Anda di halaman 1dari 6

Nama : Habibah Mylah Dalilah

Kelas : Informatika A

Tugas Resume VL

SMART CITY

Kota adalah Kawasan yang mempunyai kegiatan yang utama bukan pertanian dengan
susunan fungsi Kawasan sebagai tempat Pelayanan Jasa Pemerintah, Pelayanan Sosial, dan
kegiatan Ekonomi. Perkotaan merupakan bentuk wilayah dengan batas-batas tertentu yang
masyarakatnya mempunyai kegiatan utama di bidang industry, jasa, perdagangan, atau bukan
pertanian. Kawasan Perkotaan merupakan wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan
pertanian dengan susunan fungsi Kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan
& distribusi pelayanan Jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi.

- Bentuk perkotaan
Dibedakan berdasarkan administrasi pemerintahan
1. Kota sebagai daerah otonom
2. Kawasan perkotaan
o Kawasan yang merupakan bagian dari wilayah kabupaten
o Kawasan yang merupakan bagian dari dua atau lebih daerah yang
berbatasan langsung
- Kawasan Perkotaan
- Pelayanan Perkotaan
Bentuk pemenuhan kebutuhan warga perkotaan dalam menjalani kehidupan berkota.
Setiap pemerintah daerah wajib merencanakan, menyediakan, mengoperasi,
memelihara, mengendalikan.
Pelayanan perkotaan :
1. Penyediaan fasilitas perkotaan
2. Pembinaan SDM
3. Pengembangan teknologi & inovasi dengan pendekatan kota cerdas.

Definisi “Smart City”


“The effective integration of physical, digital and human system in the built environment to
deliver a sustainable, prosperous and inclusive future for its citizens” (the British Standards,
2014).

“An innovative city that uses information and communication technologies (ICTs) & other
means to improve quality of life, efficiency of urban operation and services, and
competitiveness, while ensuring that it meets the needs of present and future generations with
respect to economic, social and environmental aspects” (the International
Telecommunications Union/ITU, 2014).

“A new concept and a new model, which applies the new generation of information
technologies, such as the internet of things, cloud computing, big data and space/geographical
information integration, to facilitate the planning, construction, management and smart
services of cities.” (the International Standards Organization/ISO, 2014).

“Smart City” adalah kota/kabupaten yang :

- Memantau/ mendeteksi, memahami, merespon/melayani/menyelesaikan &


mengantisipasi kebutuhan, permsalahan, potensi kota & masyarakatnya saat & di
masa mendatang.
- Inovatif : layanan, proses bisnis, SDM (Pemimpin, Aparat, Masyarakat)
- Mengkoneksikan & mengintegrasikan sistem fisik (bangunan, jembatan, Sungai, dll),
sistem DIGITAL (jaringan IT, aplikasi, data center, dll) & sistem sosial (desa,
kampung, pasar, sekolah, dll)
- Memanfaatkan teknologi informasi & komunikasi dan teknologi lainnya (IOT, GIS,
Big Data, Cloud Coputing, sensors, dll)

“Smart”?

“Energetic or quick in movement” “Capable of making adjustments that resemble those


resulting from human decisions”

“kemampuan seseorang/sesuatu untuk merespon cepat, akurat, dan antisipatif”

Manusia :

Butuh panca Indera untuk mengumpulkan input needs otak (&hati) untuk meresponnya needs
anggota tubuh untuk meresponnya.
“Smart” untuk sebuah kota

- Panca Indera
- Otak (+hati)
- Anggota tubuh
- Sensor
- Cctv
- Microcontroller
- Actuator
- Monitor

Apa itu “SMART CITY”

SMART CITY adalah tekad & semangat pimpinan daerah, aparatur pemerintah daerah, &
pemangku kepentingan kota lainnya untuk mengelola & mengembangkan kota dengan
inovasi & teknologi

SMART CITY adalah proses : Kumpulan program & aktivitas berbagai pemangku
kepentingan kota untuk menjadikan kualitas hidup Masyarakat lebih baik, operasional kota
lebih efisien, dan semakin berdaya saing & keberlangsungan kota (sustain) di masa depan
selalu terjaga (sehingga SMART CITY tidak akan pernah berhenti) – “Kota yang terus
belajar untuk lebih baik lagi lebih baik lagi”

SMART CITY adalah kata benda : sebuah kota / kabupaten yang mampu sensing +
understanding + responsing.

Pendekatan KOTA CERDAS ?

1. Inovasi
2. Kolaborasi
3. Teknologi digital
Sesuai kebutuhan dan perkembangan teknologi. + manajemen permintaan terhadap
layanan.

