KOTA SEMARANG
DAFTAR ISI
2.1 Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Semarang Tahun 2005 - 2015
2.2 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Semarang Tahun 2016 - 2021
2.3 Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Semarang Tahun 2011 - 2031
6.1 Misi 1
6.2 Misi 2
6.3 Misi 3
6.4 Misi 4
7.1 TARGET PENCAPAIAN INDIKATOR SMART CITY SEMARANG
A. Laju Pertumbuhan Ekonomi
B. Kontribusi Perdagangan Dan Jasa Terhadap PDRB
C. Kontribusi Industri Pengolahan Terhadap PDRB
D. Nilai Investasi
E. Genangan Banjir Dan Rob
F. Indeks Pembangunan Manusia
G. Indeks Pembangunan Gender
H. Angka Kemiskinan
I. Angka Pengangguran Terbuka
J. Indeks Reformasi Birokrasi
7.2 ROADMAP SMART CITY
A. Smart Governance
B. Smart Branding
C. Smart Economy
D. Smart Living
E. Smart Society
F. Smart Environment
7.3 QUICK WINS SMART CITY
A. Gambaran Quick Wins
B. Quick Wins 6 Smart City
C. Quick Wins Utama
BAB I.
PENDAHULUAN
Strategi, Arah Kebijakan, dan Program Pembangunan terkait Pengembangan Smart City
Kota Semarang
a. STRATEGI: Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan
1. Arah kebijakan: Peningkatan pelayanan kesehatan dasar dan rujukan dan pelayanan
kesehatan miskin
Program pembangunan meliputi :
▪ Program upaya kesehatan masyarakat
▪ Program standarisasi pelayanan kesehatan
▪ Program Pengadaan, peningkatan, dan perbaikan sarpras kesehatan dan jaringannya
▪ Program pengadaan, peningkatan sarana dan prasarana rumah sakit / rumah sakit
jiwa/ rumah sakit paru-paru / rumah sakit mata
2. Arah kebijakan: Peningkatan Penyehatan lingkungan
▪ Program pembangunan meliputi
▪ Program Promosi kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
b. STRATEGI : Pemberdayagunaan peran serta masyarakat dalam berbagai sektor
pembangunan
1. Arah kebijakan: Peningkatan pemberdayaan masyarakat berbasis komunitas dan gender
▪ Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Membangun Kelurahan
▪ Program Peningkatan peran serta dan kesetaraan gender dalam pembangunan
▪ Program Pemberdayaan lembaga ekonomi pembangunan kelurahan
c. STRATEGI : Pengembangan budaya lokal
1. Arah kebijakan: Pelestarian Seni, Budaya yang berbasis kearifan lokal
▪ Program Pengembangan Nilai Warisan Budaya
▪ Program Pengelolaan Kekayaan Cagar Budaya
d. STRATEGI : Reformasi birokrasi
1. Arah kebijakan: Peningkatan pengawasan dan pengendalian penyelenggaraan
pemerintahan daerah
▪ Program pembangunan meliputi Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal
dan Pengendalian Kebijakan Kepala Daerah
2. Arah kebijakan: Peningkatan peran dan kinerja lembaga pengelolaan keuangan daerah
▪ Program Peningkatan dan pengembangan pengelolaan keuangan daerah
▪ Program Pengelolaan Aset Daerah
3. Arah kebijakan: Peningkatan kualitas perencanaan pembangunan daerah
▪ Program pembangunan meliputi Program Perencanaan Pembangunan Daerah
4. Arah kebijakan: Peningkatan akuntabilitas kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah
▪ Program pembangunan meliputi Program Peningkatan Akuntabilitas Kinerja
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
5. Arah kebijakan: Pengembangan pemanfaatan teknologi informasi dalam penyelenggaraan
pemerintahan (digitalisasi kinerja)
▪ Program pembangunan meliputi Program optimalisasi pemanfaatan teknologi informasi
e. STRATEGI : Peningkatan kualitas dan manajemen pelayanan publik
1. Arah kebijakan: Peningkatan penyelenggaraan pelayanan publik yang lebih baik
▪ Program pembangunan meliputi Program Pembinaan dan Peningkatan Organisasi
Perangkat Daerah
f. STRATEGI : Pembenahan penataan kota yang berwawasan lingkungan
1. Arah kebijakan: Pembenahan izin pemanfaatan ruang dan bangunan sesuai dengan
peraturan
▪ Program pembangunan meliputi Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang
2. Arah kebijakan: Pembenahan sistem jaringan drainase perkotaan
▪ Program pembangunan meliputi Program Pengendalian Banjir dan Rob
3. Arah kebijakan: Peningkatan kualitas layanan transportasi umum
▪ Program pembangunan meliputi Program Peningkatan Pelayanan Angkutan
4. Arah kebijakan: Peningkatan kualitas infrastruktur dasar perkotaan
▪ Program Pembangunan Sarana dan Prasarana Dasar Perkotaan
▪ Program Pembangunan Jalan dan Jembatan
5. Arah kebijakan: Pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan
▪ Program pembangunan meliputi Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan
Lingkungan
g. STRATEGI : Pengembangan kawasan perdagangan dan jasa
1. Arah kebijakan: Peningkatan peran sektor perdagangan dan jasa dalam pengembangan
ekonomi kota
▪ Program pembangunan meliputi Program Peningkatan dan Pengembangan Ekspor
2. Arah kebijakan: Peningkatan Kualitas Kelembagaan dan Usaha Koperasi
▪ Program pembangunan meliputi Program Peningkatan kualitaskelembagaan koperasi
3. Arah kebijakan: Pengoptimalan pemanfaatan sarpras perdagangan dan jasa
▪ Program Pembinaan pedagang kaki lima dan asongan
▪ Program Peningkatan efisiensi perdagangan dalam negeri
h. STRATEGI : Penguatan dan Pengembangan Sektor Unggulan
1. Arah kebijakan: Peningkatan kualitas dan kuantitas produk daerah yang unggul
▪ Program pembangunan meliputi Program Peningkatan dan Pengembangan
Pemasaran dan Jaringan Usaha UMKM
2. Arah kebijakan : Peningkatan Produktivitas IKM
▪ Program Pengembangan IKM
▪ Program Pengembangan Industri Kreatif
▪ Program Sentra-Sentra Industri Potensial
3. Arah kebijakan: Peningkatan pengelolaan kepariwisataan
▪ Program Pengembangan pemasaran pariwisata
▪ Program Pengembangan destinasi wisata
▪ Pengembangan Industri Pariwisata
4. Arah kebijakan : Penyediaan regulasi dan kebijakan yang pro investasi
▪ Peningkatan promosi dan kerjasama investasi
▪ Progran Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi
2.3 RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA SEMARANG TAHUN 2011-2031
Tujuan Penataan Ruang Kota Semarang adalah terwujudnya Kota
Semarang sebagai pusat perdagangan dan jasa berskala
internasional yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan.
2. Smart Branding
Tujuan dari Smart Branding adalah
peningkatan brand value daerah yang
akan mendorong aktivitas
perekonomian dan pengembangan
kehidupan sosial dan budaya lokal
yang berujung pada peningkatan
kesejahteraan masyarakat.
3. Smart Economy
Dimensi ketiga dalam Smart City
adalah smart economy atau tata
kelola perekonomian yang pintar.
Smart economy dalam dalam Smart
City dimaksudkan untuk mewujudkan
ekosistem perekonomian di daerah
yang mampu memenuhi tantangan di
era informasi yang disruptif dan
menuntut tingkat adaptasi yang cepat
seperti saat ini.
4. Smart Living
Smart living menjadi salah satu dimensi dalam
Smart City untuk menjamin kelayakan taraf
hidup masyarakat di dalamnya.Sasaran dari
smart living di dalam Smart City adalah untuk
mewujudkan lingkungan tempat tinggal yang
layak tinggal, nyaman, dan efisien.
5. Smart Society
Sasaran dari smart society dalam Smart
City adalah mewujudkan ekosistem
sosio-teknis masyarakat yang humanis
dan dinamis, baik fisik maupun virtual
untuk terciptanya masyarakat yang
produktif, komunikatif, dan interaktif
dengan digital literacy yang tinggi.
6. Smart Environment
Ide dasar dari smart environment di
dalam Smart City adalah untuk
mewujudkan pembangunan yang
berkelanjutan, dimana hal tersebut tidak
boleh hilang dengan lahirnya ide tentang
Smart City yang menjadikan elemen
teknologi sebagai elemen
pendorongnya.Sasaran dari smart
environment adalah mewujudkan tata
kelola lingkungan yang baik, bertanggung-jawab, dan berkelanjutan.
3.2 INDIKATOR SMART CITY KOTA SEMARANG
Berikut ini merupakan rumusan 4K yang merupakan visi dari smart city kota semarang yang
masing-masing dari 4K tersebut adalah Keberlanjutan, Konektivitas, Kreatifitas, dan Keterpaduan
Sosial. Dan masing-masing point dari 4K tersbut memiliki sub-sub point yang menjadi tolok ukur
dari 4K tersebut.
INDIKATOR
B. KETERPADUAN SOSIAL
INDIKATOR DESKRIPSI
Rasio Kematian Rasio kematian per 100.000 penduduk.
Tingkat Kriminalitas Tingkat Kriminalitas
Indeks Kesehatan Indeks Kesehatan
Tingkat Pengangguran Tingkat pengangguran (jumlah pengangguran / angkatan kerja).
Indeks Gini Indeks Gini bervariasi dari 0 sampai 100, dengan 0 menjadi situasi
yang sempurna Kesetaraan dan 100 ketidaksetaraan sempurna
Harga Property Harga properti sebagai persentase pendapatan
Rasio pekerja perempuan Rasio pekerja perempuan dalam administrasi publik
Indeks Kebahagiaan Indeks Perdamaian Global adalah indikator yang mengukur
kedamaian Dan tidak adanya kekerasan di negara atau wilayah.
C. ECONOMY
INDIKATOR DESKRIPSI
Produktivitas Produktivitas tenaga kerja dihitung sebagai PDB / populasi pekerja
(dalam ribuan).
Waktunya diperlukan untuk Hari kalender diperlukan untuk menyelesaikan prosedur yang
memulai bisnis terlibat dalam operasi hukum perusahaan.
Kemudahan memulai bisnis Posisi teratas di peringkat tersebut mengindikasikan lingkungan
peraturan yang lebih baik untuk menciptakan dan mengoperasikan
perusahaan lokal.
Jumlah kantor pusat Jumlah kantor pusat perusahaan publik
Persentase orang pada tahap Persentase 18 sampai 64 tahun penduduk yang merupakan
awal bisnis pengusaha baru atau pemilik / pengelola bisnis baru (tidak lebih
dari 42 bulan).
Pengusaha Perusahaan dalam tahap awal yang mewakili basis ekonomi kota.
Mereka mewakili dinamisme ekonomi dan mencakup proporsi
perusahaan yang tinggi yang ditujukan untuk teknologi. Digunakan
per kapita.
