Anda di halaman 1dari 151

PERENCANAAN PENGENDALIAN BANJIR

KALI BANGILTAK DAN KALI WRATI


DI KABUPATEN PASURUAN DENGAN NORMALISASI

TUGAS AKHIR

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

Oleh :
MIRAWATI SEPTYANINGSIH
0753010037

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN”
JAWA TIMUR
2011

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah S.W.T yang telah

melimpahkan rahmat dan anugerah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas

Akhir ini dengan judul ” PERENCANAAN PENGENDALIAN BANJIR KALI

BANGILTAK DAN KALI WRATI DI KABUPATEN PASURUAN DENGAN

NORMALISASI ”. Tugas Akhir ini merupakan suatu syarat bagi mahasiswa dalam

menempuh jenjang sarjana Strata 1 (S-1) di Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan UPN

”Veteran” Jawa Timur .

Dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini penulis berusaha semaksimal mungkin

menerapkan ilmu yang penulis dapatkan di bangku perkuliahan dan buku-buku literatur

yang sesuai dengan judul Tugas Akhir ini. Disamping ini penulis juga menerapkan

petunjuk-petunjuk yang diberikan oleh dosen pembimbing. Namun sebagai manusia

biasa dengan keterbatasan yang ada penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih

jauh dari sempurna. Oleh karena itu segala saran dan kritik yang bersifat membangun

dari setiap pembaca akan penulis terima demi kesempurnaan Tugas Akhir ini.

Dengan tersusunnya Tugas Akhir ini penulis tidak lupa mengucapkan terima

kasih sebanyak-banyaknya kepada semua pihak yang telah memberikan bimbingan,

dorongan, semangat, arahan serta berbagai macam bantuan baik berupa moral maupun

spiritual, terutama kepada :

1. Ibu Ir. Naniek Ratni JAR, M.Kes, selaku Dekan Fakultas Teknik Sipil dan

Perencanaan Universitas Pembangunan Nasional ” Veteran ” Jawa Timur.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2. Ibu Ir. Wahyu Kartini, MT, selaku Ketua Program Studi Teknik Sipil Universitas

Pembangunan Nasional ” Veteran ” Jawa Timur.

3. Ibu Dr. Ir. Minarni Nur Trilita, MT, selaku dosen pembimbing utama Tugas Akhir

yang telah berkenan memberikan bimbingan, waktu dan dorongan moril selama

pengerjaan Tugas Akhir sampai selesai.

4. Bapak Iwan Wahyudiyanto, ST, selaku dosen pembimbing utama Tugas Akhir yang

telah berkenan memberikan bimbingan, waktu dan dorongan moril selama

pengerjaan Tugas Akhir sampai selesai.

5. Ibu Novie Handajani, ST, MT, selaku dosen wali yang telah berkenan memberikan

dukungan dan dorongan moril selama pengerjaan Tugas Akhir sampai selesai.

6. Segenap dosen dan staff Program Studi Teknik Sipil UPN ” Veteran ” Jawa Timur.

7. Para tim penguji yang telah membantu penulis sehingga penulis dapat

menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik.

8. Bapak, ibu dan keluarga tercinta yang telah banyak memberikan dukungan lahir dan

batin, material, sipritual, dan moral sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas

Akhir ini.

9. Keluarga di Sidoarjo yang telah banyak memberikan dukungan lahir dan batin,

material, sipritual, dan moral sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.

10. Sahabat-sahabat lama di Ngawi dan semua teman-teman di Sidoarjo terima kasih

atas dorongan, semangat dan dukungan moril yang bermanfaat sehungga penulis

dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.

ii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
11. Segenap keluarga besar warga Teknik sipil UPN ” Veteran ” Jatim, angkatan 2007

(Didin ,Yayan ,Guntur ,Thomas ,Cripsi ,Reza , Iwan dan semuanya), angkatan 2008

(Mas Agung, Mas Dian), angkatan 2009 (Mas Abdi), angkatan 2006 (Mas Alif),

kakak-kakak alumni dan semua pihak yang telah membantu Tugas Akhir ini, yang

tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu. Penulis ucapkan terima kasih.

Sebagai akhir kata, penulis harapkan agar Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi

penulis pada khususnya dan para pembaca pada umumnya.

Surabaya, Mei 2011

Penyusun

iii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... i

ABSTRAK ............................................................................................................ iv

DAFTAR ISI ......................................................................................................... v

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ viii

DAFTAR TABEL ................................................................................................ ix

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1
1.2 Perumusan Masalah .................................................................... 3
1.3 Maksud dan Tujuan .................................................................... 3
1.4 Batasan Masalah ......................................................................... 4
1.5 Lokasi .......................................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Umum ......................................................................................... 7
2.2 Sistem Pengendalian Banjir ........................................................ 9
2.2.1 Normalisasi ...................................................................... 9
2.2.2 Tanggul Banjir ................................................................. 10
2.3 Curah Hujan Rata-rata ................................................................ 11
2.3.1 Cara Arithmatik Mean ..................................................... 12
2.3.2 Cara Thiessen Poligon ..................................................... 12
2.3.3 Cara Peta Isohyet ............................................................. 13
2.4 Curah Hujan Rencana ................................................................. 14
2.4.1 Distribusi Gumbel Tipe I ................................................. 16
2.4.2 Distribusi Log Pearson III ............................................... 18
2.4.3 Distribusi Normal ............................................................ 20
2.5 Uji Kesesuaian Distribusi Frekuensi ........................................... 22
2.5.1 Uji Chi-Kuadrat (Chi-Square Test) .................................. 22
2.5.2 Uji Smirnov-Kolmogorov ................................................ 24

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.6 Koefisien Pengaliran ................................................................... 26
2.7 Debit Rencana ............................................................................. 27
2.8 Analisa Kapasitas Rencana ......................................................... 30
2.9 Penampang Saluran ..................................................................... 34
2.10 Profil Aliran ................................................................................ 35
2.10.1 Metode Tahapan Langsung .............................................. 35
2.11 Program HEC-RAS ..................................................................... 38
2.11.1 Memasukkan Data Input................................................... 39
2.11.2 Simulasi Program ............................................................. 40
2.11.3 Data Output yang dihasilkan ........................................... 41

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


3.1 Pengumpulan Data ...................................................................... 43
3.1.1 Data Curah Hujan ............................................................ 43
3.1.2 Data Geografi dan Topografi ........................................... 50
3.1.3 Pengukuran Memanjang dan Melintang .......................... 50
3.1.4 Data Debit Rencana ......................................................... 50
3.2 Langkah-langkah Pengerjaan ...................................................... 50

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA DATA


4.1 Analisa Hidrologi ........................................................................ 53
4.2 Analisa Curah Hujan ................................................................... 53
4.2.1 Luas Pengaruh Poligon Thiessen ..................................... 54
4.2.2 Perhitungan Curah Hujan Rata-rata Daerah .................... 57
4.2.3 Perhitungan Analisa Frekuensi ........................................ 60
4.2.4 Perhitungan Curah Hujan Rencana .................................. 62
4.3 Uji Kesesuaian Distribusi ........................................................... 64
4.3.1 Metode Smirnov-Kolmogorov ......................................... 64
4.3.2 Metode Chi-Kuadrat ........................................................ 66
4.4 Analisa Debit Banjir Rencana ..................................................... 67
4.4.1 Penggunaan Lahan ........................................................... 69
4.4.2 Distribusi Hujan Dan Curah Hujan Efektif ...................... 73
4.5 Hidrograf Satuan Sintetik Nakayasu .......................................... 75

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
4.6 Analisa Kalibrasi Parameter ....................................................... 106
4.7 Analisa Kapasitas Penampang .................................................... 107
4.8 Analisa Muka Air Banjir ............................................................ 118
4.8.1 Profil Memanjang Sungai ................................................ 119
4.8.2 Profil Melintang Sungai ................................................... 122
4.9 Perencanaan Hidrolika ................................................................
4.10 Analisa Perencanaan Normalisasi ...............................................
4.10.1 Profil Memanjang Sungai ..............................................
4.10.2 Profil Melintang Sungai .................................................

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan .................................................................................
5.2 Saran ...........................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Lokasi Kegiatan ............................................................................ 5


Gambar 1.2 Letak Kali Bangiltak dan Kali Wrati ............................................. 6
Gambar 2.1 Unit Hidrograf Nakayasu .............................................................. 29
Gambar 2.2 Potongan Melintang dengan bermacam-macam
kekasaran manning ........................................................................ 31
Gambar 2.3 Bentuk Saluran ............................................................................... 34
Gambar 2.4 Profil Aliran Sungai dengan Bendung .......................................... 36
Gambar 2.5 Menu Bar dalam HEC-RAS ........................................................... 39
Gambar 3.1 Lokasi DAS Wrati .......................................................................... 48
Gambar 3.2 Lokasi Stasiun Hujan ..................................................................... 49
Gambar 3.3 Diagram Alur Pelaksanaan Penelitian ........................................... 52
Gambar 4.1 Poligon thiessen DAS Wrati ......................................................... 55
Gambar 4.2 Luasan Pengaruh Thiessen Poligon tiap Sub DAS Wrati .............. 68
Gambar 4.3 Tata Guna Lahan Rencana di DAS Wrati ...................................... 72
Gambar 4.4 Hidrograf Nakayasu Sub DAS I Wrati .......................................... 86
Gambar 4.5 Hidrograf Nakayasu Sub DAS II Wrati ......................................... 96
Gambar 4.6 Hidrograf Nakayasu Sub DAS III Wrati ...................................... 106
Gambar 4.7 Tampilan Windows Utama ........................................................... 108
Gambar 4.8 Tampilan Unit System ................................................................... 108
Gambar 4.9 Tampilan Pekerjaan Baru ............................................................... 109
Gambar 4.10 Tampilan Windows Skema Geometri Data Kali Wrati dan Kali
Bangiltak ........................................................................................ 110
Gambar 4.11 Tampilan Masukan Penampang Kali Bangiltak pada Sta. 169 ...... 111
Gambar 4.12 Tampilan Windows Steady Flow Data ......................................... 112
Gambar 4.13 Tampilan Windows Steady Flow Analisis ..................................... 113
Gambar 4.14 Profil Output tabel HEC-RAS ....................................................... 114
Gambar 4.15 Kapasitas penampang Sta. 135 Kali Bangiltak .............................. 115
Gambar 4.16 Kapasitas penampang Sta. 193 Kali Wrati .................................... 116
Gambar 4.17 Profil Plot Kapasitas Penampang Kali Wrati ................................ 117

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Gambar 4.18 Profil Plot Kapasitas Penampang Kali Bangiltak .......................... 118
Gambar 4.19 Profil Tampang Memanjang Kali Bangiltak
(existing untuk Q2, Q5, Q10, Q25, Q50 tahunan) ................................. 120
Gambar 4.20 Profil Tampang Memanjang Kali Wrati
(existing untuk Q2, Q5, Q10, Q25, Q50 tahunan) ................................ 121
Gambar 4.21 Potongan Melintang Hasil Analisa HEC-RAS (existing)
saat Q2, Q5, Q10, Q25, Q50 tahunan pada Stasioning 246 .................. 122
Gambar 4.22 Perencanaan Normalisasi246 ........................................................
Gambar 4.23 Potongan Memanjang Hasil Analisa HEC-RAS (rencana)
Kali Bangiltak ...............................................................................
Gambar 4.24 Potongan Memanjang Hasil Analisa HEC-RAS (rencana)
Kali Wrati ......................................................................................
Gambar 4.25 Potongan Melintang Stasioning 165 Saat Kondisi Existing
Dan Rencana Kali Bangiltak ..........................................................
Gambar 4.26 Potongan Melintang Stasioning 104 Saat Kondisi Existing
Dan Rencana Kali Bangiltak2 ........................................................
Gambar 4.27 Potongan Melintang Stasioning 246 Saat Kondisi Existing
Dan Rencana Kali Wrati ................................................................

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tinggi dan Lebar Keamanan Tanggul .............................................. 11


Tabel 2.2 Persyaratan Pemilihan Distribusi Frekuensi ...................................... 16
Tabel 2.3 Nilai K Distribusi Log Pearson Tipe III ............................................ 19
Tabel 2.4 Harga untuk Chi-Kuadrat ................................................................. 24
Tabel 2.5 Nilai Delta Kritis (dcr) untuk Uji Smirnov-Kolmogorov .................. 26
Tabel 2.6 Koefisien Pengaliran ......................................................................... 26
Tabel 2.7 Nilai Koefisien Kekasaran Manning (n) ............................................ 32
Tabel 4.1 Luas Pengaruh Poligon ..................................................................... 32
Tabel 4.2 Perhitungan Curah Hujan HarianMaksimum Rata-rata pada
DAS Wrati ......................................................................................... 59
Tabel 4.3 Perhitungan Analisa Frekuensi Curah Hujan pada DAS Wrati ......... 60
Tabel 4.4 Perhitungan Distribusi Log Pearson Tipe III DAS Wrati ................. 62
Tabel 4.5 Perhitungan Curah Hujan DAS Wrati untuk beberapa periode ......... 63
Tabel 4.6 Perhitungan Dmax pada Uji Smirnov-Kolmogorov ......................... 64
Tabel 4.7 Uji Chi-Square DAS Wrati ................................................................ 66
Tabel 4.8 Batas Kelas Uji Chi-Square DAS Wrati ........................................... 67
Tabel 4.9 Luasan Pengaruh Thiesen Poligon DAS Wrati ................................. 69
Tabel 4.10 Nilai Koefisien Pengaliran gabungan Berdasarkan Tata Guna Lahan
Existing .............................................................................................. 71
Tabel 4.11 Perhitungan Nisbah Hujan Jam-jaman ............................................. 73
Tabel 4.12 Perhitungan Curah Hujan Efektif dan Distribusi Hujan
Sub DAS I Wrati ................................................................................ 75
Tabel 4.13 Perhitungan Curah Hujan Efektif dan Distribusi Hujan
Sub DAS II Wrati ............................................................................. 75
Tabel 4.14 Perhitungan Curah Hujan Efektif dan Distribusi Hujan
Sub DAS III Wrati ............................................................................. 75
Tabel 4.15 Waktu Lengkung hidrograf nakayasu Sub DAS I Wrati Kondisi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Eksisting ............................................................................................ 78
Tabel 4.16 Unit Hidrograf Satuan Sintetik Nakayasu Sub DAS I Wrati ............. 79
Tabel 4.17 Hidrograf Banjir Q2 Sub DAS I Wrati ............................................... 80
Tabel 4.18 Hidrograf Banjir Q5 Sub DAS I Wrati .............................................. 81
Tabel 4.19 Hidrograf Banjir Q10 Sub DAS I Wrati ............................................. 82
Tabel 4.20 Hidrograf Banjir Q25 Sub DAS I Wrati ............................................ 83
Tabel 4.21 Hidrograf Banjir Q50 Sub DAS I Wrati ............................................. 84
Tabel 4.22 Hidrograf Banjir Sub DAS I Wrati .................................................... 85
Tabel 4.23 Waktu Lengkung hidrograf nakayasu Sub DAS II Wrati Kondisi
Eksisting ............................................................................................ 88
Tabel 4.24 Unit Hidrograf Satuan Sintetik Nakayasu Sub DAS II Wrati ........... 89
Tabel 4.25 Hidrograf Banjir Q2 Sub DAS II Wrati ............................................. 90
Tabel 4.26 Hidrograf Banjir Q5 Sub DAS II Wrati ............................................ 91
Tabel 4.27 Hidrograf Banjir Q10 Sub DAS II Wrati ............................................ 92
Tabel 4.28 Hidrograf Banjir Q25 Sub DAS II Wrati ........................................... 93
Tabel 4.29 Hidrograf Banjir Q50 Sub DAS II Wrati ............................................ 94
Tabel 4.30 Hidrograf Banjir Sub DAS II Wrati ................................................... 95
Tabel 4.31 Waktu Lengkung hidrograf nakayasu Sub DAS III Wrati Kondisi
Eksisting ............................................................................................ 98
Tabel 4.32 Unit Hidrograf Satuan Sintetik Nakayasu Sub DAS III Wrati .......... 99
Tabel 4.33 Hidrograf Banjir Q2 Sub DAS III Wrati ............................................ 100
Tabel 4.34 Hidrograf Banjir Q5 Sub DAS III Wrati ........................................... 101
Tabel 4.35 Hidrograf Banjir Q10 Sub DAS III Wrati ........................................... 102
Tabel 4.36 Hidrograf Banjir Q25 Sub DAS III Wrati .......................................... 103
Tabel 4.37 Hidrograf Banjir Q50 Sub DAS III Wrati ........................................... 104
Tabel 4.38 Hidrograf Banjir Sub DAS III Wrati ................................................. 105
Tabel 4.39 Uji Kalibrasi Parameter Manning Metode Root MSE ....................... 107
Tabel 4.40 Input Debit Banjir pada HEC-RAS ................................................... 120

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
PERENCANAAN PENGENDALIAN BANJIR
KALI BANGILTAK DAN KALI WRATI
DI KABUPATEN PASURUAN DENGAN NORMALISASI

Oleh :

MIRAWATI SEPTYANINGSIH
NPM. 0753010037

ABSTRAK

Hampir setiap tahun dimusim penghujan terjadi banjir pada Kali Bangiltak dan Kali
Wrati yang disertai gerusan tebing dan putusnya tanggul dibeberapa tempat yang
mengakibatkan timbulnya genangan banjir di beberapa tempat di wilayah Kabupaten
Pasuruan yang mengganggu kegiatan perekonomian di daerah tersebut. Hal ini
melatar belakangi perlunya dilakukan perencanaan pengendalian banjir pada kali
tersebut, dengan tujuan untuk meminimalisasi kerugian akibat banjir. Metode analisis
yang di pakai adalah metode analisis perhitungan hidrologi dan hidrolika. Dengan
bantuan program HEC-RAS 4.0, besar kemampuan penampang sungai pada kondisi
eksisting dapat diketahui. Pada Kali Wrati mampu menampung ± 5,5 m³/dt, Kali
Bangiltak ± 20 m³/dt dan pada Kali Bangiltak 2 sebesar ± 25,85 m³/dt.Setelah
dilakukan analisa hidrologi dan hidrolika dengan bantuan program HEC-RAS 4.0
terbukti bahwa Kali Bangiltak dan Kali Wrati secara teknis penampang pada kondisi
eksisting tidak mampu menampung luapan air yang terjadi, sehingga perlu dilakukan
perbaikan terhadap Kali Bangiltak dan Kali Wrati.Dari hasil analisa dengan
menggunakan program HEC-RAS 4.0 didesain dengan menggunakan banjir kala
ulang 10 tahun didapat bahwa cara normalisasi dimensi saluran Kali Bangiltak dan
Kali Wrati dengan menggunakan double trap, perencanaan untuk Kali Wrati
direncanakan Q = 100,24 m3/dt, V = 1,52 m/dt, b = 32 m, h = 1,84 m, I = 0,00098,
z = 1:0,5, n = 0,03; Kali Wrati2 direncanakan Q = 190,972 m3/dt, V = 1,39 m/dt,
b = 35 m, h = 3,31 m, I = 0,00038, z = 1: 0,5, n = 0,03; Kali Wrati3 direncanakan
Q = 193,472 m3/dt, V = 1,17 m/dt, b = 40 m, h = 3,51 m, I = 0,00025, z = 1: 0,5,
n = 0,03; Kali Bangiltak direncanakanQ = 390 m3/dt, v = 1,22 m/dt, b = 90 m,
I = 0,00028, h = 3,31 m, z = 1: 0,5, n = 0,03; Kali Bangiltak2 direncanakan
Q = 583,472 m3/dt, V = 1,40 m/dt, b = 95 m, h = 4,06 m, I = 0,00028, z = 1: 0,5,
n = 0,03.

Kata kunci : banjir, normalisasi, program HEC-RAS 4.0

ii 

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hampir setiap tahun dimusim penghujan terjadi banjir pada Kali Bangiltak

dan Kali Wrati yang disertai gerusan tebing dan putusnya tanggul dibeberapa tempat

yang mengakibatkan timbulnya genangan banjir di beberapa tempat di wilayah

Kabupaten Pasuruan yang mengganggu kegiatan perekonomian di daerah tersebut.

Kali Bangiltak memiliki panjang 11,1 km dimulai dari pelimpah Kali Porong

yang berada di Desa Kedungcangkring Kecamatan Jabon Kabupaten Sidoarjo dan

bermuara di Kali Kedunglarangan di Desa Kalianyar Kecamatan Bangil Kabupaten

Pasuruan. Kondisi Kali Bangiltak mengalami pendangkalan dan tidak ada limpasan

air dari Kali Porong. Di atas pelimpah terdapat pintu yang selalu tertutup, di bagian

depannya dibendung dengan urugan sirtu untuk menjaga agar bocoran air dari pintu

air tidak mengalir ke arah hilir karena alur Kali Bangiltak telah berubah fungsi baik

untuk bangunan (permukiman dan fasilitas umum), jalan, lapangan, areal pertanian

(sawah dan ladang) dan juga perikanan (kolam ikan).

Di Desa Tambaan Kecamatan Bangil Kabupaten Pasuruan, Kali Bangiltak

bertemu dengan Kali Wrati (sekarang disebut Kali Wrati Baru) dan bergabung

hingga Kali Kedunglarangan, alur ini merupakan alur asli Kali Bangiltak namun

sudah mengalami penyempitan, sedang alur asli Kali Wrati (disebut Kali Wrati

Lama) tidak difungsikan sehingga terjadi sedimentasi dan penyempitan karena

terdesak oleh bangunan permukiman penduduk.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2

Dengan adanya banjir rutin di Kali Wrati maka Kali Bangiltak dapat

dimanfaatkan sebagai tampungan sementara (long storage) dengan terlebih dulu

melakukan pengerukan. Namun dengan adanya antisipasi banjir dari Kali Porong

akibat pendangkalan lumpur Lapindo, maka Kali Bangiltak difungsikan sebagai

floodway Kali Porong.

Saat dilakukan normalisasi, maka akan terjadi permasalahan sosial di Kali

Bangiltak, karena daerah bantaran sungai bahkan badan sungai telah banyak

dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai lahan pertanian, perikanan maupun sebagai

tempat tinggal dan fasilitas umum.

Letak geografis sungai Kali Wrati berada pada 113,80º BT dan 07º20’ LS.

Panjang Kali Wrati adalah 11 km yang diukur dari hulu yaitu di Kecamatan Gempol

sampai muara Kali Kedunglarangan dan mempunyai luas DAS 78,70 Km2. Daerah

aliran Kali Wrati di sebelah utara dibatasi oleh daerah aliran Kali Porong, di sebelah

timur dibatasi oleh Selat Madura, disebelah selatan dibatasi daerah aliran Kali

Kedunglarangan. Pada DAS Kali Wrati terdapat 12 stasiun pengamat Hujan yaitu

Stasiun Gempol, Stasiun Winong, Stasiun Kedung Cangkring, Stasiun Banyu Legi,

Stasiun Kepulungan, Stasiun Bareng, Stasiun Randupitu, Stasiun Tanggul, Stasiun

Jawi, Stasiun Kasri, Stasiun Bangil, Stasiun Bekacak.

Kali Wrati selain berfungsi sebagai saluran banjir juga berfungsi sebagai

sumber air baku untuk irigasi dan tambak. Dengan demikian terdapat bangunan-

bangunan fasilitas terkait dengan pengambilan air irigasi/air baku dan pembuangan

air drainase, seperti bendung gerak (skot balok) dan juga terdapat bangunan silang

seperti jembatan. Potensi air Kali Wrati cukup bagus karena areal sawah pada saat

musim kemarau mendapat air irigasi, namun sayangnya saat musim hujan areal

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
3

sawah terendam banjir. Bila masalah banjir ini bisa diatasi maka pola tanam di Kali

Wrati bisa 3 (tiga) kali dalam setahun sehingga dapat meningkatkan taraf

masyarakat.

Permasalahan Kali Wrati lainnya adalah masuknya air banjir dari Kali

Kedunglarangan yang mengakibatkan pendangkalan alur sungai dan rusaknya tebing

sungai serta berakibat makin parahnya banjir (adanya peningkatan tinggi, luas dan

lama genangan). Daerah permukiman di Kali Wrati juga telah padat terutama di

daerah Kalianyar, bahkan kondisi permukiman ini mendesak badan sungai hal ini

telah terbukti dengan semakin menyempitnya Kali Wrati lama yang dulu lebarnya 30

meter sekarang hanya tinggal 5 s/d 10 meter.

