Anda di halaman 1dari 254

“PERANCANGAN RESORT PANTAI OTAN DI DESA OTAN,

SEMAU, KABUPATEN KUPANG,


NUSA TENGGARA TIMUR”

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Teknik Pada Fakultas Sains dan Teknik Universitas Nusa Cendana

OLEH

MARC YUDISTRA WIJAYA WAHYUONO


NIM : 1306092049

JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
2020
LEMBAR FENGESAHAI\I TUGAS AKHIR
Jurusan Arsitektur, Fakultas Sains Dan Teknik
Universitas Nusa Cendana

Perancangau Resar Pantai Otau di Desa Otan,


Kahupaten Knpang, $emru, Nusa Tenggera Timur
Dipersiapkan dan disusun oleh :

MARC YTIDISTRA WIJAYA WAI{YUONO


1306092049
Pembimbing I Pernbimb,ing I

NIF. 19S70225 201404 2 081 NIP. 19?4S625 20{l8rl1 0S3

- 19?50101

MENGETAIIUI

Ketua Jurusan Arsitektur

199103 I 006
PERNYATAAN ANTI PLAGIAT

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam karya Tugas Akhir ini tidak terdapat karya
tulis yang sama yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan
Tinggi. Sepanjang pengetahuan saya, juga tidak terdapat hasil karya yang pernah ditulis dan
diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diakui dalam karya Tugas Akhir ini dan
dituliskan dalam Daftar Pustaka.

Kupang, 10 Juli 2020

Marc Yudistra Wijaya Wahyuono


NIM.1306092049
MOTTO

“Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil
usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada
orang yang memegahkan diri”

Efesus 2:8-9
ABSTRAK
PERANCANGAN RESORT PANTAI OTAN DI DESA OTAN, SEMAU,
KABUPATEN KUPANG,
NUSA TENGGARA TIMUR

(ARSITEKTUR HIJAU)

Oleh:
Marc Yudistra Wijaya Wahyuono
NIM: 1306092049
Pantai Otan memiliki potensi wisata alam pinggir pantai yang menarik
wisatawan lokal maupun mancanegara. Hamparan pasir putih yang luas serta pantai
yang jernih merupakan daya tarik utama dari pantai ini. Selain itu, komoditi khas
setempat juga melengkapi daya tarik pantai otan ini, seperti, kain tenunan, hasil
mutiara, dan makanan khas setempat (jagung kering, keripik). Mata pencaharian
masyarakat setempat sebagai nelayan pun dapat menjadi daya tarik bagi wisatawan
yang ingin mencoba berlayar bersama. Namun, listrik pada daerah tersebut masih
dibatasi penggunaannya. Ditambah dengan terik panas matahari pada musim
kemarau yang sangat panas. Sehingga, prinsip-prinsip dari Arsitektur Hijau
digunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang ada pada lokasi perancangan.
Banyaknya kegiatan yang bisa dilakukan di area pantai otan ini seperti,
berlayar bersama nelayan, membeli ikan langsung dari nelayan, berolah raga di
pinggir pantai, berfoto, melakukan olahraga pinggir pantai, dan sebagainya,
memerlukan sebuah tempat untuk mengumpulkan itu semua pada satu wadah.
Sehingga Perancangan Resort Pantai Otan dipilih untuk mewadahi kegiatan
tersebut. Dimana wisatawan dapat berolahraga di pinggir pantai, berlayar bersama
nelayan, membeli dan membakar ikan, hingga belajar menenun dan membeli
cendramata berupa kerang mutiara pada satu tempat. Kegiatan yang banyak pada
lokasi dan tidak adanya tempat menginap di Semau, melatarbelakangi penulis
menghadirkan tempat menginap berupa cottage pada resort ini.
Penerapan prinsip Arsitektur Hijau pada resort diterapkan untuk
menyelesaikan permasalahan yang ada pada resort. Seperti penggunaan listrik yang
dibatasi, sehingga penggunaan solar panel pada setiap bangunan dapat menampung
daya untuk kebutuhan listrik pada bangunan. Pengolahan air menggunakan biofilter
diterapkan untuk menyelesaikan permasalahan air pada perancangan. Sehingga air
dapat diolah kembali untuk hal lain, seperti menyiram tanaman maupun menyiram
toilet. Penggunaan atap dengan kemiringan 60 derajat dapat membuat sirkulasi
udara dalam bangunan agar tetap berganti, sehingga bangunan tetap sejuk
dikarenakan jarak antara kepala dan plafon yang luas sehingga memungkinkan
panas dari atap tidak langsung terasa oleh penghuni bangunan.

Kata Kunci: Arsitektur Hijau , Desa Otan , Resort Pantai,


i
ABSTRACT
DESIGN OF OTAN BEACH RESORT FACILITIES IN OTAN VILLAGE,
SEMAU, KUPANG REGENCY,
NUSA TENGGARA TIMUR

(GREEN ARCHITECTURE)

By:
Marc Yudistra Wijaya Wahyuono
NIM: 1306092049
Otan Beach has the potential of natural seaside tourism that attracts local
and foreign tourists. A vast expanse of white sand and clear beaches are the main
attraction of this beach. In addition, local specialties also complement the
attraction of this Otan beach, such as, woven cloth, pearls, and local specialties
(dry corn, chips). The livelihoods of local people as fishermen can also be an
attraction for tourists who want to try sailing together. However, electricity in the
area is still restricted in use. Coupled with the scorching heat of the sun in the very
hot dry season.
Alot of activities that can be done in this Otan beach area such as, sailing
with fishermen, buying fish directly from fishermen, exercising on the beach, taking
pictures, doing beach sports, etc., require a place to collect it all in one place. So
that the design of the Otan Beach Resort was chosen to accommodate these
activities. Where tourists can exercise on the beach, sail with fishermen, buy and
burn fish, learn to weave and buy souvenirs in the form of pearl shells in one place.
Alot of activities on the location and the absence of a place to stay in Semau,
become a thought of the author to presents a place to stay in the form of a cottage
at this resort.
The application of the principle of Green Architecture in the resort is applied
to solve the problems that exist in the resort. Such as limited use of electricity, so
the use of solar panels in each building can accommodate power for electricity
needs in each building. Water treatment using biofilter is applied to solve water
problems in the design. So that water can be reprocessed for other things, like
watering plants or flush the toilets. The use of a roof with a slope of 60 degrees can
make air circulation in the building to keep changing, so that the building remains
cool due to the distance between the head and the wide ceiling so that it allows heat
from the roof is not directly felt by the occupants of the building.

Keyword: Beach Resort, Green Architecture, Otan Regency

ii
KATA PENGANTAR

Segala puji, hormat, dan syukur penulis naikan kepada Tuhan Yesus Kristus
yang sudah menyertai penulis sehingga dapat terselesaikannya Tugas Akhir dengan
Judul “Perancangan Resort Pantai Otan di Desa Otan, Semau, Kabupaten
Kupang, Nusa Tenggara Timur” ini. Tugas Akhir ini ditulis untuk memenuhi
persyaratan demi mendapatkan gelar Sarjana Teknik pada Jurusan Arsitektur,
Fakultas Sains dan Teknik Universitas Nusa Cendana Kupang.

Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Ibu Rosvita Umbu Nday, .ST, M.Eng sebagai Dosen Pembimbing I yang
telah dengan sabar membimbing penulis mulai dari proses pemilihan
judul hingga terselesaikannya Tugas Akhir perancangan ini.
2. Bapak Yohanes Wilhemus Dominikus Kapilawi, .ST, .MT sebagai
Dosen Pembimbing II yang selalu mengarahkan dan mengoreksi serta
memberikan masukan-masukan bagi penyelesaian Tugas Akhir ini.
3. Bapak Rifat Y.Y. Maromon, .S.T, .M.T sebagai penguji yang selalu
membimbing dan mengoreksi pengerjaan tugas akhir saya dengan sabar.
4. Seluruh Bapak/Ibu Dosen serta Pegawai Jurusan Arsitektur yang sudah
memberikan banyak ilmu dan pengajaran serta melayani segala urusan
perkuliahan sepanjang 6 tahun ini
5. Kepada Alm. Ayah dan Mama Tercinta, Bambang Wahyuono dan
Mareyke Tamunu
6. Kepada Adik-adik tersayang, Gracia Shafrilla Wahyuono, Rebeca
Ranjita Laras Wahyuono. Keluarga kakak dari mama, om Yohanis
Kallau dan tante Lenny Kallau. Serta segenap keluarga besar dari mama
dan papa yang telah mendoakan, mendukung, memotivasi penulis
selama ini
7. Kepada yang terkasih TEKSTUR 13 atas segala kebersamaan dan
kerjasama dalam setiap perjuangan selama 6 tahun

i
8. Kepada sahabat-sahabat di Telkom yang selalu menemani dan mau
berbagi password wifi dalam mencari data yang diperlukan.
9. Kepada PKTB, Jhon Soares, .ST dan saudara KTB, Jendrifid Ndolu.

Dalam penulisan Tugas Akhir ini mungkin masih terdapat kekurangan,


sehingga Penulis juga membuka kesempatan bagi setiap saran yang membangun.
Semoga Tugas Akhir ini memberikan manfaat untuk setiap pembaca.

Kupang, 20 Juni 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i


DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ ix
DAFTAR TABEL............................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1


1.1 Latar Belakang ...................................................................................................1
1.2 Identifikasi Masalah ...........................................................................................2
1.3 Rumusan Masalah ..............................................................................................2
1.4 Tujuan ................................................................................................................2
1.5 Sasaran ...............................................................................................................3
1.6 Manfaat ..............................................................................................................3
1.7 Batasan Perancangan..........................................................................................3
1.8 Metode dan Teknik Pengumpulan Data
1.8.1 Jenis Data .................................................................................................4
1.8.2 Teknik Pengumpulan Data ......................................................................4
1.8.3 Jenis dan Teknik Analisis Data ...............................................................4
1.8.4 Tahapan Penelitian ..................................................................................5
1.9 Kerangka Berpikir ..............................................................................................7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................8


2.1 Resort .................................................................................................................8
2.1.1. Pengertian ...............................................................................................8
2.1.2. Karakteristik Resort .................................................................................9
2.1.3. Prinsip Desain Resort ............................................................................17
2.1.4. Persyaratan Resort .................................................................................17
2.1.5. Jenis Resort Berdasarkan Aspek Bangunan ..........................................24
2.2 Tinjauan Green Architecture ............................................................................38
2.2.1 Pengertian ..............................................................................................38
2.2.2 Prinsip Arsitektur Hijau .........................................................................39
2.2.3 Kriteria Bangunan Hijau........................................................................40
iii
2.3 Studi Kasus Resort ...........................................................................................45
2.3.1. El Gouna Beach Resort, Egypt .............................................................45
2.3.2. Pulau Ayer Resort..................................................................................59
2.3.3. Sipandan Water Village .........................................................................69
2.3.4. Kesimpulan Studi Kasus Resort ............................................................74
2.4 Studi Kasus Green Architecture .......................................................................76
2.4.1. Talita Mountain Resort .........................................................................76
2.4.2. The Bullit Center, Seatle .......................................................................80
2.4.3. Kesimpulan Studi Kasus Green Arcitecture ..........................................85

BAB III TINJAUAN LOKASI ............................................................................86


3.1 Gambaran Umum Kabupaten Kupang .............................................................86
3.1.1 Luas dan Batas Wilayah Administrasi...................................................86
3.1.2 Topografi ...............................................................................................87
3.1.3 Geologi ..................................................................................................88
3.1.4 Klimatologi ............................................................................................88
3.2 Tata Guna Lahan ..............................................................................................89
3.3 Pemilihan Lokasi dan Tapak Perancangan ......................................................90
3.3.1 Peta Persebaran Pariwisata ....................................................................90
3.3.2 Letak Lokasi Perancangan .....................................................................90
3.3.3 Batasan Lokasi Perancangan .................................................................91
3.3.4 Ukuran Site ............................................................................................91
3.3.5 Topografi ..............................................................................................92
3.3.6 Vegetasi ................................................................................................92
3.3.7 Aksesibilitas ..........................................................................................93
3.3.8 Utilitas ..................................................................................................94
3.3.9 Potensi Site ...........................................................................................95

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN ..............................................................97


4.1 Lokasi Perancangan .........................................................................................97
4.2 Potensi Lokasi Perancangan ............................................................................99
4.3 Analisis Kunjungan Wisatawan .....................................................................105

iv
4.4 Analisis Fungsi dan Programing Ruang.........................................................106
4.4.1 Analisis Arahan Perancangan Resort Pantai Otan...............................106
4.4.1.1. Analisis Fungsi ...................................................................... 106
4.4.1.2. Analisis Aktivitas .................................................................. 107
4.4.1.3. Analisis Keterkaitan Fungsi, Aktivitas dan Fasilitas............. 108
4.4.1.4. Analisis kebutuhan Ruang ..................................................... 109
4.4.2 Analisis Besaran Ruang .......................................................................111
4.4.2.1. Besaran Ruang Fungsi Primer ...............................................112
4.4.2.2. Besaran Ruang Fungsi Sekunder...........................................117
4.4.2.3. Besaran Ruang Fungsi Tersier ..............................................120
4.4.2.4. Rangkuman Luasan Fasilitas Pada Lokasi Perancangan .......124
4.5 Analisis Pendekatan Arsitektur Hijau ............................................................125
4.5.1. Tepat Guna Lahan .............................................................................125
4.5.2. Efisiensi dan Konservasi Energi .......................................................126
4.5.3. Konservasi Air...................................................................................133
4.5.4. Sumber dan Siklus Material ..............................................................135
4.5.5. Kesehatan dan Kenyamanan Ruang ..................................................136
4.5.6. Manajemen Lingkungan Banguan ....................................................137
4.6 Analisis Alur Aktivitas...................................................................................137
4.6.1. Alur Aktivitas Fungsi Primer ............................................................137
4.6.2. Alur Aktivitas Fungsi Sekunder ........................................................138
4.6.3. Alur Aktivitas Fungsi Tersier ............................................................139
4.7 Analisis Alur Aktivitas keseluruhan ..............................................................141
4.7.1. Analisis Alur Aktivitas Makro ..........................................................141
4.7.2. Analisis Alur Aktivitas Mikro ...........................................................142
4.8 Analisis Hubungan Ruang..............................................................................143
4.8.1. Fungsi Primer ....................................................................................143
4.8.2. Fungsi Sekunder ................................................................................145
4.8.3. Fungsi Tersier....................................................................................146
4.9 Analisis Hubungan Ruang Keseluruhan ........................................................147
4.9.1. Analisis Hubungan Ruang Makro .....................................................147
4.9.2. Analisis Hubungan Ruang Mikro......................................................148

v
4.10 Analisis Penzoningan .................................................................................149
4.10.1. Analisis Penzoningan Berdasarkan Potensi Tapak ...........................149
4.10.2. Analisis Penzoningan Makro ............................................................151
4.10.3. Analisis Penzoningan Mikro .............................................................152
4.11 Analisis Site ................................................................................................140
4.11.1. Analisis Topografi ........................................................................140
4.11.2. Analisis Vegetasi ..........................................................................157
4.11.3. Analisis Klimatologi .....................................................................159
4.11.3.1. Sudut / Arah Sinar Matahari ......................................159
4.11.3.2. Analisis Arah Angin ..................................................161
4.11.3.3. Analisis Curah Hujan.................................................162
4.11.4. Analisis Sensori ............................................................................163
4.11.4.1. Pemanfaatan View dari Dalam Site ...........................163
4.11.4.2. Pemanfaatan View dari Luar Site ..............................165
4.11.5. Analisis Sirkulasi ..........................................................................166
4.11.5.1. Sirkulasi Pedestarian..................................................166
4.11.5.2. Sirkulasi Kendaraan...................................................168
4.11.5.3. Sirkulasi Parkir ..........................................................168
4.11.5.4. Analisis Arcade..........................................................170
4.11.5.5. Analisis Entrance .......................................................170
4.11.5.6. Material Perkerasan Pedestarian ................................172
4.11.6. Analisis Struktur ...........................................................................173
4.11.6.1. Analisis Sub Struktur .................................................173
4.11.6.2. Analisis Super Struktur..............................................174
4.11.6.3. Analisis Upper Struktur .............................................174
4.11.7. Utilitas ..........................................................................................175
4.11.7.1. Jaringan Listrik ..........................................................176
4.11.7.2. Jaringan Air Bersih ....................................................178
4.11.7.3. Jaringan Air Kotor .....................................................179
4.11.7.4. Sistem Pendistribusian Sampah .................................180
4.11.7.5. Sistem Pemadam Kebakaran .....................................180
4.11.7.6. Penangkal Petir ..........................................................182

vi
BAB V KONSEP PERANCANGAN ................................................................184
5.1 Konsep Site ....................................................................................................184
5.2 Konsep Fungsi dan Program Ruang...............................................................185
5.2.1 Konsep Fungsi Perancangan................................................................185
5.2.2 Konsep Program Ruang .......................................................................186
5.3 Konsep Alur Aktivitas....................................................................................189
5.3.1 Konsep Alur Aktivitas Makro .............................................................189
5.3.2 Konsep Alur Aktivitas Mikro ..............................................................190
5.4 Penerapan Hubungan Ruang ..........................................................................191
5.4.1. Konsep Hubungan Makro ....................................................................191
5.4.2. Konsep Hubungan Ruang Mikro .........................................................192
5.5 Konsep Penzoningan ......................................................................................193
5.6 Konsep Perancangan Tapak ...........................................................................194
5.6.1. Konsep Topografi ................................................................................194
5.6.2. Konsep Vegetasi ..................................................................................194
5.6.3. Konsep Sirkulasi ..................................................................................196
5.6.4. Konsep Klimatologi .............................................................................198
5.6.4.1. Konsep Sudut / Arah Sinar Matahari ..................................198
5.6.4.2. Konsep Arah Mata Angin ...................................................200
5.6.4.3. Konsep Curah hujan ............................................................201
5.6.5. Konsep Parkiran ..................................................................................202
5.6.6. Konsep Bentukan Massa dan Tampilan Bangunan .............................203
5.7 Konsep Penerapan Arsitektur Hijau ...............................................................205
5.7.1. Tepat Guna Lahan .............................................................................205
5.7.2. Efisiensi dan Konservasi Energi .......................................................206
5.7.3. Konservasi Air...................................................................................208
5.7.4. Sumber dan Siklus Material ..............................................................210
5.7.5. Kesehatan dan Kenyamanan Ruang ..................................................211
5.7.6. Manajemen Lingkungan Bangunan ..................................................211
5.8 Konsep Struktur .............................................................................................212
5.8.1. Konsep Sub Struktur .........................................................................212
5.8.2. Konsep Super Struktur ......................................................................213

vii
5.8.3. Konsep Upper Struktur......................................................................213

BAB VI HASIL PERANCANGAN ..................................................................215


6.1 Deskripsi Perancangan ...................................................................................215
6.2 Hasil Desain Tapak ........................................................................................215
6.2.1. Penzoningan Tapak ...........................................................................216
6.2.2. Parkiran .............................................................................................216
6.2.3. Penataan Vegetasi .............................................................................217
6.2.4. Entrance.............................................................................................218
6.3 Bentukan dna Tampilan Bangunan ................................................................219

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... xix

viii
DAFTAR GAMBAR

BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................


Gambar 1.1 Bagan Kerangka Berpikir .....................................................................7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..............................................................................


Gambar 2.1 Amari Trang Resort ............................................................................11
Gambar 2.2 Mauritius Hotel ..................................................................................12
Gambar 2.3 Pacung Mountain Resort ....................................................................13
Gambar 2.4 The Cangkringan Spa & Villas Hotel ................................................14
Gambar 2.5 Grosvenor Resort in Walt Disney World Rersort Hotel ....................15
Gambar 2.6 Hotel Amanjiwo .................................................................................16
Gambar 2.7 Struktur Organisasi Hotel dan Resort pada umumnya .......................22
Gambar 2.8 Skema Organisasi Ruang pada Hotel .................................................26
Gambar 2.9 Master Plan Resort El Gouna .............................................................45
Gambar 2.10 Lokasi Pulai Ayer Resort ................................................................59
Gambar 2.11 Cottage Terapung, Serui ...................................................................60
Gambar 2.12 Lokasi Cottage Serui ........................................................................61
Gambar 2.13 Cottage Terapung, Fak-fak...............................................................61
Gambar 2.14 Letak Cottage Fak-fak ......................................................................62
Gambar 2.15 Teras Cottage Fak-fak ......................................................................62
Gambar 2.16 Cottage Ranshiki ..............................................................................63
Gambar 2.17 Letak Cottage Ranshiki ....................................................................64
Gambar 2.18 Land Cottage, Oshibi........................................................................64
Gambar 2.19 Letak Cottage Oshibi ........................................................................65
Gambar 2.20 Land Cottage, Enarotali....................................................................66
Gambar 2.21 Tata Letak Cottage Enarotali............................................................67
Gambar 2.22 Land Cottage, Ayamaru ...................................................................67
Gambar 2.23 Tata Letak Cottage ...........................................................................68
Gambar 2.24 Letak Sipandan Water Village .........................................................69
Gambar 2.25 Interior Junior Charlets.....................................................................70
Gambar 2.26 Standard Cottage pada Sipandan Water Village ..............................71
ix
Gambar 2.27 Deluxe Cottage pada Simpadan Water Village ................................72
Gambar 2.28 Interior Grand Deluxe Cottage .........................................................73
Gambar 2.29 Villa di Talita Mountain Resort .......................................................76
Gambar 2.30 Tampak Depan Gedung Bullit Center ..............................................80

BAB III TINJAUAN LOKASI ................................................................................


Gambar 3.1 Peta Administrasi Kabupaten Kupang ...............................................86
Gambar 3.2 Peta Topografi Kabupaten Kupang ....................................................87
Gambar 3.3 Peta Jenis Tanah Kabupaten Kupang .................................................88
Gambar 3.4 Peta Perencanaan Pariwisata di Kabupaten Kupang ..........................90
Gambar 3.5 Lokasi Perancangan............................................................................90
Gambar 3.6 Batasan Lokasi Perancangan ..............................................................91
Gambar 3.7 Ukuran Site Perancangan ...................................................................91
Gambar 3.8 Kondisi Topografi pada Lokasi Perancangan ....................................92
Gambar 3.9 Vegetasi pada Lokasi Perancangan ....................................................93
Gambar 3.10 Tiket Kapal Ferry .............................................................................94
Gambar 3.11 Pickup untuk warga menumpang .....................................................94
Gambar 3.12 Utilitas Listrik, Air Bersih dan Menara Pemancar Sinyal Telepon
Pada Sekitar Lokasi Perancangan ..........................................................................94
Gambar 3.13 Hamparan Pasir dan Laut di Pantai Otan .........................................95
Gambar 3.14 Tempat Pengembangbiakan Mutiara ................................................95
Gambar 3.15 Vegetasi Pinus Pesisir ......................................................................95
Gambar 3.16 Nelayan Hendak Berlayar ................................................................96
Gambar 3.17 Hasil Tenun Masyarakat...................................................................96

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN ..................................................................


Gambar 4.1 Lokasi Perancangan............................................................................98
Gambar 4.2 Hamparan Pantai Otan .......................................................................99
Gambar 4.3 Mata Air, Air Lobang .......................................................................100
Gambar 4.4 Tempat Pengembangbiakan Mutiara ................................................101
Gambar 4.5 Vegetasi Pandan Pantai ....................................................................102
Gambar 4.6 Kain Tenun Khas Semau dan Jagung Kering...................................103

x
Gambar 4.7 Masyarakat Membantu Nelayan Untuk Berlayar .............................103
Gambar 4.8 Masyarakat dan Nelayan dipinggir Pantai .......................................104
Gambar 4.9 Area Terbuka Hijau ..........................................................................125
Gambar 4.10 Penggunaan Sepesa dan Becak pada Perancangan ........................126
Gambar 4.11 Penggunaan Grass Block Pada Perkerasan ....................................126
Gambar 4.12 Pencahayaan Alami Pada Perancangan ..........................................127
Gambar 4.13 Penempatan Vegetasi Pada Sisi Bangunan ....................................127
Gambar 4.14 Penerapan Ventilasi Silang Pada Bangunan...................................128
Gambar 4.15 Penempatan Solar Panel Pada Lampu Jalan ...................................128
Gambar 4.16 Skema Distribusi Solar Panel .........................................................128
Gambar 4.17 Daur Ulang Air Pada Perancangan.................................................134
Gambar 4.18 Sistem Rain Harvest .......................................................................135
Gambar 4.19 Penggunaan Grass Block ................................................................135
Gambar 4.20 Penggunaan Material Batu Alam ...................................................136
Gambar 4.21 Konsep Tanda Dilarang Merokok ..................................................136
Gambar 4.22 Pengelolaan Sampah ......................................................................137
Gambar 4.23 Alur Aktivitas Rekreasi Pantai .......................................................138
Gambar 4.24 Alur Aktivitas menginap ................................................................138
Gambar 4.25 Alur Aktivitas Servis Untuk Kendaraan.........................................139
Gambar 4.26 Alur Aktivitas Rekreasi Kuliner .....................................................139
Gambar 4.27 Alur Aktivitas Komersial ...............................................................139
Gambar 4.28 Alur Aktivitas Pengelola ................................................................140
Gambar 4.29 Alur Aktivitas Makro .....................................................................141
Gambar 4.30 Alur Aktivitas Mikro ......................................................................142
Gambar 4.31 Pola hubungan Ruang Flying Fox ..................................................143
Gambar 4.32 Pola Hubungan Ruang Penyewaan Olahraga Air ..........................143
Gambar 4.33 Pola Hubungan Ruang Waterpark ..................................................144
Gambar 4.34 Pola Hubungan Ruang Cottage Tipe 1 ...........................................144
Gambar 4.35 Pola Hubungan Ruang Cottage Tipe 2 ...........................................144
Gambar 4.36 Pola Hubungan Ruang Cottage Tipe 3 ...........................................144
Gambar 4.37 Pola Hubungan Ruang Servis Untuk Kendaraan ...........................145
Gambar 4.38 Pola Hubungan Ruang Restoran ....................................................145

xi
Gambar 4.39 Pola Hubungan Ruang Komersial .................................................145
Gambar 4.40 Pola Hubungan Ruang Kantor Pengelola .......................................146
Gambar 4.41 Pola Hubungan Ruang Klinik ........................................................146
Gambar 4.42 Alur Hubungan Ruang Makro ........................................................147
Gambar 4.43 Alur Hubungan Ruang Mikro ........................................................148
Gambar 4.44 Peta Analisis Penzoningan Berdasarkan Potensi Tapak ................149
Gambar 4.45 Peta Pengolahan Tapak Berdasarkan Potensi Tapak......................150
Gambar 4.46 Analisis Penzoningan Mikro ..........................................................152
Gambar 4.47 Kontur Pada Lokasi Perancangan ..................................................153
Gambar 4.48 Potongan Kontur A-A dan Potongan Kontur B-B .........................154
Gambar 4.49 Keadaan Kontur Lokasi Perancangan ............................................169
Gambar 4.50 Sistem Cut and Fill .........................................................................155
Gambar 4.51 Meratakan Tanah Dengan Penambahan Material dari Luar...........156
Gambar 4.52 Vegetasi Pada Site Perancangan ....................................................157
Gambar 4.53 Orientasi Matahari ..........................................................................159
Gambar 4.54 Analisis Angin ................................................................................161
Gambar 4.55 Tabel Curah Hujan Kabupaten Kupang .........................................162
Gambar 4.56 View Dari Dalam Site Berdasarkan Data Eksisting .......................163
Gambar 4.57 Analisis View Dari Dalam Site ......................................................164
Gambar 4.58 View Dari Luar Site Berdasarkan Data Eksisting ..........................165
Gambar 4.59 Analisis View Dari Luar Site Berdasarkan Data Eksisting ............165
Gambar 4.60 Standart Lebar Jalan Berdassarkan Kendaraan ..............................168
Gambar 4.61 Data Utilitas....................................................................................175

BAB V KONSEP PERANCANGAN ......................................................................


Gambar 5.1 Lokasi Perancangan..........................................................................184
Gambar 5.2 Ukuran Site Perancangan .................................................................185
Gambar 5.3 Konsep Alur Aktivitas Makro ..........................................................189
Gambar 5.4 Konsep Alur Aktivitas Mikro...........................................................190
Gambar 5.5 Konsep Hubungan Ruang Makro .....................................................191
Gambar 5.6 Konsep Hubungan Ruang Mikro......................................................192
Gambar 5.7 Konsep Penzoningan ........................................................................193

xii
Gambar 5.8 Dimensi Pedestarian .........................................................................196
Gambar 5.9 Penempatan Solar Panel Pada Setiap Lampu Jalan ..........................196
Gambar 5.10 Penggunaan Paving Block Pada Pedestarian .................................197
Gambar 5.11 Dimensi Sirkulasi Kendaraan .........................................................197
Gambar 5.12 Penggunaan Beton Pervious Pada Jalan Raya................................198
Gambar 5.13 Penggunaan Sunscreen ...................................................................198
Gambar 5.14 Penggunaan Vegetasi Untuk Mengurangi Sinar Matahari .............199
Gambar 5.15 Penggunaan Sirap ...........................................................................199
Gambar 5.16 Jarak Plafon ....................................................................................200
Gambar 5.17 Pemberian Vegetasi Sebagai Penyaring Angin ..............................200
Gambar 5.18 Penggunaan Cross Ventilation Pada Bangunan .............................201
Gambar 5.19 BAK Penampung............................................................................201
Gambar 5.20 Model Drainase ..............................................................................201
Gambar 5.21 Parkir Tegak Lurus .........................................................................202
Gambar 5.22 Parkir Miring 60° ...........................................................................203
Gambar 5.23 Subtraktif Pada Sebuah Bentukan ..................................................203
Gambar 5.24 Aditif Pada Sebuah Bentukan ........................................................203
Gambar 5.25 Konsep Area Terbuka Hijau...........................................................205
Gambar 5.26 Konsep Penggunaan Sepeda dan Becak Pada Perancangan...........206
Gambar 5.27 Penggunaan Paving Block..............................................................206
Gambar 5.28 Penggunaan Pencahayaan Alami Pada Cottage Tipe 3 ..................207
Gambar 5.29 Penerapan Bukaan yang Luas Pada Bangunan .............................207
Gambar 5.30 Penempatan Solar Panel pada Setiap Lampu Jalan ........................208
Gambar 5.31 Penempatan Solar Panel Pada Bangunan Cottage Tipe 1 ..............208
Gambar 5.32 Konsep Daur Ulang ........................................................................209
Gambar 5.33 Bak Penampung..............................................................................209
Gambar 5.34 Penggunaan Material Batu Alam ...................................................210
Gambar 5.35 Konsep Tanda Dilarang Merokok ..................................................211
Gambar 5.36 Konsep Tempat Sampah.................................................................212

xiii
BAB VI HASIL PERANCANGAN ........................................................................
Gambar 6.1 Hasil Desain Tapak ..........................................................................215
Gambar 6.2 Penzoningan Tapak ..........................................................................216
Gambar 6.3 Parkiran Motor Pengunjung .............................................................216
Gambar 6.4 Parkiran Mobil Pengunjung .............................................................217
Gambar 6.5 Parkiran Pengelola............................................................................217
Gambar 6.6 Vegetasi Pengarah ............................................................................217
Gambar 6.7 Vegetasi Peneduh .............................................................................218
Gambar 6.8 Entrance pada Site Perancangan ......................................................218
Gambar 6.9 Tampilan Bangunan Pengelola Resort .............................................219
Gambar 6.10 Tampilan bangunan Penjualan Komoditas .....................................219
Gambar 6.11 Tampilan Bangunan Bongkar Muat Barang...................................219
Gambar 6.12 Tampilan Tempat Perawatan Becak Dan Sepeda ..........................220
Gambar 6.13 Tanaman Terbuka hijau..................................................................220
Gambar 6.14 Tanaman Terbuka Hijau Didalam Wilayah Cottage Tipe 1 ...........220
Gambar 6.15 Restoran Untuk Umum...................................................................221
Gambar 6.16 Tempat Makan Pinggir Pantai ........................................................221
Gambar 6.17 Bangunan Flyingfox dan Titik Awal ..............................................221
Gambar 6.18 Titik Akhir Flyingfox .....................................................................222
Gambar 6.19 Panggung Terbuka..........................................................................222
Gambar 6.20 Bangunan Klinik ............................................................................222
Gambar 6.21 Los Penjualan Ikan .........................................................................223
Gambar 6.22 Kolam Untuk Anak ........................................................................223
Gambar 6.23 Kolam Dewasa ...............................................................................223
Gambar 6.24 Kolam Seluncuran ..........................................................................224
Gambar 6.25 Cottage tipe 1 .................................................................................224
Gambar 6.26 Cottage tipe 2 .................................................................................224
Gambar 6.27 Cottage tipe 3 .................................................................................225
Gambar 6.28 Tempat Bermain dalam Cottage .....................................................225
Gambar 6.29 Restoran Dalam Cottage.................................................................225
Gambar 6.30 Tempat Penampungan Air Bersih ..................................................226
Gambar 6.31 Tempat Kontrol ..............................................................................226

xiv
Gambar 6.32 Tempat Penampungan Grey Water ................................................226
Gambar 6.33 Dermaga Spot Selfie.......................................................................227
Gambar 6.34 Tempat Penyimpanan Alat Olahraga Pinggir Pantai......................227
Gambar 6.35 Dermaga Spot Selfie Khusus Untuk Menginap Di Resort .............227

xv
DAFTAR TABEL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..............................................................................


Tabel 2.1 Tujuan dan tolak ukur tepat guna lahan .................................................40
Tabel 2.2 Tujuan dan tolak ukur efisiensi dan konservasi energi ..........................41
Tabel 2.3 Tujuan dan tolak ukur konservasi air .....................................................42
Tabel 2.4 Tujuan dan tolak ukur sumber dan siklus material ................................43
Tabel 2.5 Tujuan dan tolak ukur kesehtan dan kenyamanan dalam ruang ............43
Tabel 2.6 Tujuan dan tolak ukur manajemen lingkungan bangunan .....................44
Tabel 2.7 Identifikasi resort el gouna, egypt ..........................................................46
Tabel 2.8 Kesimpulan fasilitas pada perancangan studi kasus ..............................74
Tabel 2.9 Kesimpulan keluaran fasilitas pada perancangan ..................................75
Tabel 2.10 identifikasi talita mountain resort ........................................................77
Tabel 2.11 identifikasi the bullit center..................................................................81
Tabel 2.12 kesimpulan studi kasis green architecture ............................................85

BAB III TINJAUAN LOKASI ................................................................................


Tabel 3.1 Tingkat kemiringan topografi pada kabupaten kupang..........................87
Tabel 3.2 Tinggi daratan di kabupaten kupang ......................................................87
Tabel 3.3 Jumlah curah hujan kabupaten kupang ..................................................89
Tabel 3.4 Kedudukan dan fungsi wilayah kabupaten kupang................................89

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN ..................................................................


Tabel 4.1 Jumlah Pengunjung 3 Tahun Terakhir .................................................105
Tabel 4.2 Analisis Aktivitas .................................................................................107
Tabel 4.3 Analisis keterkaitan fungsi, aktivitas dan fasilitas ...............................108
Tabel 4.4 Analisis kebutuhan ruang .....................................................................109
Tabel 4.5 Analisis besaran ruang aktivitas rekreasi pantai ..................................112
Tabel 4.6 Analisis besaran ruang aktivitas menginap ..........................................114
Tabel 4.7 Analisis besaran ruang aktivitas servis untuk kendaraan .....................118
Tabel 4.8 Analisis besaran ruang aktivitas kuliner ..............................................119
Tabel 4.9 Analisis besaran ruang aktivitas komersial ..........................................119
xvi
Tabel 4.10 Analisis besaran ruang aktivitas pengelola ........................................120
Tabel 4.11 Perhitungan Panjang Dermaga ...........................................................123
Tabel 4.12 Rangkuman luasan fasilitas pada lokasi perancangan .......................124
Tabel 4.13 Analisis Kebutuhan Solar Panel Fasilitas Primer ..............................128
Tabel 4.14 Analisis Kebutuhan Solar Panel Fasilitas Sekunder ..........................131
Tabel 4.15 Analisis Solar Panel Fasilitas Tersier.................................................132
Tabel 4.16 Klasifikasi Bahan Bangunan Ramah Lingkungan .............................135
Tabel 4.17 Analisis penzoningan makro ..............................................................151
Tabel 4.18 Alternatif klimatologi .........................................................................160
Tabel 4.19 Analisis Angin....................................................................................161
Tabel 4.20 Analisis curah hujan ...........................................................................162
Tabel 4.21 Analisis pola sirkulasi ........................................................................166
Tabel 4.22 Analisis Sirkulasi parkir .....................................................................169
Tabel 4.23 Analisis arcade ...................................................................................170
Tabel 4.24 Analisis entance .................................................................................171
Tabel 4.25 Analisis material perkerasan pedetarian ............................................172
Tabel 4.26 Analisis sub struktur pada sempadan pantai ......................................173
Tabel 4.27 Analisis sub struktur diluar sempadan pantai ....................................173
Tabel 4.28 Analisis super struktur .......................................................................174
Tabel 4.29 Analisis upper struktur .......................................................................174
Tabel 4.30 Analisis utilitas...................................................................................177
Tabel 4.31 Analisis air bersih...............................................................................178
Tabel 4.32 Analisis air kotor ...............................................................................179
Tabel 4.33 Analisis distribusi sampah .................................................................180
Tabel 4.34 Sistem pemadam kebakaran ...............................................................181
Tabel 4.35 Analisis sistem penangkal petir..........................................................182

BAB V KONSEP PERANCANGAN ......................................................................


