Anda di halaman 1dari 21

PENGANTAR

Laporan ini merupakan laporan pertama konsultan dalam rangka penyusunan Redesain
Tugu Batas Kabupaten Sekadau yang dilaporkan kepada Pemerintah Kabupaten Sekadau
(Dinas Pekerjaan Umum dan Pertambangan) terutama memuat tentang kemajuan
pekerjaan yang diperintahkan kepada konsultan sampai pada akhir Bulan September 2014.

Laporan Pendahuluan ini dimaksudkan untuk menyampaikan gagasan konsultan mengenai


pentingnya penyusunan Redesain Tugu Batas Kabupaten Sekadau serta seluruh substansi
pekerjaan tersebut antara lain mengenai persiapan perencanaan dan rencana kerja yang
akan dilaksanakan, dilengkapi dengan pemahaman awal terhadap potensi dan
permasalahan ruang di wilayah perencanaan serta pengertian dasar pekerjaan. Secara
sistematis, pada bagian awal dijelaskan mengenai latar belakang, tujuan pengembangan
kawasan, pengertian, dan ruang lingkup pekerjaan.Pada bab-bab selanjutnya dipaparkan
metodologi penyusunan rencana dan rencana kerja. Di samping itu, pada Bab 3 khusus
dijelaskan mengenai kemajuan tim dalam melakukan pemahaman terhadap potensi dan
permasalahan fisik Wilayah Kajian melalui serangkaian survey sekunder yang dilakukan
selama dua minggu.

Dengan laporan ini diharapkan terjadi persamaan persepsi antara konsultan dan seluruh
pemangku kepentingan yang terkait dalam Pembangunan dan Pengembangan Kawasan
Perkotaan di Kabupaten Sekadau tentang langkah-langkah yang akan dilakukan dalam
proses kajian kawasan ini, terutama mengenai pengertian dasar dan prinsip-prinsip serta
konsep dasar tugu batas kabupaten.

Sekadau , September 2014,


Tim Penyusun

KAJIAN PENGEMBANGAN KAWASAN PERKOTAAN TERPADU LAPORAN PENDAHULUAN – HAL. 1


DAFTAR ISI
PENGANTAR Error! Bookmark not defined. Pengumpulan Data 17
DAFTAR ISI 2 Kegiatan Survey Lapangan 17
Kajian Pustaka 17
PENDAHULUAN 3 Evaluasi 17
Latar Belakang 3 Pembuatan Laporan 17
Maksud dan Tujuan 4 Pembahasan 18
Ruang Lingkup Perencanaan 4 Analisa dan Evaluasi 18
Lokasi Tugu 4 JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN 18
Lingkup Substansial 5 Tahapan Kegiatan 18
Sistematika Laporan 6 Tahap Persiapan / Pendahuluan 18
Tahap Survey dan Pengolahan Data 18
GAMBARAN UMUM KAWASAN 7
Tahap Analisis dan Perumusan Potensi dan Masalah 18
Orientasi dan Batas Kawasan 7 Tahap Perancangan 18
Orientasi Kawasan 7 Seminar 19
Batas Kawasan 7 Penyusunan Rencana Akhir 19
Kondisi Fisik Kawasan 8 JANGKA WAKTU PENYELESAIAN DAN PELAPORAN 19
Topografi 8 KOMPOSISI TIM DAN PENUGASAN 20
Klimatologi 8 A. Ketua Tim/Ahli Arsitektur Lansekap 20
Hidrologi 8 B. Ahli Perencanaan Struktur Bangunan 20
Geologi dan Jenis Tanah 8 C. Ahli Estimasi Biaya 20
Pola Penggunaan Lahan 8 D. Staf Pendukung 20
Akses dan Jaringan Jalan 9 JADWAL PENUGASAN TENAGA AHLI 21
Infrastruktur Kawasan 9
Listrik 9
Air Bersih 9
Drainase 9
PENDEKATAN DAN METODOLOGI PERENCANAAN 10
Prinsip Desain Tugu Batas Kabupaten 10
Konsep Desain Tugu Batas 12
Konsep Tata Ruang 13
Konsep Tata Sirkulasi 13
Konsep Tata Hijau 13
Pendekatan Dan Proses Perencanaan 13
Pendekatan 13
Proses Perencanaan 14
Muatan Rencana 14
Metode Pengumpulan Data Dan Informasi 15
RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN 16
Program Kerja 16
Pekerjaan Persiapan 17

KAJIAN PENGEMBANGAN KAWASAN PERKOTAAN TERPADU LAPORAN PENDAHULUAN – HAL. 2


PENDAHULUAN

Latar Belakang
Setiap bangunan Gedung Negara harus diwujudkan dan dilengkapi dengan
peningkatan Mutu atau Kualitas, sehingga mampu memenuhi secara optimal
fungsi bangunannya, dan dapat menjadi teladan bagi lingkungannya, serta
memberi kontribusi positif bagi perkembangan arsitektur.

a) Setiap Bangunan Negara harus direncanakan dan dirancang dengan


sebaik-baiknya, sehingga dapat memenuhi kriteria teknis bangunan yang
layak dari segi mutu, biaya, dan kriteria administrasi bagi bangunan
negara.

b) Pemberi jasa perencanaan untuk Bangunan Negara dan prasarana


lingkungannya perlu diarahkan secara baik dan menyeluruh, sehingga
mampu menghasilkan karya perencanaan teknis bangunan yang

KAJIAN PENGEMBANGAN KAWASAN PERKOTAAN TERPADU PONTIANAK LAPORAN PENDAHULUAN – HAL. 3


PENDAHULUAN 4
memadai dan layak diterima menurut
kaidah, norma serta tata laku profesional.
Ruang Lingkup Perencanaan
c) Kerangka Acuan Kerja (KAK) untuk Lokasi Tugu
pekerjaan perencanaan perlu disiapkan
secara matang, sehingga mampu Tugu batas Kabupaten Sekadau dan Kabupaten Sanggau ditandai dengan
mendorong perwujudan karya perencanaan sebuah benchmark di titik 0.058760o LU, 110.755643o BT. Titik ini adalah titik batas
yang sesuai dengan kepentingan kegiatan. kedua kabupaten, sedangkan titik bangunan tugu batas yang ada saat ini
mundur kea rah tenggara dari titik batas tersebut kurag lebih sejauh 275 m,
d) Pembangunan kembali Tugu Batas tepatnya di titik 0.056828o LU, 110.757094o BT . Gambar di bawah ini
Kabupaten Sekadau direncanakan menunjukkan letak lokasi tugu batas yang ada saat ini.
dibangun untuk menggantikan tugu batas
Kabupaten Sekadau dengan Kabupaten Gambar 1 : Peta Orientasi Wilayah Kajian
Sanggau di jalur Jalan Arteri Primer Sanggau-
Sekadau yang berkontur rata, dan
merupakan dasar rawa dan ditimbun.

e) Agar Pembangunan Tugu Batas ini


terlaksana dengan baik dalam memenuhi
unsur kekuatan (struktur), kenyamanan
pengguna (estetika) dan ekonomis, maka
harus diawali dengan kegiatan
oerancangan ulang (redesign) oleh
penyedia jasa Konsultansi Perencana.

