TUGAS AKHIR
Disusun Oleh :
Disusun Oleh :
YOHANES GUNTUR TJAHYADI
NPM. 0753010020
Telah diuji, dipertahankan dan diterima oleh Tim Penguji Tugas Akhir
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Pada hari Rabu 1 Juni 2011
Iwan Wahjudijanto, ST
NPT. 3 7102 99 0168 1
Mengetahui :
Dekan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa yang telah
KOTAMADYA SURABAYA”.
Penyusunan tugas akhir ini dilakukan guna melengkapi dan memenuhi salah satu
Dalam menyesaikan Tugas ini penulis banyak mendapat bimbingan serta bantuan
yang sangat bermanfaat untuk menyelesaikannya. Oleh karena itu pada kesempatan ini
1. Ibu Ir. Naniek Ratni Jar.,M.Kes selaku Dekan Fakultas Teknik Sipil dan
tugas akhir.
akhir.
akhir.
8. Para dosen dan staf pengajar yang telah memberikan bekal ilmu dan
9. Bapak FX Yulianto dan Ibu Maria Pariatmi selaku orang tua kandung
Dan sebagai akhir kata diharapkan agar tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi
Penyusun
ii
Abstrak....................................................................................................................iii
1.3 Tujuan.................................................................................................2
2.1 Umum..................................................................................................6
iv
Daftar Pustaka.........................................................................................................91
Lampiran.................................................................................................................
vi
Tabel 4.5 Besarnya Curah Hujan Rencana Pada DAS Kali Kandangan ................47
Kali Kandangan......................................................................................49
vii
viii
ix
Gambar 1.1 Lokasi Sub Sistim Drainase West Low Level (WLL)..........................5
Kekasaran Manning.............................................................................28
Gambar 4.3 Grafik Hidrograf Banjir Dengan Periode Ulang Q2th –Q20th .......................... 67
Gambar 4.5 Muka Air Banjir Kali Kandangan Pada Q20th .......................................73
SURABAYA
Oleh :
0753010020
ABSTRAK
Surabaya merupakan daerah yang sering sekali terjadi banjir, seperti halnya wilayah
Surabaya Barat yaitu wilayah kali Kandangan dan sekitarnya. Hal ini terjadi
dikarenakan perubahan tata guna lahan serta sistem saluran drainase yang tidak
berjalan lancar. Disamping itu juga adanya pengaruh Back Water dimana bersamaan
hujan tinggi yang menyebabkan kali Kandangan dengan daya tampung sebesar
40,242 m3/det dan debit banjir sebesar 110,138 m3/det tidak mampu menampungnya,
sehingga kelebihan air yang menggenangi kawasan tersebut tidak dapat mengalir
secara gravitasi menuju ke laut. Untuk itu dilakukan sistem pemompaan pada kali
Kandangan tersebut. Agar pompa dapat bekerja dengan mengalirkan air dari kali
Kandangan ke laut bebas, maka untuk itu dilakukan perencanaan kapasitas pompa
dengan menggunakan optimasi terhadap kapasitas pompa dengan progama dinamik.
Dari hasil analisa tersebut didapat volume 1900 m3 dan 1600 m3 sehingga
membutuhkan kapasitas pompa sebesar 1,05 m3/det dan 0,89 m3/det yang masing-
masing berjumlah 1 buah.
Kata Kunci : Drainase, Back Water, kali Kandangan, Perencanan Kapasitas Pompa,
Programa Dinamik, Optimasi.
iii
PENDAHULUAN
Sebagai ibu kota Propinsi Jawa Timur, Kota Surabaya berkembang sangat
pesat menjadi pusat industri dan perdagangan yang sangat berperan dalam
sangat pesat serta menuntut perluasan lahan terbangun untuk perumahan dan fasilitas
penunjang lainnya. Wilayah perkotaan yang dulu menempati pusat kota berkembang
ke arah barat, timur dan selatan dengan pengalihan fungsi lahan-lahan pertanian
daerah-daerah konservasi sebagai tempat resapan air dan penampungan air hujan.
sangat berkurang. Dari pengalaman yang ada inilah dapat diketahui, bahwa daerah
resapan air hujan berubah menjadi sitem drainase perkotaan. Yang mana perubahan
seperti ini akan berakibat pada wilayah DAS kali Kandangan tidak mampu
menampung air hujan yang datang dalam kurun waktu yang cukup lama ditambah
lagi adanya pengaruh backwater dimana bersamaan dengan hujan tinggi di wilayah
kali Kandangan. Disamping itu juga mengingat kota Surabaya memiliki daerah
topografi relatif datar, maka tidak semua limpasan air hujan dapat dialirkan secara
gravitasi menuju laut. Maka dari itu untuk dapat mengalirkan air dari dalam kali
kecamatan Benowo dengan luas DAS sebesar 23,699 Km2 dan panjang 9,368 km.
Dengan pemasangan pompa banjir atau menyesuaikan kapasitas pompa banjir, maka
debit banjir rencana dapat dialirkan tanpa harus menimbulkan genangan didaerah
tersebut.
perumusan masalah yang akan disajikan pada tugas akhir ini adalah:
2. Agar memperoleh kapasitas yang maksimal pada Q20 tahun, maka berapa
Surabaya ?
1.3 Tujuan
1. Agar dapat megetahui debit banjir pada Q20 tahun pada sub sistem
melebar dan menyimpang dari topik utamanya, maka dalam penyusunan tugas akhir
Wilayah penelitian dibatasi pada daerah Sub Sistem Drainase West Low
Level ( WLL ) di Surabaya Barat daerah aliran kali Kandangan Hulu yang
hujan Simo.
penelitian.
didaerah hilir terdapat pintu air yang menghalangi air laut masuk
g. Pola dan analisis hanya meninjau dari aspek segi hidrologi dan
maupun ekonominya.