Tabel 5.1 Konsep kebutuhan ruang......................................................................186
Tabel 5.2 Konsep besaran ruang ..........................................................................188
Tabel 5.3 Jenis vegetasi........................................................................................194

xvii
Tabel 5.4 Konsep penempatan vegetasi ...............................................................195
Tabel 5.5 Konsep tampilan bangunan ..................................................................204
Tabel 5.6 Klasifikasi bahan bangunan ekologis...................................................210
Tabel 5.7 Sub struktur pada sempadan pantai ......................................................212
Tabel 5.8 Sub struktur diluar sempadan pantai ....................................................213
Tabel 5.9 Konsep super struktur ..........................................................................214
Tabel 5.10 Konsep upper struktur ........................................................................237

xviii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Nusa Tenggara Timur merupakan salah satu propinsi yang memiliki potensi
pariwisata. Baik wisata alam, wisata buatan, maupun wisata budaya. Dari sekian
banyak wisata yang ada di Provinsi Nusa Tenggara Timur, wisata alam berupa
pantai adalah yang paling mendominasi. Salah satu wilayah di Nusa Tenggara
Timur yang memiliki potensi wisata pantai adalah Pantai Otan di Kecamatan
Semau.
Berdasarkan hasil survey pada tanggal 10 desember 2017, Pantai Otan
mempunyai potensi hamparan pasir putih yang luas dan air pantai yang masih
terjaga kebersihannya. Sehingga dapat di manfaatkan sebagai tempat bersantai di
pinggir pantai. Serta tempatnya yang tidak terlalu jauh dari pelabuhan utama
(pelabuhan hansisi) sehingga memudahkan dalam pencapaian.
Disekitar pantai Otan terdapat sebuah penangkaran mutiara yang di kelola
oleh personal. Dilansir dari masyarakat setempat, pantai Otan juga mempunyai
batu karang yang indah, sehingga dapat di jadikan sebagai spot diving bagi para
wisatawan. Hal ini dapat di manfaatkan sebagai potensi alam pada pantai otan.
Dimana wisatawan tidak hanya bersantai menikmati resort, namun bisa turun
untuk melakukan diving atau melihat bagaimana penangkaran mutiara tersebut.
Masyarakat di desa Otan sendiri memiliki mata pencaharian sebagai nelayan.
Hal ini dapat di manfaat sebagai potensi dari segi manusia pada site. Dimana para
pengunjung tidak hanya menikmati resort, tetapi pengunjung juga dapat bersantai
menikmati makanan seafood pada pujasera dan café yang disediakan. Pengunjung
juga dapat ikut menangkap ikan bersama nelayan atau sekedar berkeliling pantai
Otan.
Menanggapi hal-hal tersebut, maka perancangan resort pantai menjadi solusi
yang dapat diterapkan. Resort pantai Otan dirancang sebagai tempat berlibur dan
rekreasi bagi wisatawan yang ingin meluangkan waktu nya berlibur bersama
kerabat, maupun keluarga dengan menikmati olahraga air yang disediakan,

1
menikmati seafood, menginap di hotel, atau mencoba menangkap ikan bersama
nelayan.
Namun, pantai Otan memiliki angin yang kencang saat memasuki musim
penghujan serta matahari yang terik saat memasuki bulan kemarau. Penggunaan
listrik pada lokasi juga masih di batasi penggunaannya. Sehingga butuh sebuah
penyelesaian untuk mengatasi hal tersebut agar tidak mengganggu kenyamanan
wisatawan. Sehingga, resort pantai Otan akan menggunakan beberapa prinsip dari
Green Architecture. Dimana, resort ini akan menggunakan material yang ramah
lingkungan, orientasi bangunan yang mengatur banyaknya cahaya serta angin
yang masuk, dan meminimalisir penggunaan energi seperti listrik dan air

1.2 Identifikasi Masalah


Dari latar belakang yang ada tentang Perancangan Resort Pantai Otan, maka
dapat diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut :
1. Belum adanya tempat penginapan sebagai tempat peristirahatan wisatawan
2. Penggunaan listrik yang di batasi.
3. Angin yang kencang pada musim penghujan
4. Memiliki potensi yang dapat dikembangkan (pasir pantai yang bersih, air
yang tenang, mata pencaharian masyarakat, hasil komoditas setempat)

1.3 Rumusan Masalah


Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka dapat dirumuskan sebagai
berikut: Bagaimana merancang sebuah resort pantai yang tidak hanya sebagai
tempat rekreasi namun juga dapat mengangkat pariwisata di pantai Otan dan
menanggapi keadaan lingkungan pada site.

1.4 Tujuan
Adapun tujuan yang akan di capai dalam penulisan ini adalah sebagai
berikut :
1. Merancang resort pantai yang dapat mewadahi aktifitas wisatawan di
pantai Otan.
2. Merancang resort dengan prinsip Green Architecture
2
1.5 Sasaran
Sasaran dari Perancangan Resort Pantai Otan adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui potensi yang terdapat di pantai otan
2. Mengetahui fasilitas yang dibutuhkan untuk mewadahi kegiatan
wisatawan di pantai otan
3. Mengetahui prinsip perancangan resort dengan green architecture
4. Menganalisis dan membuat konsep perancangan resort dipantai Otan
5. Membuat rancangan resort

1.6 Manfaat
Adapun manfaat yang ingin dicapai adalah sebagai berikut:
1. Bagi pemerintah.
Diharapkan dapat menjadi masukan bagi Pemerintah Provinsi Nusa
Tenggara Timur dan Pemerintah daerah Kabupaten Kupang serta pihak-
pihak yang terkait dan berkepentingan dalam upaya pengembangan
Perancangan Resort Pantai Otan.
2. Bagi mahasiswa.
Untuk mengetahui konsep perencanaan dan perancangan Resort Pantai
Otan di Kabupaten Kupang, Kecamatan Semau, Desa Otan, Pantai Otan
berdasarkan kondisi lingkungan.

1.7 Batasan Perancangan


Lingkup perancangan ini dimaksudkan agar fokus perancangan tidak
meluas. Lingkup tersebut adalah:
1. Konsep desain Perancangan Resort Pantai di Kecamatan Semau, pantai
Otan.
2. Aspek perancangan, meliputi aspek fungsi, struktur, fasilitas dan estetika
3. Menggunakan standar bangunan hijau menurut Green Council Building
Indonesia

3
1.8 Metode dan Teknik Pengumpulan Data
1.8.1. Jenis Data
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung pada tempat
penelitian. Data tersebut meliputi data hasil observasi, dan wawancara
dengan informan (instansi pemerintah, tokoh masyarakat, pelaku usaha
pariwisata) untuk mendapatkan masukan, dimana semuanya akan
mendukung hasil penelitian dan objek perencaan.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui studi kepustakaan.
Dengan kata lain data sekunder berupa data literatur (library search),
untuk mendapatkan landasan teori yang berkaitan dengan penelitian
ini, guna memperoleh data-data penunjangnya.

1.8.2. Teknik Pengumpulan Data


Pengumpulan data dilakukan dengan cara :
1. Wawancara, yaitu mewawancarai para informan yang mengetahui
potensi daya tarik Pantai Otan. Dari hasil wawancara akan di peroleh
data yang dibutuhkan sebagai bahan dasar untuk merumuskan
pengembangan Kawasan Resort di Pantai Otan.
2. Observasi, yaitu melakukan pengamatan atau peninjauan langsung
ke lapangan untuk melihat potensi dalam upaya untuk
pengembangan Resort di Pantai Otan.
3. Studi pustaka, yaitu untuk mengkaji litertur untuk mendapatkan
pemahaman tentang judul perancangan

1.8.3. Jenis dan Teknik Analisis Data


1. Analisis Deskriptif
Teknik analisis ini digunakan untuk menganalisis keadaan objek
studi melalui uraian, pengertian ataupun penjelasan-penjelasan baik
yang bersifat terukur maupun tidak terukur (Widodo dan Mukhtar,

4
2000). Pada penulisan ini teknik analisis deskriptif digunakan untuk
menganalisis lokasi perancangan, jenis fasilitas kawasan resort.

2. Analisis Visual
Teknik ini digunakan untuk menganalisis keadaan objek studi
dengan menggunakan sistem visual/pengambaran objek secara
langsung. Adapun alat-alat analisis yang digunakan berupa gambar
foto objek dan gambar sketsa, sehingga dapat dibandingkan antara
kondisi eksisting dengan yang ideal. (Cholid, 1999). Teknik analisis
visual ini digunakan untuk menganalisis keadaan lokasi site
perancangan, sarana dan prasarana kawasan resort kemudian akan
dibandingkan dengan standar yang ada.

3. Metode dan Teknik Analisa


Metode dan analisis data bertujuan untuk menyerderhanakan
seluruh data yang terkumpulkan, menyajikan secara sistematik,
kemudian mengolah, menafsirkan dan memakai data tersebut.
Analisis data merupakan upaya pemecahan permasalahan yang
diteliti. Permasalahan dalam penelitian ini akan dianalisis secara
deskriptif kualitatif untuk mengidentifikasi potensi dan sebagai
rekomendasi dalam perencanaan.
Analisis deskriptif kualitatif adalah proses mengatur, mengutarakan,
mengelompokan, memberi kode, mengartikan dan mentafsirkan
data dan informasi kualitaif dan kuantitatif tanpa hitung-
hitungannya.

1.8.4. Tahapan Penelitian


1. Tahap Prapenelitian
Pada tahap ini dilakukan pendalaman terhadap masalah yang sudah
dirumuskan dengan cara literatur dan persiapan berupa perijinan
penelitian dilokasi dan pencarian informasi umum tentang kondisi

5
eksisting, serta mempersiapkan bahan dan alat yang diperlukan
dalam penelitian.
2. Tahap Pekerjaan Penelitian
Melaksanakan pengambilan dan pengumpulan data-data. Data yang
dikumpulkan berupa, data-data eksisting potensi wisata dan masalah,
data karakteristik pengunjung, data kebutuhan sarana dan prasarana
serta data-data lain yang diperlukan. Pengumpulan data primer
menggunakan teknik pengumpulan data meliputi observasi, dan
wawancara sedangkan kajian pustaka digunakan untuk mendapatkan
data sekunder. Rincian pengumpulan data adalah:
1. Observasi langsung meliputi pengamatan dan pengambilan foto
eksisting kondisi potensi dan masalah yang ada di Pantai Otan
2. Pengumpulan data sekunder terdiri dari pengumpulan data yang
berkaitan dengan perancangan Resort
3. Wawancara dilakukan kepada informan meliputi instansi
pemerintah, tokoh masyarakat setempat, pelaku usaha, untuk
mendapatkan informasi tentang karakteristik pengunjung dan
potensi wisata serta masalah di Pantai Otan saat ini.
3. Tahap Analisa
Data yang diperoleh dari hasil penelitian akan disusun dan diolah
dengan menggunakan analisa deskriptif.
4. Tahap Desain
Berdasarkan hasil dari analisis, dilakukan konsep. Konsep bertujuan
memberikan solusi dari masalah yang ada di lokasi. Dari hasil
konsep dibuat rencana kawasan resort dari fasilitas-fasilitas yang
sudah ada saat ini.

6
1.9 Kerangka Berpikir
Belum adanya pengelolaan, potensi hamparan pantai yang luas dan tenang, serta produk lokal yang dapat di
kembangkan dalam bidang bahari.

Bagaimana upaya untuk merancang pantai Otan yang mampu mewadahi aktifitas wisatawan yang massif
dan mengangkat potensi yang terdapat di Otan

Merancang resort pantai Otan dengan fasilitas-fasilitas yang mendukung kenyamanan wisatawan untuk
menetap dan menikmati pantai serta memadukan mata pencaharian warga sekitar.

METODE PERANCANGAN

METODE PENGAMBILAN DATA METODE PEMROGRAMAN METODE PENDEKATAN

Data Primer: Data Sekunder: Perbandingan eksisting Pendekatan Green Architechture


➢ Observasi lokasi dan perancangan
➢ Foto site ➢ Studi Literatur
eksisting -Resort ➢ Prinsip Green
➢ Wawancara -Studi Green ➢ Aktivitas Architecture
Architecture ➢ Kebutuhan ruang ➢ Kriteria Bangunan
➢ Besaran ruang Hijau
➢ Studi banding ➢ Hubungan ruang ➢ Material bangunan
-Resort El- ➢ Pencahayaan dan
gouna warna
-Talita ➢ Penghawaan ruangan
Mountain
Resort

ANALISIS
➢ Analisis ➢ Analis ➢ Analisis ➢ Analisis ➢ Analisis ➢ Analisis ➢ Analisis ➢ Analisis ➢ Analisis
Pengembanga is Site Pola Kebutuhan Alur Pola Penzoninga Integras
n Resort Penca Aktifitas Ruang Aktifitas Sirkulasi n i Ruang
paian

KONSEP PERANCANGAN

Tapak Bangunan Utilitas Aktifitas dan Fasilitas

➢ Zoning ➢ SE dan ME ➢ Bentuk massa ➢ Lingkungan ➢ Aktivitas


➢ Massa ➢ Sirkulasi bangunan ➢ Bangunan ➢ Kebutuhan ruang
Bangunan dan parkir ➢ Struktur ➢ Luasan ruang
➢ Vegetasi ➢ Tampilan

KONSEP

Gambar 1.1 Bagan Kerangka Berpikir


Sumber: Olahan Penulis (2019)

7
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Resort
2.1.1. Pengertian
Resort merupakan salah satu kawasan yang di dalamnya terdapat
akomodasi dan sarana hiburan sebagai penunjang kegiatan wisata. Beberapa
definisi resort oleh beberapa sumber :
a. Resort adalah sebuah tempat menginap dimana mempunyai fasilitas
khusus untuk kegiatan bersantai dan berolahraga seperti tenis, golf,
spa, tracking dan jogging. Bagian dari concierge berpengalaman dan
mengetahui betul lingkungan resort, bila ada tamu yang mau Hitch-
Hiking berkeliling sambil menikmati keindahan alam sekitar resort ini
(Nyoman. S. Pendit. Ilmi Pariwisata, Jakarta: Akademi Pariwisata
Trisakti, 1999)
b. Resort dapat di artikan sebagai sebuah jasa pariwisata yang setidaknya
di dalamnya terdapat lima jenis pelayanan yaitu akomodasi, pelayanan
makanan dan minuman, hiburan, outlet penjualan, dan fasilitas
rekreasi (Vivienne O’Shannessy et al, 2001)
c. Resort adalah suatu perubahan tempat ringgal untuk sementara bagi
seseorang di luar tempat tinggalnya dengan tujuan antara lain untuk
mendapatkan kesegaran jiwa dan raga serta hasrat ingin mengetahui
sesuatu. Dapat juga dikaitkan dengan kepentingan yang berhubungan
dengan kegiatan olah raga, kesehatan, konvensi, keagamaan serta
keperluan usaha lainnya (Dirjen Pariwisata, Pariwisata Tanah Air
Indonesia, hal. 13, November, 1988).
d. Sebuah resort sebaiknya mempunyai lahan yang ada kaitannya dengan
obyek wisata, oleh sebab itu sebuah resort berada pada perbukitan,
pegunungan, lembah, pulung kecil dan juga pinggiran pantai.
(Nyoman. S. Pendit. Ilmu Pariwisata. Jakarta: Akademi Pariwisata
Trisakti, 1999).

8
Mengacu pada penjelasan diatas maka, resort dapat di artikan sebagai
sebuah kawasan yang terencana yang tidak hanya sebagai sebuah tempat
menginap melainkan mempunyai fasilitas-fasilitas khusus di dalam pelayanan
akomodasi, pelayanan makanan dan minuman, hiburan, outlet penjualan, dan
fasilitas rekreasi di pantai tablolong.

2.1.2. Karakteristik Resort


Menurut buku Panduan Perancangan Bangunan Komersial yang disusun
Endy Marlina, disebutkan bahwa resort merupakan hotel yang dibangun di
tempat-tempat wisata. Tujuan pembangunan hotel semacam ini tentunya
adalah sebagai fasilitas akomodasi dari suatu aktivitas wisata. Resort memiliki
karakteristik yang membedakan dengan jenis hotel yang lain, yaitu:
a. Segmen Pasar
Resort merupakan suatu fasilitas akomodasi yang terletak di daerah
wisata. Sasaran pengunjung resort adalah wisatawan yang bertujuan untuk
berlibur, bersenang-senang, mengisi waktu luang, dan melupakan rutinitas
kerja sehari-hari yang membosankan. Rancangan sebuah resort perlu
dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang memungkinkan konsumen untuk
bersenang-senang, refreshing, dan mendapatkan liburan.

b. Lokasi
Umumnya resort berlokasi di tempat-tempat yang mempunyai potensi
wisata yang baik, misalnya tempat-tempat dengan pemandangan alam
yang indah seperti pantai, pegunungan, tepi sungai, tepi danau, ataupun
tempat-tempat khusus yang tidak dirusak oleh keramaian kota, lalu lintas
yang padat dan bising, serta polusi udara. Meskipun ada juga resort jenis
tertentu yang justru memanfaatkan keramaian kota sebagai daya tariknya.

c. Fasilitas
Motivasi pengunjung resort untuk bersenang-senang dengan mengisi
waktu luang menuntut tersedianya fasilitas pokok serta fasilitas rekreasi
indoor dan outdoor. Fasilitas pokok adalah ruang tidur sebagai area

9
pribadi. Fasilitas rekreasi indoor merupakan ruang-ruang public dalam
ruangan seperti restoran, lounge, dan fasilitas lainnya. Fasilitas rekreasi
outdoor merupakan fasilitas rekreasi luar ruangan, misalnya lapangan
tenis, kolam renang, area resort, dan landscape.
Secara umum fasilitas yang disediakan pada resort terdiri dari 2
kategori utama, yaitu:
1) Fasilitas umum, yaitu penyediaan kebutuhan umum seperti
akomodasi, pelayanan hiburan, relaksasi. Semua tipe resort
menyediakan ini.
2) Fasilitas tambahan, yaitu fasilitas yang disediakan pada lokasi khusus
dengan memanfaatkan kekayaan alam yang ada pada tapak dan
sekitarnya untuk kegiatan rekreasi yang lebih spesifik dan dapat
menggambarkan keadaan resort. Contoh fasilitas ini adalah kondisi
fisik tepi laut, yaitu pasir pantai dan sinar matahari dimanfaatkan
untuk berjemur atau bermain voli pantai. Lautnya yang luas
dimanfaatkan untuk kegiatan berenang, selancar, dan menyelam.

d. Arsitektur dan Suasana


Wisatawan yang berkunjung ke resort cenderung mencari akomodasi
dengan arsitektur dan suasana khusus, yang berbeda dengan jenis hotel
lain. Arsitektur dan suasana alami merupakan pilihan mereka.
Beragam daerah pariwisata yang ada di dunia ini mempengaruhi
spesifikasi resort yang ada. Berikut 2 hal yang mempengaruhi resort
tersebut:
1) Berdasarkan letak dan fasilitasnya, resort dapat di klasifikasikan
sebagai berikut:
a) Beach Hotel Resort
Resort hotel ini terletak di daerah pantai, mengutamakan
potensi alam pantai dan laut sebagai daya tariknya.
Pemandangan yang lepas kearah laut, keindahan pantai, dan
fasilitas olahraga air sering kali dimanfaatkan sebagai
pertimbangan bangunan. Contoh Beach Resort Hotel adalah

10
Amari Trang Beach Resort Hotel. Hotel ini dilengkapi dengan
fasilitas restoran yang memungkinkan untuk sekaligus bersantai
baik di dalam maupun di luar ruangan. Selain itu, hotel juga
dilengkapi dengan kolam renang luar ruangan agar dapat
melakukan rekreasi berenang sambil menikmati pemandangan
dan cuaca luar yang menarik.

Gambar 2.1 Amari Trang Resort


Sumber: Panduan Perancangan bangunan Komersial, Endy Marlina

b) Marina Resort Hotel


Resort hotel ini terletak di kawasan marina (pelabuhan laut).
Oleh karena terletak di kawasan marina, rancangan resort ini
memanfaatkan potensi utama kawasan tersebut sebagai kawasan
perairan. Biasanya respon rancangan resort ini diwujudkan
dengan melengkapi resort dengan fasilitas dermaga serta
mengutamakan penyediaan fasilitas yang berhubungan dengan
aktivitas olahraga air dan kegiatan yang berhubungan dengan
air. Contoh resort ini adalah Mauritius Hotel yang dilengkapi
dengan failitas berenang dan berjemur di tepi perairan
menikmati sinar matahari yang berlimpah.

11
Gambar 2.2, Mauritius Hotel
Sumber: Panduan Perancangan Bangunan Komersial, Endy Marlina

c) Mountain Resort Hotel


Resort hotel ini terletak di daerah pegunungan.
Pemandangan daerah pegunungan yang indah merupakan
kekuatan lokasi yang dimanfaatkan sebagai ciri rancangan resort
ini. Fasilitas yang disediakan lebih ditekankan pada hal-hal yang
berkaitan dengan lingkungan alam dan rekreasi yang bersifat
kulturan dan natural seperti mendaki gunung, hiking, dan
aktivitas lainnya. Beberapa pegunungan kadang-kadang
memiliki kondisi khusus yang merupakan daya tarik wisata di
daerah tersebut, misalnya daerah pegunungan yang bersalju.
Resort yang dibangun di daerah-daerah semacam ini kadang-
kadang dioperasikan dengan waktu yang menyesuaikan waktu
wisata di lokasi yang bersangkutan. Misalnya, resort di lokasi
wisata ski hanya di buka pada saat musim dingin dan
menyediakan fasilitas olahraga musim dingin, yaitu ski.

12
Gambar 2.3, Pacung Mountain Resort
Sumber: Panduan Perancangan Bangunan komersial, Endy Marlina

Contoh resort pegungan lainnya adalah Pacung Mountain


Resort. Hotel ini dibangun di daerah pegunungan dan
memanfaatkan pemandangan dan iklim sejuk pegunungan
sebagai daya tariknya. Untuk menambah daya tarik pengunjung,
hotel ini dilengkapi dengan kolam renang di luar ruangan agar
pengunjung dapat sekaligus menikmati pemandangan alam yang
indah sambil berenang.

d) Health Resort and Spa’s


Resort hotel ini dibangun di daerah-daerah dengan potensi
alam yang dapat dimanfaatkan sebagai sarana penyehatan,
misalnya melalui aktivitas spa. Rancangan resort semacam ini
dilengkapi fasilitas untuk pemulihan kesegaran jasmani, rohani,
maupun mental serta kegiatan yang berhubungan dengan
kebugaran. Contoh resort jenis ini adalah Thermal Hotel di
Aquincum, Budhapest; The Cangkrinan Spa & Villas Hotel.
Hotel ini menarik pengunjung dengan menonjolkan fasilitas spa
alami sebagai sarana mencapai kesegaran jasmani dan relaksasi
rohani.

13
Gambar 2.4, The Cangkringan Spa & Villas Hotel
Sumber: Panduan Perancangan Bangunan Komersial, Endy Marlina

e) Rural Resort and Country Hotel’s


Pergeseran tren pariwisata dewasa ini yang mengarah
kepada aktivitas wisata yang dilakukan di daerah-daerah yang
masih alami dengan potensi alam yang menarik, membuka
peluang dibangunnya resort jenis ini. Rural Resort and Country
Hotel’s adalah resort hotel yang dibangun didaerah pedesaan,
jauh dari area bisnis dan keramaian. Daya tarik resort ini adalah
lokasinya yang masih alami, diperkuat dengan fasilitas olahraga
dan relaksasi yang jarang ada di kota seperti berburu, bermain
golf, tenis, berkuda, panjat tebing, memanah, atau aktivitas
khusus lainnya. Contoh resort ini adalah Village Equestre de
Pompadour, Correze, France.

f) Themed Resort
Resort hotel ini dirancang dengan tema tertentu,
menawarkan atraksi yang spesial sebagai daya tariknya. Contoh
resort ini adalah Grosvenor Resort In Walt Disney World Resort
Hotel-Lake Buena Vista Florida. Hotel ini memanfaatkan
atraksi Walt Disney sebagai daya tarik kunjungannya.

14
Gambar 2.5, Grosvenor Resort In Walt Disney World Resort Hotel
Sumber: Panduan Perancangan Bangunan Komersial, Endy Marlina

g) Condominium, Time Share, and Residential Development


Resort hotel ini mempunyai strategi pemasaran yang
menarik. Sebagian dari kamar resort ini di tawarkan untuk
disewa selama periode waktu yang telah ditentukan dalam
kontrak, biasanya dalam jangka panjang. Tentunyapenghitungan
biaya sewanya berbeda dengan biaya sewa harian dari kamar-
kamar tersebut. Sistem ini dapat dilakukan sebagai daya tarik
untuk memfasilitasi serangkaian kegiatan yang dapat dilakukan
pembedaan area dalam fasilitas public resort seperti entrance,
lobby, dan elevator, harus dipisahkan untuk penggunaan residen
dan tamu hotel yang biasa.

h) All-suite Hotel’s
Resort jenis ini tergolong resort mewah dimana semua
kamar yang disewakan didalam hotel tersebut tergolong ke
dalam kelas suite. Contoh resort ini adalah Conrad Hotel yang
terletak di pelabuhan New Chelsea, London. Hotel ini memiliki
160 kamar suite dengan beberapa desain, dimana tiap kamar
memiliki kamar tidur, kamar mandi, ruang tamu yang terpisah,
meja kerja eksekutif, TV dan VCR, 3 telepon dengan 2 jalur

15
untuk faksimili, computer pribadi, pengontrol AC pribadi, dank
unci pengaman alat-alat elektronik.
i) Sigh-seeing Resort Hotel
Resort hotel ini terletak didaerah yang mempunyai potensi
khusus atau tempat-tempat menarik seperti pusat perbelanjaan,
kawasan bersejarah, tempat hiburan, dan sebagainya. Contoh
resort jenis ini adalah Hotel Amanjiwo di Magelang yang
berada di dekat Candi Borobudur dan sekaligus memanfaatkan
keindahan alam pedesaan sebagai daya tariknya.

Gambar 2.6, Hotel Amanjiwo


Sumber: Panduan Perancangan Bangunan Komersial, Endy Marlina

2) Berdasarkan periode pelakunya, resort dapat dibagi menjadi:


a) Winter Resort Hotel, merupakan resort yang dibuka hanya pada
musim dingin, biasanya karena potensi wisatanya memang
hanya menonjol di musim dingin, misalnya resort hotel di
kawasan-kawasan wisata ski.
b) Summer Resort Hotel, merupakan resort yang dibuka hanya
pada musim panas saja. Biasanya karena potensi wisata di
daerah tersebut hanya menonjol di musim panas. Contoh resort
ini adalah Sharm El Shiekh Resort Hotel yang terletak di tepi
pantai. Hotel ini memanfaatkan iklim panas yang berlimpah
dengan fasilitas kolam renang luar ruangan dan area berjemur
sebagai daya tarik pengunjung.

16
c) Year Round Hotel, merupakan resort yang dibuka sepanjang
tahun

2.1.3. Prinsip Desain Resort


Penekanan perencanaan resort dengan tujuan pleasure dan rekreasi
adalah adanya kesatuan antara bangunan dengan lingkungan sekitarnya,
sehingga dapat diciptakan harmonisasi yang selaras.
Disamping itu perlu diperhatikan bahwa suatu tempat yang sifatnya
rekreatif akan banyak dikunjungi wisatawan pada waktu-waktu tertentu, yaitu
pada hari libur. Oleh karenanya untuk mempertahankan occupancy rate tetap
tinggi, maka sangat perlu disediakan pula fasilitas yang dapat dipergunakan
untuk fungsi non-rekreatif seperti, function room dan banquet.
Setiap lokasi yang akan dikembangkan sebagai suatu tempat wisata
memiliki karakter yang berbeda, yang memerlukan pemecahan yang khusus.
Dalam merencanakan sebuah resort perlu diperhatikan prinsip-prinsip desain
sebagai berikut:
a. Kebutuhan dan persyaratan individu dalam melakukan kegiatan wisata
b. Pengalaman unik bagi wisatawan
c. Menciptakan suatu citra wisata yang menarik

2.1.4. Persyaratan Resort


Motivasi utama wisatawan yang menginap di resort adalah berlibur dan
berekreasi. Berlibur dapat diartikan sebagai kegiatan beristirahat, menghindari
kegiatan rutin, serta mengembalikan kesegaran badan dan pikiran. Berekreasi
diartikan sebagai kegiatan rekreatif, terutama yang menimbulkan rasa senang,
kegembiraan dan kesegaran, untuk rileks dan santai. Adapun kecenderungan
yang dituntut resort adalah:
1) Kriteria Umum Resort
• Orientasi banguann dari koridor-koridor dekat pemandangan
(view) yang langsung terhadap suasana lingkungan seperti sungai,
pantai, danau gunung, atau bangunan-bangunan bersejarah,
tergantung jenis resort. Untuk itu diperlukan penataan tapak yang
17
baik dan control terhadap batas ketinggian bangunan, sehingga
dapat menonjolkan karakteristik resort.
• Penjagaan rona lingkungan yang spesifik meliputi rona-rona alam
yang menarik seperti pohon-pohon besar, tanaman khas kawasan,
atau formasi geologis (bukit-bukit dan kontur)
• Pengelompokan fasilitas-fasilitas dan kegiatan wisata.
Pengelompokan secara fungsional tipe akomodasi, fasilitas
rekreasi, dan fasilitas komersial. Dimaksudkan untuk
menciptakan kemudahan bagi pengunjung dan perencana
infrastruktur sekaligus untuk memperoleh penzoningan yang baik
karena adanya kekontrasan beberapa kegiatan (beebrapa kegiatan
bersifat tenang dan hening serta beberapa kegiatan lainnya yang
bersifat sibuk dan dinamis).
• Adanya hubungan yang erat antara akomodasi dan atraksi resort
yang utama . kriteria ini meliputi penataan tapak resort yang
menghasilkan akses yang sangat baik terhadap zona atraksi yang
utama, misalnya pantai atau kolam.
• Akses ke lingkungan resort membatasi jumlah kendaraan dan
mengurangi kemungkinan terjadinya masalah-masalah lalu lintas
kendaraan. Biasanya satu atau dua jalan masuk (aces point) sudah
cukup, ditambah satu jalan terpisah untuk kendaraan servis jika
diperlukan
• Lokasi resort mudah dicapai terutama kendaraan darat seperti
motor dan mobil. Kendaraan laut seperti perahu langsung ke area
resort. Resort harus terhindar dari pencemaran yang diakibatkan
gangguan luar yang berasal dari suasana bising, bau tidak enak,
debu, asap, serangga, dan binatang pengerat.
• Bangunan resort memenuhi persyaratan perizinan sesuai dengan
peraturan yang berlaku. Pengaturan ruang resort ditata sesuai
dengan fungsinya sehingga memudahkan arus tamu, arus
karyawan, arus barang/produksi resort. Untuk unsur-unsur

18
dekorasi lokal harus tercermin dalam ruang lobby, restoran,
kamar tidur atau function room.
• Untuk unit kamar tidur, jumlah kamar minimal 100 buah,
termasuk 4 kamar suite. Semua kamar dilengkapi dengan kamar
mandi di dalam kamar.
• Untk fasilitas olahraga dan rekreasi, resort menyediakan sarana
kolam renang untuk dewasa dan anak-anak yang terpisah atau
digabung dan dilengkapi pengaman, area bermain anak (children
playground), dan diskotik. Sedangkan jenis sarana olahraga dan
rekreasi lainnya merupakan pilihan dari: tennis, bowling, golf,
fitness centre, sauna, billiard, dan jogging.
• Terdapat zona pembatas resort. Penataan lansekap sepanjang
batas lingkungan resort dapat menciptakan pemisah dari
lingkungan yang berdekatan, terutama jika kegiatan-kegiatan
dalam resort dapat mengganggu lingkungan sekitarnya.

2) Kegiatan dan Fasilitas Resort


Resort harus dilengkapi dengan fasilitas yang mampu
mengantisipasi tujuan wisatawan yang datang menginap, berlibur, dan
berekreasi.
Untuk resort yang terletak di daerah pantai, fasilitas umum yang
dijumpai adalah:
• Fasilitas makan dan minum seperti restoran, bar, lobby bar, pool
bar, dan lain-lain
• Fasilitas penunjang seperti: shoping arcade, klinik kesehatan
resort, money changer, barber shop, taman baca, dan lain-lain
• Fasilitas rekreasi seperti: lapangan olahraga (tennis, voli, dan lain-
lain), fasilitas olahraga air (kolan renang, menyelam/diving,
surfing, ski air, perahu layar, dan lain-lain), dan fasilitas
kebugaran.

3) Dasar Penentu Fasilitas Resort


19
Sejalan dengan perkembangan bisnis resort, fasilitas yang
ditawarkan (baik utama maupun fasilitas khusus) terus berkembang ke
berbagai ragam jenis, yang mendorong munculnya jenis-jenis resort.
Hal ini disebabkan oleh faktor-faktor diantaranya:
a. Lokasi dan Karakteristiknya
Lokasi resort terletak di daerah peristirahatan seperti daerah
pegunungan, daerah pantai, daerah pemandian air panas, sesuai
dengan karakteristik resort. Luas site menentukan jumlah dan
besarannya.
b. Tuntutan dan kebutuhan pasar
Dengan menetapkan terlebih dahulu sasaran pasar yang
potensial, menetapkan fasilitas dan komponennya yang fleksibel
terhadap kemungkinan perubahan tuntutan pasar serta
menetapkan fasilitas khusus resort sebagai daya tarik tambahan
bagi para tamu. Jumlah juga disesuaikan prediksi kebutuhan
kamar beberapa tahun kedepan.
c. Rencana Operasional
Menetapkan sistem kerja atau penekanan pada fasilitas public
agar dapat memeberikan kepuasan para tamu dan menampilkan
image yang diinginkan
d. Jumlah staf
Jumlah staf disesuaikan dengan jumlah tamu yang
ditargetkan berkunjung ke resort
e. Dana dan lain-lain
Untuk pengadaan resort di Indonesia, dalam menentukan
fasilitas (facilities programming) mengacu pada “Himpunan
Peraturan Usaha Akomodasi Bidang Usaha Hotel” yang
dikeluarkan Dirjen Pariwisata.
Dasar penentuan fasilitas pada resort ini juga didasarkan
pada permintaan pihak owner yang mana telah disesuaikan lagi
dengan tuntutan spesifik dari tamu resort. Hendaknya seluruh
fasilitas yang dibangun mampu memberi kenyamanan bagi tamu

20
resort yang menghuni resort ini. Oleh karena pelaku resort ini
adalah para wisatawan yang melancong maupun yang berlibur.
Maka penentuan kebutuhan dan jenis fasilitas yang akan
dibangun berdasarkan kebutuhan dari semua pelaku didalam
resort ini. Pengelompokan fasilitas dibagi berdasarkan sifat
karakteristik dari fasilitas tersebut yaitu:
a. Public, fasilitas ini terbuka bagi semua orang yang
datang ke resort ini sehingga harus memiliki akses
langsung dari luar.
b. Semi public, fasilitas ini hanya dapat di pergunakan oleh
semua penghuni resort, dan tidak memperkenankan
orang luar mempergunakan dengan alasan menjaga
ketenangan penghuni.
c. Private, fasilitas ini bersifat sangat privat dan hanya
dapat dipergunakan oleh orang yang berkepentingan
langsung dengan fasilitas tersebut (seperti guest room).
d. Service, fasilitas ini merupakan fasilitas pendukung dari
seluruh fasilitas dan pelayanan di kawasan resot ini.

4) Pelaku Kegiatan
a. Tamu
Ditinjau dari maksud dan tujuannya, dibedakan menjadi 2
kelompok, yaitu:
• Tamu yang menginap
Pengunjung yang datang untuk menggunakan fasilitas
yang tersedia dengan harapan mendapatkan pelayanan
akomodasi yang memuaskan.
• Tamu yang tidak menginap
Pengunjung yang datang untuk sementara (tidak
menginap) dimana kunjungannya ada yang bersifat formal
(mengadakan diskusi, rapat kerja seminar, dan lain-lain)
dimana pelayanan tamu yang langsung berhubungan dengan
21
tamu misalnya dalam kegiatan-kegiatan di front office,
restoran bar, coffe shop, dan lain-lain.
b. Staf dan Karyawan

Gambar 2.7, struktur organisasi hotel dan resort pada umumnya.


Sumber: Triska, 2015
Staf dan karyawan tersebut di bagi dalam empat tingkatan
taitu tingkatan eksekutif, staff eksekutif, pembantu staff (level
supervisor), dan karyawan biasa. Berikut bagian-bagian dari staff
tersebut:
1) Tingkatan Eksekutif, terdiri dari:
a) General Manager (GM)
b) Resident Manager (RM)
c) Executive Asisstant Manager (EAM)
d) Room Division Manager (RDM)
e) Food & Beverage Manager (FBM)
f) Chief Accountant (CA)
g) Sales & Marketing (SM)
h) Chief Engineer (CE)
i) Personal Manager (PM)
2) Tingkatan Staff Eksekutif, terdiri dari:
22
a) Out Lead Head
b) Restaurant Manager/Head Waiter
c) Chief de Cuisien
d) Bar Manager
e) Asisstant Departmen Manager
3) Tingkatan Pembantu Staff (level supervisor), terdiri dari:
a) Supervisor Out Let
b) Food & Beverage Captain
c) Bell Captain
d) FO Group Leader (Chief de Reception)
e) Sales Executiva/Purel Officer
f) Guest Relation Officer (GRO)
g) Employee Relation Officer
4) Karyawan biasa (worker), terdiri dari:
a) Waiter / ess
b) Greeters
c) Clerker (reception, receiving, accounting)
d) Bel Boy / Doorman
e) Room Boy / Maid
f) Houseman / Maid / Guard
g) Attendant
h) Gardener / Yadman

5) Aktifitas Pengelola dan Tamu Resort


Jenis aktifitas pada resort dapat di bedakan antara pengelola dan
pelaku tamu:
a. Aktifitas Pengelola
1) Pengelola melakukan kewajibannya sesuai dengan
tugasnya masing-masing
2) Staf melakukan tugasnya masing-masing meliputi:

23
• Operasional akomodasi seperti mempersiapkan guest
room, mencuci, membersihkan dan merawat unit-unit
guest room
• Operasional administrasi, seperti mengatur
penjadwalan pengguna akomodasi, mengatur
pelaksanaan program pertukaran liburan, mengontrol
kegiatan dalam manajerial.
• Operasional rekreasi dan komersial, seperti pelayanan
makanan, pelayanan kesehatan, pertunjukan seni
budaya, rekerasi, olahraga dan lain-lain.
b. Aktifitas pelaku (tamu resort)
• Aktifitas social (berkumpul, berbincang-bincang antara
sesame tamu, makan, minum, membaca, bermain, dan lain-
lain.
• Berekreasi di alam terbuka dan beberapa lokasi wisata pada
kawasan tersebut.
• Mengikuti acara-acara pada waktu tertentu, baik yang
diadakan oleh pihak pengelola atau acara dari pengunjung itu
sendiri.

2.1.5. Jenis resort berdasarkan aspek bentuk bangunan


A. Hotel
1. Pengertian Hotel
Beberapa pengertian tentang hotel sebagai berikut:
a. Menurut buku “Hotel Marketing”
Kata hotel berasal dari Bahasa Yunani yaitu Hotells yang
berarti memberi tempat perlindungan kepada pengunjung
dengan imbalan upah atau hadiah bagi pemiliknya.
b. Menurut K. Kraft (1942)
Hotel adalah sebuah gedung yang menyediakan
penginapan makanan dan pelayanan bagi mereka yang
menginapdan mengadakan perjalanan.
24
c. Menurut Dirjen Pariwisata – DEPARPOSTEL No
12/U/II/88 tanggal 25 Februari 1988
Hotel adalah suatu jenis akomodasi yang
mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan untuk
menyediakan jasa penginapan, makan dan minum dan
jasa lainnya bagi umum yang dikelola secara komersil.
d. Menurut Webster Student Dictionary
Hotel adalah sebuah rumah yang menyediakan
penginapan dan biasanya makanan bagi umum, terutama
yang memberikan jasa kepada orang yang melakukan
perjalanan atas dasar imbalan. Dua jasa pelayanan utama
akomodasi serta makanan dan minuman.