Maksud dan Tujuan


Maksud dari kegiatan ini adalah untuk
mendapatkan gambaran tentang
desain/rancangan pembangunan Tugu Batas
Kabupaten Sekadau sesuai dengan prinsip-
prinsip perancangan bangunan yaitu prinsip
fungsional, efektifitas, efisiensi, estetika dan
penerapan nilai-nilai local genius.

Sedangkan tujuan pekerjaan ini adalah untuk


mendapatkan hasil perancangan berupa
Gambar Detail Engineering dan perspektif serta
Rencana Anggaran Biaya terhadap Tugu Batas
Kabupaten Sekadau.

KAJIAN PENGEMBANGAN KAWASAN PERKOTAAN TERPADU PONTIANAK LAPORAN PENDAHULUAN


PENDAHULUAN 5
d) Penyusunan Rencana Anggaran Biaya.
e) Penyusunan Rencana Pelaksanaan.
f) Penyusunan Rencana Detail (Gambar Kerja, RKS, BQ, dll).
g) Penyusunan Dokumen Lelang Konstruksi.

Gambar 2 : Letak Lokasi Tugu Batas Kabupaten Sekadau di antara Semuntai


dan Sekadau

Lingkup Substansial

1) Lingkup substansi yang akan dihasilkan dari


kajian ini adalah :
2) Lingkup Pekerjaan
Lingkup Pekerjaan redesain Tugu Batas
Kabupaten Sekadau, terdiri dari komponen
kegiatan :
a) Pekerjaan Persiapan.
b) Pekerjaan Sipil / Struktur.
c) Pekerjaan Arsitektur.
d) Pekerjaan Mekanikal / Elektrikal (M/E).
e) Pekerjaan Landscaping
f) Pekerjaan Utilitas.
3) Tahapan Pekerjaan Ketentuan letak dan penampang (Pra Rencana Teknik) jaringan utilitas
Tahap-Tahap yang akan dilaksanakan kawasan;
adalah:
a) Persiapan Perencanaan termasuk 1) Ketentuan (Pra Rencana Teknik) sempadan bangunan, koefisien dasar
survey. bangunan, koefisien lantai bangunan, ketinggian bangunan, elevasi,
b) Penyusunan Pra Rencana. bentuk dasar bangunan, selubung bangunan, pertandaan, bahan
c) Pengembangan Rencana. bangunan, dan ketentuan bangunan lainnya.

KAJIAN PENGEMBANGAN KAWASAN PERKOTAAN TERPADU PONTIANAK LAPORAN PENDAHULUAN


PENDAHULUAN 6
2) Pedoman pengendalian pelaksanaan 8) Penyusunan pedoman pengendalian pelaksanaan pembangunan
pembangunan lingkungan perkotaan, yang lingkungan perkotaan
meliputi :
a) Ketentuan administrasi pengendalian
pelaksanaan rencana dan program, Sistematika Laporan
misalnya melalui mekanisme perijinan
mendirikan bangunan; Laporan ini dibagi dalam 4 bab pembahasan dengan pokok-pokok bahasan
b) Ketentuan pengaturan operasionalisasi masing-masing bab sebagai berikut :
penerapan pola insentif, disinsentif, hak
pengalihan intensitas bangunan, hak  Bab 1 :Pendahuluan, membahas mengenai latar belakang, landasan
bangunan di atas tanah/di bawah hukum dan operasional, maksud, tujuan dan sasaran perencanaan serta
tanah; lingkup wilayah dan lingkup substansi kajian.
c) Arahan pengendalian pelaksanaan
berupa ketentuan penata  Bab 2 : Gambaran Umum Wilayah Kajian; membahas tentang gambaran
pelaksanaan/manajemen pelaksanaan umum wilayah kajian meliputi gambaran fisik dan daya dukung
bangunan; sumberdaya alam, gambaran umum aspek demografi, aspek pola
d) Mekanisme pelaporan, pemantauan, penggunaan lahan, aspek sarana dan prasarana utama wilayah, dan
dan evaluasi program (baik yang aspek sosial ekonomi.
dilakukan oleh instansi yang berwenang  Bab 3 : Metodologi Kajian; membahas mengenai kerangka pendekatan
maupun keterlibatan masyarakat dalam dan metodologi perencanaan yang digunakan dalam penyusunan
pengawasan), serta pengenaan sanksi Redesain Tugu Batas Kabupaten Sekadau meliputi : Kerangka Pemikiran,
(berupa teguran, pencabutan ijin, Metode Survey dan Metode Analisis.
perdata maupun pidana).
 Bab 4 : Rencana Kerja dan Organisasi Pelaksanaan Kegiatan; membahas
Secara rinci langkah-langkah teknis yang harus mengenai tahapan kegiatan penyusunan Redesain Tugu Batas Kabupaten
dilakukan dalam kajian ini antara lain : Sekadau , penjadwalan kegiatan, sistem pelaporan dan organisasi tata
kerja pelaksana teknis Redesain Tugu Batas Kabupaten Sekadau.
1) Pengumpulan Data Instansional
2) Survey dan Pengukuran Kawasan
Perencanaan
3) Perhitungan Besarnya Kebutuhan Ruang
Kawasan
4) Analisis Tapak
5) Konsep Penataan Kawasan
6) Penyusunan rencana tapak (Site
Plan)pemanfaatan ruang kawasan
perkotaan
7) Penyusunan Arahan pelaksanaan
pembangunan lingkungan perkotaan

KAJIAN PENGEMBANGAN KAWASAN PERKOTAAN TERPADU PONTIANAK LAPORAN PENDAHULUAN


GAMBARAN UMUM KAWASAN

Orientasi dan Batas Kawasan


Orientasi Kawasan
Wilayah perencanaan seperti diperlihatkan pada Gambar 1dan 2 terletak di
titik 0.058760o LU, 110.755643o BT. Titik ini adalah titik batas kedua kabupaten,
sedangkan titik bangunan tugu batas yang ada saat ini mundur kea rah
tenggara dari titik batas tersebut kurag lebih sejauh 275 m, tepatnya di titik
0.056828o LU, 110.757094o BT . Gambar di bawah ini menunjukkan letak lokasi
tugu batas yang ada saat ini

Batas Kawasan

Tapak termasuk dalam wilayah Desa Sungai Kunyit Kecamatan Sekadau Hilir.
Luas kawasan yang menjadi obyek kajian ini sekitar 2,1 Ha. Batas-batas
kawasan ini adalah sebagai berikut :

KAJIAN PENGEMBANGAN KAWASAN PERKOTAAN TERPADU PONTIANAK LAPORAN PENDAHULUAN – HAL. 7


GAMBARAN UMUM KAWASAN 8
 Sebelah utara dibatasi oleh garis batas maksimum terjadi pada bulan Maret yaitu262,98 mm dan bulan November
Kabupaten Sanggau yaitu 442,81mm, sedangkan minimum terjadi pada bulan Juliyaitu 127,57 mm.
 Sebelah Timur dibatasi oleh perkebunan sebesar 2.869 mm dengan 230 hari hujan dalam setahun.Adapun suhu tertinggi
kelapa sawit yang terjadi adalah berkisar antara 22,50C-290C.
 Sebelah Selatan dibatasi oleh tugu batas
eksisting Kecepatan angin rata-rata 4,0 sampai 10,4 knots. Arah angin secara umum di
 Sebelah Barat dibatasi oleh perkebunan bulan Januari sampai Maret mengarah ke utara dan Timur Laut dengan
kelapa sawit kecepatan rata-rata 7,8 hingga 9,2 knots. Di bulan April arah angin kebanyakan
menuju ke arah barat dengan kecepatan rata-rata 7,9 knots, sedangkan tiga
bulan berikutnya angin berubah arah ke tenggara dengan kecepatan antara
Kondisi Fisik Kawasan 4,0 – 8,5 knots

