id
TESIS
Oleh
S951108019
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2015
commit to user
i
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
TESIS
Oleh
Vinsentius Bram Armunanto
S951108019
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
TESIS
Oleh
Vinsentius Bram Armunanto
S951108019
Tim Penguji
Sekretaris Prof. Dra. Neng Sri Suharty, M.Sc., Ph.D. ………………. 2014
NIP. 194908161981032001
Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus, M.S. Dr. techn. Suyitno, S.T., M.T.
NIP. 196107171986011001 NIP. 197409022001121002
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2. Publikasi sebagian atau keseluruhan isi Tesis pada jurnal atau forum ilmiah
lain harus seijin dan menyertakan tim pembimbing sebagai author dan PPs-
UNS sebagai institusinya. Apabila dalam waktu sekurang-kurangnya satu
semester (enam bulan sejak pengesahan Tesis) saya tidak melakukan
publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesis ini, maka Prodi Teknik
Mesin PPs-UNS berhak mempublikasikannya pada jurnal ilmiah yang
diterbitkan oleh Prodi Teknik Mesin PPs-UNS. Apabila saya melakukan
pelanggaran dari ketentuan publikasi ini, maka saya bersedia menerima
sanksi akademik yang berlaku.
KATA PENGANTAR
Penulis memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kasih yang
telah melimpahkan berkah, rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan tesis dengan judul “SIFAT TARIK DAN KETAHANAN
BAKAR KOMPOSIT SERBUK GENTENG SOKKA, PHENOLIC, DAN
SERAT GELAS.” Adapun tujuan penulisan Tesis ini adalah untuk memenuhi
sebagian persyaratan guna mencapai gelar Magister Teknik di Prodi Pascasarjana
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga dalamnya kepada
semua pihak yang telah berperan dan berpartisipasi dalam penelitian dan
penulisan Tesis ini, khususnya kepada:
1. Allah Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan berkah dan rahmat-Nya,
sehingga Tesis ini bisa terselesaikan dengan baik.
2. Bapak Prof. Dr. Kuncoro Diharjo, S.T., M.T. selaku pembimbing I dan
Bapak Prof. S. Adi Kristiawan, S.T., M.Sc., Ph.D. selaku pembimbing II
yang dengan telaten membimbing dan memberikan banyak bantuan,
motivasi serta dukungan selama proses penelitian dan penulisan Tesis ini.
3. Bapak Dr. techn. Suyitno, S.T., M.T. selaku Ketua Program Studi Magister
Teknik Mesin dan Bapak Zainal Arifin, S.T., M.T. selaku Pembimbing
Akademi yang selalu memberikan arahan dan dorongan dalam proses
pembelajaran maupun penulisan Tesis ini.
4. Bapak Dr. Triyono, S.T., M.T. sebagai Ketua Laboratorium Material
Jurusan Teknik Mesin UNS dan Bapak Maruto Adi, S.T. sebagai Laboran
yang telah membantu penulis dalam melakukan penelitian ini.
5. Bapak dan Ibu Dosen pengajar Program Studi Magister Teknik Mesin UNS
beserta staf administrasi yang telah membagikan ilmunya dan segala
fasilitas penunjang kegiatan belajar mengajar sehingga penulis bisa
menyelesaikan pengerjaan Tesis ini.
6. Romo Andreas Soegijopranoto, S.J., Romo T. Agus Sriyono S.J., Bapak YV
Yudha Samudra, S.T., M.Eng. dan Bapak Hermawan Budi Prasetyo, S.T.,
MBA. selaku pimpinan Politeknik ATMI Surakarta yang telah memberikan
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ijin dan dukungan sehingga penulis bisa menyelesaikan studi, penelitian dan
Tesis ini.
7. Bapak dan Ibu yang telah memberikan doa restu dan dukungan dalam
bentuk materiil dan moril.
8. Istriku tersayang Natalia Desemiana dan ketiga anakku Stella Monika,
Sheila Safira dan Stevio Swissen yang selalu memberikan semangat,
dukungan dan waktunya.
9. Seluruh teman angkatan empat tahun 2011 Magister Teknik Mesin UNS,
khususnya Yudit, Agus, Bayu, Trisno, Kaleb, Rina, Wahyu, Ridwan,
Mustakim, Joko, Sigit dan Fajar.
10. Teman teman di Politeknik ATMI Surakarta, khususnya staf di WAP dan
WAD yang telah memberikan dukungan, semangat dan waktunya.
11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu atas semua
bantuan dan kerjasamanya.
Penulis menyadari bahwa Tesis ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu penulis menyampaikan terima kasih apabila ada saran dan masukan demi
kesempurnaan Tesis ini.
Penulis berharap Tesis ini bisa bermanfaat bagi siapa saja yang
membacanya dan bisa digunakan sebagaimana mestinya.
Penulis
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Abstrak :
Perkembangan material komposit memungkinkan adanya penggabungan beberapa
material yang memiliki keunggulan tertentu. Penambahan serat gelas pada
komposit dengan bahan penyusun resin phenolyc LP1QEX dan serbuk genteng
sokka dengan ukuran butiran tertentu, akan mengakibatkan perubahan pada
kekuatan tarik dan ketahanan bakar komposit tersebut. Penelitian serta pengujian
sudah dilakukan untuk mengetahui besarnya pengaruh penambahan serat gelas
pada komposit. Harapannya penambahan serat gelas akan mampu mendukung
peningkatan ketahanan tarik dan ketahanan api komposit geomaterial.
Penelitian dilakukan di laboratorium untuk membuat specimen yang dibuat
dengan metode hand lay up dengan prosentase kandungan serbuk genteng sokka
dan serat gelas 40%, ukuran butiran serbuk berkisar 74 µm, variasi serat gelas
mulai 9 laminat, 11 laminat, 13 laminat, dan 15 laminat. Pengujian XRF (X-ray
fluorescene) dilakukan pada serbuk genteng sokka dan pengujian SEM (scanning
electron microscopy) pada komposit. Pengujian tarik menggunakan ASTM D638
menghasilkan data tegangan tarik dan modulus elastisitas, sedangkan pengujian
bakar menggunakan ASTM D635 menghasilkan data time to ignition (TTI) dan
burning rate (BR).
Berdasarkan hasil uji XRF, serbuk genteng sokka mengandung unsur Al2O3 dan
SiO2 dalam prosentase yang cukup besar. Kandungan Al2O3 berfungsi untuk
meningkatkan ketahanan nyala api, sedang SiO2 berfungsi meningkatkan sifat
mekanis. Komposisi terbaik komposit dengan kandungan partikel 40%, ukuran
butiran 74 m dan 15 laminate serat gelas. Komposisi ini memiliki nilai kekuatan
tarik 207,51 Mpa dan modulus tarik 3,395 GPa. Ketahanan bakar meningkat
seiring dengan penambahan lapisan serat gelas dan kandungan serbuk. Nilai
tertinggi time to ignition 17,62 detik dan burning rate 0,23 mm/detik diperoleh
pada prosentase kandungan serat gelas dan serbuk 40%, ukuran butiran <74 m
dan serat gelas 13 laminate. Hasil ini memberikan informasi dan manfaat bagi
para pembuat/pengguna komposit.
Kata kunci: serbuk genteng sokka, komposit geomaterial, serat gelas, phenolyc,
tegangan tarik, modulus elastisitas, time to ignition, burning rate.
commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Abstract
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING ....................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ............................................................... iii
PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI ISI TESIS ........................ iv
KATA PENGANTAR ............................................................................................. v
ABSTRAK ............................................................................................................. vii
DAFTAR ISI............................................................................................................ix
DAFTAR TABEL....................................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................xii
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................xiii
BAB I. PENDAHULUAN....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1
1.2 Batasan Masalah ................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................. 3
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................ 3
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 4
2.1 Kajian Teori ......................................................................................... 4
2.1.1 Kajian teori kekuatan tarik ................................................................. 7
2.1.2 Kajian teori ketahanan bakar .............................................................. 9
2.2 Kerangka Berpikir............................................................................... 11
2.3 Hipotesis ............................................................................................. 11
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ............................................................. 12
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................ 12
3.2 Alat dan Bahan Penelitian .................................................................. 12
3.3 Prosedur Pembuatan Spesimen dan Pengujian ................................... 13
3.4 Diagram Alir Penelitian ...................................................................... 17
BAB IV. HASIL DAN ANALISA ........................................................................ 18
4.1 Perbandingan Kandungan Phenolic, Serat Gelas dan Serbuk
Genteng Sokka .................................................................................... 18
commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Kandungan unsur utama serbuk genteng Sokka (Tarigan, 2013) ...... 4
Tabel 4.1. Data perbandingan serat gelas, phenolic, dan serbuk genteng sokka 16
Tabel 4.2. Hasil pengujian ketahanan bakar komposit ….………………...….. 21
Tabel 4.3. Hasil pengujian density komposit dan density teoritis komposit...... 27
commit to user
xi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Hasil SEM serbuk genteng sokka (Tarigan, 2013) ..................... .... 6
Gambar 2.2. Grafik regangan-tegangan (Nash, 1998) ..................................... .... 9
Gambar 2.3. Teori Segitiga Api ...................................................................... .... 10
Gambar 3.1. Sketsa dan ukuran spesimen pengujian tarik ............................. .... 15
Gambar 3.2. Metode uji bakar (ASTM D635) ................................................ .... 15
Gambar 3.3. Alat uji bakar (ASTM D635) ...................................................... .... 16
Gambar 4.1. Kurva pengaruh jumlah laminat serat gelas dengan orientasi
sudut 0-90° dan 45-45º terhadap tegangan tarik komposit ................ .... 19
Gambar 4.2. Mekanisme pembebanan yang diterima komposit ..................... .... 19
Gambar 4.3. Gambar SEM penampang serat gelas patah orientasi 0-90° ....... .... 20
Gambar 4.4. Gambar SEM penampang serat gelas patah orientasi 45-45° ..... .... 21
Gambar 4.5. Kurva pengaruh jumlah laminat serat gelas dengan orientasi
sudut 0-90° dan 45-45º terhadap modulus tarik komposit ................ .... 22
Gambar 4.6. Kurva waktu penyalaan komposit dengan variasi jumlah
laminat serat gelas dan orientasi serat 0-90° dan 45-45º ................... .... 24
Gambar 4.7. Kurva kecepatan bakar komposit dengan variasi jumlah
laminat serat gelas dan orientasi serat 0-90° dan 45-45º ................... .... 24
Gambar 4.8. Kurva density komposit serat gelas, phenolic, dan serbuk
genteng sokka .................................................................................... 28
Gambar 4.9. Struktur makro komposit serat gelas, phenolic, dan serbuk
genteng sokka, pandangan atas dan pandangan samping .................. 29
commit to user
xii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
commit to user
xiii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB I. PENDAHULUAN
3. Distribusi serbuk geomaterial genting sokka dan serat gelas pada material
komposit dianggap seragam dan merata.
4. Distribusi matrix phenolic pada material komposit dianggap merata, dengan
proses pembuatan yang dilakukan bertahap lapis demi lapis.
5. Prosentase serbuk genteng sokka ditentukan sebesar 40% mengacu pada
optimalisasi penelitian dan pengujian sebelumnya.
6. Komposit dengan penambahan serat gelas 15 laminat tanpa serbuk genteng
sokka dikarenakan ketebalan spesimen sudah tercapai.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Formula Konsentrasi
SiO2 54,59%
Al2O3 19,62%
Fe2O3 13,30%
CaO 3,55%
MgO 3,03%
K2O 2,25%
TiO2 1,40%
P2O5 0,69%
SO3 0,37%
Cl 0,35%
Hasil XRF pada Tabel 2.1 memperlihatkan beberapa kandungan utama dari
serbuk genteng sokka. Kandungan yang dominan pada serbuk genteng sokka
commit to user
4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id5
adalah SiO2 dan Al2O3 dengan konsentrasi kandungan 54,59% dan 19,62%. Kedua
kandungan tersebut dapat menghambat adanya perambatan api/flame retardant
(FR) (Wibisono, 1998). Flame retardant merupakan komponen atau kombinasi
komponen yang dapat menghambat nyala bila ditambahkan pada suatu kandungan
sehingga dihasilkan suatu material yang memiliki kemampuan hambat nyala
(Tesoro, 1978).
serbuk
genteng
soka
clay dan serat gelas dicapai pada prosentase clay 2% dengan kenaikan kekuatan
tarik 12,83% dan modulus elastisitas 11,15%. Penambahan clay diatas 2% akan
mengakibatkan hal yang sebaliknya (menurun). Kekuatan impak dan ketangguhan
retak maksimal terjadi pada penambahan clay sebesar 4%. Kekuatan impak akan
naik sebesar 26,19% dan ketangguhan retak naik 14,43%, tetapi penambahan clay
diatas 4% akan berlaku sebaliknya.
(1)
dimana:
F = beban yang diberikan dalam arah tegak lurus terhadap
penampang spesimen (N).
A0 = luas penampang mula-mula spesimen sebelum diberikan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id8
pembebanan (mm2).
σ = engineering stress ( Pa ).
b. Regangan Tarik ( ε ).
Besarnya regangan adalah jumlah pertambahan panjang karena pembebanan
dibandingkan dengan panjang daerah ukur mula-mula (gage length). Nilai
regangan ini adalah regangan proporsional yang didapat dari garis
proporsional pada grafik tegangan–tegangan hasil uji tarik komposit (Surdia
dan Saito, 1985). Regangan dapat dihitung dengan rumus :
(2)
dimana:
ε = engineering strain.
l0 = panjang awal spesimen sebelum diberikan pembebanan (mm).
l1 = panjang akhir spesimen setelah diberikan pembebanan (mm).
ΔL = pertambahan panjang (mm).
c. Modulus Elastisitas.
Besarnya bahan mengalami deformasi atau regangan bergantung kepada
besarnya tegangan. Pada sebagian besar material, tegangan dan regangan
adalah proporsional dengan hubungan (Surdia dan Saito,1986):
(3)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id9
Dari grafik diatas dapat diketahui deformasi elastis hanya terjadi pada daerah
elastis artinya jika beban dilepaskan maka bahan akan kembali ke bentuk semula.
2.1.2 Kajian teori ketahanan bakar
Proses pembakaran akan terganggu apabila salah satu unsur dari segitiga
api mengalami gangguan, jumlahnya berkurang, proses reaksi terhambat oleh
sesuatu, atau bahkan dihilangkan. Hubungan ketiga unsur dalam segitiga api dan
keterangannya ditunjukkan pada Gambar 2.3. Dalam proses pembakaran terjadi
rantai reaksi kimia, proses pertama adalah difusi antara oksigen dengan uap bahan
bakar, dilanjutkan dengan terjadinya penyalaan dan terus dipertahankan sehingga
membentuk reaksi kimia yang berantai berakibat kebakaran yang berkelanjutan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 10
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 11
digilib.uns.ac.id
2.3 Hipotesis
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2. Alat
Beberapa peralatan yang digunakan pada penelitian ini sebagai berikut:
a. Timbangan digital, merk Vibra, maksimal jangkauan 50 kg,
ketelitian 0,001 gram.
b. Oven suhu rendah, merk Modena, 0° - 250°C, ketelitian 1°C.
c. Thermocouple, merk Fluke 51 II, temperatur maksimal 600°C,
ketelitian 0,1°C.
d. Gelas ukur, merk Tristar maksimal volume 500 ml dan ketelitian 5 ml.
e. Stop watch, merk QQ rentang 60 menit, ketelitian 0,01 detik.
f. Gelas plastik penampung dan pengaduk
g. Universal testing machine (UTM), merk Gotech GT 7010 A2,
maksimal beban 10.000 N dengan ketelitian 1 newton.
h. Alat bantu yang lain.
commit to user
12
perpustakaan.uns.ac.id 13
digilib.uns.ac.id
Alat bantu lain yang digunakan, meliputi cutter, gunting, kuas, pisau,
spidol, pemotong kaca, penggaris, lem/perekat, gergaji, kaca, pipet
tetes, suntikan, palu, dan pemberat.
i. Cetakan spesimen
Cetakan spesimen terbuat dari kaca sebagai alas dan pembentuk
rongga yang dibentuk sedemikian rupa sehingga spesimen hasil
cetakan memenuhi standart ASTM D638 (test method for tensile
properties of plastics) dan ASTM D635 (test method for burning of
plastics).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 14
digilib.uns.ac.id
diamati hingga putus. Semua data terkait pengujian yaitu tegangan maksimum dan
regangan dicatat. Data ini dihitung dan dikonversi menghasilkan data kekuatan
tarik komposit yang bersangkutan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 16
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 17
digilib.uns.ac.id
PERSIAPAN
1. Pengadaan bahan penelitian : serbuk genteng sokka (SGS), phenolyc LP 1Q
EX dan bahan pendukung lainnya.
2. Penyiapan peralatan: mesin crushing, alat ayak, timbangan digital, alat cetak,
oven pengering, alat uji tarik (ASTM D638), alat uji bakar (ASTM D635),
alat uji density (ASTM D729).
4.2 Hasil Pengujian Tarik dan Pengujian Bakar Komposit Phenolic, Serat
Gelas, dan Serbuk Genteng Sokka
4.2.1 Pengujian tarik komposit dengan orientasi serat gelas 0-90ºdan 45-45º
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 19
digilib.uns.ac.id
orientasi serat gelas 0-90º dan 45-45º serta jumlah laminat serat gelas 9, 11, 13,
dan 15 laminat ditunjukkan pada Lampiran 1.
250
Tegangan Tarik (MPa)
200
150
100
50
0
9 11 13 15
Jumlah Laminat Serat Gelas
Gambar 4.1 Kurva pengaruh jumlah laminat serat gelas dengan orientasi
sudut 0-90° dan 45-45º terhadap tegangan tarik komposit.
Grafik menunjukkan tegangan tarik pada pengujian komposit dengan
jumlah laminat serat gelas 15 laminat dan orientasi sudut serat 0-90º yaitu sebesar
207,51 MPa. Tegangan tarik sebesar 65,06 MPa didapatkan pada pengujian tarik
komposit dengan jumlah laminat 9 laminat dan orientasi sudut serat gelas 45-45º.
Perbedaan kekuatan tarik yang terjadi terutama disebabkan adanya perbedaan
orientasi sudut serat gelas. Kekuatan tarik komposit dengan orientasi sudut 0-90º
lebih besar dibandingkan komposit dengan orientasi sudut 45-45º.
Beban yang diterima komposit secara keseluruhan akan ditahan oleh
penguat/reinforcement (dalam hal ini serat gelas), sedangkan matrik berfungsi
sebagai pengikat atau mempertahankan posisi penguat agar tetap pada tempatnya.
σx
σ1 σx
σ2 = σx COS 45°
σ1 = σx σx
σ2
Gambar 4.2 Mekanisme pembebanan yang diterima penguat/serat
gelas untuk orientasi sudut 0-90° dan 45-45°.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 20
digilib.uns.ac.id
Komposit dengan orientasi serat gelas 0-90° pada saat mengalami beban
tarik pertambahan panjang serat tidak terlalu besar. Hal ini disebabkan serat gelas
mampu menahan beban secara maksimal pada posisi sejajar/searah dengan
memanjangnya serat atau pada posisi orientasi 0-90°. Ikatan antara resin dengan
serat gelas pada orientasi 0-90° juga baik, terbukti komposit mampu menahan
gaya tarik lebih besar dibanding orientasi 45-45°. Gambar 4.3 memperlihatkan
penampang patahan serat pada saat mengalami beban tarik hingga putus. Gaya
tarikan searah memanjangnya serat menyebabkan serat masih dalam posisinya
(tidak terlepas atau seperti didorong keluar ikatan seperti yang terjadi pada
komposit dengan orientasi 45-45°), sehingga serat gelas dan resin bisa menahan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 21
digilib.uns.ac.id
gaya tarik yang diterima secara bersama. Akibatnya tidak terjadi pertambahan
panjang serat gelas sesuai dengan gambar penampang patah serat.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 22
digilib.uns.ac.id
3.00
2.00
1.00
0.00
9 11 13 15
Jumlah Laminat Serat Gelas
Gambar 4.5 Kurva modulus elastisitas terhadap jumlah laminat serat gelas
Modulus elastisitas didefinisikan sebagai perbandingan antara tegangan
dengan regangan pada suatu bahan tertentu selama gaya yang bekerja tidak
melampaui batas elastisitas bahan tersebut. Gambar 4.5 menunjukkan besarnya
modulus elastisitas komposit berbanding dengan jumlah laminat serat gelas yang
digunakan. Hasil pengujian komposit phenolic, serat gelas, dan serbuk genteng
sokka menunjukkan bahwa modulus elastisitas komposit bertambah sebanding
dengan bertambahnya jumlah laminat serat gelas untuk orientasi serat 0-90°.Hal
ini tidak terjadi pada orientasi serat gelas 45-45º dikarenakan serat gelas termasuk
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 23
digilib.uns.ac.id
jenis serat bi-directional. Kekuatan lentur serat akan bertambah pada orientasi 45-
45°, berarti pertambahan panjang serat yang terjadi lebih besar.
Modulus elastisitas bahan adalah tegangan berbanding dengan regangan
material. Serat gelas dengan orientasi 45-45° memiliki kelenturan/pertambahan
panjang yang lebih besar dibandingkan orientasi 0-90°, akibatnya dengan semakin
besar regangan yang terjadi maka modulus elastisitas bahan akan semakin
menurun. Jadi modulus elastisitas komposit dengan orientasi serat gelas 45-45°
cenderung turun sebanding dengan naiknya jumlah laminat serat.
Rathnakar, dkk, (2013) meneliti pengaruh orientasi serat pada kekuatan
lentur komposit serat gelas yang diperkuat epoxy. Specimen dibuat dengan
metode hand lay-up dengan teknik ruang vakum. Hasil pengujian menyatakan
bahwa orientasi serat gelas memainkan peranan yang penting dalam penentuan
kekuatan lentur dan ketahanan menahan beban. Laminasi dengan orientasi serat
45-45° menunjukkan kekuatan lentur yang lebih besar dibandingkan orientasi 0-
90° untuk serat dan jumlah laminat yang sama. Komposit dengan orientasi serat 0-
90° mampu menahan beban lebih dibandingkan orientasi serat 45-45°.
4.2.2 Pengujian ketahanan bakar komposit phenolic, serat gelas, dan serbuk
genteng sokka
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 24
digilib.uns.ac.id
25
20
15
10
0
9 11 13 15
Jumlah Laminat Serat Gelas
0.35
0.3
0.25
0.2
0.15
0.1
0.05
0
9 11 13 15
Jumlah Laminat Serat Gelas
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 25
digilib.uns.ac.id
Pengujian density komposit serat gelas, phenolic, dan serbuk genteng sokka
dilakukan untuk mengetahui perbedaan density komposit hasil pengujian dengan
density komposit secara teoritis. Pembuatan spesimen dengan metode hand lay-up
memungkinkan terjadinya void atau rongga udara di dalam komposit. Perbedaan
density yang relatif kecil masih bisa diterima. Tabel 4.1 menunjukkan besarnya
density komposit hasil pengujian dengan density teoritis perhitungan berdasar
komponen penyusun komposit. Perincian lengkap pada Lampiran 4.2.
Tabel 4.3 Hasil pengujian density komposit dan density teoritis komposit.
Data pada Tabel 4.3 menunjukkan besarnya density komposit serat gelas,
phenolic, dan serbuk genteng sokka secara teoritis relatif lebih besar dibandingkan
dengan besarnya density komposit hasil pengujian berdasar standar ASTM D792.
Perbedaan yang relatif kecil ini membuktikan bahwa komposit atau spesimen hasil
pembuatan dengan metode handlay-up mengandung void/rongga udara. Beberapa
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 28
digilib.uns.ac.id
Gambar 4.8 Kurva density komposit serat gelas, phenolic, serbuk genteng sokka
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 29
digilib.uns.ac.id
dengan 15 laminat tidak ada serbuk yang mengisi rongga udara tersebut.
Pandangan Atas Pandangan Samping
9 Laminat
11 Laminat
13 Laminat
15 Laminat
Gambar 4.9 Struktur makro komposit serat gelas, phenolic, dan serbuk genteng
sokka, pandangan atas dan pandangan samping.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Berdasarkan proses dan hasil penelitian terkait penambahan serat gelas pada
komposit geomaterial perlu ada beberapa tindak lanjut yaitu:
1. Pembuatan spesimen pengujian tarik komposit perlu diperhatikan faktor
penyebab kegagalan, misalnya: void, parallelism ketebalan, dan ujung yang
tidak radius.
2. Perlu diperhatikan beberapa hal yang bisa mengganggu proses pengujian
ketahanan bakar komposit, yaitu: hembusan angin dalam ruangan,
kestabilan nyala api, dan penyetelan sudut pembakaran.
3. Bahan phenolic tidak boleh disimpan terlalu lama (maksimal berkisar 6-9
bulan) karena bisa merusak struktur dan sifat kimianya.
commit to user
30
perpustakaan.uns.ac.id 31
digilib.uns.ac.id
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1998, ASTM D 635-98 standards, Standard Test Method for Rate of
Burning and/or Extent and Time of Burning of Plastics in a Horizontal
Position, New York.
Anonim, 1997, ASTM D 638-97 Standards,. Standard Test Method for Tensile
Properties of Plastics, New York.
Anonim, 2002, Technical Data Sheet, YUKALAC LP 1Q EX, PT. Justus Kimia
Raya, Semarang.
Emmy, D.S., Nasmi, H.S., Yudhiyadi, IGNK., dan Topan. (2012). Pengaruh
Panjang Serat dan Fraksi Volume Terhadap Kekuatan Impact dan Bending
Material Komposit Polyester-Fiber Glass dan Polyester-Pandan Wangi.
Dinamika Tek. Mesin, 2 (1).
Hung, T.D., Lauda. P., Croisova. D., Oleg B., and Thang. N. (2010). New
Generation of Geopolimer Composite for Fire Resistance. Nha Trang
University, Faculty of Mechanical
commitEngineering.
to user
perpustakaan.uns.ac.id 32
digilib.uns.ac.id
Khandan, R., Noroozi, S., Sewell, P., Vinney, J., and Koohgilani, M. (2012).
Optimum Design of Fibre Orientation in Composite Laminate Plates for
Out-Plane Stresses. Hindawi Publishing Corp Advances in Materials
Science and Engineering, Volume 2012, Article ID 232847, pages 11.
Putra, R.G., dan Triharjanto, R.H. (2010). Analisis Tegangan pada Tabung
Komposit Serat Gelas untuk Motor Roket Berdiameter 200 mm dengan
Metode Single Layer Laminated Element. Peneliti Teknologi Dirgantara
Lapan.
Rathnakar, G., Shivanand, H.K. (2013). Fibre Orientation and Its Influence on the
Flexural Strength of Glass Fibre and Graphite Fibre Reinforced Polymer
Composites. International Journal of Innovative Research in Science,
Engineering and Technology Vol.2.
Schlichting, L.H., Caldeira, A., Mauro, A., Vieira, Luiz CC., Barra, Guilherme
MdO., and Magne, Pascal. (2010). Composite Resin Reinforced with Pre-
Tensioned Glass Fibers. Elsevier, International Journal Dental Materials 26,
118-125.
Sudhakara, P., Kannan, P., Obireddy, K., and Rajulu, A.V. (2011).
Organophosphorus and DGEBA Resins Containing Clay Nanocomposites:
Flame Retardant, Thermal, and Mechanical Properties, J. Mater Science
46, 2778 – 2788.
Sudarisman, San Miguel, B., Davies, IJ.(2009). The Effect of Partial Substitution
of E-Glass Fibre for Carbon Fibre on the Mechanical Properties of CFRP
Composites. In: Proceedings of the international conference on materials
and metallurgical technology. (ICOMMET 2009): P. 125-8.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 33
digilib.uns.ac.id
Tarigan, R.A.P. (2013). Pengaruh Fraksi Berat dan Ukuran Serbuk Genteng
Sokka Terhadap Ketahanan Bakar Komposit Geopolimer. Universitas
Sebelas Maret, Surakarta.
Thomason, JL., Vlug, MA., Schipper, G., and Krikort, HGLT. (1996). Influence
of Fiber Length and Concentration on the Properties of Glass Fibre
Reinforced Polypropylene: part 3. Strength and Strain at Failure
Composites Part A, 27A: 1075-1084.
Thomson, C.M., Smith, Jr., Connell, J.W., Hergenrother, P.W.,; Flame Retardant
Epoxy Resin. NASA Research Centre.
Zhang, J., Chaisombat, K., He, S., Wang, C.H. (2012). Hybrid Composite
Laminates Reinforced with Glass/Carbon Woven Fabrics for Lightweight
Load Bearing Structures. Mater ; 36:75-80.
commit to user
Lampiran 1: Hasil Pengujian Tarik Komposit Serbuk Genteng Sokka, Phenolic, Serat Gelas dengan Orientasi Serat Gelas 0-90°
Tegangan
Dimensi Modulus Tarik
P Rata2 P Tarik Reg
Variasi L L Reg Reg
Kode max P max max Reg Rata2
Laminat Tebal Lebar L Luas (mm) (mm) Rata2 Rata2 Rata2 (%)
(N) (N) (kg) (Mpa) (Mpa) (%)
(mm) (mm) (mm) (mm²) (Mpa) (Mpa)
9 A 3.15 13.40 165 42.21 5476 558.21 57 2.394 0.042 129.73 3088.86 4.20
B 2.90 13.00 165 37.70 3150 321.10 57 2.166 0.038 83.55 2198.80 3.80
C 2.85 13.20 165 37.62 3291 4158.80 335.47 57 2.166 0.038 0.038 87.48 103.89 2302.11 2763.57 3.80 3.78
D 3.00 13.30 165 39.90 4183 426.40 57 1.767 0.031 104.84 3381.84 3.10
E 3.10 13.30 165 41.23 4694 478.49 57 2.280 0.040 113.85 2846.23 4.00
11 A 3.15 13.40 165 42.21 6820 695.21 57 2.39 0.042 161.57 3846.98 4.20
B 3.25 13.60 165 44.20 7386 752.91 57 3.31 0.058 167.10 2881.10 5.80
C 3.20 13.40 165 42.88 6229 6524.20 634.96 57 2.79 0.049 0.049 145.27 151.55 2964.61 3145.58 4.90 4.86
D 3.15 13.40 165 42.21 5323 542.61 57 2.39 0.042 126.11 3002.56 4.20
E 3.20 13.60 165 43.52 6863 699.59 57 2.96 0.052 157.70 3032.65 5.20
13 A 3.00 13.25 165 39.75 6280 640.16 57 2.96 0.052 157.99 3038.22 5.20
B 2.90 13.15 165 38.14 6230 635.07 57 2.57 0.045 163.37 3630.38 4.50
C 3.05 13.30 165 40.57 7460 6714.00 760.45 57 3.42 0.060 0.052 183.90 170.17 3065.04 3278.77 6.00 5.22
D 3.00 13.25 165 39.75 6980 711.52 57 2.85 0.050 175.60 3511.95 5.00
E 2.95 13.20 165 38.94 6620 674.82 57 3.08 0.054 170.01 3148.24 5.40
15 A 3.10 13.20 165 40.92 9630 981.65 57 3.71 0.065 235.34 3620.57 6.50
B 2.95 13.05 165 38.50 7290 743.12 57 3.02 0.053 189.36 3572.89 5.30
( tanpa C 2.90 13.00 165 37.70 7280 8256.00 742.10 57 3.36 0.059 0.061 193.10 207.51 3272.94 3394.56 5.90 6.12
MMt ) D 3.10 13.25 165 41.08 9120 929.66 57 3.88 0.068 222.03 3265.19 6.80
E 3.05 13.20 165 40.26 7960 811.42 57 3.48 0.061 197.71 3241.23 6.10
49
50
Lampiran 2: Hasil Pengujian Tarik Komposit Serbuk Genteng Sokka, Phenolic, Serat Gelas dengan Orientasi Serat Gelas 45-45°
Tegangan
Dimensi Modulus Tarik
P Rata2 P Tarik Reg
Variasi L L Reg Reg
Kode max P max max Reg Rata2
Laminat Tebal Lebar L Luas (mm) (mm) Rata2 Rata2 Rata2 (%)
(N) (N) (kg) (Mpa) (Mpa) (%)
(mm) (mm) (mm) (mm²) (Mpa) (Mpa)
9 A 3.10 13.20 165 40.92 2984 304.18 57 2.835 0.050 72.92 1466.17 4.97
B 3.00 13.10 165 39.30 2550 259.94 57 2.127 0.037 64.89 1738.82 3.73
C 2.90 13.10 165 37.99 1998 2602.20 203.67 57 2.851 0.050 0.045 52.59 65.06 1051.49 1476.77 5.00 4.45
D 2.95 13.30 165 39.24 2168 221.00 57 2.260 0.040 55.26 1393.64 3.96
E 3.15 13.20 165 41.58 3311 337.51 57 2.618 0.046 79.63 1733.72 4.59
11 A 3.15 13.30 165 41.90 3666 373.70 57 3.371 0.059 87.50 1479.61 5.91
B 3.20 13.40 165 42.88 3334 339.86 57 4.442 0.078 77.75 997.72 7.79
C 3.15 13.20 165 41.58 3234 3379.60 329.66 57 3.575 0.063 0.069 77.78 80.30 1240.09 1182.09 6.27 6.87
D 3.25 13.30 165 43.23 2838 289.30 57 3.658 0.064 65.66 1023.08 6.42
E 3.10 13.30 165 41.23 3826 390.01 57 4.521 0.079 92.80 1169.96 7.93
13 A 3.10 13.15 165 40.77 3416 348.22 57 4.172 0.073 83.80 1144.88 7.32
B 2.90 13.20 165 38.28 3268 333.13 57 3.267 0.057 85.37 1489.48 5.73
C 3.10 13.15 165 40.77 3864 3588.40 393.88 57 4.421 0.078 0.068 94.79 88.86 1222.09 1316.26 7.76 6.81
D 3.05 13.30 165 40.57 3652 372.27 57 3.832 0.067 90.03 1339.15 6.72
E 3.15 13.15 165 41.42 3742 381.45 57 3.716 0.065 90.34 1385.69 6.52
15 A 3.15 13.15 165 41.42 3968 404.49 57 5.132 0.090 95.79 1063.96 9.00
B 3.00 13.00 165 39.00 3870 394.50 57 3.871 0.068 99.23 1461.16 6.79
( tanpa C 2.95 13.05 165 38.50 4128 4064.80 420.80 57 4.472 0.078 0.083 107.23 101.12 1366.72 1239.34 7.85 8.27
MMt ) D 41.58 4276 435.88 0.093 102.84 1100.18
3.15 13.20 165 57 5.328 9.35
E 3.10 13.10 165 40.61 4082 416.11 57 4.756 0.083 100.52 1204.68 8.34
perpustakaan.uns.ac.id 49
digilib.uns.ac.id
T Kecepatan
Tebal Lebar T Nyala
No Laminat Kode Perambatan Bakar
(mm) (mm) (s)
L=75mm (s) (mm/s)
1 9 A 3.10 13.10 9.62 205.62 0,365
2 B 3.00 13.05 9.46 208.16 0,360
3 C 3.05 13.10 9.54 217.22 0,345
4 D 3.10 13.00 9.12 202.35 0,371
5 E 3.10 13.10 9.46 218.75 0,343
Rata rata 3,07 13,07 9,44 210,42 0,357
6 11 A 3.00 13.10 14.25 292.03 0,257
7 B 3.05 13.00 15.08 271.62 0,276
8 C 2.90 13.15 14.58 265.50 0,283
9 D 3.00 13.10 14.66 266.28 0,282
10 E 3.10 13.10 14.67 284.32 0,264
Rata rata 3,01 13,09 14,65 275,95 0,272
11 13 A 3.10 13.10 18.02 322.62 0,232
12 B 3.05 13.10 17.68 336.22 0,223
13 C 3.05 13.00 16.98 316.20 0,237
14 D 3.10 13.05 18.16 338.18 0,222
15 E 3.00 13.10 17.26 309.58 0,242
Rata rata 3,06 13,07 17,62 324,56 0,231
16 15 A 3.10 13.10 6.82 318.20 0,236
17 B 3.00 13.10 7.28 310.34 0,242
18 C 2.95 13.15 7.52 312.28 0,240
19 D 3.05 13.05 6.78 320.46 0,234
20 E 3.10 12.90 7.42 332.15 0,225
Rata rata 3,04 13,06 7,16 318,69 0,235
Keterangan:
Sampel tiap pengujian = 5 buah.
Selisih tertinggi T penyalaan = 1,18 s.
Selisih tertinggi T perambatan = 28,60 s.
Selisih tertinggi kecepatan bakar = 0,028 s.
Prosentase kesalahan tertinggi = 8,81%.
Rerata Standard deviasi: T nyala = 0,332.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 50
digilib.uns.ac.id
T Kecepatan
Tebal Lebar T Nyala
No Laminat Kode Perambatan Bakar
(mm) (mm) (s)
L=75mm (s) (mm/s)
1 9 A 3.05 13.05 9.04 220.16 0,341
2 B 3.10 13.00 8.68 199.85 0,375
3 C 3.10 13.00 8.82 214.14 0,350
4 D 3.00 13.10 8.94 209.12 0,359
5 E 3.05 13.10 9.16 219.18 0,342
Rata rata 3,06 13,05 8,93 212,29 0,353
6 11 A 3.10 13.10 13.68 302.14 0,248
7 B 3.10 13.10 13.96 313.28 0,239
8 C 3.05 13.05 14.06 296.30 0,253
9 D 3.00 13.10 14.42 292.56 0,256
10 E 3.10 13.00 14.12 301.24 0,249
Rata rata 3,07 13,07 14,05 301,10 0,249
11 13 A 3.05 13.00 17.72 338.12 0,222
12 B 3.00 13.10 18.02 342.14 0,219
13 C 3.10 13.05 17.46 335.24 0,224
14 D 3.10 13.00 16.68 328.16 0,229
15 E 3.05 13.10 17.08 317.82 0,236
Rata rata 3,06 13,05 17,39 332,30 0,226
16 15 A 3.10 13.00 6.92 294.18 0,255
17 B 3.05 13.10 7.74 308.32 0,243
18 C 3.00 13.10 7.64 290.12 0,259
19 D 3.10 13.05 7.46 312.16 0,240
20 E 3.05 13.00 7.02 310.24 0,242
Rata rata 3,06 13,05 7,36 303,00 0,248
Keterangan:
Sampel tiap pengujian = 5 buah.
Selisih tertinggi T penyalaan = 1,34 s.
Selisih tertinggi T perambatan = 24,32 s.
Selisih tertinggi kecepatan bakar = 0,034 s.
Prosentase kesalahan tertinggi = 7,32%.
Rerata Standard deviasi: T nyala = 0,337.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 51
digilib.uns.ac.id
Keterangan:
Massa jenis serbuk genteng sokka = 2,45 g/cm³.
Massa jenis serat gelas (E-glass) = 2,56 g/cm³.
Massa jenis phenolic = 1,12 g/cm³.
Rumus perhitungan massa jenis komposit sesuai standar ASTM D792.
D = ( a / (a-b) ) x 997,6 (kg/m³).
a = massa spesimen di udara (g)
b = massa spesimen dalam air (g).
Contoh perhitungan density teoritis berdasar fraksi volume komposit 9 laminat:
= (60% x 1,12) + (21,60/90 x 2,56) + (14,4/90 x 2,45) g/cm³ = 1,678 g/cm³.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 52
digilib.uns.ac.id
Gambar 6.1 Hasil Uji Tarik Komposit Serat Gelas 9 Laminate Orientasi 0-90°
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 53
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 54
digilib.uns.ac.id
Gambar 6.2 Hasil Uji Tarik Komposit Serat Gelas 11 Laminate Orientasi 0-90°
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 55
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 56
digilib.uns.ac.id
Gambar 6.3 Hasil Uji Tarik Komposit Serat Gelas 13 Laminate Orientasi 0-90°
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 57
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 58
digilib.uns.ac.id
Gambar 6.4 Hasil Uji Tarik Komposit Serat Gelas 15 Laminate Orientasi 0-90°
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 59
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 60
digilib.uns.ac.id
commit to user