2. Ruang-ruang pada hotel


Penjabaran aktivitas pengguna bangunan secara detail akan
membantu perancangan khususnya dalam menentukan
kebutuhan ruang. Semakin detail rincian aktivitas yang
dijabarkan, semakin spesifik rancangan ruang yang di buat.
Setelah seluruh kebutuhan ruang teridentifikasi, pada tahap
selanjutnya dapat dilakukan perencanaan organisasi ruang untuk
hotel baik secara keseluruhan maupun bagian-bagian tertentu
serta ukuran-ukuran standar ruan yang dapat memberikan
kenyamanan bagi tamu hotel. Berikut diagram organisasi ruang
pada hotel:

25
GUEST ROOMS ROOMS SERVICE

PENGUNJUNG LOBBY RESEPSIONIS

LAYANAN KITCHENS BAR SERVICE


LAYANAN UMUM
PARKIR
UMUM

FRONT OFFICE

PENGELOLA STAFF FACILITIES STORES

Gambar 2.8 Skema organisasi ruang pada hotel


Sumber:Panduan perancangan bangunan komersial yang diolah dari Rutes, W & Penner, R,
1992

Berdasarkan persyaratan fungsionalnya, banguann hotel


dapat dibagi menjadi beberapa zona dengan karakter dan
tuntutan structural yang berbeda sebagai berikut (Rutes, W. &
Penner, R, 1992):
1. Area public (misalnya ruang pertemuan, ruang
konferensi dan lain-lain) memiliki tuntutan sebagai
berikut:
a. Menggunakan struktur bentang lebar, ruang terbuka
dan langit-langit yang tinggi untuk memberikan
keleluasaan pengaturan layout dalam ruangan karena
area ini biasanya berkapasitas besar dan dituntut
untuk mempunyai fleksibilitas pengaturan layout
ruang yang tinggi.
b. Interior ruang yang bersifat fleksibel, dirancang
khusus sesuai image hotel yang ingin ditonjolkan.

26
c. Berada pada atau dekat level jalan untuk kemudahan
pncapaian, control dan penyelamatan. Area public
seringkali merupakan salah satu area dengan
intensitas kegiatan yang tinggi dan biasanya
mempunyai kapasitas besar. Pengguna area ini
bukan selalu tamu yang menginap di hotel tersebut,
sehingga akses dari luar bangunan perlu dirancang
untuk mendapatkan kemudahan, yaitu mudah di
kenali dan mudah di capai.

2. Ruang-ruang tamu
Selain area public yang dirancang untuk mewadahi event-
event insidentil, pada sebuah hotel juga perlu disediakan ruang
tamu yang dapat difungsikan untuk menemui pengunjung yang
ingin menemui tamu hotel. Karakter ruang ini adalah sebagai
berikut:
a. Ruang-ruang kecil dapat dirancangdengan
privatisasi tinggi maupun rendah dengan rancangan
modular (berulang)
b. Penempatan ruang-ruang dikelompokan disekitar
saluran-saluran layanan.
c. Pemanfaatan dinding luar maksimal untuk cahaya
alami dan view.

3. Area layanan
Area layanan adalah area yang diakses staf hotel yang
difungsikan untuk menyiapkan layanan bagi tamu hotel. Area ini
mempunyai karakter sebagai berikut:
a. Perletakannya dirancang untuk memudahkan
pencapaian secara efektif dan efisien

27
b. Jalur sirkulasi pada beberapa bagian perlu
disediakan khusus, dibedakan dengan jalur sirkulasi
tamu.
c. Lazimnya area ini ditempatkan pada level basement
atau atap agar tidak mengurangi area sewa terlalu
banyak

Menurut John Hancock Callender (1974), ruang-ruang dalam


hotel dibagi menjadi dua kelompok yaitu bagian depan (front of
the house) dan bagian belakang (back of the house) yang
pengaturan fungsinya adalah sebagai berikut:

1. Back of the house, biasanya diisi berbagai fasilitas


sebagai berikut:
a. Fasilitas laundry
Luasan laundry tergantung dari aktivitas yang ada
didalamnya. Untuk hotel berbintang, laundry
berukuran cukup luas dan berfungsi sebagai tempat
mencuci, mengeringkan setrika dan mesin press
yang di gunakan untuk melayani tamu dan juga
karyawan (Rutes, W. & Penner, 1992).

b. Housekeeping Department
Ruang ini mempunyai berbagai fungsi yang meliputi
ruang kepala department dan ruang asistensi. Selain
itu, juga dibuat gudang untuk menyimpan peralatan
yang di gunakan oleh housekeeper dan tempat
khusus untuk menjahit kain sprei, sarung bantal dan
gorden yang dipersiapkan untuk pelayanan kamar
tamu hotel.

c. Servis makanan dan sayuran

28
Aktivitas ini tidak teralu membutuhkan ruang yang
luas karena makanan dan sayuran tersebut selalu
berjalan dan tidak bertahan lama di tempat tersebut.
Setelah selesai di periksa, ditimbang dan disahkan.
Bahan pangan akan dikirim ke gudang yang kering
atau basah sesuai kebutuhan atau di masukkan ke
dalam pendingin untuk di awetkan. Khusus makanan
kaleng, botol atau makanan instan lainnya yang
tidak membutuhkan lemari pendingin akan
dipindahkan ke gudang yang kering. Sayuran akan
langsung dibawa ke tempat memasak. Pada bagian
ini lemari es sangat di perlukan. Board untuk
memotong sayuran juga harus sesuai dengan
ketinggian manusia sehingga memdahkan pekerjaan
memasak. Untuk minuman seperti susu,
penyimpanan dilakukan didalam lemari es khusus
yang terpisah dari sayuran, ikan dan daging. Apabila
terdapat perbedaan ketinggian lantai pada bagian ini,
diperlukan ramp yang akan memudahkan
pembersihan dengan air dan memudahkan
pergerakan bahan makanan dengan kereta dorong
atau meja dorong.

d. Ruang mekanikal
Ruang ini berisi peralatan untuk heating dan cooling
yang berupa tangka dan pompa untuk menjaga
sistem operasi mekanikan secara keseluruhan.

2. Front of the house, berisi ruang-ruang sebagai berikut:


a. Ruang registrasi tamu
Penempatan ruang registrasi harus terlihat dan
berada di area lobby. Tidak ada aturan yang pasti

29
tentang panjang meja registrasi ini tetapi hotel
berbintang yang mempunyai kamar berjumlah 100
sampai 200 kamar akan memerlukan dua mejaagar
dapat melayani semua pengunjung dengan cepat.
Dalam area tersebut juga dipasang alat pengontrol
yang bekerja secara alektrik untuk membantu tamu
yang akan check in dan check out

b. Servis penyimpanan kunci


Pada hotel berbintang, area penyimpanan kunci
kamar dan area penerima ditempatkan terpisah.

c. Kasir
Penempatan kasir berhadapan dengan registration
desk atau meja registrasi tamu. Untuk hotel
berbintang yang memiliki beberapa restoran dan
fasilitas komersial yang lain, perlu dilakukan
pengaturan khusus untuk keuangan yaitu melalui
deposit box yang aman. Jika cara ini digunakan,
pihak hotel harus bekerja sama dengan pihak bank.

d. Ruang administrasi
Peletakan ruang administrasi harus berhubungan
langsung dengan lobby. Untuk hotel berbintang,
terdapat ruang manager administrasi beserta ruang
asistennya dan juga terdapat ruang resepsionis yang
berada diantara lobby dan ruang manajer.
Untuk hotel yang lebih modern, terdapat ruang
untuk menyediakan makanan bagi manajer dan
asistennya.

e. Lobby

30
Lobby adalah ruangan yang cukup luas yang terletak
dekat penerima tamu di front office. Ruangan tempat
duduk-duduk biasanya berada di lobby, yang
merupakan semacam ruang tunggu. Selain itu,
ruangan ini juga dilengkapi tempat duduk yang
terpisah dan disediakan bagi tamu untuk beristirahat
dan bersantai sambil membaca atau menonton
televisi dan lain-lain. Kebutuhan ruang lobby
berbeda-beda pada setiap hotel, tergantung jenis
hotel tersebut. Misalnya lobby pada city hotel tidak
membutuhkan ruan yang luas. Sedangkan lobby
pada resort hotel biasanya justru membutuhkan
ruang yang luas. Penataan lobby sebaknya lebih
menonjol daripada yang ruang lain yang dapat
dilihat dari finishing, warna, material, pencahayaan
dan dekorasinya.

f. Fasilitas restoran
Restoran harus memperhatikan kenyamanan
termasuk coffe shop, yang dapat dipenuhi dengan
pelayanan yang cepat dan variasi menu. Tamu-tamu
yang ingin makan di restoran atau bar dapat
memesan di tempat yang disediakan oleh pengelola.
Ada beberapa hotel yang menyeiakan klub-klub
malam dimana para tamu dapat menikmati hidangan
makanan dan minuman yang dipsesan.

g. Koridor
Berdasarkan pertimbangan kenyamanan sirkulasi,
panjang koridor pada hotel maksimal adalah 30m
dengan ketinggian sekitar 1,8m. perlu di perhatikan
pula penyelesaian pada lantai koridor dengan

31
menggunakan karpet (untuk meredam bunyi dan
menambah kesan elegan) dan pencahayaan yang
terus-menerus dengan pencahayaan buatan. Selain
bagian kamar, kenyamanan sebuah hotel juga
ditentukan oleh pengaturan sirkulasinya, yang secara
umum dapat dibedakan menjadi 2 yaitu:
1) Public circulation (sirkulasi public).
Terbagi lagi menjadi dua yaitu resident guest
dan non-resident guest. Kedua jalur sirkulasi
ini harus cukup terpisah dan simple. Dimulai
dari entrance foyer (lobby). Jika terdapat
ballroom suite maka peletakannya harus
terpisah dari ruang tidur dan juga dari public
room lainnya di hotel. Akses langsung dari
reception area ke blok ruang tidur harus
dihindari dan jalur sirkulasi untuk nin-
resident guest tidak boeh melalui blok ruang
tidur. Harus ada akses dari ruang tidur ke
public rooms dan entrance serta diusahakan
ada akses resident only dari ruang tidur ke
dining room.
2) Service circulation (sirkulasi staf dan servis)
Harus terpisah dari sirkulasi public. Tidak
boleh terjadi silang di antara keduanya.

h. Guest room
Dalam menentukan rancangan guest room,
pertimbangan pertama terletak pada ukuran ruang.
Panjang dan lebar ruangan ditentukan oleh jumlah
furniture yang mengisi ruangan dan tingkat
kemewahan suatu hotel adalah twin bed room, single
bed room dan suites room.

32
Unit terkecil memiliki sepasang tempat tidur
kembar, baik yang diletakkan secara terpisah dengan
adanya meja lampu diantaranya maupun yang
diletakkan secara berdempet. Pertimbangan kedua
adalah ukuran dan tipe tempat tidur yang digunakan
yaitu tipe king atau standart twin. Selain itu juga
perlu dipertimbangkan fasilitas tempat duduk.
Pencahayaan dalam ruangan pada guest room harus
di pertimbangkan secara hati-hati. Sebagai sebuah
fasilitas komersial, kenyamanan merupakan aspek
penting dalam perancangan. Salah satu realisasi
kenyamanan pada bangunan hotel dapat
diklasifikasikan berdasarkan fasilitas yang
disediakan pada setiap kamarnya. Makin mewah
kelengkapan fasilitas yang tersedia, makin tinggi
pula kelas kamar tersebut.
Contoh klasifikasi kelas kamar pada sebuah hotel
sebagai berikut:
1) Standart room
Adalah jenis kamar yang harganya paling
murah di suatu hotel karena fasilitas yang
tersedia didalam kamar tersebut berlaku
umum di semua hotel.
2) Deluxe room
Adalah jenis kamar dengan fasilitas yang
lebih baik dari kamar standar misalnya
dengan ukuran kamar yang lebih besar dan
tambahan fasilitas lain seperti televisi, lemari
es, dan lain-lain.
3) President deluxe suite room
Jenis kamar yang paling mahal dalam suatu
hotel. Kamar ini merupakan kebanggaan dari

33
suatu hotel yang dapat memeberikan ciri
khas dan biasanya digunakan sebagai alat
promosi ruangan ini hanya ada satu pada
suatu hotel. Fasilitas pada kamar ini lebih
lengkap dibandingkan dengan deluxe room
misalnya meja kursi baca, sofa untuk
bersantai, meja kursi tamu, kamar mandi
yang lebih besar dan lebih mewah, serta
ukuran kamar yang lebih luas.

i. Kamar mandi guest room


Guest room perlu dilengkapi dengan kamar mandi
yang kelengkapannya berbeda-beda sesuai dengan
tingkat kemewahan guest room tersebut. Kamar
mandi yang di gunakan diantaranya adalah:
1) Kamar mandi tamu yang memiliki tab-
shower, water closet dan washtafel sehingga
luasan minimal adalah 1,45m x 2,50m
2) Kamar mandi yang memiliki washtafel,
bathub dan closet sehingga luasan minimal
adalah 1,55m x 2,50m.
3) Kamar mandi yang memiliki bathub,
wahtafel closet dan tab-shower sehingga
minimal adalah 2,76m x 2,15m

Kamar mandi juga perlu dilengkapi dengan kotak


obat di luar kamar mandi, peletakan habduk yang
strategis dan mudah dicapai serta dirancang dengan
material dinding dan lantai anti licin.

34
B. Cottage
1. Pengertian Cottage
Cottage adalah sejenis akomodasi yang berlokasi disekitar
pantai atau danau dengan bentuk bangunan-bangunan terpisah,
disewakan untuk keluarga atau perorangan yang dilengkapi
dengan fasilitas rekreasi (Dennis L. Foster, 1997)
Menurut Downing A Jockson dalam bukunya The
Architecture of Country menyatakan pondok wisata adalah
tempat tinggal dalam ukuran kecil untuk ditempati oleh keluarga
dan sebagian besar pondok wisata tidak ditempati oleh
masyarakat bawah tetapi oleh orang pekerja, orang yang
berwisata yang ingin merubah citra dalam industri pariwisata.
Dari pengertian di atas maka dapat disimpulkan cottage
adalah suatu fasilitas akomodasi yang bergerak dibidang
komersil, yang menjual atau menyewakan kamar-kamar lengkap
dengan fasilitasnya untuk keluarga atau perorangan baik yang
berpergian jauh maupun yang melakukan rekreasi atau berlibur.

2. Dasar-Dasar Perencanaan Cottage


a) Persyaratan Cottage
Secara teknis bangunan cottage memiliki
persyaratan-persyaratan dalam perencanaan kebutuhan
ruang, yaitu terbagi dalam 4 bagian :
1. Area pribadi: 72% (meliputi ruang tidur, ruang
istirahat, teras, ruang duduk, kamar madi/wc)
2. Area public: 12% (meliputi lapangan olahraga,
taman, gardu pandang)
3. Administrasi: 2.3% (meliputi ruang pimpinan,
ruang administrasi, ruang pengawasan, restoran,
tempat pemeliharaan, ruang informasi, gardu
jaga)

35
4. Service: 13% (meliputi area parkir, dan fasilitas-
fasilitas penunjang seperti musholla, restoran,
tempat hiburan, ruang MEP (Mekanikal
Elektrikal Plumbing), ruang penjualan, ruang
souvenir)

Standart besaran ruang untuk guest room


berdasarkan keputusan Dirjen Pariwisata No.
14/11/1988, yaitu:
1. Standard room: 24 m2 – 28 m2 (single bed dan
double bed)
2. Deluxe room: 24 m2 – 28 m2 (single bed dan
double bed)
3. Suite room: 48 m2
Untuk area kamar hotel semuanya 62% dari jumlah
kamar untuk penginapan. Adapun pembagian area
penginapannya adalah sebagai berikut:
1. Deluxe
Luasan :40%
Fasilitas :1 king atau 2 twin beds,
kamar mandi dan balkon
2. Superior
Tipe :Cottage, satu lantai
Luasan :60 m2
Jumlah kamar : 1 buah
Fasilitas : 1 king bed. 1 kamar mandi,
ruang keluarga, teras.
3. Junior Suite
Tipe : cottage, dua lantai
Luasan : 80 m2
Jumlah kamar : 2 buah

36
Fasilitas : 1 king dan 2 twin beds, 2
kamar mandi, pantry, teras dan ruang tamu.
4. Executive Suite
Tipe : Cottage, tiga lantai
berbentuk split level
Luasan : 120 m2
Jumlah kamar : 2 buah
Fasilitas : 1 king dan 2 twin beds, 2
kamar mandi, pantry, teras, ruang tamu, private
garden
5. President Suite
Tipe : cottage, dua lantai
Jumlah kamar : 3 buah
Fasilitas : 1 king dan 2 twin beds, 2
kamar mandi, pantry, teras, ruang tamu, private
garden dan Jacuzzi

b) Faktor-faktor Pertimbangan Perencanaan Cottage


Dalam perencanaan cottage sebagai fasilitas
komersial memiliki beberapa pertimbangan,
diantaranya:
1. Lokasi
Lokasi cottage di hubungkan dengan jarak
pencapaian, sarana transportasi, dan lingkungan
sekitar lokasi.
2. Fasilitas
Merupakan segala sesuatu yang dimanfaatkan
pengunjung, berupa fasilitas pokok, ruang tidur,
rekreasi berupa fasilitas indoor seperti restoran,
lounge, ballroom, serta fasilitas outdoor seperti
kolam renang, lapangan tennis, arung jeram, dan
lain-lain.

37
3. Pelayanan
Sistem pelayanan menyangkut kecepatan,
keramahan, dan kelengkapan pelayanan.
4. Kesan
Kesan cottage dapat di tampilkan melalui
penampilan bangunan, suasana ruang, dan
bentuk bangunan, sehingga masyarakat dapat
menangkap gambaran tentang cottage
5. Tarif
Tarif yang dibayarkan pengunjung sesuai
dengan kepuasan yang didapat terhadap fasilitas
yang diberikan, dimana pihak pengelola
mendapat keuntungan.

2.2. Tinjauan Green Architecture


2.2.1. Pengertian
Arsitektur hijau atau yang dikenal secara global dengan sebutan green
architecture merupakan salah satu aliran arsitektur yang berfokus pada
arsitektur yang ramah lingkungan. Beberapa poin pentingnya seperti
meminimalisasi konsumsi sumber daya alam, efisiensi energi, penggunaan air
yang bijak dan berkelanjutan, dan material non polusi serta daur ulang.
Berikut beberapa pengertian tentang Green Architecture:
1. Arsitektur hijau merupakan sebuah proses perancangan dengan
mengurangi dampak lingkungan yang kurang baik, meningkatkan
kenyamanan manusia dengan efisiensi dan pengurangan
penggunaan sumber daya energi, pemakaian lahan dan pengelolaan
sampah efektif dalam tatanan arsitektur (Futurarch, 2008).
2. Arsitektur hijau merupakan arsitektur yang berwawasan lingkungan
dan berlandaskan kepedulian tentang konservasi lingkungan global
alami dengan penekanan pada efisiensi energi, pola berkelanjutan
dan pendekatan holistic (Priatman).

38
3. Arsitektur hijau merupakan arsitektur yang minim mengonsumsi
sumber daya alam, termasuk energi, air, dan material, serta minim
menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan (Karyono, 2010).

2.2.2. Prinsip Arsitektur Hijau


Ada 6 prinsip dasar dalam perencanaan green architecture (Brenda and
Robert, 1991) yaitu :
1. Conserving Energy (Hemat Energi)
Mendesain bangunan dimana di dalam pengoperasiannya harus
meminimalkan penggunaan bahan bakar dan energi listrik dengan
memaksimalkan energi alam sekitar lokasi bangunan.

2. Working with climate (Memperhatikan kondisi iklim)


Mendesai bangunan harus berdasarkan iklim yang berlaku di lokasi
tapak bangunan itu berada

3. Minimizing new resource (Meminimalkan sumber daya baru)


Mendesain bangunan dengan meminimalisir kebutuhan sumber
daya alam gar sumerdaya tersebut tidak habis dan dapat digunakan
untuk masa yang akan datang

4. Respect for users (Memperhatikan pengguna bangunan)


Mendesain bangunan dengan memperhatikan semua pengguna
bangunan dan memenuhi semua kebutuhannya.

5. Respect for site (Merespon keadaan tapak dari bangunan)


Mendesain bangunan harus berinteraksi dengan tapaknya baik dari
segi bentuk, konstruksi dan pengoperasiannya tidak merusak
lingkungan.

6. Holistic

39
Menetapkan seluruh prinsip arsitektur hijau di atas menjadi satu
dalam proses perancangan. Prinsip-prinsip arsitektur hijau pada
dasarnya tidak dapat dipisahkan, karena saling berhubungan satu
sama lainnya.

2.2.3. Kriteria Bangunan Hijau


Menurut Green Building Council Indonesia (GBCI) ada beberapa
kriteria bangunan hijau, diantaranya adalah :
1. Tepat Guna Lahan (Appropriate Site Development-ASD)
Tabel 2.1 Tujuan dan tolak ukur Tepat Guna Lahan
Area Dasar Hijau (Basic Green Area)
Tujuan Tolak Ukur
Memelihara atau memperluas • Adanya area lanseap berupa vegetasi (softscape)
kehijauan kota untuk yang bebas dari struktur bangunan dan struktur
meningkatkan kualitas iklim sederhana bangunan taman (hardscape) di atas
mikro, mengurangi CO2 dan zat permukaan tanah atau di bawah tanah.
polutan, mencegah erosi tanah, a) Untuk konstruksi baru, luas areanya adalah
mengurangi beban sistem minimal 10% dari luas total lahan
drainase, menjaga b) Untuk renovasi utama (major renovation),
keseimbangan neraca air bersih luas areanya adalah minimal 50% dari ruang
dan sistem air tanah. terbuka yang bebas basement dalam tapak.

• Area ini memiliki vegetasi mengikuti


Permendagri No. 1 tahun 2007 Pasal 13 (2a)
dengan komposisi 50% lahan tertutupi luasan
pohon ukuran kecil, ukuran sedang, ukuran besar,
perdu setengah pohon, perdu, semak dalam
ukuran dewasa, dengan jenis tanaman
mempertimbangkan Peraturan Menteri PU No.
5/PRT/M/2008 mengenai Ruang Terbuka Hijau
(RTH) Pasal 2.3.1 tentang Kriteria Vegetasi
untuk Pekarangan.
Failitas Pengguna Sepeda (Bicycle Facility)
Mendorong penggunaan sepeda • Adanya tempat parkir sepeda yang aman
bagi pengguna gedung dengan sebanyak satu unit parkir per 20 pengguna
memberikan fasilitas yang gedung hingga maksimal 100 unti parkir sepeda
memadai sehingga dapat
mengurangi penggunaan • Apabila tolak ukur 1 diatas terpeuhi, perlu
kendaraan bermotor. tersedianya shower sebanyak 1 unit untuk setiap
10 parkir sepeda
Iklim Mikro (Micro Climate)
Tujuan Tolak Ukur
Meningkatkan kualitas iklim • Menggunakan berbagai material untuk
mikro disekitar gedung yang menghindari efek heat island pada area atap
mencakup kenyamanan manusia gedung sehingga nilai albedo (daya refleksi panas
40
dan habitat sekitar gedung matahari) minimum 0,3 sesuai dengan
perhitungan.
Atau
Menggunakan green roof sebesar 50% dari luas
atap yang tidak digunakan untuk mechanical
electrical (ME), dihitung dari luas tajuk.

• Menggunakan berbagai material untuk


menghindari efek heat island pada area
perkerasan non-atap sehingga nilai albedo (daya
refleksi matahari) minimum 0,3 sesuai dengan
perhitungan.

• Desain lansekap berupa vegetasi (softscape) pada


sirkulasi utama pejalan kaki menunjukan adanya
pelindung dari panas akibat radiasi matahari
Atau
Desain lansekap berupa vegetasi (softscape) pada
sirkulasi utama pejalan kaki menunjukan adanya
pelindung dari terpaan angin kencang.
Manajemen Air Limpasan Hujan (Stormwater Management)
Tujuan Tolak Ukur
Mengurangi beban sistem • Pengurangan beban volume limpasan air hujan ke
drainase lingkungan dari jaringan drainase kota dari lokasi bangunan
kuantitas limpasan air hujan hingga 50%, yang di hitung menggunakan nilai
dengan sistem manajemen air intensitas curah hujan sebesar 50mm/hari
hujan secara terpadu Atau
Pengurangan beban volume limpasan air hujan ke
jaringan drainase kotadari lokasi bangunan
hingga 85%, yang dihitung menggunakan nilai
intensitas curah hujan sebesar 50mm/hari

• Menunjukan adanya upaya penanganan


pengurangan beban banjir lingkungan dari luar
lokasi bangunan.

• Menggunakan teknologi-teknologi yang dapat


mengurangi debit limpasan air hujan
Sumber: Green Building Council Indonesia, 2013

2. Efisiensi dan Konservasi Energi (Energy Efficiency and Conservation-


EEC)
Tabel 2.2 Tujuan dan Tolak Ukur Efisiensi dan Konservasi Energi
Pencahayaan Alami (Natural Lighting)
Tujuan Tolak Ukur

41
Mendorong penggunaan • Pengunaan cahaya alami secara optional
pencahayaan alami yang sehingga minimal 30% luas lantai yang di
optional untuk mengurangi gunakan untuk bekerja mendapatkan intensitas
konsumsi energi dan cahaya alami minimal sebesar 300 lux.
mendukung desai bangunan Perhitungan dapat dilakukan dengan cara manual
yang memungkinkan atau dengan software.
pencahayaan alami semaksimal Khusus untuk pusat perbelanjaan minimal 20%
mungkin. luas lantai nonservice mendapatkan intensitas
cahaya alami minimal sebesar 300 lux

• Jika butir satu dipenuhi lalu ditambah dengan


adanya lux sensor untuk otomatis pencahayaan
buatan apabila intensitas cahaya alami kurang
dari 300 lux, didapatkan 2 nilai.
Ventilasi (Velntilation)
Tujuan Tolak Ukur
Mendorong penggunaan • Tidak mengkondisikan (tidak memberi AC)
ventilasi yang efisien di area ruang WC, tangga, koridor, dan lobi lift, serta
public (non net lettable area) melengkapi ruangan tersebut dengan ventilasi
untuk mengurangi konsumsi alami ataupun mekanik.
energi.
Sumber: Green Building Council Indonesia, 2013

3. Konservasi Air (Water Conservation – WAC)


Tabel 2.3 Tujuan dan Tolak Ukur Konservasi Air
Daur Ulang Air (Water Recycling)
Tujuan Tolak Ukur
Menyediakan air dari sumber • Penggunaan seluruh air bekas pakai (grey water)
daur ulang yang bersumber dari yang telah di daur ulang untuk kebutuhan sistem
air limbah gedung untuk flushing atau cooling tower
mengurangi kebutuhan air dari Atau
sumber utama. Penggunaan seluruh air bekas pakai (grey water)
yang telah di daur ulang untuk kebutuhan sistem
flushing atau cooling tower -3 nilai
Apabila menggunakan sistem pendingin non
water cooled, mka kriteria ini menjadi tidak
berlaku sehingga total nilai menjadi 100
Sumber Air Alternatif (Alternative Water Resources)
Tujuan Tolak Ukur
Menggunakan sumber air • Menggunakan salah satu dari tiga alternatif
alternatif yang diproses sebagai berikut : air kondensasi AC, air bekas
sehingga menghasilkan air wudhu, atau air hujan.
bersih untuk kebutuhan Atau
mengurangi kebutuhan air dari Menggunakan lebih dari satu sumber air dari
sumber utama. ketiga alternatif di atas
Atau
Menggunakan teknologi yang memanfaatkan air
laut atau air danau atau air sungai untuk
keperluan air bersih sebagai sanitasi, irigasi dan
42
kebutuhan lainnya.
Penampungan Air Hujan (Rainwater Harvesting)
Tujuan Tolak Ukur
Medorong penggunaan air • Menyediakan instalasi tangka penampungan air
hujan atau limpasan air hujan hujan kapasitas 20% dari jumlah air uhjan yang
sebagai salah satu sumber air jatuh di atas atap bangunan yang dihitung
untuk mengurangi kebutuhan air menggunakan nilai intensitas curah hujan sebesar
dari sumber utama. 50 mm/hari
Atau
Menyediakan instalasi tangki penampungan air
hujan berkapasitas 35% dari perhitungan di atas
Atau
Menyediakan instalasi tangka penampungan air
hujan berkapasitas 50% dari perhitungan di atas.
Sumber: Green Building Council Indonesia, 2013

4. Sumber dan Siklus Material (Material Resources and Cycle-MRC)


Tabel 2.4 Tujuan dan Tolak Ukur Sumber dan Siklus Material
Refrigerant Fundamental (Fundamental Refrigerant)
Tujuan Tolak Ukur
Mencegah pemakaian bahan • Tidak menggunakan Chloro Fluoro-carbon
dengan potensi merusak ozon (CFC) sebagai refreigeran dan Halon sebagai
yang tinggi bahan pemadam kebakaran.
Material Ramah Lingkungan (Environmentally Friendly Material)
Tujuan Tolak Ukur
Mengurangi jejak ekologi dari • Menggunakan material yang memiliki sertifikat
proses ekstraksi bahan mentah sistem manajemen lingkungan pada proses
dan proses produksi material produksinya minimal bernilai 30% dari total
biaya material. Sertifikat dinilai sah bila masih
berlaku dalam rentang waktu proses pembelian
dalam konstruksi berjalan.
• Menggunakan material yang merupakan hasil
proses daur ulang minimal bernilai 5% dari total
biaya material
• Menggunakan material yang bahan baku
utamanya berasal dari sumber daya (SD)
terbarukan dengan masa panen jangka pendek
(<10 tahun) minimal bernilai 2% dari total biaya
material.
Sumber: Green Building Council Indonesia, 2013

43
5. Kesehatan dan Kenyamanan Dalam Ruang (Indoor Health and Comfort
– IHC)
Tabel 2.5 Tujuan dan Tolak Ukur Kesehatan dan Kenyamanan Dalam
Ruang
Kendali Asap Rokok di Lingkungan (Environtmental Tobacco Smoke-Control)
Tujuan Tolak Ukur
Mengurangi tereksposnya para • Memasang tanda “Dilarang Merokok di Seluruh
pengguna gedung dan Area Gedung” dan tidak menyediakan bangunan
permukaan material interior dari / area khusus untuk merokok di dalam gedung.
lingkungan yang tercemar asap Apabila tersedia, bangunan / area merokok di
rokok sehingga kesehatan luar gedung, minimal berada pada jarak 5m dari
pengguna gedung dapat pintu masuk, outdoor air intake, dan bukaan
terpelihara. jendela.
Kenyamanan Visual (Visual Comfort)
Tujuan Tolak Ukur
Mencegah tejadinya ganggguan • Menggunakan lampu dengan iluminasi (tingkat
visual akibat tingkat pencahayaan) ruangan sesuai dengan SNI 03-
pencahayaan yang tidak sesuai 6197-2011 tentang Konservasi Energi pada
dengan daya akomodasi mata. Sistem Pencahayaan
Kenyamanan Termal (Thermal Comfort)
Tujuan Tolak Ukur
Menjaga kenyamanan suhu dan • Menetapkan perencanaan kondisi termal ruangan
kelembaban udara ruangan yang secara umum pada suhu 25𝐶 𝑜 dan kelembaban
dikondisikan stabil untuk relative 60%
meningkatkan produktivitas
pengguna gedung
Sumber: Green Building Council Indonesia, 2013

6. Manajemen Lingkungan Bangunan (Building Environment


Management – BEM)
Tabel 2.6 Tujuan dan Tolak Ukur Manajemen Lingkungan Bangunan
Dasar pengelolaan Sampah (Basic Waste Management)
Tujuan Tolak Ukur
Mendorong gerakan pemilahan • Adanya instalasi atau fasilitas untuk memilah dan
sampah secara sederhana yang mengumpulkan sampah sejenis sampah rumah
mempermudah proses daur tangga (UU No.18 Tahun 2008) berdasarkan
ulang jenis organic, anorganik, dan B3
Sumber: Green Building Council Indonesia, 2013

44
2.3. Studi Kasus Resort
2.3.1. El Gouna Beach Resort, Egypt

Gambar 2.9 Master Plan Resort El Gouna

45
Tabel 2.7 Identifikasi Resort El Gouna, Egypt
POLA ELEMEN-ELEMEN DASAR BANGUNAN
FASILITAS TATANAN
FUNGSI BENTUK ORIENTASI MATERIAL
MASSA
VILLA

Bangunan-bangunan ini memiliki atap Material yang di gunakan


= Penempatan Villa datar, di karenakan iklim sekitar adalah batuan alam dan kayu,
memiliki curah hujan yang rendah material tersebut di gunakan
sehingga, kemungkinan akan atap guna menetralisir panas dari
Sebagai tempat menginap bangunan bocor saat hujan minim. Bangunan di orientasikan lingkungan sekitar. Sebab,
wisatawan yang ingin Terlebih, atap datar juga dapat ke arah laut dengan view batuan dan kayu membereikan
PRIMER Linear mendapatkan ruang privasi memberikan sebuah ruang baru untuk dengan view yang bagus. hawa sejuk pada saat panas
bersama keluarga besar maupun wisatawan bercengkrama dengan Sehingga wisatawan dapat ketimbang dengan besi.
keluarga kecil keluarga di atas. menikmati alam sekitar. Dan warna cat dari bangunan
Bentuk linear dari penyusunan villa juga di buat terang guna
juga di lakukan agar bangunan lain menetralisir panas dari cahaya
tidak menutupi view dari banguan matahari.
Salah satu bagian villa yang disusun linear yang lainnya jika di atur secara grid.

Tampak belakang villa

Menyebar Sebagai tempat menginap Pola menyebar di gunakan agar setiap Hotel-hotel tersebut -
PRIMER PERHOTELAN
dan linear di wisatawan yang ingin mendapat hotel memiliki privasinya masing- berorientasi kearah laut

46
POLA ELEMEN-ELEMEN DASAR BANGUNAN
FASILITAS TATANAN
FUNGSI BENTUK ORIENTASI MATERIAL
MASSA
pesisir pantai kan fasilitas-fasilitas lain masing dalam beraktifitas. atau pantai. Dimana selain
Linear di pesisir pantai juga di berikan laut tersebut memberikan
karena view laut merupakan view yang view yang menarik,
terbaik yang bisa di berikan kepada olahraga air juga
wisatawan. memberikan daya tarik
tersendiri bagi wisatawan.
Sehingga menimbulkan
keinginan bagi wisatawan
untuk mau mencobanya.

= Penempatan Hotel
CAPTAINS INN (3 stars)

Bangunan Captains Inn


memiliki orientasi ke arah Captains Inn menggunakan
marina di depannya. warna cerah untuk mengurangi
Bangunan ini berbentuk kotak karena Sehingga wisatawan dapat panas dari matahari, di
Captains inn memiliki 50
kotak memiliki struktur rigid yang bersantai sambil melihat karenakan iklim dari
termasuk 2 ruangan suite. Saat
Terpusat ke kokoh. Terlebih bentuk ini di pilih agar boat yang beraktifitas serta lingkungan setempat yang
= Captains Inn breakfast dilakukan di teras depan
arah marina bisa menyatu dengan lingkungan aktifitas-aktifitas di sekitar panas. Dan warna cream tidka
dengan orientasi bangunan
sehingga Captains Inn ini tidak marina dan menimbulkan hanya mengurangi panas
menghadap marina.
mendominasi sendiri. keinginan bagi wisatawan namun juga memberikan kesan
untuk mau mencoba boat mesir pada bangunan tersebut.
atau aktifitas-aktifitas di
sekitar marina.

47
POLA ELEMEN-ELEMEN DASAR BANGUNAN
FASILITAS TATANAN
FUNGSI BENTUK ORIENTASI MATERIAL
MASSA
SULTAN BEY HOTEL (4 stars)

Bangunan-bangunan ini
berorientasi ke arah laut di
belakang bangunan dengan
kolam renang sebagai
tambahannya.
Bangunan ini memiliki bentuk kotak View ini di pilih karena
yang rigid sehingga bangunan nya panorama laut yang
= Sultan Bey Hotel terlihat kokoh, namun kaku. menenangkan dan menjadi
Sebagai tempat menginap Atap datar yang dimiliki bangunan ini daya tari pada site tersebut. Warna pada bangunan ini di
wisatawan. Hotel ini memiliki juga dapat menjadi tambahan ruang Terlebih, olah raga-olah buat cerah dengan berwarna
115 ruangan dengan balkoni atau bagi wisatawan yang ingin bersantai raga air yang dapat di cream. Guna dari warna ini
teras. 95 kamar diantaranya bersama kerabat atau hanya sekedar sediakan untuk wisatawan. adalah sebagai penghantar
dengan double single bed dan 20 mencari spot untuk berfoto. Permukaan bangunan- panas dari terik matahari.
PRIMER Terpusat Sebab, warna-warna terang
kamar berfitur double Namun, bentuk atap datar yang bangunan yang terluas tidak
bed.Fasilitas yang disediakan dimiliki memiliki kekurangan. berhadapan langsung dari tidak menyerap panas berlebih.
selain itu antara lain, kolam Memang, curah hujan pada site arah matahari yang datang Selain itu warna cream pada
renang, pizza bar dan olah raga air termasuk rendah sehingga minim dari belakang site. bangunan juga memberikan
standup paddle. kemungkinan akan bocor terjadi. Sehingga, pada bagian kesan mesir pada fasad nya.
Hanya saja, bentuk atap yang datar dan dalam banguann tidak
pendek membuat ruangan di dalamnya panas.
terasa panas. Namun, bukaan yang
sedikit pada banguann
masih menjadi kendala
penghawaan, dimana hawa
panas pada bangunan akan
susah berganti.

SHERATON MIRAMAR (5 STARS) Terpusat Hotel ini memiliki 339 kamar Berbeda dari hotel-hotel sebelumnya, Hotel ini memiliki massa Hotel ini memiliki warna yang
48
POLA ELEMEN-ELEMEN DASAR BANGUNAN
FASILITAS TATANAN
FUNGSI BENTUK ORIENTASI MATERIAL
MASSA
yang tersebar dan mempunyai hotel ini memiliki atap yang yang menyebar di sekitar gelap. Dengan iklim
teras atau balkoni dengan melengkung dan luas. Ditambah pulau kecil yang mereka lingkungan yang panas
pemandangan ke pantai atau dengan bukaan yang lebih luas dari tempati. Masing-masing membuat bangunan ini akan
kolam. Hotel ini juga memiliki 2 pada hotel-hotel sebelumnya. Sehingga dari massa ini memiliki lebih panas saat siang hari.
kolam renang, restoran, bar ruangan akan terasa sejuk dan persamaa, yaitu berorientasi Berbeda dengan hotel-hotel
(Miramar bar), dan geladak Samir perputaran udara lebih lancer. ke arah pantai atau laut sebelumnya yang memiliki
II Boat Bar. terdekat. warna yang cerah.
Sehingga, wisatawan dapat Namun, bangunan ini memiliki
menikmati view dari laut bukaan yang lebar, sehingga
dan pantai yang tenang. panas dapat di alirkan melalui
Selain itu wisatawan dapat bukaan-bukaan tersebut.
mencoba olahraga air yang
di sediakan.