Topografi Hidrologi

Kondisi hidrologi kawasan sangat dipengaruhi oleh topografi yang sangat datar
Kawasan yang direncanakan secara umum
dan yang cenderung membentuk cekungan akibat pengerukan kawasan
merupakan dataran rendah dengan kemiringan
untuk peninhggian level jalan. Kawasan di sebelah barat dan timur kawasan
yang sangat rendah (landai), berupa dataran
yang merupakan kawasan perkebunan kelapa sawit memiliki ketinggian
aluvial sungai. Kawasan ini berada pada
relative lebih tinggi sehingga kawasan perencanaan menjadi areal
ketinggian 7 sampai 8 meter di atas permukaan
penampung air larian dari kawasan sekitarnya.
laut dengan kemiringan lahan hanya 0-2% saja.
Kawasan yang lebih tinggi berada pada bagian
selatan dan barat sedangkan bagian utara dan Geologi dan Jenis Tanah
dan timur relatif lebih rendah. Kondisi topografi
demikian sangat menguntungkan bagi Secara umum kondisi batuan dasar yang terdapat di kawasan kajian umumnya
pengembangan fisik kawasan ke semua bagian, dipengaruhi oleh kondisi geologi wilayah regionalnya. Bentuk morfologi
asalkan ditunjang dengan pengembangan wilayahnya merupakan dataran. Kondisi ini memberikan gambaran bahwa
sistem drainase yang memadai karena batuan dasar yang ada di kawasan perencanaan dan sekitranya berasal dari
genangan akibat hujan maupun pasang air material nonvulkanik. Jenis tanah yang tersebar di kawasan perencanaan
sungai relatif lebih sulit dialirkan pada kawasan merupakan tanah PMK. Jenis tanah ini berwarna merah, coklat dan kuning
yang sangat landai. yang peka terhadap erosi serta dapat di gunakan sebagai lahan pertanian.
Tanah ini bertekstur halus/liat berlempung dan selalu jenuh terhadap air,
Klimatologi dengan daya dukung relatif rendah.

Iklim Mikro kawasan tidak berbeda jauh dengan


iklim Kabupaten Sekadau secara umum, yaitu
Pola Penggunaan Lahan
beriklim tropis yang mengalami dua pergantian
musim setiap tahunnya yaitu musim penghujan Kawasan perencanaan sebagian merupakan kawasan belum terbangun yang
dan musim kemarau. Data tahun 2013 ditumbuhi vegetasi bertajuk rendah (padang rumput sampai semak belukar)
menunjukkan curah hujan di Kabupaten dan sebagian terutama di bagian barat kawasan ditumbuhi tanaman-
Sekadau 2986,8 mm/tahun. Curah hujan tanaman bertajuk sedang sampai tinggi. Sebagian kawasan hijau ini juga

KAJIAN PENGEMBANGAN KAWASAN PERKOTAAN TERPADU PONTIANAK LAPORAN PENDAHULUAN


GAMBARAN UMUM KAWASAN 9
diusahakan penduduk setempat sebagai lahan Drainase
pertanian terutama kebun kelapa sawit.
Sistem pengeringan air hujan/drainase untuk Kawasan Kajian dapat dikatakan
sangat buruk, karena saluran drainase yang ada tidak berfungsi dengan baik
Akses dan Jaringan Jalan karena perubahan pola topografi akibat pembangunan jalan. Satu-satunya
jalan untuk mengatasi permasalahan ini adalah dengan menimbun kawasan
Kawasan perencanaan memiliki aksesibilitas untuk mencapa level di atas level jalan sehingga kelak kawasan bisa bebas
cukup tinggi karena terletak di jalur jalan arteri dari genangan.
primer/jalan nasional. Jalan raya Sekadau -
Sanggau yang merupakan jalan arteri primer
menjadi koridor penting untuk mencapak
kawasan dari arah utara, barat dan timur.

Infrastruktur Kawasan
Infrastruktur yang telah ada di wilayah kajian,
selain jalan dan saluran drainase, adalah jaringa
nlistrik PLN.

Listrik

Kondisi eksisting menunjukkan bahwa sumber


tenaga yang dapat diharapkan untuk
mendukung pengembangan kawasan ini
disuplay dari PLTD Sekadau yang jaraknya sekitar
15 km dan didistribusikan dengan jaringan yang
mengikuti pola jaringan jalan.

Air Bersih

Jaringan distribusi air bersih PDAM belum


menjangkau kawasan ini,

KAJIAN PENGEMBANGAN KAWASAN PERKOTAAN TERPADU PONTIANAK LAPORAN PENDAHULUAN


PENDEKATAN DAN
METODOLOGI PERENCANAAN

Prinsip Desain Tugu Batas Kabupaten


Karakter bentuk fisik kabupaten perlu dikenali melalui elemen dasar lingkungan,
bentuk ruang dan kualitas nilai suatu tempat. Pemahaman makna tentang
nilai, keunikan, karakteristik suatu tempat akan membentuk suatu identity.
Identitas akan memberikan “arti” sebagai pembentukan image suatu tempat
(place). (Lynch,1960). Pusat Kabupaten merupakan gerbang masuk segala
pengaruh dan perubahan bagi daerah belakang (hinterland). Perkembangan
sosial budaya tersebut telah memperkaya wujud fisik pusat kabupaten dan
membentuk citra (image) kabupaten secara keseluruhan.

Gagasan menciptakan identitas suatu daerah atau suatu kabupaten yang


kerap dicoba dimanifestasikan dalam wujud fisik. Kebutuhan akan identitas ini
juga muncul dalam berbagai slogan dengan berbagai dalih, mulai dari jati diri

