id
TUGAS AKHIR
Disusun oleh :
STEPHANIE NANDA NIRMALA LARASATI
I 0207089
Pembimbing :
Ir. MUSYAWAROH, MT.
AMIN SUMADYO, ST. MT
PENGESAHAN
TUGAS AKHIR
Pujasera dan Homestay Kauman Surakarta
Oleh :
STEPHANIE NANDA N L
NIM. I 0207089
Mengetahui,
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji syukur Penyusun panjatkan kehadirat Tuhan, atas berkah dan rahmat-
Nya sehingga dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik sebagai salah
satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Teknik di Jurusan Arsitektur Fakultas
Teknik Universitas Sebelas Maret.
Dalam penulisan ini, penyusun menghaturkan banyak terimakasih kepada:
1. DR.Ir. Muhammad Muqoffa, MT selaku ketua Jurusan Arsitektur Fakultas
Teknik Universitas Sebelas Maret.
2. Kahar Sunoko,ST,MT selaku ketua Prodi Arsitektur Fakultas Teknik
Universitas Sebelas Maret.
3. Fauzan Ali Ihsan,ST, MT, Sekretaris Jurusan Arsitektur FT-UNS
4. Purwanto Setyo Nugroho, ST,MT Sekretaris Prodi Arsitektur FT-UNS
5. Ir. Musyawaroh, MT, selaku Dosen Pembimbing I Tugas Akhir sekaligus
Dosen Pembimbing Akademis.
6. Amin Sumadyo, ST, MT , selaku Dosen Pembimbing II Tugas Akhir.
7. Sri Yuliani, ST, M.App.Sc, selaku Ketua Panitia Tugas Akhir Jurusan
Arsitektur FT-UNS
8. Yosafat Winarto, ST. MT, selaku Sekretaris Panitia Tugas Akhir Jurusan
Arsitektur FT-UNS
9. Keluarga Besar angkatan 2007 dan Studio TA Periode 122 Prodi Arsitektur
Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Penyusun
berharap semoga laporan ini dapat memberikan kemanfaatan bagi kita semua.
Amien.
Penyusun
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Tuhan Yesus Kristus atas segala berkat, tuntunan dan banyak mukjizat pada
anaknya yang kerap lupa di mana jalan untuk pulang. Terima kasih Kau
memberikan moment TA yang menjadi titik balik dari semuanya.. Mama dan
Papa untuk doa, semangat, kesabaran dan nasehat yang tak terputuskan. Semoga
aku bisa jadi kebanggaan kalian. Kakakku Riyan yang sering mengganggu
saat mengerjakan tapi mengusir kebosanan J
Ibuku Ir. Musyawaroh, MT untuk semua bimbingan, semangat, bantuan, dan
waktunya...maaf saya belum bisa maksimal Ibu... support dan doa Ibu sangat
berarti bagi saya.. Pak Amin Sumadyo,ST,MT terima kasih untuk
bimbingan dan banyak toleransi untuk saya. Ntah jadi apa saya kalau bukan Ibu
dan Bapak yang mendampingi Tugas Akhir saya.....
Mas Mamad ’04 untuk data-data dan masukannya, teman ngobrol jarak jauh
dan tempat plampiasan bingung J Teman-teman studio 122 yang menghidupkan
suasana studio yang kadang monoton,, terutama kawan sebilik yang membantu
mengangkat semangat dan keceriaanku, Aulia teman bernyanyi dan bakulan :D
Elva yang hanya bisa pasrah jika digoda,, Untuk My Niken dan Libriya,
menghabiskan waktu bersama, menyingkirkan stres, tempat pelampiasan segala
emosi... i’ll miss this moment a lot.. Eva Vindy, banyak mengajarkan sabar,
membangkitkan optimisme dan selalu membuatku untuk ingat padaNya,.. teman-
teman yang memancing banyak kegilaan membuat 2 bulan masa studio menjadi
penjara yang menyenangkan ^___^
Teman se-bimbingan, Ita,membuat terpukau progresnya yang sangat signifikan.
Mas Buyung, sama-sama galau menanti ijin masuk studio April hingga lewat
detik-detik terakhir (juga Mas Mamad ’06).
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Cintaku Endah,,, memberikan waktu, tenaga, kesabaran extra dan lebih dari
persahabatan selama 4 tahun ini... Cuma kamu yang paling bertahan pada posisi
yang sama... i loveeee uuuu soooooo J
Anton, penyemangat hingga akhir, sampai berakhir.. a lot of thing that i’ve
learnt from u... we’ll get the best for us with our own way
Om-om Beegees, Beatles, Air Supply dan semua sesepuh lainnya yang
menemani dimanapun berada.
Untuk tim maket Eto, Haris, Arif 09 maaf memusingkan kalian dengan
gambar kerja ku J Spesial untuk Pimen yang mau dikejar-kejar untuk rombak
habis-habisan gambar 3D ku...
Mbak Dayana dan Mbak Yulie yang membantu memperlancar kebutuhan
finansialku :D Terima kasih sudah menjadi tangan panjangNya untuk
menolongku.
