TUGAS AKHIR
Oleh,
MARGARETHA TAMARA TIARA LOPO
NIM : 1406090002
JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS SAINS DAN
TEKNIK UNIVERSITAS NUSA
CENDANA KUPANG
2020
MOTTO
Aku tahu,bahwa Engkau sanggup melakukan
Orangtua tercinta :
Adik Mitha, Olivia, Gisel, Gio, Gesya, Marvin, Galang terima kasih
menghampiri.
kalian semua.
i
ABSTRAK
Kata kunci: Pusat Kerajinan Tangan, Metafora Tangibel, Tangan dan Tempat Sirih
ii
ABSTRACT
Keywords : Handicraft Center, Tangible Metaphor, Hand and The Sihn Place
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus, karena
atas berkat, penyertaan-Nya dan bimbingan-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul "Perancangan Pusat Kerajinan
Tangan Kabupaten Timor Tengah Selatan" ini dengan baik.
Tugas Akhir ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Arsitektur pada Fakultas Sains dan Teknik Universitas Nusa Cendana
Kupang.
Saya menyadari bahwa dalam penyusunan Tugas Akhir ini banyak
hambatan serta rintangan yang saya hadapi namun atas tuntunan Tuhan yang
Maha Esa serta bimbingan , bantuan dan dukungan dari berbagai pihak yang
senantiasa membantu saya menyelesaikan Tugas Akhir ini. Untuk itu, dengan
segenap hati saya mempersembahkan Tugas Akhir ini dengan ucapan terima kasih
kepada :
1. Bapak Aplimon Jerobisonif, ST., M.Sc, selaku Ketua Jurusan Arsitektur dan
juga sebagai Dosen Pembimbing I, yang banyak membantu dalam perkuliahan
dan meluangkan waktu untuk membimbing dan memberi masukan dalam
penulisan ini.
2. Bapak Ariency K. A. Manu, ST., MT, sebagai Dosen Pembimbing II, yang
telah meluangkan waktu untuk membimbing dan memberi masukan dalam
penulisan ini.
3. Bapak, Ibu Dosen Jurusan Arsitektur yang sudah mengajari penulis dari awal
masuk kuliah hingga dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.
4. Kedua orangtua, Ayah tercinta Yohanes N. Lopo dan Ibu tersayang Tresia
Asnat Wattimury, yang dengan setulus hati mencurahkan segenap cinta dan
pengertian, perhatian dalam bentuk moril dan materil. Semoga Tuhan yang
Maha Esa selalu dan senantiasa menjaga dan melindungi ayah dan ibu atas
kebaikan yang telah diberikan.
5. Kakak Bobby Wattimury, Marina Lopo, Wilson Lopo, Adik Yermi Lopo,
Heni Lopo dan Keluarga besar, terima kasih untuk kasih sayang, doa dan
dukungan selama ini.
6. Sahabat-sahabat seperjuangan Anker 14, Terima kasih untuk kebersamaan,
dukungan, bantuan, waktu dan motivasi selama ini. Sukses selalu.
7. Untuk yang selalu mencintai,menyayangi dan mendoakan saya,Terima Kasih.
Saya menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun sangat
diharapkan demi kesempurnaan tulisan ini. Semoga Tugas Akhir ini bisa
memberikan manfaat khususnya dalam bidang Arsitektur.
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR
PERSEMBAHAN..................................
ABSTRAK..............................................
ABSTRACT..............................................
KATA PENGANTAR...........................
DAFTAR ISI...........................................
DAFTAR TABEL...................................
DAFTAR GAMBAR..............................
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang...............................
1.2. Permasalahan..................................
1.2.1. Identifikasi
Masalah.............................
1.2.2. Rumusan
Masalah.............................
1.3. Tujuan dan Sasaran........................
1.3.1. Tujuan................................
1.3.2. Sasaran..............................
1.4. Batasan Masalah.............................
1.5. Manfaat..........................................
1.6. Keluaran.........................................
1.7. Metodelogi
Perancangan...................................
1.7.1. Jenis dan
sumber data........................
1.7.2. Teknik
pengumpulan
data.....................................
1.7.3. Teknik
Analisa Data
............................................
1.8. Kerangka Pikir...............................
1.9. Sistematika
Penulisan........................................
vi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Judul 9
2.1.1 Pengertian Perancangan 9
2.1.2 Pengertian Pusat 9
2.1.3 Kerajinan tangan 9
vii
2.2. Tinjauan Terhadap Kerajinan Tangan.............................................................10
2.2.1. Pengertian Kerajinan Tangan..............................................................10
2.2.2. Kerajinan Tangan di Kabupaten Timor Tengah Selatan.....................11
2.3. Tinjauan Terhadap Tujuan..............................................................................23
2.3.1 Pengertian Produksi..............................................................................23
2.3.2 Pengertian Promosi...............................................................................23
2.3.3 Pengertian Pemasaran...........................................................................24
2.3.4 Pengertian Edukasi................................................................................24
2.4. Tinjauan Fungsi Sejenis..................................................................................25
2.4.1. Singapore handicraft center.................................................................25
2.4.2. Baan Khao Thao,Thailand...................................................................27
2.4.3. Pusat Kerajinan Tegallalang,Bali.........................................................28
2.4.4. Kompleks Kraft Kuala Lumpur...........................................................29
2.4.5. Pusat Kerajinan Dekranasda,Bogor.....................................................30
2.4.6. Kesimpulan Fungsi Sejenis..................................................................31
2.5. Tinjauan Pendekatan.......................................................................................33
2.5.1. Bank Sudan of Southern Sudan...........................................................34
2.5.2. Lotus Tample......................................................................................35
2.5.3. Perpustakaan Riau...............................................................................36
2.5.4. Kesimpulan studi kasus pendekatan....................................................37
1
Perancangan Pusat Kerajinan Timor Tengah Selatan mengambil
pendekatan Metafora. Metafora arsitektur merupakan gaya arsitektur yang
mengambil bentuk dari kiasan atau perumpamaan dari sesuatu. Tipe Metafora
yang digunakan dalam perancangan yaitu metafora Konkrit (Tangible
methaphors). Metafora Konkret merupakan Metafora yang berangkat dari hal-hal
visual serta karakter tertentu dari sebuah benda.
Tangan dan Tempat sirih merupakan objek utama yang diandaikan untuk
menjadi objek desain utama bangunan pusat kerajinan tangan. Pemilihan objek ini
disesuaikan dengan fungsi bangunan. Tangan mewakili fungsi bangunan yaitu
pusat kerajinan tangan yang artinya semua hasil kerajinan tangan di buat oleh
kreatifitas tangan pengrajin. Sedangkan Okomama/Tempat sirih merupakan salah
satu hasil kerajinan tangan yang cukup terkenal yang sering difungsikan oleh
semua masyarakat Timor Tengah Selatan.
1.2. Permasalahan
1.2.1. Identifikasi Masalah
Kerajinan tangan yang dihasilkan oleh masyarakat TTS merupakan salah
satu usaha untuk melestarikan nilai-nilai seni dan budaya, meningkat
perekonomian. Usaha tersebut belum efektif karena tidak adanya wadah sehingga
masyarakat pengrajin masih bernaung dalam kerajinan rumah tangga/homecraft
dengan keterbatasan modal,fasilitas kerja,dan lokasi masyarakat pengrajin
terpencar sehingga kurang efisien jika konsumen ingin lebih mengenal dan
mendapatkan hasil kerajinan secara cepat dan tepat.
1.2.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian identifikasi masalah diatas, maka dapat dirumuskan
dalam rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana merancang sebuah pusat kerajinan tangan yang dapat
mewadahi kegiatan produksi, promosi, pemasaran dan edukasi di
Kabupaten Timor Tengah Selatan ?
2. Bagaimana menentukan lokasi untuk perancangan pusat kerajinan tangan
Timor Tengah Selatan ?