KAJIAN PENGEMBANGAN KAWASAN PERKOTAAN TERPADU PONTIANAK LAPORAN PENDAHULUAN – HAL. 10


PENDEKATAN DAN METODOLOGI PERENCANAAN 11
hingga budaya. Hal ini tidak selalu berarti negatif batas kabupaten di perbatasan dengan Kabupaten Sekadau yang kondisinya
karena keinginan akan sesuatu yang “luhur” sudah kurang baik. Sekadau harus mempunyai jati diri atau ciri khas yang
adalah baik. Apakah sebuah kabupaten harus menunjukkan identitasnya sebagai trade mark. Identitas itu dapat berwujud
memiliki gapura atau tugu? Apapun namanya, gapura yang mempunyai ciri khusus yang menandakan itu sebagai gapura
membangun gerbang/tugu perbatasan wilayah Kabupaten Sekadau yang berbeda dari kabupaten lain.
Kabupaten Sekadau merupakan salah satu hal
penting bagi identitas Kabupaten Sekadau. Sementara dari sisi identitas, warga kabupaten mungkin tidak sadar bahwa
Warga luar Sekadau sering tidak tahu, saat di citra dan identitas kabupaten ini telah terkoptasi dengan citra sebuah produk.
mana mereka sudah memasuki wilayah Ada anggapan bahwa sejak otonomi daerah berlaku maka pemerintah
Kabupaten Sekadau saat dalam perjalanan daerah butuh pemasukan dan salah satu caranya dengan menjual ruang-
memasuki Kabupaten Sekadau. ruang publik ke pihak pengiklan. Namun asal menjual, tanpa
mempertimbangkan posisi penempatannya justru bisa merusak citra
John Ormsbee (Garden Cities,1994) membuat kabupaten. Apalagi mengingat pendapatan daerah dari pariwisata, maka
perbandingan yang unik antara kawasan dan iklan di ruang-ruang perkabupaten an bisa menjadi bumerang.
manusia. Dia menyatakan, kawasan ibarat
manusia. Kawasan tumbuh, bergerak, berpikir, Tugu maupun gapura akan menyandang fungsi publik, fungsi rekreatif, dan
sehingga kawasan pun harus tampil rapi, bersih, fungsi informatif. Hal ini karena letak tapak tugu akan merupakan titik batas
menawan, dan tentu saja perlu bersolek supaya dan penanda memasuki sebuah kabupaten. Alangkah baiknya letak dari tugu
kelihatan menarik. Penampilan sebuah batas merupakan tempat istirahat (rest area) terpadu. Ada informasi wisata,
wilayah/kawasan/kabupaten adalah citra yang ada informasi investasi, hingga ketataruangan yang dikemas menarik. 

dibaca, oleh warganya maupun tamu yang Gerbang batas kabupaten juga akan menjadi area ruang publik yang
berkunjung. Apakah sebuah wilayah mempunyai bermanfaat, bukan hanya indah dilihat tetapi tidak bermanfaat bagi publik.
kesan welcome? Warga yang menilai wilayah Tapak tugu akan dapat dieksplorasi semua orang dengan berjalan kaki
kabupatennya cukup bersih, teratur, nyaman, dengan titik pusat tugu berkesinambungan dengan jalur pejalan kaki.
dan segar tentu akan tinggal dengan Sementara pada gapura, kendaraan dapat diparkir di tepi papan penunjuk
kebanggaan sebagai warga kabupaten. Begitu sehingga memberi akses pada manusia. Tugu bukan sekadar berfungsi estetik,
pula tamu yang memiliki kesan baik, mencatat melainkan benar-benar dapat dimanfaatkan publik dan memiliki sinergi fungsi
kabupaten bersangkutan sebagai kabupaten dan estetika, keindahan yang berguna. 
 Pembangunan gerbang batas
yang layak dikunjungi di kesempatan kabupaten perlu melibatkan semua pihak yang terlibat di dalam
mendatang. pembangunan itu dengan kemungkinan swasta dan masyarakat berperan,
mulai dari masing-masing komponen hingga reklame yang terdesain integratif.
Pemerintah Kabupaten Sekadau berencana Tugu dapat dibangun bertahap, tergantung ketersediaan dana dan kesiapan
membuat tugu baru di batas kabupaten yang partisipasi swasta dan masyarakat dengan realisasi bertahap, komponen
direncanakan membangun di tiga titik berbeda, esensial dan tambahan. Pembiayaan dapat diimbangi penerimaan dan
yakni, perbatasan dengan Kabupaten Sanggau penutup biaya pemeliharaan, terutama dengan adanya reklame yang
dan Kabupaten Sintang di Kecamatan Sekadau terdesain rapi serta adanya pemanfaatan tugu secara sosial ataupun
Hilir, serta di perbatasan dengan Kabupaten komersial. Gapura dapat dilengkapi slogan-slogan ajakan menjaga kebersihan,
Ketapang di Kecamatan Nanga Mahap. merawat tanaman atau bahkan membayar pajak tepat waktu. 
 Identitas
Disadari atau tidak, Sekadau merupakan salah kabupaten terbangun di atas tumpukan dan pertarungan ingatan bersama.
satu kabupaten yang belum memiliki tugu batas Lewat berbagai identitas yang ditampakkan tersebut, kabupaten bergerak
kabupaten yang cukup representatif, selain tugu dengan segala pertarungan makna yang pada akhirnya berarti juga

KAJIAN PENGEMBANGAN KAWASAN PERKOTAAN TERPADU PONTIANAK LAPORAN PENDAHULUAN


PENDEKATAN DAN METODOLOGI PERENCANAAN 12
pertarungan kepentingan. John Ormsbee Melihat posisi dan kondisi keberadaan Kabupaten Sekadau , maka kabupaten
Simonds benar bahwa sebuah kawasan/wilayah ini perlu penanda kabupaten , salah satunya adalah pintu gerbang masuk
perlu bersolek untuk menunjukkan dirinya. kabupaten . Suatu kabupaten idealnya memiliki gerbang sehingga
Gerbang atau tugu batasakan menjadi wajah membangun gerbang kabupaten /wilayah merupakan salah satu hal penting
yang indah, bahkan mungkin salah satu ikon bagi identitas suatu kabupaten . Identitas itu dapat berwujud gerbang
kabupaten yang tidak terlupakan. kabupaten atau gapura yang mempunyai ciri khusus yang menandakan itu
sebagai gerbang kabupaten /gapura.

Konsep Desain Tugu Batas Sementara dari sisi identitas kabupaten , gerbang kabupaten akan
menyandang fungsi publik, fungsi rekreatif, dan fungsi informatif. Hal ini karena
Kabupaten Sekadau adalah salah satu letak tapak gerbang kabupaten akan merupakan titik batas dan penanda
kabupaten yang berada dibawah wilayah memasuki sebuah kabupaten sehingga alangkah baiknya letak dari tugu
administratif Propinsi Kalimantan Barat dan batas merupakan tempat istirahat (rest area) terpadu. Ada informasi wisata,
berjarak lebih kurang 380 Km dari pusat ada informasi investasi, hingga ketataruangan yang dikemas menarik. City gate
pemerintahan Ibu Kota Provinsi Kalimantan atau pintu gerbang kabupaten /daerah kebanyakan dibangun memiliki
Barat (Sekadau ). keterpaduan dengan fungsi bangunan-bangunan yang ada di sekitarnya.