= Sheraton Miramar

SEKUND Sebagai tempat menyewa perahu Bangunan ini memiliki bentuk kotak Bangunan berorientasi ke Material yang di gunakan
PENYEWAAN UNTUK DIVING Linear
ER untuk diving dan snorkeling rigid yang tipikal seperti bangunan lain arah marina. Ini dilakukan adalah batako sebagai tembok
49
POLA ELEMEN-ELEMEN DASAR BANGUNAN
FASILITAS TATANAN
FUNGSI BENTUK ORIENTASI MATERIAL
MASSA
di resort ini. agar bangunan mudah di yang sudah di finishing.
Namun, kurang nya penghalang temukan oleh wisatawan.
terhadap cahaya matahari yang masuk
menjadi kekurangan pada bangunan
ini.
Tidak ada nya sunscreen atau tanaman
untuk menghalau sinar langsung dari
matahari.

= Tempat menyewa

PENYEWAAN GO-KART

Bangunan dari go-kart ini tidak


memberikan pelayanan seperti tempat Tempat ini di orientasi kan
= Tempat Go-kart Sebagai tempat bermain go-kart. Batuan dengan finishing
makan. Sehingga bukaan yang tidak pada tempat-tempat ramai.
Linear Tempat penyewaan go-kart. Buka tembok tanpa ornamen
luas bukan menjadi masalah. Sebab, Guna menarik wisatawan
dari jam 11:00 hingga 23:00
wisatawan bukan menggunakan untuk mencoba.
bangunan ini untuk bersantai.

Tempat bermain indoor anak yang Bangunan dari bermain anak ini dibuat Berorientasi ke di tengah- Material yang di gunakan
SEKUND adalah batako dengan finishing
ARENA BERMAIN ANAK (Cheeky Monkeys) Terpusat full-AC. Dengan permainan dome / kubah. Hal ini dilakukan agar tengah bangunan. Guna
ER tembok.
seperti trampoline, perosotan, tidak ada penghalang seperti tiang- menarik perhatian dari

50
POLA ELEMEN-ELEMEN DASAR BANGUNAN
FASILITAS TATANAN
FUNGSI BENTUK ORIENTASI MATERIAL
MASSA
ayunan, mini-golf outdoor, tempat tiang kolom bangunan yang wisatawan.
futsal outdoor, dan picnic area. menghalangi aktifitas bermain anak
Buka setiap hari dari jam 12:00 – yang bebas.
21:00

= Cheeky Monkeys

PENYEWAAN OLAH RAGA AIR (Banana boat, kayak, stand up paddle)

= Standup Paddle Sebagai fasilitas rekreasi pinggir


pantai wisatawan. Salah satu
olahraga air yang terdapat di -
- - -
resort El Gouna dan dapat di
temui salah satunya di hotel
Sheraton Miramar

SEKUND Sebagai tempat perawatan tubuh Bentuk bangunan ini berbentuk kotak Bangunan spa ini Material yang di gunakan
ANGSANA SPA MOVENPICK Terpusat
ER bagi wisatawan. Spa yang dengan bukaan yang sedikit. Sehingga berorientasi ke arah laut. Ini merupakan tembok finishing
51
POLA ELEMEN-ELEMEN DASAR BANGUNAN
FASILITAS TATANAN
FUNGSI BENTUK ORIENTASI MATERIAL
MASSA
terdapat di hotel Movenpick. meminimalisir cahaya yang masuk dan di lakukan agar wisatawan dengan warna putih yang
Menyediakan jasa Beauty memberikesan tenang. mendapatkan relaksasi dan memberikan kesan luas pada
treatment, massages, sauna dan kenyamanandalam ber-spa. ruangan.
steam bath

= Angsana Spa

BOAT TERAPUNG (Boat Bar)

Bar ini memiliki orientasi


ke arah laut di sekitarnya.
Dengan memanfaatkan
view laut tersebut
Sebagai tempat bercengkrama diharapkan dapat Material yang di pakai adalah
= Boat Bar
wisatawan. Sebuah bar terapung Bentuk dari bar ini mengambil bentuk menciptakan kenyamanan kayu. Dari mulai perahu
Terpusat dengan konsep bar di atas perahu dari sebuah perahu dan berlabuh di bagi wisatawan. hingga jembatan menuju ke
yang memberikan kesan cozy dan pinggir pantai. Namun, atap yang tidak arah perahu.
tenang saat berkumpul menutupi semua bagian
kapal menjadi masalah.
Dimana wisatawan
langsung terpapar sinar
matahari.

Teater ini memiliki konsep teater Banguann ini terletak di Memiliki material tembok
SEKUND Sebagai bar sekaligus dengan
THEATER TERBUKA (Cinema Mirage) - terbuka. Sehingga teater ini tidak pinggir. Sehingga, finishing dengan beberapa
ER teater terbuka
memiliki atap. memberikan kesan privasi. corak ornament sebagai
52
POLA ELEMEN-ELEMEN DASAR BANGUNAN
FASILITAS TATANAN
FUNGSI BENTUK ORIENTASI MATERIAL
MASSA
hiasannya.

= teater terbuka

BANK

= bank HSBC
Menghadap ke jalan raya Batuan dan finishing tembok
Sebagai tempat penukaran dan Memiliki bentuk kotak bertingakat
- agar wisatawan mudah tanpa ornamen
transfer uang. dengan bukaan yang secukupnya
menemukannya

SEKUND Terdapat tempat ibadah umat Bentuk dari bangunan ini merupakan Menghadap ke arah jalan Batuan dengan finishing
MASJID (Mosque of El Gouna) Terpusat tembok tanpa ornament
ER muslim yang tidak hanya bagi kotak. Namun, kurangnya bukaan dari dan letaknya yang jauh dari

53
POLA ELEMEN-ELEMEN DASAR BANGUNAN
FASILITAS TATANAN
FUNGSI BENTUK ORIENTASI MATERIAL
MASSA
pengunjung resort, namun setiap masjid ini merupakan salah satu keramaian
orang yang tinggal di sekitar kekurangan yang ada.
resort

GEREJA (St. Mary and the Archangels)

Resort ini juga menyediakan Batuan dengan tembok


gereja bagi umat Kristen yang Terpusat dan jauh dari finishing tanpa ornament yang
Terpusat Kotak dengan corak arsitektur mesir
hendak beribadah baik di dalam keramaian berlebihan
site maupun di sekitar site.

Rumah sakit ini terdapat berbagai Bangunan ini memiliki bentuk kotak Berorientasi ke arah jalan Batuan dengan tembok
SEKUND finishing tanpa ornament yang
RUMAH SAKIT Terpusat pengobatan medis seperti dengan bukaan yang luas sebagai raya agar mudah di capai.
ER berlebihan
penanganan dokter gigi, kesehatan penghawaan di dalamnya Selain itu, rumah sakit ini
54
POLA ELEMEN-ELEMEN DASAR BANGUNAN
FASILITAS TATANAN
FUNGSI BENTUK ORIENTASI MATERIAL
MASSA
anak, pengobatan mata dan di letakan jauh dari
pembedahan umum. Rumah sakit keramaian untuk menjaga
ini juga memiliki UGD untuk ketenangan di dalam
mengantisipasi kecelakaan dalam bangunan
menyelam

= rumah sakit

CUSTOMER SERVICE

Berorientasi pada pusat


keramaian. Ini di lakukan Batuan dnegna tembok
Sebagai pusat informasi
Terpusat Kotak dengan atap datar agar wisatawan dapat finishing tanpa
wisatawan
menemukannya dengan
gampang.

= Customer Service

Sebagai tempat pengisian bahan Batuan dengan tembok


SEKUND
POM BENSIN - bakar kendaraan bermotor. Hanya Kotak dengan atap datar Berorientasi ke arah jalan finishing
ER
terdapat sebuah pom bensin dalam
55
POLA ELEMEN-ELEMEN DASAR BANGUNAN
FASILITAS TATANAN
FUNGSI BENTUK ORIENTASI MATERIAL
MASSA
site ini dan cukup untuk
memenuhi kebutuhan berkendara
di dalam site

SECURITY

Sebagai tempat pengaduan dan Batuan tanpa corak dan


- kotak Jalan raya ornamen
penjaga

PENYEWAAN PERAHU

Wisatawan bisa menyewa perahu


untuk sekedar berjalan-jalan,
memancing, maupun bermain
TERSIER - olahraga air seperti banan boat - - -
dan paralayang. Salah satu nya
terdapat di hotel Sheraton
Miramar

Penyewaan sepeda di berikan -


TERSIER PENYEWAAN SEPEDA - - -
untuk wisatawan yang ingin

56
POLA ELEMEN-ELEMEN DASAR BANGUNAN
FASILITAS TATANAN
FUNGSI BENTUK ORIENTASI MATERIAL
MASSA
menikmati perjalanannya

PENYEWAAN SEGWAY

Sebagai alternatif hiburan


wisatawan. Segway tour
merupakan penyewaan Segway. -
- - -
Dimana wisatawan bisa berjalan-
jalan menggunakan Segway
dengan pemandu yang menemani

AQUARIUM

Sebagai tempat rekreasi


wisatawan dan pengenalan biota
setempat. Aquarium ini Batuan dengan tembok
Terpusat disediakan sebagai hiburan Kotak dengan atap datar Menghadap ke arah jalan finishing tanpat ornamen
kepada wistawan dalam
pengenalan biota-biota laut yang
hidup di kawasan Mesir

Sebuah café dimana wisatawan Batuan dengan tembok


TERSIER ART CAFE Terpusat Kotak dengan atap datar Menghadap ke arah jalan finishing
dapat mengeluarkan kreatifitasnya

57
POLA ELEMEN-ELEMEN DASAR BANGUNAN
FASILITAS TATANAN
FUNGSI BENTUK ORIENTASI MATERIAL
MASSA
dalam berkarya dan berbincang
dengan komunitas seni seperti
menggambar dan melukis

RENTAL BIS

Selain penyewaan sepeda dan


Segway, resort ini juga
menyediakan penyewaan bisa -
- - -
bagi wisatawan untuk berkeliling
atau berpindah dari satu tempat ke
tempat yang lain.

TOKO KUE

7th Bakery adalah sebuah took kue


yang berada di resort El Gouna Kotak dengan atap datar dan corak Berorientasi ke arah jalan Batuan dengan tembok
Terpusat finishing tanpa ornamen
ini. Took ini menyediakan arsitektur mesir raya
berbagai macam kue.

MINI MARKET

Mini market ini adalah salah satu


di resort El Gouna. Untuk
memenuhi kebutuhan wisatawan Batuan dengan tembok
Berorientasi ke arah jalan
Terpusat yang ingin memasak makanannya Kotak dengan atap datar finishing tanpa ornamen
raya
sendiri di villa dapat membeli
keperluan-keperluannya di mini
market ini

Sumber: Olahan penulis (2019)

58
2.3.2. Pulau Ayer Resort
A. Lokasi Pulau Ayer Resort
Pulau Ayer resort adalah salah satu resort di pulau seribu
Jakarta. Pulau ayer terkenal dengan “mutiara kepulauan seribu”.
Resort ini mulai dikembangkan dan dibuka untuk objek wisata
pada tahun 1950 dan merupakan tempat peristirahatan Presiden
Soekarno.
Bangunan cottage, fasilitas dan nama cottage bernuansa
Asmat dan diberi nama sesuai dengan nama suku Asmat yang ada
di Irian (Papua) seperti Ayamaru, Oshibi, Fakfak, dan lain-lain.
Pulau Ayer resort berada di kawasan Jakarta Utara,
Indonesia. Untuk mencapai pulau resort ini pengunjung harus
menggunakan kapal. Pihak pengelola pulau Anyer resort telah
menyiapkan armada kapal yang berada di Marina Ancol, Jakarta.
Lokasi pulau Ayer resort hanya ditempuh selama 20 menit
menggunakan perjalanan laut. Dikarenakan lokasi resort ini masih
terbilang dekat dengan Jakarta, air laut sekitar pulau masih
tercemar sehingga tidak dapat di gunakan untuk snorkeling atau
scuba diving

Gambar 2.10 Lokasi Pulau Ayer Resort


Sumber: Olahan Penulis (2019), melalui Google Earth

59
B. Fasilitas di Pulau Ayer Resort
Pulau Ayer resort menawarkan berbagai fasilitas olahraga
dan hiburan bagi pengunjunga nya. Adapun fasilitas yang dapat di
nikmati antara lain kolam renang, hotel, land cottages, floating
cottages, restaurant, fasilitas olah raga air (banana boat, jet ski, dan
lain-lain), arena bermain anak, toko souvenir, karaoke.
Fasilitas ayer resort menyediakan cottage dengan total 55
unit (68 unit kamar). Kapasitas total cottage pulau Ayer maksimum
untuk 288 tamu. Berikut merupakan cottage-cottage yang berada
pada resort Anyer:

1) Floating cottage, Serui (standard)

Gambar 2.11 Cottage terapung, Serui


Sumber: http://www.pulauseribujakarta.com, diakses 10 maret 2018

Suasana didalam penginapan cottage Serui sangat nyaman,


di bagian teras terasa sejuk dan berangin, walaupun ayer cottage
ini berada di tepi pantai tanpa ada pelindung pepohonan sama
sekali. Atap cottage terbuat dari bahan sirap ikut mendinginkan
suasana dibawahnya. Dinding cottage terbuat dari kayu
membantu mendinginkan suasana panas di luar juga meredam
suara angin dan ombak diluar.

60
Gambar 2.12 lokasi cottage serui
Sumber: http://www.pulauseribujakarta.com, diakses pada 10 maret 2018

Cottage Serui di pulau Ayer ini total berjumlah 14 unit


cottage. Kapasitas cottage untuk 2 orang dewasa. Maksimum
serui cottage digunakan untuk 4 orang.

2) Floating cottage Fak-fak

Gambar 2.13 Cottage Terapung, Fak-fak


Sumber: : http://www.pulauseribujakarta.com, diakses pada 10 maret 2018

Family floating cottage Fak-fak di pulau Ayer ini memiliki


12 unit dengan kapasitas normal untuk 2 orang. Perbedaanya
dengan type cottage Serui (standard) adalah cottage fak-fak
61
mempunyai luas cottage yang lebih besar dan tipe tempat tidur
di semua tipe fak-fak adalah double bed.

Gambar 2.14 letak cottage fak-fak


Sumber: http://www.pulauseribujakarta.com, diakses pada 10 maret 2018

Setiap cottage yang terdapat di pulau Ayer ini memiliki


teras kecil yang dilengkapi dengan tempat duduk, meja kecil dan
teras yang dikelilingi oleh pagar kayu untuk pengaman dan
mempercantik. Teras cottage ini cocok untuk digunakan untuk
tempat mengobrol sambil bersantai menikmati suasana
pemandangan laut lepas. Beberapa cottage menghadap kebarat,
sehingga teras ini cocok untuk menikmati sunset bahkan terasi
ini sering di gunakan sebagai tempat memancing.

Gambar 2.15 teras cottage


Sumber: http://www.pulauseribujakarta.com, diakses pada 10 maret 2018

62
Selain double bed, cottage fak-fak ini juga menyediakan
fasilitas lain seperti AC, kamar mandi dengan shower dan
pemanas air, telepon, TV dan kulkas.

3) Floating cottage Ranshiki (VIP/family)

Gambar 2.16 cottage Ranshiki


Sumber: http://www.pulauseribujakarta.com, diakses pada 10 maret 2018

Cottage Ranshiki adalah satu-satunya cottage diatas air


yang dilengkapi dengan dua kamar tidur untuk kapasitas 4 orang
dewasa. Satu kamar utama dengan tempat tidur jenis double bed
dan kamar tidur lainnya dengan tempat tidur jenis twin bed.
Cottage ini cocok digunakan untuk liburan keluarga. Pulau Ayer
hanya memiliki 7 unit saja.
Fasilitas lain yang dimiliki cottage ini yaitu memiliki AC,
terdapat ruang berkumpul (living room) dengan seperangkat sofa
dan meja, dua private bathroom yang terdapat di kamar tidur
utama dan satu kamar mandi lainnya terdapat di area living
room, ruang makan, teras, telephone, TV, dan kulkas.

63
Gambar 2.17 letak cottage Ranshiki
Sumber: http://www.pulauseribujakarta.com, diakses pada 10 maret 2018

Posisi fasilitas akomodasi cottage ini berada di lapis luar


dari floating cottage yang ada di pulau Ayer. Sehingga cottage
ini mempunyai pemandangan yang bebas tanpa terhalang
bagnunan floating cottage yang lainnya.

4) Land cottage, Oshibi

Gambar 2.18 land cottage, Oshibi


Sumber: http://www.pulauseribujakarta.com, diakses pada 10 maret 2018

Oshibi cottage ini merupakan cottage yang berada di darat.


Cottage ini termasuk dalam tipe standard, berbentuk sama
dengan tipe standard yang ada di floating. Cottage ini berbentuk
studio yang terbuat dari kayu yang berwarna coklat dengan atap
64
sirap sehingga cottage ini terkesan sejuk dan alami. Bahan
material kayu ini juga menyebabkan suara menjadi lebih kedap
dan hening.

Gambar 2.19 letak cottage oshibi


Sumber: http://www.pulauseribujakarta.com, diakses pada 10 maret 2018

Cottage ini memiliki jumlah total 14 unit. Dengan fasilitas


satu tempat tidur dengan dua tempat tidur single bed (dua
tempat tidur terpisah), kamar tidur dilengkapi dengan AC,
kamar mandi yang di lengkapi dengan shower dan pemanas air
dan amenities (handuk, shampoo, sabun), teras dengan bangku
di depan cottage, telepon, TV dan kulkas kecil.

65
5) Land cottage, Enarotali

Gambar 2.20 land cottage, Enarotali


Sumber: http://www.pulauseribujakarta.com, diakses pada 10 maret 2018

Enarotali cottage ini termasuk dalam katehori family


cottage. Cottage ini hanya tersedia 2 unit saja. Dilengkapi
dengan twin bed kapasitas normal 2 orang deasa, maksimum
untuk 4 orang.
Suasana cottage ini didalam dan diluar terasa nyaman,
sejuk dan berangin karena cottage ini berada di bawah lokasi
pepohonan yang rindang. Atap cottage ini berbahan sirap yang
ikut mendinginkan suasana dibawahnya. Dinding kayu pun
membantu mendinginkan suasana sekitar.

66
Gambar 2.21 tata letak cottage Enarotali
Sumber: http://www.pulauseribujakarta.com, diakses pada 10 maret 2018
Fasilitas dalam cottage ini selain satu kamar tidur dengan tipe twin bed
terdapat juga AC, kamar mandi pribadi dengan pemanas, teras, amenities,
telepon, TV dan kulkas kecil.

6) Land cottage, Ayamru (VIP)

Gambar 2.22 land cottage, Ayamaru


Sumber: http://www.pulauseribujakarta.com, diakses pada 10 maret 2018

Cottage Ayamaru ini termasuk dalam cottage VIP.


Cottage ini sejenis dengan tipe Ayer cottage VIP yang berada di
atas laut. Cottage ini berkapasitas untuk 4 orang dengan 2 unit
ruang tidur. Maksimum cottage ini dapat digunakan untuk 8
orang.
Suasana di cottage ini sangat nyaman, dibagian teras terasa
sejuk dan berangin, berada ditepi pantai dengan pelindung
pepohonan yang rindang, atap cottage terbuat dari sirap ikut
mendinginkan suasana dibawahnya, dinding cottage terbuat dari
kayu membantu mendinginkan suasana didalam.

67
Gambar 2.23 tata letak cottage
Sumber: http://www.pulauseribujakarta.com, diakses pada 10 maret 2018

Cottage ini memiliki dua kamar tidur untuk 2 orang


dewasa, sehingga total dapat digunakan untuk 4 orang dewasa.
Tempat tidur twin dan double bed. Terdapat living room, sofa
dan meja. Ruang makan. Telepon, AC, TV dan kulkas kecil
serta teras.

68
2.3.3. Sipandan Water Village
A. Lokasi Sipandan Water Village

Gambar 2.24 Letak Sipandan Water Village


Sumber: http://www.swvresort.com, diakses pada 10 Maret 2018

Sipandan Water Village adalah sebuah resort indah dibangun


dengan desain arsitektur bajau. Bagian dari Pulau Mabul, juga
rumah bagi kelompok nelayan Bajau yang telah membangun
rumah-rumah jerami tradisional mereka.
Seluruh resort yang dibangun diatas air panggung terbuat
dari Kayu Belian, biasa disebut kayu besi, diletakkan di dalam titik
tertentu sehingga meminimalkan kerusakan pada terumbu karang
yang ada.
Sipadan Water Village adalah salah satu pelopor dalam
pengembangan rekreasi menyelam dan manajemen resort di Pulau
Mabul. Resort ini di kelola oleh Sabah Tan Sri Datuk Haji
Panglima Sakaran Bin Dandai, yang secara resmi dibuka pada
tanggal 29 Desember 1995.

69
B. Fasilitas
Sipandan Water Village memiliki berbagai fasilitas seperti
Dive center, restorant, mini mart, helipad, serta cottage-cottage
yang tersedia sebagai tempat bersitirahat para wisatawan.
Sipandan Water Village memiliki 45 cottage dengan berbagai
tipe. Berikut tipe-tipe cottage di Sipandan Water Village:

1) Junior Cottage
Junior cottage merupakan cottage paling kecil pada
Sipandan Water Village ini. Memiliki 6 unit pada resort ini
dengan luas 51 m2.

Gambar 2.25 Interior Junio Chalets


Sumber: http://www.sipadan.com, diakses pada 10 maret 2018

Adapun fasilitas yang tersedia pada Junior cottages ini


adalah sebagai berikut:
• 2 buah twin bed
• Balkon yang langsung menghadap ke laut.
• Mesin pembuat kopi/the
• Kamar mandi dengan shower
• Kipas langit-langit ruangan
• Lemari.

70
2) Standart Cottages
Standard Cottage merupakan cottage standard pada resort
ini. Jumlah total cottages ini sebanyak 29 unit dengan luas 66
m2.

Gambar 2.26 Standard Cottage pada Sipandan Water Village


Sumber: http://www.sipadan.com, diakses pada 10 maret 2018

Adapun fasilitas yang tersedia pada Standard Cottage ini


adalah sebagai berikut:
• Kasur dengan tipe twin/double bed
• Balkon yang menghadap langsung ke laut
• Mesin pembuat kopi/the
• Kamar mandi dengan shower
• Kipas pada langit-langit ruangan
• Lemari pakaian.

3) Deluxe Cottage
Deluxe Cottage merupakan cottage dengan jenis diatas
dari standard cottage. Jumlah total cottage ini sebanyak 2 unit
dengan luas 100 m2.

71
Gambar 2.27 Deluxe cottage pada Simpadan Water Village
Sumber: http://www.sipadan.com, diakses pada 10 maret 2018

Adapun fasilitas yang tersedia pada deluxe cottage ini


adalah sebagai berikut:
• Kasur ukuran King Size
• Balkon yang langsung menghadap laut
• Bathub pribadi dan perlengkapan mandi
• Kipas pada langit-langit ruangan
• Sofa kecil
• Lemari pakaian

4) Grand Deluxe Cottages


Grand Deluxe Cottages merupakan jenis cottages paling
mewah pada Sipandan Water Villages. Jumlah total cottage ini
sebanyak 4 unit dengan luas 140 m2.

72
Gambar 2.28 interior Grand Deluxe Cottage
Sumber: http://www.sipadan.com, diakses pada 10 maret 2018

Adapun fasilitas yang tersedia pada Grand Deluxe Cottage


ini adalah sebagai berikut:
• Dua buah Kasur ukuran Queen size
• Balkon yang langsung menghadap laut
• Mesin pembuat kopi/the
• Bathub pribadi dan perlengkapan mandi
• Kolam spa/Jacuzzi terbuka
• Shower
• Kipas pada langit-langit ruangan
• Sofa kecil
• Lemari pakaian
• Meja rias

73
2.3.4. Kesimpulan Studi Kasus Resort
Kesimpulan yang dapat di ambil dari studi kasus di atas
adalah sebagai berikut:
Tabel 2.8 Kesimpulan Fasilitas pada Perancangan Studi Kasus

ASPEK PADA PERANCANGAN STUDI KASUS


PERANCANGAN

Cottage
Primer
Villa

Penyewaan go-kart

Penyewaan Tempat Diving

Penyewaan perahu

Tempat Bermain anak

Olah raga air

Sekunder
Lapangan futsal

Fasilitas
Klinik

Customer service

Security

Dermaga

Bank

Penyewaan sepeda

Tersier
Cafe

Mini market

Sumber: Olahan penulis, 2019

74
Berdasarkan kesimpulan fasilitas pada studi kasus, maka
keluaran fasilitas yang akan diginakan pada perancangan adalah
sebagai berikut:
Tabel 2.9 Kesimpulan Keluaran Fasilitas Pada Perancangan

ASPEK ARAHAN PADA PERANCANGAN


PERANCANGAN

Cottage

Tempat Penyewaan Olahraga


Pinggir pantai

Primer Tempat Menenun

Waterpark

Flying Fox

Restoran

Fasilitas Tempat Penjualan Komoditas

Restoran Cottage
Sekunder
Tempat Perawatan Becak dan
Sepeda

Bangunan Administrasi Cottage

Gedung Pengelola

Tersier Bungalow / lopo

Klinik

Sumber: Olahan Penulis (2019)

75
2.4.Studi Kasus Green Architecture
2.4.1. Talita Mountain Resort

Gambar 2.28 Villa di Talita Mountain Resort


Sumber: Siti (2012)

Bukit Talita Mountain Resort adalah resort yang berada di lereng


pegunungan dan perkebunan di sekitar area Puncak. Talita Mountain Resort
mulai beroprasi tahun 1997 dan direnovasi tahun 2010.
Meskipun begitu bangunan villa dirancang kokoh dan terawat seperti
baru. Talita mountain resort di puncak memiliki kapasitas 30 villa dengan
setiap villa terdiri dari 2-6 kamar dengan fasilitas resort yang beraneka ragam
seperti, kolam renang, dapur dan peralatan memasak, dan sebagainya. Tidak
banyak, tetapi cukup untuk menampung keluarga besar yang mencari villa di
puncak dengan harga murah.
Pada anailisis ini, penulis akan membandingkan penerapan arsitektur
hijau pada Talita Mountain Resort, diantaranya berupa :
1. Material bangunan
2. Pencahayaan dan warna
3. Sinar matahari dan orientasi bangunan
4. Penghawaan ruangan

76
T a b e l 2. 1 0 I d e n tifi k a si T alit a M o u n t ai n R e s o rt

ASPEK
GAMBAR
N o. ID E N TI FI K A SI
PERANCANGAN

P a d a b a gi a n k ol o m b a n g u n a n terli h at te m p el a n b at u

ala m s e b a g ai a k s e n s ala h s at u m a t eri al y a n g terli h a t

p a d a b a n g u n a n ters e b ut. D e n g a n di n di n g fi nis hi n g

ber war na crea m.

M A T E RI AL
1.
BANGUNAN

P a d a b e b e r a p a b a gi a n di n di n g d a n plaf o n p a d a villa

m e m p erlihatkan ka y u yan g di vernis. Pe n erap a n

k a y u i ni d a p at m e m b e ri k e h a n g at a n p a d a p e n g h u ni

di mala m hari dan vernis pada ka y u me njag a kay u

agar a wet da n bertaha n lebih la ma.

77
Pa d a ba gian atap salah satu ban g u na n, atap n ya

m e n g g u n a ka n atap jera mi atau alan g -aan g.

Pe n g g u n aa n atap alan g -alan g me miliki ke u ntun g a n

y ait u ra m a h li n g k u n g a n d a n ti d a k m e n g h a sil k a n

li m b a h.

R u a n g ne gatif yan g tercipta antara lantai 2 den ga n

teras m e m b e ri k a n p e n c a h a y a a n y a n g o pti m al g u n a

m e m b erika n pe nca ha ya a n yan g cu k u p untu k


PENCAHAYAAN DAN
p e n g h u ni di d ala m n y a.
2.
WARNA
S el ai n d ari r u a n g n e g atif, ca h a y a j u g a di o pti m a l k a n

m elalui pintu dan jen dela yan g terb uat dari kaca

ya n g me n eruska n ke dala m rua n ga n.

78
B a n g u n a n le bi h b ai k ji k a p er m u k a a n terl u a s p a d a

b a n g u n a n ti d a k b er h a d a p a n la n g s u n g d e n g a n

m a t a h a ri. K a r e n a a k a n m e m a n a s k a n r u a n g a n di
SI N A R M A T A H A RI
dala m n y a.
3. D A N ORIENT ASI
D a n b a n g u n a n p a d a T alita M o u n t ai n R e s ort tid a k
BANGUNAN
s e m u a n y a m e n g h a d a p la n g s u n g m a t a h a ri. K al a u p u n

m e n g h a d a p la n g s u n g, orie nt a si b a n g u n a n a g a k di

m i ri n g k a n g u n a m e n etr alisir ca h a y a y a n g m a s u k.

A r a h an gin yan g mele wati ba n g u na n di ma nfaatka n

s e m a k si m a l m u n g k i n a g a r s e di kit terta h a n di d al a m

r u a n g a n, s etela h it u b ar u k el u ar.

H a l i ni m e n g h a sil k a n u d a r a a k a n t e u s m e n e r u s
PENGHA WAAN
4. A n g i n b er h e m b u s m e n g i si r u a n g d e n g a n sir k ul a si m e n y ila n g
b e r g a nti se c ar a ter u s - m e n er u s. S el ai n it u leta k re s o rt
RUANGAN
y a n g b e r a d a p a d a k eti n g gi a n y a n g b eri kli m di n gi n

m e n j a di alas a n m e n g a p a r es o rt ini tid a k

m e n g g u n a ka n pe n g u daraan b uatan.

A n gin ha n ya berhe m b u s pad a bu ka a n ruan ga n


Sumber: Olahan Penulis, 2019
79
2.4.2. The Bullit Center, Seattle

Gambar 2.30 Tampak depan The Bullit Center


Sumber: Barbara Porada, 2013

The Bullit Center merupakan gedung perkantoran dengan enam lantai


dan dibangun di atas tanah seluas 50.000 kaki persegi atau 5.000 meter persegi
di Seattle yang menginspirasi sebagai bangunan Greenes Commercial
Building.
Bangunan ini di rancang oleh Miller Hull Partnership dengan harga 30
juta dollar. Hampir setiap keputusan desain yang dibuat oleh tim desain
terintegrasi didalam mendukung target energi bersih atau kemampuan untuk
memenuhi kebutuhannya sendiri.
Pada analisis ini penulis akan membandingkan penerapan arsitektur
hijau pada bangunan The Bullit Center. Diantaranya berupa:
1. Pencahayaan dan Penghawaan Bangunan
2. Daur Ulang Air
3. Listrik Pada Bangunan
4. Material dan Konstruksi

80
T a b e l 2. 1 1 I d e n tifi k a si T h e B u llit C e nt e r

ASPEK
GAMBAR
N o. ID E N TI FI K A SI
PERANCANGAN

P e n c a h a y a a n p a d a b a n g u n a n i ni di m a k si m a l k a n

de n ga n cara me m b eri bu kaa n ya n g leb ar pada jen d ela

y a n g di m a k si m al k a n hi n g g a k e l a n git -la n git.

S e hi n g g a p e n g g u n a a n la m p u p a d a si a n g h ari tid a k di

b ut u h k a n d a n di g a nti k a n d e n g a n p e n c a h a y a a n al a m i

ya n g terpe netrasi hing ga ke dala m ba n g u na n. M es k ipu n

s a at m e n d u n g s e k ali p u n r u a n g a n t et a p tersi n ari ol e h

cah a ya ala mi.

PENCAHAYAAN DAN Pa d a jen dela jug a dipasan g sekat untuk me n g atur

1. PENGHA WAAN cah a ya yan g ma s u k pada ba n g u na n.

BANGUNAN

Pe n g h a wa a n pa d a ban g u na n ini di aplikasikan pa d a

tin g gi di setia p la nt ai y a n g m e m ili ki 1 4 foot ata u 4

m e t e r dita m b a h b u k a a n d a ri je n d el a y a n g di

m a k si m al k a n m e n g i k uti tin g gi p a d a pl af o n.

81
P e n g air a n p a d a b a n g u n a n i ni m e n gi k uti si kl us p o h o n

Douglas-Fir Tree . Di m a n a le bi h d ari 6 0 % air

di m a n f a at k a n k e m b a li. S e p erti air h uj a n, grey water ,


d a n sis a d ari k a m a r m a n d i.

A i r h uj a n y a n g j at u h di at a p a k a n di k u m p u l k a n, diol a h

d a n disi m p a n di d al a m 5 6. 0 0 0 g al o n u nt u k m e m a s o k air

y a n g tid a k d a p at di m i n u m di d al a m b a n g u n a n s e p e r ti

m e n y ir a m kl o s et.

2. D A U R UL A N G AIR

Grey water yan g bera da pad a ban g u n a n dipo m p a

m e n u j u k e bi d a n g iri g a si/ drai n a s e y a n g di m o d ifi k a si

s e hi n g g a d a p at m e n a m p u n g r at a -rata 3 4 5 g al o n p e r h ari

u nt u k m e n g a iri ta n a m a n s e kitar b a n g u n a n

82
S e m e n t ar a li m b a h p e m b u a n g a n d a ri toilet d a n uri n oir

dib ua n g m elalui perpipaa n ke 10 rua n g unit ko m p o s di

b a s e m e n t. D i m a n a dir u a n g a n ters e b ut li m b a h -li m b a h

terse b ut dija di k a n k o m p o s y a n g m e n g h a sil k a n s e ki tar

9 0 g al o n k o m p o s s eti a p ta h u n y a n g di g u n a k a n s e b a g ai

a ma n d e m e n tana h.

T e n a g a listri k p a d a b a n g u n a n i ni 1 0 0 % b e r as al d ar i

solar panel ya n g berada pa da atap ba n g u na n. Karena

b e nt u k s ol ar p e n el y a n g b e s ar, s olar p a n el i ni m e m uli ki

g u n a lai n y ait u se b a g ai p e n g u r a n g p a n a s p a d a

LISTRIK PAD A
bangunan dan solar shading ,
3.
Li stri k y a n g t erci pta d ari s olar p a n el disi m p a n di d a la m
BANGUNAN
s e b u a h b att erai d a n t et a p ter h u b u n g d e n g a n P L N h a n y a

jik a t erja di m a s al a h p a d a s ol ar p a n el, b a n g u n a n d a p at

m e m a k ai listrik d ari P L N y a n g k e m u d i a n di si m p a n

k e m b a li di d al a m b atter ai.

4. M A T E RI AL B a n g u n a n ini me n g u n a ka n ko m bi nasi beton da n k ay u

83
K O NS TR U KSI s e b a g ai str u kt u r n y a.

B eto n dig u na ka n seb a gai superstructure di k ar e n a k a n

pe n yerapa n pa nas yan g ba g us sehin g ga ba n g u na n tetap

ha n gat. Lalu ka y u digu na ka n karena ber m a nfaat untu k

m e n g ura n gi jejak carbon , le bi h le nt u r, r el atif ri n g a n,

d a n m e r e pr e s e nt atif k a n k e n at ur al a n d ari green


architecture t e r s e b u t .
Struktur beton lan gs u n g terh u b u n g ke tana h u ntu k

m e n a ha n be ba n lateral dari ba n g u na n, se m e ntara kay u

di g u n a k a n u nt u k m e n a h a n p e m b e b a n a n gr a vita si.

Sumber: Olahan Penulis, 2019

84
2.4.3. Kesimpulan Studi Kasus Green Architecture
Kesimpulan yang dapat di ambil dari studi kasus di atas
adalah:

Tabel 2.12 Kesimpulan Studi Kasus Green Architecture

ASPEK JENIS ASPEK RANCANGAN


No.
PERANCANGAN

Material bangunan menggunakan bahan-bahan yang


ramah lingkungan seperti pada salah satu atap

Material bangunan yang menggunakan alang-alang.


1. Lalu pada plafon juga yang menggunakan kayu
Bangunan
yang di vernis sehingga mengurangi penggunaan
asbes yang berbahaya pada kesehatan penghuni.

Terdapat ruang negatif yang tercipta serta bukaan


pada bangunan untuk aliran penghawaan pada

Pencahayaan dan bangunan.


2. Serta penggunaan kaca yang dapat meneruskan
Warna
cahaya kedalam ruangan. Sehingga mengurangi
penggunaan listrik di siang hari.

Permukaan terluas pada bangunan tidak berhadapan


langsung dengan arah matahari dalam penataannya.
Sinar Matahari Ini di lakukan guna menghindari cahaya dari
3. dan Orientasi matahari yang terlalu banyak masuk ke dalam dan
Bangunan memberikan silau pada penghuni serta panas yang
berlebihan pada siang dan sore hari.

Bukaan pada ruangan sebisa mungkin melakukan


penyilangan ventilasi di dalamnya. Ini di lakukan
Penghawaan agar udara dapat berhembus sementara di dalam
4.
Ruangan ruangan secara terus menerus sehingga ruangan
tidak terkesan sesak.

Sumber: Olahan penulis (2019)

85
BAB III

TINJAUAN LOKASI

3.1. Gambaran Umum Kabupaten Kupang

3.1.1. Luas dan Batas Wilayah Administrasi

Kabupaten Kupang terdiri dari 24 Kecamatan, 17 Kelurahan dan 160


Desa dengan total luas wilayah darat yang terdiri dari wilayah administrasi
desa dan kecamatan adalah 5.298,13 Km2 dengan panjang garis pantai
442,52 Km2 . Secara astronomis, Kabupaten Kupang terletak antara ” -
9o15’11,78” – 10o.22’ 14,25” Lintang Selatan dan 123o16’10.66” -
124o13’42,15 Bujur Timur

Batas-batas administrative Kabupaten Kupang :

- Sebelah utara : Laut Sawu dan Selat Ombai

- Sebelah Selatan : Samudra Hindia dan Laut Timor

- Sebelah Timur : Kabupaten Timor Tengah Selatan

- Sebelah Barat : berbatasan dengan Kota Kupang

Gambar 3.1 Peta Administrasi Kabupaten Kupang


Sumber : BAPPEDA Kab. Kupang (2016)
86
3.1.2. Topografi

Permukaan tanah di wilayahh Kabupaten Kupang umumnya


berbukit-bukit, bergunung-gunung dan sebagian terdiri dari dataran
rendah. Wilayah Kabupaten Kupang juga berada antara 0 – 500 meter di
atas permukaan laut dengan perincian sebagai berikut:

Tabel 3.1. Tingkat kemiringan topografi pada Kabupaten Kupang

Tingkat Kemiringan Jumlah


0° - 2° 34.465 Ha (4,97 %)
3° - 15° 197.145 Ha (28,41 %)
15° - 40° 324.771 Ha (46,81 %)
> 41° 137.494 Ha (19,82%)
sumber: Kabupaten Kupang Dalam Angka (2016)

Tabel 3.2. Tinggi daratan di Kabupaten Kupang

Tinggi Daratan (m) Jumlah


0 - 50 47.144 Ha (7,44 %)
50 - 100 112.126 Ha (17,69 %)
100 – 150 98.133 Ha (15,48 %)
150 - 500 301.960 Ha (47,64 %)
> 500 74.509 Ha (11,75 %)
sumber: Kabupaten Kupang Dalam Angka (2016)

Gambar 3.2 Peta Topografi Kabupaten Kupang


Sumber: BAPPEDA Kab Kupang (2016)
87
3.1.3. Geologi

Secara umum keadaan geologi di Kabupaten Kupang mempunyai


kondisi beragam yang didominasi oleh Formasi Noele, kompleks
Bobonaro dan Formasi Batuputih dengan sedikit Formasi Ofu dan
Aluvium pada daerah peisir di bagian selatan Kabupaten Kupang, dibagian
tengah sampai ke arah utara didominasi oleh kompleks Bobonaro dengan
sedikit Batuputih, sedangkan dibagian timur dan barat pada daerah pesisir
didominasi oleh kompleks Mutis Formasi Batu Gamping dan sedikit
Aluvium.