Kura di rumah, menemani dan menghibur saat-saat lembur di rumah. Untuk HP
dan Epson-ku yang berjuta kali menyusahkan dan membuat panik tapi sungguh
kalian sangat sangat sangat membantuku J
Untuk semuanya yang sudah meminjamkan monitornya untukku....... bakal ajeb-
ajeb hingga akhir tanpa monitor kalian thx a lot.....
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
Halaman Judul............................................................................................................. i
Lembar Pengesahan ................................................................................................... ii
Kata Pengantar ......................................................................................................... iii
Ucapan Terima Kasih ............................................................................................... iv
Daftar Isi ................................................................................................................... vi
Daftar Gambar........................................................................................................... xi
Daftar Tabel ........................................................................................................... xvii
Daftar Skema......................................................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Judul…………………………………………………………………….. I-1
1.2.Pengertian Judul…………………………………………………….…… I-1
1.3.Latar Belakang……………………………………………………...…… I-1
1.4.Permasalahan dan Persoalan………………………………………..…… I-5
1.5.Tujuan dan Sasaran……………………………………………………… I-6
1.6.Batasan Pembahasan………………………………………………..…… I-7
1.7.Metode Pembahasan………………………………………………..…… I-8
1.8.Sistematika Pembahasan………………………………………………… I-10
vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
5.2.3.1.Pencapaian…………………………………………………. V-71
5.2.3.2.Sirkulasi…………………………………………………… V-73
5.2.3.3.Orientasi…………………………………………………… V-75
5.2.3.4.Penzoningan……………………………………………….. V-77
5.2.4. Permasaan………………………………………………………… V-77
5.2.5. Analisa Struktur…………………………………………………… V-80
5.2.6. Analisa Utilitas…………………………………………………… V-83
5.2.6.1.Air bersih, air kotor, limbah dan jaringan drainase…………. V-83
5.2.6.2.Kelistrikan ………………………………………………….. V-84
5.2.6.3.Penangkal Petir……………………………………………… V-85
5.2.6.4.Pemadam kebakaran………………………………………… V-85
x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Gambar I.1. Hotel Best Wester Premier dan Novotel Surakarta ………………….. I-3
Gambar II.1. Jalan Utama Desa ……………………………………….…………… II-9
Gambar II.2. Pembaharuan Material Angkul-Angkul ………………….…………… II-9
Gambar II.3. Balai Pertemuan Desa ……………………………………………….. II-10
Gambar II.4. Counter Food Court …………………………………….……………. II-14
Gambar II.5. Konsep fast food ……………………………………………………... II-15
Gambar II.6. Pelayan food court …………………………………………………… II-16
Gambar II.7. Kursi food court untuk 2-6 orang ……………………….…………… II-16
Gambar.II.8. Meja dan Kursi food court yang menyambung ……………………… II-16
Gambar.II.9. Area Makan Outdoor Food Court …………………………………… II-17
Gambar.II.10. Meja Kursi Berpayung ………………………………………………. II-17
Gambar.II.11. Sirkulasi Melingkar pada Food court ……………………………….. II-18
Gambar.II.12. Sirkulasi Bersegi pada Food court …………………………………… II-18
Gambar.II.13. Sirkulasi Linear pada Food court ……………………….…………… II-18
Gambar.II.14. Island Counter pada food court ……………………………………… II-19
Gambar.II.15. Area Makan KFF ……………………………………………………. II-20
Gambar.II.16. Area Makan KFF ……………………………………………………. II-20
Gambar.II.17. Area Makan KFF …………………………………………………… II-20
Gambar.II.18. Live Music KFF ……………………………………………………… II-20
Gambar.II.19. Area Makan Outdoor Food Court ………………………………….. II-21
Gambar.II.20. Area Duduk dan Wastafel………………………………..…………… II-22
Gambar.II.21. Area Makan Bagian Depan C’TU …………………………………… II-22
Gambar.II.22. Bagian Samping C’TU ………………………………………………. II-23
Gambar.II.23. Area Makan Indoor 2 Seats ………………………………………….. II-23
Gambar.II.24. Area Makan Indoor dan Counter Penjualan ………………………… II-24
Gambar.II.25. Hutton Lodge Penang Malaysia ……………………………………… II-25
Gambar.II.26. Indraloka Homestay ……………………………………..…………… II-28
Gambar.II.27. Taman dan Meja Kopi ……………………………………………….. II-29
Gambar.II.28. Kamar tidur …………………………………………………………... II-30
Gambar.II.29. Ruang Duduk dan Ruang Makan Utama ……………………………. II-29
Gambar.II.30. Pintu Masuk Gerbang Depan ………………………………………… II-30
Gambar.II.31. Resepsionis ………………………………………………………….. II-30
Gambar.II.32. Pendhopo ……………………………………………………………. II-33
Gambar.II.33. Pringgitian …………………………………………………………… II-33
Gambar.II.34. Gandhok sebagai Guestroom …………….…………….……………. II-33
commit to user
xii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xiii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xiv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xvi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Tabel I.1. Tabel Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Obyek dan Daya Tarik Wisata