Secara geografis letak Kabupaten Sekadau Pintu gerbang kabupaten atau disebut juga City Gate merupakan bangunan
dikelilingi oleh beberapa kabupaten yaitu yang berfungsi sebagai batas wilayah, City gate merupakan bangunan yang
Kabupaten Sanggau, Kabupaten Sintang, dan merepresentasikan kekhasan kabupaten /daerah itu secara simbolik melalui
Kabupaten Ketapang. Kabupaten Sekadau tulisan atau sculpture yang berornamen yang merepresentasikan identitas
sebelum dimekarkan menjadi bagian dari kabupaten /daerah itu.
wilayah Kabupaten Sanggau. Dalam konteks
Regional, Kabupaten Sekadau merupakan Penciptaan tampilan bangunan yang bersifat informatif kepada masyarakat
kabupaten di wilayah perhuluan Sungai Kapuas dalam wujud bangunan yang utuh, yang diletakkan di area perbatasan antara
dengan sektor perkebunan dan pertambangan Kabupaten Sekadau dan Kabupaten Sanggau di Kecamatan Sekadau Hilir
sebagai sektor unggulan. Pelayanan yang ekstra bagian barat, yang merupakan pintu gerbang yang penting bagi Kabupaten
bagi pemenuhan kebutuhan warga juga Sekadau. Melalui pintu gerbang ini, pendatang dari Kota Sanggau, Kota
menjadi tuntutan utama karena semakin Sekadau , dan kota-kota lain di sebelah barat Kabupaten Sekadau akan
berkembang dan beragamnya kebutuhan datang masuk ke wilayah Kabupaten Sekadau.
seluruh warga terhadap barang dan jasa.
Dengan posisinya yang strategis sebagai salah Kabupaten Sekadau merupakan kabupaten dengan sektor andalan
satu Kabupaten yang diapit oleh tiga perkebunan sawit dan karet serta hasil hutan berupa tengkawang. Keunikan
kabupaten di wilayah DAS Kapuas serta kondisi lainnya adalah bahwa Kabupaten Sekadau terdiri dari dua suku besar yaitu
alamnya yang relatif lebih nyaman menjadikan Suku Melayudan Suku Dayak yang dapat hidup rukun berdampingan. Selain itu,
Kabupaten Sekadau menjadi pilihan bagi Kabupaten Sekadau sebagian besar dilalui oleh Sungai Sekadau yang
investasi perkebunan kelapa sawit dan karet menyatu dengan Sungai Kapuas di Ibukota Kabupaten.
serta investasi dibidang pertambangan terutama
tambang emas. Pintu gerbang, selain menampilkan ornamen-ornamen khas dan tradisional,
juga menampilkan unsur-unsur teknologi moderen, seperti penggunaan
stainless stell pada signage (papan penunjuk "Selamat Datang"). Struktur rangka

KAJIAN PENGEMBANGAN KAWASAN PERKOTAAN TERPADU PONTIANAK LAPORAN PENDAHULUAN


PENDEKATAN DAN METODOLOGI PERENCANAAN 13
ruang yang terbuat dari baja yang tahan Konsep Tata Hijau
cuaca, tidak memerlukan maintanance
(pemeliharaan).
Konsep tata hijau dalam perencanaan lanskap monumen dengan
menentukan vegetasi yang akan digunakan yaitu vegetasi dengan fungsi
Konsep Tata Ruang penghalang, pengarah, peneduh, estetika dan penutup tanah. Tabel 1
menjelaskan fungsi dan jenis vegetasi yang digunakan dalam ruang.
Ruang yang dibentuk yaitu ruang inti dan ruang
penunjang. Gambar 2 menjelaskan skema
ruang. Pendekatan Dan Proses Perencanaan
• Ruang inti
Pendekatan
Ruang inti dibentuk ruang berdasarkan
beberapa ciri khas Kabupaten Sekadau. Redesain Tugu Batas Kabupaten Sekadau ini dilaksanakan dengan
Ruang inti merupakan ruang yang pendekatan pemanfaatan ruang yang fleksibel. Ini berarti pemanfaatan ruang
merepresentasikan Ciri Utama Kabupaten bukan merupakan suatu produk yang mati, namun secara dinamis akan dapat
Sekadau. Ruang inti memiliki tema menyesuaikan diri tanpa mengalami perubahan yang cukup berarti. Dengan
pengenalan ciri khusus Kabupaten Sekadau, model pendekatan ini penataan ruang harus mampu menciptakan dan
tema tersebut akan dimunculkan dalam mencapai tujuan dasarnya, yaitu:
bentuk Public Art dan fitur lanskap.
1) Sebagai batas wilayah
• Ruang penunjang 2) Menampilkan wajah khas Kabupaten Sekadau, ,
3) Merupakan bangunan yang kuat dan tahan lama, ,
Ruang penunjang merupakan ruang 4) demokratisasi dan kesesuaian pemanfaatan ruang serta
berfungsi sebagai fasilitas pendukung. Ruang 5) terciptanya sinergi dan harmonisasi kawasan.
penunjang merupakan ruang yang
diperuntukkan sebagai ruang atau Berdasarkan model pendekatan tersebut, tahapan kegiatan yang dilakukan
tempatberhentinya kendaraan yaitu parkir adalah sebagai berikut :
dan halte bus.
1) Mengkaji seluruh aspek yang menjadi ciri khas dan keunggulan Kabupaten
Sekadau dibandingkan dengan Kabupaten Lain
Konsep Tata Sirkulasi 2) Menuangkan seluruh ciri khas dan keunggulan daerah ke dalam konsep
umum Tugu Batas dan Lansekapnya.
Sirkulasi yang akan direncanakan yaitu sirkulasi 3) Melakukan Desain Tugu Batas sesuai konsep dasar/umum yang telah
untuk pejalan kaki dan sikluas kendaraan. ditentukan, dibuat tiga atau empat alternatif desain.
Sirkulasi pada ruang inti dipengaruhi oleh tema 4) Melakukan sosialisasi alternatif desain
tapak tilas. Terdapat dua macam sirkulasi yaitu 5) Memilih desain yang paling tepat untuk menggambarkan konsep desain,
sirkulasi searah dan dua arah. Gambar 3 paling mungkin dibangun sesuai dengan sumberdaya yang ada.
menjelaskan skema sirkulasi. 6) Menyempurnakan rancangan Tugu Batas setelah dipilih dan masukan-
masukan dari pihak-pihak terkait

KAJIAN PENGEMBANGAN KAWASAN PERKOTAAN TERPADU PONTIANAK LAPORAN PENDAHULUAN


PENDEKATAN DAN METODOLOGI PERENCANAAN 14
7) Membuat gambar-gambar rancangan. • Penggambaran Desain Tugu Batas dan Tata Lansekap kawasan sekitar

