
Semarang Utara dengan luas kurang kurang lebih 6.393 (enam ribu tiga
lebih 3.522 (tiga ribu lima ratus dua ratus Sembilan puluh tiga) hektar
puluh dua) hektar; Rencana pengembangan fungsi utama
4. BWK IV meliputi Kecamatan Genuk masing-masing BWK :
dengan luas kurang lebih 2.738 (dua 1. Perkantoran, perdagangan dan jasa di
ribu tujuh ratus tiga puluh delapan) BWK I, BWK II, BWK III
hektar; 2. Pendidikan kepolisian dan olah raga di
5. BWK V meliputi Kecamatan BWK II
Gayamsari dan Kecamatan 3. Transportasi udara dan transportasi
Pedurungan dengan luas kurang lebih laut di BWK III
2.622 (dua ribu enam ratus dua puluh
4. Industri di BWK IV dan BWK X
dua) hektar;
5. Pendidikan di BWK VI dan BWK VIII
6. BWK VI meliputi Kecamatan
Tembalang dengan luas kurang lebih 6. Perkantoran militer di BWK VII
4.420 (empat ribu empat ratus dua 7. Kantor pelayanan publik di BWK I
puluh) hektar;
b. Rencana Penetapan Pusat Pelayanan Pedurungan Kidul, Kelurahan
1. Pusat Pelayanan Kota Pedurungan Tengah, dan
Kelurahan Pedurungan Lor
Pusat pelayanan kota ditetapkan d
BWK I, BWK II, dan BWK III. Pusat ▪ Sub pusat pelayanan kota di BWK
pelayanan kota berfungsi sebagai VI meliputi Kelurahan Meteseh dan
pusat pelayanan pemerintahan kota Kelurahan Sendangmulyo
dan pusat kegiatan perdagangan dan ▪ Sub pusat pelayanan kota di BWK
jasa. VII meliputi Kelurahan Srondol
2. Sub Pusat Pelayanan Kota Kulon, Kelurahan Srondol Wetan,
Kelurahan Banyumanik
Sub Pusat Pelayanan Kota
merupakan pusat BWK yang ▪ Sub pusat pelayanan kota di BWK
dilengkapi dengan sarana lingkungan VIII meliputi Kelurahan
perkotaan skala pelayanan BWK yang Gunungpati, Kelurahan Plalangan,
meliputi sarana perdagangan dan Kelurahan Cepoko, dan Kelurahan
jasa, sarana pendidikan, sarana Nongkosawit
kesehatan, sarana peribadatan, dan ▪ Sub pusat pelayanan kota di BWK
sarana pelayanan umum. IX meliputi Kelurahan Mijen,
Rencana lokasi pengembangan sub Kelurahan Jatibarang, Kelurahan
pusat pelayanan kota : Wonolopo
▪ Sub pusat pelayanan kota di BWK ▪ Sub pusat pelayanan kota di BWK
II meliputi Kelurahan Sampangan X meliputi Kelurahan Mangkang
dan Kelurahan Bendan Ngisor Kulon, Kelurahan Mangkang
Wetan, dan Kelurahan Wonosari.
▪ Sub pusat pelayanan kota di BWK
III meliputi Kelurahan Cabean, 3. Pusat Lingkungan
Kelurahan Salaman Mloyo, dan Pusat lingkungan dilengkapi dengan
Kelurahan Karangayu sarana lingkungan perkotaan skala
▪ Sub pusat pelayanan kota di BWK pelayanan sebagian BWK, yang
IV meliputi Kelurahan Genuksari meliputi sarana perdagangan, sarana
dan Kelurahan Banjardowo pendidikan, sarana kesehatan, sarana
peribadatan, dan sarana pelayanan
▪ Sub pusat pelayanan kota di BWK
umum
V meliputi Kelurahan Palebon,
Kelurahan Gemah, Kelurahan

c. Rencana Sisem Jaringan Transportasi Darat


1. Rencana prasarana pelayanan angkutan jalan
▪ Pengembangan dan peningkatan terminal penumpang tipe A, tipe B, dan tipe C
▪ Peningkatan terminal barang di Kelurahan Bandarharjo Kecamatan Semarang Utara
2. Rencana pengembangan pelayanan angkutan jalan
▪ Peningkatan pelayanan trayek utama angkutan umum dalam kota
▪ Peningkatan pelayanan trayek cabang angkutan umum
▪ Peningkatan pelayanan trayek ranting angkutan umum
3. Rencana sistem jaringan transportasi sungai, danau, dan penyeberangan
▪ Pengembangan transportasi wisata sungai Kaligarang dan Banjir kanal Barat
▪ Pengembangan transportasi wisata Bendungan Jatibarang
4. Rencana sistem jaringan transportasi kereta api
▪ Pengembangan sistem transportasi kereta api monorail
▪ Rencana pengembangan jaringan kereta api lintas kota

d. Rencana Sistem Jaringan Transportasi Laut


Rencana sistem prasarana transportasi laut berupa peningkatan dan pengembangan
Pelabuhan Tanjung Emas sebagai pelabuhan utama

e. Rencana Sistem Jaringan Transportasi Udara


Peningkatan Bandar Udara Ahmad Yani yang berfungsi sebagai bandara pengumpul skala
sekunder

f. Rencana pengembangan sistem jaringan prasarana sumber daya air


1. Pengembangan sistem prasarana air baku dan irigasi
▪ Penanganan terhadap daerah aliran sungai
▪ Penanganan terhadap daerah irigasi
▪ Pengembangan waduk dan embung
2. Penyediaan prasarana air bersih, penggunaan air tanah dan pemanfaatan air hujan
▪ Pembatasan pengambilan air tanah
▪ Peningkatan dan pengembangan sistem prasarana air permukaan melalui sistem
perpipaan
▪ Pengembangan pemanfaatan air hujan
3. Pengendalian rob dan banjir
▪ Pengembangan kolam tampung
▪ Pengembangan tanggul pantai
▪ Normalisasi aliran sungai
▪ Pengendalian kawasan terbangun
▪ Peningkatan kualitas jaringan drainase

g. Rencana Pengembangan sistem infrastruktur perkotaan


1. Rencana sistem persampahan
▪ Pengembangan dan peningatan TPA
▪ Peningkatan teknologi pengolahan sampah
▪ Pengembangan dan penyediaan TPST di kawasan permukiman dan kawasan pusat
pelayanan
2. Rencana sistem pengelolaan air minum
▪ Pengembangan sistem jaringan perpipaan primer maupun sekunder
▪ Pengembangan fasilitas pengilahan air minum
▪ Penggalian atau pengeboran air tanah permukaan
▪ Pengeboran air tanah dalam secara terbatas dengan mempertimbangkan kelestarian
lingkungan
▪ Pengembangan pemanfaatan air hujan
▪ Pengolahan air payau dan air laut
▪ Penyediaan terminal air untuk kawasan-kawasan yang belum terlayani jaringan
perpipaan
3. Rencana sistem pengelolaan air limbah
▪ Pengembangan sistem instalasi pengolahan air limbah industri di kawasan industri
▪ Pengembangan sistem instalasi pengolahan air limbah kegiatan perdagangan dan jasa
di pusat pelayanan kota dan sub pusat pelayanan kota
4. Rencana jaringan jalan pejalan kaki
▪ Peningkatan jalur pejalan kaki
▪ Penyediaan elemen perabot jalan (street furniture)
5. Rencana jalur dan evakuasi bencana
▪ Pengembangan jalur evakuasi bencana banjir
▪ Pengembangan jalur evakuasi bencana tanah longsor
▪ Pengembangan jalur evakuasi bencana angin topan
▪ Pengembangan ruang evakuasi bencana
6. Rencana pengaturan kegiatan sektor informal
▪ Pedagang tumbuhan dan bunga du Kelurahan Sodong
▪ Penjualan priduk kerajinan di Pasar Waru
▪ Pedagang kaki lima makanan, jajanan, dan komoditas lainnya di sekitar Simpang Lima
dan Semawis

Rencana Pola Ruang


a. Rencana Ruang Terbuka
Hijau
1. Rencana ruang terbuka
hijau privat
▪ Ruang terbuka hijau
pekarangan
▪ Ruang terbuka hijau
halaman perkantoran,
pertokoan, dan tempat
usaha
2. Rencana ruang terbuka
hijau publik
▪ Ruang terbuka hijau
taman dan hutan kota
▪ Ruang terbuka hijau
jalur hijau jalan
▪ Ruang terbuka hijau
fungsi tertentu

b. Rencana kawasan perumahan ▪ Penyediaan prasarana dan sarana


1. Rencana pengembangan kawasan umum dengan proporsi 40%
perumahan kepadatan tinggi (empat puluh persen) dari
keseluruhan luas lahan perumahan
▪ Peningkatan kualitas prasarana
lingkungan perumahan dan 3. Rencana pengembangan kawasan
penyediaan ruang terbuka hijau perumahan kepadatan rendah
dan ruang terbuka non hijau ▪ Peningkatan kualitas prasarana
▪ Peningkatan kualitas hunian di lingkungan perumahan dan
kawasan perumahan melalui penyediaan ruang terbuka hijau
pembangunan perumahan secara dan ruang terbuka non hijau
vertikal ▪ Penyediaan prasarana dan sarana
2. Rencana pengembangan kawasan umum dengan proporsi 40%
perumahan kepadatan sedang (empat puluh persen) dari
keseluruhan luas lahan perumahan
▪ Peningkatan kualitas prasarana
lingkungan perumahan dan
penyediaan ruang terbuka hijau c. Rencana kawasan perdagangan dan jasa
dan ruang terbuka non hijau 1. Rencana pengembangan pasar
tradisional
▪ Pengembangan kegiatan pasar informal atau kegiatan sejenis
agro di Kecamatan Gayamsari dan lainnya
Kecamatan Gunungpati 3. Rencana pengembangan toko dan
▪ Peningkatan kualitas Pasar Johar ritel modern
di Kecamatan Semarang Tengah ▪ Pengembangan ritel modern di
▪ Peningkatan kualitas pasar skala kawasan pusat pelayanan
pelayanan regional dan/atau kota lingkungan
▪ Peningkatan dan pengembangan ▪ Pengembangan kawasan
pasar skala pelayanan lingkungan pertokoan dengan dukungan akses
yang tersebar di seluruh sekurang-kurangnya jalan lokal
Kecamatan sekunder dan sesuai dengan
2. Rencana pengembangan pusat rencana pola ruang
perbelanjaan modern ▪ Pengembangan ritel modern
▪ Pengembangan kawasan pusat sebagaimana dimaksud pada huruf
perbelanjaan berkualitas a diatur lebih lanjut dengan
internasional di Kawasan Segitiga Peraturan Daerah
Peterongan – Tawang – Siliwangi 4. Rencana pengembangan
▪ Pengembangan pusat perdagangan dan jasa lainnya
perbelanjaan supermarket di setiap ▪ Pengembangan jasa pameran
pusat BWK (exhibition center) dan jasa
▪ Pengembangan pusat pertemuan (convention center) di
perbelanjaan direncanakan secara Kecamatan Pedurungan,
terpadu dengan kawasan Kecamatan Semarang Selatan,
sekitarnya dan wajib Kecamatan Gajahmungkur dan
memperhatikan kepentingan Kecamatan Semarang Utara
semua pelaku sektor perdagangan ▪ Meningkatkan dan mengarahkan
dan jasa termasuk pedagang pengembangan jasa penginapan di
pusat kota dan pusat BWK

d. Rencana kawasan Perkantoran


1. Rencana pengembangan perkantoran pemerintah
▪ Peningkatan kawasan perkantoran Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Tengah di Jalan
Pahlawan, Jalan Madukoro, dan lokasi lainnya
▪ Peningkatan kawasan Kantor Walikota dan DPRD di Jalan Pemuda
▪ Pengembangan kawasan kantor pelayanan publik Pemerintah Daerah di Kecamatan
Mijen
▪ Peningkatan kawasan perkantoran pemerintah skala kelurahan dan kecamatan di
seluruh Daerah
▪ Peningkatan kawasan balai kota atau Kantor Walikota dan DPRD serta Kantor
Gubernur Jawa Tengah dan DPRD Provinsi Jawa Tengah dengan peyediaan terbuka
publik yang dapat digunakan untuk interaksi sosial
2. Rencana pengembangan perkantoran swasta
▪ Mengarahkan dan mengembangkan kegiatan perkantoran swasta besar berlokasi di
kawasan perdagangan dan jasa
▪ Pemenuhan sarana dan prasarana kegiatan perkantoran

e. Rencana Kawasan Industri


1. Rencana kawasan berikat
2. Rencana kawasan industri dan pergudangan
3. Pengembangan industri kecil dan rumah tangga

f. Rencana Kawasan Wisata


1. Pengembangan dan peningkatan wisata bahari
2. Pengembangan dan peningkatan kawasan wisata kebun binatang
3. Pengembangan dan peningkatan wisata pertanian (agrowisata)
4. Pengembangan dan peningkatan wisata mainan anak
5. Pengembangan dan peningkatan wisata mainan air
6. Pengembangan dan peningkatan wisata religi
7. Pengembangan dan peningkatan wisata alam dan cagar budaya
8. Pengembangan dan peningkatan wisata belanja

g. Rencana Ruang Terbuka Non Hijau ▪ Pengembangan RTNH kecamatan


(RTNH) 3. Pemanfaatan RTNH wilayah kota
1. Pemanfaatan RTNH lingkungan ▪ Pengembangan RTNH dalam
bangunan bentuk alun-alun direncanakan di
▪ Pengembangan RTNH bangunan kawasan pelayanan umum
hunian ▪ Pengembangan RTNH dalam
▪ Pengembangan RTNH bangunan bentuk plasa bangunan ibadah
non hunian meliputi halaman ▪ Pengembangan RTNH dalam
perkantoran, pertokoan, dan bentuk plasa monumen
tempat usaha ▪ Pengembangan ruang bawah jalan
2. Pemanfaatan RTNH skala sub- layang atau jembatan
kawasan dan kawasan 4. Pemanfaatan RTNH fungsi tertentu
▪ Pengembangan RTNH rukun ▪ Pengembangan RTNH
tetangga pemakaman
▪ Pengembangan RTNH rukun ▪ Pengembangan RTNH yang
warga disediakan untuk tempat
▪ Pengembangan RTNH kelurahan pengolahan sampah terpadu

Rencana Kawasan Strategis


a. Kawasan strategis pertumbuhan ekonomi
Rencana pengembangan kawasan pusat perdagangan dan jasa Peterongan – Tawang –
Siliwangi
1. Pengaturan kegiatan perdagangan dan jasa
2. Pengaturan tata bangunan dan lingkungan
3. Pengembangan fasilitas penunjang kegiatan perbelanjaan
b. Kawasan strategis sosial budaya
1. Rencana penanganan kawasan Masjid Agung Semarang
▪ Penataan kawasan pemeliharaan dan pelestarian bangunan dari pengaruh kegiatan
dan ketahanan kontruksi bangunan
▪ Revitalisasi fungsi dan penggunaan bangunan
2. Rencana penanganan kawasan Masjid Agung Jawa Tengah
▪ Penataan kawasan Masjid Agung Jawa Tengah
▪ Pengembangan sistem kepariwisataan yang terintegrasi dengan pengembangan
Kawasan Masjid Agung Jawa Tengah
3. Rencana penanganan kawasan pendidikan
▪ Penataan kawasan sekitar zona inti pendidikan
▪ Pengembangan fasilitas pendukung kegiatan pendidikan
▪ Pengaturan transportasi
4. Rencana penanganan kawasan kota lama
▪ Pemeliharaan dan pelestarian bangunan
▪ Revitalisasi fungsi dan penggunaan bangunan
▪ Pengembangan sistem kepariwisataan yang terintegrasi dengan pengembangan
Kawasan Kota Lama
BAB III.
LANDASAN PEMIKIRAN
SMART CITY
3.1 KERANGKA PIKIR SMART CITY
Untuk keperluan penyusunan Masterplan ini, kajian Smart City Readiness difokuskan kepada 3
elemen saja yaitu Struktur, Infrastruktur, dan Suprastruktur. Ilustrasi elemen kesiapan daerah
pintar tersebut dapat dilihat pada Gambar II. 1.
a. Struktur; pembangunan sumber daya
manusia (SDM) pelaksana (people) dan
penerima manfaat Smart City,
penyiapan sumber daya anggaran, dan
sumber daya tata kelola dan tata
pamong;
b. Infrastruktur; pembangunan
infrastruktur pendukung Smart City
yang meliputi infrastruktur fisik,
infrastruktur digital atau TIK, dan
infrastruktur social untuk kepentingan
umum;
c. Suprastruktur; penyiapan kebijakan
atau peraturan daerah, kelembagaan,
dan tata-laksana pelaksanaan
pembangunan Smart City.

Kerangka pikir berikutnya dari sebuah Smart


City adalah dimensi-dimensi yang terdapat di
dalam Smart City itu sendiri.
1. Smart Governance
Sasaran dari Smart Governance adalah
mewujudkan tata kelola dan tata pamong
pemerintahan daerah yang ekfektif,
efisien, komunikatif, dan terus melakukan
peningkatan kinerja birokrasi melalui
inovasi dan adopsi teknologi yang
terpadu.

2. Smart Branding
Tujuan dari Smart Branding adalah
peningkatan brand value daerah yang
akan mendorong aktivitas
perekonomian dan pengembangan
kehidupan sosial dan budaya lokal
yang berujung pada peningkatan
kesejahteraan masyarakat.

3. Smart Economy
Dimensi ketiga dalam Smart City
adalah smart economy atau tata
kelola perekonomian yang pintar.
Smart economy dalam dalam Smart
City dimaksudkan untuk mewujudkan
ekosistem perekonomian di daerah
yang mampu memenuhi tantangan di
era informasi yang disruptif dan
menuntut tingkat adaptasi yang cepat
seperti saat ini.
4. Smart Living
Smart living menjadi salah satu dimensi dalam
Smart City untuk menjamin kelayakan taraf
hidup masyarakat di dalamnya.Sasaran dari
smart living di dalam Smart City adalah untuk
mewujudkan lingkungan tempat tinggal yang
layak tinggal, nyaman, dan efisien.

5. Smart Society
Sasaran dari smart society dalam Smart
City adalah mewujudkan ekosistem
sosio-teknis masyarakat yang humanis
dan dinamis, baik fisik maupun virtual
untuk terciptanya masyarakat yang
produktif, komunikatif, dan interaktif
dengan digital literacy yang tinggi.

6. Smart Environment
Ide dasar dari smart environment di
dalam Smart City adalah untuk
mewujudkan pembangunan yang
berkelanjutan, dimana hal tersebut tidak
boleh hilang dengan lahirnya ide tentang
Smart City yang menjadikan elemen
teknologi sebagai elemen
pendorongnya.Sasaran dari smart
environment adalah mewujudkan tata
kelola lingkungan yang baik, bertanggung-jawab, dan berkelanjutan.
3.2 INDIKATOR SMART CITY KOTA SEMARANG
Berikut ini merupakan rumusan 4K yang merupakan visi dari smart city kota semarang yang
masing-masing dari 4K tersebut adalah Keberlanjutan, Konektivitas, Kreatifitas, dan Keterpaduan
Sosial. Dan masing-masing point dari 4K tersbut memiliki sub-sub point yang menjadi tolok ukur
dari 4K tersebut.