di Kota Surakarta ………………………………………….…………… I-3
Tabel II.1. Kriteria Pelestarian ……………………………………………………. II-6
Tabel II.2. Persyaratan Penggolongan Hotel-Hotel Melati ……………………….. II-31
Tabel IV.1 Batas Perlakuan Revitalisasi …………………………………………… IV-3
Tabel V.1 Kriteria Evaluasi Konservasi ………………………………………….. V-3
Tabel V.2 Penilaian Alternatif Site ………………………………………………. V-6
Tabel V.3 Penilaian Bangunan Kuno Jalan Wijaya Kusuma …………………….. V-9
Tabel V.4 Kebutuhan Ruang ……………………………………………………… V-28
Tabel V.5 Kondisi & Potensi Pencapaian Kawasan ………………….…………… V-32
Tabel V.6 Dasar Pertimbangan Fungsi Ruang Rumah Kuno …………………….. V-51
Tabel V.7 Kebutuhan Ruang Pujasera ……………………………………………. V-68
Tabel V.8 Besaran Ruang Pujasera ……………………………………………….. V-69
Tabel V.9 Analisa Pencapaian Pujasera ………………………………………….. V-72
Tabel VI.1. Kebutuhan Ruang Homestay ………………………………………….. VI-1
Tabel VI.2 Kebutuhan Ruang Pujasera ……………………………………………. VI-2
commit to user
xviii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR SKEMA
commit to user
xix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xx
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Judul
Pujasera dan Homestay Kauman Surakarta
1.2.Pengertian Judul
Merupakan sarana pariwisata yang menghadirkan area wisata kuliner dan
juga penginapan dalam rumah tradisional khas setempat yang berada di dalam
kampung Kauman yang dapat menunjukan karakter masyarakat Surakarta
yang ramah dan terbuka.
1.3.Latar Belakang
Surakarta memiliki beragam makanan tradisional khas lokal yang menjadi
potensi objek wisata kuliner. Wisata jenis ini memiliki potensi dan cukup
menjanjikan sebagai daya tarik wisata. Jenis wisata ini tentunya sangat
berbeda dengan jenis wisata pada umumnya, wisata jenis ini menggunakan
potensi makanan khas lokal sebagai daya tarik yang tak pernah membosankan
dan habis dimakan trend.
Wisata kuliner mempunyai peran yang penting dalam memberi ciri khas
setiap daerah tujuan wisata. Hal ini karena jenis makanan yang ada di sebuah
daerah tujuan wisata dapat menambah daya tarik daerah tujuan wisata tersebut
dengan ciri khasnya. Wisata kuliner menjadi jawaban atas kebutuhan dan
animo masyarakat yang sangat tinggi tentang informasi makanan khas daerah
masing-masing yang sesuai dengan cita rasa yang ingin didapatkan serta
keberadaan tentang restoran dan tempat makan yang ada di sekitar daerah
masing-masing (dikutip dari http://www.freemagz.com/wisata kuliner yang
diakses pada 22 September 2010 pukul 22.30)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Saat ini kuliner berada pada posisi sebagai sarana penunjang pariwisata
(supporting tourism superstructure). Kuliner tradisional tidak termasuk sarana
pokok pariwisata (main tourism superstructure), sehingga proses perencanaan
dan pembangunan pariwisata kalah tertinggal dibanding hotel, restoran,
bandara, atau objek wisata lain. Padahal, suatu daerah atau wilayah tujuan
wisata akan sulit berkembang tanpa didukung oleh sarana penunjang
pariwisata yang khas. Namun Surakarta dengan beragam jenis kuliner khas
lokalnya akan mampu menghidupkan wisata kulinernya. Terlihat dari
banyaknya penjual makanan khas Surakarta yang berjualan di tempat yang
permanen maupun tenda-tenda di sepanjang jalan.
I-2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
I-3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
I-4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pangeran Kerabat Keraton Surakarta, hal ini disebabkan karena mereka adalah
keturunan dari para abdi dalem ulama keraton.
Perpaduan antara arsitektur tradisional Jawa dengan memasukkan unsur
dari luar merupakan hal yang menarik dan menyimpan banyak cerita.
Menunjukan kejayaan masa lampau namun terlihat rendah hati di masa kini.
Sesuai dengan visi pariwisata Kota Surakarta yang dicanangkan oleh Walikota
Surakarta Joko Widodo pada tanggal 18 Februari 2009 yaitu “Solo Masa
Depan adalah Solo Masa Lampau”, Kampung Kauman layak untuk dijadikan
objek revitalisasi pariwisata yang dapat menunjukan karakter budaya
Surakarta.
commit to user
I-5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
I-6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Konsep Peruangan
· Penentuan pengelompokan kegiatan
· Kebutuhan ruang
· Organisasi ruang
· Persyaratan ruang
· Konsep pencapaian
· Konsep sirkulasi
· Konsep orientasi
· Konsep penzoningan
· Konsep pola tata hijau
· Konsep Tampilan Bangunan
I-7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
· Adaptasi/ revitalisasi
Merupakan upaya untuk mengubah suatu lingkungan binaan agar dapat
digunakan untuk fungsi baru yang sesuai dengan memberikan dampak
yang minimal. Petunjuk pelaksanaan pelestarian dari pihak
penyelenggara/pemerintahan dapat dikompromikan dengan kebutuhan
fungsi baru secara proporsional.
