id
TUGAS AKHIR
DIAJUKAN SEBAGAI SYARAT
GUNA MEMPEROLEH GELAR SARJANA STRATA SATU ( S1 )
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
DISUSUN OLEH :
SELVIANA RACHMAN
I 0205113
PENGESAHAN
TUGAS AKHIR
DISUSUN OLEH :
SELVIANA RACHMAN
NIM. I0205113
PEMBIMBING I PEMBIMBING II
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
THANKS FOR.......
Allah SWT, atas karunia, nikmat, dan segala kebahagiaan yang telah
Engkau berikan dalam hidupku sampai saat ini, yang tidak bisa disebutkan
satu persatu.
Rasulullah SAW, dengan segala keunggulan akhlak. Semoga selalu
menjadi panutanku dalam menjalani kehidupan ini.
Mama dan Papa di rumah. Terima kasih yang tiada habis-habisnya
karena telah memberiku kehidupan yang tidak kurang satu apapun. Selalu
bekerja keras tanpa mengeluh sedikit pun, yang selalu dapat menjadi
tempat aku berkeluh kesah tentang kesulitan yang aku alami, selalu
mendukung langkah dan keputusan apa pun yang aku ambil. Serta Doa
dan Restu kalian yang selalu menyertaiku.
Adik-adikku tercinta, Billy dan Tri yang selalu teringat setiap waktu.
Maaf kakak nggak bisa berada di sisi kalian di saat kalian membutuhkan.
Keluarga besar, yang telah banyak mensupport aku dan memberikan
doanya agar aku cepat lulus dan mendapatkan nilai yang aksimal
Pak Ipung dan Pak Pur, makasih banget atas kesabarannya membimbing
saya yang rada males ini pak, hehehe........
Dosen-dosen jurusan Arsitektur yang telah membimbing dalam
menyelesaikan tugas.
Moo-kuu makasih ya dah nemenin aku selama ini. Nganterin aku cari
data, bikin maket sampe rela kecelakaan bareng juga, pokoknya kamu
yang tebaik deh...hehehehe...
Teman seperjuangan aku melakukan TA, Tutut, tomi, aan, dll (Periode
119) thanks and sorry ya selama ini ngerepotin terus...hehehe....
Teman-teman seangkatan Arsitektur 2005. Nadia, nonik, arfin, gema,
sam, adit, fatoy, yogi, dll..maap ga bisa nyebutin satu-satu..tapi nama
kalian terukir jelas dihatiku.. we are always 2005 !!! buat nonik
makasih ya dah bantuin konsumsinya...ayo semangat biar cepet nyusul...;)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Desi ‘n Nitra, anak 2007 yang mau susah-susah bantuin bikin panel
sampe nemenin begadang..makasih ya adik-adikku....:)
Teman-teman basket S-Tech, makasih dah jadi keluargaku selama di
solo. Kalian banyak membantu dan menghiburku. Kalian teman-teman
terbaik. Kibow makasih ya atas bantuannya yang tanpa pamrih...
Teman-teman kos semuanya. Maap aku nggak bisa menyebutkan nama
kalian satu persatu. Pokoknya makasih banget buat bantuannya. Makasih
para penghuni KOS CERIA...i will miss u all...(T.T)
Ratri dan si Ipin yang udah mau susah-susah nemenin aku...makasih
ya...;)
Para pengurus DILTS foundation, Rumah Singgah Kampung
Jembatan dan PPAP Seroja buat semua bantuannya yang telah
mempersiapkan data dan juga info-info penting sehingga TA ini berjalan
lancar.
Buat semua pihak yang telah membantu....maaf kalau saya lupa
menyebutkan, berarti anda masuk dalam kategori ini....hehehehehe...
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji bagi Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang atas
perkenaan-Nya Penulis dapat melaksanakan dan menyelesaikan Konsep Tugas
Akhir dengan judul “Rumah Singgah anak Jalanan di Surakarta Dengan
Pendekatan Arsitektur Perilaku Studi Kasus Kecamatan Banjarsari” yang
merupakan syarat wajib kelulusan di Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik
Universitas Sebelas Maret. Konsep Tugas Akhir dengan judul “Rumah Singgah
anak Jalanan di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Perilaku Studi Kasus
Kecamatan Banjarsari” Penulis lalui melalui serangkaian proses yang sngat
panjang dan melelahkan. Tetapi pada akhirnya Penulis dapat menyelesaikan
Tugas Akhir dengan judul “Rumah Singgah anak Jalanan di Surakarta Dengan
Pendekatan Arsitektur Perilaku Studi Kasus Kecamatan Banjarsari” ini dengan
perasaan puas dan lega. Semua kerja keras Penulis ini tentu saja tidak lepas dari
bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, Penulis mengucapkan
terimakasih kepada :
• Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya hingga penulis mampu
menyelesaikan Tugas Akhir.
• Ir. Hardiyati , MT, selaku Ketua Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik UNS.
• Ir. Soedwiwahjono . MT, selaku Pembiming Akademik yang telah dengan
sabar memberikan saran dan masukan serta bimbingan selama Penulis
menempuh pendidikan di kampus Arsitektur UNS.
• Ir. MDE Purnomo, MT dan Purwanto S.N, ST, MT selaku pembimbing
tugas akhir yang telah bekerjasama dengan baik, kesediaan dalam
membimbing, masukan, serta penyelesaian dari masalah-masalah yang
Penulis temui dalam penyusunan Tugas Akhir dengan judul “Rumah
Singgah anak Jalanan di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Perilaku
Studi Kasus Kecamatan Banjarsari” ini.
• Para pengurus DILTS Foundation, Kampung Jembatan, PPAP Seroja dan
LSM-LSM lainnya atas bantuan informasi serta data-data yang penulis
perlukan dalam penyusunan konsep Tugas Akhir.
• Staf Bappeda Sub Bidang BKRPP (Badan Kesejahteraan Rakyat dan
Pemberdayaan Perempuan) Surakarta atas kerjasama dan bantuan data
sehingga konsep Tugas Akhir ini dapat terselesaikan.
• Bapak Dwi Setyo, SH, selaku lurah dari kelurahan Sumber untuk bantuan
data serta informasi untuk penyusunan konsep Tugas Akhir.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
• Semua pihak yang telah membantu Penulis dalam serangkaian proses ini
yang tidak dapat Penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Tugas Akhir dengan judul “Rumah
Singgah anak Jalanan di Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Perilaku Studi
Kasus Kecamatan Banjarsari” yang ditulis ini terdapat banyak kekurangan baik
dari segi penulisan, maupun isi dan materi Tugas Akhir. Hal tersebut tak lain
dikarenakan keterbatasan pengetahuan, pengalaman, serta kemampuan yang
Penulis miliki. Untuk itu adanya kritik, saran, maupun masukanan yang dapat
memperbaiki kemampuan serta menambah pengetahuan penulis sangat
diharapkan. Akhir kata, semoga laporan yang Penulis buat ini juga mampu
memberikan manfaat bagi berbagai pihak, khususnya mahasiswa arsitektur UNS.
Selviana Rachman
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................................. i
LEMBARPENGESAHAN........................................................................................ ii
KATA PENGANTAR................................................................................................ iii
PERSEMBAHAN....................................................................................................... v
DAFTAR ISI............................................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR.................................................................................................. xiii
DAFTAR TABEL..................................................................................................... xvi
DAFTAR SKEMA................................................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN
A. JUDUL ............................................................................................................. I - 1
B. DEFENISI DAN PEMAHAMAN JUDUL
1. Rumah Singgah ........................................................................................ I - 1
2. Anak Jalanan ............................................................................................. I - 1
3. Rumah Singgah Anak Jalanan di Surakarta.......................................... I - 1
C. LATAR BELAKANG
1. Pengertian dan Tumbuh Kembang Anak .............................................. I - 2
2. Anak Jalanan dan Problematikanya........................................................ I - 3
3. Solusi Rumah Singgah Dalam Pandangan Arsitek............................. I - 3
4. Gambaran Surakarta sebagai Setting Rumah Singgah......................... I - 5
5. Kondisi Kampung Tempurejo, Kelurahan Sumber,
Kecamatan Banjarsari............................................................................... I - 6
6. Keadaaan rumah singgah yang telah ada............................................... I - 7
D. PERMASALAHAN DAN PERSOALAN
1. Persoalan.................................................................................................. I - 13
2. Pemasalahan............................................................................................. I - 13
E. TUJUAN DAN SASARAN
1. Tujuan ...................................................................................................... I - 14
2. Sasaran ..................................................................................................... I - 14
F. LINGKUP DAN BATASAN PEMBAHASAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
6) Karakter Ruang...................................................................... V - 41
7) Besaran Ruang........................................................................ V - 43
8) Pola Hubungan Ruang dan Organisasi Rua....................... V - 50
b. Analisa Tampak Bangunan.......................................................... V - 54
1) Jumlah dan Tata Letak Massa.............................................. V - 54
2) Bentuk Massa......................................................................... V - 56
c. Analisa Sistem Struktur................................................................ V - 59
d. Analisa Sistem Utilitas.................................................................. V - 60
1) Sistem komunikasi................................................................. V - 60
2) Sistem Pengamanan Bahaya Kebakaran............................. V - 61
3) Sistem Penyediaan Air Bersih.............................................. V - 63
4) Sistem Sanitasi....................................................................... V - 63
5) Siste,m Drainase..................................................................... V - 64
6) Sistem Kelistrikan.................................................................. V - 65
e. Analisa Ruang Dalam Bangunan................................................. V - 66
1) Sirkulasi dalam Ruang.......................................................... V - 66
2) Faktor Keintiman dalam Bangunan.................................... V - 68
3) Faktor Sosial dalam Bangunan............................................ V - 72
4) Kenyamanan........................................................................... V - 73
a) Kenyamanan Fisik.......................................................... V - 73
b) Kenyamanan Psikologis................................................ V - 76
commit to user xi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
a. Pemilihan lokasi........................................................................ VI - 15
b. Pemilihan site............................................................................ VI - 16
7. Konsep Programatik Pengolahan Site
a. Iklim........................................................................................... VI - 17
b. Pencapaian................................................................................ VI - 17
c. Bising......................................................................................... VI - 18
d. View dan orientasi bangunan................................................. VI - 19
e. Sirkulasi..................................................................................... VI - 19
8. Konsep Programatik Zonifikasi Site............................................ VI - 20
9. Konsep Programatik Arsitektur
a. Massa dan tampilan bangunantata ruang dal........................ VI - 22
b. Tata ruang Dalam..................................................................... VI - 24
10. Konsep Programatik Sistem Struktur Bangunan
a. Sistem sub struktur................................................................... VI - 24
b. Sistem super struktur............................................................... VI - 24
c. Sistem upper struktur .............................................................. VI - 24
11. Konsep Programatik Utilitas Bangunan
a.Sistem Komunikasi .................................................................. VI - 25
b. Sistem fire protection.............................................................. VI - 25
c. Sistem air bersih....................................................................... VI - 25
d. Sistem pembuangan air kotor................................................. VI - 25
e. Sistem pembuangan sampah................................................... VI - 26
f. Sistem instalasi listrik ............................................................. VI - 26
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... xix
DAFTAR UNDUH ............................................................................................................... xx
LAMPIRAN .......................................................................................................................... xxi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR SKEMA
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
A. JUDUL
Rumah Singgah Anak Jalanan di Surakarta
Sebagai Wadah Kegiatan Anak Jalanan melalui Pendekatan Arsitektur Perilaku
Rumah Singgah :
• Rumah singgah merupakan proses informal yang memberikan suasana pusat
realisasi anak jalanan terhadap sistem nilai dan norma di masyarakat.
(Departemen Sosial R,I,2002)
Anak Jalanan :
• Anak jalanan adalah anak yang sebagian besar menghabiskan waktunya untuk
mencari nafkah atau berkeliaran di jalanan atau tempat-tempat umum
lainnya.(Kamus Besar Bahasa Indonesia .1990)
• Anak-anak berumur dibawah 16 tahun yang sudah melepaskan diri dari
keluarga, sekolah, dan lingkungan masyarakat terdekatnya, larut dalam
kehidupan yang berpindah-pindah di jalan raya.(UNICEF, International
confrence of children, New York. 1995)
Dari definisi di atas dapat ditarik sutu pemahaman tentang Rumah Singgah Anak
Jalanan di Surakarta sbb:
• Merupakan wadah bagi anak-anak jalanan yang bertujuan sebagai tempat
perlindungan, pendidikkan, pembinaan dan pelatihan anak jalanan agar
mereka lebih kreatif dan inovatif sehingga kemudian dapat kembali
kedalam kehidupan sosial dan dihargai oleh masyarakat luas dengan
memperhatikan faktor perilaku individu dan sosial mereka sebagai
pertimbangan utama desain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
C. LATAR BELAKANG
1. Pengertian dan Tumbuh Kembang Anak
Anak adalah anugerah tersendiri bagi setiap orang tua. Sebagai seorang
anak ada tahap-tahap tumbuh dan berkembang yang seharusnya mereka terima.
Menurut seorang psikolog yang bernama Elizabeth Hurlock “ Pertumbuhan
adalah terjadinya pertambahan dalam ukuran, sedangkan berkembang adalah
suatu seri perubahan yang progresif dalam pola yang bertautan dan berurutan.
Perkembangan fisik secara langsung maupun tidak langsung akan menentukan
keterampilan anak dalam bergerak.”
Anak-anak menurut Hurlock memiliki beberapa fase pertumbuhan dan
perkembangan, antara lain :
a. Usia 0-2 Tahun ( Periode Vital ), Masa bayi disebut juga masa vital karena
kondisi fisik dan mental bayi merupakan pondasi bagi perkembangan dan
pertumbuhan.
b. Usia 1 -5 Tahun ( Periode estatis ), Pada periode ini hubungan sosial pada
masa anak-anak terlihat pada usaha anak yang mulai belajar mengadakan
hubungan diri secara emosional dengan orang lain.
c. Usia 6-12 tahun ( periode intelektual ), pada fase ini anak-anak
mengalami perkembangan yang sangat pesat sesuai dengan apa yang
didapatkannya.
d. Usia 13 – 19 Tahun ( Periode pueral / masa remaja ), fase ini merupakan
fase penghubung antara masa peralihan, masa anak-anak dengan masa
remaja.
Fase-fase pada tumbuh kembang anak dapat menciptakan karakteristik
anak yang sesungguhnya. Karakteristik inilah yang akan membuat seorang
anak akan menjadi apa nantinya. Walaupun masih anak-anak dan masih
tergantung pada orang tua anak-anak memiliki hak-hak dan kewajiban sendiri-
sendiri sebagai manusia. Namun dikarenakan keadaan yang tidak memadai,
maka ada anak-anak yang tidak mendapatkan hak-haknya tetapi harus
melakukan kewajiban yang bukan milikinya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Kegagalan yang terjadi pada beberapa rumah singgah yang sudah ada
ditangkap dan ditampung oleh beberapa kalangan yang kemudian kereka
membuat metode dan wadah baru untuk menangani anak jalanan tersebut.
Beberapa wadah baru yang dimunculkan yakni sanggar seni, sanggar belajar,
dan pesantren kilat anak jalanan dirasa mampu dan dianggap lebih efektif karena
bisa menampung masalah-masalah yang ada. Metode pendekatan personal dan
kegiatan yang lebih menarik dirasa dapat hidup lebih baik. Apalagi jika semua
fasilitas tersebut digabungkan pada satu wadah yang dikelola secara baik, maka
wadah yang terbentuk akan lebih efektif dan optimal fungsinya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
dalan operasi penertiban dan tidak ada usaha penanganan pasca penertiban
tersebut.
Menindaklanjuti dari sikap yang diambil oleh pemkot mengenai usaha
mengatasi masalah kekerasan pada anak jalanan ini diperlukan usaha lebih nyata
daripada sekedar razia dan penertiban. Dimana diperlukan suatu tindakan
penanganan anak jalanan setelah dilakukan razia. Langkah yang dirasa sesuai
untuk mendukung usaha tersebut adalah dengan menghadirkan rumah singgah
bagi anak jalanan yang difungsikan tidak hanya setelah dilakukan razia tetapi
juga bisa dilakukan proses pendataan sebelum masuk ke rumah singgah.