PDRB Produk domestik bruto dalam jutaan
D. MANAJEMEN PUBLIK
INDIKATOR DESKRIPSI
INDIKATOR DESKRIPSI
Jumlah tarif pajak Ini mengukur jumlah pajak dan kontribusi wajib dibayar oleh bisnis
setelah memperhitungkan deduksi dan pembebasan diijinkan
sebagai bagian dari keuntungan komersial
Cadangan Total cadangan dalam jutaan
Cadangan per kapita Cadangan per kapita dalam jutaan
Kedutaan Jumlah kedutaan dan konsulat per kota
Twitter Pengguna Twitter di direktori pengguna terkemuka (mis., Twellow).
Ini termasuk Pengguna yang mendefinisikan diri mereka sebagai
pemimpin (penulis, aktivis, bisnis Pemimpin, wartawan, dll). Dalam
ribuan orang.
Pajak Penjualan Hal ini berdampak besar terhadap perekonomian. Tingkat pajak
penjualan yang lebih rendah bisa jadi digunakan untuk membiayai
investasi di bidang jasa dan infrastruktur cerdas.
Indeks persepsi korupsi Nilai0 = sangat korup & 100 = sangat transparan
Fungsi inovasi departemen Jumlah fungsi departemen inovasi kota (atau kementerian jika ada
satu).
Rentang layanan Web Rentang layanan online untuk semua pengguna dewan kota
pemerintah (penghuni atau pengunjung). Ini adalah ukuran pemerintah kota
modern dan teknologi. Skala dari 0 sampai 5
Transparasi platform data Ini menggambarkan apakah kota memiliki sistem data terbuka.
H. PERENCANAAN KOTA
INDIKATOR DESKRIPSI
Persentase penduduk dengan Persentase penduduk dengan setidaknya akses yang cukup
akses terhadap fasilitas sanitasi terhadap fasilitas pembuangan kotoran yang secara efisien dapat
menghindari kontak manusia, hewan dan serangga dengan
ekskreta.
Jumlah orang per rumah tangga Jumlah orang per rumah tangga
Toko sepeda Jumlah toko sepeda per kapita
Arsitektur Jumlah perusahaan arsitektur per kapita
INDIKATOR DESKRIPSI
Bersepeda Penggemar bersepeda per kapita. Penggunaan sepeda mewakili
ukuran transportasi yang baik dan metrik untuk latihan kota dan
kemampuan budaya. Banyak kota yang secara historis kota pintar
memiliki korelasi positif dengan adanya budaya bersepeda
(weather perizinan).
I. HUBUNGHANINTERNASIONAL
INDIKATOR DESKRIPSI
Jumlah wisatawan internasional Jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke kota. Dalam
ribuan orang
Jumlah penumpang sebuah Jumlah penumpang yang bepergian dengan maskapai
maskapai penerbangan penerbangan. Dalam ribuan orang
Hotel Jumlah hotel per kapita
Peta pemandangan Peringkat kota sesuai dengan jumlah foto yang diambil di kota dan
diupload ke Panoramio (community untuk sharing foto secara
online). Posisi teratas sesuai dengan kota dengan foto terbanyak.
Jumlah konferensi dan rapat Jumlah konferensi dan pertemuan internasional di kota
J. TEKNOLOGI
INDIKATOR DESKRIPSI
Jumlah pelanggan broadband Jumlah pelanggan broadband per negara dengan jalur pelanggan
digital, modem kabel, atau teknologi berkecepatan tinggi lainnya,
per 100 penduduk
Broadband Jumlah pengguna broadband di dalam kota, termasuk koneksi
nirkabel dan tetap.
Alamat IP Jumlah alamat IP per kapita
Facebook Jumlah pengguna Facebook per kapita.
Ponsel Jumlah ponsel per kapita
Kualitas layanan Web Kualitas situs dewan kota mengukur komitmen kebijakan teknologi
informasinya, mendukung pengembangan bisnis lokal, dan
prakarsa teknologi lainnya. Skala dari 0 sampai 5, maksimum
sesuai dengan situs web dengan layanan berkualitas terbaik
Indeks inovasi ndeks Inovasi (Innovation Cities Index). Penilaian 0 (tidak ada
inovasi) sampai 60 (banyak inovasi).
Ponsel cerdas Jumlah smartphone per kapita. Penggunaan smartphone dan
penetrasi mereka merupakan indikator bagus untuk penggunaan
teknologi
Hot spot Wi-Fi Jumlah titik akses nirkabel secara global. Mereka mewakili pilihan
untuk terhubung ke Internet oleh pebisnis saat bepergian
BAB IV.
PROFIL KOTA SEMARANG
MENUJU SMART CITY
Visi tersebut mengandung maksud bahwa Semarang sebagai kota metropolitan berwawasan
lingkungan akan menjadi kota yang handal dan maju dalam pedagangan dan jasa, dengan
dukungan infrastuktur yang memadai serta tetap menjadi daerah yang kondusif untuk
meningkatkan kesejahteraan warganya dengan dukungan pengembangan politik, keamanan,
sosial, ekonomi, dan budaya.
Selain itu, terdapat potensi pengembangan wilayah di beberapa kawasan strategis di Kota
Semarang sebagai berikut :
A. Kawasan Strategis Bidang Pertumbuhan Ekonomi
Kawasan Cepat Berkembang
Kawasan cepat berkembang di Kota Semarang adalah kawasan pusatkota yang terletak pada
Koridor Peterongan – Tawang – Siliwangi(PETAWANGI). Trend perubahan intensitas kegiatan
perdagangan dikawasan PETAWANGI untuk 20 tahun kedepan diperkirakan akan terusterjadi.
Berdasarkan dokumen RTRW 2011-2031, arahan kebijakanuntuk kawasan cepat berkembang
dikembangkan untuk :
- Pengembangan kegiatan perdagangan dan jasa skala besar harus memberikan ruang bagi
kegiatan sektor informal untuk melakukan kegiatannya.
- Pengembangan kegiatan perdagangan dan jasa harus mempertimbangkan rasio kecukupan
ruang parkir dan ruang terbuka hijau dalam rangka menciptakan kawasan PETAWANGI
yang nyaman.
- Pengaturan pengembangan kegiatan perdagangan dan jasa yang spesifik per koridor jalan
untuk menciptakan spesifikasi perkembangan kawasan.
- Pengembangan kegiatan perdagangan dan jasa harus menghindari perkampungan atau
kawasan yang memiliki nilai historis bagi KotaSemarang
Kawasan Perlu Kerja Sama dengan Daerah Sekitarnya (Kawasan Perbatasan).
1. Kawasan Genuk – Sayung
- Pengembangan industri
- Transportasi (pengelolaan pelajon/ commuter)
- Penyediaan perumahan dan fasilitas pendukungnya
- Penanganan rob dan banjir
2. Kawasan Pedurungan - Mranggen
- Pengembangan industri
- Transportasi (pengelolaan pelajon/ commuter)
- Penyediaan Perumahan dan fasilitas pendukungnya
3. Kawasan Mangkang – Kaliwungu
- Pengembangan industri
- Transportasi (pengelolaan pelajon/ commuter)
- Penyediaan perumahan dan fasilitas pendukungnya
- Penanganan rob dan banjir
4. Kawasan Banyumanik – Ungaran
- Perkembangan kawasan perdagangan & jasa
- Penyediaan fasilitas transportasi (terminal)
- Penyediaan perumahan dan fasilitas pendukungnya
5. Kawasan DAS Kaligarang
- Perkembangan kawasan terbangun di hulu DAS Kaligarang
- Pola kerja sama pengelolaan kawasan DAS Kaligarang dalamtataran Pemerintah
Kabupaten/ Kota
RENCANA AKSI
Untuk mewujudkan Semarang Smart City akan menggunakan Rancangan: 10 i = 4 k 6 s = 10
pyaitu 10 Indikator Smart City (10i) melalui 4 konsep (4k) terdiri Keberlanjutan, Konektivitas,
Kreativitas dan Keterpaduan Sosial untuk mewujudkan pengembangan 6 Smart (6s) terdiri 1. Smart
Governance, 2. Smart Branding, 3.Smart Economy, 4. Smart Living, 5. Smart Society dan 6. Smart
Environment dalam rangka mewujudkan 10 Program (10p) prioritas yang tertera di RPJMD Kota
Semarang Tahun 2016-2021.
Semarang Smart City pada dasarnya tujuannya untuk kesejahteraan masyarakat, sehingga program-
programnya yang dibalut melalui renaksi dan renop sedemikian rupa penyediaan fasilitas maupun
infrastruktur guna menunjang berbagai bidang kebutuhan dan kegiatan masyarakat menjadi lebih
efektif dan efisien sesuai arahan RPJMD dan Program Prioritas Kota Semarang.
RENCANA OPERASIONAL
Dalam rangka mengawal Semarang Smart City telah dibentuk Tim Pengembangan Semarang Smart
City dengan pelibatan Pemangku Kepentingan Pembangunan Kota Semarang (Pentahelix).
Dari 6 Smart, komposisi tertinggi adalah pada smart governance untuk mewujudkan transparansi
layanan publik dan memerangi korupsi. Dalam hal ini seluruh Organisasi Pemkot Semarang (OPD)
akan berperan penting dalam pengembangan kota cerdas ini. Hal ini telah dipahami bahwa konsep
penguatan pembangunan, seting ulang pembangunan dan pengembangan lapangan pasti dilakukan
oleh para pembuat kebijakan. Tantangan terbesar dari semua operasionalisasi adanya koordinasi,
integrasi, sinergitas dan kolaborasi seluruh pemangku kepentingan pembangunan kota..