Gambar 3.3. Peta jenis tanah Kabupaten Kupang


Sumber: BAPPEDA Kab. Kupang (2016)

3.1.4. Klimatologi

Kabupaten Kupang memuliki iklim tropis. Dimana musim hujan


berlangsung dalam durasi yang pendek, yaitu 4 bulan dari bulan November
sampai dengan Februari. Sedangkan musim kemarau memiliki durasi yang
panjang, yaitu 8 bulan dari bulan Maret sampai dengan Oktober.

88
tabel 3.3. Jumlah curah hujan Kabupaten Kupang

sumber: RPJMD Kabupaten Kupang

3.2. Tata Guna Lahan

Potensi pengembangan wilayah di Kabupaten Kupang meliputi


sebagai berikut:

Tabel 3.4 Kedudukan dan Fungsi Wilayah Kabupaten Kupang


Berdasarkan Kebijakan

Sumber: BAPPEDA Kab. Kupang (2016)

Berdasarkan tabel di atas, Kabupaten Kupang memiliki fungsi


wilayah sebagai pengembangan di bidang pariwisata. Namun, sarana dan
prasarana yang kurang memadai sehingga di butuhkan pengembangan
fasilitas untuk melengkapinya.

89
3.3. Gambaran Lokasi Perancangan

3.3.1. Peta Persebaran Pariwisata

Pantai otan merupakan salah satu lokasi perencanaan untuk


pengembangan pariwisata di Kabupaten Kupang.

Gambar 3.4. Peta perencanaan pariwisata di Kabupaten Kupang


Sumber: BAPPEDA Kab. Kupang (2016)

3.3.2. Letak Lokasi Perancangan

Lokasi perancangan terletak pada objek pariwisata Pantai Otan,


Desa Otan, Kecamatan Semau, Kabupaten Kupang. Lokasi bersebelahan
dengan peternakan mutiara. Lokasi perancangan juga bersebelahan dengan
mata air. Lokasi perancangan memiliki luas lahan 70.000m2 atau ±7ha.

Gambar 3.5 Lokasi Perancangan


Sumbeer: Olahan Penulis (2019)

90
3.3.3. Batasan Lokasi Perancangan

Batas-batas pada lokasi perancangan adalah sebagai berikut:

- Sebelah utara : Pantai Otan

- Sebelah Selatan : Tanah Kosong dan Mata air

- Sebelah Timur : Lahan Kosong dan Peternakan


Mutiara

- Sebelah Barat : Tanah Kosong

Peternakan
Mutiara Lahan Kosong

Pantai Otan

Lahan Kosong

Mata Air
Lahan Kosong “Air Lobang”

Gambar 3.6 Batasan Lokasi Perancangan


Sumber: Olaan Data Penulis, (2019)

3.3.4. Ukuran Site


290 m 61 m

233,5 m
200 m

176 m 200 m
Gambar 3.7 Ukuran Site Perancangan
Sumber: Olahan Penulis (2019)
91
Site perancangan memiliki luas 7 hektar atau 70.000 meter.
Dengan keliling site 1.160,5 meter.

3.3.5. Topografi

Kondisi geografis pada lokasi perancangan umumnya adalah tanah


karang berpasir, di sebabkan lokasi nya yang berada pada pinggir pantai.
Sedangkan pada lokasi perancangan tidak terlalu miring, dengan rata-rata
kemiringan 3,2% sampai 5,3%

Gambar 3.8 Kondisi Topografi pada Lokasi Perancangan


Sumber: Olahan Penulis, Google Earth dan Global Mapper (2019)

3.3.6. Vegetasi

Vegetasi pada lokasi perancangan di dominasi oleh pohon pinus


pesisir yang tertata alami disekitar bibir pantai. Sehingga dapat di
manfaatkan sebagai daya tarik di sekitar bibir pantai Otan.

92
Pohon Palem Bunga Widuri

Rumput Liar

Pinus Pesisir

Gambar 3.9 Vegetas pada Lokasi Perancangan


Sumber: Olahan Penulis, (2019)

3.3.7. Aksesibilitas

Aksesibilitas menuju lokasi perancangan jika dari Kota Kupang


berdasarkan survey pada tanggal 10 November 2019 pertama-tama
melalui jalur laut, bisa menyewa kapal dengan biaya 50 ribu sekali jalan.
Bisa juga melalui Kapal Ferry yang berlabuh di pelabuhan Bolok. Biaya
tiket untuk satu motor, satu pengendara dan satu penumpang sebesar
Rp.34.000,00.

Estimasi penyebrangan 15 menit. Dari pelabuhan Bolok penumpang


turun di pelabuhan Hansisi yang berikutnya dilanjutkan dengan
menggunakan kendaraan pribadi atau ojek atau menumpang truk dan
pickup.

93
Gambar 3.10 Tiket Kapal Ferry
Sumber: Olahan Penulis, (2019)

Gambar 3.11 Pickup untuk warga menumpang


Sumber: Olahan Penulis (2019)

3.3.8. Utilitas

Pada lokasi perancangan sudah terdapat aliran listrik serta air bersih
seperti mata air di bagian belakang site. Hanya, meskipun ada menara-
menara pemancar sinyal telepon, pada lokasi perancangan sinyal telepon
redup dan kadang hilang.

Gambar 3.12 Utilitas Listrik, air bersih dan menara pemancar


sinyal telepon pada sekitar Lokasi Perancangan
Sumber: Olahan Penulis, (2019)

94
3.3.9. Potensi Site

Pantai Otan memiliki beebrapa potensi pada site yang bisa


dikembangkan, seperti hamparan pasir putih yang luas dan lau yang masih
bersih, adanya pohon endemik berupa pinus pesisir yang tumbuh disekitar
pantai, sebuah tempat pengembangan mutiara yang dikelola oleh PT Tom
dan mata air yang berada di pinggir lokasi perancangan.

Gambar 3.13. Hamparan pasir dan laut di Pantai Otan


Sumber: olahan penulis (2019)

Gambar 3.14 Tempat pengembangbiakan mutiara


Sumber: Olahan penulis (2019)

Gambar 3.15. Vegetasi pinus pesisir


Sumber: Olahan penulis (2019)

95
Tidak hanya potensi pantainya saja, namun, masyarakat Desa Otan
juga memiliki potensi yang dapat dikembangkan didalam perancangan
resort. Seperti mata pencaharian masyarakat sekitar yang merupakan
nelayan, kerajinan tangan berupa tenunan dan cemilan (jagung kering,
keripik pisang)

Gambar 3.16. Nelayan hendak berlayar


Sumber: Olahan penulis (2019)

Gambar 3.17. Hasil tenun masyarakat


Sumber: Olahan penulis (2019)

96
BAB IV

ANALISIS PERANCANGAN

4.1. Lokasi Perancangan

Lokasi perancangan resort pantai Otan berada di Semau, Desa Otan,


Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur dengan batas – batas lokasi
sebagai berikut:

Sebelah utara : Pantai Otan

Sebelah selatan : Tanah Kosong dan Mata air

Sebelah timur : Lahan kosong dan Peternakan Mutiara

Sebelah barat : Tanah Kosong

Luas lahan : 70.000 m² atau 7 ha

Lokasi tersebut memiliki beberapa keunggulan yakni sebagai berikut:

• Dekat dengan mata air yang bernama Mata air Air Lobang
• Memiliki potensi alam yang indah seperti hamparan pasir
putih dan view yang menarik berupa laut yang masih bersih.
• Mata pencaharaian masyarakat sekitar yang seorang nelayan
dapat dimanfaatkan sebagai daya tarik di dalam perancangan.

97
Gambar 4.1. Lokasi perancangan
Sumber: Olahan data Penulis berdasarkan google earth (2019)

98
4.2. Potensi Lokasi Perancangan

Pantai otan memiliki beberapa potensi yang dapat di kembangkan yaitu:

1. Hamparan pasir putih yang luas dan laut yang bersih

Gambar 4.2 Hamparan Pantai Otan


Sumber: Survey penulis (2017)

Pantai otan memiliki hamparan pasir putih yang luas dan bersih di sepanjang pesisir pantai. Pasir putih itu merupakan salah satu
potensi untuk dikembangkan sebagai tempat berekreasi pinggir pantai.

99
Untuk sementara, wisatawan yang berkunjung ke pantai Otan belum terlalu banyak, akan tetapi, sudah ada kecenderungan
masyarakat atau wisatawan yang datang untuk menikmati kawasan pesisir tersebut.

2. Mata air pinggir pantai

Gambar 4.3 Mata Air, Air Lobang


Sumber: Survey Penulis (2017)

Di sekitar site perancangan terdapat sebuah ,mata air yang bernama Air Lobang. Mata air ini biasa di oleh anak-anak sekitar
untuk bermain atau sekedar mandi bersama dengan teman-teman mereka.
100
3. Tempat budi daya mutiara

Gambar 4.4 Tempat Pengembangbiakan Mutiara


Sumber: Survey Penulis (2017)

Di pantai Otan, terdapat budi daya mutiara yang dikelola oleh PT. TOM. Potensi budidaya mutiara ini dapat menjadi daya tarik
dari resort, dimana pengunjung dapat singgah untuk melihat mutiara.
101
4. Vegetasi pandan pantai

Gambar 4.5 Vegetasi Pandan Pantai


Sumber: Survey Penulis (2017)

Pada pesisir pantai Otan terdapat vegetasi pinus. Vegetasi ini memiliki karakteristik yang unik seperti daun-daun yang
memanjang (seperti daun palem atau rumput), akarnya yang besar dan memiliki akar tunjang yang menopang tumbuhan ini, serta
tinggu tumbuhan yang bervariasi mulai dari 50cm hingga 5 meter. Karena karakteristik tumbuhan yang cukup besar tersebut, maka
sering di gunakan sebagai tempat berteduh oleh masyarakat yang datang.

Vegetasi pandan pantai ini letaknya menyebar sepanjang pesisir pantai otan dan tidak semua pantai memiliki pandan pantai
seperti ini, sehingga menambah keunikan dari potensi yang ada di pantai otan itu.
102
5. Hasil komoditas setempat

Gambar 4.6. Kain tenun khas semau (kiri), jagung kering (kanan)
Sumber: Yos Lasi (2017)

Masyarakat yang tinggal disekitar atau berada dekat dengan pantai


otan merupakan masyarakat yang bermata pencaharian sebagai nelayan.
Selain bernelayan, masyarakat juga memiliki mata pencaharian sebagai
penenun dan berkebun.

Komoditas yang dihasilkan disana selain ikan mereka juga dapat


menghasilkan tenunan dan panganan-panganan lokal yang dapat dijadikan
sebagai makanan-makanan instan yang bisa dikonsumsi, seperti keripik dan
jagung kering.

Gambar 4.7. Masyarakat membantu nelayan untuk berlayar


Sumber: Yos Lasi (2017)

103
Gambar 4.8. Masyarakat dan nelayan dipinggir pantai
Sumber: Yos Lasi (2017)

Pada pesisir pantai otan, selain hamparan pasir yang indah, pada bagian utara pada site perancangan terdapat area tempat
berlabuhnya perahu atau kapal ikan sederhana.

Hal ini bisa dilihat bahwa sebagian besar masyarakat disana setiap hari mencari ikan dan hasil tangkapannya dijual pada
masyarakat sekitarnya.
104
4.3. Analisis kunjungan wisatawan

Untuk mengeluarkan banyaknya keperluan fasilitas, diperlukan studi


tentang proyeksi kunjungan wisatawan. Prediksi yang digunakan memakai
10 tahun perancangan dengan harapan selama kurun waktu tersebut
dianggap layak untuk mengembangkan perancangan tersebut.

Dalam menentukan proyeksi jumlah pengunjung Resort Pantai Otan


10 tahun mendatang, prediksi yang digunakan berdasarkan pertumbuhan
pengunjung Kabupaten Kupang yang didapat dari Badan Statistik
Kabupaten Kupang. Diasumsikan jumlah pengunjung Resort Pantai Otan
sebesar 5% dari jumlah pengunjung Kabupaten Kupang.

Tabel 4.1. Jumlah Pengunjung 3 Tahun Terakhir


No. Tahun Kunjungan
1. 2014 53.876
2. 2015 55.400
3. 2016 63.345
Sumber: Kabupaten Kupang Dalam Angka 2018

Berdasatkan pertumbuhan pengunjung di Kabupaten Kupang, maka


jumlah prediksi pengunjung Kabupaten Kupang pada tahun 2026 dapat
dihitung dengan menggunakan rumus:

Pt = Po + (r x t)

Pt = Jumlah pengunjung tahun proyeksi


Po = Jumlah pengunjung tahun dasar 2016
r = Rata-rata pertambahan penduduk per-tahun
t = Tahun proyeksi

Perhitungan jumlah pengunjung Kabupaten Kupang adalah sebagai


berikut :

Po = 63.345
53.876+55.400+63.345
r= = 4.735
3
t = 2026 – 2016 = 10
maka,
105
P(2026) = P (2016) + (r x t)
= 63.345 + (4.735 x 10)
= 63.345 + 47.350
= 110.695

Jadi Jumlah pengunjung Resort Pantai Otan pada tahun 2026 dapat
diprediksi sebanyak 5% x 110.695 = 5.535 orang.

• Untuk wisatawan perbulan:


5.535
= = 462
12

Diasumsikan : 30% Menginap

70% Rekreasi (tidak menginap)

Wisatawan yang menginap: 30% x 462 = 138,6 ~ 138 orang

Wisatawan yang tidak menginap: 70% x 462 = 323,4 ~ 323 orang

4.4. Analisis Fungsi dan Programming ruang

4.4.1. Analisis arahan perancangan resort pantai Otan


4.4.1.1. Analisis Fungsi

Fungsi dari perancangan resort pantai Otan ini terdiri dari 3 fungsi
yaitu, fungsi primer, fungsi sekunder dan fungsi tersier.

a) Fungsi Primer
Fungsi primer dalam perancangan resort pantai Otan ini meliputi
aktivitas-aktivitas berikut, yaitu:
➢ Aktivitas Rekreasi Pantai
➢ Aktivitas Menginap
➢ Aktivitas Menenun

b) Fungsi Sekunder
Fungsi sekunder dalam perancangan resort pantai Otan ini meliputi
aktivitas-aktivitas berikut:
106
➢ Aktivitas Servis untuk Kendaraan
➢ Aktivitas Kuliner
➢ Aktivitas Komersial
c) Fungsi Tersier
Fungsi tersier dalam perancangan resort pantai Otan ini meliputi
aktivitas-aktivitas berikut:
➢ Aktivitas Pengelola

4.4.1.2. Analisis Aktivitas

Berdasarkan fungsi perancangan resort pantai tersebut maka, jenis-


jenis aktivitas didalam resort yaitu sebagai berikut:

Tabel 4.2. Analisis Aktivitas


Fungsi Lokasi Klasifikasi Aktivitas Jenis-Jenis Aktivitas
FUNGSI Aktivitas Rekreasi Berjemur
PRIMER Pantai
Berjalan di tepi pantai

Spot untuk selfie

Flying fox
Bermain Banana Boat, Flying
Fish, Parasailing, dan Kayak

Rekreasi air
Berlabuh perahu
Berkumpul atau mengadakan
acara terbuka
Aktivitas Menginap Beristirahat
(private)
Bermain

Breakfast

Bersantai
Aktivitas Menenun Belajar menenun
FUNGSI Aktivitas Servis untuk Memarkir kendaraan
SEKUNDER Kendaraan
Memarkir becak dan sepeda

Menjaga keamanan

107
Fungsi Lokasi Klasifikasi Aktivitas Jenis-Jenis Aktivitas

Menyewakan sepeda dan becak


Aktivitas Kuliner Makan
Aktivitas Komersial Tempat penjualan souvenir dari
hasil setempat seperti kain
tenunan, makanan, dan hasil
mutiara.
FUNGSI Aktivitas Pengelola Kegiatan pengelola (administrasi,
TERSIER front office, pusat informasi dan
sebagainya)

Mengambil uang

Kegiatan toilet

Kegiatan Penyelamatan dan P3K

Sumber : Olahan Data Penulis (2019)

4.4.1.3. Analisis Keterkaitan Fungsi, Aktivitas dan Fasilitas

Keterkaitan antara fungsi, aktivitas dan fasilitas pada kawasan


perancangan resort pantai Otan dijelaskan pada tabel berikut ini:

Tabel 4.3. Analisis Keterkaitan Fungsi, Aktivitas dan Fasilitas


Fungsi Klasifikasi Fasilitas (ruang)
Jenis-Jenis Aktivitas
Lokasi Aktivitas
FUNGSI Aktivitas Rekreasi Berjemur Area berjemur dan bersantai
PRIMER Pantai
Berjalan di tepi pantai Arcade atau jalur pedestrian

Spot untuk selfie Dermaga untuk berfoto

Flying fox Fasilitas untuk flying fox

Tempat Penyewaan banaan


Bermain Banana Boat, Flying boat, kayak, flying fish, dan
Fish, Parasailing, dan Kayak parasailing

Rekreasi air Waterpark

Berlabuh perahu Dermaga perahu

Berkumpul atau mengadakan Plaza


acara terbuka
Aktivitas Menginap Beristirahat Cottage

108
Fungsi Klasifikasi Fasilitas (ruang)
Jenis-Jenis Aktivitas
Lokasi Aktivitas

Bermain Tempat hiburan area cottage

Breakfast Restoran cottage

Berkumpul di luar Taman area cottage

Aktivitas Menenun Belajar menenun Tempat menenun

FUNGSI Aktivitas Entrance Memarkir kendaraan Tempat parkir


SEKUNDER
Memarkir becak dan sepeda Tempat parkir sepeda dan becak

Menjaga keamanan Pos penjagaan

Tempat penyewaan sepeda dan


Menyewakan sepeda dan becak becak

Aktivitas Kuliner Makan Restoran

Aktivitas Komersial Tempat penjualan produk tenun Tempat Penjualan Komoditas


dan makanan lokal
FUNGSI Aktivitas Pengelola Kegiatan pengelola - Kantor Pengelola Resort
TERSIER (administrasi, front office, pusat - Kantor pengelola cottage
informasi dan sebagainya)

Kegiatan toilet Toilet umum

Kegiatan Penyelamatan dan Klinik


P3K
Sumber : Olahan Data Penulis (2019)

4.4.1.4. Analisis Kebutuhan Ruang

Kebutuhan ruang pada Perancangan Resort Pantai Otan dapat dilihat


pada tabel berikut ini:

Tabel 4.4. Analisis Kebutuhan Ruang


Fungsi Klasifikasi Kebutuhan Ruang
Fasilitas Dalam Kawasan
Lokasi Aktivitas
FUNGSI Aktivitas Rekreasi Berjalan di tepi pantai Arcade atau jalur pedestrian
PRIMER Pantai
Spot untuk selfie Dermaga untuk berfoto
Flying fox ➢ Ruang pengelola

109
Fungsi Klasifikasi Kebutuhan Ruang
Fasilitas Dalam Kawasan
Lokasi Aktivitas
➢ Ruang penyewaan
kelengkapan keamanan
➢ Teras
➢ Loket
➢ Toilet
Menara untuk flying fox
➢ Ruang pengelola
Tempat penyewaan olahraga air ➢ Garasi penyimpanan alat
➢ Dermaga
➢ Kiddy slide dan Speed slide
➢ Ruang pengelola
➢ Kolam renang
➢ Toilet
Waterpark ➢ Locker dan ruang ganti
➢ Loket
➢ Gazebo
➢ Bucket pool

Berlabuh perahu ➢ Dermaga perahu


Berkumpul atau mengadakan ➢ Plaza
acara terbuka
Aktivitas Menginap ➢ Teras
Cottage ➢ Kamar tidur utama
➢ Kamar mandi
➢ Tempat main billyard
➢ Tempat main PS
Tempat Hiburan ➢ Tempat main pimpong
➢ Tempat main catur
➢ Tempat bersantai
➢ Tempat makan
Restoran area cottage ➢ Dapur

Taman area cottage ➢ Taman


Aktivitas Menenun ➢ Ruang belajar menenun
Tempat menenun ➢ Tempat menyimpan kain
Aktivitas Servis ➢ Parkir kendaraan roda 4
untuk Kendaraan ➢ Parkir kendaraan roda 2
Tempat parkir ➢ Parkir becak
➢ Parkir sepeda

Pos penjagaan ➢ Pos penjagaan

FUNGSI ➢ Ruang tamu


SEKUNDER ➢ Teras
Tempat penyewaan sepeda dan ➢ Ruang pengelola
becak ➢ Tempat parkir sepeda untuk
disewakan
Aktivitas Kuliner ➢ Teras
Restoran ➢ Tempat makan indoor
➢ Tempat makan outdoor

110
Fungsi Klasifikasi Kebutuhan Ruang
Fasilitas Dalam Kawasan
Lokasi Aktivitas
➢ Dapur
➢ Kasir
Aktivitas Komersial ➢ Teras
➢ Ruang souvenir tenunan,
Tempat penjualan komoditas mutiara dan komoditi
➢ Kasir
Aktivitas Pengelola ➢ Toilet
➢ Front desk and receptionist
➢ Ruang service
➢ Ruang administrasi /
Kantor Pengelola Resort karyawan
➢ Ruang manager
➢ Lobby
➢ Ruang rapat
➢ Toilet
➢ Lobby
➢ Front desk and receptionist
FUNGSI Kantor pengelola cottage ➢ Ruang mekanikal elektrikal
TERSIER ➢ Ruang administrasi /
karyawan
➢ Ruang housekeeping
➢ Toilet umum
Toilet umum ➢ Toilet bilas
➢ Ruang tunggu
➢ Ruang administrasi
➢ Ruang apotek
Klinik ➢ Ruang periksa
➢ Teras
➢ Toilet
Sumber : Olahan Data Penulis (2019)

4.4.2. Analisis Besaran Ruang


Adapun sumber standart ruang yang akan digunakan dalam kebutuhan
ruang didalan perancangan resort pantai otan yakni sebagai berikut:
• Data Arsitek – Ernst Neufert (DA)
• Metric Handbook Planning and Design Data – David Littlefield
(MH)
• Architect’s Pocket Book Second Edition – Charlotte Baden-
Powell (AP)
• Perkiraan kapasitas (asumsi)
• Studi banding (SB)
111
4.4.2.1. Besaran Ruang Fungsi Primer
• Besaran Ruang Aktivitas Rekreasi Pantai

Tabel 4.5. Analisis besaran ruang aktivitas rekreasi pantai


Total Sumber
Kebutuhan ruang Perhitungan Dimensi Ruang
Luasan
Plaza ➢ 1 Orang = 1,2 x 1,2 = 1,44 m2 259,2 m2 DA
100 orang = 1,44 x 100 = 144 m2
➢ Sirkulasi = 80% x 144 =115,2 m2
Total = 115,2 + 144 = 259,2 m2
Arcade atau ➢ Lebar 1 Orang = 0,5 m2 2,5 m2 DA
Pedestarian 5 orang = 0,5 x 5 = 2,5 m2
Flyingfox Ruang Pengelola 37,032 m2 A
➢ 1 Orang = 1,2 x 1,2 = 1,44 m2
2 orang = 1,44 x 2 = 2,88 m2
➢ 1 kursi = 0,45 x 0,5 = 0,225 m2
2 kursi = 0,225 x 2 = 0,45 m2
➢ 1 meja kerja = 1,2 x 0,8 = 0,96 m2
2 meja kerja = 0,96 x 2 = 1,92 m2
➢ Sirkulasi = 20% + 5,25 = 1,05 m2
Total = 1,05 + 5,25 = 6,3 m2
Ruang Sewa A
➢ 1 Orang = 1,2 x 1,2 = 1,44 m2
3 orang = 1,44 x 3 = 4,32 m2
➢ 1 lemari panjang = 0,6 x 1,5 = 0,9 m2
4 lemari panjang = 0,9 x 4 = 3,6 m2
➢ Sirkulasi = 20% x 7,92 = 1,584 m2
Total = 1,584 + 7,92 = 9,504 m2
Tempat Memesan DA
➢ 1 Orang = 1,2 x 1,2 = 1,44 m2
2 pegawai + 2 pengunjung = 1,44 x 4 = 5,76 m2
➢ 1 meja = 0,7 x 1,2 = 0,84 m2
➢ 1 kursi = 0,45 x 0,5 = 0,225 m2
2 kursi = 0,225 x 2 = 0,45 m2
➢ Sirkulasi = 20% x 7,05 = 1,41 m2
Total = 1,41 + 7,05 = 8,46 m2
Toilet A
➢ 1 Orang = 1,2 x 1,2 = 1,44 m2
➢ 1 closet duduk = 0,4 x 0,5 = 0,2 m2
➢ 1 urinoir = 1,3 x 1,3 = 1,69 m2
2 urinoir = 1,69 x 1,69 = 1,80 m2
➢ Sirkulasi = 20% x 3,44 = 0,688 m2
Total = 0,688 + 3,44 = 4,128 m2
Menara flying fox A
➢ 1 Orang = 1,2 x 1,2 = 1,44 m2
2 orang = 1,44 x 2 = 2,88 m2
➢ Sirkulasi = 20% x 2,88 = 0,576 m2
Total = 0,578 + 2,88 = 3,456 m2
Teras A

112
Total Sumber
Kebutuhan ruang Perhitungan Dimensi Ruang
Luasan
➢ 1 Orang = 1,2 x 1,2 = 1,44 m2
3 orang = 1,44 x 3 = 4,32 m2
➢ Sirkulasi = 20% x 4,32 = 0,864 m2
Total = 0,864 + 4,32 = 5,184 m2
Tempat Penyewaan Ruang Pengelola 64,852 m2 A
Olahraga Air
➢ 1 Orang = 1,2 x 1,2 = 1,44 m2
2 orang = 1,44 x 2 = 2,88 m2
➢ 1 kursi = 0,45 x 0,5 = 0,225 m2
2 kursi = 0,225 x 2 = 0,45 m2
➢ 1 meja kerja = 1,2 x 0,8 = 0,96 m2
2 meja kerja = 0,96 x 2 = 1,92 m2
➢ Sirkulasi = 20% + 5,25 = 1,05 m2
Total = 1,05 + 5,25 = 6,3 m2
Garasi Penyimpanan Alat A
➢ 1 Orang = 1,2 x 1,2 = 1,44 m2
2 orang = 1,44 x 2 = 2,88 m2
➢ 1 banana boat (5 penumpang) = 5,6 x 1,34 = 7,504
m2
5 banana boat = 7,504 x 5 = 37,504 m2
➢ 1 kano = 2,9 x 0,58 = 1,682 m2
5 kano = 1,682 x 5 = 8,41 m2
➢ Sirkulasi = 20% x 48,794 = 9,758
Total = 9,758 + 48,794 = 58,552 m2
Waterpark Ruang Pengelola 934,744 m2 A
➢ 1 Orang = 1,2 x 1,2 = 1,44 m2
2 orang = 1,44 x 2 = 2,88 m2
➢ 1 kursi = 0,45 x 0,5 = 0,225 m2
2 kursi = 0,225 x 2 = 0,45 m2
➢ 1 meja kerja = 1,2 x 0,8 = 0,96 m2
2 meja kerja = 0,96 x 2 = 1,92 m2
➢ Sirkulasi = 20% + 5,25 = 1,05 m2
Total = 1,05 + 5,25 = 6,3 m2
Toilet A
➢ 1 Orang = 1,2 x 1,2 = 1,44 m2
➢ 1 closet duduk = 0,4 x 0,5 = 0,2 m2
➢ 1 urinoir = 1,3 x 1,3 = 1,69 m2
2 urinoir = 1,69 x 1,69 = 1,80 m2
➢ Sirkulasi = 20% x 3,44 = 0,688 m2
Total = 0,688 + 3,44 = 4,128 m2
Loket DA
➢ 1 Orang = 1,2 x 1,2 = 1,44 m2
2 pegawai + 2 pengunjung = 1,44 x 4 = 5,76 m2
➢ 1 meja = 0,7 x 1,2 = 0,84 m2
➢ 1 kursi = 0,45 x 0,5 = 0,225 m2
2 kursi = 0,225 x 2 = 0,45 m2
➢ Sirkulasi = 20% x 7,05 = 1,41 m2
Total = 1,41 + 7,05 = 8,46 m2
Locker atau Ruang Ganti DA
Ruang loker:
➢ 1 Orang = 1,2 x 1,2 = 1,44 m2
50 orang = 1,44 x 50 = 72 m2
113
Total Sumber
Kebutuhan ruang Perhitungan Dimensi Ruang
Luasan
➢ Sirkulasi = 20% x 72 = 14,4
Total = 14,4 + 72 = 86,4 m2
Ruang bilas :
➢ 1 orang = 1,2 x 1,2 = 1,44 m2
2 orang = 1,44 x 2 = 2,88 m2
➢ Sirkulasi = 20% x 2,88 = 0,576 m2
Total = 0,576 + 2,88 = 3,456 m2
Total ruang loker dan ruang ganti:
➢ 3,456 + 86,4 = 89,856 m2
Kolam Renang DA
Kolam renang dewasa:
➢ 1 Orang = 11,8 m2 luas air/orang
50 orang = 11,8 x 50 = 590 m2
Kolam renang anak:
➢ 1 orang = 11,8 m2 luas air/orang
20 orang = 11,8 x 20 = 236 m2
Total kolam renang anak dan dewasa
➢ 590 + 236 = 826 m2
TOTAL 934,744 + 64,852 + 37,032 + 2,5 + 259,2 = 1.298,328 m2
Sumber : Olahan penulis (2019)

• Besaran Ruang Aktivitas Menginap


Berdasarkan analisis kunjungan wisatawan dimana sebesar 30% yang
menginap. Maka, banyaknya cottage yang diperlukan adalah sebagai berikut:
- Cottage tipe 1: 138 x 65% = 89,7 ~ 88
=88 / 4 = 22 cottage
- Cottage tipe 2: 138 x 15% = 20,7 ~ 20
= 20 / 2 = 10 cottage
- Cottage tipe 3: 138 x 20% = 27,6 = 28
= 28 / 4 = 7 Cottage
Tabel 4.6. Analisis besaran ruang aktivitas menginap
Total Sumber
Kebutuhan ruang Perhitungan Dimensi Ruang
Luasan
Cottage Tipe Teras 27,353 x 22 DA
1 =
➢ 1 meja = 1,2 x 0,7 = 0,84 m2 x 3 = 2,52 m2 601,766m2
➢ 2 kursi = 0,5 x 0,5 = 0,25 m2 x 2 = 0,5 m2
➢ Ruang gerak 3 orang = 1,2 x 2 = 3,6 m2
➢ Sirkulasi 20% = 6,62 x 0,2 = 1,324 m2
Total = 6,62 + 1,324 = 7,944 m2
Kamar Tidur Utama DA

➢ 1 tempat tidur 2 orang = 1,8 x 2 = 3,6 m2


➢ 1 meja = 1,2 x 0,6 = 0,72 m2
➢ 1 kursi = 0,5 x 0,5 = 0,25 m2
➢ 1 lemari = 2 x 0,6 = 1,2 m2

114
Total Sumber
Kebutuhan ruang Perhitungan Dimensi Ruang
Luasan
➢ Ruang gerak 2 orang = 1,44 x 2 = 2,88 m2
➢ Sirkulasi 30% = 5,77 x 0,3 = 1,731
Total = 5,77 + 1,731 = 7,501 m2
Kamar Tidur DA

➢ 1 tempat tidur 2 orang = 1,8 x 2 = 3,6 m2


➢ 1 meja = 1,2 x 0,6 = 0,72 m2
➢ 1 kursi = 0,5 x 0,5 = 0,25 m2
➢ 1 lemari = 2 x 0,6 = 1,2 m2
➢ Ruang gerak 2 orang = 1,44 x 2 = 2,88 m2
➢ Sirkulasi 30% = 5,77 x 0,3 = 1,731
Total = 5,77 + 1,731 = 7,501 m2
Kamar Mandi DA


1 kloset duduk = 2 x 0,4 = 0.28 m2

1 washtafe = 0,5 x 0,5 = 0,25 m2

1 shower = 0,8 x 0,8 = 0,64 m2

1 bathub = 1,87 x 0,80 = 1,49 m2

Ruang gerak 1 orang = 1,2 x 1,2= 1,44 m2
2 orang = 1,44 x 2 = 2,88 m2
➢ Sirkulasi 30% = 5,54 x 0,3 = 1,662 m2
Total = 5,54 + 1,662 = 7,202 m2
Tipe Teras 35,228 x 10 DA
2 =
➢ 1 meja = 1,2 x 0,7 = 0,84 m2 x 3 = 2,52 m2 352,280 m2
➢ 2 kursi = 0,5 x 0,5 = 0,25 m2 x 2 = 0,5 m2
➢ Ruang gerak 4 orang = 1,2 x 2 = 4,8 m2
➢ Sirkulasi 20% = 7,82 x 0,2 = 1,564 m2
Total = 7,82 + 1,564 = 9,384 m2
Ruang Bersantai AP

➢ 2 sofa = 1,75 x 0,8 = 1,4 m2 x 2 = 2,8 m2


➢ 1 meja = 1,2 x 0,6 = 0,72 m2
➢ 1 meja lampu = 0,5 x 0,5 = 0,25 m2
➢ Ruang gerak 3 orang = 1,2 x 4 = 4,8 m2
➢ Sirkulasi 30% = 8,57 x 0,3 = 2,571 m2
Total = 8,57 + 2,571 = 11,141 m2
Kamar Tidur Utama DA

➢ 1 tempat tidur 2 orang = 1,8 x 2 = 3,6 m2


➢ 1 meja = 1,2 x 0,6 = 0,72 m2
➢ 1 kursi = 0,5 x 0,5 = 0,25 m2
➢ 1 lemari = 2 x 0,6 = 1,2 m2
➢ Ruang gerak 2 orang = 1,44 x 2 = 2,88 m2
➢ Sirkulasi 30% = 5,77 x 0,3 = 1,731
Total = 5,77 + 1,731 = 7,501 m2
Kamar Mandi DA

➢ 1 kloset duduk = 2 x 0,4 = 0.28 m2


➢ 1 washtafe = 0,5 x 0,5 = 0,25 m2
➢ 1 shower = 0,8 x 0,8 = 0,64 m2
➢ 1 bathub = 1,87 x 0,80 = 1,49 m2
➢ Ruang gerak 1 orang = 1,2 x 1,2= 1,44 m2
2 orang = 1,44 x 2 = 2,88 m2
➢ Sirkulasi 30% = 5,54 x 0,3 = 1,662 m2
Total = 5,54 + 1,662 = 7,202 m2
115
Total Sumber
Kebutuhan ruang Perhitungan Dimensi Ruang
Luasan

Tipe Teras 31,588 x 7 = DA


3 221,116 m2
➢ 1 meja = 1,2 x 0,7 = 0,84 m2 x 3 = 2,52 m2
➢ 2 kursi = 0,5 x 0,5 = 0,25 m2 x 2 = 0,5 m2
➢ Ruang gerak 4 orang = 1,2 x 2 = 4,8 m2
➢ Sirkulasi 20% = 7,82 x 0,2 = 1,564 m2
Total = 7,82 + 1,564 = 9,384 m2
Kamar Tidur Utama DA

➢ 1 tempat tidur 2 orang = 1,8 x 2 = 3,6 m2


➢ 1 meja = 1,2 x 0,6 = 0,72 m2
➢ 1 kursi = 0,5 x 0,5 = 0,25 m2
➢ 1 lemari = 2 x 0,6 = 1,2 m2
➢ Ruang gerak 2 orang = 1,44 x 2 = 2,88 m2
➢ Sirkulasi 30% = 5,77 x 0,3 = 1,731
Total = 5,77 + 1,731 = 7,501 m2
kamar Tidur 2 DA

➢ 1 tempat tidur 2 orang = 1,8 x 2 = 3,6 m2


➢ 1 meja = 1,2 x 0,6 = 0,72 m2
➢ 1 kursi = 0,5 x 0,5 = 0,25 m2
➢ 1 lemari = 2 x 0,6 = 1,2 m2
➢ Ruang gerak 2 orang = 1,44 x 2 = 2,88 m2
➢ Sirkulasi 30% = 5,77 x 0,3 = 1,731
Total = 5,77 + 1,731 = 7,501 m2
Kamar Mandi DA

➢ 1 kloset duduk = 2 x 0,4 = 0.28 m2


➢ 1 washtafe = 0,5 x 0,5 = 0,25 m2
➢ 1 shower = 0,8 x 0,8 = 0,64 m2
➢ 1 bathub = 1,87 x 0,80 = 1,49 m2
➢ Ruang gerak 1 orang = 1,2 x 1,2= 1,44 m2
2 orang = 1,44 x 2 = 2,88 m2
➢ Sirkulasi 30% = 5,54 x 0,3 = 1,662 m2
Total = 5,54 + 1,662 = 7,202 m2
Tempat Hiburan ➢ Ruang gerak 1 orang = 1,2 x 1,2 = 1,44 m2 x 15 = 52,791 m2 DA
Area Cottage 16,44 m2
➢ 1 meja = 1,4 x 0,8 = 1,12 m2
4 meja = 1,12 x 4 = 4,48 m2
➢ 2 sofa = 1,4 m2
4 sofa = 1,4 x 4 = 5,6 m2
➢ 1 kursi = 0,5 x 0,5 = 0,25 m2
5 kursi = 0,25 x 5 = 1,25 m2
➢ 1 Meja billiard = 1,06 x 2,13 = 2,257 m2
2 meja billiard = 2,257 x 2 = 4,51 m2
➢ 1 meja pimpong = 2,74 x 1,52 = 4,164 m2
2 meja pimpong = 4,164 x 2 = 8,3296 m2
➢ Sirkulasi = 30% x 40,609 = 12,182 m2
Total = 12,182 + 40,609 = 52,791 m2
Restoran Area Area Makan 149,756 m2 DA
Cottage
➢ 1,5 m2 / orang (ada 40 orang) = 1,5 x 40 = 60 m2
➢ 1 meja makan = 1,2 x 0,7 = 0,84 m2
20 meja makan = 0,84 x 20 = 16,8 m2
116
Total Sumber
Kebutuhan ruang Perhitungan Dimensi Ruang
Luasan
➢ 1 kursi = 0,6 x 0,65 = 0,39 m2
40 kursi = 0,39 x 40 = 15,6 m2
➢ Sirkulasi = 30% x 92,4 = 27,72 m2
Total = 27,72 + 92,4 = 120,12 m2
Dapur DA