Tujuan dari disediakannya fasilitas rumah singgah ini adalah diharapkan
anak-anak jalanan yang tertampung di dalamnya mendapatkan tempat
perlindungan, pendidikan dan pelatihan yang mampu memberikan keamanan
dan kenyamanan bagi mereka yang tidak mereka dapatkan sebelumnya
dijalanan.
Selain itu fasilitas ini juga bertujuan untuk menyelamatkan masa depan
anak-anak jalanan tersebut sehingga hidup merka tidak habiskan di jalanan
dimana tidak ada jaminan untuk kearah hidup yang lebih baik. Dengan adanya
rumah singgah ini nantinya diharapkan mereka mampu meningkatnya
keterampilan dan menambah kemampuan serta kemahiran mereka agar dapat
berguna nantinya jika mereka kembali hidup di dunia luar, karena nantinya pada
fasilitas ini akan dilengkapi dengan berbagai pelatihan yang dibutuhkan untuk
mengakomodasi kebutuhan dan pelatihan bagi anak jalanan.
Tujuan lain dari disediakannya fasilitas rumah singgah ini adalah sebagai
sarana penertiban anak jalanan yang semakin banyak jumlahnya saat ini,
sehingga dapat dihindari adanya eksploitasi anak-anak jalanan dimana banyak
diantara mereka yang dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu untuk kepentingan
pribadinya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Tempurejo memiliki luas lahan sekitar kurang lebih 41.950 m² dengan 6 (enam)
RT yang ada di dalamnya. Dari seluas lahan pada Kampung Tempurejo terdapat
±445 Kepala Keluarga dalam satu kampung. Dan tiap-tiap keluarga memiliki
rata-rata 4 orang anggota keluarga, walaupun juga banyak yang memiliki jumlah
anggota keluarga lebih dari itu. Dan rata-rata keluaga memiliki tempat tinggal
dengan luas yang berkisar antara 72m² - 124 m². Dan maksimal bangunan pada
kampung ini terdiri dari tiga lantai, tetapi sebagian besar bangunan di kampung
ini memiliki ketinggian dua lantai.
Masalah pendidikan di kampung Termpurejo cukup baik, indikatornya adalah
pada kampung ini terdapat sebuah Sekolah Menengah Pertama Muhammadiyah
4 yang membuktikan bahwa lokasi kampung ini merupakan lokasi yang
kondusif untuk kegiatan belajar mengajar. Sedangkan untuk mata pencaharian
sebagian besar penduduk Kampung Tempurejo merupakan pedagang dan
pegawai, keadaan ini menjelaskan bahwa kampung ini memiliki kondisi
ekonomi yang sangat baik walaupun tidak berlebih. Bisa dibilang kondisi
ekonomi pada lingkungan ini menengah kebawah. Yang sesuai untuk anak
jalanan agar mereka tidak merasa berbeda dengan masyarakat yang telah ada.
6. Keadaaan rumah singgah yang telah ada
Setelah melakukan survei langsung keadaan dari beberapa rumah
singgah yang ada di dua kota yakni di kota Jakarta dan Surakarta, terdapat
perbedaan persepsi yang mencolok mengenai rumah singgah. Jika di Jakarta
rumah singgah hanya diperuntukan bagi anak jalanan yang berguna sebagai
wadah pembinaan, pelatihan dan pendidikan anak jalanan, sedangkan di
Surakarta rumah singgah yakni rumah/tempat yang dibuat oleh pemerintah
sebagai tempal tinggal bagi seseorang yang berasal dari luar kota Surakarta dan
ingin menentap sementara. Adapun beberapa rumah singgah yang diperuntukkan
untuk anak jalanan khususnya, pada beberapa tahun belakangan ini kurang
beroperasi sebagaimana seharusnya. Selain itu rumah singgah di kota Surakarta
disewakan berbeda dengan yang ada di Jakarta yang diciptakan cuma-cuma
untuk anak jalanan.
Adapun rumah singgah anak jalanan yanng dapat digunakan untuk
preseden antara lain :
commit to user I-7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
juga sebagai ruang makan, belajar dan tidur. Untuk tidur tetap dipisahkan
antara anak jalanan laki-laki dan perempuan.
b) Rumah Singgah The Bamboe’S
Rumah singgah the bamboe’s ini terletak di jalan Stella III no.88, Medan,
Sumatera Utara. Lokasi rumah singgah ini sangat amat mudah dicapai dari
titik lokasi anak jalanan Medan. Karena bangunan ini tidak terlalu jauh dari
pasar umum Medan, Terminal antar kota dan pusat kota. Rumah singgah ini
awalnya merupakan kantor KKSP (Yayasan Kelompok Kerja Sosial
Perkotaan) yang dipimpin oleh Bapak Ahmad Taufan Damanik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Menurut Bapak Taufan latar belakang pendirian rumah singgah itu, karena
dari tahun ke tahun jumlah anak jalanan dan maupun permasalahan anak di
jalan terus meningkat. Dalam penanganan masalah anak jalanan, KKSP
mempunyai dua konsep pendekatan. Pendekatan pertama disebut eleminasi.
Anak di jalanan ditarik dari jalanan kemudian diberikan pendidikan, diberi
bantuan usaha, disupervisi usaha dan eksistensinya. Namun pendekatan ini
tidak mendapatkan hasil seperti yang diharapkan. Anak-anak jalanan itu
kembali turun ke jalan.
Pendekatan kedua adalah pendekatan kultur. Anak jalanan tetap berada di
jalanan. Mereka diajarkan agar respek dengan pasar mereka. Kalau mau
berjualan, berjualan yang baik. Kalau memilih ngamen, ngamenlah dengan
baik dan dibekali keterampilan agar karyanya bisa dihargai. Mereka dibekali
wawasan dan bimbingan bagaimana berinteraksi dengan masyarakat. Ada
etika yang juga harus mereka taati agar bisa diterima sebagai bagian dari
kehidupan sosial masyarakat. Kebebasan yang mereka anut tidak
mengganggu kehidupan lainnya. Bila ini terjadi akan timbul friksi antara
mereka dengan masyarakat yang merugikan mereka sendiri, karena bisa
dikucilkan dari kehidupan sosial masyarakat.
Berangkat dari kondisi ini, KKSP kemudian membuat program rumah
singgah untuk anak jalanan di Medan pada awal tahun 1991. Fungsi utama
rumah singgah sebagai tempat berteduh anak-anak jalanan yang tidak
memiliki rumah. Selain itu menjadi tempat anak jalanan saling berinteraksi
dan menjalin komunikasi. Di tempat ini mereka dididik bersolidaritas,
mengasah kreativitas dan meningkatkan keterampilan. Polanya mengadopsi
program serupa yang dilaksanakan beberapa lembaga peduli anak di Filipina.
Sedangkan untuk konsep pembinaan anak jalananan yang sudah masuk dan
terdaftar dalam rumah singgah ini yaitu dengan memberikan pengajaran dan
pembekalan ilmu, selain itu anak jalanan juga diasah untuk memperdalam
bakat dan minat anak jalanan. Dalam rumah singgah ini pengasahan bakat
mengenai bermusik sangat amat terlihat hal ini terbukti dengan terbentuknya
sebuah kelompok musik bernama The Bamboe’s yang telah menghasilkan
musik di dunia musik nasional. Hal ini tidak lepas dari fasilitas-fasilitas yang
commit to user I - 10
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
sudah disediakan rumah singgah ini sehingga anak jalanan bisa berkarya
dengan baik. Fasilitas studio musik dan alat-alat band merupakan suatu media
untuk membina dan mengembangkan bakat anak jalanan salah satunya.
Suasana dalam rumah singgah ini sangatlah nyaman karena kedekatan para
penghuni baik anak didik (anak jalanan) maupun pengasuh. Anak didik di
rumah singgah ini yang terdata kurang lebih 100 orang dengan 50 pengasuh
dan volounteer. Suasana kekeluargaan terasa sangat kental sehingga kesan
nyaman tercipta. Adapun fasilitas yang disediakan juga sangat baik, terbukti
dengan disediakannya ruang kumpul bersama dan juga aula.
Sedangkan mengenai fasilitas yang ada dalam rumah singgah ini tidak
berbeda jauh dengan rumah singgah anak jalanan lainnya. Hanya saja rumah
singgah ini lebih memiliki stuktur peruangan yang sangat lengkap.
Semisalnya saja terdapat taman bermain yang merupakan salah satu fasilitas
yang dapat membantu kondisi psikologis anak. Untuk ruang tidur juga
dibedakan antara ruang tidur anak perempuan dan laki-laki.
commit to user I - 11
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Untuk fasilitas servis dan yang lainnya rumah singgah ini juga memiliki
konsep yang sangat baik. Karena rumah singgah ini memiliki ruang mandi,
tempat cuci dan taman yang bagus. Hal ini sangat dibutuhkan bagi kegiatan
sehari-hari anak jalanan. Taman juga merupakan media terbaik bagi
kebutuhnan rekreasi anak jalanan sehingga anak jalanan tidak bosan.
commit to user I - 12
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user I - 13
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user I - 14
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
G. METODE PEMBAHASAN
1. Metode Pencarian Data
a. Tahap Pengumpulan data ( pengumpulan data )
Untuk mendapatkan data primer dan sekunder yang dibutuhkan dalam
penyusunan konsep perencanaan dan perancangan dapat dilakukan dengan
cara :
1) Data Primer
Data Primer yakni data utama yang berhubungan langsung mengenai
anak jalanan dan lokasi yang ingin digunakan. Adapun cara
pengumpulan data dilapangan adalah :
a) mengadakan pengamatan langsung di lapangan mengenai keadaan
dan kondisi anak jalanan di Surakarta.
b) Studi komparatif pada fasilitas sejenis yang dianggap relevan dengan
judul.
c) Wawancara dengan pelaku atau anak jalanan yang terkait langsung
pada fasilitas ini.
Survey dilakukan untuk mengetahui :
a) Kondisi dan Keadaan anak Jalanan di lapangan.
b) Kondisi fisik site yang terpilih.
c) Kondisi tata Guna lahan, tata ruang dan massa pada lokasi.
d) Jaringan Transportasi dan sarana penunjang pada lokasi.
Instrumen pengambilan data melalui : catatan, gambar dan foto.
commit to user I - 16
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user I - 17
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
H. SISTEMATIKA PEMBAHASAN
Bagian I : PENDAHULUAN
Tahap pendahuluan membahas beberapa hal terkait judul,
pemahaman judul, latar belakang munculnya gagasan
mengenai obyek, permasalahan dan persoalan terkait gagasan,
tujuan dan sasaran yang akan dicapai, lingkup pembahasan dan
batasan, metoda pembahasan, serta sistematika pembahasan
Bagian II : KAJIAN KEPUSTAKAAN DAN PRESEDEN
Pembahasan pada bab ini bertujuan untuk mendapatkan
masukan gambaran umum tentang rumah singgah anak jalanan
sebelum memahami konsep (building concept) sesungguhnya
yaitu melalui kajian atau ekplorasi bagaimana sesungguhnya
anak jalanan, bagaimana sebenarnya konsep tentang sosok
rumah singgah yang pernah ada (concept of) dan peran teoretik
tentang perilaku (behavioral) sehingga didapatkan refferensi
rumusan gambaran umum tentang rumah singgah anak jalanan
yang akan direncanakan. Pada bab ini akan akan membahas
tentang anak jalanan khususnya pada perilaku dan karakteristik
anak jalanan dan ilmu perilaku dalam arsitektur yang berguna
sebagai landasan gambaran desain rumah singgah yang lebih
sesuai. Selain itu juga akan dibahas mengenai rumah singgah
dan preseden rumah singgah yang telah ada agar dapat
menganalisa apa saja kekurangan dan kelebihan rumah singgah
yang telah ada.
commit to user I - 19
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user I - 21
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
PERSOALAN
• Bagaimana menentukan lokasi, site dan pengolahan
site?
• Bagaimana pola sirkulasi/pencapaian? TUJUAN
• Bagaimana menciptakan program ruang? Merumuskan sitem konsep perencanaan dan
• Bagaimana mewujudkan tampilan fisik bangunan? perancangan sebagi dasar guna membua desain atau
• Bagaimana bentuk, jumlah dan pengolahan tata ranc angan suatu rumah singgah.
letak massa bangunan?
SASARAN
SUBSTANSI
PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN KONSEP PERENCANAAN DAN
KONSEP PERANCANGAN KONSEPPERANCANGAN
(ANALISA&SINTESA)
DESAIN
commit to user I - 22
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user I - 23
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN DAN PRESEDEN
Pembahasan pada bab ini bertujuan untuk mendapatkan masukan gambaran umum
tentang rumah singgah anak jalanan sebelum memahami konsep (building concept)
sesungguhnya yaitu melalui kajian atau ekplorasi bagaimana sesungguhnya anak
jalanan, bagaimana sebenarnya konsep tentang sosok rumah singgah yang pernah
ada (concept of) dan peran teoretik tentang perilaku (behavioral) sehingga
didapatkan refferensi rumusan gambaran umum tentang rumah singgah anak
jalanan yang akan direncanakan. Pada bab ini akan akan membahas tentang anak
jalanan khususnya pada perilaku dan karakteristik anak jalanan dan ilmu perilaku
dalam arsitektur yang berguna sebagai landasan gambaran desain rumah singgah
yang lebih sesuai. Selain itu juga akan dibahas mengenai rumah singgah dan
preseden rumah singgah yang telah ada agar dapat menganalisa apa saja
kekurangan dan kelebihan rumah singgah yang telah ada.
commit to user II - 1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Ada pendapat lain mengatakan bahwa anak jalanan adalah anak yang
berusia antara 7-15 tahun yang bekerja di jalanan dan dapat mengganggu
ketentraman dan keselamatan orang lain.
Sedangkan pendapat lain mengatakan bahwa anak jalanan adalah anak
yangberkeliaran di jalan raya sambil bekerja mengemis atau menganggur saja.
2. HAK-HAK ANAK
Sebagai seorang individu, anak, tidak terkecuali anak-anak jalanan juga
memiliki hak-hak yang sama dengan mereka (anak) yang tidak berada di
jalanan. Akan tetapi, karena berbagai alasan, hak-hak sebagai seorang anak
tidak dapat terpenuhi karena mereka harus mencari uang bekerja di jalanan
hampir setiap harinya. Dalam skala internasional, hak-hak anak diatur pada
Konvensi Anak sedunia oleh PBB. Di negara kita, Indonesia, hak-hak anak
tersebut oleh pemerintah dalam beberapa peraturan, antara lain : Undang-
Undang Dasar, Undang-Undang, maupun Peraturan Pemerintah lainnya. Hak-
hak anak yang secara langsung terkait dengan keberadaan anak jalanan10,
antara lain:
a. Konvensi Hak Anak yang disetujui Majelis Umum PBB tanggal 20
November 1989, hak-hak yang dimiliki oleh seorang anak adalah :
1) Hak kelangsungan hidup dan hak untuk memperoleh pendidikan
tertinggi yang bisa dijangkau dan hak untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan dan pengobatan, khususnya perawatan kesehatan primer.
2) Hak untuk mendapatkan perlindungan dari diskriminasi; hak
mendapat perlindungan dari kekerasan, penyalahgunaan sampai
penelantaran; hak mendapat perlindungan bagi anak-anak tanpa
keluarga; hak mendapat perlindungan bagi anak-anak pengungsi.
3) Hak untuk tumbuh berkembang, termasuk hak untuk mendapat segala
pendidikan, hak untuk mendapatkan kehidupan yang layak yang
cukup bagi perkembangan fisik, mental dan kepribadian.
4) Hak untuk berpartisipasi dalam mengungkapkan apa yang menjadi
pandangannya, kepeduliannya, dan perhatiannya, terutama
menyangkut hal-hal yang akan mempengaruhi kehidupannya.
commit to user II - 2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
b. UUD 1945 ps. 34 : Fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh Negara.
c. UUD 1945 ps. 31 : Setiap warga Negara berhak mendapat pengajaran.
d. UU no. 4 th 1979 tentang Kesejahteraan Anak, berisi antara lain :
Bab I : Kesejahteraan anak mengenai tata kehidupan dan penghidupan
anak yang dapat menjamin pertumbuhan dan perkembangan
dengan wajar, baik secara rohani, jasmani, maupun sosial.