Sumber: IESE Cities in Motion Index (2017)

INDIKATOR

A. SUMBER DAYA MANUSIA


INDIKATOR DESKRIPSI
Pendidikan Tinggi Proporsi penduduk dengan pendidikan menengah dan tinggi
Sekolah Bisnis Jumlah sekolah bisnis (top 100).
Gerakan Mahasiswa Gerakan internasional siswa tingkat tinggi. Jumlah siswa.
Jumlah Universitas Jumlah Universitas
Museum Jumlah Museum per kota
Galeri Seni Jumlah Galeri Seni per kota
Pengeluaran Untuk Rekreasi Pengeluaran Untuk Rekreasi disajikan dalam juta

B. KETERPADUAN SOSIAL
INDIKATOR DESKRIPSI
Rasio Kematian Rasio kematian per 100.000 penduduk.
Tingkat Kriminalitas Tingkat Kriminalitas
Indeks Kesehatan Indeks Kesehatan
Tingkat Pengangguran Tingkat pengangguran (jumlah pengangguran / angkatan kerja).
Indeks Gini Indeks Gini bervariasi dari 0 sampai 100, dengan 0 menjadi situasi
yang sempurna Kesetaraan dan 100 ketidaksetaraan sempurna
Harga Property Harga properti sebagai persentase pendapatan
Rasio pekerja perempuan Rasio pekerja perempuan dalam administrasi publik
Indeks Kebahagiaan Indeks Perdamaian Global adalah indikator yang mengukur
kedamaian Dan tidak adanya kekerasan di negara atau wilayah.

C. ECONOMY
INDIKATOR DESKRIPSI
Produktivitas Produktivitas tenaga kerja dihitung sebagai PDB / populasi pekerja
(dalam ribuan).
Waktunya diperlukan untuk Hari kalender diperlukan untuk menyelesaikan prosedur yang
memulai bisnis terlibat dalam operasi hukum perusahaan.
Kemudahan memulai bisnis Posisi teratas di peringkat tersebut mengindikasikan lingkungan
peraturan yang lebih baik untuk menciptakan dan mengoperasikan
perusahaan lokal.
Jumlah kantor pusat Jumlah kantor pusat perusahaan publik
Persentase orang pada tahap Persentase 18 sampai 64 tahun penduduk yang merupakan
awal bisnis pengusaha baru atau pemilik / pengelola bisnis baru (tidak lebih
dari 42 bulan).
Pengusaha Perusahaan dalam tahap awal yang mewakili basis ekonomi kota.
Mereka mewakili dinamisme ekonomi dan mencakup proporsi
perusahaan yang tinggi yang ditujukan untuk teknologi. Digunakan
per kapita.
PDRB Produk domestik bruto dalam jutaan

D. MANAJEMEN PUBLIK
INDIKATOR DESKRIPSI
INDIKATOR DESKRIPSI
Jumlah tarif pajak Ini mengukur jumlah pajak dan kontribusi wajib dibayar oleh bisnis
setelah memperhitungkan deduksi dan pembebasan diijinkan
sebagai bagian dari keuntungan komersial
Cadangan Total cadangan dalam jutaan
Cadangan per kapita Cadangan per kapita dalam jutaan
Kedutaan Jumlah kedutaan dan konsulat per kota
Twitter Pengguna Twitter di direktori pengguna terkemuka (mis., Twellow).
Ini termasuk Pengguna yang mendefinisikan diri mereka sebagai
pemimpin (penulis, aktivis, bisnis Pemimpin, wartawan, dll). Dalam
ribuan orang.
Pajak Penjualan Hal ini berdampak besar terhadap perekonomian. Tingkat pajak
penjualan yang lebih rendah bisa jadi digunakan untuk membiayai
investasi di bidang jasa dan infrastruktur cerdas.

E. GOVERNANCE (TATA KELOLA)


INDIKATOR DESKRIPSI
Indeks Kekuatan Hukum Indeks ini mengukur sejauh mana undang-undang agunan dan
kebangkrutan melindungi hak peminjam dan pemberi pinjaman
sehingga memudahkan akses pinjaman. Nilai berjalan dari 0
sampai 12, di mana peringkat tertinggi menunjukkan bahwa
undang-undang tersebut lebih baik dirancang untuk memperluas
akses terhadap kredit

Indeks persepsi korupsi Nilai0 = sangat korup & 100 = sangat transparan
Fungsi inovasi departemen Jumlah fungsi departemen inovasi kota (atau kementerian jika ada
satu).
Rentang layanan Web Rentang layanan online untuk semua pengguna dewan kota
pemerintah (penghuni atau pengunjung). Ini adalah ukuran pemerintah kota
modern dan teknologi. Skala dari 0 sampai 5
Transparasi platform data Ini menggambarkan apakah kota memiliki sistem data terbuka.

F. ENVIRONMENT (LINGKUNGAN HIDUP)


INDIKATOR DESKRIPSI
Emisi CO2 Emisi karbon dioksida dari pembakaran bahan bakar fosil dan
pembuatan semen. Diukur dalam kiloton (kt).
Indeks Emisi CO2 Indeks Emisi CO2
Emisis Metana Emisi metan yang timbul dari aktivitas manusia seperti pertanian
dan produksi industri metana. Diukur setara dengan kt CO2.
Persentase penduduk dengan Persentase penduduk dengan akses yang masuk akal terhadap
akses terhadap persediaan air jumlah air yang sesuai yang dihasilkan dari penyediaan air bersih
INDIKATOR DESKRIPSI
PM2.5 PM2.5 mengukur jumlah partikel di udara yang diameternya
kurang dari 2,5 pm. Rata-rata tahunan
PM10 PM10 mengukur jumlah artikel di udara yang diameternya kurang
dari 10 μm. Rata-rata tahunan
Indeks Polusi Indeks Polusi
Indeks kinerja lingkungan Indeks Kinerja Lingkungan (dari 1 = miskin sampai 100 = baik).
G.MOBILITAS DAN TRANSPORTASI
INDIKATOR DESKRIPSI
Indeks Lalu lintas Indeks lalu lintas diperkirakan dengan mempertimbangkan waktu
yang dihabiskan di lalu lintas dan ketidakpuasan yang
dihasilkannya. Ini juga mencakup perkiraan konsumsi CO2 dan
inefisiensi lain dari sistem lalu lintas.
Indeks inefisiensi Indeks inefisiensi adalah perkiraan ketidakefisienan lalu lintas. Nilai
tinggi mewakili tingkat inefisiensi mengemudi yang tinggi, seperti
waktu perjalanan yang panjang.
Jumlah kecelakaan di jalan Jumlah kecelakaan lalu lintas per 100.000 penduduk
Fasilitas transportasi metro Jumlah stasiun metro per kota
Penerbangan Number of arrival and departure flights (air routes) in a city.
Alat transportasi Sarana transportasi merupakan pilihan transportasi umum untuk
kota-kota cerdas. Nilai variabel meningkat jika ada lebih banyak
pilihan transportasi. Kurangnya pilihan transportasi dapat
mengurangi daya tarik sebuah kota sebagai tujuan yang cerdas.
Indeks lalu lintas untuk komuter Indeks lalu lintas mengingat waktu perjalanan untuk bekerja
untuk bekerja
Ketersedian Sepeda Bersama Sistem berbagi sepeda menunjukkan layanan otomatis untuk
penggunaan umum sepeda bersama yang menyediakan
transportasi dari satu lokasi ke lokasi lain di dalam kota. Indikator
bervariasi antara 0 dan 2 sesuai dengan bagaimana sistem
dikembangkan.

H. PERENCANAAN KOTA
INDIKATOR DESKRIPSI
Persentase penduduk dengan Persentase penduduk dengan setidaknya akses yang cukup
akses terhadap fasilitas sanitasi terhadap fasilitas pembuangan kotoran yang secara efisien dapat
menghindari kontak manusia, hewan dan serangga dengan
ekskreta.
Jumlah orang per rumah tangga Jumlah orang per rumah tangga
Toko sepeda Jumlah toko sepeda per kapita
Arsitektur Jumlah perusahaan arsitektur per kapita
INDIKATOR DESKRIPSI
Bersepeda Penggemar bersepeda per kapita. Penggunaan sepeda mewakili
ukuran transportasi yang baik dan metrik untuk latihan kota dan
kemampuan budaya. Banyak kota yang secara historis kota pintar
memiliki korelasi positif dengan adanya budaya bersepeda
(weather perizinan).

I. HUBUNGHANINTERNASIONAL
INDIKATOR DESKRIPSI
Jumlah wisatawan internasional Jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke kota. Dalam
ribuan orang
Jumlah penumpang sebuah Jumlah penumpang yang bepergian dengan maskapai
maskapai penerbangan penerbangan. Dalam ribuan orang
Hotel Jumlah hotel per kapita
Peta pemandangan Peringkat kota sesuai dengan jumlah foto yang diambil di kota dan
diupload ke Panoramio (community untuk sharing foto secara
online). Posisi teratas sesuai dengan kota dengan foto terbanyak.
Jumlah konferensi dan rapat Jumlah konferensi dan pertemuan internasional di kota

J. TEKNOLOGI
INDIKATOR DESKRIPSI
Jumlah pelanggan broadband Jumlah pelanggan broadband per negara dengan jalur pelanggan
digital, modem kabel, atau teknologi berkecepatan tinggi lainnya,
per 100 penduduk
Broadband Jumlah pengguna broadband di dalam kota, termasuk koneksi
nirkabel dan tetap.
Alamat IP Jumlah alamat IP per kapita
Facebook Jumlah pengguna Facebook per kapita.
Ponsel Jumlah ponsel per kapita
Kualitas layanan Web Kualitas situs dewan kota mengukur komitmen kebijakan teknologi
informasinya, mendukung pengembangan bisnis lokal, dan
prakarsa teknologi lainnya. Skala dari 0 sampai 5, maksimum
sesuai dengan situs web dengan layanan berkualitas terbaik
Indeks inovasi ndeks Inovasi (Innovation Cities Index). Penilaian 0 (tidak ada
inovasi) sampai 60 (banyak inovasi).
Ponsel cerdas Jumlah smartphone per kapita. Penggunaan smartphone dan
penetrasi mereka merupakan indikator bagus untuk penggunaan
teknologi
Hot spot Wi-Fi Jumlah titik akses nirkabel secara global. Mereka mewakili pilihan
untuk terhubung ke Internet oleh pebisnis saat bepergian
BAB IV.
PROFIL KOTA SEMARANG
MENUJU SMART CITY

4.1 VISI KOTA SEMARANG


Dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Semarang tahun 2005 –
2025, disebutkan bahwa visi pembangunan jangka panjang daerah Kota Semarang adalah
sebagai berikut :
“ Semarang Kota Metropolitan yang religius, tertib dan berbudaya “
Dengan demikian, 20 tahunmendatang kota Semarang diharapkan menjadi Kota yang senantiasa
menjunjung tinggi nilai-nilai agama, etos kerja, tata cara, adat istiadat, tradisi, norma kearifan lokal
yang hidup dan berkembang yang diyakini sebagai nilai-nilai yang luhur yang diwujudkan dalam
perilaku interaksi sosial serta sadar menggunakan hak dan kewajibannya sesuai dengan
peraturan perundangan yang berlaku sehingga terwujud kehidupan pemerintahan dan
kemasyarakatan yang teratur, sejahtera dan didukung olehaktivitas ekonomiutama yang berupa
perdagangan, jasa, dan industri serta ditunjang oleh standartpelayanan kota berskala
metropolitan yang mampu melayani seluruh aktivitasmasyarakat kota dan daerah hinterlandnya
dengan aman, tentram, nyaman, lancar,asri, sehat dan berkelanjutan.
Sedangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Semarang
tahun 2016 – 2021, disebutkan bahwa visi pembangunan daerah Kota Semarang adalah sebagai
berikut :
“Semarang Kota Perdagangan dan Jasa yang Hebat Menuju Masyarakat
Semakin Sejahtera

Visi tersebut mengandung maksud bahwa Semarang sebagai kota metropolitan berwawasan
lingkungan akan menjadi kota yang handal dan maju dalam pedagangan dan jasa, dengan
dukungan infrastuktur yang memadai serta tetap menjadi daerah yang kondusif untuk
meningkatkan kesejahteraan warganya dengan dukungan pengembangan politik, keamanan,
sosial, ekonomi, dan budaya.

4.2 WILAYAH ADMINISTRASI


Sebagai Kota Pusat
Pemerintahan Provinsi Jawa
Tengah, Kota Semarang
memiliki luas wilayah sebesar
373,70 km2 yang lokasinya
berbatasan langsung dengan
Kabupaten Kendal di sebelah
barat, Kabupaten Semarang di
sebelah selatan, Kabupaten
Demak di sebelah timur dan
Laut Jawa di sebelah utara
dengan panjang garis pantai
berkisar 13,6 km.

4.3 POTENSI PENGEMBANGAN WILAYAH


Potensi Pengembangan WilayahSecara fisik, perkembangan Kota Semarang dapat
diidentifikasimengarah ke arah barat, timur dan selatan. Terkait dengan luasan lahanterbangun,
rata-rata pertumbuhan lahan terbangun di Kota Semarang daritahun 1999 hingga 2014 mencapai
742,5 Ha/tahun atau sekitar 15% ditahun 1999 dan 44,1% di tahun 2014. Peningkatan luasan
lahan terbangunterbesar terlihat pada tahun 2009 yang mencapai 1300 Ha. Jika lajupertambahan
lahan terbangun dibiarkan sebagaimana apa adanya tanpaintervensi perencanaan pembangunan,
maka dapat diperkirakan bahwadalam kurun waktu 16 hingga 17 tahun ke depan, seluruh luasan
wilayahKota Semarang akan menjadi lahan terbangun seluruhnya.Berdasarkan karakteristik
wilayah Kota Semarang, dapat diidentifikasiwilayah yang memiliki potensi untuk dikembangkan
sebagai kawasanbudidaya seperti perikanan, pertanian, pariwisata, industri, pertambangandan
lain-lain. Berdasarkan RTRW Kota Semarang 2011-2031 pengembangan struktur ruang Kota
Semarang memiliki 3 fokus kebijakan yaitu :
1. kebijakan dan strategi pengembangan fungsi regional dan nasional;
2. kebijakan dan strategi pengembangan kawasan metropolitan Semarang;
3. kebijakan dan strategi pengembangan struktur pelayanan kegiatan (internal) Kota Semarang.
Sedangkan pengembangan pola ruang memiliki fokus kebijakanyaitu
1. kebijakan dan strategi pengelolaan kawasan lindung;
2. kebijakandan strategi pengelolaan kawasan budidaya.

Selain itu, terdapat potensi pengembangan wilayah di beberapa kawasan strategis di Kota
Semarang sebagai berikut :
A. Kawasan Strategis Bidang Pertumbuhan Ekonomi
Kawasan Cepat Berkembang
Kawasan cepat berkembang di Kota Semarang adalah kawasan pusatkota yang terletak pada
Koridor Peterongan – Tawang – Siliwangi(PETAWANGI). Trend perubahan intensitas kegiatan
perdagangan dikawasan PETAWANGI untuk 20 tahun kedepan diperkirakan akan terusterjadi.
Berdasarkan dokumen RTRW 2011-2031, arahan kebijakanuntuk kawasan cepat berkembang
dikembangkan untuk :
- Pengembangan kegiatan perdagangan dan jasa skala besar harus memberikan ruang bagi
kegiatan sektor informal untuk melakukan kegiatannya.
- Pengembangan kegiatan perdagangan dan jasa harus mempertimbangkan rasio kecukupan
ruang parkir dan ruang terbuka hijau dalam rangka menciptakan kawasan PETAWANGI
yang nyaman.
- Pengaturan pengembangan kegiatan perdagangan dan jasa yang spesifik per koridor jalan
untuk menciptakan spesifikasi perkembangan kawasan.
- Pengembangan kegiatan perdagangan dan jasa harus menghindari perkampungan atau
kawasan yang memiliki nilai historis bagi KotaSemarang
Kawasan Perlu Kerja Sama dengan Daerah Sekitarnya (Kawasan Perbatasan).
1. Kawasan Genuk – Sayung
- Pengembangan industri
- Transportasi (pengelolaan pelajon/ commuter)
- Penyediaan perumahan dan fasilitas pendukungnya
- Penanganan rob dan banjir
2. Kawasan Pedurungan - Mranggen
- Pengembangan industri
- Transportasi (pengelolaan pelajon/ commuter)
- Penyediaan Perumahan dan fasilitas pendukungnya
3. Kawasan Mangkang – Kaliwungu
- Pengembangan industri
- Transportasi (pengelolaan pelajon/ commuter)
- Penyediaan perumahan dan fasilitas pendukungnya
- Penanganan rob dan banjir
4. Kawasan Banyumanik – Ungaran
- Perkembangan kawasan perdagangan & jasa
- Penyediaan fasilitas transportasi (terminal)
- Penyediaan perumahan dan fasilitas pendukungnya
5. Kawasan DAS Kaligarang
- Perkembangan kawasan terbangun di hulu DAS Kaligarang
- Pola kerja sama pengelolaan kawasan DAS Kaligarang dalamtataran Pemerintah
Kabupaten/ Kota

B. Kawasan Strategis Bidang Sosial Budaya


Kawasan strategis bidang sosial budaya di Kota Semarang adalahKawasan Cagar Budaya
Kota Lama. Kawasan bersejarah Kota Lamamerupakan kawasan cagar budaya yang harus
dilindungi dan dilestarikankeberadaannya. Dalam pemanfaatannya, kawasan cagar budaya
dapatditingkatkan fungsinya untuk dapat menunjang kegiatan pariwisata, yangnantinya dapat
memberikan kontribusi pendapatan dari sektor pariwisata.
C. Kawasan Strategis Bidang Pendayagunaan Sumber Daya Alamatau Teknologi Tinggi
Kawasan strategis bidang pendayagunaan sumber daya alam atauteknologi tinggi di Kota
Semarang adalah Kawasan pelabuhan TanjungMas.
D. Kawasan Strategis Bidang Fungsi dan Daya Dukung LingkunganHidup
Kawasan strategis bidang fungsi dan daya dukung lingkungan hidupadalah Kawasan
Bendungan/ Waduk Jatibarang. PembangunanBendungan/ Waduk Jatibarang yang akan
difungsikan sebagai pengendalilimpasan air ke kawasan bawah Kota Semarang. Bendungan/
waduk inidirencanakan berlokasi di Kecamatan Mijen dan Gunungpati.