3. Bagaimana merancang pusat kerajinan tangan Tengah Selatan dengan
pendekatan Metafora arsitektur
1.3. Tujuan dan Sasaran
1.3.1. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai yaitu :
1. Merancang bangunan pusat kerajinan tangan yang dapat mewadahi
kegiatan produksi, promosi, pemasaran dan edukasi.
2. Mendapatkan lokasi yang tepat dari setiap kriteria yang didapatkan dari
studi kasus untuk perancangan pusat kerajinan tangan Timor Tengah
Selatan.
3. Merancang pusat kerajinan tangan dengan pendekatan Metafora Konkrit/
Tangible methaphors.
1.3.2. Sasaran
Sasaran yang hendak dicapai yaitu :
1. Merancang bangunan pusat kerajinan tangan yang dilengkapi dengan
fasilitas utama dan penunjang seperti tempat produksi, tempat apresiasi
hasil karya, tempat pemasaran, edukasi, kantor pengelola dan lain
sebagainya.
2. Penentuan lokasi perancangan pusat kerajinan tangan terletak di Ibukota
kabupaten Timor Tengah Selatan. Lokasi terpilih ditunjang dengan
kelengkapan infrastrusktur kota yang menunjang sistem operasional dalam
bangunan seperti air bersih dan listrik.
3. Merancang pusat kerajinan tangan dengan mengambil bentukan dari objek
yang berhubungan dengan fungsi bangunan sehingga dijadikan objek
utama dalam perancangan.
1.5. Manfaat
Secara objektif, penulisan ini diharapkan dapat menjadi tambahan ilmu
dalam bidang arsitektur serta dapat menjadi kajian bagi pihak pemerintah maupun
swasta untuk perancangan sebuah pusat kerajinan tangan Timor Tengah Selatan.
Secara subyektif, penulisan ini diharapkan dapat memberi pengalaman dan
memperluas wawasan ilmu arsitektur bagi penulis serta dapat memenuhi
persyaratan pra tugas akhir di Jurusan Arsitektur Universitas Nusa Cendana.
1.6. Keluaran
Adapun hasil dari tulisan ini adalah konsep perancangan pusat kerajinan
tangan dengan pendekatan Arsitektur Metafora Tangibel
Analisa Kuantitatif
Fasilitas Utama
Lokasi Perancangan
Fasilitas pendukung
Fasilitas Penunjang
KONSEP DASAR
aitan dengan kerajinan tangan dalam aspek produksi untuk edukasi, promosi maupun pemasaran dalam upaya melestarikan budaya, mengembangkan dan mewada
PERANCANGAN
Perancangan Pusat Kerajinan Tangan Timor Tengah Selatan sebagai sarana produksi, promosi dan pemasaran
DATA TEORI
Datasekunder
Studi kasus fungsi sejenis (Observasi,studi
(Studi literature) : literature,wawan
DataPrimer (Observasi)
cara ) : : Metafora
Singapore handicraftPeta RTRW Kab. TTS
center Letak geografis dan admistratif
Pusat kerajinan tangan : Produksi, Promosi, edukasi, pemasara
Baan Khao Tao, PusatPeta citra satelit
Kerajinan Tangan Thailand Tapak
Pusat kerajinan tanganPeta topografi
Tegallalang,Bali Topografi
Kompleks Kraft KualaJurnal
Lumpur Keadaan tanah
Kerajinan
Pusat Kerajinan Dekranasda, tangan.
Bogor Klimatologi Prinsip-prinsip Metafora
Vegetasi
Utilitas
Analisa Deskriptif
Alternatif Lokasi :
Kelurahan karangsirih (Bagiantimur kantor bupati TTS)
Kelurahan Taubneno (Lokasi Kantor bupati TTS lama)
Makna dan wujud objek yang diandaikan
Penentuan jenis metafora
Kriteria lokasi Penerapan prinsip Metafora pada perancangan
Analisa scoring
7
1.9. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika pembahasan pada laporan ini terbagi atas beberapa
bagian, yaitu:
Bab I. Pendahuluan
Meliputi latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan sasaran, manfaat,
batasan masalah, keluaran yang dihasilkan,metodelogi perancangan, kerangka
berpikir dan sistematika penulisan.
Bab II. Tinjauan Pustaka
Menguraikan tentang judul dan kepustakaan tentang objek perancangan yaitu
Pusat Kerajinan Tangan.
Bab III. Gambaran Umum Objek Perancangan
Menjelaskan tentang objek perancangan secara umum
Bab IV. Analisis Perancangan
Berisi tentang analisa tapak dan programming ruang.
Bab V. Konsep Perancangan
Berisi tentang kesimpulan hasil analisa perancangan
Bab VI. Hasil Perancangan
Berisi tentang gambar hasil perancangan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
9. Benang dijemur
Kaif Panbuat
Tais Kaimnutu
Kaif Mnutu
Buna Panbuat dipadukan
dengan Futus
Buan Panbuat
Lotis Atoni
Buna Teke
Lotis Bebnisi
Lotis Mnutu
Futus Kaimnaek
Bun’Atoni
Buna Naba
Buna Manu
Buna Atoni
Kaif Tenu
Futus Besimnasi
Pauf Kabiti
Pauf Naek
Lulat
Pauf Asnonif
Pauf Kolo
Lulsial
Asnobif
Pauf Afkun
Pauf Besimnasi
Pauf Solo
2. Tampah
3. Dompet
4. Lidi
5. Kotak tisu
6. Kipas
7. Tudung saji
8. Tempat sirih
9. Tas
10. Tikar
11. Tirai
3. Kerajinan bahan bekas
Kerajinan tangan dari bahan bekas dan alam merupakan usaha
untuk menghasilkan barang yang dilakukan secara manual menggunakan
bahan- bahan yang diperoleh dari alam ataupun barang yang sudah tak
terpakai lagi. Contoh bahan dari barang bekas yang dipakai yaitu botol
minum (Plastik dan Kaca), Bungkusan minuman,tempurung kelapa,akar
pohon,ranting pohon dan koran bekas.
Tabel 2.5 Hasil Kerajinan bahan bekas dan alam
No Nama Gambar
1. Tas dari bungkusan
minuman
6. Celengan
4. Kerajinan tangan tanah liat
Tanah liat merupakan bahan alam yang dapat dengan mudah
ditemui disekitar lingkungan kita. Kerajinan ini banyak dibuat untuk
digunakan sebagai peralatan rumah tangga dengan ragam manfaat yang
dibentuk oleh tangan manusia dengan bantuan alat pemutar atau perbot.
Tabel 2.6 Hasil Kerajinan tangan tanah liat
No Nama Gambar
1. Kendi
2. Periuk
3. Guci
4. Pot bunga
5. Asbak rokok
2.3. Tinjauan Terhadap Tujuan
Merancang pusat kerajinan tangan Kabupaten Timor Tengah Selatan
sebagai sarana produksi, promosi, pemasaran dan edukasi.
2.3.1. Pengertian Produksi
Secara umum, kegiatan produksi merupakan suatu kegiatan yang
berhubungan dengan pembuatan barang, jasa, atau kombinasinya, melalui proses
transformasi dari masukan sumber daya produksi menjadi keluaran yang
diinginkan (Herjanto, 2003: 3). Produksi bertujuan untuk memenuhi kebutuhan
manusia dalam mencapai kemakmuran. Kemakmuran dapat tercapai jika tersedia
barang dan jasa dalam jumlah yang mencukupi. Orang atau badan yang
melakukan kegiatan produksi disebut dengan produsen. Berdasarkan pengertian
tersebut maka produksi mengandung dua hal pokok, yaitu : Menciptakan nilai
guna dan menambah nilai guna.
Produksi pada pusat kerajinan tangan ini sifatnya makro dalam artian
bahwa produksi akan di lakukan dalam jumlah yang banyak dan terus menerus
dengan memanfaatkan potensi daerah sehingga persediaan barang selalu ada.
Produksi pada tempat tinggal pengrajin juga tetap diadakan dan hasilnya akan
disortir, dipamerkan dan dijual di pusat kerajinan tangan.