· Pembebasan lahan dianggap tidak ada hambatan, penghuni bangunan
kuno dianggap bisa memanfaatkan lahan konservasi selaras dengan
konsep yang dibuat.
· Pemanfaatan bangunan kuno menyesuaikan kondisi bangunannya
· Menambah fungsi baru pada bangunan kuno tanpa merusaknya.
· Proses penerapan elemen luar bangunan lama pada bangunan baru dapat
meliputi gaya dan bahan material baru. Adaptasi memberikan
image/kesan secara global, tidak secara detail.
· Berkaitan dengan penyususunan elemen luar bangunan lama untuk dapat
digunakan pada fungsi bangunan baru dengan tidak menghilangkan
karakteristik secara visual elemen asli.
1.7.Metode Pembahasan
TAHAP I PENGUNGKAPAN MAIN IDEA
Main idea merupakan gagasan awal yang berkembang dari ide awal suatu
topik yang ingin disampaikan. Untuk dapat mengungkapkan perkembangan
main idea, perlu dilakukan studi pustaka dan eksplorasi main idea.
Studi Pustaka
Studi pustaka merupakan penjabaran dari main idea yang
diperoleh pada tahap awal. Studi awal atau topik yang ingin
disampaikan tersebut kemudian disusun menjadi beberapa pustaka atau
topik yang kemudian dijadikan sebagai pedoman eksplorasi.
commit to user
Eksplorasi Main Idea
I-8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
I-9
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
· Penentuan site
· Penentuan peruangan
· Penentuan tampilan bangunan
· Penataan kenyamanan sirkulasi, utilitas
1.8.Sistematika Pembahasan
Bab 1
Pendahuluan yang berisikan tentang pengertian judul, latar belakang,
permasalahan, persoalan, tujuan dan sasaran, batasan dan lingkup
pembahasan, metodologi, sistematika penulisan.
Bab 2
Menguraikan tentang tinjauan kajian pelestarian bangunan kuno, pariwisata,
tinjauan tentang restoran dan hotel sebagai sarana pariwisata.
Bab 3
Tinjauan Kota Surakarta yang berkaitan dengan kepariwisataan, kawasan site
dan objek terpilih terhadap kota Surakarta, dan tinjauan objek kawasan
commit to user
I-10
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Bab 4
Kesimpulan tentang Pujasera dan Homestay Kauman Surakarta yang akan
direncanakan, kondisi potensi Kauman, pelestarian bangunan tua, pujasera dan
perhotelan yang meliputi tata site, tata ruang, tampilan dan utilitas.
Bab 5
Pembahasan atau analisa untuk mencari alternatif solusi dari problem desain
pada bab 4. Tahapan analisis yang mengarah ke konsep perancangan yang
meliputi analisis makro (wilayah, kawasan dan site), analisis mikro
(peruangan) dan analisis faktor-faktor pendukung lainnya (struktur konstruksi,
utilitas,dsb).
Bab 6
Mengungkapkan konsep perencanaan dan perancangan yang merupakan hasil
akhir dari proses analisa untuk kemudian ditransformasikan dalam wujud
desain fisik bangunan.
commit to user
I-11
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB II
Tinjauan pustaka ini merupakan kajian tentang dasar-dasar yang berpengaruh dan
akan dijadikan pedoman/acuan dalam proses perencanaan dan perancangan. Pustaka
yang akan dikaji dalam tinjauan ini adalah pustaka yang relevan dengan sasaran
perencanaan dan perancangan, adapun pustaka tersebut akan diuraikan dalam bahasan
berikut.
2.1.Tinjauan Pelestarian
Konsep konservasi sudah dicetuskan sejak William Morris mendirikan Lembaga
Pelestarian Bangunan Kuno (Society For the Protection of Ancient Building,1877).
Peraturan atau undang-undang yang pertama kali melandasi kebijakan dan
pengawasan dalam bidang konservasi untuk melindungi lingkungan dan bangunan
bersejarah dibuat tahun 1882, dalam bentuk Ancient Monument Act. Di Indonesia
sendiri, peraturan yang berkaitan dengan perlindungan bangunan kuno adalah
“Monumenten Ordonantie Stbl.238/1931”
Mula-mula, konsep konservasi terbatas pada pelestarian atau pengawetan
monumen bersejarah (lazim disebut preservasi), yaitu dengan
mengembalikan,mengawetkan atau ‘membekukan’ monumen tersebut persis seperti
keadaan semula di masa lampau. (Sidharta, 1989: 21)
II-1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
II-2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
II-3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
II-4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2.1.5.3.Motivasi
Motivasi Pelestarian
Di dalam menentukan arah pembangunan suatu kawasan atau
pembangunan, kita perlu memiliki motivasi
motivasi-motivasi,
motivasi, dalam hal ini
konservasi, antara lain (Sidharta dan Budihardjo. 1989, 12-13)
13):
a) Motivasi untuk mempertahankan warisan budaya atau sejarah
b) Motivasi untuk menjamin terwujudnya variasi dalam bangunan perkotaan
sebagai tuntutan aspek estetis dan variasi budaya masyarakat.