Dasar Hukum SMART CITY vs SPBE?

SMART CITY :
a. Peraturan Pemerintah Nomor 59 Tahun 2022 tentang PERKOTAAN
b. Gerakan 100 Smart City Indonesia, Buku Panduan Penyusunan Masterplan Smart
City, Dirjen Aptika, Kemenkominfo 2017. Program bersama 5 Kementerian/Badan
Nasional: Kementerian Komunikasi dan Informatika, Kementerian Dalam Negeri,
Kementerian PUPR, Bappenas, & Kantor Staf Kepresidenan. Gerakan tersebut
bertujuan: membimbing Kabupaten/Kota dalam menyusun Masterplan Smart City
agar bisa lebih memaksimalkan pemanfaatan teknologi, baik dalam meningkatkan
pelayanan masyarakat maupun mengakselerasikan potensi yang ada di
masing masing daerah.

Sistem Pemerintahan Berbasis elektronik SPBE :

a. Perpres No. 95 Tahun 2018 tentang Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE)
b. Permenpan-RB No. 59 Tahun 2020 tentang Evaluasi SPBE
c. Perpres No. 39 Tahun 2019 tentang Satu Data Indonesia
d. Permenkominfo No. 8 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan
Konkuren Bidang Komunikasi dan Informatika f
e. Permendagri No. 90 Tahun 2018 tentang sistem Informasi Pembangunan Daerah
f. Instruksi Presiden Republik Indonesia No. 10 Tahun 2016 tentang Aksi Pencegahan
dan Pemberantasan Korupsi.

MOTIVASI “SMART CITY” di Indonesia

• Image Kota = menjadi “Kota Modern” dengan Teknologi


• Reputasi Politik
• Memenuhi Program Nasional (“Gerakan 100 Smart City Indonesia”)
• Motivasi EKONOMI = menarik Investor & Kunjungan
• Motivasi SOSIAL = meningkatkan Kualitas Hidup masyarakat dan lingkungan Kota

Manfaat SMART CITY vs SPBE

SPBE & Smart City terbukti meningkat

➢ Efisiensi Kota,
➢ Kualitas Pelayanan Publik,
➢ Kualitas hidup masyarakat
➢ Keberlangsungan kota di masa depan,
➢ Tata Kelola Pemerintahan yang Baik, &
➢ Daya Saing Kota secara global (Investasi & ekonomi kota).

DIMENSI SMART CITY

1. Smart GOVERNANCE (Layanan Publik, Birokrasi, & Kebijakan Publik)


2. Smart BRANDING (Pariwisata, Produk Khas, Wajah Kota)
3. Smart ECONOMY (Industri Hulu – Hilir, Ekonomi Keluarga, Less Cash & Akses
Modal)
4. Smart LIVING (Tata Ruang Kota nyaman, Kesehatan, Mobilitas orang & logistik)
5. Smart SOCIETY (Komunitas masyarakat kohesif & dinamis, budaya belajar, &
keamanan)
6. Smart ENVIRONMENT (Perlindungan air, udara, tanah; Pengelolaan Sampah, &
Efisiensi Energi & terbarukan)

Pendekatan kota cerdas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59 meliputi:

1. Tata kelola birokrasi ~ “Smart Governance”


2. Ekonomi ~ “Smart Economy”
3. Kehidupan berkota ~ “Smart Living”
4. Masyarakat ~ “Smart Society”
5. Lingkungan ~ “Smart Environment”
6. Mobilitas ~ “Smart Mobility”

I. TATA KELOLA BIROKRASI (SMART GOVERNANCE)


1. Perbaikan pelayanan publik;
2. efisiensi birokrasi; dan
3. efisiensi dan transparansi penyusunan kebijakan.
II. EKONOMI
1. Pengembangan sekosistem bisnis yang berdaya saing dan kemudahan berusaha
2. Pemasaran usaha Masyarakat secara digital
3. Menyejahterakan Masyarakat
4. Transparansi transaksi keuangan
5. Pemasaran perkotaan secara digital
III. Kehidupan berkota (smart living)
IV. Masyarakat (smart society)
V. Lingkungan (smart environtment)
VI. Mobiltas (smart mobility)

8 Mispersepsi SMART CITY di Indonesia

1. SPBE (e-Government)
2. Arsitektur SPBE
3. Command Center + Website
4. Hanya teknologi
5. Masteplan SMART CITY hanya disusun konsultan IT
6. Tidak ada prioritas Dimensi SMART CITY
7. Tidak nyambung antara Program Smart City dengan RPJMD
8. Inisiasi SMART CITY Tidak melibatkan Pimpinan daerah

Anda mungkin juga menyukai