Proses Perencanaan Masyarakat berhak untuk berperan serta dalam desain tugu batas ini.
Masyarakat berkewajiban berperan serta dalam memelihara kualitas tugu
batas dan berkewajiban menaati rencana pemeliharaan tugu batas yang
Dalam Penyusunan Desain Tugu Batas
telah ditetapkan. Dengan demikian, produk tugu batas ini merupakan hasil
Kabupaten Sekadau ini.
kesepakatan seluruh pelaku pembangunan (stakeholders), termasuk
masyarakat.
1) Penentuan kawasan perbatasan Kabupaten
Sekadau dan Sanggau yang akan
Peranserta masyarakat dalam pengembangan fasilitas publik menganut asas-
dikembangkan sebagai kawasan tugu batas
asas demokratis, kesetaraan gender, dan keterbukaan. Pendekatan ini
2) Identifikasi Potensi unggulan dan Ciri-ciri
merupakan dasar bagi pendekatan “community driven planning” yang
budaya khas Kabupaten Sekadau
menjadikan masyarakat sebagai penentu dan pemerintah sebagai
a) Analisis yang didasarkan atas Potensi
fasilitatornya. Sejalan dengan proses perancangantugu batas yang iteratif,
Komoditas Unggulan yang selanjutnya
maka keterlibatan masyarakat ada pada setiap proses tersebut dan selalu
didukung keputusan strategis dari
tanggap dan mengikuti setiap dinamika dan perkembangan di dalam
pemerintah daerah setempat untuk
masyarakat.
pengembangannya;
b) Analisis tentag ciri-ciri budaya tradisional
dan ciri khas aspek geografis. Dalam mengajukan ususl, memberikan saran, atau mengajukan keberatan
3) Perkiraan kebutuhan pelaksanaan kepada pemerintah dalam rangka desain tugu batas ini dapat dilakukan
pembangunan tugu batas dan sekitarnya melalui pembentukan forum kabupaten , asosiasi profesi, media massa, LSM,
lembaga formal kemasyarakatan (sampai tingkat lembaga perwakilan rakyat).
Perkiraan kebutuhan pelaksanaan
pembangunan kawasan tugu batas didasarkan
atas hasil analisis kependudukan, sektor/kegiatan
Muatan Rencana
potensial, daya dukung lingkungan, kebutuhan
prasarana dan sarana lingkungan, sasaran 1) Rencana tapak pemanfaatan ruang kawasan tugu batas dan sekitarnya,
pembangunan kawasan yang hendak dicapai, meliputi:
dan pertimbangan efisiensi pelayanan. Perkiraan a) Rencana perpetakan lahan (kavling);
kebutuhan tersebut mencakup: b) Rencana tata letak bangunan dan pemanfaatan bangunan;
c) Rencana tata letak jaringan pergerakan hingga pedestrian dan jalan
setapak, perparkiran, halte dan penyeberangan;
• Perkiraan kebutuhan ruang pengembangan
d) Rencana tata letak jaringan utilitas;
bangunan tugu;
e) Rencana ruang hijau dan penghijauan.
• Perkiraan kebutuhan ruang pengembangan
2) Arahan pelaksanaan pembangunan tugu batas, yang meliputi:
kawasan/lansekap sekitar Tugu
a) Ketentuan letak dan penampang (Pra Rencana Teknik) bangunan
• Perkiraan kebutuhan sarana dan prasarana;
tugu dan bangunan bukan gedung lainnya;
• Perumusan Desain Tugu Batas
b) Ketentuan letak dan penampang (Pra Rencana Teknik) jaringan
• Perancangan Lansekap Tugu Batas dan
pergerakan;
sekitarnya.
c) Ketentuan letak dan penampang (Pra Rencana Teknik) jaringan utilitas;

KAJIAN PENGEMBANGAN KAWASAN PERKOTAAN TERPADU PONTIANAK LAPORAN PENDAHULUAN


PENDEKATAN DAN METODOLOGI PERENCANAAN 15
d) Ketentuan (Pra Rencana Teknik) dilakukan kepada pejabat atau staf instansi terkait dan tokoh masyarakat
sempadan bangunan, koefisien dasar untuk mendapatkan informasi berbagai hal yang berkaitan dengan
bangunan, koefisien lantai bangunan, berbagai aspek perancangan tugu batas.
ketinggian bangunan, elevasi, bentuk d) Pengukuran lapangan, dilakukan untuk mengetahui secara pasti peta
dasar bangunan, selubung bangunan, kawasan melalui pengukuran. Dari pengukuran lapangan ini diharapkan
pertandaan, bahan bangunan, dan diperoleh peta dasar kawasan , peta topografi (ketinggian dan
ketentuan bangunan lainnya. kemiringan), peta penggunaan lahan, peta kondisi hidrologi, peta kondisi
tanah, serta peta jaringan prasarana (jaringan jalan, drainase, listrik,
telepon, dan pembuangan limbah).
Metode Pengumpulan Data Dan
Informasi Dengan kombinasi keempat metoda pengumpulan data/informasi seperti
disebutkan di atas, maka diharapkan kebutuhan data dan informasi sebagai
bahan masukan dalam proses Redesain Tugu Batas Kabupaten Sekadau ini
Pengumpulan data dan informasi yang
dapat diperoleh seoptimal mungkin.
diperlukan sebagai bahan masukan bagi
pekerjaan penyusunan Redesain Tugu Batas
Kabupaten Sekadau ini dilakukan dengan cara
sebagai berikut :

a) Survai Instansional, yang ditujukan untuk


mendapatkan data sekunder yang dimiliki
oleh instansi-instansi terkait, baik Pemerintah
seperti Bappeda, Dinas Permukiman dan
Prasarana, Dinas Perhubungan, BPS, Dinas
Pertanahan, PDAM, Kecamatan dan lain-
lain, maupun swasta seperti perusahaan
pengembang kawasan perumahan dan
industri.
b) Observasi Lapangan, yang berupa
pengamatan atau peninjauan langsung
terhadap kondisi wilayah perencanaan,
terutama menyangkut aspek fisik yang
meliputi fisiografi dan morfologi kawasan,
jenis tanah, struktur tanah, daya dukung
tanah, pola penggunaan lahan, hidrologi
kawasan, dll.
c) Teknik Wawancara dan atau kuesioner,
umumnya teknik ini dilakukan apabila data
atau informasi sebagai bahan masukan
tidak terdapat dalam data sekunder.
Wawancara atau interview ini biasanya

KAJIAN PENGEMBANGAN KAWASAN PERKOTAAN TERPADU PONTIANAK LAPORAN PENDAHULUAN


RENCANA PELAKSANAAN
KEGIATAN

Program Kerja
Setelah Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) diterima, maka Konsultan Perencana
akan menelaah dan menganalisa lebih detail mengenai pelaksanaan
Pekerjaan Perencanaan Teknis Pembangunan Jalan dan Jembatan Untuk
Dana DAU Reguler.

Adapun Rencana Kerja yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut :

KAJIAN PENGEMBANGAN KAWASAN PERKOTAAN TERPADU PONTIANAK LAPORAN PENDAHULUAN – HAL. 16


RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN 17

Pekerjaan Persiapan Kabupaten Sekadau yang akan dilaksanakan, khususnya dalam


pengumpulan data Survey.
Tahap pertama yang akan dilakukan menyusun
rencana kerja dan menugaskan personil-personil Pengumpulan data lapangan harus memenuhi persyaratan berikut:
yang akan ditugaskan ke lokasi pekerjaan.
Rincian aktivitas pekerjaan persiapan ini meliputi: 1. Sosialisasi/pemberitahuan kepada Muspida setempat
2. Pendampingan oleh masyarakat dari muspida setempat untuk survey lokasi
a) Administrasi Dan Koordinasi Proyek 3. Penyerapan aspirasi masyarakat sepanjang tidak bertentangan dengan
b) Persiapan penyediaan kantor dan prinsip-prinsip teknis perancangan.
pengaturan ruang kerja serta fasilitas 4. Pengumpulan data masalah sosial pada lokasi yang akan direncanakan
pendukungnya. 5. Pengumpulan data primer dan pengukuran
c) Persiapan administrasi sehubungan dengan
pelaksanaan proyek. Kegiatan Survey Lapangan
d) Mengadakan pertemuan/diskusi dalam
rangka koordinasi team yang melibatkan Kegiatan survey lapangan diperlukan untuk mengetahui data-data berkaitan
personil inti membahas persiapan langsung dengan fisik lokasi dan keadaan studi dan peruntukan fungsional
penugasan pekerjaan. sarana dan prasarananya sesuai dengan Kerangak Acuan Kerja (KAK).
e) Mengatur personil yang terlibat pada proyek
untuk segera mempersiapkan diri untuk
melaksanakan tugasnya sesuai dengan
Kajian Pustaka
posisi masing-masing.
Kajian pustaka bertujuan melakukan penelusuran pustaka serta melakukan
pendekatan berdasarkan kajian teoritis. Kajian pustaka ini akan mempelajari
Pengumpulan Data semua metode yang digunakan untuk mengerjakan pekerjaan ini. Sumber-
sumber kajian adalah litetarur yang relevan dengan permasalahan serta dari
Data yang diperlukan adalah data primer dan laporan-laporan pekerjaan serupa yang berhubungan dengan masalah.
data sekunder. Sedangkan aspek survey
disesuaikan dengan komponen yang ditelaah
yaitu :
Evaluasi