Edukasi yang diadakan pada pusat kerajinan yaitu tersedianya kelas sesuai
dengan kerajinan yang diinginkan sehingga terjadi proses belajar dan mengajar
antara pengrajin dan pengunjung. Sebelum mengikuti edukasi, terlebih dahulu
pengunjung akan diarahkan untuk membeli bahan baku pembuatan kerajinan
sehingga hasil yang diperoleh dapat langsung di pamerkan di galeri edukasi untuk
dilihat dan dibeli oleh pengunjung lainnya.
2.4. Tinjauan Terhadap Fungsi Sejenis
2.4.1. Singapore Handicraft Centre
Baan Khao Tao didirikan ditanah seluas 4046 meter2, tempat ini terdiri dari
dua area utama, yaitu area workshop dan toko. Di ruang workshop, pengunjung
dapat melihat kain tenun khas Thailand dibuat.
Pusat kerajinan tangan ini memiliki showroom yang dikelolah oleh bidang
promosi. Selain kegiatan administratif showroom, pengelolah juga bertugas untuk
menerima barang-barang kerajinan yang disampaikan oleh para pengrajin di Kota
Bogor untuk dipromosikan sekaligus dipasarkan kepada para pengunjung
showroom.
Pusat Kerajinan tangan ini sudah 30 tahun berdiri. Hasil kerajinan tangan
yang ada dipusat Dekranasda Kota Bogor ini murni hasil kerajinan warga bogor.
Selain sebagai Pusat Informasi dan Promosi Pusat Kerajinan Kota Bogor
merupakan Pusat produksi bagi para pengrajin Kota Bogor dalam melakukan
berbagai aktivitas dan sinergitas dalam usaha pengembangan kerajinan Kota
Bogor.
Bentuk kerucut dan tekstur berbentuk garis diambil dari bentuk atap dan
susunan penutup atap rumah tradisional penduduk asli Afrika atau suku Negro.
Selain itu pada sisi luar bangunan juga dikelilingi oleh kolam yang merupakan
simbol yang mewakili sungai Nil yaitu sungai yang menciptakan peradaban di
Afrika.
2.5.2 Lotus Temple
Lotus Temple adalah salah satu bangunan kuil atau tempat ibadah umat
Hindu di India. Bangunan ini dirancang oleh Fariborz Sahba. Bunga lotus
dianggap suci dan memiliki konotasi religius dalam agama Hindu. Lotus dikaitkan
dengan dewa-dewa Hindu. Misalnya dewi Laksmi yang selalu digambarkan
duduk di atas lotus. Bunga lotus tetap tak tersentuh oleh air dan lumpur dari
kolam,sehingga
mempunyai makna bahwa lotus tidak akan tenggelam dalam pengaruh kesenangan
duniawi. Kuncup lotus memberikan arti sebagai jiwa yang mempunyai
kemampuan mekar, melambangkan perjalanan kegelapan menuju pencerahan.
Bunga Lotus melambangkan spiritual.
Lotus temple dirancang menyerupai bentuk kuncup bunga Lotus yang akan
mekar merupakan simbol kesucian dari masyarakat india khususnya umat Hindu.
Kuil ini juga dikelilingi oleh kolam-kolam pada tiap sisi bangunan, yang mewakili
keberadaan Sungai Gangga, yaitu sungai yang dianggap suci oleh umat Hindu dan
simbol kemakmuran masyarakat India.
Berdasarkan peta RTRW Kabupaten TTS, Kota SoE merupakan pusat kota
yang terletak pada bagian peruntukan ruang untuk fungsi budidaya. Peruntukan
ruang untuk Kota SoE didominasi oleh permukiman dan perkantoran.
3.3. Kriteria Pemilihan Lokasi
Terdapat beberapa kriteria yang dapat menentukan lokasi menjadi tapak
perancangan pusat kerajinan tangan. Penentuan kriteria pemilihan lokasi di
dasarkan pada studi kasus, peraturan daerah yang berlaku, dan potensi-potensi
lokasi yang dapat di kembangkan untuk mendukung fungsi bangunan. Kriteria
tersebut adalah :
a. Lokasi strategis dan mudah dijangkau
b. Dekat dengan tempat wisata
c. Sesuai dengan peruntukan lahan
d. Luasan lokasi cukup untuk menampung semua fasilitas yang akan di rancang
yang diadakan.
4.2. Programming
4.2.1. Fungsi
Fungsi dari perancangan Pusat Kerajinan Tangan Timor Tengah Selatan
adalah sebagai suatu wadah yang mampu memenuhi kebutuhan masyarakat akan
tempat produksi,edukasi,promosi dan pemasaran kerajinan tangan yang dilengkapi
dengan fasilitas penunjang lain.
a. Sebagai tempat pembuatan kerajinan tangan
Pusat Kerajinan tangan ini berfungsi untuk memproduksi kerajinan
tangan dalam jumlah yang banyak secara terus menerus sehingga
permintaan yang dibutuhkan selalu terpenuhi dan fungsi bangunan terus
berjalan dengan baik. Selain itu, dilayani permintaan konsumen untuk
kebutuhan souvenier pernikahan,acara ulang tahun dan lain sebagainya
dalam jangka waktu tertentu. Fasilitas yang dibutuhkan yaitu ruang
produksi yang dilengkapi dengan ruang-ruang lainnya.
b. Sebagai tempat promosi dan pemasaran kerajinan tangan
Fungsi promosi merupakan salah satu tujuan memperkenalkan
produk khas kerajinan tangan kepada masyarakat Timor Tengah Selatan
ataupun kepada wisatawan yang berkunjung. Promosi pada pusat kerajinan
tangan ini sekaligus sebagai pemasaran dengan jenis promosi pemasaran
tetap. Promosi pemasaran tetap merupakan pameran penjualan yang
diadakan terus menerus tanpa ada batasan waktu, barang-barang yang
dipamerkan terus bertambah sesuai dengan banyaknya produk yang
dihasilkan. Fasilitas yang dibutuhkan berupa ruang penyajian untuk
promosi sekaligus pemasaran setiap kerajinan tangan yang dihasilkan yang
dilengkapi dengan ruang-ruang lainnya.
c. Sebagai tempat berkumpulnya para pengrajin
Pengrajin merupakan seseorang yang bekerja dalam menghasilkan
sebuah produk kerajinan. Pengrajin memiliki kemampuan yang berbeda-
beda untuk menghasilkan suatu produk sesuai dengan jenis kerajinan yang
ditekuni. Kemampuan tersebut dapat disalurkan kepada pengunjung
dengan tujuan untuk menambah kreatifitas,memperkenalkan dan juga
untuk melestarikan budaya Timor Tengah Selatan.
d. Sebagai tempat edukasi kerajinan tangan
Pembelajaran dapat di terima pada saat kegiatan seminar yang akan
dilanjutkan pada praktek nyata di setiap ruang kerajinan yang diinginkan.
Edukasi ini bertujuan untuk meghasilkan pengrajin yang lebih banyak dan
lebih berkompoten. Hasil dari setiap edukasi dapat di pamerkan pada
galeri yang disediakan dan hasil kerajinan yang di pamerkan juga dapat di
beli
oleh peminat. Masa edukasi untuk setiap kerajinan tangan berbeda-beda
sesuai dengan tingkat kesulitan produk yang dipelajari. Edukasi dapat
dilakukan dengan membeli bahan baku pada ruang penjualan.