Bab II : Hak anak (Pasal 2)
1) Anak berhak atas kesejahteraan, perawatan, asuhan, dan
bimbingan berdasarkan kasih sayang dalam keluarganya
maupun di dalam asuhan khusus untuk tumbuh dan
berkembang secara wajar.
2) Anak berhak atas pelayanan untuk mengembangkan
kemampuan dan kehidupan sosialnya, sesuai dengan
kebudayaan dan kepribadian bangsa, untuk menjadi warga
negara yang baik dan berguna.
3) Anak berhak atas pemeliharaan dan perlindungan, baik
semasa dalam kendunagn maupun sesudah dilahirkan.
4) Anak berhak atas perlindungan terhadap lingkungan hidup
yang dapat membahayakan atau menghambat pertumbuhan
dan perkembangan dengan wajar.
Bab IV : Usaha kesejahteraan anak
1) Usaha kesejahteraan anak terdiri atas usaha pembinaan,
pengembangn, pencegahaan, dan rehabilitasi.
2) Usaha tersebut dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat
(perorangan, keluarga, kelompok, organisasi,
sosial/organisasi kemasyarakatan, dunia usaha, media
massa, lembaga pendidikan)
e. UU no. 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
Bab I : Hak anak adalah bagian dari HAM yang wajib dijamin,
dilindungi, dan dipenuhi oleh orang tua, keluarga,
masyarakat, pemerintah dan Negara.
Bab III : Hak dan kewajiban anak antara lain :
commit to user II - 3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
c. Ingin bebas
d. Ingin memiliki uang sendiri
e. Pengaruh teman
Dari beberapa pendapat mengenai faktor penyebab munculnya anak
jalanan diatas, maka dapat disimpulkan faktor-faktor penyebab munculnya
anak jalanan antara lain :
a. Kemiskinan keluarga sebagian besar merupakan alasan yang
mendorong orang untuk memaksa anaknya bekerja (eksploitasi anak).
b. Terdapatnya kekerasan dalam keluarga yang menyebabkan anak
mencari perlindungan di luar atau di jalanan dengan cara mereka
sendiri.
c. Dorongan untuk berpetualang dan rekruitment alamiah maupun ditarik
oleh anak jalanan yang telah ada.
d. Kurangnya keterampilan dan pendidikan yang dimiliki merupakan salah
satu alasan anak jalanan kemudian terju kesektor informal yaitu dengan
mengasong, mengamen bahkan mengemis di jalanan yang memang
tidak membutuhkan keahlian khusus.
e. Kurang harmonisnya hubungan keluarga, termasuk kurangnya kasih
sayang dan perhatian dari pihak orang tuan atau keluarga mereka.
commit to user II - 6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user II - 7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka ada dua jenis tempat tinggal anak-anak
jalanan tersebut, yaitu :
a. Pulang ke rumah
Anak-anak jalanan yang masih mempunyai orang tua atau keluarga
setelah bekerja di jalanan pada waktu-waktu tertentu tetap akan pulang
kerumah orang tuanya masing-masing.
b. Sembarang tempat di ruang urban
Pada umumnya anak-anak yang sudah tidak memiliki tempat tinggal
dan tidak melakukan kontak dengan orang tua atau keluarganya, mereka
terpaksa tinggal dan bekerja di jalanan.
Sedangkan menurut Himpunan mahasiswa Pemerhati Masyarakat
Marjinal Kota (HIMMATA) pengelompokan anak jalanan dibagi menjadi
dua kelompok, yaitu ;
a. Anak semi jalananan
Diistilahkan untuk anak-anak yang hidup dan mencari penghasilan
dijalanan, tetapi tetap mempunyai hubungan dengan keluarga.
b. Anak jalanan murni
Diistilahkan untuk anak-anak yang hidup dan menjalani kehidupannya
di jalanan tanpa punya hubungan dengan kerluarga.
commit to user II - 8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user II - 9
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
i. Beresiko kehilangan bukti identitas diri (akte kelahiran, KK, dll) sehingga
beresiko tinggi untuk kehilangan hak sebagai warga negara atau warga
masyarakat semestinya.
B. RUMAH SINGGAH
Salah satu bentuk penanganan anak jalanan adalah melalui pembentukan
rumah singgah. Konfrensi Nasional II Masalah pekerja anak di Indonesia pada
bulan juli 1996 mendefinisikan rumah singgah sebagai tempat pemusatan
sementara yang bersifat non formal, dimana anak-anak bertemu untuk memperoleh
informasi dan pembinaan awal sebelum dirujuk ke dalam proses pembinaan lebih
lanjut.
Sedangkan menurut Departemen Sosial RI rumah singgah didefinisikan
sebagai perantara anak jalanan dengan pihak-pihak yang akan membantu mereka.
Rumah singgah merupakan proses informal yang memberikan suasana pusat
realisasi anak jalanan terhadap sistem nilai dan norma di masyarakat.
1. LANDASAN HUKUM PENDIRIAN RUMAH SINGGAH
Pelayanan kesejahteraan sosial terhadap anak jalanan dilandasi UUD 1945
pasal 34 yang selanjutnya diatur antara lain :
a. Undang-undang no. 6 tahun 1974 tentang ketentuan pokok-pokok
kesejaahteraan anak sosial.
b. Undang-undang no. 4 tahun 1979 tentang kesejahteraan anak
c. Peraturan pemerintah No. 2 tahun 1988 tentang usaha Kesejahteraan Bagi
Anak yang bermasalah.
d. Keputusan Presiden RI No. 36 Tahnu 1990 tentang Ratifikasi Konvensi Hak
anak.
commit to user II - 10
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user II - 11
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user II - 12
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user II - 13
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
d. Bebas terbatas untuk apa saja bagi anak. Di rumah singgah anak dibebaskan
untuk melakukan apa saja seperti tidur, bermain, bercanda, bercengkrama,
mandi. Tetapi dilarang untuk perilaku yang negatif seperti perjudian,
merokok , meminum minuman keras, dan sejenisnya.
e. Persinggahan dari jalanan atau ke alternatif lain.rumah singgah merupakan
persinggahan anak jalanan dari situasi jalanan menuju situasi lain yang
dipilih dan ditentukan oleh anak. Pengertian singgah adalah sebagai berikut:
1) Anak jalanan boleh tinggal sementara untuk tujuan perlindungan,
misalnya karena tidak punya rumah, ancaman di jalanan,
ancaman/kekerasan dari orang tua. Biasanya hal ini dihadapi anak
yang hidup dijalanan yang tidak mempunyai tempat tinggal.
2) Pada saat tinggal sementara mereka memperoleh intervensi intensif
dari pekerja sosial untuk menemukan situasi seperti tertera di atas
sehingga mereka tidak tergantung terus dengan Rumah Singgah.
3) Anak jalanan datang sewaktu-waktu untuk bercakap-cakap, istirahat,
bermain, mengikuti kegiatan.
4) Rumah singgah tidak memperkenankan anak jalanan untuk tinggal
selamanya misalnya karena tidak membayar.
5) Anak jalanan yang masih tinggal dengan orang tua atau saudararanya
atau sudah mempunyai tempat tinggal tetap sendirian maupun
berkelompok tidak diperkenankan tinggal menetap di rumah singgah
kecuali ada situasi yang bersifat darurat.
f. Partisipasi. Kegiatan yang dilaksanakan rumah singgah didasarkan pada
prinsip partisipasi dan kebersamaan.
g. Belajar bermasyarakat. Rumah singgah ditempatkan di tengah masyarakat
agar mereka kembali belajar norma dan menunjukkan sikap dan perilaku
yang berlaku di masyarakat.
commit to user II - 14
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user II - 15
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user II - 16
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user II - 17
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
b. Tahap II : Mengkaji
1) Induksi peranan anak jalanan di Rumah Singgah
2) Mengisi file anak
3) Menginduksikan permasalahan anak
4) Membahas perkembangan kemajuan anak sesuai perubahan yang terjadi
pada anak
c. Tahap III : Persiapan Pemberdayaan
1) Membbuat rumah singgah sebagai suatu keluarga yang terbuka dan mau
mendengar nasehat.
2) Membuat peraturan yang menyenangkan dan tidak memaksa anak.
3) Memberikan bimbingan sosial baik kasus maupun perilaku sehari-hari
dengan cara dan metode yang menyenangkan.
4) Membuat jadwalpemeriksaan kesehatan setiap bulan.
5) Mengadakan kegiatan yang menyenangkan anak seperti permainan,
olahraga, kesenian, dll.
6) Membagi penanganan anak jalanan oleh pekerja sosial. Fle untuk itu
dapat dimintakan kepada petugas adminstrasi.
7) Membuat persiapan pada diri anak jalanan terhadap kegiatannya.
d. Tahap IV : Rujukan Pemberdayaan
1) Mengidentifikasi anak secara satu ersatu berdasarkan kebutuhan
pelayanan.
2) Menghubungi sumber yang diperlukan dan mendorong anak
mendayagunakannya.
3) Menyiapkan anak memperoleh pelayanan tersebut.
4) Membuat kesepakatan dengan sistem sumber.
5) Mengantar anak memperoleh pelayanan.
6) Mendorong anak bertanggung jawab untuk melakukan kegiatan dan
menerima pelayanan tersebut.
7) Memantau kemajuan anak selama memperoleh pelayanan dan membantu
mengatasi kesulitan yang dihadapi.
e. Tahap V : Pengakhiran (Terminasi)
1) Mandiri/produktif/alih kerja
commit to user II - 18
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user II - 19
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user II - 21
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user II - 22
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user II - 23
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
diatas, perilaku juga mencakup hal-hal tak kasat mata , anatar alain berimajinasi,
motivasi, dan proses yang terjadi ketika manusia dalam keadaan diam.
1. PERILAKU DAN ARSITEKTUR
Perilaku dipengaruhi oleh beberapa faktor yakni faktor ari dalam maupun
faktor dari luar seseorang. Secara umum proses dan pola perilaku pada manusia
terbagi menjadi dua, yaitu proses individu dan proses sosial.
a. Proses Individu
Dalam kedudukannya sebagai bagian dari suatu lingkungan, manusia
tidak bisa lepas dari peranannya sebagai individual. Terdapat beberapa
hal yang dianggap terjadi pada masing-masing individu baik sebelum
atau bahkan sesudah dia mengalami proses sosial. Proses-proses yang
dapat terjadi secara individu dalam pikiran masing-masing orang antara
lain :
1) Persepsi
Sebagian besar dari arsitektur dibentuk oleh persepsi manusia.
Selama hidupnya, manusia merekam informasi yang ia dapatkan
baik dari cara dia melihat, mendengar, menyentuh atau bahkan
merasakan kedalam pikiran mereka. Karya arsitektur diciptakan dari
tangan sang arsitek yang sebagian besar bentuk-bentuknya berasal
dari rekaman sebagai bentuk yang mereka dapatkan melalui
beberapa pengalaman mereka sebelumnya.
Persepsi adalah proses memperoleh atau menerima informasi dari
lingkungan (menurut joyce Marcella Laurens. 2004). secara sadar
atau tidak manusia seringkali merekam rangsangan-rangsangan yang
berwujud yang bisa mereka tangkap secara indera yang mereka
miliki. Proses penerimaan sampai manusia menyadari dan mengerti
adanya rangsangan inilah yang disebut sebagai persepsi.
2) Kognisi Spasial
Kognisi spasial berkaitan dengan cara seseorang untuk memperoleh,
mengatur, menyimpan dan memanggil kembali berbagai macam
informasi tentang lokasi, jarak maupun tatanan dalam lingkungan
fisik disekitarnya yang dikumpulkan dalam satu bentuk peta mental.
commit to user II - 24
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user II - 26
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user II - 27
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
c) Jarak sosial
fase dekat (1,20 – 2,10 m) dan fase jauh (2,10 – 3,60 m).
Jarak komunikasi yang terjadi pada interaksi orang-orang
yang belum atau baru saling mengenal.
d) Jarak publik
fase dekat (3,60 – 7,50 m) dan fase jauh (lebih dari 7,50 m).
Jarak komunikasi pada hubungan yang lebih formal dan
seringkali terjadi hanya dari satu arah.
Terdapat pula beberapa faktor yang mempengaruhi besar kecilnya
personal space. Faktor-faktor tersebut antara lain :
a) Faktor pesonal yang berasal dari diri dalam diri individu itu
sendiri. Faktor ini meliputi :
1.) Jenis kelamin
Personal space yang dibentuk pada pasangan pria dan
wanita lebih besar daripada personal space yang
dibentuk pasangan pria dan pria maupun wanit dan
wanita ketika berinteraksi. Salah satu kemungkinan
perbedaan besar kecilnya personal space yang berkaitan
dengan jenis kelamin lebih disebabkan oleh adanya
perbedaan dalam sosialisasi antara pria dan wanita
daripada karena kepribadian biologisnya.
2.) Umur
Semakin bertambahnya usia seseorang, maka semakin
besar personal space yang dikenakannya pada orang-
orang tertentu
3.) Tipe kepribadian (personality)
Seseorang yang mempunyai kepribadian introvert
(tertutup, tidak mudah berteman, pemalu) cenderung
mempunyai ruang personal yang lebih besar
dibandingkan dengan orang-orang yang bertipe
ekstrovert (pandai bergaul, supel,ramah)
commit to user II - 28
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user II - 34
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user II - 35
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user II - 36
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user II - 37
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user II - 38
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
digunakan juga sebagai ruang makan, belajar dan tidur. Untuk tidur tetap
dipisahkan antara anak jalanan laki-laki dan perempuan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
disediakan rumah singgah ini sehingga anak jalanan bisa berkarya dengan baik.
Fasilitas studio musik dan alat-alat band merupakan suatu media untuk membina
dan mengembangkan bakat anak jalanan salah satunya.
Sedangakan mengenai fasilitas yang ada dalam rumah singgah ini tidak
berbeda jauh dengan rumah singgah anak jalanan lainnya. Hanya saja rumah
singgah ini lebih memiliki stuktur peruangan yang sangat lengkap. Semisalnya
saja terdapat taman bermain yang merupakan salah satu fasilitas yang dapat
commit to user II - 42
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
membantu kondisi psikologis anak. Untuk ruang tidur juga dibedakan antara
ruang tidur anak perempuan dan laki-laki.
Untuk fasilitas servis dan yang lainnya rumah singgah ini juga memiliki
konsep yang sangat baik. Karena rumah singgah ini memiliki ruang
mandi,tempat cuci dan taman yang bagus. Hal ini sangat dibutuhkan bagi
kegiatan sehari-hari anak jalanan. Taman juga merupakan media terbaik bagi
kebutuhnan rekreasi anak jalanan sehingga anak jalanan tidak bosan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB III
TINJAUAN ANAK JALANAN DI SURAKARTA
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai data-data anak jalanan khususnya di surakarta
yang akan digunakan sebagai landasaan dalam perancangan rumah singgah yang akan
dibuat. Data eksplorasi ini juga dapat digunakan untuk mengetahui seberapa banyak
anak jalanan yang membutuhkan fasilitas rumah singgah yang akan dibuat. Selain itu,
ini juga akan menentukan seperti apa dan bagaimana bangunan rumah singgah yang
akan dibuat berdasarkan data-data tersebut.
III - 1
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
III - 2
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Kebanyakan alasan dari mereka untuk turun ke jalanan sama dengan alasan
anak-anak jalanan di kota-kota yanglain pada umumnya., seperti kemiskinan,
masalah keluarga, dan lain sebagainya. Karena itulah merka hidup dijalanan
sebagai usaha untuk mengubah nasib mereka sebelumnya.
Dari beberapa anak jalanan yang kami temui menjelaskan bahwa ada
diantara mereka yang benar-benar tinggal di jalanan sepanjang hari tetapi ada pula
yang kembali kerumah karena mereka hanya menganggap jalanan sebagai tempat
kerja mereka. Jam kerja anak jalanan pun tidak sama antara yang satu dengan yang
lainnya, ada yang dari pagi hingga sore, ada yang sepulang mereka dari sekolah,
atau bahkan ada yang sepanjang waktu bekerja di jalanan.