c) Motivasi ekonomi, yang menganggap bangunan
bangunan-bangunan
bangunan yang
dilestarikan tersebut dapat meningkatkan nilainya apabila dipelihara,
sehingga memiliki nilai komersial yang digunakan sebagai modal
lingkungan.
d) Motivasi simbolis, dimana bangunan
bangunan-bangunan
bangunan merupakan manivestasi
fisik dari identitas suatu kelompok masyarakat tertentu yang pernah
menjadi bagian kota.
II-6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
II-7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Secara arsitektur, yang menarik dari desa ini adalah pola huniannya. Setiap
bangunan yang ada di masing-masing pekarangan ditata dengan rapi. Keunggulan
commit to user
II-9
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
dari desa Penglipuran ini dibandingkan dengan desa-desa lainnya di Bali adalah :
Bagian depan rumah serupa dan seragam dari ujung utama desa sampai bagian
hilir desa. Desa tersusun sedemikian rapinya yang mana daerah utamanya terletak
lebih tinggi dan semakin menurun sampai daerah hilir. Selain bentuk depan yang
sama, juga bahan tanah untuk tembok dan untuk bagian atap terbuat dari
penyengker dan bambu untuk bangunan diseluruh desa.
Sumber:Dok. Pribadi
Sejak tahun 1992 desa ini ditetapkan menjadi desa wisata. Pemerintah ingin
menonjolkan ciri khas desa ini untuk dapat menarik perhatian wisatawan Bali.
Perpaduan tatanan tradisional dengan banyak ruang terbuka pertamanan yang asri
membuat desa ini membuat kita merasakan nuansa Bali pada dahulu kala.
Penataan fisik dan struktur desa tersebut tidak lepas dari budaya yang dipegang
teguh oleh masyarakat Adat Penglipuran dan budaya masyarakatnya juga sudah
berlaku turun temurun. Meskipun kini sudah menggunakan material yang bukan
aslinya, tatanan pola setiap bangunan tetap mencerminkan sebagai sebuah
bangunan arsitektur tradisional. Warga masayrakat desa pun memiliki kesadaran
yang sama dengan pemerintah akan keberadaan dan kelangsungan desa adat
mereka. Mereka tetap mempertahankan pola tatanan desa secara fisik dengan
sedikit perubahan yang tidak bersifat prinsipil serta tetap melestarikan acara-acara
adat keagamaan.
Setidaknya terdapat 3 pembagian zona; zona hulu, zona pawongan atau zona
pemukiman, dan zona kelod atau teben. Ketiga zona ini letaknya membujur dari
commit
arah utara ke selatan dengan poros to user berupa jalan desa yang disebut rurung
tengah
II-10
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
gede. Jalan desa ini jugs memisahkan bagian zona pawongan menjadi dua, bagian
barat yang disebut Kauh dan di sebelah timur yang disebut Kangin. Jika
diibaratkan sebagai tubuh manusia, zona hulu adalah bagian kepala, zona
pawongan adalah bagian tubuh, dan zona kelod adalah bagian kaki. Di bagian
zona hulu, terdapat bangunan suci atau disebut parahyangan. Di sini terdapat pura
yang bernama Pura Penataran, tempat bersembahyang warga desa.
Di zona pawongan yang merupakan zona pernukiman penduduk terdapat 76
pekarangan atau kaveling rumah tempat bermukim warga. Setiap pekarangan yang
memiliki luas sekitar 120 are memiliki satu kepala keluarga dan dihuni turun
temurun. Di setiap pekarangan terdapat beberapa bangunan seperti sanggah
(tempat bersembahyang di rumah), dapur, bale sangkanan, clan lumbung. Seiring
perkembangan jaman, beberapa fungsi bangunan ini berubah. Meski berganti,
letak setiap bangunannya tidak bergeser. Bangunan lumbung contohnya. Kini,
bangunan lumbung ada yang dibangun dan berfungsi sebagai rumah induk tempat
bermukim warga. Selain pergeseran fungsi, material pembentuknya juga diganti.
Sebagai contoh, bangunan dapur yang dulunya menggunakan anyaman bambu
kini ada yang diganti dengan batu bata.
Sedangkan zona kelod adalah zona yang terdapat tempat pemakaman. Jika
ada warga yang meninggal, jenazah akan dimakamkan di sana. Warga Desa
Penglipuran tidak mengenal ritual pembakamn jenazah sehingga jenazah harus
dimakamkan. Hingga sekarang, tatanan pola hunian seperti ini tetap masih
dipertahankan sehingga sangat menarik untuk dikunjungi.
2.2.Kepariwisataan
2.2.1. Pemahaman Pariwisata
· Menurut Drs. Oka A. Yoeti (1996)
Suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu, yang
diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain, dengan maksud bukan
commit
untuk berusaha (bussines) to user
atau mencari nafkah di tempat yang dikunjungi,
II-11
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
II-12
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Sarana Pariwisata
Adalah semua fasilitas yang memungkinkan agar prasarana kepariwisataan
dapat hidup dan berkembang serta dapat memberikan pelayanan pada
wisatawan untuk memenuhi kebutuhan mereka yang beraneka ragam
· Sarana Pokok Kepariwisataan
Perusahaan yang hidup dan kehidupannya sangat bergantung kepada
arus kedatangan orang yang melakukan perjalanan wisata, termasuk ke
dalam kelompok ini adalah travel agent, tour operator, perusahaan
angkutan wisata, hotel, bar dan restoran, objek wisata dan atraksi wisata
lainnya.
· Sarana Pelengkap Kepariwisataan
Perusahaan atau tempat-tempat yang menyediakan fasilitas untuk
rekreasi yang fungsinya tidak hanya melengkapi sarana pokok
kepariwisataan. Yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah lapangan
tenis, kolam renang, lapangan golf,dll.
· Sarana Penunjang Kepariwisataan
commit to user
II-13
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2.2.4. Pusat Jajan Serba Ada (Pujasera) sebagai Daya Tarik Pariwisata
2.2.4.1.Pemahaman Pujasera
· Perda DKI Jakarta No.10 Tahun 2004 tentang Kepariwisataan
Pujasera (Foodcourt) merupajan jenis usaha penyediaan makanan
dan minuman pada satu kesatuan tempat atau lokasi tetap tertentu
dengan bangunan permanen atau semi-permanen, yang terdiri dan gerai-
gerai penyediaan makanan dan minuman.
· Menurut Indonesia Shopping Centers. Griya Asri Prima.
Sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/Food_court
Food court adalah area pada sebuah pusat belanja atau mall berupa
ruangan yang besar dan luas (indoor plaza) yang terdiri dari gerai–gerai
dimana para penjualnya menjual berbagai jenis makanan dan minuman
yang dilengkapi dengan area makan bersama, dengan sistem self–serve.
Foodcourt pertama kali dipopulerkan pada tahun 1980an di pusat
belanja atau mall dan bandar udara di Amerika Serikat.
Untuk memudahkan pengunjung dalam memilih, biasanya gerai–
gerai yang ada dicommit to userdikelompokkan berdasarkan jenis menu
Foodcourt
II-14
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Sumber: http://dubaihoding.com/
II-15
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Sumber: http://ags-diary.blogspot.com/
Gambar.II.7. Kursi food court untuk 2-6 orang Gambar.II.8. Meja dan Kursi food court
yang menyambung
Sumber: commit to user
http://shoppingtownfoodcourtblog.syracuse.com/ Sumber: http://www.michaelturton.com/
II-16
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
· Outdoor
Sumber: http://ags-diary.blogspot.com/
II-17
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
b) Counter / stand
Penataan counter food court yang sering ditemui sekarang ini
menempati bagian tertepi dari keseluruhan area food court (food court yang
ada sekarang ini banyak ditemui di dalam shopping mall). Biasanya alurnya
mengikuti bentuk food court.
Counter food court dengan alur melingkar, pengunjung yang
berputar mengelilinginya akan kembali ke titik awalnya memulai berjalan.
Bentuk ini memiliki keuntungan yaitu semua counter memiliki posisi yang
sama-sama strategis, pengunjung dapat melihat ke semua counter.
Sumber: http://linear_travelpod.com/
commit to user
II-18
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Sumber: http://janetong.com/
Counter food court seperti di atas sering di temui di tepi area food
court yang berdekatan dengan void juga di tengah-tengah area makan.
Makanan yang dijual lebih sederhana cara memasaknya sehingga tidak
membutuhkan area servis yang perlu di tutupi dari pengunjung. Bahkan
proses memasak atau meraciknya ini menjadi point of interest dari tiap-tiap
island counter yang menarik perhatian pengunjung.
II-19
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Foodcour
Foodcourt ini menggunakan konsep outdoor,dengan
,dengan duduk di kursi-
kursi
kursi yang dipasangkan dengan meja besar yang digunakan untu
untuk
berkumpul dalam jumlah besar. Namun selain itu juga tersedia tempat
beratap dan juga meja
meja-meja berpayung. Counter-counter makanan berada
memanjang di dua sisi di kanan dan kiri area duduk.
Sumber: http://adilla.enjoyday.com
commit to user
II-20
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Sumber: http://blog.kenz.or.id/2009/03/10/food-court-plaza-campus-ugm.html
Plaza UGM Food court yang berlokasi di belakang gedung BNI dan
gelanggang mahasiswa UGM ini merupakan kumpulan pedagang kaki lima
yang dulunya berjualan di jalan Pancasila UGM SK Rektor UGM No.
256/P/SK/HT/2008 tentang usaha kecil di lingkungan kampus UGM 2 Juni
2008. Pedagang-pedagang ini dipindahkan karena membuat lingkungan jalan
Pancasila menjadi kumuh. Tempat ini sangat digemari mahasiswa sebagai
tempat berkumpul karena selain sangat nyaman, tempat ini juga dilengkapi
dengan fasilitas hotspot, panggung pentas kecil dan tempat duduk dengan
kursi juga lesehan, lengkap dengan tempat cuci tangan dan tempat sampah.
Food court ini buka dari 07.30 - 17.30 WIB. Dikelola oleh PT. Gama
Multi Usaha Mandiri yang merupakan perusahaan investasi dan holding
company milik Universitas Gajah Mada.
commit to user
II-21
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Sumber: http://blog.kenz.or.id/2009/03/10/food-court-plaza-campus-
Sumber: http://www.motodream.net/
commit to user
II-22
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Sumber: http://www.motodream.net/
Pada bagian samping C’TU juga terdapat area makan outdoor, yang
membedakan dengan yang di bagian depan adalah meja dan kursinya.
Meja dan kursinya terbuat dari kayu berpelitur coklat tua, kursinya
merupakan kursi lipat bersandaran.
Bangunan C’TU ini terlihat dari bentuknya pada awalnya
merupakan rumah tinggal. C’TU terdiri dari 2 massa bangunan, bagian
atapnya dihubungkan dengan atap polycarbonate berwarna putih. Bagian
bawahnya diletakkan beberapa set meja kursi untuk dua orang dan di
kanan-kirinya berjajar konter-konter makanan. Pada area makan ini,
walaupun indoor tapi mendapatkan kesan outdoor dengan adanya
pencahayaan di bagian atap.
Sumber: http://www.motodream.net/
Bagian dalam C’TU terbagi menjadi 2 area, satu sisi untuk konter
dan satu sisi lainnya yang lebih luas untuk area makan. Set meja kursi yang
tersedia ada dua jenis, set meja dan kursi lipat untuk dua orang dan jenis
commit to user
II-23
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
lainnya set meja panjang dan kursi dari kayu yang memberikan kesan
suasana yang hangat.
Sumber: http://www.motodream.net/
2.2.5.1.Pemahaman Homestay
· Perda DKI Jakarta No.10 Tahun 2004
Jenis usaha akomodasi yang mempergunakan sebagian dan rumah
tinggal atau bangunan permanen khusus untuk penginapan dengan
perhitungan pembayaran harian serta dapat menyediakan fasilitas
penyediaan makanan dan minuman, serta pengembangan fasilitas
penunjang lainnya yang diperlukan.
· Klasifikasi Supplementary Accomodation menurut Oka A.Yoeti (A.
Yoeti, 1996)
commit to user
II-24
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2.2.5.2.Perkembangan Homestay
Pada awalnya homestay hanya merupakan sebuah rumah penduduk desa
yang memiliki sebuah kamar yang mereka sediakan untuk tempat tinggal
sementara pengunjung desa dengan segala keperluan. Pengunjung dilayani
dengan pelayanan ala kadarnya dan dianggap seperti saudara sendiri.
Kemudian lama kelamaan konsep seperti ini ditangkap untuk dijadikan lahan
usaha masyarakat desa. Mereka mulai menambah dan memperbaiki kondisi
fisik kamar dan menambah beberapa fasilitas yang menyamankan tamu.
Mereka juga memberikan pelayanan makan pagi yang kemudian popular
dengan istilah bed and breakfast.
Bondan Winarno menuliskan pengalamannya yang berhubungan dengan
homestay pada salah satu artikel di website jalan sutra. Di Malaysia terdapat
sebuah penginapan murah bernama Hutton Lodge yang tepatnya berada di
Penang. Hutton Lodge adalah sebuah rumah tua yang diperbaiki tanpa
merombak arsitekturnya, dan dijadikan semacam fasilitas bed & breakfast.
Interior kamarnya minimalis, tetapi bersih. Kamar mandinya pun sangat
bersih.
commit to user
Gambar.II.25. Hutton Lodge Penang Malaysia
Fasilitas ruang tamu yang luas dan nyaman itu justru menciptakan
suasana yang homey. Para tamu hotel saling berkenalan dan mengobrol akrab
di common room, seperti layaknya para saudara sepupu yang sedang
berkumpul di rumah kakek dan nenek ketika mudik liburan.
Bondan mengatakan, dahulu sebelum Kuta berkembang menjadi
sekarang ini, fasilitas penginapan yang paling populer adalah homestay –
yaitu rumah-rumah penduduk yang beberapa kamarnya disediakan khusus
untuk disewakan bagi para wisatawan kelas ransel (backpackers). Saat ini,
hampir tidak ada lagi fasilitas homestay di Bali. Semuanya telah berubah
menjadi hotel-hotel kelas melati – bahkan sampai di gang-gang kecil. Selain
hotel melati, juga banyak tersedia kamar kost (boarding room) yang dapat
disewa bulanan. Kamar kost lebih dimanfaatkan oleh para karyawan agar
dekat ke tempat kerja, sekalipun banyak juga para long-staying guests yang
memakainya.
2.2.5.3.Homestay Saat ini
Homestay dapat dijadikan magnet baru dalam dunia kepariwisataan
karena memberikan tawaran berbeda dari liburan biasa yang lebih
menghabiskan uang. Pengunjung tidak hanya disuguhi acara berbelanja
melainkan hidup bersama masyarakat pedesaan. Nilai lebih dari jenis
akomodasi wisata ini, pengunjung akan merasakan keramahan dari pemilik
rumah dan hidup seperti masyarakat pedesaan
II-26
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
II-27
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
- AC/Non AC
7 Toilet Umum Tersedia di lobby terpisah untuk pria dan wanita
8 Front Office - Tersedia tempat penerima tamu, information desk, dan
tempat kasir, P3K
- Tersedia pelayanan selama 18 jam meliputi: penitipan
barang, penerangan, telepon/telegram, pembayaran
rekening.
9 Gudang Tersedia gudang tempat penyimpan barang kebutuhan
10 Fasilitas Karyawan Tersedia KM/WC dan tempat ibadah untuk karyawan
11 Organisasi - Harus memiliki struktur organisasi yang jelas
- Tersedia uraian tugas untuk setiap tingkat jabatan
12 House Office - Kamar, tersedia pelayanan: penggantian lena min.1 kali
sehari
- Area Publik: tempat abu rokok& sampah, selalu dalam
keadaan bersih
- Tersedia air panas
13 Ruang Karyawan - Fasilitas karyawan harus dalam keadaan bersih
memenuhi sanitasi
- Instalasi & perlengkapan KM?WC berfungsi dengan
baik & tidak membahayakan pemakai.
14 Pelayanan makanan dan Tersedia pelayanan makanan dan minuman
minuman
commit toIndraloka
Gambar.II.26. user Homestay
Sumber: http://momenku.com/pb_detail_prd.asp?Id=216
II-28
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Sumber: http://www.bayoe.web.id/wordpress/2007/06/18/yogyakarta-
indraloka-homestay/
Menginap di Indraloka Homestay, tamu disuguhi dengan paduan nuansa
Jawa dan Eropa di setiap ruang. Sambil duduk di kursi khas Jawa berbahan
kayu jati ditemani secangkir kopi di meja marmer, anda bisa memandang
pernak-pernik kuno di setiap sudut ruang tengah, seperti patung-patung kayu,
setrika kuno, furniture kuno berdesain Jawa, juga foto hitam putih suami istri
Moerdiyono Danuesastro, sang pemilik homestay, jepretan tahun 1948. Begitu
commit to user
II-29
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
keluar dari homestay dan berada di taman, bangunan kuno lain yang kini masih
bertahan juga dapat anda lihat.
Sumber: http://www.yogyes.com/id/yogyakarta-hotel/budget/indraloka-homestay/
Karena fungsi awalnya sebagai rumah, kamar-kamar yang ada di
Indraloka memiliki luasan yang berbeda, hal ini berpengaruh terhadap pola
dekorasi setiap kamar. Seperti halnya rumah tinggal, indraloka memiliki ruang
bersama yang bisa dimanfaat semua tamu untuk duduk-duduk, mengobrol,
menonton tv dengan keluarga, kerabat atau bahkan sesama tamu homestay.
commit to user
II-30
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Sumber: http://www.yogyes.com/id/yogyakarta-hotel/budget/indraloka-homestay/
Sejumlah konsumen telah merasakan kenyamanan Indraloka Homestay.
Di tahun 70-an, peserta rally mobil internasional pernah menginap di tempat
ini. Dan, di tahun 1995 - 2000, homestay ini menjadi penginapan bagi banyak
pelajar asing. Kini, banyak wisatawan baik domestik maupun mancanegara
yang menginap dan mengatakan bahwa nuansa homestay ini sangatlah homey.
Sekaranglah saatnya anda ikut mencoba merasakan nuansa coklat manis,
Eropa, dan Jawa dengan menginap di Indraloka Homestay. Indraloka juga
memiliki dining room yang biasa digunakan untuk perjamuan dalam jumlah
kecil.
commit to user
II-31
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Sumber: dok.Pribadi
Gambar.II.31. Resepsionis
Sumber: dok.Pribadi
commit to user
II-32
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Gambar.II.32. Pendhopo
Sumber: dok.Pribadi
Gambar.II.33. Pringgitian
Sumber: dok.Pribadi
Area pringgitan dan senthong kini tidak difungsikan lagi seperti dulu,
hanya difungsikan sebagai gallery koleksi barang kuno dan sebagai gudang.
Sumber: dok.Pribadi
II-33
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Eyang Pak Bintoro dahulu memiliki 11 orang anak, sehingga kamar yang
ada pun juga 11 kamar. Dahulu disebut gandhok. Sekarang kamar-kamar
tersebut menjadi kamar sewaan dengan fasilitas kamar mandi dalam atau di
luar kamar.
Sumber: dok.Pribadi
Sumber: dok.Pribadi
commit to user
II-34
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Sumber: dok.Pribadi
commit to user
II-35