Sungai kali Kandangan direncanakan masuk dalam Sub Sistim Drainase West
Low Level (WLL) di Surabaya Barat, terletak 50 m dari hilir Jembatan Jl. Raya
Tambak Langon.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Umum
Drainase adalah istilah yang digunakan untuk sistem bagi penanganan air
yang kelebihan. Drainase sering diabaikan oleh ahli hidraulik dan sering kali
direncanakan seolah-olah bukan pekerjaan penting, atau paling tidak dianggap kecil
drainase merupakan pekerjaan yang rumit dan kompleks, bisa jadi memerlukan
biaya, tenaga dan waktu yang lebih besar dibandingkan dengan pekerjaan
Prinsip drainase yang berkaitan dengan saluran mengikuti pola drainase alam,
yaitu sungai. Air buangan yang mengalir di saluran-saluran kecil bergabung dengan
saluran lain yang lebih besar demikian seterusnya, kemudian aliran dibuang ke
Saat ini sistem drainase sudah menjadi salah satu infrastruktur perkotaan
yang sangat penting. Kualitas manajemen kota dapat dilihat dari kualitas sistem
drainase yang ada. Sistem drainase yang baik dapat membebaskan kota dari
genangan air. Genangan air menyebabkan lingkungan menjadi kotor dan jorok,
menjadi sarang nyamuk, dan sumber penyakit lainnya, sehingga dapat menurunkan
sungai atau pada seluruh daerah yang bersangkutan. Curah hujan pada suatu daerah
Curah hujan dapat diperkirakan dari beberapa titik pengamatan curah hujan.
Metode ini adalah perhitungan rata-rata aljabar curah hujan di dalam sekitar
daerah bersangkutan.
1
R ( R 1 R 2 ......... R n )……………………….……(2.1)
n
Dimana :
R = curah hujan daerah ( mm ).
Jika titik pengamatan di dalam daerah itu tidak tersebar merata, maka cara
Dimana :
R = curah hujan daerah
R1, R2, …….. Rn = curah hujan di titik pengamatan dan n adalah jumlah
3. Metode Isohiet
Metode ini diperoleh dengan cara interpolasi harga-harga tinggi hujan local.
Dimana :
R = curah hujan daerah
R1, R2, …….. Rn = curah hujan rata-rata pada bagian-bagian A1, A2, ..An
Curah hujan rencana yaitu curah hujan tersebar dengan periode ulang
tertentu. Untuk menganalisa jenis sebaran data hujan dan besarnya hujan dengan
frekuensi kejadian ( periode berulang ) yaitu dengan analisa statistic. Analisa ini
dilakukan dengan memilih salah satu dari beberapa jenis distribusi statistic yang
1. Distribusi Normal
3. Distribusi Gumbel
curah hujan didasarkan pada cirri khas dan nilai-nilai koefisien yang didapat dari
1. Koefisien Variasi ( Cv )
Cv = S x
X
……………………………………. (2.4)
SX = (X X) 2
…………………………………….
(n 1)
(2.5)
2. Koefisien Ketajaman ( Ck )
(X .X )i
4
Ck = n.S X
4 ...…………………………………..
(2.6)
Dimana :
n = Jumlah data.
SX = Simpangan baku.
3. Koefisien Simetris ( Cs )
n. (X i .X ) 3
Cs = ………...……………………… (2.7)
(n 1)(n 2).S X
3
Dimana :
n = Jumlah data.
Xi = Data hujan ( mm ).
X = Data Hujan Rata-rata.
SX = Simpangan baku.
Tabel 2.1 Hasil Cv, Ck, Cs dipilih setelah diuji kesesuaiannya mana hasil kriteria
dan parameter statistik
Jenis Distribusi Syarat Distribusi
10
1. Distribusi Normal
XT = X + SX . k …………………………………… (2.8)
Dimana :
tertentu.
X = Nilai rata-rata varian.
K = Faktor frekuensi merupakan fungsi dari pada periode ulang dan tipe model
( tabel 2.1 )
(2.9)
Dimana :
11
3. Distribusi Gumbel
Y Yn
XT = X + T .S
……………………………...…
Sn
(2.10)
Dimana :
S = Standart deviasi
12
N Yn n Yn n Yn N Yn
10 0,4952 34 0,5396 58 0,5515 82 0,5572
11 0,4996 35 0,5402 59 0,5518 83 0,5574
12 0,5035 36 0,5410 60 0,5521 84 0,5576
13 0,5070 37 0,5418 61 0,5524 85 0,5578
14 0,5100 38 0,5424 62 0,5527 86 0,5580
15 0,5128 39 0,5430 63 0,5530 87 0,5581
16 0,5157 40 0,5436 64 0,5533 88 0,5583
17 0,5181 41 0,5442 65 0,5535 89 0,5585
18 0,5202 42 0,5448 66 0,5538 90 0,5586
19 0,5220 43 0,5453 67 0,5540 91 0,5587
20 0,5236 44 0,5458 68 0,5543 92 0,5589
21 0,5252 45 0,5463 69 0,5545 93 0,5591
22 0,5268 46 0,5468 70 0,5548 94 0,5592
13
Distribusi Log Pearson Type III banyak digunakan dalam analisa Hidrologi
data maksimum dan minimum dengan nilai ekstrim. Bentuk distribusi Log Pearson
Log XT = Log X + K . S log x ………………………….. (2.12)
logX
Log X
n
14
Sd = …………………………...(2.14)
(n - 1)
Dimana :
Cs = Koefisien keplencengan
15
yang dipilih dapat mewakili dari distribusi statistik data yang dianalisis. Dengan
1. Uji Smirnov-Kolmogorov
16
a. Urutkan data ( dari yang besar ke data yang kecil atau sebaliknya ) dan tentukan
X1 p’ ( X1 )
X2 p’ ( X2 )
Xm p’ ( Xm )
Xn p’ ( Xn )
X1 p’ ( X1 )
X2 p’ ( X2 )
Xm p’ ( Xm )
Xn p’ ( Xn )
c. Dari kedua nilai peluang tersebut tentukan nilai selisih terbesar antara peluang
dan teoritis :
17
niali D lebih besar dari D0 maka persamaan distribusi yang digunakan dapat
diterima, apabila nilai D lebih kecil daripada D0 maka persamaan distribusi yang
2. Uji Chi-Kuadrat
yang telah dipilih dapat mewakili dari distribusi sampel yang telah dianalisis. Uji
Xh =
2
G
Oi Ei 2
i=1 Ei …………………………..(2.16)
Dimana :
18
2. Kelompokkan data menjadi G sub – grup, tiap – tiap sub grup minimal 4 data
pengamatan.
1. Apabila peluang lebih besar dari 5 %, maka persamaan distribusi teoritis yang
2. Apabila peluang lebih kecil dari 1 %, maka persamaan distribusi teoritis yang
19
Hal terpenting dalam pembuatan rancangan dan rencana adalah distribusi curah
hujan. Distribusi curah hujan adalah berbeda-beda sesuai dengan jangka waktu yang
ditinjau yakni curah hujan tahunan (jumlah curah hujan dalam setahun), curah hujan
bulanan (jumlah curah hujan dalam sebulan), curah hujan harian (jumlah curah hujan
dalam 24 jam).
dikemudian hari dan akhirnya digunakan untuk perencanaan sesuai dengan tujuan
yang dimaksud.