4.4 WILAYAH RAWAN BENCANA


Kota Semarang memiliki kawasan
rawan bencana yang terdiri
darikawasan rawan rob, kawasan
rawan banjir, rawan longsor dan
rawangerakan tanah.
Kawasan Rawan Rob dan Banjir
Di wilayah Kota Semarang,daerah-
daerah yang berpotensi rawan
bencana banjir meliputi
sebagianKecamatan Tugu, Semarang
Barat, Semarang Tengah, Semarang
Utara, danGenuk.
Rawan Longsor dan Gerakan Tanah
Di wilayah Kota Semarang terdapat sebaran daerah yang rawan longsordiantaranya:
1. Daerah gerakan tanah tersebar di Kecamatan Gunungpati dan Banyumanik. Hal ini didasarkan
dari kondisi geologi kawasan ini berpotensi terjadi gerakan tanah.
2. Daerah sesar aktif, yaitu daerah yang kondisi geologi kawasan ini memiliki patahan yang
potensial untuk terjadi gerakan tanah. Berikut sebaran lokasinya:
a. Di sepanjang Kecamatan Mijen dan Gunungpati yaitu melalui Kelurahan Sumurejo,
Mangunsari, Gunungpati, Purwosari, Limbangan, dan Cangkiran
b. Di sepanjang Kecamatan Banyumanik, yaitu melalui Kelurahan Jabungan, Padangsari,
Plalangan, Sumurboto dan Tinjomoyo
c. Kecamatan Gunungpati, yaitu melalui Kelurahan Sukorejo, Kalipancur dan Bambankerep.
Daerah rawan longsor, yaitu daerah yang kondisi tanahnya berpotensiterjadi bencana bila
dibudiayakan. Lokasi kawasan ini adalah pada lahandengan kelerangan > 40%, berada di
Kecamatan Gajahmungkur, Candisari,Tembalang, Banyumanik, Gunungpati, Mijen dan Ngaliyan.
4.5 ASPEK DEMOGRAFI
Dalam konteks kependudukan, dalam kurun
waktu enam tahunterakhir terhitung sejak
2010 – 2015, perkembangan penduduk di
KotaSemarang cenderung dinamis. Gambar
2.17 menjelaskan bahwa sejak 2010– 2015,
jumlah penduduk Kota Semarang
mengalami peningkatan. Namun,jika dilihat
dari pertumbuhannya, pertumbuhan
penduduk Kota Semarangmengalami
penurunan rata-rata pertahun mencapai 0.95% setiap tahunnya.

4.6 PERTUMBUHAN EKONOMI


Laju pertumbuhan ekonomi Kota
Semarang tahun 2015 mencapai5,80
persen, lebih rendah jika dibandingkan tahun 2014 denganpertumbuhan 6.38 persen. Angka
tersebut berada diatas Provinsi JawaTengah dan diatas Nasional. Selama kurun waktu tahun
2011 dan 2013 -2015, LPE Kota Semarang berada di atas LPE Provinsi Jawa Tengah danLPE
Nasional. Seperti terlihat pada gambar 2.29 di bawah.
4.7 ANGKA KRIMINALITAS
Selama tahun 2015, jumlah kasus tindak pidana di Kota Semarangyang terjadi di wilayah hukum
Polrestabes Kota Semarang adalah sejumlah2.792 kejadian, sedikit meningkat jika dibandingkan
dengan kasus ditahun 2013 yang sebanyak 1.553 kejadian. Dari jumlah kejadian tindakpidana
tersebut, yang paling menonjol di tahun 2015 adalah kejadiancuranmor yang sebanyak 667
kejadian dan pencurian dengan pemberatan476 kejadian.
4.8 KESEMPATAN KERJA
Dalam lingkup Kota Semarang jumlahangkatan kerja dari tahun 2010-2011 menunjukkan
kenaikansebesar 61.900 orang, tahun 2011-2012 menurun sebesar 61.956orang, tahun 2012-
2014 naik sebesar 121.786 orang dan daritahun 2014-2015 terjadi penurunan sebesar 126.857
orang.
Dalam lingkup Kota Semarangindeks Tingkat Pengangguran Terbuka dari tahun 2010-2015
mengalami kenaikan khususnyadi tahun 2012 hingga 2014 dan kemudian perlahan turun di
tahun2015 mencapai 5,77%.
4.9 KEMUDAHAN PERIJINAN
Bahwa dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan perijinan yangberkelanjutan maka perlu
dilakukan evaluasi terhadappenyelenggaraannya. Untuk itu telah dilakukan survey
kepuasanmasyarakat sebagai alat ukur yang komprehensif kegiatan tentang tingkatkepuasan
masyarakat yang diperoleh dari hasil pengukuran atas pendapatmasyarakat dalam memperoleh
pelayanan. Ruang lingkup surveykepuasan masyarakat tersebut antara lain: persyaratan,
prosedur, waktupelayanan, biaya, produk layanan, kompetensi pelaksana, perilakupelaksana,
maklumat pelayanan serta penangan pengaduan. Adapun hasilsurvey kepuasan masyarakat
terhadap pelayanan yang telah dilakukandapat dilihat secara lengkap dapat dilihat pada tabel 2.76
dibawah ini :
BAB V.
ANALISIS KESIAPAN KOTA
MENUJU SMART CITY
5.1 SEMARANG SMART CITY

MENJADIKAN KOTA LEBIH BAIK DAN HEBAT


(Making The Cities Better and Great)

SEKILAS SEMARANG SMART CITY


Semarang Smart City (SSC) mulai digulirkan tahun 2013 ketika Walikota Semarang Hendrar Prihadi
(Pemkot Semarang) menandatangani Nota Kesepahaman / Memorandum of Understanding (MoU)
dengan PT. Telkom tentang Pemanfaatan Teknologi, Informasi dan Komunikasi untuk Mewujudkan
Program Digital Government Service melalui Smart City di Wilayah Kota Semarang. Tindak lanjutnya
Telkom memasang Free Wifi Ide (2.300 titik) disejumlah tempat seperti sekolah, perkantoran, area
publik, dll.
Smart City itu tidak hanya tentang teknologi informasi (TI) tetapi juga dapat berupa dukungan non TI,
sehingga Pemkot Semarang pada tahap berikutnya mengajak berbagai pihak untuk bekerjasama
melalui Program Pentahelix dengan pelibatan Akademisi, Bisnis, Community, Government dan Media
(ABCGM). Hal ini disadari oleh Hendrar Prihadi yang akrab disapa Hendi, bahwa bahwa untuk
mewujudkan pembangunan kota memerlukan banyak tangan yang harus dilibatkan. Sehingga
diluncurkan slogan “Bergerak Bersama” untuk menjadikan kota lebih Baik dan Hebat. Oleh karena itu
proses Bergerak Bersama ini diharapkan terus berjalan dalam pengimplementasian Smart City di
Kota Semarang. Sehingga untuk menguatkan hal tersebut Smart City telah tertuang di RPJMD Kota
Semarang Tahun 2016-2021.
TAHAPAN
Semarang Smart City dibagi dalam dua tahap Untuk program TI, dua tahun pertama cenderung ke
pengembangan internal melalui cyber governance, antara lain penyiapan kebijakan, SDM, aplikasi
dan infastruktur.
Berbagai aplikasi untuk penyelenggaraan pemerintahan telah terbangun, utamanya adalah
pengelolaan administrasi perencanaan - penganggaran - monev - pelaporan. Alur sistem ini telah
terintegrasi dan 2017 ini sudah masuk tahun keempat, sehingga dari Perencanaan melalui
Musrenbang Kelurahan sampai dengan pelaporan dalam bentuk Sakip telah terintegrasi melalui
single entry. Bahkan integrasi ini hingga host to host ke beberapa Bank dan Taspen.
Infrastruktur seluruh jaringan OPD (organisasi perangkat daerah) telah terintegrasi jaringan fiber optik
(FO) bahkan sampai ke tingkat kecamatan dan kelurahan. Termasuk UPTD Pasar/Pendidikan/PU
dsb, Puskesmas, Rumdin, dan lainnya.
Penguatan data center merupakan salah satu yang menjadi prioritas, sehingga semua server
tersentral dan semua aplikasi hosting dan domain dengan semarangkota.go.id.
Dua tahun berikutnya diawal jabatan Periode 2016-2021 Walikota Semarang bersama Wakil Walikota
Semarang mulai melakukan pengembangan eksternal melalui cyber society. Seperti meluncurkan
berbagai aplikasi interaktif dan informatif untuk publik seiring untuk penguatan keterbukaan informasi
publik (KIP). Saat ini telah memiliki 204 aplikasi, baik aplikasi berbasis mobile (Android / IOS) maupun
website dengan alamat WWW.SEMARANGKOTA.GO.ID sebagai gerbang masuk berbagai informasi,
dokumentasi dan sistem. Portal ini sebagai Jendela Informasi Semarang yang dapat digunakan oleh
pemerintahan dan masyarakat umum untuk mengetahui berbagai hal yang ada di pemerintahan
maupun potret kota dengan menggunakan empat bahasa (Indonesia, Jawa, Inggris dan China).
Bentuk penguatan fasilitas layanan publik antara lain melakukan pemasangan free wifi Pemkot
Semarang gratis tersebar diberbagai wilayah. Untuk interaksi laporan/pengaduan/saran publik ke
Pemkot Semarang melalui aplikasi Lapor Hendi (Twitter: @laporhendi). Selain itu juga penyediaan
fasilitas untuk umum, bagi Personal/Kelompok ada Pusat Informasi Publik (PIP) di Balaikota, untuk
komunitas ada Semarang Digital Kreatif (SDK) di Jl. Empu Tantular dan untuk UMKM ada Semarang
Kreatif Galery (SKG) di Jl. Letjen Suprapto, untuk penggunaannya gratis. Penerapan Kartu Semarang
Hebat untuk beberapa penggunaan Tapcash, Wallet dan Saving, juga penggunaan Barcode untuk
perijinan Keterangan Rencana Kota, Digital Signage Untuk informasi kota, aplikasi pemandu berbagai
lokasi, pemantau kondisi perempatan jalan melalui ATC, penggunaan berbagai media sosial untuk
informasi dan komunikasi publik (FB, Fanpage, Instagram, Twitter, Youtube, Tumblr, Wordpres, Path
serta lainnya). Yang menarik saat ini juga tersedia layanan ke DPRD melalui e-pokir (pokok-pokok
pikiran DPRD) dan e-Sarapan (Saran, Aspirasi dan Harapan masyrakat ke DPRD) dan masih banyak
lagi inovasi-inovasi fasilitas berbasis smart city yang diterapkan

5.2 KONSEP MASTERPLAN SMART CITY SEMARANG


KONSEP
Beberapa hal berkaitan smart city non TI antara lain: Ambulan Si Cepat, Kredit Wibawa, Gerbang
Hebat, Kampung Tematik, Rumah Duta Revolusi Mental, Listrik dari Sampah, Emergency Power Plan
(pengganti generator), Kampung Bahari, Kampung Pelangi, Wisata Kota Lama, Weekend Service
Layanan, 3 in 1 Layanan Publik (PIP), Penanganan Rob, Pendampingan BOS, Pusat Penanganan
Pengaduan Masyarakat (P3M), dll.
Dalam kerangka Smart City, Semarang telah masuk kedalam program Gerakan 25 Smart City. Ada
10 indikator yang akan dicapai Pemkot Semarang untuk menuju visi Semarang Smart City dan Smart
City sendiri sudah tertera dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota
Semarang Tahun 2016-2021. Sehingga untuk mewujudkan 10 program prioritas Walikota dan Wakil
Walikota dalam RPJMD akan didukung mellaui implementasi Smart City. Saat ini sedang dalam
pembahasan rancangan Perwal tentang Pengembangan Semarang Smart City.
Semarang Smart City : Bergerak bersama menjadikan kota cerdas dan hebat. Untuk mewujudkan
Semarang Smart City harus disengkuyung bersama seluruh pemangku kepentingan pembangunan
Kota Semarang. Kota ini butuh banyak tangan untuk turut serta membangun kota, dengan gotong
royong bergerak bersama dalam segala aspek kehidupan, maka harapan kota lebih baik dan hebat
akan terwujud.

RENCANA AKSI
Untuk mewujudkan Semarang Smart City akan menggunakan Rancangan: 10 i = 4 k 6 s = 10
pyaitu 10 Indikator Smart City (10i) melalui 4 konsep (4k) terdiri Keberlanjutan, Konektivitas,
Kreativitas dan Keterpaduan Sosial untuk mewujudkan pengembangan 6 Smart (6s) terdiri 1. Smart
Governance, 2. Smart Branding, 3.Smart Economy, 4. Smart Living, 5. Smart Society dan 6. Smart
Environment dalam rangka mewujudkan 10 Program (10p) prioritas yang tertera di RPJMD Kota
Semarang Tahun 2016-2021.
Semarang Smart City pada dasarnya tujuannya untuk kesejahteraan masyarakat, sehingga program-
programnya yang dibalut melalui renaksi dan renop sedemikian rupa penyediaan fasilitas maupun
infrastruktur guna menunjang berbagai bidang kebutuhan dan kegiatan masyarakat menjadi lebih
efektif dan efisien sesuai arahan RPJMD dan Program Prioritas Kota Semarang.
RENCANA OPERASIONAL
Dalam rangka mengawal Semarang Smart City telah dibentuk Tim Pengembangan Semarang Smart
City dengan pelibatan Pemangku Kepentingan Pembangunan Kota Semarang (Pentahelix).
Dari 6 Smart, komposisi tertinggi adalah pada smart governance untuk mewujudkan transparansi
layanan publik dan memerangi korupsi. Dalam hal ini seluruh Organisasi Pemkot Semarang (OPD)
akan berperan penting dalam pengembangan kota cerdas ini. Hal ini telah dipahami bahwa konsep
penguatan pembangunan, seting ulang pembangunan dan pengembangan lapangan pasti dilakukan
oleh para pembuat kebijakan. Tantangan terbesar dari semua operasionalisasi adanya koordinasi,
integrasi, sinergitas dan kolaborasi seluruh pemangku kepentingan pembangunan kota..
Berikut ini rumusan Konsep Masterplan Semarang Smart city dapat dilihat pada gambar berikut ini :
HASIL SKOR PROGRAM PRIORITAS WALIKOTA BERDASARKAN URUT
TERBESAR:
1. Indeks Reformasi Birokrasi (41) 6. Kontribusi kategori Industri
2. Angka Kemiskinan (16) Pengolahan terhadap PDRB (13)
3. Tingkat Pengangguran Terbuka (11) 7. Indeks Pembangunan Manusia (12)
4. Kontribusi kategori - kategori yang 8. Persentase kawasan banjir dan rob
terkait dengan perdagangan dan jasa- (10)
jasa terhadap PDRB (21) 9. Laju Pertumbuhan Ekonomi (15)
5. Nilai Investasi (15) 10. Indeks Pembangunan Gender (9)

5.3 ANALISA GAP KOTA SEMARANG


Analisia GAP Kota Semarang didasarkan pada skor hasil perbandingan kondisi data eksisting dan
kondisi ideal atau standar menurut 10 indikator smart city yang terdiri dari human capital, keterpaduan
sosial, ekonomi, manajemen publik, tata kelola, lingkungan hidup, mobilitas dan transportasi, perencanaan
kota, hubungan internasional dan teknologi.

A. Human Capital ganti SDM saja


Indikator human capital bertujuan untuk mengukur kinerja kota dalam meningkatkan kualitas manusia
yang ada di kota tersebut. Suatu kota harus dapat menyusun rencana untuk meningkatkan pendidikan serta
mendorong penelitian dan kreativitas sumberdaya manusia. Indikator human capital terdiri dari 7 indikator
yaitu presentase jumlah masyarakat dengan pendidikan menengah dan tinggi, jumlah sekolah tinggi bisnis,
jumlah gerakan mahasiswa, jumlah universitas, jumlah museum, jumlah galeri seni dan jumlah pengeluaran
masyarakat yang dikeluarkan untuk rekreasi.

DATA STANDAR/
NO INDIKATOR SKOR
EKSISTING KONDISI IDEAL
1 Pendidikan tinggi 77% 100% 8
2 Sekolah bisnis (komparasi surabaya)
15 16 9
gerakan mahasiswa (komparasi
3
surabaya) 173.637 259.945 7
4 Jumlah universitas (komparatif jogja)
58 125 5
5 Jumlah museum (Komparasi Jogja)
7 32 2
Jumlah Galeri Seni (komparatif
6 34
Surabaya) 14 4
7 Rekreasi (komparatif bandung) 149.719.450.268 260.000.000.000 6

Berdasarkan data kondisi human capital di Kota Semarang, jumlah masyarakat dengan tingkat
pendidikan menengah dan tinggi adalah 77% dari jumlah penduduk dari jumlah standar 100% dari jumlah
penduduk. Sedangkan jumlah sekolah bisnis sejumlah 15, jumlah universitas 58, jumlah museum 7, jumlah
galeri seni dan jumlah galeri seni sejumlah 14 dan jumlah pengeluaran masyarakat untuk rekreasi sejumlah
149.719.450.268. Berdasarkan perbandingan data kondisi eksisting terhadap standar atau kondisi ideal
didapatkan hasil skoring paling tinggi yaitu jumlah sekolah bisnis dan hasil skoring paling rendah adalah
jumlah museum. Perbandingan hasil skoring tiap indikator dapat dilihat pada grafik berikut:

B. Keterpaduan Sosial
Keterpaduan sosial berkaitan dengan interaksi masyarakat di suatu kota. Dalam konteks smart city,
interaksi tersebut berkaitan dengan adanya tujuan bersama antara pemerintah dan masyarakat. Indikator
Keterpaduan sosial terdiri atas rasio kematian, tingkat kriminalitas, indeks kesehatan, pengentasan tingkat
pengangguran, indeks gini, harga properti, rasio pekerja perempuan dan indeks kebahagian.

DATA STANDAR/
NO INDIKATOR SKOR
EKSISTING KONDISI IDEAL
1 Rasio Kematian 7 kategori rendah <10 8
2 Tingkat Kriminalitas 242 400 6
3 Indeks Kesehatan 69 100 7
4 Pengentasan Tingkat Pengangguran 6% 0% 9
5 Indeks gini 0,33 1 7
6 Harga Properti 85% 100% 9
7 Rasio Pekerja Perempuan 0,74 1,00 7
8 Indeks Kebahagiaan 71,55 100 7

Berdasarkan data kondisi keterpaduan sosial di Kota Semarang, indeks tingkat kriminalitas di kota
semarang termasuk dalam kategori sedang yaitu 242 dari 400, sedangkan indeks kesehatan sebesar 69
dari konsisi ideal 100, persentase tingkat pengangguaran sebesar 6% dari kondisi standar 0%, indeks gini
sebesar 0,33 dari kondisi idea; 1, harga properti sebesar 85% dari kondisi standar 100%, rasio pekerja
perempuan 0,74 dari kondisi ideal 1 dan indeks kebahagiaan 71,55 dari kondisi ideal 100. Berdasarkan
perbandingan data kondisi eksisting terhadap standar atau kondisi ideal didapatkan hasil skoring paling
tinggi yaitu harga properti dan tingkat pengangguran, sedangkan hasil skoring paling rendah adalah tingkat
kriminalitas. Perbandingan hasil skoring tiap indikator dapat dilihat pada grafik berikut:

C. Ekonomi
Indikator ekonomi dalam penilaian terhadap sebuah kota berkaitan dengan kondisi ekonomi suatu kota
serta rencana kota dalam mengelola industri dan kegiatan ekonomi. Indikator ekonomi terdiri atas kondisi
perekonomian kota, yang terdiri atas produktivitas, waktu yang diperlukan untuk memulai bisnis, tingkat
kemudahan bisnis, jumlah kantor pusat, persentase orang pada tahap awal bisnis, jumlah pengusaha dan
jumlah PDRB.