Profesi yang mereka lakukan ini juga mengandung resiko yang sama dengan
resiko anak jalanan yang lain. Preman-preman yang menhantui lingkungan kerja
mereka, yang mengharuskan anak-anak jalanan ini untuk membayar uang
keamanan sebesar Rp.1.000,00 – Rp.5.000,00 per hari. Mungkin jumlah yang
diminta ini berbeda setiap hari dan lokasi.
III - 3
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
III - 4
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
dilakukan sebagian anak jalanan. Namun, bukan berarti bahwa anak jalanan
sama sekali tidak bisa berinteraksi dengan masyarakat.
Dalam kota Surakarta sendiri hubungan anak jalanan dengan masyarakat
sekitar sudah cukup baik terjalin seperti hubungan antara anak jalanan dengan
pemilik toko tempat mereka biasanya tidur pada malam hari dengan kegiatan
sehari-hari yang sangat positif (misalnya, pemilik atau karyawan toko sering
meminta bantuan anak jalanan untuk membelikan makanan ataupun
menukarkan uang,dll.)
III - 6
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
III - 8
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
kereta api menuju Jakarta/Yogyakarta, Surabaya dan Semarang. Selain itu di sini
terletak pula Terminal Tirtonadi yang merupakan terminal bus.
Selain itu di kecamatan ini terletak Pura Mangkunagaran, istana kerajaan
Mangkunegara, salah satu ahli waris kerajaan Mataram Baru. Kecamatan ini adalah
kecamatan terbesar di Surakarta dan kebetulan juga kecamatan yang paling kaya.
Banyak hotel berbintang internasional terletak di kecamatan ini.
Selain itu terdapat tiga pemakaman penting di kecamatan ini: TPU
Bonoloyo, Astana Utara Nayu, dan Astana Bibis Luhur.
Luas kelurahan ini ±14,81 km² dengan jumlah penduduk pada 2001
mencapai 153.508 jiwa. Kepadatan penduduk di kecamatan ini adalah 10.365/km².
Kecamatan ini juga terdiri dari 13 kelurahan yakni :
a. Kelurahan Timuran
b. Kelurahan Keprabon
c. Kelurahan Ketelan
d. Kelurahan Punggawan
e. Kelurahan Kestalan
f. Kelurahan Setabelan
g. Kelurahan Gilingan
h. Kelurahan Nusukan
i. Kelurahan Kadipiro
j. Kelurahan Banyuanyar
k. Kelurahan Sumber
l. Kelurahan Manahan
Dalam persoalan ini yang lokasi terdapat pada kelurahan sumber terdiri dari
kurang lebih 5 kampung yang tersebar secara acak. Sebagian besar kampung-
kampung tersebut memiliki luasan dan tingkatan keadaan ekonomi yang berbeda-
beda. Kelurahan Sumber memiliki luasan sekitar ± 234.750 m². Kelurahan Sumber
merupakan kelurahan yang tidak terlalu luas dibandingkan dengan kelurahan-
kelurahan lainnya. Banyaknya penduduk sekitar 8.976 jiwa. Pertumbuhan penduduk
sangat besar. Untuk kelurahan Sumber ini dipegang oleh bapak Dwi Setyo, SH
selaku kepala Kelurahan Sumber.
III - 9
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Semakin meruncing pada suatu tempat, maka yang akan dibahas adalah
Kampung Tempurejo. Kampung Tempurejo sendiri termasuk salah satu kampung
yang cukup luas dalam cakupan kecamatan Banjarsari, kelurahan Sumber. Kampung
Tempurejo memiliki luas lahan sekitar kurang lebih 41.950 m² dengan 6 (enam) RT
yang ada di dalamnya. Dari seluas lahan pada Kampung Tempurejo terdapat ±445
Kepala Keluarga dalam satu kampung. Dan tiap-tiap keluarga memiliki rata-rata 4
orang anggota keluarga, walaupun juga banyak yang memiliki jumlah anggota
keluarga lebih dari itu. Dan rata-rata keluaga memiliki tempat tinggal dengan luas
yang berkisar antara 72m² - 124 m². Dan maksimal bangunan pada kampung ini
terdiri dari tiga lantai, tetapi sebagian besar bangunan di kampung ini memiliki
ketinggian dua lantai.
Masalah pendidikan di kampung Termpurejo bisa dibilang cukup baik,
karena pada kampun inijuga terdapat sebuah Sekolah Menengah Pertama
Muhammadiyah 4 yang membuktikan bahwa lokasi kampung ini merupakan lokasi
yang kondusif untuk kegiatan belajar mengajar. Sedangkan untuk mata pencaharian
sebagian besar penduduk Kampung Tempurejo merupakan pedagang dan pegawai,
keadaan ini menjelaskan bahwa kampung ini memiliki kondisi ekonomi yang sangat
baik walaupun tidak berlebih. Bisa dibilang kondisi ekonomi pada lingkungan ini
menengah kebawah. Yang sesuai untuk anak jalanan agar mereka tidak merasa
berbeda dengan masyarakat yang telah ada.
Potensi yang terlihat pada kampung ini sangatlah banyak apabila melihat
Dari latar belakang kebutuhan lokasi untuk rumah singgah. Kampung ini juga
memiliki sedikit kontur yang mebuat kampung ini menjadi unik. Selain itu kampung
ini juga memiliki banyak fasilitas yang dapat digunakan oleh warganya, antara lain :
a. Sarana keamanan (Pos Siskamling 2 buah)
b. Sarana peribadatan (Masjid 1 buah)
c. Sarana pendidikan (SMP Muhammadiah 4)
d. Sarana Air bersih (PDAM)
e. Sarana Listrik (PLN)
f. Sarana pembuangan sampah (tempat pembuangan sampah bersama)
g. Sarana pembuangan limbah (Riol dan Selokan)
III - 10
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB IV
RUMAH SINGGAH BAGI ANAK JALANAN DI
SURAKARTA YANG DIRENCANAKAN
Dilihat dari hasil uraian ataupun analisa pada bab-bab sebelumnya, didapatkan data dan
informasi bahwa anak jalanan memiliki kebutuhan akan fasilitas yang memadai bagi
kegiatan sehari-harinya. Oleh karena itu dibutuhkan rumah singgah yang dapat
memenuhi kebutuhan dan juga sesuai dengan standar persyaratan rumah singgah yang
ditetapkan. Pembahasan pada bab ini merupakan hasil analisis yang dapat memberi
gambaran umum tentang rumah singgah bagi anak jalanan, melalui kajian pengertian,
tujuan, sasaran pelayanan, fungsi dan peran, bentuk kelembagaan. Dan pada bab ini
penulis akan memberikan alternatif sebuah desain Rumah Singgah di Surakarta sebagai
Wadah Kegiatan Anak Jalanan melalui Pendekatan Arsitektur Perilaku sehingga
diharapkan dapat menjadi solusi dari permasalahan yang ada.
A. PENGERTIAN
Rumah singgah anak jalanan di Surakarta adalah suatu wadah penampungan
yang memberikan pemeliharaan, perlindungan, asuhan, perawatan, pembinaan dan
pelatihan kpada anak jalanan agar dapat tumbuh dan berkembang dengan wajar
baik secara rohani maupun jasmani dimana wadah ini disesuaikan dengan karakter
dan perilaku mereka agar nantinya mereka dapat diterima pada masyarakat umum.
B. TUJUAN
Seperti peran rumah singgah yang sudah ditampilkan pada bahasan
sebelumnya, nantinya rumah singgah ini akan bertujuan agar anak jalanan dapat
tumbuh dan berkembang dengan wajar baik secara rohani, jasmani maupun sosial.
Hal ini sesuai dengan peran rumah singgah antara lain :
1. Centred based programe
Dimana pendekatan penanganana terhadap anak jalanan ini, lebih mengarah
pada:
a) Perlindungan, karena menyediakan tempat tinggal.
IV - 1
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
IV - 2
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
C. SASARAN PELAYANAN
a. Anak-anak yang masuk dalam kategori anak jalanan yang berumur 5-15 tahun,
dengan pertimbangan kisaran usia ini merupakan usia anak jalanan yang paling
banyak ditemui di Surakarta. Selain itu kisaran usia ini rata-rata anak sekolah
menurut masa perkembangan anak.
Fasilitas rumah singgah ini nantinya akan dibangun pada titik lokasi terbesar
dan terjangkau pencapaiannya oleh anak jalanan di Surakarta.
Sedangkan daya tampung masing-masing rumah singgah disesuaikan dengan
jumlah seluruh anak jalanan pada 5 tahun mendatang diasumsikan sekitar
1.267 anak jalanan uang akan terbagi dalam 5 kecamatan. Jadi masing-masing
rumah singgah di tiap-tiap kecamatan akan menampung sekitar 255 anak
jalanan baik yang menetap ataupun tidak menetap.
Selain itu dasar pemilihan daya tampung ini juga didasarkan pada kebijakan
tentang pengoptimalan suatu rumah singgah yakni sekitar 255 orang dalam
rumah singgah dengan perbandingan antara anak jalanan dengan
pengampu/voulunteer yakni 5 : 1 (5 orang anak jalanan diasuh oleh 1 orang
pengampu).
Sedangkan daya tampung dari rumah singgah ini nantinya adalah :
a. Anak jalanan yang menetap (children off the street) = 180 anak
b. Anak jalanan yang tidak menetap (children on the street) = 75 anak
c. Pengelola menetap = 25 orang
d. Volounteer = 25 orang
b. Penyedian fasilitas hunian, pembinaan, pelatihan dan fasilitas penunjang
lainnya bagi anak jalanan khususnya yang hidup dijalanan dan tidak
mempunyai tempat tinggal tetap serta tidak mempunyai keluarga lagi.
c. Penyediaan fasilitas perlindungan, pelatihan, bimbingan dan pembinaan kepada
anak jalanan yang masih mempunyai keluarga dan tinggal dengan mereka
IV - 3
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
IV - 4
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
E. SIFAT KELEMBAGAAN
Masyarakat, keluarga,
sukarelawan dan mantan Pemerintah
anak jalanan
SEMI
INSTUSIONAL
F. STRUKTUR ORGANISASI
LSM / Yayaysan
Unit teknis
IV - 5
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
G. ARAH PERENCANAAN
ANAK JALANAN
Kondepsos
Penerimaan :
Orsos / LSM
Intake proses
Masyarakat
Studi lapangan
Panti sosial
Home visit
CALON ANAK
Pendampingan
ASUH
Penempatan Pengasuhan dan
pembimbingan :
Keb. Fisik
Pengasuhan dan
pembimbingan : ANAK Keb. Rohani
ASUH
Keb. Fisik Keb. Kesehatan
Keb. Pendidikan
Keb. Emosial
ANAK MAMPU
MELAKUKAN
PERAN SOSIAL
Penyaluran :
Bekerja sendiri
Ditempatkan Pembinaan Lanjut
Keluarga
IV - 6
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
H. PROGRAM PELAYANAN
Sesuai dengan peran dan fungsi rumah singgah ini seperti yang telah
dikemukakan diatas, maka rumah singgah ini mempunyai program pelayanan
antara lain :
1. Program Pembinaan dan Pelatihan
Dimaksudkan untuk memberikan pembinaan dan pelatihan akan keterampilan
bagi anak jalanan, sehingga mantinya diharapkan mereka dapat beralih haluan
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya dengan memanfaatkan keahlian dan
keterampilan yang telah mereka miliki. Selain itu dengan adanya pembinaan
dapat memberikan bimbingan kepada ansk jalanan dalam menghadapi dunia
luar dan ersosialisasi dengan baik dalam masyarakat.
2. Program Pengasuhan, Rekreatif dan Perlindungan
Dimaksudkan untuk memberikan pelayanan kebutuhan dasar anak berupa
makanan yang cukup, pakaian, serta tempat yanga aman dan nyaman untuk
anak tinggal, memberi kasih sayang dengan menjalankan fungsi keluarga.
Selain itu juga dapat memberikan layanan rekreatif bagi anak jalanan sehingga
mereka masih dapat merasakan dunia anak-anak mereka ditengah tuntuan
hidup yang harus mereka jalani.
3. Program Pengembangan dan Edukatif
Dimaksudkan untuk memberikan kesempatan kepada setiap anak untuk
mengembangkan potensi secara utuh dengan memberikan pendidikan informal
yang baik secara terprogram maupun tak terprogram maupun serta memberikan
kesempatan kepada anak jalanan untuk berkembang dalam bidang lain
misalnya olahraga dan kesenian. Selain itu nantinya diharapkan melalui
program ini dapat menyalurkana anak jalanan untuk bekerja selain dijalanan.
4. Program Pencegahan dan Pemulihan (Rehabilitasi)
Dimaksudkan untuk memberikan pelayanan kesehatan, sosial dan budaya agar
mereka dapat tumbuh dengan sehat dan wajar dalam peran mereka dikeluarga
dan kehidupan bermasyarakat nantinya.
Jenis-jenis pencegahan dan pemulihan dilakukan melalui bidang :
• Agama : pendidikan keagamaan dan fasilitas ibadah.
IV - 7
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
I. KARAKTERISTIK
Terdapat beberapa karateristik yang ingin ditampilkan pada rumah singgah
ini berdasarkan karakter aktifitas dan karakter ruang ang dibutuhkan.
Berikut ini merupakan karakter aktifitas dalam kaitannya dengan peran dan fungsi
rumah singgah ini.
Berikut tabel karakter aktifitas :
KARAKTER AKTIFITAS
Peran Fungsi Aktifitas
• Center based • Perlindungan • Penyediaan tempat tinggal
programe • Edukasional • Memberikan pendidikan baik
formal maupun informal
• Pelatihan • Memberikan pelatihan
keterampilan dan keahlian
• Pembinaan • Memberikan bimingan agar anak
jalanan dapat bersosialisasi
dengan baik
• Pengembangan • Mengembangkan bakat dan minat
anak jalanan dari bebagai macam
bidang seperti olahraga, kesenian
dan keahlian
• Street based • Pengasuhan • Memberikan pelayanan,
interventions pemeliharaan dan perawatan,
misalnya kesehatan dan
memberinya makan
• Rekreatif • Menyediakan hiburan baik dari
anak jalanan maupun untuk anak
jalanan
• Perlindungan • Memberikan perlindungan
selama mereka berada di jalanan,
dengan monitoring
• Pembinaan • Memberikan bimbingan anak
jalanan dapat bersosialisasi
dengan baik
• Pencegahan • Memberikan pengarahan agar
anak jalanan tidak kembali ke
jalanan
IV - 8
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
KARAKTER AKTIFITAS
Peran Fungsi Aktifitas
• Community • Edukatif • Memberikan pendidilan baik
based strategy formal maupun informal
• Pelatihan • Memberikan pelatihan
keterampilan dan keahlian
• Pembinaan • Memberikan bimbingan agar anak
jalanan dapat bersosialisasi
dengan baik
• Pencegahan dan • Memberikan pengarahan agar
rehabilitasi anak jalanan tidak kembali ke
jalanan
• Adaptasi • Memberikan pengarahan agar
anak jalanan dapat bersosialisasi
dengan masyarakat sekitar
Sumber : data-data analisis penulis. 2010
Dari karakter aktifitas diatas dapat diketahui jenis aktifitas yang tejadi dan
untuk selanjutnya akan digunakan untuk mengetahui fasilitas dan peruangan yang
diperlukan.
Peruangan yang digunakan untuk menampung aktifitas anak jalanan
hendaknya sesuai dengan karakter anak jalanan yakni bebas, mandiri, suka
bersosialisasi, membutuhkan perlindungan dan bimbingan sehingga membutuhkan
pewadahan dengan kondisi yang terbuka, informal, aman dan edukatif, seperti yang
telah dibahas pada bab sebelumnya. Tabel hubungan antara karakter anak jalanan
dengan karakter ruang :
Tabel IV.3 Karakter ruang rumah singgah
KARAKTER RUANG
Karakteri Anak Jalanan Karakter Ruang
• Mandiri dan Bebas • Karakter ruangan yang diperlukan lebih bersifat terbuka
Berkaitan dengan fungsi : dan iinformal. Suasanan yang kaku dan formal akan
• Pengembangan membuat mereka merasa tidak nyaman.
