Anda di halaman 1dari 100

SKRIPSI

ANALISIS SWOT DALAM PEMBUATAN PROGRAM


RELATIONSHIP MARKETING PADA
SHARE TEA SUN PLAZA MEDAN

OLEH

IKA APIA SEPTIRA


100502150

PROGRAM STUDI STRATA-I MANAJEMEN


DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2014

Universitas Sumatera Utara


ABSTRAK

ANALISIS SWOT DALAM PEMBUATAN PROGRAM


RELATIONSHIP MARKETING PADA
SHARE TEA SUN PLAZA MEDAN

Tujuan penelitian ini adalah untuk merancang dan mengetahui strategi


Relationship Marketing pada Share Tea Sun Plaza Medan.

Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis deskriptif


(kualitatif), metode triangulasi, matriks faktor internal (IFE), matriks faktor
eksternal (EFE), dan matriks kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman
(SWOT) yang akan menghasilkan program Relationship Marketing bagi Share
Tea Sun Plaza Medan.
Pada hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menggunakan matriks
internal faktor dan eksternal faktor serta menggunakan analisis SWOT maka dapat
dihasilkan sebuah strategi program yang terdiri dari Fresnack Card, Bigday Sale,
dan Fresouvenir Card yang akan dapat digunakan dalam strategti promosi yang
dilakukan oleh Share Tea Sun Plaza Medan kepada konsumen.

Kata Kunci : Kekuatan, Kelemahan, Peluang, Ancaman, Relationship


Marketing

Universitas Sumatera Utara


ABSTRACT

ANALISIS SWOT DALAM PEMBUATAN PROGRAM


RELATIONSHIP MARKETING PADA
SHARE TEA SUN PLAZA MEDAN

The purpose of thus research is for design and to know about strategy
relationship marketing at Share Tea Sun Plaza of Medan.

The Method analysis used are descriptive analysis (qualitative), triangular


method , internal factor of matrix (IFE), external factor of matrix (EFE), and
matrix of strength, weakness, opportunity and threat (SWOT) to produce
program Relationship Marketing for Share Tea Sun Plaza Medan.

Based on the analysis known that by using the factor internal matrix and
factor external as well using SWOT analysis thus result in program strategy
consist of Fresnack Card, Bigday Sale, and Fresouvenir Card will used in this
promotion strategic that doing by Share Tea Sun Plaza Medan to consumer.

Keyword : Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats, Relationship


MarketingMotivation

Universitas Sumatera Utara


KATA PENGANTAR

Alhamdulillah Puji dan Syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT

atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya serta shalawat dan salam peneliti

haturkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW sehingga peneliti dapat

menyelesaikan skripsi ini. Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi

salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Departemen

Manajemen pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Skripsi ini peneliti persembahkan untuk kedua orang tua tercinta

H. Badrun dan Hj. Derliani Lubis yang tidak pernah berhenti mendo’akan,

mendukung dan mencukupi segala kebutuhan materi maupun non-materi dalam

proses pembuatan skripsi ini, dan nasehat-nasehat yang selalu memotivasi

peneliti.

Skripsi ini berjudul “Analisis SWOT Dalam Pembuatan Program

Relationship Marketing Pada Share Tea Sun Plaza Medan”. Penyusunan skripsi

ini tidak akan terselesaikan tanpa adanya bimbingan, saran, bantuan, motivasi dan

do’a dari berbagai pihak. Maka dalam kesempatan ini peneliti sampaikan rasa

hormat dan terima kasih yang tulus kepada :

1. Bapak Prof . Dr. Azhar Maksum, S.E, M.Ec., Ak., selaku Dekan Fakultas

Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME dan Ibu Dra. Marhayanie, M.Si., selaku Ketua

dan Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Univesitas

Sumatera Utara.

Universitas Sumatera Utara


3. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE, M.Si dan Ibu Dra. Friska Sipayung, M.Si.,

selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE., M.Si., selaku Dosen Pembimbing peneliti.

Peneliti mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya telah banyak

meluangkan waktu untuk membimbing, mengarahkan, memberikan saran dan

pengalaman kepada peneliti dalam pengerjaan skripsi ini sampai dengan

terselesaikan.

5. Ibu Dr. Yeni Absah, SE., M.Si., selaku Dosen Pembaca Penilai yang telah

banyak memberikan saran dalam penulisan dan perbaikan skripsi ini.

6. Seluruh Dosen dan Pegawai Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

untuk segala jasa-jasanya selama masa perkuliahan.

7. Manager Share Tea Sun Plaza Medan, Bapak Redi yang telah meluangkan

waktu dan tenaganya membantu peneliti dalam memberikan informasi dan

pengarahan dalam pengumpulan data di Share Tea Sun Plaza Medan.

8. Adik-adikku tersayang, Fahmy Diansyah dan Nita Syahrani serta keluarga

besar yang selalu mendo’akan peneliti.

9. Sahabat-sahabatku (Iyak, Purnama Sari, Kak Ipid, Hendra, Ayu, Astri, Alby,

Indra, Windy, Raissa, Bias, Cika, Dika, Stephen, Bang Rendi, Bang Agung,

Kak Opi), teman-teman Manajemen Fiesta 2013, teman-teman Himpunan

Mahasiswa Manajemen 2013, teman-teman EMBC, adik-adik Manajemen

2011, 2012 dan teman-teman Mahasiswa Manajemen angkatan 2010 yang

Universitas Sumatera Utara


tidak dapat penulis sebutkan namanya satu-persatu yang telah memberikan

motivasi, dukungan, dan kebersamaan selama ini.

10. Teman-teman, sahabat dan adik-adik di Kos Dr.Sofyan 52 yang selalu

memberikan semangat dan dukungan kepada peneliti.

Akhir kata peneliti berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca

pada umumnya dan bermanfaat bagi peneliti khususnya.

Medan, Februari 2014


Peneliti

Ika Apia Septira

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK........................................................................................ ........ i
ABSTRACT....................................................................................... ........ ii
KATA PENGANTAR............................................................................. iii
DAFTAR ISI............................................................................................. vi
DAFTAR TABEL.................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR............................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................... x

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah .................................................................. 7
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian............................................................. 7
1.3.2 Manfaat Penelitian................................................... ........ 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA KONSEPTUAL


2.1 Manajemen Hubungan Pelanggan ............................................ 9
2.2 Konsep Inti dan Tujuan Pemasaran Relasional......................... 14
2.2.1 Konsep Inti Tujuan Pemasaran Relasional ...................... 14
2.2.2 Tujuan Pemasaran Relasional .......................................... 20
2.2.3 CRM ................................................................................. 20
2.2.4 Ukuran Keberhasilan Pemasaran Relasional .................. 21
2.2.5 Defenisi, Fungsi, Strategi, Bauran Pemasaran ................ 22
2.2.6 Analisis Lingkungan........................................................ 29
2.2.7 Teknik-Teknik Analisis Lingkungan............................... 33
2.2.8 Analisis SWOT................................................................ 35
2.2.9 Manajemen Pengambilan Keputusan............................... 40
2.2.10 Tujuan Penerapan SWOT.............................................. 41
2.2.11 Solusi Keputusan........................................................... 42
2.2.12 Model Analisis SWOT................................................... 43

Universitas Sumatera Utara


2.3 Kerangka Konseptual ........................................................................ 43
2.4 Penelitian Terdahulu.......................................................................... 44

BAB III METODE PENELITIAN


3.1 Jenis Penelitian ................................................................................ 46
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................... 46
3.3 Batasan Operasional ......................................................................... 46
3.4 Definisi Istilah... .................. ............................................................ 46
3.5 Jenis Data........................... ............................................................... 48
3.6 Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 48
3.7 Informan Penelitian. ......................................................................... 48
3.8 Metode Analisis Data...................... .................................................. 48

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Gambaran Umum Share Tea............................................................. 51
4.1.1 Sejarah Singkat Share Tea Sun Plaza Medan .................... 51
4.1.2 Struktur Organisasi Share Tea Sun Plaza Medan .............. 57
4.1.3 Tugas dan Wewenang ........................................................ 58
4.1.4 Strategi Bauran Pemasaran.............................................. 59
4.2 Hasil dan Pembahasan ...................................................................... 62
4.2.1 Tahap Masukkan ................................................................ 62
4.2.2 Tahap Pencocokan ............................................................. 67
4.2.3 Relationship Marketing Berdasarkan Analisis SWOT ...... 73
4.2.4 Program Relationship Marketing Yang Diusulkan ............ 75

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan ...................................................................................... 78
5.2 Saran.................................................................................................. 80
DAFTAR PUSTAKA ..................... ............................................................. 82
LAMPIRAN ................................................................................................ 83

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman


1.1 Data Penjualan Per Cup Share Tea........................................... 6
2.1 Perbedaan Pemasaran Tradisional dan Relasional.................... 13
2.2 Instrumen Hubungan Pelanggan dalam Fase Siklus
Hidup Hubungan Pelanggan..................................................... 16
2.3 Instrumen Stimulasi dan Tahap Inisiasi................................... 18
2.4 Bauran Pemasaran.................................................................... 29
2.5 Identifikasi Faktor Internal-Eksternal...................................... 33
2.6 Matrix IFAS and EFAS............................................................. 35
2.7 Matrix Analisis SWOT............................................................. 43
2.8 Penelitian Terdahulu................................................................. 44
4.1 Menu dan Harga Per Cup Share Tea........................................ 54
4.2 Matrix Internal Factor Evaluation........................................... 63
4.3 Matrix Eksternal Factor Evaluation......................................... 64
4.4 Matrixs Internal-Eksternal........................................................ 66
4.5 Matrixs SWOT......................................................................... 68

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Mengidentifikasi Peluang-Peluang Organisasi...................... 38


2.2 Diagram Analisis SWOT........................................................ 39
2.3 Kerangka Konseptual................................................................ 44
4.1 Lokasi Sahre Tea Sun Plaza Medan......................................... 56
4.2 Suasana Outlet Share Tea Sun Plaza Medan............................ 56
4.3 Struktur Organisasi Share Tea Sun Plaza Medan.................... 57
4.4 Diagram Analisis SWOT Kuadran........................................... 71

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

1 Kuesioner Wawancara ......................................................... 83

Universitas Sumatera Utara


ABSTRAK

ANALISIS SWOT DALAM PEMBUATAN PROGRAM


RELATIONSHIP MARKETING PADA
SHARE TEA SUN PLAZA MEDAN

Tujuan penelitian ini adalah untuk merancang dan mengetahui strategi


Relationship Marketing pada Share Tea Sun Plaza Medan.

Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis deskriptif


(kualitatif), metode triangulasi, matriks faktor internal (IFE), matriks faktor
eksternal (EFE), dan matriks kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman
(SWOT) yang akan menghasilkan program Relationship Marketing bagi Share
Tea Sun Plaza Medan.
Pada hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menggunakan matriks
internal faktor dan eksternal faktor serta menggunakan analisis SWOT maka dapat
dihasilkan sebuah strategi program yang terdiri dari Fresnack Card, Bigday Sale,
dan Fresouvenir Card yang akan dapat digunakan dalam strategti promosi yang
dilakukan oleh Share Tea Sun Plaza Medan kepada konsumen.

Kata Kunci : Kekuatan, Kelemahan, Peluang, Ancaman, Relationship


Marketing

Universitas Sumatera Utara


ABSTRACT

ANALISIS SWOT DALAM PEMBUATAN PROGRAM


RELATIONSHIP MARKETING PADA
SHARE TEA SUN PLAZA MEDAN

The purpose of thus research is for design and to know about strategy
relationship marketing at Share Tea Sun Plaza of Medan.

The Method analysis used are descriptive analysis (qualitative), triangular


method , internal factor of matrix (IFE), external factor of matrix (EFE), and
matrix of strength, weakness, opportunity and threat (SWOT) to produce
program Relationship Marketing for Share Tea Sun Plaza Medan.

Based on the analysis known that by using the factor internal matrix and
factor external as well using SWOT analysis thus result in program strategy
consist of Fresnack Card, Bigday Sale, and Fresouvenir Card will used in this
promotion strategic that doing by Share Tea Sun Plaza Medan to consumer.

Keyword : Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats, Relationship


MarketingMotivation

Universitas Sumatera Utara


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perubahan lingkungan yang terjadi di abad 21 ini, membuat situasi ekonomi

sulit untuk di prediksi, sebuah perusahaan akan dekat dengan situasi lingkungan

yang ada disekitarnya, perubahan akan datang dan menghampiri semua yang ada,

tak terlepas pada perusahaan, perubahan akan menjadi situasi yang baik dan

menguntungkan bila dapat ditangani dengan strategi-strategi yang handal yang di

lakukan oleh perusahaan tersebut, tapi lain halnya bila perubahan ditangani

dengan strategi yang tidak sesuai dengan semestinya, maka perubahan tersebut

akan membuat suatu peristiwa yang tidak disangka oleh perusahaan, sehingga

sebuah strategi akan selalu di perlukan dalam segala hal yang menyangkut dengan

perusahaan.

Perubahan akan datang dalam lingkungan Eksternal maupun Internal

perusahaan. Hal ini sama halnya dengan strategi, apabila sebuah perusahaan

mengalami gangguan maka akan berdampak negatif bagi perusahaan. Sedangkan

perubahan yang datang pada perusahaan merupakan sebuah pengaruh yang positif

maka akan menambah kekuatan dan kelangsungan hidup perusahaan. Oleh karena

itu, tidak hanya strategi yang harus dilakukan dengan baik, tetapi faktor-faktor

lain seperti faktor Eksternal maupun faktor Internal perusahaan harus di

perhatikan dan mendapatkan perhatian yang serius dari semua elemen perusahaan,

sehingga kelangsungan hidup perusahaan akan menjadi hal yang penting bagi

perusahaan, dan itu akan membuat semua lapisan perusahaan ikut membantu

Universitas Sumatera Utara


dalam memperhatikan semua faktor-faktor yang ada. Karena apabila semuanya

dapat bekerja sama dalam menciptakan sebuah kerjasama dan kesadaran akan

pentingnya kelangsungan hidup perusahaan, maka perusahaan tersebut akan di

tangani oleh sumber daya manusia yang sadar akan tugas dan tanggung jawabnya,

dan akan membuat perusahaan dapat melewati perubahan yang ada dengan

penanganan yang baik serta strategi-strategi pemasaran yang tangguh.

Sebuah perusahaan baik yang menghasilkan barang maupun jasa, harus

memperhatikan beberapa faktor yang terdiri dari faktor internal seperti, sumber

daya, kapabilitas, kompetisi inti, dan faktor eksternal yang terdiri dari lingkungan

ekonomi, teknologi, hukum-politik, sosiokultural, konsumen, pemasok, dan

pesaing. Perusahaan harus memperhatikan semua faktor yang ada termasuk

memperhatikan seorang konsumen yang merupakan salah satu faktor eksternal.

Konsumen diperlukan untuk dapat mengkonsumsi dan memanfaatkan barang atau

jasa yang perusahaan tawarkan kepada konsumen, setelah konsumen di dapatkan,

maka menjaga hubungan yang baik dengan konsumen merupakan hal yang

penting dan mendasar, dimana untuk menjalin sebuah hubangan yang baik kepada

konsumen, sebuah perusahaan harus memperhatikan apa yang diinginkan atau

yang dibutuhkan konsumen agar dapat dimanfaatkan oleh konsumen.

Salah satu strategi yang dibutuhkan sebuah perusahaan untuk dapat

mempertahankan seorang konsumen yaitu, dengan menerapkan sebuah program

yang dinamakan program Relationship Marketing, Relationship Marketing

merupakan sebuah hubungan yang baik yang harus dibangun dan diperhatikan

oleh perusahaan kepada konsumen, karena apabila perusahaan telah berhasil

Universitas Sumatera Utara


dalam mengambil hati konsumen dengan cara menjaga hubungan satu sama lain,

maka barang yang ditawarkan oleh perusahaan akan menjadi sebuah barang yang

akan dikonsumsi dan dimanfaatkan oleh konsumen, dan tak jarang bahwa ketika

produk tersebut telah lama menjadi primadona bagi konsumen maka produk

tersebut akan menjadi Top of mind dalam paradigma konsumen.

Hubungan jangka panjang kepada konsumen dapat dinamakan sebagai

“Relationship Marketing” (pemasaran relasional) dengan adanya program

Relationship Marketing maka akan membuat sebuah perusahaan untuk

menetapkan strategi pemasaran seperti apa yang tepat untuk menghadapi

konsumen yang memiliki keinginan yang setiap waktunya akan berubah-ubah,

sehingga menuntut perusahaan untuk menangani perubahan dengan strategi-

srategi pemasaran yang tepat agar membuat konsumen dapat memiliki hubungan

yang berkelanjutan bagi perusahaan.

Strategi Relationship Marketing akan dapat di analisis melalui sebuah

analisis SWOT yang merupakan analisis untuk mengukur kekuatan, kelemahan,

peluang maupun ancaman dalam pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan.

Bagi sebuah perusahaan merupakan hal yang sangat penting untuk dapat

mengukur sejauh mana perusahaan itu dapat berkembang dan dapat menjadi

sebuah perusahaan yang produknya diminati oleh konsumen, untuk dapat selalu

mengerti lingkungan yang ada baik lingkungan eksternal maupun lingkungan

internal, maka sebuah analisis diperlukan dalam menilai dan membuat sebuah

kekuatan sebagai daya tahan yang kuat bagi perusahaan, serta akan membuat

sebuah kelemahan menjadi sebuah usaha yang akan dilakukan untuk membuat

Universitas Sumatera Utara


kelemahan menjadi sebuah keunggulan yang dapat bersaing di bandingkan

pesaing lainnya, begitu juga dengan peluang yang ada di dalam perusahaan,

maupun di luar perusahaan akan membuat peluang menjadi motivasi dan

semangat untuk dapat lebih maju dan bertahan dalam menghadapi setiap

perubahan-perubahan yang dihadapi, dan akan membuat ancaman sebagai jalan

dalam kehati-hatian dalam menghadapi pasar yang setiap waktunya berubah-ubah

akibat permintaan konsumen dan keinginan konsumen yang berubah.

Menurut Siagian (2005:172), siapa pun yang sudah biasa berkecimpung

dalam kegiatan perumusan strategi perusahaan dan menjadi pelaku dalam proses

pengambilan keputusan dalam suatu organisasi pasti, mengetahui bahwa analisis

SWOT merupakan salah satu instrumen analisis yang ampuh apabila digunakan

dengan tepat dalam penanganan sebuah program pemasaran perusahaan. Telah

diketahui pula secara luas bahwa SWOT merupkan akronim untuk kata-kata

“Strengths (Kekuatan), Weaknesses (Kelemahan), Oportunities (Peluang), Threats

(Ancaman).