1.2 Perumusan Masalah

Permasalahan yang terjadi pada daerah Kali Bangiltak dan Kali Wrati secara

garis besar dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Berapa besar kemampuan penampang Kali Bangiltak dan Kali Wrati

pada kondisi eksisting ?

2. Bagaimana kondisi muka air banjir yang mengalir di Kali Bangiltak dan

Kali Wrati dengan bantuan program HEC.RAS 4.0 ?

3. Berapa dimensi normalisasi pada saat mengalirnya debit banjir ?

1.3 Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan dari studi ini adalah :

1. Dapat mengetahui besar kemampuan penampang Kali Bangiltak dan

Kali Wrati pada kondisi eksisting.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
4

2. Untuk mengetahui kondisi muka air banjir yang mengalir di Kali

Bangiltak dan Kali Wrati dengan bantuan program HEC.RAS 4.0.

3. Untuk mengetahui dimensi normalisasi pada saat mengalirnya debit

banjir.

1.4 Batasan Masalah

Dengan adanya permasalahan diatas, maka ruang lingkup pembahasan dalam

studi ini meliputi :

1. Mempergunakan data curah hujan mulai tahun 1989 sampai tahun

2008 (20 tahun).

2. Tidak membahas mengenai teknik pelaksanaan.

3. Tidak membahas ekonomi teknik.

4. Tidak dilakukan analisa mengenai dampak lingkungan.

5. Pada DAS Kali Wrati terdapat 12 stasiun pegamat hujan yaitu Stasiun

Gempol, Stasiun Winong, Stasiun Kedung Cangkring, Stasiun Banyu

Legi, Stasiun Kepulungan, Stasiun Bareng, Stasiun Randupitu, Stasiun

Tanggul, Stasiun Jawi, Stasiun Kasri, Stasiun Bangil, Stasiun Bekacak.

1.5 Lokasi

Lokasinya adalah Kali Bangiltak dan Kali Wrati yang sebagian besar

wilayahnya berada di Kabupaten Pasuruan dan sebagian kecil Kabupaten Sidoarjo.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
5

Gambar 1.1. Lokasi kegiatan

LOKASI STUDI

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
6

Kali Porong

Lapindo

Lokasi Studi

Daerah banjir

Gambar 1.2 Letak Kali Bangiltak dan Kali Wrati


(Sumber : PT. Cipta Surya Wahana . 2009)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Umum

Sungai adalah suatu sistem aliran yang dibentuk oleh alam untuk mengalirkan

air. Sungai sebagai salah satu sumber air yang potensial. Ada dua aspek peran sungai

bagi manusia, yaitu aspek pemanfaatan sebagai salah satu sumber air tawar yang

besar dan lebih mudah dikelola, serta aspek pengendalian karena sungai dapat

merugikan baik harta maupun jiwa karena kerusakan-kerusakan yang

ditimbulkannya. Karakteristik sungai merupakan hasil interaksi antara aliran air

(debit), angkutan sedimen, yang keduanya dipengaruhi proses alam serta campur

tangan manusia di Daerah Aliran Sungai (DAS) dan di sepanjang sungai.

Karakteristik sungai dipengaruhi oleh kondisi DAS-nya :

a. Topografi, yang membentuk luas DAS, tipe DAS, trase sungai dan kemiringan

dasar sungai.

b. Iklim, hidrologi dan hidrogeologi, menentukan ketersediaan air atau debit dalam

sungai, fluktuasi debit sepanjang tahun.

c. Tanah dan geologi, mempengaruhi geometri sungai, dan trase sungai serta tipe

sungai. Geometri sungai relatif tetap pada sungai-sungai yang mengalir didataran

cadas (rock), sedang yang di dataran aluvial mudah berubah, karena proses

penggerusan dan pengendapan. Tanah permukaan medan merupakan salah satu

sumber sedimen sungai.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
8

d. Tataguna lahan, yang menentukan koefisien pengaliran (C), berperan pada

ketersediaan air tanah dan limpasan air permukaan.

Sungai/laut atau aliran air yang menyediakan kemudahan hidup bagi

masyarakat disekitarnya itu juga bisa menjadikan masyarakat tadi menghadapi risiko

bencana tahunan akibat banjir. Banjir dapat terjadi akibat naiknya permukaan air

lantaran curah hujan yang diatas normal, perubahan suhu, tanggul/bendungan yang

bobol, pencairan salju yang cepat, terhambatnya aliran air di tempat lain.

Banjir luapan sungai terjadi setelah proses yang cukup lama, meskipun proses

itu bisa jadi lolos dari pengamatan sehingga datangnya banjir terasa mendadak dan

mengejutkan. Selain itu banjir luapan sungai kebanyakan bersifat musiman atau

tahunan dan bisa berlangsung selama berhari-hari atau berminggu-minggu tanpa

berhenti. Penyebabnya adalah hutan gundul, kelongsoran daerah-daerah yang

biasanya mampu menahan kelebihan air, ataupun perubahan suhu/musim, atau

terkadang akibat kedua hal itu sekaligus. Banjir terjadi sepanjang sistem sungai dan

anak-anak sungainya, mampu membanjiri wilayah luas dan mendorong peluapan air

di dataran rendah, sehingga banjir yang meluap dari sungai-sungai selain induk

sungai biasa disebut ‘banjir kiriman’. Besarnya banjir tergantung kepada beberapa

faktor, di antaranya kondisi-kondisi tanah (kelembaban tanah, vegetasi, perubahan

suhu/musim, keadaan permukaan tanah yang tertutup rapat oleh bangunan dan

hilangnya kawasan-kawasan tangkapan air/alih fungsi lahan (Asdak, 2004).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
9

2.2 Sistem Pengendalian Banjir

2.2.1 Normalisasi

Sistem pengendalian banjir dengan melakukan normalisasi alur atau

memperbesar kapasitas pengaliran sungai yang bertujuan untuk mempercepat aliran

banjir dan memperendah elevasi muka air banjir agar daerah sekitar sungai dari

bahaya banjir.

Normalisasi atau memperbesar kapasitas tampung Kali Bangiltak dan Kali

Wrati perlu dipertimbangkan mengingat kondisi sungai tersebut memiliki

penampang sungai yang menyempit. Akibat kondisi sungai tersebut maka air tidak

dapat dilewatkan dengan cepat dan aman, karena daya tampung sungai kecil.

Sehingga sungai tidak mampu menampung seluruh debit banjir dan menyebabkan

aliran Kali Bangiltak dan Kali Wrati meluap dan melimpas ke daerah kanan kiri

sungai dan menimbulkan genangan banjir didaerah tersebut.

Peningkatan kapasitas pengaliran sungai dengan cara :

a. Memperkecil Koefisien Kekasaran Sungai

Untuk memperkecil koefisien kekasaran sungai dapat dilakukan

dengan membersihkan tebing dan bantaran dari semak-semak dan pepohonan

yang ditanam penduduk disepanjang sungai serta melarang penduduk untuk

tidak bertempat tinggal didaerah bantaran sungai.

b. Memperbesar Luas Panampang Sungai

Untuk memperbesar luas panampang sungai dapat melakukan dengan

berbagai cara, antara lain :

 Memperdalam alur sungai (pengerukan dasar sungai)

 Memperlebar alur sungai

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
10

 Memperendah elevasi bantaran

 Mempelebar bantaran sungai (menggeser tanggul)

2.2.2 Tanggul Banjir

Tanggul dibuat untuk menambah kapasitas penampang sungai, langsung di

tepi sungai atau dengan memanfaatkan bantaran banjir. Perencanan konstruksi

tanggul meliputi perencanaan tinggi tanggul, tubuh tanggul, talud dan alignment

tanggul. Tanggul merupakan salah satu bangunan pengendalian banjir untuk

mengamankan bahaya limpasan dan luapan air banjir ke daratan yang lebih rendah

yang menimbulkan kerugian besar. Tanggul banjir ini dibuat untuk membatasi aliran

air banjir yang melimpas kedaerah pemukiman maupun persawahan. Dengan adanya

tanggul tersebut maka air banjir yang semula melimpas dan menggenangi daratan

yang rendah disisi kanan dan kiri sungai dapat diatasi, sehingga aliran banjir menjadi

terpusat pada suatu alur sungai yang mengakibatkan elevasi muka air sungai tersebut

menjadi lebih tinggi dari semula.

Dengan adanya kemajuan teknologi pembuatan tanggul harus ekonomis dan

memenuhi persyaratan-persyaratan tertentu, tujuan pembuatan tanggul dapat

dipenuhi tanggul yang kuat atau menyakinkan mutunya akan memberikan

ketenangan dan ketentraman pada masyarakat yang bertempat tinggal di daerah

sekitarnya. Pembuatan tanggul berarti merubah pola aliran dan angkutan sedimen

pada bagian sungai yang bersangkutan. Muka air bertambah tinggi dan kecepatan

aliran bertambah. Sedimen layang yang semula diendapkan secara luas di daerah

genangan, dengan adanya tanggul akan mengendap bantaran sungai yang ada dan

selebihnya akan terangkut ke hilir. Demikian pula keberadaan tanggul akan

mempengaruhi pematusan daerah sekitarnya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
11

Sebagaimana halnya dengan bangunan pengendali banjir lainnya,

perencanaan tinggi tanggul harus berdasarkan 3 pertimbangan, yaitu :

- Pertimbangan teknis yang menyangkut stabilitas bangunan

- Pertimbangan ekonomis, yaitu membuat konstruksi yang murah namun

memenuhi syarat stabilitas dan manfaat.

- Pertimbangan sosial, yaitu dengan adanya bangunan ini, bencana banjir dapat

dihindarkan, tercapainya suasana aman, lingkungan yang bersih, kegiatan sosial,

ekonomi dan budaya tidak terhambat.

Tinggi tanggul ditetapkan berdasarkan debit rencana yang dipilih berdasarkan

pertimbangan karakteristik daerah yang diamankan (perkotaan, pemukiman penting,

daerah pertanian dsb), kondisi sosial ekonomi daerah dsb. Tinggi keamanan

ditentukan berdasar debit rencana.

Tabel 2.1. Tinggi dan Lebar Keamanan Tanggul


Debit Rencana Tinggi Jagaan Lebar Mercu
( m³/dt ) (m) (m)
Q ≤ 200 0,6 <3
200 ≤ Q ≤ 500 0,8 3
500 ≤ Q ≤ 2000 1,0 4
2000 ≤ Q ≤ 5000 1,2 5
5000 ≤ Q ≤ 10000 1,5 6
Q ≥ 10000 2,0 8
Sumber : Anggahini, 1997

2.3 Curah Hujan Rata-Rata

Curah hujan yang diperlukan untuk rancangan pengendalian banjir adalah

curah hujan rata-rata di seluruh daerah yang bersangkutan, bukan curah hujan pada

satu titik tertentu, curah hujan ini disebut juga sebagai curah hujan wilayah dan

dinyatakan dalam mm. Untuk mendapatkan gambaran mengenai distribusi curah

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
12

hujan di seluruh daerah aliran sungai, maka dipilih beberapa stasiun yang tersebar di

seluruh DAS. Stasiun terpilih adalah stasiun yang berada dalam cakupan areal DAS

dan memiliki data pengukuran iklim secara lengkap. Untuk keperluan pengolahan

data curah hujan menjadi data debit diperlukan data curah hujan bulanan, sedangkan

untuk mendapatkan debit banjir rancangan diperlukan analisis data dari curah hujan

harian maksimum. Beberapa cara yang dapat dipakai untuk menentukan curah hujan

rata- rata adalah sebagai berikut :

2.3.1 Cara Arithmetik Mean

Pada cara arithmetik dianggap bahwa data curah hujan dari suatu tempat

pengamatan dapat dipakai untuk daerah pengaliran di sekitar tempat itu dengan

merata-rata langsung stasiun penakar hujan yang digunakan. Cara arithmetik dipakai

pada daerah yang datar dan banyak stasiun penakar hujannya, dimana daearah

hujannya seragam (unifrom). Perhitungannya sebagai berikut (Ir. C.D.

Soemarto,1986) :

1
R = (R1 + R2 + ..... + Rn ) ..........................................................................(2.1)
n

dengan,

R = Curah hujan daerah rata-rata (mm)

R1, R2, ..., Rn = Curah hujan ditiap titik pos Curah hujan

n = Jumlah pos curah hujan

2.3.2 Cara Thiessen Poligon

Pada cara Poligon Thiessen dianggap bahwa data curah hujan dari suatu

tempat pengamatan dapat dipakai untuk daerah pengaliran di sekitar tempat itu. Cara

ini digunakan apabila titik-titik pengamatan didalam daerah tersebut tidak menyebar

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
13

merata, maka dilakukan dengan memperhitungkan daerah pengaruh pada tiap titik

pengamatan dengan curah hujan rata-rata daerah pengaliran di dataran yang

kondisinya tidak sama. Cara perhitungan dengan membuat poligon yang memotong

tegak lurus pada tengah-tengah garis penghubung dua stasiun hujan. Dengan

demikian tiap stasiun penakar Rn akan terletak pada suatu wilayah poligon tertutup

An. Perbandingan luas poligon untuk setiap stasiun yang besarnya An /A. Thiessen

Poligon memberi rumusan sebagai berikut (Ir. C.D. Soemarto,1986) :

A1 R1 + A2 R2 + ......... + An Rn
R= ...........………………………....(2.2)
A1 + A2 + ......... + An

A1 R1 + A2 R 2 + ......... + An R n
R= ……………………………....(2.3)
A

R = W1 R1 + W2 R2 + .........+ Wn Rn …………………………..........(2.4)

dengan,

R = Curah hujan daerah rata-rata (mm)

R1, R2, ..., Rn = Curah hujan ditiap titik pos Curah hujan

A1, A2, ..., An = Luas daerah Thiessen yang mewakili titik pos curah hujan

A = Luas total daerah Thiessen, A = A1 + A2 + ...... + An

n = Jumlah pos curah hujan

A1 A2 An
W 1 ,W 2 ,. .. . .W n = , , .. . .. .
A A A

2.3.3 Cara Peta Isohyet

Cara isohyet menggunakan peta dengan garis-garis yang menghubungkan

tempat-tempat dengan curah hujan yang sama, dimana sebagai garis-garis yang

membagi daerah aliran sungai menjadi daerah-daerah yang luasnya dipakai sebagai

faktor koreksi dalam perhitungannya. Besar curah hujan rata-rata bagi daerah

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
14

seluruhnya didapat dengan mengalikan curah hujan rata-rata diantara kontur-kontur

dengan luas daerah antara kedua kontur, dijumlahkan dan kemudian dibagi luas

seluruh daerah. Curah hujan rata-rata di antara kontur biasanya diambil setengah

harga dari kontur. Persamaan yang dipakai (Ir. C.D. Soemarto,1986) :

 R + R2   R + R3   R + Rn+1 
A1  1  + A2  2  + ......... + An  n 
R= 
2   2   2  ………..….(2.5)
Atotal

dengan,

R = Curah hujan daerah rata-rata (mm)

R1, R2, ..., Rn = Curah hujan ditiap titik pos Curah hujan

A1, A2, ..., An = Luas daerah Thiessen yang mewakili titik pos curah hujan

Atotal = Luas total daerah Thiessen, A = A1 + A2 + ...... + An

n = Jumlah pos curah hujan

2.4 Curah Hujan Rencana

Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, untuk daerah yang tidak memiliki data

debit (banjir maksimum tahunan) maka debit banjir rencananya dihitung dengan

metode curah hujan – limpasan (rainfall – runoff). Perhitungannya dimulai dari curah

hujan rencana yang dikonversi menjadi curah hujan jam-jaman kemudian dikali

karakteristik daerah aliran sungainya yang dikenal dengan nama hidrograf satuan

atau hidrograf satuan sintetis. Sedangkan curah hujan rencana yang dalam hal ini

adalah curah hujan harian diperoleh dari data curah hujan harian maksimum tahunan

diolah dengan metode analisis frekuensi. Analisis frekuensi data curah hujan rencana

dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa distribusi probabilitas yang banyak

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
15

digunakan dalam Hidrologi, yaitu : Distribusi Gumbel Tipe I, Distribusi Log Pearson

III, dan Distribusi Normal.

Untuk masing-masing jenis distribusi diatas yang sesuai dalam perhitungan

curah hujan didasarkan pada cirri khas dan nilai-nilai koefisien yang didapat dari

parameter statistik ( Soewarno, 1995 )

1. Koefisien Variasi ( Cv )

Cv = Sx
X

( X  X )2
( n  1)
SX =

2. Koefisien Ketajaman ( Ck )



( X i. X )4
Ck = 4
n .S X
dengan,

n = Jumlah data

Xi = Data hujan ( mm )

X = Data Hujan Rata-rata

SX = Simpangan baku

3. Koefisien Simetris ( Cs )

n . ( X i . X ) 3

( n  1 )( n  2 ). S X
Cs =
3

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
16

dengan,

n = Jumlah data

Xi = Data hujan ( mm )

X = Data Hujan Rata-rata

SX = Simpangan baku

Persyaratan pemakaian distribusi tersebut didasarkan pada nilai Koefisien

Skewness dan Koefisien Kurtosis, seperti persyaratan yang tercantum pada Tabel

2.2.

Tabel 2.2. Persyaratan Pemilihan Distribusi Frekuensi


Parameter Data Statistik
Distribusi
Koefisien Skewness Koefisien Kurtosis
Frekwensi
(Cs) (Ck)

Gumbel 1.14 5.4

Distribusi Normal -0.015 ≤ Cs ≤ 0.05 2.7 ≤ Ck ≤ 3.3

Log Pearson type III Bebas* 1.5 Cs2 + 3

Sumber : Hidrologi Sri Harto BR ; Hidrologi Jilid 1 Soewarno

*) Bila tidak ada yang mendekati parameter Gumbel dan Distribusi Normal,
Tersedia Tabel -3 ≤ Cs ≤ 3

2.4.1 Distribusi Gumbel Tipe I

Persamaan PDF dari Distribusi Gumbel Tipe I sebagai berikut

(Soewarno,1995) :
− α ( x− β )
− α ( x− β )− e
p ( x )= α e .............................................................(2.6)

sedangkan persamaan CDF adalah :


− α ( x− β )
p ( x )= e− e ...............................................................................(2.7)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
17

Distribusi ini mempunyai 2 parameter, yaitu :

α = Parameter konsentrasi

β = Ukuran gejala pusat

Karakteristik dari distribusi ini adalah :

Koefisien skewness = 1,139

Koefisien Kurtosis = 5,4

Parameter distribusi diperoleh dengan menggunakan metode momen,

hasilnya adalah :

1, 2825
α=
σ
..........................................................(2.8)

β = μ − 0, 45 σ .....................................................(2.9)

Faktor frekuensi K untuk distribusi Gumbel Tipe I adalah :

(YT− Y n)
K=
Sn
...........................................(2.10)

 T 1
YT = ln ( ln   ..........................................(2.11)
 T 

dengan,

YT = Reduced variabel Y

T = Periode ulang (tahun)

Yn = Nilai rata-rata dari reduced variabel Y, merupakan fungsi dari

jumlah data n

Sn = Simpangan baku dari reduced variabel Y, merupakan fungsi dari

jumlah data n

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
18

2.4.2 Distribusi Log Pearson III

Distribusi Log Pearson Type III banyak digunakan dalam analisa Hidrologi

terutama analisis data maksimum dan minimum dengan nilai ekstrim. Bentuk

distribusi Log Pearson Type III ini dapat menggantikan varian menjadi nilai

logaritma. Untuk menganalisa frekuensi curah hujan dengan metode Log Pearson

Type III adalah berikut (Ir. C.D. Soemarto,1986) :



Log XT = Log X + K . S log x …………………………………..(2.12)

dengan,

XT = Curah dengan kala ulang T tahun ( mm )



Log X = Harga Rata-rata

S log x = Standart deviasi

K = Koefisien yang harganya tergantung pada nilai koefisien

Kepencengan (Cs) dan return periode (T)

Urutan perhitungan adalah sebagai berikut :



a. Mencari harga Log X
n


log X
i1
Log X
n
…………………..…………………………...(2.13)

b. Mencari harga Standart Deviasi

 X  log
n 2


(log X )
i1

( n  1)
S log x
. …………………(2.14)

c. Mencari harga kepencengan (Cs)

n  (log X  log X )
n 3

Cs  i 1

( n  1 )( n  2 ) S log
3
…………………………..(2.1
x

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
19

Tabel 2.3 Nilai K Distribusi Log Pearson type III


Periode Ulang ( Tahun )
2 5 10 25 50 100 200 1000
Cs
Peluang ( % )
50 20 10 4 2 1 0.5 0.1
3.0 -0.396 0.420 1.180 2.278 3.152 4.051 4.970 7.250
2.5 -0.360 0.518 1.250 2.262 3.048 3.845 4.652 6.600
2.2 -0.330 0.574 1.284 2.240 2.970 3.705 4.444 6.200
2.0 -0.307 0.609 1.302 2.219 2.912 3.605 4.298 5.910
1.8 -0.282 0.643 1.318 2.193 2.848 3.499 4.147 5.660
1.6 -0.254 0.675 1.329 2.163 2.780 3.388 3.990 5.390
1.4 -0.255 0.705 1.337 2.128 2.706 3.271 3.828 5.110
1.2 -0.195 0.732 1.340 2.087 2.626 3.149 3.661 4.820
1.0 -0.164 0.758 1.340 2.043 2.542 3.022 3.489 4.540
0.9 -0.148 0.769 1.339 2.018 2.498 2.957 3.401 4.395
0.8 -0.132 0.780 1.336 1.998 2.453 2.891 3.312 4.250
0.7 -0.116 0.790 1.333 1.967 2.407 2.824 3.223 4.105
0.6 -0.099 0.800 1.328 1.939 2.359 2.755 3.132 3.960
0.5 -0.083 0.808 1.323 1.910 2.311 2.686 3.041 3.815
0.4 -0.066 0.816 1.317 1.880 2.261 2.615 2.949 3.670
0.3 -0.050 0.824 1.309 1.849 2.211 2.544 2.856 3.525
0.2 -0.033 0.830 1.301 1.818 2.159 2.472 2.763 3.380
0.1 -0.017 0.836 1.292 1.785 2.107 2.400 2.670 3.235
0.0 0.000 0.842 1.282 1.751 2.054 2.326 2.576 3.090
-0.1 0.017 0.836 1.270 1.716 2.000 2.252 2.482 2.950
-0.2 0.033 0.850 1.258 1.680 1.945 2.178 2.388 2.810
-0.3 0.050 0.853 1.245 1.643 1.890 2.104 2.294 2.675
-0.4 0.066 0.855 1.231 1.606 1.834 2.029 2.294 2.675
-0.5 0.083 0.856 1.216 1.567 1.777 1.955 2.201 2.540
-0.6 0.099 0.857 1.200 1.528 1.720 1.880 2.016 2.275
-0.7 0.166 0.857 1.183 1.488 1.663 1.806 1.926 2.150
-0.8 0.132 0.856 1.166 1.448 1.606 1.733 1.837 2.035
-0.9 0.148 0.854 1.147 1.407 1.549 1.660 1.749 1.910
-1.0 0.164 0.852 1.128 1.366 1.492 1.588 1.664 1.800
-1.2 0.195 0.844 1.086 1.282 1.379 1.449 1.501 1.625
-1.4 0.225 0.832 1.041 1.198 1.270 1.318 1.351 1.465
-1.6 0.254 0.817 0.994 1.116 1.166 1.197 1.216 1.280
-1.8 0.282 0.799 0.945 1.035 1.069 1.087 1.097 1.130
-2.0 0.307 0.777 0.895 0.959 0.980 0.990 0.995 1.000
-2.2 0.330 0.752 0.844 0.888 0.900 0.905 0.907 0.910
-2.5 0.360 0.711 0.771 0.793 0.798 0.799 0.800 0.802
-3.0 0.396 0.636 0.660 0.666 0.666 0.667 0.667 0.67
Sumber : CD. Soemarto, 1987

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
20

2.4.3 Distribusi Normal

Distribusi normal banyak digunakan dalam analisa, distribusi normal atau

kurva normal disebut pula distribusi Gauss.Persamaan Fungsi Kerapatan Probabilitas

(Probability Density Function, PDF) Normal dari variable acak kontinyu X dapat

ditulis sebagai berikut (Dr. Ir. Suripin, 2003):


x - μ
2

p(x) =
1
e 2σ 2 ..................................................................(2.16)
σ 2π

Dimana  dan  adalah parameter dari Distribusi Normal. Secara umum,

parameter distribusi dapat ditentukan dengan 4 metode, yaitu:

a) Metoda Momen (method of moments)

b) Metoda Maximum Likelihood

c) Metoda Kuadrat Terkecil (least squares)

d) Metoda Grafis

Yang banyak digunakan adalah metoda momen dan maximum likelihood.