• Pembinaan
• Pencegahan
• Aktif dan kreatif • Karakter ruang yang sesuai yakni ruangan yang atraktif dan
Berkaitan dengan fungsi : dinamis, dengan kondisi yang tidak monoton dan kaku
• Edukasional dengan pembatasan sekat pada ruangan serta bersifat
• Rekreatif santai dimana kesan ini dapat ditimbulkan dengan
• Pelatihan pemakaian bahan yang sederhana dalam membentuk
• pengembangan ruang.
• Rasa solidaritas dan sosialisasi • Karakter ruang yang diperlukan cenderung besar agar dapat
yang tinggi menampung anak jalanan dalam jumlah yang cukup,
Berkaitan dengan fungsi : mengingat mereka tidak individualistis. Ruangan yang ada
• Pembinaan hendaknya berkumpul atau mengelompok sesuai
• Pencegahan fungsinya, agar rasa kebersaman dapat dirasakan oleh anak
• Adaptasi jalanan.
IV - 9
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
KARAKTER RUANG
Karakteri Anak Jalanan Karakter Ruang
• Adaptif dengan lingkungan • Karakter ruang yang sesuai adalah karakter ruang yang sama
Berkaitan dengan fungsi : dengan ruangan yang mereka temui dilingkungannya.
• Edukasional Ruangan yang sederhana, tanpa banyak sekat, bentuk
• Rekreatif cenderung kotak dan bahan material alam merupakan
• Pembinaan karakter ruang yang membuat ank jalanan merasa nyaman.
• Pencegahan Ruangan yang cenderung rapi, bersih dan tertata akan
menimbulkan keanehan dan rasa tidak betah bagi anak
jalanan.
• Membutuhkan perlindungan • Karakter ruang yang sesuai adalah menimbulkan rasa aman
Berkaitan dengan fungsi : dengan penataan yang mengumpul dan terpusat namun
• Perlindungan masih terdapat sela antar ruang sehingga tidak terlalu kaku.
• Pengasuhan Penyekatan paa beberapa ruang privat dilakukan untuk
• Pencegahan memberikan rasa aman pada anak jalanan erta pemisahan
antar kelompok fungsi yang berbeda dapat dilakukan agar
tidak terlalu bebas, namun jarak yang ditimbulkan juga tidak
terlalu jauh.
Sumber : data-data analisis penulis. 2010
Dari kajian tentang hubungan karakter anak jalanan dengan karakter ruang
yang terbentuk makan akan terlihat hubungan aktifitas dengan pewadahan ruangan
yang sesuai dengan karakternya. Tabel hubungan karakter aktifitas dengan karakter
ruang :
Tabel IV.4 Karakter aktifitas-ruang rumah singgah
Karakter Aktifitas
Karakter Ruang
Karakter Aktifitas
• Perlindungan • Penyediaan tempat tinggal. • Mengelompok, tidak terlalau
rapat, bersekat pada ruang
privat.
• Edukasional • Memberikan pendidikan • Ruangan yang atraktif dan
baik formal maupun dinamis, tidak monoton, terbuka
informal. dan informal.
• Pelatihan • Memberikan pelatihan • Ruangan yang atraktif dan
keterampilan dan keahlian dinamis, tidak monoton, terbuka
dan informal.
• Pembinaan • Memberikan bimbingan • Ruangan yang besar, terbuka dan
agar anak jalanan dapat santai/informal.
bersosialisasi dengan baik.
• Pengembangan • Menegmbangkan minat • Ruangan yang besar, terbuka dan
dan bakat anak jalanan baik santai/informal dan juga bisa
dari bidang olahraga berupa lapangan/ruang terbuka.
maupun kesenian dan
keahlian.
• Pengasuhan • Memberikan pelayanan, • Ruangan dengan sekat atau
pemeliharan dan batasan karena enderung privat,
perawatan, misalnya sederhana dengan material yang
kesehatan dan memberikan alami.
makanan.
• Rekreatif • Menyediakan hiburan baik • Ruangan yang atraktif dan
dari anak jalanan maupun dinamis, tidak monoton, terbuka
IV - 10
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Karakter Aktifitas
Karakter Ruang
Karakter Aktifitas
untuk anak jalanan. dan informal.
• Pencegahan dan • Memberikan pengarahan • Ruangan yang besar, terbuka dan
Rehabilitasi agar ajak jalanan tidak santai/informal.
kembali ke jalanan
Sumber : data-data analisis penulis. 2010
IV - 11
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
IV - 12
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
merugikan orang lain dan diri mereka sendiri. Desain diharapkan dapat
memudahkan dalam pengawasan yaitu dengan memberikan keleluasaan
pandangan/kontak visual dan kedekatan fisik antara pembinan dan anak
jalanan.
IV - 13
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB V
ANALISA PENDEKATAN KONSEP
PERENCANAAN DAN KONSEP PERANCANGAN
Pembahasan pada bab ini adalah melakukan kajian analisis untuk mendapatkan
Konsep Perencanaan (building concept) dan Konsep Perancangan melalui pendekatan
pemrograman arsitektur. Konsep Programatik Perancangan yang akan dihasilkan
merupakan program-program perancangan yang akan dipersiapkan sebagai dasar
membuat rancang bangun arsitektur.
A. PENDEKATAN PERILAKU
Berdasarkan studi perilaku yang telah dilakukan dan teori perilaku yang
telah didapatkan terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan
fasilitas rumah singgah ini. Perilaku merupakan tanggapan atau reaksi dari
individu terhadap rangsangan atau lingkungannya. Dalam hal ini makna konsep
ruang sebagai wujud dari perilaku berarti merencanakan dan menciptakan desain
sebuah rumah singgah bagi anak jalanan yang mampu mengakomodasi segala
aktifitas dan kebutuhan mereka dengan menggunakan aspek perilaku sebagai
dasar pertimbangan.
Kebutuhan dasar dan Hak‐Hak Anak Jalanan
Kebutuhan Fungsi
Karakter
bangunan
DESAIN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Makna Arsitektural
Stimulasi
Objek Prepresentasi Respons Respons perilaku
Objek /
Gagasan untuk Perasaan Tindakan /
benda
meruang terundang perilaku
Makna Arsitektural
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
KETERANGAN
: alternatif lokasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Alternatif
Kriteria I II III
Lokasi site terhadap titik-titik
3 2 3
anak jalanan
Lokasi site terhadap pusat
3 1 2
kota dan pusat keramaian
Kondisi sosial ekonomi
3 2 3
masyarakat
9 5 8
Sumber : Analisis Penulis. 2010.
Output :
Site terpilih berada di daerah Tirtonadi, kecamatan Banjarsari
berdekatan dengan Manahan, Terminal Tirtonadi, Stasiun balapan dan dekat
dengan pusat kota. Lokasi ini memenuhi beberapa kriteria diantaranya :
a) Dekat dengan kawasan manahan dan tempat pulik seperti terminal dan
stasiun yang merupakan titik-titik terbesar anak jalanan di Surakarta.
b) Jarak dengan pusat kota dan pusat keramaina tidak terlalu jauh namun
juga tidak terlalu ramai sehingga lokasi cukup tenang.
c) Lokasi ini berada pada lingkungan sosial ekonomi masyarakat yang
mendukung, bukan lingkungan marjinal dan juga bukan lingkungan
kumuh.
Potensi lingkungan sosial ekonomi yang dimiliki lokasi ini diharapkan
akan mampu membantu dalam upaya pembinaan anak jalanan sehingga
nantinya mereka dapat diterima dunia luar dimana terlebih dahulu mereka
harus mampu beradaptasi dan diterima lingkungan ini. Secara fisik hal ini
bisa diwujudkan dengan penciptaan desain yang akrab dengan lingkungan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
1) Existing Site
Prinsip dasar pendekatan :
¾ Posisi site terletak ditengah-tengah perkampungan
¾ Posisis site terletak dekat dengan titik-titik
¾ Posisi terletak pada ditengah-tengah kondisi sosial ekonomi
masyarakat yang sesuai
Analisa :
kondisi dan potensi site :
a) site berada pada daerah perkampunga penduduk yang berlokasi di
kelurahan sum, kecamatan banjarsari yang berdekatan dengan
kawasan teminal tirtonadi.
b) Kondisi social ekonomi masyarakatnya hampir semuanya termasuk
dalam golongan ekonomi menengah walaupun beberapa warga ada
juga yang berekonomi menengah ke atas namun penduduk didaerah
ini dapat menerima keadaan masyarakat golongan ekonomi ke bawah.
hal ini dibuktikan dengan terdapatnya permukinan golongan
menengah kebawah pada lingkuungan ini.
c) Dekat dengan beberapa koridor anak jalanan antara lain dari selamet
riyadi, tirtonadi, mojosongo, jebres, dan stasiun balapan.
Output :
Gambar V.2 foto lokasi
Sumber : Analisis Penulis. 2010.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Batas-batas site :
Utara : Pemukiman Warga
Timur : Permukiman Warga dan SMP 4 Muhammadiyah
Selatan : Permukiman Warga
Barat : Permukiman Wargadan Lapangan
2) Pencapaian
Prinsip dasar pendekatan :
¾ keamanan pengguna
commit to user V-9
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user V - 10
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Output :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user V - 13
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
• Rekreatif • Menyediakan hiburan baik dari
dan untuk anak jalanan
• Perlindungan • Memberikan perlindungan selama
mereka berada dijalanan, dengan
monitoring
• Pembinaan • Memberikan bimbingan agar anak
jalanan dapat bersosialisasi dengan
baik
• Pencegahan • Memberikan pengarahan agar
anak jalanan tidak kembali ke
jalanan.
• Adptasi • Memberikan bimbingan agar anak
jalanan dapat bersosialisasi dengan
masyarakat sekitar
output :
commit to user V - 14
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user V - 15
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
4) Pola sirkulasi
Prinsip dasar pendekatan :
¾ Jenis sirkulasi berdasarkan pelaku kegiatannya dan sarana
pergerakkan
¾ Kemudahan pencapaian dari dan menuju massa-massa bangunan
¾ Kejelasan sirkulasi untuk mempermudah pergerakkan
¾ Penghubung antar ruang yang terarah
¾ Penggunaan space/lahan yang cukup
¾ Kondisi tapak
Analisa
Sirkulasi yang terjadi dalam lingkungan kawasan adalah :
a) Sirkulasi manusia
Sirkulasi manusia ini meliputi pola pergerakkan manusia yang
dilakukan dengan berjalan kaki.
Tabel V. 5 Alternatif Sirkulasi pejalan kaki
Sirkulasi linear Sirkulasi Grid Sirkulasi Radial Sirkulasi Melingkar
commit to user V - 17
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user V - 18
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pepohonan
commit to user V - 19
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user V - 20
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user V - 21
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Output :
commit to user V - 22
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user V - 23
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
6) Penataan lansekap
Dalam ilmu arsitektur, lansekap merupakan salah satu komponen
pelengkap kompleks bangunan. Dalam proses perencanaan dan
perancangan rumah singgah anak jalanan ini, lansekap berfungsi untuk
mengisi ruang-ruang luar bangunan agar terlihat lebih intim, dekat dan
akrab.
Untuk lansekap terdapat beberapa jenis penataan yang dapat
mendukung kenyamanan maupun estetika bangunan. Beberapakomponen
pembentuk lansekap yang perlu diperhatikan, antara lain :
1. Vegetasi
Prinsip dasar pendekatan :
¾ Zonifikasi site
¾ Karakter bangunan
commit to user V - 24
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
¾ Akses bangunan
¾ Kebutuhan aktifitas
¾ Kesesuaian dengan fisik bangunan
¾ Fungsi vegetasi
Analisa :
Penggunaan vegetasi dapat digunakan sebagai batas antara zone
satu dengan zone yang lainnya.
Selain itu peletakan vegetasi pada sisi site sebelah timur site
dapat digunakan untuk mereduksi panas dan noise yang timbul dari
arah ini.
Peletakkan vegetasi dapat mengisi ruang-ruang kosong pada
bangunan sehingga menimbulkan kesan intim. Selain itu vegetasi
dapat menimbulkan kesan sejuk pada bangunan sebagai salah satu
kebutuhan kenyamanan pada aktifitas bangunan.
Output :
Adapun karakteristik vegetasi yang digunakan antara lain :
- Pohon perdu
- Pohon palem
- Pohon barier
2. Pagar depan kompleks bangunan
Prinsip dasar pendekatan :
¾ Karakter bangunan
¾ Keamanan kompleks bangunan
¾ Penataan vegetasi
Analisa :
Sebagai komponen entrance juga lansekap, keberadaan pagar
depan juga depan juga perlu mendapatkan perhatian terutama untuk
memenuhi karakter banguna rumah singgah ini, yakni terbuka, aman
dan sederhana.
• Terbuka dan intim
Penggunaan pagar yang bersifat transparan akan menimbulkan
kesan terbuka sekaligus lapang bagi orang yang melihatnya.
commit to user V - 25
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
• Aman
Penggunaan pagar disekeliling kompleks bangunana dapat
memberikan rasa aman bagi penghuni di dalamnya namun karena
kesan terbuka misalnya dengan menggunakana pagar dati
tanaman.
• Sederhana dan informal
Agar tidak terjadi kesenjangan yang terlalu besar dengan
lingkungan sekitarnya, karakter sederhana harus tetap
ditampilkan tanpa mengurangi nilai estetika bangunan.
Output :
Berdasarkan hasil analisa diatas maka dipilih pagar bangunan
yakni terbuka, intim, sederhana, aman dan informal sehingga dipilih
pagar bangunan dari bahan alami yang dikombinasikan dengan
vegetasi sebagai pelengkap. Hal ini juga sesuai dengan fungsi vegetasi
bagi bangunann seperti yang telah dibahas sebelumnya.
3. Kolam buatan sebagai pelengkap lansekap
Prinsip dasar pendekatan :
¾ Zonifikasi site
¾ Karakter bangunan
¾ Faktor estetis adn rekreatif bangunan
Analisa :
Site merupakan area tanah kosong yang tidak berfungsi lagi.
Lingkungan disekitarnya pun merupakan perumahan penduduk yang
memerlukan ornamen-ornamen yang dapat menimbulkan kesan
nyaman dan indah. Oleh karena itu penciprtaan kolam sangat
berpengaruh pada estetika bangunan dan kawasan pemukinan yang
dapat dinikmati oleh penghuni rumah singgah dan masyarakat
sekitarnya. Kolam ini juga dapat berfungsi untuk menimbulkan kesan
rekreatif serta dapat digunakan untuk view di dalam dan di luar
kompleks bangunan.
commit to user V - 26
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2. Analisa Perancangan
a. Analisa peruangan
1) Pelaku dan aktifitas
Prinsip dasar pendekatan :
¾ Sasaran pelayanan atau pengguna
¾ Daya tampung
¾ Karakter dan perilaku pengguna
Analisa :
Rumah singgah anak jalanan ini mengakomodasikan beberapa pelaku
kegiatan antara lain :
a) Pengelola, meliputi pengelola tetap dan voluonteer (sukarelawan),
daya tampung untuk keseluruhan 50 orang.
b) Anak jalanan disekitar lokasi yang masih memiliki tempat tinggal,
dengan daya tampung 110 anak.
Dengan kategori :
• Usia anak 5 - 10 tahun, dengan jumlah 40anak
• Usia anak 11 – 16 tahun, denggan jumlah 70 anak
c) Anak jalanan yang tidak memiliki tempat tinggal, dengan daya
tampung 80 anak.
Dengan kategori :
• Usia anak 5 - 10 tahun, dengan jumlah 30 anak
• Usia anak 11 – 16 tahun, denggan jumlah 50 anak
commit to user V - 27
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Jumlah daya tampung anak jalanan dalam hal ini dirasakan pada
pengoptimalan rumah singgah. Dimana seperti yang disebutkan
pada pembahasan sebelumnya bahwa anak jalanan di Surakarta
sebanya 960 anak yang terbagi dalam 5 kecamatan dengan 1
rumah singgah pada masing-masing kecamatan tersebut.