Melihat bagaimana analisis SWOT dapat berjalan dengan baik pada

perusahaan yang didukung dengan hubungan yang baik kepada pelanggan atau

Relationship Marketing dapat diambil pada sebuah Franchise yang baru pertama

datang dan membuka gerainya di Medan, yang bertempat di Jalan KH.Zainul

Arifin No.7 lantai 3 Sun Plaza Medan Sumatera Utara yaitu Share Tea.

Share Tea merupakan sebuah Franchise yang produksi aslinya berada di

Negara Taipei yang berdiri pada tahun 1992, Share Tea merupakan sebuah merek

minuman Bubble Tea yang namanya dikenal di kota Taipei, Share Tea merupakan

Universitas Sumatera Utara


minuman berbahan dasar teh terbaik dengan menggunakan bahan-bahan yang

alami berkualitas tinggi yang disebut dengan “minuman teh dengan gaya baru”,

dengan menambah gaya baru dalam sebuah minuman teh produksi Share Tea

tersebut banyak varian topping yang ditawarkan agar semakin menambah rasa

yang diinginkan oleh konsumen. Share Tea memiliki slogan “Share the world,

Share Happiness” dimana Share Tea telah membuka gerainya lebih dari 180 gerai

di banyak negara seperti, Cina, Hong Kong, Macau, Philippines, Singapore,

Malaysia, Indonesia yang bertempat di Taman Anggrek, Pondok Indah Mall, Puri

Indah Mall, Mall Kelapa Gading, Plaza Semanggi, Ciputera Mall, Plaza Festival,

Lottemart Bintaro, Lottemart Kelapa Gading, Supermall Karawaci, Cipinang

Indah Mall, Summarecon Mall Bekasi, Trans Studio Mall Bandung, Ciwalk Mall,

Sun Plaza Medan, Galaxy Mall Surabaya, Manado Town Square, Trans Studio

Makasar, Q Mall Banjarmasin, Carrefour Sunset Road Bali, dan Center Point

Medan, Australia, United States, Dubai UAE. Dimana minuman bubble tea ini

disebut “Taipei No.1” (makanmana.net), yang tulisan ini dapat dilihat di setiap

gerai Share Tea yang ada, ini menandakan bahwa Franchise Share Tea memiliki

konsumen yang telah mendunia. Sehingga tidak heran bila banyak masyarakat

kota Medan yang menunggu hadirnya Share Tea.

Share Tea tidak hanya menjual begitu banyak variasi menu minuman teh

bubble tetapi juga memiliki design toko yang menarik dengan dilengkapi design

interior yang menampilkan icon atau lambang-lambang negara, seperti, Monas

Jakarta, Menara Kembar Kuala Lumpur Malaysia, Patung Liberty New York, dan

terdapat meja bulat kaca kecil, dengan dilengkapi sofa yang berwarna merah dan

Universitas Sumatera Utara


hitam, serta adanya meja panjang dengan dilengkapi kursi seperti di restaurant,

terdapatnya pendingin ruangan, serta untuk melengkapi design yang menarik dan

nyamannya di gerai Share Tea tersebut, selalu terdengar musik yang membuat

suasana semakin menjadi nyaman.

Share Tea merupakan Franchaise yang baru hadir di medan bila

dibandingkan dengan pesaing lainnya. Penjualan yang dilakukan Share Tea

setiap harinya dan target yang ditentukan oleh Manager Share Tea Sun Plaza

adalah sebagai berikut.

Tabel 1.1
Data Penjualan Per Cup Share Tea
Penjualan per cup Share Cup yang terjual Target Penjualan
Tea
Senin-Jumat 100-200 cup 400 cup setiap harinya
Sabtu-Minggu 2x Lipat dari hari biasa
Sumber: Share Tea Sun Plaza Medan

Pada Tabel 1.1, dapat dilihat bahwa pada saat ini Share Tea belum dapat

meraih target penjualan yang diharapkan, namun hal ini tidak terlalu berpengaruh

sangat negatif bagi Share Tea, karena sebuah usaha yang baru berjalan pada bulan

Februari 2013 ini masih sangat gencar melakukan berbagai cara dalam melakukan

promosi. Share Tea Sun Plaza Medan memerlukan sebuah analisis untuk

mengetahui bagaimana Share Tea Sun Plaza Medan dapat bertahan di pasar

dengan mengahadapi pesaing-pesaing yang nantinya akan mulai mengikuti,

analisis yang tepat yang dapat digunakan Share Tea Sun Plaza yaitu analisis

SWOT yang menganalisis kekuatan, kelemahan, pelaung dan ancaman yang akan

dihadapi oleh Share Tea Sun Plaza.

Universitas Sumatera Utara


Analisis SWOT harus diperhatikan oleh Share Tea, tetapi menjaga

hubungan dengan pelanggan juga harus diperhatikan agar dapat membuat target

penjualan yang ditentukan oleh Share Tea dapat diraih dengan baik dan dapat

mempertahankan produk teh dengan gaya baru tersebut kepada konsumen, dengan

memperhatikan kedua aspek tersebut maka akan didapat sebuah program yang

akan digunakan Share Tea Sun Plaza untuk meningkatkan penjualan per cup

Share Tea. Analisis ini di perlukan untuk dapat mengukur dan mengetahui sejauh

mana peran strategi pemasaran yang digunakan Share Tea dalam memasarkan

minuman teh dengan gaya baru tersebut kepada konsumen. Pada penelitian ini

dapat diambil judul yaitu “Analisis SWOT dalam Pembuatan Program

Relationship Marketing Pada Share Tea Sun Plaza Medan.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas, maka

peneliti mengambil pokok masalah yang dapat dirumuskan sebagai berikut:

Bagaimana program Relationship Marketing yang diterapkan pada Share Tea Sun

Plaza Medan berdasarkan analisis SWOT.

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai peneliti dalam mengadakan penelitian ini yaitu

untuk merancang dan mengetahui strategi Relationship Marketing pada Share Tea

Sun Plaza Medan berdasarkan analisis SWOT.

1.3.2 Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Universitas Sumatera Utara


Dengan melakukan penelitian ini maka peneliti akan dapat menambah

wawasan, pengetahuan dan akan bermanfaat pada dunia kerja, khususnya

mengenai analisis SWOT dalam pembuatan program relationship marketing

2. Bagi Perusahaan

Penelitian ini dapat menjadikan sebuah bahan masukan bagi Share Tea Sun

Plaza Medan.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan perbandingan atau masukan

bagi peneliti selanjutnya dalam melakukan penelitian di masa yang akan datang.

Universitas Sumatera Utara


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA KONSEPTUAL

2.1 Manajemen Hubungan Pelanggan (Customer Relationship Management-

CRM)

Menurut Kotler dan Armstrong (2008:15,138), manajemen hubungan

pelanggan (Customer Relationship Management) adalah konsep yang paling

penting dalam pemasaran modern. CRM melibatkan penataan informasi detail

tentang pelanggan perorangan dan secara cermat menata “titik sentuh” pelanggan

untuk memaksimalkan kesetiaan pelanggan. Manajemen hubungan pelanggan

adalah keseluruhan proses membangun dan memilihara hubungan pelanggan yang

menguntungkan dengan menghantarkan nilai dan kepuasan pelanggan yang

unggul. Proses ini berhubungan dengan semua aspek untuk meraih,

mempertahankan, dan menumbuhkan pelanggan.

Hubungan jangka panjang kepada konsumen dapat dinamakan sebagai

“Relationship Marketing” (pemasaran relasional) dimana ada beberapa konsep

inti dari Relationship Marketing” di antaranya:

1. Horizon Oriental jangka panjang

Merupakan ciri utama Relationship Marketing. Keberhasilan Relationship

Marketing diukur dari seberapa lama pelanggan terjaga hubungan dengan

perusahaan. Dengan demikian Relationship Marketing juga menyangkut nilai

estimasi mengenai nilai sepanjang hidup konsumen.

Universitas Sumatera Utara


2. Komitmen dan Pemenuhan janji

Untuk dapat menjalin hubungan jangka panjang, Relationship Marketing

menekankan upaya pemeliharaan sikap percaya atau kepercayaan, komitmen,

dengan menjaga integritas masing-masing melalui pemenuhan janji atau

timbal balik, empati diantara kedua belah pihak.

3. Pangsa Konsumen Bukan Pangsa Pasar

Relationship Marketing tidak lagi pada konsentrasi pada pencapaian pangsa

pasar melainkan pada upaya untuk mempertahankan pelanggan.

4. Nilai Sepanjang Hidup Pelanggan

Perusahaan perlu mengidentifikasi pelanggan yang berpotensi menjalin

hubungan jangka panjang dan kemudian menghitung nilai hidup pelanggan

(Customer Lifetime Value-CLV ) agar menguntungkan perusahaan.

5. Dialog Dua Arah

Untuk mencapai hubungan yang diinginkan, maka diperlukan komunikasi

dua arah.

6. Kustomisasi

Relationship Marketing memberikan pemahaman yang lebih baik akan

tuntutan dan keinginan konsumen, sehingga memungkinkan penyediaan

produk yang sesuai dengan spesifikasi pelanggan. Menurut Kotler (2003

Jurnal Manajemen, Bahan Kuliah Manajemen).

Universitas Sumatera Utara


Relationship Marketing juga dapat berkembang melalui tiga cara yaitu:

1. Interaction customer relationship, dimulai dari kontak pertama antara sebuah

kelompok dengan kelompoklain, dimana interaksi tersebut merupakan

komunikasi dua arah.

2. Coordinating activities, interaksi antara dua perusahaan yang berbeda

membutuhkan koordinasi aktivitas yang membantu terjalinnya hubungan

yang alami.

3. Adaption, inti utama dari bisnis yang dilakukan oleh perusahaan adalah

menciptakan kepuasan bersama. Tidak ada hubungan yang dilakukan tanpa

melalui adaptasi, karena adaptasi dapat menciptakan kondisi yang

menguntungkan. Menurut Ford (2003 Jurnal Manajemen, Bahan Kuliah

Manajemen).

Manajemen hubungan pelanggan juga mengelola informasi detail tentang

pelanggan perorangan dan secara hati-hati agar dapat memaksimalkan loyalitas

pelanggan. Dengan menggunakan manajemen hubungan pelanggan untuk

memahami pelanggan secara lebih baik, perusahaan dapat memberikan tingkat

pelayanan pelanggan yang lebih tinggi dan mengembangkan hubungan pelanggan

yang lebih dalam. Mereka dapat menggunakan manajemen hubungan pelanggan

untuk menunjukkan pelanggan bernilai tinggi, menargetkan mereka secara lebih

efektif, menjual produk perusahaan, dan menciptakan penawaran bagi

kepentingan pelanggan tertentu, dalam membangun hubungan pelanggan sangat

dibutuhkan untuk merancang strategi pemasaran, yang digerakkan kepada

Universitas Sumatera Utara


pelanggan, membangun program pemasaran, namun arah yang paling

diperhatikan yaitu, membangun hubungan pelanggan yang menguntungkan.

Leonard Berry, dalam Lupiyoadi dan Hamdani(2006:28), dalam pemasaran

relasional, penarikan pelanggan baru hanyalah sebuah langkah awal dari proses

pemasaran. Selain itu, mempertahankan pelanggan jauh lebih murah bagi

perusahaan, dari pada mencari pelanggan baru. Hal ini di perkuat oleh hasil

penelitian bahwa ternyata diperlukan biaya lima kali lipat untuk mendapatkan

seorang konsumen baru dari pada mempertahankan seorang pelanggan.

Pengertian ini memberikan tambahan sudut pandang:

1. Ada perubahan dalam cara pandang perusahaan mengenai hubungannya

dengan konsumen. penekanan-penekanan bergerak pada transaksi yang

menjaga hubungan jangka panjang dengan pelanggan (mempertahankan dan

membangun hubungan baik dengan pelanggan).

2. Adanya sebuah pengakuan bahwa kualitas, customer service (layanan

konsumen), dan aktifitas pemasaran perlu dijalankan secara bersamaan.

Pemasaran relasional memfokuskan pada pemaduan ketiga unsur tersebut dan

memastikan terciptanya potensi kombinasi sinergi di antara unsur ini. Little

dan Marandi dalam Lupiyoadi dan Hamdani (2006:21), pemasaran relasional

adalah suatu alternatif strategi terhadap pendekatan bauran pemasaran

tradisional (yang cenderung transaksional) sebagai suatu cara memperoleh

keunggulan kompetitif yang berkesinambungan (sustainable competitive

advantage-SCA) dan cara terbaik untuk mempertahankan pelanggan dalam

jangka panjang.

Universitas Sumatera Utara


Hal ini sejalan dengan definisi Gronroos dalam Lupiyoadi dan Hamdani

(2006:21), dan teori commitment-trust Morgan dan Hunt dalam Lupiyoadi dan

Hamdani (2006:21). Relasi yang dimaksud mencakup hubungan dengan pemilik

kepentingan yang ada (mulai dari pasar pelanggan, pasar internal, refferral

market, pasar pemasok, karyawan, pasar pengaruh, pemerintah, dan lain-lain.

Dengan demikian, secara singkat dapat dikatakan bahwa pemasaran

relasional merupakan upaya pengenalan kepada setiap pelanggan secara lebih

dekat, menciptakan komunikasi dua arah dengan konsumen, dan mengelola

hubungan yang saling menguntungkan antara pelanggan dan perusahaan

Lupiyoadi dan Hamdani (2006:21)

Secara ringkas, beberapa hal yang membedakan antara pemasaran

transaksional (tradisional) dengan pemasaran relasional dapat dilihat pada Tabel

2.1 Adrian payne dalam Lupiyoadi dan Hamdani (2006:21).

Tabel 2.1
Perbedaan Pemasaran Tradisional dan Pemasaran Relasional
Aspek Pemasaran Tradisional Pemasaran Relasional
Fokus Fokus pada penjualan Fokus pada
mempertahankan
konsumen
Orientasi Orientasi pada Orientasi pada manfaat
karakteristik produk produk
Skala waktu Skala waktu jangka Skala waktu jangka
pendek panjang
Komitmen pada Komitmen terbatas Komitmen tinggi
konsumen
Kontak Kontak dengan Kontak dengan
konsumen rendah konsumen tinggi
Kualitas Kualitas adalah urusan Kualitas adalah urusan
bagian operasi semua departemen/orang
Sumber : Payne dalam Lupiyoadi dan Hamdani (2006:21)

Universitas Sumatera Utara


2.2 Konsep Inti dan Tujuan Pemasaran Relasional

2.2.1 Konsep Inti Pemasaran Relasional

Terdapat beberapa konsep inti di dalam pemasaran relasional. Diantaranya

menurut Little dan Marandi dalam buku Lupiyoadi dan Hamdani (2006:21),

adalah sebagai berikut:

1. Horizontal/Oriental Jangka Panjang

Orientasi jangka panjang merupakan ciri utama pemasaran relasional.

Keberhasilan pemasaran relasional diukur dari seberapa lama pelanggan

terjaga dalam hubungan dan seberapa besar bagian ‘dompet konsumen’

(customer wallet) yang diperoleh. Dengan demikian, pemasaran relasional

juga menyangkut estimasi mengenai nilai sepanjang hidup konsumen

(customer lifetime value-CLV). Pemasaran relasional memandang pelanggan

sebagai mitra sehingga mendorong kolabrorasi serta penciptaan nilai mutual

dan situasi win-win.

2. Komitmen dan Pemenuhan Janji

Untuk dapat menjalin hubungan jangka panjang, pemasaran relasional

menekankan pada upaya pemeliharaan sikap percaya dan komitmen dengan

menjaga integritas masing-masing melalui pemenuhan janji dan empati di

antara kedua belah pihak. Sehingga dapat menyatukan arah pada pencapaian

tujuan yang diinginkan Callaghan et al., Yau et al., dalam Lupiyoadi dan

Hamdani (2006:21). Hal inilah yang diyakini dapat mendorong loyalitas

konsumen.

Universitas Sumatera Utara


3. Pangsa Konsumen Bukan Pangsa Pasar

Pemasaran relasional tidak lagi berkonsentrasi pada pencapaian pangsa pasar

tetapi pada upaya untuk mempertahankan pelanggan dan peningkatan bagian

dompet konsumen dengan menjual lebih banyak produk yang sama atau

penjualan silang kepada mereka. Hal ini berimplikasi bahwa pelanggan yang

berpotensi tinggi diperlukan sebagai individu.

4. Nilai Sepanjang Hidup Pelanggan (customer lifetime value-CLV)

Mengingat biaya untuk menerapkan pemasaran relasional cukup besar, maka

tidaklah ekonomis untuk menginvestasi dalam hubungan jangka panjang.

Sehingga perusahaan perlu mengidentifikasi pelanggan-pelanggan yang

berpotensi menjalin hubungan jangka panjang dan kemudian menghitung

CLV agar menguntungkan perusahaan.

5. Dialog Dua Arah

Untuk mencapai hubungan yang diinginkan, diperlukan dialog dan

komunikasi dua arah, karena hubungan masyarakat (public relations-PR)

adalah hubungan, jaringan, dan interaksi sebagaimana definisi dari

Gummenson dalam Lupiyoadi dan Hamdani (2006:22). Pemasaran relasional

bukan sejedar basis data atau pemasaran langsung.

6. Kustomisasi

Pemasaran relasional memberikan pemahaman yang lebih baik akan tuntutan

dan keinginan konsumen, sehingga memungkinkan penyediaan produk yang

sesuai dengan spesifikasi pelanggan dengan demikian, kustomisasi massal

Universitas Sumatera Utara


(mass customization) atau kustomisasi di pasar massal (mass market) dapat

dilakukan.

Untuk membuat sebuah konsep inti pemasaran relasional maka dapat

diperhatikan melalui Tabel 2.2 yang akan memperlihatkan instrumen hubungan

pemasaran di dalam fase atau siklus hubungan pelanggan, karena untuk dapat

membuat sebuah hubungan pelanggan yang dapat dilakukan dengan jangka

panjang, maka sebuah perusahaan baik barang maupun jasa harus memperhatikan

beberapa instrumen pemasaran relasional yang apabila di perhatikan maka

perusahaan akan dapat mengetahui bagaimana cara membuat sebuah hubungan

pelanggan yang seharusnya yang dapat menguntungkan satu sama lain

berdasarkan bauran pemasaran.