20
a. Intensitas i, adalah laju hujan = tinggi air persatuan waktu misalnya, mm/menit,
mm/jam, mm/hari.
b. Lama waktu (duration) t, adalah lamanya curah hujan (durasi) dalam menit atau
jam.
c. Tinggi hujan d, adalah jumlah atau banyaknya hujan yang dinyatakan dalam
e. Luas, adalah luas geografis curah hujan Untuk menghitung intensitas hujan
m
R 24 24
I = . ……………………………………(2.17)
24 T
Dimana :
Perhitungan rata-rata hujan pada jam ke t, persamaan rumus yang dipakai adalah :
Rt = ……………………………...(2.18)
Untuk mencari tinggi hujan pada jam ke t, persamaan rumus yang dipakai adalah :
21
Dimana :
Untuk mencari tinggi hujan efektif, persamaan rumus yang dipakai adalah :
Reff = C x Xt ……………………………..(2.20)
Dimana :
C = Koefisien pengaliran
dipermukaan tanah (surface run off) dengan air hujan yang terjadi. Besar debit banjir
rencana dipengaruhi oleh besar nilai koefisien pengaliran atau koefisien limpasan
yang tergantung pada penggunaan lahan (land use), jenis tanah dan juga topografi
daerah pengaliran.
22
perlindungan yang lebih sedikit dari pada daerah yang rendah dan bertindak sebagai
kolam penampungan bagi aliran dari daerah anak sungai yang lain. Dalam
yang ada dalam prencanaan tersebut, seperti normalisasi dan sudetan. Debit ini
biasanya merupakan debit maksimum dari suatu banjir rencana akibat hujan pada
daerah aliran.
dengan ketersediaan data curah hujan, iklim, jenis tanah, karakteristik daerah, luas
rumus hidrograf satuan sintetik berdasarkan hasil pengamatan dan penelitian pada
beberapa sungai di Jepang. Besarnya nilai debit puncak hidrograf satuan dihitung
dengan rumus :
23
Dimana :
R0 = hujan satuan ( mm )
T 0.3 = waktu yang diperlukan oleh penurunan debit, dari debit puncak
lengkung naik dan lengkung turun. Pada bagian lengkung naik, besarnya nilai
2,4
t
Qa = Qp.
Tp ….........…………………………………………………………….(2.22)
Dimana :
m3 /detik.
Pada bagian lengkung turun yang terdiri dari tiga bagian, hitungan limpasan
permukaannya adalah:
24
(t Tp + 0,5.T 0,3 )
1,5.T 0,3
Qd = Qp.0,3 …………….(2.24)
(t Tp + 1,5T0,3 )
2.T0,3
Qd = Qp.0,3 ….....……………(2.25)
Dimana :
Menurut Nakayasu, waktu naik hidrograf bergantung dari waktu konsentrasi, dan
Tp = tg + 0,8.tr ……………………………………………………....(2.26)
Dimana :
25
Waktu yang diperlukan oleh penurunan debit, dari debit puncak sampai debit
T 0,3 = α .tg
menjadi 30% dari debit puncak hidrograf satuan dihitung , dimana α
Untuk bagian naik hidrograf yang lambat dan bagian menurun yang
cepat α = 1,5
Untuk bagian naik hidrograf yang cepat dan bagian menurun yang
lambat α = 3
0,8 Tr Tg
Debit ( M3/dt )
Tr Waktu
digunakan sebagai acuan untuk menyatakan apakah debit yang direncanakan tersebut
mampu untuk ditampung oleh saluran pada kondisi existing tanpa terjadi peluapan
1
Q = .A.R2/3.I1/2 ...……………………………………...(2.27)
n
dimana :
R = jari-jari hidrolis
I = kemiringan energi
dengan jelas pada setiap bagian keliling basah, tetapi kecepatan rata-rata deapat
tersebut. Misalnya suatu saluran persegi panjang dengan dasar kayu dan dinding kaca
akan memiliki nilai-nilai n yang berbeda untuk dasar dan dindingnya. Rumus
27
ekivalen untuk keseluruhan keliling basah dan memasukan nilai ekivalen ini untuk
kekasaran n1,n2,n3,…nN yang telah diketahui Horton (6) dan Einstein (7,8)
menganggap bahwa setiap bagian dari luas memiliki kecepatan rata-rata yang
yaitu V1 = V2 = …= VN = V.
n = ….…..........................(2.28)
N PN.nN 1,5
n = 1 ...…………………...(2.29)
P
dimana :
n1 n7
P1 n6 P7
n2 n5
P6
P2
28
29
30
31
faktor pendorong, maka perlu dilengkapi dengan stasiun pompa. Pompa ini berfungsi
untuk membantu mengeluarkan air dari kolam penampung banjir maupun langsung
dari saluran drainase pada saat air tidak dapat mengalir secara gravitasi karena air di
muaranya / pengurasnya lebih tinggi baik akibat pasang surut maupun banjir.
berikut :
Pemakaian model optimasi progama dinamik dalam hal ini merupakan salah satu
usaha untuk mengatasi masalah banjir. Disamping itu juga ditujukan untuk
masalah genangan yang sering terjadi di kali Kandangan. Sedangkan tujuan dari
optimasi ini adalah untuk mengetahui kapasitas pompa yang akan digunakan
optimasi.
32
didapatkan nilai optimal dari fungsi tujuan serta memenuhi kendala-kendala yang
ada.
Stage I.
Perhitungan :
2. = Inflow
= St0 + In – R = St1
Stage II.
Perhitungan :
2. = Inflow
= St1 + In – R = St2
33
Perhitungan :
2. = Inflow
= St2 + In – R = St3
Dari perhitungan optimasi dinamik diatas maka didapatkan volume air yang akan
R1 St1+In-R=St2 R1 St2+In-R=St3 R1
St0+In-R=St1
Sto R2 R2 R2 Sto
Rn Rn Rn
t1 t2 t3
34
METODOLOGI PENELITIAN
Semua data pendukung dalam kegiatan penelitian ini diperoleh dari Dinas
Pekerjaan Umum Pengairan Kota Surabaya dan Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga
Data - data akan dikumpulkan melalui salinan data (copy) dari instansi yang
Agar pelaksanaan kegiatan ini dapat berjalan dengan lancar, penulis akan
menjelaskan maksud dan tujuan kegiatan ini. Selain itu surat pengantar dari direksi
birokrasi.
ini meliputi :
a. Peta topografi
Peta topografi sangat penting dalam studi ini, peta yang telah di dapatkan
dengan skala 1 : 25000 meliputi peta geologi dan peta jaringan drainase, Apabila
34
terdapat peta yang lebih detail dengan skala lebih besar maka akan digunakan
sebagai masukan.
