MAKASSAR
SKRIPSI
RAHMAT ISMAIL
D331 14 307
FAKULTAS TEKNIK
GOWA
UNIVERSTAS HASANUDDIN
2021
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Terselesainya Tugas Akhir ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak
yang telah memeberikan semangat, doa dan bimbingannya kepada penulis dalam
menyelesaikan Tugas Akhir ini. Oleh karena itu penulis menyampaikan ucapan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Orang Tua yang selalu mendoakan dan
support serta bantuan finansial untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini. Tak lupa pula
penulis mengucapkan terimakasih kepada Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan waktu dan pikiran serta perhatiannya guna memberikan bimbingan dan
pengarahan demi terselesaikannya penulisan Tugas Akhir ini. penulis juga
berterima kasih kepada para dosen Teknik sistem perkapalan dan juga dosen lain
diluar departemen Teknik sistem perkapalan yang sempat mengajar dengan
sepenuh hati hingga penulis sampai pada pencapaian ini serta Rekan-rekan
mahasiswa Jurusan Teknik Perkapalan khususnya angkatan 2014 dan Rekan-rekan
Laboratorium Sistem Bangunan Laut yang telah memberikan pengalaman-
pengalaman berharga selama penulis menjadi seorang mahasiswa.
ii
Penulis juga menyadari bahwa masih banyak ada kekurangan pada Tugas
Akhir ini, oleh karena itu penulis sangat berterima kasih kepada seluruh pihak yang
bersedia memberikan saran demi kesempurnaan skripsi ini.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan semoga Skripsi ini dapat
berguna untuk kita semua.
Wasalamu’alaikum Wr.Wb.
Rahmat Ismail
iii
DAFTAR ISI
iv
III.3.3. Tahap Pengambilan Data ...............................................................17
III.3. Pengukuran Variabel/Parameter ...............................................................16
III.4. Analisis Data ............................................................................................18
III.5. Kerangka Pikir ..........................................................................................19
Bab IV Hasil dan Pembahasan ...........................................................................20
IV.1. Skema Instalasi Pengujian .......................................................................20
IV.2. Data Pengujian .........................................................................................21
IV.3. Intensitas Cahaya Matahari terhadap Arus Keluaran Panel Surya ..........22
IV.4. Intensitas Cahaya Matahari terhadap Tegangan Keluaran Panel Surya ..23
IV.5. Intensitas Cahaya Matahari terhadap Daya Keluaran Panel Surya ..........24
IV.6. Hasil Perhitungan Efisiensi Panel Surya ..................................................25
IV.7. Pengisian Baterai......................................................................................26
Bab V Penutup......................................................................................................27
V.1. Kesimpulan ................................................................................................27
V.2. Saran ..........................................................................................................27
Daftar Pustaka ......................................................................................................28
Lampiran
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR NOTASI
FF Fill Factor -
I Arus A
P Daya W
V Tegangan V
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1
bersandarnya kapal phinisi atau kapal tradisional yang terbuat dari bahan kayu.
Sejak jaman nenek moyang orang Bugis-Makassar di pelabuhan Paotere ini
menjadi salah satu pintu gerbang ekspor pengiriman beragam komoditi dari
kawasan timur Nusantara ke Mancanegara. Hal tersebut membuat Paotere menjadi
sebuah daerah yang memiliki “jam terbang” yang lebih tinggi dibanding daerah
yang lain, sehingga sangat penting bagi daerah Paotere untuk selalu memiliki
persiapan pasokan listrik untuk menunjang aktifitas masyarakat sekitar.
Photovoltaic atau yang lebih dikenal sebagai solar panel sudah banyak
digunakan di beberapa negara besar seperti Jerman, Spanyol, Itali, dan jepang.
Kelebihan penggunaan photovoltaic sebagai cadangan daya adalah tidak adanya
polusi yang dihasilkan berupa gas emisi pembuangan seperti generator diesel.
Selain itu Indonesia juga memiliki potensi surya yakni sebesar 4,8 killowatt hour
(kwh) per meter persegi per hari. Berdasarkan permasalahn serta uraian – uraian
yang telah disebutkan di atas, maka peneliti memilih judul “ANALISIS POTENSI
ENERGI SURYA DI DAERAH PAOTERE MAKASSAR”.
2
3. Tidak membahas secara detail mengenai rangkaian kontrol yang digunakan
dalam perancangan.
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Mengetahui potensi energi surya yang ada di daerah paotere Makassar
2. Mengetahui lama waktu pengisian penyimpanan daya yang berasal dari
energi surya
1.5 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dilakukannya penelitian ini meliputi dua aspek yaitu,
aspek energi dan lingkungan. Aspek energy berarti penggunaan energy terbarukan
untuk menjadi pembangkit listrik untuk daerah pesisir. Sedangkan aspek
lingkungan yaitu, dengan menggunakan pembangkit energi listriknya berasal dari
energi matahari sehingga tidak menghasilkan gas emisi.
1.6 Sistematika Penulisan
Penyajian materi penulisan ini akan diuraikan dalam kerangka penulisan
sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini berisi konsep dasar penyusunan skripsi yang meliputi
latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.
BAB II : LANDASAN TEORI
Pada bab ini memberikan penjelasan mengenai teori – teori dari
berbagai literature yang menunjang pembahasan yang menyangkut
potensi energi surya.
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini akan diuraikan waktu dan lokasi penelitian, tahapan
atau prosedur penelitian, alat yang digunakan, serta kerangka pikir.
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan menyajikan data data yang telah diperoleh,
proses pengolahan data serta hasil pengolahan data.
BAB V : PENUTUP
3
Pada bab ini akan menyajikan secara singkat kesimpulan yang
diperoleh dari pembahasan dan juga memuat saran saran bagi pihak
yang berkepentingan untuk pengembangan penelitian lebih lanjut.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Photovoltaic
Photovoltaic (PV) adalah suatu sistem atau cara langsung (direct) untuk
mentransfer radiasi matahari atau energi cahaya menjadi energi listrik. Sistem
photovoltaic bekerja dengan prinsip efek photovoltaic. Efek photovoltaic pertama
kali ditemukan oleh Henri Becquerel pada tahun 1839. Efek photovoltaic adalah
fenomena dimana suatu sel photovoltaic dapat menyerap energi cahaya dan
merubahnya menjadi energi listrik. Efek photovoltaic didefinisikan sebagai suatu
fenomena munculnya voltase listrik akibat kontak dua elektroda yang dihubungkan
dengan sistem padatan atau cairan saat diexpose di bawah energi cahaya.
(Goetzberger, A., Hoffmann, V.U. 2005)
Energi solar atau radiasi cahaya terdiri dari biasan foton-foton yang
memiliki tingkat energi yang berbeda-beda. Perbedaan tingkat energi dari foton
cahaya inilah yang akan menentukan panjang gelombang dari spektrum cahaya.
Ketika foton mengenai permukaan suatu sel PV, maka foton tersebut dapat
dibiaskan, diserap, ataupun diteruskan menembus sel PV. Foton yang terserap oleh
sel PV inilah yang akan memicu timbulnya energi listrik.
(Handini, 2008)
5
Sel PV adalah suatu perangkat yang mengkonversi energi radiasi matahari
menjadi energi listrik. Sistem sel PV pada dasarnya terdiri dari p-n junction atau
ikatan antara sisi positif dan negatif di dalam sebuah sistem semikonduktor. Sel PV
juga dikenal dengan nama solar cell atau sel surya.
Struktur inti dari sel surya pada umumnya terdiri dari satu atau lebih jenis
material semikonduktor dengan dua daerah berbeda yaitu, daerah positif dan
negatif. Dua sisi yang berlainan ini berfungsi sebagai elektroda. Untuk
menghasilkan dua daerah muatan yang berbeda umumnya digunakan dopant
dengan golongan periodik yang berbeda. hal ini dimaksudkan agar dopant pada
daerah negatif akan berfungsi sebagai pendonor elektron, sedangkan dopant pada
daerah positif akan berfungsi sebagai acceptor elektron. (Goetzberger, A.,
Hoffmann, V.U. 2005)
Selain itu pada sel surya terdapat lapisan antirefleksi, dan substrat logam
sebagai tempat mengalirnya arus dari lapisan tipe-n (elektron) dan tipe-p (hole).
Skema sederhana struktur sel surya diilustrasikan pada Gambar 2.2 dan Gambar
2.3.
6
Gambar 2.2 Ilustrasi struktur sel surya
(Handini, 2008)
(Handini, 2018)
1. Monokristal (Mono-crystalline)
Merupakan panel yang paling efisien yang dihasilkan dengan teknologi terkini
& menghasilkan daya listrik persatuan luas yang paling tinggi. Memiliki efisiensi
sampai dengan 15%. Kelemahan dari panel jenis ini adalah tidak akan berfungsi
baik ditempat yang cahaya mataharinya kurang (teduh), efisiensinya akan turun
drastis dalam cuaca berawan.
7
2. Polikristal (Poly-Crystalline)
Merupakan Panel Surya yang memiliki susunan kristal acak karena dipabrikasi
dengan proses pengecoran. Tipe ini memerlukan luas permukaan yang lebih besar
dibandingkan dengan jenis monokristal untuk menghasilkan daya listrik yang sama.
Panel suraya jenis ini memiliki efisiensi lebih rendah dibandingkan tipe
monokristal, sehingga memiliki harga yang cenderung lebih rendah.
Merupakan Panel Surya (dua lapisan) dengan struktur lapisan tipis mikrokristal-
silicon dan amorphous dengan efisiensi modul hingga 8.5% sehingga untuk luas
permukaan yang diperlukan per watt daya yang dihasilkan lebih besar daripada
monokristal & polykristal. Inovasi terbaru adalah Thin Film Triple Junction
Photovoltaic (dengan tiga lapisan) dapat berfungsi sangat efisien dalam udara yang
sangat berawan dan dapat menghasilkan daya listrik sampai 45% lebih tinggi dari
panel jenis lain dengan daya yang ditera setara.
Rumus yang digunakan untuk mencari total beban pemakaian per hari adalah
sebagai berikut:
Untuk sistem PLTS dengan daya 1000 Watt ke bawah, faktor 20% harus
ditambahkan ke pembebanan sebagai pengganti rugi -rugi sistem dan faktor
keamanan. Oleh karena itu, total beban yang ditentukan pada persamaan 2.1
dikalikan dengan 1.20 (Bachtiar,2006).
8
3. Menentukan jam matahari ekivalen (Equivalent Sun Hours, ESH)
Jam matahari ekivalen suatu tempat ditentukan berdasarkan peta insolasi matahari
dunia yang dikeluarkan oleh Solarex. Berdasarkan peta insolasi matahari dunia,
diperoleh ESH untuk wilayah Indonesia Timur sebesar 4.8 (Bachtiar,2006).
Rumus yang digunakan untuk menentukan jumlah panel surya sesuai dengan beban
pemakaian adalah (Zian,2018):
9
6. Besar Kebutuhan Solar Charge Controller (SCC)
Untuk mendapatkan nilai efisiesi dari panel surya, terdapat beberapa parameter
yang harus diketahui terlebih dahulu, yaitu (Zian,2018):
Nilai Fill factor berkisar 0.7 – 0.85. Panel surya akan bekerja semakin baik apabila
semakin besar nilai FF suatu panel suryam dan akan memiliki efisiensi yang semakin
tinggi. Perhitungan nilai FF dapat dilihat pada persamaan 2.5 (Zian, 2018):
Imp x Vmp
FF = (2.5)
Isc x Voc
Pout = V x I x FF (2.6)
10
7. Daya input panel surya (Pin)
Daya input akibat iradiasi sumber cahaya dapat dihitung dengan persamaan berikut
(Zian,2018):
Perhitungan efisiensi panel surya dapat lihat pada persamaan 2.8 (Zian,2018):
Pout
ɳ = (2.8)
Pin
Keterangan:
11
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dan
deskriptif. Eksperimen yaitu tegangan dan arus luaran sel surya serta intensitas cahaya
matahari diukur sesuai dengan sejumlah data yang dibutuhkan. Metode deskriptif yaitu
merencanakan pembangkit listrik tenaga surya secara teori dan berdasarkan hasil
pengujian.
12
3. 2 Alat dan Bahan
Untuk memperoleh data yang akurat, maka alat dan bahan memegang peranan
penting dalam penelitian. Adapun alat dan bahan yang digunakan pada saat
pengambilan data, yaitu:
Ipmax: 5.71A
Product Dimension: 1020x670x30mm
Vpmax: 17.6V
13
Isc: 6.06A
Voc: 22V
3. Baterai berfungsi untuk menyimpan energi listrik dalam bentuk energi kimia,
yang akan digunakan untuk menyuplai energi listik. Baterai yang digunakan
adalah baterai sekunder dengan kapasitas sebesar 100 Ah 12 Volt.
14
Gambar 3.4 Baterai 100 Ah 12 Volt
15
5. MIKACHI Solar Charge Controller yang berfungsi untuk mengatur arus
pengisian ke baterai, menghindari overcharging, dan overvoltage.
Pada tahap ini, proses yang dilakukan adalah pencarian informasi melalui studi
literatur dan observasi lapangan. Studi literatur yaitu dengan mempelajari teori dasar
pembangkit listrik tenaga surya melalui buku-buku, jurnal-jurnal, maupun referensi
lain yang dapat dijadikan landasan teori. Observasi lapangan dilakaukan untuk
memperoleh data-data yang diperlukan.
1. Instalasi Pengujian
16
2. Tahap Pemasangan
Setelah melalui proses perancangan alat, tahap selanjutnya adalah pemasangan alat.
Pada tahap ini, komponen-komponen pembangkit listrik tenaga surya dipasang pada
daerah yang telah ditentukan (rumah penduduk).
Pada tahap ini, data yang akan diambil dan diukur adalah besar intensitas cahaya
matahari dan pengukuran tegangan dan arus keluaran panel surya. Langkah - langkah
pengambilan dan pengukuran data sebagai berikut:
1. Variabel arus keluaran panel surya dalam satuan Ampere (A) dan tegangan keluaran
dengan satuan Volt (V).
17
3.4 Analisis Data
Analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda.
Analisis regersi linear berganda merupakan model persamaan yang menjelaskan
hubungan satu variabel tak bebas/ response (Y) dengan dua atau lebih variabel bebas/
predictor (X1, X2,…Xn) (Made, 2016)
Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah tegangan keluaran panel
surya dalam satuan Volt (V) dan arus keluaran panel surya dalam satuan Ampere (A)
yang disebut sebagai variabel terikat Y, Intensitas cahaya matahari dalam satuan (W/m)
yang disebut sebagai variabel bebas X. Analisis yang digunakan adalah analisis regresi
linear berganda dan mengambil data pengukuran yang dimulai dari jam 08.00 WITA
sampai dengan 16.00 WITA
18
3.5 Kerangka Pikir
MULAI
Ya
Analisa
Selesai
19
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada gambar 4.1 menunjukkan bahwa panel surya dipasang pada solar charge
controller dan diteruskan menuju ke baterai. Kemudian dilakukan pengukuran pada
arus keluaran dan tegangan keluaran yang berasal dari panel surya. Pengambilan data
intensitas matahari menggunakan solar meter dan dilakukan secara berkala. Pada saat
pengambilan data sudut kemiringan panel surya kurang lebih 30 o sampai 45o
menghadap ke arah matahari.
20
4.2 Data Pengujian
Data Intensitas dan Arus Keluaran Rata- Data Intensitas dan Tegangan Keluaran
rata Rata-rata
Intensitas Intensitas
Waktu Arus (A) Waktu Tegangan(V)
(W/m2) (W/m2)
08.00 338.1 1.68 08.00 338.1 12.8
09.00 532.4 2.68 09.00 532.4 13.2
10.00 710.9 3.44 10.00 710.9 13.7
11.00 830.9 4.16 11.00 830.9 14.0
12.00 920.0 4.68 12.00 920.0 14.4
13.00 840.4 4.18 13.00 840.4 14.0
14.00 717.5 3.60 14.00 717.5 13.8
15.00 590.8 3.03 15.00 590.8 13.1
16.00 434.2 2.25 16.00 434.2 13.0
Data Intensitas dan Daya Keluaran Rata-rata Data Efisiensi ( Pout : Pin x 100% )
Intensitas Intensitas
Waktu Daya (W) Waktu Efisiensi (%)
(W/m2) (W/m2)
08.00 338.1 21.5 08.00 338.1 9.3
09.00 532.4 35.4 09.00 532.4 9.7
10.00 710.9 47.2 10.00 710.9 9.7
11.00 830.9 58.3 11.00 830.9 10.3
12.00 920.0 67.4 12.00 920.0 10.7
13.00 840.4 58.4 13.00 840.4 10.2
14.00 717.5 49.5 14.00 717.5 10.1
15.00 590.8 39.8 15.00 590.8 9.9
16.00 434.2 29.2 16.00 434.2 9.8
21
4.2 Intensitas Cahaya Matahari terhadap Arus Keluaran Panel Surya
1000 10
900 09
INTENSITAS CAHAYA, G ( W/M2 )
Gambar 4.2 Intensitas Cahaya Matahari terhadap arus keluaran panel surya
Data yang digunakan pada Gambar 4.2 merupakan data rata–rata hasil pengukuran dari
data yang diperoleh pada tanggal 16 sampai 18 April 2021 dimana pengukuran
dilakukan setiap jam yang dimulai pada pukul 08.00 sampai pukul 16.00. Dari Gambar
4.2 menunjukkan arus keluaran dari panel surya tertinggi diraih pada pukul 12.00
dengan arus keluaran dari panel surya sebesar 4.7 A dengan rata–rata besar intensitas
cahaya matahari sebesar 920.03 W/m2 dan arus keluaran panel surya terendah diraih
pada pukul 08.00 dengan arus keluaran dari panel surya sebesar 1.7 A dengan rata–rata
besar intensitas cahaya matahari sebesar 338.07 W/m2. Dari Gambar 4.2 juga
menunjukkan bahwa semakin besar intensitas cahaya matahari maka semakin besar
arus keluaran dari panel surya begitupun sebaliknya ketika intensitas cahaya matahari
turun maka arus keluaran dari panel surya juga turun.
22
4.3 Intensitas Cahaya Matahari terhadap Tegangan Keluaran Panel Surya
1000 25
900
800 20
700
600 15
500
400 10
300
200 05
100
0 00
08.00 09.00 10.00 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00 16.00
Gambar 4.3 Intensitas Cahaya Matahari terhadap tegangan keluaran panel surya
Data yang digunakan pada Gambar 4.3 merupakan data rata–rata hasil pengukuran dari
data yang diperoleh pada tanggal 16 sampai 18 April 2021 dimana pengukuran
dilakukan setiap jam yang dimulai pada pukul 08.00 sampai pukul 16.00. Dari Gambar
4.3 menunjukkan tegangan keluaran dari panel surya tertinggi diraih pada pukul 12.00
dengan tegangan keluaran dari panel surya sebesar 14.4 V dengan rata–rata besar
intensitas cahaya matahari sebesar 920.03 W/m2 dan tegangan keluaran panel surya
terendah diraih pada pukul 08.00 dengan tegangan keluaran dari panel surya sebesar
12.8 V dengan rata–rata besar intensitas cahaya matahari sebesar 338.07 W/m2.
Dari Gambar 4.3 juga menunjukkan bahwa semakin besar intensitas cahaya matahari
maka semakin besar tegangan keluaran dari panel surya begitupun sebaliknya ketika
intensitas cahaya matahari turun maka tegangan keluaran dari panel surya juga turun.
23
4.4 Intensitas Cahaya Matahari terhadap Daya Keluaran Panel Surya
1000 150
900
INTENSITAS CAHAYA, G ( W/M2 )
130
300 50
200
30
100
0 10
08.00 09.00 10.00 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00 16.00
Gambar 4.4 Intensitas Cahaya Matahari terhadap daya keluaran panel surya
Data yang digunakan pada Gambar 4.4 merupakan data rata–rata hasil pengukuran dari
data yang diperoleh pada tanggal 16 sampai 18 April 2021 dimana pengukuran
dilakukan setiap jam yang dimulai pada pukul 08.00 sampai pukul 16.00. Dari Gambar
4.4 menunjukkan daya keluaran dari panel surya tertinggi diraih pada pukul 12.00
dengan daya keluaran dari panel surya sebesar 67.4 W dengan rata–rata besar intensitas
cahaya matahari sebesar 920.03 W/m2 dan daya keluaran panel surya terendah diraih
pada pukul 08.00 dengan daya keluaran dari panel surya sebesar 21.5 W dengan rata–
rata besar intensitas cahaya matahari sebesar 338.07 W/m2. Dari Gambar 4.4 juga
menunjukkan bahwa semakin besar intensitas cahaya matahari maka semakin besar
daya keluaran dari panel surya begitupun sebaliknya ketika intensitas cahaya matahari
turun maka daya keluaran dari panel surya juga turun.
24
4.5 Hasil Perhitungan Efisiensi Panel Surya
Pout
ɳ =
Pin
Keterangan :
11
11
PRESENTASE ( % )
10
10
09
09
08.00 09.00 10.00 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00 16.00
Efisiensi
Data yang digunakan pada Gambar 4.5 merupakan hasil perhitungan efisiensi panel
surya dimana pengukuran dilakukan se tiap jam yang dimulai pada pukul 08.00
sampai pukul 16.00. Dari Gambar 4.5 menunjukkan efisiensi tertinggi diraih pada
pukul 12.00 dengan efisiensi panel surya sebesar 10.7 % dan efisiensi panel surya
25
terendah diraih pada pukul 08.00 dengan efisiensi dari panel surya sebesar 9.3 %. Dari
Gambar 4.5 juga menunjukkan bahwa semakin besar intensitas cahaya matahari maka
semakin besar efisiensi dari panel surya begitupun sebaliknya ketika intensitas cahaya
matahari turun maka efisiensi dari panel surya juga turun.
15,00
14,50
Tegangan Baterai, V (Volt)
14,00
13,50
13,00
12,50
12,00
11,50
11,00
10,50
08.00 09.00 10.00 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00 16.00
Data yang digunakan pada Gambar 4.5 merupakan data pengukuran yang dilakukan se
tiap jam yang dimulai pada pukul 08.00 sampai pukul 16.00. Dari Gambar 4.5
pengukuran dimulai pada kondisi tegangan baterai/aki ±12.14 Volt ( Kondisi Lemah )
dan kondisi tegangan baterai pada setiap jamnya mengalami kenaikan dan pada pukul
16.00 baterai sudah mencapai tegangan 14.4 Volt ( Kondisi penuh ). Baterai dapat terisi
penuh membutuhkan waktu selama ±8 jam.
26
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil pengukuran dan perhitungan data dalam penelitian ini dapat ditarik
beberapa kesimpulan, yaitu:
1. Semakin besar intensitas cahaya matahari maka semakin besar energi yang
dihasilkan panel surya per satuan waktu, dimana laju energi rata-rata
sebesar 67.4 Watt.
2. Semakin besar intensitas matahari maka semakin besar pula arus dan
tegangan keluaran yang dihasilkan panel surya.
3. Untuk pengisian baterai/aki sampai pada kondisi penuh memerlukan waktu
±8 jam.
5.2 Saran
1. Disarankan untuk tindak lanjut penelitian, perlu adanya pembanding tipe
panel surya yang ada, baik dengan menggunakan panel surya tipe
monocrystalline maupun tipe Thin Film Photovoltaic.
2. Perlunya pengembangan teknologi panel surya yang lebih efisien dan tidak
memerlukan tempat yang luas.
27
DAFTAR PUSTAKA
28
[11] SYST Pada Komplek Perumahan di Banda Aceh. Jurnal Rekayasa Elektrika Vol.9,
No.2. Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh.
[12] Syahbana, Reza Akhmad. 2012. Percobaan Pendahuluan Pemanfaatan Energi
Surya Sebagai Energi Alternatif Sistem Kelistrikan Lampu Navigasi Pada Kapal
Penangkap Ikan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
[13] Widayana, Gede. 2012. Pemanfaatan Energi Surya. JPTK, UNDIKSHA, Vol. 9,
No.1, Januari 2012 : 37-46. Universitas Pendidikan Ganesha, Bali.
[14] Wilson W.W., 1996: Teknologi Sel Surya : Perkembangan Dewasa Ini dan yang
akan dating, Edisi ke empat, Elektro Indonesia, Jakarta.
[15] Winardi, Bambang, dkk. 2019. Perancangan dan Analisis Ekonomi Pembangkit
Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terpusat Untuk Desa Mandiri. Jurnal TEKNO Vol.
16, No. 2, e-ISSN:2655-8416. Universitas Diponegoro, Semarang.
[16] Zian, Iqtimal dkk. 2018. Aplikasi Sistem Tenaga Surya Sebagai Sumber Tenaga
Listrik Pompa Air. KITEKTRO: Jurnal Online Teknik Elektro Vol 3 No. 1 hal. 1-
8. Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh.
29
LAMPIRAN
Foto-foto pada saat pengambilan data.
Hasil daya yang diperoleh
HARI 1
Intensitas
waktu Arus (A) Tegangan (V)
(W/m2 )
08.00 337.4 1.63 12.8
09.00 526.7 2.56 13.3
10.00 719.4 3.58 13.9
11.00 829.6 4.22 14.1
12.00 920.6 4.68 14.4
13.00 847.5 4.28 14
14.00 717.5 3.62 13.8
15.00 582.8 2.86 13
16.00 427.6 2.06 12.9
HARI 2
Intensitas
waktu Arus (A) Tegangan (V)
(W/m2 )
08.00 334.2 1.56 12.8
09.00 557.8 2.82 13.4
10.00 717.5 3.49 13.7
11.00 832.4 4.16 14
12.00 918.3 4.67 14.2
13.00 846.2 4.26 14.1
14.00 714.2 3.47 13.9
15.00 588.6 3.01 13
16.00 438.2 2.26 12.9
HARI 3
Intensitas
waktu Arus (A) Tegangan (V)
(W/m2 )
08.00 342.6 1.84 12.8
09.00 512.8 2.66 13
10.00 695.7 3.26 13.6
11.00 830.6 4.11 13.9
12.00 921.2 4.69 14.6
13.00 827.6 4.01 13.8
14.00 720.7 3.71 13.6
15.00 601.1 3.23 13.4
16.00 436.8 2.43 13.1