Tabel 2.2
Instrumen Hubungan Pemasaran dalam Fase Siklus Hidup Hubungan
Pelanggan

Atribut Inisiasi Sosialisasi Pertumbuh Kemata Imperil Penghentian


an ngan ment atau
pantangan
Tugas • Bujukan • Aklimitasi • Kustomis • Peralih • Kesala • Bujukan
asi an han (menciptakan
• Stimulasi • Penjualan • Perbaik perbaik nilai tambah)
berbagai an an • Stimulasi
produk efisiens • Restitu (perbaikan
i si pemulihan)
Produk • Jaminan • Menjaga • Integrasi • Pengga • Perbaik • Kustomisasi
kualitas pelanggan pelanggan bungan an produk
• Layanan • Layanan produk produk • Mengambil
purna jual nilai • Standar • Subtitu penanganan
• Tes tambah produk si transaksi
produk • Program produk yang formal
• Standarisa ekspansi
si Produk
• Perjanjian
borongan

Universitas Sumatera Utara


Promosi • Basis • Pelatihan • Member • Promos • Pelatih • Promosi
promosi pelanggan baru i an khusus
produk • Nomor pelanggan khusus pelang • Penyesuaian
• Kontrol layanan • Kelompok • Promos gan promosi
rekomend • Acara pelanggan i online • Hadiah
asi • Pelatihan
langsung pelanggan
• Hubungan
masyarak
at
• Memprom
osikan
komunika
si antar
pelanggan
• Surat
langsung

Harga • Harga • Harga • Perbedaan • Kartu • Penuru • Penurunan


sebagai konstan harga pelang nan harga
indikator • Nilai gan harga • Pembayaran
• Penjualan berbasis untuk tunai
khusus harga diskon
• Penjualan • Penawara • Menga
transparan n paket mbil
• Potongan • Kartu keuntu
harga pelanggan ngan
untuk dari
diskon kesedia
an
memba
yar
Tempat • Pilih • Konsisten • Kemudah • Keanek • Distrib • Koustomisasi
lokasi si dalam an aragam usi distribusi
distribusi distribusi an • Perbaik • Pengganti
• Kostumis distribu an biaya
asi si distribu distribusi
distribusi • Standar si
distribu
si
Sumber:

Universitas Sumatera Utara


Dari Tabel 2.2 dapat dilihat bahwa hubungan pemasaran dalam prakteknya

tidak untuk menggantikan bauran pemasaran tradisonal melainkan

merestrukturisasikan instrumen yang ada di dalam hubungan pemasaran yang

dimiliki dalam sebuah Relationship Marketing aplikasi spesifik tergantung pada

hubungan pelanggan yang dapat dilihat dari fase siklus hidup dan mencapai

perubahan mulai dari perubahan kecil dalam penekanan untuk tetap fokus dengan

menjaga hubungan yang tinggi dengan konsumen. Fase yang tepat untuk

mengembangkan, merancang, dan mengintensifkan hubungan pelanggan dapat

dilihat pada Tabel 2.2.

Tabel 2.3
Instrumen Stimulasi Dalam Tahap Inisiasi
Lamanya/Kejujuran Langsung Tidak Langsung
Jangka Pendek 1. Stimulasi Jangka 2. Stimulasi Jangka
Pendek Langsung Pendek Tidak
Contoh: Langsung
• Penjualan Khusus Contoh:
• Surat Langsung • Standar Produk
• Sistem Harga yang
Transparan
Jangka Panjang 3. Stimulasi Jangka 4. Stimulasi Jangka
Panjang Langsung Pendek Tidak
Contoh: Langsung
• Diskon Contoh:
• Penawaran Paket • Pemilihan Tempat
• Potensi Konsumen
Sumber:

Untuk membuat sebuah program dalam menjalin hunbungan yang baik

dengan pelanggan maka, dapat dikatakan tepat bahwa sebuah perusahaan harus

sudah memikirkan jangka panjang dan jangka pendek program untuk dapat terus

menjaga hubngan yang baik dengan pelanggan, dengan memberikan beberapa

program yang akan menambah minat konsumen untuk tetap loyal kepada

Universitas Sumatera Utara


perusahaan tersebut. Pada kuadran 1 sebuah stimulasi yang ada pada sebuah

program jangka pendek langsung melibatkan satu transaksi yang akan mendorong

konsumen untuk melakukan pembelian pada produk yang ditawarkan oleh

perusahaan tersebut, ini dapat dicapai melalui penjualan spesial yang sering kali

mencakup beberapa tawaran nilai yang baik pada perushaan selama waktu yang

terbatas, dan ini yang membuat konsumen terdorong untuk melakukan pembelian

pada saat perusahaan memberikan beberapa cara untuk dapat menarik pelanggan

dengan baik.

Pada kuadran 2 stimulasi jangka pendek tidak langsung tidak mendorong

pelanggan untuk terburu-buru melakukan pembelian pada sebuah produk yang

ditawarkan oleh perusahaan kepada konsumen, melainkan dapat berhasil

mengatur kondisi dimana pelanggan dapat dirangsang untuk melakukan penilain

pada produk-produk tertentu, misalnya yang terdiri dari standar produk yang akan

dinilai konsumen pada sebuah produk yang di pasarkan oleh pemasar dengan

konsumen mengetahui standar sebuah produk tersebut maka konsumen dapat

diarahkan untuk dapat menggunakan produk tersebut dengan tawaran harga yang

terbuka yang sesuai dengan standar kualitas yang diberikan perusahaan kepada

konsumen.

Pada kuadran 3 dapat dilihat bahwa konsumen mulai didorong dengan

adanya program diskon yang diberikan perusahaan kepada konsumen yang berarti

bahwa terdapat penurunan harga yang akan diberikan untuk produk yang

ditawarkan, serta dengan menawarkan beberapa paket yang telah di sediakan oleh

Universitas Sumatera Utara


perusahaan akan membuat pelanggan masuk dalam sebuah hubungan relasional

kepada perusahaan.

Pada kuadran 4 stimulasi jangka pendek tidak langsung yaitu dengan

masuknya konsumen dalam sebuah hubungan relasional kepada perusahaan

didukung juga pada pemilihan lokasi yang tepat dan memudahkan konsumen

untuk dengan cepat mengetahui tempat atau lokasi penjualan produk tersebut dan

dengan begitu banyaknya stimulasi program yang dibuat kepada konsumen, maka

potensi konsumen akan dilihat dengan bagaimana perusahaan menjaga hubungan

yang sudah terjalin dengan baik kepada konsumen dapat di lakukan dan

dipertahankan untuk kemajuan sebuah perusahaan tersebut.

2.2.2 Tujuan Pemasaran Relasional

Tujuan utama pemasaran relasional adalah untuk menemukan nilai

sepanjang hidup (life time value-LTV) dari pelanggan. Setelah life time value di

dapat maka tujuan selanjutnya adalah bagaimana life time value masing-masing

kelompok pelanggan itu dapat terus diperbesar dari tahun ke tahun. Setelah itu,

bagaimana menggunakan laba yang didapat dari dua tujuan pertama tadi untuk

mendapatkan pelanggan baru dengan biaya yang relatif murah. Dengan demikian

tujuan jangka panjangnya adalah menghasilkan keuntungan terus menerus dari

dua kelompok pelanggan, yaitu pelanggan lama dan pelanggan baru.

2.2.3 Client Relationship Management atau Pemasaran Relasional

Dari contoh kasus yang terdapat dalam Lupiyoadi dan Hamdani (2006:24),

terdapat sebuah kantor konsultan manajemen terkemuka di jakarta, sebut saja PT

Universitas Sumatera Utara


PW, dimana menurut contoh kasus PT PW Client Relationship Management atau

pemasaran relasional dapat diartikan sebagai:

1. Membangun hubungan berkelanjutan dengan pengambilan keputusan dari

klien.

2. Memperbaiki nilai/jasa dari setiap anggota tim kepada klien.

3. Memindahkan target hubungan pada timgkat general manager atau lebih.

4. Mengantisipasi permasalahan klien.

5. Mengikuti proses bisnis untuk memperbaiki kinerja klien.

6. Menggunakan beberapa kumpulan cara, alat, keterampilan yang berhubungan

dengan Client Relationship Management.

7. Mengelola sumber daya dan kemampuan perusahaan kepada permasalahan

klien untuk proyek yang lebih terintegrasi dan berdampak lebih.

2.2.4 Ukuran Keberhasilan Pemasaran Relasional

Dari contoh kasus yang terdapat dalam Lupiyoadi dan Hamdani (2006:24),

terdapat sebuah kantor konsultan manajemen terkemuka di jakarta, sebut saja PT

PW, dimana menurut contoh kasus PT PW ukuran mengenai tingkat keberhasilan

dalam menjaga hubungan dengan klien mereka yaitu:

1. Para klien mencari PT PW untuk memecahkan masalah tersulitnya. Hal ini

dalam konsep jenjang pemasaran relasional berarti telah mencapai suatu

tingkat advocate (loyalitas pelanggan) di mana klien mencari PT PW untuk

meminta advokasi/nasihat mengenai masalah mereka.

2. Para klien menghormati PT PW yang terus memberikan kualitas jasa

terbaiknya.

Universitas Sumatera Utara


3. Partisipasi PT PW dalam perusahaan yang terus meningkat.

4. Meningkatnya pendapatan dan keuntungan.

2.2.5 Definisi, Fungsi, Strategi dan Bauran Pemasaran

2.2.5.1 Definisi Pemasaran

Sebuah perusahaan akan memandang, bahwa pemasaran merupakan hal

yang penting yang harus diperhatikan karena di produksi untuk langsung

dimanfaatkan dan dikonsumsi oleh konsumen sehingga, menurut Kotler dan

Armstrong (2008:6), pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana

pribadi atau organisasi memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan

melalui penciptaan dan pertukaran nilai dengan yang lain. Dalam konteks bisnis

yang lebih sempit, pemasaran mencakup menciptakan hubungan pertukaran

muatan nilai dengan pelanggan yang menguntungkan sehingga dapat didefinisikan

bahwa pemasaran (marketing) sebagai proses dimana perusahaan menciptakan

nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan

dengan tujuan untuk menangkap nilai dari pelanggan sebagai imbalannya.

Menurut William J. Stanton dalam Sunyoto (2012:18) pemasaran adalah

suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan,

menentukan harga, promosi dan mendistribusikan barang-barang yang dapat

memuaskan keinginan dan mencapai pasar sasaran tujuan perusahaan.

Menurut Basu Swastha DH dalam Sunyoto (2012:18), pemasaran adalah

sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan,

menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang, jasa, ide

kepada pasar sasaran agar dapat mencapai tujuan organisasi, sedangkan menjual

Universitas Sumatera Utara


adalah ilmu dan seni mempengaruhi pribadi yang dilakukan oleh penjual untuk

mengajak orang lain agar bersedia membeli barang atau jasa yang ditawarkan.

Menurut Sunyoto (2012:18), jelaslah bahwa pemasaran telah didefenisikan

berbagai cara oleh para penulis dan definisi tersebut tidak bersifat konstan,

melainkan mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan dan evolusi itu

sendiri. Pengertian ketiga penulis diatas mengandung beberapa kesimpulan yaitu:

1. Pemasaran adalah kegiatan manusia yang bertujuan untuk memuaskan

kebutuhan dan keinginan langganan melalui proses pertukaran dan pihak-

pihak yang berkepentingan dengan perusahaan.

2. Pemasaran adalah kegiatan perusahaan dalam membuat rencana, menentukan

harga, promosi serta mendistribusikan barang dan jasa.

3. Pemasaran berorientasi pada langganan yang ada dan potensial.

4. Pemasaran tidak hanya bertujuan memuaskan kepentingan langganan saja

akan tetapi juga memperhatikan semua kepentingan pihak-pihak yang terlibat

di dalamnya, seperti kesejahteraan sosial karyawan, kepentingan masyarakat

sekitarnya, kepentingan para pemegang saham, pencemaran lingkungan dan

lain-lain.

5. Program pemasaran itu dimulai dengan sebuah ide tentang produk baru

(barang, jasa, ide pribadi atau tempat) dan tidak berhenti sampai keinginan

konsumen benar-benar terpuaskan.

2.2.5.2 Fungsi Pemasaran

Menurut Sunyoto (2012:36), tujuan pemasaran adalah mengarahkan barang-

barang dan jasa-jasa ke tangan konsumen. untuk ini diperlukan kegiatan-kegiatan

Universitas Sumatera Utara


tertentu. Berbagai jenis kegiatan dan proses yang diperlukan karena

spesialisasinya di dalam pemasaran itu disebut fungsi-fungsi pemasaran.

Menurut Suhardi Sigit dalam Sunyoto (2012:36), fungsi-fungsi pemasaran

dapat digolongkan sebagai berikut:

1. Fungsi Pertukaran

Fungsi pemasaran jenis pertukaran meliputi:

Pembelian

Pembelian ialah proses atau kegitan yang mendorong untuk mencari

penjualan. Kegiatan yang mendorong untuk mencari (penjualan), oleh karena itu

perlu dimengerti bahwa proses atau kegiatan apa yang mengakibatkan atau

mendorong untuk melakukan pembelian.

Penjualan

Penjualan adalah refleksi dari pada pembelian, merupakan lawan dari pada

pembelian. Pembelian tidak akan terjadi tanpa adanya penjualan dan penjualan

tidak akan terjadi tanpa ada pembelian. Di dalam pembelian dan penjualan itu

terjadi saling mendekati, melakukan tawar-menawar, berunding, membentuk

harga dan penyerahan hak pemilikan.

2. Fungsi Penyedia Fisik

Fungsi pemasaran jenis penyediaan fisik meliputi:

Transportasi

Transportasi adalah kegiatan atau peroses pemindahan barang dari tempat

yang satu ke tempat yang lain. Proses ini menciptakan kegunaan tempat (place

utility).

Universitas Sumatera Utara


Pergudangan (storage)

Fungsi pemasaran jenis ini melakukan kegiatan penyimpanan barang sejak

selesai diproduksi atau dibeli sampai saat dipakai atau dijual di masa yang akan

datang. Pergudangan menciptakan kegunaan waktu (time utility) dan dapat terjadi

di manapun juga sepanjang arus antara produsen dan konsumen.

3. Fungsi fasilitas

Fungsi pemasaran jenis fasilitas meliputi:

Standardisasi

Jika barang-barang atau jasa-jasa berpindah tempat, berpindah waktu atau

berpindah pemilik, umummnya diperlukan ketentuan-ketentuan tertentu.

Standardisasi meliputi penentuan standar produk, pemeriksaan produk untuk

menentukan termasuk standar yang mana (inspection) dan menjeniskan barang ke

dalam kelompok-kelompok standar yang telah ditentukan (sorting).

Pembelanjaan (financing)

Di dalam kegiatan pembelian, transportasi, pergudangan, standardisasi, dan

sebagiannya, diperlukan uang atau dana untuk pembiyaan.

Penanggungan Resiko (risk bearing)

Didalam kegiatan atau proses pemasaran terdapat banyak risiko seperti

risiko hilang, risiko lepas kepemilikan, lepas pengawasan, turun harga, rusak,

terbakar dan lain sebagianya.

Penerangan Pasar (market information)

Penerangan pasar adalah fungsi pemasaran yang sangat luas, karena fungsi

ini memberikan keterangan tentang situasi dagang pada umumnya, keterangan

Universitas Sumatera Utara


yang berhubungan dengan fungsi-fungsi manajemen pemasaran, dan kegiatan-

kegiatan lainnya mengenai spesialisasi-spesialisasi di dalam bidang

perekonomian.

2.2.5.3 Strategi Pemasaran

Kotler dan Amstrong (2008:58), strategi pemasaran (marketing strategy)

logika pemasaran di mana perusahaan berharap untuk menciptakan nilai

pelanggan dan mencapai hubungan yang menguntungkan.

Siagian (2005:210), strategi fungsional di bidang pemasaran menjadi

penentu dalam melakukan berbagai bidang fungsional lainnya. Teori pemasaran

yang sangat sederhana pun selalu menekankan bahwa dalam kegiatan pemasaran

harus jelas siapa yang menjual, apa, dimana, bilamana, bagaimana, dan dalam

jumlah apa dan kepada siapa.

2.2.5.4 Bauran Pemasaran

Kotler dan Amstrong (2008:62), bauran pemasaran (marketing mix) adalah

kumpulan alat pemasaran taktis terkendali yang dipadukan perusahaan untuk

menghasilkan respon yang diinginkannya di pasar sasaran.

Bauran pemasaran terdiri dari 7 kelompok yang terdiri dari:

1. Produk (product) merupakan ragam, kualitas, desain, fitur, nama merek,

kemsan, layanan, yang akan di tawarkan kepada konsumen melalui pasar

sasaran yang telah di tetapkan oleh perusahaan.

2. Harga (price) merupakan daftar harga, diskon, potongan harga, yang di

berikan perusahaan kepada konsunmen di dalam pasar sasaran, dimana

konsumen akan menilai apakah harga yang ditawarkan sesuai dengan barang

Universitas Sumatera Utara


yang ada di pasaran, karena konsumen akan menilai bagaimana harga akan

membuat konsumen menjadi selektif lagi dalam melakukan pembelian

terhadap barang yang dibutuhkannya.

3. Tempat (place) merupakan saluran cakupan pemilihan lokasi yang

menentukan dimana sebuah usaha yang akan didirikan memiliki tempat yang

strategis dan mudah untuk di jangkau oleh konsumen ataupun dekat dengan

pasar karena, salah satu usaha yang baik adalah menempatkan lokasi yang

dekat dengan pasar sasaran, karena akan membantu konsumen dan akan

membuat perusahaan mendapatkan keuntungan dari pemilihan tempat yang

benar.

4. Promosi (promotion) merupakan aktiitas yang menyampaikan manfaat

produk dan melakuakn pembujukan kepada pelanggan agar pelanggan dapat

mengenal sehingga akan membeli produk yang di tawarkan oleh pemasar.

5. Orang (People) merupakan penyedia jasa yang mempengaruhi kualitas jasa

yang diberikan, untuk mencapai kualitas diperlukan pelatihan staf sehingga

karyawan mampu memberikan kepuasan yang baik kepada konsumen. Orang

dalam pemasaran jasa berkaitan erat dengan pemasaran internal, merupakan

interaksi setiap karyawan dan departemen dalam suatu perusahaan sebagai

konsumen internal dan pemasok internal menurut Lupiyoadi dan Hamdani

(2006:80).