Dari analisis penentuan paramater Distribusi Normal, diperoleh nilai  adalah nilai

rata-rata dan  adalah nilai simpangan baku dari populasi, yang masing-masing dapat

didekati dengan nilai-nilai dari sample data.

x-μ
Dengan subtitusi t = , akan diperoleh Distribusi Normal Standar dengan
σ

 = 0 dan  = 1. Persamaan Fungsi Kerapatan Probabilitas Normal Standar adalah :

t2

1
P(t) = e 2 ................................................................................(2.17)

Ordinat Distribusi Normal Standar dapat dihitung dengan persamaan di atas.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
21

Persamaan Fungsi Distribusi Komulatif (Cumulative Distribution Function,

CDF) Normal Standar adalah:


t2
1 
1 2 dt ....................................................................(2.18)
P(t) = e
 2π

dengan,

x-μ
t = , standard normal deviate
σ

x = Variabel acak kontinyu

 = Nilai rata-rata dari x

 = Nilai simpangan baku (standar deviasi) dari x.

Persamaan ini dapat diselesaikan dengan bantuan tabel luas di bawah kurva

distribusi normal.

Untuk menghitung variabel acak x dengan periode ulang tertentu, digunakan

rumus umum yang dikemukakan oleh Ven Te Chow (1951) sebagai berikut:

XT= X + Kσ
.........................................................................................(2.19)

dengan,

XT = Variabel acak dengan periode ulang T tahun

X = Nilai rata-rata dari sampel variabel acak X

 = Nilai simpangan baku dari sampel variabel acak X

K = Faktor frekuensi, tergantung dari jenis distribusi dan periode ulang

Untuk distribusi normal, nilai K sama dengan t (standard normal deviate).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
22

2.5 Uji Kesesuaian Distribusi Frekuensi

Untuk menentukan kecocokan (the gooodness of fit) distribusi frekuensi

(empiris) dari sampel data terhadap fungsi distribusi peluang (frekuensi teoritis)

yang diperkirakan dapat menggambarkan atau mewakili distribusi empiris tersebut,

diperlukan pengujian secara statistik. Pemeriksaan uji kesesuaian bertujuan untuk

mengetahui kebenaran dari suatu hipotesa sehingga diketahui :

1. Kebenaran antara hasil pengamatan dengan model distribusi yang diharapkan atau

yang didapatkan secara teoritis.

2. Kebenaran hipotesa (hasil model distribusi diterima atau ditolak).

Terdapat dua cara pengujian yaitu uji Chi Kuadrat dan uji Kolomogorov-

Smirnov. Pada umumnya pengujian dilaksanakan dengan cara menggambar data

pada kertas peluang dan menentukan apakah data tersebut merupakan garis lurus atau

dengan memperbandingkan kurva frekuensi dari data pengamatan terhadap kurva

frekuensi teoritisnya.

2.5.1 Uji Chi Kuadrat (Chi-Square Test)

Uji Chi–Square dimaksudkan untuk menentukan apakah persamaan distribusi

peluang yang telah di pilih dapat mewakili dari distribusi statistik sampel data yang

di analisis. Pengambilan keputusan uji ini menggunakan parameter X2, oleh karena

itu disebut dengan uji Chi–Square. Parameter X2 dapat di hitung dengan rumus

sebagai berikut (Dr. Ir. Suripin, 2003) :


2
G
(Oi − E i )
Xh = ∑
2
...............................................................................(2.20)
i= 1 Ei

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
23

dengan,

X h2 = Parameter Chi–Kuadrat terhitung

G = Jumlah sub–kelompok

Oi = Jumlah nilai pengamatan pada sub kelompok ke – i

Ei = Jumlah nilai teoritis pada sub kelompok ke – i

Prosedur uji Chi – Square adalah :

1. Urutkan data pengamatan (dari besar ke kecil atau sebaliknya)

2. Kelompokkan data menjadi G sub – grup, tiap – tiap sub grup minimal 4 data

pengamatan.

3. Jumlahkan data pengamatan sebesar Oi tiap – tiap sub – grup

4. Jumlahkan data dari persamaan distribusi yang digunakan sebesar Ei

Interpretasi hasilnya adalah :

1. Apabila peluang lebih besar dari 5 %, maka persamaan distribusi teoritis yang

digunakan dapat diterima.

2. Apabila peluang lebih kecil dari 1 %, maka persamaan distribusi teoritis yang

digunakan tidak dapat diterima.

3. Apabila peluang berada diantara 1 sampai 5 %, adalah tidak mungkin mengambil

keputusan, maka perlu penambahan data.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
24

Tabel 2.4. Harga untuk Uji Chi–Kuadrat


Degrees
Of Probability of Deviation Greater Than X2
Freedom
0.2 0.1 0.05 0.01 0.001
1 1.642 2.706 3.841 6.635 10.827
2 3.219 4.605 5.991 9.21 13.815
3 4.642 6.251 7.815 11.345 16.268
4 5.989 7.779 9.488 13.277 18.465
5 7.289 9.236 11.07 15.086 20.517
6 6.558 10.645 12.592 16.812 22.457
7 9.803 12.017 14.067 18.475 24.322
8 11.03 13.362 15.507 20.09 26.125
9 12.242 14.684 16.919 21.666 27.877
10 13.442 15.987 18.307 23.209 29.588
11 14.631 17.275 19.675 24.725 31.264
12 15.812 18.549 21.026 26.217 32.909
13 16.985 19.812 22.362 27.688 34.528
14 18.151 21.064 23.685 29.141 36.123
15 19.311 22.307 24.996 30.578 37.697
16 20.465 23.524 26.296 32 39.252
17 21.615 24.769 27.587 33.409 40.79
18 22.76 25.989 28.869 34.805 42.312
19 23.9 27.204 30.144 36.191 43.82
20 25.038 28.412 31.41 37.566 45.315
Sumber : Hidrologi Teknik CD, Soemarto

2.5.2 Uji Smirnov-Kolmogorov

Uji kecocokan Smirnov - Kolmogorov sering juga disebut uji kecocokan non

parametik karena pengujiannya tidak menggunakan fungsi distribusi tertentu. Uji ini

di peroleh dengan memplot data dan probabilitas dari data yang bersangkutan, serta

hasil perhitungan empiris dalam bentuk grafis. Dari kedua hasil pengeplotan, dapat

diketahui penyimpangan terbesar. Penyimpangan tersebut kemudian dibandingkan

dengan penyimpangan kritis yang diijinkan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
25

Pengujian distribusi metode Smirnov Kolmogorov didasarkan pada

perhitungan probabilitas dan plotting data untuk mengetahui data yang mempunyai

simpangan terbesar.

a. Probabilitas dihitung dengan rumus Weibull (Subarkah,1980) sebagai berikut :

P
n
m 1
x 100% …………..………………………………………..(2.21)

dengan :

P = probabilitas

m = nomor urut data seri yang telah disusun

n = besarnya data

b. Menghitung nilai G untuk mengetahui probabilitas dari data yang mempunyai

simpangan terjauh berdasarkan persamaan berikut :

Log X = Log X + G x S............................................................... (2.22)

Dari tabel Log Pearson III didapatkan harga Pr

c. Pengujian kesesuaian Metode Smirnov Kolmogorov dilakukan dengan

persamaan sebagai berikut :

Px = 1 - (Pr) ............................................................................... (2.23)

Δmax = Sn – Px............................................................................... (2.24)

dengan :
Δmax = selisih maksimum antara peluang empiris antara peluang dan
peluang teoritis
Sn = peluang teoritis

Px = peluang empiris

Nilai Δkritis untuk uji Smirnov Kolmogorov dapat dilihat pada Tabel 2.5

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
26

Tabel 2.5. Nilai Delta Kritis (dcr) Untuk Uji Smirnov-Kolmogorov


 α
0.2 0.1 0.05 0.01
v
5 0.45 0.51 0.56 0.67
10 0.32 0.37 0.41 0.67
15 0.27 0.3 0.34 0.4
20 0.23 0.26 0.29 0.36
25 0.21 0.24 0.27 0.32
30 0.19 0.22 0.24 0.29
35 0.18 0.2 0.23 0.27
40 0.17 0.19 0.21 0.25
45 0.16 0.18 0.2 0.24
50 0.15 0.17 0.19 0.23
1.07 1.22 1.36 1.63
n>50 n n n n

2.6 Koefisien Pengaliran

Koefisien pengaliran (C) adalah perbandingan antara air yang mengalir

dipermukaan tanah (surface run off) dengan air hujan yang terjadi. Besar debit banjir

rencana dipengaruhi oleh besar nilai koefisien pengaliran atau koefisien limpasan

yang tergantung pada penggunaan lahan (land use), jenis tanah dan juga topografi

daerah pengaliran.

Tabel 2.6. Koefisien Pengaliran


No Kondisi dearah Pengaliran dan Sungai Harga C
1 Daerah pegunungan yang curam 0,75 - 0,90
2 Daerah pegunungan tersier 0,70 - 0,80
3 Tanah bergelombang dan hutan 0,50 - 0,75
4 Tanah dataran yang ditanami 0,45 - 0,60
5 Persawahan yang diairi 0,70 - 0,80
6 Sungai didaerah pegunungan 0,75 - 0,80
7 Sungai kecil didataran 0,45 - 0,75
8 Sungai besar yang lebih dari setengah 0,50 - 0,75
daerah pengalirannya terdiri dari daratan
Sumber : Suyono Sosrodarsono,1980

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
27

2.7 Debit Rencana

Daerah dengan drainase alamiah yang relatif bagus akan membutuhkan

perlindungan yang lebih sedikit dari pada daerah yang rendah dan bertindak sebagai

kolam penampungan bagi aliran dari daerah anak sungai yang lain. Dalam

perencanaan sistem drainase diperlukan debit rencana untuk mendimensi bangunan

yang ada dalam prencanaan tersebut, seperti normalisasi dan sudetan. Debit ini

biasanya merupakan debit maksimum dari suatu banjir rencana akibat hujan pada

daerah aliran.

Untuk mengetahui besarnya debit banjir rancangan akan digunakan metode

Hidrograf Satuan Sintetis Nakayasu. Penggunaan berbagai metode ini disesuaikan

dengan ketersediaan data curah hujan, iklim, jenis tanah, karakteristik daerah, luas

daerah dan sebagainya.

Debit rencana dihitung dengan menggunakan pendekatan Hidrograf Satuan

Sintetis Nakayasu dengan langkah – langkah sebagai berikut. Nakayasu menurunkan

rumus hidrograf satuan sintetik berdasarkan hasil pengamatan dan penelitian pada

beberapa sungai di Jepang. Besarnya nilai debit puncak hidrograf satuan dihitung

dengan rumus :

3, 6 0,3T p  T0 , 3 
Qp 
C * A * R0
………………………………….(2.25)

dengan,

Qp = Debit puncak banjir ( m3/det )

C = Koefisien pengaliran, tergantung penggunaan lahannya

A = Luas daerah aliran sungai ( km2 )

R0 = Hujan satuan ( mm )

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
28

Tp = Tenggang waktu dari permulaan hujan sampai puncak banjir (jam)

T 0.3 = Waktu yang diperlukan oleh penurunan debit, dari debit puncak

sampai menjadi 30% dari debit puncak (jam)

Nakayasu membagi bentuk hidrograf satuan dalam dua bagian, yaitu

lengkung naik dan lengkung turun. Pada bagian lengkung naik, besarnya nilai

hidrograf satuan dihitung dengan persamaan :


2,4
Qa= Qp .
( )t
Tp
….........……………………………………(2.26)

dengan,

Qa = limpasan sebelum mencapai debit puncak dan dinyatakan dalam

m3 /detik.

Pada bagian lengkung turun yang terdiri dari tiga bagian, hitungan limpasan

permukaannya adalah:

1. Untuk Qd > 0,30.Qp,


t − Tp
T 0,3
Qd= Qp. 0,30 …………………..………….(2.27)

2. Untuk 0,30.Qp > Qd > 0,302 Qp,


( t− Tp + 0,5. T 0,3 )
1,5. T 0,3
Qd = Qp . 0,3 …………………...(2.28)

3. Untuk 0,302 Qp > Qd,


( t− Tp+ 1,5T 0,3 )
2 .T 0,3
Qd = Qp . 0,3 ……….....……………(2.29)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
29

dengan,

Qp = Debit puncak (m3/det)

t = Satuan waktu (jam)

Menurut Nakayasu, waktu naik hidrograf bergantung dari waktu konsentrasi,

dan dihitung dengan persamaan :

Tp= tg+ 0,8. tr


…………………………………………………(2.30)

dengan,

tg = Waktu konsentrasi (jam)

tr = Satuan waktu hujan ( diambil 1 jam )

Waktu konsentrasi dipengaruhi oleh panjang sungai utama (L) :


0,70
Jika L < 15 km : tg= 0, 21 . L

Jika L > 15 km : tg= 0,4 + 0, 058 . L

Waktu yang diperlukan oleh penurunan debit, dari debit puncak sampai debit

menjadi 30% dari debit puncak hidrograf satuan dihitung T0,3 = α.tg , dimana α

adalah koefisien yang bergantung pada karakteristik DAS. Gambar Hidrograf

Nakayasu dapat dilihat pada Gambar 2.1.


0,8 Tr Tg
Debit ( M3/dt )

Tr Waktu

T 0,3 1,5 0,3

Gambar 2.1 Unit Hidrograf Nakayasu

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
30

2.8 Analisa Kapasitas Sungai

Kapasitas saluran didefinisikan sebagai debit maksimum yang mampu

dilewatkan oleh setiap penampang sepanjang saluran. Kapasitas saluran ini,

digunakan sebagai acuan untuk menyatakan apakah debit yang direncanakan tersebut

mampu untuk ditampung oleh saluran pada kondisi eksisting tanpa terjadi peluapan

air. Kapasitas saluran dihitung berdasarkan rumus :

1
Q= . A . R 2/ 3 . I 1/ 2
n ...…………………………………..(2.31)

dengan,

Q = Debit saluran (m3/dtk)

N = Koefisien kekasaran manning

R = Jari-jari hidrolis

R = A/P, P = Keliling basah

I = Kemiringan energi

A = Luas penampang basah (m2)

Pada saluran sederhana, kekasaran sepanjang keliling basah dapat dibedakan

dengan jelas pada setiap bagian keliling basah, tetapi kecepatan rata-rata dapat

dihitung dengan rumus aliran seragam tanpa harus membagi-bagi penampang

tersebut. Misalnya suatu saluran persegi panjang dengan dasar kayu dan dinding kaca

akan memiliki nilai-nilai n yang berbeda untuk dasar dan dindingnya. Rumus

Manning untuk saluran semacam ini, kadang-kadang perlu menghitung nilai n

ekivalen untuk keseluruhan keliling basah dan memasukan nilai ekivalen ini untuk

menghitung aliran bagi seluruh penampang.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
31

Untuk penentuan kekasaran ekivalen, luas basah dimisalkan dibagi menjadi N

bagian dengan keliling basah masing-masing P1,P2,P3,…..,PN dan koefisien

kekasaran n1,n2,n3,…nN yang telah diketahui Horton dan Einstein menganggap

bahwa setiap bagian dari luas memiliki kecepatan rata-rata yang sama, yang juga

sama dengan kecepatan rata-rata untuk penampang keseluruhan, yaitu V1 = V2 =

…= VN = V. Berdasarkan anggapan ini , koefisien kekasaran ekivalen dapat

diperoleh dengan persamaan berikut ini :

n = ….…..........................(2.32)

2/3
n = ( …………………………………………………....(2.33)

dengan,

P1, P2,…,PN = Keliling basah seksion 1, seksion 2 dan seksion N

P = Keling basah total = P1 + P2 + P3 +…..+PN

n = Koefisien Manning ekivalen

n1,n2, ……,nN= Koefisien kekasaran Manning seksion1,2,….. dan N

n1 n7
P1 n6 P7
n2 n5
P6
P2 n3 n4
P5
P3
P4
Gambar 2.2 Potongan melintang dengan bermacam-macam kekasaran
Manning

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
32

Tabel 2.7 Nilai Koefisien Kekasaran Manning (n)


Tipe Saluran dan deskripsinya Min Normal Maks
Saluran Alam
Saluran kecil (lebar atas pada taraf banjir< 100 kaki
a. Saluran didataran.
- Bersih lurus 0,025 0,030 0,033
- Bersih lurus, banyak batu-batu,tanaman 0,030 0,035 0,040
pengganggu
- Bersih, berkelok-kelok, bertebing 0,033 0,040 0,045
- Seperti diatas,dengan tanaman pengganggu, 0,035 0,045 0,050
batu-batu
- Seperti diatas, tidak terisi penuh, banyak 0,040 0,048 0,055
kemiringan dan penampang yang kurang
efektif
- Seperti no4 berbatu lebih banyak 0,045 0,050 0,060
- Tenang pada bagian lutrus, tanaman 0,050 0,070 0,080
pengganggu
- Banyak tanaman pengganggu, alur sungai 0,075 0,100 0,150
penuh kayu dan ranting
b. Saluran dipegunungan tanpa tetumbuhan
disaluran tebing umumnya terjal, pohon dan
semak-semak sepanjang tebing
- Dasar: kerikil, kerakal dan sedikit batu 0,030 0,040 0,050
besar
- Dasar: kerakal dengan batu besar 0,040 0,050 0,070
Dataran banjir
a. Padang rumput tanpa belukar
- Rumput pendek 0,025 0,030 0,035
- Rumput tinggi 0,030 0,035 0,050
b. Daerah pertanian
- Tanpa tanaman 0,020 0,030 0,040
- Tanaman dibariskan 0,025 0,035 0,045

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
33

- Tanaman tidak dibariskan 0,030 0,040 0,050


c. Belukar
- Belukar terpencar, banyak tanaman 0,035 0,050 0,070
pengganggu
- Belukar jarang dan pohon, musim dingin 0,035 0,050 0,060
- Belukar jarang dan pohon, musim semi 0,040 0,060 0,080
- Belukar sedang sampai rapat, musim dingin 0,045 0,070 0,110
- Belukar sedang sampai rapat, musim semi 0,070 0,100 0,160
d. Pohon-pohon
- Willow rapat, musim semi lurus 0,110 0,150 0,200
- Tanah telah dibersihkan, batang kayu tanpa 0,030 0,040 0,050
tunas
- Seperti diatas dengan tunas-tunas lebat 0,050 0,060 0,080
- Banyak batang kayu, beberapa tumbang, 0,080 0,100 0,120
ranting-ranting, taraf banjir dibawah cabang
pohon
- Seperti diatas taraf banjir mencapai cabang 0,100 0,120 0,160
pohon
Saluran besar (lebar atas pada taraf banjir > 100 kaki).
Nilai n lebih kecil dari saluran kecil dengan perincian
sama, sebab tebing memberikan hambatan efektif
yang lebih kecil
- Penampang beraturan tanpa batu besar atau 0,025 ……….. 0,060
belukar
- Penampang tidak beraturan dan kasar 0,035 ……….. 0,100

Sumber : Ven Te Chow “ Saluran terbuka” halaman 101-102

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
34

2.9 Penampang Saluran

Saluran alam pada umumnya mempunyai penampang yang tidak beraturan.

Bentuknya bervariasi menyesuaikan diri dengan kondisi alam, mulai dari bentuk

seperti parabola sampai ke bentuk trapesium. Jenis dan bentuk saluran disesuaikan

dengan keadaan lingkungan setempat. Adapun bentuk dan jenis saluran yang sering

dipakai adalah saluran terbuka. Saluran ini terdiri dari dua bentuk dengan

karakteristik dan rumus-rumus hidrolika yang berbeda :

a. Saluran berbentuk segiempat dan modifikasinya

Saluran ini biasa dipakai pada daerah dengan luas terbatas, misalnya pada

lingkungan pemukiman. Ambang saluran ini dapat difungsikan sebagai inlet air

hujan yang turun didaerah tersebut.

b. Saluran berbentuk trapesium dan modifikasinya

Saluran ini dapat diterapkan pada daerah dengan kepadatan rendah. Besarnya

talud saluran dapat disesuaikan dengan keadaan tanah setempat.

Gambar 2.3. Bentuk Saluran

Sedangkan saluran buatan biasanya direncanakan berdasarkan bentuk

geometri yang umum. Bentuk saluran buatan bermacam-macam yang pemilihannya

tergantung pada kebutuhan. Namun dalam perencanaan ini penampang saluran yang

digunakan adalah bentuk trapesium. Saluran terbuka yang penampangnya berbentuk

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
35

trapesium paling banyak di jumpai di dalam praktek, baik yang merupakan saluran-

saluran alam atau sungai maupun yang merupakan saluran-saluran buatan.

2.10 Profil Aliran

Tipe kurva air balik yaitu suatu bentuk permukaan air apabila kedalaman

muka air di batas hilir lebih besar dari pada kedalaman normal aliran. Sebagai

contoh, profil ini terbantuk apabila aliran mengalami penahanan oleh suatu bangunan

air seperti aliran di hulu bendung atau penahan oleh tinggi muka air di bagian hilir.

Perhitungan permukaan aliran berubah lambat laun pada dasarnya merupakan

persamaan dinamis dari aliran berubah lambat laun. Tujuan utama dari perhitungan

profil permukaan aliran adalah untuk menentukan bentuk lengkung permukaan air

berubah lambat laun dengan cara menghitung besarnya kedalaman aliran menurut

jaraknya dari suatu penampang. Semua penyelesaian dari persamaan aliran berubah

lambat laun harus dimulai dari penentuan kedalaman hilir (sebagai kondisi batas

untuk aliran subkritis) dan ditunjukkan dengan perhitungan kedalaman aliran kearah

hulu. Elevasi air yang terjadi dapat di analisis dengan menggunakan beberapa

metode, diantaranya Metode Grafis, Metode Tahapan Langsung (Direct step

method), Metode Tahapan Standart (Standart step method). Analisis profil air balik

diperlukan untuk menentukan sampai seberapa jauh pengaruh permukaan air

disaluran akibat pasang surut air laut atau saluran sesudahnya.

2.10.1 Metode Tahapan Langsung (Direct step method)

Secara umum metode tahapan dinyatakan dengan membagi saluran menjadi

bagian-bagian saluran yang pendek, lalu menghitung secara bertahap dari satu ujung

ke ujung saluran lainnya. Ada berbagai jenis metode tahapan ini. Metode tahapan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
36

langsung merupakan cara yang mudah dan sederhana untuk menghitung profil muka

air pada aliran saluran prismatik. Metode ini dikembangkan dari persamaan energi

berikut :

Gambar 2.4 Profil Aliran Sungai dengan Bendung

z1  h1   z 2  h2   hf
V12 V22
2g 2g ..............................................................(2.34)

dengan,

z = Ketinggian dasar saluran dari garis referensi

h = Kedalaman air dari dasar saluran

V = Kecepatan rata-rata

g = Percepatan gravitasi

hf = Pehilangan energi karena gesekan dasar saluran

sehingga didapat persamaan :

E1  h1 
V12
...........................................................................................(2.35)
2g

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
37

E 2  h2 
V22
............................................................................................(2.36)
2g

h1   z  h2  2  h f ....................................................................(2.37)
V12 V2
2g 2g

E1  S 0 z  E 2  S f X ...........................................................................(2.38)

atau :

E 2  E1
X 
S0  S f
...........................................................................................(2.39)

dengan,

S f1  S f 2
Sf  .............................................................................(2.40)
2

Sf 
Q2n2
4
(Manning)..............................................................(2.41)
A2 R 3

Persamaan dapat dirumuskan sebagai berikut :

E1  z1  h1 
V12
....................................................................................(2.42)
2g

E 2  z 2  h2 
V 22
....................................................................................(2.43)
2g

z1  h1   z 2  h2  2  h f ..............................................................(2.44)
V12 V2
2g 2g

E1  E2  h f .............................................................................................(2.45)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
38

2.11 Program HEC-RAS

Hydrologic Engineering Center’s River Analysis System (HEC-RAS)

dikembangkan oleh U.S. Army Corps of Engineers River Analysis System. HEC-RAS

merupakan sebuah program yang didesain sedemikian rupa sehingga pengguna dapat

berinteraktif dalam sebuah pekerjaan yang berhubungan dengan lingkungan yang

memiliki kasus beraneka ragam. Dimana pengguna dimudahkan dengan system

Graphical User Interface (GUI). HEC-RAS mempunyai kemampuan untuk

melakukan perhitungan profil permukaan air steady, aquase dan unsteady serta

dilengkapi dengan analisis transportasi sedimen dan desain bangunan air.