➢ 4 meja racik = 1x 1,2 = 1,2 m2 x 4 = 4,8 m2


➢ 4 kompor gas = 0,6 x 0,6 = 0,36 m2 x 4 = 1,44 m2
➢ Ruang gerak 1 orang = 1,2 x 1,2 = 1,44 m2
Ruang gerak 5 orang = 1,44 x 5 = 7,2 m2
➢ 2 oven = 0,5 x 0,5 = 0,25 m2 x 2 = 0,5 m2
➢ 1 bak cuci piring = 1,9 x 0,6 = 1,14 m2
➢ Sirkulasi 30% = 15,08 x 0,3 = 4,524 m2
Total = 15,08 + 4,524 = 19,604 m2
Toilet DA

➢ 1 Orang = 1,2 x 1,2 = 1,44 m2


4 orang = 1,44 x 4 = 5,76 m2
➢ 1 closet duduk = 0,4 x 0,5 = 0,2 m2
4 closet duduk = 0,2 x 4 = 0,8 m2
➢ 1 urinoir = 1,3 x 1,3 = 1,69 m2
2 urinoir = 1,69 x 1,69 = 1,80 m2
➢ Sirkulasi = 20% x 8,36 =1,672 m2
Total = 1,672 + 8,36 = 10,032 m2
Taman Area ➢ 1 Orang = 1,2 x 1,2 = 1,44 m2 64,8 m2 DA
2
Cottage 30 orang = 1,44 x 30 = 43,2 m
➢ Sirkulasi = 50% x 43,2 = 21,6 m2
Total = 43,2 + 21,6 = 64,8 m2
TOTAL 64,8 + 149,756 + 52,791 + 221,116 + 352,280 + 601,766 = 1.442,509 m2

Sumber : Olahan penulis (2019)

4.4.2.2. Besaran Ruang Fungsi Sekunder


• Besaran Ruang Aktivitas Servis untuk Kendaraan
Berdasarkan analisis kunjungan wisatawan dimana sebesar 462 pengunjung
yang datang perbulan. Maka, banyaknya parkiran yang dibutuhkan adalah
sebagai berikut:
Parkiran Pengunjung:
- Motor: 462 x 70% = 323 orang
Satu motor 2 orang = 323 / 2 = 161,5 ~ 162 motor
- Mobil: 462 x 30% = 138 orang
Satu mobil keluarga 4 orang = 138 / 4 = 33,5 ~ 34 mobil
Parkiran sepeda dan becak:
- Sepeda: 462 x 70% = 323 orang
Sepeda 2 orang:
117
323 x 40% = 129,2 ~ 130 orang
130 / 2 = 65 sepeda 2 orang
Sepeda 4 orang (keluarga):
323 x 30% = 96,9 ~ 97 orang
97 / 4 = 24,225 ~ 25 sepeda 4 orang
- Becak: 462 x 30% = 138 orang
Becak 2 orang: 138 / 2 = 69 becak

Tabel 4.7. Analisis besaran ruang aktivitas servis untuk kendaraan


Total Sumber
Kebutuhan ruang Perhitungan Dimensi Ruang
Luasan
Tempat Parkir Kendaraan Roda 4 1.073,9 m2 DA
Kendaraan
➢ 1 mobil = 2,5 x 5 = 12,5 m2 / unit
34 mobil = 34 x 12,5 = 425 m2
Kendaraan Roda 2 DA

➢ 1 motor = 1 x 2 = 2 m2
162 motor = 2 x 162 = 324 m2
Becak A
➢ 1 becak = 2,10 x 1,00 = 2,10 m2
69 becak = 2,10 x 69 = 144,9 m2
Sepeda DA
➢ 1 sepeda = 1 x 2 = 2 m2
90 sepeda = 2 x 90 = 180 m2

Pos Penjagaan ➢ 1 Orang = 1,2 x 1,2 = 1,44 m2 A
3 orang = 1,44 x 3 = 4,32 m2
Tempat Penyewaan Teras AP
Sepeda dan Becak
➢ 1 Orang = 1,2 x 1,2 = 1,44 m2
10 orang = 1,44 x 10 = 14,4 m2
➢ Sirkulasi = 20% x 14,4 = 2,88 m2
Total = 14,4 + 2,88 = 17,58 m2
Ruang Administrasi AP
➢ 1 Orang = 1,2 x 1,2 = 1,44 m2
5 orang = 1,44 x 5 = 7,2 m2
➢ 1 meja = 1,4 x 0,8 = 1,12 m2
➢ 2 kursi = 0,5 x 0,5 = 0,25 m2 x 2 = 0,5 m2
➢ 3 lemari = 0.24m2 x 3 =0. 72m2
➢ Sirkulasi = 20% x 9,54 =1,908 m2
Total = 9,54 + 1,908 = 11,448 m2
Sumber: Olahan Penulis (2019)

118
• Besaran Ruang Aktivitas Kuliner
Tabel 4.8. Analisis besaran ruang aktivitas kuliner
Total Sumber
Kebutuhan ruang Perhitungan Dimensi Ruang
Luasan
Restoran Toilet 168,92 m2 DA
➢ 1 Orang = 1,2 x 1,2 = 1,44 m2
4 orang = 1,44 x 4 = 5,76 m2
➢ 1 closet duduk = 0,4 x 0,5 = 0,2 m2
4 closet duduk = 0,2 x 4 = 0,8 m2
➢ 1 urinoir = 1,3 x 1,3 = 1,69 m2
2 urinoir = 1,69 x 1,69 = 1,80 m2
➢ Sirkulasi = 20% x 8,36 =1,672 m2
Total = 1,672 + 8,36 = 10,032 m2
Dapur DA

➢ 4 meja racik = 1x 1,2 = 1,2 m2 x 4 = 4,8 m2


➢ 4 kompor gas = 0,6 x 0,6 = 0,36 m2 x 4 = 1,44 m2
➢ Ruang gerak 1 orang = 1,2 x 1,2 = 1,44 m2
Ruang gerak 2 orang = 1,44 x 2 = 2,88 m2
➢ 2 oven = 0,5 x 0,5 = 0,25 m2 x 2 = 0,5 m2
➢ 1 bak cuci piring = 1,9 x 0,6 = 1,14 m2
➢ Sirkulasi 30% = 10,76 x 0,3 = 3,228 m2
Total = 10,76 + 3,228 = 13,988 m2
Area Makan A
➢ 1,5 m2 / orang (ada 50 orang) = 1,5 x 50 = 75 m2
➢ 1 meja makan = 1,2 x 0,7 = 0,84 m2
20 meja makan = 0,84 x 20 = 16,8 m2
➢ 1 kursi = 0,6 x 0,65 = 0,39 m2
50 kursi = 0,39 x 50 = 19,5 m2
➢ Sirkulasi = 30% x 111,3 = 33,39 m2
Total = 111,3 + 33,39 = 144,9 m2
Sumber: Olahan Penulis (2019)

• Besaran Ruang Aktivitas Komersial


Tabel 4.9. Analisis besaran ruang aktivitas komersial
Total Sumber
Kebutuhan ruang Perhitungan Dimensi Ruang
Luasan
Outlet Souvenir Teras 154,181 m2 DA
dan Art Shop
➢ Ruang gerak 10 orang = 1,2 x 10 = 12 m2
➢ Sirkulasi 20% = 12 x 0,2 = 2,4 m2
Total = 2,4 + 12 = 14,4 m2
Ruang Souvenir Tenunan, Mutiara dan Komoditi A
➢ 1 orang = 1,2 x 1,2 = 1,44 m2
15 orang = 1,44 x 15 = 21,6 m2
➢ 1 etalase = 1,2 x 0,7 = 0,84 m2
9 etalase = 0,84 x 9 = 7,56 m2
➢ 1 rak = 1,2 x 2 = 2,4 m2
6 rak = 2,4 x 6 = 14,4 m2
➢ Tempat gantung baju = 0,5 x 1,2 = 0,6 m2
6 tempat gantung baju = 0,6 x 6 = 3,6 m2

119
Total Sumber
Kebutuhan ruang Perhitungan Dimensi Ruang
Luasan
➢ Sirkulasi = 30% x 47,16 = 14,148 m2
Total = 14,148 + 47,16 = 61,308 m2
Ruang Administrasi AP
➢ 1 orang = 1,2 x 1,2 = 1,44 m2
8 orang = 1,44 x 8 = 11,52 m2
➢ 1 meja bersama = 2 x 0,9 = 1,8 m2
➢ 1 kursi = 0,5 x 0,5 = 0,25 m2
8 kursi = 0,25 x 8 = 2 m2
➢ Sirkulasi = 30% x 15,32 = 4,596 m2
15,32 + 4,596 = 19,916 m2
Ruang Belajar Menenun A
➢ 1 Orang = 1,2 x 1,2 = 1,44 m2
10 orang = 1,44 x 10 = 14,4 m2
➢ 1 Lemari = 0,7 x 1,2 = 0,84 m2
➢ 1 alat tenun tradisional = 1,3 x 1,5 = 1,95 m2
5 alat tenun tradisional = 1,95 x 5 = 9,75 m2
➢ Sirkulasi = 30% x 24,99 = 7,497 m2
Total = 7,497 + 24,99 = 32,487 m2
Tempat Menyimpan Kain A
➢ 1 Orang = 1,2 x 1,2 = 1,44 m2
5 orang = 1,44 x 5 = 7,2 m2
➢ 1 Meja laci = 1,2 x 0,6 = 0,72 m2
➢ 1 lemari kaca = 1,5 x 0,7 = 1,05 m2
➢ Sirkulasi = 30 % x 9,42 = 2,826 m2
Total = 5 + 9,42 = 12,246 m2
Toilet DA
➢ 1 orang = 1,2 x 1,2 = 1,44 m2
8 orang = 1,44 x 8 = 11,52 m2
➢ Sirkulasi = 20% x 11,52 = 2,404 m2
Total = 11,52 + 2,404 = 13,824 m2

Sumber : Olahan Penulis (2019)

4.4.2.3. Besaran Ruang Fungsi Tersier


• Besaran Ruang Aktivitas Pengelola
Tabel 4.10 Analisis besaran ruang aktivitas pengelola
Total Sumber
Kebutuhan ruang Perhitungan Dimensi Ruang
Luasan
Kantor Pengelola Toilet 328,936 m2 DA
Resort
➢ 1 Orang = 1,2 x 1,2 = 1,44 m2
4 orang = 1,44 x 4 = 5,76 m2
➢ 1 closet duduk = 0,4 x 0,5 = 0,2 m2
4 closet duduk = 0,2 x 4 = 0,8 m2
➢ 1 urinoir = 1,3 x 1,3 = 1,69 m2
2 urinoir = 1,69 x 1,69 = 1,80 m2
➢ Sirkulasi = 20% x 8,36 =1,672 m2
Total = 1,672 + 8,36 = 10,032 m2

120
Total Sumber
Kebutuhan ruang Perhitungan Dimensi Ruang
Luasan
Lobby DA
➢ 1 Orang = 1,2 x 1,2 = 1,44 m2
100 orang = 1,44 x 100 = 144 m2
Front Desk, Information and Receptionist MH
➢ 15% x L. Lobby
15% x 144 = 21,6 m2
Ruang Rapat A
➢ 1 meja rapat = 6,10 x 3,10 = 18,91 m2
➢ 15 kursi = 0,5 x 0,5 = 0,25 m2 x 15 = 3,75 m2
➢ Ruang gerak 1 orang = 1,2 x 1,2 = 1,44 m2 x 15 =
16,44 m2
➢ Sirkulasi 30% = 39,10 x 0.3 = 11,73 m2
Total = 39,10 + 11,73 = 50,83 m2
Ruang Service DA
➢ 4 lemari peralatan = 1,5 x 0,5 = 0,75 m2 x 4 = 3 m2
➢ 1 meja = 1,4 x 0,8 = 1,12 m2
➢ 2 kursi = 0,5 x 0,5 = 0,25 m2 x 2 = 0,5 m2
➢ Ruang gerak 1 orang = 1,2 x 1,2 = 1,44 m2 x 2 = 2,88
m2
➢ Sirkulasi 20% = 7,5 m2 x 0,2 = 1,5 m2
Total = 7,5 + 0,2 = 7,7 m2
Ruang Karyawan A
➢ 5 meja = 2.4m2 x 5 = 12 m2
➢ 10 kursi = 0.64m2 x 10 = 6.4m2
➢ 3 lemari = 0.24m2 x 3 =0. 72m2
➢ R gerak = 1,44 x 15 = 21,6 m2
➢ Sirkulasi 30 % = 62,32 x 0,3 = 18,696 m2
Total = 18,696 + 62,32 = 81,016 m2
Ruang Manager DA
➢ 2 sofa = 1.4m2
➢ 1 kursi kerja = 0.64m2
➢ 1 meja = 1 x 2 = 2 m2
➢ 1 lemari = 0.24m2
➢ R gerak = 3 orang = 1.44 x 3 = 4.32 m2
➢ Sirkulasi = 30% = 8,6 x 0,3 = 2,58 m2
Total = 11,18 + 2,58 = 13,76 m2
Kantor Pengelola Front Desk, Information and Receptionist 73,382 m2 MH
cottage
➢ 15% x L. Lobby
15% x 28,8 = 4,32 m2
Lobby DA
➢ 1 Orang = 1,2 x 1,2 = 1,44 m2
20 orang = 1,44 x 20 = 28,8 m2
Ruang Karyawan A
➢ 5 meja = 2.4m2 x 5 = 12 m2
➢ 5 kursi = 0.64m2 x 5 = 3,2 m2
➢ 3 lemari = 0.24m2 x 3 =0. 72m2
➢ R gerak = 1,44 x 5 = 7,2 m2
➢ Sirkulasi 30 % = 23,12 x 0,3 = 6,936 m2

121
Total Sumber
Kebutuhan ruang Perhitungan Dimensi Ruang
Luasan
Total = 23,12 + 6,936 = 30,056 m2
Ruang Housekeeping A
➢ 1 Orang = 1,2 x 1,2 = 1,44 m2
5 orang = 1,44 x 5 = 7,2 m2
➢ 1 lemari = 1,2 x 0,6 = 0,72 m2
➢ Sirkulasi 30 % = 7,92 x 0,3 = 2,376 m2
Total = 7,92 + 2,376 = 10,296 m2
Toilet Tempat Bilas 7,2 m2 A
➢ 1 Orang = 1,2 x 1,2 = 1,44 m2
5 orang = 1,44 x 5 = 7,2 m2
Klinik Teras 60,209 m2 A
➢ 1 meja = 1,4 x 1,8 = 2,52 m2
➢ 2 kursi = 0,5 x 0,5 = 0,25 x 2 = 0,5 m2
➢ R.gerak 2 orang = 1,2 x 2 = 2,4 m2
➢ Sirkulasi 20% = 5,42 x 0,2 = 1,084 m2
Total = 5,42 + 0,2 = 5,62 m2
Ruang Periksa A
➢ 1 tempat tidur pasien = 1 x 2,2 = 2,2 m2
3 tempat tidur pasien = 3 x 2,2 = 6,6 m2
➢ 2 kursi = 0,5 x 0,5 = 0,25 m2 x 2 = 0,5 m2
➢ Ruang gerak 4 orang = 1,44 x 4 = 5,76 m2
➢ Sirkulasi 30% = 12,86 x 0,3 = 3,858 m2
Total = 3,858 + 12,86 = 16,718 m2
Apotek A
➢ 1 lemari obat = 2x 0,6 = 1,2 m2
➢ 1 meja = 1,2 x 0,7 = 0,84 m2
➢ 2 kursi = 0,5 x 0,5 = 0,25 m2 x 2 = 0,5 m2
➢ Ruang gerak 2 orang = 1,44 x 2 = 2,88 m2
➢ Sirkulasi 30% = 5,42 x 0,3 = 1,626 m2
Total = 5,42 + 1,626 = 7,046 m2
Ruang Tunggu DA
➢ 1 Orang = 1,2 x 1,2 = 1,44 m2
10 orang = 1,44 x 10 = 14,4 m2
➢ Sirkulasi = 20% x 14,4 = 2,88 m2
Total = 14,4 + 2,88 = 17,58 m2
Ruang Administrasi A
➢ 1 meja kasir = 2 x 1 = 2 m2
➢ 1 kursi = 0,5x0,5 = 0,25 m2
➢ Ruang gerak 2 orang = 1,44 x 2 = 2,88 m2
➢ Sirkulasi 30% = 5,13 x 0,3 = 1,539 m2
Total = 5,13 + 1,539 = 6,669 m2
Toilet DA
➢ 1 Orang = 1,2 x 1,2 = 1,44 m2
2 orang = 1,44 x 2 = 2,88 m2
➢ 1 closet duduk = 0,4 x 0,5 = 0,2 m2
4 closet duduk = 0,2 x 4 = 0,8 m2
➢ 1 urinoir = 1,3 x 1,3 = 1,69 m2
2 urinoir = 1,69 x 1,69 = 1,80 m2
➢ Sirkulasi = 20% x 5,48 =1,096 m2

122
Total Sumber
Kebutuhan ruang Perhitungan Dimensi Ruang
Luasan
Total = 5,48 + 1,096 = 6,576 m2
TOTAL 60,209 + 7,2 + 73,382 + 328,936 = 469,727 m2
Sumber : Olahan Penulis (2019)

• Besaran Ruang Dermaga

Analisis luasan dermaga di buat untuk mengetahui berapa jumlah


perahu yang bersandar dan berapa ukuran dari dermaga tersebut.

Rumus panjang dermaga

𝑛 𝑥 𝐿𝑜𝐴 + (𝑛 − 1) 𝑥 𝑗𝑘 + 𝑗𝑑

Dimana:

• n = jumlah kapal yang bersandar


• LoA = panjang kapal
• Jk = jarak antar kapal
• Jd = jarak ke tepi dermaga

Tabel 4.11 Perhitungan panjang dermaga

Total
No. Item Perhitungan
luasan
n x LoA + (n-1) x jk + jd
=10 x 10,5 + (10-1) x 2 + 2
2. Speed boat 125 m
=105 + (9) x 2 + 2
=105 + 18 + 2
n x LoA + (n-1) x jk + jd
=10 x 11 + (10-1) x 2 + 2
3. Perahu nelayan 181,25m
=161,25 + (9) x 2 + 2
=161,25 + 18 + 2

Total panjang dermaga:


Panjanag tiap speed boat + panjang tiap perahu nelayan
125 + 181,25 = 306,25 m

Sumber: Olahan penulis (2019)

123
4.4.2.4. Rangkuman luasan fasilitas pada lokasi perancangan
Tabel 4.12. Rangkuman luasan fasilitas pasa lokasi perancangan
Fungsi Fasilitas Luasan (m²)
Fungsi primer Aktivitas rekreasi pantai 1.298,328
Aktivitas menginap (private) 1.442,509
Total luasan primer 2.740,837
Fungsi sekunder Aktivitas entrance 1.073,9
Aktivitas kuliner 168,92
Aktivitas komersial 154,181
Total luasan sekunder 1.397,001
Fungsi tersier Aktivitas pengelola resort 469,727
Dermaga 306,25
Total luasan tersier 775,977
Total luasan fasilitas pada lokasi : 4.913,815

Sumber : Olahan penulis (2019)

Dari hasil rekapitulasi besaran ruang diatas, maka dapat dibuat


beberapa kesimpulan sebagai berikut:

- Luasan lokasi : ± 70.000 m² atau 7 ha


- Ketentuan kepadatan bangunan pada kawasan tepi air menurut
Dirjen Cipta Karya (2000) maksimal 25%
70.000 x 25% = 17.500
- Luasan terbangun : ± 4.913,815 m²
- Luasan tidak terbangun : ±65.086,185 m²

Sisa dari area tidak terbangun akan digunakan untuk ruang terbuka
hijau dan pedestarian.

124
4.5. Analisis Pendekatan Arsitektur Hijau

Konsep arsitektur hijau dalam bangunan hijau telah diadopsi oleh


arsitek di seluruh dunia dengan perumusan bangunan hijau, tidak terkecuali
di indonesia. Green Building Council Indonesia (GBCI) merupakan salah
satu lembaga yang sangat peduli terhadap bangunan ramah lingkungan yang
berbasis pada pembangunan yang berkelanjutan. Dalam greenship
bangunan hijau terdapat enam kategori penilaian yaitu tepat guna lahan,
efisiensi dan konservasi energi, konservasi air, sumber dan siklus material,
kualitas udara dan kenyamanan ruang, serta manajemen lingkungan
bangunan. Dalam perancangan resort pantai otan, prinsip-prinsip arsitektur
hijau akan mengacu pada kategori penilaian yang ada pada greenship
bangunan hijau diantaranya adalah :

4.5.1. Tepat Guna Lahan


1. Menyediakan Area Terbuka Hijau
Tujuan dari menyediakan area terbuka hijau ini adalah memelihara dan
memperluas ruang hijau untuk meningkatkan kualitas iklim mikro,
mengurangi CO2 dan zat polutan, mencegah erosi tanah, dan
mengurangi beban sistem drainase. Perancangan resort pantai ini akan
menghadirkan taman publik sebagai salah satu fasilitas bagi pengguna
resort tersebut.

Gambar 4.9 Area terbuka hijau


Sumber: olahan penulis (2019)

125
2. Penggunaan Sepeda dan Becak pada Perancangan
Penggunaan sepeda dan becak didalam perancangan dimaksudkan
sebagai pengganti kendaraan bermotor. Dengan tujuan tetap
memelihara lingkungan dan mengurangi CO2 dan zat polutan didalam
site

Gambar 4.10 Penggunaan sepeda dan becak pada perancangan


Sumber: Ilustrasi penulis (2019)

3. Iklim Mikro
Tujuannya adalah untuk mengurangi efek heat island pada area
perkerasan dengan menggunakan grass block. Sehingga pengguna tetap
merasa nyaman beraktifitas diatasnya.

Gambar 4.11 Penggunaan grass block pada perkerasan


Sumber: Ilustrasi penulis (2019)

4.5.2. Efisiensi dan Konservasi Energi


1. Pencahayaan Alami
Tujuannya adalah untuk mendorong penggunaan pencahayaan alami
yang optimal untuk mengurangi konsumsi energi dan mendukung

126
desain bangunan yang mendukung desain bangunan yang
memungkinkan pencahayaan alami semaksimal mungkin.

Gambar 4.12 Pencahayaan alami pada perancangan


Sumber: Ilustrasi penulis (2019)

2. Sirkulasi Udara
Tujuannya adalah untuk mendorong penggunaan ventilasi yang efisien
di dalam bangunan dan mengurangi konsumsi energi. Konsep yang
akan dilakukan pada perancangan diantaranya adalah:
• Orientasi bukaan akan dibuat dengan aliran angin dan
menambah ventilasi pada bangunan
• Menghadirkan vegetasi pada sisi barat dan timur bangunan
• Penerapan ventilasi silang pada bangunan juga akan
diperhatikan agar sirkulasi menjadi lancar.

Gambar 4.13 Penempatan vegetasi pada sisi bangunan


Sumber: Ilustrasi penulis (2019)

127
Gambar 4.14 Penerapan ventilasi silang pada bangunan
Sumber: Olahan penulis (2019)

3. Energi Terbarukan dalam Tapak


Tujuannya adalah mendorong penggunaan sumber energi baru dan
terbarukan yang bersumber dari dalam lokasi tapak bangunan.
Perancangan akan menggunakan sumber energi terbarukan dalam hal
ini adalah sumber listrik yang bersumber dari energi matahari dengan
teknologi Photovolltaic (PV) atau solar panel.

Gambar 4.15 Penempatan solar panel pada lampu jalan


Sumber: Olahan penulis (2019)

Gambar 4.16 Skema distribusi solar panel


Sumber: Olahan penulis (2019)

Tabel 4.13 Analisis kebutuhan solar panel fasilitas primer


COTTAGE TIPE 1
• Lampu penerangan = 7 lampu @ 20 watt x 12 jam sehari = 1680 watt hour
• Laptop = @ 150 watt
• Pembuat kopi = @200 watt x 3 jam = 600 watt hour
• Charger telepon genggam = @ 30 watt x 7 jam = 210 watt hour
• Dispenser = @ 150 watt x 3 jam = 450 watt hour
• Pompa Air = @ 650 watt x 3 jam = 1950 watt hour

128
• Pemanggang roti = @ 60 watt x 3 jam = 180 watt hour
• Perangkat lain = 400 watt hour

TOTAL = 1680 + 150 + 600 + 210 + 450 + 1950 + 180 + 400 = 5620 watt
hour

Jumlah solar panel yang di butuhkan, satu panel 250 watt (12 jam maksimum
tenaga surya) :
• 5620 / (250 x 12)
5620 / 3000 = 1,87 ~ 2 solar panel

COTTAGE TIPE 2
• Lampu penerangan = 8 lampu @ 20 watt x 12 jam sehari = 1920 watt hour
• Laptop = @ 150 watt
• Pembuat kopi = @200 watt x 3 jam = 600 watt hour
• Charger telepon genggam = @ 30 watt x 7 jam = 210 watt hour
• Dispenser = @ 150 watt x 3 jam = 450 watt hour
• Pompa Air = @ 650 watt x 3 jam = 1950 watt hour
• Pemanggang roti = @ 60 watt x 3 jam = 180 watt hour
• Perangkat lain = 400 watt hour

TOTAL = 1920 + 150 + 600 + 210 + 450 + 1950 + 180 + 400 = 5860 watt
hour

Jumlah solar panel yang di butuhkan, satu panel 250 watt (12 jam maksimum
tenaga surya) :
• 5860 / (250 x 12)
5860 / 3000 = 1,95 ~ 2 solar panel

COTTAGE TIPE 3
• Lampu penerangan = 6 lampu @ 25 watt x 12 jam sehari = 1800 watt hour
• Laptop = @ 150 watt
• Pembuat kopi = @200 watt x 3 jam x 2= 1200 watt hour
• Charger telepon genggam = @ 30 watt x 7 jam = 210 watt hour
• Dispenser = @ 150 watt x 3 jam x 2 = 900 watt hour
• Pompa Air = @ 650 watt x 3 jam = 1950 watt hour
• Pemanggang roti = @ 60 watt x 3 jam x 2 = 360 watt hour
• Perangkat lain = 400 watt hour

TOTAL = 1800 + 150 + 1200 + 210 + 900 + 1950 + 360 + 400 = 6970 watt
hour

Jumlah solar panel yang di butuhkan, satu panel 250 watt (12 jam maksimum
tenaga surya) :
• 6970 / (250 x 12)
6970 / 3000 = 2,32 ~ 3 solar panel

TEMPAT PENYEWAAN OLAHRAGA PINGGIR PANTAI


• Lampu penerangan = 3 lampu @ 25 watt x 12 jam sehari = 900 watt hour
• Komputer = @ 200 watt x 2 x 12 jam = 4800 watt hour
• Charger telepon genggam = @ 30 watt x 7 jam = 210 watt hour
• Dispenser = @ 150 watt x 3 jam = 450 watt hour
• Perangkat lain = 400 watt hour

TOTAL = 900 + 4800 + 210 + 450 = 6360 watt hour

129
Jumlah solar panel yang di butuhkan, satu panel 250 watt (12 jam maksimum
tenaga surya) :
• 6360 / (250 x 12)
6360 / 3000 = 2,21 ~ 2 solar panel

WATERPARK
BANGUNAN PENERIMA
• Lampu penerangan = 5 lampu @ 20 watt x 12 jam sehari = 1200 watt hour
• Komputer = @ 200 watt x 12 jam = 2400 watt hour
• Charger telepon genggam = @ 30 watt x 7 jam = 210 watt hour
• Dispenser = @ 150 watt x 3 jam = 450 watt hour
• Pompa Air = @ 650 watt x 3 jam = 1950 watt hour
• Perangkat lain = 400 watt hour

TOTAL = 1200 + 2400 + 210 + 450 + 1950 + 400 = 6610 watt hour

Jumlah solar panel yang di butuhkan, satu panel 250 watt (12 jam maksimum
tenaga surya) :
• 6610 / (250 x 12)
6610 / 3000 = 2,20 ~ 2 solar panel

TEMPAT GANTI BAJU


• Lampu penerangan = 12 lampu @ 20 watt x 12 jam sehari = 2880 watt hour
• Komputer = @ 200 watt x 12 jam = 2400 watt hour
• Charger telepon genggam = @ 30 watt x 7 jam = 210 watt hour
• Perangkat lain = 400 watt hour
• Pompa Air = @ 650 watt x 3 jam = 1950 watt hour

TOTAL = 2880 + 2400 + 210 + 400 + 1950 = 7840 watt hour

Jumlah solar panel yang di butuhkan, satu panel 250 watt (12 jam maksimum
tenaga surya) :
• 7840 / (250 x 12)
7840 / 3000 = 2,61 ~ 3 solar panel

FLYINGFOX
• Lampu penerangan = 13 lampu @ 20 watt x 12 jam sehari = 3120 watt hour
• Komputer = @ 200 watt x 12 jam = 2400 watt hour
• Charger telepon genggam = @ 30 watt x 7 jam = 210 watt hour
• Dispenser = @ 150 watt x 3 jam = 450 watt hour
• Pompa Air = @ 650 watt x 3 jam = 1950 watt hour
• Perangkat lain = 400 watt hour

TOTAL = 3120 + 2400 + 210 + 450 + 1950 + 400 = 8530 watt hour

Jumlah solar panel yang di butuhkan, satu panel 250 watt (12 jam maksimum
tenaga surya) :
• 8530 / (250 x 12)
8530 / 3000 = 2,84 ~ 3 solar panel

Sumber: Olahan penulis (2019)

130
Tabel 4.14 Anlisis kebutuhan solar panel fasilitas sekunder
RESTORAN
• Lampu penerangan = 19 lampu @ 20 watt x 12 jam sehari = 4560 watt hour
• Komputer = @ 200 watt x 12 jam x 2 = 4800 watt hour
• Charger telepon genggam = @ 30 watt x 7 jam = 210 watt hour
• Dispenser = @ 150 watt x 3 jam = 450 watt hour
• Pompa Air = @ 650 watt x 3 jam = 1950 watt hour
• Perangkat lain = 400 watt hour
• Pembuat kopi = @200 watt x 3 jam x 2= 1200 watt hour
• Microwave = @ 1270 watt x 6 jam = 7620 watt hour
• Blender = @ 130 watt x 6 jam = 780 watt hour
• Kulkas = @ 200 watt x 2 x 6 jam = 2400 watt hour

TOTAL = 4560 + 4800 + 210 + 450 + 1950 + 400 + 1200 + 7620 + 780 +
2400 = 24.370 watt hour

Jumlah solar panel yang di butuhkan, satu panel 400 watt (12 jam maksimum
tenaga surya) :
• 24.370 / (400 x 12)
24.370 / 4800 = 5,077 ~ 5 solar panel

TEMPAT PENJUALAN KOMODITAS


• Lampu penerangan = 12 lampu @ 20 watt x 12 jam sehari = 2880 watt hour
• Komputer = @ 200 watt x 12 jam x 2 = 4800 watt hour
• Charger telepon genggam = @ 30 watt x 7 jam = 210 watt hour
• Perangkat lain = 400 watt hour

TOTAL = 2880 + 4800 + 210 + 400 = 8290 watt hour

Jumlah solar panel yang di butuhkan, satu panel 250 watt (12 jam maksimum
tenaga surya) :
• 8290 / (250 x 12)
8290 / 3000 = 2,76 ~ 3 solar panel

TEMPAT PERAWATAN SEPEDA


• Lampu penerangan = 7 lampu @ 20 watt x 12 jam sehari = 1680 watt hour
• Komputer = @ 200 watt x 12 jam = 2400 watt hour
• Charger telepon genggam = @ 30 watt x 7 jam = 210 watt hour
• Perangkat lain = 400 watt hour

TOTAL = 1680 + 2400 + 210 + 400 = 4690 watt hour

Jumlah solar panel yang di butuhkan, satu panel 250 watt (12 jam maksimum
tenaga surya) :
• 4690 / (250 x 12)
4690 / 3000 = 1,56 ~ 2 solar panel

ADMINISTRASI COTTAGE
• Lampu penerangan = 6 lampu @ 20 watt x 12 jam sehari = 1440 watt hour
• Komputer = @ 200 watt x 12 jam x 2 = 4800 watt hour
• Charger telepon genggam = @ 30 watt x 7 jam = 210 watt hour
• Perangkat lain = 400 watt hour

TOTAL = 1440 + 4800 + 210 + 400 = 6850 watt hour

131
Jumlah solar panel yang di butuhkan, satu panel 250 watt (12 jam maksimum
tenaga surya) :
• 6850 / (250 x 12)
6850 / 3000 = 2,28 ~ 2 solar panel

BANGUNAN ENTERTAINMENT
• Lampu penerangan = 8 lampu @ 20 watt x 12 jam sehari = 1920 watt hour
• Komputer = @ 200 watt x 12 jam x 2 = 4800 watt hour
• Charger telepon genggam = @ 30 watt x 7 jam = 210 watt hour
• Perangkat lain = 400 watt hour

TOTAL = 1920 + 4800 + 210 + 400 = 7330 watt hour

Jumlah solar panel yang di butuhkan, satu panel 250 watt (12 jam maksimum
tenaga surya) :
• 7330 / (250 x 12)
7330 / 3000 = 2,44 ~ 3 solar panel
RESTORAN COTTAGE
• Lampu penerangan = 16 lampu @ 20 watt x 12 jam sehari = 3840 watt hour
• Komputer = @ 200 watt x 12 jam = 2400 watt hour
• Charger telepon genggam = @ 30 watt x 7 jam = 210 watt hour
• Dispenser = @ 150 watt x 3 jam = 450 watt hour
• Pompa Air = @ 650 watt x 3 jam = 1950 watt hour
• Pembuat kopi = @200 watt x 3 jam x 2= 1200 watt hour
• Microwave = @ 1270 watt x 6 jam = 7620 watt hour
• Blender = @ 130 watt x 6 jam = 780 watt hour
• Kulkas = @ 200 watt x 6 jam = 1200 watt hour
• Perangkat lain = 400 watt hour

TOTAL = 3840 + 2400 + 210 + 450 + 1950 + 1200 + 7620 + 780 + 1200 +
400 = 20.050watt hour

Jumlah solar panel yang di butuhkan, satu panel 400 watt (12 jam maksimum
tenaga surya) :
• 20.050 / (400 x 12)
20.050 / 4800 = 4,17 ~ 5 solar panel

Sumber: Olahan penulis (2019)

Tabel 4.15 Analisis solar panel fasilitas tersier


BANGUNAN PENGELOLA
• Lampu penerangan = 13 lampu @ 20 watt x 12 jam sehari = 3120 watt hour
• Komputer = @ 200 watt x 12 jam x 7 = 16800 watt hour
• Printer = @100 watt x 3 jam = 300 watt hour
• Charger telepon genggam = @ 30 watt x 7 jam = 210 watt hour
• Dispenser = @ 150 watt x 3 jam = 450 watt hour
• Pompa Air = @ 650 watt x 3 jam = 1950 watt hour
• Perangkat lain = 400 watt hour

TOTAL = 3120 + 16.800 + 300 + 210 + 450 + 1950 + 400 = 23.230 watt
hour
132
Jumlah solar panel yang di butuhkan, satu panel 400 watt (12 jam maksimum
tenaga surya) :
• 23.230 / (400 x 12)
23.230 / 4800 = 4,839 ~ 5 solar panel

KLINIK
• Lampu penerangan = 10 lampu @ 20 watt x 12 jam sehari = 2400 watt hour
• Komputer = @ 200 watt x 12 jam = 2400 watt hour
• Charger telepon genggam = @ 30 watt x 7 jam = 210 watt hour
• Perangkat lain = 400 watt hour
• Pompa Air = @ 650 watt x 3 jam = 1950 watt hour

TOTAL = 2400 + 2400 + 210 + 400 + 1950 = 7360 watt hour

Jumlah solar panel yang di butuhkan, satu panel 250 watt (12 jam maksimum
tenaga surya) :
• 7360 / (250 x 12)
7360 / 3000 = 2,45 ~ 3 solar panel

LOPO
• Lampu penerangan = 1 lampu @ 20 watt x 12 jam sehari = 240 watt hour
• Charger telepon genggam = @ 30 watt x 7 jam = 210 watt hour
• Perangkat lain = 400 watt hour

TOTAL = 240 + 210 + 400 = 850 watt hour

Jumlah solar panel yang di butuhkan, satu panel 250 watt (12 jam maksimum
tenaga surya) :
• 850 / (250 x 12)
850 / 3000 = 0,28 ~ 1 solar panel

Sumber: Olahan penulis (2019)

4.5.3. Konservasi Air


Meningkatnya suhu lingkungan, terbatasnya ketersediaan air pada musim
kemarau dan mengacu pada GBCI, maka perancangan akan menghadirkan
air dari sumber daur ulang sehingga mengurangi kebutuhan air dari sumber
utama.
1. Daur Ulang Air
Tujuannya adalah menyediakan air dari sumber daur ulang yang
bersumber dari limbah bangunan untuk mengurangi kebutuhan air dari
sumber utama. Sumber air bersih utama berasal PDAM dan sumber air
bersih selanjutnya didistribusikan dengan up feed sistem. Daur ulang
dibagi menjadi :

133
• Pengolahan grey water (air buangan yang berasal dari dapur,
washtafel, floor drain kamar mandi) menggunakan sistem Biofilter
yaitu air kotor didaur ulang dan dimanfaatkan kembali menjadi air
yang layak pakai
• Pengolahan black water menggunakan septic tank biotech. Septic
tank biotech ini mengolah limbah domestik atau tinja dalam tangki
yang telah dilengkapi dengan media bioball secara biological
menggunakan microorganisme atau bakteri pengurai yang
mengurai dan memfilter limbah menjadi cair dan akan teralirkan
keluar melalui pipa inlet dan pipa outlet yang dilengkapi tabung
disinfektan (tabung pembasmi kuman) sehingga cairan buangan
sudah aman dan ramah lingkungan tanpa adanya kuman berbahaya.

Gambar 4.17 Daur ulang air pada peracangan


Sumber: Ilustrasi penulis mengacu pada GBCI (2019)

2. Penampungan Air Hujan


Tujuannya adalah mendorong penggunaan air hujan atau limpasan air
hujan sebagai salah satu sumber air untuk mengurangi kebutuhan air
dari sumber utama. Perancangan akan menghadirkan sistem rain
harvest atau pemanenan air hujan melalui atap untuk digunakan pada
bangunan. Sistem ini juga dilengkapi dengan alat filter agar air menjadi
134
layak digunakan. Penutup permukaan tanah akan menggunakan
material yang memungkinkan air masuk dan mengalir kelapisan
dibawahnya seperti penggunaak material beton pervious dan grass
block

Gambar 4.18 Sistem rain harvest


Sumber: Illustrasi penulis (2019)

Gambar 4.19 Penggunaan grass block


Sumber: Ilustrasi penulis (2019)

4.5.4. Sumber dan Siklus Material


1. Material Ramah Lingkungan
Tujuan dari material ramah lingkungan adalah untuk mengurangi jejak
ekologi dari proses bahan mentah dan proses produksi material.
Perancangan akan menggunakan material yang bersifat ramah
lingkungan seperti beberapa contoh material berikut:
Tabel 4.16 Klasifikasi bahan bangunan ramah lingkungan
Penggolongan Ekologis Bahan Bangunan
Bahan bangunan yang dapat Kayu, bambu, rotan, rumbia, alang-
dibudidayakan kembali (regeneratif) alang, serabut kelapa, kulit kayu, kapas,
kapuk, kulit binatang, wol.
Bahan bangunan alam yang dapat Tanah, tanah liat, lempung, tras, kapur,
digunakan kembali batu kali, batu alam.