6. Bukti Fisik (Physical Evidance) merupakan lingkungan fisik tempat jasa yang

diciptakan serta langsung berinteraksi dengan konsumen. Ada dua jenis bukti

fisik, yaitu:

Universitas Sumatera Utara


a. Bukti penting (Essential Evidence) merupakan keputusan-keputusan

yang dibuat oleh pemberi jasa mengenai desain dan tata letak dari

sebuah gedung-gedung, ruangan, dan lain-lain.

b. Bukti pendukung (Peripheral Evidence) merupakan nilai tambah

yang bila berdiri sendiri tidak akan berarti apa-apa. Jadi, hanya

berfungsi sebagai pelengkap saja, sekalipun demikian peranannya

sangat penting dalam proses produksi jasa menurut Lupiyoadi dan

Hamdani (2006:71)

7. Proses (Process) merupakan pemasaran jasa yang terkait dengan kualitas

yang diberikan, terutama dalam hal sistem penyampaian jasa. Terdapat

pilihan-pilihan dalam unsur proses untuk menghasilkan kualitas jasa, yaitu:

a. Kemampuan membangun proses yang menghasilkan pengurangan

biaya, peningkatan produktifitas, dan kemudahan distribusi. Hal ini

terkait pada unsur mengurangi keragaman yang ada.

b. Kecenderungan memperbanyak kustomisasi dan fleksibilitas dalam

produksi yang mampu manimbulkan naiknya harga. Aktifitas ini

terkait dengan unsur menambah keragaman.

c. Kecenderungan menciptakan spesialisasi yang terkait dengan unsur

mengurangi kompleksitas.

d. Kemampuan melakukan penetrasi pasar dengan cara menambah

pelayanan yang diberikan. Hal ini juga terkait dengan menambah

kompleksitas menurut Lupiyoadi dan Hamdani (2006:82).

Universitas Sumatera Utara


Tabel 2.4
Bauran Pemasaran
4P 4C
Produk Solusi Pelanggan (Customer solution)
Harga Biaya Pelanggan (Customer cost)
Tempat Kenyamanan (Convenience)
Promosi Komunikasi (Communication)
Sumber: Kotler (2008:63)

2.2.6 Analisis Lingkungan Perusahaan

Hunger dan wheelen (2009:113), pengamatan lingkungan adalah

pemantauan, pengevaluasian dan penyebaran informaasi dari lingkungan eksternal

kepada orang-orang kunci dalam perusahaan. Pengamatan lingkungan adalah alat

manajemen untuk menghindari kejutan strategis dan memastikan kesehataan

manajemen dalam jangka panjang.

2.2.6.1 Variabel-variabel Lingkungan

Dalam melakukan pengamatan lingkungan, seorang manajer strategis harus

memperhatikan dan mengetahui berbagai variabel-variabel yang ada di dalam

lingkungan sosial dan lingkungan kerja. Menurut Hunger dan Wheelen

(2009:113), lingkungan sosial termasuk kekuatan umum yang secara tidak

langsung berhubungan dengan aktifitas-aktifitas organisasi jangka pendek tetapi

sering sekali dapat mempengaruhi keputusan jangka panjang. Keputusan jangka

panjang dalam perusahaan dapat meliputi beberapa lingkungan-lingkungan

seperti:

Lingkungan Eksternal

1. Lingkungan Ekonomi

Universitas Sumatera Utara


Dimana kekuatan ekonomi yaitu yang mengatur pertukaran material, uang,

energi dan informasi yang ada, sehingga kekuatan ekonomi memiliki

kekuatan yang sangat di perhatikan dalam segi ekonomi.

2. Lingkungan Teknologi

Yang menghasilkan penemuam pemecaahan masalah yang ada melaui

kemajuan teknologi yang telah berkembang di zaman yang serba terkoneksi.

3. Lingkungan hukum-politik

Dimana kekutan ini yang mengalokasikan kekuasaan dan menyediakan

pemaksaan dan perlindungan hukum dan aturan-aturan yang telah ditetapkan

untuk dipatuhi, dan ditaati.

4. Lingkungan sosiokultural

Dimana nilai-nilai, adat istiadat dan kebiasaan lingkungan menjadi sebuah

perhatian yang penting yang harus dipahami oleh perusahaan, agar dapat

menjadikan kebiasaan lingkungan dan adat istiadat yang diterapkan dalam

suatu lingkungan tersebut dapat menjadi keuntungan dan menjadi kekuatan

bagi perusahaan.

5. Konsumen

Konsumen merupakan aktor yang penting dalam sebuah perusahaan, karena

melalui konsumen lah produk yang diproduksi oleh perusahaan diantar, dan

di konsumsi oleh konsumen.

6. Pemasok

Sebuah perusahaan akan selalu menjaga hubungan baik dengan

pemasoknya, keran pemasok yang akan menyalurkan semua bahan yang

Universitas Sumatera Utara


dibutuhkan oleh perusahaan, sehingga diperlukan menjaga hubungan satu

sama lain dengan saling percaya satu sama lain.

7. Pesaing

Sebuah perusahaan akan menjadi sangat kuat dan merasa tidak ada yang

bisa mengalahkan produknya yang sukses dipasaran, apabila sebuah

perusahaan tersebut tidak memiliki pesaing yang akan menyaingi dan akan

selalu melakukan inovasi yang akan membuat perusahaan tersebut

ketinggalan dengan produk-produk yang di produksinya. Tetapi perusahaan

yang baik akan melakukan persaingan yang sehat dengan pesaingnya apabila

mereka saling berinovasi dalam menciptakan produk-produk yang baru, dan

dapat dikonsumsi oleh konsumen.

Lingkungan Internal

Lingkungan internal merupakan lingkungan yang berada di dalam

perusahaan tersebut yang secara normalnya memiliki dampak atau implikasi

secara langsung terhadap perusahaan tersebut. Lingkungan internal akan

mencakup beberapa aspek yaitu seperti:

1. Sumber daya (resources)

Sumberdaya memiliki peran yang sangat penting dalam sebuah perusahaan,

menurut Situmorang (2012:326), sumberdaya manusia sengaja dipisah karena

sifatnya yang spesifik, namun sumberdaya yang mereka sumbangkan kepada

perusahaan adalah keterampilan, pengetahuan dan kemampuan dalam

mengambil keputusan.

Universitas Sumatera Utara


2. Kapabilitas (capability)

Menurut Situmorang (2012:327), kapabilitas adalah suatu kumpulan

sumberdaya yang menampilkan suatu tugas atau aktifitas tertentu secara

integratif. Menentukan kapabilitas suatu perusahaan didasarkan dua

pendekatan yaitu pendekatan fungsional dan pendekatan rantai nilai (value

chain).

3. Kompetisi Inti (core competence)

Kompetensi inti merupakan sekumpulan keterampilan dan teknologi yang

memungkinkan suatu perusahaan menyediakan manfaat tertentu kepada

pelanggan, sehingga dalam kompetisi inti perusahaan akan memproritaskan

pelanggan dalam produk-produk yang di produksi dan dipasarkan oleh

perusahaan.

Dari beberapa kekuatan dan aspek-aspek yang diperhatikan dalam

lingkungan perusahaan, menurut Hasan (2003:56), analisis terhadap aspek

lingkungan sangat penting untuk mengetahui pengaruh yang ditimbulkan pada

perusahaan, mengabaikan pengaruh berarti kehancuran. Bahwa lingkungan

memiliki peran yang penting untuk selalu di perhatikan dan dianalisis apakah,

yang dilakukan sesuai dengan lingkungan sekitar, dimana di dalam kegiatan

pemasaran dipengaruhi oleh berbagai aspek lingkungan yang terdiri dari faktor-

faktor teknologi, sumber daya finansial, kemampuan pemanufakturan, serta

kekuatan pemasaran.

Universitas Sumatera Utara


2.2.7 Teknik-Teknik Analisis Lingkungan

Ada beberapa macam teknik untuk melakukan analisis lingkunga yaitu,

adanya matrix External Factor Evaluation (EFE) dan matrix Internal Factor

Evaluation (IFE).

Tabel 2.5
Identifikasi Internal Factor dan Eksternal Factor
Eksternal Factor Internal Factor
Mengembangkan daftar peluang yang Semua organisasi mempunyai kekuatan
dapat dimanfaatkan dan ancaman yang dan kelemahan, tidak satupun yang kuat
perlu dihindarkan. atau lemah disegala bidang.
Tidak bertujuan mengembangkan daftar Tidak mungkin melakukan peninjuan
panjang dan lengkap semua faktor semua bidang fungsional organisasi
eksternal yang berpengaruh terhadap (pemasaran, keuangan, akunting
pencapaian misi dan visi. komputer, produksi dan operasi) dan
sub bidang secara mendalam.
Mengenali faktor-fakor kunci saja dan Mengenali faktor-faktor kunci saja dan
menawarkan respon yang mungkin menawarkan respon yang mungkin
dilakukan. dilakukan.
Sumber : Situmorang (2012:343)

2.2.7.1 Matrix Faktor Strategi Eksternal

Sebelum membuat matrix faktor strategi eksternal, terdapat beberapa cara dalam

penentuan faktor strategi eksternal menurut Rangkuti (1997:22) yaitu;

1. Susunlah dalam kolom 1 (5 sampai dengan 10 peluang dan ancaman).

2. Beri bobot masing-masing faktor dalam kolom 2, mulai dari 1,0 (sangat

penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting). Faktor-faktor tersebut

kemungkinan dapat memberikan dampak terhadap faktor stretgis.

3. Hitung rating (dalam kolom 3) unyuk masing-masing faktor dengan

memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 berdasarkan

pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan.

Pemberian nilai rating untuk faktor peluang bersifat positif (peluang yang

Universitas Sumatera Utara


semakin besar diberi rating +4, tetapi jika peluangnya kecil, diberi rating +1).

Pemberian nilai rating ancaman adalah kebalikannya.

4. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk memperoleh

faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk

masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 (outstanding)

sampai dengan 1,0

5. Jumlah skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperboleh total skor

pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan

bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-fator strategis

exsternalnya. Total skor ini dapat digunakan untuk membandingkan

perusahaan ini dengan perusahaan lainnya dalam kelompok industri yang

sama.

2.2.7.2 Matrix Faktor Strategi Internal

Jika manajer strategis telah menyelesaikan analisis faktor-faktor strategis

eksternalnya (peluang dan ancaman), manajer tersebut harus juga memperhatikan

hal yang penting, yang ada di dalam perusahaannya yaitu strategis internal

(kekuatan dan kelemahan) dengan menggunakan cara yang sama seperti matrix

eksternal factor. Sehingga antara matrix eksternal factor dan matrix internal

factor memiliki cara menganalisis yang sama, hanya saja di dalam eksternal

factor terdapat peluang dan ancaman, sedangkan di dalam internal factor terdapat

kekuatan dan kelemahan.

Universitas Sumatera Utara


Tabel 2.6
Matrix IFAS and EFAS
Uraian Bobot Rating Skor
Strengths (kekuatan)
Item dari strenghs Nilai Nilai Nilai
Weaknesses (kelemahan)
Item dari weaknesses Nilai Nilai Nilai
Opportunities (peluang)
Item dari opportunities Nilai Nilai Nilai
Threats (ancaman)
Item dari threats Nilai Nilai Nilai
Sumber : Fahmi (2013:263)

2.2.8 Analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunity, Threats)

2.2.8.1 Definisi SWOT (Srengths, Weaknesses, Opportunities, Threats)

SWOT merupakan singakatan dari Srengths (kekuatan), Weaknesses

(kelemahan), Opportunitie (peluang), Threats (ancaman), dimana SWOT ini

dijadikan sebuah model dalam menganalisis suatu organisasi yang berorientasi

kepada profit dan berorientasi kepada non profit, dengan tujuan utama dalam

analisis SWOT yaitu untuk mengetahui keadaan suatu organisasi secara lebih

komprehensif. Sehingga dengan adanya analisis SWOT membuat suatu organisasi

yang berorintasi profit, maupun non profit dapat melakukan analisis dengan

beberapa ketentuan yang sudah ada, di dalam menganalisis sebuah organisasi ke

dalam analisis SWOT.

Menurut Siagian (2005:172), SWOT dapat merupakan instrumen yang

ampuh dalam melakukan analisis stratejik, keampuhan tersebut terletak pada

kemampuan para penentu strategi perusahaan untuk memaksimalkan peranan

faktor kekuatan dan pemanfaatan peluang sehingga sekaligus berperan sebagai

alat untuk meminimalisasi kelemahan yanhg terdapat dalam tubuh organisasi dan

menekan dampak ancaman yang timbul dan harus dihadapi.

Universitas Sumatera Utara


Menurut David (2009:327), SWOT adalah sebuah alat pencocokan yang

penting yang membantu para manajer mengembangkan empat jenis strategi, yaitu

terdiri dari strategi SO (kekuatan-peluang), strategi WO (kelemahan-peluang),

strategi ST (kekuatan-ancaman), strategi WT (kelemehan-ancaman).

Menurut Rangkuti (1997:18), analisis SWOT adalah identifikasi berbagai

faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Menurut

Situmorang (2012:341), analisis SWOT berisi evaluasi faktor internal perusahaan

berupa peluang dan tantangan. Strategi yang dipilih harus sesuai dan cocok

dengan kapabilitas internal perusahaan dengan situasi eksternalnya. Menurut

Hunger dan Wheelen (2009:193), analisis SWOT merupakan identifikasi

kompetensi langka (distinctive competence) perusahaan yaitu keahlian tertentu

dan sumber-sumber yang dimiliki oleh sebuah perusahaan dan cara unggul yang

digunakan.

Faktor kekuatan dan kelemahan terdapat dalam tubuh suatu organisasi

termasuk satuan bisnis tertentu, sedangkan peluang dan ancaman merupakan

faktor-faktor lingkungan yang dihadapi oleh organisasi atau perusahaan atau

satuan bisnis yang bersangkutan. Jika dikatakan bahwa analisis SWOT merupakan

instrumen yang ampuh dalam melakukan analisis stratejik, keampuhan tersebut

terletak pada kemampuan para penentu strategi perusahaan untuk memaksimalkan

peranan faktor kekuatan dan pemanfaatan peluang sehingga sekaligus berperan

sebagai alat untuk meminimalisasi kelemahan yang terdapat dalam tubuh

organisasi dan menekan dampak ancaman yang timbul dan harus dihadapi. Jika

para penentu starategi perusahaan mampu melakukan kedua hal tersebut dengan

Universitas Sumatera Utara


tepat, biasanya upaya untuk memilih dan menentukan strategi yang efektif

membuahkan hasil yang diharapkan.

Faktor-faktor kekuatan yang dimiliki oleh suatu perusahaan termasuk

satuan-satuan bisnis di dalamnya adalah antara lain kompetensi khusus yang

terdapat dalam organisasi yang berakibat pada pemilikan keunggulan komparatif

oleh unit usaha di pasaran, dikatakan demikian karena satuan bisnis memiliki

sumber keterampilan, produk andalan dan sebagiannya yang membuatnya lebih

kuat dari para pesaing dalam memuaskan kebutuhan pasar yang sudah dan

direncanakan akan dilayani oleh satuan usaha yang bersangkutan. Contoh-contoh

bidang-bidang keunggulan itu antara lain ialah kekuatan pada sumber pemasaran,

citra positif, keunggulan kedudukan di pasar, hubungan dengan pemasok, loyalitas

pengguna produk dan kepercayaan para berbagai pihak yang berkepentingan.

Jika berbicara tentang kelemahan yang terdapat dalam tubuh suatu bisnis,

yang dimaksud ialah keterbatasan atau kekurangan dalam hal sumber,

keterampilan dan kemampuan yang menjadi penghalang serius bagi penampilan

kinerja organisasi yang memuaskan. Dalam praktek, berbagai keterbatasan dan

kekurangan kemampuan tersebut bisa terlihat pada sarana dan prasarana yang

dimiliki atau tidak dimiliki, kemampuan manajerial yang rendah, keterampilan

pemasaran yang tidak sesuai dengan tuntutan pasar, produk yang tidak atau

kurang diminati oleh para pengguna atau calon pengguna dan tingkat perolehan

keuntungan yang kurang memadai.

Universitas Sumatera Utara


Faktor peluang dapat di definisikan secara sederhana yaitu berbagai situasi

lingkungan yang menguntungkan bagi suatu bisnis, yang dimaksud dengan

berbagai situasi tersebut antara lain ialah:

1. Kecenderungan penting yang terjadi dikalangan pengguna produk,

2. Identifikasi suatu segmen pasar yang belum mendapat perhatian,

3. Perubahan dalam kondisi persaingan,

4. Perubahan dalam peraturan perundang-undangan yang membuka berbagai

kesempatan baru dalam kegiatan berusaha,

5. Hubungan dengan para pembeli yang akrab dan

6. Hubungan dengan pemasok yang harmonis.

Faktor ancaman merupakan faktor-faktor lingkungan yang tidak

menguntungkan suatu bisnis. Jika tidak diatasi, ancaman akan menjadi ganjalan

bagi bisnis untuk masa sekarang maupun di masa depan

Sumber daya/ Peluang- Peluang-


kemampuan- peluang peluang di
kemampuan organisasi lingkungan
organisasi tersebut

Sumber: Fahmi (2013:252)

Gambar 2.1
Mengidentifikasi Peluang-peluang Organisasi

Universitas Sumatera Utara


Berbagai peluang

3.Mendukung 1. Mendukung
strategi fun-
arround strategi Agresif
Kelemahan Kekuatan
Internal Internal
4.Mendukung
strategi 2. Mendukung
Devensif
strategi Diversifikasi

Berbagai Ancaman

Sumber : Rangkuti (1997:19)

Gambar 2.2
Diagram Analisis SWOT (Srengths, Weaknesses, Opportunities, Threats)

Gambar 1.2 menunjukkan bahwa situasi yang paling didambakan atau yang paling

di idamkan oleh suatu organisasi yaitu:

Kuadran 1 : Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan

tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat

memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus ditetapkan

dalam kondisis ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang

agresif (Growth oriented strategy).