Berikut ini rumusan Konsep Masterplan Semarang Smart city dapat dilihat pada gambar berikut ini :
HASIL SKOR PROGRAM PRIORITAS WALIKOTA BERDASARKAN URUT
TERBESAR:
1. Indeks Reformasi Birokrasi (41) 6. Kontribusi kategori Industri
2. Angka Kemiskinan (16) Pengolahan terhadap PDRB (13)
3. Tingkat Pengangguran Terbuka (11) 7. Indeks Pembangunan Manusia (12)
4. Kontribusi kategori - kategori yang 8. Persentase kawasan banjir dan rob
terkait dengan perdagangan dan jasa- (10)
jasa terhadap PDRB (21) 9. Laju Pertumbuhan Ekonomi (15)
5. Nilai Investasi (15) 10. Indeks Pembangunan Gender (9)
DATA STANDAR/
NO INDIKATOR SKOR
EKSISTING KONDISI IDEAL
1 Pendidikan tinggi 77% 100% 8
2 Sekolah bisnis (komparasi surabaya)
15 16 9
gerakan mahasiswa (komparasi
3
surabaya) 173.637 259.945 7
4 Jumlah universitas (komparatif jogja)
58 125 5
5 Jumlah museum (Komparasi Jogja)
7 32 2
Jumlah Galeri Seni (komparatif
6 34
Surabaya) 14 4
7 Rekreasi (komparatif bandung) 149.719.450.268 260.000.000.000 6
Berdasarkan data kondisi human capital di Kota Semarang, jumlah masyarakat dengan tingkat
pendidikan menengah dan tinggi adalah 77% dari jumlah penduduk dari jumlah standar 100% dari jumlah
penduduk. Sedangkan jumlah sekolah bisnis sejumlah 15, jumlah universitas 58, jumlah museum 7, jumlah
galeri seni dan jumlah galeri seni sejumlah 14 dan jumlah pengeluaran masyarakat untuk rekreasi sejumlah
149.719.450.268. Berdasarkan perbandingan data kondisi eksisting terhadap standar atau kondisi ideal
didapatkan hasil skoring paling tinggi yaitu jumlah sekolah bisnis dan hasil skoring paling rendah adalah
jumlah museum. Perbandingan hasil skoring tiap indikator dapat dilihat pada grafik berikut:
B. Keterpaduan Sosial
Keterpaduan sosial berkaitan dengan interaksi masyarakat di suatu kota. Dalam konteks smart city,
interaksi tersebut berkaitan dengan adanya tujuan bersama antara pemerintah dan masyarakat. Indikator
Keterpaduan sosial terdiri atas rasio kematian, tingkat kriminalitas, indeks kesehatan, pengentasan tingkat
pengangguran, indeks gini, harga properti, rasio pekerja perempuan dan indeks kebahagian.
DATA STANDAR/
NO INDIKATOR SKOR
EKSISTING KONDISI IDEAL
1 Rasio Kematian 7 kategori rendah <10 8
2 Tingkat Kriminalitas 242 400 6
3 Indeks Kesehatan 69 100 7
4 Pengentasan Tingkat Pengangguran 6% 0% 9
5 Indeks gini 0,33 1 7
6 Harga Properti 85% 100% 9
7 Rasio Pekerja Perempuan 0,74 1,00 7
8 Indeks Kebahagiaan 71,55 100 7
Berdasarkan data kondisi keterpaduan sosial di Kota Semarang, indeks tingkat kriminalitas di kota
semarang termasuk dalam kategori sedang yaitu 242 dari 400, sedangkan indeks kesehatan sebesar 69
dari konsisi ideal 100, persentase tingkat pengangguaran sebesar 6% dari kondisi standar 0%, indeks gini
sebesar 0,33 dari kondisi idea; 1, harga properti sebesar 85% dari kondisi standar 100%, rasio pekerja
perempuan 0,74 dari kondisi ideal 1 dan indeks kebahagiaan 71,55 dari kondisi ideal 100. Berdasarkan
perbandingan data kondisi eksisting terhadap standar atau kondisi ideal didapatkan hasil skoring paling
tinggi yaitu harga properti dan tingkat pengangguran, sedangkan hasil skoring paling rendah adalah tingkat
kriminalitas. Perbandingan hasil skoring tiap indikator dapat dilihat pada grafik berikut:
C. Ekonomi
Indikator ekonomi dalam penilaian terhadap sebuah kota berkaitan dengan kondisi ekonomi suatu kota
serta rencana kota dalam mengelola industri dan kegiatan ekonomi. Indikator ekonomi terdiri atas kondisi
perekonomian kota, yang terdiri atas produktivitas, waktu yang diperlukan untuk memulai bisnis, tingkat
kemudahan bisnis, jumlah kantor pusat, persentase orang pada tahap awal bisnis, jumlah pengusaha dan
jumlah PDRB.
DATA STANDAR/
NO INDIKATOR SKOR
EKSISTING KONDISI IDEAL
1 Produktivitas 129.830.628 256.743.200 5
2 Waktunya diperlukan untuk memulai bisnis 4 2 5
3 Kemudahan memulai bisnis 64 100 6
4 Jumlah kantor pusat 400 1.200 3
5 Persentase orang pada tahap awal bisnis 10 20 5
6 Pengusaha 53.557 129.199 4
7 PDRB 13,3 20 7
Berdasarkan data kondisi ekonomi di Kota Semarang, produktivitas masyarakat kota Semarang
sebesar 129.830.628, dengan tingkat kemudahan untuk memulai bisnis sebesar 64% dengan persentase
orang pada tahap awal bisnis 10 dengan jumlah pengusaha 53.557 . Jumlah kantor pusat yang terdapat di
kota Semarang sejumlah 400. Berdasarkan perbandingan data kondisi eksisting terhadap standar atau
kondisi ideal didapatkan hasil skoring paling tinggi yaitu jumlah PDRB dan hasil skoring paling rendah
adalah jumlah kantor pusat. Perbandingan hasil skoring tiap indikator dapat dilihat pada grafik berikut:
D. Manajemen Publik
Indikator manajemen publik mencakup tindakan-tindakan yang dilakukan dengan tujuan meningkatkan
efisiensi dalam penyelenggaraan pemerintahan. Manajemen publik berkaitan dengan kondisi perekonomian
dari suatu kota. Indikator manajemen publik terdiri dari jumlah tarif pajak, jumlah dana simpanan, jumlah
dana cadangan per kapita jumlah kantor kedutaan, jumlah penggunan twitter serta jumlah pajak penjualan.
DATA STANDAR/
NO INDIKATOR SKOR
EKSISTING KONDISI IDEAL
1 Jumlah tarif pajak
10% 10% 10
2 Dana Simpanan 7,9 Triliun 19,09 Triliun 4
3 GNP (Konstan) 121.263 365.073 3
4 Kedutaan - 52 -
5 twitter (komparatif amerika) 266.313 341.047 8
6 pajak penjualan (komparasi surabaya) 1.080.695.471.000 1.909.562.850.000 6
Berdasarkan data kondisi manajemen publik di Kota Semarang, jumlah tarif pajak sebasar 10%, hal
tersebut sesuai dengan kondisi standar 10%, sedangkan jumlah dana simpanan Kota Semarang sebasar
7,9 Triliun, jumlah pendapatan perkapita 121.263, jumlah pengguna twitter 266.313, dan jumlah pajak
penjualan sebesar 1.08 Triliun. Berdasarkan perbandingan data kondisi eksisting terhadap standar atau
kondisi ideal didapatkan hasil skoring paling tinggi yaitu jumlah tarif pajak dan hasil skoring paling rendah
adalah jumlah GNP. Perbandingan hasil skoring tiap indikator dapat dilihat pada grafik berikut:
E. Tata Kelola
Tata kelola berkaitan dengan efektivitas dan kualitas dari intervensi pemerintah. Hal ini mencakup
keterlibatan masyarakat dalam pengambilan keputusan, kemampuan pemerintah dan stakeholder lokal serta
penerapan e-government. Indikator tata kelola dalam smart city terdiri dari indeks kekuatan hukum, indeks
persepsi korupsi, tingkat inovasi pada departemen, tingkat pelayanan web pemerintah dan tingkat
transparasi dana pemerintah terhadap publik.
DATA STANDAR/
NO INDIKATOR SKOR
EKSISTING KONDISI IDEAL
1 indeks kekuatan hukum 1 10 1
2 indeks persepsi korupsi 60 100 6
3 fungsi inovasi departemen 1 10 1
4 layanan web pemerintah 88,73 100 9
5 transparasi dana 6 10 6
Berdasarkan data kondisi tata kelola di Kota Semarang, Indeks kekuatan hukum kota Semarang
sebesar 1, indeks persepsi korupsi 60, fungsi inovasi departmeen 1, tingkat pelayanan web pemerintah
88,73, dan tingkat transparasi dana sebesar 6. Berdasarkan perbandingan data kondisi eksisting terhadap
standar atau kondisi ideal didapatkan hasil skoring paling tinggi yaitu persentase layanan web pemerintah
dan hasil skoring paling rendah adalah indeks kekuatan hukun dan fungsi inovasi departemen.
Perbandingan hasil skoring tiap indikator dapat dilihat pada grafik berikut:
F. Lingkungan Hidup
Indikator lingkungan hidup berkaitan dengan tujuan untuk mewujudkan pembangunan kota yang
berkelanjutan. Dalam mewujudkannya, diperlukan usaha untuk meningkatkan keberlanjutan kondisi
lingkungan melalui rencana mengatasi polusi, dukungan terhadap bangunan ramah lingkungan dan energi
alternatif, pengelolaan penghematan penggunaan air serta kebijakan untuk membantu mencegah efek
perubahan iklim. Indikator lingkungan hidup terdiri atas tingkat emisi karbondioksida, tingkat emisi metana
tingak emisi PM2.5 dan PM10, indeks polusi dan kinerja lingkungan sertas persentase akses penduduk
terhadap air bersih.
STANDAR/
DATA
NO INDIKATOR KONDISI SKOR
EKSISTING
IDEAL
1 Emisi CO2 105.000.000 30.000.000 5
2 Indeks Emisi CO2 4 2 4
3 Emisi Metana 0,01 0,10 9
Persentase penduduk dengan akses
4
terhadap persediaan air 61,58 75 8
5 PM2.5 5 3 5
6 PM10 50 100 5
7 Indeks Polusi 85 100 9
8 Indeks kinerja lingkungan 45 100 5
Berdasarkan data kondisi lingkungan hidup di Kota Semarang, tingkat emisi CO2 di kota Semarang
sebesar 105.000.000, indeks emisi CO2 sebesar 4, tingkat emisi metana sebesar 0,01, persentase akses
penduduk terhadap persediaan air bersih sebesar 61,58, indeks polusi dan indeks kinerja lingkungan
sebesar 85 dan 45, dan tingkat pencemaran PM2.5 dan PM 10 sebesar 5 dan 50. Berdasarkan
perbandingan data kondisi eksisting terhadap standar atau kondisi ideal didapatkan hasil skoring paling
tinggi yaitu tingkat emisi etana dan hasil skoring paling rendah adalah indeks emisi CO 2. Perbandingan hasil
skoring tiap indikator dapat dilihat pada grafik berikut:
G.Mobilitas & Transportasi
Indikator mobilitas dan transportasi berkaitan dengan konsep kota masa depan harus mampu mengatasi
2 tantangan utama dalam bidang transportasi dan mobilitas yaitu memfasilitasi perpindahan antar kota
(terutama antar kota besar) dan memfasilitasi akses terhadap layanan publik. Indikator mobilitas dan
transportasi terdiri dari indeks lalu lintas, indeks inefisiensi, jumlah kecelakaan di jalan, jumlah metro, jumlah
penerbangan, jumlah alat transporasi, indeks lalu lintas komuter dan ketersediaan sepeda bersama.