Setelah melakukan orientasi lapangan serta hasil pengumpulan data, maka


1) Pengumpulan data-data dari seluruh
dilakukan evaluasi terhadap hasil data yang didapat, guna menunjang
pihak/instansi terkait, yaitu berupa :
penyusunan laporan pendahuluan dan tahap survey selanjutnya yang
a) Data Hasil Survey
merupakan Rencana Kerja dari Konsultan.
b) Data hasil studi sebelumnya bila ada
c) Data sektor terkait
d) Data-data lain yang berkaitan dengan Pembuatan Laporan
Pekerjaan Perencanaan Pembangunan
Jalan 2014. Berdasarkan hasil survey dan pengumpulan data berupa data-data serta
2) Melakukan koordinasi dan pendekatan orientasi lapangan maka dibuatlah laporan-laporan yang isinya
kepada instansi terkait yang berhubungan menggambarkan rencana dan metode kerja yang akan dilakukan.
dengan Pekerjaan Redesain Tugu Batas

KAJIAN PENGEMBANGAN KAWASAN PERKOTAAN TERPADU PONTIANAK LAPORAN PENDAHULUAN


RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN 18

Pembahasan rencana akhir. Penjabaran dari setiap tahap kegiatan adalah sebagai berikut
ini.
Diperlukan diskusi untuk membahas persiapan
dari konsultan dalam melaksanakan pekerjaan Tahap Persiapan / Pendahuluan
serta metode pekerjaan lapangan dan
pekerjaan Inventarisasi. Dari diskusi ini Tahapan ini memiliki bobot 6% dari keseluruhan pekerjaan, dan dapat
diharapkan adanya kritik dan saran serta diselesaikan dalam waktu satu minggu. Tercakup dalam tahapan ini antara
masukan yang berarti dari berbagai pihak yang lain: pemahaman secara seksama petunjuk pelaksanaan penyusunan
berkepentingan dengan Pekerjaan Redesain Redesain Tugu Batas Kabupaten Sekadau , penjadwalan pekerjaan,
Tugu Batas Kabupaten Sekadau . penyusunan rencana kerja, dan survai pendahuluan (reconaissance survey).

Analisa dan Evaluasi Tahap Survey dan Pengolahan Data


Seluruh data-data, baik data instansi dan data Setelah rancangan pengerjaan ditetapkan, pada tahap kedua ini dilakukan
lapangan dianalisa dan dievaluasi, untuk pengumpulan data dan informasi yang dibutuhkan sesuai dengan alat analisis
mendapatkan kesempurnaan dalam yang dipergunakan. Tahap ini memiliki bobot 15 % dari keseluruhan proses
penyusunan laporan. perencanaan dan diselesaikan dalam jangka waktu satu minggu. Beberapa
kegiatan yang tercakup dalam tahapan ini adalah: penyusunan daftar tilikan
(checklist) data yang dibutuhkan, seleksi data awal yang tersedia (data
JADWAL PELAKSANAAN sekunder), pengumpulan data-data yang belum didapatkan, survai lapangan
PEKERJAAN untuk pengenalan kawasan perencanaan, dan kompilasi data.

Pelaksanaan penyusunan Redesain Tugu Batas Tahap Analisis dan Perumusan Potensi dan Masalah
Kabupaten Sekadau , diperkirakan jangka
waktu yang dibutuhkan untuk proses Tahapan analisis ini memiliki bobot 35 % dari keseluruhan pekerjaan, dan pada
penyusunan rencana ini, hingga menghasilkan dasarnya terdiri dari dua kelompok kegiatan, yaitu kegiatan analisis itu sendiri
laporan akhir adalah selama 60 hari kalender dan perumusan / identifikasi permasalahan. Kegiatan identifikasi lebih
(atau ± 2 bulan). Kegiatan penyusunan merupakan kegiatan yang sangat tergantung pada hasil analisis yang
Rencana dalam jangka waktu tersebut meliputi dilakukan sebelumnya. Analisis yang dilakukan pada dasarnya terdiri dari dua
enam tahapan kegiatan, seperti dijelaskan aspek, yaitu kajian terhadap internal dan kajian eksternal (keterkaitan
berikut ini. dengan kawasan sekitarnya). Diperkirakan tahapan ini diselesaikan dalam
waktu 3 minggu.
Tahapan Kegiatan
Tahap Perancangan
Tahapan kegiatan terbagi dalam enam bagian,
yaitu persiapan, pengumpulan data, analisis Tahapan ini merupakan tahapan akhir proses perencanaan sebelum
dan permumusan masalah, penyusunan dilakukan seminar. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam tahapan ini
rencana, seminar, dan penyempurnaan antara lain: penetapan arah, tujuan, strategi, dan kebijaksanaan
pembangunan tugu batas, penyusunan konsepsi desain tugu batas, rencana

KAJIAN PENGEMBANGAN KAWASAN PERKOTAAN TERPADU PONTIANAK LAPORAN PENDAHULUAN


RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN 19
struktur bangunan dan bangun bangunan, menyampaikan laporan kemajuan kerja sebanyak tiga kali. Jenis laporan dan
rencana tapak kawasan tugu batas, rencana jangka waktu penyelesaiannya dijelaskan berikut ini.
pengembangan fasilitas dan utilitas, DED dan
rencana anggaran biaya pembangunan. Tabel 1 : Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan
Mengingat pentingnya penyusunan rancangan
rencana ini, maka tahapan ini memiliki bobot 35
% dari keseluruhan proses perencanaan dan
diselesaikan dalam waktu lima minggu.

Seminar

Seminar merupakan pembahasan terhadap


hasil sementara perencanaan tata ruang
dihadapan instansi / lembaga pemerintahan
yang berwewenang di daerah. Di dalam
seminar ini, apa yang telah dihasilkan dapat
diteliti dan diuji keakuratan dan kebenarannya.
Seminar direncanakan diselenggarakan pada
minggu ke-7.