Kuadran 2 : Meskipun mengahdapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih

memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus

ditetapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan

Universitas Sumatera Utara


peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi

(produk/pasar)

Kuadran 3 : Perusahaan mengahadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi

di lain pihak, ia mengahadapi beberapa kendala/ kelemahan

internal. Kondisis bisnis pada kuadran 3 ini mirip dengan Question

mark pada BCG matrik. Fokus strategi perusahaan ini adalah

meminimalkan masalah-masalah internal perusahaan sehingga

dapat merebut peluang pasar yang lebih baik.

Kuadran 4 : Ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan,

perusahaan tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan

internal. Menurut Rangkuti, (1997:20)

2.2.9 Analisis SWOT dan Manajemen Pengambilan Keputusan

Dalam mendukung manajemen mengambil sebuah keputusan yang akan

berpengaruh terhadap organisasi tersebut, maka analisis SWOT memiliki peran

yang besar dalam pengambilan sebuah keputusan organisasi. Seorang manajer

tidak dapat mengambil keputusan apabila tidak memiliki sebuah landasan yang

kuat, yang akan mempertahankan sebuah organisasi dalam melakukan

pengambilan keputusan yang benar dan tepat. Dalam perusahaan akan melakukan

beberapa analisis yang berguna dalam pengambilan keputusan organisasi tersebut,

oleh karena itu secara umum terdapat beberapa kegunaan dengan menggunakan

analisis SWOT dalam menentukan keputusan yang tepat dalam organisasi

tersebut, yaitu menurut Fahmi (2013:253), ada beberapa kegunaan dengan

Universitas Sumatera Utara


menggunakan analisis SWOT dalam mendukung manajemen dalam mengambil

keputusan:

1. Mampu memberikan gambaran suatu organisasi dari empat sudut dimensi,

yaitu strenght (kekuatan), dan weaknesses (kelemahan), serta opportunities

(peluang), threats (kelemahan). Sehingga pengambilan keputusan bisa

melihat dari empat dimensi ini secara lebih komprehensif.

2. Dapat dijadikan sebagai rujukan pembuatan rencana keputusan jangka

panjang.

3. Mampu memberikan pemahaman kepada para stakeholders yang

berkeinginan menaruh simpati bakan bergabung dengan perusahaan dalam

suatu ikatan kerjasama yang saling menguntungkan.

4. Dapat dijadikan penilai secara rutin dalam melihat progress report dan setiap

keputusan yang telah dibuat selama ini.

2.2.10 Tujuan Penerapan SWOT di Perusahaan

Penerapan SWOT dalam sebuah perusahaan bertujuan untuk memberikan

suatu arah ataupun panduan bagi perusahaan agar tetap fokus kepada tujuan dari

organisasi atau perusahaan tersebut, karena sebuah perusahaan harus memiliki

sebuah tujuan yang fokus dan tepat agar dapat menjaga kelangsungan hidup

perushaan, karena kelangsungan hidup perusahaan merupakan harga “mati” untuk

di pertahankan. Sehingga dengan adanya analisis SWOT tersebut dapat dijadikan

sebauh alat untuk perbandingan dari sudut pandang segi kekuatan maupun segi

kelemahan serta peluang dan ancaman yang mungkin suatu saat akan datang pada

perusahaan. Menurut Fahmi (2013:254), tujuan analisis SWOT adalah dimana

Universitas Sumatera Utara


setiap produk yang beredar di pasaran pasti akan mengalami pasang surut dalam

penjualan atau yang dikenal dengan istilah daur hidup produk (life cycle product).

2.2.11 Solusi Keputusan dalam Mengatasi Penurunan Nilai Produk

Di dalam sebuah perusahaan baik barang maupun jasa, pasti akan memiliki

produk yang ditawarkan kepada konsumen agar dapat dikonsumsi dan di

manfaatkan oleh konsumen, tetapi terkadang produk tidak selamanya akan

bertahan di pasar, karena beberapa pengaruh yang menyebabkan produk yang

perushaan tawarkan mengalami penurunan dalam permintaan, sehingga akan

membuat manajer perushaan untuk mencari cara agar apabila terjadi penurunan

permintaan produk dapat mengetahui solusi dalam setiap pengambilan

keputusannya, menurut Fahmi (2013:256), ada solusi keputusan yang dapat

diberikan dalam penurunan nilai produk yaitu,

1. Melakukan kebijakan evaluasi secara menyeluruh terhadap beberapa produk

yang telah diluncurkan kepasaran. Evaluasi tersebut dilakukan berdasarkan

data dan riset pasar, sehingga diketahui dengan persis produk apa saja yang

mengalami penurunan dan produk apa saja yang masih bertahan serta terus

mengalami permintaan.

2. Menarik kembali produk yang diperkirakan akan terus mengalami penurunan

jual.

3. Menciptakan penciptaan produk baru (new product) dengan model gaya yang

berbeda, termasuk memberi nama baru pada produk bahkan lebih jauh

dengan memberi logo baru jika itu diperlukan

4. Menerapkan konsep baru dalam bidang struktur model.

Universitas Sumatera Utara


5. Melakukan training and education secara lebih profesional.

6. Pimpinan perusahaan dalam menyelesaikan setiap masalah adalah selalu

menjunjung nilai-nilai profesionalisme and sportifitas.

2.2.12 Model Analisis SWOT

Dalam rangka untuk menciptakan ssuatu analisis SWOT yang baik dan

akurat maka akan diperlukan sebuah analisis SWOT yang representative atau

bagaimana sutau kasus yang akan dilihat dan diteliti berdasarkan dengan ruang

lingkup dari kegiatan tersebut.

Tabel 2.7
Matrix Analisis SWOT
Strenght (S) Weakness (W)
Daftar semua kekuatan Daftar semua kelemahan
yang dimiliki yang dimiliki
Opportunities (O) Strategi SO Strategi WO
Daftar semua peluang Gunakan semua kekutan Atasi semua kelemahan
yang dapat diidentifikasi yang dimiliki untuk dengan memanfaatkan
memanfaatkan peluang semua peluang yang ada
yang ada
Threats (T) Strategi ST Strategi WT
Daftar semua ancaman Gunakan semua kekuatan Tekan semua kelemahan
yang dapat diidentifikasi untuk menghindar dari dan cegah semua
semua ancaman ancaman
Sumber: Fahmi (2013:265)

2.3 Kerangka Konseptual

Di dalam penelitian ini analisis yang digunakan yaitu analisis SWOT

(strenghs, weakness, oppotunities, theats) atau analisis (kekuatan, kelemahan,

peluang, ancaman). Dengan menggunakan analisis SWOT ini maka akan didapat

empat strategi yaitu, strategi SO, strategi WO, startegi ST dan strategi WT Fahmi

(2013:265). Secara sederhana kerangka konseptual dapat dilihat di gambar

sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara


1. Analisis Kekuatan dan Program
Kelemahan Relationship
2. Analisis Peluang dan Marketing
Ancaman

Sumber : Rangkuti (1997)

Gambar 2.3
Kerangka Konseptual

Dari Gambar 2.3 dapat diketahui bahwa analisis kekuatan dan kelemahan,

serta analisis peluang dan ancaman akan menghasilkan sebuah program

Realationship Marketing.

2.4 Penelitian Terdahulu


Tabel 2.8
Penelitian Terdahulu
Peneliti Tahun Judul Hasil Penelitian
Ahmad Ramadhan 2013 Analisis SWOT Berdasarkan analisis
Sebagai Landasan lingkungan internal dapat
Dalam Menentukan dilihat bahwa McDonald’s
Strategi Pemasaran Ring-Road kurang luas
(studi McDonald’s sedangkan berdasarkan
Ring-Road) analisis lingkungan
eksternal, dapat dilihat
bahwa McDonald’s Ring-
Road memiliki posisi
eksternal yang kuat. Hal ini
berarti restoran telah
mampu memanfaatkan
peluang untuk mengatasi
ancaman dengan cukup
baik. Dan peluang yang
dimiliki berupa perusahaan
dapat melakukan
penjaualan online sehingga
memberikan kemudahan
bagi pelanggan.
Inka Rahmisari 2012 Analisis Strategi Hasil penelitian
SWOT Dalam menunjukkan bahwa PT
Meningkatkan Indra Pura Perkasa dapat
Penjualan Pada melaksanakan delapan
Perusahaan strategi alternatif

Universitas Sumatera Utara


Pemasaran Coffe berdasarkan prioritas yang
Mix Di Kota Medan dihasilkan dari analisis
(Studi Kasus Pada SWOT sebagai berikut 1.
PT Indrapura Strategi Promosi 2. Strategi
Perkasa Medan) Peningkatan Kualitas SDM
3. Strategi Penetrasi Pasar
4. Strategi Lokasi dan
Layout 5. Strategi
Pembenahan Struktur
Organisasi 6. Strategi
Memperluas Distribusi
Jaringan 7. Strategi
Peningkatan Kualitas
Teknologi Layanan 8.
Strategi Pelayanan
Universal.

Universitas Sumatera Utara


BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Pada penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian deskriptif

(kualitatif) yaitu, pengumpulan data dengan melakukan wawancara langsung

kepada informan yaitu Manager Share Tea Sun Plaza untuk menjawab pertanyaan

mengenai status terakhir dari subjek penelitian Kuncoro (2009:12). Data deskriptif

dikumpulkan melalui daftar pertanyaan dalam wawancara ataupun observasi.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Share Tea Sun Plaza Medan lantai 3 yang

berlokasi di Jalan KH.Zainul Arifin No.7 Medan Sumatera Utara, dengan waktu

penelitian dimulai dari bulan November 2013 sampai dengan bulan Januari 2014.

3.3 Batasan Operasional

Untuk menghindari ruang lingkup yang terlalu luas yang akan mengaburkan

penelitian, maka penelitian ini dibatasi pada strrengths (kekuatan), weaknesses

(kelemahan), opportunities (peluang), threats (ancaman) dalam program

Relationship Marketing Share Tea Sun Plaza Medan.

3.4 Definisi Istilah

Definisi operasional variabel merupakan penjelasan dari beberapa variabel-

variabel yang didefinisikan, maka diperlukan sebuah definisi operasional dari

setiap variabel-variabel tersebut antara lain:

1. Strenghts (kekuatan), adalah sebuah keunggulan yang kompetitif yang

dimiliki oleh Share Tea yang memberikan suatu perbedaan, dimana

Universitas Sumatera Utara


perbedaan akan menjadi sebuah keunggulan tersendiri bagi Share Tea dan

akan memperkuat posisi Share Tea di mata konsumen.

2. Weaknesses (kelemahan), adalah sesuatu yang tidak dilakukan dengan efektif

dan efisien karena kekurangan berbagai faktor serta tidak memiliki

kapabilitas untuk melakukannya, sedangkan pesaing memiliki kapabilitas

dalam melakukannya.

3. Opportunities (peluang), adalah suatu kecenderungan lingkungan yang

mendukung Share Tea, sehingga Share Tea dapat menunjukkan kekuatan

yang ada melalui peluang dipasaran yang dibantu dengan produk yang

ditawarkan Share Tea memiliki sebuah keunggulan yang menawarkan

minuman teh dengan gaya baru, yang didampingi dengan adanya Topping

yang melengkapi minuman teh gaya baru tersebut dibandingkan dengan

pesaing lainnya. karena dengan adanya peluang yang membuat keuntungan,

maka akan dapat meningkatkan kinerja Share Tea.

4. Threats (ancaman), adalah sebuah keadaan lingkungan yang tidak diinginkan

oleh Share Tea karena akan mengakibatkan kerugian bagi Share Tea.

5. Pemasaran Relasional (Relationship Marketing), merupakan cara usaha

pemasaran pada pelanggan yang akan meningkatkan pertumbuhan jangka

panjang bagi Share Tea dan kepuasan maksimum pelanggan, dengan

menjalin hubungan yang relasional maka kedua belah pihak saling

diuntungkan satu sama lain.

Universitas Sumatera Utara


3.5 Jenis Data

Penelitian ini menggunakan dua jenis data yaitu:

1. Data Primer

Data primer adalah data yang dikumpulkan secara langsung melalui

wawancara terhadap Manager Share Tea yang memiliki keterangan yang

akurat dan melalui wawancara dengan konsumen.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data atau informasi yang diperoleh melalui studi

pustaka dengan mempelajari dan memperhatikan berbagai tulisan, buku yang

berhubungan dengan penelitian ini.

3.6 Teknik Pengumpulan Data

1. Wawancara, yaitu dengan melakukan tanya jawab (Indepth Interview)

terhadap Manager Share Tea yang memiliki data yang akurat.

2. Studi pustaka, yaitu dengan mengumpulkan data dan informasi melalui buku-

buku, internet, dan skripsi-skripsi yang berkaitan dengan penelitian ini.

3.7 Informan Penelitian

Informan merupakan, orang yang memberi informasi kepada peneliti

mengenai objek penelitian, informan penelitian ini adalah Manager Share Tea

Sun Plaza Medan yang berjumlah satu orang.

3.8 Metode Analisis Data

1. Analisis Deskriptif

Analisis Deskriptif merupakan cara untuk mencari sebuah hubungan secara

menyeluruh dari suatu keadaan, kemudiaan untuk menafsirkan, data serta

Universitas Sumatera Utara


merumuskan data sehingga memberikan gambaran dan informasi yang jelas

mengenai Strenghts (kekuatan), Weaknesses (kelemahan), Opportunities

(peluang), Threats (ancaman) dalam Relationship Marketing Share Tea Sun Plaza

Medan.

2. Metode Triangulasi

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan cara triangulasi (metode

kualitatif) yang dilakukan dalam bentuk melakukan wawancara kepada konsumen

Share Tea Sun Plaza untuk membandingkan dan menguji kebenaran informasi

yang disampaikan oleh Manager Share Tea Sun Plaza.

3. Matriks Faktor Internal (IFE) dan Matriks Faktor Eksternal (EFE)

Matriks IFE dan EFE terdiri dari beberapa kolom bobot dan rating. Untuk

kolom bobot dan rating diisi sesuai dengan nilai yang merupakan hasil dari

pengelompokkan faktor-faktor internal dan faktor eksternal berdasarkan

tingkatnya.

4. Matriks SWOT

Matriks SWOT merupakan alat yang digunakan untuk menyusun faktor-

faktor strategis perusahaan. Matriks ini digambarkan secara jelas bagaimana

kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman perusahaan dapat diatasi dengan

strategi yang digunakan perusahaan. (terdapat dalam tabel 1.5 Matriks Anlaisis

SWOT).

5. Relationship Marketing

Relationship Marketing sebuah hubungan pelanggan yang harus diberikan

dan dijaga oleh perusahaan baik dengan menggunakan program jangka panjang,

Universitas Sumatera Utara


maupun program jangka pendek, hasil dari penelitian ini nanti adalah membuat

sebuah program Relationship Marketing yang dapat dianalisis melalui faktor

eksternal, faktor internal dan analisis SWOT yaitu kekuatan, kelemahan, peluang

dan ancaman, setelah semua faktor di ketahuai maka akan didapat program

Relationship Marketing yang sesuai dengan perusahaan.

Universitas Sumatera Utara


BAB IV

HASIL PENELITIAAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Share Tea

4.1.1 Sejarah Singkat Share Tea Sun Plaza Medan

Minuman Bubble Tea kini telah mulai meramaikan pasar Indonesia, bubble

tea merupakan sebuah minuman teh dengan rasa yang bervariasi dan di tambah

dengan bubble-bubble yang memiliki rasa yang kenyal di mulut yang menambah

rasa unik bubble tea. Kini banyak outlet yang mulai menawarkan minuman teh

dengan rasa baru dan berbagai variasi rasa maupun variasi topping yang membuat

konsumen menjadi lebih tertarik untuk menikmati bubble tea yang hampir

disetiap pusat perbelanjaan yang ada di Indonesia dapat dijumpai, dengan rasa

yang unik bubble tea dapat dinikmati oleh semua kalangan baik dari orang tua,

orang dewasa, maupun anak-anak, karena bubble tea berbahan dasar teh dengan

bahan-bahan alami yang berkualitas tinggi sehingga membuat pengalaman baru

dalam menikamti teh dengan tambahan bubble dan varian topping lainnya yang

dapat dipilih sesuai dengan keinginan pengunjung outlet bubble tea.

Salah satu Franchise yang menawarkan bubble tea dengan variasi rasa

maupun variasi topping yaitu Share Tea. Share Tea merupakan sebuah Franchise

bubble tea terbaik yang dimiliki oleh negara Taipei, Taiwan. Share Tea berdiri

pada tahun 1992 Share Tea dimulai dari sebuah outlet kecil yang menawarkan

menu utamanya yaitu Classic Pearl Milk Tea dan pada saat ini Share Tea telah

berkembang, dari outlet kecil menjadi sebuah franchise yang memiliki outlet di

lebih dari 180 negara di seluruh dunia seperti, China, Hong Kong, Macau,

Universitas Sumatera Utara


Filipina, Singapura, Malaysia, Indonesia, Australia, Amerika Serikat, Dubai UEA

merupakan beberapa negara yang Share Tea telah membuka outletnya, di

Indonesia sendiri terdapat beberapa outlet yang tersebar di pusat perbelanjaan

yang ada di Indonesia seperti, Taman Anggrek, Pondok Indah Mall, Puri Indah

Mall, Mall Kelapa Gading, Plaza Semanggi, Ciputera Mall, Plaza Festival,

Lottemart Bintaro, Lottemart Kelapa Gading, Supermall Karawaci, Cipinang

Indah Mall, Summarecon Mall Bekasi, Trans Studio Mall Bandung, Ciwalk Mall,

Sun Plaza Medan, Galaxy Mall Surabaya, Manado Town Square, Trans Studio

Makasar, Q Mall Banjarmasin, Carrefour Sunset Road Bali, dan Center Point

Medan.