STANDAR/
NO INDIKATOR DATA EKSISTING SKOR
KONDISI IDEAL
1 Indeks Lalu lintas 80 100 8
2 Indeks inefisiensi 70 100 7
3 Jumlah kecelakaan di jalan 957 100.000 0
4 Metro 2 1 10
5 Penerbangan 1.849.763 4.020.000 5
6 Alat transportasi 154.564 37.000 8
Indeks lalu lintas untuk komuter
7
untuk bekerja 176.786 500.000 4
8 Ketersedian Sepeda Bersama 1 2 5
Berdasarkan data kondisi mobilitas dan transportasi di Kota Semarang, indeks lalu lintas dan indeks
inefisiensi sebesar 80 dan 70, jumlah kecelakan di jalan sebesar 957, jumlah metro sebanyak 2, jumlah
penerbangan 1849763 tiap tahunnya, jumlah alat transportasi sebanyak 154.564 dan indeks lalu lintas untuk
komuter sebayak 176.786. Berdasarkan perbandingan data kondisi eksisting terhadap standar atau kondisi
ideal didapatkan hasil skoring paling tinggi yaitu jumlah metro dan hasil skoring paling rendah adalah jumlah
kecelakaan dijalan. Perbandingan hasil skoring tiap indikator dapat dilihat pada grafik berikut:
H. Perencanaan Kota
Perencanaan perkotaan sangat berkaitan erat dengan keberlanjutan kehidupan di perkotaan.
Perencanaan perkotaan perlu memusatkan perhatian pada pembuatan kota yang tertata dan saling
terhubung dengan layanan publik yang mudah diakses.Indikator perencanaan kota terdiri dari persentase
tingkat askses fasilitas sanitasi masyarakat, jumlah orang per KK, toko sepeda, jumlah perusahaan berbasis
arsitektur dan indikator bersepeda.
DATA STANDAR/
NO INDIKATOR SKOR
EKSISTING KONDISI IDEAL
1 akses fasilitas sanitasi 53 77 7
2 Jumlah orang per KK 3 4 8
3 Toko Sepeda 5 12 4
4 Arsitektur 376 291 8
5 Bersepeda 2.042 115.377 1
Berdasarkan data kondisi perencanaan kota di Kota Semarang, akses masyarakat dalam mengakses
air bersih sebesar 53% dengan jumlah orang per keluarga sebanyak 3, jumlah toko sepeda sebanyak 5,
jumlah perusahaan berbasis arsitektur sebanyak 376 dan jumlah masyarakat yang merupakan anggota
komuitas bersepeda adalah 2.042 jiwa. Berdasarkan perbandingan data kondisi eksisting terhadap standar
atau kondisi ideal didapatkan hasil skoring. Perbandingan hasil skoring tiap indikator dapat dilihat pada
grafik berikut:
I. Hubungan Internasional
Kota harus mampu menjalin relasi dengan dunia internasional. Hal ini terkait dengan peningkatan
branding sebuah kota dan perolehan pengakuan secara internasional melalui rencana strategis pariwisata
dan investasi.Indikator hubungan internasional terdiri atas jumlah wisatawan internasional dan penumpang
maskapai penerbangan, jumah hotel, jumlah peta pemandangan dan jumlah konferensi dan rapat.
STANDAR/
DATA
NO INDIKATOR KONDISI SKOR
EKSISTING
IDEAL
1 Jumlah wisatawan internasional 37.647 15.835 9
2 Jumlah Penumpang maskapai penerbangan 1.849.763 4.020.000 5
3 Hotel 108 232 5
4 Peta Pemandangan 6
5 Jumlah konferensi dan rapat 2
Berdasarkan data kondisi hubungan internasional di Kota Semarang, jumlah wisatawan internasional
dan jumlah penumpang maskapai penerbangan sejumlah 37.647 dan 1.849.763 dan jumlah hotel sebanyak
108. Berdasarkan perbandingan data kondisi eksisting terhadap standar atau kondisi ideal didapatkan hasil
skoring paling tinggi yaitu jumlah wisatawan internasional dan paling rendah adalah jumlah konferensi dan
rapat. Perbandingan hasil skoring tiap indikator dapat dilihat pada grafik berikut:
J. Teknologi
Teknologi komunikasi dan informasi menjadi bagian yang penting sebagai faktor utama smart city.
Indikator teknologi terdiri atas jumlah pelanggan broadband, jumlah Broadband, Alamat Ip, ponsel dan
facebook, tingkat kualitas layanan web, indeks inovasi serta jumlah hot spot wi-fi.
DATA STANDAR/
NO INDIKATOR SKOR
EKSISTING KONDISI IDEAL
1 Jumlah Pelanggan Broadband 8
2 Broadband 7
3 Alamat Ip 1 1 6
4 Facebook 1 1 8
5 Ponsel 1 1 8
6 Kualitas Layanan Web 4 5 7
7 Indeks Inovasi 40 60 7
8 Ponsel Cerdas 398.000 578.000 7
9 Hots Spot Wi-Fi 20.000 5.000 9
Berdasarkan data kondisi indikator teknologi di Kota Semarang, indeks inovasi kota sebesar 40 dan
jumlah ponsel cerdas sebayak 398.000, jumlah hotspot wi-fi sebanyak 20.000 dan kualitas layanan web
sebesar 4.Berdasarkan perbandingan data kondisi eksisting terhadap standar atau kondisi ideal didapatkan
hasil skoring. Perbandingan hasil skoring tiap indikator dapat dilihat pada grafik berikut:
5.4 ANALISIS POSISI CAPAIAN KINERJA KOTA SEMARANG
Berdasarkan sepuluh indikator smart city, berikut hasil capaian kinerja Kota Semarang berdasarkan
hasil skoring tiap indikator :
NO INDIKATOR SKOR
1 HUMAN CAPITAL 6
2 KETERPADUAN SOSIAL 7
3 EKONOMI 5
4 MANAJEMEN PUBLIK 5
5 TATA KELOLA 5
6 LINGKUNGAN HIDUP 6
7 MOBILITAS DAN TRANSPORTASI 6
8 PERENCANAAN KOTA 5
9 HUBUNGAN INTERNASIONAL 5
10 TEKNOLOGI 7
Berdasarkan hasil skoring, capaian kinerja Kota Semarang tertinggi terdapat pada indikator
keterpaduan sosial dan teknologi dengan nilai skor 7,capaian kinerja pada indikator human capital,
lingkungan hidup dan mobilitas dan transportasi memiliki nilai skor 6. Sedangkan capaian kinerja pada
indikator ekonomi, manajemen publik, tata kelola, perencanaan kota dan hubungan internasional memiliki
nilai skor 5. Berdasarkan perbandingan hasil skoring tiap indikator dapat dilihat pada grafik berikut:
5.5 PROGRAM PRIORITAS WALIKOTA
A. Angka Kemiskinan
Dalam menentukan penduduk kategori miskin, BPS menggunakan konsep kemampuan memenuhi
kebutuhan dasar (basic needs approach). Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai
ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan
makananyangdiukurdarisisipengeluaran.Gariskemiskinanmerupakan penjumlahan dari garis
kemiskinan makanan dan garis kemiskinan non makanan. Penduduk yang memiliki rata-rata
pengeluaran per kapita perbulan di bawah garis kemiskinan dikategorikan sebagai Penduduk Miskin.
Penduduk miskin di Kota Semarang dalam enam tahun terakhir menunjukkan kondisi yang fluktuatif.
Ini dapat dilihat dari tingkat keimiskinan Kota Semarang pada tahun 2014 sebear 4,90%, mengalami
penurunandaritahun2013yangsebesar5,25%,sedangpadatahun2012 adalah sebesar 5,13%. Kondisi
tahun 2012 sebetulnya sudah menurun sangat baik jika dibandingkan dengan tahun 2011 sebesar
5,68%. Dan data terkahir di tahun 2015 adalah sebesar 5,04 %. Perkembangan tingkat kemiskinan
Kota Semarang dapat dilihat pada Gambar di bawah ini.
Dibandingkan dengan kabupaten/ kota lain di Jawa Tengah dan kota sewilayah Kedungsapur, jumlah
Keluarga Pra Sejahtera Kota Semarang relatif lebih kecil. Selanjutnya Persentase Pentahapan
Keluarga Sejahtera Kota Semarang dan 5 Kota lain di Jawa Tengah serta Kawasan Strategis
Kedungsapur Tahun 2014 tersaji lengkap pada tabel di bawah ini.
Tabel
Kondisi Pentahapan Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera di Kota Semarang; 5 Kota
lain di Jawa Tengah dan KawasanStrategis Kedungsapur serta Provinsi Jawa Tengah
Tahun2014
Keluarga Keluarga Keluarga Keluarga Keluarga
Kota / Kabupaten Pra Sejahtera Sejahtera Sejahtera Sejahtera
No
Sejahtera I II III III Plus
1 Kab. Grobogan 60,06 12,66 13,56 12,29 1,43
2 Kab. Demak 35,89 23,30 23,24 14,03 3,54
3 Kab. Semarang 25,71 22,84 16,65 31,27 3,53
4 Kab. Kendal 34,61 14,45 16,13 30,95 3,85
5 Kota Magelang 14,48 20,16 14,66 40,77 9,93
6 Kota Surakarta 8,35 17,98 23,66 33,29 16,71
7 Kota Salatiga 11,10 14,01 21,10 43,52 10,27
8 Kota Semarang 10,06 18,03 22,38 38,79 10,74
9 Kota Pekalongan 15,20 19,43 25,74 28,10 11,53
10 Kota Tegal 16,92 25,34 21,12 30,71 5,91
11 Prov. Jawa Tengah 26,11 20,70 23,40 25,38 4,42
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah,2015
Sampai saat ini, kemiskinan masih menjadi tantangan besar bagi setiap daerah dalam melaksanakan
kegiatan pembangunan. Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah melalui program dan
kegiatan untuk menurunkan angka kemiskinan. Upaya-upaya tersebut baik dilakukan oleh pemerintah
pusat maupun daerah. Dalam melaksanakan program dan kegiatan penanggulangan kemiskinan
perlu adanya ketepaduan antara pemerintah kota, dunia usaha, perguruan tinggi dan masyarakat
yang peduli terhadap pengentasan kemiskinan.
Berdasarkan pendataan warga miskin Kota Semarang yang dilakukan Pemerintah Kota Semarang
dapat diketahui jumlah penduduk rawan miskindaritahun2010-
2015sebagaimanapadagambardibawahini:
30,00
24,00
21,49 21,49
20,82
21,00
18,00
15,00
2010 2011 2012 2013 2014 2015
Tabel
Distribusi prosentase PDRB atas dasar harga berlaku di Kota Semarang Tahun 2012 – 2016
Kategori industri pengolahan merupakan lapangan usaha yang berkontribusi terbesar dibanding
dengan kategori lainnya. pada tahun 2016 menyumbang sebesar 27,45 persen terhadap
pembentukan PDRB Kota Semarang. selama 5 tahun terakhir peranan kategori industri pengolahan
meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2012 berperan sekitar 27,15 persen, tahun 2013 sekitar
27,11 persen, pada tahun 2014 sekitar 27,52 persen dan pada tahun 2015 berperan sekitar 27,46
persen.