Data hujan diperlukan dari 3 stasiun pencatat curah hujan yaitu stasiun hujan
Kandangan, stasiun hujan Simo, stasiun hujan Gunung sari, dengan periode tahun
pengukuran dari tahun 1990 sampai dengan tahun 2009. Data curah hujan yang telah
Polygon, dari hasil analisa hidrologi tersebut maka didapat nilai R rata-ratanya.
Data potongan melintang dari kali Kandangan ini berfungsi untuk mengetahui
penampang melintang dari kali Kandangan itu sendiri. Selain itu data ini berfungsi
sebagai dasar dalam menghitung luasan dari kali Kandangan, keliling basah, jari-jari
Data Genangan dari Kali Kandangan merupakan data air hujan yang tidak
terserap oleh tanah dan masuk ke saluran primer dan sekunder, yang mengakibatkan
daerah aliran tersebut tergenang dan banjir. Data ini berguna untuk data volume air
yang akan dibuang oleh pompa, sehingga kapasitas pompa dapat ditentukan.
35
Data pasang surut air laut diperlukan karena untuk menghitung profil muka
air sebagai akibat terjadinya pasang surut air laut dan backwater.
1. Curah Hujan
Dimana data-data maksimum per tahun yang diambil dari stasiun hujan,
yaitu :
36
Dari semua penjelasan diatas maka secara sistematis dapat diringkas dan
37
Mulai
Pengumpulan data:
Data Sekunder:
-Peta topografi
-Data curah hujan
-Data gambar cross section
-Data Genangan
- Data Pasang Surut Air Laut
No
Banjir ?
YES
Kesimpulan :
Selesai
38
Pada analisa ini terdapat 3 stasiun hujan yaitu stasiun hujan Kandangan,
stasiun hujan Gunung Sari dan stasiun hujan Simo. Untuk memperoleh data curah
hujan area yaitu dengan mengambil harga rata-ratanya. Tujuan dari analisa hidrologi
ini adalah untuk mengetahui berapa besar debit yang akan di pompa, sehingga air
dapat dialirkan langsung tanpa harus menimbulkan genangan. Debit banjir yang akan
air dan pengendalian banjir adalah curah hujan merata daerah ( area rainfall ).
Dalam analisa ini menggunakan metode Poligon Thiessen, hal ini disebabkan kondisi
Untuk analisa curah hujan diambil dari 3 ( tiga ) stasiun hujan, antara lain :
SIMO
GUNUNG SARI
Skala 1:25.000
Ai
Wi =
A tot
AKandangan 9,074
W Kandangan = = 0,383
Atot 23,699
AGunungSari 6,750
W GunungSari = = 0,285
Atot 23,699
ASimo 7,875
W Simo = = 0,332
Atot 23,699
Tabel 4.1 Prosentase luas daerah pengaruh stasiun hujan DAS kali Kandangan
= 0.383 . 83
= 31.789 mm
= 0.285. 93
= 26.505 mm
= 0.332. 115
= 38.180 mm
No Tahun R R R- R ( R- R )2 ( R- R )3 ( R- R )4
1 1990 96,474 113,429 -16,955 287,458 -4873,743 82632,367
2 1991 116,554 113,429 3,125 9,768 30,529 95,416
3 1992 126,824 113,429 13,395 179,437 2403,627 32197,544
4 1993 122,462 113,429 9,033 81,602 737,146 6658,938
5 1994 109,333 113,429 -4,096 16,774 -68,699 281,365
6 1995 143,575 113,429 30,146 908,805 27397,212 825927,315
7 1996 150,432 113,429 37,003 1369,252 50666,965 1874849,976
8 1997 113,822 113,429 0,393 0,155 0,061 0,024
9 1998 79,170 113,429 -34,259 1173,652 -40207,663 1377458,252
10 1999 64,273 113,429 -49,156 2416,273 -118773,350 5838375,265
11 2000 95,950 113,429 -17,479 305,501 -5339,738 93331,141
12 2001 130,246 113,429 16,817 282,825 4756,380 79989,948
13 2002 155,540 113,429 42,111 1773,370 74679,094 3144841,192
14 2003 130,509 113,429 17,080 291,740 4983,037 85112,265
15 2004 110,076 113,429 -3,353 11,240 -37,683 126,336
16 2005 112,776 113,429 -0,653 0,426 -0,278 0,181
17 2006 124,964 113,429 11,535 133,065 1534,963 17706,415
18 2007 100,035 113,429 -13,394 179,389 -2402,658 32180,241
19 2008 97,929 113,429 -15,500 240,238 -3723,587 57714,105
20 2009 87,628 113,429 -25,801 665,671 -17174,710 443117,827
Jumlah 2268,572 10326,641 -25413,094 13992596,114
Sumber : Hasil Perhitungan
X =
R
=
2268 ,572
= 113,429
n 20
SX =
∑ (R - R ) 2
=
10326,641
= 23,313
n -1 20 - 1
SX 23,313
CV = = = 0,21
X 113,429
n.∑ (R - R ) 3
CS =
(n - 1)(n - 2)(n - 3)S X 3
= -0,007
n 2 . ( R R) 4
Ck =
(n 1)(n 2)(n 3)(n 4) S X
4
20 2 .(13992596 ,114)
=
( 20 1)(20 2)( 20 3)( 20 4)(21,313 4 )
= 0,20
Dari perhitungan diatas, nilai CV, CS, Ck maka distribusi yang dipilih adalah
Log Pearson Type III dimana untuk penentuan CS dan Ck adalah bebas. Untuk
perhitungan distribusi Log Pearson Type III dapat dilihat pada tabel 4.4
N
o Tahun Xi Log Xi Log X ( Log X - Log Xi )2 ( Log X - Log Xi )3
1 1990 96,474 1,984 2,045 0,004 0,000
2 1991 116,554 2,067 2,045 0,000 0,000
3 1992 126,824 2,103 2,045 0,003 0,000
4 1993 122,462 2,088 2,045 0,002 0,000
5 1994 109,333 2,039 2,045 0,000 0,000
6 1995 143,575 2,157 2,045 0,012 -0,001
7 1996 150,432 2,177 2,045 0,017 -0,002
8 1997 113,822 2,056 2,045 0,000 0,000
9 1998 79,170 1,899 2,045 0,022 0,003
10 1999 64,273 1,808 2,045 0,056 0,013
11 2000 95,950 1,982 2,045 0,004 0,000
12 2001 130,246 2,115 2,045 0,005 0,000
13 2002 155,540 2,192 2,045 0,021 -0,003
14 2003 130,509 2,116 2,045 0,005 0,000
15 2004 110,076 2,042 2,045 0,000 0,000
16 2005 112,776 2,052 2,045 0,000 0,000
17 2006 124,964 2,097 2,045 0,003 0,000
18 2007 100,035 2,000 2,045 0,002 0,000
19 2008 97,929 1,991 2,045 0,003 0,000
20 2009 87,628 1,943 2,045 0,011 0,001
2268,57
Jumlah 2 40,907 0,171 0,010
Sumber : Hasil Perhitungan
∑(LogX - LogXi) 2
0,171
Sd = = = 0,095
(n - 1) 20 - 1
20.(0,010)
=
(20 - 1)(20 - 2)(0,095 2 )
= 0,068
Pada T = 2 Tahun
= 2,044
X2 = 110,662 mm
Pada T = 5 Tahun
= 2,125
Pada T = 10 Tahun
= 2,167
X10 = 146,893 mm
Pada T = 20 Tahun
= 2,197
X20 = 157,398 mm
Tabel 4.5. Besarnya Curah Hujan Rencana pada DAS Kali Kandangan
sesuai juga akan dilakukan uji konsistensi data. Hal tersebut dilakuakan untuk
mengetahui apakah data hujan yang tersedia betul – betul sesuai dengan jenis
sebaran distribusi yang dipilih dan apakah hujan rencana dapat diterima, maka
Uji Smirnov-Kolmogorov.