DATA STANDAR/
NO INDIKATOR SKOR
EKSISTING KONDISI IDEAL
1 Produktivitas 129.830.628 256.743.200 5
2 Waktunya diperlukan untuk memulai bisnis 4 2 5
3 Kemudahan memulai bisnis 64 100 6
4 Jumlah kantor pusat 400 1.200 3
5 Persentase orang pada tahap awal bisnis 10 20 5
6 Pengusaha 53.557 129.199 4
7 PDRB 13,3 20 7
Berdasarkan data kondisi ekonomi di Kota Semarang, produktivitas masyarakat kota Semarang
sebesar 129.830.628, dengan tingkat kemudahan untuk memulai bisnis sebesar 64% dengan persentase
orang pada tahap awal bisnis 10 dengan jumlah pengusaha 53.557 . Jumlah kantor pusat yang terdapat di
kota Semarang sejumlah 400. Berdasarkan perbandingan data kondisi eksisting terhadap standar atau
kondisi ideal didapatkan hasil skoring paling tinggi yaitu jumlah PDRB dan hasil skoring paling rendah
adalah jumlah kantor pusat. Perbandingan hasil skoring tiap indikator dapat dilihat pada grafik berikut:
D. Manajemen Publik
Indikator manajemen publik mencakup tindakan-tindakan yang dilakukan dengan tujuan meningkatkan
efisiensi dalam penyelenggaraan pemerintahan. Manajemen publik berkaitan dengan kondisi perekonomian
dari suatu kota. Indikator manajemen publik terdiri dari jumlah tarif pajak, jumlah dana simpanan, jumlah
dana cadangan per kapita jumlah kantor kedutaan, jumlah penggunan twitter serta jumlah pajak penjualan.

DATA STANDAR/
NO INDIKATOR SKOR
EKSISTING KONDISI IDEAL
1 Jumlah tarif pajak
10% 10% 10
2 Dana Simpanan 7,9 Triliun 19,09 Triliun 4
3 GNP (Konstan) 121.263 365.073 3
4 Kedutaan - 52 -
5 twitter (komparatif amerika) 266.313 341.047 8
6 pajak penjualan (komparasi surabaya) 1.080.695.471.000 1.909.562.850.000 6

Berdasarkan data kondisi manajemen publik di Kota Semarang, jumlah tarif pajak sebasar 10%, hal
tersebut sesuai dengan kondisi standar 10%, sedangkan jumlah dana simpanan Kota Semarang sebasar
7,9 Triliun, jumlah pendapatan perkapita 121.263, jumlah pengguna twitter 266.313, dan jumlah pajak
penjualan sebesar 1.08 Triliun. Berdasarkan perbandingan data kondisi eksisting terhadap standar atau
kondisi ideal didapatkan hasil skoring paling tinggi yaitu jumlah tarif pajak dan hasil skoring paling rendah
adalah jumlah GNP. Perbandingan hasil skoring tiap indikator dapat dilihat pada grafik berikut:
E. Tata Kelola
Tata kelola berkaitan dengan efektivitas dan kualitas dari intervensi pemerintah. Hal ini mencakup
keterlibatan masyarakat dalam pengambilan keputusan, kemampuan pemerintah dan stakeholder lokal serta
penerapan e-government. Indikator tata kelola dalam smart city terdiri dari indeks kekuatan hukum, indeks
persepsi korupsi, tingkat inovasi pada departemen, tingkat pelayanan web pemerintah dan tingkat
transparasi dana pemerintah terhadap publik.

DATA STANDAR/
NO INDIKATOR SKOR
EKSISTING KONDISI IDEAL
1 indeks kekuatan hukum 1 10 1
2 indeks persepsi korupsi 60 100 6
3 fungsi inovasi departemen 1 10 1
4 layanan web pemerintah 88,73 100 9
5 transparasi dana 6 10 6

Berdasarkan data kondisi tata kelola di Kota Semarang, Indeks kekuatan hukum kota Semarang
sebesar 1, indeks persepsi korupsi 60, fungsi inovasi departmeen 1, tingkat pelayanan web pemerintah
88,73, dan tingkat transparasi dana sebesar 6. Berdasarkan perbandingan data kondisi eksisting terhadap
standar atau kondisi ideal didapatkan hasil skoring paling tinggi yaitu persentase layanan web pemerintah
dan hasil skoring paling rendah adalah indeks kekuatan hukun dan fungsi inovasi departemen.
Perbandingan hasil skoring tiap indikator dapat dilihat pada grafik berikut:
F. Lingkungan Hidup
Indikator lingkungan hidup berkaitan dengan tujuan untuk mewujudkan pembangunan kota yang
berkelanjutan. Dalam mewujudkannya, diperlukan usaha untuk meningkatkan keberlanjutan kondisi
lingkungan melalui rencana mengatasi polusi, dukungan terhadap bangunan ramah lingkungan dan energi
alternatif, pengelolaan penghematan penggunaan air serta kebijakan untuk membantu mencegah efek
perubahan iklim. Indikator lingkungan hidup terdiri atas tingkat emisi karbondioksida, tingkat emisi metana
tingak emisi PM2.5 dan PM10, indeks polusi dan kinerja lingkungan sertas persentase akses penduduk
terhadap air bersih.

STANDAR/
DATA
NO INDIKATOR KONDISI SKOR
EKSISTING
IDEAL
1 Emisi CO2 105.000.000 30.000.000 5
2 Indeks Emisi CO2 4 2 4
3 Emisi Metana 0,01 0,10 9
Persentase penduduk dengan akses
4
terhadap persediaan air 61,58 75 8
5 PM2.5 5 3 5
6 PM10 50 100 5
7 Indeks Polusi 85 100 9
8 Indeks kinerja lingkungan 45 100 5

Berdasarkan data kondisi lingkungan hidup di Kota Semarang, tingkat emisi CO2 di kota Semarang
sebesar 105.000.000, indeks emisi CO2 sebesar 4, tingkat emisi metana sebesar 0,01, persentase akses
penduduk terhadap persediaan air bersih sebesar 61,58, indeks polusi dan indeks kinerja lingkungan
sebesar 85 dan 45, dan tingkat pencemaran PM2.5 dan PM 10 sebesar 5 dan 50. Berdasarkan
perbandingan data kondisi eksisting terhadap standar atau kondisi ideal didapatkan hasil skoring paling
tinggi yaitu tingkat emisi etana dan hasil skoring paling rendah adalah indeks emisi CO 2. Perbandingan hasil
skoring tiap indikator dapat dilihat pada grafik berikut:
G.Mobilitas & Transportasi
Indikator mobilitas dan transportasi berkaitan dengan konsep kota masa depan harus mampu mengatasi
2 tantangan utama dalam bidang transportasi dan mobilitas yaitu memfasilitasi perpindahan antar kota
(terutama antar kota besar) dan memfasilitasi akses terhadap layanan publik. Indikator mobilitas dan
transportasi terdiri dari indeks lalu lintas, indeks inefisiensi, jumlah kecelakaan di jalan, jumlah metro, jumlah
penerbangan, jumlah alat transporasi, indeks lalu lintas komuter dan ketersediaan sepeda bersama.

STANDAR/
NO INDIKATOR DATA EKSISTING SKOR
KONDISI IDEAL
1 Indeks Lalu lintas 80 100 8
2 Indeks inefisiensi 70 100 7
3 Jumlah kecelakaan di jalan 957 100.000 0
4 Metro 2 1 10
5 Penerbangan 1.849.763 4.020.000 5
6 Alat transportasi 154.564 37.000 8
Indeks lalu lintas untuk komuter
7
untuk bekerja 176.786 500.000 4
8 Ketersedian Sepeda Bersama 1 2 5

Berdasarkan data kondisi mobilitas dan transportasi di Kota Semarang, indeks lalu lintas dan indeks
inefisiensi sebesar 80 dan 70, jumlah kecelakan di jalan sebesar 957, jumlah metro sebanyak 2, jumlah
penerbangan 1849763 tiap tahunnya, jumlah alat transportasi sebanyak 154.564 dan indeks lalu lintas untuk
komuter sebayak 176.786. Berdasarkan perbandingan data kondisi eksisting terhadap standar atau kondisi
ideal didapatkan hasil skoring paling tinggi yaitu jumlah metro dan hasil skoring paling rendah adalah jumlah
kecelakaan dijalan. Perbandingan hasil skoring tiap indikator dapat dilihat pada grafik berikut:
H. Perencanaan Kota
Perencanaan perkotaan sangat berkaitan erat dengan keberlanjutan kehidupan di perkotaan.
Perencanaan perkotaan perlu memusatkan perhatian pada pembuatan kota yang tertata dan saling
terhubung dengan layanan publik yang mudah diakses.Indikator perencanaan kota terdiri dari persentase
tingkat askses fasilitas sanitasi masyarakat, jumlah orang per KK, toko sepeda, jumlah perusahaan berbasis
arsitektur dan indikator bersepeda.

DATA STANDAR/
NO INDIKATOR SKOR
EKSISTING KONDISI IDEAL
1 akses fasilitas sanitasi 53 77 7
2 Jumlah orang per KK 3 4 8
3 Toko Sepeda 5 12 4
4 Arsitektur 376 291 8
5 Bersepeda 2.042 115.377 1

Berdasarkan data kondisi perencanaan kota di Kota Semarang, akses masyarakat dalam mengakses
air bersih sebesar 53% dengan jumlah orang per keluarga sebanyak 3, jumlah toko sepeda sebanyak 5,
jumlah perusahaan berbasis arsitektur sebanyak 376 dan jumlah masyarakat yang merupakan anggota
komuitas bersepeda adalah 2.042 jiwa. Berdasarkan perbandingan data kondisi eksisting terhadap standar
atau kondisi ideal didapatkan hasil skoring. Perbandingan hasil skoring tiap indikator dapat dilihat pada
grafik berikut:
I. Hubungan Internasional
Kota harus mampu menjalin relasi dengan dunia internasional. Hal ini terkait dengan peningkatan
branding sebuah kota dan perolehan pengakuan secara internasional melalui rencana strategis pariwisata
dan investasi.Indikator hubungan internasional terdiri atas jumlah wisatawan internasional dan penumpang
maskapai penerbangan, jumah hotel, jumlah peta pemandangan dan jumlah konferensi dan rapat.

STANDAR/
DATA
NO INDIKATOR KONDISI SKOR
EKSISTING
IDEAL
1 Jumlah wisatawan internasional 37.647 15.835 9
2 Jumlah Penumpang maskapai penerbangan 1.849.763 4.020.000 5
3 Hotel 108 232 5
4 Peta Pemandangan 6
5 Jumlah konferensi dan rapat 2

Berdasarkan data kondisi hubungan internasional di Kota Semarang, jumlah wisatawan internasional
dan jumlah penumpang maskapai penerbangan sejumlah 37.647 dan 1.849.763 dan jumlah hotel sebanyak
108. Berdasarkan perbandingan data kondisi eksisting terhadap standar atau kondisi ideal didapatkan hasil
skoring paling tinggi yaitu jumlah wisatawan internasional dan paling rendah adalah jumlah konferensi dan
rapat. Perbandingan hasil skoring tiap indikator dapat dilihat pada grafik berikut:
J. Teknologi
Teknologi komunikasi dan informasi menjadi bagian yang penting sebagai faktor utama smart city.
Indikator teknologi terdiri atas jumlah pelanggan broadband, jumlah Broadband, Alamat Ip, ponsel dan
facebook, tingkat kualitas layanan web, indeks inovasi serta jumlah hot spot wi-fi.

DATA STANDAR/
NO INDIKATOR SKOR
EKSISTING KONDISI IDEAL
1 Jumlah Pelanggan Broadband 8
2 Broadband 7
3 Alamat Ip 1 1 6
4 Facebook 1 1 8
5 Ponsel 1 1 8
6 Kualitas Layanan Web 4 5 7
7 Indeks Inovasi 40 60 7
8 Ponsel Cerdas 398.000 578.000 7
9 Hots Spot Wi-Fi 20.000 5.000 9

Berdasarkan data kondisi indikator teknologi di Kota Semarang, indeks inovasi kota sebesar 40 dan
jumlah ponsel cerdas sebayak 398.000, jumlah hotspot wi-fi sebanyak 20.000 dan kualitas layanan web
sebesar 4.Berdasarkan perbandingan data kondisi eksisting terhadap standar atau kondisi ideal didapatkan
hasil skoring. Perbandingan hasil skoring tiap indikator dapat dilihat pada grafik berikut:
5.4 ANALISIS POSISI CAPAIAN KINERJA KOTA SEMARANG
Berdasarkan sepuluh indikator smart city, berikut hasil capaian kinerja Kota Semarang berdasarkan
hasil skoring tiap indikator :

NO INDIKATOR SKOR
1 HUMAN CAPITAL 6
2 KETERPADUAN SOSIAL 7
3 EKONOMI 5
4 MANAJEMEN PUBLIK 5
5 TATA KELOLA 5
6 LINGKUNGAN HIDUP 6
7 MOBILITAS DAN TRANSPORTASI 6
8 PERENCANAAN KOTA 5
9 HUBUNGAN INTERNASIONAL 5
10 TEKNOLOGI 7

Berdasarkan hasil skoring, capaian kinerja Kota Semarang tertinggi terdapat pada indikator
keterpaduan sosial dan teknologi dengan nilai skor 7,capaian kinerja pada indikator human capital,
lingkungan hidup dan mobilitas dan transportasi memiliki nilai skor 6. Sedangkan capaian kinerja pada
indikator ekonomi, manajemen publik, tata kelola, perencanaan kota dan hubungan internasional memiliki
nilai skor 5. Berdasarkan perbandingan hasil skoring tiap indikator dapat dilihat pada grafik berikut:
5.5 PROGRAM PRIORITAS WALIKOTA
A. Angka Kemiskinan
Dalam menentukan penduduk kategori miskin, BPS menggunakan konsep kemampuan memenuhi
kebutuhan dasar (basic needs approach). Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai
ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan
makananyangdiukurdarisisipengeluaran.Gariskemiskinanmerupakan penjumlahan dari garis
kemiskinan makanan dan garis kemiskinan non makanan. Penduduk yang memiliki rata-rata
pengeluaran per kapita perbulan di bawah garis kemiskinan dikategorikan sebagai Penduduk Miskin.
Penduduk miskin di Kota Semarang dalam enam tahun terakhir menunjukkan kondisi yang fluktuatif.
Ini dapat dilihat dari tingkat keimiskinan Kota Semarang pada tahun 2014 sebear 4,90%, mengalami
penurunandaritahun2013yangsebesar5,25%,sedangpadatahun2012 adalah sebesar 5,13%. Kondisi
tahun 2012 sebetulnya sudah menurun sangat baik jika dibandingkan dengan tahun 2011 sebesar
5,68%. Dan data terkahir di tahun 2015 adalah sebesar 5,04 %. Perkembangan tingkat kemiskinan
Kota Semarang dapat dilihat pada Gambar di bawah ini.

Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Semarang, 2016


Ket. : *). Data sangat sangat sementara / Data diolah
Gambar
Grafik Perkembangan Tingkat Persentase Kemiskinan di Kota Semarang Tahun 2010 – 2015
Tingkat kemiskinan Kota Semarang pada tahun 2015 sebesar 5,04% jika dibandingkan dengan rata-
rata tingkat kemiskinan Jawa Tengah sebesar 14,44% menunjukan kondisi yang lebih baik yaitu
berada di bawahnya. Jika dibandingkan dengan kota lainnya yang ada di Jawa Tengah, tingkat
kemiskinan di Kota Semarang menunjukkan kondisi yang lebih baik dibandingkan lima kota lainnya,
walaupun dilihat dari luas wilayah dan jumlah penduduk Kota Semarang lebih besar. Untuk lebih
jelasnya posisi relatif tingkat kemiskinan Kota Semarang dapat dilihat melalui gambar di bawah ini.

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah,2015


Gambar
Perbandingan Persentase Penduduk Miskin Kota Semarang dengan Kota- Kota Lain dan Provinsi
Jawa Tengah Tahun 2013

Dibandingkan dengan kabupaten/ kota lain di Jawa Tengah dan kota sewilayah Kedungsapur, jumlah
Keluarga Pra Sejahtera Kota Semarang relatif lebih kecil. Selanjutnya Persentase Pentahapan
Keluarga Sejahtera Kota Semarang dan 5 Kota lain di Jawa Tengah serta Kawasan Strategis
Kedungsapur Tahun 2014 tersaji lengkap pada tabel di bawah ini.
Tabel
Kondisi Pentahapan Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera di Kota Semarang; 5 Kota
lain di Jawa Tengah dan KawasanStrategis Kedungsapur serta Provinsi Jawa Tengah
Tahun2014
Keluarga Keluarga Keluarga Keluarga Keluarga
Kota / Kabupaten Pra Sejahtera Sejahtera Sejahtera Sejahtera
No
Sejahtera I II III III Plus
1 Kab. Grobogan 60,06 12,66 13,56 12,29 1,43
2 Kab. Demak 35,89 23,30 23,24 14,03 3,54
3 Kab. Semarang 25,71 22,84 16,65 31,27 3,53
4 Kab. Kendal 34,61 14,45 16,13 30,95 3,85
5 Kota Magelang 14,48 20,16 14,66 40,77 9,93
6 Kota Surakarta 8,35 17,98 23,66 33,29 16,71
7 Kota Salatiga 11,10 14,01 21,10 43,52 10,27
8 Kota Semarang 10,06 18,03 22,38 38,79 10,74
9 Kota Pekalongan 15,20 19,43 25,74 28,10 11,53
10 Kota Tegal 16,92 25,34 21,12 30,71 5,91
11 Prov. Jawa Tengah 26,11 20,70 23,40 25,38 4,42
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah,2015
Sampai saat ini, kemiskinan masih menjadi tantangan besar bagi setiap daerah dalam melaksanakan
kegiatan pembangunan. Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah melalui program dan
kegiatan untuk menurunkan angka kemiskinan. Upaya-upaya tersebut baik dilakukan oleh pemerintah
pusat maupun daerah. Dalam melaksanakan program dan kegiatan penanggulangan kemiskinan
perlu adanya ketepaduan antara pemerintah kota, dunia usaha, perguruan tinggi dan masyarakat
yang peduli terhadap pengentasan kemiskinan.
Berdasarkan pendataan warga miskin Kota Semarang yang dilakukan Pemerintah Kota Semarang
dapat diketahui jumlah penduduk rawan miskindaritahun2010-
2015sebagaimanapadagambardibawahini:

30,00

26,54 26,44 26,44


27,00

24,00
21,49 21,49
20,82
21,00

18,00

15,00
2010 2011 2012 2013 2014 2015

Sumber: Bappeda Kota Semarang,2015


Gambar
Grafik Perkembangan Persentase Kemiskinan Kota Semarang Tahun 2010 – 2015

B. Tingkat Pengangguran Terbuka


Sebagai ibu kota provinsi yang kegiatan utamanya dalam sektor perdagangan dan jasa dan juga
bisnis, angka pengangguran di Kota Semarang masih terbilang cukup banyak. Dari sejuta lebih
penduduk Kota Semarang, 226.546 jiwa merupakan penggangguran baik laki-laki maupun
perempuan. Banyaknya persaingan dengan penduduk dari luar Kota Semarang yang juga mencari
pekerjaan di Kota Semarang menjadi salah satu alasan masih banyaknya pengangguran di Kota
Semarang. Jumlah penduduk penganggur di Kota Semarang pada tahun 2015 dirinci per kecamatan
disajikan dalam tabel di bawah ini :
Tabel
Jumlah Penduduk Penganggur Kota Semarang Tahun 2015
Angka
No Kecamatan
Pengangguran
1 Mijen 7.717
2 Gunungpati 3.561
3 Banyumanik 7.861
4 Gajah Mungkur 13.672
5 Semarang Selatan 11.885
6 Candisari 11.828
7 Tembalang 33.957
8 Pedurungan 21.391
9 genuk 9.394
10 Gayamsari 15.070
11 Semarang Timur 19.851
12 Semarang Utara 6.164
13 Semarang Tengah 24.587
14 Semarang Barat 14.193
15 Tugu 3.643
16 Ngaliyan 21.772
Jumlah 226.546
Sumber : BPS Kota Semarang
C. Kontribusi Kategori Perdagangan dan Jasa terhadap PDRB Kota Semarang
Kategori yang termasuk dalam perdagangan dan jasa dalam PDRB Kota Semarang meliputi :
▪ Perdagangan besar dan eceran, reparasi dan perawatan mobil dan sepeda motor
▪ Jasa keuangan dan asuransi
▪ Jasa perusahaan
▪ Jasa pendidikan
▪ Jasa kesehatan dan kegiatan sosial
▪ Jasa lainnya
Sedangkan prosentase kontribusi kategori perdagangan dan jasa dalam PDRB Kota Semarang
disajikan dalam tabel di bawah ini :
Tabel
Prosentase Distribusi Kategori dalam PDRB Kota Semarang

No Kategori 2012 2013 2014 2015 2016


1 Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 1 1,04 1,01 1,02 0,98
2 Pertambangan dan Penggalian 0,19 0,18 0,2 0,19 0,16
3 Industri Pengolahan 27,15 27,11 27,52 27,46 27,45
4 Pengadaan Listrik, Gas 0,11 0,11 0,1 0,1 0,11
5 Pengadaan Air 0,1 0,09 0,09 0,08 0,08
6 Konstruksi 26,71 26,68 26,84 27,04 26,88
Perdagangan besar dan eceran, reparasi
7 15,18 14,93 14,39 14,12 14,06
dan perawatan mobil dan sepeda motor
8 Transportasi dan pergudangan 3,27 3,48 3,69 3,84 3,5
9 Penyediaan akomodasi dan makan minum 3,24 3,35 3,39 3,39 3,24
10 Informasi dan komunikasi 7,66 7,35 7,21 7,07 7,05
11 Jasa keuangan dan asuransi 4,41 4,45 4,33 4,42 4,59
12 Real estate 2,7 2,69 2,71 2,75 2,74
No Kategori 2012 2013 2014 2015 2016
13 Jasa Perusahaan 0,55 0,59 0,59 0,61 0,65
Administrasi Pemerimtahan, Pertahanan
14 3,53 3,48 3,32 3,31 3,27
dan Jaminan sosial wajib
15 Jasa pendidikan 2,46 2,68 2,75 2,74 2,81
16 Jasa kesehatan dan kegiatan sosial 0,69 0,72 0,74 0,76 0,77
17 Jasa lainnya 1,05 1,08 1,12 1,09 1,14
Jumlah 100 100,01 100 99,99 99,48
Sumber : BPS Kota Semarang
Berdasarkan data PDRB di atas, kategori yang termasuk dalam kategori perdagangan dan jasa yaitu
perdagangan besar dan eceran, reparasi dan perawatan mobil dan sepeda motor, jasa keuangan dan
asuransi, jasa perusahaan, jasa pendidikan, jasa kesehatan dan kegiatan sosial, dan jasa lainnya
kontribusi dalam perekonomian Kota Semarang tidak mendominasi. Pada tahun 2012 bila
dijumlahkan kontribusi yang termasuk kategori perdagangan dan jasa mencapai 24,34 % dan
meningkat pada tahun 2013 yaitu mencapai 24,45%. Sedangkan pada tahun 2014 dan 2015
mengalami penurunan kontribusi yaitu tinggal 23,92% dan 23,74%. Kemudian pada tahun 2016
meningkat lagi kontribusinya dalam perekonomian Kota Semarang yaitu mencapai angka 24,02%.
Prosentase kontribusi kategori perdagangan dan jasa masih di bawah kategori industri pengolahan
dan konstruksi yang mendominasi kontribusi perekonomian Kota Semarang.

D. Kontribusi Kategori Industri Pengolahan terhadap PDRB Kota Semarang


Kategori industri pengolahan meliputi kegiatan ekonomi di bidang perubahan secara kimia atau fisik
dari bahan, unsur, atau komponen menjadi produk baru. Kategori industri pengolahan terdiri dari :
▪ Industri pengolahan batubara dan pengilangan minyak dan gas bumi
▪ Industri makanan dan minuman
▪ Industri pengolahan tembakau
▪ Industri tekstil dan pakaian jadi
▪ Industri kulit, barang dari kulit, dan alas kaki
▪ Industri kayu, barang dari kayu dan gabus, dan barang anyaman
▪ Industri kertas dan barang dari kertas, percetakan, dan reproduksi media rekam
▪ Industri kimia, farmasi, dan obat tradisional
▪ Industri karet, barang dari karet, dan plastik
▪ Industri barang galian bukan logam
▪ Industri logam dasar
▪ Industri barang logam, komputer, barang elektronik, optik, dan peralatan listrik
▪ Industri mesin dan perlengkapan
▪ Industri alat angkutan
▪ Industri furniture
▪ Industri pengolahan lainnya, jasa reparasi, dan pemasangan mesin dan peralatan
Prosentase kategori industri pengolahan dalam perekonomian Kota Semarang dari tahun 2012
hingga tahun 2016 sebagai berikut :

Tabel
Distribusi prosentase PDRB atas dasar harga berlaku di Kota Semarang Tahun 2012 – 2016

No Kategori 2012 2013 2014 2015 2016


1 Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 1 1,04 1,01 1,02 0,98
2 Pertambangan dan Penggalian 0,19 0,18 0,2 0,19 0,16
3 Industri Pengolahan 27,15 27,11 27,52 27,46 27,45
4 Pengadaan Listrik, Gas 0,11 0,11 0,1 0,1 0,11
5 Pengadaan Air 0,1 0,09 0,09 0,08 0,08
6 Konstruksi 26,71 26,68 26,84 27,04 26,88
Perdagangan besar dan eceran, reparasi
7 15,18 14,93 14,39 14,12 14,06
dan perawatan mobil dan sepeda motor
8 Transportasi dan pergudangan 3,27 3,48 3,69 3,84 3,5
9 Penyediaan akomodasi dan makan minum 3,24 3,35 3,39 3,39 3,24
10 Informasi dan komunikasi 7,66 7,35 7,21 7,07 7,05
11 Jasa keuangan dan asuransi 4,41 4,45 4,33 4,42 4,59
12 Real estate 2,7 2,69 2,71 2,75 2,74
13 Jasa Perusahaan 0,55 0,59 0,59 0,61 0,65
Administrasi Pemerimtahan, Pertahanan
14 3,53 3,48 3,32 3,31 3,27
dan Jaminan sosial wajib
15 Jasa pendidikan 2,46 2,68 2,75 2,74 2,81
16 Jasa kesehatan dan kegiatan sosial 0,69 0,72 0,74 0,76 0,77
17 Jasa lainnya 1,05 1,08 1,12 1,09 1,14
Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

Kategori industri pengolahan merupakan lapangan usaha yang berkontribusi terbesar dibanding
dengan kategori lainnya. pada tahun 2016 menyumbang sebesar 27,45 persen terhadap
pembentukan PDRB Kota Semarang. selama 5 tahun terakhir peranan kategori industri pengolahan
meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2012 berperan sekitar 27,15 persen, tahun 2013 sekitar
27,11 persen, pada tahun 2014 sekitar 27,52 persen dan pada tahun 2015 berperan sekitar 27,46
persen.
Jika dilihat dari perkembangan produktivitasnya atau dengan eprhitungan atas dasar harga konstan
2010, laju pertumbuhan kategori industri pengolahan Kota Semarang pada tahun 2016 sekitar 3,74
persen. Mengalami perlambatan dibandingkan tahun sebelumnya yang mampu tumbuh sekitar 4,63
persen pada tahun 2015.

E. Indeks Pembangunan Manusia


Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Development Index (HDI) adalah indeks komposit
yang merupakan pengukuran dari tiga bidang pembangunan manusia yang dianggap paling
mendasar, yaitu usia harapan hidup, tingkat pengetahuan dan hidup layak. Penyusunan IPM
bertujuan untuk melihat gambaran lengkap perkembangan pembangunan manusia yang dilakukan di
suatu daerah serta melihat sejauh mana dampak pembangunan yang dilaksanakan terhadap
peningkatan kualitas penduduk. Ketersediaan informasi tersebut diharapkan akan dapat membantu
pengambilan kebijakan yang berkaitan dengan program-program pembangunan manusia. Data IPM
Kota Semarang dalam 5 (lima) tahunterakhir terlihat pada tabel berikut.
Tabel
Indeks Pembangunan Manusia Kota Semarang Tahun 2009 - 2013
Tahun
KOMPONEN
2010 2011 2012 2013 2014 *)
Indeks Pembangunan Manusia 77,11 77,42 77,98 78,54 78,95
Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Semarang (data sementara, data diolah)

F. Nilai Investasi
Daya tarik investor untuk memanamkan modalnya sangat dipengaruhi faktor-faktor seperti tingkat
suku bunga, kebijakan perpajakan dan regulasi perbankan, sebagai infrastruktur dasar yang
berpengaruh terhadap kegiatan investasi. Iklim investasi juga sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor
lain yang mendorong berkembangnya investasi antara lain kemudahan proses perijinan. Secara
lengkap dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel
Perkembangan Investasi Kota Semarang Tahun 2010 – 2015

No Uraian 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Satuan


Jumlah Investor
1. Dalam Negeri 2.966 3.529 2.741 2.866 4.405 4.405 Investor
(PMDN)
Jumlah
2. 11 17 43 33 45 45 Investor
Investor Asing
(PMA)
Jumlah Milyar
3. 357,82 997,04 3.675,24 5.372,16 7.924,52 7.924,52
Investasi Rp.
Jumlah MIlyar
a Investasi 150,63 437,34 1.554,97 4.129,10 5.332,51 5.332,51
Rp.
PMDN
Jumlah Milyar
b 207,19 559,70 2.120,27 1.243,06 2.592,01 2.592,01
Investasi PMA Rp.

G. Prosentase Kawasan Banjir dan Rob


Perubahan iklim secara langsung berdampak pada Kota Semarang. Sebagai kota pesisir, Kota
Semarang rentan terhadap rob dan banjir. Kenaikan muka air laut dan amblesan tanah menjadikan
Kota Semarang sering dilanda rob dan banjir pada periode tertentu. Kawasan rawan banjir adalah
tempat-tempat yang secara rutin setiap musim hujan mengalami genangan lebih dari enam jam pada
saat hujan turun dalam keadaan musim hujan normal. Kawasan rawan banjir merupakan kawasan
lindung yang bersifat sementara, sampai dengan teratasinya masalah banjir secara menyeluruh dan
permanen di tempat tersebut. Di wilayah Kota Semarang, daerah-daerah yang berpotensi rawan
bencana banjir meliputi sebagian Kecamatan Tugu, Semarang Barat, Semarang Tengah, Semarang
Utara, danGenuk.

Tabel
Lama dan Luasan Genangan Banjir Kota Semarang
Tahun
No Genangan Banjir Satuan
2014 2015
Lama genangan banjir dan rob di sungai,
1 saluran drainase dan gorong-gorong Menit 120 60
pada saat banjir
2 Panjang Sungai dan saluran meter 206.506 206.506
drainase
Kapasitas/fungsi drainase (luas areal
3 Hektar 37.301 37.301
tangkapan)
Kapasitas pengendali banjir Liter /
76.405 77.405
dengan pompa dan polder detik
4 Menurunnya Luas Genangan
banjir dan rob
- Lama Genangan Menit 650 540
- Tinggi Genangan Cm 50 30
- Lebar Genangan Cm 12000 8300
Sumber : Dinas PSDA & ESDM Kota Semarang, 2015

H. Laju Pertumbuhan Ekonomi


Laju pertumbuhan ekonomi Kota Semarang tahun 2015 mencapai 5,80 persen, lebih rendah jika
dibandingkan tahun 2014 dengan pertumbuhan 6.38 persen. Angka tersebut berada diatas Provinsi
Jawa Tengah dan diatas Nasional. Selama kurun waktu tahun 2011 dan 2013 - 2015, LPE Kota
Semarang berada diatas LPE Provinsi Jawa Tengah dan LPE Nasional. Seperti terlihat pada gambar
di bawah.

7.00 6.58
6.38
6.50 6.17 6.25
6.03
5.80
6.00 5.56
5.97
5.50
5.02
5.40
5.00 5.30 5.34 5.30
5.14
4.50 4.79

4.00
2011 2012 2013 2014 2015

LPE Kota Semarang LPE Jawa Tengah LPE Nasional

Sumber : Badan Pusat Statistik, 2015


Gambar
Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Semarang Dibandingkan Dengan Provinsi Jawa Tengah dan
Nasional Tahun 2010 – 2015
Pada tahun 2015, pertumbuhan ekonomi tertinggi ADHK dicapai oleh kategori Jasa Perusahaan
sebesar 9,84 persen. Kategori Pengadaan Listrik dan Gas merupakan satu-satunya kategori yang
mengalami kontraksi 3,29 persen. Laju pertumbuhan tertinggi kedua yaitu kategori Informasi dan
Komunikasi sebesar 9,75 persen, diikuti lapangan usaha Jasa Keuangan tumbuh sebesar 7,78
persen, Real Estate tumbuh sebesar 7,69 Persen, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial tumbuh
sebesar 7,40 persen, Jasa Pendidikan tumbuh sebesar 7,34 persen, Penyediaan Akomodasi dan
Makan Minum tumbuh sebesar 6,32 persen, Konstruksi tumbuh sebesar 6,52, Pertanian, Kehutanan,
dan Perikanan tumbuh sebesar 5,21 persen, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan
Sosial Wajib mengalami pertumbuhan sebesar 5,16 persen. PDRB ADHB dan tabel PDRB ADHK
menurut kategori secara lengkap tersaji pada tabel di bawah ini.
Tabel
Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Brutto (PDRB) Menurut Kategori di Kota Semarang
Tahun 2010 – 2015
Tahun
No Kategori / Sub kategori
2010 2011 2012 2013 2014 2015
Atas Dasar Harga Berlaku :
Pertanian, Kehutanan, dan
A - 10,14 6,44 13,40 9,13 10,59
Perikanan
B Pertambangan dan Penggalian - 9,98 4,59 7,04 16,33 17,33
C Industri Pengolahan - 21,35 11,41 8,90 14,15 9,91
D Pengadaan Listrik, Gas - 8,35 6,74 2,78 4,48 1,92
E Pengadaan Air - 2,37 -2,67 2,88 6,01 5,68
F Konstruksi - 7,27 10,60 8,96 12,90 10,70
Perdagangan besar dan eceran,
G reparasi dan perawatan mobil dan - 12,65 2,75 7,25 7,35 8,71
sepeda motor
H Transportasi dan Pergudangan - 8,20 10,15 15,99 17,48 12,38
Penyediaan Akomodasi & Makan
I - 12,99 15,92 12,80 13,66 10,59
Minum
J Informasi dan Komunikasi - 9,62 5,97 4,63 9,07 8,75
K Jasa Keuangan - 8,77 12,10 10,02 9,13 12,64
L Real Estate - 7,86 5,78 8,89 13,09 11,58
M,
Jasa Perusahaan - 16,98 10,15 16,58 12,35 15,84
N
Administrasi Pemerintahan,
O Pertahanan dan Jaminan Sosial - 4,61 11,78 7,51 8,16 9,52
Wajib
P Jasa Pendidikan - 35,20 30,15 18,53 15,34 9,46
Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial - 18,64 19,16 12,64 16,15 12,15
R,
S, Jasa lainnya - 6,26 1,54 12,92 15,85 7,35
T
LAJU PERTUMBUHAN - 12,63 9,58 9,07 12,05 10,15
Atas Dasar Harga Konstan 2010 :
Pertanian, Kehutanan, dan
A - 6,45 1,72 4,29 3,28 5,21
Perikanan
B Pertambangan dan Penggalian - 3,23 4,29 3,68 1,14 1,33
C Industri Pengolahan - 9,60 7,95 8,22 7,23 4,55
D Pengadaan Listrik, Gas - 7,29 9,41 8,17 4,06 (3,29)
E Pengadaan Air - 1,59 -2,04 0,12 3,52 2,01
Tahun
No Kategori / Sub kategori
2010 2011 2012 2013 2014 2015
F Konstruksi - 2,51 6,27 5,02 4,48 6,02
Perdagangan besar dan eceran,
G reparasi dan perawatan mobil dan - 9,31 0,73 3,91 4,79 4,51
sepeda motor
H Transportasi dan Pergudangan - 5,04 7,70 10,06 9,99 4,80
Penyediaan Akomodasi & Makan
I - 7,36 8,11 6,32 7,65 6,32
Minum
J Informasi dan Komunikasi - 8,14 9,96 7,50 12,00 9,75
K Jasa Keuangan - 2,57 2,97 4,43 4,21 7,78
L Real Estate - 6,22 5,39 7,70 7,29 7,69
M,
Jasa Perusahaan - 9,69 6,62 11,12 8,40 9,84
N
Administrasi Pemerintahan,
O Pertahanan dan Jaminan Sosial - 2,74 0,84 2,73 1,38 5,16
Wajib
P Jasa Pendidikan - 17,76 18,36 9,25 10,02 7,34
Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial - 9,97 11,17 7,25 11,20 7,40
R,
S, Jasa lainnya - 3,14 0,60 9,30 8,54 3,28
T
LAJU PERTUMBUHAN - 6,58 5,97 6,25 6,38 5,80
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Semarang, 2016

Dibandingkan dengan kota-kota lain, pertumbuhan ekonomi Kota Semarang lebih tinggi dibandingkan
dengan Kota Yogyakarta yang sebesar 5,16% dan Kota Banjarmasin yang sebesar 6,25%. Namun
angka pertumbuhan sebesar 6,38%, masih lebih rendah jika dibandingkan Kota Surabaya, Kota
Makasar, Kota Bandung dan Kota Mataram. Untuk selengkapnya dapat dilihat pada Gambar di bawah
ini :

7.69 8.1
9.00 7.34 7.39
8.00 6.38 6.25
7.00 5.16
6.00
5.00
4.00
3.00
2.00
1.00
0.00

Sumber : Badan Pusat Statistik, 2015


Gambar
Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Semarang Dibandingkan Dengan 5 Kota di Jawa Tengah dan Kota
Besar Lainnya Tahun 2014
7.00