Jika dilihat dari perkembangan produktivitasnya atau dengan eprhitungan atas dasar harga konstan
2010, laju pertumbuhan kategori industri pengolahan Kota Semarang pada tahun 2016 sekitar 3,74
persen. Mengalami perlambatan dibandingkan tahun sebelumnya yang mampu tumbuh sekitar 4,63
persen pada tahun 2015.
F. Nilai Investasi
Daya tarik investor untuk memanamkan modalnya sangat dipengaruhi faktor-faktor seperti tingkat
suku bunga, kebijakan perpajakan dan regulasi perbankan, sebagai infrastruktur dasar yang
berpengaruh terhadap kegiatan investasi. Iklim investasi juga sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor
lain yang mendorong berkembangnya investasi antara lain kemudahan proses perijinan. Secara
lengkap dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel
Perkembangan Investasi Kota Semarang Tahun 2010 – 2015
Tabel
Lama dan Luasan Genangan Banjir Kota Semarang
Tahun
No Genangan Banjir Satuan
2014 2015
Lama genangan banjir dan rob di sungai,
1 saluran drainase dan gorong-gorong Menit 120 60
pada saat banjir
2 Panjang Sungai dan saluran meter 206.506 206.506
drainase
Kapasitas/fungsi drainase (luas areal
3 Hektar 37.301 37.301
tangkapan)
Kapasitas pengendali banjir Liter /
76.405 77.405
dengan pompa dan polder detik
4 Menurunnya Luas Genangan
banjir dan rob
- Lama Genangan Menit 650 540
- Tinggi Genangan Cm 50 30
- Lebar Genangan Cm 12000 8300
Sumber : Dinas PSDA & ESDM Kota Semarang, 2015
7.00 6.58
6.38
6.50 6.17 6.25
6.03
5.80
6.00 5.56
5.97
5.50
5.02
5.40
5.00 5.30 5.34 5.30
5.14
4.50 4.79
4.00
2011 2012 2013 2014 2015
Dibandingkan dengan kota-kota lain, pertumbuhan ekonomi Kota Semarang lebih tinggi dibandingkan
dengan Kota Yogyakarta yang sebesar 5,16% dan Kota Banjarmasin yang sebesar 6,25%. Namun
angka pertumbuhan sebesar 6,38%, masih lebih rendah jika dibandingkan Kota Surabaya, Kota
Makasar, Kota Bandung dan Kota Mataram. Untuk selengkapnya dapat dilihat pada Gambar di bawah
ini :
7.69 8.1
9.00 7.34 7.39
8.00 6.38 6.25
7.00 5.16
6.00
5.00
4.00
3.00
2.00
1.00
0.00
6.00
6.38
6.00
5.80
5.73
5.59
5.52
5.48
5.00
5.38
5.32
5.31
5.26
5.26
5.24
5.15
5.15
5.12
5.10
5.07
5.04
5.03
5.00
4.92
4.88
4.87
4.80
4.78
4.63
4.59
4.54
4.00
4.39
4.27
4.26
4.16
4.03
3.00
2.96
2.00
1.00
92,0
0 201 201 201 201 201 2015
0 1 2 3 4 *)
Ket. : *). Data sangat sangat sementara /Datadiolah
Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Semarang,2015
Gambar
Perkembangan IPG Kota Semarang Tahun 2010 – 2015
Berdasarkanposisirelatifnya,capaianIPGKotaSemarangpadatahun 2014 berada pada peringkat ke-5
diantara kabupaten/kota lain di Jawa Tengah, berada dibawah Kota Surakarta, Kab. Sukoharjo, Kab.
Karanganyar,danKab.Klaten.PosisiIPGKab/KotadalamwilayahProvinsi Jawa Tengah selengkapnya
dapat dilihat pada Gambar berikutini
Capaian IPG Kota Semarang Tahun 2014 jika dilihat dari indikator komposit pembentuknya, terlihat
bahwa perempuan unggul didua indikator komposit yaitu Angka Harapan Hidup dan Angka Harapan
Lama Sekolah.Sementaraduaindikatorkompositlainnyadiungguliolehlaki-laki, yaitu Angka Rata-rata
Lama Sekolah dan Pengeluaran. Hal ini menunjukkan bahwa perempuandalam
memperolehmanfaat pembangunan di bidang pendidikan dan perekonomian cenderung lebih
rendah dibandingkan dengan laki-laki, sehingga perlu upaya-upaya yang dilakukan pemerintah agar
hasil pembangunan dapat dirasakan secara merata oleh laki-laki danperempuan.Untuk melihat
secara lengkap indikator komposit pembentuk IPG, dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel
Capaian Indikator Komposit IPG Kota Semarang Tahun 2014
Capaian
No Indikator Komposit IPG
Laki-laki Perempuan
1 Angka Harapan Hidup (tahun) 75,15 79,11
2 Harapan Lama Sekolah (tahun) 14,07 13,91
3 Rata-rata Lama Sekolah (Tahun) 10,99 9,62
4 Pengeluaran (ribu rupiah) 14.429 12.685
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah,2015
BAB VI.
STRATEGI DAN PROGRAM
PENGEMBANGAN
SMART CITY
6.1 PROGRAM SMART CITY KOTA SEMARANG
MISI RPJMD KOTA
INDIKATOR VISI SMART CITY PRIORITAS
SEMARANG 2016- DIMENSI SMART CITY STRATEGI RENCANA OPERASIONAL/KEGIATAN
KEMAJUAN KOTA SEMARANG WALIKOTA
2021
Misi 1: Mewujudkan 1, 2, 4, 8, 10, 11, 14, 16, Keterpaduan Sosial & SMART LIVING Peningkatan kualitas INDEKS Pendaftaran Antrian Puskesmas Secara Online
Kehidupan Masyarakat 37, 41, 50, 51 Kreativitas pelayanan kesehatan PEMBANGUNAN
yang Berbudaya dan SMART LIVING MANUSIA Hallo Doc
Berkualitas
(SKOR 12) SMART LIVING Interkoneksi Rujukan Pasien Puskesmas dengan Rumah Sakit
SMART LIVING Smart Care
SMART LIVING Informasi Ketersediaan Tempat Tidur Rumah Sakit dan Puskesmas berbasis
mobile
SMART LIVING Pengembangan Ambulan Hebat
SMART SOCIETY Semarang Untuk Indonesia : Bantuan fisik bagi transmigrasi kota semarang di
kalbar
SMART LIVING Pemandu Kesehatan Semarang
SMART LIVING Jamkesmaskot
SMART SOCIETY Aplikasi Pemandu Tempat Pendidikan
SMART SOCIETY Aplikasi Penerima Peserta Didik
SMART SOCIETY Rumah Duta Revolusi Mental
8, 10, 14, 15, 16, 20, 21, Keterpaduan Sosial SMART LIVING Pemberdayagunaan INDEKS Jarik Masjid (bersih-bersih masjid)
50, 51 SMART SOCIETY peran serta PEMBANGUNAN Si MAS (Sistem Informasi Masyarakat dengan Sekolah)
(SKOR 9) masyarakat dalam GENDER
SMART SOCIETY berbagai sektor Semarang Obah
SMART SOCIETY pembangunan 1 Kelurahan 1 Tenaga IT
8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, Keterpaduan Sosial SMART SOCIETY Pemberdayaan ANGKA KEMISKINAN Instalasi air bersih untuk daerah kekeringan
15, 16, 37, 41, 47, 48, 50, SMART LIVING masyarakat miskin Bedah Rumah Tidak Layak Huni
51, 54 SMART LIVING Kartu Identitas Warga Miskin (KIM)
(SKOR 16) SMART GOVERNANCE Pembebasan Pajak Bagi Masyarakat Tak Mampu
9, 10, 11, 12, 14, 17, 18, Keberlanjutan SMART ECONOMY Perluasan TINGKAT
Gerbang Hebat (Gerakan Bersama Penanggulangan Kemiskinan dan
20, 21, 48, 51 kesempatan kerja PENGANGGURAN
Pengangguran) Melalui Harmonisasi Ekonomi, Edukasi, Ekosistem, Etos
(SKOR 11) TERBUKA
Bersama Masyarakat.
SMART ECONOMY Kartu Semarang Hebat
MISI RPJMD KOTA
INDIKATOR VISI SMART CITY PRIORITAS
SEMARANG 2016- DIMENSI SMART CITY STRATEGI RENCANA OPERASIONAL/KEGIATAN
KEMAJUAN KOTA SEMARANG WALIKOTA
2021
SMART ECONOMY Produk Industri Rumah Tangga (PIRT)
SMART SOCIETY MIK Semar
Misi 2: Mewujudkan 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, Kreativitas & SMART GOVERNANCE Reformasi birokrasi INDEKS REFORMASI Pusat Informasi Publik
Pemerintahan yang 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, Keberlanjutan BIROKRASI
Semakin Handal untuk 23, 27, 28, 29, 30, 31, 32, SMART GOVERNANCE Pengelolaan Layanan Kepegawaian
Meningkatkan 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39,
SMART GOVERNANCE Layanan Perpustakaan Berbasis Online
Pelayanan Publik 40, 41, 42, 43, 54, 59, 60,
61, 62, 63, 64, 65, 66, 67, SMART GOVERNANCE Layanan Arsip Berbasis Online
68 SMART GOVERNANCE Pengembagan e-Musrembang
(SKOR 43) SMART GOVERNANCE Pengembangan e-Pokir
SMART GOVERNANCE Pengembangan Perencanaan Pembangunan Berbasis Spatial
SMART GOVERNANCE Integrasi Perencanaan Pembangunan dan Penganggaran
SMART GOVERNANCE Pengembangan WEB Service Kependudukan dan DPMPTSP
SMART GOVERNANCE Integrasi Data KRK dan IMB
SMART ENVIRONMENT Emergency Power Plan
SMART GOVERNANCE e-Sarapan (Saran, Aspirasi dan harapan)
SMART ENVIRONMENT Smart Lighting/PJU Pintar
SMART GOVERNANCE Penyediaan Wifi di Area Publik
SMART GOVERNANCE Pemasangan Media Informasi di Luar Pemerintah (Mall & Tempat Publik)
SMART GOVERNANCE Pembangunan Ciber Tourism
SMART GOVERNANCE Pengembangan Aplikasi Mobile untuk interaksi masyarakat
SMART GOVERNANCE Media Informasi Hologram
SMART GOVERNANCE Ducting dan Fiber Opttik di Segitiga Mas dan Kota Lama
SMART SOCIETY IOT CCTV dan Integrasi CCTV dengan Luar instansi Pemkot
SMART GOVERNANCE Integrasi Data KRK dan IMB
SMART GOVERNANCE Integrasi SIM Perencanaan-Keuangan-Monev-Pelaporan
SMART GOVERNANCE Pengembangan data informasi
SMART GOVERNANCE Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Informasi
SMART GOVERNANCE Pengembangan Jaringan Komunikasi dan Informatika (Intenet Gratis)
SMART GOVERNANCE Pengembangan komunikasi informasi, dan media massa
SMART GOVERNANCE Kerjasama Informasi dan Media Massa
SMART GOVERNANCE Fasilitasi SDM Bidang Komunikasi dan Informasi
SMART BRANDING Pembangunan Skate Park di stadion tri lomba juang
SMART BRANDING Pembangunan Sirkuit multi event di Mijen
SMART GOVERNANCE Game anti korupsi
SMART GOVERNANCE Penertipan Parkir di Segitiga Mas ( pandanaran, pemuda & gajahmada)
SMART GOVERNANCE Smart Home (Perumahan Pintar)
SMART GOVERNANCE Lapor Hendi (online)
SMART GOVERNANCE Saber Pungli
SMART GOVERNANCE Ayo Lapor
MISI RPJMD KOTA
INDIKATOR VISI SMART CITY PRIORITAS
SEMARANG 2016- DIMENSI SMART CITY STRATEGI RENCANA OPERASIONAL/KEGIATAN
KEMAJUAN KOTA SEMARANG WALIKOTA
2021
SMART GOVERNANCE Perijinan Terpadu Satu Pintu (PTSP)
SMART GOVERNANCE Perubahan jalan satu arah (2 tahap)
SMART GOVERNANCE e-Tilang
SMART GOVERNANCE e-katalog
SMART GOVERNANCE Sistem Kendali Lalu lintas Kendaraan (ATCS)
SMART GOVERNANCE Digital Signage
Misi 3: Mewujudkan 9, 10, 13, 37, 41, 42, 43, Keberlanjutan SMART ENVIRONTMENT Pembenahan LUAS GENANGAN Energi dari Sampah
Kota Metropolitan yang 48, 50, 51 penataan kota yang BANJIR & ROB
Dinamis dan SMART ENVIRONTMENT berwawasan Perbaikan Jalan Pedestrian dan street Furniture di lingkungan dan Upgrading
Berwawasan
(SKOR 10) lingkungan Koridor utama
Lingkungan SMART ENVIRONTMENT Perbaikan Saluran untuk ekologi (saluran drainase untuk budidaya ikan)
SMART ENVIRONTMENT Normalisasi aliran sungai
SMART ENVIRONTMENT Beatifikasi truk sampah
SMART ENVIRONTMENT Kolam Retensi Kaligawe
SMART ENVIRONTMENT MCK Komunal
SMART ENVIRONTMENT Pengendalian Banjir (kerja sama dengan belanda)
SMART ENVIRONTMENT Pompa Air Portabel
SMART ENVIRONTMENT Pannel Listrik Rumah Pompa
SMART ENVIRONTMENT Aplikasi Peta Padam
SMART GOVERNANCE Aplikasi Informasi Infrastruktur
Misi 4: Memperkuat 7, 12, 13, 16, 22, 23, 25, Keberlanjutan & SMART ECONOMY Pengembangan LAJU PERTUMBUHAN Penilaian Peningkatan Kelas Kelompok
Ekonomi Kerakyatan 28, 45, 46, 53, 55, 56, 57, Kreativitas kawasan EKONOMI
Berbasis Keunggulan 59 SMART GOVERNANCE perdagangan dan Penyusunan Gran Design dan DED Minapolitan
Lokal dan Membangun SMART ECONOMY jasa Pelatihan Bagi Para Nelayan
Iklim Usaha yang
(SKOR 15)
SMART ECONOMY Kegiatan temu bisnis (Sembiz 2017)
Kondusif SMART BRANDING Aplikasi Pemandu Pusat Belanja
1, 4, 7, 16, 17, 18, 19, 20, Keberlanjutan & SMART ECONOMY Pengembangan KONTRIBUSI Revitalisasi Pasar Tradisional
21, 22, 23, 28, 46, 47, 48, Kreativitas kawasan PERDAGANGAN DAN
SMART BRANDING Semarang Kota Fashion
52, 53, 55, 56, 57, 59 perdagangan dan JASA TERHADAP
SMRAT ECONOMY jasa PDRB Penaataan PKL
(SKOR 21)
16, 17, 18, 20, 21, 22, 23, Keberlanjutan & SMART ECONOMY Penguatan dan KONTRIBUSI INDUSTRI Pembangunan Basis Data Informasi Perindustrian Kota Semarang
24, 47, 48, 55, 56, 57 Kreativitas SMART ECONOMY Pengembangan PENGOLAHAN Kredit Wibawa Bagi UMKM
(SKOR 13) Sektor Unggulan TERHADAP PDRB
SMART ECONOMY Asuransi Keluarga Nelayan
SMART BRANDING Semarang Kreatif Galery (SKG)
SMART ECONOMY ATM untuk Petani
5, 6, 7, 13, 18, 19, 20, 21, Kreativitas SMART BRANDING Penguatan dan NILAI INVESTASI Pemandu Wisata : Wis Semar
MISI RPJMD KOTA
INDIKATOR VISI SMART CITY PRIORITAS
SEMARANG 2016- DIMENSI SMART CITY STRATEGI RENCANA OPERASIONAL/KEGIATAN
KEMAJUAN KOTA SEMARANG WALIKOTA
2021
22, 23, 28, 47, 48, 52, 57 SMART BRANDING Pengembangan Bus Wisata Semarang
(SKOR 15) SMART BRANDING Sektor Unggulan Kampung Bahari Tambak Lorok
SMART BRANDING Revitalisasi Gedung Sobokarti (Pentas Seni)
SMART BRANDING Desa Wisata Kandri
SMART BRANDING Revitalisasi Kota Lama
SMART SOCIETY Mural Flyover, Underpass, & Jalan Kampung
SMART BRANDING Gold Card PSIS
SMART BRANDING Kampung Pelangi
SMART BRANDING Game Dolan Semarang
SMART BRANDING Kampung Batik
SMART BRANDING Kampung Wisata Sehat
SMART BRANDING Kampung Jajanan Pasar
SMART BRANDING Pembangunan Sirkuit multi event di Mijen
SMART BRANDING Semarang Night Carnival
SMART BRANDING BRT Trans Semarang
SMART BRANDING Semarang Digital Kreatif (SDK)
SMART LIVING Aplikasi Bus Trans
SMART BRANDING Aplikasi Moovit
BAB VII.
ROAD MAP PENGEMBANGAN
SMART CITY
Perwujudan capaian kinerja Kota Semarang dijabarkan dalam indikator dan target capaian selama lima
tahun yang merupakan program prioritas walikota Semarang. Indikator tersebut terdiri dari laju pertumbuhan
ekonomi, kontribusi perdagangan dan jasa terhadap PDRB, kontribusi industri pengolahan terhadap PDRB,
nilai investasi, genangan banjir dan rob, indeks pembangunan manusia, indeks pembangunan gender,
angka kemiskinan, angka pengangguran dan indeks reformasi birokrasi.
NO STANDAR/ SKOR
INDIKATOR DATA EKSISTING TARGET
URUT KONDISI IDEAL EKSISTING TARGET
A LAJU PERTUMBUHAN EKONOMI 5.7 8.1
7 Rekreasi 149,719,450,268 260,000,000,000 208,000,000,000 5.8 8.0
12 Indeks gini 0,33 1 1 3.0 7.0
13 Harga Properti 85% 100% 100% 8.5 10.0
16 Produktivitas 129,830,628 256,743,200 205,394,560 5.1 8.0
22 PDRB 13 20 18 6.7 9.0
23 Jumlah tarif pajak 10% 10% 10% 7.0 10.0
pajak penjualan
28
(komparasi surabaya) 1,080,695,471,000 1,909,562,850,000 1,527,650,280,000 5.7 8.0
Fasilitas Transportasi
45
Metro 2 1 1 7.0 8.0
46 Penerbangan 1,849,763 4,020,000 3,216,000 4.6 8.0
53 Arsitektur 376 291 262 8.0 9.0
Jumlah wisatawan
55
internasional 37,647 15,835 14,252 7.0 9.0
Jumlah Penumpang
56 maskapai
penerbangan 1,849,763 4,020,000 3,216,000 4.6 8.0
57 Hotel 108 232 162 4.7 7.0
Jumlah konferensi
59
dan rapat - - 2.0 4.0
Berdasarkan perbandingan data kondisi eksisting dan target capaian tiap indikator didapatkan hasil skoring.
Perbandingan hasil skoring tiap indikator dapat dilihat pada grafik berikut:
Berdasarkan perbandingan data eksisting dan target 14 indikator laju pertumbuhan ekonomi kota Semarang,
secara keseluruhan data eksisting laju pertumbuhan ekonomi kota Semarang saat ini hampir mendekati
target yang telah ditentukan. Indikator laju pertumbuhan ekonomi yang capaiannya masih cukup jauh dari
target yaitu indeks gini.
Berdasarkan perbandingan data kondisi eksisting dan target capaian tiap indikator didapatkan hasil skoring.
Perbandingan hasil skoring tiap indikator dapat dilihat pada grafik berikut:
Berdasarkan perbandingan data eksisting dan target 21 indikator kontribusi perdagangan dan jasa terhadap
PDRB kota Semarang, secara keseluruhan data eksisting kontribusi perdagangan dan jasa terhadap PDRB
kota Semarang saat ini hampir mendekati target yang telah ditentukan. Indikator kontribusi perdagangan
dan jasa terhadap PDRB yang capaiannya hampir memenuhi target diantaranya jumlah alat transportasi dan
jumlah penduduk dengan tingkat pendidikan menengah dan tinggi, sedangkan indikator yang masih cukup
jauh dari target yaitu terkait dengan jumlah tarif pajak, jumlah toko sepeda dan jumlah rute penerbangan.