Pembelajaran lainnya juga dapat diterima oleh pengunjung di
ruang produksi dan pada saat pameran bulanan. Pembelajaran diruang
produksi hanya sekedar teori dari pengrajin apabila ditanya oleh
pengunjung. Pengunjung tidak dapat melakukan praktek langsung karena
mempertimbangkan produk yang diproduksi akan promosi dan dipasarkan.
b. Pengelola
4.2.4. Fasilitas
a. Kebutuhan Ruang
Berdasarkan fungsi dan studi kasus yang telah dibahas sebelumnya, maka
kebutuhan ruang yang dibutuhkan dalam Pusat Kerajinan tangan/
Handicraft Center yaitu :
Tabel 4.3 Analisa kebutuhan Ruang
No Fungsi Kerajinan Fasilitas Ruang
tangan
1. Produksi Semua jenis Workshop - R. Produksi
kerajinan tangan - R.Penyimpanan Alat
- R.Packing
- Toilet
- Gudang
- R.penyimpanan Bahan
baku
- R.Cleaning Servis
- R.Data produksi
- R.Istirahat
2. Edukasi Semua jenis Ruang kelas - Kelas Tenunan
kerajinan tangan - Kelas pembuatan
pakaian,tas,sepatu dari
motif tenunan
- Kelas anyaman
- Kelas tanah liat
- Kelas bahan bekas dan
alam
- R.Penyimpanan alat
3. Promosi Semua jenis Craft Boutique - Kasir
dan kerajinan tangan - R.Penitipan Barang
pemasaran - R.Pemesanan
- R.penyajian sekaligus
sebagai gallery untuk
semua kerajinan tangan
- R.Pemasukan dan
pemesanan barang
- R. Sortir
- R. Penyimpanan
- Toilet
- R.Tunggu
4. Pemasaran Semua jenis Pusat bahan - R.Penjualan
kerajinan tangan baku - Gudang Alat
- Penyimpanan bahan baku
yang telah diolah dan
R.Packing
- Kasir
- R.Olahan bahan baku
- Gudang utama bahan
baku
5. Kantor - R.Pimpinan
pengelola - R.Sekertaris
- R.Bendahara
- R.Wakil Pimpinan
- R.Staff
- R.Multimedia dan
Rekaan
- R.Arsip
- R.Rapat
- Toilet
- Gudang
6. Edukasi Aula - Panggung
- Area duduk
- R.Audio
- R.Proyektor
7. Cafe - Area makan
- Dapur Kering
- Dapur Basah
- Kasir dan R.Pemesanan
- Toilet
- Gudang
- R.peralatan
8 Promosi Semua jenis Pameran - Plaza
dan kerajinan tangan outdoor
pemasaran
9 Lobby - R.Informasi
- R.Resepsionis
- Toilet
- R.Cleaning Servis
10 Parkiran - Parkir pengelola
- Parkir Pengunjung
- Parkir Bongkar muat
barang
11 Area bersantai Taman
b. Besaran Ruang
Besaran ruang yang dibutuhkan dalam perancangan pusat kerajinan tangan
Timor Tengah Selatan diambil dari standar umum yang sering digunakan
dan dimensi beberapa produk kerajinan tangan Timor Tengah Selatan.
- NAD : Neufert Architect’s Data
- MHPDD : Metric Handbook Planning and Design Data
- Asumsi berdasarkan peralatan penghasil kerajinan tangan
1. Workshop
Bengkel kerja ini digunakan untuk pembuatan setiap kerajinan
sehingga persediaan selalu memenuhi permintaan dan juga melayani
pesanan souvenier pernikahan,ulang tahun,wisuda dan lain sebagainya
dalam jumlah yang banyak dan dalam jangka waktu tertentu.
Tabel 4.4 Dimensi alat tenun
Alat tenun Ukuran
Alat tenun sarung dan selendang Panjang ±170 cm
Lebar ±85 cm
Tinggi ±50cm
13,65 m²
2. Ruang Kelas
Ruang kelas difungsikan untuk kegiatan edukasi yang berhubungan
dengan kerajinan tangan yang ada.
Tabel 4.6 Ruang Kelas
No Ruang Kapasitas Sumber Perhitungan Luasan
dan
standar
1. Kelas Tenunan 13,65 m² Asumsi Untuk 12 unit 164 m²
dari alat 12 x 13,65 = 164
tenun m²
2. Kelas Anyaman Ruang kelas NAD 1 ruangan = 70 m²
65 – 70 m² 70m²
3. Kelas Kerajinan Ruang kelas NAD 1 ruangan = 70 m²
tanah liat 65 – 70 m² 70m²
4. Kelas kerajinan Ruang kelas NAD 1 ruangan = 70 m²
bahan bekas dan 65 – 70 m² 70m²
alam
5. Kelas pembuatan Ruang kelas NAD 1 ruangan = 70 m²
pakaian,sepatu,tas 65 – 70 m² 70m²
dari motif tenun
6. R.Penyimpanan 3 org NAD lemari peralatan 11,25
1,5 x 0,5 = 2,25 m²
m2
Untuk 3 unit 5 x
2,25 = 11,25 m2
7. Toilet : 8 m²
a. Wanita+pria WC = MHPDD 4 unit
1,35m²/unit 4 x 1,35 = 5,4
m²
Wastafel = MHPDD 2 unit
0,62m²/unit 2 x 0,62 =
1,24m²
Urinoir = MHPDD 2 unit
0,63m²/unit
2 x 0,63 =
1.26m²
9. Sirkulasi 30% x 30% x 648 = 195 m²
luasan total 195 m²
TOTAL Luas Total + 843 m²
Sirkulasi
648 + 195 =
Sumber : MHPDD dan NAD,2020
3. Craft Boutique
Merupakan suatu area yang difungsikan sebagai promosi dengan
tujuan memasarkan produk/barang-barang kerajinan dari setiap jenis
kerajinan tangan yang ada. Craft boutique juga menyediakan ruang
untuk para pengrajin dapat memasukan hasil kerajinan untuk
dipasarkan tetapi sebelumnya harus disortir.
Tabel 4.7 Besaran ruang craft boutique
No Ruang Kapasitas Sumber Perhitungan Luasan
dan
standar
1. R.Kasir 1 orang NAD - 1 kursi 0,5 x 6 m²
0,5 = 0,25 m2
- 1 meja kasir 1 x
0,5 = 0,5 m2
- Sirkulasi
manusia 1,2 m2
- 1,95 x 3 = 6 m2
2. R.Penyimpa 5 orang NAD - Lemari peralatan 28.5 m²
nan 1,5 x 0,5 = 2,25 x
2
= 4,5 m2
- Lemari peralatan
1,5 x 0,5 = 2,25 x
2
= 4,5 m2
- Lemari peralatan
1,5 x 0,5 = 2,25 x
2
= 4,5 m2
- Lemari peralatan
1,5 x 0,5 = 2,25 x
2
= 4,5 m2
- R.Gerak 1,2 x 5 =
6 m²
3. R.Penyajian 100 orang NAD - Lemari penyajian 152,5 m²
setiap 1,5 x 0,5 = 0,75 x
kerajinan 10 = 7,5 m2
tangan - Lemari penyajian
1,5 x 1 = 1,5 x 10
= 15 m2
- Lemari penyajian
2 x 0,5 = 1 x 10 =
10 m2
- R.Gerak 1,2 x 100
= 120 m²
4. R.Pemesana 10 orang NAD - 2 kursi 0,5 x 0,5 13 m²
n dan = 0,25 x 2 = 0,5
pemasukan m2
- 1 meja 1 x 0,5 =
0,5
Sirkulasi manusia
1,2 x 10 = 10 m2
5. R.Pemasuka 3 orang NAD - 3 kursi 0,5 x 0,5 5 m²
n = 0,25 x 3 = 0.75
m2
- 1 meja 1 x 0,5 =