6.00

6.38
6.00
5.80
5.73
5.59
5.52
5.48
5.00

5.38
5.32
5.31
5.26
5.26
5.24
5.15
5.15
5.12
5.10
5.07
5.04
5.03
5.00
4.92
4.88
4.87
4.80
4.78
4.63
4.59
4.54
4.00

4.39
4.27
4.26
4.16
4.03
3.00
2.96

2.00

1.00

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah, 2015


Gambar
Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Semarang Dibandingkan dengan Kab / Kota di Jawa Tengah Tahun
2014

I. Indeks Pembangunan Gender


Indeks Pembangunan Gender (IPG) adalah indeks pencapaian kemampuan dasar pembangunan
manusia yang sama seperti IPM, hanya sajadatayangadadipilahantaralaki-
lakidanperempuan.IPGdigunakan untuk mengetahui kesenjangan pembangunan manusia antara laki-
laki dan perempuan. Dikatakan tidak ada kesenjangan pembangunan apabila nilai IPG sama dengan
IPM. Pada kurun waktu 2010 – 2015 capaian IPG Kota Semarang cenderung mengalami kenaikan,
dari tahun 2010 sebesar 92,66% menjadi 95,60% pada tahun 2015, seperti terlihat pada gambar
berikut ini :

96,0 95,5 95,6


0 95,1 6 0
7
95,0
0 94,1
7
94,0 93,5
0 8
93,0 92,6
0 6

92,0
0 201 201 201 201 201 2015
0 1 2 3 4 *)
Ket. : *). Data sangat sangat sementara /Datadiolah
Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Semarang,2015
Gambar
Perkembangan IPG Kota Semarang Tahun 2010 – 2015
Berdasarkanposisirelatifnya,capaianIPGKotaSemarangpadatahun 2014 berada pada peringkat ke-5
diantara kabupaten/kota lain di Jawa Tengah, berada dibawah Kota Surakarta, Kab. Sukoharjo, Kab.
Karanganyar,danKab.Klaten.PosisiIPGKab/KotadalamwilayahProvinsi Jawa Tengah selengkapnya
dapat dilihat pada Gambar berikutini

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah,2015


Gambar
Perbandingan IPG Kota Semarang Dengan Kab/Kota di Jawa Tengah Tahun 2014

Capaian IPG Kota Semarang Tahun 2014 jika dilihat dari indikator komposit pembentuknya, terlihat
bahwa perempuan unggul didua indikator komposit yaitu Angka Harapan Hidup dan Angka Harapan
Lama Sekolah.Sementaraduaindikatorkompositlainnyadiungguliolehlaki-laki, yaitu Angka Rata-rata
Lama Sekolah dan Pengeluaran. Hal ini menunjukkan bahwa perempuandalam
memperolehmanfaat pembangunan di bidang pendidikan dan perekonomian cenderung lebih
rendah dibandingkan dengan laki-laki, sehingga perlu upaya-upaya yang dilakukan pemerintah agar
hasil pembangunan dapat dirasakan secara merata oleh laki-laki danperempuan.Untuk melihat
secara lengkap indikator komposit pembentuk IPG, dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel
Capaian Indikator Komposit IPG Kota Semarang Tahun 2014
Capaian
No Indikator Komposit IPG
Laki-laki Perempuan
1 Angka Harapan Hidup (tahun) 75,15 79,11
2 Harapan Lama Sekolah (tahun) 14,07 13,91
3 Rata-rata Lama Sekolah (Tahun) 10,99 9,62
4 Pengeluaran (ribu rupiah) 14.429 12.685
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah,2015
BAB VI.
STRATEGI DAN PROGRAM
PENGEMBANGAN
SMART CITY
6.1 PROGRAM SMART CITY KOTA SEMARANG
MISI RPJMD KOTA
INDIKATOR VISI SMART CITY PRIORITAS
SEMARANG 2016- DIMENSI SMART CITY STRATEGI RENCANA OPERASIONAL/KEGIATAN
KEMAJUAN KOTA SEMARANG WALIKOTA
2021
Misi 1: Mewujudkan 1, 2, 4, 8, 10, 11, 14, 16, Keterpaduan Sosial & SMART LIVING Peningkatan kualitas INDEKS Pendaftaran Antrian Puskesmas Secara Online
Kehidupan Masyarakat 37, 41, 50, 51 Kreativitas pelayanan kesehatan PEMBANGUNAN
yang Berbudaya dan SMART LIVING MANUSIA Hallo Doc
Berkualitas
(SKOR 12) SMART LIVING Interkoneksi Rujukan Pasien Puskesmas dengan Rumah Sakit
SMART LIVING Smart Care
SMART LIVING Informasi Ketersediaan Tempat Tidur Rumah Sakit dan Puskesmas berbasis
mobile
SMART LIVING Pengembangan Ambulan Hebat
SMART SOCIETY Semarang Untuk Indonesia : Bantuan fisik bagi transmigrasi kota semarang di
kalbar
SMART LIVING Pemandu Kesehatan Semarang
SMART LIVING Jamkesmaskot
SMART SOCIETY Aplikasi Pemandu Tempat Pendidikan
SMART SOCIETY Aplikasi Penerima Peserta Didik
SMART SOCIETY Rumah Duta Revolusi Mental

8, 10, 14, 15, 16, 20, 21, Keterpaduan Sosial SMART LIVING Pemberdayagunaan INDEKS Jarik Masjid (bersih-bersih masjid)
50, 51 SMART SOCIETY peran serta PEMBANGUNAN Si MAS (Sistem Informasi Masyarakat dengan Sekolah)
(SKOR 9) masyarakat dalam GENDER
SMART SOCIETY berbagai sektor Semarang Obah
SMART SOCIETY pembangunan 1 Kelurahan 1 Tenaga IT

8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, Keterpaduan Sosial SMART SOCIETY Pemberdayaan ANGKA KEMISKINAN Instalasi air bersih untuk daerah kekeringan
15, 16, 37, 41, 47, 48, 50, SMART LIVING masyarakat miskin Bedah Rumah Tidak Layak Huni
51, 54 SMART LIVING Kartu Identitas Warga Miskin (KIM)
(SKOR 16) SMART GOVERNANCE Pembebasan Pajak Bagi Masyarakat Tak Mampu

9, 10, 11, 12, 14, 17, 18, Keberlanjutan SMART ECONOMY Perluasan TINGKAT
Gerbang Hebat (Gerakan Bersama Penanggulangan Kemiskinan dan
20, 21, 48, 51 kesempatan kerja PENGANGGURAN
Pengangguran) Melalui Harmonisasi Ekonomi, Edukasi, Ekosistem, Etos
(SKOR 11) TERBUKA
Bersama Masyarakat.
SMART ECONOMY Kartu Semarang Hebat
MISI RPJMD KOTA
INDIKATOR VISI SMART CITY PRIORITAS
SEMARANG 2016- DIMENSI SMART CITY STRATEGI RENCANA OPERASIONAL/KEGIATAN
KEMAJUAN KOTA SEMARANG WALIKOTA
2021
SMART ECONOMY Produk Industri Rumah Tangga (PIRT)
SMART SOCIETY MIK Semar

Misi 2: Mewujudkan 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, Kreativitas & SMART GOVERNANCE Reformasi birokrasi INDEKS REFORMASI Pusat Informasi Publik
Pemerintahan yang 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, Keberlanjutan BIROKRASI
Semakin Handal untuk 23, 27, 28, 29, 30, 31, 32, SMART GOVERNANCE Pengelolaan Layanan Kepegawaian
Meningkatkan 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39,
SMART GOVERNANCE Layanan Perpustakaan Berbasis Online
Pelayanan Publik 40, 41, 42, 43, 54, 59, 60,
61, 62, 63, 64, 65, 66, 67, SMART GOVERNANCE Layanan Arsip Berbasis Online
68 SMART GOVERNANCE Pengembagan e-Musrembang
(SKOR 43) SMART GOVERNANCE Pengembangan e-Pokir
SMART GOVERNANCE Pengembangan Perencanaan Pembangunan Berbasis Spatial
SMART GOVERNANCE Integrasi Perencanaan Pembangunan dan Penganggaran
SMART GOVERNANCE Pengembangan WEB Service Kependudukan dan DPMPTSP
SMART GOVERNANCE Integrasi Data KRK dan IMB
SMART ENVIRONMENT Emergency Power Plan
SMART GOVERNANCE e-Sarapan (Saran, Aspirasi dan harapan)
SMART ENVIRONMENT Smart Lighting/PJU Pintar
SMART GOVERNANCE Penyediaan Wifi di Area Publik
SMART GOVERNANCE Pemasangan Media Informasi di Luar Pemerintah (Mall & Tempat Publik)
SMART GOVERNANCE Pembangunan Ciber Tourism
SMART GOVERNANCE Pengembangan Aplikasi Mobile untuk interaksi masyarakat
SMART GOVERNANCE Media Informasi Hologram
SMART GOVERNANCE Ducting dan Fiber Opttik di Segitiga Mas dan Kota Lama
SMART SOCIETY IOT CCTV dan Integrasi CCTV dengan Luar instansi Pemkot
SMART GOVERNANCE Integrasi Data KRK dan IMB
SMART GOVERNANCE Integrasi SIM Perencanaan-Keuangan-Monev-Pelaporan
SMART GOVERNANCE Pengembangan data informasi
SMART GOVERNANCE Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Informasi
SMART GOVERNANCE Pengembangan Jaringan Komunikasi dan Informatika (Intenet Gratis)
SMART GOVERNANCE Pengembangan komunikasi informasi, dan media massa
SMART GOVERNANCE Kerjasama Informasi dan Media Massa
SMART GOVERNANCE Fasilitasi SDM Bidang Komunikasi dan Informasi
SMART BRANDING Pembangunan Skate Park di stadion tri lomba juang
SMART BRANDING Pembangunan Sirkuit multi event di Mijen
SMART GOVERNANCE Game anti korupsi
SMART GOVERNANCE Penertipan Parkir di Segitiga Mas ( pandanaran, pemuda & gajahmada)
SMART GOVERNANCE Smart Home (Perumahan Pintar)
SMART GOVERNANCE Lapor Hendi (online)
SMART GOVERNANCE Saber Pungli
SMART GOVERNANCE Ayo Lapor
MISI RPJMD KOTA
INDIKATOR VISI SMART CITY PRIORITAS
SEMARANG 2016- DIMENSI SMART CITY STRATEGI RENCANA OPERASIONAL/KEGIATAN
KEMAJUAN KOTA SEMARANG WALIKOTA
2021
SMART GOVERNANCE Perijinan Terpadu Satu Pintu (PTSP)
SMART GOVERNANCE Perubahan jalan satu arah (2 tahap)
SMART GOVERNANCE e-Tilang
SMART GOVERNANCE e-katalog
SMART GOVERNANCE Sistem Kendali Lalu lintas Kendaraan (ATCS)
SMART GOVERNANCE Digital Signage

Misi 3: Mewujudkan 9, 10, 13, 37, 41, 42, 43, Keberlanjutan SMART ENVIRONTMENT Pembenahan LUAS GENANGAN Energi dari Sampah
Kota Metropolitan yang 48, 50, 51 penataan kota yang BANJIR & ROB
Dinamis dan SMART ENVIRONTMENT berwawasan Perbaikan Jalan Pedestrian dan street Furniture di lingkungan dan Upgrading
Berwawasan
(SKOR 10) lingkungan Koridor utama
Lingkungan SMART ENVIRONTMENT Perbaikan Saluran untuk ekologi (saluran drainase untuk budidaya ikan)
SMART ENVIRONTMENT Normalisasi aliran sungai
SMART ENVIRONTMENT Beatifikasi truk sampah
SMART ENVIRONTMENT Kolam Retensi Kaligawe
SMART ENVIRONTMENT MCK Komunal
SMART ENVIRONTMENT Pengendalian Banjir (kerja sama dengan belanda)
SMART ENVIRONTMENT Pompa Air Portabel
SMART ENVIRONTMENT Pannel Listrik Rumah Pompa
SMART ENVIRONTMENT Aplikasi Peta Padam
SMART GOVERNANCE Aplikasi Informasi Infrastruktur

Misi 4: Memperkuat 7, 12, 13, 16, 22, 23, 25, Keberlanjutan & SMART ECONOMY Pengembangan LAJU PERTUMBUHAN Penilaian Peningkatan Kelas Kelompok
Ekonomi Kerakyatan 28, 45, 46, 53, 55, 56, 57, Kreativitas kawasan EKONOMI
Berbasis Keunggulan 59 SMART GOVERNANCE perdagangan dan Penyusunan Gran Design dan DED Minapolitan
Lokal dan Membangun SMART ECONOMY jasa Pelatihan Bagi Para Nelayan
Iklim Usaha yang
(SKOR 15)
SMART ECONOMY Kegiatan temu bisnis (Sembiz 2017)
Kondusif SMART BRANDING Aplikasi Pemandu Pusat Belanja

1, 4, 7, 16, 17, 18, 19, 20, Keberlanjutan & SMART ECONOMY Pengembangan KONTRIBUSI Revitalisasi Pasar Tradisional
21, 22, 23, 28, 46, 47, 48, Kreativitas kawasan PERDAGANGAN DAN
SMART BRANDING Semarang Kota Fashion
52, 53, 55, 56, 57, 59 perdagangan dan JASA TERHADAP
SMRAT ECONOMY jasa PDRB Penaataan PKL
(SKOR 21)
16, 17, 18, 20, 21, 22, 23, Keberlanjutan & SMART ECONOMY Penguatan dan KONTRIBUSI INDUSTRI Pembangunan Basis Data Informasi Perindustrian Kota Semarang
24, 47, 48, 55, 56, 57 Kreativitas SMART ECONOMY Pengembangan PENGOLAHAN Kredit Wibawa Bagi UMKM
(SKOR 13) Sektor Unggulan TERHADAP PDRB
SMART ECONOMY Asuransi Keluarga Nelayan
SMART BRANDING Semarang Kreatif Galery (SKG)
SMART ECONOMY ATM untuk Petani

5, 6, 7, 13, 18, 19, 20, 21, Kreativitas SMART BRANDING Penguatan dan NILAI INVESTASI Pemandu Wisata : Wis Semar
MISI RPJMD KOTA
INDIKATOR VISI SMART CITY PRIORITAS
SEMARANG 2016- DIMENSI SMART CITY STRATEGI RENCANA OPERASIONAL/KEGIATAN
KEMAJUAN KOTA SEMARANG WALIKOTA
2021
22, 23, 28, 47, 48, 52, 57 SMART BRANDING Pengembangan Bus Wisata Semarang
(SKOR 15) SMART BRANDING Sektor Unggulan Kampung Bahari Tambak Lorok
SMART BRANDING Revitalisasi Gedung Sobokarti (Pentas Seni)
SMART BRANDING Desa Wisata Kandri
SMART BRANDING Revitalisasi Kota Lama
SMART SOCIETY Mural Flyover, Underpass, & Jalan Kampung
SMART BRANDING Gold Card PSIS
SMART BRANDING Kampung Pelangi
SMART BRANDING Game Dolan Semarang
SMART BRANDING Kampung Batik
SMART BRANDING Kampung Wisata Sehat
SMART BRANDING Kampung Jajanan Pasar
SMART BRANDING Pembangunan Sirkuit multi event di Mijen
SMART BRANDING Semarang Night Carnival
SMART BRANDING BRT Trans Semarang
SMART BRANDING Semarang Digital Kreatif (SDK)
SMART LIVING Aplikasi Bus Trans
SMART BRANDING Aplikasi Moovit
BAB VII.
ROAD MAP PENGEMBANGAN
SMART CITY

Perwujudan capaian kinerja Kota Semarang dijabarkan dalam indikator dan target capaian selama lima
tahun yang merupakan program prioritas walikota Semarang. Indikator tersebut terdiri dari laju pertumbuhan
ekonomi, kontribusi perdagangan dan jasa terhadap PDRB, kontribusi industri pengolahan terhadap PDRB,
nilai investasi, genangan banjir dan rob, indeks pembangunan manusia, indeks pembangunan gender,
angka kemiskinan, angka pengangguran dan indeks reformasi birokrasi.

7.1 TARGET PENCAPAIAN INDIKATOR SMART CITY SEMARANG


A. LAJU PERTUMBUHAN EKONOMI
Laju pertumbuhan ekonomi di Kota Semarang ditargetkan mencapai angka skor 8,1 pada tahun 2021, saat
ini data laju pertumbuhan ekonomi di Kota Semarang berada pada angka skor 5.7. Berikut rincian
perbandingan data eksisting dan target laju pertumbuhan ekonomi berdasarkan indikator smart city Kota
Semarang:

NO STANDAR/ SKOR
INDIKATOR DATA EKSISTING TARGET
URUT KONDISI IDEAL EKSISTING TARGET
A LAJU PERTUMBUHAN EKONOMI 5.7 8.1
7 Rekreasi 149,719,450,268 260,000,000,000 208,000,000,000 5.8 8.0
12 Indeks gini 0,33 1 1 3.0 7.0
13 Harga Properti 85% 100% 100% 8.5 10.0
16 Produktivitas 129,830,628 256,743,200 205,394,560 5.1 8.0
22 PDRB 13 20 18 6.7 9.0
23 Jumlah tarif pajak 10% 10% 10% 7.0 10.0
pajak penjualan
28
(komparasi surabaya) 1,080,695,471,000 1,909,562,850,000 1,527,650,280,000 5.7 8.0
Fasilitas Transportasi
45
Metro 2 1 1 7.0 8.0
46 Penerbangan 1,849,763 4,020,000 3,216,000 4.6 8.0
53 Arsitektur 376 291 262 8.0 9.0
Jumlah wisatawan
55
internasional 37,647 15,835 14,252 7.0 9.0
Jumlah Penumpang
56 maskapai
penerbangan 1,849,763 4,020,000 3,216,000 4.6 8.0
57 Hotel 108 232 162 4.7 7.0
Jumlah konferensi
59
dan rapat - - 2.0 4.0

Berdasarkan perbandingan data kondisi eksisting dan target capaian tiap indikator didapatkan hasil skoring.
Perbandingan hasil skoring tiap indikator dapat dilihat pada grafik berikut:
Berdasarkan perbandingan data eksisting dan target 14 indikator laju pertumbuhan ekonomi kota Semarang,
secara keseluruhan data eksisting laju pertumbuhan ekonomi kota Semarang saat ini hampir mendekati
target yang telah ditentukan. Indikator laju pertumbuhan ekonomi yang capaiannya masih cukup jauh dari
target yaitu indeks gini.