Sehingga dapat disimpukan bahwa pada 1 rumah singgah ditiap
kecamatan dapat menampung 225 anak jalanan baik yang
menetap maupun yang tidak menetap. Selain itu kebijakan 1 : 4
dapat diterapkan pada rumah singgah ini (1 volounteer menangani
4 anak jalanan).
d) Pengunjung atau donatur
Output :
PENGELOLA 50 orang
• Menetap 180 orang
• Tidak menetap 75 orang
commit to user V - 28
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2) Pola aktifitas
Prinsip dasar pendekatan :
¾ Aktifitas pengguna
¾ Peran dalam rumah singgah
Analisa :
Pola aktifitas pengelola
Beraktifitas :
Pembinaan Pengasuhan
Berkumpul MCK
Makan dan minum Memasak
Istirahat Ibadah
Mencuci, menjemur Membuat arsip dan
pembukaan
Datang Pulang
commit to user V - 29
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Beraktifitas : Beraktifitas :
• Belajar • Belajar
• Membaca buku • Membaca buku
• Bermain • Bermain musik
• Bermain musik • Berkumpul
• Berkumpul • Bermain
• Pementasan • Pementasan
• Pameran hasil karya • Istirahat
• Istirahat • Pameran hasil karya
• MCK • Kursus keterampilan
• Makan dan minum • Mencuci, menjemur
• Ibadah • Tidur
• Tidur • MCK
• Makan dan minum
• Ibadah
Beraktifitas :
• Bertemu pengelola
• Acara dana
• MCK
• Ibadah
Datang Pulang
commit to user V - 30
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Output :
commit to user V - 31
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
PERAN DLM RUMAH
PELAKU AKTIFITAS
SINGGAH
ANAK JALANAN
MENETAP
• Usia 5‐10 tahun • Perlindungan • Tidur
• Makan
• MCK
• Edukatif • Belajar
• Membaca buku
• Pelatihan • Mengikuti pembinaan
• Pembinaan • Melatih keterampilan
dan bakat
• Pementasan
• Pengembangan • Pameran hasil karya
• Rekratif • Memeriksa kesehatan
• Bermain
• Bermain bermusik
• Berkumpul
• Ibadah
• Pencegahan,
rehabilitasi dan
• Bersosialisasi dengan
adaptif
masyarakat
• Perlindungan • Tidur
• Makan
• Usia 11‐16 tahun • MCK
• Mencuci dan menjemur
• Belajar
• Edukatif • Membaca buku
• Mengikuti kursus
• Pelatihan keterampilan dan
pelatihan
• Mengikuti pembinaan
• Pembinaan • Melatih keterampilan
• Pengembangan dan bakat
• Pementasan
• Pameran hasil karya
• Memeriksa kesehatan
• Pengasuhan • Bermain
• Rekratif • Bermain bermusik
• Berkumpul
• Ibadah
• Pencegahan,
rehabilitasi dan • Bersosialisasi dengan
adaptif masyarakat
ANAK JALANAN
TIDAK MENETAP • Perlindungan • Istirahat
• Usia 5‐10 tahun • Makan
• MCK
• Edukatif • Belajar
• Membaca buku
• Pelatihan • Mengikuti pembinaan
commit to user V - 32
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
PERAN DLM RUMAH
PELAKU AKTIFITAS
SINGGAH
3) Karakter aktifitas
Prinsip dasar pendekatan :
¾ Aktifitas pengguna
¾ Karakter pengguna
commit to user V - 33
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user V - 34
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
4) Kebutuhan ruang
Prinsip dasar pendekatan :
¾ Pelaku dan pengguna
¾ Aktifitas pengguna
¾ Karakter aktifitas
¾ Karakter pengguna
Analisa :
Kebutuhan ruang pada fasilitas rumah singgah ini tidak bisa
terlepas dari karakter anak jalanan sebagai pihak pengguna utama.
Adapun keterkaitan antara karakter dan kebutuhan ruang yang harus ada
dalam suatu fasilitas rumah singgah adalah sebagai berikut :
Aktif dan kreatif Anak jalanana dituntut untuk aktif dan kretif mencari bemacam‐
macam kesibukan yang dapat menghasilkan uang untuk bertahan
hidup. Mereka juga harus aktif dan kreatif untuk menciptakan hal‐
hal baru agar tidak tertindas dalam persaingan dijalanan.
Dari segi arsitektural, perilaku ini perlu dipertimbangkan dalam
menciptakan wadah yang dapat memancing, menampung dan
menyalurkan kreatifitas mereka.
Mandiri Kemandirian dari dalam diri anak jalanan biasanya muncul dan
berasal dari faktor tidak adanya perhatian dan perlindungan dari
keluarga. Mereka dituntut memenuhi kebutuhannya sendiri dan
mereka tidak terbiasa tergantung pada orang lain terutama dalam
hal tempat tidur dan makan. Mereka terbiasa tidur diman saja baik
didalam maupun diluar ruangan.
Seperti yang terjadi dibeberapa rumah singgah, misalnya di Sanggar
Akar dan Rumah singgah Ahmad dahlan, kamar tidur yang
disediakan tidak digunakan sebagaimana mestinya tetapi mereka
tidur diluar kamar tidur.
Dari segi arsitektural, perilaku mereka ini sangat berpengaruh
pada penggunaan ruang. Sehingga perilaku ini perlu digunakan
seperti pertimbangan dalam penataan pola ruang yang sesuai
dengan kebutuhan dan kenyamanan mereka.
Rasa solidaritas Karena merasa senasip sepenanggungan, maka anak jalanan
yang tinggi antara memiliki rasa solidaritas yang tinggi pada sesamanya. Dalam hal
sesama anak pekerjaan terdapat pembagian suatu teritori dan time budgeting
jalanan yang tidak tertulis dan terbentuk secara alami. Mereka sering
berkumpul dengan sesamanya walaupun hanya sekedar mengobrol,
bermain dan bertukan informasi.
Dari segi arsitektural,perilaku ini perlu diperhatikan dalam
penciptaan dan pemfasilitasan ruang komunal sebagai salah satu
sarana penting dalam kehidupan sosial mereka dengan
sesamanya.
commit to user V - 35
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
JENIS PERILAKU KETERANGAN
commit to user V - 36
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user V - 37
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
PERAN DLM RUMAH
PELAKU SINGGAH AKTIFITAS KEBUTUHAN RUANG
• R. Pengelola
• R. Rapat
• Melatih bakat
• Mengikuti pameran dan • R. Musik dan seni
pementasan • R. Pameran
• Panggung pementasan
• Berkumpul • R. Komunal
• R. Bermain
• R. Kesehatan
• Pengasuhan • Memeriksa kesehatan • R. Musik
• Rekratif • Bermain dan bermusik
dengan anak jalanan
• Pencegahan,
rehabilitasi dan • Ibadah • Musholla dan tempat
adaptif • Memberikan konseling ibadah
• R. Konseling
ANAK JALANAN
MENETAP
• Usia 5‐10 tahun • Perlindungan • Tidur • R. tidur ( t.tinggal)
• Makan • R. Makan
• MCK • KM/WC
• Edukatif • Belajar • R. Belajar
• Membaca buku • R. Baca
• Pelatihan • Mengikuti pembinaan • R.konseling
• Pembinaan • Melatih keterampilan • R. Musik dan seni
dan bakat
• Pementasan • Panggung pementasan
• Pengembangan • R. Pameran
• Rekratif • Pameran hasil karya • R. Kesehatan
• Memeriksa kesehatan • R. Bermain
• Bermain • R. Musik
• Bermain bermusik • R. Komunal
• Berkumpul
• Musholla dan tempat
• Pencegahan, • Ibadah ibadah
rehabilitasi dan
• TPA
adaptif • Bersosialisasi dengan
masyarakat
• Perlindungan • Tidur • R. tidur ( t.tinggal)
• Makan • R. Makan
• Usia 11‐16 tahun • MCK • KM/WC
• Mencuci dan menjemur • T. Cuci dan jemur
• Belajar
• Edukatif • Membaca buku • R. Belajar
• Mengikuti kursus • R. Baca
• Pelatihan keterampilan dan • Bengkel latihan dan
pelatihan keterampilan
• Mengikuti pembinaan
• Pembinaan • Melatih keterampilan • R.konseling
• Pengembangan dan bakat • R. Musik dan seni
• Pementasan
• Panggung pementasan
• Pameran hasil karya • R. Pameran
• Memeriksa kesehatan • R. Kesehatan
commit to user V - 38
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
PERAN DLM RUMAH
PELAKU SINGGAH AKTIFITAS KEBUTUHAN RUANG
commit to user V - 39
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
5) Pengelompokkan ruang
Prinsip dasar pendekatan :
¾ Fungsi dan peran rumah singgah
¾ Zonifikasi
¾ Pengguna
¾ Kebutuhan ruang
Analisa :
Seperti yang telah dikemukakan pada bahasan sebelumnya, bahwa untuk
mencapai tujuan yang diinginkan maka rumah singgah ini mempunyai
beberapa fungsi yang merupakan penjabaran dari peran rumah singgah
itu sendiri dengan metode penanganan anak jalanan yang digunakan.
Dari beerbagai fungsi yang diwadahi dan kebutuhan ruang yang
diperlukan maka dapat dihasilkan kelompok-kelompok ruang
berdasarkan fungsi yang menaungi.
Tabel V.12 Pengelompokkan Ruang
PERAN KEBUTUHAN RUANG ZONIFIKASI
Perlindungan • R. tidur ( t.tinggal) • Privat
• KM/WC • Servis
• T. cuci dan jemur • Servis
• R. Makan • Servis
• Dapur • Servis
Edukasional • R. Belajar • Publik
• R. Baca • Publik
Pelatihan • Bengkel kerja • Publik
• R. Keterampilan • Publik
Pembinaan • R. Konseling • Semi publik
• R. Bersama • Semi publik
• R. Bagian pengelola • Semi publik
Pengembangan • R. Pamer • Publik
• R. Musik • Publik
• Lapangan • Publik
• T. Pertunjukkan • Publik
Pengasuhan • R. Makan bersama • Semi publik
• R. Komunal • Publik
• R. Kesehatan • Semi publik
• R. Bersama • Publik
• R. Bagian pengelola • Semi publik
Rekratif • Lapangan • Publik
• R. Bermain • Publik
• R. Bersama • Publik
Pencegahan, rehabilitasi dan • R. Konseling • Semi publik
adaptif • R. Bagian pengelola • Semi publik
S • Musholla, R. Ibadah • Publik
Sumber : Analisis Penulis. 2010.
commit to user V - 40
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Output :
6) Karakter ruang
Prinsip dasar pendekatan :
¾ Fungsi rumah singgah
¾ Karakter aktifitas
¾ Karakter pengguna
¾ Kebutuhan ruang
Analisa :
Berdasarkan pembahasan sebelumnya maka dalam menemukan
karakter ruang ini harus didasarkan pada karakter aktifitas dan kebutuhan
ruang yang ada. Dimana semuanya itu juga tidak bisa dilepaskan dari
karakter pengguna di dalamnya.
commit to user V - 41
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Output :
Dari hasil analisa diatas dapat dilihat karakter ruang pada ruang-
ruang tertentu yang didalamnya terdapat pemisahan berdasarkan usia
antara lain pada fasilitas edukasional, pelatihan dan pembinaan.
Sedangkan untuk karakter ruang yang lain disesuaikan dengn karakter
anak jalanan pada umumnya.
commit to user V - 42
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Kebutuhan ruang yang memerlukan
Karakter Ruang
karakter tertentu
Untuk anak jalanan 11‐16 • Karena karakter anak jalanan yang tidak mau
tahun diatur maka ruang belajar dibiarkan tanpa
meja dan kursi.
• Bengkel latihan dan kursus : • Didalamnya terdapat rak‐rak pendek untuk
Untuk anak jalanan 5‐10 tahun menyimpang peralatan dengan kondisi ruang
yang sama yakni tanpa bersekat.
Untuk anak jalanan 11‐16 • Karena sudah cukup besar tedapat rak‐rak
tahun untuk menyimpan ruang dan terbukaagar
anak jalanan dapat berinteraksi dengan baik.
• R. Komunal • Suasana ruang terbuka dengan kondisi ruang
yang besar dan sederhana.
• R. Bermain
Untuk anak jalanan 5‐10 tahun • Tidak terdapat rak yang membahayakan dan
ruang cenderung luas dengan ornamen‐
Untuk anak jalanan 11‐16 ornamen sebagai hiasan
tahun • Ruang cenderung luas, namun penggunaan
ornamen lebih sedikit.
• R. Musik • Luas dengan kondisi terbuka.
Sumber : Analisis Penulis. 2010.
7) Besaran ruang
Prinsip dasar pendekatan :
¾ Kebutuhan ruang
¾ Daya tampung anak jalanan
¾ Sirkulasi
¾ Karakter ruang
Analisa :
Besaran ruang pada fasilitas rumah singgah ini sebenarnya tidak
memiliki aturan luas tertentu dimana ruang-ruang didalamnya memang
harus bersifat fleksibel untuk mencukupi kebutuhan didalamnya.
Karena karakter anjal yang cenderung bebas sehingga ruangan yang
diperlukan tidak harus berukuran tertentu.
Penentuan gerak flow
10% = standart flow gerak minimum
20% = kebutuhan keleluasan gerak
30% = tuntutan kenyamanan fisik
40% = untuk kenyamana praktis
50% = persyaratan spesifikasi kegiatan
commit to user V - 43
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
LAKI‐LAKI
commit to user V - 44
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Anak jalanan 11‐16 tahun
commit to user V - 45
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Rumah Baca
Ruang buku Kapasitas 45 orang , @ 1.2 – 2.0 m² 1 1 x 70.2 m² = 70.2 m²
Luasan = 45 x 1.2 m = 54 m²
Flow 30% = 30% x 54 m² = 16.2 m²
Total besaran ruang = 70.2 m²
Ruang Baca Kapasitas 15 orang , @ 1.2 – 2.0 m² 1 1 x 23.4 m² = 23.4 m²
Luasan = 15 x 1.2 m = 18 m²
Flow 30% = 30% x 18 m² = 5.4 m²
Total besaran ruang = 23.4 m²
Ruang baca Kapasitas 20 orang , @ 1.2 – 2.0 m² 1 1 x 31.2 m² = 31.2 m²
lesehan + diskusi Luasan = 20 x 1.2 m = 24 m²
Flow 30% = 30% x 24 m² = 7.2 m²
Total besaran ruang = 31.2 m²
commit to user V - 46
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Bangunan Pelatihan
Kelas Pelatihan Kapasitas 20 anak, modul @ 1.2 – 2.0 3 3 x 33.6 m² = 100.8 m²
m²
Luasan = 20 x 1.2 m = 24 m²
Flow 40% = 40% x 24 m² = 9.6 m²
Total besaran ruang = 33.6 m²
Laboratorium / Kapasitas 20 anak, modul @ 1.2 – 2.0 3 3 x 33.6 m² = 100.8 m²
bengkel pelatihan m²
Luasan = 20 x 1.2 m = 24 m²
Flow 40% = 40% x 24 m² = 9.6 m²
Total besaran ruang = 33.6 m²
Lavatory Wanita Kapasitas 2 orang , @ 1.2 – 2.0 m² 4 4 x 3.6 m² = 14.4m²
Luasan = 2 x 1.5 m = 3 m²
Flow 30% = 20% x 3 m² = 0.6 m²
Total besaran ruang = 3.6 m²
Lavatory Pria Kapasitas 1 orang , @ 1.2 – 2.0 m² 3 3 x 1.95 m² = 5.85 m²
Luasan = 1 x 1.5 m = 1.5 m²
Flow 30% = 30% x 1.5 m² = 0.45 m²
Total besaran ruang = 1.95 m²
KM /WC Asumsi 1.5 – 2 m² 2 9 x 1.5 m² = 13.5 m²
Gudang Asumsi 3 x 3 m² = 9 m² 2 2 x 9 m² = 18 m²
Bangunan Kesenian
Ruang seni Musik Kapasitas 20 anak, modul @ 1.2 – 2.0 3 3 x 33.6 m² = 100.8 m²
m²
Luasan = 20 x 1.2 m = 24 m²
Flow 40% = 40% x 24 m² = 9.6 m²
Total besaran ruang = 33.6 m²
Ruang Seni teater Kapasitas 20 anak, modul @ 1.2 – 2.0 3 3 x 33.6 m² = 100.8 m²
m²
Luasan = 20 x 1.2 m = 24 m²
Flow 40% = 40% x 24 m² = 9.6 m²
Total besaran ruang = 33.6 m²
Ruang Persiapan Diasumsikan 3 x 3 m² = 9 m² 2 2 x 9 m² = 18 m²
Ruang Alat Diasumsikan 3 x 3 m² = 9 m² 2 2 x 9 m² = 18 m²
Hall Berkumpul Diasumsikan 3 x 9 m² = 27 m² 1 1 x 27 m² = 27 m²
Sumber : Analisis Penulis. 2010.
commit to user V - 47
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user V - 48
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user V - 49
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user V - 50
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
• R. tidur ( t.tinggal) • Privat dan servis
• KM/WC
• T. cuci dan jemur
• R. Makan
• Dapur
• R. Belajar • Publik
• R. Baca
• Bengkel kerja • Publik
• R. Keterampilan
• R. Konseling • Semi Publik
• R. Bersama
• R. Bagian pengelola
• R. Pamer • Publik
• R. Musik
• Lapangan
• T. Pertunjukkan
• R. Makan bersama • Semi Publik
• R. Komunal
• R. Kesehatan
• R. Bersama
• R. Bagian pengelola
• Lapangan • Publik
• R. Bermain
• R. Bersama
• R. Konseling • Semi Publik
• R. Bagian pengelola
• Musholla, R. Ibadah
Sumber : Analisis Penulis. 2010.