Maksud dari uji kesesuaian terhadap data curah hujan adalah untuk
mengetahui suatu kebenaran hipotesa, dalam hal ini distribusi hujan tersebut
mengikuti pola distribusi Log Pearson Type III. Dengan tes uji Smirnov-
Untuk mengadakan uji tersebut terlebih dahulu diadakan ploting dari hasil
Hasil Ploting data dan garis pada probabilitas Log Pearson Type III dapat
dilihat pada tabel 4.6 dan pada gambar 4.2 berikut ini :
Keterangan :
100 x m 100 x 1
P(%)= = = 4,762
n +1 20 + 1
Pteoritis (%) = hasil dari ploting data dan garis pada probabilitas Log Pearson Type III,
n = 20
α=5%
harga ∆α = 0,29.
Hasil perhitungan yang disusun seperti pada tabel 4.6, maka didapat
perbedaan atau selisih antara distribusi empiris dan distribusi tteoritis. dari perbedaan
antara distribusi empiris dan distribusi teoritis, maka didapat ∆max = 4,026%
menggunakan parameter X2, oleh karena itu disebut uji Chi – Kuadrat.
Dari hasil data yang telah diplotkan di kertas semilog pada gambar 4.2 maka
perhitungan uji distribusi Chi – Kuadrat dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut ini :
(X i - X T ) 2
No Xi Xt ( Xi - Xt )2
XT
1 64,273 73,50 85,138 1,158
2 79,170 79,90 0,533 0,007
3 87,628 82,95 21,884 0,264
4 95,950 83,75 148,840 1,777
5 96,474 84,85 135,117 1,592
6 97,929 90,35 57,441 0,636
7 100,035 92,85 51,624 0,556
8 109,333 94,75 212,664 2,244
9 110,076 109,35 0,527 0,005
10 112,776 111,75 1,053 0,009
11 113,822 112,95 0,760 0,007
12 116,554 120,35 14,410 0,120
13 122,462 122,55 0,008 0,000
14 124,964 126,35 1,921 0,015
15 126,824 131,75 24,265 0,184
16 130,246 133,55 10,916 0,082
17 130,509 136,65 37,712 0,276
18 143,575 142,67 0,819 0,006
19 150,432 156,15 32,696 0,209
20 155,540 165,00 89,492 0,542
Jumlah 9,690
Sumber : Hasil Perhitungan.
Hasil perhitungan:
Derajat Kebebasan = n – 1 = 20 -1 = 19
Taraf Significant (α ) = 5 %
Harga X2cr dari tabel 2.6 Nilai Kritis untuk Distribusi Chi – Kuadrat = 30,144
Karena Harga X2Hitung < X2cr, sehingga distribusi Log Pearson Type III dapat
diterima.
Rt =
t = 1 ; Rt = = 0,584 . R24
t = 2 ; Rt = = 0,368 . R24
t = 3 ; Rt = = 0,281 . R24
t = 4 ; Rt = = 0,232 . R24
t = 5 ; Rt = = 0,200 . R24
berikut:
No t ( jam ) Rt ( mm )
1 1 0,584
2 2 0,368
3 3 0,281
4 4 0,232
5 5 0,200
Sumber : Hasil Perhitungan
Dari hasil perhitungan daerah jam-jaman dapat dilihat dalam tabel 4.9 berikut :
Reff = C x Xt
Maka besarnya curah hujan effektif dapat ditentukan lewat perhitungan sebagai
berikut :
Diketahui
Waktu 0 – 1 jam
Reff = C x Xt
= 66,397
selanjutnya dapat dicari dan dilihat dalam tabel 4.10 berikut ini :
Cext = 0,60
Hujan Satuan ( R0 ) = 1 mm
1 Tenggang waktu antara hujan sampai debit puncak ( tg ) dikarenakan L < 15,
maka:
tg = 0,21 x L0,7
= 1,005 jam
tr = 0,75 . tg
= 0,75 . 1,005
= 0,754 jam
Tp = tg + 0,8 ( tr )
= 1,609 jam
T0,3 = α . tg
= 2,011 jam
5 Debit Puncak ( QP )
QP =
= 1,584 m3/detik
t ≤ 1,609 jam
t ≥ 6,637 jam
dimasukkan dalam persamaan hidrograf satuan Nakayasu dapat dilihat pada tabel
berikut.
Keterangan :
tg = 1,005 jam
tr = 0,754 jam
Tp = 1,609 jam
QP = 1,584 m3/detik
t Notasi Rumus Qa
(jam)
0 0
Diketahui :
t = 1 jam
Tp = 1,609 jam
Qd0 = Qp . (t/Tp)2,4
= 1,584 * ( 1/1,609)2,4
= 0,506
Qd1 = Qp . 0,3((t-Tp)/T0.3)
= 1,253
= 0,408
= 1,584 * 0,3((7-1,609+1,5(2,011))/(2*2,011))
= 0,128
t Qa R1 R2 R3 R4 R5 Q
(jam) 38,776 10,092 7,105 5,644 4,781 (m3/dtk)
0 0 0 0
t Qa R1 R2 R3 R4 R5 Q
(jam) 46,727 12,162 8,561 6,801 5,761 (m3/dtk)
0 0 0 0
t Qa R1 R2 R3 R4 R5 Q
(jam) 51,471 13,397 9,431 7,492 6,346 (m3/dtk)
t Qa R1 R2 R3 R4 R5 Q
(jam) 55,152 14,355 10,105 8,027 6,800 (m3/dtk)
Tabel 4.19 Rekapitulasi Debit Banjir Metode Nakayasu untuk DAS kali Kandangan
T Q2 Q5 Q10 Q20
(jam) (m3/dt) (m3/dt) (m3/dt) (m3/dt)
Pada kondisi eksisting kali Kandangan merupakan suatu saluran dengan lebar
penampang yang sama yaitu 32,8 m. Kondisi tersebut dapat dilihat pada gambar 4.4,
dengan demikian kapasitas sungai dapat dicari melalui tahapan perhitungan berikut
ini :
P1 = = 0,426 m
P2 = = 0,542 m
P3 = = 0,952 m
P4 = 6,8 m
P5 = 6,8 m
P6 = = 1,117 m
P7 = = 1,145 m
P8 = = 7,043 m +
Ptotal = 24,852 m
Diketahui:
Iexs = 0,00041
P = 24,825 m
R=
R=
= 1.515 m
V=
= 1,069 m/det
Q=A.V
= 40,242 m3/det
Maka kapasitas yang dimiliki oleh kali kandangan adalah 40,242 m3/det.
Dari perhitungan debit banjir dengan metode Nakayasu, maka pada saat t =
Apabila diketahui:
Bsungai = 32,8 m
Iexs = 0,00041
Q =AxV
Q =(Bxh)X
69,896 = ( 32,8 x h ) X
Jadi dari perhitungan yang telah dilakukan, maka didapatkan nilai h pada
kondisi banjir adalah 1,825 m, dengan demikian elevasi muka air pada kondisi banjir
Pada kondisi eksisting kali Kandangan merupakan suatu saluran dengan lebar
penampang yang sama yaitu 32,8 m, panjang sungai dan luas saluran tersebut
A = 37,660 m2
L = 9,368 km = 9368 m
= 352,799 x 103 m3
= 69,896 m3/det
Waktu puncak pada saat banjir pada hidograf Nakayasu adalah t = 1,609 jam
dibagi menjadi 3 stage. Untuk itu sebelum melakukan perhitungan langkah awal
Skema tersebut dapat digambarkan dan dilihat pada gambar 4.6 berikut ini :
R1 St1+In-R=St2 R1 St2+In-R=St3 R1
St0+In-R=St1
Sto R2 R2 R2 Sto
Rn Rn Rn
t1 t2 t3
R1 R1 = State
R1 R2 = Stage
Pada Stage I
Diketahui :
Sto + In – R = St1
Dari hasil perhitungan tersebut didapat rencana pompa sebesar 1900 m3 dengan
St0 + In -R = St1
St0 Inflow R ( m3 )
( 103 m3 ) ( 103 m3 ) 1000 1100 1200 1300 1400 1500 1600 1700 1800 1900 2000
352,799 1590,406 943,205 843,205 743,205 643,205 543,205 443,205 343,205 243,205 143,205 43,205 -56,795
Sumber : Hasil Perhitungan
Diketahui :
St1 + In – R = St2
St1 + In – R = St2
Sto + In – R = St1
Dari hasil perhitungan tersebut didapat rencana pompa sebesar 1600 m3 dengan
STAGE 2
St1 + In - R = St2
Sto Inflow R ( m3 )
( 103 m3 ) ( 103 m3 ) 1000 1100 1200 1300 1400 1500 1600 1700 1800 1900 2000
943,205 1533,611 1433,611 1333,611 1233,611 1133,611 1033,611 933,611 833,611 733,611 633,611 533,611
843,205 1433,611 1333,611 1233,611 1133,611 1033,611 933,611 833,611 733,611 633,611 533,611 433,611
743,205 1333,611 1233,611 1133,611 1033,611 933,611 833,611 733,611 633,611 533,611 433,611 333,611
643,205 1233,611 1133,611 1033,611 933,611 833,611 733,611 633,611 533,611 433,611 333,611 233,611
543,205 1133,611 1033,611 933,611 833,611 733,611 633,611 533,611 433,611 333,611 233,611 133,611
443,205 1590,406 1033,611 933,611 833,611 733,611 633,611 533,611 433,611 333,611 233,611 133,611 33,611
343,205 933,611 833,611 733,611 633,611 533,611 433,611 333,611 233,611 133,611 33,611 -66,389
243,205 833,611 733,611 633,611 533,611 433,611 333,611 233,611 133,611 33,611 -66,389 -166,389
143,205 733,611 633,611 533,611 433,611 333,611 233,611 133,611 33,611 -66,389 -166,389 -266,389
43,205 633,611 533,611 433,611 333,611 233,611 133,611 33,611 -66,389 -16,389 -266,389 -366,389
-56,795 533,611 433,611 333,611 233,611 133,611 33,611 -66,389 -16,389 -266,389 -366,389 -466,389
Sumber : Hasil Perhitungan
Diketahui :
St2 + In – R = St3
St2 + In – R = St3
St2 + In – R = St3
Dari hasil perhitungan tersebut didapat rencana pompa sebesar 1600 m3 dengan
STAGE 3
St2 + In - R = St3
Sto Inflow R ( m3 )
( 103 m3 ) ( 103 m3 ) 1000 1100 1200 1300 1400 1500 1600 1700 1800 1900 2000
1533,611 2124,017 2024,017 1924,017 1824,017 1724,017 1624,017 1524,017 1424,017 1324,017 1224,017 1124,017
1433,611 2024,017 1924,017 1824,017 1724,017 1624,017 1524,017 1424,017 1324,017 1224,017 1124,017 1024,017
1333,611 1924,017 1824,017 1724,017 1624,017 1524,017 1424,017 1324,017 1224,017 1124,017 1024,017 924,017
1233,611 1824,017 1724,017 1624,017 1524,017 1424,017 1324,017 1224,017 1124,017 1024,017 924,017 824,017
1133,611 1724,017 1624,017 1524,017 1424,017 1324,017 1224,017 1124,017 1024,017 924,017 824,017 724,017
1033,611 1590,406 1624,017 1524,017 1424,017 1324,017 1224,017 1124,017 1024,017 924,017 824,017 724,017 624,017
933,611 1524,017 1424,017 1324,017 1224,017 1124,017 1024,017 924,017 824,017 724,017 624,017 524,017
833,611 1424,017 1324,017 1224,017 1124,017 1024,017 924,017 824,017 724,017 624,017 524,017 424,017
733,611 1324,017 1224,017 1124,017 1024,017 924,017 824,017 724,017 624,017 524,017 424,017 324,017
633,611 1224,017 1124,017 1024,017 924,017 824,017 724,017 624,017 524,017 424,017 324,017 224,017
533,611 1124,017 1024,017 924,017 824,017 724,017 624,017 524,017 424,017 324,017 224,017 124,017
Sumber : Hasil Perhitungan
STAGE 3
St2 + In - R = St3
Sto Inflow R ( m3 )
( 103 m3 ) ( 103 m3 ) 1000 1100 1200 1300 1400 1500 1600 1700 1800 1900 2000
1433,611 2024,017 1924,017 1824,017 1724,017 1624,017 1524,017 1424,017 1324,017 1224,017 1124,017 1024,017
1333,611 1924,017 1824,017 1724,017 1624,017 1524,017 1424,017 1324,017 1224,017 1124,017 1024,017 924,017
1233,611 1824,017 1724,017 1624,017 1524,017 1424,017 1324,017 1224,017 1124,017 1024,017 924,017 824,017
1133,611 1724,017 1624,017 1524,017 1424,017 1324,017 1224,017 1124,017 1024,017 924,017 824,017 724,017
1033,611 1624,017 1524,017 1424,017 1324,017 1224,017 1124,017 1024,017 924,017 824,017 724,017 624,017
933,611 1590,406 1524,017 1424,017 1324,017 1224,017 1124,017 1024,017 924,017 824,017 724,017 624,017 524,017
833,611 1424,017 1324,017 1224,017 1124,017 1024,017 924,017 824,017 724,017 624,017 524,017 424,017
733,611 1324,017 1224,017 1124,017 1024,017 924,017 824,017 724,017 624,017 524,017 424,017 324,017
633,611 1224,017 1124,017 1024,017 924,017 824,017 724,017 624,017 524,017 424,017 324,017 224,017
533,611 1124,017 1024,017 924,017 824,017 724,017 624,017 524,017 424,017 324,017 224,017 124,017
433,611 1024,017 924,017 824,017 724,017 624,017 524,017 424,017 324,017 224,017 124,017 24,017
Sumber : Hasil Perhitungan
STAGE 3
St2 + In - R = St3
Sto Inflow R ( m3 )
( 103 m3 ) ( 103 m3 ) 1000 1100 1200 1300 1400 1500 1600 1700 1800 1900 2000
1333,611 1924,017 1824,017 1724,017 1624,017 1524,017 1424,017 1324,017 1224,017 1124,017 1024,017 924,017
1233,611 1824,017 1724,017 1624,017 1524,017 1424,017 1324,017 1224,017 1124,017 1024,017 924,017 824,017
1133,611 1724,017 1624,017 1524,017 1424,017 1324,017 1224,017 1124,017 1024,017 924,017 824,017 724,017
1033,611 1624,017 1524,017 1424,017 1324,017 1224,017 1124,017 1024,017 924,017 824,017 724,017 624,017
933,611 1524,017 1424,017 1324,017 1224,017 1124,017 1024,017 924,017 824,017 724,017 624,017 524,017
833,611 1590,406 1424,017 1324,017 1224,017 1124,017 1024,017 924,017 824,017 724,017 624,017 524,017 424,017
733,611 1324,017 1224,017 1124,017 1024,017 924,017 824,017 724,017 624,017 524,017 424,017 324,017
633,611 1224,017 1124,017 1024,017 924,017 824,017 724,017 624,017 524,017 424,017 324,017 224,017
533,611 1124,017 1024,017 924,017 824,017 724,017 624,017 524,017 424,017 324,017 224,017 124,017
433,611 1024,017 924,017 824,017 724,017 624,017 524,017 424,017 324,017 224,017 124,017 24,017
333,611 924,017 824,017 724,017 624,017 524,017 424,017 324,017 224,017 124,017 24,017 -75,983
Sumber : Hasil Perhitungan
STAGE 3
St2 + In - R = St3
Sto Inflow R ( m3 )
( 103 m3 ) ( 103 m3 ) 1000 1100 1200 1300 1400 1500 1600 1700 1800 1900 2000
1233,611 1824,017 1724,017 1624,017 1524,017 1424,017 1324,017 1224,017 1124,017 1024,017 924,017 824,017
1133,611 1724,017 1624,017 1524,017 1424,017 1324,017 1224,017 1124,017 1024,017 924,017 824,017 724,017
1033,611 1624,017 1524,017 1424,017 1324,017 1224,017 1124,017 1024,017 924,017 824,017 724,017 624,017
933,611 1524,017 1424,017 1324,017 1224,017 1124,017 1024,017 924,017 824,017 724,017 624,017 524,017
833,611 1424,017 1324,017 1224,017 1124,017 1024,017 924,017 824,017 724,017 624,017 524,017 424,017
733,611 1590,406 1324,017 1224,017 1124,017 1024,017 924,017 824,017 724,017 624,017 524,017 424,017 324,017
633,611 1224,017 1124,017 1024,017 924,017 824,017 724,017 624,017 524,017 424,017 324,017 224,017
533,611 1124,017 1024,017 924,017 824,017 724,017 624,017 524,017 424,017 324,017 224,017 124,017
433,611 1024,017 924,017 824,017 724,017 624,017 524,017 424,017 324,017 224,017 124,017 24,017
333,611 924,017 824,017 724,017 624,017 524,017 424,017 324,017 224,017 124,017 24,017 -75,983
233,611 824,017 724,017 624,017 524,017 424,017 324,017 224,017 124,017 24,017 -75,983 -175,983
Sumber : Hasil Perhitungan
STAGE 3
St2 + In - R = St3
Sto Inflow R ( m3 )
( 103 m3 ) ( 103 m3 ) 1000 1100 1200 1300 1400 1500 1600 1700 1800 1900 2000
1133,611 1724,017 1624,017 1524,017 1424,017 1324,017 1224,017 1124,017 1024,017 924,017 824,017 724,017
1033,611 1624,017 1524,017 1424,017 1324,017 1224,017 1124,017 1024,017 924,017 824,017 724,017 624,017
933,611 1524,017 1424,017 1324,017 1224,017 1124,017 1024,017 924,017 824,017 724,017 624,017 524,017