B. KONTRIBUSI PERDAGANGAN DAN JASA TERHADAP PDRB


Kontribusi perdagangan dan jasa terhadap PDRB di Kota Semarang ditargetkan mencapai angka skor 7,5
pada tahun 2021, saat ini data kontribusi perdagangan dan jasa terhadap PDRB di Kota Semarang berada
pada angka skor 5.4. Berikut rincian perbandingan data eksisting dan target kontribusi perdagangan dan
jasa terhadap PDRB berdasarkan indikator smart city Kota Semarang
NO STANDAR/ SKOR
INDIKATOR DATA EKSISTING TARGET
URUT KONDISI IDEAL EKSISTING TARGET
B KONTRIBUSI PERDAGANGAN DAN JASA TERHADAP PDRB 5.4 7.5
1 Pendidikan tinggi 77% 100% 0.85 7.7 8.5
Jumlah universitas
4 58 125 81.25 4.6 6.5
(komparatif jogja)
7 Rekreasi 149,719,450,268 260,000,000,000 208,000,000,000 5.8 8.0
16 Produktivitas 205394560 5.1 8.0
129,830,628 256,743,200
Waktunya diperlukan
17 4 2 3 5.0 7.5
untuk memulai bisnis
Kemudahan memulai
18 64 100 82 6.4 8.2
bisnis
19 Jumlah kantor pusat 400 1,200 504 3.3 4.2
Persentase orang
20 pada tahap awal 10 20 14.6 5.0 7.3
bisnis
21 Pengusaha 53,557 129,199 77519.4 4.1 6.0
22 PDRB 13.3 20 18 6.7 9.0
23 Jumlah tarif pajak 10% 10% 0.1 7.0 10.0
pajak penjualan
28 5.7 8.0
(komparasi surabaya) 1,080,695,471,000 1,909,562,850,000 1,527,650,280,000
46 Penerbangan 1,849,763 4,020,000 3216000 4.6 8.0
NO STANDAR/ SKOR
INDIKATOR DATA EKSISTING TARGET
URUT KONDISI IDEAL EKSISTING TARGET
47 Alat transportasi 154,564 37,000 31450 8.0 8.5
Indeks lalu lintas
48 untuk komuter untuk 275000 3.5 5.5
176,786 500,000
bekerja
52 Toko Sepeda 5 12 9.6 4.2 8.0
53 Arsitektur 376 291 261.9 8.0 9.0
Jumlah wisatawan
55 14251.5 7.0 9.0
internasional 37,647 15,835
Jumlah Penumpang
56 maskapai 3216000 4.6 8.0
1,849,763 4,020,000
penerbangan
57 Hotel 108 232 162.4 4.7 7.0
Jumlah konferensi
59 0 0 4.0
dan rapat 2.0

Berdasarkan perbandingan data kondisi eksisting dan target capaian tiap indikator didapatkan hasil skoring.
Perbandingan hasil skoring tiap indikator dapat dilihat pada grafik berikut:

Berdasarkan perbandingan data eksisting dan target 21 indikator kontribusi perdagangan dan jasa terhadap
PDRB kota Semarang, secara keseluruhan data eksisting kontribusi perdagangan dan jasa terhadap PDRB
kota Semarang saat ini hampir mendekati target yang telah ditentukan. Indikator kontribusi perdagangan
dan jasa terhadap PDRB yang capaiannya hampir memenuhi target diantaranya jumlah alat transportasi dan
jumlah penduduk dengan tingkat pendidikan menengah dan tinggi, sedangkan indikator yang masih cukup
jauh dari target yaitu terkait dengan jumlah tarif pajak, jumlah toko sepeda dan jumlah rute penerbangan.
C. KONTRIBUSI INDUSTRI PENGOLAHAN TERHADAP PDRB
Kontribusi industri pengolahan terhadap PDRB di Kota Semarang ditargetkan mencapai angka skor 7,8
pada tahun 2021, saat ini data Kontribusi industri pengolahan terhadap PDRB di Kota Semarang berada
pada angka skor 5.4. Berikut rincian perbandingan data eksisting dan target Kontribusi industri pengolahan
terhadap PDRB berdasarkan indikator smart city Kota Semarang
STANDAR/
DATA SKOR
NO URUT INDIKATOR KONDISI TARGET
EKSISTING EKSISTING TARGET
IDEAL
C KONTRIBUSI INDUSTRI PENGOLAHAN TERHADAP PDRB 5.5 7.8
16 Produktivitas 129,830,628 256,743,200 205394560 5.1 8.0
Waktunya diperlukan untuk
17 4 2 3 5.0 7.5
memulai bisnis
18 Kemudahan memulai bisnis 64 100 82 6.4 8.2
Persentase orang pada
20 10 20 14.6 5.0 7.3
tahap awal bisnis
21 Pengusaha 53,557 129,199 77519.4 4.1 6.0
22 PDRB 13.3 20 18 6.7 9.0
23 Jumlah tarif pajak 10% 10% 0.1 7.0 10.0
24 Dana Simpanan 7,9 Triliun 19,09 Triliun 14,7 Triliun 4.1 7.7
47 Alat transportasi 154,564 37,000 31450 8.0 8.5
Indeks lalu lintas untuk
48 275000 3.5 5.5
komuter untuk bekerja 176,786 500,000
Jumlah wisatawan
55 14251.5 7.0 9.0
internasional 37,647 15,835
Jumlah Penumpang
56 3216000 4.6 8.0
maskapai penerbangan 1,849,763 4,020,000
57 Hotel 108 232 162.4 4.7 7.0
Berdasarkan perbandingan data kondisi eksisting
dan target capaian tiap indikator didapatkan hasil
skoring. Perbandingan hasil skoring tiap indikator
dapat dilihat pada grafik berikut:

Berdasarkan perbandingan data eksisting dan


target 13 indikator kontribusi industri pengolahan
terhadap PDRB kota Semarang, secara
keseluruhan data eksisting kontribusi industri
pengolahan terhadap PDRB kota Semarang saat
ini hampir mendekati target yang telah
ditentukan. Indikator kontribusi industri
pengolahan terhadap PDRB yang capaiannya
hampir memenuhi target yaitu jumlah alat
transportasi , sedangkan indikator yang masih
cukup jauh dari target yaitu terkait dengan jumlah
tarif pajak, jumlah rute penerbangan,
produktivitas dan jumlah dana simpanan.

D. NILAI INVESTASI
Nilai Investasi di Kota Semarang ditargetkan mencapai angka skor 7,5 pada tahun 2021, saat ini data nilai
investasi di Kota Semarang berada pada angka skor 6.0. Berikut rincian perbandingan data eksisting dan
target nilai investasi berdasarkan indikator smart city Kota Semarang
NO DATA STANDAR/ SKOR
INDIKATOR TARGET
URUT EKSISTING KONDISI IDEAL EKSISTING TARGET
D NILAI INVESTASI 6.0 7.5
Jumlah museum (Komparasi
5 7 32 9.6 2.2 3.0
Jogja)
Jumlah Galeri Seni
6 14 34 18.7 4.1 5.5
(komparatif Surabaya)
7 Rekreasi 149,719,450,268 260,000,000,000 208,000,000,000 5.8 8.0
13 Harga Properti 85% 100% 1 8.5 10.0
Persentase penduduk
37 dengan akses terhadap 61,58 75.29 75.29 8.2 10.0
persediaan air
41 Indeks kinerja lingkungan 45 100 75 4.5 7.5
42 Indeks Lalu lintas 80 100 90 8.0 9.0
43 Indeks inefisiensi 70 100 81 7.0 8.1
Indeks lalu lintas untuk
48 275000 3.5 5.5
komuter untuk bekerja 176,786 500,000
50 akses fasilitas sanitasi 52,5 76.83 60.6957 6.8 7.9
51 Jumlah orang per KK 3 4 3.2 7.5 8.0

Berdasarkan perbandingan data


kondisi eksisting dan target capaian
tiap indikator didapatkan hasil
skoring. Perbandingan hasil skoring
tiap indikator dapat dilihat pada
grafik berikut:
Berdasarkan perbandingan data
eksisting dan target 11 indikator nilai
investasi kota Semarang, secara
keseluruhan data eksisting nilai
investasi kota Semarang saat ini
hampir mendekati target yang telah
ditentukan. Indikator nilai investasi
yang capaiannya hampir memenuhi
target yaitu jumlah orang per KK.
Sedangkan indikator nilai investasi
yang capaiannya masih jauh dari
target yaitu indeks kinerja lingkungan.
E. GENANGAN BANJIR DAN ROB
Genangan banjir dan rob di Kota Semarang ditargetkan mencapai angka skor 8.3 pada tahun 2021, saat ini
data eksisting genangan banjir dan rob di Kota Semarang berada pada angka skor 6.5. Berikut rincian
perbandingan data eksisting dan target genangan dan banjr berdasarkan indikator smart city Kota
Semarang:
STANDAR/
NO DATA SKOR
INDIKATOR KONDISI TARGET
URUT EKSISTING EKSISTING TARGET
IDEAL
E GENANGAN BANJIR DAN ROB 6.5 8.3
9 Penurunan Tingkat Kriminalitas 242 400 320 4.0 8.0
10 Indeks Kesehatan 69.22 100 88 6.9 8.8
13 Harga Properti 85% 100% 1 8.5 10.0
Persentase penduduk dengan
37 61,58 75.29 75.29 8.2 10.0
akses terhadap persediaan air
41 Indeks kinerja lingkungan 45 100 75 4.5 7.5
42 Indeks Lalu lintas 80 100 90 8.0 9.0
43 Indeks inefisiensi 70 100 81 7.0 8.1
Indeks lalu lintas untuk komuter
48 275000 3.5 5.5
untuk bekerja 176,786 500,000
50 akses fasilitas sanitasi 52,5 76.83 60.6957 6.8 7.9
51 Jumlah orang per KK 3 4 3.2 7.5 8.0

Berdasarkan perbandingan data


kondisi eksisting dan target capaian
tiap indikator didapatkan hasil skoring.
Perbandingan hasil skoring tiap
indikator dapat dilihat pada grafik
berikut:
Berdasarkan perbandingan data
eksisting dan target 10 indikator
kontribusi genangan banjir dan rob
kota Semarang, secara keseluruhan
data eksisting genangan banjir dan
rob kota Semarang saat ini hampir
mendekati target yang telah
ditentukan. Indikator genangan banjir
dan rob yang capaiannya hampir
memenuhi target yaitu jumlah jumlah
orang per KK , sedangkan indikator
yang masih cukup jauh dari target
yaitu indeks kinerja lingkungan dan tingkat kriminalitas.

F. INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA


Indeks pembangunan manusia di Kota Semarang ditargetkan mencapai angka skor 8.4 pada tahun 2021,
saat ini data eksisting indeks pembangunan manusia di Kota Semarang berada pada angka skor 7,1.
Berikut rincian perbandingan data eksisting dan target indeks pembangunan manusia berdasarkan indikator
smart city Kota Semarang:

NO INDIKATOR DATA STANDAR/ TARGET SKOR


URUT EKSISTING KONDISI IDEAL EKSISTING TARGET
F INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA 7.1 8.4
1 Pendidikan tinggi 77% 100% 0.85 7.7 8.5
Sekolah bisnis (komparasi
2 15 16 15.2 9.5
surabaya) 9.4
Jumlah universitas
4 58 125 81.25 6.5
(komparatif jogja) 4.6
8 Rasio Kematian 7 kategori rendah <10 6 7.6 8.0
10 Indeks Kesehatan 69.22 100 88 6.9 8.8
Pengentasan Tingkat
11 5,77 % 0.0% 0.00000001 10.0
Pengangguran 9.4
14 Rasio Pekerja Perempuan 74% 100% 0.85 7.4 8.5
16 Produktivitas 129,830,628 256,743,200 205,394,560 5.1 8.0
Persentase penduduk
37 dengan akses terhadap 61,58 75.29 75.29 10.0
8.2
persediaan air
41 Indeks kinerja lingkungan 45 100 75 4.5 7.5
50 akses fasilitas sanitasi 52,5 76.83 60.6957 6.8 7.9
51 Jumlah orang per KK 3 4 3.2 7.5 8.0

Berdasarkan perbandingan data kondisi


eksisting dan target capaian tiap
indikator didapatkan hasil skoring.
Perbandingan hasil skoring tiap indikator
dapat dilihat pada grafik berikut:
Berdasarkan perbandingan data
eksisting dan target 12 indikator indeks
pembangunan manusia kota Semarang,
secara keseluruhan data eksisting indeks
pembangunan manusia saat ini hampir
mendekati target yang telah ditentukan.
Indikator indeks pembangunan manusia
yang capaiannya hampir memenuhi
target yaitu jumlah sekolah bisnis dan
rasio kematian, sedangkan indikator
yang masih cukup jauh dari target yaitu
indeks kinerja lingkungan dan
produktivitas.

G. INDEKS PEMBANGUNAN GENDER


Indeks pembangunan gender di Kota Semarang ditargetkan mencapai angka skor 7.9 pada tahun 2021,
saat ini data eksisting indeks pembangunan gender di Kota Semarang berada pada angka skor 6,4. Berikut
rincian perbandingan data eksisting dan target indeks pembangunan gender berdasarkan indikator smart
city Kota Semarang:

NO INDIKATOR DATA STANDAR/ TARGET SKOR


URUT EKSISTING KONDISI IDEAL EKSISTING TARGET
G INDEKS PEMBANGUNAN GENDER 6.4 7.9
8 Rasio Kematian 7 kategori rendah <10 6 7.6 8.0
10 Indeks Kesehatan 69.22 100 88 6.9 8.8
Rasio Pekerja
14 74% 100% 0.85
Perempuan 7.4 8.5
15 Indeks Kebahagiaan 71.55 100 90 7.2 9.0
16 Produktivitas 129830628.4 256743200 205394560 5.1 8.0
Persentase orang pada
20 10 20 14.6
tahap awal bisnis 5.0 7.3
21 Pengusaha 53557 129199 77519.4 4.1 6.0
50 akses fasilitas sanitasi 52,5 76.83 60.6957 6.8 7.9
51 Jumlah orang per KK 3 4 3.2 7.5 8.0

Berdasarkan perbandingan data kondisi


eksisting dan target capaian tiap indikator
didapatkan hasil skoring. Perbandingan
hasil skoring tiap indikator dapat dilihat
pada grafik berikut:

Berdasarkan perbandingan data eksisting


dan target 9 indikator indeks
pembangunan gender kota Semarang,
secara keseluruhan, sebagian data
eksisting indeks pembangunan gender
saat ini hampir mendekati target yang
telah ditentukan. Indikator indeks
pembangunan manusia yang capaiannya
hampir memenuhi target yaitu rasio
kematian dan jumlah orang per KK,
sedangkan indikator yang lainnya masih
cukup jauh dari target. Indikator tersebut
antara lain yaitu indeks kesehatan,
indeks kebahagiaan dan produktivitas.

H. ANGKA KEMISKINAN
Angka Kemiskinan di Kota Semarang ditargetkan mencapai angka skor 8.3 pada tahun 2021, saat ini data
eksisting angka kemiskinan di Kota Semarang berada pada angka skor 6,8. Berikut rincian perbandingan
data eksisting dan target angka kemiskinan berdasarkan indikator smart city Kota Semarang:

NO DATA STANDAR/ SKOR


INDIKATOR TARGET
URUT EKSISTING KONDISI IDEAL EKSISTING TARGET

H ANGKA KEMISKINAN
6.8 8.3
NO DATA STANDAR/ SKOR
INDIKATOR TARGET
URUT EKSISTING KONDISI IDEAL EKSISTING TARGET

8 Rasio Kematian 7 kategori rendah <10 6


7.6 8.0
Penurunan Tingkat
9 242 400 320
Kriminalitas 4.0 8.0
10 Indeks Kesehatan 69.22 100 88
6.9 8.8
Pengentasan Tingkat
11 5,77 % 0% 0.00000001
Pengangguran 9.4 10.0
12 Indeks gini 0,33 1 0.7 6.7 7.0
13 Harga Properti 0.85 1 1 8.5 10.0
Rasio Pekerja 0.74311996
14 1 0.85 7.4 8.5
Perempuan 1
15 Indeks Kebahagiaan 71.55 100 90 7.2 9.0
16 Produktivitas 129,830,628 256,743,200 205394560 5.1 8.0
Persentase penduduk
dengan akses
37 61,58 75.29 75.29
terhadap persediaan 8.2 10.0
air
Indeks kinerja
41 45 100 75
lingkungan 4.5 7.5
47 Alat transportasi 154,564 37,000 31450 8.0 8.5
Indeks lalu lintas untuk
48 275000
komuter untuk bekerja 176,786 500,000 3.5 5.5
51 Jumlah orang per KK 3 4 3.2 7.5 8.0

Berdasarkan perbandingan data kondisi eksisting dan target capaian tiap indikator didapatkan hasil skoring.
Perbandingan hasil skoring tiap indikator dapat dilihat pada grafik berikut:
Berdasarkan perbandingan data eksisting dan target 14 indikator angka kemiskinan kota Semarang, secara
keseluruhan data eksisting angka kemiskinan saat ini hampir mendekati target yang telah ditentukan.
Indikator angka kemiskinan yang capaiannya hampir memenuhi target yaitu jumlah alat transportasi dan
rasio kematian, sedangkan indikator yang masih cukup jauh dari target yaitu indeks kinerja lingkungan,
tingkat kriminalitas dan produktivitas.
I. ANGKA PENGANGGURAN TERBUKA
Angka pengangguran terbuka di Kota Semarang ditargetkan mencapai angka skor 7.7 pada tahun 2021,
saat ini data eksisting angka pengangguran terbuka di Kota Semarang berada pada angka skor 6,0. Berikut
rincian perbandingan data eksisting dan target angka pengangguran terbuka berdasarkan indikator smart
city Kota Semarang:

STANDAR/
NO DATA SKOR
INDIKATOR KONDISI TARGET
URUT EKSISTING EKSISTING TARGET
IDEAL
I ANGKA PENGANGGURAN TERBUKA 6.0 7.7
Penurunan Tingkat
9 242 400 320 4.0 8.0
Kriminalitas
10 Indeks Kesehatan 69.22 100 88 6.9 8.8
Pengentasan Tingkat
11 5,77 % 0% 0.00000001 9.4 10.0
Pengangguran
12 Indeks gini 0,33 100% 0.7 6.7 7.0
14 Rasio Pekerja Perempuan 74% 100% 0.85 7.4 8.5
Waktunya diperlukan
17 4 2 3 5.0 7.5
untuk memulai bisnis
Kemudahan memulai
18 64 100 82
bisnis 6.4 8.2
Persentase orang pada
20 10 20 14.6 5.0
tahap awal bisnis 7.3
21 Pengusaha 53,557 129,199 77519.4 4.1 6.0
Indeks lalu lintas untuk
48 275000
komuter untuk bekerja 176,786 500,000 3.5 5.5
51 Jumlah orang per KK 3 4 3.2 7.5 8.0

Berdasarkan perbandingan data kondisi eksisting dan target capaian tiap indikator didapatkan hasil skoring.
Perbandingan hasil skoring tiap indikator dapat dilihat pada grafik berikut:
Berdasarkan perbandingan data eksisting dan target 11 indikator angka pengangguran terbuka kota
Semarang, secara keseluruhan data eksisting angka pengangguran saat ini hampir mendekati target yang
telah ditentukan. Indikator angka kemiskinan yang capaiannya hampir memenuhi target yaitu pengentasan
angka pengangguran dan jumlah orang per KK, sedangkan indikator yang masih cukup jauh dari target yaitu
tingkat kriminalitas.
J. INDEKS REFORMASI BIROKRASI
Indeks Reformasi Birokrasi di Kota Semarang ditargetkan mencapai angka skor 8.1 pada tahun 2021, saat
ini data eksisting indeks reformasi birokrasi di Kota Semarang berada pada angka skor 5.8. Berikut rincian
perbandingan data eksisting dan target indeks reformasi birokrasi berdasarkan indikator smart city Kota
Semarang:

STANDAR/
NO DATA SKOR
INDIKATOR KONDISI TARGET
URUT EKSISTING EKSISTING TARGET
IDEAL
J INDEKS REFORMASI BIROKRASI 5.8 8.1
Penurunan Tingkat
9 242 400 320 4.0
Kriminalitas 8.0
10 Indeks Kesehatan 69.22 100 88 6.9 8.8
Pengentasan Tingkat
11 5,77 % 0% 0.00000001
Pengangguran 9.4 10.0
12 Indeks gini 0,33 100% 0.7 6.7 7.0
13 Harga Properti 85% 100% 1 8.5 10.0
14 Rasio Pekerja Perempuan 74% 100% 0.85 7.4 8.5
15 Indeks Kebahagiaan 71.55 100 90 7.2 9.0
16 Produktivitas 129,830,628 256,743,200 205394560 5.1 8.0
Waktunya diperlukan untuk
17 4 2 3
memulai bisnis 5.0 7.5
18 Kemudahan memulai bisnis 64 100 82 6.4 8.2
STANDAR/
NO DATA SKOR
INDIKATOR KONDISI TARGET
URUT EKSISTING EKSISTING TARGET
IDEAL
19 Jumlah kantor pusat 400 1200 504 3.3 4.2
Persentase orang pada
20 10 20 14.6
tahap awal bisnis 5.0 7.3
21 Pengusaha 53557 129199 77519.4 4.1 6.0
22 PDRB 13.3 20 18 6.7 9.0
23 Jumlah tarif pajak 10% 10% 0.1 7.0 10.0
27 twitter (komparatif amerika) 266313 341047 279658.54 7.8 8.2
pajak penjualan (komparasi 1,527,650,280
28 1,080,695,471, 1,909,562,850,
surabaya) ,000 5.7 8.0
000 000
29 indeks kekuatan hukum 1 10 3 1.0 3.0
30 indeks persepsi korupsi 60 100 90 6.0 9.0
31 fungsi inovasi departemen 1 10 9 1.0 9.0
32 layanan web pemerintah 88,73 100 100 8.9 10.0
33 transparasi dana 6 10 9.5 6.0 9.5
34 Emisi CO2 105,000,000 30,000,000 22500000 5.0 7.5
35 Indeks Emisi CO2 4 1.5 0.9 4.0 6.0
36 Emisis Metana 0.01 0.1 0.091 9.0 9.1
Persentase penduduk
37 dengan akses terhadap 61,58 75.29 75.29
8.2 10.0
persediaan air
38 PM2.5 5 2.5 1.875 5.0 7.5
39 PM10 50 100 75 5.0 7.5
40 Indeks Polusi 85 100 95 8.5 9.5
41 Indeks kinerja lingkungan 45 100 75 4.5 7.5
42 Indeks Lalu lintas 80 100 90 8.0 9.0
43 Indeks inefisiensi 70 100 81 7.0 8.1
54 Bersepeda 57688.5
2,042 115,377 1.0 5.0
Jumlah konferensi dan
59 0 0 0
rapat 2.0 4.0
Jumlah Pelanggan
60 0 0 0
Broadband 8.0 9.0
61 Broadband 0 0 0 7.0 9.0
62 Alamat Ip 1 1 0.8 6.0 8.0
63 Facebook 1 1 0.9 8.0 9.0
64 Ponsel 1 1 0.9 8.0 9.0
65 Kualitas Layanan Web 3.5 5 4 7.0 8.0
66 Indeks Inovasi 40 60 48 6.7 8.0
67 Ponsel Cerdas 462400 6.9 8.0
398,000 578,000
68 Hots Spot Wi-Fi 5000 9.0 10.0
20,000 5,000

Berdasarkan perbandingan data kondisi eksisting dan target capaian tiap indikator didapatkan hasil skoring.
Perbandingan hasil skoring tiap indikator dapat dilihat pada grafik berikut:
Berdasarkan perbandingan data eksisting dan target 12 indikator indeks pembangunan manusia kota
Semarang, secara keseluruhan data eksisting indeks pembangunan manusia saat ini hampir mendekati
target yang telah ditentukan. Indikator indeks pembangunan manusia yang capaiannya hampir memenuhi
target yaitu jumlah sekolah bisnis dan rasio kematian, sedangkan indikator yang masih cukup jauh dari
target yaitu indeks kinerja lingkungan dan produktivitas.
7.2 ROADMAP SMART CITY ROAD MAP
A. SMART GOVERNANCE SMART GOVERNANCE

• Penyiapan Program • Pembebasan Pajak Bagi • Ducting dan Fiber Opttik • Pengembangan data • e-katalog
Pembebasan Pajak Bagi Masyarakat Tak Mampu di Segitiga Mas dan Kota informasi • Pelayanan Fasilitas
Masyarakat Tidak Mampu • Pengelolaan Layanan Lama • Pengembangan Berbasis IT
• Persiapa Penyusunan Kepegawaian • Integrasi Data KRK dan komunikasi informasi, dan • Optimalisasi
Layanan Kepegawaian • Layanan Perpustakaan IMB media massa Pemanfaatan Teknologi
• Layanan Arsip Berbasis Berbasis Online • Perluasan Penyediaan • Persiapan Program Smart Informasi
Online • Pengembangan WiFi Home • Smart Home (Perumahan
• Pengembagan e- Perenc.Pembangunan • Pemasangan Media • Uji Coba Penggunaan e- Pintar)
Musrembang Berbasis Spatial Informasi di Luar Katalog • Pengembangan Jaringan
• Pengembangan e-Pokir • Integrasi Perencanaan Pemerintah (Mall & • Pengembangan Aplikasi Komunikasi dan
• Lapor Hendi (online) Pembangunan dan Tempat Publik) Mobile untuk interaksi Informatika (Intenet
• Pengembangan WEB Penganggaran • Pengembangan Jaringan masyarakat Gratis)
Service Kependudukan • Wifi di Area Publik Komunikasi dan • Ducting dan Fiber Opttik • Perluasan Penyediaan
dan DPMPTSP • Pembangunan Ciber Informatika (Intenet di Kawasan Pusat WiFi
• e-Sarapan Uji Coba WiFi Tourism Gratis) Aktivitas • Ducting dan Fiber Opttik
di Area Publik • Kerjasama Informasi dan • Perubahan jalan satu • Aplikasi Informasi di Kawasan Pusat
• Media Informasi Media Massa arah (2 tahap) Infrastruktur Aktivitas
Hologram • Fasilitasi SDM Bidang • Sistem Kendali Lalu
• Integrasi SIM Komunikasi dan Informasi lintas Kendaraan (ATCS)
Perencanaan- • Saber Pungli • Aplikasi Informasi
Keuangan-Monev- • Perijinan Terpadu Satu Infrastruktur
Pelaporan Pintu (PTSP) • Penyusunan dan
• Game anti korupsi • e-Tilang Pemantapan Program e-
• Penertipan Parkir di • Penyusunan Gran Design Katalog
Segitiga Mas dan DED Minapolitan
• Ayo Lapor • Digital Signage
B. SMART BRANDING ROAD MAP
SMART BRANDING

• Pembangunan Skate Park • Optimalisasi Skate Park • Penambahan Bus dan • Penambahan Bus Wisata • Penambahan Bus dan
di stadion tri lomba juang • Event Semarang Kota Rute Wisata Semarang Semarang Rute Wisata Semarang
• Pembangunan Sirkuit multi Fashion • Promosi Gedung • Pelaksanaan Even Rutin • Revitalisasi Kota Lama
event di Mijen • Pemandu Wisata : Wis Sobokarti (Pentas Seni) di Gedung Sobokarti • Penambahan Rute Bus
• Aplikasi Pemandu Pusat Semar • Revitalisasi Kota Lama (Pentas Seni) BRT
Belanja • Penambahan Bus Wisata • Penambahan Rute Bus • Revitalisasi Kota Lama • Penambahan Jumlah Bus
• Promosi Semarang Kota Semarang BRT • Penambahan Jumlah Bus BRT
Fashion • Promosi Kampung Bahari • Penambahan Jumlah Bus BRT • Penataan Kampung
• Semarang Kreatif Galery Tambak Lorok BRT • Penataan Kampung Tematik
Bus Wisata Semarang • Revitalisasi Gedung • Penataan Kampung tematik
• Pembangunan Kampung Sobokarti (Pentas Seni) Tematik
Bahari Tambak Lorok • Promosi Desa Wisata
• Penataan Desa Wisata Kandri
Kandri • Revitalisasi Kota Lama
• Gold Card PSIS • Penambahan Jumlah Bus
• Kampung Pelangi BRT
• Game Dolan Semarang • Penataan Kampung
• Kampung Batik Tematik
• Kampung Wisata Sehat
• Kampung Jajanan Pasar
• Semarang Night Carnaval
• BRT Trans Semarang
• Aplikasi Moovit
• Semarang Digital Kreatif
• Pemandu Lokasi berbasis
Smartphone “Semarang
Dalam Genggaman”
C. SMART ECONOMY ROAD MAP
SMART ECONOMY

• Uji Coba kartu Semarang • Kartu Semarang Hebat • Produk Industri Rumah • Kegiatan temu bisnis • Kegiatan temu bisnis
Hebat • Gerbang Hebat Tangga (PIRT) • Revitalisasi Pasar • Revitalisasi Pasar
• Penilaian Peningkatan (Gerakan Bersama • Kegiatan temu bisnis Tradisional Tradisional
Kelas Kelompok Penanggulangan • Revitalisasi Pasar • ATM untuk Petani
• Pelatihan Bagi Para Kemiskinan dan Tradisional
Nelayan Pengangguran) • Asuransi Keluarga
• Kegiatan temu bisnis • Kajian Pengembangan Nelayan
• Revitalisasi Pasar Produk Industri Rumah • ATM untuk Petani
Tradisional tangga
• Pemberian Kredit • Kegiatan temu bisnis
Wibawa: tanpa agunan • Revitalisasi Pasar
bagi UKM Tradisional
• Pembangunan Basis Data • Pemberian Kredit
• Informasi Perindustrian Wibawa: tanpa agunan
Kota Semarang bagi UKM
• Asuransi Keluarga
Nelayan
D. SMART LIVING ROAD MAP
SMART LIVING

• Pendaftaran Antrian • Interkoneksi Rujukan • Optimalisasi • Optimalisasi • Optimalisasi


Puskesmas Secara Pasien Puskesmas Jamkesmaskot Jamkesmaskot Jamkesmaskot
Online dengan Rumah Sakit • Informasi Ketersediaan • Bedah Rumah Tidak • Penambahan Unit
• Hallo Doc • Smart Care Tempat Tidur Rumah Layak Huni Pengembangan
• Pengembangan Ambulan • Informasi Ketersediaan Sakit dan Puskesmas Ambulan Hebat
Hebat Tempat Tidur Rumah berbasis mobile • Bedah Rumah Tidak
• Bedah Rumah Tidak Sakit dan Puskesmas • Penambahan Unit Layak Huni
Layak Huni berbasis mobile Pengembangan Ambulan
• Kartu Identitas Warga • Pemandu Kesehatan Hebat
Miskin (KIM) Semarang • Bedah Rumah Tidak
• Info listrik padam dan • Jamkesmaskot Layak Huni
hidup serta • Aplikasi Bus Trans
penyebabnya di Wilayah • Bedah Rumah Tidak
Semarang Layak Huni
• Jarik Masjid (bersih-bersih
masjid)
E. SMART SOCIETY ROAD MAP
SMART SOCIETY

• Semarang Untuk • Semarang Untuk • Tambahan Rumah Duta • Instalasi air bersih untuk • Perluasan Program 1
Indonesia : Bantuan fisik Indonesia : Bantuan fisik Revolusi Mental daerah kekeringan Kelurahan 1 Tenaga IT
bagi transmigrasi kota bagi transmigrasi kota • Pilot Project 1 Kelurahan • Pelaksanaan 1 • Instalasi air bersih
semarang di kalbar semarang di kalbar 1 Tenaga IT Kelurahan 1 Tenaga IT untuk daerah
• Aplikasi Pemandu Tempat • Aplikasi Penerima • Instalasi air bersih untuk • Mural Flyover, Underpass, kekeringan
Pendidikan Peserta Didik daerah kekeringan & Jalan Kampung • Mural Flyover,
• Rumah Duta Revolusi • Semarang Obah • Mural Flyover, • Penaataan PKL Underpass, & Jalan
Mental • Penyiapan dan Underpass, & Jalan Kampung
• Si MAS (Sistem Informasi Pemantapan Program 1 Kampung • Penaataan PKL
Masyarakat dengan Kelurahan 1 Tenaga IT • Penaataan PKL
Sekolah) • Instalasi air bersih untuk
• MIK Semar daerah kekeringan
• Uji Coba IOT CCTV • IOT CCTV dan Integrasi
• Mural Flyover, CCTV dengan Luar
Underpass, & Jalan instansi Pemkot
Kampung • Mural Flyover,
• Penaataan PKL Underpass, & Jalan
• Pusat layanan Informasi Kampung
Publik, 3 layanan dalam • Penaataan PKL
1
F. SMART ENVIRONMENT ROAD MAP
SMART ENVIRONMENT

• Penyusunan dan • Pilot Project Emergency • Realisasi Program • Perluasan Pelayanan • Perluasan Pelayanan
Pemantapan Program Power Plan Emergency Power Plan Emergency Power Plan Emergency Power Plan
Emergency Power Plan • Smart Lighting/PJU • Perluasan Layanan Smart • Perluasan Layanan Smart • Perluasan Layanan Smart
• Pemantapan Program Pintar Lighting/PJU Pintar Lighting/PJU Pintar Lighting/PJU Pintar
Smart Light • Perbaikan Jalan • Perbaikan Jalan • Perbaikan Jalan • Perbaikan Jalan
• Perbaikan Jalan Pedestrian dan street Pedestrian dan street Pedestrian dan street Pedestrian dan street
Pedestrian dan street Furniture di lingkungan Furniture di lingkungan Furniture di lingkungan Furniture di lingkungan
Furniture di lingkungan dan Upgrading Koridor dan Upgrading Koridor dan Upgrading Koridor dan Upgrading Koridor
dan Upgrading Koridor utama utama utama utama
utama • Perbaikan Saluran untuk • Perbaikan Saluran untuk • MCK Komunal • Perbaikan Saluran
• Perbaikan Saluran untuk ekologi (saluran drainase ekologi (saluran drainase • Penggunaan Energi untuk ekologi (saluran
ekologi (saluran drainase untuk budidaya ikan) untuk budidaya ikan) rumah tangga dan drainase untuk
untuk budidaya ikan) • Kolam Retensi Kaligawe • Penggunaan Energi warung makan dari budidaya ikan)
• Normalisasi aliran sungai • MCK Komunal rumah tangga dan Sampah
• Beatifikasi truk sampah • Pannel Listrik Rumah warung makan dari
• Pemantapan Program Pompa Sampah
• Pembangunan Kolam • Penggunaan Energi
Retensi rumah tangga dan warung
• Pengendalian Banjir makan dari Sampah
(kerja sama dengan
belanda)
• Pompa Air Portabel
• Penggunaan Energi
rumah tangga dan
warung makan dari
Sampah
7.3 PROGRAM QUICK WINS
A. GAMBARAN QUICK WINS
Program Quick Wins dilakukan dalam rangka memberikan dampak positif jangka pendek yang dapat
dirasakan oleh publik/masyarakat sebagai outcome dari langkah-langkah yang dilakukan oleh Pemangku
Kepentingan Pembangunan Kota Semarang. Namun kesuksesan Quick Wins tergantung percepatan di
masing- masing satuan kerja pemerintah daerah (SKPD). Pelaksanaan dan keberhasilan Quick Wins di
masing-masing satuan kerja pemerintah daerah (SKPD) yang memiliki tugas fungsi berkaitan Quick Wins
sangat tergantung dari peran kepemimpinan. Karena itu, keterlibatan langsung pimpinan dalam merancang
perubahan “Semarang Menjadi Lebih Baik dan Hebat” sangat menentukan keberhasilan Quick Wins. Harus
dilakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan pentahapan Quick Wins yang diimplementasikan
dalam rencana aksi dan rencana operasional masing-masing satuan kerja pemerintah daerah (SKPD) dapat
berjalan optimal.

B. QUICK WINS 6 SMART CITY


Program Quick Wins adalah program quick wins yang ditetapkan dan dilaksanakan oleh satu atau beberapa
SKPD. Setiap SKPD harus memilih quick wins yang sejalan dengan bidang tugas utamanya, terutama yang
berkaitan dengan pelayanan masyarakat, sehingga masyarakat dapat langsung merasakan perubahan yang
sedang dilakukan oleh masing-masing SKPD. Di dalam pengembangan Smart City, program dari rencana
operasional memiliki setidaknya satu quick wins dari masing-masing komponen Smart tiap tahunnya. Quick
win sendiri dibagi menjadi quick wins jangka pendek (tahun awal), quick wind jangka menengah (5 Tahun),
dan quick wins jangka panjang (10 tahun) dimana quick win jangka mengah dan panjang masih dalam
proses penyepakatan pada OPD terkait.
Berikut terdapat 6 program quick wins jangka pendek pada masing-masing Smart yaitu:
NO BENTUK QUICK WIN SKPD
1 Smart Governance Integrasi SIM Perencanaan-Keuangan- Semua SKPD
Monev-Pelaporan
2 Smart Branding Pemandu Lokasi berbasis Smartphone Disbudpar, DisKominfo, Bag.
“Semarang Dalam Genggaman” Tapem, Bag. Ekonomi, Disdik,
Dinkes, Bag. Kesra, Bappeda
3 Smart Economy Pemberian Kredit Wibawa: tanpa PD BANK Pasar, Dinkopukm, Bag.
agunan bagi UKM Ekonomi, Disperin, Dindag
4 Smart Living Info listrik padam dan hidup serta Distaru, Disperkim, Diskominfo,
penyebabnya di Wilayah Semarang DPU
5 Smart Society Pusat layanan Informasi Publik, 3 Semua SKPD
layanan dalam 1
6 Smart Environment Penggunaan Energi rumah tangga dan Disperkim, DLH, Bappeda, Distaru,
warung makan dari Sampah DPU

C. QUICK WINS UTAMA


Adapun untuk quick wins Prioritas/Utama dalam program smart city semarang pada periode tahun 2016-
2021 sesuai dengan RPJMD adalah sebagai berikut :
1. BERBASIS TI : Pemandu Lokasi Berbasis Smartphone “Semarang Dalam Genggaman”
2. BERBASIS NON TI : Pusat Informasi Publik Kota Semarang “3 in 1 Layanan Publik”

PENUTUP
Bahwa untuk mewujudkan Semarang Smart City harus disengkunyung
bersama seluruh pemangku kepentingan pembangunan Kota
Semarang. Kota ini butuh banyak tangan untuk turut serta
membangun kota, dengan gotong royong bergerak bersama dalam
segala aspek kehidupan maka harapan kota lebih baik dan hebat
akan terwujud.

Anda mungkin juga menyukai