Share Tea memiliki tujuan “Share the World, Share Happiness”dan tujuan

ini yang membuat Share Tea memiliki begitu banyak outlet di seluruh dunia dan

menawarkan bubble tea dengan bahan-bahan alami yang berkualitas tinggi serta

menawarkan banyak variasi rasa maupun variasi topping. Kini Share Tea telah

hadir di Indonesia yang dikelola oleh PT Prime Restaurant Indonesia sebagai

pemegang resmi waralaba Share Tea Indonesia. Share Tea Indonesia telah

berkomitmen untuk memperluas lebih dari 500 outlet, ini didorong karena

semangat untuk menjadi bubble tea yang dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat

Indonesia dan Share Tea memiliki warna logo yang terdiri dari tiga warna uatama

yang membedakan dengan outle tbubble tea lainnya yaitu terdiri dari warna hitam,

putih, dan merah, dimana hitam melambangkan ambisi dan ketenangan hati,

warna putih melambangkan harmoni, dan kesempurnaan, dan merah

melambangkan energi dan semangat, dan komitmen pada tata letak lokasi dan

Universitas Sumatera Utara


konsep design yang melambangkan Share Tea. Gerai pertama Share Tea di

Indonesia berlokasi di Plaza Semanggi yang mulai beroperasi pada hari selasa

tanggal 04 September 2012.(www.sharetea-indonesia.com)

Pada bulan Februari 2013 Share Tea hadir di Medan yaitu bertempat di

Jalan KH.Zainul Arifin No.7 Sun Plaza Medan lantai 3, setelah kehadiran Boba

Tea dan Chatime di Medan sekarang kompetisi bubble tea telah diramaikan

dengan hadirnya Share Tea di Medan khususnya di Sun Plaza Medan. Share Tea

hadir dengan membawa tagline “Taipei No.1” untuk dapat membuktikan

kehebatan Share Tea melalui variasi rasa teh dan variasi topping yang ditawarkan

Share Tea Sun Plaza Medan kepada konsumen yang datang dan berkunjung di

Sun Plaza Medan.

Untuk tetap membedakan Share Tea Sun Plaza Medan dengan pesaing

lainnya, Share Tea Sun Plaza Medan menyediakan snack dalam menu yang

ditawarkan oleh Share Tea Sun Plaza Medan seperti Popcorn Chicken yang

memiliki variasi rasa seperti rasa Original dan Spicy, Mushroom Toppers dan

ditambah dengan variasi Cakes dan Croissant yang dapat dipilih langsung oleh

konsumen sesuai dengan rasa yang diinginkan serta di lengkapi dengan tambahan

snack seperti Sweet Potato Fries, Potato Ball, Potato Wedges dan menu yang baru

di perkenalkan yaitu Avocado, Season Delight dan Creamy Delight, dengan

hadirnya Share Tea Sun Plaza Medan maka akan membuat peta kuliner semakin

berwarna dengan menu-menu yang ditawarkan kepada konsumen.

(makanmana.net)

Universitas Sumatera Utara


Variasi rasa dan harga per cup sesuai ukuran baik ukuran sedang ataupun

ukuran besar dapat dilihat dari menu yang ditawarkan Share Tea Sun Plaza

Medan sebagai berikut.

Tabel 4.1
Menu dan Harga Per CupShare Tea
Menu Medium Large
Milk Tea
Classic Milk Rp 18.000 Rp 21.000
Tea(Black/Green
Classic Pearl Milk Rp 21.000 Rp 24.000
(Black/Green)
Honey Milk Tea Rp 19.000 Rp 22.000
Hokkaido Pearl Milk Tea Rp 19.000 Rp 22.000
Okinawa Pearl Milk Tea Rp 19.000 Rp 22.000
Nagoya Pearl Milk Tea Rp 19.000 Rp 22.000
Mango Milk Tea Rp 21.000 Rp 24.000
Matcha Red Bean Milk Rp 21.000 Rp 24.000
Tea
QQ happy Family Milk Rp 21.000 Rp24.000
Tea
Fresh Milk
Handmade Taro with Rp 21.000 Rp 24.000
Fresh Milk
Herbs Jelly with Fresh Rp 21.000 Rp 24.000
Milk
Fresh Milk Taro Rp 21.000 Rp 24.000
Rock Salt and Cheese
Green Tea with Rock Salt Rp 21.000 Rp 24.000
and Cheese
Black Tea with Rock Salt Rp 21.000 Rp 24.000
and Cheese
Cocoa with Rock Salt and Rp 21.000 Rp 24.000
Cheese
Strawberry with Rock Rp 21.000 Rp 24.000
Salt and Cheese
Fruit Tea
Lime Green Tea Rp 18.000 Rp 21.000
Passion Fruit Green Tea Rp 18.000 Rp 21.000
Orange Green Tea Rp 18.000 Rp 21.000
Kumquat and Lime Juice Rp 18.000 Rp 21.000
with Plums
Mango Green Tea Rp 18.000 Rp 21.000

Universitas Sumatera Utara


Honey and Lime with Rp 18.000 Rp 21.000
Aloe Vera
Strawberry Black Tea Rp 18.000 Rp 21.000
Passion Double Q Rp 18.000 Rp 21.000
Plum Lime Juice Rp 18.000 Rp 21.000
Yakult
Green Tea Yakult Rp 17.000 Rp 20.000
Mango Yakult with Rp 19.000 Rp 22.000
Yakult
Kiwi Fruit Juice with Rp 19.000 Rp 22.000
Yakult
Smoothies
Orange Smoothie Rp 23.000
Strawberry Smoothie Rp 23.000
with Lychee De Coco
Mango Smoothie with Ice Rp 24.000
Cream
Passion Fruit Smoothie Rp 24.000
Brewed Tea
Classic Brew Tea Rp 15.000 Rp 18.000
Classic Green Tea Rp 15.000 Rp 18.000
Honey Black/Green Tea Rp 15.000 Rp 18.000
Ice Cream
Ice Cream Black Tea Rp 18.000 Rp 21.000
Ice Cream Green Tea Rp 18.000 Rp 21.000
Sumber: Share Tea Sun Plaza Medan

Tabel 4.1 dapat terlihat harga-harga yang ditawarkan Share Tea Sun Plaza

Medan bervariasi sesuai dengan rasa yang diinginkan dan sesuai dengan ukuran

besar kecilnya cup yang dipesan oleh konsumen. Harga yang ditawarkan Share

Tea Sun Plaza Medan hampir sama dengan para kompetitor bubble tea lainnya di

tempat yang sama, karena Share Tea Sun Plaza Medan ingin tetap mengikuti

harga sesuai dengan pasar agar terjadi persaingan yang sehat antara kompetitor

lainnya.

Universitas Sumatera Utara


Selain menu yang ada pada Tabel 4.1 dapat juga dilihat gambar-gambar

mengenai Share Tea Sun Plaza Medan, yang memiliki tempat yang menarik, dan

memiliki ciri khas warna yang terdiri dari warna hitam, merah dan putih.

Gambar 4.1
Lokasi Share Tea Sun Plaza Medan
Dari Gambar 4.1 dapat dilihat suasana Share Tea Sun Plaza Medan yang

memiliki karakteristik ciri yang khas yang di pertahankan oleh Share Tea Sun

Plaza Medan yang membedakan Share Tea dengan kompetitor lainnya, di tempat

yang sama.

Universitas Sumatera Utara


Gambar 4.2
Suasanaoutlet Share Tea Sun Plaza Medan
Pada Gambar 4.2 dapat dilihat suasana di dalam outlet Share Tea Sun Plaza

Medan yang minimalis dan tetapkan menonjolkan ciri khas dari Share Tea Sun

Plaza dan ciri khas Share Tea di seluruh Indonesia, yang memiliki warna yang

terdiri dari warna hitam, merah dan putih, serta menapilkan tagline “Taipei No.1”

yang dapat diartikan bahwa Share Tea merupakan minuman nomor satu di Taipei,

Taiwan dan memberikan kesan bahwa Share Tea merupakan sebuah minuman

bubble tea yang telah menglobal.

4.1.2 Struktur Organisasi Share Tea Sun Plaza Medan

Manager Share Tea Sun Plaza


Medan
Redi (31 tahun)

Supervisor

Karyawan Karyawan Karyawan Karyawan Karyawan

Gambar 4.3
Struktur Organisasi Share Tea Sun Plaza Medan

Pada Gambar 4.1 dapat dilihat bahwa Share Tea Sun Plaza Medan dipimpin

oleh Bapak Redi (31 tahun) sebagai Manager dan dibantu dengan Supervisor

Share Tea Sun Plaza dan memiliki 5 sampai 7 karyawan yang bekerja di Share

Tea Sun Plaza Medan. Karyawan yang bekerja pada outlet Sahre Tea Sun Plaza

Medan ini sebelum bekerja untuk menjadi seorang karyawan Share Tea, semua

Universitas Sumatera Utara


karyawan di berikan pelatihan dalam mengelola dan membuat bubble tea dengan

menu yang sesuai dengan yang diinginkan oleh konsumen, karyawan Share Tea

diberikan pelatihan di Jakarta untuk memenuhi standar kerja yang ditetapkan oleh

Share Tea pusat, dimana semua mengenai Share Tea akan di pelajari oleh

karyawan agar dapat dengan cekatan dalam menguasai untuk membuat satu cup

Share Tea yang sesuai dengan keinginan konsumen.

Lima sampai tujuh karyawan sudah dapat membantu Supervisor dan

Manager Share Tea Sun Plaza Medan dalam melayani konsumen yang datang

dan menikmati satu cup Share Tea. Ini dapat peneliti rasakan ketika melakukan

penelitian di Share Tea Sun Plaza Medan, dengan ramah dan memberikan

senyuman yang ikhlas, membuat peneliti dengan tepat untuk memilih menu yang

ingin di nikmati dan peneliti merasakan nyaman dengan suasana yang membuat

semua yang datang dapat menunggu dengan tenang sambil duduk di beberapa

sofa yang telah disiapkan Share Tea Sun Plaza Medan dengan mendengarkan

beberapa lantunan musik yang selalu uptodate sehingga membuat yang

berkunjung tetap merasakan kenikmatan sambil menikamti satu cup Share Tea

yang siap untuk diminum.

4.1.3 Tugas dan Wewenang

1. Manager Share Tea Sun Plaza Medan

a. Bertanggung jawab secara penuh terhadap keadaan yang dialami oleh

Share Tea Sun Plaza Medan.

b. Bertanggung jawab terhadap pemasaran yang dilakukan oleh Share Tea

Sun Plaza Medan.

Universitas Sumatera Utara


c. Bertanggung jawab pada target yang telah di tentukan oleh Share Tea Sun

Plaza Medan.

d. Bertanggung jawab terhadap keuangan yang ada pada Share Tea Sun

Plaza Medan.

e. Melakukan koordinasi dengan baik terhadap semua karyawan Sahre Tea

Sun Plaza Medan.

2. Supervisor Share Tea Sun Plaza Medan

a. Bertanggung jawab dalam menilai SDM yang bekerja pada Share Tea

Sun Plaza Medan, apakah sudah sesuai dengan standar kerja yang

ditetapkan oleh Share Tea pusat.

b. Bertanggung jawab dalam memberikan fasilitas dan pelayanan yang

terbaik bagi konsumen Share Tea Sun Plaza Medan.

c. Bertanggung jawab dalam sistem operasional Share Tea Sun Plaza

Medan.

3. Karyawan Share Tea Sun Plaza Medan

a. Memberikan waktu, pikiran dan tenaga yang loyal terhadap Share Tea

Sun Plaza Medan.

b. Memberikan pelayanan yang terbaik kepada konsumen Share Tea Sun

Plaza Medan.

c. Mencapai target yang telah ditentukan oleh manager Share Tea Sun Plaza

Medan.

4.1.4 Strategi Bauran Pemasaran

1. Strategi Produk

Universitas Sumatera Utara


Share Tea Sun Plaza Medan menawarkan begitu banyak variasi menu bubble

tea dan memberikan variasi produk baru yang di launching dua kali dalam

setahun sehingga dapat dinikmati oleh semua kalangan baik orang tua, orang

dewasa maupun anak-anak, karena terbuat dari teh dengan bahan-bahan yang

alami dan berkualitas tinggi, yang membuat satu cup Share Tea dan variasi

produk lainnya dapat dinikmati kapan saja sesuai dengan selera dan keinginan

konsumen.

2. Strategi Harga

Harga yang ditawarkan oleh Share Tea Sun Plaza Medan bervariasi sesuai

dengan ukuran dan rasa yang dipesan oleh konsumen, ukuran cup terdiri dari

dua ukuran yaitu, ukuran sedang dan ukuran yang besar, daftar harga bubble

tea Share Tea Sun Plaza Medan dapat dilihat pada Tabel 4.1, dan harga yang

ditawarkan tidak jauh berbeda dengan para kompetitor yang berada pada

tempat yang sama, agar tetap berada pada persaingan yang sehat.

3. Strategi Promosi

Promosi yang dilakukan Share Tea Sun Plaza Medan melalui berbagai media

seperti media sosial yang terdiri dari Blog, Facebook, maupun Website Share

Tea Indonesia, majalah dan promosi yang dilakukan melaui launching produk

baru yang dalam setahun dapat dilakukan sebanyak dua kali yang secara

serentak dilakukan di seluruh Share Tea Indonesia.

4. Strategi Lokasi

Share Tea Medan berada di lokasi yang strategis dan mudah untuk dikunjungi

oleh setiap konsumen yang ingin menikmati satu cup Share Tea, karena

Universitas Sumatera Utara


Share Tea terletak di Jalan KH.Zainul Arifin No.7 Sun Plaza Medan lantai 3,

Share Tea berada pada lokasi pusat perbelanjaan terbesar di kota Medan yang

hampir disetiap harinya Sun Plaza Medan tidak pernah sepi dari pengunjung

yang datang dan berbelanja di Sun Plaza Medan. Ini yang membuat Share

Tea menjadi pilihan yang tepat untuk membuka outlet pertamnaya di Sun

Plaza Medan.

5. Strategi Orang

Merupakan penyedia jasa yang tediri dari semua elemen dari Share Tea Sun

Plaza Medan yang akan membuat produk yang akan dijual dan dapat

dinikmati oleh konsumen dengan memberikan fasilitas pelayanan yang

terbaik kepada konsumen, karena kualitas pelayanan akan berpengaruh pada

penjualan yang di lakaukan oleh Share Tea Sun Plaza Medan. Sehingga

membuat yang terbaik kepada konsumen merupakan hal yang penting untuk

dilakukan oleh semau elemen dari Share Tea Sun Plaza Medan.

6. Strategi Bukti Fisik

Share Tea berada pada sebuah mall yang terbesar di Medan yaitu Sun Plaza

lantai 3 Medan dan memiliki design yang dapat membedakan dengan

kompetitor lainnya di tempat yang sama karena outlet Share Tea Sun Plaza

Medan menydiakan fasilitas yang terdiri dari beberapa sofa berwarna merah

dan hitam, dilengkapi dengan meja bulat kaca yang dihiasi dengan lampu-

lampu yang terang serta dapat terdengar lantunan musik yang selalu update,

memiliki warna yang cerah dan menonjol seperti warna putih, hitam dan

merah dan membuat tagline “Taipei No.1” dan memiliki slogan “Share The

Universitas Sumatera Utara


World, Share Hapiness”yang membuat konsumen akan lebih mengingat

lokasi dan ciri-ciri dari Share Tea yang berada pada Sun Plaza Medan.

7. Strategi Proses

Share Tea Sun Plaza Medan, menjalankan aktivitas dalam menjual produk

Share Tea dengan melakukan semua cara yang baik dan memberikan fasilitas

dengan nyaman kepada konsumen, agar konsumen dapat loyal tehadap Share

Tea, karena dengan setianya konsumen kepada Share Tea maka akan

membuat Share Tea Sun Plaza Medan selalu dikunjungi ketika konsumen

berada pada Sun Plaza, dan kemampuan Share Tea Sun Plaza Medan dalam

melayani konsumen dapat dikategorikan dengan pelayanan yang baik, dan

melakukan spesialisasi karena tidak hanya menjual minuman bubble tea,

tetapi Share Tea Sun Plaza Medan menjual beberapa snack handalan Share

Tea yaitu Popcorn Chicken yang memiliki banyak variasi rasa serta Share

Tea Sun Plaza Medan menawarkan beberapa cake yang menambah

lengkapnya menikmati satu cup Share Tea di outlet Share Tea Sun Plaza

Medan.

4.2 Hasil dan Pembahasan

4.2.1 Tahap Masukan

A. Analaisis Matriks IFE

Mariks IFE digunakan untuk mengetahui seberapa besar peranan dari

faktor-faktor internal yang terdapat pada Share Tea Sun Plaza Medan. Matriks

Universitas Sumatera Utara


IFE menggambarkan sebuah kondisi internal Share Tea Sun Plaza Medan yang

terdiri dari kekuatan, dan kelemahan yang dihitung melalui bobot dan rating.

Tabel 4.2
Matrixs Internal Factor Evaluation (IFE Matrixs)
Faktor Internal Bobot Rating Skor
Kekuatan
1. Lokasi yang strategis 0,11 3 0,33
2. Adanya pengakuan atas merek yang 0,14 4 0,56
sudah mengglobal
3. Tempat yang nyaman, bersih, menarik, 0,15 4 0,6
serta dilengkapi dengan design yang
khas
4. Memiliki menu minuman bubble tea 0,15 4 0,6
yang bervariasi dengan dilengkapi
dengan topping yang beraneka ragam,
yang berbeda dengan kompetitor
lainnya
5. Promosi-promosi yang selalu dilakukan 0,10 3 0,3
dalam setiap tahun
6. Launching produk baru yang secara 0,15 4 0,6
periode yaitu setahun dapat dilakukan
sebanyak dua kali launching produk
Kelemahan
1. Seluruh bahan baku tergantung pada 0,10 1 0,1
Share Tea pusat yang berlokasi
diJakarta dan Share Tea Jakarta juga
masih tergantung pada Share Tea
Taipei, Taiwan
2. SDM (karyawan) yang kurang loyal 0,10 2 0,2
terhadap Share Tea Sun Plaza Medan
Total 1 3,29

Berdasarkan pada hasil analisis matriks IFE pada Tabel 4.2. Menunjukkan

bahwa faktor yang menjadi yang kekuatan utama Share Tea Sun Plaza Medan

yaitu tempat yang nyaman, bersih, menarik, serta dilengkapi dengan design yang

bercirikan Share Tea, memiliki menu minuman bubble tea yang bervariasi dengan

Universitas Sumatera Utara


dilengkapi dengan topping yang beraneka ragam yang berbeda dengan kompetitor

lainnya, serta melakukan launching produk baru yang secara priode yaitu setahun

dapat dilakukan sebanyak dua kali launching produk baru oleh Share Tea

diseluruh Indonesia dengan nilai tertimbang tertinggi yaitu sebesar 0,6 sedangkan

kelemahan yang dimiliki oleh Share Tea Sun Plaza Medan yaitu pasokan bahan

baku yang tergantung seluruhnya kepada Share Tea pusat yang berada di Jakarta

dan Share Tea Jakarta masih tergantung pada Share Tea Taipei, Taiwan dengan

nilai tertimbang terkecil yaitu sebesar 0,1 dan diperoleh total bobot skor yaitu

sebesar 3,29. Hal ini menunjukkan bahwa Share Tea Sun Plaza Medan memiliki

posisi internal yang kuat, karena telah mampu menggunkan kekuatan dan

mengatasi kelemahan dengan cukup baik.