Program ini digunakan untuk perhitungan analisis aliran satu dimensi (1D),

baik untuk aliran steady maupun unsteady dalam suatu jaringan, yang berada pada

saluran alami maupun buatan. Dan untuk aliran quasi unsteady dimana kedalaman

dan kecepatan aliran dari suatu tempat ke tempat lainnya berubah menurut waktu.

Analisis ini banyak dilakukan dalam perencanaan perbaikan sungai dan

penanggulangan banjir terutama dalam menentukan elevasi puncak tanggul dan

daerah genangan, elevasi jembatan dan sebagainya. Aliran banjir disungai adalah

aliran tidak mantap, sehingga analisa profil muka air disepanjang sungai dilakukan

berdasarkan aliran tidak mantap (unsteady).

HEC-RAS terdiri dari tiga komponen analisis hidrolika satu dimensi (1D)

yaitu perhitungan profil permukaan aliran steady, simulasi aliran unsteady dan

perhitungan transport sedimen. Dasar kuncinya adalah ketiga komponen tersebut

menggunakan data geometri umum yang mewakili serta perhitungan hidraulika dan

geometri pada umumnya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
39

Gambar 2.5 Menu Bar dalam HEC-RAS

Adapun langkah – langkah dalam permodelan HEC-RAS adalah sebagai

berikut :

1. Memasukkan data input

2. Simulasi program

3. Data output yang dihasilkan

2.11.1 Memasukkan Data Input

1. Data Geometri

 Penentuan data geometri berupa existing sungai sebagai sungai utama

 Penentuan daerah pematusan dan koefisien pengaliran

 Penentuan koefisien manning ( n )

 Penentuan batas hilir

2. Data aliran tetap (Steady Flow)

Data hidrologi yang dimasukkan dalam data aliran tetap (Steady

Flow) adalah debit konstan banjir rencana pada ujung hulu saluran utama

dan debit tambahan di sepanjang sungai. Prinsip aliran tetap dalm HEC-

RAS adalah bahwa debit yang masuk pada penampang paling hulu akan

selalu konstan sampai ke hilir selama tidak ada debit tambahan

disepanjang sungai. Bila disepanjang sungai terdapat debit tambahan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
40

maka pada penampang sungai yang mengalami tambahan debit, besar

nilai debit dipenampang tersebut adalah komulatif dari debit di hulu dan

debit tambahan tersebut, begitu seterusnya.

3. Data Aliran Tidak Tetap (Unsteady Flow)

Data aliran tidak tetap (Unsteady Flow) berupa hidrograf banjir

pada hulu sungai utama dan hidrograf banjir tambahan di sepanjang

sungai, serata hidrograf tinggi muka air pada batas hilir. Berbeda dengan

metode aliran tetap, pada aliran tidak tetap debit yang masuk tidak

bersifat komulatif.

4. Data Kondisi Batas dan Kondisi Awal (Boundary Conditions and Initial

Conditions)

Kondisi batas (Boundary Conditions) diperlukan untuk

menetapkan elevasi muka air pada titik terakhir dari sistem sungai.

Kondisi awal (Initial Conditions) berupa permukaan air awal dibutuhkan

oleh program untuk memulai perhitungan.

2.11.2 Simulasi Program

a. Analisa Aliran Tetap (Running Steady Flow Analysis)

Program melakukan simulasi aliran tetap.

b. Analisa Aliran tidak Tetap (Running Unsteady Flow Analysis)

Program melakukan simulasi aliran tidak tetap.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
41

2.11.3 Data Output yang Dihasilkan

1. Potongan Melintang

Berupa tampilan elevasi muka air suatu penampang melintang pada suatu

waktu dalam menerima debit yang masuk.

2. Profil Muka Air

Profil memanjang permukaan air sungai pada suatu waktu tertentu.

3. Profil Penampang Saluran

Tampilan berupa berbagai grafik, misalnya grafik kedalaman hidrolis,

debit yang masuk, kecepatan aliran, luas penampang basah, volume dan

angka froude dari penampang memanjang sungai.

4. Kurva Kenaikan

Tampilan berupa grafik hubungan antara tinggi muka air dengan debit

pada suatu penampang melintang.

5. Tampilan 3D Sungai

Tampilan perspektif tiga dimensi elevasi muka air dalam suatu penggal

sungai.

6. Tabel Potongan Melintang

Berupa tabel output yang menampilkan kedalaman hidroulis, debit yang

masuk, kecepatan aliran, luas penampang basah, volume dan angka

froude.

7. Tabel Output Keseluruhan Potongan Melintang

Berupa keseluruhan tabel penampang melintang yang menampilkan

kedalaman hidroulis, debit yang masuk, kecepatan aliran, luas penampang

basah, volume dan angka froude.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
42

Sebagai program simulasi HEC-RAS mempunyai beberapa kelebihan dan

keterbatasan, adapun kelebihan dan keterbatasan HEC-RAS adalah sebagai berikut :

 Kelebihan HEC-RAS :

1. Mampu menyelesaikan perhitungan aliran subkritis, kritis, dan superkritis

serta aliran balik.

2. Mampu melakukan simulasi aliran steady dan unsteady.

3. Mampu melakukan simulasi pada jaringan yang komplek.

4. Mampu melakukan simulasi aliran pada sungai atau saluran yang terdapat

bangunan pengontrol maupun bangunan-bangunan air lainnya serta bisa

didefinisikan aturan kontrolnya.

 Keterbatasan HEC-RAS :

1. Aliran adalah satu dimensi, maksudnya kecepatan aliran seragam

(unifrom) dalam suatu penampang, dan kemiringan muka air arah

transversalnya horisontal.

2. Kemiringan dasar saluran cukup kecil dan mendekati nol sehingga

cosinus sudut dianggap sama dengan satu.

3. Untuk aliran unsteady tidak dapat melakukan simulasi aliran superkritis.

4. Untuk aliran unsteady kondisi batas hilir tidak boleh lebih kecil dari

kedalaman kritis.

5. Lemah dalam menghitung profil permukaan air utuk aliran berubah cepat.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
43

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Metode penelitian merupakan suatu rancangan yang berisi langkah-langkah

dalam melakukan penelitian Tugas Akhir sehingga dapat terencana dengan baik agar

tujuan dan arah permasalahan tidak menyimpang. Metodologi penelitian berisi

tentang bagaimana mendapatkan data-data yang diperlukan, perhitungan yang

diperlukan dalam pengolahan data, dan menarik kesimpulan serta saran-saran yang

dapat diberikan dari hasil yang diperoleh.

Pada bab ketiga ini akan dijelaskan secara detail langkah-langkah yang akan

dilakukan selama penelitian dilaksanakan sehingga didapatkan hasil akhir penelitian

yang diharapkan.

3.1 Pengumpulan Data

Setiap usaha manusia akan didasarkan oleh suatu alasan yang mendorong

untuk bertindak. Apabila ingin merencanakan suatu drainase, maka harus diketahui

alasannya. Untuk lebih memperkuat alasan tersebut perlu adanya pengumpulan data-

data, baik data yang diperoleh dari sumber maupun langsung dari lapangan dengan

melakukan pengukuran atau pngamatan. Semua data pendukung dalam kegiatan

penelitian ini diperoleh dari Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Propinsi Jawa Timur

dan PT. Cipta Surya Wahana. Data-data dan sumber yang digunakan dalam

perencanaan sistem pengendali banjir pada aliran Kali Bangiltak dan Kali Wrati

adalah sebagai berikut :

3.1.1 Data Curah Hujan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
44

Untuk mengetahui dan menghitung hujan rencana, hujan maksium rata-rata,

dan debit rencana, data yang tersedia berupa data curah hujan bulanan yang dicatat

oleh stasiun pencatat curah hujan yang berpengaruh dan mewakili daerah aliran Kali

Wrati. Gambar lokasi DAS Kali Wrati dapat dilihat pada gambar 3.1 dan gambar

letak DAS Kali Wrati dapat dilihat pada gambar 3.2. Data hidrologi berupa data

curah hujan selama 20 tahun dari tahun 1989 sampai tahun 2008. Data hujan

diperoleh dari 12 stasiun hujan, yaitu Stasiun Gempol, Stasiun Winong, Stasiun

Kedung Cangkring, Stasiun Banyu Legi, Stasiun Kepulungan, Stasiun Bareng,

Stasiun Randupitu, Stasiun Tanggul, Stasiun Jawi, Stasiun Kasri, Stasiun Bangil,

Stasiun Bekacak. Adapun letak stasiun-stasiun hujan tersebut :

1. Stasiun Hujan Gempol

Lokasi : Desa Sangar

Kecamatan : Gempol

Kabupaten : Pasuruan

Koordinat : -7°40’21” LS dan 112°43’34” BT

2. Stasiun Hujan Winong

Lokasi : Desa Winong

Kecamatan : Pandaan

Kabupaten : Pasuruan

Koordinat : -7°39’15” LS dan 112°41’57” BT

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
45

3. Stasiun Hujan Kedung Cangkring

Lokasi : Desa Kedung Cangkring

Kecamatan : Jabon

Kabupaten : Sidoarjo

Koordinat : 7°24’36” LS dan 112°40’34” BT

4. Stasiun Hujan Banyu Legi

Lokasi : Desa Dukuh Nyangkring

Kecamatan : Beji

Kabupaten : Pasuruan

Koordinat : -7°35’42” LS dan 112°43’26” BT

5. Stasiun Hujan Kepulungan

Lokasi : Desa Kepulungan

Kecamatan : Gempol

Kabupaten : Pasuruan

Koordinat : -7°37’30” LS dan 112°41’28” BT

6. Stasiun Hujan Bareng

Lokasi : Desa Bareng

Kecamatan : Pandaan

Kabupaten : Pasuruan

Koordinat : -7°38’40” LS dan 112°41’19” BT

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
46

7. Stasiun Hujan Randupitu

Lokasi : Desa Randupitu

Kecamatan : Gempol

Kabupaten : Pasuruan

Koordinat : -7°37’37” LS dan 112°42’57” BT

8. Stasiun Hujan Tanggul

Lokasi : Desa Baujeng

Kecamatan : Beji

Kabupaten : Pasuruan

Koordinat : -7°37’45” LS dan 112°44’35” BT

9. Stasiun Hujan Jawi

Lokasi : Desa Gambiran

Kecamatan : Prigen

Kabupaten : Pasuruan

Koordinat : -7°40’53” LS dan 112°40’50” BT

10. Stasiun Hujan Kasri

Lokasi : Desa Pandaan

Kecamatan : Pandaan

Kabupaten : Pasuruan

Koordinat : -7°39’25” LS dan 112°43’27” BT

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
47

11. Stasiun Hujan Bangil

Lokasi : Desa Bangil

Kecamatan : Bangil

Kabupaten : Pasuruan

Koordinat : -7°36’5” LS dan 112°47’1” BT

12. Stasiun Hujan Bekacak

Lokasi : Desa Bekacak

Kecamatan : Bangil

Kabupaten : Pasuruan

Koordinat : -7°37’33” LS dan 112°46’34” BT

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
48

Gambar 3.1. Lokasi DAS Kali Wrati

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
49

Gambar 3.2. Lokasi Stasiun Hujan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
50

3.1.2 Data Geografis Dan Topografi

Letak geografis sungai Kali Wrati berada pada 113,80º BT dan 07º20’ LS.

Panjang Kali Wrati adalah 11 km yang diukur dari hulu yaitu di Kecamatan Gempol

sampai muara Kali Kedunglarangan dan mempunyai luas DAS 78,70 Km2. Daerah

aliran Kali Wrati di sebelah utara dibatasi oleh daerah aliran Kali Porong, di sebelah

timur dibatasi oleh Selat Madura, disebelah selatan dibatasi daerah aliran Kali

Kedunglarangan.

3.1.3 Pengukuran Memanjang dan Melintang

Data pengukuran diperlukan untuk mendapatkan kondisi geometri dan kontur

sungai. Pengukuran memanjang dan melintang dilakukan disepanjang Kali Wrati dan

Bangiltak dengan jarak antara titik atau patok yang berbeda-beda.

3.1.4 Data Debit Rencana

Data debit rencana untuk menganalisa debit banjir rencana maksimum

dengan periode ulang 10 tahun dengan metode Nakayasu. Debit rencana ini nantinya

digunakan untuk menghitung kemampuan penampang sungai Kali Wrati dan Kali

Bangiltak, digunakan untuk pembuatan Normalisasi Kali Wrati dan Kali Bangiltak.

3.2 Langkah – langkah Pengerjaan

Langkah-langkah yang diperlukan untuk menyusun penelitian ini adalah


sebagai berikut dan Gambar diagram alur pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada
gambar 3.3 :

1. Studi literatur.

2. Pengumpulan data-data, data yang digunakan diperoleh dari Dinas Pekerjaan

Umum Pengairan Propinsi Jawa Timur dan PT. Cipta Surya Wahana.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
51

3. Jumlah data yang digunakan mulai tahun 1989 samapai dengan tahun 2008

(20 tahun).

4. Data yang diambil atau digunakan adalah Data curah hujan jam-jaman

otomatis diperoleh dari 12 stasiun hujan, yaitu Stasiun Gempol, Stasiun

Winong, Stasiun Kedung Cangkring, Stasiun Banyu Legi, Stasiun

Kepulungan, Stasiun Bareng, Stasiun Randupitu, Stasiun Tanggul, Stasiun

Jawi, Stasiun Kasri, Stasiun Bangil, Stasiun Bekacak.

5. Curah hujan rata-rata dengan menggunakan metode Thiessen Poligon.

6. Analisa frekuensi dengan menggunakan distribusi Log Person Type III.

7. Langkah selanjutnya adalah uji kesesuaian ditribusi frekunsi yang dilakukan

dengan cara yaitu uji Smirnov-Kolmogorov dan uji Chi Square.

8. Menghitung debit banjir rencana berdasarkan metode Nakayasu.

9. Menganalisa data-data yang ada dengan bantuan software HEC-RAS 4.0.

10. Merencanakan sistem pengendalian banjir dengan data debit yang telah

dianalisa dengan menggunakan software HEC-RAS 4.0.

11. Apabila pengujian model tersebut menghasilkan bentuk perubahan dasar

yang sesuai dengan kondisi yang ada, maka perumusan model dapat

digunakan. Sebaliknya jika pemodelan menyimpang dari kondisi yang ada,

maka perlu dilakukan perbaikan-perbaikan pemodelan lagi.

12. Setelah mendapatkan pemodelan yang sesuai, maka untuk mengecek

kekokohan model tersebut dengan cara mengaplikasikan model tersebut di

Kali Wrati dan Bangiltak.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
52

Langkah - langkah pelaksanaan penelitian ini secara sistimatis :


MULAI

Pengumpulan Data :
- Data curah hujan (1989-2008)
- Data geografis dan topografi
- Pengukuran memanjang dan
melintang
- Data debit rencana

Curah hujan rata-rata menggunakan cara Theissen


Poligon

Curah hujan rencana menggunakan Distribusi Log


Pearson III

Uji kesesuaian distribusi frekuensi menggunakan


uji Kolomogorov-Smirnov dan uji Chi Square

Debit rencana menggunakan metode Hidrograf


Satuan Sintetis Nakayasu

Cek kapasitas kali pada kondisi existing dengan


program HEC-RAS 4.0

Kondisi muka air

banjir

Perbaikan kali
tidak

Cek kapasitas kali pada saat perbaikan dengan


banjir program HEC-RAS 4.0

Kondisi muka air

tidak

Normalisasi kali yang sesuai

Selesai

Gambar. 3.3. Diagram Alur Pelaksanaan Penelitian

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
53

BAB IV

PERHITUNGAN DAN ANALISA DATA

4.1 Analisa Hidrologi

Dalam perhitungan ini digunakan data curah hujan harian yang nantinya

diolah menjadi debit untuk dipakai data dasar dalam perencanaan. Data curah hujan

pada DAS Kali Wrati diperoleh dari 12 stasiun hujan, yaitu :

 Stasiun Gempol  Stasiun Tanggul

 Stasiun Winong  Stasiun Jawi

 Stasiun Kedung Cangkring  Stasiun Kasri

 Stasiun Banyulegi  Stasiun Randupitu

 Stasiun Kepulungan  Stasiun Bekacak

 Stasiun Bareng  Stasiun Bangil

Kemudian dilakukan perhitungan tinggi hujan dan dirata-rata. Dan dari hujan rata-

rata ini dihitung tinggi hujan rencana dengan periode ulang 2 tahun, 5 tahun, 10

tahun, 25 tahun, dan 50 tahun.

4.2 Analisa Curah Hujan

Dalam menganalisa perhitungan curah hujan untuk suatu rancangan

pemanfaatan air dan rancangan pengendalian banjir adalah curah hujan rata–rata

diseluruh daerah yang bersangkutan, bukan curah hujan di suatu titik tertentu. Curah

hujan ini disebut curah hujan wilayah atau daerah yang dinyatakan dalam mm.

Dalam perhitungan studi pengendalian banjir Kali Bangiltak dan Kali Wrati

Kabupaten Pasuruan digunakan metode Polygon Thiessen untuk menentukan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
54

besarnya curah hujan rata-rata ekuivalen mengingat beberapa faktor yang cocok

untuk untuk DAS Kali Wrati Kabupaten Pasuruan diantaranya seperti : jaring-jaring

pos stasiun penakar Hujan, luas DAS dan topografi DAS. Sehingga didapatkan Luas

pengaruh stasiun hujan DAS Kali Wrati di wilayah studi ini.

4.2.1 Luas Pengaruh Polygon Thiessen

Pada DAS Kali Wrati terdapat 12 stasiun hujan yang berpengaruh dan

tersebar pada DAS Kali Wrati. Adapun ke 12 stasiun hujannya adalah stasiun hujan

Gempol, Winong, Kedung Cangkring, Banyulegi, Kepulungan, Bareng, Randupitu,

Tanggul, Jawi, Kasri, Bekacak, dan Bangil. Untuk lebih jelasnya akan ditampilkan

luasan pengaruh Thiessen DAS Kali Wrati pada Gambar 4.1. dan Tabel 4.1.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
55

Gambar 4.1. Polygon Theissen DAS Wrati

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
56

Perhitungan prosentase luas daerah pengaruh stasiun hujan DAS Wrati

dengan rumus :

Wi 
Ai
A

Luas DAS Kali Wrati = 69,25 km2

Luas daerah pengaruh Stasiun Hujan Gempol = 9,35 km2

Wi   0,14
9,35
69,25

Luas daerah pengaruh Stasiun Hujan Winong = 0,88 km2

Wi   0,01
0,88
69,25

Perhitungan prosentase luas daerah pengaruh Stasiun Hujan DAS Wrati di

atas ditabelkan pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Luas Pengaruh Poligon Thiessen DAS Wrati


Nomor DAS Kali Wrati
Nama Stasiun
Luas Bobot Theisen
Stasiun
( km² ) (%)
1 Gempol 9.35 0.14
2 Winong 0.88 0.01
3 Kedung Cangkring 3.72 0.05
4 Banyulegi 16.47 0.24
5 kepulungan 5.11 0.07
6 Bareng 4.54 0.07
7 Randupitu 9.89 0.14
8 Tanggul 4.46 0.06
9 Jawi 0.53 0.01
10 Kasri 1.73 0.02
11 Bekacak 4.23 0.06
12 Bangil 8.34 0.12
Luas Total 69.25 km2
Sumber : hasil analisa data

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
57

4.2.1 Perhitungan Curah Hujan Rata – Rata Daerah

Perhitungan curah hujan maksimum rata-rata DAS Wrati menggunakan

persamaan, yaitu :

R   Wi  Ri

Berdasarkan stasiun hujan Gempol pada tahun 1989, hujan harian maksimum

terjadi pada tanggal 1 Desember 1989 dengan tinggi hujan yang terjadi sebesar 54

mm. Sedangkan pada tanggal kejadian yang sama yaitu 1 Desember 1989, pada

daerah stasiun hujan yang lain, dengan tinggi hujan yang terjadi adalah sebagai

berikut :

 Stasiun hujan Winong, tinggi hujan yang terjadi sebesar 0 mm.

 Stasiun hujan Kedung Cangkring, tinggi hujan yang terjadi sebesar 42 mm.

 Stasiun hujan Banyulegi, tinggi hujan yang terjadi sebesar 105 mm.

 Stasiun hujan Kepulungan, tinggi hujan yang terjadi sebesar 107 mm.

 Stasiun hujan Bareng, tinggi hujan yang terjadi sebesar 0 mm.

 Stasiun hujan Randupitu, tinggi hujan yang terjadi sebesar 83 mm.

 Stasiun hujan Tanggul, tinggi hujan yang terjadi sebesar 0 mm.

 Stasiun hujan Jawi, tinggi hujan yang terjadi sebesar 0 mm.

 Stasiun hujan Kasri, tinggi hujan yang terjadi sebesar 114 mm.

 Stasiun hujan Bangil, tinggi hujan yang terjadi sebesar 63 mm.

 Stasiun hujan Bekacak, tinggi hujan yang terjadi sebesar 67 mm.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
58

Jadi curah hujan pada DAS Wrati, berdasarkan stasiun hujan Gempol sebesar

R = 54 x 0,14 + 0 x 0,01 + 42 x 0,05 + 105 x 0,24 + 107 x 0,07 + 0 x 0,07 +

83 x 0,14 + 0 x 0,06 + 0 x 0,01 + 114 x 0,02 + 63 x 0,06 + 67 x 0,12

= 7,29 + 0 + 2,26 + 24,97 + 7,90 + 0 + 11,85 + 0 + 0 + 2,85 + 7,59 +4,09

= 68,80 mm

Tabel perhitungan curah hujan harian tiap tahun di DAS Wrati berdasarkan

masing-masing stasiun hujan dapat dilihat pada lampiran.

Dari data hasil perhitungan tabel curah hujan rata-rata tiap stasiun (lampiran),

diperoleh data curah hujan harian maksimum rata-rata tiap tahun di DAS Wrati

dapat dilihat di Tabel 4.2.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
59

Tabel 4.2. Perhitungan Curah Hujan Harian Maksimum Rata-Rat Pada DAS Wrati

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
60

4.2.2 Perhitungan Analisa Frekuensi

Untuk mendapatkan distribusi hujan dengan kala ulang tertentu, harus

dianalisa dahulu data curah hujan yang ada dengan parameter statistik. Tujuan dari

analisa frekuensi digunakan adalah untuk menentukan jenis distribusi yang sesuai

dengan data tersebut.