0,5
- Sirkulasi manusia
1,2 x 3 = 3,6 m2
6. R.Sortir 8 orang NAD - Sirkulasi manusia 10 m2
1,2 x 8 = 10 m2
7. Sirkulasi 30% x 30% x 215 = 64.5 64.5m²
luasan total m²
TOTAL Luas Total + 280 m²
Sirkulasi
215 + 64.5 = 280
m²
Sumber : NAD,2020
5. Kantor Pengelola
Tabel 4.9 Besaran Kantor Pengelola
No Ruang Kapasitas Sumber Perhitungan Luasan
dan
standar
1. R.Pimpinan 4 orang NAD - 1 orang + 3 orang 7,15 m²
tamu (4 x 1,2)=
4,8 m2
- 1 meja kerja
(1,20 x 0,80)=
0,46m2
- 4 kursi kerja /
tamu (4 x 0,50 x
0,45)= 0,9m2
- 1 meja tamu
(0,60 x 1,20) =
0,72m2
- 1 rak buku (0,60 x
0,45) = 0,27m2
2. R.Sekertaris 4 orang NAD - 1 orang + 3 orang 7,15 m²
tamu (4 x 1,2)=
4,8 m2
- 1 meja kerja
(1,20 x 0,80)=
0,46m2
- 4 kursi kerja /
tamu (4 x 0,50 x
0,45)= 0,9m2
- 1 meja tamu
(0,60 x 1,20) =
0,72m2
- 1 rak buku (0,60
x 0,45) = 0,27m2
3. R.Bendahara 4 orang NAD - 1 orang + 3 orang 7,15 m²
tamu (4 x 1,2)=
4,8 m2
- 1 meja kerja
(1,20 x 0,80)=
0,46m2
- 4 kursi kerja /
tamu (4 x 0,50 x
0,45)= 0,9m2
- 1 meja tamu
(0,60 x 1,20) =
0,72m2
- 1 rak buku (0,60
x 0,45) = 0,27m2
4. R.Wakil 4 orang NAD - 1 orang + 3 orang 7,15 m²
Pimpinan tamu (4 x 1,2)=
4,8 m2
- 1 meja kerja
(1,20 x 0,80)=
0,46m2
- 4 kursi kerja /
tamu (4 x 0,50 x
0,45)= 0,9m2
- 1 meja tamu
(0,60 x 1,20) =
0,72m2
- 1 rak buku (0,60
x 0,45) = 0,27m2
4. R.Staff 7 orang NAD - 1 meja kerja 2 x 1 34.4 m²
= 2 x 9 = 18m2
- 1 kursi kerja 0,8 x
0,8 = 0,64 x 7 =
4.48 m2
- 2 kursi tamu 0,6 x
0,6 = 0,72 m2
- 2 soffa 0,8 x 1,75
= 2,8 m2
- Sirkulasi manusia
(7 x 1,2) = 8.4 m2
5. R.Cleaning 2 orang NAD - Lemari peralatan 8 m²
Service 0,3 x 1 = 0.3 m2
- Kotak 0.25 x 0.25
0.06 m2
- R.Gerak 1,2 x 1 =
1,2 m²
- Total 1.56 x 5 = 8
m²
7. R.Arsip 5 orang NAD - Lemari arsip 1,5 x 13 m²
0,5 = 2,25 x 3 =
6,75 m2
- Sirkulasi 1,2 x 5 =
6 m²
8. R.Rapat 16 orang NAD Kapasitas : 38,2 m²
16 orang ( 16 x 1,2
)= 19,2
Kebutuhan perabot
- Meja rapat + kursi
untuk maks 16
orang (6,10 x
3,10) = 19 m2
9. R.Multimedi 4 orang NAD - kursi 0,5 x 0,5 = 14 m²
a 0,75 x 4 = 3 m2
- meja 1 x 0,5 =
1,5 x 4 = 6 m2
- Sirkulasi manusia
1,2 x 4 = 5 m2
10. Toilet : 8 m²
a. Wanita+p WC = MHPDD Closed =
ria 1,35m²/uni 0,63m²/unit
t
Wastafel = MHPDD 1 unit
0,62m²/uni 1 x 0,62 =0,62m²
t
Urinoir = MHPDD 2 unit
0,63m²/uni 2 x 0,63 = 1.26m²
t
12. Sirkulasi 30% x 30% x 144,2 = 43,26 m²
luasan total 43,26 m²
TOTAL Luas 188 m²
Total+Sirkulasi
144,2 + 43,26 =
188.m²
Sumber : MHPDD dan NAD,2020
6. Aula
Tabel 4.10 Besaran ruang Aula
No Ruang Kapasitas Sumber Perhitungan Luasan
dan
standar
1. Panggung 10x10m MHPDD 15x3= 100 m² 45 m²
2. Area duduk 0.65 NAD Asumsi untuk 210 136.5 m²
m²/orang orang
3. R. Audio 0,8 s/d 2 NAD Asumsi untuk 5 10m²
m²/orang orang 5 x 2 = 10m²
4. R.Proyektor 2 orang NAD Sirkulasi manusia 2.4 m²
1,2 m2 x 2 = 2.4 m²
7. Sirkulasi 30% x 30% x 194 = 58.17 58.17 m²
luasan total m²
TOTAL Luas 252.17
Total+Sirkulasi m²
194 + 58,17 =
252.17 m²
Sumber : MHPDD dan NAD,2020
7. Tempat Makan
Tabel 4.11 Besaran tempat makan
No Ruang Kapasitas Sumber Perhitungan Luasan
dan
standar
1. Kasir 1 orang NAD - 1 kursi 0,5 x 0,5 1,95 m²
= 0,25 m2
- 1 meja kasir 1 x
0,5 = 0,5 m2
Sirkulasi manusia
1,2 m2
2. Area makan 2 m² NAD Untuk 30 orang 60 m²
= 30 x 2= 60 m²
3. Dapur 5 orang NAD Sirkulasi manusia 12 m²
kering dan 1,2 x 10 = 12 m2
dapur basah
4 R. Perabotan 3 orang NAD lemari peralatan 1,5 8.1 m²
x 0,5 = 2,25 x 2 =
4.5 m2
Sirkulasi manusia
1,2 x 3 = 3.6 m2
5. Gudang 3 orang NAD lemari peralatan 1,5 8.1 m²
x 0,5 = 2,25 x 2 =
4.5 m2
Sirkulasi manusia
1,2 x 3 = 3.6 m2
6. Toilet 4 m²
- Wanita WC = 1 unit
1,35m²/uni 1 x 1,35= 1,35m²
t 1 unit
Wastafel = 1 x 0,62 = 0,62 m²
0,62m²/uni
- Pria t 1 unit
1 x 1,35= 1,35m²
WC = 1 unit
1,35m²/uni 1 x 0,63= 0,63 m²
t
Urinoir =
0,63m²/uni
t
7. Sirkulasi 30% x 30% x 94.15 = 28,2 28.2 m²
luasan total m²
TOTAL Luas Total + 122.35
Sirkulasi m²
94.15 + 28.2 = m²
Sumber : NAD,2020
8. Lobby
Tabel 4.12 Besaran ruang Lobby
No Ruang Kapasitas Sumber Perhitungan Luasan
dan
standar
1. Lobby 300 orang MHPDD Sirkulasi manusia 360 m²
1,2 m2 x 300 = 360
m²
2. R.Informasi 6 orang NAD - kursi 0,5 x 0,5 = 16.2 m²
0,75 x 4 = 3 m2
- meja 1 x 0,5 =
1,5 x 4 = 6 m2
- Sirkulasi manusia
1,2 x 6 = 7.2 m2
3. Toilet : 5m²
a. Wanita+p WC = MHPDD 4 unit
ria 1,35m²/uni 4 x 1,35= 12.6m²
t
Wastafel = MHPDD 4 unit
0,62m²/uni 4 x 0,62 = 2,48 m²
t
Urinoir = MHPDD 4 unit
0,63m²/uni 4 x 0,63 = 2.52m²
t
7. Sirkulasi 30% x 30% x 381.2 = 114.36
luasan total 114.36 m² m²
TOTAL Luas 495.5 m²
Total+Sirkulasi
381,2 + 114.36 =
495.5 m²
Sumber : MHPDD dan NAD,2020
9. Pos Jaga
Tabel 4.13 Besaran ruang Pos Jaga
No Ruang Kapasitas Sumber Perhitungan Luasan
dan
standar
1. Pos jaga 2 orang MHPDD - kursi 0,5 x 0,5 = 4.4m²
0,75 x 2 = 1.5 m2
- meja 1 x 0,5 =
0.5 m2
- Sirkulasi manusia
1,2 m2 x 2 = 2.4
m²
2. Sirkulasi 30% x 30% x 4.4 = 1.32 1.32 m²
luasan total m²
TOTAL Luas 6 m²
Total+Sirkulasi
4.4 + 1.32 = 6 m²
Sumber : MHPDD,2020
10. Pameran Outdoor
Merupakan fasilitas musiman yang diadakan diwaktu tertentu yang
berada di luar ruangan. Area pameran outdoor membutuhkan ruang
luar sebesar ±5.000m² yang dapat digunakan untuk memamerkan
seluruh kerajinan tangan pada saat event terselenggara.