B. Analisis Matriks EFE

Matriks EFE digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari

faktor-faktor eksternal Share Tea Sun Plaza Medan. Matriks EFE akan

menggambarkan kondisi eksternal perusahaan yang terdiri dari peluang dan

ancaman yang dihitung berdasarkan bobot dan rating.

Tabel 4.3
Matrixs Eksternal Evaluation (EFE Matrixs)
Faktor Eksternal Bobot Rating Skor
Peluang
1. Antusias konsumen kepada Share Tea yang 0,14 3 0,42
meningkat, dan munculnya konsumen-
konsumen yang baru
2. Perkembangan pangsa pasar yang dapat 0,16 3 0,48
menikamti Share Tea baik dari kalangan
orang tua, orang dewasa, hingga anak-anak
3. Terjadinya perubahan trend dengan 0,19 4 0,76
kebiasaan minum teh, tetapi dengan rasa
yang baru dan bervariasi

Universitas Sumatera Utara


4. Menggunakan bahan yang berdasarkan teh 0,17 3 0,51
dengan kualitas tinggi serta aman
dikonsumsi

Ancaman
1. Industri minuman bubble tea yang saat ini 0,12 2 0,24
merupakan sektor yang sangat kompetitif
sehingga persaingan juga semakin ketat
2. Persamaan strategi pemasaran dengan 0,10 3 0,3
produk bubble tea lainnya
3. Adanya ancaman dari pendatang baru 0,12 3 0,36
Total 1 3,07

Berdasarkan hasil analisis matriks EFE pada Tabel 4.3, menunjukkan

bahwa faktor yang menjadi peluang utama bagi Share Tea Sun Plaza Medan

yaitu, terjadinya perubahan trend dengan kebiasaan minum teh, tetapi dengan rasa

yang baru dan bervariasi dengan nilai tertimbang yaitu sebesar 0,76, sedangkan

yang menjadi ancaman utama bagi Share Tea Sun Plaza Medan yaitu Industri

minuman bubble tea yang saat ini merupakan sektor yang sangat kompetitif

sehingga persaingan juga semakin ketat dengan nilai tertimbang terendah yaitu

sebesar 0,24. Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 4.3 maka dapat di peroleh

total bobot skor yaitu sebesar 3,07. Hal ini menunjukkan bahwa Share Tea Sun

Plaza Medan mampu merespon faktor eksternal dengan memanfaatkan peluang

yang ada dan mengatasi ancaman.

C. Matrix Internal-Eksternal

Matrix Internal-Eksternal, memposisikan berbagai devisi suatu organisasi

dalam tampilan sembilan kuadran, sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 4.4,

didalam matrix IE ini akan dapat diketahui strategi yang di siapkan oleh

perusahaan untuk berbagai kemungkinan peluang dan ancaman. Isu strategis yang

Universitas Sumatera Utara


akan dimonitor harus ditentukan, karena diperkirakan isu ini dapat mempengaruhi

perusahaan dimasa yang akan datang.

Tabel 4.4
Matrixs Internal-Eksternal

Kuat Rata-Rata Lemah


4.0 3.0 2.0 1.0
Tinggi I II III

3.0 Pertumbuhan Pertumbuhan Penciutan


Menengah IV V VI

Stabilitas Pertumbuhan Penciutan


2.0 Stabilitas
Rendah VII VIII IX

1.0 Pertumbuhan Pertumbuhan Likuidasi


Sumber: Rangkuti (2013:206)

Keterangan:

1. Kuadran I, II, IV: dapat digambarkan sebagai strategi tumbuh dan

berkembang (Grow and Build). Strategi yang intensif melalui penetrasi pasar,

pengembangan pasar, dan pengembangan produk dapat menjadi yang paling

tepat bagi kuadran ini.

2. Kuadran III, V, VII: dapat ditangani dengan strategi menjaga dan

mempertahankan (Hold and Maintain) penetrasi pasar dan pengembangan

produk adalah dua strategi yang sesuai digunakan pada kuadran ini.

3. Kuadran VI, VIII, IX: dapat ditangani dengan strategi divestasi maupun

inovasi.

Universitas Sumatera Utara


Pada Matriks internal faktor di dapat total bobot skor sebesar 3,29 dan pada

matriks eksternal faktor di dapat total bobot skor sebesar 3,07. Sehingga dapat

ditentukan bahwa matriks internal dan matriks eksternal yang dimiliki oleh Share

Tea Sun Plaza Medan berada pada kuadran pertama (I) yang artinya strategi yang

tepat untuk digunakan oleh Share Tea Sun Plaza Medan merupakan strategi

(Grow and Build) strategi tumbuh dan membangun melalui beberapa strategi

seperti penetrasi pasar, pengembangan pasar seperti promosi, dan melakukan

pengembangan produk, yang pada saat ini Share Tea Sun Plaza Medan

menetapkan dalam setahun Share Tea Sun Plaza Medan melakukan Launching

produk baru sebanyak dua kali per periode, dan pada saat ini yang menjadi produk

baru dari Share Tea Sun Plaza Medan yaitu Avocado, Season Delight dan Creamy

Delight.

4.2.2 Tahap Pencocokan

Tahap pencocokan merupakan sebuah tahap untuk merumuskan strategi

berdasarkan hasil analisis dan identifikasi akan kondisi lingkungan internal dan

identifikasi dari lingkungan eksternal Share Tea Sun Plaza Medan yang telah

terkumpul. Pada tahap pencocokan ini model yang akan digunakan dalam

perumusan strategi adalah matriks SWOT (Strength, Weakness, Opportunities,

Threat), dan berdasarkan kekuatan, kelemahan, dan ancaman yang diperoleh

melalui audit internal dan eksternal, dapat di formulasikan alternatif strategi yang

akan diambil.

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.5
Matrixs SWOT (Strength, Weakness, Opportunities, Threat)
Kekuatan (S) Kelemahan (W)
Faktor Internal 1. Lokasi yang strategis. 1. Seluruh bahan baku
2. Adanya pengakuan tergantung pada Share
atas merek yang sudah Tea pusat yang berlokasi
mengglobal. diJakarta.
3. Tempat yang nyaman, 2. SDM (karyawan) yang
bersih, menarik, serta kurang loyal terhadap
dilengkapi dengan Share Tea Sun Plaza
design yang khas. Medan
4. Memiliki menu
minuman bubble tea
yang bervariasi dengan
dilengkapi dengan
topping yang beraneka
ragam, yang berbeda
dengan kompetitor
lainnya.
5. Promosi-promosi yang
Faktor Eksternal selalu dilakukan dalam
setiap tahun.
6. Launching produk
baru yang secara
periode yaitu setahun
dapat dilakukan
sebanyak dua kali
launching produk
Peluang (O) Strategi S-O Strategi W-O
1. Antusias konsumen 1. Memiliki menu 1. Menyiapkan persediaan
kepada Share Tea yang minuman bubble tea bahan baku, agar dapat
meningkat, dan yang bervariasi dan selalu menjaga kepuasan
munculnya konsumen- menggunkan bahan konsumen dan
konsumen yang baru. dasar teh yang alami mendapatkan pelanggan
2. Perkembangan pangsa dan berkualitas tinggi yang baru, yang ingin
pasar yang dapat dengan dilengkapi mencoba terhadap
menikmati Share Tea dengan topping yang minuman bubble tea
baik dari kalangan orang beranekaragam, yang Share Tea (W1,O1).

Universitas Sumatera Utara


tua, orang dewasa, hingga berbeda dengan
anak-anak. kompetitor lainnya
3. Terjadinya perubahan (S4,O4).
trend dengan kebiasaan 2. Adanya pengakuan
minum teh, tetapi dengan atas merek yang sudah
rasa yang baru dan mengglobal dan
bervariasi. terjadinya perubahan
trend dengan
4. Menggunakan bahan kebiasaan minum teh,
yang berdasarkan teh tetapi dengan mencoba
dengan kualitas tinggi rasa yang baru dan
serta aman dikonsumsi. bervariasi (S2,O3).
3. Promosi-promosi yang
selalu dilakukan dalam
setiap tahun dan dapat
meyakinkan bahwa
stiap orang tua, orang
dewasa, maupun anak-
anak dapat menikmati
bubble tea ini dengan
aman (S5,O2).
Ancaman (T) Strategi S-T Strategi W-T
1. Industri minuman bubble 1. Memproduksi 1. Menyediakan pasokan
tea yang saat ini minuman bubble tea bahan baku yang agar
merupakan sektor yang yang beranekaragam tidak kekurangan
sangat kompetitif akan meminimumkan persediaan dan tidak
sehingga persaingan juga persaingan dalam membuat kecewa
semakin ketat. industri bubble tea konsumen karena
2. Persamaan strategi yang semakin ketat dengan pesanan yang
pemasaran dengan (S4,T1). diiginkan selalu tersedia,
produk bubble tea 2. Melakukan promosi akan mengurangi
lainnya. secara rutin, akan ketatnya persaingan yang
3. Adanya ancaman dari membuat konsumen ada karena konsumen
pendatang baru. tetap ingin mencoba masih tetap terjaga dan
dan akan membuat dapat menikmati Share
strategi pemasaran Tea dengan rasa yang
yang berbeda di diiginkan (W1,O1).
bandingkan dengan
kompetitor (S5,O2).
3. Lokasi yang strategis
berada pada pusat
perbelanjaan akan
menguarangi adanya
pendatang baru dalam
tempat yang sama
(S1,O3).

Universitas Sumatera Utara


Pada Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa pada tahap pencoccokan seluruh startegi

kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman di masukkan dalam sebuah tabel, dan

di cocokkan dengan menggunakan strategi strenght di cocokkan pada strategi

opprtunities yang menghasilkan tiga strategi yaitu, memiliki menu minuman

bubble tea yang bervariasi dan menggunkan bahan dasar teh yang alami dan

berkualitas tinggi dengan dilengkapi dengan topping yang beranekaragam, yang

berbeda dengan kompetitor lainnya, adanya pengakuan atas merek yang sudah

mengglobal dan terjadinya perubahan trend dengan kebiasaan minum teh, tetapi

dengan mencoba rasa yang baru dan bervariasi, promosi-promosi yang selalu

dilakukan dalam setiap tahun dan dapat meyakinkan bahwa stiap orang tua, orang

dewasa, maupun anak-anak dapat menikmati bubble tea ini dengan aman.

Hasil dari pencocokkan antara strategi Weakness dengan Oppotunities yaitu

menyiapkan persediaan bahan baku, agar dapat selalu menjaga kepuasan

konsumen dan mendapatkan pelanggan yang baru, yang ingin mencoba terhadap

minuman bubble tea Share Tea. Setelah semua strategi dicocokkan dengan

peluang (Opportunities) maka selanjutnya strategi dicocokkan dengan ancaman

(threath), dimana strategi kekuatan akan dicocokkan dengan ancaman yang akan

menghasilkan strategi memproduksi minuman bubble tea yang beranekaragam

akan meminimumkan persaingan dalam industri bubble tea yang semakin ketat,

Melakukan promosi secara rutin, akan membuat konsumen tetap ingin mencoba

dan akan membuat strategi pemasaran yang berbeda di bandingkan dengan

kompetitor, dan lokasi yang strategis berada pada pusat perbelanjaan akan

menguarangi adanya pendatang baru pada tempat yang sama.

Universitas Sumatera Utara


Tahap pencocokkan yang terakhir adalah dengan menggabungkan

kelemahan dengan ancaman yang telah dianalisis yaitu, menyediakan pasokan

bahan baku agar tidak kekurangan persediaan dan tidak membuat kecewa

konsumen karena dengan pesanan yang diiginkan selalu tersedia, akan

mengurangi ketatnya persaingan yang ada karena konsumen masih tetap terjaga

dan dapat menikmati Share Tea dengan rasa yang diiginkan.

Gambar 4.4 akan menunjukkan bahwa situasi yang menunjukkan kekuatan

dan kelemahan dalam lingkup internal dan akan menunjukkan peluang dan

ancaman dari faktor eksternal.

Peluang
Terjadinya perubahan trend
Kekuatan
dengan kebiasaan minum teh,
tetapi dengan rasa yang baru 1. Tempat yang
dan bervariasi. nyaman, bersih,
menarik, serta
dilengkapi dengan
design yang khas.
Kelemahan 2. Memiliki menu
minuman bubble tea
Seluruh bahan baku Kuadran III Kuadran I yang bervariasi
tergantung pada Share dengan dilengkapi
Tea pusat yang dengan topping yang
berlokasi diJakarta dan beraneka ragam,
Kuadran IV Kuadran II
Share Tea Jakarta juga yang berbeda dengan
masih tergantung pada kompetitor lainnya.
Share Tea Taipei, 3. Launching produk
Taiwan baru yang secara
Ancaman periode yaitu
Industri minuman bubble tea setahun dapat
yang saat ini merupakan sektor dilakukan sebanyak
yang sangat kompetitif sehingga dua kali launching
persaingan juga semakin ketat produk.
Gambar 4.4
Diagram Analisis SWOT (Srengths, Weaknesses, Opportunities, Threats)

Universitas Sumatera Utara


Kuadran I, menunjukkan bahwa Share Tea Sun Plaza Medan memiliki

kekautan yang dapat di satukan dengan peluang dimana produk minuman bubble

tea memiliki banyak variasi rasa dan topping yang membedakan dengan

kompetitor lainnya, adanya pengakuan atas merek yang telah menglobal, dimana

Share Tea telah dikenal oleh masyarakat dunia karena telah banyak membuka

lebih dari 180 outlet diseluruh dunia, dan sering melakukan promosi-promosi

yang membuat konsumen ingin datang, dan datang lagi.

Kuadran II, menunjukkan bahwa dibalik ancaman faktor eksternal seperti

industri bubble tea yang semakin kompetitif, tetapi Share Tea Sun Plaza Medan

memiliki pangsa pasar yang terdiri dari semua umur seperti, orang tua, orang

dewasa, maupun anak-anak dapat menikmati karena terbuat dari teh dengan

kualitas tinggi dan menawarkan banyak variasi rasa dan pilihan topping.

Kuadran III, Share Tea Sun Plaza Medan mengalami kelemahan dalam

penyediaan bahan baku, karena bahan baku terfokus pada Share Tea Jakarta,

namun Share Tea Sun Plaza Medan, selalu menyediakan persediaan bahan baku

yang lebih di setiap pemesanan bahan baku dari Share Tea pusat, agar tidak

terlalu mengalami kekurangan dalam bahan baku, karena dengan selalu

tersedianya menu yang diinginkan konsumen maka akan mengurangi ancaman

kehilangan konsumen.

Kuadran IV, sebuah kelemahan yang disatukan dengan ancaman yaitu

dalam penyediaan bahan baku, sehingga penyediaan bahan baku selalu

diperhatikan dengan serius oleh Share Tea Sun Plaza Medan.

Universitas Sumatera Utara


4.2.3 Relationship Marketing Berdasarkan Analisis SWOT Pada Share Tea

Sun Plaza Medan

Relationship Marketing merupakan sebuah hubungan pemasaran yang

akan dilakukan oleh Share Tea Sun Plaza Medan kepada konsumen. Dalam

membuat sebuah hubungan pemasaran yang relasional, maka Share Tea harus

melakukan beberapa aspek yang terdiri dari:

1. Fokus Dalam Mempertahankan Konsumen, dengan memberikan fasilitas

yang nyaman dan melakukan beberapa promosi-promosi yang akan

menguntungkan bagi konsumen maka akan membuat konsumen tetap

memilih Share Tea Sun Plaza Medan, karena selalu memberikan fokus yang

tepat kepada konsumen dalam aspek fasilitas, pelayanan, maupun

memberikan beberapa promosi-promosi yang akan membuat konsumen untuk

selalu ingin datang ke outlet Share Tea Sun Plaza Medan.

2. Orientasi Pada Manfaat Produk, Share Tea Sun Plaza Medan memberikan

pilihan yang dapat dipilih oleh semua konsumen yang membeli Share Tea

yaitu dengan menampilkan pilihan rasa yang 100% sweet atau 30% sweet,

100% ice, atau 50% ice dan selalu menawarkan topping yang beranekaragam

kepada konsumen Share Tea Sun Plaza Medan, dan mempertahankan

kualitas produk dengan menggunakan bahan dasar teh dengan kualitas tinggi

Universitas Sumatera Utara


sehingga tidak membuat konsumen merasa kecewa dengan produk yang telah

disajikan.

3. Skala Waktu Jangka Panjang, dengan membuat skala waktu jangka panjang

untuk beberapa hubungan pemasaran yang dilakukan Share Tea Sun Plaza

Medan, Share Tea Sun Plaza Medan telah melakukan beberapa promosi

seperti Frequent Card yaitu dengan membeli 10 cup Share Tea dengan rasa

apa saja dan dengan ukuran apa saja, akan mendapat kan stempel dari Share

Tea Sun Plaza Medan, dan ini yang dikumpulkan konsumen sampai dengan

10 cup Share Tea, apabila telah sampai dengan 10 cup pembelian maka

konsumen akan mendapat kan satu cup Share Tea dengan rasa apa saja secara

gratis tetapi dengan ukuran yang sedang, dan Share Tea Sun Plaza Medan

pada bulan Desember tahun 2013, telah melakukan promosi dengan

menawarkan kepada seluruh mahasiswa khususnya mahasiswa USU untuk

melakukan pembelian Share Tea 2 cup gratis 1 cup Share Tea dengan

menunjukkan kartu mahasiswa maka pembelian dapat dilakukan, dan ini yang

dilakukan Share Tea Sun Plaza Medan dalam menjalin hubungan yang

berkelanjutan dan jangka panjang kepada konsumen.

4. Kontak Dengan Konsumen Tinggi, Share Tea Sun Plaza Medan memberikan

fasilitas yang sesuai dengan keinginan konsumen, sehingga tidak heran bila

terkadang untuk membeli satu cup Share Tea konsumen harus antri, namun

bukan berarti pelayanan yang diberikan kurang, namun karena minat

konsumen yang tinggi terhadap Share Tea, tetapi hal ini tidak dibiarkan saja

oleh Share Tea Sun Plaza Medan, karena Share Tea Sun Plaza Medan,

Universitas Sumatera Utara


memberikan pelayanan dan kontak komunikasi yang baik terhadap konsumen

dengan membuat banyak kursi dan sofa bagi konsumen yang ingin kumpul-

kumpul maupun untuk menunggu antrian.