135
Bahan bangunan yang dapat digunakan Limbah, potongan, sampah, ampas,
kembali (recycling) bahan kemasan, mobil bekas, serbuk
kayu, potongan kaca.
Bahan bangunan alam yang mengalami Batu merah, genteng tanah liat, batako,
perubahan transformasi sederhana conblock, logam, kaca, semen.
Bahan bangunan yang mengalami Plastik, bahan sintesis, epoksi.
beberapa tingkat perubahan transformasi

Bahan bagnunan komposit Beton bertulang, pelat serat semen,


beton komposit, cat kimia, perekat.
Sumber: Frick dan suskiyatno (2007)

Gambar 4.20 Penggunaan material batu alam


Sumber: Ilustrasi penulis (2019)

4.5.5. Kesehatan dan Kenyamanan Ruang


1. Kendali Asap Rokok Lingkungan
Tujuannya adalah untuk mengurangi polusi asap rokok dari para
perokok baik didalam gedung maupun lingkungan. Sehingga kesehatan
pengguna didalam bangunan maupun diluar dapat terjaga.

Gambar 4.21 Konsep tanda dilarang merokok


Sumber: Ilustrasi penulis (2019)

136
4.5.6. Manajemen Lingkungan Bangunan
1. Dasar Pengelolaan Sampah
Tujuannya adalah untuk mendorong gerakan pemilahan sampah secara
sederhana dimana dapat mempermudah proses daur ulang. Sehingga
didalam perancangan akan menghadirkan fasilitas untuk memilah atau
membedakan sampah menjadi tiga jenis, yaitu sampah organik, sampah
anorganik dan sampah berbahaya.

Gambar 4.22 Pengelolaan sampah


Sumber: Ilustrasi penulis (2019)

4.6. Analisis Alur Aktifitas

Analisis alur aktivitas pada lokasi perancangan Resort Pantai Otan


berdasarkan fungsi pada kawasan tersebut yakni sebagai berikut:

4.6.1. Alur Aktivitas Fungsi Primer

Alur aktivitas fungsi primer terbagi kedalam beberapa bagian yakni


sebagai berikut :

137
• Alur aktivitas rekreasi pantai

Gambar 4.23. Alur aktivitas rekreasi pantai


Sumber: Olahan penulis (2019)

• Alur aktivitas menginap

Gambar 4.24 Alur aktivitas menginap


Sumber: Olahan penulis (2019)

4.6.2. Alur Aktivitas Fungsi Sekunder

Alur aktivitas fungsi sekunder terbagi kedalam beberapa bagian yakni


sebagai berikut:

138
• Alur aktivitas servis untuk kendaraan

Gambar 4.25. Alur aktivitas servis untuk kendaraan


Sumber: Olahan penulis (2019)

• Alur aktivitas rekreasi kuliner

Gambar 4.26. Alur aktivitas rekreasi kuliner


Sumber: Olahan penulis (2019)

• Alur aktivitas komersial

Gambar 4.27 Alur aktivitas komersial


Sumber: Olahan penulis (2019)

4.6.3. Alur Aktivitas Fungsi Tersier

Alur aktivitas fungsi tersier terbagi kedalam altivitas pengelola resort


,yakni sebagai berikut:

139
• Alur aktivitas pengelola resort

Gambar 4.28. Alur aktivitas pengelola


Sumber: Olahan penulis (2019)

140
4.7. Analisis Alur Aktivitas Keseluruhan
4.7.1. Analisis Alur Aktivitas Makro

Gambar 4.29 Alur aktivitas makro


Sumber: Olahan Penulis

141
4.7.2. Analisis Alur Aktivitas Mikro

Gambar 4.30. alur aktivitas mikro


Sumber: Olahan penulis (2019)
142
4.8. Analisis Hubungan Ruang
4.8.1. Fungsi Primer

• Pola hubungan ruang flying fox

Gambar 4.31. Pola hubungan ruang flying fox


Sumber: Olahan penuli (2019)

• Pola hubungan ruang tempat penyewaan olahraga air

Gambar 4.32. Pola hubungan ruang penyewaan olahraga air


Sumber: Olahan penulis (2019)

143
• Pola hubungan ruang waterpark

Gambar 4.33. Pola hubungan ruang waterpark


Sumber: Olahan penulis (2019)

• Pola hubungan ruang cottage tipe 1

Gambar 4.34. Pola hubungan ruang cottage tipe 1


Sumber: Olahan penulis (2019)

• Pola hubungan ruang cottage tipe 2

Gambar 4.35. Pola hubungan cottage tipe 2


Sumber: Olahan penulis (2019)

• Pola hubungan ruang cottage tipe 3

Gambar 4.36. Pola hubungan ruang cottage tipe 3


Sumber: Olahan penulis (2019)

144
4.8.2. Fungsi Sekunder

• Pola hubungan ruang servis untuk kendaraan

Gambar 4.37. Pola hubungan ruang servis untuk kendaraan


Sumber:Olahan penulis (2019)

• Pola hubungan ruang restoran

Gambar 4.38. Pola hubungan ruang restoran


Sumber: Olahan penulis (2019)
• Pola hubungan komersial

Gambar 4.39. Pola hubungan ruang komersial


Sumber: Olahan penulis (2019)

145
4.8.3. Fungsi Tersier

• Kantor pengelola

Gambar 4.40. Pola hubungan ruang kantor pengelola


Sumber: Olahan penulis (2019)

• Klinik

Gambar 4.41. Pola hubungan ruang klinik


Sumber: Olahan penulis (2019)

146
4.9. Analisis Hubungan Ruang Keseluruhan
4.9.1. Analisis Hubungan Ruang Makro

Gambar 4.42 Alur Hubungan Ruang Makro


Sumber: Olahan Penulis (2019)
147
4.9.2. Analisis Hubungan Ruang Mikro

Gambar 4.43. Analisis Hubungan Ruang Mikro


Sumber: Olahan Penulis (2019)

148
4.10. Analisis Penzoningan

4.10.1. Analisis Penzoningan berdasarkan Potensi Tapak

Analisis penzoningan pada lokasi dibuat berdasarkan potensi-potensi yang ada pada lokasi. Kondisi tapak yang berpotensi
sebagai sea view digunakan untuk rekreasi pantai seperti waterpark, banana boat, kayak, menangkap ikan bersama nelayan,
melihat budi daya mutiara, maupun bersantai di restoran sambil menyantap hasil tangkapan.

Gambar 4.44. Peta analisis penzoningan berdasarkan potensi tapak


Sumber: Olahan penulis (2019)
149
Gambar 4.45. Peta pengolahan tapak berdasarkan potensi tapak
Sumber: olahan penulis (2019)

150
4.10.2. Analisis Penzoningan Makro

Penzoningan fungsi dalam lokasi dibuat berdasarkan pertimbangan potensi tapak dalam lokasi perancangan.
Tabel 4.17. Analisis penzoningan makro
Dasar Pertimbangan Arahan Perancangan

• Potensi dalam tapak


• Pola hubungan antar fungsi,
aktivitas dan fasilitas
• Dapat mengoptimalkan potensi
lokasi
• Mudah dalam pencapaian
• Orientasi yang jelas
• Prinsip perancangan green
architechture

sumber: Olahan penulis (2019)

151
4.10.3. Analisis Penzoningan Mikro

Gambar 4.46 Analisis Penzoningan MIkro


Sumber: Olahan Penulis (2019)

152
4.11. Analisis Site

4.11.1. Analisis Topografi

a. Alternatif pada perancangan

Kondisi topografi merupakan salah satu faktor penting dalam sebuah


perancangan. Karena kondisi topografi akan menentukan bagaimana
peletakan massa bangunan dan fasilitas-fasilitas dalam site di letakan.

Perancangan dan penataan massa di Pantai Otan ssangat berkaitan


dengan kondisi topografi yang ada karena berpengaruh terhadap hal-hal
berikut:

➢ Penataan fasilitas dan massa bangunan dalam orientasi


membangun sehingga memiliki hubungan dengan kondisi
kontur pada site eksisting

➢ Penerapan dalam struktur bangunan yang akan di gunakan


pada lokasi perancangan

➢ Material yang akan di gunakan pada setiap fasilitas pada site


perancangan

➢ Penentuan view terbaik dari dalam site keluar.

Gambar 4.47 Kontur pada Lokasi Perancangan


Sumber: Google earth, Globbal Mapper (2017)
153
A

Gambar 4.48 Potongan Kontur A-A (A) dan Potongan Kontur B-B (B)
Sumber: google earth dan Olahan Penulis (2017)

Oleh karena itu ada beberapa alternatif yang di tawarkan dalam


menganalisis kondisi topografi pada lokasi perancangan, antara lain:

Alternatif 1: Membiarkan kontur yang ada pada site

Gambar 4.49 keadaan Kontur Lokasi Perancangan


Sumber: Observasi penulis dan Olahan penulis (2017)

Keuntungan:

➢ Tidak membutuhkan biaya yang banyak dalam proses


penataan

➢ Tapak perancangan lebih terbentuk alami

154
➢ Tidak membutuhkan tenaga tambahan dalam proses penataan

➢ Tidak membutuhkan waktu yang lama dalam proses


pengerjaan

Kerugian:

➢ Dalam menempatkan suatu objek karena harus disesuaikan


dengan keadaan kontur yang ada

➢ Penempatan bangunan serta fasilitas lain tidak bisa


sembarangan dan harus memperhatikan beberapa hal.

Alternatif II: Melakukan cut and fill

Cut
Fill

Gambar 4.50 sistem cut and fill


Sumber: Olahan Penulis (2017)

Keuntungan:

➢ Pengolahan tapak menjadi semakin lebih mudah

➢ Adanya kesesuaian dalam merencanakan dan menempatkan


bangunan

Kerugian:

➢ Membutuhkan biaya dalam proses pengerjaannya

➢ Membutuhkan waktu yang lama dalam pengerjaannya

➢ Memerlukan tenaga tambahan dalam pengerjaannya

155
Alternatif III: meratakan tanah dengan menambahkan material
dari luar

Material dari luar


Fill

Gambar 4.51 meratakan tanah dengan penambahan material dari luar


Sumber: Olahan Penulis (2017)

Keuntungan :

➢ Pengolahan tapak menjadi mudah dalam pengerjaan

➢ Tapak dapat di manfaatkan secara efisien

➢ Waktu yang cepat dalam pengerjaan

Kerugian :

➢ Membutuhkan biaya banyak dalam pengerjaannya

➢ Penambahan tenaga dan biaya bagi tenaga tambahan

➢ Ketergantungan dengan material dari luar membuat


pengerjaan terhambat jika material tidak datang tepat waktu.

Berdasarkan alternatif yang ada, maka ketiga alternatif di atas akan di


pakai dalam perancangan site. Namun, penggunaannya di sesuaikan sesuai
dengan kebutuhan guna memaksimalkan keuntungan dari masing-masing
alternatif.

156
4.11.2. Analisis Vegetasi

b. Alternatif pada perancangan

Analisis ini bertujuan untuk menentukan penggunaan atau pemilihan


vegetasi dalam mendukung pengolahan tapak yang ada pada lokasi
perancangan. Vegetasi tersebut berupa vegetasi peneduh, vegetasi pengarah,
dan vegetasi penghias. Berdasarkan data vegetasi yang penulis temukan
padalokasi perancangan, vegatsi yang dominan pada lokasi perancangan
yaitu bunga widuri, pinus pesisir dan pohon palem.

Gambar 4.52 Vegetasi pada Site Perancangan


Sumber: Olahan Penulis dan Google Earth (2017)

Ada beberapa alternatif yang digunakan dalam pemilihan dan


pemakaian vegetasi, antara lain adalah sebagai berikut:

Alternatif I: Mempertahankan vegetasi yang ada pada lokasi


perancangan

Keuntungan:

➢ Tidak membutuhkan banyak biaya tambahan

Kerugian:
157
➢ Posisi vegetasi yang tak teratur membuat perancangan
terkesan di paksakan

➢ Tidak adanya estetika dalam penataan vegetasi di dalam site

➢ Tidak sesuai nya peletakan vegetasi dengan yang di


rencanakan dalam perancangan.

➢ Kondisi tapak terlihat tidak teratur.

➢ Kurang estetika pada tapak.

Alternatif II: Mengganti vegetasi yang sesuai dengan fungsi serta


dan menata nya

Keuntungan :

➢ Menambah keasrian pada tapak

➢ Memberi kesejukan pada tapak

➢ Tidak merusak struktur tanah pada tapak

➢ Menciptakan tapak dengan orientasi yang jelas

Kerugian :

➢ Membutuhkan biaya tambahan dalam proses pengerjaannya

➢ Membutuhkan perawatan khusus

➢ Membutuhkan tenaga yang banyak dalam proses pengerjaan

Berdasarkan alternatif yang ada, maka alternatif yang digunakan


untuk analisis vegetasi adalah alternatif kedua. Alternatif ini di pilih karena,
vegetasi pada site perancangan lebih banyak didominasi oleh semak
belukar, sementara tanaman seperti pinus pesisir dan pohon palem hanya
beberapa saja. Posisi dari vegetasi pinus pesisir dan pohon palem acak,
sehingga tidak memberikan kesan estetika didalam perancangannya.

158
4.11.3. Analisis Klimatologi

4.11.3.1. Sudut / Arah Sinar Matahari

a. Data Eksisting

Keadaan pada tapak dapat terpapar sinar matahari langsung.


Dikarenakan sekitar tapak hanya ada bangunan Balai Benih Ikan Otan yang
memiliki satu lantai dan sisanya lahan kosong.

Gambar 4.52 Orientasi matahari


Sumber: Olahan penulis (2019)

b. Analisis

Sinar matahari langsung membawa panas, oleh karena itu


pencahayaan alami yang dapat dimanfaatkan pada bangunan adalah cahaya
bola langit (sky light). Sedangkan cahaya matahari langsung hanya
digunakan untuk memberikan efek tertentu ke dalam ruangan (Satwiko,
2009). Menurut pengertian tersebut maka, penyinaran matahari secara
langsung harus di kurangi, sehingga beberapa arah bangunan yang
mengarah timur dan barat harus di minimalisir pembukaanya namun tidak
dihilangkan, karena penyinaran matahari dapat dimanfaatkan sebagai efek
di dalam ruangan.

Berikut beberapa alternatif yang dapat di gunakan untuk


memanfaatkan penyinaran matahari dan mengurangi panas yang berlebihan:

159
Tabel 4.18 Alternatif klimatologi
No. Alternatif Keterangan
➢ Bukaan pada bangunan
akan di minalisir pada
MEMINIMALISIR BUKAAN DAN arah Barat dan timur. Ini
ORIENTASI BANGUNAN berguna untuk
menghindari penyinaran
langsung dari matahari
➢ Orientasi bangunan juga
1. menyesuaikan, dengan
cara, bentangan terlebar
pada bangunan diarahkan
pada bagian utara atau
selatan site. Sementara
bentangan tersempit pada
bangunan mengarah pada
bagian barat atau timur
site.
MEMBERIKAN SUNSCREEN ➢ Sunscreen diberikan
untuk mengatur besar nya
cahaya yang masuk ke
dalam.
2.

MEMBERIKAN VEGETASI ➢ Pemberian vegetsai-


vegetasi pada bagian
barat dan timur matarahi
dapat memfilter cahaya
3. yang masuk kedalam
ruangan.
➢ Vegetasi juga dapat
memberi kesan hijau
pada bangunan

PEMBERIAN SKYLIGHT ➢ Penggunaan skylight


pada atap sebagai jalan
masuknya cahaya
kedalam bangunan.
4.

Sumber: Olahan penulis (2019)

160
4.11.3.2. Analisis Arah Angin

a. Data Eksisting

Arah angin pada tapak perancangan berhembus dari selatan ke utara.


Sehingga di butuhkan penanganan agar angin tidak mengganggu aktifitas di
dalam fasilitas.

Gambar 4.54 Analisis Angin


Sumber: Olahan Penulis (2019)

b. Analisis

Tabel 4.19 Analisis Angin


No. Alternatif Keterangan
1. MEMBERIKAN VEGETASI ➢ Pengguanaan vegetasi di tujukan
untuk memfilter angin yang masuk
kedalam bangunan.
➢ Memaksimalkan penghawaan alami
dari vegetasi untuk pengguna.

2. MENGGUNAKAN SISTEM ➢ Letak bukaan pada bidang dinding


CROSS VENTILATION saling berhadapan sehingga
sirkulasi udara (pertukaran udara
keluar masuk lebih bebas.

Sumber:Olahan penulis (2019)

161
4.11.3.3. Analisis Curah Hujan

a. Data Eksisting

Berdasarkan data statistic dari Kabupaten Kupang Dalam Angka


2016, curah hujan pada lokasi memiliki interval hujan yang terjadi mulai
November-April dengan rata-rata curah hujan 403.3/13.6 mm/HH.

Gambar 4.55 Tabel Curah Hujan Kabupaten Kupang


Sumber: Kabupaten Kupang Dalam Angka 2016

b. Analisis

Tabel 4.20 Analisis curah hujan


No. Alternatif Keterangan

1. PEMBERIAN DRAINASE ➢ Pembuatan drainase pada


site perancangan
digunakan agar pada site
tidak terjadi genangan dan
mengganggu aktifitas.

2. PEMBERIAN BAK PENAMPUNG ➢ Pembuatan penampungan


AIR HUJAN air hujan di lakukan agar
penggunaan air di dalam
site bisa di hemat. Air
hujan tersebut bisa di
gunakan seperti untuk
meyiram tanaman.

Sumber: Olahan penulis (2019)

162
4.11.4. Analisis Sensori

4.11.4.1. Pemanfaatan View Dari Dalam Site

a. Data Eksisting

Gambar 4.56 view dari dalam site berdasarkan data eksisting


Sumber: Olahan penulis (2019)

Lokasi site yang berada pada pinggir pantai merupakan sebuah


potensi, sehingga view bangunan harus mengarah pada pantai. Dibeberapa
titik view memiliki ke unggulan, seperti dapat melihat matahati terbenam
(sunset). Karena bagian timur site merupakan lahan kosong, sehingga view
tersebut berpotensi untuk memberikan view matahari terbit (sunrise) kepada
wisatawan.

163
b. Analisis

Gambar 4.57 Analisis view dari dalam site


Sumber: Olahan penulis (2019)

Berdasarkan analisis pemanfaatan view dari dalam site, maka view


yang berpotensi, seperti memiliki pemandangan sunset atau sunrise di
berikan tanaman penghias untuk menambah estetika nya. Potensi yang
berada pada bibir pantai di berikan vegetasi pengarah sepanjang bibir pantai
serta arahan sirkulasi menuju ke pantai tersebut. Sementara bagian yang
hanya lahan kosong akan di tutupi oleh tanaman peneduh yang rimbun.

164
4.11.4.2. Pemanfaatan View dari Luar Site

a. Data Eksisting

Gambar 4.58 View dari luar site berdasarkan data eksisting


Sumber: Olahan penulis (2019)

View dari pantai Otan merupakan view utama pada site. Selain itu
view dari arah matahari terbenam dan terbit juga bisa di maksimalkan.
Sisanya adalah view dari lahan kosong.

b. Analisis

Gambar 4.59 Analisis view dari luar site berdasarkan data eksisting
Sumber: Olahan penulis (2019)
165
Berdasarkan analisis view, maka fasilitas-fasilitas menghadap view
yang berpotensi memberikan pemandangan menarik bagi wisatawan, seperti
arah timur, dimana wisatawan dapat menikmati matahati terbit saat pagi
hari. Ataupun pada bagian barat dimana wisatawan di suguhi dengan sunset
matahari terbenam. Pada bagian Barat Laut site, yaitu pantai Otan itu sendiri
di sediakan pujasera sehingga wisatawan dapat menikmati sajian seafood
langsung dari nelayan.

Pada bagan view yang menarik juga di berikan tanaman penghias


untuk memperindah tampilan. Bagian yang kurang menarik juga di berikan
tanaman peneduh yang rindang untuk membatasi pengelihatan wisatawan
ke arah lahan kosong.

4.11.5. Analisis Sirkulasi

Sirkulasi memiliki hubungan yang erat dengan fasilitas-failitas di


dalam perancangan resort pantai. Sistem sirkulasi dapat menghubungakan
setiap zona dalam perancangan dan dapat menjadi arah dalam pencapaian
satu fasilitas ke fasilitas lainnya. Sirkulasi yang kurang baik dapat
mengganggu aktivitas yang ada pada lokasi perancangan.

4.11.5.1. Sirkulasi Pedestarian

Merupakan salah satu elemen penting dalam perancangan yang


berperan untuk mempermudah aktivitas manusia dalam berpindah tempat
dari satu fasilitas ke fasilitas yang lainnya.

a. Pola Sirkulasi

Tabel 4.21 Analisis pola sirkulasi


Kondisi dan
No. Arahan perancangan Keterangan
Permasalahan

1. ➢ Pola sirkulasi Alternatif 1: Menggunakan pola Keuntnugan:


hanya berupa sirkulasi linear

166
jalan tanah yang ➢ Mengikuti kondisi
sengaja di buka tapak dan sirkulasi
➢ Tidak merata di yang sederhana
seluruh site sehingga
memudahkan
wisatawan.
Kerugian:
➢ Tidak semua fasilitas
berada pada satu
garis linear, berapa
fasilitas terlalu di
belakang dan tak
terlihat
2. Alternatif II: menggunakan pola Keuntungan:
sirkulasi grid
➢ Sirkulasi ke fasilitas
dapat di capai dari
berbagai arah
Kerugian:
➢ Kaku dan simtris,
tidak sesuai dengan
penggambaran resort
untuk berlibur.
➢ Fasilitas yang satu
menutupi fasilitas
yang lainnya yang
berada di tengah grid.
3. Alternatif III: menggunakan pola Keuntungan:
sirkulasi radial
➢ Memiliki sebuah
tempat yang terpusat,
sehingga
memudahkan
wisatawan untuk
mencari titik awal
untuk berpindah ke
fasilitas yang lain.
Kerugian:
➢ Akses dari satu
fasilitas ke fasilitas
yang lain harus
melalui pusat terlebih
dahulu, tidak ada
sirkulasi yang
langsung mengarah
ke fasilitasn yang
lain.
Berdasarkan analisis pola sirkulasi di atas, maka untuk mengatasi permasalahan sirkulasi
pada site perancangan, alternatif yang di pilih adalah pola sirkulasi Radial dan Linear.
Kedua alternatif ini dipilih guna untuk memaksimalkan kelebihan dan mengurangi
kerugian dari masing-masing alternatif.

Sumber: Olahan penulis (2019)

167
4.11.5.2. Sirkulasi Kendaraan

Kendaraan yang terdapat pada perancangan resort pantai ini adalah


kendaraan dari pengunjung, pengelola, dan juga service. Untuk kendaraan
dari pengunjungm di batasi dari main entrance yang akan di lanjut kan
menuju lahan parker yang telah di sediakan. Sedangkan untuk pengelola dan
servis akan di batasi dari Side Entrance menuju lahan parkir yang telah di
sediakan dan menuju ke tempat nya masing-masing.

Gambar 4.59 Standar lebar jalan berdasarkan kendaraan


Sumber: Neufert (1996)

4.11.5.3. Sirkulasi Parkir

Analisis ini berkaitan tentang bagaimana pola parkiran kendaraan


dalam site. Pola parkiran ini termasuk penting, agar kendaraan tidak saling
mempersulit jalan masuk maupun keluar wisatawan yang ada di dalam site.
Beberapa alternatif yang dapat digunakan menurut Neufert (1996), antara
lain parkir miring (60o), parkir tegak (90o) dan parkir miring (30o).

Pertimbangan pemilihan alternatif perkiran yang ada, adalah sebagai


berikut:

168
Tabel 4.22 analisis sirkulasi parkir
No. Alternatif Keterangan

PARKIR 60o Keuntungan:


➢ Memudahkan akses masuk
kendaraan
➢ Memudahkan akses keluar
kendaraan
Kerugian:
1.
➢ Jumlah parkir tidak sebanyak
parkir 90o

PARKIR 30o Keuntungan:


➢ Memudahkan akses masuk
kendaraan
Kerugian:
➢ Keluar kendaraan susah
➢ Jumlah parkir lebih sedikit dari
parkir 90o dan 60o.
2.

PARKIR 90o Keuntungan:


➢ Jumlah parkir yang banyak
➢ Dapat di capai dua arah
Kerugian:
➢ Membutuhkan space yang lebih
besar di tengah-tengah untuk
3. keluar masuk kendaraan

Sumber: Olahan penulis (2019)

169
Berdasaran analisis diatas, maka alternatif yang di gunakan adalah
parkiran tegak 90o, dengan mempertimbangkan aspek kenyamanan, dan
jumlah dari parkiran yang dapat menampung lebih banyak dari alternatif
lainnya.

4.11.5.4. Analisis Arcade

Arcade merupakan pedestarian yang berada pada bibir pantai. Arcade


ini memiliki fungsi sebagai pembatas antara pantai dan perancangan,
sehingga site perancangan memiliki batasan yang jelas antara pantai dan
wilayah perancangan.

Tabel 4.23 Analisis arcade


No. Item Keterangan

➢ Pembatas antara wilayah


perancangan dan pantai menjadi
jelas.
➢ Akses luar site dapat di capai
1. dengan berjalan kaki, sehingga
wisatawan dapat menikmati
pemandangan sepanjang pantai
➢ Dapat di gunakan sebagai jogging
track.
Sumber: Olahan penulis (2019)

4.11.5.5. Analisis Entrance

Berdasarkan pencapaian pada site, maka entrance akan diletakkan


pada entrance tercepat pada site guna memberikan kemudahan bagi
wisatawan dalam mencapai site.

170
Tabel 4.24 Analisis Entrance
No. Alternatif Entrance Kelebihan Kekurangan

1. ➢ Berada pada jalan masuk ➢ Pendeknya jalan utama sehingga


utama. Sehingga pencapaian di khawatirkan pemadatan saat
kedalam site langsung dari masuk
jalan utama
➢ Side entrance yang jauh
sehingga tidak mencolok

2. ➢ Side entrance masuk melalui ➢ Terlalu banyak memakan lahan


jalur utama, dimana jalur untuk parkiran.
tersebut banyak di lalui ➢ Jalan masuk wisatawan yang
wisatawan dna masih memutari site
menimbulkan
ketidaknyamanan.

Sumber: Olahan penulis (2019)

Berdasarkan analisis tersebut, maka alternatif yang akan di pakai adalah alternatif 2.

171
4.11.5.6. Material Perkerasan Pedestarian

Tabel 4.25 Analisis material perkerasan pedestarian


No. Alternatif Keterangan

BATU ALAM Keuntungan:


➢ Jalur pedestarian lebih menarik
1. ➢ Tekstur dan warna batu alam yang menarik
memberikan kesan nyaman pada pejalan kaki.
Kerugian:
➢ Biaya perawatan yang mahal
PAVING BLOCK Keuntungan:
➢ Mudah dalam pemasangan
➢ Tidak menggenang saat hujan
Kerugian:
2. ➢ Perawatan yang mahal.
➢ Gampang rusak saat terkena benturan keras.

ASPAL Keuntungan:
➢ Jalan pedestarian halus
➢ Perawatan mudah
3. Kerugian:
➢ Mudah tergenang air
➢ Saat rusak, biaya mengaspal yang mahal.

Sumber: Olahan penulis (2019)

Berdasarkan analisis diatas, maka material pedestarian yang akan di


pakai di dalam site perancangan adalah dengan cara menggabungkan ke tiga
alternatif di atas dan menempatkannya di tempat-tempat berbeda
disesuaikan dengan fasilitas dan zona nya. Seperti pada area parkiran
menggunakan aspal, sedangkan pada pedestrial menggunakan grass block
dan di plaza menggunakan grass block juga di gabung dengan batuan-
batuan alam.

172
4.11.6. Analisis Struktur

4.11.6.1. Analisis Sub Struktur

• sub struktur pada sempadan pantai

digunakan pada setiap rekreasi yang terletak di area sempadan pantai


seperti gazebo dan dermaga

Tabel 4.26. Analisis sub stuktur pada sempadan pantai


Dasar Pertimbangan Kriteria Jenis pondasi yang digunakan

▪ Cuaca & iklim pada ▪ Keamanan (tidak mudah a. Pondasi footplat.


lokasi roboh, aman dari bahaya Digunakan untuk fasilitas dermaga dan
▪ Kenyamanan kebakaran dsb). gasebo karena terletak langsung dengan
pengunjung ▪ Tahan lama dan efisien laut.
▪ Fasilitas tetap kuat ▪ Mudah didapat
dan awet. ▪ Tahan terhadap
goncangan angin dan
gempa.

b. Pondasi tiang pancang


Digunakan pada dermaga.

Sumber: Olahan penulis (2019)

• Sub struktur pada area diluar sempadan pantai

Tabel 4.27. Analisis sub struktur diluar sempadan pantai


Dasar Pertimbangan Kriteria Jenis pondasi yang digunakan

▪ Cuaca & iklim pada ▪ Keamanan (tidak mudah a. Pondasi menerus


lokasi roboh, aman dari bahaya Digunakan pada fasilitas seperti: cottage,
▪ Kenyamanan kebakaran dsb). restaurant (Bangunan satu lantai).
pengunjung ▪ Tahan lama dan efisien b. Pondasi footplat

173
▪ Fasilitas tetap kuat ▪ Mudah didapat Digunakan pada bangunan yang memilki
dan awet. ▪ Tahan terhadap bentangan cukup luas.
goncangan angin dan
gempa.
Sumber: Olahan penulis (2019)

4.11.6.2. Analisis super struktur

Tabel 4.28. Analisis super struktur


Dasar Pertimbangan Kriteria Jenis pondasi yang digunakan

▪ Cuaca & iklim pada ▪ Keamanan (tidak mudah a. Pengunaan modul kolom beton untuk
lokasi roboh, aman dari bahaya fasilitas kantor pengelola, waterpark,
▪ Kenyamanan kebakaran dsb). flying fox, dan dermaga.
pengunjung ▪ Tahan lama dan efisien b. Penggunaan modul kolom kayu untuk
▪ Fasilitas tetap kuat ▪ Mudah didapat bangunan restorant, cottage, dan
dan awet. ▪ Tahan terhadap peternakan mutiara
goncangan angin dan
gempa.
Sumber: Olahan penulis (2019)

4.11.6.3. Analisis upper struktur

Tabel 4.29. Anilisa upper struktur


Dasar Pertimbangan Kriteria Jenis struktur yang digunakan

▪ Disesuaikan dengan ▪ Disesuaikan dengan a. Menggunakan struktur rangka kayu.


kondisi lingkungan kondisi lingkungan
sekitar sekitar
▪ Bangunan tetap awet ▪ Bangunan tetap awet
dan tahan lama dan tahan lama dengan
dengan menggunakan bahan –
menggunakan bahan bahan yang sesuai iklim
– bahan yang sesuai daerah pantai.
iklim daerah pantai. ▪ Berdasarkan prinsip
b. Menggunakan struktur plat beton
▪ Berdasarkan prinsip green architecture
c. Menggunakan struktur rangka ruang
green architecture
untuk bangunan kantor pengelola dan
waterpark.

174
Sumber: Olahan penulis (2019)

4.11.7. Utilitas

a. Data Lokasi

Gambar 4.61 Data Utilitas


Sumber: Olahan penulis (2019)

Pada lokasi perancangan tidak memiliki jaringan drainase air kotor,


sehingga pada analisis nanti akan di tambahkan drainase air kotor.

b. Analisis

Utilitas bangunan merupakan kelengkaan fasilitas bangunan yang


digunakan untuk menunjang tercapainya unsur-unsur kenyamanan,
kesehatan, kemudahan komunikasi, dan mobilitas dalam bangunan
(Tangoro, 2006).

Perancangan utilitas yang di terapkan pada resort ini yaitu melengkapi


bangunan dengan sistem kelengkapan (utilitas) bangunan untuk
175
kenyamanan dan mengantisipasi bahaya yang timbul saat wisatawan
beraktifitas.

4.11.7.1. Jaringan Listrik

Jaringan listrik merupakan sistem jaringan yang terhubung dari satu


jaringan ke jaringan yang lainnya. Sumber jaringan listrik pada tapak berasal
dari jaringan PLN. Namun untuk mengatasi pemadaman listrik, maka di
sediakan juga generator set (genset) pada fasilitas-fasilitas yang
memerlukan.

Sumber alternatif lainnya berasal dari panel solar sel / energi


berkekuatan tenaga matahari untuk skala penggunaan listrik yang kecil,
seperti lampu jalan maupun lampu taman. Berikut beberapa analisis yang
akan di gunakan dalam perancangan.

176
Tabel 4.30 Analisis utilitas

No. Alternatif Keterangan

KELEBIHAN:
JARINGAN PLN
➢ Sumber aliran listrik memenuhi kebutuhan di dalam site
KEKURANGAN:
1. ➢ Adanya biaya tambahan
➢ Ketergantungan oleh PLN, sehingga saat pemadaman,
kegiatan yang menggunakan listrik lumpuh.

KELEBIHAN:
MENGGUNAKAN GENSET ➢ Merupakan sumber listrik alternatif saat terjadi pemadaman
KEKURANGAN:
➢ Memiliki biaya tambahan untuk membeli bahan bakar
2.
➢ Menimbulkan kebisingan yang tinggi
➢ Tidak dapat menampung tenaga listrik untuk pemanfaatan
yang tinggi.
KELEBIHAN:
MENAMBAHKAN SOLAR PANEL
➢ Hemat penggunaan listrik dari PLN
➢ Tidak terpengaruh saat pemadaman.
3.
KEKURANGAN:
➢ Tidak dapat menampung listrik dalam jumlah besar

Sumber: Olahan penulis (2019)

177
4.11.7.2. Jaringan Air Bersih

Jaringan air bersih ini memiliki fungsi beraneka ragam di dalam


perancangan, seperti untuk konsumsi public (mandi, mencuci, minum),
menyiram tanaman-tanaman penghias di dalam site, hingga memadamkan
kebakaran pada site melaluui utilitas-utilitas pemadam kebakaran

Tabel 4.31 Analisis air bersih

No. Alternatif Keterangan

KELEBIHAN:
MENGGUNAKAN UP FEED
➢ Tidak membutuhkan
SYSTEM
reservoir atas
KEKURANGAN:
➢ Memerlukan biaya listrik
1.
yang banyak dalam setiap
memompa ke fasilitas-
fasilitas

KELEBIHAN:
MENGGUNAKAN DOWN FEED
➢ Menghemat biaya listrik
untuk memompa ke fasilitas-
fasilitas bangunan
KEKURANGAN:
2. ➢ Membutuhkan area
tambahan untuk menopang
resesoir atas

Sumber: Olahan penulis (2019)

Berdasarkan analisis di atas, makas alternatif yang akan di gunakan di


dalam site perancangan adalah alternatif ke dua. Ini di dasarkan pendekatan
arsitektur ekologi yang menekan penggunaan listrik seminimal mungkin di
dalam site. Sehingga penggunaan listrik dapat di kurangi.

178
4.11.7.3. Jaringan Air Kotor

Air kotor merpakan sisa-sisa dari aktifitas manusia yang berada di


dalam perancangan. Kebanyakan air kotor ini akan di buang begitu saja,
namun dengan adanya pendekatan arsitektur ekologi, maka beberapa jenis
air kotor ini sebisa mungkin di gunakan untuk hal lain. Berikut alternatif
yang akan di gunakan dalam mengatasi air kotor.

Tabel 4.32 Analisis air kotor

No. Alternatif Keterangan

MEMANFAATKAN LIMBAH AIR Air sabun hasil mandi


SABUN atau wastafel akan di tamping
di dalam bak penampung yang
berbeda dengan bak
penampung air besih. Lalu air
tersebut akan di pompa ke
1. setiap penampungan di setiap
kloset duduk. Sementara,
bebepara di ambil oleh mobil
penyiram tanaman untuk di
gunakan untuk menyiram
tanaman di sekitar site.

Pada penggunaan septic


SEPTIC TANK DENGAN SUMUR tank dengan sumur resapan
RESAPAN ini, sumur resapan harus
memiliki jarak minimal 10m
2.
dari sumber air bersih. Agar,
air bersih yang ada tidak
terkontaminasi dengan air
kotor tersebut.

MENGALIRKAN KE RIOL KOTA Pada pembuangan


langsung ke arah Riol Kota
tidak bisa di lakukan , ini di
karena kan tidak ada Riol
Kota pada site perancangan.
3.
Sementara Riol Kota terdekat
sangat jauh.

Sumber: Olahan penulis (2019)

Berdasarkan analisis alternatif di atas, maka alternatif yang akan di


pakai adalah alternatif pertama dan alternatif yang kedua.
179
4.11.7.4. Sistem Pendistribusian Sampah

Sistem pendistribusian sampah di dalam site di lakukan dalam


beberapa alternatif, yaitu sebagai berikut:

Tabel 4.33 Analisis distribusi sampah

No. Alternatif Keterangan

PENDISTRIBUSIAN SAMPAH Pengelolaan limbah


DARI SETIAP MASSA BANGUANN sampah di setiap bangunan
memudahkan pengontrolan
dalam mengarahkan ke TPA.
Di massa bangunan pun tidak
1.
perlu jauh-jauh jika hendak
membuang limbah sampah
tersebut.

PEMBAGIAN TEMPAT SAMPAH Tempat sampah di


sediakan dalam 3 jenis, yaitu
sampah organic seperti ikan,
nasi, dan sisa-sisa makanan.
Sampah anorganik seperti
2. plastic, kaleng, kertas dan
sampah B3 (Bahan
Berbahaya dan Beracun)
seperti botol bekas pewangi
pakaian, deterjen, obat
nyamuk, dan sebagainya.

Sumber: Olahan penulis (2019)

4.11.7.5. Sistem Pemadaman Kebakaran

Kebakaran merupakan bencana yang merugikan bagi semua pihak,


baik pemilik bangunan , pengelola ataupun masyarakat lainnya yang berada
di dalam gedung. Hal tersebut sering terjadi entah karena kesalahan teknikal
maupun kesalahan orang (human error). Demi mengatasi hal tersebut, maka
di butuhkan sistem pencegah maupun pemadam kebakaran saat hal yang tak
di ingin kan terjadi. Berikut beberapa alternatif pemadam kebakaran di
dalam bangunan yang akan di gunakan.

180
Tabel 4.34 Sistem pemadaman kebakaran

No. Alternatif Keterangan

SPRINKLER Alat pemadam kebakaran ini


akan di gunakan di dalam
bangunan-banguann massive pada
site. Dan akan bereaksi kepada
1. api jika ada asap yang terdeteksi
oleh speinkler, secara otomatis
sprinkler akan menyemburkan air
secara merata di dalam bangunan.

SMOKE DETEKTOR Smoke detector akan


berbunyi saat asap terdetekdi di
udara. Alarm yang keras akan
berbunyi untuk memperingati
2. seluruh pengguna bangunan guna
memberikan langkah preventif
untuk menyelamatkan diri.

HYDRANT Hydrant di letakkan di luar


sebagai sumber air ketika
pemadam kebakaran dalam
ruangan tak bisa mengatasi
3. kebakaran, sehingga pemadam
kebakaran akan menggunakan
hydrant sebagai sumber air
terdekat.

FIRE ALARM Fire alarm di gunakan ketika


smoke detector tidak berfungsi,
maka peran dari pengguna
bangunan yang di butuhkan. Yaitu
4. dengan memecahkan kaca
pelindung fire alarm, lalu
menekan tombol yang akan
memperingati seluruh gedung.

APAR di letakan di dalam


gedung dan di aktifkan saat terjadi
kebakaran kecil. Seperti
APAR (Alat Pemadam Api korsleting listrik, atau kesalahan
5.
Ringan) di dapur. Sehingga, APAR
biasanya di letakkan di dapur
maupun daerah-daerah yang
rawan akan korsleting listrik.

181
No. Alternatif Keterangan

TANGGA DARURAT Tangga darurat memang


bukan merupakan sebuah alat atau
sistem mekanika. Namun, tangga
darurat merupakan akses untuk
mengevakuasi diri saat kebakaran
terjadi. Dimana lift tidak
berfungsi lagi, sehingga tangga
darurat di butuhkan untuk
6.
menyelamatkan diri dari lantai
atas bangunan.

Sumber: Olahan penulis (2019)

4.11.7.6. Penangkal Petir

Penangkal petir merupakan bagian dari utilitas bangunan yang di


perlukan pada bangunan-banguann minimal 2 lantai atau tertinggi di antara
banguann lainnya di dalam site perancangan. Berikut analisis sistem
penangkal petir pada tabel berikut.

Tabel 4.35 Analisis sistem penangkal petir

No. Alternatif Keterangan

KELEBIHAN:
1. PENANGKAL LISTRIK
➢ Mudah melakukan instalasi
KONVENSIONAL
KEKURANGAN:
➢ Jangkauan terbatas
➢ Di gunakan pada massa
bangunan berlantai 1

182
No. Alternatif Keterangan

KELEBIHAN:
2. SANGKAR FARADAY
➢ Jangkauan lebih luas
KEKURANGAN:
➢ Mengganggu keindahan
bangunan

KELEBIHAN:
3. PENANGKAL PETIR
➢ Bentangan perlindungan
ELEKTROSTATIC
yang luas
➢ Cocok untuk bangunan
bertingkat
KEKURANGAN:
➢ Cukup mencolok saat di
aplikasikan pada bangunan.

Sumber: olahan penulis (2019)

183
BAB V

KONSEP PERANCANGAN

5.1. Konsep Site

Lokasi perancangan terletak pada ujung dari objek pariwisata Pantai


Otan, Desa Otan, Kecamatan Kupang Barat, Kabupaten Kupang dengan
luas 7 hektar atau 70.000 meter dan keliling site 1.160,5 meter.

Batas-batas lokasi perancangan adalah:

➢ Sebelah Utara : Pantai Otan


➢ Sebelah selatan : Tanah Kosong dan Mata Air (Air Lobang)
➢ Sebelah Timur : Lahan Kosong dan Peternakan Mutiara
➢ Sebelah Barat : Tanah Kosong

Kondisi tanah pada lokasi perancangan adalah jenis tanah berbatu


karang pada bagian tenggara site, sementara pada bagian barat laut site lebih
ke tanah berpasir

Gambar 5.1 Lokasi Perancangan


Sumbeer: Olahan Penulis (2019)

184
290 m 61 m

200 m 233,5 m

176 m 200 m

Gambar 5.2 Ukuran Site Perancangan


Sumber: Olahan Penulis (2019)

5.2. Konsep Fungsi dan Program Ruang


5.2.1. Konsep Fungsi Perancangan

Berdasarkan hasil analisis, konsep perancangan fungsi pada resort


Pantai Otan terbagi ke dalam tiga bagian yakni sebagai berikut :

1) Fungsi Primer
Yakni fungsi utama didalam perancangan sebagai fungsi yang mewadahi
aktivitas-aktivitas yang terdiri dari:
➢ Aktivitas Rekreasi Pantai
➢ Aktivitas Menginap

2) Fungsi Sekunder
Fungsi yang mendukung aktivitas dari fungsi utama didalam perancangan
yang terderi dari :
➢ Aktivitas Servis untuk Kendaraan
➢ Aktivitas Kuliner
185
➢ Aktivitas Komersial

3) Fungsi Tersier
Fasilitas yang berfungsi sebagai aktivitas penunjang dalam kawasan, yaitu:
➢ Aktivitas Pengelola

5.2.2. Konsep Program Ruang


a) Konsep Kebutuhan Ruang
Kebutuhan ruang pada Perancangan Resort Pantai Otan dapat dilihat pada
tabel berikut ini:
Tabel 5.1 Konsep Kebutuhan Ruang
Fungsi Klasifikasi Kebutuhan Ruang
Fasilitas Dalam Kawasan
Lokasi Aktivitas
Aktivitas Rekreasi Berjalan di tepi pantai Arcade atau jalur pedestrian
Pantai
Spot untuk selfie Dermaga untuk berfoto
➢ Ruang pengelola
➢ Ruang penyewaan
kelengkapan keamanan
Flying fox ➢ Teras
➢ Loket
➢ Toilet
Menara untuk flying fox
➢ Ruang pengelola
Tempat penyewaan olahraga air ➢ Garasi penyimpanan alat
➢ Dermaga
➢ Kiddy slide dan Speed slide
FUNGSI ➢ Ruang pengelola
PRIMER ➢ Kolam renang
➢ Toilet
Waterpark ➢ Locker dan ruang ganti
➢ Loket
➢ Gazebo
➢ Bucket pool

Berlabuh perahu ➢ Dermaga perahu


Berkumpul atau mengadakan ➢ Plaza
acara terbuka
Aktivitas Menginap ➢ Teras
Cottage ➢ Kamar tidur utama
➢ Kamar mandi
➢ Tempat main billyard
Tempat Hiburan ➢ Tempat main PS
➢ Tempat main pimpong
186
Fungsi Klasifikasi Kebutuhan Ruang
Fasilitas Dalam Kawasan
Lokasi Aktivitas
➢ Tempat main catur
➢ Tempat bersantai
➢ Tempat makan
Restoran area cottage ➢ Dapur

Taman area cottage ➢ Taman


Aktivitas Menenun ➢ Ruang belajar menenun
Tempat menenun ➢ Tempat menyimpan kain
Aktivitas Servis ➢ Parkir kendaraan roda 4
untuk Kendaraan ➢ Parkir kendaraan roda 2
Tempat parkir ➢ Parkir becak
➢ Parkir sepeda

Pos penjagaan ➢ Pos penjagaan


➢ Ruang tamu
➢ Teras
Tempat penyewaan sepeda dan ➢ Ruang pengelola
becak ➢ Tempat parkir sepeda untuk
FUNGSI disewakan
SEKUNDER
Aktivitas Kuliner ➢ Teras
➢ Tempat makan indoor
Restoran ➢ Tempat makan outdoor
➢ Dapur
➢ Kasir
Aktivitas Komersial ➢ Teras
➢ Ruang souvenir tenunan,
Tempat penjualan komoditas mutiara dan komoditi
➢ Kasir
Aktivitas Pengelola ➢ Toilet
➢ Front desk and receptionist
➢ Ruang service
➢ Ruang administrasi /
Kantor Pengelola Resort karyawan
➢ Ruang manager
➢ Lobby
➢ Ruang rapat
➢ Toilet
➢ Lobby
FUNGSI ➢ Front desk and receptionist
TERSIER
Kantor pengelola cottage ➢ Ruang mekanikal elektrikal
➢ Ruang administrasi /
karyawan
➢ Ruang housekeeping
➢ Toilet umum
Toilet umum ➢ Toilet bilas
➢ Ruang tunggu
➢ Ruang administrasi
Klinik
➢ Ruang apotek
➢ Ruang periksa
187
Fungsi Klasifikasi Kebutuhan Ruang
Fasilitas Dalam Kawasan
Lokasi Aktivitas
➢ Teras
➢ Toilet

Sumber: Olahan Penulis (2019)

b) Konsep Besaran Ruang


Konsep besaran ruang pada Perancangan Resort Pantai Otan dapat dilihat
pada tabel berikut ini:
Tabel 5.2 Tabel Konsep Besaran Ruang
Fungsi Fasilitas Luasan (m²)
Fungsi primer Aktivitas rekreasi pantai 1.298,328
Aktivitas menginap (private) 1.442,509
Total luasan primer 2.740,837
Fungsi sekunder Aktivitas entrance 1.073,9
Aktivitas kuliner 168,92
Aktivitas komersial 154,181
Total luasan sekunder 1.397,001
Fungsi tersier Aktivitas pengelola resort 469,727
Dermaga 306,25
Total luasan tersier 775,977
Total luasan fasilitas pada lokasi : 4.913,815
Sumber: Olahan Penulis (2019)

Dari hasil rekapitulasi besaran ruang diatas, maka dapat dibuat


beberapa kesimpulan sebagai berikut:

- Luasan lokasi : ± 70.000 m² atau 7 ha


- Ketentuan kepadatan bangunan pada kawasan tepi air menurut
Dirjen Cipta Karya (2000) maksimal 25%
70.000 x 25% = 17.500
- Luasan terbangun : ± 9.151,2415 m²
Luasan tidak terbangun : ±60.848,7585 m²Sisa dari area tidak terbangun
akan digunakan untuk ruang terbuka hijau, sirkulasi kendaraan (becak,
sepeda), pedestarian.
188
5.3. Konsep Alur Aktivitas
5.3.1. Konsep Alur Aktivitas Makro

Gambar 5.3 Konsep Alur Aktivitas Makro


Sumber: Olahan Penulis (2019)

189
5.3.2. Konsep Alur Aktivitas Mikro

Gambar 5.4 Konsep Alur Aktivitas Mikro


Sumber: Olahan Penulis (2019)
190
5.4. Konsep Hubungan Ruang
5.4.1. Konsep Hubungan Ruang Makro

Gambar 5.5 Konsep Hubungan Ruang Makro


Sumber: Olahan Penulis (2019)
191
5.4.2. Konsep Hubungan Ruang Mikro

Gambar 5.6 Konsep Hubungan Ruang Mikro


Sumber: Olahan Penulis (2019)

192
5.5. Konsep Penzoningan

Berdasarkan analisis penzoningan, maka konsep pensoningan pada perancangan adalah sebagai berikut:

Gambar 5.7 Konsep Penzoningan


Sumber: Olahan Penulis (2019)
193
5.6. Konsep Perancangan Tapak
5.6.1. Konsep Topografi

Kontur pada lokasi perancangan cenderung menurun ke arah laut. Ini


di karenakan lokasinya yang berada pada pinggir pantai. Sehingga hal ini
akan di perhatikan dalam proses perancangan. Dalam penataan topografi
digunakan tiga alternatif yaitu, membiarkan kontur yang ada pada site,
melakukan cut and fill, meratakan tanah dengan menambah material dari
luar site. Namun, pelaksanaan cut and fill sebisa mungkin di kurangi agar
tidak menghilangkan kontur alami dari site perancangan.

5.6.2. Konsep Vegetasi

Konsep vegetasi yang akan dipakai pada perancangan resort pantai ini
dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 5.3 Jenis Vegetasi


Persyaratan Jenis
No. Fungsi Karakteristik
Vegetasi Vegetasi
➢ Dapat hidup Lontar ➢ Pengarah ➢ Tinggi
didaerah pantai ➢ Penghias ➢ Berakar tunggal
1
➢ Tidak merusak ➢ Daun tidak rimbun
bangunan ➢ Batang bersisik
➢ Dapat beradaptasi
dengan Ketapang ➢ Peneduh ➢ Rimbun
lingkungan ➢ Penghias ➢ Tinggi
2
setempat ➢ Pengarah ➢ Dapat tumbuh hingga
10-20m

Palem ➢ Pengarah ➢ Tidak terlalu tinggi


3 ➢ Penghias ➢ Daun tidak rimbun
➢ Bentuk menarik

Cemara laut ➢ Pengarah ➢ Tidak terlalu tinggi


➢ Penghias ➢ Memiliki batang
yang artistik
4
➢ Susunan daun yang
memberikan
komposisi menawan

Kiara Payung ➢ Peneduh ➢ Memiliki daun yang


➢ Penghias rimbun
5
➢ Tingginya mencapai
4-8 meter

194
Persyaratan Jenis
No. Fungsi Karakteristik
Vegetasi Vegetasi
Glodokan ➢ Pengarah ➢ Memiliki daun yang
Tiang ➢ Penghias rimbun mengarah
6 vertikal
➢ Tinggi mencapai 9
meter

Palem Botol ➢ Penghias ➢ Terdiri dari 4-6


pelepah daun
7 ➢ Memiliki batang
yang mengembung
seperti botol

Lantana ➢ Penghias ➢ Berupa semak


berbunga
➢ Bunga majemuk
8
berwarna kuning,
pink, merah dan
orange.

Sikkas ➢ Penghias ➢ Daun menyempit dan


membentuk sudut
pada ujung nya,
9 dengan panjang rata-
rata 10cm
➢ Dapat mencapai
tinggi 5m

Sumber: Olahan Penulis (2019)

Adapun penempatan vegetas yang sesuai dengan fungsi dari masing-


masing vegetasi tersebut sebagai berikut:

Tabel 5.4 Konsep Penempatan Vegetasi


No. Area Penempatan Fungsi Karakteristik
Pada daerah rekreasi ➢ Peneduh ➢ Rimbun
pantai ➢ Penghias ➢ Menarik
1
➢ Pengarah ➢ Perawatan
mudah
sepanjang daerah ➢ Pengarah ➢ Tinggi
sirkulasi pedestarian ➢ Penghias ➢ Cukup rimbun
2
➢ Pembatah fisik ➢ Tidak merusak
konstruksi
Sekitar tempat ➢ Peneduh ➢ Rimbun
penginapan ➢ Penghias ➢ Menarik
3
➢ Pengarah ➢ Tidak merusak
konstruksi

Sumber: Olahan Penulis (2019)

195
5.6.3. Konsep Sirkulasi
a) Konsep Sirkulasi Pejalan Kaki (pedestarian)
Konsep sirkulasi pejalan kaki memiliki sedikit unsur dari green architecture
seperti penggunaan solar cell pada lampu jalan.

Gambar 5.8 Dimensi Pedestarian


Sumber: Olahan Penulis (2019)

Gambar 5.9 Penempatan solar panel pada setiap lampu jalan


Sumber: Olahan Penulis (2019)

196
Gambar 5.10 Penggunaan paving block pada pedestarian
Sumber: Olahan Penulis (2019)

b) Konsep Sirkulasi Kendaraan


Berdasarkan green architecture, kendaraan bermotor yang menimbulkan
polusi tidak diperkenan kan didalam perancangan. Sehingga kendaraan
tersebut akan diganti dengan becak (pedicab) dan sepeda.

Gambar 5.11 Dimensi Sirkulasi Kendaraan


Sumber: Olahan Penusli (2019)

197
Gambar 5.12 Penggunaan Beton Pervious pada jalan raya
Sumber: Olahan penulis (2019), hhtp//google.com

5.6.4. Konsep Klimatologi


5.6.4.1. Konsep Sudut / Arah Sinar Matahari

Berdasarkan arah sudut matahari pada bagian tertentu pada site


perancangan maka perlu adanya perlakuan khusus yang dapat merespon
panas terhadap bangunan maupun area yang memiliki tingkat panas
tertinggi pada tapak perancangan, antara lain sebagai berikut:

a) Penggunaan Sunscreen pada bangunan

Gambar 5.13 Penggunaan Sunscreen


Sumber: Olahan Penulis (2019)

198
Sunscreen digunakan untuk mengurangi sinar matahari yang langusng
masuk kedalam bangunan. Agar kebutuhan akan panas matahari pada
bangunan tidak berlebihan.
b) Memberikan Vegetasi

Gambar 5.14 Penggunaan vegetasi untuk mengurangi sinar matahari


Sumber: Olahan Penulis (2019)

Vegetasi digunakan untuk mengurangi sinar matahari berlebih yang masuk


kedalam banguann. Selain itu vegetasi juga dapat menjadi penghias bagi
bangunan tersebut

c) Penggunaan atap sirap pada bangunan

Gambar 5.15 Penggunaan sirap


Sumber: Olahan penulis (2019)

Sirap digunakan sebagai material pada atap dikarenakan dapat mengurangi


panas dari matahari. Sehingga suhu didalam dapat tetap terjaga.

199
5.6.4.2. Konsep Arah Angin

Berdasarkan arah angin pada site, maka harus adanya perlakuan


khusus yang dapat merespon terhadap angin pada site perancangan. Antara
lain sebagai berikut:

a) Memberikan void yang cukup antara kepala dengan plafon

Gambar 5.16 Jarak plafon


Sumber: Olahan Penulis (2019)

Jarak yang diberikan antara kepala dengan plafon memberikan ruang negatif
bagi udara untuk dapat bertukar. Sehingga suhu didalam ruangan tetap
terjaga.

b) Memberikan vegetasi

Gambar 5.17 Pemberian vegetasi sebagai penyaring angin


Sumber: Olahan Penulis (2019)

Vegetasi ditempatkan pada bukaan pada bangunan untuk menyaring


banyaknya angin yang masuk kedalam bangunan. Selain itu vegetasi-
vegetasi tersebut dapat memberikan kesan rindang pada bangunan.
200
c) Menggunakan sistem cross ventilation

Gambar 5.18 Penggunaan cross ventilation pada bangunan


Sumber: Neufert (1996)

Cross ventilation digunakan agar udara didalam bangunan agar perputaran


udara didalam bangunan tetap terjaga. Sehingga, bangunan tetap terasa
sejuk dan tidak panas berlebih.

5.6.4.3. Konsep Curah Hujan


a) Pemberian bak penampung

Gambar 5.19 Bak penampung


Sumber: Olahan penulis (2019)

Pembuatan penampungan air hujan dilakukan agar penggunaan air didalam


site bisa dihemat. Dimana air hujan tersebut dapat digunakan seperti
menyiram tanaman atau menyiram BAB atau BAK.

b) Pemberian Drainase

Gambar 5.20 Model drainase


Sumber: http//www.google.com
201
Pembuatan drainase pada site perancangan digunakan agar pada site tidak
terjadi genangan dan mengganggu aktivitas.

5.6.5. Konsep Parkiran


Konsep parkiran ini merupakan gabungan antara parkiran tegak lurus
90o dan miring 60 o .

a) Parkir Tegak Lurus (90o)

Konsep parkiran tegak atau 90o memiliki pertimbangan kenyamanan


dan jumlah parkiran yang dapat menampung lebih banyak dari alternatif
lainnya.

Gambar 5.21 Parkir tegak lurus


Sumber: Neufert (1996)

b) Parkir Miring 60 o

Parkir 60o ini digunakan agar memudahkan kendaraan dalam memutar


kendaraan yang hendak parkir.

202
Gambar 5.22 Parkiran miring 60o
Sumber: Neufert (1996)
5.6.6. Konsep Bentukan Massa dan Tampilan Bangunan
a) Konsep Bentukan Massa
Konsep bentukan massa bangunan yang digunakan merupakan kombinasi
dari bentukan-bentukan geometri. Seperti kotak, segitiga, dan lingkaran
(melengkung). Bentukan-bentukan geometri tersebut dikombinasikan dan
diberikan penambahan (aditif) dan pengurangan (subtraktif) pada beberapa
bagian bangunan.

Gambar 5.23 Subtraktif pada sebuah bentukan


Sumber: Francis D K Ching (1979)

Gambar 5.24 Aditif pada sebuah bentukan


Sumber: Francis D K Ching (1979)

203
b) Konsep Tampilan Bangunan
Tabel 5.5 Konsep Tampilan Bangunan

No. Gubahan bentuk Fasilitas

1.

Cottage tipe 1

2.

Cottage tipe 2

3.

Restoran

4.

Bangunan Pengelola

Sumber: Olahan Penulis (2019)

204
5.7. Konsep Penerapan Arsitektur Hijau (Green Architecture)
5.7.1. Tepat Guna Lahan
a) Menyediakan Area Terbuka Hijau
Tujuan dari menyediakan area terbuka hijau ini adalah memelihara
dan memperluas ruang hijau untuk meningkatkan kualitas iklim mikro,
mengurangi CO2 dan zat polutan, mencegah erosi tanah, dan mengurangi
beban sistem drainase. Penerapan area terbuka hijau pada perancangan
terdapat pada taman-taman terbuka, salah satunya adalah taman terbuka
pada tengah-tengah resort.

Gambar 5.25 Area Terbuka Hijau pada Perancangan


Sumber: Olahan Penulis (2019)

b) Penggunaan Sepeda dan Becak pada Perancangan


Penggunaan sepeda dan becak didalam perancangan dimaksudkan
sebagai pengganti kendaraan bermotor. Dengan tujuan tetap memelihara
lingkungan dan mengurangi CO2 dan zat polutan didalam site. Dimana pada
parkiran sepeda dan besak diletakan setelah bangunan komoditas, sehingga
pengunjung saat datang langsung di arahkan untuk menggunakan sepeda
dan becak.

205
Gambar 5.26 Penggunaan Sepeda dan Becak pada Perancangan
Sumber: Olahan Penulis (2019)

c) Iklim Mikro
Tujuannya adalah untuk mengurangi efek heat island pada area
perkerasan. Sehingga pengguna tetap merasa nyaman beraktifitas diatasnya.
Berikut beberapa material yang digunakan pada perancangan:

1) Penggunaan Paving block

Gambar 5.27 Penggunaan paving block


Sumber: Olahan Penulis (2019)

5.7.2. Efisiensi dan Konservasi Energi


a) Pencahayaan Alami
Tujuannya adalah memaksimalkan penggunaan pencahayaan alami
yang optimal untuk mengurangi konsumsi energi dan mendukung desain
bangunan yang memungkinkan pencahayaan alami semaksimal mungkin.

206
Penggunaan pencahayaan alami ini dapat dilihat dari bangunan cottage tipe
3 pada gambar dibawah.

Gambar 5.28 Penggunaan Pencahayaan Alami pada cottage tipe 3


Sumber: Olahan Penulis (2019)

b) Sirkulasi Udara
Tujuannya adalah untuk mendorong penggunaan ventilasi yang
efisien, sehingga dapat mengurangi konsumsi energi angin pada site. Seperti
penggunaan AC yang tidak ramah lingkungan, sehingga diganti dengan
udara alami kedalam bangunan. Penggunaan bukaan yang luas ini dapat
dilihat pada bangunan restoran pada cottage, dimana bangunan ini merima
banyak pengunjung sehingga memerlukan bukaan agar ruangan tidak panas.

Gambar 5.29 Penerapan bukaan yang luas pada bangunan


Sumber: Olahan Penulis (2019)

207
c) Energi Terbarukan dalam Tapak
Tujuannya adalah mendorong penggunaan sumber energi baru dan
terbarukan yang bersumber dari dalam perancangan. Perancangan akan
menggunakan sumber energi terbarukan dalam hal ini adalah sumber listrik
yang bersumber dari energi matahari dengan teknologi Photovolltaic (PV)
atau solar panel.

Gambar 5.30 Penempatan solar panel pada setiap lampu jalan


Sumber: Olahan Penulis (2019)

Gambar 5.31 Penempatan solar panel pada bangunan cottage tipe 1


Sumber: Olahan Penulis (2019)

5.7.3. Konservasi Air


a) Daur Ulang Air
Tujuan dari daur ulang air ini adalah untuk menyediakan air daur
ulang yang dapat dipakai kembali, seperti menyiram tanaman atau
menyiram BAB atau BAK.

208
Gambar 5.32 Konsep Daur Ulang
Sumber: Olahan Penulis (2019)

b) Penampungan Air Hujan


Tujuannya adalah untuk mendorong penggunaan air hujan atau
limpahan air hujan sebagai salah satu sumber air untuk mengurangi
kebutuhan air dari sumber utama.

Gambar 5.33 Bak Penampung


Sumber: Olahan Penulis (2019)

209
5.7.4. Sumber dan Siklus Material
a) Material Ramah Lingkungan
Tujuan dari material ramah lingkungan adalah untuk mengurangi jejak
ekologi dari proses bahan mentah dan proses produksi material.
Perancangan akan menggunakan material yang bersifat ramah lingkungan
seperti beberapa contoh material berikut:
Tabel 5.6 Klasifikasi Bahan Bangunan Ekologis
Penggolongan Ekologis Bahan Bangunan
Bahan bangunan yang dapat Kayu, bambu, rotan, rumbia, alang-
dibudidayakan kembali (regeneratif) alang, serabut kelapa, kulit kayu, kapas,
kapuk, kulit binatang, wol.
Bahan bangunan alam yang dapat Tanah, tanah liat, lempung, tras, kapur,
digunakan kembali batu kali, batu alam.
Bahan bangunan yang dapat digunakan Limbah, potongan, sampah, ampas,
kembali (recycling) bahan kemasan, mobil bekas, serbuk
kayu, potongan kaca.
Bahan bangunan alam yang mengalami Batu merah, genteng tanah liat, batako,
perubahan transformasi sederhana conblock, logam, kaca, semen.
Bahan bangunan yang mengalami Plastik, bahan sintesis, epoksi.
beberapa tingkat perubahan transformasi

Bahan bagnunan komposit Beton bertulang, pelat serat semen,


beton komposit, cat kimia, perekat.

Sumber: Frick dan suskiyatno (2007)

Gambar 5.34 Penggunaan Material Batu Alam


Sumber: Olahan Penulis (2019)

210
5.7.5. Kesehatan dan Kenyamanan Ruang
a) Kendali Asap Rokok Lingkungan
Tujuannya adalah untuk mengurangi polusi asap rokok dari para perokok
baik didalam gedung maupun lingkungan. Sehingga kesehatan pengguna
didalam bangunan maupun diluar dapat terjaga. Penerapan signage ini
terletak disetiap tempat-tempat publik seperti taman terbuka pada resort.

Gambar 5.35 Penempatan Signage Dilarang Merokok pada Taman Terbuka


Sumber: Olahan Penulis (2019)

5.7.6. Manajemen Lingkungan Bangunan


a) Dasar pengelolaan sampah
Tujuannya adalah untuk mendorong gerakan pemilahan sampah secara
sederhana dimana dapat mempermudah proses daur ulang. Sehingga
didalam perancangan akan menghadirkan fasilitas untuk memilah atau
membedakan sampah menjadi tiga jenis, yaitu sampah organik, sampah
anorganik dan sampah berbahaya. Penempatan tempat sampah ini berada
pada setiap tempat publik sehingga, tempat publik tetap terjaga
kebersihannya.

211
Gambar 5.36 Tempat Sampah pada Taman Terbuka
Sumber: Olahan Penulis (2019)

5.8. Konsep Struktur


5.8.1. Konsep Sub Struktur
a) Sub struktur pada sempadan pantai
Digunakan pada area sempadan pantai, seperti gazebo dan dermaga.
Tabel 5.7 Sub struktur pada sempadan pantai
Dasar Pertimbangan Kriteria Jenis pondasi yang digunakan
▪ Cuaca & iklim pada ▪ Keamanan (tidak mudah a. Pondasi footplat.
lokasi roboh, aman dari bahaya Digunakan untuk fasilitas dermaga dan
▪ Kenyamanan kebakaran dsb). gasebo karena terletak langsung dengan
pengunjung ▪ Tahan lama dan efisien laut.
▪ Fasilitas tetap kuat ▪ Mudah didapat
dan awet. ▪ Tahan terhadap
goncangan angin dan
gempa.

b. Pondasi tiang pancang


Digunakan pada dermaga.

Sumber: Olahan Penulis (2019)

212
b) Sub struktur pada area diluar sempadan pantai
Tabel 5.8 sub struktur diluar sempadan pantai
Dasar Pertimbangan Kriteria Jenis pondasi yang digunakan
▪ Cuaca & iklim pada ▪ Keamanan (tidak mudah a. Pondasi menerus
lokasi roboh, aman dari bahaya Digunakan pada fasilitas seperti: cottage,
▪ Kenyamanan kebakaran dsb). restaurant (Bangunan satu lantai).
pengunjung ▪ Tahan lama dan efisien b. Pondasi footplat
▪ Fasilitas tetap kuat ▪ Mudah didapat Digunakan pada bangunan yang memilki
dan awet. ▪ Tahan terhadap bentangan cukup luas.
goncangan angin dan
gempa.
Sumber: Olahan Penulis (2019)

5.8.2. Konsep super Struktur


Tabel 5.9 Konsep super struktur
Dasar Pertimbangan Kriteria Jenis pondasi yang digunakan
▪ Cuaca & iklim pada ▪ Keamanan (tidak mudah a. Pengunaan modul kolom beton untuk
lokasi roboh, aman dari bahaya fasilitas kantor pengelola, waterpark,
▪ Kenyamanan kebakaran dsb). flying fox, dan dermaga.
pengunjung ▪ Tahan lama dan efisien b. Penggunaan modul kolom kayu untuk
▪ Fasilitas tetap kuat ▪ Mudah didapat bangunan restorant, cottage, dan
dan awet. ▪ Tahan terhadap peternakan mutiara
goncangan angin dan
gempa.
Sumber: Olahan Penulis (2019)

5.8.3. Konsep upper Struktur


Tabel 5.10 Konsep upper Struktur
Dasar Pertimbangan Kriteria Jenis struktur yang digunakan
▪ Disesuaikan dengan ▪ Disesuaikan dengan a. Menggunakan struktur rangka kayu.
kondisi lingkungan kondisi lingkungan
sekitar sekitar
▪ Bangunan tetap awet ▪ Bangunan tetap awet
dan tahan lama dan tahan lama dengan
dengan menggunakan bahan –
menggunakan bahan bahan yang sesuai iklim
– bahan yang sesuai daerah pantai.
iklim daerah pantai. ▪ Berdasarkan prinsip
▪ Berdasarkan prinsip green architecture
green architecture
b. Menggunakan struktur plat beton
c. Menggunakan struktur rangka ruang
untuk bangunan kantor pengelola dan
waterpark.

213
Sumber: Olahan Penulis (2019)

214
BAB VI

HASIL PERANCANGAN

6.1. Deskripsi Perancangan

Perancangan Resort Pantai Otan adalah suatu wadah yang berfungsi


untuk mengangkat potensi yang ada di Desa Otan. Tidak hanya potensi pinggir
pantainya saja melainkan potensi seperti penghasilan dari masyarakat Desa
Otan, mata pencaharian masyarakat setempat dan budaya masyarakat Desa
Otan. Untuk melengkapi perancangan Resort Pantai Otan , prinsip-prinsip dari
Arsitektur Hijau (green architecture) digunakan dalam perancangan dan
ditampilkan melalui penggunaan solar panel, penggunaan kayu, maupun
bukaan-bukaan pada bangunan guna meminimalisir penggunaan energi dalam
bangunan, serta adanya daya tarik yang tercipta dari penggunaan-penggunaan
dalam arsitektur hijau tersebut.

6.2. Hasil Desain Tapak

Gambar 6.1 Hasil Desain Tapak


Sumber: Hasil Olahan Penulis (2019)

215
6.2.1. Penzoningan Tapak

Penzoningan dalam tapak terbagi dalam 3 zona, diantaranya adalah zona


primer, zona sekunder dan zona tersier. Dimana pembagian zona dipisahkan
berdasarkan kondisi pada site.

Gambar 6.2 Penzoningan tapak


Sumber: Olahan Penulis (2019)

6.2.2. Parkiran

Pola parkiran yang digunakan pada lokasi perancangan adalah pola


parkir tegak lurus atau parkiran 90° dan parkiran 60°

Gambar 6.3 Parkiran motor pengunjung


Sumber: Olahan penulis (2019)

216
Gambar 6.4 Parkiran mobil pengunjung
Sumber: Olahan Penulis (2019)

Gambar 6.5 Parkiran pengelola


Sumber: Olahan Penulis (2019)

6.2.3. Penataan Vegetasi


1. Vegetasi Pengarah
Vegetasi pengarah pada lokasi perancangan di letakan pada pinggir
jalan dengan jenis vegetasi palem raja.

Gambar 6.6 Vegetasi pengarah


Sumber: Olahan penulis (2019)
217
2. Vegetasi Peneduh
Vegetasi peneduh diletakan pada area taman dan ruang terbuka publik.
Vegetasi yang digunakan adalah pandan pantai dan ketapang

Gambar 6.7 Vegetasi peneduh


Sumber: Olahan penulis (2019)

6.2.4. Entrance

Main entrance diletakan pada jalan lingkar luar pada pantai Otan.
Sementara side entrance diletakan beberapa meter dari main entrance
dikarenakan side entrance digunakan untuk kendaraan service sehingga
memudahkan keluar masuk kendaraan.

Main entrance Side entrance

Gambar 6.8 Entrance pada site perancangan


Sumber: Olahan penulis (2019)

218
6.3. Bentukan dan Tampilan Bangunan
1. Bangunan Pengelola

Gambar 6.9 Tampilan bangunan pengelola resort


Sumber: Olahan penulis (2019)

2. Bangunan Penjualan Komoditas

Gambar 6.10 Tampilan bangunan penjualan komoditas


Sumber: Olahan penulis (2019)

3. Bangunan Bongkar Muat Barang

Gambar 6.11 Tampilan bangunan bongkar muat barang


Sumber: Olahan penulis (2019)

219
4. Tempat Perawatan Becak dan Sepeda

Gambar 6.12 Tampilan tempat perawatan becak dan sepeda


Sumber: Olahan penulis (2019)

5. Taman Terbuka Hijau

Gambar 6.13 Taman terbuka hijau


Sumber: Olahan penulis (2019)

Gambar 6.14 Taman terbuka hijau didalam wilayah cottage 1


Sumber: Olahan penulis (2019)

220
6. Restoran

Gambar 6.15 Restoran untuk umum


Sumber: Olahan penulis (2019)

7. Tempat Makan Pinggir Pantai

Gambar 6.16 Tempat makan pinggir pantai


Sumber: Olahan penulis (2019)

8. Bangunan Flyingfox

Gambar 6.17 Bangunan flyingfox dan titik awal


Sumber: Olahan penulis (2019)

221
Gambar 6.18 Titik akhir flying fox
Sumber: Olahan penulis (2019)

9. Panggung Terbuka

Gambar 6.19 Pangguna terbuka


Sumber: Olahan penulis (2019)

10. Klinik

Gambar 6.20 Bangunan klinik


Sumber: Olahan penulis (2019)

222
11. Los Penjualan Ikan

Gambar 6.21 Loas penjualan ikan


Sumber: Olahan penulis (2019)

12. Waterpark

Gambar 6.22 Kolam untuk anak


Sumber: Olahan penulis (2019)

Gambar 6.23 Kolam dewasa


Sumber: Olahan penulis (2019)

223
Gambar 6.24 Kolam seluncuran
Sumber: Olahan penulis (2019)

13. Cottage

Gambar 6.25 Cottage tipe 1


Sumber: Olahan penulis (2019)

Gambar 6.26 Cottage tipe 2


Sumber: Olahan penulis (2019)

224
Gambar 6.27 Cottage tipe 3
Sumber: Olahan penulis (2019)

14. Tempat Bermain Dalam Cottage

Gambar 6.28 Tempat bermain dalam cottage


Sumber: Olahan penulis (2019)

15. Restoran dalam Cottage

Gambar 6.29 Restoran dalam Cottage


Sumber: Olahan penulis (2019)
225
16. Tempat Penampungan Air

Gambar 6.30 Tempat penampungan air bersih


Sumber: Olahan penulis (2019)

Gambar 6.31 Tempat kontrol


Sumber: Olahan penusli (2019)

Gambar 6.32 Tempat penampungan grey water


Sumber: Olahan penulis (2019)

226
17. Perspektif

Gambar 6.33 Dermaga spot selfie


Sumber: Olahan penulis (2019)

Gambar 6.34 Tempat penyimpanan alat olah raga pinggir pantai


Sumber: Olahan penulis (2019)

Gambar 6.35 Dermaga spot selfie khusus menginap di resort


Sumber: Olahan penulis (2019)

227
DAFTAR PUSTAKA

Buku
Brenda & Robert Vale. 1991. Green Architecture Design for A Sustainable Future.
Ching, Francis D.K.1996. Arsitektur: Bentuk, Ruang dan Susunannya. (Alih Bahasa Paulus
Hanoto Adjie). Jakarta: Erlangga.

Frick, Heinz. 1996. Arsitektur dan Lingkungan. Yogyakarta: Kanisius

Frick, Heinz & Suskiyatno, FX. 1998. Dasar-Dasar Eko-Arsitektur. Yogyakarta:


Kanisius.
Green Building Council Indonesia. 2013. Greenship untuk Bangunan Baru Versi
1.2
Neufert,Ernst. 1996. Data Arsitek jilid 1. Jakarta: Erlangga.

__________. 2002. Data Arsitek jilid 2. Jakarta: Erlangga.


Hakim, Rustam . 2012. Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap. Jakarta.
Bumi Aksara
Baden-Powell, Charlotte. 2001. Architect’s Pocket Book. Great Britain.
Adler, David. 1999. Metric Handbook. Great Britain
Nyoman S. Pendit. 1999. Ilmu Pariwisata. Jakarta : Akademi Pariwisata Trisakti
Badan Pusat Statistik Kabupaten Kupang. 2016. Kabupaten Kupang Dalam Angka
2016. Kupang. CV Grace
_________________________________. 2016. Kupang Barat Dalam Angka 2016.
Kupang. CV Grace
Pemerintah Kabupaten Kupang. 2017. Perubahan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) 2014-2019. Kupang.

Skripsi
Kalle, Shindy (2017). Perancangan Hotel Resort di Pantai Tablolong dengan
Pendekatan Arsitektur Tropis. Kupang: UNDANA
Bifel, Jefrianus (2017). Pengembangan Kawasan Wisata Pantai Tanjung Bastian di
Kabupaten Timor Tengah Utara. Kupang: UNDANA

xix
Ramanadhia, Irma (2013). Penerapan Arsitektur Ekologi Pada Bangunan Resort di
Kawasan Puncak. Semarang: Universitas Negri Semarang

Website
Anonim. 2015. Pohon Perindang Jalan. http://www.dpupkp.bantulkab.go.id/detail.
Diakses tanggal 22 April 2017
Anonim. Elgouna Map. http://www.elgounamap.com/. Diakses tanggal 22 April
2017
Anonim. Sipadan Water Village 2015. http://www.swvresort.com/room_types.cfm.
Diakses pada tanggal 22 April 2017
Porada, Barbara. 2013. The ‘world’s Greeniest Commercial’ Building Opens in
Seattle Today’. https://www.archdaily.com/363007/the-world-s-
greenest-commercial-building-opens-in-seattle-today. Diakses pada
tanggal 22 April 2017

xx

Anda mungkin juga menyukai