833,611 1424,017 1324,017 1224,017 1124,017 1024,017 924,017 824,017 724,017 624,017 524,017 424,017
733,611 1324,017 1224,017 1124,017 1024,017 924,017 824,017 724,017 624,017 524,017 424,017 324,017
633,611 1590,406 1224,017 1124,017 1024,017 924,017 824,017 724,017 624,017 524,017 424,017 324,017 224,017
533,611 1124,017 1024,017 924,017 824,017 724,017 624,017 524,017 424,017 324,017 224,017 124,017
433,611 1024,017 924,017 824,017 724,017 624,017 524,017 424,017 324,017 224,017 124,017 24,017
333,611 924,017 824,017 724,017 624,017 524,017 424,017 324,017 224,017 124,017 24,017 -75,983
233,611 824,017 724,017 624,017 524,017 424,017 324,017 224,017 124,017 24,017 -75,983 -175,983
133,611 724,017 624,017 524,017 424,017 324,017 224,017 124,017 24,017 -75,983 -175,983 -275,983
Sumber : Hasil Perhitungan
STAGE 3
St2 + In - R = St3
Sto Inflow R ( m3 )
( 103 m3 ) ( 103 m3 ) 1000 1100 1200 1300 1400 1500 1600 1700 1800 1900 2000
1033,611 1624,017 1524,017 1424,017 1324,017 1224,017 1124,017 1024,017 924,017 824,017 724,017 624,017
933,611 1524,017 1424,017 1324,017 1224,017 1124,017 1024,017 924,017 824,017 724,017 624,017 524,017
833,611 1424,017 1324,017 1224,017 1124,017 1024,017 924,017 824,017 724,017 624,017 524,017 424,017
733,611 1324,017 1224,017 1124,017 1024,017 924,017 824,017 724,017 624,017 524,017 424,017 324,017
633,611 1224,017 1124,017 1024,017 924,017 824,017 724,017 624,017 524,017 424,017 324,017 224,017
533,611 1590,406 1124,017 1024,017 924,017 824,017 724,017 624,017 524,017 424,017 324,017 224,017 124,017
433,611 1024,017 924,017 824,017 724,017 624,017 524,017 424,017 324,017 224,017 124,017 24,017
333,611 924,017 824,017 724,017 624,017 524,017 424,017 324,017 224,017 124,017 24,017 -75,983
233,611 824,017 724,017 624,017 524,017 424,017 324,017 224,017 124,017 24,017 -75,983 -175,983
133,611 724,017 624,017 524,017 424,017 324,017 224,017 124,017 24,017 -75,983 -175,983 -275,983
33,611 624,017 524,017 424,017 324,017 224,017 124,017 24,017 -75,983 -175,983 -275,983 -375,983
Sumber : Hasil Perhitungan
STAGE 3
St2 + In - R = St3
Sto Inflow R ( m3 )
( 103 m3 ) ( 103 m3 ) 1000 1100 1200 1300 1400 1500 1600 1700 1800 1900 2000
933,611 1852,799 1752,799 1652,799 1552,799 1452,799 1352,799 1252,799 1152,799 1052,799 952,799 852,799
833,611 1752,799 1652,799 1552,799 1452,799 1352,799 1252,799 1152,799 1052,799 952,799 852,799 752,799
733,611 1652,799 1552,799 1452,799 1352,799 1252,799 1152,799 1052,799 952,799 852,799 752,799 652,799
633,611 1552,799 1452,799 1352,799 1252,799 1152,799 1052,799 952,799 852,799 752,799 652,799 552,799
533,611 1452,799 1352,799 1252,799 1152,799 1052,799 952,799 852,799 752,799 652,799 552,799 452,799
433,611 1590,406 1352,799 1252,799 1152,799 1052,799 952,799 852,799 752,799 652,799 552,799 452,799 352,799
333,611 1252,799 1152,799 1052,799 952,799 852,799 752,799 652,799 552,799 452,799 352,799 -75,983
233,611 1152,799 1052,799 952,799 852,799 752,799 652,799 552,799 452,799 352,799 -75,983 -175,983
133,611 1052,799 952,799 852,799 752,799 652,799 552,799 452,799 352,799 -75,983 -175,983 -275,983
33,611 952,799 852,799 752,799 652,799 552,799 452,799 352,799 -75,983 -175,983 -275,983 -375,983
-66,389 852,799 752,799 652,799 552,799 452,799 352,799 -75,983 -175,983 -275,983 -375,983 -475,983
Sumber : Hasil Perhitungan
Dari perhitungan kapasitas pompa yang telah didapatkan yaitu 63 m3/menit dan 53
m3/menit, maka agar dapat di implementasikan di lapangan jenis pompa yang akan
digunakan adalah jenis pompa dengan merk Asiana Axial Flow Propeller Pump
( spesifikasi pompa dan gambar detail pada pompa dapat dilihat pada lampiran )
Bore : 700 mm
Power : 250 kw
Pole : 6
Head : 18 m
Bore : 700 mm
A = 650
Q = 400
B = 700
E = 1050
Bore : 700 mm
Power : 150 kw
Pole : 6
Head : 11,5 m
Bore : 700 mm
A = 650
Q = 400
B = 700
S = 1050
E = 1050
KESIMPULAN
Kesimpulan
1. Debit banjir pada daerah pengaliran kali Kandangan pada Q20 tahun adalah
2. Untuk kapasitas dan jumlah pompa yang digunakan untuk mengendalikan banjir
Untuk 30 menit pertama pada Stage I dengan volume sebesar 1900 m3, maka
didapat kapasitas pompa sebesar 1,05 m3/det dan jumlah pompa yang
Untuk 30 menit kedua pada Stage II dengan volume sebesar 1600 m3, maka
didapat kapasitas pompa sebesar 0,89 m3/det dan jumlah pompa yang
Untuk 30 menit ketiga pada Stage III dengan volume sebesar 1600 m3, maka
didapat kapasitas pompa sebesar 0,89 m3/det dan jumlah pompa yang
Dari analisa tersebut, maka didapat kapasitas pompa yang dibutuhkan sebesar 1,05
90
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
DAFTAR PUSTAKA
Chow Ven Te. 1992. Hidrolika saluran Terbuka. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Sri Harto. 1981. Hidrologi Terapan. Jogjakarta : Penerbit Universitas Gajah Mada.
91
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.