Output :
a) Kelompok Ruang Publik
• Pola Hubungan ruang
Tabel V.23 Pola Hubungan ruang Publik
1 R. Belajar
2 R. Bersama
3 R. Baca
4 Aula
5 R. Musik
6 Bengkel kerja
7 R. Pameran
Sumber : Analisis Penulis. 2010.
commit to user V - 51
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
• Oganisasi Ruang
AULA / GAZEBO
R. BACA
BENGKEL KERJA R. PAMERAN
dan
R. KOMUNAL R. BERSAMA
R. MUSIK
R. BELAJAR
LAPANGAN
Skema V.3 Organisasi Ruang Publik
Sumber : Analisis Penulis. 2010.
1. R. pengelola
2 R. tamu
3 R. arsip
4 R. konsep
Sumber : Analisis Penulis. 2010.
• Oganisasi Ruang
R. ARSIP
R. PENGELOLA R. TAMU
R. KONSELING TEMPAT
commit to user V - 52
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
• Oganisasi Ruang
R. TIDUR PUTRI
R. TIDUR PENGELOLA Pi
R. IBADAH
R. TIDUR PENGELOLA
Pa
R. TIDUR PUTRA
KM / WC
DAPUR R. MAKAN
T.CUCI & JEMUR
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
b) Massa tunggal
Massa jenis ini mempunyai k kelebihan dan kekurangan, antara lain :
o Bersifat lebih intim karena memungkinkan terjadinya interaksi
sosial dalam satu bangunan.
o Dari sisi lain tampilan bangunan terkesan kuat dan kokoh,
namun disisi lain justru menimbulkan kesan formal, monoton
dan angkuh.
o Orientasi terbatas kearah dalam bangunan.
o Aliran udara yang ditimbulkan kurang baik karena kemasifan
ruangnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Output :
Dari hasil analisa diatas dengan melihat keuntungan dan
kergiannya maka dipilih bentuk massa yang merupakan gabungan dari
massa yang menyebar banyak dan berbentuk kantong. Sehingga karakter
bangunan yang diinginkan yakni bebas, sederhana, akrab, dan aman
dapat tercapai.
2) Bentuk Massa
Prinsip dasar pendekatan :
¾ Karakter bangunan
¾ Kondisi dan bentuk site
Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan brntuk
massa untuk bangunan diantaranya adalah :
a) Karakter yang ditampilkan oleh bentuk-bentuk tersebut
b) Kondisi bentuk site
c) Efisiensi baik funsi maupun peruangannya
d) Nilai estetika bangunan
commit to user V - 56
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Kararter : Formal, teratur, kuat dan kokoh
Keseesuaian dengan bentuk site : sangat sesuai, karena
bisa menyesuaikan dengan bentuk site yang ada.
Efisien : sangat efisien dan fleksibel terutama dari segi
fungsi dan peruangannya
Estetika : bentuk tidak kaku, bisa menyesuaikan dengan
bentuk lain.
Kararter : semi fornal dan seimbang
Keseesuaian dengan bentuk site : bisa menyesuaikan
dengan bentuk site yang ada.
Estetika : bentuk tidak kaku.
Kararter : Formal, teratur, kuat dan kokoh
Keseesuaian dengan bentuk site : kurang sesuaiuntuk
bagian pinggir site namun bisa sesuai jika diletakkan di
tengah site..
Efisien : sangat efisien jika dipakai sebagai open space
Estetika : bentuk tiidak kaku, mempunyaai nilai estetika
yang lebih terutama untuk memberi kesan informal.
commit to user V - 57
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Sumber : analisa penulis
Merupakan salah satu filosofi bentuk disiplin dan
tegas yang digunakan pada fasilitas‐ fasilitas
seperti pendidikan dan pelatihan.
Sumber : analisa penulis
Merupakan salah satu filosofi bentuk keakraban
yang dilambangkan dengan simpul‐simpul
gandengan tangan dari beberapa orang.
Sumber : analisa penulis
Output :
• Fasilitas perlindungan, pengasuhan dan pengembangan
Gambar V.19 Analisa bentuk fasilitas perlindungan, pengasuhan dan pengenbangan yang
direncanakan
Sumber : Analisis Penulis. 2010.
commit to user V - 58
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Gambar V.20 Analisa bentuk fasilitas pendidikan dan pelatihan yang direncanakan
Sumber : Analisis Penulis. 2010.
commit to user V - 59
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Output :
Karena kondisi tanah pada site yang mayoritas cenderung rata tanpa
kontur tetapi tetap ada sedikit dan peruntukkan bangunan yang cenderung
satu latai maka sistem pondasi yang digunakan adalah sistem pondasi batu
kali.
Sedangkan untuk rangka atap karena bangunan yang direncanakan
cenderung sederhana dan satu lantai maka struktur atap yang digunakan
dalah struktur rangka yakni dari kuda-kuda kayu dan baja dan struktur atap
datar pada bangunan tertentu.
d. Analisa Sistem Utilitas
1) Sistem komunikasi
Prinsip dasar pendekatan :
commit to user V - 60
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
¾ Kemudahan komunikasi
¾ Kenyamanan
Analisa :
Karena fasilitas yang ada merupakan suatu rumah singgah maka
sistem komunikasi yang ada cenderung sederhana dengan penyedian
saluran telepon dan faksimile serta internet dan itu pun diperuntukkan
hanya untuk pengelola.
Output :
Skema sistem komunikasi
Telepon
Terminal dan
Faximile
PT. TELKOM panel PABX
Internet
pengontrol
SLJJ/SLI
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user V - 62
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Kotoran dari dapur Dibuang dan
Ditampung
dan KM/WC diresapkan
commit to user V - 63
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Output :
Kotoran cair
Lavatory
Septic tank Septic tank
Kotoran padat peresapan
1 2
5) Sistem drainase
Prinsip dasar pendekatan :
¾ Kesehatan lingkungan
¾ Kelancaran pembuangan
Analisa :
Adapun sistem yang digunakan secara garis besar adalah sebagai berikut:
Air hujan yang Air hujan yang ada di
dari atap sekitar tapak Resapan
BK BK
Output :
Karena nantinya pada site rumah singgah ini terdapat kolam buatan dan
sungai dalam perencanaan lansekapnya maka saluran drainase dapat
dimanfaatkan untuk kolam buatan dan sungai ini. DimaA nantinya
pembuangan kolam buatan akan disalurkan ke riol kota dan sungai yang
telah ada.
commit to user V - 64
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Air hujan yang dari Air hujan yang ada di sekitar
atap tapak Resapan
BK BK
Disalurkan ke kolam
dan sungai buatan
6) Sistem kelistrikan
Prinsip dasar pendekatan :
¾ Jumlah kebutuhan listrik
¾ Jaminan ketersediaan listrik
Analisa :
Kebutuhan listrik diperlukan pada fasilitas rumah singgah tersebar
untuk ruang-ruang yang terletak pada bangunan yang terpisah satu
dengan yang lainnya.
Listrik yang digunakan berasal dari PLN dan juga tersedia genset
bila sewaktu-waktu terjadi masalah dalam pendistribusian listrik dari
PLN.
Output :
Adapun sistem kelistrikan yang digunakan
Distribusi per ruang
adalah :
Distribusi per ruang
PLN M Travo
Sub
Genset Travo ATS EMD Travo
komputer sekering
commit to user V - 65
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Gambar V.22 Bentuk dan Kualitas Ruang
Sumber : Buku Sumber Konsep Edward T. White. 1987.
commit to user V - 66
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
b) Double corridor
Beberapa ciri yang dimiliki sistem Double corridor antara lain :
o Bersifat lebih intim karena ruang-ruannya saling berhadapan
o Bersifat lebih fornal dan teratur
o Orientasi jelas dan terarah dan biasanya menuju ke satu titi pada
bangunan.
o Memudahkan fungsi kontrol pada bangunan.
commit to user V - 67
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
c) Radial
Beberapa ciri yang dimiliki sistem radial antara lain :
o Bersifat lebih intim karena penempatan ruang-ruangnya yang
saling berhadapan dengan satu bangunan pada pusatnya sebagai
arah orientasi bangunan disekelilingnya.
o Bersifat lebih formal dan teratur dengan fungsi kontrol yang
sangat kuat.
o Orientasi jelas dan terarah menuju satu titik di dalam bangunan
Output :
Berdasakan analisa dari bentuk ruang dan sirkulasi ruang diatas,
maka dipilih alternatif gabungan dari single dan double corridor dengan
bentuk ruang terbuka dan terkotak-kotak.
2) Faktor keintiman dalam ruangan
Faktor keintiman dalam bangunandapat diperoleh melalui beberapa
hal, antara lain :
a) Skala ruang
Prinsip dasar pendekatan :
¾ Kenyamanan pengguna
¾ Karakter ruang
¾ Karakter pengguna dan bangunan
Analisa :
Skala ruang atau proporsi ruang sangat erat kaitannya dengan
ketinggian ruang maupun luasnya. Dalam hal ini human scale
commit to user V - 68
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
merupakan kunci dari penciptaan suasana intim dan akrab pada suatu
ruangan. Secara khusus, skala intim dapat diperoleh dengan cara :
o Memperkecil atau mempersempit semua ukuran dari ukuran
biasanya seperti luasan maupun ketinggiannya. Ruang yang
terlalu luas dan lebar atau langit-langit yang tidak proporsional
dengan ukuran manusia akan menyebabkan ruangan terasa asing
1‐2 tahun : 50 ‐70 cm (h1)
3 tahun : 90 cm (h2)
Tabel V. tinggi tubuh anak-anak
5 tahun : 110 cm (h3)
Sumber : Rita T. Murti, Rumah
8 tahun : 130 cm (h4)
Singgah anak-anak Jakarta, 1999.
12 – 14 tahun : 150‐160 cm (h5)
Kesan intim : 1,5 x h1,2,3,4,5
kesan manusiawi : 2,0 x h1,2,3,4,5
kesan monumental : 5,0 x h1,2,3,4,5
kesan shock : 10 x h1,2,3,4,5
commit to user V - 69
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Output :
Ruang yang digunakan cenderung besar dalam artian tidak
terdapat besaran ruang tertentu karena ruang-ruang dalam fasilitas ini
dapat bersifat fleksibel sesuai dengan karakter anak jalanandan
bangunannya yakni bebas.
Sedangkan ketinggian ruang dibuat rata-rata untuk ruang dewasa
mengingat anak jalanan masih membutuhkan pendampingan dari
orang dewasa ditiap aktifitasnya baik di dalam maupun diluar
ruangan.
b) Warna
Prinsip dasar pendekatan :
¾ Kenyamanan pengguna
¾ Karakter ruang
¾ Karakter pengguna dan bangunan
Analisa :
Secar umum, penggunaan warna pada ruang lebih berfungsi sebagai
pelengkap bangunan atau memperbaiki kondisi bangunan yang kurang
sesuai. Namun demikian, pemilihan warna dapat menimbulkan
makna dan reaksi psikologis yang berbeda-beda. Berikut beberapa
karakter warna, yaitu :
• Karakter tenang (calm)
Warna ini menciptakan suasana sejuk, dingin,
menyenangkandan mengundang, menghilangkan stress, serta
menimbulkan kesan efisien dalam ruangan.
Selain itu warna tenang akan menimbulkan perasaan pasif,
tenang, tentram, damai, santai dan nyaman. Nuansa warna ini
sesuai dengan individu yang berkepribadian tenang, pendiam,
serius dan introvert.
commit to user V - 70
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user V - 71
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
¾ Kondisi site
Analisa :
Matahari dan angin merupakan dua komponen yang dapat saling
melenkapi untuk menciptakan kenyaman bangunan. Iklim tropis yang
panas akam menjadi sangat mengganggu ketika suatu bangunan tidak
dapat mengatur dan menyeimbangka aliran udara dalam ruang-
ruangnya.
Beberapa hal yang dapat membantu memberikan kenyamanan
fisik dalam bangunan, diantaranya :
o Pengadaan selasar disekeliling bangunan yang akan menjadi
ruang transisi antara udara panas diluar ruangan dan udara
nyaman didalam ruangan. Dalam hal ini, selasar berfungsi untuk
mereduksi sebagian udara panas aga menjadi lebih sejuk.
Gambar V. 28 selasar
Sumber : analisis penulis. 2010.
commit to user V - 74
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user V - 75
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Output :
Variasi dan penggabungan dari komponen-komponen tersebut
merupakan yang dianggap tepat untuk mengatasi permasalahan
kenyamanan thermal dalam ruanganan
Peletakkan tanaman
sebagai barier yang
dapat mereduksi pana
Penciptaan taman dan
kolam akan membantun
aliran udara dalam
bangunan
b) Kenyamanan Psikologis
Prinsip dasar pendekatan :
¾ Karakter dan perilaku anak jalanan
¾ Karakter bangunan
Secara psikologis, kenyamana dapat disebabkan oleh banyak
faktor. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, bahwa kenyamanan
sangat dipengaruhi persepsi manusianya maka masing-masing
manusia mempunyai tingkat kenyamanan yang berbeda-beda sesuai
dengan pengalaman hidupnya.
Analisa :
Namun demikian, secara fisik terdapat beberapa faktor yang
dapat mempengaruhi kenyamanan psikologis seseorang. Faktor-faktor
tersebut diantaranya adalah :
o Pencahayaan dan Pembayangan
commit to user V - 76
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user V - 77
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB VI
KONSEP PERENCANAAN DAN
KONSEP PROGRAMATIK PERANCANGAN
Bab ini merupakan hasil rumusan Konsep Perencanaan dan Konsep Perancangan hasil
analisis bab V yaitu bab mengenai analisis pendekatan Konsep Perencanaan dan Konsep
Perancangan.
A. KONSEP PERENCANAAN:
Konsep Perencanaan atau building performancy concept Rumah Singgah Anak Jalanan
adalah merupakan wadah bagi anak-anak jalanan yang bertujuan sebagai tempat
perlindungan, pendidikkan, pembinaan dan pelatihan anak jalanan agar mereka
lebih kreatif dan inovatif sehingga kemudian dapat kembali kedalam kehidupan
sesuai dengan sistem nilai sosial dan dihargai oleh masyarakat luas dengan
memperhatikan faktor perilaku individu dan sosial mereka sebagai pertimbangan utama
desain.