C. KONTRIBUSI INDUSTRI PENGOLAHAN TERHADAP PDRB
Kontribusi industri pengolahan terhadap PDRB di Kota Semarang ditargetkan mencapai angka skor 7,8
pada tahun 2021, saat ini data Kontribusi industri pengolahan terhadap PDRB di Kota Semarang berada
pada angka skor 5.4. Berikut rincian perbandingan data eksisting dan target Kontribusi industri pengolahan
terhadap PDRB berdasarkan indikator smart city Kota Semarang
STANDAR/
DATA SKOR
NO URUT INDIKATOR KONDISI TARGET
EKSISTING EKSISTING TARGET
IDEAL
C KONTRIBUSI INDUSTRI PENGOLAHAN TERHADAP PDRB 5.5 7.8
16 Produktivitas 129,830,628 256,743,200 205394560 5.1 8.0
Waktunya diperlukan untuk
17 4 2 3 5.0 7.5
memulai bisnis
18 Kemudahan memulai bisnis 64 100 82 6.4 8.2
Persentase orang pada
20 10 20 14.6 5.0 7.3
tahap awal bisnis
21 Pengusaha 53,557 129,199 77519.4 4.1 6.0
22 PDRB 13.3 20 18 6.7 9.0
23 Jumlah tarif pajak 10% 10% 0.1 7.0 10.0
24 Dana Simpanan 7,9 Triliun 19,09 Triliun 14,7 Triliun 4.1 7.7
47 Alat transportasi 154,564 37,000 31450 8.0 8.5
Indeks lalu lintas untuk
48 275000 3.5 5.5
komuter untuk bekerja 176,786 500,000
Jumlah wisatawan
55 14251.5 7.0 9.0
internasional 37,647 15,835
Jumlah Penumpang
56 3216000 4.6 8.0
maskapai penerbangan 1,849,763 4,020,000
57 Hotel 108 232 162.4 4.7 7.0
Berdasarkan perbandingan data kondisi eksisting
dan target capaian tiap indikator didapatkan hasil
skoring. Perbandingan hasil skoring tiap indikator
dapat dilihat pada grafik berikut:
D. NILAI INVESTASI
Nilai Investasi di Kota Semarang ditargetkan mencapai angka skor 7,5 pada tahun 2021, saat ini data nilai
investasi di Kota Semarang berada pada angka skor 6.0. Berikut rincian perbandingan data eksisting dan
target nilai investasi berdasarkan indikator smart city Kota Semarang
NO DATA STANDAR/ SKOR
INDIKATOR TARGET
URUT EKSISTING KONDISI IDEAL EKSISTING TARGET
D NILAI INVESTASI 6.0 7.5
Jumlah museum (Komparasi
5 7 32 9.6 2.2 3.0
Jogja)
Jumlah Galeri Seni
6 14 34 18.7 4.1 5.5
(komparatif Surabaya)
7 Rekreasi 149,719,450,268 260,000,000,000 208,000,000,000 5.8 8.0
13 Harga Properti 85% 100% 1 8.5 10.0
Persentase penduduk
37 dengan akses terhadap 61,58 75.29 75.29 8.2 10.0
persediaan air
41 Indeks kinerja lingkungan 45 100 75 4.5 7.5
42 Indeks Lalu lintas 80 100 90 8.0 9.0
43 Indeks inefisiensi 70 100 81 7.0 8.1
Indeks lalu lintas untuk
48 275000 3.5 5.5
komuter untuk bekerja 176,786 500,000
50 akses fasilitas sanitasi 52,5 76.83 60.6957 6.8 7.9
51 Jumlah orang per KK 3 4 3.2 7.5 8.0
H. ANGKA KEMISKINAN
Angka Kemiskinan di Kota Semarang ditargetkan mencapai angka skor 8.3 pada tahun 2021, saat ini data
eksisting angka kemiskinan di Kota Semarang berada pada angka skor 6,8. Berikut rincian perbandingan
data eksisting dan target angka kemiskinan berdasarkan indikator smart city Kota Semarang:
H ANGKA KEMISKINAN
6.8 8.3
NO DATA STANDAR/ SKOR
INDIKATOR TARGET
URUT EKSISTING KONDISI IDEAL EKSISTING TARGET
Berdasarkan perbandingan data kondisi eksisting dan target capaian tiap indikator didapatkan hasil skoring.
Perbandingan hasil skoring tiap indikator dapat dilihat pada grafik berikut:
Berdasarkan perbandingan data eksisting dan target 14 indikator angka kemiskinan kota Semarang, secara
keseluruhan data eksisting angka kemiskinan saat ini hampir mendekati target yang telah ditentukan.
Indikator angka kemiskinan yang capaiannya hampir memenuhi target yaitu jumlah alat transportasi dan
rasio kematian, sedangkan indikator yang masih cukup jauh dari target yaitu indeks kinerja lingkungan,
tingkat kriminalitas dan produktivitas.
I. ANGKA PENGANGGURAN TERBUKA
Angka pengangguran terbuka di Kota Semarang ditargetkan mencapai angka skor 7.7 pada tahun 2021,
saat ini data eksisting angka pengangguran terbuka di Kota Semarang berada pada angka skor 6,0. Berikut
rincian perbandingan data eksisting dan target angka pengangguran terbuka berdasarkan indikator smart
city Kota Semarang:
STANDAR/
NO DATA SKOR
INDIKATOR KONDISI TARGET
URUT EKSISTING EKSISTING TARGET
IDEAL
I ANGKA PENGANGGURAN TERBUKA 6.0 7.7
Penurunan Tingkat
9 242 400 320 4.0 8.0
Kriminalitas
10 Indeks Kesehatan 69.22 100 88 6.9 8.8
Pengentasan Tingkat
11 5,77 % 0% 0.00000001 9.4 10.0
Pengangguran
12 Indeks gini 0,33 100% 0.7 6.7 7.0
14 Rasio Pekerja Perempuan 74% 100% 0.85 7.4 8.5
Waktunya diperlukan
17 4 2 3 5.0 7.5
untuk memulai bisnis
Kemudahan memulai
18 64 100 82
bisnis 6.4 8.2
Persentase orang pada
20 10 20 14.6 5.0
tahap awal bisnis 7.3
21 Pengusaha 53,557 129,199 77519.4 4.1 6.0
Indeks lalu lintas untuk
48 275000
komuter untuk bekerja 176,786 500,000 3.5 5.5
51 Jumlah orang per KK 3 4 3.2 7.5 8.0
Berdasarkan perbandingan data kondisi eksisting dan target capaian tiap indikator didapatkan hasil skoring.
Perbandingan hasil skoring tiap indikator dapat dilihat pada grafik berikut:
Berdasarkan perbandingan data eksisting dan target 11 indikator angka pengangguran terbuka kota
Semarang, secara keseluruhan data eksisting angka pengangguran saat ini hampir mendekati target yang
telah ditentukan. Indikator angka kemiskinan yang capaiannya hampir memenuhi target yaitu pengentasan
angka pengangguran dan jumlah orang per KK, sedangkan indikator yang masih cukup jauh dari target yaitu
tingkat kriminalitas.
J. INDEKS REFORMASI BIROKRASI
Indeks Reformasi Birokrasi di Kota Semarang ditargetkan mencapai angka skor 8.1 pada tahun 2021, saat
ini data eksisting indeks reformasi birokrasi di Kota Semarang berada pada angka skor 5.8. Berikut rincian
perbandingan data eksisting dan target indeks reformasi birokrasi berdasarkan indikator smart city Kota
Semarang:
STANDAR/
NO DATA SKOR
INDIKATOR KONDISI TARGET
URUT EKSISTING EKSISTING TARGET
IDEAL
J INDEKS REFORMASI BIROKRASI 5.8 8.1
Penurunan Tingkat
9 242 400 320 4.0
Kriminalitas 8.0
10 Indeks Kesehatan 69.22 100 88 6.9 8.8
Pengentasan Tingkat
11 5,77 % 0% 0.00000001
Pengangguran 9.4 10.0
12 Indeks gini 0,33 100% 0.7 6.7 7.0
13 Harga Properti 85% 100% 1 8.5 10.0
14 Rasio Pekerja Perempuan 74% 100% 0.85 7.4 8.5
15 Indeks Kebahagiaan 71.55 100 90 7.2 9.0
16 Produktivitas 129,830,628 256,743,200 205394560 5.1 8.0
Waktunya diperlukan untuk
17 4 2 3
memulai bisnis 5.0 7.5
18 Kemudahan memulai bisnis 64 100 82 6.4 8.2
STANDAR/
NO DATA SKOR
INDIKATOR KONDISI TARGET
URUT EKSISTING EKSISTING TARGET
IDEAL
19 Jumlah kantor pusat 400 1200 504 3.3 4.2
Persentase orang pada
20 10 20 14.6
tahap awal bisnis 5.0 7.3
21 Pengusaha 53557 129199 77519.4 4.1 6.0
22 PDRB 13.3 20 18 6.7 9.0
23 Jumlah tarif pajak 10% 10% 0.1 7.0 10.0
27 twitter (komparatif amerika) 266313 341047 279658.54 7.8 8.2
pajak penjualan (komparasi 1,527,650,280
28 1,080,695,471, 1,909,562,850,
surabaya) ,000 5.7 8.0
000 000
29 indeks kekuatan hukum 1 10 3 1.0 3.0
30 indeks persepsi korupsi 60 100 90 6.0 9.0
31 fungsi inovasi departemen 1 10 9 1.0 9.0
32 layanan web pemerintah 88,73 100 100 8.9 10.0
33 transparasi dana 6 10 9.5 6.0 9.5
34 Emisi CO2 105,000,000 30,000,000 22500000 5.0 7.5
35 Indeks Emisi CO2 4 1.5 0.9 4.0 6.0
36 Emisis Metana 0.01 0.1 0.091 9.0 9.1
Persentase penduduk
37 dengan akses terhadap 61,58 75.29 75.29
8.2 10.0
persediaan air
38 PM2.5 5 2.5 1.875 5.0 7.5
39 PM10 50 100 75 5.0 7.5
40 Indeks Polusi 85 100 95 8.5 9.5
41 Indeks kinerja lingkungan 45 100 75 4.5 7.5
42 Indeks Lalu lintas 80 100 90 8.0 9.0
43 Indeks inefisiensi 70 100 81 7.0 8.1
54 Bersepeda 57688.5
2,042 115,377 1.0 5.0
Jumlah konferensi dan
59 0 0 0
rapat 2.0 4.0
Jumlah Pelanggan
60 0 0 0
Broadband 8.0 9.0
61 Broadband 0 0 0 7.0 9.0
62 Alamat Ip 1 1 0.8 6.0 8.0
63 Facebook 1 1 0.9 8.0 9.0
64 Ponsel 1 1 0.9 8.0 9.0
65 Kualitas Layanan Web 3.5 5 4 7.0 8.0
66 Indeks Inovasi 40 60 48 6.7 8.0
67 Ponsel Cerdas 462400 6.9 8.0
398,000 578,000
68 Hots Spot Wi-Fi 5000 9.0 10.0
20,000 5,000
Berdasarkan perbandingan data kondisi eksisting dan target capaian tiap indikator didapatkan hasil skoring.
Perbandingan hasil skoring tiap indikator dapat dilihat pada grafik berikut:
Berdasarkan perbandingan data eksisting dan target 12 indikator indeks pembangunan manusia kota
Semarang, secara keseluruhan data eksisting indeks pembangunan manusia saat ini hampir mendekati
target yang telah ditentukan. Indikator indeks pembangunan manusia yang capaiannya hampir memenuhi
target yaitu jumlah sekolah bisnis dan rasio kematian, sedangkan indikator yang masih cukup jauh dari
target yaitu indeks kinerja lingkungan dan produktivitas.