11. Parkiran
Asumsi untuk pengunjung yang menggunakan kendaraan diambil dari:
Jumlah pengunjung dan pengrajin dalam satu minggu ke industri
kerajinan yaitu sebanyak 1329 orang. Dari 1329 dibagi menjadi 2
yaitu 664. Hasil 664 dibagi menjadi 2 lagi yaitu yang datang
menggunakan kendaraan dan yang tidak menggunakan kendaraan.
Diasumsikan 60% dengan kendaraan 60% x 664 = 398 orang dan 40%
tidak dengan kendaraan 40% x 664 = 265 orang . Jadi, Asumsi jumlah
pengunjung yang akan digunakan untuk perhitungan kebutuhan parkir
adalah 398 orang.
Tabel 4.14 Besaran ruang parkir
No Ruang Kapasitas Sumber Perhitungan Luasan
dan
standar
1. Parkir - Roda NAD - 23 unit mobil 437.05m²
pengunjung empat 23 x 10,35 =
10,35 m² 238.05 m²
- Roda - Sirkulasi 15m
dua 2 m² untuk 3 jalur
dalam parkiran
- 86 unit motor
86 x 2 = 172
m²
- Sirkulasi 12m
untuk 6 jalur
dalam parkiran
2. Parkir - Roda NAD - 3 unit mobil 3 51.05 m²
pengelola empat x 10,35 = 31.05
10,35 m² m²
- Roda - 10 unit motor
dua 2 m² 10 x 2 = 20 m²
3. Parkir untuk - Roda NAD 4 kendaraan 41.4 m²
bongkar dan empat 4 x 10.35= 41.4 m²
muat barang 10,35 m²
4. Sirkulasi 30% x 30% x 529.5 = 159 159 m²
luasan m²
total
TOTAL Luas Total 688.5 m²
+Sirkulasi
529.5+159 = 688.5
Sumber : NAD,2020
Toilet R.Packing
R.Alat R.Istirahat
R.Peralatan Kasir
R.Penjualan
3. Aula
Panggung
R.Penyimpanan Kasir
R.Penitipan
R.Sortir R.Penyajian
R.Pemesanan R.Penyimpanan
R.Tunggu Toilet
6. Lobby
R.Informasi
Lobby Toilet
Resepsionis
Area Makan
Kasir
Gudang R.Perabot
8. Kantor Pengelola
R.Staff
R.Pimpinan R.Sekertaris
Kantor Gudang
R.Bendahara Toilet
R.Wak Pimpinan
R.Cleaning
service
4.3. Lokasi
Pemilihan lokasi perancangan didasarkan pada kriteria atau persyaratan
yang harus dipernuhi. Adapun kriteria pemilihan lokasi terdiri dari :
1. Lokasi strategis dan mudah dijangkau
2. Sesuai dengan peruntukan lahan yang ada
3. Dekat dengan tempat wisata
4. Luasan lokasi yang cukup untuk menampung semua fasilitas
Kriteria diatas, Terdapat dua lokasi yang dijadikan alternatif dalam perancangan
pusat kerajinan tangan Kabupaten Timor Tengah Selatan. Lokasi ini antara lain
sebagai berikut :
1. Alternatif 1
Lokasi yang merupakan alternatif pertama terletak di Kelurahan
Karang Sirih, Kecamatan Kota Soe, Kabupaten Timor Tengah Selatan
(bagian timur kantor bupati TTS).
1. Pencapaian/Aksesibilitas
Lokasi perancangan terletak pada tempat yang dapat diakses melalui
dua jalan. Jalan yang pertama yaitu jalan lingkar luar berfungsi sebagai
jalan nasional yang di bagi menjadi dua jalur dengan lebar masing-masing
6 meter. Jalan ini sering dilewati oleh angkutan umum seperti bus dan juga
kendaraan bermuatan berat.
2. Vegetasi
Jenis vegetasi yang terdapat pada lokasi perancangan antara lain
pohon kemiri, pohon mahoni,pohon duri dan pohon gamal.
Keterangan :
Pohon Duri Pohon Kemiri
3. Utilitas
Lokasi perancangan terdapat beberapa jaringan utilitas antara lain :
Jaringan air, jaringan listrik,lampu jalan. Jaringan air yang terdapat pada
lokasi merupakan air yang berasal dari PDAM. Letak jaringan air yaitu
pada bagian depan lokasi perancangan. Jaringan Listrik pada lokasi berada
pada
bagian depan dan juga bagian lokasi sedangkan untuk lampu jalan letaknya
pada bagian tengah antara dua jalur lingkar luar. Perletakan utilitas dapat
dilihat pada gambar berikut :
Keterangan :
Jaringan Air
Jaringan Listrik
Jaringan Lampu jalan
4. Topografi
Lokasi perancangan terdapat pada daerah dengan kontur yang rata.
Peta dan potongan kontur lokasi disajikan sebagai berikut :
B
A
Gambar 4.19 Peta dan Potongan Kontur
4.5.1 Pencapaian
Ching (1996) dalam bukunya Arsitektur Bentuk Ruang dan Susunannya,
membagi pencapaian ke bangunan menjadi tiga jenis, yaitu pencapaian langsung,
pencapaian tersamar dan pencapaian berputar. Pencapaian tersebut dapat
diterapkan kedalam perancangan dengan menganalisa ketiga jenis pencapaian
tersebut.
1. Pencapaian langsung
Pencapaian langsung merupakan pencapaian yang mengarah langsung ke
bangunan, melalui sebuah garis jalan yang sejajar dengan sumbu
bangunan. Pencapaian ini menibulkan kesan yang tegas dan jelas. Jenis
pencapaian ini cocok diterapkan pada perancangan dengan satu massa
bangunan.
2. Pencapaian tersamar
Pencapaian tersamar merupakan jalur-jalur yang dapat diubah arahnya
untuk menghambat atau membuat urut-urutan pencapaian. Pencapaian ini
dapat digunakan pada perancangan dengan banyak massa bangunan,
sehingga dapat menciptakan urut-urutan pencapaian.
3. Pencapaian berputar
Pencapaian berputar merupakan pencapaian dengan memperpanjang
urutan untuk sampai kebangunan dengan cara membuatnya melingkar
mengelilingi tepi bangunan.
1. Alternatif 1 : Jalur masuk dan keluar terpisah pada jalan lingkar luar
Alternatif ini memiliki keuntungan karena Jalan lingkar Luar merupakan
jalan dua jalur dengan lebar jalan masing-masing 6 meter. Perletakan pintu
masuk dan keluar dapat dijangkau oleh semua kendaraan.
Gambar 4.24 Jalur masuk dan keluar terpisah pada satu jalur
2. Alternatif 2 : Jalur masuk dan keluar disatukan pada jalan lingkar luar
Alternatif ini membuat akses kedalam tapak menjadi mudah, namun dapat
menyebabkan terjadinya penumpukan kendaraan pada jalur masuk-keluar.
Lokasi yang terletak pada perempatan jalan akan terjadi kemacetan karena
terjadi penumpukan kendaraan pada salah satu badan jalan.
Gambar 4.25 Jalur masuk dan keluar disatukan pada satu jalur
Site entrance
Main entrance
4.5.2 Sirkulasi
Ching (1996), menyatakan bahwa sirkulasi dapat diartikan sebagai tali
yang terlihat sehingga dapat menghubungkan ruang - ruang suatu bangunan atau
suatu deretan dalam dan ruang luar secara bersama. Fungsi dari sirkulasi adalah
untuk menghubungkan ruangan yang satu dengan ruangan lainnya. Perancangan
ini merupakan sarana publik dimana penggunanya tidak terbatas. Secara
umum,sirkulasi dibagi menjadi dua yaitu sirkulasi dalam dan luar bangunan
(sirkulasi pejalan kaki dan sirkulasi kendaraan).
1. Sirkulasi Pejalan Kaki
Tapak perancangan belum terdapat pedestrian sebagai jalur
sirkulasi bagi pejalan. Sirkulasi sangat di butuhkan karena sarana yang
akan dihadirkan merupakan sarana publik yang tidak hanya dapat diakses
dengan kendaraan bermotor namun juga dapat diakses oleh pejalan kaki.
Oleh sebab itu perlu ditambahkan pedestrian di Jalan Lingkar Luar.
Pedestrian haruslah didesain dengan memperhatikan keamanan dan
kenyamanan bagi pejalan kaki.
Parkiran Mobil
Parkiran Motor
Penempatan sclupture/papan
nama/Akses jalur pejalan
kaki pada bagian yang
menjadi titik vocal point
4.5.6 Kebisingan
Kebisingan merupakan salah satu faktor penyebab ketidaknyamanan
didalam beraktivitas. Lokasi perancangan merupakan daerah dengan tingkat
kebisingan yang tidak menentu tergantung dari aktivitas yang terjadi pada jalan
lingkar luar. Faktor kebisingan tersebut akan berpengaruh pada penempatan
fasilitas dengan melakukan penzoningan. Berikut adalah gambaran tingkat
kebisingan dari tapak :
- Menempatkan fasilitas umum berupa tempat parkir pada area tapak yang
dekat dengan jalan lingkar luar dan jalan menuju kearah taman Bu’at.
- Mengoptimalkan vegetasi peredam kebisingan pada area yang memiliki
tingkat kebisingan tinggi dan rendah
- Mempertimbangkan kenyamanan didalam tapak dengan memperhatikan
bahwa tapak yang memiliki tingkat kebisingan rendah merupakan lahan
kosong yang sering difungsikan oleh masyarakat sebagai ladang maka pada
posisi tapak tersebut di beri pagar.
- Menempatkan bangunan jauh dari titik
kebisingan Kelebihan :
Kekurangan :
- Apabila penggunaan pagar diterapkan pada seluruh area disekitar tapak maka
akan menimbulkan kesan tertutup.
- Vocal point dari tapak yang ada pada analisis view dari luar ke dalam
bangunan tidak dapat dilihat oleh masyarakat.
Fasilitas Utama
Fasilitas Penunjang
Fasilitas Umum
Objek tangan dan tempat sirih akan diuraikan melalui proses substraktif dan aditif sehingga
menimbulkan interprestasi dari para pengamat
No Objek Metafora Proses Perubahan Objek Hasil
1. Tangan Substraktif
Bentukan Dasar Bangunan
Aditif
Bidang di Push
2. Tempat sirih/Okomama
Substraktif
Bentukan dasar bangunan
Perletakan Fasilitas
Penempatan Fasilitas didasarkan pada fungsi tangan dan okomama/tempat sirih. Pada bagian
Tangan (samping kiri dan kanan bangunan) : Ruang-Ruang Produksi/Penghasil kerajinan
tangan.
- Lantai 1 : Ruang Produksi kerajinan tangan
- Lantai 2 : Ruang edukasi kerajinan tangan
Pada bagian okomama (bagian tengah bangunan) : Ruang-Ruang untuk promosi dan pemasaran
kerajinan tangan.
- Lantai 1 : Ruang Pemasaran Kerajinan Tangan
- Lantai 2 : Ruang Promosi Edukasi Kerajinan Tangan
Fasilitas Edukasi
Fasilitas Edukasi
Fasilitas Produksi
Fasilitas Produksi
Fasilitas Promosi dan Pemasaran
Fasilitas Promosi & Kantor
pengelola
Reservoir atas
PDAM
PDAM
1. Penghawaan Alami
Sistem pengudaraan alami sangat erat kaitannya dengan cross ventilation.
Cross ventilation/sistem pengudaraan silang dapat dicapai dengan adanya
bukaan antar ruang sehingga pergerakan udara dapat terjadi, namun hal ini
juga terpengaruh oleh beberapa faktor penting lain, seperti kecepatan
angin, peletakkan bukaan yang tepat, lebar bentang bangunan/ruangan.
2. Penghawaan Buatan
Sistem penghawaan buatan dengan menggunakan mesin yaitu aircondition
(AC) atau kipas angin. Sistem penghawaan buatan dapat menciptakan
kondisi yang nyaman bagi penggunanya, dengan cara mengatur sesuai
dengan kondisi yang diinginkan.
Kelebihan :
- Ruang yang terdapat penghawaan buatan menjadi sejuk
- Suhu didalam ruang dapat diatur oleh pengguna
- Menciptakan kenyamanan bagi pengguna
ruang. Kekurangan :
- Pemborosan arus listrik
- Pencemaran lingkungan
- Menyebabkan kulit kering pada pengguna ruang
- Membutuhkan banyak tambahan biaya
Berdasarkan analisa diatas, maka dapat dipertimbangkan penggunaan
sistem penghawaan buatan hanya sebagai sistem penggunaan tambahan
yang diletakan pada ruang-ruang tertentu dengan penggunaan yang tidak
secara terus menerus mengingat lokasi perancangan memiliki penghawaan
yang baik.
4.7.4 Sistem Pencahayaan
Pencahayaan matahari mengandung gejala sampingan yaitu sinar dan
panas matahari, dengan demikian manusia sering menganggap ruang yang gelap
lebih sejuk dan nyaman. Pencahayaan (alami,buatan) yang baik sangat
mempengaruhi kenyamanan seseorang didalam ruangan. Sehingga dalam
merancang sebaiknya sinar matahari (pencahayaan alami) tidak diterima secara
langsung dan pencahayaan buatan tidak menghasilkan silau yang menganggu
penglihatan.
1. Pencahayaan Alami
Sistem pancahayaan alami memaksimalkan bukaan pada bangunan
sehingga cahaya pada siang hari yang bersumber dari matahari dapat
dioptimal. Ada beberapa cara untuk memasukan cahaya alami kedalam
bangunan melalui dinding ataupun atap bangunan.
Gambar 4.44 Sistem pencahayaan alami dari atap
Sumber : Lechner,2007
Kesimpulan dari sistem pencahayaan alami yang akan diterapkan pada
rancangan yaitu :
- Penerapan material kaca pada bagian depan bangunan dan belakang
bangunan yang akan diaplikasikan dengan penggunaan secondary skin
pada bagian depan Kaca. secondary skin selain berfungsi untuk
estetika juga berfungsi meminimalisir panas matahari kedalam
bangunan
- Penerapan Skylight dan Sawtooth pada atap bangunan yang berfungsi
sebagai pencahayaan alami pada siang hari.
2. Pencahayaan Buatan
Pencahayaan buatan merupakan pencahayaan lain selain yang bersumber
dari cahaya matahari. Pencahayaan buatan diperoleh dari Perusahaan
Listrik Negara (PLN) sebagai sumber utama pencahayaan buatan.
Beberapa aspek yang mesti diperhatikan dalam perencanaan sistem
pencahayaan buatan adalah :
- Jenis lampu : Pemilihan jenis lampu yang akan digunakan disesuaikan
dengan fungsi ruang dari bangunan.
- Jumlah dan titik lampu : Titik lampu pada sebuah ruangan disesuaikan
dengan kebutuhan intensitas cahaya serta aktifitas dalam sebuah
ruangan.
Kesimpulan dari sistem pencahayaan buatan yang akan diterapkan pada
rancangan yaitu :
- Sistem pencahayaan buatan diletakkan di dalam bangunan dan luar
bangunan yang berfungsi sebagai pencahayaan pada malam hari.
- Pencahayaan buatan hanya digunakan pada malam hari pada ruang
yang mendapatkan sinar matahari secara maksimal pada siang hari.