PENGELOLA 50 orang
• Menetap 25 orang • Perlindungan • Melindungi dan medampingi anak
jalanan di rumah singgah
• Tidak menetap 25 orang • Edukatif • Memberikan bimbingan belajar
• Pembinaan • Meberikan latihan keterampilan
• Pengembangan • Membina anak jalanan
• Pengasuhan • Mengembangkan bakat anak jalanaan
• Merawat dan mengasuh anak jalanan
• Rekreatif • Menghibur anak jalanan
• Pencegahan, • Membina dari sisi agama dan sosialisasi
rehabilitasi, dengan masyarakat sekitar
adaptif
commit to user
VI - 1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Peran dalam rumah
Pelaku Daya tampung Aktivitas
singgah
ANAK JALANAN 255 orang
• Menetap 180 orang
• Tidak menetap 75 orang
PERAN DLM RUMAH
PELAKU AKTIFITAS KEBUTUHAN RUANG
SINGGAH
commit to user
VI - 2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
PERAN DLM RUMAH
PELAKU AKTIFITAS KEBUTUHAN RUANG
SINGGAH
• Melatih bakat • R. Musik dan seni
• Mengikuti pameran dan • R. Pameran
pementasan • Panggung
pementasan
• Berkumpul • R. Komunal
• R. Bermain
• Memeriksa kesehatan • R. Kesehatan
• Pengasuhan • Bermain dan bermusik • R. Musik
• Rekratif dengan anak jalanan
• Ibadah • Musholla dan tempat
ibadah
• Memberikan konseling • R. Konseling
• Pencegahan,
rehabilitasi dan
adaptif
• Tidak menetap • Perlindungan • Makan • R. Makan
• MCK • KM/WC
• Edukasional • Mengajar • R. Belajar
• Pelatihan • Melatih keterampilan • Bengkel latihan dan
keterampilan
• Pembinaan • Membina anak jalanan • R. Komunal
• R.konseling
• Koperasi
• R. Menabung
• Pengembangan • Membuat arsip dan • R. Arsip pengelola
pembukuan • R. Pengelola
• R. Rapat
• Melatih bakat • R. Musik dan seni
• Mengikuti pameran dan • R. Pameran
pementasan • Panggung
pementasan
• Berkumpul • R. Komunal
• R. Bermain
• R. Kesehatan
• Pengasuhan • Memeriksa kesehatan • R. Musik
• Rekratif • Bermain dan bermusik
dengan anak jalanan
• Pencegahan, • Ibadah • Musholla dan tempat
rehabilitasi dan • Memberikan konseling ibadah
adaptif • R. Konseling
ANAK JALANAN
MENETAP
• Usia 5‐10 tahun • Perlindungan • Tidur • R. tidur ( t.tinggal)
• Makan • R. Makan
• MCK • KM/WC
• Edukatif • Belajar • R. Belajar
• Membaca buku • R. Baca
• Pelatihan • Mengikuti pembinaan • R.konseling
• Pembinaan • Melatih keterampilan • R. Musik dan seni
dan bakat
commit to user
VI - 3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
PERAN DLM RUMAH
PELAKU AKTIFITAS KEBUTUHAN RUANG
SINGGAH
• Pementasan • Panggung
pementasan
• Pengembangan • Pameran hasil karya • R. Pameran
• Rekratif • Memeriksa kesehatan • R. Kesehatan
• Bermain • R. Bermain
• Bermain bermusik • R. Musik
• Berkumpul • R. Komunal
• Pencegahan, • Ibadah • Musholla dan tempat
rehabilitasi dan • Bersosialisasi dengan ibadah
adaptif masyarakat • TPA
• Usia 11‐16 tahun • Perlindungan • Tidur • R. tidur ( t.tinggal)
• Makan • R. Makan
• MCK • KM/WC
• Mencuci dan menjemur • T. Cuci dan jemur
• Belajar
• Edukatif • Membaca buku • R. Belajar
• Mengikuti kursus • R. Baca
• Pelatihan keterampilan dan • Bengkel latihan dan
pelatihan keterampilan
• Mengikuti pembinaan
• Pembinaan • Melatih keterampilan • R.konseling
• Pengembangan dan bakat • R. Musik dan seni
• Pementasan
• Panggung
• Pameran hasil karya pementasan
• Memeriksa kesehatan • R. Pameran
• Pengasuhan • Bermain • R. Kesehatan
• Rekratif • Bermain bermusik • R. Bermain
• Berkumpul • R. Musik
• R. Komunal
• Ibadah
• Pencegahan, • Musholla dan tempat
rehabilitasi dan • Bersosialisasi dengan ibadah
adaptif masyarakat • TPA
ANAK JALANAN
TIDAK MENETAP • Perlindungan • Istirahat • R. Makan
• Usia 5‐10 tahun • Makan • KM/WC
• MCK • R. Belajar
• Edukatif • Belajar • R. Baca
• Membaca buku • R.konseling
• Pelatihan • Mengikuti pembinaan • R. Musik dan seni
• Pembinaan • Melatih keterampilan • Panggung
dan bakat pementasan
• Pementasan • R. Pameran
• Pameran hasil karya
• Pengembangan • Memeriksa kesehatan • R. Kesehatan
• Rekratif • Bermain • R. Bermain
• Bermain bermusik • R. Musik
• Berkumpul • R. Komunal
commit to user
VI - 4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
PERAN DLM RUMAH
PELAKU AKTIFITAS KEBUTUHAN RUANG
SINGGAH
1 R. Belajar
2 R. Bersama
3 R. Baca
4 Aula
5 R. Musik
6 Bengkel kerja
7 R. Pameran
commit to user
VI - 5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
• Oganisasi Ruang
AULA / GAZEBO
R. BACA
BENGKEL KERJA R. PAMERAN
dan
R. KOMUNAL R. BERSAMA
R. MUSIK
R. BELAJAR
LAPANGAN
1. R. pengelola
2 R. tamu
3 R. arsip
4 R. konsep
Sumber : Analisis Penulis. 2010
• Oganisasi Ruang
R. ARSIP
R. PENGELOLA R. TAMU
R. KONSELING TEMPAT
commit to user
VI - 6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
R. TIDUR PUTRI
R. TIDUR PENGELOLA
Pi
R. IBADAH
R. TIDUR PENGELOLA
Pa
R. TIDUR PUTRA
KM / WC
DAPUR R. MAKAN
commit to user
VI - 7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
VI - 8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
LAKI‐LAKI
Nama ruang Standart Jumlah Besararan ruang
Anak jalanan 11‐16 tahun
Rumah Baca
Ruang buku Kapasitas 45 orang , @ 1.2 – 2.0 m² 1 1 x 70.2 m² = 70.2 m²
Luasan = 45 x 1.2 m = 54 m²
Flow 30% = 30% x 54 m² = 16.2 m²
Total besaran ruang = 70.2 m²
Ruang Baca Kapasitas 15 orang , @ 1.2 – 2.0 m² 1 1 x 23.4 m² = 23.4 m²
Luasan = 15 x 1.2 m = 18 m²
Flow 30% = 30% x 18 m² = 5.4 m²
Total besaran ruang = 23.4 m²
Ruang baca Kapasitas 20 orang , @ 1.2 – 2.0 m² 1 1 x 31.2 m² = 31.2 m²
lesehan + diskusi Luasan = 20 x 1.2 m = 24 m²
Flow 30% = 30% x 24 m² = 7.2 m²
Total besaran ruang = 31.2 m²
Rumah Baca
Ruang Pengelola Kapasitas 6 orang , @ 1.2 – 2.0 m² 1 1 x 9.36 m² = 9.36 m²
Rumah Baca Luasan = 6 x 1.2 m = 7.2 m²
Flow 30% = 30% x 7.2 m² = 2.16 m²
Total besaran ruang = 9.36 m²
Ruang Arsip buku Asumsi 4 x 4,5 = 18 m² 1 1 x 18 m² = 18 m²
Lavatory Wanita Kapasitas 2 orang , @ 1.2 – 2.0 m² 2 2 x 3.6 m² = 7.2 m²
Luasan = 2 x 1.5 m = 3 m²
Flow 30% = 20% x 3 m² = 0.6 m²
Total besaran ruang = 3.6 m²
Lavatory Pria Kapasitas 1 orang , @ 1.2 – 2.0 m² 1 1 x 1.95 m² = 1.95 m²
Luasan = 1 x 1.5 m = 1.5 m²
Flow 30% = 30% x 1.5 m² = 0.45 m²
Total besaran ruang = 1.95 m²
Urinoir kapasitas 2 orang 1 1 x 3 m² = 9 m²
= 1 x 2,5 x 1,2 = 3 m²
Wastafel asumsi 3 3 x 1.05 m² = 3.15 m²
1 x 1.75 x 0.6 = 1.05 m²
Sumber : Analisis Penulis. 2010.
Tabel VI.9 Besaran Ruang fungsi pelatihan & pengembangan yang direncanakan
Bangunan Pelatihan
Kelas Pelatihan Kapasitas 20 anak, modul @ 1.2 – 2.0 m² 3 3 x 33.6 m² = 100.8 m²
Luasan = 20 x 1.2 m = 24 m²
Flow 40% = 40% x 24 m² = 9.6 m²
Total besaran ruang = 33.6 m²
Laboratorium / Kapasitas 20 anak, modul @ 1.2 – 2.0 m² 3 3 x 33.6 m² = 100.8 m²
bengkel pelatihan
Luasan = 20 x 1.2 m = 24 m²
Flow 40% = 40% x 24 m² = 9.6 m²
Total besaran ruang = 33.6 m²
Lavatory Wanita Kapasitas 2 orang , @ 1.2 – 2.0 m² 4 4 x 3.6 m² = 14.4m²
Luasan = 2 x 1.5 m = 3 m²
Flow 30% = 20% x 3 m² = 0.6 m²
Total besaran ruang = 3.6 m²
Lavatory Pria Kapasitas 1 orang , @ 1.2 – 2.0 m² 3 3 x 1.95 m² = 5.85 m²
Luasan = 1 x 1.5 m = 1.5 m²
Flow 30% = 30% x 1.5 m² = 0.45 m²
Total besaran ruang = 1.95 m²
KM /WC Asumsi 1.5 – 2 m² 2 9 x 1.5 m² = 13.5 m²
Gudang Asumsi 3 x 3 m² = 9 m² 2 2 x 9 m² = 18 m²
commit to user
VI - 11
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Bangunan Kesenian
Ruang seni Musik Kapasitas 20 anak, modul @ 1.2 – 2.0 m² 3 3 x 33.6 m² = 100.8 m²
Luasan = 20 x 1.2 m = 24 m²
Flow 40% = 40% x 24 m² = 9.6 m²
Total besaran ruang = 33.6 m²
Ruang Seni teater Kapasitas 20 anak, modul @ 1.2 – 2.0 m² 3 3 x 33.6 m² = 100.8 m²
Luasan = 20 x 1.2 m = 24 m²
Flow 40% = 40% x 24 m² = 9.6 m²
Total besaran ruang = 33.6 m²
Ruang Persiapan Diasumsikan 3 x 3 m² = 9 m² 2 2 x 9 m² = 18 m²
Ruang Alat Diasumsikan 3 x 3 m² = 9 m² 2 2 x 9 m² = 18 m²
Hall Berkumpul Diasumsikan 3 x 9 m² = 27 m² 1 1 x 27 m² = 27 m²
Sumber : Analisis Penulis. 2010.
commit to user
VI - 12
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
VI - 13
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
VI - 14
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
b. Warna
Pada ruang-ruang dalam menggunakan warna-warna lembut. Seperti kuning, kren,
biru muda, dll.
c. Tekstur
Pada permukaan ruang-ruang bagian dalam menggunakan tekstur halus,
sedangkan pada luar bangunan digunakan juga tekstur kasar.
d. Garis
Penggunaan garis yang disesuaikan dengan karakter kegiatan dan ruang meliputi
garis vertikal sebagai unsur formalitas dan kewibawaan pada ruang luar, garis
horisontal pada ruang yang relati butuh ketenangan seperti ruang rapat,
perpustakaan dan hunian serta garis diagonal dan lengkung sebagai ornamen
untuk menghindari kesan monoton pada lingkup Rumah Singgah Anak Jalanan.
commit to user
VI - 15
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
b. Pemilihan site
Site terpilih berada di daerah Tirtonadi, kecamatan Banjarsari dalam kampung
Tempurejo yang berdekatan dengan Manahan, Terminal Tirtonadi, Stasiun balapan
dan dekat dengan pusat kota. Lokasi ini memenuhi beberapa kriteria diantaranya :
1) Dekat dengan kawasan manahan dan tempat pulik seperti terminal dan
stasiun yang merupakan titik-titik terbesar anak jalanan di Surakarta.
2) Jarak dengan pusat kota dan pusat keramaina tidak terlalu jauh namun juga
tidak terlalu ramai sehingga lokasi cukup tenang.
3) Lokasi ini berada pada lingkungan sosial ekonomi masyarakat yang
mendukung, bukan lingkungan marjinal dan juga bukan lingkungan kumuh.
Potensi lingkungan sosial ekonomi yang dimiliki lokasi ini diharapkan akan
mampu membantu dalam upaya pembinaan anak jalanan sehingga nantinya mereka
dapat diterima dunia luar dimana terlebih dahulu mereka harus mampu beradaptasi
dan diterima lingkungan ini. Secara fisik hal ini bisa diwujudkan dengan
penciptaan desain yang akrab dengan lingkungan.
commit to user
VI - 16
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Batas-batas site :
Utara : Pemukiman Warga
Timur : Permukiman Warga dan SMP 4 Muhammadiyah
Selatan : Permukiman Warga
Barat : Permukiman Wargadan Lapangan
Melihat potensi iklim berupa matahari dan angin yang ada disite maka dapat
dimanfaatkan pada sisi timur, utara dan selatan dapat dimanfaatkan sebagai
peletakkan bukaan untuk penghawaan dan pencahayaan alami. Untuk sisi bagian
barat site tidak dianjurkan untuk peletakkan bukaan khususnya pada lantai 2 dan 3
di bangunan dalam site.
b. Pencapaian
ME dan SE diletakkan terpisah pada arah yang terpisah pula sehingga banguna
dapat terkesan terbuka. selain itu sirkulasi yang ditimbulkanpun akan lebih terarah
dan tidak semrawut. sedangkan dari segi keamanan juga digunakan double security
sehingga keamanan lebih terjamin. dan dari segi efisiensi bangunan perbedaan ME
dan SE dapat memudahkan sirkulasi setelah dilakukan pemisahan pada zona
aktifitas.
commit to user
VI - 17
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
c. Bising
Tingkat kebisingan baik dari luar site dan dalam site dapat menghasilkan
pembagian zoning yang didasarkan pada kebutuhan kenyamanan bangunan akan
suatu bunyi . penzoningan berdasarkan kebisingan dapat dilhat sebagai berikut :
commit to user
VI - 18
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
e. Sirkulasi
Sedangkan hasil dari penzoningan ke dalam fungsi rumah singgah dan aktifitas yang
mewadahi adalah sebagai berikut:
Tabel VI. 13 Penzoningan yang direncanakan
PERAN FUNGSI AKTIFITAS ZONING
Center • Perlindungan • penyediaan tempat • privat dan
based tinggal sevis
programe • memberikan • publik
• Edukasional pendidikan baik formal
maupun informal
• Pelatihan • memberikan pelatihan • publik
keterampilan dan
keahlian
commit to user
VI - 20
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
VI - 21
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
• Perlindungan • privat dan sevis
(penyediaan rumah tinggal)
• Edukasional (dalam • semi publik
hal ini termasuk pengelola)
• Edukatif • publik
• Pelatihan • publik
• Pembinaan • semi publik
• Pengembangan • publik
• Rekreatif • publik
• Pencegahan dan Rehabilitasi • semi publik
• Adptasi • publik
Sumber : Analisis Penulis. 2010.
Gambar VI.8. Analisa bentuk fasilitas perlindungan, pengasuhan dan pengenbangan yang
direncanakan
Sumber : Analisis Penulis. 2010.
commit to user
VI - 22
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Gambar VI.9 Analisa bentuk fasilitas pendidikan dan pelatihan yang direncanakan
Sumber : Analisis Penulis. 2010.
3) Fasilitas penunjang kebersamaan
Beberapa alternatif sistem upper struktur yang memenuhi kriteria tersebut adalah
Konstruksi Kuda-kuda Kayu dan Baja Modifikasi untuk bagian atap.
commit to user
VI - 24
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
SLJJ/SLI
Kotoran cair
Lavatory
Septic tank 1 Septic tank 2
Kotoran padat peresapan
Distribusi per ruang
Distribusi per ruang
PLN M Travo
Sub
Genset Travo ATS EMD Travo
komputer sekering
commit to user
VI - 26