Penyusunan Rencana Akhir

Setelah dilakukan seminar, kemudian


rancangan rencana disempurnakan sesuai
dengan perbaikan dan masukan yang
diperoleh dari seminar tersebut. Tahapan ini
diperkirakan akan memakan waktu satu minggu,
dan memiliki bobot sebesar 4 % dari keseluruhan
pekerjaan. Rancangan akhir inilah yang menjadi
pedoman dan acuan bagi Pembangunan
Kawasan.

JANGKA WAKTU PENYELESAIAN 1) Laporan pertama berisikan tanggapan terhadap materi pekerjaan serta
rencana operasional penanganan pekerjaan. Laporan pertama ini disebut
DAN PELAPORAN dengan Laporan Pendahuluan. Laporan pertama ini diserahkan pada
minggu pertama, pada saat akumulasi pekerjaan mencapai 6 persen.
Seperti telah dikemukakan sebelumnya, 2) Laporan Antara, yang berisi Kemajuan Pelaksanaan Pekerjaan
pelaksanaan Redesain Tugu Batas Kabupaten Perencanaan, hasil sonder, Kendala dan Solusi Penyelesaiannya, Gambar-
Sekadau ini adalah 8 minggu (60 hari), Dalam gambar pra-rencana. Laporan Antara akan diserahkan selambat-
jangka waktu tersebut, pelaksana pekerjaan

KAJIAN PENGEMBANGAN KAWASAN PERKOTAAN TERPADU PONTIANAK LAPORAN PENDAHULUAN


RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN 20
lambatnya 30 (tiga puluh) hari kalender sejak masing-masing anggota tim adalah sebagai berikut :
tanggal Surat Perintah Mulai Kerja dan
hasilnya digandakan sebanyak 5 (lima) set. A. Ketua Tim/Ahli Arsitektur Lansekap
3) Laporan Ketiga berisikan rumusan rancangan
rencana berdasarkan potensi dan
Tugas utama ketua tim adalah mengkoordinasikan seluruh proses pelaksanaan
permasalahan kawasan yang telah dikaji
proyek baik teknis maupun administratif. Ketua tim harus dapat mengarahkan
dalam buku laporan sebelumnya. Laporan ini
jalannya proses perencanaan sesuai dengan jadwal dan network yang telah
merupakan bahan utama untuk Seminar di
ditetapkan. Ketua tim, yang dalam proyek ini dirangkap oleh Ahli Arsitektur
daerah untuk mendapat masukan dan
Pertamanan, bertanggung jawab langsung kepada Direktur Perusahaan. Ahli
penyempurnaan lebih lanjut. Laporan akhir
Arsitektur Lansekap yang merangkap sebagai ketua tim, tugas utamanya
sementara atau Buku Rancangan Rencana
adalah menyusun rencana kerja, meyusun kerangka pendekatan dan rincian
ini diserahkan pada minggu ke 7 saat
proses perencanaan dari awal sampai akhir, mempersiapkan materi persiapan
akumulasi pekerjaan mencapai 96 %
survey, menyusun outline setiap laporan serta secara teknis melakukan kajian-
4) Laporan Akhir Perencanaan, yang berisi
kajian perancangan bangunan dan taman.
Kemajuan Pelaksanaan Pekerjaan
Perencanaan, Kendala dan Solusi
Penyelesaiannya, Gambar-Gambar Detail B. Ahli Perencanaan Struktur Bangunan
Hasil Perencanaan, Presentasi Laporan Akhir.
Laporan Akhir Perencanaan tersebut Ahli ini adalah Sarjana Teknik Sipil dengan keahlian perancangan struktur
diserahkan selambat-lambatnya 60 (enam bangunan, bertugas utama merancanga struktur bangunan dan utilitas
puluh) hari kalender sejak tanggal Surat kawasasan sesuai dengan rancangan arsitektur bangunan dan lansekap yang
Perintah Mulai Kerja dan hasilnya digandakan telah dirumuskan oleh Ahli Arsitektur Lansekap.
sebanyak 5 (lima) set.
C. Ahli Estimasi Biaya
KOMPOSISI TIM DAN Ahli estimasi biaya bekerja sama dengan ahli-ahli lainnya membuat perkiraan
PENUGASAN pembiayaan pembangunan secara umum untuk setiap program
pembangunan yang direncanakan.
Penyusunan Redesain Tugu Batas Kabupaten
Sekadau ini akan dikerjakan oleh sebuah tim D. Staf Pendukung
kerja dengan struktur organisasi seperti terlihat
pada Gambar 1. Tim ini dipimpin oleh seorang
Kebutuhan tenaga pendukung untuk pelaksanaan paket pekerjaan ini antara
ketua tim yang dibantu oleh beberapa ahli dari
lain meliputi:
berbagai disiplin ilmu dalam hal teknis dan
seorang administrator proyek dalam hal
a) Surveyor
administrasi proyek. Staf ahli dibantu oleh
beberapa asisten ahli dan pada jenjang
terbawah, seluruh pekerjaan ditunjang oleh staf Tenaga pendukung ini dipersyaratkan dengan kualifikasi pendidikan
penunjang yang terdiri dari juru ketik, juru minimal Diploma III (D3) jurusan Teknik Sipil dan berpengalaman dalam
gambar, surveyor dan operator komputer. Tugas bidangnya sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun. Kebutuhan tenaga

KAJIAN PENGEMBANGAN KAWASAN PERKOTAAN TERPADU PONTIANAK LAPORAN PENDAHULUAN


RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN 21
pendukung ini sebanyak 4 (empat) orang
dan akan bertugas selama 1 (satu) bulan.
JADWAL PENUGASAN TENAGA AHLI
Pengerahan tenaga kerja disusun berdasarkan network dan tugas masing-
b) Operator Komputer masing personil yang telah ditetapkan. Mobilisasi dan demobilisasi serta beban
personil (load) dapat dilihat pada Tabel 2.
Tenaga pendukung ini adalah seorang
dengan kualifikasi pendidikan minimal Tabel 2 : Jadwal Keterlibatan Tenaga Ahli dan Tenaga Pendukung
Diploma III (D3) jurusan Ilmu Komputer,
berpengalaman dalam bidangnya
sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun dan akan
bertugas selama 2 (dua) bulan.

c) Drafter/ Juru Gambar

Tenaga pendukung ini merupakan seorang


dengan kualifikasi pendidikan minimal
Diploma III (D3) jurusan Arsitektur,
berpengalaman dalam bidangnya
sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun dan akan
bertugas selama 2 (dua) bulan.

d) Staf Administrasi

Tenaga pendukung ini dipersyaratkan


dengan kualifikasi pendidikan minimal
Diploma III (D3) jurusan Sekretaris
berpengalaman dalam bidangnya
sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun. Adapun
kebutuhan tenaga pendukung ini sebanyak
1 (satu) orang dan akan bertugas selama 2
(dua) bulan.

e) Tenaga Lokal

Tenaga pendukung ini dipersyaratkan


dengan kualifikasi pendidikan minimal SMA
yang berpengalaman dalam bidang survey
teknis 2 (dua) tahun. Kebutuhan tenaga
pendukung ini sebanyak 2 (dua) orang dan
akan bertugas selama 1 (satu) bulan.

KAJIAN PENGEMBANGAN KAWASAN PERKOTAAN TERPADU PONTIANAK LAPORAN PENDAHULUAN

Anda mungkin juga menyukai