Hasil perhitungan analisa frekuensi curah hujan dapat dilihat dalam Tabel 4.3

dibawah ini :

Tabel 4.3 Perhitungan Analisa Frekuensi Curah Hujan pada DAS Wrati
R-Rrata- (R-
R (R-Rrata)² (R-Rrata)4
No rata Rrata)³
(mm) (mm) (mm²) (mm³) (mm4)
1 68.80 -13.71 187.96 -2576.86 35328.12
2 74.02 -8.49 72.08 -611.99 5195.86
3 67.79 -14.72 216.59 -3187.46 46909.29
4 94.04 11.53 132.98 1533.53 17684.44
5 77.53 -4.98 24.77 -123.29 613.61
6 112.17 29.66 879.66 26089.83 773799.32
7 64.33 -18.18 330.42 -6006.23 109178.24
8 83.45 0.95 0.90 0.85 0.81
9 78.22 -4.29 18.41 -79.01 339.03
10 93.34 10.84 117.40 1272.12 13783.93
11 82.19 -0.31 0.10 -0.03 0.01
12 91.86 9.35 87.46 817.90 7648.88
13 93.74 11.23 126.08 1415.65 15895.55
14 86.38 3.87 14.98 57.98 224.41
15 95.86 13.36 178.37 2382.14 31814.28
16 74.19 -8.32 69.21 -575.75 4789.79
17 69.06 -13.45 180.91 -2433.21 32726.98
18 80.40 -2.10 4.42 -9.29 19.52
19 80.40 -2.10 4.42 -9.29 19.54
20 82.38 -0.13 0.02 0.00 0.00
Jumlah = 1650.13 2647.13 17957.60 1095971.60
Sumber : hasil analisa data

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
61

1650,13
Rrata-rata =
20

= 82,51 mm

2647 ,13
20  1
Sx =

= 11,80

20  17957 , 60
19  18  11 , 80 
Cs = 3

= 0,639

20  1095971
19  18  11 , 80 4
, 60
Ck =

= 0,540

Dari hasil perhitungan diatas dapat ditentukan jenis sebaran yang dipilih

sesuai dengan paramater-parameter yang ada,yaitu

 Normal : Cs = 0

Ck = 3

 Gumbel : Cs = 1,139

Ck = 5,402

 Log Pearson Tipe III : yang tidak termasuk dalam syarat diatas atau

bebas

Dari hasil perhitungan analisa frekuensi curah hujan DAS Kali Wrati, dapat

dilihat bahwa harga Cs, Ck yang menunjukkan ciri-ciri dari sebaran Distribusi Log

Pearson Tipe III.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
62

4.2.3 Perhitungan Curah Hujan Rencana

Dari hasil analisa frekuensi diatas dapat diketahui yang digunakan adalah

metode Distribusi Log Pearson Type III dan untuk perhitungan Distribusi Log

Pearson Tipe III DAS Kali Wrati dapat dilihat pada Tabel 4.4 dibawah ini :

Tabel 4.4 Perhitungan Distribusi Log Pearson Tipe III DAS Wrati
Tanggal R (Log R- (Log R-
No. Tahun Log R LogRr)2 LogRr)3
Terjadi (mm)

1 1989 1 DESEMBER 68.80 1.8376 0.0056 -0.0004


2 1990 19 DESEMBER 74.02 1.8693 0.0019 -0.0001
3 1991 2 JANUARI 67.79 1.8312 0.0066 -0.0005
4 1992 22 JANUARI 94.04 1.9733 0.0037 0.0002
5 1993 2 MEI 77.53 1.8895 0.0005 0.0000
6 1994 4 MARET 112.17 2.0499 0.0189 0.0026
7 1995 20 JANUARI 64.33 1.8084 0.0108 -0.0011
8 1996 12-Apr 83.45 1.9215 0.0001 0.0000
9 1997 1 JANUARI 78.22 1.8933 0.0004 0.0000
10 1998 7 FEBRUARI 93.34 1.9701 0.0033 0.0002
11 1999 15-Apr 82.19 1.9148 0.0000 0.0000
12 2000 28 OKTOBER 91.86 1.9631 0.0026 0.0001
13 2001 18 FEBRUARI 93.74 1.9719 0.0035 0.0002
14 2002 28 MARET 86.38 1.9364 0.0006 0.0000
15 2003 19 FEBRUARI 95.86 1.9816 0.0048 0.0003
16 2004 5 MARET 74.19 1.8703 0.0018 -0.0001
17 2005 6 JANUARI 69.06 1.8392 0.0054 -0.0004
18 2006 13 FEBRUARI 80.40 1.9053 0.0001 0.0000
19 2007 16 MARET 80.40 1.9053 0.0001 0.0000
20 2008 18 NOPEMBER 82.38 1.9158 0.0000 0.0000
Jumlah = 1650.13 38.248 0.0705 0.00106
Rerata = 82.507 1.912 0.0035 0.000053
Sumber : hasil analisa data

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
63

Rerata = 1650.13 / 20 = 82,507 mm

Perhitungan Standart Deviasi :

0,0705
20  1
S =

= 0,061

Koefisien skewness (kepencengan)

20  0 , 00106
19  18  11 , 80 3
Cs =

= 0,274

Tabel 4.5 Perhitungan Curah Hujan DAS Wrati untuk beberapa periode
Tr K Log R R
(tahun) (mm) (mm) (mm)
2 -0.046 1.9096 81.210
5 0.826 1.9627 91.764
10 1.307 1.9920 98.174
25 1.841 2.0245 105.811
50 2.198 2.0463 111.238
Sumber : hasil analisa data

Nilai k dari interpolasi antara nilai k dari Cs = -0,2 dan Cs = -0,3

Log R2tahun = Log Rr + (k x S)

= 1,912 + ( -0,046 x 0,061)

= 1,9096

R2tahun = 81,210 mm

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
64

4.3 Uji Kesesuaian Distribusi

Untuk menentukan kecocokan distribusi frekuensi dari sample data terhadap

peluang yang dipilih, maka dalam penelitian ini menggunakan dua macam uji, yaitu

secara horisontal dengan metode Smirnov Kolmogorov dan secara vertikal dengan

metode Chi Kuadrat (Chi – Square)

4.3.1 Metode Smirnov-Kolmogorov

Hasil perhitungan Smirnov-Kolmogorov dapat dilihat pada Tabel 4.6.

Tabel 4.6 Perhitungan Dmax pada Uji Smirnov-Kolmogorov DAS Wrati


R
No. Log R Sn(x) K Pr Px Sn(x)-Px
(mm)
1 64.33 1.808 0.048 -1.71 0.839 0.161 0.113
2 67.79 1.831 0.095 -1.33 0.695 0.305 0.210
3 68.80 1.838 0.143 -1.23 0.655 0.345 0.202
4 69.06 1.839 0.190 -1.20 0.645 0.355 0.165
5 74.02 1.869 0.238 -0.71 0.627 0.373 0.135
6 74.19 1.870 0.286 -0.69 0.624 0.376 0.090
7 77.53 1.889 0.333 -0.38 0.564 0.436 0.103
8 78.22 1.893 0.381 -0.31 0.552 0.448 0.068
9 80.40 1.905 0.429 -0.12 0.514 0.486 0.058
10 80.40 1.905 0.476 -0.12 0.524 0.476 0.001
11 82.19 1.915 0.524 0.04 0.470 0.530 0.006
12 82.38 1.916 0.571 0.06 0.465 0.535 0.036
13 83.45 1.921 0.619 0.15 0.433 0.567 0.052
14 86.38 1.936 0.667 0.39 0.349 0.651 0.015
15 91.86 1.963 0.714 0.83 0.197 0.803 0.088
16 93.34 1.970 0.762 0.95 0.158 0.842 0.080
17 93.74 1.972 0.810 0.98 0.169 0.831 0.022
18 94.04 1.973 0.857 1.00 0.134 0.866 0.008
19 95.86 1.982 0.905 1.14 0.119 0.881 0.024
20 112.17 2.050 0.952 2.26 -0.007 1.007 0.054
D max 0.210
Sumber : hasil analisa data

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
65

Keterangan :

Log Rr = 1,912

S = 0,061

Cs = 0,274

n  1
Sn ( x )= m dimana : m = nomer urut, n = jumlah nomer urut

20  1
= 1

= 0,048

k = ( Log R – Log Rr ) / S

= ( 1.808 - 1,912 ) / 0,061

= - 1,71

Pr = Tabel Distribusi Normal

Px = 1 – Pr

Dari tabel Nilai Kritis untuk Uji Smirnov Kolmogorof, dengan n = 20

Untuk a = 5 % ; Dcr = 0,29

Untuk a = 1 % ; Dcr = 0,36

Karena Dcrhitung< Dcrtabel maka distribusi dapat diterima

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
66

4.3.2 Metode Chi – Khuadrat (Chi - Square Test)

Hasil perhitungan Smirnov Kolmogorov dapat dilihat pada Tabel 4.7.

Tabel 4.7 Uji Chi Square DAS Wrati


Batas Kelas
Kelas P (%) K KxS Log R
(Rt)
1 80.000 -0.852 -0.052 1.860 72.522
2 60.000 -0.314 -0.019 1.893 78.204
3 40.000 0.245 0.015 1.927 84.586
4 20.000 0.826 0.050 1.963 91.764

Sumber : hasil analisa data

Keterangan :

Banyaknya kelas = 1 + 3,3 Log n

= 1 + 3,3 Log 20 = 5,293 =5

Kelas 1, P (%) = 4/5 x 100%

= 80

Log Rr = 1,912

S = 0,061

Log R = Log Rr x ( k x S )

= 1,912 x ( - 0,052 ) = 1,860

Batas kelas (Rt) = 10Log R

= 101,852 = 72,522

Jumlah data dalam beberapa kelas dapat dilihat pada Tabel 4.8.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
67

Tabel 4.8 Batas kelas Uji Chi Square DAS Wrati


Kelas Batas Kelas (Ej) (Oj) (Oj-Ej)2/Ej
1 0,000 - 72.522 4.00 4 0.000
2 72.522 - 78.204 4.00 3 0.250
3 78.204 - 84.586 4.00 6 1.000
4 84.586 - 91.764 4.00 1 2.250
5 91.764 - 0.000 4.00 6 1.000

S 20 4.500
Sumber : hasil analisa data

Keterangan :

Didapatkan : R^2 = 4.500 X2

Dengan derajat kebebasan = k - R – 1 = 2.000

Dari tabel Chi Square ( a = 5% ) → R2 = 5.99

Dari tabel Chi Square ( a = 1% ) → R2 = 9.21

Karena R2hitung < R2tabel maka distribusi dapat diterima

4.4 Analisa Debit Banjir Rencana

Perhitungan debit banjir rencana di DAS Wrati di bagi dalam 3 Sub DAS

yaitu : Sub DAS I, Sub DAS II, Sub DAS III. Sub DAS I memiliki luas 25,03 km2;

Sub DAS II memiliki luas 51,44 km2; sedangkan Sub DAS III memiliki luas 69,25

km2. Untuk lebih jelasnya akan ditampilkan luasan pengaruh Thiessen tiap Sub DAS

Wrati pada Gambar 4.2 dan Tabel 4.9.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
68

Gambar 4.2. Luasan pengaruh Thiessen Poligon tiap Sub DAS Wrati

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
69

Keterangan :

Warna merah jambu merupakan daerah Sub DAS I yang memiliki luas 25,03 km2.

Warna biru muda merupakan daerah Sub DAS II yang memiliki luas 51,44 km2.

Warna kuning merupakan daerah Sub DAS III yang memiliki luas 69,25 km2.

Tabel 4.9 Luasan Pengaruh Thiessen Poligon Tiap Sub DAS Wrati
Nomor SUB DAS I SUB DAS II SUB DAS III
Nama Bobot Bobot Luas Bobot
Stasiun Luas Luas
Stasiun Theisen Theisen ( Theisen
( km²) ( km²)
(%) (%) km²) (%)
1 Gempol 9.35 0.37 9.35 0.18 9.35 0.14
2 Winong - - 0.88 0.02 0.88 0.01
Kedung
3 Cangkring 3.72 0.15 3.72 0.07 3.72 0.05
4 Banyulegi 3.79 0.15 13.43 0.26 16.47 0.24
5 kepulungan 4.48 0.18 5.11 0.10 5.11 0.07
6 bareng 1.29 0.05 4.54 0.09 4.54 0.07
7 Randupitu 2.40 0.10 9.89 0.19 9.89 0.14
8 Tanggul - - 2.26 0.04 4.46 0.06
9 Jawi - - 0.53 0.01 0.53 0.01
10 Kasri - - 1.73 0.03 1.73 0.02
11 Bekacak - - - 4.23 0.06
12 Bangil - - - 8.34 0.12
Total 25.03 51.44 69.25
Sumber : hasil analisa data

4.4.1 Penggunaan Lahan

Tata guna lahan yang digunakan didasarkan pada tata guna lahan kondisi

eksisting sesuai kenyataan yang ada yang diperoleh dari Rencana Tata Ruang

Wilayah (RTRW) Kabupaten Pasuruan dan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)

Kabupaten Sidoarjo. Tata guna lahan eksisting di Das Kali Wrati, gambarnya dapat

dilihat pada Gambar 4.3.

Setiap jenis penggunaan lahan mempunyai koefisien pengaliran yang

didasarkan pada fungsi peruntukan dan kepadatan bangunan. Untuk daerah aliran

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
70

dimana penggunaan lahannya bervariasi, maka nilai koefisien pengalirannya

merupakan gabungan dari variasi penggunaan lahan tersebut. Besar nilai koefisien

pengaliran berdasarkan penggunaan lahan eksisting masing-masing Sub DAS dapat

dilihat pada Tabel 4.10.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
71

Tabel 4.10 Nilai Koefisien Pengaliran Gabungan berdasarkan Tata Guna Lahan Eksisting Di DAS Wrati

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
72

Gambar 4.3. Tata Guna Lahan Lahan Rencana di DAS Wrati

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
73

4.4.2 Distribusi Hujan Dan Curah Hujan Efektif

Berdasarkan pencatatan dari Dinas pengairan dan Pertambangan Kabupaten

Pasuruan dan BPSAW Gembong Pekalen di Pasuruan serta dengan

mempertimbangan hujan di wilayah yang lain di Kabupaten Pasuruan selain Tretes,

maka konsentrasi hujan besar umumnya terjadi selama 4 jam. Dengan pertimbangan

tersebut di atas maka perhitungan distribusi hujan dilakukan dengan persamaan dari

Dr. Mononobe dengan hujan terpusat terjadi selama 4 (empat) jam, maka dapat

dihitung rasio nisbah hujan jam-jaman dan selanjutnya bisa diketahui curah hujan

efektifnya dengan mengalikan curah hujan rencana dengan nilai koefisien

pengalirannya.

Dengan lama hujan terpusat 4 (empat) jam, maka dapat dihitung besarnya

rata-rata hujan (Rt) untuk masing – masing waktu. Perhitungan Nisbah Hujan Jam-

jaman dapat dilihat pada Tabel 4.11.

Tabel 4.11 Perhitungan Nisbah Hujan Jam-jaman


T ( jam ) t ( jam ) Rt Rasio Dist
4 1 0,630 0,630
4 2 0,397 0,164
4 3 0,303 0,115
4 4 0,250 0,091
Sumber : hasil analisa data

Perhitungan curah hujan rata sampai jam ke-t

Rt = R24   4 
2/3

4 t

Dimana R24 = 1

Rt = 1   4 
2/3

4 1
t=1

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
74

= 0,630

= 1   4 
2/3

4 2
t=2 Rt

= 0,397

Rt = 1   4 
2/3

4 3
t=3

= 0,303

1 4
 
2/3
t=4 Rt =
4 4

= 0,250

Perhitungan rasio distribusi curah hujan rata sampai jam ke-t

Rt’ = t . Rt – {( t – 1 ) . Rt-1 )}

t=1 Rt’ = 0,630

t=2 Rt’ = 2 . 0,397 – {( 2 – 1 ) . 0,630} = 0,164

t=3 Rt’ = 3 . 0,303 – {( 3 – 1 ) . 0,397} = 0,115

t=4 Rt’ = 4 . 0,250 – {( 4 – 1 ) . 0,303} = 0,091

Dari hasil perhitungan curah hujan efektif, selanjutnya dapat dihitung pula

sebaran curah hujan efektif jam-jaman dengan menggunakan rumus Dr. Mononobe.

Hasil perhitungan sebaran curah hujan efektif untuk setiap Sub DAS Wrati

ditunjukkan pada Tabel 4.12.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
75

Tabel 4.12 Perhitungan Curah Hujan Efektif dan Distribusi Hujan Sub DAS I
Wrati
R Koef. R Distribusi Hujan
Periode Rencana Pengaliran Efektif
R1 R2 R3 R4
Ulang Eksisting
(R) ( C - eks ) Reff ( R24 ) 0.630 0.164 0.115 0.091
2 81.210 0.680 56.105 35.344 9.187 6.444 5.130
5 91.764 0.680 62.847 39.591 10.291 7.219 5.747
10 98.174 0.680 66.378 41.816 10.869 7.624 6.070
25 105.811 0.680 69.816 43.982 11.432 8.019 6.384
50 111.238 0.680 72.559 45.709 11.881 8.334 6.635
Sumber : Hasil Analisa data
Tabel 4.13 Perhitungan Curah Hujan Efektif dan Distribusi Hujan Sub DAS II
Wrati
R Koef. R Distribusi Hujan
Periode Rencana Pengaliran Efektif
R1 R2 R3 R4
Ulang Eksisting
(R) ( C - eks ) Reff ( R24 ) 0.630 0.164 0.115 0.091
2 81.210 0.670 55.280 34.824 9.051 6.349 5.055
5 91.764 0.670 61.923 39.009 10.139 7.112 5.662
10 98.174 0.670 65.402 41.201 10.709 7.512 5.980
25 105.811 0.670 68.790 43.335 11.264 7.901 6.290
50 111.238 0.670 71.492 45.037 11.706 8.212 6.537
Sumber : Hasil Analisa data

Tabel 4.14 Perhitungan Curah Hujan Efektif dan Distribusi Hujan Sub DAS III
Wrati
R Koef. R Distribusi Hujan
Periode Rencana Pengaliran Efektif
R1 R2 R3 R4
Ulang Eksisting
(R) ( C - eks ) Reff ( R24 ) 0.630 0.164 0.115 0.091
2 81.210 0.640 52.804 33.265 8.646 6.065 4.828
5 91.764 0.640 59.150 37.262 9.685 6.794 5.409
10 98.174 0.640 62.474 39.356 10.229 7.176 5.713
25 105.811 0.640 65.709 41.394 10.759 7.547 6.008
50 111.238 0.640 68.291 43.020 11.182 7.844 6.244
Sumber : Hasil Analisa data

4.5 Hidograf Satuan Sintetik Nakayasu

Perhitungan hidograf rencana DAS Wrati menggunakan Metode Syntetic

Unit Hidograf Nakayasu dengan bentuk kurva yang disajikan pada gambar, dan

menggunakan persamaan :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
76

3,6.0,3.Tp  T0,3 
C. A.Ro
Qmax =

Dimana :

 Untuk daerah pengaliran biasa Harga α = 2

 Untuk bagian naik hidograf yang lambat dan bagian yang turun dengan cepat

harga α = 1,5

 Untuk bagian naik hidograf yang cepat dan bagian yang turun dengan lambat

harga α = 3

Dalam perhitungan hidrograf debit banjir rencana DAS Wrati ada tiga sub

DAS , dengan uraian di bawah ini.

 Perhitungan Sub DAS I Wrati :

Luas sub DAS I (A) = 25,03 Km2

Koefisien eksisting (C) = 0,68

Curah hujan satuan (Ro) = 1 mm

L sub DAS I = 11,64 Km

Untuk panjang sungai (L) < 15 km, Tg = 0,21 x L0,7

(L) > 15 km, Tg = 0,4 + (0,058 x L)

Tg = 0,21 x 11,640,7 = 1,170 jam

Tr = 0,8 x 1,1705 = 0,936 jam

Tp = 1,170 + (0,8 x 0,936) = 1,920 jam

α =2

T0,3 = α x Tg

= 2 x 1,1705 = 2,341jam

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
77

A  Ro

1
3,6 (0,3  Tp)  T0,3
Qmax =

= 2,384 m3/dt

 Untuk lengkung naik : t ≤ Tp

t ≤ 1,920 jam

 Untuk lengkung turun I : Tp ≤ t ≤ Tp + T0,3

1,920 ≤ t ≤ 1,920 + 2,341

1,920 jam ≤ t ≤ 4,261

 Untuk lengkung turun II : Tp + T0,3 ≤ t ≤ Tp + T0,3 + 1,5 T0,3

1,920 + 2,341 ≤ t ≤ 1,920 + 2,341 + (1,5 x 2,341)

4,261 jam ≤ t ≤ 7,772

 Untuk lengkung turun III : t ≥ Tp + T0,3 + 1,5 T0,3

t ≥ 1,920 + 2,341 + (1,5 x 2,341)

t ≥ 7,772 jam

Dari persamaan diatas, maka hasil waktu lengkung hidrograf setelah

dimasukkan dalam persamaan hidrograf satuan Nakayasu dapat dilihat pada Tabel

4.15. sedangkan tabel Unit Hidrograf Banjir dapat dilihat pada Tabel 4.16, dan tabel

hidrograf banjir Q2, Q5, Q10, Q25, Q50 Sub DAS I Wrati dapat dilihat pada Tabel 4.17,

Tabel 4.18, Tabel 4.19, Tabel 4.20, dan Tabel 4.21. Tabel hidrograf banjir Q2 Q5 Q10

Q25 Q50 Sub DAS I Wrati dapat dilihat pada Tabel 4.22. Sedangkan gambar hidrograf

banjir Sub DAS I Wrati dapat dilihat pada Gambar 4.4.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
78

Tabel 4.15. Waktu Lengkung Hidrograf Nakayasu sub DAS I Wrati Kondisi
Eksisting
Awal (jam) Akhir (jam)
No Karakteristik Notasi
Notasi Nilai Notasi Nilai t
1 Lengkung Naik Q do 0 0.000 Tp 1.920
2 Lengkung Turun Tahap 1 Q d1 Tp 1.920 Tp + T0.3 4.261
3 Lengkung Turun Tahap 2 Q d2 Tp + T0.3 4.261 Tp + 2.5 T0.3 7.772
4 Lengkung Turun Tahap 3 Q d3 Tp + 2.5 T0.3 7.772 24 24.000
Sumber : hasil analisa data

Unit Hidograf Satuan Sintetik Nakayasu

Qp = 2,384 m3/det T0,3 = 2,341 jam

tr = ,936 jam Tp + T0,3 = 4,261 jam

Tp = 1,920 jam Tp + 1,5T0,3 = 5,432 jam

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
79

Tabel 4.16 Unit Hidrograf Satuan Sintetik Nakayasu Sub DAS I Wrati
T Notasi Rumus Qa
(jam)
0.00 0
1.00 Q do Qp . (t/Tp)^ 2.4 0.4983
1.92 2.3835
2.00 1.2527
3.00 0.7490
4.00 Q d1 Qp . 0.3 ^ ((t-Tp)/T0.3) 0.4479
5.00 0.5550
6.00 0.3939
7.00 0.2796
8.00 0.2023
9.00 Q d2 Qp . 0.3 ^ ((t - Tp + 0.5T0.3)/(1.5.T0.3)) 0.1564
10.00 0.1210
11.00 0.0935
12.00 0.0723
13.00 0.0559
14.00 0.0433
15.00 0.0334
16.00 Q d3 Qp . 0.3^ ((t-Tp + 1.5T0.3)/(2 . T0.3)) 0.0259
17.00 0.0200
18.00 0.0155
19.00 0.0120
20.00 0.0092
21.00 0.0071
22.00 0.0055
23.00 0.0043
24.00 0.0033
Sumber : Hasil Perhitungan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
80

Tabel 4.17 Hidrograf Banjir Q2 Sub DAS I Wrati


T Qt R1 R2 R3 R4 Q
(jam) (m3/dt) 34.788 9.042 6.343 5.050 (m3/dtk)
0.00 0 0 0
1.00 0.4983 17.334 17.334
1.92 2.3835 82.919 0 82.919
2.00 1.2527 43.579 21.552 0 65.132
3.00 0.7490 26.057 11.327 15.119 0 52.503
4.00 0.4479 15.580 6.773 7.946 12.036 42.335
5.00 0.5550 19.307 4.050 4.751 6.326 34.433
6.00 0.3939 13.703 5.018 2.841 3.782 25.344
7.00 0.2796 9.725 3.562 3.520 2.262 19.069
8.00 0.2023 7.038 2.528 2.498 2.802 14.867
9.00 0.1564 5.443 1.829 1.773 1.989 11.034
10.00 0.1210 4.209 1.415 1.283 1.412 8.318
11.00 0.0935 3.254 1.094 0.992 1.022 6.362
12.00 0.0723 2.516 0.846 0.767 0.790 4.920
13.00 0.0559 1.946 0.654 0.593 0.611 3.804
14.00 0.0433 1.505 0.506 0.459 0.472 2.942
15.00 0.0334 1.163 0.391 0.355 0.365 2.275
16.00 0.0259 0.900 0.302 0.274 0.282 1.759
17.00 0.0200 0.696 0.234 0.212 0.218 1.360
18.00 0.0155 0.538 0.181 0.164 0.169 1.052
19.00 0.0120 0.416 0.140 0.127 0.131 0.813
20.00 0.0092 0.322 0.108 0.098 0.101 0.629
21.00 0.0071 0.249 0.084 0.076 0.078 0.486
22.00 0.0055 0.192 0.065 0.059 0.060 0.376
23.00 0.0043 0.149 0.050 0.045 0.047 0.291
24.00 0.0033 0.115 0.039 0.035 0.036 0.225

Sumber : hasil analisa data

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
81

Tabel 4.18 Hidrograf Banjir Q5 Sub DAS I Wrati


T Qt R1 R2 R3 R4 Q
(jam) (m3/dt) 39.309 10.217 7.167 5.706 (m3/dtk)
0.00 0 0 0
1.00 0.4983 19.587 19.587
1.92 2.3835 93.695 0 93.695
2.00 1.2527 49.243 24.353 0 73.596
3.00 0.7490 29.444 12.799 17.083 0 59.326
4.00 0.4479 17.605 7.653 8.978 13.60 47.837
5.00 0.5550 21.816 4.576 5.368 7.15 38.908
6.00 0.3939 15.483 5.670 3.210 4.27 28.638
7.00 0.2796 10.989 4.024 3.978 2.56 21.547
8.00 0.2023 7.953 2.856 2.823 3.17 16.799
9.00 0.1564 6.150 2.067 2.004 2.25 12.468
10.00 0.1210 4.755 1.598 1.450 1.60 9.399
11.00 0.0935 3.677 1.236 1.121 1.15 7.189
12.00 0.0723 2.843 0.956 0.867 0.89 5.559
13.00 0.0559 2.199 0.739 0.670 0.69 4.299
14.00 0.0433 1.700 0.571 0.518 0.53 3.324
15.00 0.0334 1.315 0.442 0.401 0.41 2.570
16.00 0.0259 1.017 0.342 0.310 0.32 1.987
17.00 0.0200 0.786 0.264 0.240 0.25 1.537
18.00 0.0155 0.608 0.204 0.185 0.19 1.188
19.00 0.0120 0.470 0.158 0.143 0.15 0.919
20.00 0.0092 0.363 0.122 0.111 0.11 0.711
21.00 0.0071 0.281 0.094 0.086 0.09 0.549
22.00 0.0055 0.217 0.073 0.066 0.07 0.425
23.00 0.0043 0.168 0.056 0.051 0.05 0.329
24.00 0.0033 0.12994 0.044 0.040 0.04 0.254

Sumber : hasil analisa data

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
82

Tabel 4.19 Hidrograf Banjir Q10 Sub DAS I Wrati


T Qt R1 R2 R3 R4 Q
(jam) (m3/dt) 42.055 10.931 7.668 6.104 (m3/dtk)
0.00 0 0 0
1.00 0.4983 20.955 20.955
1.92 2.3835 100.240 0 100.240
2.00 1.2527 52.682 26.055 0 78.737
3.00 0.7490 31.500 13.693 18.277 0 63.470
4.00 0.4479 18.835 8.188 9.605 14.550 51.178
5.00 0.5550 23.340 4.896 5.743 7.647 41.626
6.00 0.3939 16.565 6.066 3.434 4.572 30.638
7.00 0.2796 11.757 4.306 4.255 2.734 23.052
8.00 0.2023 8.509 3.056 3.020 3.388 17.973
9.00 0.1564 6.579 2.212 2.144 2.404 13.339
10.00 0.1210 5.088 1.710 1.551 1.707 10.056
11.00 0.0935 3.934 1.322 1.200 1.235 7.691
12.00 0.0723 3.042 1.023 0.928 0.955 5.947
13.00 0.0559 2.352 0.791 0.717 0.738 4.599
14.00 0.0433 1.819 0.611 0.555 0.571 3.556
15.00 0.0334 1.407 0.473 0.429 0.442 2.750
16.00 0.0259 1.088 0.366 0.332 0.341 2.126
17.00 0.0200 0.841 0.283 0.256 0.264 1.644
18.00 0.0155 0.650 0.219 0.198 0.204 1.271
19.00 0.0120 0.503 0.169 0.153 0.158 0.983
20.00 0.0092 0.389 0.131 0.119 0.122 0.760
21.00 0.0071 0.301 0.101 0.092 0.094 0.588
22.00 0.0055 0.232 0.078 0.071 0.073 0.455
23.00 0.0043 0.180 0.060 0.055 0.056 0.351
24.00 0.0033 0.139 0.047 0.042 0.044 0.272

Sumber : hasil analisa data

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
83

Tabel 4.20 Hidrograf Banjir Q25 Sub DAS I Wrati


T Qt R1 R2 R3 R4 Q
(jam) (m3/dt) 45.327 11.781 8.264 6.579 (m3/dtk)
0.00 0 0 0
1.00 0.4983 22.585 22.585
1.92 2.3835 108.038 0 108.038
2.00 1.2527 56.781 28.081 0 84.862
3.00 0.7490 33.951 14.758 19.698 0 68.408
4.00 0.4479 20.300 8.825 10.353 15.682 55.159
5.00 0.5550 25.155 5.276 6.190 8.242 44.864
6.00 0.3939 17.854 6.538 3.701 4.928 33.021
7.00 0.2796 12.671 4.641 4.586 2.947 24.845
8.00 0.2023 9.171 3.294 3.255 3.651 19.371
9.00 0.1564 7.091 2.384 2.310 2.591 14.377
10.00 0.1210 5.483 1.843 1.672 1.839 10.838
11.00 0.0935 4.240 1.425 1.293 1.331 8.289
12.00 0.0723 3.279 1.102 1.000 1.029 6.410
13.00 0.0559 2.535 0.852 0.773 0.796 4.957
14.00 0.0433 1.960 0.659 0.598 0.615 3.833
15.00 0.0334 1.516 0.510 0.462 0.476 2.964
16.00 0.0259 1.172 0.394 0.357 0.368 2.292
17.00 0.0200 0.906 0.305 0.276 0.285 1.772
18.00 0.0155 0.701 0.236 0.214 0.220 1.370
19.00 0.0120 0.542 0.182 0.165 0.170 1.060
20.00 0.0092 0.419 0.141 0.128 0.132 0.819
21.00 0.0071 0.324 0.109 0.099 0.102 0.634
22.00 0.0055 0.251 0.084 0.076 0.079 0.490
23.00 0.0043 0.194 0.065 0.059 0.061 0.379
24.00 0.0033 0.150 0.050 0.046 0.047 0.293

Sumber : hasil analisa data

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
84

Tabel 4.21 Hidrograf Banjir Q50 sub DAS I Wrati


T Qt R1 R2 R3 R4 Q
(jam) (m3/dt) 47.651 12.386 8.688 6.917 (m3/dtk)
0.00 0 0 0
1.00 0.4983 23.744 23.744
1.92 2.3835 113.579 0 113.579
2.00 1.2527 59.693 29.522 0 89.214
3.00 0.7490 35.692 15.515 20.709 0 71.916
4.00 0.4479 21.341 9.277 10.884 16.486 57.988
5.00 0.5550 26.445 5.547 6.508 8.664 47.165
6.00 0.3939 18.769 6.874 3.891 5.181 34.715
7.00 0.2796 13.321 4.879 4.822 3.098 26.119
8.00 0.2023 9.641 3.463 3.422 3.839 20.364
9.00 0.1564 7.455 2.506 2.429 2.724 15.114
10.00 0.1210 5.765 1.938 1.758 1.934 11.394
11.00 0.0935 4.458 1.498 1.359 1.399 8.715
12.00 0.0723 3.447 1.159 1.051 1.082 6.739
13.00 0.0559 2.665 0.896 0.813 0.837 5.211
14.00 0.0433 2.061 0.693 0.628 0.647 4.029
15.00 0.0334 1.594 0.536 0.486 0.500 3.116
16.00 0.0259 1.232 0.414 0.376 0.387 2.409
17.00 0.0200 0.953 0.320 0.291 0.299 1.863
18.00 0.0155 0.737 0.248 0.225 0.231 1.441
19.00 0.0120 0.570 0.192 0.174 0.179 1.114
20.00 0.0092 0.441 0.148 0.134 0.138 0.861
21.00 0.0071 0.341 0.115 0.104 0.107 0.666
22.00 0.0055 0.263 0.089 0.080 0.083 0.515
23.00 0.0043 0.204 0.068 0.062 0.064 0.398
24.00 0.0033 0.158 0.053 0.048 0.049 0.308

Sumber : hasil analisa data

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
85

Tabel 4.22 Hidrograf Banjir Sub DAS I Wrati


T Q2 Q5 Q10 Q25 Q50
3 3 3 3
(Jam) (m /dt) (m /dt) (m /dt) (m /dt) (m3/dt)
0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
1.000 17.334 19.587 20.955 22.585 23.744
1.920 82.919 93.695 100.240 108.038 113.579
2.000 65.132 73.596 78.737 84.862 89.214
3.000 52.503 59.326 63.470 68.408 71.916
4.000 42.335 47.837 51.178 55.159 57.988
5.000 34.433 38.908 41.626 44.864 47.165
6.000 25.344 28.638 30.638 33.021 34.715
7.000 19.069 21.547 23.052 24.845 26.119
8.000 14.867 16.799 17.973 19.371 20.364
9.000 11.034 12.468 13.339 14.377 15.114
10.000 8.318 9.399 10.056 10.838 11.394
11.000 6.362 7.189 7.691 8.289 8.715
12.000 4.920 5.559 5.947 6.410 6.739
13.000 3.804 4.299 4.599 4.957 5.211
14.000 2.942 3.324 3.556 3.833 4.029
15.000 2.275 2.570 2.750 2.964 3.116
16.000 1.759 1.987 2.126 2.292 2.409
17.000 1.360 1.537 1.644 1.772 1.863
18.000 1.052 1.188 1.271 1.370 1.441
19.000 0.813 0.919 0.983 1.060 1.114
20.000 0.629 0.711 0.760 0.819 0.861
21.000 0.486 0.549 0.588 0.634 0.666
22.000 0.376 0.425 0.455 0.490 0.515
23.000 0.291 0.329 0.351 0.379 0.398
24.000 0.225 0.254 0.272 0.293 0.308

Sumber : hasil analisa data

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
86

Gambar 4.4. Hidrograf Nakayasu Sub DAS I Wrati

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
87

 Perhitungan Sub DAS II Wrati :

Luas sub DAS II (A) = 51,44 Km2

Koefisien eksisting (C) = 0,67

L sub DAS I = 18,20 Km

Untuk panjang sungai (L) < 15 km, Tg = 0,21 x L0,7

(L) > 15 km, Tg = 0,4 + (0,058 x L)

Tg = 0,21 x 18,200,7 = 1,456 jam

Tr = 0,8 x 1,456 = 1,164 jam

Tp = 1,456 + (0,8 x 1,164) = 2,387jam

α =2

T0,3 = α x Tg

= 2 x 1,456 = 2,911jam

A  Ro

1
3,6 (0,3  Tp)  T0,3
Qmax =

= 3,939 m3/dt

 Untuk lengkung naik : t ≤ Tp

t ≤ 2,387 jam

 Untuk lengkung turun I : Tp ≤ t ≤ Tp + T0,3

2,387 ≤ t ≤ 2,387 + 2,911

2,387 jam ≤ t ≤ 5,298 jam

 Untuk lengkung turun II : Tp + T0,3 ≤ t ≤ Tp + T0,3 + 1,5 T0,3

2,387 + 2,911 ≤ t ≤ 2,387 + 2,911 + (1,5 x 2,911)

5,298 jam ≤ t ≤ 9,665 jam

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
88

 Untuk lengkung turun III : t ≥ Tp + T0,3 + 1,5 T0,3

t ≥ 2,387 + 2,911 + (1,5 x 2,911)

t ≥ 9,665 jam

Dari persamaan diatas, maka hasil waktu lengkung hidrograf setelah

dimasukkan dalam persamaan hidrograf satuan Nakayasu dapat dilihat pada Tabel

4.23, sedangkan tabel Unit Hidrograf Banjir dapat dilihat pada Tabel 4.24, dan tabel

hidrograf banjir Q2, Q5, Q10, Q25, Q50 Sub DAS II Wrati dapat dilihat pada Tabel 4.25,

Tabel 4.26, Tabel 4.27, Tabel 4.28, dan Tabel 4.29. Tabel hidrograf banjir Q2 Q5 Q10

Q25 Q50 Sub DAS II Wrati dapat dilihat pada Tabel 4.30. Sedangkan gambar

hidrograf banjir Sub DAS II Wrati dapat dilihat pada Gambar 4.5.

Tabel 4.23 Waktu Lengkung Hidrograf Nakayasu sub DAS II Wrati Kondisi
Eksisting
Awal (jam) Akhir (jam)
No Karakteristik Notasi
Notasi Nilai Notasi Nilai t
1 Lengkung Naik Q do 0 0.000 Tp 2.387
2 Lengkung Turun Tahap 1 Q d1 Tp 2.387 Tp + T0.3 5.298
3 Lengkung Turun Tahap 2 Q d2 Tp + T0.3 5.298 Tp + 2.5 T0.3 9.665
4 Lengkung Turun Tahap 3 Q d3 Tp + 2.5 T0.3 9.665 24 24.000
Sumber : hasil analisa data

Unit Hidograf Satuan Sintetik Nakayasu

Qp = 3,939 m3/det T0,3 = 2,911 jam

tr = 1,164 jam Tp + T0,3 = 5,298 jam

Tp = 2,387 jam Tp + 1,5T0,3 = 9,665 jam

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
89

Tabel 4.24 Unit Hidograf Satuan Sintetik Nakayasu Sub DAS II Wrati
T Notasi Rumus Qa
(jam)
0.00 0.0000
1.00 Q do Qp . (t/Tp)^ 2.4 0.4881
2.00 2.5760
2.39 3.9392
3.00 3.0573
4.00 Q d1 Qp . 0.3 ^ ((t-Tp)/T0.3) 2.0218
5.00 1.3370
6.00 0.9739
7.00 0.7392
8.00 0.5611
9.00 Q d2 Qp . 0.3 ^ ((t - Tp + 0.5T0.3)/(1.5.T0.3)) 0.4259
10.00 0.3308
11.00 0.2690
12.00 0.2188
13.00 0.1779
14.00 0.1447
15.00 0.1176
16.00 Q d3 Qp . 0.3^ ((t-Tp + 1.5T0.3)/(2 . T0.3)) 0.0957
17.00 0.0778
18.00 0.0633
19.00 0.0514
20.00 0.0418
21.00 0.0340
22.00 0.0277
23.00 0.0225
24.00 0.0183
Sumber : Hasil Perhitungan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
90

Tabel 4.25 Hidrograf Banjir Q2 Sub DAS II Wrati


T Qt R1 R2 R3 R4 Q
(jam) (m3/dt) 34.277 8.909 6.250 4.975 (m3/dtk)
0.00 0.0000 0.000 0.000
1.00 0.4881 16.729 0.000 16.729
2.00 2.5760 88.298 4.348 92.647
2.39 3.9392 135.022 22.951 0.000 157.973
3.00 3.0573 104.795 27.238 3.050 0.000 135.083
4.00 2.0218 69.299 18.012 16.099 2.428 105.839
5.00 1.3370 45.827 11.911 19.107 12.817 89.662
6.00 0.9739 33.382 8.677 12.635 15.211 69.905
7.00 0.7392 25.338 6.586 8.356 10.059 50.339
8.00 0.5611 19.233 4.999 6.087 6.652 36.970
9.00 0.4259 14.598 3.794 4.620 4.845 27.858
10.00 0.3308 11.339 2.947 3.507 3.678 21.471
11.00 0.2690 9.221 2.397 2.662 2.792 17.071
12.00 0.2188 7.498 1.949 2.067 2.119 13.634
13.00 0.1779 6.098 1.585 1.681 1.646 11.010
14.00 0.1447 4.959 1.289 1.367 1.338 8.953
15.00 0.1176 4.032 1.048 1.112 1.088 7.281
16.00 0.0957 3.279 0.852 0.904 0.885 5.921
17.00 0.0778 2.667 0.693 0.735 0.720 4.815
18.00 0.0633 2.168 0.564 0.598 0.585 3.915
19.00 0.0514 1.763 0.458 0.486 0.476 3.184
20.00 0.0418 1.434 0.373 0.395 0.387 2.589
21.00 0.0340 1.166 0.303 0.322 0.315 2.105
22.00 0.0277 0.948 0.246 0.261 0.256 1.712
23.00 0.0225 0.771 0.200 0.213 0.208 1.392
24.00 0.0183 0.627 0.163 0.173 0.169 1.132

Sumber : hasil analisa data

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
91

Tabel 4.26 Hidrograf Banjir Q5 Sub DAS II Wrati


T Qt R1 R2 R3 R4 Q
(jam) (m3/dt) 38.731 10.067 7.062 5.622 (m3/dtk)
0.000 0.0000 0.000 0.000
1.000 0.4881 18.904 0.000 18.904
2.000 2.5760 99.773 4.913 104.687
2.387 3.9392 152.570 25.933 0.000 178.503
3.000 3.0573 118.414 30.778 3.447 0.000 152.638
4.000 2.0218 78.305 20.353 18.192 2.744 119.594
5.000 1.3370 51.782 13.459 21.590 14.482 101.314
6.000 0.9739 37.721 9.804 14.277 17.188 78.990
7.000 0.7392 28.631 7.442 9.441 11.366 56.881
8.000 0.5611 21.732 5.649 6.878 7.516 41.774
9.000 0.4259 16.495 4.287 5.220 5.475 31.478
10.000 0.3308 12.813 3.330 3.962 4.156 24.261
11.000 0.2690 10.419 2.708 3.008 3.154 19.289
12.000 0.2188 8.473 2.202 2.336 2.394 15.406
13.000 0.1779 6.890 1.791 1.900 1.860 12.441
14.000 0.1447 5.603 1.456 1.545 1.512 10.117
15.000 0.1176 4.556 1.184 1.256 1.230 8.227
16.000 0.0957 3.705 0.963 1.022 1.000 6.690
17.000 0.0778 3.013 0.783 0.831 0.813 5.440
18.000 0.0633 2.450 0.637 0.676 0.661 4.424
19.000 0.0514 1.993 0.518 0.549 0.538 3.598
20.000 0.0418 1.620 0.421 0.447 0.437 2.926
21.000 0.0340 1.318 0.342 0.363 0.356 2.379
22.000 0.0277 1.071 0.279 0.295 0.289 1.935
23.000 0.0225 0.871 0.226 0.240 0.235 1.573
24.000 0.0183 0.709 0.184 0.195 0.191 1.279

Sumber : hasil analisa data

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
92

Tabel 4.27 Hidrograf Banjir Q10 Sub DAS II Wrati


T Qt R1 R2 R3 R4 Q
(jam) (m3/dt) 41.437 10.770 7.555 6.015 (m3/dtk)
0.000 0.0000 0.000 0.000
1.000 0.4881 20.224 0.000 20.224
2.000 2.5760 106.743 5.257 112.000
2.387 3.9392 163.227 27.745 0.000 190.972
3.000 3.0573 126.685 32.928 3.687 0.000 163.301
4.000 2.0218 83.775 21.775 19.462 2.936 127.948
5.000 1.3370 55.400 14.400 23.098 15.494 108.391
6.000 0.9739 40.356 10.489 15.275 18.389 84.508
7.000 0.7392 30.631 7.962 10.101 12.160 60.854
8.000 0.5611 23.250 6.043 7.358 8.041 44.693
9.000 0.4259 17.648 4.587 5.585 5.858 33.677
10.000 0.3308 13.708 3.563 4.239 4.446 25.956
11.000 0.2690 11.147 2.897 3.218 3.375 20.637
12.000 0.2188 9.065 2.356 2.499 2.562 16.482
13.000 0.1779 7.371 1.916 2.032 1.990 13.310
14.000 0.1447 5.994 1.558 1.653 1.618 10.823
15.000 0.1176 4.875 1.267 1.344 1.316 8.801
16.000 0.0957 3.964 1.030 1.093 1.070 7.157
17.000 0.0778 3.224 0.838 0.889 0.870 5.820
18.000 0.0633 2.621 0.681 0.723 0.708 4.733
19.000 0.0514 2.132 0.554 0.588 0.575 3.849
20.000 0.0418 1.733 0.451 0.478 0.468 3.130
21.000 0.0340 1.410 0.366 0.389 0.380 2.545
22.000 0.0277 1.146 0.298 0.316 0.309 2.070
23.000 0.0225 0.932 0.242 0.257 0.252 1.683
24.000 0.0183 0.758 0.197 0.209 0.205 1.369

Sumber : hasil analisa data

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
93

Tabel 4.28 Hidrograf Banjir Q25 Sub DAS II Wrati


T Qt R1 R2 R3 R4 Q
(jam) (m3/dt) 44.660 11.608 8.143 6.482 (m3/dtk)
0.000 0.0000 0.000 0.000
1.000 0.4881 21.797 0.000 21.797
2.000 2.5760 115.046 5.666 120.712
2.387 3.9392 175.925 29.903 0.000 205.828
3.000 3.0573 136.540 35.490 3.974 0.000 176.004
4.000 2.0218 90.292 23.469 20.976 3.164 137.901
5.000 1.3370 59.709 15.520 24.895 16.699 116.823
6.000 0.9739 43.495 11.305 16.463 19.819 91.082
7.000 0.7392 33.014 8.581 10.887 13.106 65.588
8.000 0.5611 25.059 6.513 7.930 8.667 48.169
9.000 0.4259 19.020 4.944 6.019 6.313 36.297
10.000 0.3308 14.774 3.840 4.569 4.792 27.975
11.000 0.2690 12.014 3.123 3.468 3.637 22.242
12.000 0.2188 9.770 2.539 2.694 2.761 17.764
13.000 0.1779 7.945 2.065 2.191 2.144 14.345
14.000 0.1447 6.461 1.679 1.781 1.744 11.665
15.000 0.1176 5.254 1.366 1.449 1.418 9.486
16.000 0.0957 4.272 1.110 1.178 1.153 7.714
17.000 0.0778 3.474 0.903 0.958 0.938 6.273
18.000 0.0633 2.825 0.734 0.779 0.763 5.101
19.000 0.0514 2.298 0.597 0.633 0.620 4.148
20.000 0.0418 1.868 0.486 0.515 0.504 3.373
21.000 0.0340 1.519 0.395 0.419 0.410 2.743
22.000 0.0277 1.236 0.321 0.341 0.333 2.231
23.000 0.0225 1.005 0.261 0.277 0.271 1.814
24.000 0.0183 0.817 0.212 0.225 0.221 1.475

Sumber : hasil analisa data

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
94

Tabel 4.29 Hidrograf Banjir Q50 sub DAS II Wrati


T Qt R1 R2 R3 R4 Q
(jam) (m3/dt) 46.951 12.203 8.560 6.815 (m3/dtk)
0.000 0.0000 0.000 0.000
1.000 0.4881 22.915 0.000 22.915
2.000 2.5760 120.947 5.956 126.903
2.387 3.9392 184.948 31.437 0.000 216.385
3.000 3.0573 143.543 37.310 4.178 0.000 185.031
4.000 2.0218 94.923 24.673 22.052 3.326 144.974
5.000 1.3370 62.772 16.316 26.172 17.556 122.815
6.000 0.9739 45.726 11.885 17.307 20.835 95.753
7.000 0.7392 34.707 9.021 11.445 13.778 68.952
8.000 0.5611 26.344 6.847 8.337 9.111 50.640
9.000 0.4259 19.996 5.197 6.328 6.637 38.159
10.000 0.3308 15.532 4.037 4.803 5.038 29.410
11.000 0.2690 12.630 3.283 3.646 3.824 23.383
12.000 0.2188 10.271 2.670 2.832 2.902 18.675
13.000 0.1779 8.352 2.171 2.303 2.254 15.081
14.000 0.1447 6.792 1.765 1.873 1.833 12.264
15.000 0.1176 5.523 1.436 1.523 1.491 9.973
16.000 0.0957 4.492 1.167 1.238 1.212 8.110
17.000 0.0778 3.653 0.949 1.007 0.986 6.595
18.000 0.0633 2.970 0.772 0.819 0.802 5.363
19.000 0.0514 2.415 0.628 0.666 0.652 4.361
20.000 0.0418 1.964 0.511 0.542 0.530 3.546
21.000 0.0340 1.597 0.415 0.440 0.431 2.884
22.000 0.0277 1.299 0.338 0.358 0.351 2.345
23.000 0.0225 1.056 0.275 0.291 0.285 1.907
24.000 0.0183 0.859 0.223 0.237 0.232 1.551

Sumber : hasil analisa data

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
95

Tabel 4.30 Hidrograf Banjir Sub DAS II Wrati


T Q2 Q5 Q10 Q25 Q50
3 3 3 3
(Jam) (m /dt) (m /dt) (m /dt) (m /dt) (m3/dt)
0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
1.000 16.729 18.904 20.224 21.797 22.915
2.000 92.647 104.687 112.000 120.712 126.903
2.387 157.973 178.503 190.972 205.828 216.385
3.000 135.083 152.638 163.301 176.004 185.031
4.000 105.839 119.594 127.948 137.901 144.974
5.000 89.662 101.314 108.391 116.823 122.815
6.000 69.905 78.990 84.508 91.082 95.753
7.000 50.339 56.881 60.854 65.588 68.952
8.000 36.970 41.774 44.693 48.169 50.640
9.000 27.858 31.478 33.677 36.297 38.159
10.000 21.471 24.261 25.956 27.975 29.410
11.000 17.071 19.289 20.637 22.242 23.383
12.000 13.634 15.406 16.482 17.764 18.675
13.000 11.010 12.441 13.310 14.345 15.081
14.000 8.953 10.117 10.823 11.665 12.264
15.000 7.281 8.227 8.801 9.486 9.973
16.000 5.921 6.690 7.157 7.714 8.110
17.000 4.815 5.440 5.820 6.273 6.595
18.000 3.915 4.424 4.733 5.101 5.363
19.000 3.184 3.598 3.849 4.148 4.361
20.000 2.589 2.926 3.130 3.373 3.546
21.000 2.105 2.379 2.545 2.743 2.884
22.000 1.712 1.935 2.070 2.231 2.345
23.000 1.392 1.573 1.683 1.814 1.907
24.000 1.132 1.279 1.369 1.475 1.551

Sumber : hasil analisa data

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

250.000

200.000

150.000
Debit (m3/dt)

100.000

50.000

0.000
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

Waktu (jam)

Debit Rencana Q2 (m3/dt ) Debit Rencana Q5 (m3/dt ) Debit Rencana Q10 (m3/dt )

Debit Rencana Q25(m3/dt ) Debit Rencana Q50 (m3/dt )

Gambar 4.5. Hidrograf Nakayasu Sub DAS II Wrati

96
97

 Perhitungan Sub DAS III Wrati :

Luas sub DAS II (A) = 69,25 Km2

Koefisien eksisting (C) = 0,64

L sub DAS I = 23,30 Km

Untuk panjang sungai (L) < 15 km, Tg = 0,21 x L0,7

(L) > 15 km, Tg = 0,4 + (0,058 x L)

Tg = 0,21 x 18,200,7 = 1,751 jam

Tr = 0,8 x 1,456 = 1,401 jam

Tp = 1,751 + ( 0,8 x 1,401) = 2,872jam

α =2

T0,3 = α x Tg

= 2 x 1,456 = 3,503 jam

A  Ro

1
3,6 (0,3  Tp)  T0,3
Qmax =

= 4,407 m3/dt

 Untuk lengkung naik : t ≤ Tp

t ≤ 2,872 jam

 Untuk lengkung turun I : Tp ≤ t ≤ Tp + T0,3

2,872 ≤ t ≤ 2,872 + 3,503

2,872 jam ≤ t ≤ 6,375 jam

 Untuk lengkung turun II : Tp + T0,3 ≤ t ≤ Tp + T0,3 + 1,5 T0,3

2,872 + 3,503 ≤ t ≤ 2,872 + 3,503 + (1,5 x 3,503)

6,375 jam ≤ t ≤ 11,629 jam

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
98

 Untuk lengkung turun III : t ≥ Tp + T0,3 + 1,5 T0,3

t ≥ 2,872 + 3,503 + (1,5 x 3,503)

t ≥ 11,629 jam

Dari persamaan diatas, maka hasil waktu lengkung hidrograf setelah

dimasukkan dalam persamaan hidrograf satuan Nakayasu dapat dilihat pada Tabel

4.31, sedangkan tabel Unit Hidrograf Banjir dapat dilihat pada Tabel 4.32, dan tabel

hidrograf banjir Q2, Q5, Q10, Q25, Q50 Sub DAS III Wrati dapat dilihat pada Tabel

4.33, Tabel 4.34, Tabel 4.35, Tabel 4.36, dan Tabel 4.37. Tabel hidrograf banjir Q2

Q5 Q10 Q25 Q50 Sub DAS III Wrati dapat dilihat pada Tabel 4.38. Sedangkan gambar

hidrograf banjir Sub DAS III Wrati dapat dilihat pada Gambar 4.6

Tabel 4.31 Waktu Lengkung Hidrograf Nakayasu sub DAS III Wrati Kondisi
Eksisting
Awal (jam) Akhir (jam)
No Karakteristik Notasi
Notasi Nilai Notasi Nilai t
1 Lengkung Naik Q do 0 0.000 Tp 2.872
2 Lengkung Turun Tahap 1 Q d1 Tp 2.872 Tp + T0.3 6.375
3 Lengkung Turun Tahap 2 Q d2 Tp + T0.3 6.375 Tp + 2.5 T0.3 11.629
4 Lengkung Turun Tahap 3 Q d3 Tp + 2.5 T0.3 11.629 24 24.000
Sumber : hasil analisa data

Unit Hidograf Satuan Sintetik Nakayasu

Qp = 4,407 m3/det T0,3 = 3,503jam

tr = 1,401 jam Tp + T0,3 = 6,375 jam

Tp = 2,872 jam Tp + 1,5T0,3 = 11,629 jam

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
99

Tabel 4.32 Unit Hidograf Satuan Sintetik Nakayasu Sub DAS III
T Notasi Rumus Qa
(jam)
0.00 0.0000
1.00 Q do Qp . (t/Tp)^ 2.4 0.4881
2.00 2.5760
2.87 4.4074
3.00 4.2181
4.00 Q d1 Qp . 0.3 ^ ((t-Tp)/T0.3) 2.9912
5.00 2.1212
6.00 1.5042
7.00 1.1458
8.00 0.9112
9.00 Q d2 Qp . 0.3 ^ ((t - Tp + 0.5T0.3)/(1.5.T0.3)) 0.7246
10.00 0.5762
11.00 0.4582
12.00 0.3722
13.00 0.3134
14.00 0.2639
15.00 0.2223
16.00 Q d3 Qp . 0.3^ ((t-Tp + 1.5T0.3)/(2 . T0.3)) 0.1872
17.00 0.1576
18.00 0.1327
19.00 0.1118
20.00 0.0941
21.00 0.0793
22.00 0.0667
23.00 0.0562
24.00 0.0473
Sumber : Hasil Perhitungan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
100

Tabel 4.33 Hidrograf Banjir Q2 Sub DAS III Wrati


T Qt R1 R2 R3 R4 Q
(jam) (m3/dt) 32.742 8.510 5.970 4.753 (m3/dtk)
0.00 0.0000 0.000 0.000
1.00 0.3503 11.469 0.000 11.469
2.00 1.8489 60.535 2.981 63.516
2.87 4.4074 144.307 15.734 0.000 160.041
3.00 4.2181 127.110 27.898 2.091 0.000 157.099
4.00 2.9912 97.938 25.456 11.037 1.665 136.096
5.00 2.1212 69.450 18.052 25.181 8.787 121.470
6.00 1.5042 49.249 12.801 17.857 20.047 99.954
7.00 1.1458 37.516 9.751 12.663 14.216 74.146
8.00 0.9112 29.833 7.754 8.980 10.081 56.648
9.00 0.7246 23.724 6.166 6.840 7.149 43.879
10.00 0.5762 18.866 4.904 5.439 5.446 34.654
11.00 0.4582 15.002 3.899 4.326 4.330 27.557
12.00 0.3722 12.186 3.167 3.440 3.444 22.237
13.00 0.3134 10.262 2.667 2.735 2.738 18.403
14.00 0.2639 8.641 2.246 2.222 2.178 15.287
15.00 0.2223 7.277 1.891 1.871 1.769 12.808
16.00 0.1872 6.128 1.593 1.576 1.490 10.786
17.00 0.1576 5.160 1.341 1.327 1.254 9.083
18.00 0.1327 4.345 1.129 1.117 1.056 7.649
19.00 0.1118 3.659 0.951 0.941 0.889 6.441
20.00 0.0941 3.082 0.801 0.792 0.749 5.424
21.00 0.0793 2.595 0.674 0.667 0.631 4.567
22.00 0.0667 2.185 0.568 0.562 0.531 3.846
23.00 0.0562 1.840 0.478 0.473 0.447 3.239
24.00 0.0473 1.550 0.403 0.398 0.377 2.727

Sumber : hasil analisa data

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
101

Tabel 4.34 Hidrograf Banjir Q Sub DAS III Wrati


T Qt R1 R2 R3 R4 Q
(jam) (m3/dt) 36.997 9.616 6.746 5.370 (m3/dtk)
0.000 0.0000 0.000 0.000
1.000 0.3503 12.960 0.000 12.960
2.000 1.8489 68.402 3.369 71.771
2.872 4.4074 163.061 17.779 0.000 180.840
3.000 4.2181 140.058 30.563 2.363 0.000 172.984
4.000 2.9912 110.665 28.764 12.472 1.881 153.783
5.000 2.1212 78.476 20.398 28.454 9.929 137.256
6.000 1.5042 55.650 14.465 20.177 22.652 112.944
7.000 1.1458 42.392 11.019 14.308 16.063 83.782
8.000 0.9112 33.711 8.762 10.147 11.391 64.010
9.000 0.7246 26.807 6.968 7.729 8.078 49.582
10.000 0.5762 21.317 5.541 6.146 6.153 39.158
11.000 0.4582 16.952 4.406 4.888 4.893 31.139
12.000 0.3722 13.770 3.579 3.887 3.891 25.127
13.000 0.3134 11.595 3.014 3.091 3.094 20.794
14.000 0.2639 9.764 2.538 2.511 2.461 17.274
15.000 0.2223 8.223 2.137 2.114 1.999 14.473
16.000 0.1872 6.924 1.800 1.780 1.683 12.187
17.000 0.1576 5.831 1.516 1.499 1.417 10.263
18.000 0.1327 4.910 1.276 1.262 1.194 8.643
19.000 0.1118 4.135 1.075 1.063 1.005 7.278
20.000 0.0941 3.482 0.905 0.895 0.846 6.129
21.000 0.0793 2.932 0.762 0.754 0.713 5.161
22.000 0.0667 2.469 0.642 0.635 0.600 4.346
23.000 0.0562 2.079 0.540 0.535 0.505 3.660
24.000 0.0473 1.751 0.455 0.450 0.426 3.082

Sumber : hasil analisa data

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
102

Tbel 4.35 Hidrograf Banjir Q10 Sub DAS III Wrati


T Qt R1 R2 R3 R4 Q
(jam) (m3/dt) 39.581 10.288 7.217 5.745 (m3/dtk)
0.000 0.0000 0.000 0.000
1.000 0.3503 13.865 0.000 13.865
2.000 1.8489 73.181 3.604 76.784
2.872 4.4074 174.451 19.021 0.000 193.472
3.000 4.2181 141.959 33.396 2.528 0.000 177.883
4.000 2.9912 118.396 30.774 13.343 2.013 164.525
5.000 2.1212 83.958 21.822 30.441 10.622 146.844
6.000 1.5042 59.537 15.475 21.587 24.234 120.833
7.000 1.1458 45.353 11.788 15.308 17.185 89.635
8.000 0.9112 36.065 9.374 10.855 12.187 68.481
9.000 0.7246 28.680 7.454 8.269 8.642 53.045
10.000 0.5762 22.806 5.928 6.576 6.583 41.893
11.000 0.4582 18.136 4.714 5.229 5.235 33.314
12.000 0.3722 14.732 3.829 4.158 4.163 26.882
13.000 0.3134 12.405 3.224 3.307 3.310 22.247
14.000 0.2639 10.447 2.715 2.686 2.632 18.480
15.000 0.2223 8.797 2.287 2.262 2.138 15.484
16.000 0.1872 7.408 1.925 1.905 1.801 13.039
17.000 0.1576 6.238 1.621 1.604 1.516 10.980
18.000 0.1327 5.253 1.365 1.351 1.277 9.246
19.000 0.1118 4.424 1.150 1.137 1.075 7.786
20.000 0.0941 3.725 0.968 0.958 0.905 6.557
21.000 0.0793 3.137 0.815 0.807 0.763 5.521
22.000 0.0667 2.642 0.687 0.679 0.642 4.650
23.000 0.0562 2.225 0.578 0.572 0.541 3.915
24.000 0.0473 1.873 0.487 0.482 0.455 3.297

Sumber : hasil analisa data

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
103

Tabel 4.36 Hidrograf Banjir Q25 Sub DAS III Wrati


T Qt R1 R2 R3 R4 Q
(jam) (m3/dt) 42.660 11.088 7.778 6.192 (m3/dtk)
0.000 0.0000 0.000 0.000
1.000 0.3503 14.944 0.000 14.944
2.000 1.8489 78.873 3.884 82.757
2.872 4.4074 188.022 20.501 0.000 208.523
3.000 4.2181 159.947 38.772 2.725 0.000 201.444
4.000 2.9912 127.606 33.167 14.381 2.169 177.323
5.000 2.1212 90.489 23.520 32.810 11.449 158.267
6.000 1.5042 64.168 16.679 23.266 26.120 130.233
7.000 1.1458 48.881 12.705 16.499 18.522 96.607
8.000 0.9112 38.871 10.103 11.700 13.135 73.809
9.000 0.7246 30.911 8.034 8.912 9.314 57.172
10.000 0.5762 24.581 6.389 7.087 7.095 45.152
11.000 0.4582 19.547 5.081 5.636 5.642 35.905
12.000 0.3722 15.878 4.127 4.482 4.487 28.973
13.000 0.3134 13.370 3.475 3.564 3.568 23.978
14.000 0.2639 11.259 2.927 2.895 2.837 19.918
15.000 0.2223 9.481 2.464 2.438 2.305 16.688
16.000 0.1872 7.984 2.075 2.053 1.941 14.053
17.000 0.1576 6.724 1.748 1.729 1.634 11.834
18.000 0.1327 5.662 1.472 1.456 1.376 9.965
19.000 0.1118 4.768 1.239 1.226 1.159 8.392
20.000 0.0941 4.015 1.044 1.032 0.976 7.067
21.000 0.0793 3.381 0.879 0.869 0.822 5.951
22.000 0.0667 2.847 0.740 0.732 0.692 5.011
23.000 0.0562 2.398 0.623 0.616 0.583 4.220
24.000 0.0473 2.019 0.525 0.519 0.491 3.554

Sumber : hasil analisa data

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
104

Tabel 4.37 Hidrograf Banjir Q50 sub DAS III Wrati


T Qt R1 R2 R3 R4 Q
(jam) (m3/dt) 44.848 11.657 8.177 6.510 (m3/dtk)
0.000 0.0000 0.000 0.000
1.000 0.3503 15.710 0.000 15.710
2.000 1.8489 82.919 4.083 87.002
2.872 4.4074 197.665 21.552 0.000 219.218
3.000 4.2181 169.177 37.171 2.864 0.000 209.212
4.000 2.9912 134.151 34.869 15.118 2.280 186.418
5.000 2.1212 95.130 24.726 34.492 12.036 166.385
6.000 1.5042 67.460 17.534 24.459 27.459 136.913
7.000 1.1458 51.388 13.357 17.345 19.472 101.562
8.000 0.9112 40.865 10.622 12.300 13.808 77.594
9.000 0.7246 32.496 8.446 9.370 9.792 60.104
10.000 0.5762 25.841 6.717 7.451 7.459 47.468
11.000 0.4582 20.549 5.341 5.925 5.932 37.747
12.000 0.3722 16.692 4.339 4.712 4.717 30.459
13.000 0.3134 14.056 3.653 3.747 3.751 25.207
14.000 0.2639 11.837 3.077 3.043 2.983 20.939
15.000 0.2223 9.968 2.591 2.563 2.423 17.544
16.000 0.1872 8.394 2.182 2.158 2.040 14.774
17.000 0.1576 7.068 1.837 1.817 1.718 12.441
18.000 0.1327 5.952 1.547 1.530 1.447 10.477
19.000 0.1118 5.012 1.303 1.289 1.218 8.822
20.000 0.0941 4.221 1.097 1.085 1.026 7.429
21.000 0.0793 3.554 0.924 0.914 0.864 6.256
22.000 0.0667 2.993 0.778 0.770 0.728 5.268
23.000 0.0562 2.521 0.655 0.648 0.613 4.436
24.000 0.0473 2.123 0.552 0.546 0.516 3.736

Sumber : hasil analisa data

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
105

Tabel 4.38 Hidrograf Banjir Sub DAS III Wrati


T Q2 Q5 Q10 Q25 Q50
3 3 3 3
(Jam) (m /dt) (m /dt) (m /dt) (m /dt) (m3/dt)
0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
1.000 11.469 12.960 13.865 14.944 15.710
2.000 63.516 71.771 76.784 82.757 87.002
2.872 160.041 180.840 193.472 208.523 219.218
3.000 157.098 172.984 177.884 201.444 209.212
4.000 136.096 153.783 164.525 177.323 186.418
5.000 121.470 137.256 146.844 158.267 166.385
6.000 99.954 112.944 120.833 130.233 136.913
7.000 74.146 83.782 89.635 96.607 101.562
8.000 56.648 64.010 68.481 73.809 77.594
9.000 43.879 49.582 53.045 57.172 60.104
10.000 34.654 39.158 41.893 45.152 47.468
11.000 27.557 31.139 33.314 35.905 37.747
12.000 22.237 25.127 26.882 28.973 30.459
13.000 18.403 20.794 22.247 23.978 25.207
14.000 15.287 17.274 18.480 19.918 20.939
15.000 12.808 14.473 15.484 16.688 17.544
16.000 10.786 12.187 13.039 14.053 14.774
17.000 9.083 10.263 10.980 11.834 12.441
18.000 7.649 8.643 9.246 9.965 10.477
19.000 6.441 7.278 7.786 8.392 8.822
20.000 5.424 6.129 6.557 7.067 7.429
21.000 4.567 5.161 5.521 5.951 6.256
22.000 3.846 4.346 4.650 5.011 5.268
23.000 3.239 3.660 3.915 4.220 4.436
24.000 2.727 3.082 3.297 3.554 3.736

Sumber : hasil analisa data

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

250.000

200.000

150.000
Debit (m3/dt)

100.000

50.000

0.000
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Waktu (jam)

Debit Rencana Q2 (m3/dt ) Debit Rencana Q5 (m3/dt ) Debit Rencana Q10 (m3/dt )

Debit Rencana Q25(m3/dt ) Debit Rencana Q50 (m3/dt )

Gambar 4.6. Hidrograf Nakayasu Sub DAS III Wrati

106
107

4.6 Analisa Kalibrasi Parameter Manning

Kalibrasi bertujuan untuk mengetahui kesesuaian penampang cross section

dalam program HEC-RAS yang dibuat dengan kondisi di lapangan. Kalibrasi

dilakukan dengan metode Root MSE :

Tabel 4.39 Uji Kalibrasi Parameter Manning Metode Root MSE

Debit Hobs Hsim


Titik (Hsim–Hobs) (Hsim–Hobs)²
m³/dt (m) 0.02 0.025 0.03
P 111 9.76 1.00 1.09 1.1 1.11 0.09 0.10 0.11 0.01 0.01 0.01
P 134 15.16 2.20 2.97 2.97 2.98 0.77 0.77 0.78 0.59 0.59 0.61
P 246A 18.097 2.10 2.5 2.51 2.52 0.40 0.41 0.42 0.16 0.17 0.18
WR 5A 21.93 2.00 1.59 1.64 1.69 -0.41 -0.36 -0.31 0.17 0.13 0.10
WR 7A
Sumber : Hasil36.76 1.25
analisa data 1 1.05 1.09 -0.25 -0.20 -0.16 0.06 0.04 0.03
Jumlah : 0.99 0.94 0.92
E= 0.445 0.434 0.429

E=

E=

E = 0.42……. (Syarat ; Nilai E mendekati 0)

Dipakai koefisien manning (n) 0.03 karena dari hasil uji dengan metode Root

MSE diperoleh 0.429 lebih kecil dari yang lain. Dari hasil uji ini kemudian koefisien

tersebut dimasukkan ke dalam HEC-RAS. Selanjutnya akan dibahas untuk kondisi

eksisting dan kondisi muka air banjir Kali Bangiltak dan Kali Wrati.

4.7 Analisa Kapasitas Penampang

Kondisi eksisting yang dianalisa adalah Kali Bangiltak dan Kali Wrati. Debit

yang digunakan sebagai input data adalah debit banjir rencana yang dihitung

berdasarkan koefisien pengaliran eksisting yaitu hasil perhitungan koefisien

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
108

pengaliran berdasarkan tata guna lahan eksisting yang ada di dalam DAS ataupun

sub DAS.

 Persiapan Simulasi

Pada tahap simulasi dilakukan pengumpulan data-data pendukung yang

menunjang penyelesaian analisa dan pembahasan ini. Sumber data yang digunakan

sebagai berikut :

1. Model sungai/saluran (river reach, junction).

2. Data cross section penampang/saluran (dimensi saluran, elevasi)

3. Koefisien manning (pada tanggul kiri, dasar saluran dan tanggul kanan).

4. Batas hilir saluran.

5. Data hidrograf banjir Kali Bangiltak dan Wrati.

 Simulasi program HEC-RAS 4.0

Pada saat persiapan simulasi, dilakukan pengumpulan data yang akan

digunakan pada proses simulasi. Data yang digunakan adalah data sekunder berupa

peta jaringan, data geometri, serta hidrograf banjir Kali Wrati dan Bangiltak.

1. Memulai Program HEC-RAS

Untuk memulai menjalankan program HEC-RAS dapat dilakukan

langkah-langkah sebagai berikut :

a) Klik ganda pada ikon HEC-RAS yang ada pada desktop, atau

b) Buka menu Start lalu pilih All Program, kemudian pilih HEC lalu

klik HEC-RAS pada menu tersebut.

Ketika pertama kali membuka program HEC-RASS, akan tampak

pada layar windows tampilan seperti gambar 4.7.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
109

Gambar 4.7 Tampilan Windows Utama

2. Membuat Model Hidraulik

a. Membuat Pekerjaan Baru

Sebelum memulai program/pekerjaan baru, tentukan satuan

yang akan kita gunakan dengan cara mengklik menu Option

kemudian klik Unit System dan kemudian pilih System

International (metric System). Tampilannya seperti gambar 4.8.

Gambar 4.8 Tampilan Unit System

Langkah langkah untuk membuat pekerjaan baru adalah

membuat direktori dimana kita akan bekerja, dengan cara mengklik

menu File kemudian pilh New Project. Setelah membuat New Project

akan muncul tampilan pekerjaan baru seperti gambar 4.9.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
110

Gambar 4.9 Tampilan Pekerjaan Baru

b. Memasukkan Data Geometri

Langkah pertama yang harus dilakukan dalam pengoperasian

Hec-Ras adalah dengan mengimport peta dari autocad dengan format

‘dxf’ dari menu scematic kemudian peta yang sudah masuk ke dalam

geometri diset terlebih dahulu agar peta tersebut tidak bergerak

dengan cara pilih menu View (set scematic plot exens, set to current

view, ok). Beberapa data geometri yang dibutuhkan dalam simulasi

yaitu : data skema sistem aliran sungai, data penampang sungai, dan

bangunan hidraulik (jembatan, gorong-gorong, dan bendung) jika ada.

Untuk memasukkan data geometri, klik menu file kemudian pilih

Geometrik Data, atau bisa juga mengklik ikon Geometrik Data.

Tampilan windows geometri data dapat dilihat pada gambar 4.10

(pada awal pekerjaan, layar pada tambilan tersebut kosong).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
111

1. Kali Bangiltak

3. Kali Bangiltak 2

2. Kali Wrati

Gambar 4.10 Tampilan Windows Skema Geometri Data Kali Wrati dan Kali

Bangiltak

Langkah pertama yang harus dilakukan adalah menggambar skema jaringan sungai

dengan cara sebagai berikut :

1. Menggambar skema system sungai dengan cara mengklick icon River Reach dan

kemudian menggambar sungai dari hulu sampai hilir (merupakan arah positif),

kemudian langkah selanjutnya adalah memasukkan nama sungai, serta daerah

jangkauannya.

2. Setelah skema system sungai dibuat, langkah selanjutnya adalah memasukkan

penampang melintang dan data bangunan air. Cara memasukkan data penampang

sungai adalah dengan mengklick icon Cross section, kemudian memasukkannama

sungai, daerah jangkauan sungai, data tiap station sungai sesuai jarak yang telah

ditentukan sebelumnya, memasukkan data elevasi dan angka Manning sebesar 0,03,

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
112

serta koefisien kontraksi. Tampilan masukan penampang sungai dapat dilihat pada

Gambar 4.11.

Gambar 4.11 Tampilan Masukan Penampang Kali Bangiltak Pada Sta. 169

3. Setelah data geometri dimasukkan, simpan semua data geometri dengan memilih

Save Geometri Data As dari menu.

c. Memasukkan data aliran

Setelah data geometri dimasukkan, langkah selanjutnya adalah

memasukkan data aliran. Dalam tugas akhir ini digunakan tipe aliran

Steady, maka data-data yang dimasukkan adalah data aliran steady.

Langkah-langkah pengerjaannya adalah sebagai berikut :

1. Pilih menu Steady Flow Data dari menu Edit pada program HEC-RAS.

2. Membuat tabel kala ulang untuk debit banjir yang dibutuhkan dengan mengedit

pada menu profil yang ada.

3. Mengisi debit banjir pada tabel profil sesuai skema yang telah dibuat pada menu

geometri data.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
113

4. Setelah data untuk aliran Steady dimasukkan,simpan semua data dengan memilih

Save Flow Data As dari menu File.

Gambar 4.12 Tampilan Windows Steady Flow Data

3. Running

Setelah semua dat dimasukkan, langkah terakhir adalah melakukan

Running terhadap data masukan. Tampilan windows pada saat running Steady

Flow Analysis dapat dilihat pada Gambar 4.13.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
114

Gambar 4.13 Tampilan Windows Steady Flow Analysis

Langkah dalam melakukan Running adalah sebagai berikut :

a. Click menu Run kemudian pilih Steady Flow Analysis dari menu utam

windows.

b. Memilih geometri data untuk steady flow analysis dari menu utama windows.

c. Membuat nama rencana proyek (plan)

d. Tekan Compute.

Tampilan eksisting dari hasil output di atas dapat dilihat pada Gambar 4.14.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
115

Gambar 4.14 Profile Output Tabel HEC-RAS

4. Hasil Analisa program HEC-RAS

Setelah langkah-langkah di atas dilakukan dan tidak terdapat

kesalahan, maka hasil analisis dapat ditapilkan dalam bentuk tabel maupun

gambar. Untuk itu click Option pada menu utama windows dan nantinya

pada layar akan ditampilkan :

a. Plotting penampang saluran

b. Plotting profil saluran secara menyeluruh atau sebagian

c. Plotting perspektif saluran (x-y-z)

d. Tabulasi output kondisi saluran pada suatu penampang

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
116

 Profil Melintang Sungai

Profil muka air pada saat kondisi eksisting pada beberapa stasiun :

Gambar 4.15 Kapasitas Penampang Sta. 135 Kali Bangiltak

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
117

Gambar 4.16 Kapasitas Penampang Sta. 193 Kali Wrati

Dengan program HEC-RAS terlihat Pada Gambar 4.15 dan Gambar 4.16 kondisi

muka air tidak melebihi tanggul dan hampir mendekati elevasi tanggul tertinggi,

sehingga terlihat air tidak meluber. Hal ini juga terjadi pada penampang yang

lainnya. Jadi debit yang mampu ditampung sungai pada kondisi eksisting adalah 5.85

m³/dt pada Kali Wrati, 20 m³/dt pada Kali Bangiltak dan 25.85 m³/dt pada Kali

Bangiltak 2.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
118

 Profil Memanjang Sungai

Profil muka air untuk melihat kapasitas sungai dapat dilihat pada gambar di

bawah ini :

Gambar 4.17 Profile Plot Kapasitas Penampang Kali Wrati

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
119

Gambar 4.18 Profile Plot Kapasitas Penampang Kali Bangiltak

4.8 Analisa Muka Air Banjir

Dalam analisa ini digunakan debit banjir rencana sebagai input pada steady

flow data. Analisa aliran steady dengan program HEC-RAS 4.0 dihitung pada debit

banjir rencana dengan periode ulang : 2 tahun, 5 tahun, 10 tahun, 25 tahun dan 50

tahun. Untuk Kali Bangiltak tidak ada data debitnya karena memang tidak dihitung,

dimana Kali Bangiltak merupakan kali mati yang sudah tidak berfungsi lagi untuk

mengalirkan air dan sebagian besar alurnya sudah mengering menjadi lahan seperti

daratan, maka debit untuk Kali Bangiltak jika sebagai floadway Kali Porong adalah

390.00 m3/detik.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
120

Debit banjir yang diisikan pada tabel profile harus sesuai dengan hidrograf

banjir dan skema aliran debitnya, penabelannya seperti terlihat pada Tabel 4.40 di

bawah ini :

Tabel 4.40 Input Debit Banjir Pada HEC-RAS


Q2 Q5 Q10 Q25 Q50
Nama Skema tahunan tahunan tahunan tahunan tahunan
No
Sungai Aliran
(m3/det) (m3/det) (m3/det) (m3/det) (m3/det)
1 Bangiltak K1 390 390 390 390 390
2 Bangiltak 2 K3 550.041 570.840 583.472 598.523 609.218
3 W2 K2 157.973 178.503 190.972 205.828 216.385
4 W3 K2 160.041 180.840 193.472 208.523 219.218
5 Wrati K2 82.919 93.695 100.240 108.038 113.579
Sumber : Hasil analisa data

Hasil analisa dengan menggunakan program HEC-RAS adalah berupa elevasi muka

air, profil memanjang serta profil melintang.

4.8.1 Profil Memanjang Sungai

Grafik muka air Kali Bangiltak dan Kali Wrati pada saat eksisting setelah di

running dapat dilihat pada Gambar 5.19 dan Gambar 5.20.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
121

Gambar 4.19 Profil Tampang Memanjang Kali Bangiltak (existing)


untuk Q2, Q5, Q10, Q25, Q50 tahunan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
122

Gambar 4.20 Profil Tampang Memanjang Kali Wrati (existing)


untuk Q2, Q5, Q10, Q25, Q50 tahunan

Dari Gambar 4.19 dapat dilihat bahwa elevasi muka air, hampir semua

stasioning di Kali Bangiltak melebihi tanggul sungai yang ada, hal tersebut

menyebabkan banjir di Kali Bangiltak. Elevasi muka air tertinggi di Kali Bangiltak

terjadi dihulu sungai pada stasioning 169 dengan tinggi 5,49 m dan elevasi dasar

1,657 m.

Dari Gambar 4.20 dapat dilihat bahwa elevasi muka air, semua stasioning di

Kali Wrati melebihi tanggul sungai yang ada, hal tersebut menyebabkan banjir di

Kali Wrati. Elevasi muka air tertinggi di Kali Wrati terjadi dihulu sungai pada

stasioning 246 dengan tinggi 6,89 m dan elevasi dasar 2,224 m.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
123

4.8.2 Profil Melintang Sungai

Berikut ini merupakan gambar untuk stasioning 246 hasil running potongan

melintang Kali Bangiltak dan Kali Wrati.

Gambar 4.21 Potongan Melintang Hasil Analisa HEC-RAS (existing)


saat Q2, Q5, Q10, Q25, Q50 tahunan pada Stasioning 246

Pada Gambar 4.21 terlihat muka air melebihi elevasi tanah tertinggi, sehingga

terlihat air meluber/banjir pada saat Q2, Q5, Q10, Q25, Q50 tahunan pada Stasioning 246.

Tinggi muka air pada Sta. 246 pada saat Q2 adalah 6,19 m,Q5 adalah 6,44 m, Q10

adalah 6,59 m, Q25 adalah 6,77 m, Q50 adalah 6,89 m, elevasi tanah tertinggi adalah

4,838 m dan 4,786 m.

Untuk data eksisting muka air hasil analisa Hec-Ras pada setiap stasioning

dapat dilihat pada Tabel 4.41 dibawah ini dan hasil running pada HEC-RAS dapat

dilihat pada lampiran:

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
124

4.9 Perencanaan Hidrolika

Sebelum menganalisa dengan menggunakan program HEC-RAS pada kondisi

perencanaan maka terlebih dahulu dilakukan perhitungan hidrolika yang hasilnya

akan digunakan sebagai data-data perencanaan dalam menganalisa dengan

menggunakan program HEC-RAS. Berikut ini merupakan perencanaan hidrolika

sebelum dilakukan analisa program HEC-RAS : Desain doble trap dengan data teknis

sebagai berikut :

a. Lebar Tanggul Trap 2 m

b. Kedalaman Tanggul bagian bawah : 4 m , Z = 1 : 0,5

c. Kedalaman Tanggul bagian atas : 4 m , Z = 1 : 0,5

Direncanakan :

 Kali Wrati direncanakan Q = 100,24 m3/dt, V = 1,52 m/dt, b = 32 m, h = 1,84 m,

I = 0,00098, z = 1:0,5, n = 0,03;

 Kali Wrati2 direncanakan Q = 190,972 m3/dt, V = 1,39 m/dt, b = 35 m,

h = 3,31 m, I = 0,00038, z = 1: 0,5, n = 0,03;

 Kali Wrati3 direncanakan Q = 193,472 m3/dt, V = 1,17 m/dt, b = 40 m,

h = 3,51 m, I = 0,00025, z = 1: 0,5, n = 0,03;

 Kali Bangiltak direncanakan Q = 390 m3/dt, v = 1,22 m/dt, b = 90 m, I = 0,00028,

h = 3,31 m, z = 1: 0,5, n = 0,03;

 Kali Bangiltak2 direncanakan Q = 583,472 m3/dt, V = 1,40 m/dt, b = 95 m,

h = 4,06 m, I = 0,00028, z = 1: 0,5, n = 0,03.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
125

Segmen I Kali Bangiltak

Q = 390 m3/dt, v = 1,22 m/dt, b = 90 m,


I = 0,00028, h = 3,31 m, z = 1: 0,5,
Segmen II Kali Bangiltak 2
n = 0,03
Q = 583,472 m3/dt, V = 1,40 m/dt,
b = 95 m, h = 4,06 m, I = 0,00028,
z = 1: 0,5, n = 0,03

Segmen V Kali Wrati 3

Q = 193,472 m3/dt, V = 1,17 m/dt,


b = 40 m, h = 3,51 m, I = 0,00025,
z = 1: 0,5, n = 0,03

Segmen IV Kali Wrati 2

Q = 190,972 m3/dt, V = 1,39 m/dt,


b = 35 m, h = 3,31 m, I = 0,00038,
z = 1: 0,5, n = 0,03

Segmen III Kali Wrati

Q = 100,24 m3/dt, V = 1,52 m/dt,


b = 32 m, h = 1,84 m, I = 0,00098,
z = 1:0,5, n = 0,03

Gambar 4.22 Perencanaan Normalisasi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
126

4.10 Analisa Perencanaan Normalisasi

Setelah didapat data-data perencanaan yang sesuai, maka data-data tersebut

menjadi input dalam program hecras dan dilakukan running kembali dengan kala Q10

tahun. Hasil running kembali tersebut dapat dilihat pada gambar-gambar berikut.

4.10.1 Profil Memanjang Sungai

Setelah merencanakan perbaikan sungai sesuai data-data yang direncanakan

dan dirunning, maka didapat Gambar 4.23 dan 4.24 dari hasil running Kali

Bangiltak dan Kali Wrati.

Gambar 4.23 Potongan Memanjang Hasil Analisa HEC-RAS (rencana)


Kali Bangiltak

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
127

Gambar 4.24 Potongan Memanjang Hasil Analisa HEC-RAS (rencana)


Kali Wrati

Dari Gambar 4.23 dan 4.24 diatas dapat dilihat bahwa setelah dilakukan

perbaikan sungai dengan cara normalisasi, elevasi muka air yang terjadi tidak

melampaui tinggi tanggul sungai.

4.10.2 Profil Melintang Sungai

Perencanaan ini dilakukan dengan cara yaitu : normalisasi. Untuk

menampilkan kondisi eksisting dan rencana secara bersamaan dalam satu gambar

dapat dilakungan dengan cara :

1. Klik Tools pada Geometric Data

2. Pilih Graphical Cross Section Edit

3. Klik Compare Geometry File

4. Klik Geometry File

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
128

5. Pilih geometri yang ingin ditampilkan ( existing dan rencana )

Berikut ini disajikan perencanaan dengan normalisasi saja dan ditampilkan juga

saat kondisi exsistingnya.

Gambar 4.25 Potongan Melintang Stasioning 165 Saat Kondisi Existing


dan Rencana Kali Bangiltak.

Dari Gambar 4.25 diatas dapat dilihat bahwa perencanaan pada stasioning 165

dilakukan dengan cara pelebaran sungai sehingga dapat dilihat perubahan dimensi

sungai dan tinggi muka air yang tidak melebihi tebing yang ada.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
129

Gambar 4.26 Potongan Melintang Stasioning 104 Saat Kondisi Existing


dan Rencana Kali Bangiltak2.

Dari Gambar 4.26 diatas dapat dilihat bahwa perencanaan pada stasioning 104

dilakukan dengan cara pelebaran sungai sehingga dapat dilihat perubahan dimensi

sungai dan tinggi muka air yang tidak melebihi tebing yang ada.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
130

Gambar 4.27 Potongan Melintang Stasioning 246 Saat Kondisi Existing


dan Rencana Kali Wrati.

Dari Gambar 4.27 diatas dapat dilihat bahwa perencanaan pada stasioning 246

dilakukan dengan cara pelebaran sungai sehingga dapat dilihat perubahan dimensi

sungai dan tinggi muka air yang tidak melebihi tebing yang ada.

Untuk data normalisasi muka air hasil analisa Hec-Ras pada setiap stasioning

dapat dilihat pada lampiran.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
131

4.11 Tanggul

4.11.1 Perhitungan Rembesan Tanggul

Dalam analisa rembesan tanggul menggunakan metode Casagrande, dengan

perumusan sebagai berikut :

Y= (2 xYoxX )  (Yo) 2

Untuk Kali Bangiltak dan Kali Wrati diketahui :

- Lebar puncak tanggul =3m

- Tinggi tanggul = 3,87 + 0,6 = 4,47 m

- Kemiringan lereng = 1: 2

- Tinggi muka air = 3,87 m

- α = 25,67º

  7,74
tg1 tg 25,67
3,87 3,87
- L1 =


4,47 1
-
c 2

C = 2 x 4,47 = 8,94 m

- L = L1 + L2

=2c+b

= 2.8,94 + 3 = 20,88 m

- L2 = L – L1

= 20,88 – 7,74 = 13,14 m

- d = 0,3 L1 + L2

= 0,3.7,74 + 13,14 = 15,46 m

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
132

- Yo = h2  d2  d

= 3,87 2  15,462  15,46 = 0,48 m

  0,24
Yo 0,48
- a0 =
2 2

- Y = (2 xYoxX )  (Yo) 2

= (2.0,48. X )  0,482

= 0,96 X  0,23

 
Tabel
  4.42 Perhitungan Garis Rembesan
X 0,96 X  0,23  
0,24 0
0 0,48
1 1,09
2 1,47
3 1,76
4 2,02
5 2,24
6 2,45
7 2,64
8 2,81
9 2,98
10 3,13
11 3,28
12 3,43
13 3,56
14 3,70
15 3,82
16 3,95
Sumber : Hasil Perhitungan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
133

a = (d/cosӨ) - (d / cos  ) 2  (h / sin  ) 2

= (15,46/cos25,67º) - (15,46 / cos 25,67º ) 2  (3,87 / sin 25,67º ) 2

= 2,51 m

a +Δa = Yo / (1 – cos25,67º)

2,51 + Δa = 0,065 / (1 – 0,90)

Δa = 2,29 m

3 m

0,6 m

h = 3,87 m 0,3L Δa = 2,29 m

a = 2,51 m

L1 = 7,74 m L2 = 13,14 m

5,42 m d = 15,46 m

L = 20,88 m

Gambar 4.28 Rembesan Tanggul

Karena terjati rembesan pada tanggul yang sebesar a = 2,51 m, maka lereng

tanggul perlu diplengseng dengan pasangan batu kali.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
134

4.11.2 Perhitungan Stabilitas Tanggul

Perhitungan stabilitas tanggul dihitung pada saat mengalirkan debit rencana

Q10 tahun sebesar 100,24 m3/dt.

Diketahui :

 C = 2,14 t/m3

 Ө = 10,34º

 γ = 1,65 t/m3

Tabel 4.43 Perhitungan Stablitas Tanggul Kali Wrati pada saat air kosong
pias A γt W α  Sinα cosα T N U
Wcos
(m²) Wsinα Wcosα α.TgӨ
1 1.63 1.65 2.71 -24 -0.41 -0.91 -1.11 -2.47 -0.44
2 9.13 1.65 15.16 -9 -0.16 -0.99 -2.43 -15.01 -2.70
3 11.63 1.65 19.31 6 0.10 0.99 1.93 19.12 3.44
4 13.38 1.65 22.21 20 0.34 0.94 7.55 20.88 3.76
5 13.63 1.65 22.63 35 0.57 0.82 12.90 18.56 3.34
6 13.00 1.65 21.58 51 0.78 0.63 16.83 13.60 2.45
7 7.50 1.65 12.45 65 0.91 0.42 11.33 5.23 0.94
40.08 89.93 10.78

 C.L  ( N  U )tg
T
Fs =

2,14.18,31  (89,93  10,78).0,18


=
40,08

= 1,33 > 1,2 (aman)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
R = 10 m

3 m
C = 2,14 t/m3

Ө = 10,34º

γ = 1,65 t/m3
4,47 m

7
X1 = -2,4º

13 ton 6 X2 = -9º

X3 = 6º

1 5 X4 = 20º
4 7,5 ton
3 13,63 ton
2 X5 = 35º
1,63 ton 13,38 ton
11,63 ton
9,13 ton X6 = 51º

X7 = 65º

Gambar 4.29 Stabilitas Lereng Tanggul Pada Saat Air Kosong

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisa dan hasil perhitungan perencanaan pengendalian banjir

Kali Bangiltak dan Kali Wrati dengan bantuan program HEC-RAS 4.0, maka usaha

pendekatan dan pemecahan permasalahan yang ada dapat disimpulkan sebagai

berikut :

1. Dengan bantuan program HEC-RAS 4.0, besar kemampuan penampang sungai

pada kondisi eksisting dapat diketahui. Pada Kali Wrati mampu menampung ±

5,85 m³/dt, Kali Bangiltak ± 20 m³/dt dan pada Kali Bangiltak 2 sebesar

± 25,85 m³/dt.

2. Menurut hasil analisa dengan menggunakan program HEC-RAS 4.0, kondisi

eksisting penampang Kali Bangiltak dan Kali Wrati tidak mampu menampung

debit kala ulang 2 tahun, 5 tahun, 10 tahun, 25 tahun, 50 tahun. Terbukti dengan

adanya debit kala ualng 2 tahunan pada Kali Bangiltak sebesar 390 m3/dt, Kali

Bangiltak2 sebesar 550,041 m3/dt, Kali Wrati sebesar 82,919 m3/dt, Kali Wrati2

sebesar 157,973 m3/dt, Kali Wrati3 sebesar 160,041 m3/dt.

3. Dari hasil analisa didesain dengan menggunakan banjir kala ulang 10 tahun

didapat bahwa cara normalisasi dimensi saluran Kali Bangiltak dan Kali Wrati

dengan menggunakan double trap, perencanaan untuk Kali Wrati direncanakan

Q = 100,24 m3/dt, V = 1,52 m/dt, b = 32 m, h = 1,84 m, I = 0,00098, z = 1:0,5,

n = 0,03; Kali Wrati2 direncanakan Q = 190,972 m3/dt, V = 1,39 m/dt, b = 35 m,

h = 3,31 m, I = 0,00038, z = 1: 0,5, n = 0,03; Kali Wrati3 direncanakan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Q = 193,472 m3/dt, V = 1,17 m/dt, b = 40 m, h = 3,51 m, I = 0,00025, z = 1: 0,5,

n = 0,03; Kali Bangiltak direncanakanQ = 390 m3/dt, v = 1,22 m/dt, b = 90 m,

I = 0,00028, h = 3,31 m, z = 1: 0,5, n = 0,03; Kali Bangiltak2 direncanakan

Q = 583,472 m3/dt, V = 1,40 m/dt, b = 95 m, h = 4,06 m, I = 0,00028, z = 1: 0,5,

n = 0,03.

5.2 Saran

Setelah menganalisa dan mendapatkan hasilnya dari simulasi program HEC-

RAS 4.0, maka penulis dapat memberikan beberapa saran yang nantinya berguna

sebagai acuan dalam merencanakan pengendalian banjir di Kabupaten Pasuruan.

Saran-sarannya adalah sebagai berikut :

1. Pada perencanaan perbaikan dan pengaturan sungai hendaknya perlu dilakukan

juga analisa sediment transport dan gangguan-gangguan atau hambatan-hambatan

yang menyebabkan berkurangnya kecepatan arus sungai seperti : tanaman, pilar-

pilar jembatan.

2. Dalam perencanaan menormalisasi Kali Bangiltak dan Kali Wrati perlu

diperhatikan bangunan-bangunan pelindung supaya tidak terjadi erosi atau

pengikisan da llereng tanggul. Seperti terjati rembesan pada tanggul maka lereng

tanggul perlu diplengseng dengan pasangan batu kali.

3. Untuk memperoleh hasil yang lebih baik pada pengendalian banjir Kali Bangiltak

dan Kali Wrati perlu kiranya dicoba dengan menggunakan sistem pengendalian

banjir yang lain, yang sekiranya lebih efektif hasilnya dan lebih efisien ditinjau

dari biayanya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
4. Untuk memperoleh hasil yang lebih baik pada Tugas Akhir ini (menggunakan

analisa steady flow) perlu kiranya dikembangkan dengan analisa lain

(menggunakan analisa unsteady flow agar dapat diketahui lebih detail kondisi

sungai yang dianalisa).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
DAFTAR PUSTAKA

Anggrahini. 1997. Hidrolika Saluran Terbuka. Surabaya, Penerbit : CV. Citra


Media.

Chow Ven Te. 1992. Hidrolika Saluran Terbuka. Jakarta, Penerbit : Erlangga.

Jansen, Bendegon, Berg, Vries dan Zanen. 1979. Principle of River Engineering The
Non-Tidal Aluvial River, Delft Uitgevers Maatsschappij.

Lensley, Ray K dan Franzini, Joseph B. 1991. Teknik Sumber Daya Air Jilid II
diterjemahkan oleh Djoko Sasongko. Surabaya.

C.D.Soemarto, Ir, B.I.E.Dipl.H. 1986. Hidrologi Teknik, Usaha Nasional, Surabaya

PT. Cipta Surya Wahana. 2009. SID Normalisasi Kali Bangiltak, Kali Wrati dan Kali
Kedunglarangan di Kabupaten Pasuruan.

Triatmojo Bambang. 2008. Hidrologi Terapan. Yogyakarta, Penerbit : Beta Offset.

US Army Corp Engineering.2008. HEC-RAS User Manual, Davis, California

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Anda mungkin juga menyukai