7.2 ROADMAP SMART CITY ROAD MAP
A. SMART GOVERNANCE SMART GOVERNANCE
• Penyiapan Program • Pembebasan Pajak Bagi • Ducting dan Fiber Opttik • Pengembangan data • e-katalog
Pembebasan Pajak Bagi Masyarakat Tak Mampu di Segitiga Mas dan Kota informasi • Pelayanan Fasilitas
Masyarakat Tidak Mampu • Pengelolaan Layanan Lama • Pengembangan Berbasis IT
• Persiapa Penyusunan Kepegawaian • Integrasi Data KRK dan komunikasi informasi, dan • Optimalisasi
Layanan Kepegawaian • Layanan Perpustakaan IMB media massa Pemanfaatan Teknologi
• Layanan Arsip Berbasis Berbasis Online • Perluasan Penyediaan • Persiapan Program Smart Informasi
Online • Pengembangan WiFi Home • Smart Home (Perumahan
• Pengembagan e- Perenc.Pembangunan • Pemasangan Media • Uji Coba Penggunaan e- Pintar)
Musrembang Berbasis Spatial Informasi di Luar Katalog • Pengembangan Jaringan
• Pengembangan e-Pokir • Integrasi Perencanaan Pemerintah (Mall & • Pengembangan Aplikasi Komunikasi dan
• Lapor Hendi (online) Pembangunan dan Tempat Publik) Mobile untuk interaksi Informatika (Intenet
• Pengembangan WEB Penganggaran • Pengembangan Jaringan masyarakat Gratis)
Service Kependudukan • Wifi di Area Publik Komunikasi dan • Ducting dan Fiber Opttik • Perluasan Penyediaan
dan DPMPTSP • Pembangunan Ciber Informatika (Intenet di Kawasan Pusat WiFi
• e-Sarapan Uji Coba WiFi Tourism Gratis) Aktivitas • Ducting dan Fiber Opttik
di Area Publik • Kerjasama Informasi dan • Perubahan jalan satu • Aplikasi Informasi di Kawasan Pusat
• Media Informasi Media Massa arah (2 tahap) Infrastruktur Aktivitas
Hologram • Fasilitasi SDM Bidang • Sistem Kendali Lalu
• Integrasi SIM Komunikasi dan Informasi lintas Kendaraan (ATCS)
Perencanaan- • Saber Pungli • Aplikasi Informasi
Keuangan-Monev- • Perijinan Terpadu Satu Infrastruktur
Pelaporan Pintu (PTSP) • Penyusunan dan
• Game anti korupsi • e-Tilang Pemantapan Program e-
• Penertipan Parkir di • Penyusunan Gran Design Katalog
Segitiga Mas dan DED Minapolitan
• Ayo Lapor • Digital Signage
B. SMART BRANDING ROAD MAP
SMART BRANDING
• Pembangunan Skate Park • Optimalisasi Skate Park • Penambahan Bus dan • Penambahan Bus Wisata • Penambahan Bus dan
di stadion tri lomba juang • Event Semarang Kota Rute Wisata Semarang Semarang Rute Wisata Semarang
• Pembangunan Sirkuit multi Fashion • Promosi Gedung • Pelaksanaan Even Rutin • Revitalisasi Kota Lama
event di Mijen • Pemandu Wisata : Wis Sobokarti (Pentas Seni) di Gedung Sobokarti • Penambahan Rute Bus
• Aplikasi Pemandu Pusat Semar • Revitalisasi Kota Lama (Pentas Seni) BRT
Belanja • Penambahan Bus Wisata • Penambahan Rute Bus • Revitalisasi Kota Lama • Penambahan Jumlah Bus
• Promosi Semarang Kota Semarang BRT • Penambahan Jumlah Bus BRT
Fashion • Promosi Kampung Bahari • Penambahan Jumlah Bus BRT • Penataan Kampung
• Semarang Kreatif Galery Tambak Lorok BRT • Penataan Kampung Tematik
Bus Wisata Semarang • Revitalisasi Gedung • Penataan Kampung tematik
• Pembangunan Kampung Sobokarti (Pentas Seni) Tematik
Bahari Tambak Lorok • Promosi Desa Wisata
• Penataan Desa Wisata Kandri
Kandri • Revitalisasi Kota Lama
• Gold Card PSIS • Penambahan Jumlah Bus
• Kampung Pelangi BRT
• Game Dolan Semarang • Penataan Kampung
• Kampung Batik Tematik
• Kampung Wisata Sehat
• Kampung Jajanan Pasar
• Semarang Night Carnaval
• BRT Trans Semarang
• Aplikasi Moovit
• Semarang Digital Kreatif
• Pemandu Lokasi berbasis
Smartphone “Semarang
Dalam Genggaman”
C. SMART ECONOMY ROAD MAP
SMART ECONOMY
• Uji Coba kartu Semarang • Kartu Semarang Hebat • Produk Industri Rumah • Kegiatan temu bisnis • Kegiatan temu bisnis
Hebat • Gerbang Hebat Tangga (PIRT) • Revitalisasi Pasar • Revitalisasi Pasar
• Penilaian Peningkatan (Gerakan Bersama • Kegiatan temu bisnis Tradisional Tradisional
Kelas Kelompok Penanggulangan • Revitalisasi Pasar • ATM untuk Petani
• Pelatihan Bagi Para Kemiskinan dan Tradisional
Nelayan Pengangguran) • Asuransi Keluarga
• Kegiatan temu bisnis • Kajian Pengembangan Nelayan
• Revitalisasi Pasar Produk Industri Rumah • ATM untuk Petani
Tradisional tangga
• Pemberian Kredit • Kegiatan temu bisnis
Wibawa: tanpa agunan • Revitalisasi Pasar
bagi UKM Tradisional
• Pembangunan Basis Data • Pemberian Kredit
• Informasi Perindustrian Wibawa: tanpa agunan
Kota Semarang bagi UKM
• Asuransi Keluarga
Nelayan
D. SMART LIVING ROAD MAP
SMART LIVING
• Semarang Untuk • Semarang Untuk • Tambahan Rumah Duta • Instalasi air bersih untuk • Perluasan Program 1
Indonesia : Bantuan fisik Indonesia : Bantuan fisik Revolusi Mental daerah kekeringan Kelurahan 1 Tenaga IT
bagi transmigrasi kota bagi transmigrasi kota • Pilot Project 1 Kelurahan • Pelaksanaan 1 • Instalasi air bersih
semarang di kalbar semarang di kalbar 1 Tenaga IT Kelurahan 1 Tenaga IT untuk daerah
• Aplikasi Pemandu Tempat • Aplikasi Penerima • Instalasi air bersih untuk • Mural Flyover, Underpass, kekeringan
Pendidikan Peserta Didik daerah kekeringan & Jalan Kampung • Mural Flyover,
• Rumah Duta Revolusi • Semarang Obah • Mural Flyover, • Penaataan PKL Underpass, & Jalan
Mental • Penyiapan dan Underpass, & Jalan Kampung
• Si MAS (Sistem Informasi Pemantapan Program 1 Kampung • Penaataan PKL
Masyarakat dengan Kelurahan 1 Tenaga IT • Penaataan PKL
Sekolah) • Instalasi air bersih untuk
• MIK Semar daerah kekeringan
• Uji Coba IOT CCTV • IOT CCTV dan Integrasi
• Mural Flyover, CCTV dengan Luar
Underpass, & Jalan instansi Pemkot
Kampung • Mural Flyover,
• Penaataan PKL Underpass, & Jalan
• Pusat layanan Informasi Kampung
Publik, 3 layanan dalam • Penaataan PKL
1
F. SMART ENVIRONMENT ROAD MAP
SMART ENVIRONMENT
• Penyusunan dan • Pilot Project Emergency • Realisasi Program • Perluasan Pelayanan • Perluasan Pelayanan
Pemantapan Program Power Plan Emergency Power Plan Emergency Power Plan Emergency Power Plan
Emergency Power Plan • Smart Lighting/PJU • Perluasan Layanan Smart • Perluasan Layanan Smart • Perluasan Layanan Smart
• Pemantapan Program Pintar Lighting/PJU Pintar Lighting/PJU Pintar Lighting/PJU Pintar
Smart Light • Perbaikan Jalan • Perbaikan Jalan • Perbaikan Jalan • Perbaikan Jalan
• Perbaikan Jalan Pedestrian dan street Pedestrian dan street Pedestrian dan street Pedestrian dan street
Pedestrian dan street Furniture di lingkungan Furniture di lingkungan Furniture di lingkungan Furniture di lingkungan
Furniture di lingkungan dan Upgrading Koridor dan Upgrading Koridor dan Upgrading Koridor dan Upgrading Koridor
dan Upgrading Koridor utama utama utama utama
utama • Perbaikan Saluran untuk • Perbaikan Saluran untuk • MCK Komunal • Perbaikan Saluran
• Perbaikan Saluran untuk ekologi (saluran drainase ekologi (saluran drainase • Penggunaan Energi untuk ekologi (saluran
ekologi (saluran drainase untuk budidaya ikan) untuk budidaya ikan) rumah tangga dan drainase untuk
untuk budidaya ikan) • Kolam Retensi Kaligawe • Penggunaan Energi warung makan dari budidaya ikan)
• Normalisasi aliran sungai • MCK Komunal rumah tangga dan Sampah
• Beatifikasi truk sampah • Pannel Listrik Rumah warung makan dari
• Pemantapan Program Pompa Sampah
• Pembangunan Kolam • Penggunaan Energi
Retensi rumah tangga dan warung
• Pengendalian Banjir makan dari Sampah
(kerja sama dengan
belanda)
• Pompa Air Portabel
• Penggunaan Energi
rumah tangga dan
warung makan dari
Sampah
7.3 PROGRAM QUICK WINS
A. GAMBARAN QUICK WINS
Program Quick Wins dilakukan dalam rangka memberikan dampak positif jangka pendek yang dapat
dirasakan oleh publik/masyarakat sebagai outcome dari langkah-langkah yang dilakukan oleh Pemangku
Kepentingan Pembangunan Kota Semarang. Namun kesuksesan Quick Wins tergantung percepatan di
masing- masing satuan kerja pemerintah daerah (SKPD). Pelaksanaan dan keberhasilan Quick Wins di
masing-masing satuan kerja pemerintah daerah (SKPD) yang memiliki tugas fungsi berkaitan Quick Wins
sangat tergantung dari peran kepemimpinan. Karena itu, keterlibatan langsung pimpinan dalam merancang
perubahan “Semarang Menjadi Lebih Baik dan Hebat” sangat menentukan keberhasilan Quick Wins. Harus
dilakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan pentahapan Quick Wins yang diimplementasikan
dalam rencana aksi dan rencana operasional masing-masing satuan kerja pemerintah daerah (SKPD) dapat
berjalan optimal.
PENUTUP
Bahwa untuk mewujudkan Semarang Smart City harus disengkunyung
bersama seluruh pemangku kepentingan pembangunan Kota
Semarang. Kota ini butuh banyak tangan untuk turut serta
membangun kota, dengan gotong royong bergerak bersama dalam
segala aspek kehidupan maka harapan kota lebih baik dan hebat
akan terwujud.