4.7.5 Sistem Pengaman Kebakaran
Untuk menghindari terjadinya kebakaran dalam bangunan, maka
diperlukan suatu sistem pengamanan kebakaran. Bangunan haruslah dilengkapi
dengan suatu sistem yang dapat digunakan untuk mengatasi bahaya dari
kebakaran. Sistem- sistem tersebut terdiri berbagai peralatan yang dapat
diterapkan dalam perancangan, yaitu :
- Head Detector merupakan sebuah alat yang berfungsi sebagai pendeteksi
kenaikan suhu panas.
- Smoke Detector merupakan suatu alat pendeteksi asap apabila terjadi
kebakaran maupun yang dihasilkan dari asap rokok dan asap yang
dihasilkan dari pembakaran lainnya.
- Flame Detector merupakan Suatu alat untuk mendeteksi api yang
menggunakan sensor optik untuk mendeteksinya.
- Sprinkler merupakan alat untuk memadamkan api dengan cara
menyemprotkan air. Radius yang dapat dijangkau oleh alat ini adalah
25m².
- Hydrant merupakan Alat dengan menggunakan air sebagai pemadam api
dan terdiri dari pilar hydrant (diluar bangunan) dan boks hydrant (didalam
bangunan).
2. Supper Structure
Merupakan struktur yang berfungsi untuk menyalurkan beban dari struktur
atas atau upper structure ke pondasi dan kemudian disalurkan ke tanah.
Struktur ini terdiri dari kolom, balok, plat dan juga dinding yang berfungsi
sebagai struktur.
- Kolom
Merupakan Konstruksi pada bangunan bertingkat untuk memikul
beban secara vertikal ataupun horisontal. Besaran kolom yang
digunakan yaitu 1.5mx1.2m dengan mempertimbangkan
pengaplikasian struktur waffle pada bangunan dengan jarak maksimal
antar kolom yaitu 15m.
- Balok
Balok terdiri dari balok induk dan balok anak. Balok Induk merupakan
semua balok yang melintang tanpa topang pada seluruh lebar
bangunan dan pada kedua ujungnya bertumpu pada kolom. (biasanya
mempunyai bentang ± 4 meter). Sedangkan, Balok anak diletakan
sesuai sesuai lebar/jarak antara kedua balok induk. Perhitungan
dimensi balok anak dengan rumus ¾ balok induk.
- Pelat Lantai
Struktur untuk lantai menggunakan waffle slab.
3. Upper Structure
Merupakan struktur yang terletak pada bagian atas bangunan yang terdiri
dari struktur atap. Terdapat berbagai jenis struktur atas yang dapat
diaplikasikan dalam perancangan, antara lain :
- Struktur Kabel dan Pelengkung
Struktur kabel merupakan salah satu bentuk struktur funikular yang
bekerja hanya pada gaya tarik. Struktur pelengkung merupakan sebuah
struktur yang dibentuk dari elemen garis yang melengkung dan
membentang pada dua titik.
- Struktur Cangkang
Menurut Schodeck (1998), shell atau cangkang adalah bentuk
struktural tiga dimensional yang kaku dan tipis yang mempunyai
permukaan lengkung. Permukaan cangkang dapat mempunyai bentuk
sembarang.
- Struktur Rangka Hollow kotak & Pembungkus atap menggunakan
Titanium. Kelebihan struktur ini yaitu : Material kuat dan tahan lama,
pemasangan dan pengerjaan mudah dan efisien. Sedangkan
kekurangan dari struktur ini yaitu rangka yang dibutuhkan banyak dan
harga materialnya mahal.
- Struktur Space Frame
Merupakan suatu bentuk struktur yang dibuat dengan merakit batang-
batang lurus, pendek dengan pola segi tiga dalam bentuk tiga dimensi
Kelebihan struktur ini yaitu : Semua komponen dibuat di pabrik
sehingga kualitasnya dapat dikontrol dengan baik, mampu mencakup
daerah-daerah yag luas tanpa bantuan penumpu dan seluruh batang
penghubung saling bekerja sama oleh sebab itu berat sendiri struktur
rangka ruang, bisa lebih kecil dibandingkan dengan struktur
konvensional. Sedangkan kekurangan dari struktur ini yaitu : Biaya
kerja relative mahal, Teknik pekerjaan membutuhkan keahlian yang
tinggi.
- Struktur Waffle slab
Struktur ini dipakai dengan mempertimbangan perancangan tidak
membutuh ruang dengan banyak kolom atau ruang bebas kolom.
Berdasarkan analisis diatas, kesimpulan untuk Upper structure yang
digunakan dalam perancangan yaitu : Struktur waffle slab dengan
mempertimbangkan kemampuan penyaluran beban dan bentukan bangunan
dengan ruang bebas kolom.
4.9 Analisis Material Bangunan
Material yang digunakan dalam perancangan Handicraft Center
berdasarkan jenis struktur dan finishing tampilan bangunan dengan
mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
1. Kemudahan dalam pemasangan dan perawatan
2. Dapat menambah keindahan dan daya Tarik bangunan
3. Dapat memberikan kenyamanan terhadap pengguna bangunan
Berdasarkan beberapa pertimbangan diatas maka material yang dapat di
aplikasikan ke perancangan Handicraft Center yaitu :
Material Plafon
6. Gypsumboard - Proses pemasangannya
cepat dan rapi
- Tidak gampang terbakar dan
dimakan oleh rayap
- Dapat dibuat beragam
bentuk
- Perawatan dan perbaikannya
gampang.
Material Penutup Atap
7. Panel Titanium Panel titanium digunakan
sebagai penutup atap pada
bangunan dengan rangka
baja WF
Main entrance
Pola parkir yang digunakan yaitu parkiran dengan sudut 90° untuk
kendaraan roda empat dan juga roda dua.
b. Limbah Cair
Konsep distribusi limbah cair sebagai berikut :
KETERANGAN :
- Main Entrance (Jalur Masuk)
- Main Entrance (Jalur Keluar)
- Pos Jaga
- Parkiran Motor
- Parkiran Mobil
- Papan Nama
- Akses pejalan Kaki
- Drop off
- Bangunan
- Kebun Kapas 11 - Site Entrance 12 - Bak Sampah
13 - Parkir bongkar muat barang 14 - Area Pameran
15 - Kolam Perendaman Bambu 16 - Taman
Site Entrance
(Jalur Masuk dan Keluar)
Main Entrance
(Jalur Masuk)
Main Entrance
(Jalur Keluar)
6.2.3 Sirkulasi
a. Sirkulasi Kendaraan
Penataan sirkulasi Kendaraan hanya dibatasi pada area parkiran saja.
Gubahan massa
bangunan yang
1. diandaikan dari tangan
dan tempat sirih
2. ditransformasikan
melalui proses aditif dan
substraktif
Tangan dan Tempat sirih merupakan objek utama yang diandaikan untuk
menjadi objek desain utama bangunan pusat kerajinan tangan. Pemilihan objek ini
disesuaikan dengan fungsi bangunan. Tangan mewakili fungsi bangunan yaitu
pusat kerajinan tangan yang artinya semua hasil kerajinan tangan di buat oleh
kreatifitas tangan pengrajin. Sedangkan Okomama/Tempat sirih merupakan salah
satu hasil kerajinan tangan yang cukup terkenal yang sering difungsikan oleh
semua masyarakat Timor Tengah Selatan.
Gambar 6.6 Hasil Desain Bangunan
Adler, David. 1998. Metric Handbook, Planning & Design Data. Oxford:
Architectural Press.
Akbar, Soli. 2009. Studi tentang penangkal petir pada base transcelver station.
Medan: Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.
A.K Singh dan S.Fatima, Role of handicraft sector in the economic development of
Uttar Pradesh, International journal of research, 3(1):58-64,2015
Antoniades, Anthony C. 1990. Poetics of Architecture. New York: Van Nostrand
Reinhold.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, Edisi
Revisi 2010. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Bapeda, Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Timor Tengah Selatan, 2014
Barry, R. 1996. The Construction of Building Volume 4. Boston: Blackwell
Science. Bastomi, Suwaji. 1988. ApresiasiKesenianTradisional. Semarang: IKIP
Semarang.