5. Kualitas, kualitas dari Share Tea menjadi tanggung jawab semua elemen baik

Manager, Supervisor, maupun karyawan, karena dengan mempertahankan

kualitas dari semua elemen produk Share Tea Sun Plaza Medan, membuat

konsumen akan selalu datang dan melakukan pembelian dalam menikmati

satu cup Share Tea yang disajikan, karena dengan menjaga kualitas serta

mempertahankan kualitas terbaik sesuai dengan standar yang di tetapkan oleh

Share Tea Indonesia akan mengurangi ketatnya kompetisi dalam minuman

bubble tea saat ini.

4.2.4 Program Relationship Marketing Yang Diusulkan Peneliti Kepada

Share Tea Sun Plaza Medan

Setelah melihat dan melakukan penelitian dengan menggunakan matriks

internal dan matriks eksternal faktor dan ditentukan pada strategi mana yang tepat

digunakan Share Tea Sun Plaza Medan yang berada pada kuadran pertama (I)

pada Matrik Iternal-Eksternal serta menggunakan strategi kekuatan, strategi

kelemahan, strategi peluang dan strategi ancaman, maka peneliti memberikan

sebuah usulan program dalam hubungan pemasaran relasional yang akan

diperlukan oleh Share Tea Sun Plaza Medan yaitu terdiri dari,

1. Melakukan promosi dengan menggunakan “FreSnack Card”, yaitu dengan

melakukan promosi penjualan beli 5 cup Share Tea pada Sun Plaza Medan

gratis 1 snack Potato Ball. Sehingga konsumen dapat mebedakan Share Tea

Universitas Sumatera Utara


Sun Plaza Medan dengan kompetitor lainnya yaitu dengan mulai

mepromosikan snack-snack handalan Share Tea Sun Plaza Medan, dan

memberikan hubungan pemasaran yang baik terhadap konsumen Share Tea

Sun Plaza Medan.

2. Melakukan pemotongan harga pada hari-hari khusus atau hari-hari besar

seperti hari raya i’dul fitri, natal dan tahun baru, tahun baru imlek dan

beberapa hari besar lainnya, dengan menggunakan “Bigday Sale” yaitu

dengan memberikan potongan harga pada satu cup Share Tea ukuran large

atau ukuran besar dengan memberikan potongan harga sebesar 15% dari

harga normal ukuran cup besar, maka akan membuat konsumen yang datang

dan berbelanja pada Sun Plaza Medan ingin membeli dengan ukuran large,

dan ini hanya dilakukan pada saat hari besar, karena dengan asumsi bahwa

pada saat hari-hari besar pengunjung pusat perbelanjaan akan semakin

meningkat, dan dengan peluang ini maka akan di manfaatkan waktu yang

tepat untuk berbagi kepada konsumen.

3. Program yang peneliti usulkan kepada Share Tea Sun Plaza Medan

selanjutnya yaitu dengan membuat program “FreSouvenir Card” buy 10 cup

Share Tea get one souvenir Share Tea, yaitu dengan membeli 10 cup Share

Tea pada Sun Plaza Medan maka konsumen akan mendapatkan beberapa

souvenir yang bercirikan Share Tea seperti Mug Share Tea, Pin Share Tea,

Sticker Share Tea, yang diberikan apabila konsumen telah melakukan

pembelian 10 cup Share Tea pada Sun Plaza Medan, dengan menawarkan

beberapa souvenir kepada konsumen maka ini akan membuat sistem jangka

Universitas Sumatera Utara


panjang program relasional yang akan selalu mengutamakan kepusaan

pelanggan sehingga pelanggan dapat terus menikmati Share Tea khususnya

Share Tea Sun Plaza Medan.

Tiga program yang peneliti usulkan kepada Share Tea Sun Plaza Medan

dapat diterima atau dapat dijadikan bahan masukkan kepada Share Tea Sun Plaza

Medan, dengan tetap memperhatikan promosi yang dilakukan dalam berbagai

media baik media sosial, maupun majalah. Agar program yang diusulkan kepada

Share Tea Sun Plaza Medan dapat berjalan dengan baik dan dapat menjadi

strategi jangka panjang pemasaran relasional Share Tea Sun Plaza Medan.

Universitas Sumatera Utara


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pada analisis SWOT (kekuatan, kelemahan, peluang dan

ancaman) maka di dapat hasil bahwa, kekuatan yang dimiliki oleh Share Tea Sun

Plaza Medan yaitu, tempat yang nyaman, bersih, menarik, serta dilengkapi

dengan design yang khas, memiliki menu minuman bubble tea yang bervariasi

dengan dilengkapi dengan topping yang beraneka ragam, yang berbeda dengan

kompetitor lainnya dan melakukan launching produk baru secara periode yaitu

setahun dapat dilakukan sebanyak dua kali launching produk.

Kelemahan yang dimiliki oleh Share Tea Sun Plaza Medan, Seluruh bahan

baku tergantung pada Share Tea pusat yang berlokasi di Jakarta dan Share Tea

Jakarta juga masih tergantung pada Share Tea Taipei, Taiwan ini diakibatkan

begitu banyaknya permintaan akan bahan baku Share Tea, karena dapat dilihat

bahwa dalam beberapa tahun semenjak Share Tea membuka outlet nya di

Indonesia Share Tea telah mendapatkan hati dari konsumennya, begitu juga

dengan keadaan Share Tea Sun Plaza Medan, yang pernah mengalami

kekosongan bahan baku, namun dapat diantisipasi dengan adanya variasi menu

dan topping yang tersedia.

Peluang yang dimiliki oleh Share Tea Sun Plaza Medan yaitu dengan

perkembangan zaman dan gaya hidup membuat terjadi sebuah pergeseran untuk

mulai mencoba dan menikmati teh, tetapi dengan rasa dan gaya baru, sehingga

Universitas Sumatera Utara


peluang yang dimiliki oleh Share Tea Sun Plaza Medan yaitu adanya peerubahan

trend minum teh dengan gaya baruyang akan membuat sebuah perubahaan dengan

produk yang di jual kepada konsumen, dan peluang yang dimiliki oleh Share Tea

Sun Plaza Medan yaitu, adanya tambahan snack yang melengkapi untuk kumpul-

kumpul teman maupun keluarga, dimana Share Tea Sun Plaza Medan

memberikan warna baru, karena tidak hanya menjual minuman bubble tea

melainkan menjual banyak snack yang bervariasi.

Ancaman yang dihadapi oleh Share Tea Sun Plaza Medan yaitu sudah

semakin ketatnya persaingan minuman bubble tea, namun peluang dan

keunggulan tetap di pertahankan dan selalu dijaga oleh Share Tea Sun Plaza

Medan, karena dengan memperkuat kekuatan dengan dibantu dengan peluang

yang pada saat ini terdapat trend minum teh dengan gaya baru dan Share Tea

memberikan yang diinginkan konsumen dengan memperkenalkan minuman

bubble tea yang beranekaragam dan bervariasi dengan dilengkapi pilihan topping

yang sesuai dengan selera konsumen, dan Share Tea Sun Plaza Medan

memberikan tambahan keunggulan dengan adanya snack yang membuat

konsumen semakin tertarik untuk mencobanya.

Sesuai dengan judul penelitian yang peneliti angkat mengenai Analisis

SWOT dalam pembauatan program Relationship Marketing pada Share Tea Sun

Plaza Medan, maka peneliti mendapat kan sebuah program hubungan pemasaran

relasional yang peneliti usulkan kepada Share Tea Sun Plaza Medan yaitu,

1. FreSnack Card yaitu: dengan melakukan promosi penjualan beli 5 cup Share

Tea pada Sun Plaza Medan gratis 1 snack Potato Ball.

Universitas Sumatera Utara


2. Bigday Sale yaitu: dengan memberikan potongan harga pada satu cup Share

Tea ukuran large atau ukuran besar dengan memberikan potongan harga

sebesar 15% dari harga normal ukuran cup besar.

3. FreSouvenir Card yaitu: Buy 10 cup Share Tea get one souvenir Share Tea,

yaitu dengan membeli 10 cup Share Tea pada Sun Plaza Medan maka

konsumen akan mendapatkan beberapa souvenir yang bercirikan Share Tea

seperti Mug Share Tea, Pin Share Tea, Sticker Share Tea, yang diberikan

apabila konsumen telah melakukan pembelian 10 cup Share Tea pada Sun

Plaza Medan.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian, didapat beberapa hal yang harus diperhatikan

dalam menjalin hubungan pemasaran relasional, maka peneliti memberi saran dan

masukkan sebagai bahan pertimbangan oleh Share Tea Sun Plaza Medan, dimana

saran tersebut yaitu:

1. Dapat memperhatikan dan meningkatkan promosi melalui media-media

sosial, web, maupun majalah agar Share Tea Sun Plaza Medan tetap menjadi

pilihan nomor satu bagi konsumen seperti tagline yang ada di Share Tea Sun

Plaza Medan yaitu “Taipei No.1”yang menunjukkan bahwa minuman bubble

tea merupakan minuman yang telah mengglobal yang menjadi pilihan bagi

masyarakat Taipei dan telah berhasil membuka di lebih 180 Negara di dunia.

2. Tetap menjaga dan memperhatikan bahan baku sebagai fokus dan tanggung

jawab semua elemen Share Tea Sun Plaza Medan agar tetap memberikan

yang terbaik bagi semua konsumen Share Tea Sun Plaza Medan.

Universitas Sumatera Utara


3. Memberikan pengertian dan pelatihan yang secara rutin agar karyawan Share

Tea Sun Plaza Medan tetap loyal, dan memberikan waktu, tenaga, dan

pikiran secara loyal terhadap Share Tea Sun Plaza Medan.

4. Mempertahankan fasilitas dan keunggulan yang membedakan Share Tea Sun

Plaza Medan dengan kompetitor lainnya, karena industri minuman bubble tea

memiliki persaingan yang sangat ketat, tetapi masih di dalam jalur persaingan

yang sehat.

Universitas Sumatera Utara


Daftar Pustaka

David, Fred R, 2009. Manajemen Strategis Konsep, Edisi 12, Salemba Empat,
Jakarta.
Fahmi, Irham, 2013. Manajemen Strategis Teori dan Aplikasi, Cetakan 1,
ALFABETA, Bandung.
Hunger, David dan Thomas L Wheelen, 2003. Manajemen Strategis, Edisi 2,
Andi, Yogyakarta.
Kotler, Philip dan Gary Armstrong, 2008. Prinsip-prinsip Pemasaran, Edisi 12,
INDEKS, Jakarta.
Kuncoro, Mudrajat, 2006. Strategi Bagaimana Meraih Keunggulan Kompetitif,
Erlangga, Jakarta.
Kuncoro, Mudrajat, 2009. Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi, Edisi 3,
Erlangga, Jakarta.
Lupiyoadi, Rambat dan A Hamdani, 2006. Manajemen Pemasaran Jasa, Edisi 2,
Salemba Empat, Jakarta.
Rangkuti, Freddy, 1997. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, Cetakan
2, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Rangkuti, Freddy, 2013. . Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis,
Cetakan 17, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Siagiaan, Sondang P, 2005. Manajemen Stratejik, Cetakan 6, Bumi Aksara,
Jakarta.
Situmorang, Syafrizal Helmi, 2012. Bisnis Konsep dan Kasus, Cetakan 2, USU
Press, Medan.
Sunyoto, Danang, 2012. Dasar-dasar Manajemen Pemasaran, Cetakan 1, CAPS,
Yogyakarta.
Ramadhan, Ahmad, 2013. “Analisis SWOT Sebagai Landasan Dalam
Menentukan Strategi Pemasaran”, Halaman 1-10.

http://www.makanmana.net/share-tea-sun-plaza/ diunduh pada tanggal 11


November 2013 pukul 22.25 WIB
Jurnal Manajemen, Bahan Kuliah Manajemen,
2013. http://skripsitesisdisertasi.com/pengertian_relationship_marketing
dinduh pada tanggal 13 November 2013 pukul 00.02 WIB

Universitas Sumatera Utara


ANALISIS SWOT DALAM PEMBUATAN PROGRAM
RELATIONSHIP MARKETING
(SHARE TEA SUN PLAZA)

DAFTAR PERTANYAAN
Hari/tanggal :
Waktu :
Tempat :

1. Sudah berapa lama Share Tea Medan beroperasi?

2. Bagaimana sistem Franchaise yang digunakan atau di terapkan Share Tea

pusat?

3. Kenapa anda memilih untuk membuka gerai Share Tea di Sun Plaza, bukan di

pusat perbelanjaan lainnya?

4. Bagaimana struktur organisasi yang diterapkan di Share Tea Sun Plaza ini?

5. Ada berapa banyak pegawai Share Tea Sun Plaza?

Analisis SWOT

Strong (kekuatan)

1. Apa keistimewaan yang dimiliki Share Tea dibandingkan dengan pesaing

lainnya?

2. Bagaimana dengan harga yang di tawarkan Share Tea kepada

konsumennya?

3. Apakah dengan variasi menu yang ada bisa menjadi nilai tambah terhadap

penjualan Share Tea?

4. Apakah Share Tea Sun Plaza ini hanya menjual minuman khusus buatan

Share tea?

Universitas Sumatera Utara


5. Apakah tata letak dan desain dari Share Tea menambah daya tarik

konsumen untuk membeli menu yang ada pada Share Tea?

6. Bagaimana strategi pemasaran yang di terapkan Share Tea?

7. Apkah karyawan Share Tea mendapatkan pelatihan mengenai pembuatan

teh bubble ini?

Weaknesses (kelemahan)

1. Bagaimana dengan persediaan bahan baku yang ada di Share Tea?

2. Bagaimana dengan keterampilan karyawan Share Tea sendiri baik dalam

melayani konsumen ataupun dalam menyajikan menu-menu, Apakah

sesuai dengan tujuan yang ada?

3. Apa yang selama ini menjadi kendala bagi Share Tea?

Opportunities (peluang)

1. Bagaimna respon atau tanggapan dari masyarakat medan karena hadirnya

Share Tea di Medan, dan dalam sehari berapa banyak cup teh bubble yang

dibeli oleh konsumen?

2. Bagaimana dengan peluang yang ada untuk saat ini dan untuk 3 / 5 tahun

mendatang?

Threats (ancaman)

1. Bagaimana tanggapan anda dengan adanya pesaing yang sama?

2. Apa ancaman paling besar yang dihadapi Share Tea saat ini

Universitas Sumatera Utara


Bauran Pemasaran

Product (Produk)

1. Bagaimana dengan produk teh bubble yang ditawarkan oleh Share Tea

Sun Plaza?

2. Bagaimana variasi rasa yang ditawarkan Share Tea Sun Plaza kepada

konsumen?

3. Apakah tampilan kemasan pada cup Share Tea meberikan daya tarik bagi

konsumen?

4. Bagaimana fasilitas yang diberikan Share Tea Sun Plaza kepada

konsumen dalam melakukan pembelian setiap membeli produk Share Tea?

5. Bagaimana dengan menu-menu yang ditawarkan oleh Share Tea Sun

Plaza, apakah berbeda dengan pesaing tawarkan?

Price (Harga)

1. Bagaimana dengan harga yang ditawarkan kepada konsumen untuk

menikmati satu cup Share Tea?

2. Bagaimana pendapat anda mengenai kesesuaian harga yang ditawarkan

kepada konsumen Share Tea Sun Plaza?

Place (Temapat)/ Distribusi

1. Bagaimana pendapat anda menegenai lokasi Share Tea Sun Plaza?

2. Bagaimana sistem pembelian dan penyimpanan bahan baku yang

dilakukan oleh Share Tea Sun Plaza?

3. Apakah sistem yang dilakukan sudah termasuk dalam kategori kepuasan

dalam pengelolaan sistem penyediaan.

Universitas Sumatera Utara


Promotion (Promosi)

1. Bagaimana pendapat anda mengenai promosi pemasaran yang dilakukan

oleh Share Tea Sun Plaza?

2. Apakah Share Tea Sun Plaza menggunkan Sales Promotion dalam

memasarkan produk Share Tea?

3. Apakah dalam jangka waktu promosi yang dilakukan terdapat hambatan

dalam melakukan promosi tersebut?

4. Bagaimana pendapat anda mengenai promosi yang dilakukan oleh

pesaing?

5. Dengan adanya kemajuan teknologi seperti internet, apakah Share Tea

sudah memanfaatkan teknologi internet tersebut dalam melakukan

promosi pemasaran?

6. Bagaimana strategi pemasaran yang digunakan Share Tea Sun Plaza

dalam menarik minat pembeli dalam mengonsumsi teh Bubble Share Tea

Sun Plaza?

People (Orang)

1. Bagaimana pendapat anda mengenai keahlian karyawan dalam menyajikan

teh bubble Share Tea?

2. Apakah penampilan karyawan, kehandalan, menjadi salah satu penilain

dalam memberikan pelayanan yang baik kepada konsumen?

3. Adakah program pelatihan yang dilakukan Share Tea Sun Plaza terhadap

karyawan?

Universitas Sumatera Utara


4. Bagaimana dengan jam kerja karyawan yang diterapkan oleh Share Tea

Sun Plaza?

Physical Evidence (Bukti Fisik)

1. Apakah fasilitas fisik dari Share Tea Sun Plaza sudah sesuai dengan

harapan anda?

2. Apakah dengan fasilitas fisik yang ditawarkan sudah sesuai dengan

kebutuhan konsumen?

3. Menurut anda apa kelebihan fasilitas yang Share Tea Sun Plaza berikan

kepada konsumen?

4. Apakah dengan desaign yang berbeda dengan pesaing lain, menjadi salah

satu penarik minat konsumen untuk membeli satu cup Share Tea?

Process (Proses)

1. Bagaimana menurut anda mengenai proses pelayanan yang diberikan

Share Tea terhadap konsumen dalam mengantri untuk memesan produk

yang diinginkan?

2. Bagaimana sistem yang diterapkan Share Tea dalam memberikan arahan

kepada konsumen cara untuk melakukan pemesanan minuman, dan cara

untuk melakukan pembayaran pada produk yang telah dibeli?

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai