Anda di halaman 1dari 78

SKRIPSI

PENGARUH ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN TERHADAP


KEUNGGULAN BERSAING BERKELANJUTAN
PADA UMKM
(Studi Kasus Pada UMKM Bidang Kuliner Khas Medan di Jalan Mojopahit)

OLEH

FADIYAH
110502210

PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN


DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2015
ABSTRAK

PENGARUH ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN


TERHADAP KEUNGGULAN BERSAING BERKELANJUTAN UMKM

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh orientasi


kewirausahaan dan lingkungan bisnis eksternalterhadap keunggulan bersaing
berkelanjutan UMKM di bidang kuliner di kawasan Jalan Mojopohit Medan. Jenis
penelitian ini adalah penelitian asosiatif dan jenis data yang dikumpulkan adalah
data primer. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh populasi UMKM yang
bergerak di bidang kuliner khas Medan di kawasan Jalan Mojopahit dengan
menggunakan teknik sampling jenuh. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini
menggunakan analisis regresi berganda dengannilai signifikansi 10%. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa secara parial orientasi kewirausahaan berpengaruh
secara positif dan signifikan terhadap keunggulan bersaing berkelanjutan sebuah
UMKM di kawasan Jalan Mojopohit Medan. Nilai R2 adalah 0,845 menunjukkan
bahwa terdapat hubungan antara orientasi kewirausahaan terhadap keunggulan
bersaingberkelanjutan UMKM sebesar 84,5 %. Sedangkan sisanya sebesar15,5%
dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini seperti,
strategi bisnis, modal usaha, lokasi usaha dan lain-lain.
Kata Kunci: keunggulan bersaing berkelanjutan, orientasi kewirausahaan
ABSTRACT
THE EFFECT OF ENTREPRENEURIAL ORIENTATION ON THE
SUSTAINABLE COMPETITIVE ADVANTAGE OF SME’S

The aims of this study is to analyze the effect of entrepreneurial orientation


on sustainable competitive advantage of SME’s in Medan’s special culinary sector
around JalanMojopahit Medan.This research is associative research. The research
sample is the entire population of SME in Medan’s sepecial culinary sector by
using saturated sampling technique. The hypotheses in this research is tested by
using simple regression analysis with significance value of 10%. The results
showedthat partially, entrepreneurial orientation had positive and significant
effect to SME’s suistanable competitive advantage. R2 is 0,845 it means that
entrepreneurial orientation contributes 84,5% in explaining suistanable
competitive advantage of SME, while 15,5% is explained by other factors like
business strategy, business capital, business location, and etc.

Keywords: sustainable competitive advantage, entrepreneurial orientation


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas berkatnya yang berlimpah

kepada penulis sehimgga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Departemen

Manajemen pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

dengan judul "Pengaruh Orientasi Kewirausahaan Terhadap Keunggulan

Bersaing Berkelanjutan pada UMKM".

Selama penyusunan skripsi ini, penulis telah banyak mendapat banyak

bantuan, bimbingan, motivasi, saran, kritik dan doa dari berbagai pihak. Skripsi

ini peneliti persembahkan untuk Abah tercinta H. M. Nasir Ba'awad dan Mama

tercinta Hj. Wardah Al-Amudi yang tidak pernah berhenti untuk memberikan

semangat, motivasi, nasehat, doa dan mencukupi segala kebutuhan materi dan non

materi dalam proses pembuatan skripsi ini. kepada abang-abang dan kakak-kakak

saya Faris, Afaf, Husni Mubarak, dan Mumtazzima yang selalu memberikan

dukungan. penulis juga ingin menyampaikan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Azhar Maksum, ME.c, Ak, CA, selaku Dekan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME, selaku Ketua Departemen Manajemen dan

Ibu Dra. Marhayanie, MSi, ME, selaku Sekertaris Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE, MSi, selaku Ketua Program Studi

Manajemen dan Ibu Dra. Friska sipayung, MSi selaku Sekertaris Program
Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera

Utara.

4. Ibu Yasmin Chairunisa Muchtar, SP, MBA, selaku Dosen Pembimbing

yang telah meluangkan waktunya dalam memberikan bimbingan, arahan,

saran, dan masukan selama penulisan skripsi ini.

5. Ibu Frida Ramadini, SE, MM, selaku Dosen Pembanding I yang turut

meluangkan waktu dalam memberikan kritik, arahan, saran, dan masukan

untuk penyempurnaan skripsi ini.

6. Seluruh Dosen dan Pegawai Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Sumatera Utara untuk segala jasa-jasanya selama masa perkuliahan.

7. Kepada Pelaku Usaha Oleh-Oleh Khas Kota Medan sebagai tempat

penelitian yang telah memberikan kesempatan untuk melakukan

penelitian.

8. Kepada ponakan tersayang Nadha Asseweth yang membantu dan

mendukung penulis.

9. Kepada Belleza,Yaumil, Anggie, Riri, Beby, Giffany, Farah, Lydia, Raja,

Azmi, Iqbal dan seluruh teman-teman di S1 Manajemen 2011 khususnya

Grup D yang selalu membantu dan mendukung.

Penulis mengucapkan terima kasih dan semoga segala kebaikan yang telah

diberikan kepada penulis dibalas oleh Allah SWT.

Medan, Oktober 2015


Penulis,

(Fadiyah)
DAFTAR ISI

Halaman
ABSTRAK........................................................................................ . i
ABSTRACT...................................................................................... . ii
KATA PENGANTAR ..................................................................... . iii
DAFTAR ISI .................................................................................... v
DAFTAR TABEL ............................................................................ vii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................. 1
1.2 Perumusan Masalah......................................................... 6
1.3 Tujuan Penelitian............................................................. 6
1.4 Manfaat Penelitian............................................................ 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1Landasan Teori................................................................. . 8
2.1.1 Kewirausahaan................................................... 8
2.1.2 Orientasi Kewirausahaan.................................... 10
2.1.3 Keunggulan Bersaing Berkelanjutan.................. 14
2.1.4 Pengertian Usaha Mikro Kecil Menengah......... 17
2.2 Penelian Terdahulu............................................................ 19
2.3 Kerangka Konseptual........................................................ 22
2.4 Hipotesis............................................................................ 23

BAB III METODE PENELITIAN


3.1 Jenis Penelitian................................................................... 24
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian............................................ 24
3.2.1 Lokasi Penelitian................................................. 24
3.2.2 Waktu Penelitian.................................................. 24
3.3 Batasan Operasional............................................................ 24
3.4 Definisi Operasional Variabel............................................. 26
3.5 Skala Pengukuran Variabel................................................. 29
3.6 Populasi dan Sampel Penelitian.......................................... 30
3.6.1 Populasi................................................................ 30
3.6.2 Sampel.................................................................. 30
3.7 Jenis Data............................................................................. 31
3.8 Metode Pengumpulan Data................................................. 31
3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas.............................................. 32
3.9.1 Uji Validitas.......................................................... 33
3.9.2 Uji Reliabilitas....................................................... 33
3.10 Teknik Analisis Data.......................................................... 34
3.10.1 Metode Analisis Deskriptif................................... 34
3.10.1.1 Uji Normalitas........................................ 34
3.10.1.2 Uji Heterokedostistas............................. 35
3.10.2 Metode Analisis Regresi Linier Sederhana........... 35
3.10.2.1 Uji Signifikan Parsial............................. 36
3.10.2.2 Koefisien Determinasi............................ 37

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Gambaran Umum Kota Medan............................................... 38
4.2 Analisis Deskriptif................................................................... 39
4.3 Karakteristik Responden.......................................................... 40
4.3.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia.............. 40
4.3.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Usaha.. 41
4.3.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat
Pendidikan.......................................................................... 41
4.3.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Usaha
Kuliner............................................................................... 42
4.4 Deskriptif Variabel................................................................... 42
4.5 Hasil Uji Asumsi Klasik........................................................... 52
4.5.1 Uji Normalitas.......................................................... 52
4.5.1.1 Hasil Uji Normalitas dengan Histogram... 52
4.5.1.2 Hasil Uji Normalitas dengan Normal P-P of
Regression Standarizied Residual........................ 53
4.5.1.3 Hasil Uji Normalitas dengan Kolmogorv-
Smirnov Test........................................................ 54
4.5.2 Uji Heterokedastisitas............................................. 55
4.6 Analisis Regresi Linier Sederhana......................................... 56
4.6.1 Koefisien Determinasi............................................ 57
4.6.2 Uji Parsial............................................................... 58
4.7 Pembahasan............................................................................ 59

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan............................................................................ 61
5.2 Saran....................................................................................... 61

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................. 63
LAMPIRAN............................................................................................. 66
DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

2.1 Penelitian Terdahulu................................................................. 19


3.1 Operasionalisasi Variabel.......................................................... 26
4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia.............................. 40
4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Usaha.................. 41
4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan....... 41
4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Usaha Kuliner...... 42
4.5 Frekuensi Jawaban Resonden Terhadap Variabel Orientasi
Kewirausahaan........................................................................... 43
4.6 Frekuensi Jawaban Resonden Terhadap Variabel Keunggulan
Bersaing Berkelanjutan.............................................................. 48
4.7 Uji Kolmogorv-Smirnov Test.................................................... 54
4.8 Analisis Regresi Sederhana....................................................... 56
4.9 Uji Koefisien Determinan.......................................................... 57
4.10 Uji Parsial................................................................................... 58
DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman


2.1 Kerangka Konseptual............................................... 23
3.1 Instrument Skala Semantic-differensial.................... 29
4.1 Uji Normalitas dengan Histogram.............................. 53
4.2 Uji Normalitas dengan Normal P-P of Regression
Standarizied Residual................................................ 54
4.3 Scatterplot................................................................. 55
DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman


1 Kuesioner................................................................... 66
2 Hasil Uji Validitas dan Realibilitas............................ 69
3 Distribusi Jawaban Responden.................................. 71
4 Uji Normalitas dengan Histogram............................. 72
5 Uji Normalitas dengan Normal P-P Plot of
Regression Standardized Residual............................. 73
6 Uji Heteroskedastisitas.............................................. 74
7 Uji Kolmogorov Smirnov.......................................... 75
8 Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana................... 76
9 Uji Koefisien Determinan.......................................... 77
10 Uji Parsial.................................................................. 78
ABSTRAK

PENGARUH ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN


TERHADAP KEUNGGULAN BERSAING BERKELANJUTAN UMKM

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh orientasi


kewirausahaan dan lingkungan bisnis eksternalterhadap keunggulan bersaing
berkelanjutan UMKM di bidang kuliner di kawasan Jalan Mojopohit Medan. Jenis
penelitian ini adalah penelitian asosiatif dan jenis data yang dikumpulkan adalah
data primer. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh populasi UMKM yang
bergerak di bidang kuliner khas Medan di kawasan Jalan Mojopahit dengan
menggunakan teknik sampling jenuh. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini
menggunakan analisis regresi berganda dengannilai signifikansi 10%. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa secara parial orientasi kewirausahaan berpengaruh
secara positif dan signifikan terhadap keunggulan bersaing berkelanjutan sebuah
UMKM di kawasan Jalan Mojopohit Medan. Nilai R2 adalah 0,845 menunjukkan
bahwa terdapat hubungan antara orientasi kewirausahaan terhadap keunggulan
bersaingberkelanjutan UMKM sebesar 84,5 %. Sedangkan sisanya sebesar15,5%
dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini seperti,
strategi bisnis, modal usaha, lokasi usaha dan lain-lain.
Kata Kunci: keunggulan bersaing berkelanjutan, orientasi kewirausahaan
ABSTRACT
THE EFFECT OF ENTREPRENEURIAL ORIENTATION ON THE
SUSTAINABLE COMPETITIVE ADVANTAGE OF SME’S

The aims of this study is to analyze the effect of entrepreneurial orientation


on sustainable competitive advantage of SME’s in Medan’s special culinary sector
around JalanMojopahit Medan.This research is associative research. The research
sample is the entire population of SME in Medan’s sepecial culinary sector by
using saturated sampling technique. The hypotheses in this research is tested by
using simple regression analysis with significance value of 10%. The results
showedthat partially, entrepreneurial orientation had positive and significant
effect to SME’s suistanable competitive advantage. R2 is 0,845 it means that
entrepreneurial orientation contributes 84,5% in explaining suistanable
competitive advantage of SME, while 15,5% is explained by other factors like
business strategy, business capital, business location, and etc.

Keywords: sustainable competitive advantage, entrepreneurial orientation


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia kini tengah bersiap menghadapi persaingan pasar yang sangat

ketat. Selain bersaing dengan produk lokal dan harus bersaingan dengan produk-

produk luar negeri. Indonesia telah menandatangani beberapa perjanjian

perdagangan bebas seperti AFTA (Asean Free Trade Area ), kemuadia ACFTA

(Asean-China Free TradeArea ) dan MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) yang

diimplementasikan penuh pada tahun 2015. Tujuan dan manfaat dari perjanjian-

perjanjian tersebut antara lain (1) peluang pasar yang semakin luas, (2)

meningkatkan stabilitas perekonomian dikawasan Asia, dan (3) membentuk

kawasan ekonomi yang kuat (http://tarif.depkeu.go.id)

Dalam beberapa kondisi, perekonomian Indonesia mengalami tantangan

dalam menghadapi AFTA,ACFTA, dan MEA. Pemberlakuan perjanjian-

perjanjian tersebut pada akhir 2015 menjadi sebuah realita yang harus dihadapi

oleh berbagai sektor industri, ditengah perbandingan kebutuhan pasar dengan

tenaga kerja industri yang terjadi saat ini. Ekonomi nasional saat ini banyak

didorong oleh kontribusi industri kreatif dengan melibatkan banyak generasi

muda yang memiliki kreatifitas dan inovasi yang berorientasi pada Usaha Mikro

Kecil Menengah (UMKM). Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan Usaha

Mikro Kecil Menengah, jumlah Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) hingga

kini telah mencapai 55,2 juta yang tersebar diseluruh Indonesia

(http://majalahukm.com).
Dalam perekonomian indonesia, Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)

merupakan kelompok usaha yang memiliki jumlah paling besar. Selain itu

kelompok ini terbukti bertahan terhadap berbagai macam goncangan ekonomi.

Tahun 1998 pada dasarnya UMKM bertahan terhadap arus krisis moneter karena

4 faktor yaitu: (1) sebagian UMKM menghasilkan barang-barang konsumsi

(consumer goods), khususnya yang tidak tahan lama, (2) mayoritas UMKM lebih

mengandalkan pada non-banking financing dalam aspek pendanaan usaha, (3)

pada umumnya UMKM melakukan spesialisasi produk yang ketat, dalam arti

hanya memproduksi barang atau jasa tertentu saja, dan (4) terbentuknya UMKM

baru sebagai akibat dari banyaknya pemutusan hubungan kerja disektor formal

(http://nationalgeografic.co.id).

Namun, pada saat diberlakukan AFTA (Asean Free Trade Area ), ACFTA

(Asean-China Free Trade Area ) dan MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN), UKM

belum tentu dapat bertahan dari arus globalisasi yang sangat menekankan

persaingan dalam masalah kuliatas dan harga. Globalisasi dapat dengan sangat

membuat UMKM tidak mampu bertahan dan akhirnya hancur.

Mengingat masih seringnya ditemukan banyak UMKM tidak bisa bertahan

hidup hal ini diduga karena banyaknya pelaku UMKM yang belum menciptakan

keunggulan bersaing berkelanjutan (sustainable competitive advantage ) agar

dapat menjaga kelangsungan hidupnya dalam persaingan global dunia bisnis dan

belum memiliki jiwa kewirausahaan karena banyaknya pelaku UMKM yang

hanya menjadikan sebagai pekerjaan sampingan, selain menjadi PNS (Pegawai

Negeri Sipil) dan pengawai swasta (Isa, 2013). Jiwa kewirausahaan yang harus
dimiliki pelaku usaha adalah penuh percaya diri, memiliki inisiatif, memilki motif

berprestasi, memilki jiwa kepemimpinan, berani mengambil risiko (Suryana,

2003: 3).

Keunggulan bersaing yang berkelanjutan (sustainable competitive

advantage) bukan menjadi tujuan akhir tetapi sebagai alat untuk mencapai tujuan

suatu usaha. Jika UMKM tidak mempunyai keunggulan bersaing yang

berkelanjutan maka UMKM tidak mempunyai tujuan, kalau tidak mempunyai

tujuan maka UMKM akan runtuh dan akan berpengaruh terhadap perekonomian

Indonesia.

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia memilki peran

strategis dan memiliki peran strategis dan memilki kontribusi besar dalam

menggerakkan kegiatan ekonomi masyarakat dan menjadi tumpuan sumber

pendapatan sebagian masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraannya. Per akhir

tahun 2012, jumlah UMKM di Indonesia 56,53 juta unit dengan kontribusi

terhadap produk domestik bruto 59,08 persen. Kontribusi UMKM terhadap

penyerapan tenaga kerja sekitar 97,16 persen atau 107 juta orang

(http://waspada.co.id).

Kota Medan adalah ibukota provinsi terbesar ke tiga terbesar di Indonesia.

Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) termasuk dalam kelompok usaha

ekonomi yang penting dalam perekonomian dan termasuk dalam prioritas dalam

program kerja pembangunan ekonomi di Kota Medan. Pertumbuhan perdagangan

dikota Medan cukup tinggi. Pencapaian kinerja pembinaan UMKM di kota Medan

pada tahun 2010 sebesar 222.000 usaha dan 224.000 unit pada tahun 2013 dari
pemantauan yang dilakukan ada kecenderungan peningkatan UMKM pada setiap

tahunnya (http://pemkomedan.go.id).

Jumlah UMKM yang semakin besar tumbuh dari tahun ketahun di kota

Medan, belum sepenuhnya dapat bertahan dan bersaing berkelanjutan. Dapat

dilihat pada tahun 2010 pertumbuhan UMKM sebesar 222.000 dalam kurun

waktu bertahun-tahun ada UMKM yang sudah membuka cabang, ada yang tidak

mampu bertahan, dan ada juga yang tumbuh baru (www.medanbisnisdaily.com).

Terdapat kurang lebih 40% UMKM dikota Medan yang bergerak dibidang

kuliner (www.medanbisnisdaily.com). Pagan adalah salah satu kebutuhan dasar

manusia. Maka tidak heran banyak kita jumpai berbagai UMKM yang bergerak

dibidang kuliner. Walaupun belum jelas berapa jumlah pastinya namun, dapat

dipastikan berkontribusi cukup besar mengurangi penggangguran dan dapat

membantu perekonomian.

Kota Medan pada bulan April 2015 mencatat sekitar 17.445 kunjungan

wisatawan mancaranegera yang berkunjung ke Sumatera Utara

(www.medanmagazine.com). Para wisatawan yang datang ke Sumatera Utara

biasanya tidak lupa mencari tempat kunjungan untuk berwisata dan pastinya

mencari kuliner khas kota Medan untuk dibawa sebagai oleh-oleh. Banyaknya

wisatawan lokal dan internasional yang berkunjung ke kota Medanini menjadi

tangkapan besar bagi pelaku UMKM yang bergerak dibidang kuliner khas Medan.

Salah satu kawasan yang menjadi pusat penjualan Kuliner khas Medan

adalah jalan Mojopahit, seperti yang kita tahu kawasan tersebut telah menjadi

tempat yang wajib dikunjungi bila ke Kota Medan. Tidak hanya para wisatawan
yang datang untuk membeli kuliner khas Kota Medan di jalan Mojopahit, tapi

pada hari-hari tertentu seperti Hari Raya Lebaran, Natal, Tahun Baru, dan hari

besar lainnya banyak masyarakat kota Medan membeli Kuliner Khas Kota Medan

sebagai makanan wajib ada di hari yang istimewa.

Banyak sekali pelaku usaha yang bergerak dibidang kuliner , oleh sebab

itu wirausaha harus mampu bersaing dan mengungguli persaingan secara

berkelanjutan agar dapat dikenal, bertahan dan mengembangkan

usahanya.Pengetahuan seorang wirausaha terhadap orientasi kewirausahaan tidak

menutup kemungkinan akan mendukung keunggulan bersaing berkelanjutan

terhadap suatu usaha. UMKM perlu bertindak dengan berorientasi pada

kewirausahaan agar pelaku UMKM tahu bawa pasar terus berkembang,

persaingan semakin tinggi, dan konsumen terus menginginkan produk dan jasa

yang dapat memenuhi kebutuhan.

Suatu organisasi tidak dapat mengetahui alternatif produk apa yang

pelanggan sukai sehingga organisasi menghadapi ketidakpastian (Frishammar &

Horte, 2007). Dalam menghadapi ketidakpastian wirausaha dituntut untuk mampu

melakukan tindakan seperti inovatif, proaktif, risk taking, keagresifan bersaing

(competitive aggressiveness), dan otonomi (autonomy) untuk memperkuat

usahanya. Tidakan tersebut terdapat dalam orientasi kewirausahaan.

Orientasi kewirausahaan adalah sebagai kecenderungan individu untuk

melakukan inovatif, proaktif, risk taking, keagresifan bersaing (competitive

aggresiveness) dan otonomi (autonomy) untuk memulai atau mengelola suatu

usaha. Inovatif merupakan persepsi dan aktivitas-aktivitas bisnis yang baru dan
unik. Proaktif adalah berusaha mencari peluang baru. Risk Taking merupakan

seorang yang berorientasi pada peluang dalam ketidak pastian dalam pengambilan

keputusan (Knight, 2000). Keagresifan bersaing (competitive aggressiveness)

upaya-upaya yang dilakukan perusahaan untuk mengungguli pesaing. Otonomi

(autonomy) bekerja secara mandiri, membuat keputusan dan mengambil tindakan

untuk memajukan konsep bisnis (Lumpkin dan Dess, 1996).

Dari beberapa permasalahan diatas akhirnya mendorong penulis untuk

melakukan penelitian mengenai, “ Pengaruh Orientasi Kewirausahaan dan

Kompetensi Kewirausahaan Terhadap Keunggulan Bersaing Berkelanjutan (Studi

pada UMKM di Bidang Kuliner Khas Kota Medan) dimana penulis ingin

mengetahui seberapa besar pengaruh orientasi kewirausahaan dan kompetensi

kewirausaah terhadap keunggulan bersaing berkelanjutan.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas maka penulis dalam melakukan penelitian ini

merumuskan masalah sebagai berikut : “Apakah Orientasi Kewirausahaan

Berpengaruh Terhadap Keunggulan Bersaing Berkelanjutan pada UMKM di

Bidang Kuliner di Kota Medan?”

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

Untuk mengetahui pengaruh Orientasi Kewirausahaan terhadap

Keunggulan Bersaing Berkelanjutan pada UMKM di Bidang Kuliner di Kota

Medan.
1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian yang diharapkan dari penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Bagi Peneliti

Dapat menjadi tambahan dan memperluas wawasan peneliti khususnya

dalam bidang kewirausahaan.

2. Bagi Mahasiswa

Memberi manfaat untuk memperluas gambaran atau menjadi studi

penunjang dalam penelitian selanjutnya.

3. Bagi Pelaku Bisnis Khususnya UMKM

Sebagai sumber informasi untuk menjadi pertimbangan dalam

berwirausaha dan sebagai bahan masukan kepada para pelaku usaha

UMKM yang ingin memperbaiki kinerja dan mengembangkan

bisnisnya.

4. Bagi Masyarakat Luas

Sebagai sumber informasi tentang pengaruh orientasi kewirausahaan

terhadap keunggulan bersaing berkelanjutan pada UMKM di Kota

Medan.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Kewiraushaan

Kewirausahaan merupakan sikap dan perilaku wirausaha (Sudjana, 2004).

Wirausaha ialah orang yang inovatif, antisipatif, inisiatif, pengambil risiko, dan

berorientasi laba. Menurut Zimmerer dan Scarborough (2005) wirausahawan

adalah orang yang menciptakan bisnis baru dengan mengambil risiko dan

ketidakpastian demi mencapai keuntungan dan pertumbuhan dengan cara

mengidentifikasi peluang dan menggabungkan sumber daya yang diperlukan

untuk mendirikannya. Dalam hubungan dengan bisnis, wirausaha adalah

pengusaha, tetapi tidak semua pengusaha adalah wirausaha. Wirausaha adalah

prionir dalam bisnis, inovator, penanggung risiko, yang memiliki visi kedepan,

dan keunggulan dalam berprestasi dibidang usaha.

Menurut Meredith wirausaha adalah individu yang berorientasi kepada

tindakan dan bermotivasi tinggi tinggi yang mengambil risiko dalam mengejar

tujuannya. Untuk menjadi seorang wirausaha yang sukses, pola sikap, perilaku,

dan pandangan mampu menghasilkan gagasan cemerlang dan mewujudkan dalam

usaha yang nyata. Mereka yang tidak memilki kepercayaan diri, tidak memilki

gagasan baru, tidak dapat memanfaatkan peluang yang ada serta hanya

memandang sukses dan kejayaan yang telah lalu, tidak memiliki peluang untuk

menjadi wirausaha yang berhasil (Widjajanta dkk, 2007:94). Ini berarti


kewirausahaan merupakan sikap dan perilaku orang yang inovatif, antisipatif,

inisiatif, mengambil resiko dan berorientasi laba.

Winarto (2004) menjelaskan kewirausahaan merupakan suatu proses

melakukan sesuatu yang baru dan berbeda dengan tujuan menciptakan

kesejahteraan bagi individu dan memberi nilai tambah pada masyarakat.Menurut

Mulyasa (2011: 189) kewirausahaan merujuk pada sifat, watak, dan karakteristik

yang melekat pada setiap indivu yang memilki kemauan keras untuk mewujudkan

dan mengembangkan gagasan kreatif dan inovatif dalam setiap kegiatan yang

produktif. Pengertian ini memberikan arti bahwa setiap orang bisa memiliki

karakter kewirausahaan asalkan ia mau bekerja keras serta berpikir kreatif dan

inovatif.

Kewirausahaan adalah proses dinamis dari visi, perubahan dan

penciptaan yang mensyaratkan aplikasi energi dan semangat terhadap penciptaan

dan implementasi dari ide baru dan solusi kreatif (Kuratko,2009:21). Tidak

semua orang memiliki kapabilitas kewirausahaan. Hanya orang yang memiliki

jiwa kewirausahaan dapat mendirikan dan mengelola usaha secara profesional

(Echdar, 2013:19).Menurut Suryana (2006: 3) ciri-ciri orang yang mempunyai

jiwa kewirausahaan adalah:

1. Penuh percaya diri, indikatornya adalah penuh keyakinan, optimis,

berkomitmen, disiplin, dan bertanggung jawab

2. Memilki inisiatif, indikatornya adalah penuh energi, cekatan dalam

bertindak, dan aktif


3. Memilki motif berprestasi, indikatornya terdiri atas orientasi pada hasil

dan wawsan kedepan

4. Memilki jiwa kepemimpinan, indikatornya adalah berani tampil beda,

dapat dipercaya, dan tangguh dalam bertindak, dan

5. Berani menggambil risiko dengan penuh perhitungan.

Kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan

dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses. Kreatifitas

(creativity) adalah kemampuan mengembang ide dan cara-cara baru dalam

memecahkan masalah dan menemukan peluang. Inovasi ( innovation) adalah

kemampuan menerapkan kreativitas dalam rangka memecahkan masalah dan

menemukan peluang (doing new things) (Suryana, 2006: 2).

2.1.2 Orientasi Kewirausahaan

Orientasi kewirausahaan disebut-sebut sebagai spearhead (pelopor)

untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi perusahaan berkelanjutan, berdaya

saing tinggi, berperan dalam pencapaian kesuksesan, meningkatkan kinerja

usaha, dan pendekatan baru dalam pembaruan kinerja (Suryanita, 2006).

Seorang pemilik atau pengelola usaha harus menentukan usaha apa yang

akan dilakukan, dimana usaha akan dilakukan, kapan modal digunakan,

bagaimana pembelanjaan dilakukan, dan siapa saja yang terkait dengan

usaha tersebut termasuk karyawan dan konsumen yang menjadi sasaran .

Pada proses kewirausahaan dibutuhkan orientasi kewirausahaan karena

orientasi kewirausahaan menentukan arah gerak usaha yang telah dirintis

(Knight, 2000:14).Porter (2008) mendefinisikan orientasi kewirausahaan sebagai


strategi benefit perusahaan untuk dapat berkompetisi secara lebih efektif di

dalam market place yang sama.

Orientasi Kewirausahaan merupakan suatu fenomena organisasi yang

mencerminkan kemampuan manajerial mereka, sebagaimana perusahaan

memulai untuk berinisiatif dan mengubah tindakan kompetitif mereka

sehingga dapat menguntungkan bisnis yang dijalaninya (Avlontis & Salavou,

2007).Orientasi kewirausahaan menciptakan keterampilan komplek, tak berwujud,

tak diucapkan, yang memungkinkan perusahaan menghasilkan gagasan baru

untuk penciptaan produk baru, inovatif, dan memiliki keberanian untuk

menghadapi risiko (Frishammar dan Horte 2007; Becherer dan Maurer, 1997).

Menurut Miller (1983) orientasi kewirausahaan merupakan suatu orientasi

untuk berusaha menjadi yang pertama dalam inovasi produk pasar, berani

mengambil risiko dan melakukan tindakan proaktif untuk mengalahkan

pesaing. Peranan orientasi kewirausahaan adalah metode, praktik, dan

pengambilan keputusan manajer dalam berwirausaha dan sebagai orientasi

strategis perusahaan untuk bersaing. Orientasi kewirausahaan terbagi dalam lima

dimensi (Lumpkin dan Dess, 1996), yaitu :

1. Inovatif

Inovatif mencerminkan kecenderungan seorang entrepreneur untuk

memunculkan dan merealisasikan ide–ide baru, mencoba cara – cara

baru yang berbeda dari yang ada sebelumnya serta antusiasme untuk

mengadopsi ide–ide baru atau metode baru untuk bisnis mereka, lalu
menerapkan inovasi tersebut dalam operasional bisnis mereka (Lumpkin &

Dess, 2001; Wiklund & Shepherd, 2005).

2. Proaktif

Sikap Proaktif seorang pengusaha mencerminkan proses dalam

mencari peluang baru yang muncul dengan mengembangkan,

memperkenalkan, serta membuat perbaikan terhadap produk ataupun jasa

yang dipasarkannya (Lumpkin & Dess, 2001; Kobia & Sikalich, 2010;

Kreiser et al, 2002). Sikap Proaktif juga menyangkut sebagaimana

pentingnya inisiatif dalam proses kewirausahaan. Dalam usaha menjadi

sebuah bisnis yang Proaktif, di perlukan beberapa faktor penunjang

sebagai indikator, bahwa bisnis tersebut telah memiliki dimensi

Proaktif dalam Orientasi Kewirausahaan.

3. Risk Taking

Risk Taking atau pengambilan resiko merupakan suatu tindakan

seorang entrepreneur yang memiliki kesediaan atau kemauan untuk

memanfaatkan sumber daya yang dimiliki untuk dapat menjalankan

suatu pekerjaan walaupun tanpa adanya kepastian hasil yang akan

didapat. (Lumpkin & Dess, 2001; Kobia & Sikalich, 2010).

4. Keagresifan bersaing (Competitive Aggressiveness)

Keagresifan bersaing adalah harapan-harapan dari perusahaan untuk

menantang dan mengungguli pesaing dan ditandai oleh sikap atau

tanggapan atau respon agresif terhadap tindakan-tindakan pesaing dalam


upaya menetrasi pasar dan memperbaiki posisi dipasar (Lumpkin dan

Dess, 1996).

5. Otonomi (Autonomy)

Otonomi merupakan kegiatan independent individual (mandiri) atau tim

dalam menjabarkan ide-ide atau visi, membuat keputusan dan mengambil

tindakan yang bertujuan untuk memajukan konsep bisnis dan

membawanya pada penyelesaian. Secara umum otonomi berarti

kemampuan berinisiatif dalam mengeksploitasi peluang (Lumpkin dan

Dess, 1996).

Pada literatur lain, sebuah model orientasi kewirausahaan yang diambil

dari faktor psikologi dipresentasikan oleh Lee dan Tsang (dalam Sinarasri, 2013).

Faktor psikologi yang dimaksud adalah:

1. Need for Achievement (Kebutuhan Berprestasi)

Kebutuhan berprestasi adalah faktor psikologi yang kuat memicu

seseorang melakukan aktivitas sepanjang tujuannya belum tercapai (Lee

dan Tsang, 2000). Need for Achievement mengacu pada dorongan yang

kuat pada seseorang untuk mencapai suatu keberhasilan. Individu yang

memilki Need for Achievement yang tinggi umumnya selalu ingin

menghadapi tantangan baru. Individu dengan kebutuhan ini akan

cenderung lebih mengejar prestasi pribadi dibandingkan reward terhadap

keberhasilan. Ciri-ciri seseorang yang memiliki Need for Achievement

adalah berusaha melakukan sesuatu dengan kreatif dan inovatif dan

menggambil tanggung jawab pribadi atas perbuatannya.


2. Internal locus of control (Keyakinan Diri)

Internal locus of control merupakan keyakinan bahwa keberhasilan itu

adalah karena usaha dari diri sendiri. Individu yang mempunyai internal

locus of control menunjukkan motivasi yang lebih besar, menyukai hal-hal

yang bersifat kompetitif, suka bekerja keras, merasa dikejar waktu dan

ingin selalu berusaha lebih baik dari kondisi sebelumnya, sehingga

mengarah pada pencapaian pretasi yang lebih tinggi (Falikhatun,2003).

3. Self Reliance (Kepercayaan Diri)

Kepercayaan diri adaah modal utama gerakan. Tanpa kepercayaan diri

suatu gerakkan akan kehilangan daya hidup dan dinamikanya.

4. Extroversion (Keterbukaan)

Kecenderungan orang untuk bersosialisasi, suka berteman, suka berbicara,

aktif, dan memilki interaksi sosial yang tinggi.

Berbagai literatur diatas sangat menekankan bahwa seorang wirausaha

yang memiliki orientasi kewirausahaan yang baik yang akan memperbaiki sistem-

sistem mereka hingga produktif.

2.1.3 Keunggulan Bersaing Berkelanjutan

Keunggulan bersaing merupakan strategi keuntungan dari perusahaan

yang melakukan kerjasama untuk berkompetisi lebih efektif dalam pasar. Strategi

yang didesain bertujuan untuk mencapai keunggulan bersaing yang terus

menerus agar perusahaan dapat terus menjadi pemimpin pasar

(Prakosa,2005:53).
Perusahaan mengalami keunggulan bersaing ketika tindakan-tindakan

dalam suatu industri atau pasar menciptakan nilai ekonomi dan ketika

beberapa perusahaan yang bersaing terlibat dalam tindakan serupa

(Barney,2010:9). Keunggulan bersaing dianggap sebagai keuntungan

dibanding kompetitor yang diperoleh dengan menawarkan nilai lebih pada

konsumen dibanding penawaran kompetitor (Kotler et al., 2005:461).

Keunggulan bersaing diharapkan mampu untuk mencapai laba sesuai

rencana, meningkatkan pangsa pasar, meningkatkan kepuasan pelanggan, serta

melanjutkan kelangsungan hidup suatu usaha (Saiman,2014:128).Untuk

mempertahakan kelangsungan hidupnya dari situasi persaingan yang tidak

dinginkan seperti berikut ini :

1. Banyaknya usaha yang bersaing


2. Ukuran serupa dari usaha yang bersaing
3. Kapabilitas yang serupa dari usaha yang bersaing
4. Penurunan permintaan produk industri
5. Turunnya harga produk/ jasa di industri
6. Ketika konsumen dapat beralih merek dengan mudah
7. Ketika hambatan untuk meninggalkan pasar tinggi
8. Ketika hambatan untuk memasuki pasar rendah
9. Ketika biaya tetap tinggi di antara perusahaan yang bersaing
10. Saat produk dapat dihancurkan
11. Ketika saingan memiliki kelebihan kapasitas
12. Ketika permintaan konsumen turun
13. Ketika saingan memiliki kelebihan persediaan
14. Ketika saingan menjual produk / jasa serupa, dan
15. Ketika merger menjadi hal umum di industri (David, 2011:108).
Untuk kelangsungan keberadaannya, keunggulan bersaing perusahaan

tersebut juga harus berkelanjutan (sustainable) karena pada dasarnya perusahaan

ingin melanggengkan keberadaannya. Keunggulan bersaing berkelanjutan

merupakan strategi perusahaan untuk mencapai tujuan akhirnya, untuk

mengasilkan keuntungan (profit) tinggi. Artinya, keunggulan bersaing

berkelanjutan bukanlah akhir, tetapi merupakan sarana untuk mencapai tujuan

akhir perusahaan.

Keunggulan bersaing berkelanjutan didefinisikan sebagai suatu keadaan

atau kemampuan yang memungkinkan secara berkelanjutan usaha kecil sektor

perdagangan untuk dapat menghasilkan tingkat penjualan dan laba yang lebih

tinggi dibandingkan pesaingnya. Menurut Day & Wensley (1988) keunggulan

bersaing berkelanjutan merupakan bentuk-bentuk strategi untuk membantu

perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya.

Perusahaan dikatakan memiliki keunggulan bersaing berkelanjutan jika

perusahaan tersebut mampu menciptakan nilai yang tidak dimiliki kompetitor dan

perusahaan-perusahaan lain tidak mampu meniru kelebihan strategi ini.

Keunggulan bersaing berkelanjutan diukur dengan menggunakan instrumen yang

dikembangkan berdasarkan pendapat Barney (1991) yang terdiri dari:

1. Nilai-nilai dari perusahaan yang langka

2. Imitability, sulit ditiru

3. Durability, yaitu daya tahan perusahaan terhadap persaingan

4. Transferability, yaitu tingkat kemudahaan untuk menyalurkan.


2.1.4 Pengertian Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

Badan Pusat Statistik (BPS) mengelompokkan UMKM berdasarkan

jumlah tenaga kerja. Usaha yang memiliki 1-4 orang tenaga kerja dikelompokkan

sebagai usaha mikro, 5-19 orang tenaga kerja sebagai usaha kecil 20-99 orang

tenaga kerja sebagai usaha menengah dan bila mencapai 100 orang tenaga kerja

atau lebihh digolongkan sebagai usaha besar (Wismiarsi, 2008:6).

Sementara menurut Kementrian Koperasi dan UKM menyebutkan, bahwa

usaha kecil adalah milik Warga Negara Indonesia baik perorangan maupun

berbadan hukum yang memiliki kekayaan bersih sebanyak-banyaknya Rp.

200.000.000 dan mempunyai omzet atau nilai output penjualan paling banyak Rp.

1.000.000.000 dan usaha tersebut berdiri sendiri.

1. Karakteristik Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)

Karakteristik yang melekat pada UMKM merupakan kelebihan dan

kekurangan UMKM itu sendiri.beberapa kelebihan dan kekurangan UMKM itu

sendiri. Beberapa kelebihan yang dimiliki UMKM adalah sebagai berikut:

1. Daya Tahan

Motivasi pengusaha kecil sangat kuat dalam mepertahunkan kelangsungan

usahanya karena usaha tersebut merupakan satu-satunya sumper

penghasilan keluarga.Oleh karena itu pengusaha kecil sangat adaptif

dalam menghadapi perubahan situasi dalam lingkungan usaha.

2. Padat Karya

Pada umumnya UMKM yang ada di Indonesia merupakan usaha yang

bersifat padat karya. Dalam proses produksinya, usaha kecil lebih


memanfaatkan kemampuan tenaga kerja yang dimiliki dari pada

penggunaan mesin-mesin sebagai alat produksi.

3. Keahlian Khusus

UMKM di Indonesia banyak membuat produk sederhana yang

membutuhkan keahlian khusus namun tidak terlalu membutuhkan

pendidikan formal.Keahlian khusus tersebut biasanya dimiliki secara

turun-menurun.Selain itu, produk yang dihasilkan UMKM di Indonesia

mumpanyai kandungan teknologi yang sederhana dan murah.

4. Jenis Produk

Produk yang dihasilkan UMKM di Indonesia pada umumnya bernuansa

kultur ,yang pada dasarnya merupakan keahlian tersendiri dari masyarakat

di masing-masing daerah. Contohnya seperti kerajinan tangan dari bambu

atau rotan, dan ukir-ukiran kayu.

5. Keterkaitan Dengan Sektor Pertanian

UMKM di Indonesia pada umumnya masih bersifat agricultural based

karena banyak komoditas pertanian yang dapat diolah dalam skali kecil

tanpa harus mengakibatkan biaya produksi yang tinggi.

6. Permodalan

Pada umumnya, pengusaha kecil menggatungkan diri pada uang

(tabungan) sendiri atau dana pinjaman dari sumber-sumber informal untuk

kebutuhan modal kerja (Tambunan, 2002:166). Kelemahan-kelemahan

UMKM tercermin pada kendala-kendala yang dihadapi oleh usaha

tersebut. Kendala yang umumnya dialami oleh UMKM adalah adanya


keterbatasan modal, kesulitan dalam pemasaran dan penyediaan bahan

baku, pengetahuan yang minim tentang dunia bisnis, keterbatasan

penguasaan teknologi, kualitas SDM (pendidikan formal) yang rendah,

manajemen keuangan yang belum baik, tidak adanya pembagian tugas

yang jelas serta sering mengandalkan anggoa keluarha sebagai pekerja

tidak dibayar (Tambunan,2002:169).

2. Krieteria UMKM

Adapun kriteria UMKM menurut Kementrian Koperasi dan UKM

berdasarkan aset dan omset adalah sebagai berikut:

- Usaha Mikro memiliki aset maksimal Rp. 50 juta dan omset maksimal

Rp. 300 juta per tahun.

- Usaha Kecil memiliki aset maksimal > Rp. 50 juta-Rp. 500 juta dan

omset maksimal > Rp. 300 juta-Rp. 2,5 Milyar per tahun.

- Usaha Menengah memiliki aset maksimal > Rp. 500 juta- Rp. 10

Milyar dan omset maksimal > Rp 2,5 Milyar- Rp. 50 Milyar per tahun.

2.2 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Nama Judul Variabel Teknik Hasil
Peneliti Penelitian Penelitian Analisis Penelitian
dan Tahun
Penelitian
Pengaruh 1. Orientasi Analisis Orientasi
Cynthia Orientasi kewirausahaan Jalur kewirausahaa
Vanessa Kewirausahaan 2. Inovasi Produk n dan inovasi
Djodjobo , Inovasi 3. Keunggulan produk secara
dan Hendra Produk dan Bersaing simultan
N. Tawas Keunggulan 4. Kinerja berpengaruh
(2014) Bersaing Pemasaran positif
terhadap terhadap
Kinerja keunggulan
Pemasaran bersaing pada
Usaha Nasi usaha nasi
Kuning di kuning di
Kota Manado Manado
The Impact of 1. Orientasi Analisis Dimensi
Entrepreneuria Kewirausahaan Deskriptif orientasi
l Orientation 2. Kinerja Bisnis kewirausahaa
on Business n : inovasi,
Azlin Performance: proaktif,
Shafina A Study of pengambilan
Arsyad, et Technology- risiko dan
al Based SMEs in agresifitas
(2014) Malaysia kompetitif
yang
berpengaruh
pada kinerja
bisnis
Analisis 1. Kompetensi Confirmat Orientasi
Kompetensi Kewirausahaan ory Factor kewirausahaa
Kewirausahaan 2. Orientasi Analysis n
, Orientasi Kewirausahaan (CFA) berpengaruh
Kewirausahaan 3. Kinerja positif dan
, dan Kinerja signifikan
Industri Mebel terhadap
kinerja,dan
variabel
Muzakar Isa orientasi
(2013) kewirausahaa
n terbukti
memediasi
hubungan
antara
kompetensi
kewirausahaa
n dan kinerja
usaha mebel
di Klaten
Pengaruh 1. Orientasi Analisa Orientasi
Orientasi Wirausaha Cross Tab Wirausaha
Wirausaha 2. Keunggulan dan berpengaruh
Arasy
Terhadap Bersaing Analisis signifikan
Alimudin
Keunggulan Berkelanjutan Jalur terhadap
(2011)
Bersaing 3. Kinerja keunggulan
Berkelanjutan Pemasaran Bersaing
dan Kinerja Berkelanjuta
Pemasaran n Sdan
Usaha Kecil Kinerja
Sektor Pemasaran
Perdagangan Usaha Kecil
di Kota Sektor
Surabaya Perdagangan
di Surabaya
Pengaruh 1. Orientasi Analisis Keproaktifan
Orientasi Kewirausahaan Regresi dan
Kewirausahaan 2. Kinerja Berganda Pengambilan
dan Kinerja Keuangan Resiko
Keuangan 3. Pengembangan berpengaruh
Terhadap Produk Baru terhadap
Pengembangan kinerja
Perminas Produk Baru pengembanga
Pangeran Usaha Mikro n produk
(2011) dan Kecil baru dan
mengindikasi
kan adanya
peningkatan
kecepatan
pengembanga
n produk
baru.
Analisis 1. Modal Sosial Analasis Modal sosial
Pengaruh 2. Orientasi deskriptif dan orientasi
Modal Sosial Kewirausahaan dan kewirausahaa
dan Orientasi 3. Kinerja Analisis n memilki
Kewirausahaan Perusahaan Kuantitatif pengaruh
Rudi
Terhadap secara
Hartono
Kinerja simultan dan
Soegianto,
Kewirausahaan signifikan
Enny
Pada PT. terhadap
Noegraheni
Mentari Esa kinerja
(2011)
Cipta kewirausahaa
n

Andreas Entrepreneuria 1. Orientasi Meta Orientasi


Rauch, l Orientation Kewirausahaan Analysis kewirausahaa
Johan and Business 2. Kinerja Bisnis n dan kinerja
Wiklund, Performance : bisnis
and G.T an Assessment memilki
Lumpkin of Past pengaruh
(2004) Research and positif dan
Suggestions cukup besar.
for the Future

2.3 Kerangka Konseptual

Menurut Alimudin (2011) orientasi kewirausahaan menempati posisi

strategis dalam mengembangkan keunggulan bersaing berkelanjutan usaha kecil

sektor perdagangan (consumer goods) menjadi lebih baik, perlunya pemilik usaha

kecil sektor perdagangan untuk berkomitmen terhadap inovatif, proaktif, risk

taking.

Menurut Metekohy (2013) orientasi kewirausahaan dalam hal sikap

inovatif, proaktif pengambilan resiko dapat meningkatkan daya saing usaha kecil

dan mikro. Orientasi kewirausahaan berpengaruh langsung, positif, dan signifikan

terhadap keunggulan bersaing berkelanjutan (Reswanda, 2011).

Menurut Yulius dan Kusumadmo (2012) membukti bahwa intensitas

inovasi organisasi berpengaruh positif terhadap keunggulan bersaing

berkelanjutan. Sesuai dengan penelitian Weerawardena (2003) peningkatan pada

intensitas inovasi pada UKM kerajinan gerabah dan kulit dapat meningkatkan

keunggulan bersaing yang berkelanjutan dalam usahanya. Selain itu, hasil hasil

penelitian Djodjobo dan Tawas (2014) berlawanan dengan hasil penelitian diatas

dimana orientasi kewirausahaan berpengaruh positif dan tidak signifikan

dikarenakan pengelola usaha belum sepenuhnya memahami bagaimana cara

menggunakan tahapan atau proses orientasi kewirausahaan.

Rusman (2008) upaya UKM dalam membangun keunggulan bersaing pada

UKM sektor pertambangan batubara di Kabupaten Tapin Kalimantan Selatan


menemukan bahwa untuk membangun keunggulan bersaing berkelanjutan

perusahaan perlu menerapkan strategi yang tepat secara konsisten dan

berkesinambungan dan menciptakan strategi yang sukar ditiru.

Pada intinya seorang wirausahawan apabila menerapkanorientasi

kewirausahaan, maka wirausahawan tersebutmengarahkan untuk dapat meraih

tujuan yaitu keunggulan bersaing berkelanjutan. Karena orientasi kewirausahaan

memilki hubungan positif dan signifikan terhadap keungulan bersaing

berkelanjutan.

Berdasarkan teori yang telah diuraikan sebelumnya, penelitian ini akan

membahas mengenai pengaruh orientasi kewirausahaan terhadap keunggulan

bersaing berkelanjutan pada Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Kota

Medan. Melihat teori dan penjelasan tersebut, maka dibentuklah kerangka

konseptual yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Orientasi Keunggulan Bersaing


Kewirausahaan Berkelanjutaning
Berkelanjutan
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

2.4 Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konseptual yang telah

diuraikan sebelumnya, maka hipotesis yang di kemukakan oleh peneliti adalah:

Orientasi Kewirausahaan Berpengaruh Positif dan Signifikan Terhadap

Keunggulan Bersaing Berkelanjutan pada UMKM.


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian pada penelitian ini adalah penelitian asosiatif, yaitu

penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau

lebih (Sugiyono, 2012:11).Adapun variabel yang dihubungkan dalam penelitian

ini adalah orientasi kewirausahaan (X) dan keunggulan bersaing berkelanjutan

pada UMKM (Y).

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di kawasan Jalan Mojopahit Kecamatan

Medan Petisah.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini direncakanan akan dilaksanakan sejak bulan Agustus2015

sampai dengan bulan September 2015.

3.3 Batasan Operasional

Untuk menghindari kesimpangsiuran dalam membahas dan menganalisis

permasalahan, maka penelitian ini dibatasi pada pengaruh orientasi kewirausahaan

terhadap keunggulan bersaing berkelanjutan pada UMKM dan dalam hal ini

UMKM yang bergerak di bidang kuliner oleh-oleh khas kota Medan di Jalan

Mojopahit.

Adapun variabel dalam penelitian ini adalah:

a. Variabel Independent (X), yaitu Orientasi Kewirausahaan(X)


Orientasi kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang

dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya mencari peluang menuju kesuksesan.

Ukuran yang digunakan untuk mengukur orientasi kewirausahaan berdasarkan

dimensi yang dikembangkan oleh Lumpkin dan Dess (1996) lee dan Tsang (dalam

Sinarasri, 2013), yaitu :

1. Inovatif

2. Proaktif

3. Risk Taking

4. Keagresifan Bersaing (Competitive Aggressiveness)

5. Otonomi (Autonomy)

6. Need for Achievement (Kebutuhan Berprestasi)

7. Internal Locus of Control (Keyakinan Diri)

b. Variabel Dependent (Y), yaitu Keunggulan Bersaing Berkelanjutan

pada UMKM (Y)

Keunggulan Bersaing Berkelanjutan adalah suatu sarana atau strategi

perusahaan untuk mencapai tujuan akhir perusahaan. Ukuran yang digunakan

untuk mengukur keunggulan bersaing berkelanjutan berdasarkan dimensi yang

dikembangkan oleh Barney (1991), yaitu :

1. Nilai-nilai dari Perusahaan yang Langka

2. Sulit di Tiru

3. Daya Tahan Perusahaan terhadap Persaingan

4. Tingkat Kemudahan untuk Menyalurkan


3.4 Definisi Operasionalisasi Variabel

Dalam penelitian ini variabel-variabel yang dioperasionalkan adalah

semua variabel yang termasuk dalam hipotesis yang telah dirumuskan. Untuk

memberikan gambaran yang jelas dan memudahkan pelaksanaan penelitian, maka

perlu defenisi variabel-variabel yang akan diteliti sebagai berikut :

Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Variabel Defenisi Dimensi Indikator Skala Ukur
Orientasi Kemampuan 1. Inovatif 1. Mencari ide- Semantic
Kewirausahaan kreatif dan ide baru Defferensial
( X) inovatif yang tentang
dijadikan produk
dasar, kiat, 2. Mencari ide-
dan sumber ide baru
daya mencari dalam
peluang memasarkan
menuju produk
kesuksesan 3. Mencari ide-
ide baru
tentang
proses dalam
menghasilka
n produk
2. Proaktif 1. Mengidentifi
kasi peluang
yang akan
datang pada
bisnis yang
dijalankan
2. Mampu
menyusun
tindakan
strategis pada
bisnis yang
dijalankan
3. Risk Taking 1. Mengambil
risiko agar
dapat
mencapai
profit yang
tinggi
2. Menerima
risiko
kerugian
finansial
4. Keagresifan 1. Mempunyai
Bersaing taktik baru
2. Mengidentifi
kasi pesaing
3. Berusaha
menjadi
terbaik
5. Otonomi 1. bertanggung
(Autonomy) jawab atas
semua
keputusan
2. Mencari
solusi atas
kendala
organisasi
3. mempunyai
kendali
6. Need for 1. Suka pada
Achievement tantangan
2. Terus bekerja
sampai
tujuan yang
diinginkan
tercapai
7. Internal 1. Pencapaian
locus of saat ini hasil
control kerja keras
Keunggulan Suatu sarana 1. Nilai-nilai 1. Mempunyai Semantic
Bersaing atau strategi perusahaan keunikan Deferensial
Berkelanjutan perusahaan yang langka produk
(Y) untuk 2. Tidak mudah
mencapai dijumpai
tujuan akhir 3. Mempunyai
perusahaan merek yang
dikenal
4. Produk
usaha
mempunyai
nilai tambah
2. Sulit di Tiru 1. Dapat ditiru
dengan biaya
yang besar
2. Dapat ditiru
dengan
waktu yang
panjang
3. Mempunyai
produk
dengan mutu
yang baik
3. Daya tahan 1. Memilki
perusahaan keunggulan
terhadap lebih dari
persaingan pesaing
2. Tidak mudah
digantikan
3. Memberikan
ancaman
kepada
perusahaan
yang sejenis
4. Tingkat 1. Berinteraksi
kemudahan langsung
menyalurkan dengan
konsumen
2. Penyerahan
produk lebih
cepat
3. Mempunyai
saluran
ditribusi
lebih lancar
Sumber: Elia dan Bambang (2015), Supranoto (2009), dan Mahmud (2011)

3.5 Skala Pengukuran Variabel

Variabel dalam penelitian ini adalah orientasi kewirausahaan (X) dan

keunggulan bersaing berkelanjutan pada UMKM (Y) yang diukur dengan

Semantic Defferensial.

Semantic-differensial adalah skala yang menggunakan dua buah nilai

ekstrim dan subjek diminta untuk menentukan responsnya diantara dua nilai

tersebut di ruang yang disediakan yang disebut dengan ruang semantik (Jogiyanto,
2004: 67).Skala pengukuran yang berbentuk semantic defferensial dikembangkan

oleh Osgood.Skala ini juga digunakan untuk mengukur sikap atau karakteristik

tertentu yang dipunyai seseorang, hanya bentuknya tidak pilihan ganda maupun

checklist, tetapi terseusun secara satu garis kontinum (Sugiyono,

2009:140).Dalam penelitian ini, responden dapat memberi jawaban, pada rentang

jawab yang positif sampai dengan negative.

Kriteria pengukurannya adalah sebagai berikut:

Setuju __ __ __ __ __ __ Tidak setuju

1 2 3 4 5 6

Pintar __ __ __ __ __ __ Naif

1 2 3 4 5 6

Besar __ __ __ __ __ __ Kecil

1 2 3 4 5 6

Sumber : Jogiyanto, 2004 :67


Gambar 3.1
Instrument Skala Semantic-differensial

3.6 Populasi dan Sampel Penelitian

3.6.1 Populasi

Menurut Kuncoro (2003:103), Populasi adalah sekelompok elemen yang

lengkap yang biasanya berupa orang, objek, transaksi atau kejadian dimana kita

tertarik untuk mempelajarinya atau objek penelitian. Populasi dalam penelitian ini

adalah UMKM yang bergerak di bidang kuliner oleh-oleh khas kota Medan di

kawasan jalan Mojopahit yang berjumlah 42 UMKM, yang terdiri dari usaha
kuliner bika ambon, bika ubi, lapis legit, pancake durian, manisan jambu, dan

risol.

3.6.2 Sampel

Dalam penelitian ini teknik penentuan sampel yang digunakan peneliti

adalah sampling jenuh.Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila

semua anggota populasi digunakan sebagai sampel, atau peneliti yang ingin

membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sampel

jenuh adalah sensus, dimana anggota populasi dijadikan sampel (Sugiyono,2005).

Berdasarkan penjelasan tersebut, yang menjadi sampel penelitian ini adalah 42

UMKM yang bergerak di bidang kuliner khas kota Medan di jalan Mojopahit.

Jenis Data

Data adalah hasil pencatatan penulis, baik yang berupa fakta ataupun

angka.Data adalah segala fakta dan angka yang dapat dijadikan bahan untuk

menyusun informasi, sedangkan informasi adalah hasil pengolahan data yang

dipakai untuk suatu keperluan (Marzuki, 2005:55).

Penelitian ini menggunakan dua jenis sumber data, yakni :

a. Data Primer

Data Primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden terpilih

pada lokasi penelitian.Data primer diperoleh dengan memberikan daftar

pertanyaan / kuesioner kepada UMKM yang bergerak di bidang kuliner oleh-oleh

khas Kota Medan di Jalan Mojopahit Medan.


b. Data Sekunder

Data Sekunder adalah data yang diperoleh melalui studi dokumentasi dengan

mempelajari berbagai tulisan melalui buku, jurnal, dan majalah dan situs internet

untuk mendukung penelitian.Melalui tinjauan pustaka dapat dibangun landasan

teori yang sesuai dengan permasalahan atau kerangka konseptual penelitian

misalnya buku-buku referensi (baik buku-buku wajib perkuliahan maupun buku-

buku umum), jurnal-jurnal penelitian, yang berkaitan dengan pembahasan

penelitian untuk mencari teori-teori dan prinsip-prinsip yang dapat diterapkan

dalam penelitian ini.

Metode Pengumpulan Data

a. Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden

untuk dijawabnya.

b. Studi Dokumentasi

Dilakukan dengan cara mengumpulkan dan mempelajari data-data yang

diperoleh dari berbagai macam buku, jurnal dan informasi dari internet yang

berhubungan dengan faktor-faktor yang menghambat produktivitas berwirausaha

pada wanita wirausaha.

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas dan reliabilitas dilakukan untuk menguji apakah suatu

kuesioner layak digunakan sebagai instrument penelitian. Validitas menunjukkan

seberapa nyata suatu pengujian dapat mengukur apa yang seharusnya diukur.
Skala pengukuran dikatakan valid jika skala tersebut digunakan untuk mengukur

apa yang seharusnya diukur. Reliabilitas digunakan untuk mengukur akurasi dan

konsistensi dari pengukuranya yaitu instrumen yang bila digunakan beberapa kali

untuk mengukur objek yang sama menghasilkan data yang sama. Reliabilitas

menunjukkan akurasi dan konsistensi dari pengukuranya (Situmorang dan Lutfi,

2011:76). Uji validitas dan Reliabilitas akan dilakukan pada 30 responden yang

terdiri dari UMKM yang bergerak di bidang kuliner oleh-oleh khas kota Medan

yang ada di sekitaran kawasan Jalan Kruing, Jalan Sekip, Jalan Serdang, Jalan

Wahid Hasyim dan Jalan SM.Rajayang karakteristiknya sama dengan responden,

namun merupakan diluar responden.

3.9.1 Uji Validitas

Menurut Situmorang dan Lufti (2011:76), validitas menunjukkan sejauh

mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur.Suatu pengukuran

instrumen pengukuran dikatakan valid jika instrumen tersebut dapat mengukur

construct sesuai dengan tujuan dan harapan peneliti. Uji validitas dilakukan

dengan membandingkan nilai correlated item – total correlation atau disebut

dengan rhitung pada setiap butir pertanyaan terhadap nilai r tabel. Sunyoto (2009: 72)

menyatakan sebagai berikut:

1. Jika rhitung positif dan rhitung≥ rtabel , maka butir pertanyaan pada setiap

variabel penelitian dinyatakan valid, dan

jika rhitung negatif atau rhitung≤ rtabel , maka butir pertanyaan pada setiap

variabel penelitian dinyatakan tidak valid.

1. rhitung dapat dilihat pada kolom corrected item-total correlation.


2. Nilai rtabel dengan responden awal berjumlah 30 orang dan alpha 10%

adalah 0,361.

3.9.2 Uji Reliabilitas

Situmorang dan Lufti (2011:79), Reliabilitas adalah indeks yang

menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat

diandalkan. Bila suatu alat pengukur dipakai dua kali – untuk mengukur gejala

yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif konsisten, maka alat

pengukur tersebut reliabel. Reliabilitas menunjukkan akurasi dan konsistensi dari

pengukurannya. Dikatakan konsisten jika beberapa pengukuran terhadap subjek

yang sama diperoleh hasil yang tidak berbeda. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa butir pertanyaan disebut reliabel atau handal jika jawaban

seseorang terhadap pertanyaan bersifat konsisten dari waktu ke waktu.

Penelitian ini menggunakan one shot dimana kuesioner diberikan hanya

sekali saja kepada responden dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan

pertanyaan lain untuk mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan.

Pengukuran reliabilitasnya menggunakan uji statistik Cronbach Alpha .

Menurut Sunyoto (2009: 68) suatu konstruk dikatakan reliabel jika memberikan

nilai Cronbach Alpha > 0,60.

3.10 Teknik Analisis Data.

3.10.1 Metode Analisis Deskriptif

Metode analisis deskriptif merupakan metode yang digunakan dengan

melakukan pengumpulan data dan penganalisaan data yang diperoleh sehingga


dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat serta

hubungan antar fenomena yang diteliti.

3.10.1.1Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah data dalam sebuah

model berdistribusi mengikuti/mendekati distribusi normal atau tidak. Jika data

tidak berdistribusi normal, maka hasil analisis akan menjadi bias. Uji normalitas

dilakukan dengan menggunakan grafik histogram, Normal P-P Plot of Regression

Standarizied Residual, dan pendekatan Kolmogrov - Smirnov. Dengan

menggunakan tingkat signifikan 10% maka nilai Asymp. Sig (2-tailed) di atas

nilai signifikan 10% artinya variabel residual berdistribusi normal (Situmorang

dan Lufti, 2011:107). Dengan kata lain data berdistribusi normal, jika nilai sig

(signifikansi) > 0,01 dan data berdistribusi tidak normal, jika nilai sig

(signifikansi) < 0,01.

3.10.1.2 Uji Heteroskedostisitas

Uji Heteroskedostisitas dipakai untuk menguji sama atau tidaknya varians

dari resual observasi yang satu dengan observasi yang lain. Jika residualnya

mempunyai varian yang sama maka disebut terjadi heteroskedostisitas dan

sebaliknya jika variansnya tidak sama atau berbeda maka dikatakan tidak terjadi

heteroskedostisitas. Persamaan yang baik adalah tidak terjadi heteroskedostisitas.

Pada penelitian ini uji heteroskedastisitas dilakukan dengan Uji Glejser

dimana dapat dilihat apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance

dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Dasar pengambilan

keputusan (Situmorang dan Lufti, 2011:119) :


- Tidak terjadi heteroskedostisitas, jika nilai signifikansi > 0,05.

- Terjadi heteroskedostisitas, jika nilai signifikansi lebih < 0,05

3.10.2 Metode Analisis Regresi Linear Sederhana

Mengacu pada tujuan dan hipotesis penelian, model analisis yang

digunakan adalah analisis regresi linier sederhana. Penggunaan analisis ini

bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara variabel bebas dengan variabel

terikat, yaitu antara Orientasi Kewirausahaan (X) terhadap Keunggulan Bersaing

Berkelanjutan (Y) dengan menggunakan persamaan regresi linier sederhana

dengan rumus sebagai berikut (Idrus, 2009: 178) :

Y= a + bX

Keterangan :

Y : Variabel Keunggulan Bersaing Berkelanjutan

b : Koefisien Regresi b

X : Variabel Orientasi Kewirausahaan

a : Koefisien Regresi a

dalam melakukan analisis regresi linear sederhana penulis menggunakan

bantuan komputer dengan program SPSS 17.0 for windows.

3.10.2.1 Uji Signifikan Parsial (Uji t)

Untuk menguji pengaruh variable Orientasi Kewirausahaan secara

parsial dalam Keunggulan Bersaing Berkelanjutan pada UMKM, digunakan uji

statistik t (t test) dimana nilai t hitung dibandingkan dengan nilai ttabel. Jika thitung >

ttabel maka Ho ditolak dan Ha diterima dan sebaliknya jika t hitung < ttabel maka

Ho diterima dan Ha ditolak. Nilai t tabelyang digunakan adalah nilai dengan tingkat
kepercayaan 90% atau alpha = 0.01 dan df = 30 maka diperoleh nilai t tabel =

1,697.

1. Tidak terdapat pengaruh antara Orientasi Kewirausahaan secara

simultan atau serempak dalam Keunggulan Bersaing Berkelanjutan

pada UMKM ;

2. Terdapat pengaruh antara Orientasi Kewirausahaan secara simultan

atau serempak dalam Keunggulan Bersaing Berkelanjutan pada

UMKM

Ha = Variabel bebas yang terdiri dari Orientasi Kewirausahaanterdapat

pengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikat yaitu

Keunggulan Bersaing Berkelanjutan pada UMKM.

Ho = Variabel bebas yang terdiri dari Orientasi Kewirausahaan tidak

berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikat

yaitu Keunggulan Bersaing Berkelanjutan

3.10.2.2 Koefisien Determinasi (R2)

Pengujian dengan menggunakan uji koefisien determinasi (R 2)

digunakan untuk mengukur seberapa besar pengaruh variabel bebas.Uji koefisien

determinasi (R2) adalah dengan presentasi pengkuadratan nilai koefisien yang

ditemukan.Koefisien determinan (R2) berkisar antara 0 (nol) sampai dengan 1

(satu), (0<R2 < 1). Hal ini berati R2 semakin besar (mendekati satu), maka dapat

dikatakan penfaruh variabel bebas orientasi kewirausahaan (X) adalah besar

terhadap keunggulan bersaing berkelanjutan pada UMKM (Y). Hal ini berarti

model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan variabel bebas yang
diteliti terhadap variabel terikat. Sebaliknya jika R 2 semakin mengecil (mendekati

nol) maka dapat dikatakan pengaruh variabel bebas (X) adalah besar terhadap

variabel terikat (Y) semakin kecil. Hal ini berarti model yang digunakan tidak

kuat untuk menerangkan variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat.
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran umum Kota Medan

Kota Medan adalah ibu kota Provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Kota ini

merupakan kota metropolitan terbesar di luar Pulau Jawa dan kota terbesar ketiga

di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya. Kota Medan merupakan pintu gerbang

wilayah Indonesia bagian barat. Perkembangan Kota Medan tidak terlepas dari

dimensi historis , ekonomi, dan karakteristik Kota Medan itu sendiri, sebagai kota

yang mengemban fungsi yang luas dan besar. Realitasnya Kota Medan kini

berfungsi :

1. Sebagai pusat pemerintahan daerah, baik pemerintahan Propinsi

Sumatera Utara, maupun Kota Medan, sebagai tempat kedudukan

perwakilan/konsulat negara-negara sahabat, serta wilayah kedudukan

berbagai perwakilan perusahaan bisnis, keuangan di Sumatera Utara.

2. Sebagai pusat pelayanan kebutuhan sosial, ekonomi masyarakat

Sumatera Utara seperti : rumah sakit, perguruan tinggi, stasiun TVRI,

RRI, dan lain-lain, termasuk berbagai fasilitas yang dikembangkan

swasta, khususnya pusat perdagangan.

3. Sebagai pusat pertumbuhan ekonomi, perdagangan, keuangan, dan jasa

secara regional dan internasional.

4. Sebagai pintu gerbang regional dan internasional serta kepariwisataan

untuk kawasan Indonesia bagian barat.


Kota Medan memiliki luas 26.510 hektar (265,10 km²) atau 3,6% dari

keseluruhan wilayah Sumatera Utara. Dengan demikian, dibandingkan dengan

kota/kabupaten lainya, Medan memiliki luas wilayah yang relatif kecil dengan

jumlah penduduk yang relatif besar. Secara geografis kota Medan terletak pada 3°

30' – 3° 43' Lintang Utara dan 98° 35' - 98° 44' Bujur Timur. Untuk itu topografi

kota Medan cenderung miring ke utara dan berada pada ketinggian 2,5 - 37,5

meter di atas permukaan laut.

Medan sebagai kota kuliner memiliki aneka makanan khas yang hanya ada

di Kota Medan. Ada berbagai jenis makanan khas dari Kota Medan, mulai dari

cemilan hingga makanan berat. Salah satu contoh pusat penjualan makanan khas

Kota Medan adalah Jalan Mojopahit. Jalan Mojopahit adalah jalan yang terletak di

Kecamatan Medan Petisah. Di sepanjang jalan ini terdapat banyak penjual

makanan khas Medan yang sering menjadi oleh-oleh dari Medan. Begitu banyak

makanan khas Kota Medan sehingga orang yang berkunjung ke Medan lebih

memilih membawa oleh-oleh berupa makanan daripada barang lain.

4.2 Analisis Deskriptif

Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah daftar pernyataan.

Jumlah pernyataan seluruhnya adalah 16 butir untuk variabel X dan 13 butir

untuk variabel Y, jadi total seluruh pernyataan adalah sebanyak 29 butir.

Sebagaimana tujuan penulisan ini, daftar pernyataan disebarkan kepada responden

berisikan pernyataan mengenai Orientasi Kewirausahaan(X), terhadap

Keunggulan bersaing berkelanjutan (Y). Responden dalam penelitian ini adalah


42 UMKM yang bergerak di bidang kuliner khas Medan yang terletak di jalan

Mojopahit kota Medan.

4.3 Karakteristik Responden

Analisis data dilakukan dalam dua kelompok, yaitu analisis responden dan

analisis pengaruh Orientasi Kewirausahaan terhadap Keunggulan bersaing

berkelanjutan. Data yang dijadikan dasar perhitungan adalah data pada saat

penelitian dillakukan yaitu pada bulan Agustus 2015 - September 2015.

Responden dalam penelitian ini adalah 42 UMKM yang bergerak di

bidang kuliner khas Medan yang terletak di jalan Mojopahit kota Medan. Hal-hal

yang dianalisis dari responden adalah data pribadi responden yang terdiri dari

usia, lama usaha, tingkat pendidikan terakhir, dan jenis usaha yang dijalankan.

4.3.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Tabel 4.1
Karakteristrik Responden Berdasarkan Usia
Usia Jumlah
Nominal Persentase
20-35 tahun 11 orang 26,2%
36-50 tahun 23 orang 54,8%
>51 tahun 8 orang 19,0%
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (Data diolah)

Usia mayoritas responden berada di kategori usia 36-50 tahun yang

mencapai 54,76 % atau sebanyak 23 orang, sisanya berusia 20-35 sebesar 31%

atau sebanyak 11 orang, dan yang terakhir di atas 51 tahun sebesar 19 % atau

sebanyak 8 orang. Hal ini berarti mayoritas usia responden adalah 36-50 tahun.

Karakteristik responden berdasarkan usia dapat dilihat pada tabel 4.1.


4.3.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Usaha

Tabel 4.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Usaha
Lama Usaha

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 2-5 tahun 12 28.6 28.6 28.6

6-10 tahun 14 33.3 33.3 61.9

>10 tahun 16 38.1 38.1 100.0

Total 42 100.0 100.0


Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (data diolah)

Lama usaha responden merupakan UMKM yang telah memiliki usaha

lebih dari 10 tahun atau sebesar 38,1% yaitu sebanyak 16 unit usaha, selanjutnya

adalah usaha yang telah berdiri antara 6-10 tahun sebesar 33,3% atau sebanyak 14

unit usaha, dan yang terakhir adalah usaha yang telah berdiri 2-5 tahun sebesar

28,6% atau sebanyak 12 usaha. Hal ini berarti mayoritas lama usaha responden

adalah lebih dari 10 tahun. Karakteristik responden berdasarkan lamanya usaha

berdiri dapat dilihat pada tabel 4.2.

4.3.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tabel 4.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tingkat Pendidikan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid SD,SMP 9 21.4 21.4 21.4

SMA/SMK 21 50.0 50.0 71.4

S1 sederajat 12 28.6 28.6 100.0

Total 42 100.0 100.0


Tingkat pendidikan responden tertinggi merupakan tamatan SMA / SMK

dengan persentase 50% atau sebanyak 21 orang. Sisanya tamatan S1 atau

sederajatnya sebesar 28,6 % atau sebanyak 12 orang, lalu yang terakhir SD, SMP

sebesar 21,4 %. Hal ini berarti mayoritas responden adalah tamatan SMU/SMK.

Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada tabel

4.3.

4.3.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Usaha Kuliner

Tabel 4.4
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Usaha Kuliner
Jenis Usaha Kuliner

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid MK 13 31.0 31.0 31.0

MB 29 69.0 69.0 100.0

Total 42 100.0 100.0


Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (data diolah)

Berdasarkan jenis usaha kuliner dengan persentase 69% atau sebanyak 29

usaha menjual makanan berat dan sisanya 31% atau sebanyak 13 usaha menjual

makanan kecil. hali ini berarti mayoritas jenis usaha responden adalah UMKM

kuliner khas Medan yang berkarakteristik makan berat (MB). Karakteristik jenis

usaha dapat dilihat pada tabel 4.4.

4.4 Deskriptif Variabel

Responden dari penelitian ini adalah pemilik usaha UMKM yang bergerak

di bidang kuliner khas Kota Medan. Terdapat 29 butir pernyataan: 16 butir

pernyataan untuk variabel Orientasi Kewirausahaan (X) dan 13 butir pernyataan


untuk variabel Keunggulan Bersaing Berkelanjutan (Y). Kuisioner disebarkan

kepada 42UMKM sampel. Berikut distribusi jawaban responden terhadap variabel

X dan Y:

1. Orientasi Kewirausahaan (X)

Tanggapan responden mengenai Orientasi Kewirausahaan:

Tabel 4.5
Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Variabel Orientasi
Kewirausahaan
Item 1 2 3 4 5 6
Pernyataan F % F % F % F % F % F %
1 0 0 0 0 1 2,3 3 7,1 5 11,9 33 78,5
2 0 0 0 0 0 0 3 7,1 10 23,8 29 69
3 0 0 0 0 0 0 6 14,2 10 23,8 24 57,1
4 1 2,3 1 2,3 0 0 4 9,5 17 40,4 19 45,2
5 1 2,3 2 4,6 3 7,1 7 16,7 12 28,57 17 40,4
6 1 9,5 0 0 0 0 6 14,2 10 23,8 22 52,3
7 7 16,7 2 4,6 2 4,6 5 11,9 12 28,5 15 35,7
8 2 4,6 0 0 1 7,1 0 0 13 30,9 26 61,9
9 0 0 0 0 0 0 8 19 14 33,3 19 45,2
10 6 14,2 0 0 0 0 8 19 14 33,3 13 30,9
11 1 2,3 2 4,6 5 11,9 8 19 10 23,8 15 35,7
12 8 19 0 0 0 0 5 11,9 19 45,2 10 23,8
13 0 0 1 2,3 2 4,6 8 19 10 23,8 21 50
14 0 0 0 0 2 4,6 5 11,9 14 33,3 21 50
15 6 14,2 6 14,2 8 19 9 21,4 6 14,2 6 14,2
16 4 4,6 4 4,6 5 11,9 9 21,4 9 21,4 11 26,1
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (data diolah)

Berdasarkan Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa :

a. Terdapat 33 (78,5%) responden setuju pada tingkat angka 6, lalu 5 (11,9%)

responden menyatakan setuju di tingkat angka 5, lalu 3 (7,1%)responden

menyatakan setuju pada tingkat angka 4, dan 1 (2,3%) responden menyatakan

tidak setuju pada tingkat angka 3 dengan pernyataan tersebut. Hal ini berarti
mayoritas responden setuju bahwa menciptakan produk baru dari ide-ide baru

akan memajukan usaha yang saya jalankan.

b. Terdapat 29 (69%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 6, lalu

sebanyak 10 (23,8%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 5,

selanjutnya 3 (7,1%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 4. Hal ini

berarti mayoritas responden setuju bahwa memasarkan produk dengan cara-

cara baru akan memajukan usaha yang saya jalankan.

c. Terdapat 24 (57,1%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 6, lalu 10

(23,8%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 5, selanjutnya 6

(14,2%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 4. Hal ini berarti

mayoritas responden setuju bahwa mencari ide-ide baru tentang proses dalam

menghasilkan produk akan memajukan usaha saya.

d. Terdapat 19 (45,2%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 6 ,lalu 17

(40,4%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 5, lalu 4 (9,5%)

responden menyatakan setuju di tingkat angka 4, selanjutnya 1 (2,3%)

responden menyatakan tidak setuju di tingkat angka 2, dan 1 (2,3%)

responden menyatakan tidak setuju di tingkat angka 1 dengan pernyataan

tersebut. Hal ini berarti mayoritas responden setuju bahwa saya dapat

membaca peluang pada bisnis yang saya jalankan.

e. Terdapat 17 (40,4%) responden menyatakan setuju pada tingkat angka 6,

kemudian 12 (28,57%) responden menyatakan setuju di tingkat 5, selanjutnya

7 (16,7%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 4, lalu ada 3 (7,1%)

responden menyatakan tidak setuju di tingkat angka 3, selanjutnya ada 2


(4,6%) responden menyatakan tidak setuju di tingkat angka 2, dan 1 (2,3%)

responden menyatakan tidak setuju di tingkat angka 1 dengan pernyataan

tersebut. Hal ini berarti mayoritas responden setuju bahwa saya mampu untuk

menyusun tindakan strategis pada bisnis yang dijalankan.

f. Terdapat 22 (52,3%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 6,

kemudian 10 (23,8%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 5, lalu

ada 6 (14,2%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 4, dan 1 (9,5%)

responden menyatakan tidak setuju di tingkat angka 1 dengan pernyataan

tersebut. Hal ini berarti mayoritas responden setuju bahwa untuk

menghasilkan laba yang tinggi, saya berani menanggung risiko yang saya

ambil.

g. Terdapat 26 (61,9%) responden menyatakan setuju di tingkat angka

6,kemudian 13 (30,9%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 5, lalu

5 (11,9%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 4, selanjutnya 1

(7,1%) responden menyatakan tidak setuju di tingkat angka 2, lalu 2 (4,6%)

responden menyatakan tidak setuju di tingkat angka 1. Hal ini berarti

mayoritas responden setuju bahwa dalam menjalankan usaha, saya akan

menerima risiko seperti kerugian finansial.

h. Terdapat 26 (61,9%) responden menyatakan setuju di tingkat angka

6,kemudian 13 (30,9%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 5, lalu

5 (11,9%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 4, lalu 1 (7,1%)

responden mengatakan tidak setuju pada tingkat angka 3, dan 2 (4,6%)

reponden mengatakan tidak setuju pada tingkat angka 1. Hal ini berarti
mayoritas responden setuju bahwa dalam menjalankan usaha, saya berani

mencoba hal-hal baru bagi perusahaan namun telah dianalisa.

i. Terdapat 19 (45,2%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 6 ,lalu 14

(33,3%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 5, selanjutnya 8 (19%)

responden menyatakan setuju di tingkat angka 4. Hal ini berarti mayoritas

responden setuju bahwa dalam menjalankan usaha, saya harus mengetahui

siapa pesaing saya.

j. Terdapat 13 (30,9%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 6 ,lalu t

14 (33,3%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 5, selanjutnya 8

(19%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 4, lalu 6 (14,2%)

responden menyatakan tidak setuju di tingkat angka 1. Hal ini berarti

mayoritas responden setuju bahwa bahwa saya selalu berusaha untuk menjadi

yang terbaik.

k. Terdapat 15 (35,7%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 6

,kemudian 10 (23,8%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 5, lalu 8

(19%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 4, selanjutnya 5 (11,9%)

responden menyatakan tidak setuju di tingkat angka 3, berikutnya 2 (4,6%)

responden menyatakan tidak setuju di tingkat angka 2, dan 1 (2,3%)

responden menyatakan tidak setuju di tingkat angka 1 dengan pernyataan

tersebut. Hal ini berarti menunjukkan mayoritas responden setuju bahwa saya

bertanggung jawab atas semua kegiatan pada bisnis saya.

l. Terdapat 10 (23,8%) responden setuju di tingkat angka 6 bahwa ,kemudian 19

(45,2%) responden menyatakan setuju di angka 5, selanjutnya 5 (11,9%)


responden menyatakan setuju diangka 4, dan 8 (19%) responden menyatakan

tidak setuju di tingkat angka 1 dengan pernyataan tersebut. Hal ini berarti

mayoritas responden setuju bahwa jika terdapat masalah saya mampu mencari

solusi.

m. Terdapat 21 (50%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 6 ,kemudian

10 (23,8%) responden menyatakan setuju di tingkar angka 5, lalu 8 (19%)

responden menyatakan setuju di tingkat angka 4, berikutnya 2 (4,6%)

responden menyatakan tidak setuju di tingkat angka 3, selanjutnya 1 (2,3%)

responden menyatakan tidak setuju di tingkat angka 1. Hal ini berarti

mayoritas responden setuju bahwa saya mempunyai kendali penuh dalam

menjalankan bisnis ini.

n. Terdapat 21 (50%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 6 ,kemudian

14 (33,3%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 5, lalu 5 (11,9%)

responden menyatakan setuju di tingkat angka 4, selanjutnya 2 (4,6%)

responden menyatakan tidak setuju di tingkat angka 3. Hal ini berarti

mayoritas responden setuju bahwa Saya menciptakan ide dan membawanya

sampai kepada tercapainya tujuan.

o. Terdapat 6 (14,2%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 6,

kemudian 6 (14,2%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 5, lalu 9

(21,4%) responden menyatakan ssetuju di tingkat angka 4, selanjutnya 8

(19%) responden menyatakan tidak setuju di tingkat angka 3, lalu 6(14,2%)

responden menyatakan tidak setuju di tingkat angka 2, dan 6 (14,2%)

responden menyatakan tidak setuju di tingkat angka 1 dengan pernyataan


tersebut. Hal ini berarti mayoritas responden tidak setuju bahwa Saya terus

bekerja sampai tujuan yang diinginkan tercapai.

p. Terdapat 11 (26,1%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 6,

kemudian 9 (21,4%) responden menyatakan setuju di angka 5, lalu 9 (21,4%)

responden menyatakan setuju di tingkat angka 3, selanjutnya 5 (11,9%)

responden menyatakan tidak setuju di tingkat angka 3, lalu 4 (4,6%)

responden menyatakan tidak setuju di tingkat angka 2 dan 4 (4,6%) responden

menyatakan tidak setuju di tingkat angka 1 dengan pernyataan tersebut. Hal

ini berarti mayoritas responden setuju bahwa Posisi yang didapatkan sekarang

adalah hasil kerja keras saya .

2. Keunggulan Bersaing Berkelanjutan (Y)

Tanggapan responden mengenai Keunggulan Bersaing Berkelanjutan:

Tabel 4.7
Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Variabel Keunggulan Bersaing
Berkelanjutan
Item 1 2 3 4 5 6
Pernyataan F % F % F % F % F % F %
1 0 0 0 0 2 4,6 5 11,5 14 33,1 19 45,1
2 0 0 3 6,9 5 11,5 4 9,2 12 28,4 18 42,8
3 0 0 0 0 3 6,9 8 19 20 47,4 11 26,1
4 0 0 0 0 4 9,2 19 20 18 42,8 1 2,3
5 1 2,3 1 2,3 1 2,3 0 0 20 47,4 21 50
6 0 0 0 0 3 6,9 13 30,9 17 40,4 9 21,4
7 0 0 1 2,3 5 11,5 11 26,1 18 42,8 7 16,7
8 1 2,3 0 0 3 6,9 12 28,4 17 40,4 9 21,4
9 0 0 3 6,9 3 6,9 12 28,4 11 26,1 13 30,9
10 0 0 2 4,6 0 0 14 33,3 16 39 10 23,8
11 1 2,3 0 0 3 6,9 11 26,1 19 45,1 8 19
12 0 0 0 0 0 0 8 19 23 54,7 11 26,1
13 0 0 2 4,6 6 14,2 13 30,9 12 28,4 10 23,8
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (data diolah)
Berdasarkan Tabel 4.7 diatas dapat dilihat bahwa :

a. Terdapat 19 (45,1%) responden setuju pada tingkat kesetujuan 6, kemudian 14

(33,1%) responden menyatakan setuju pada angka 5, lalu 5 (11,5%) responden

menyatakan setuju pada tingkatan angka 4, selanjutnya 2 (4,6%) responden

menyatakan tidak setuju pada tingkatan 3. Hal ini berarti mayoritas responden

setuju bahwa produk usaha saya berbeda dari pesaing yang lain.

b. Terdapat 18 (42,8%) responden menyatakan setuju pada tingkat angka 6,

kemudian 12 (28,4%) responden menyatakan setuju di angka 5, lalu 4 (9,2%)

responden menyatakan setuju di angka 4, selanjutnya 5 (11,5%) responden

menyatakan tidak setuju pada tingkat angka 3, dan 3 (6,9%) responden

menyatakan tidak setuju pada angka 2 dengan pernyataan tersebut. Hal ini

berarti mayoritas responden setuju bahwa produk usaha saya tidak mudah

dijumpai pada bisnis lain.

c. Terdapat 11 (26,1%) responden menyatakan setuju pada tingkat angka 6,

kemudian 20 (47,4%) responden menyatakan setuju di angka 5, selanjutnya 8

responden menyatakan setuju di angka 4, lalu 3 (6,9%) responden menyatakan

tidak setuju di angka 3, berikutnya 3 (6,9%) responden tidak setuju pada

tingkat angka 2. Hal ini berarti mayoritas responden setuju bahwa merek saya

selalu dicari oleh banyak konsumen.

d. Terdapat 1 (2,3%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 6, kemudian

18 (42,8%) responden menyatakan setuju di angka 5, selanjutnya 19 (20%)

responden menyatakan setuju di angka 4, lalu4 (9,2%) responden menyatakan


tidak setuju di angka 3. Hal ini berarti mayoritas responden setuju bahwa

produk usaha saya mempunyai nilai tambah.

e. Terdapat 21 (50%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 6,kemudian

20 (47,4%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 5, selanjutnya 1

(2,3%) responden menyatakantidak setuju di tingkat angka 3, lalu 1 (2,3%)

responden menyatakan tidak setuju di tingkat angka 2, berikutnya 2 (2,3%)

responden tidak setuju pada tingkat angka 1. Hal ini berarti mayoritas

responden setuju bahwa produk usaha saya dapat ditiru dengan biaya besar.

f. Terdapat 9 (21,4%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 6,

kemudian 17 (40,4%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 5, lalu

13(30,9%) responden menyatakan setuju pada tingkat angka 4, selanjutnya3

(6,9%) responden menyatakan tidak setuju di tingkat angka 3. Hal ini berarti

mayoritas responden setuju bahwa saya mempunyai produk dengan mutu yang

baik.

g.Terdapat 7(16,7%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 6, kemudian

18 (42,8%) responden menyatakan setuju pada tingkatan angka 5, lalu 11

(26,1%) responden menyatakan setuju pada tingkat angka 4, selanjutnya 5

(11,5%) responden menyatakan tidak setuju pada tingkat angka 2, dan 1

(2,3%) responden menyatakan tidak setuju pada tingkat angka 1 dengan

pernyataan tersebut. Hal ini berarti mayoritas responden setuju bahwa bisnis

yang saya jalani memilki keunggulan lebih dari pesaing.

h. Terdapat 13 (30,9%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 6,

kemudian 11 (26,1%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 5,


selanjutnya 12 (28,4%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 4, lalu

3 (6,9%) responden menyatakan tidak setuju di tingkat angka 3, berikutnya 3

(6,9%) responden tidak setuju pada tingkat angka 2. Hal ini berarti mayoritas

responden setuju bahwa bisnis yang saya jalani memilki keunggulan lebih dari

pesaing.

i. Terdapat 9 (21,4%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 6,

kemudian 17 (40,4%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 5, lalu

12 (28,4%) responden menyatakan setuju pada tingkat angka 4, selanjutnya 3

(6,9%) responden menyatakan tidak setuju di tingkat angka 3, lalu 1 (2,3%)

responden menyatakan tidak setuju di tingkat angka 1. Hal ini berarti

mayoritas responden setuju bahwa produk usaha saya tidak dapat digantikan

produk lain.

j. Terdapat 10 (23,8%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 6,

kemudian 16 (39%) responden menyatakan setuju pada tingkatan angka 5, lalu

14 (33,3%) responden menyatakan setuju pada tingkat angka 4, selanjutnya 2

(4,6%) responden menyatakan tidak setuju pada tingkat angka 2. Hal ini

berarti mayoritas responden setuju bahwa usaha saya memberikan ancaman

kepada usaha lain yang sejenis.

k.Terdapat 8 (19%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 6, kemudian

19 (45,1%) responden menyatakan setuju pada tingkatan angka 5, lalu 11

(26,1%) responden menyatakan setuju pada tingkat angka 4, selanjutnya 3

(6,9%) responden menyatakan tidak setuju pada tingkat angka 2, dan 1 (2,3%)

responden menyatakan tidak setuju pada tingkat angka 1 dengan pernyataan


tersebut. Hal ini berarti mayoritas responden setuju bahwa saya melakukan

interaksi langsung dengan konsumen untuk mengetahui perkembangan bisnis

saya.

l. Terdapat 11 (26,1%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 6,

kemudian 23 (54,7%) responden menyatakan setuju pada tingkatan angka 5,

lalu 8 (19%) responden menyatakan setuju pada tingkat angka 4. Hal ini

berarti mayoritas responden setuju bahwa konsumen dapat secara langsung

mendapatkan produk usaha saya.

m. Terdapat 10 (23,8%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 6,

kemudian 12(28,4%) responden menyatakan setuju pada tingkatan angka 5,

lalu 13 (30,9%) responden menyatakan setuju pada tingkat angka 4,

selanjutnya 6 (14,2%) responden menyatakan tidak setuju pada tingkat angka

2, dan 2 (4,6%) responden menyatakan tidak setuju pada tingkat angka 2

dengan pernyataan tersebut. Hal ini berarti mayoritas responden setuju bahwa

saya menggunakan sistem distribusi langsung untuk menyalurkan produk

usaha saya kepada konsumen.

4.5 Hasil Uji Asumsi Klasik

4.5.1 Uji Normalitas

Uji normalitas penelitian ini dilakukan dengan analisis grafik yaitu dengan

grafik Histogram dan Normal P-P Plot of Regression Standarizied Residual.

Selain itu uji normalitas dilakukan juga dengan menggunakan uji Kolmogorov-

Smirnov . Uji normalitas dilakukan dengan bantuan software SPSS dan hasilnya

ditunjukkan sebagai berikut:


4.5.1.1 Hasil Uji Normalitas dengan Histogram

Jika bentuk grafik tidak melenceng ke kiri dan ke kanan, maka

menunjukkan bahwa variabel berdistribusi normal. Sebaliknya, jika bentuk grafik

melenceng ke kiri atau ke kanan menunjukkan bahwa variabel tidak berdistribusi

normal.

Gambar 4.1 Uji Normalitas dengan Histogram


Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (2015)

Pada Gambar 4.1 terlihat grafik tidak melenceng ke kiri maupun ke kanan,

hal ini menunjukkan bahwa variabel berdistribusi normal.


4.5.1.2 Hasil Uji Normalitas dengan Normal P-P Plot of Regression

Standarizied Residual

Jika titik masih menyebar di sekitar garis diagonal, maka data berdistribusi

normal. Sebaliknya jika tidak menyebar di sekitar garis diagonal, maka data tidak

berdistribusi normal.

Gambar 4.2Uji Normalitas dengan Normal P-P Plot of Regression


Standarizied Residual
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (2015)

Pada Gambar 4.2 terlihat titik-titik menyebar mengikuti data di sepanjang

garis diagonal, hal ini menunjukkan bahwa data berdistribusi normal.


4.5.1.3 Hasil Uji Normalitas dengan Kolmogrov – Smirnov Test

Tabel 4.7
Uji Kolmogorv-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 42
Mean .0000000
Normal Parameters(a,b)
Std. Deviation 2.39391113
Most Extreme Absolute .108
Differences Positive .108
Negative -.052
Kolmogorov-Smirnov Z .699
Asymp. Sig. (2-tailed) .714
a Test distribution is Normal.
b Calculated from data.
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (2015)
Tabel 4.7 menunjukkan bahwa nilai Asymp.Sig (2-tailed) adalah 0,714

dan diatas nilai signifikan (0,05) atau 0,714 > 0,05. Dengan kata lain variabel

residual berdistribusi normal.

4.5.2 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk melihat seberapa besar peranan

variabel bebas terhadap variabel terikat. Jika varians sama, dan ini yang

seharusnya terjadi maka dikatakan homokedastisitas. Sedangkan jika varians tidak

sama dikatakan terjadi heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang

homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk melihat apakah

heterokedastisitas dapat dilakukan sebagai berikut :


Gambar 4.3 : Scatterplot
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS, 2015 (data diolah)

Gambar 4.3 menunjukkan bahwa titik-titik menyebar secara acak tidak

membentuk sebuah pola tertentu yang jelas serta tersebar baik diatas maupun

dibawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi heterokedastisitas

pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi

variabel dependen, berdasarkan masukan variabel independennya.

4.6 Analisis Regresi Linier Sederhana

Analisis regresi linier sederhana ditujukan untuk menentukan hubungan

linier antara sebuah variabel bebas yang terdiri dari orientasi kewirausahaan (X),

dan variabel terikat yaitu keunggulan bersaing berkelanjutan (Y). Yang nantinya

berguna untuk dapat mengetahui pengaruh positif atau negatif faktor-faktor

tersebut. Dengan model persamaan yang digunakan sebagai berikut:


Tabel 4.8
Analisis Regresi Linier Sederhana
a
Coefficients

Model Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 44.589 1.883 23.678 .000

Orientasi_Kewirausahaan .235 .024 .845 9.988 .000

a. Dependent Variable: Keunggulan_Bersaing_Berkelanjutan


Sumber: Pengolahan SPSS 2015 (Data Diolah )

Berdasarkan hasil pengolahan data tabel 4.8 kolom (unstandardized

coefficients) bagian B diperoleh model persamaan regresi linier berganda sebagai

berikut:

Y= 44,589 + 0,235 X

Pada persamaan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Konstanta (Orientasi kewirausahaan) adalah 0 maka Keunggulan

Bersaing Berkelanjutan (Y) akan sebesar 44,589

b. Koefisien Regresi X (Orientasi Kewirausahaan) = 0,235

menunjukkan bahwa jika meningkat orientasi kewirausahaan sebesar

satu satuan maka keunggulan bersaing berkelanjutan yang dimiliki

usaha akan bertambah sebesar nilai koefisien regresi X.

4.6.1 Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinan bertujuan untuk mengetahui signifikansi variabel.

Koefisien determinasi melihat seberapa besar pengaruh variabel independent

terhadap variabel dependent. Koefisien determinan berkisar antara 0 (nol) sampai

dengan 1 (satu), 0 < R2< 1.Nilai koefisien determinasi dalam penelitian ini dapat

dilihat pada Tabel 4.8 berikut ini :


Tabel 4.9
UJI KOEFISIEN DETERMINAN (R2 )
b
Model Summary
Model Std. Error
Adjusted R of the
R R Square Square Estimate
a
1 .845 .714 .707 2.42365

a. Predictors: (Constant), Orientasi_Kewirausahaan


b. Dependent Variable: Keunggulan_Bersaing_Berkelanjutan
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 2015 (Data Diolah)

Tabel 4.9 menunjukkan bahwa:

a. Nilai R (relation) adalah 0,845 menunjukkan bahwa terdapat hubungan

antara orientasi kewirausahaan (X) dengan keunggulan bersaing

berkelanjutan (Y) sebesar 84,5 % artinya hubungannya sangat erat .

Sedangkan sisanya sebesar 15,5 % adalah hubungan dengan faktor-faktor

lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

b. Nilai R Square adalah 0,714 angka ini menunjukkan bahwa sebesar

71,4% Keunggulan bersaing berkelanjutan (Y) dapat dipengaruhi oleh

orientasi kewirausahaan (X) sedangkan sisanya sebesar 28,6 %

dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

4.6.2 Uji Parsial (Uji T)

Tabel 4.10
Uji Parsial (Uji T)
a
Coefficients

Model Unstandardized Standardized


Coefficients Coefficients

B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 44.589 1.883 23.678 .000

Orientasi_Kewirausahaa .235 .024 .845 9.988 .000


n

a. Dependent Variable: Keunggulan_Bersaing_Berkelanjutan


Sumber : Hasil Pengolahan SPSS, 2015 (data diolah)
Tabel 4.10 menunjukkan nilai t hitung yang diperoleh dari variabel yang

dapat disimpulkan sebagai berikut :

Variabel orientasi kewirausahaan (X) memiliki t hitung sebesar 9,988

dengan tingkat signifikansi 0,000. Sedangkan t table adalah sebesar 1,697 Oleh

karena itu t hitung (9,988) > t table (1,697) dan tingkat signifikansiya 0,000 < 0,1.

Sehingga dapat dikatakan bahwa orientasi kewirausahaan secara individual atau

secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap keunggulan bersaing

berkelanjutan. Artinya jika ditingkatkan variabel Orientasi Kewirausahaan maka

keunggulan bersaing berkelanjutan sebuah UMKM akan meningkat.

4.7 Pembahasan

Pengaruh Orientasi Kewirausahaan terhadap Keunggulan Bersaing

Berkelanjutan

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa Orientasi Kewiraushaan

berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keunggulan Bersaing Berkelanjutan,

para pemilik usaha UMKM yang bergerak di bidang kuliner harus bisa

meningkatkan orientasi kewirausahaan sehingga dapat membuat keunggulan

bersaing berkelanjutan yang dimiliki usaha UMKM semakin bertambah. Hal ini

sejalan dengan penelitian Alimudin (2011) yang menyatakan bahwa orientasi

kewirausahaan menempati posisi strategis dalam mengembangkan keunggulan

bersaing berkelanjutan usaha kecil. Kegunaanya ialah seberapa besar pengusaha

dapat memaksimalkan peran orientasi kewirausahaan dalam diri seseorang untuk

dapat meningkatkan keunggulan bersaing berkelanjutan yang dimiliki oleh

sebuah UMKM. Teori tersebut juga didukung oleh Metekohy (2013) orientasi
kewirausahaan dalam hal sikap inovatif, proaktif pengambilan resiko dapat

meningkatkan daya saing usaha kecil dan mikro. Orientasi kewirausahaan

berpengaruh langsung, positif, dan signifikan terhadap keunggulan bersaing

berkelanjutan.

Sedangkan Chyntia dan Hendra (2014) menyatakan bahwa Orientasi

kewirausahaan dan inovasi produk secara simultan berpengaruh positif terhadap

keunggulan bersaing. Jika dilihat tanggapan responden dari kuesioner yang

disebar, mayoritas responden menyatakan setuju dengan pernyataan bahwa

mecnciptakan produk baru dari ide-ide baru akan memajukan usaha, memasarkan

produk dengan cara-cara baru akan memajukan usaha yang dijalankan, dan

mencari ide-ide baru tentang proses dalam menghasilkan produk akan memajukan

usaha. Hal-hal tersebut akan memberikan keunggulan tersendiri bagi usaha

UMKM yang dijalankan sehingga memberikan nilai lebih bagi usaha yang

dijalankan.

Suyati dan Lestari (2013) membuktikan bahwa keunggulan bersaing dapat

dipengaruhi oleh komitmen, jejaring dan kepercayaan, nilai perusahaan hal ini

didukung oleh hasil penelitian bahwa mayoritas responden setuju dengan

pernyataan mengenai interaksi langsung dengan konsumen, produk usaha yang

berbeda dari pesaing, produk usaha tidak mudah dijumpai pada bisnis lain, merek

yang selalu dicari oleh banyak konsumen, dan produk yang mempunyai nilai

tambah.

Jika dilihat dari karakteristik responden berdasarkan lama usaha mayoritas

responden adalah UMKM yang telah memiliki usaha lebih dari 5 tahun. Hal ini
menunjukkan bahwa usaha UMKM tersebut selalu membangun dan menjaga

hubungan kepada pelanggan maupun mitra bisnis dengan baik sehingga akan

meningkatkan pertumbuhan usaha dan laba yang stabil di mana pertumbuhan

kedua hal tersebut yang berkelanjutan sebagai pendukung dalam kinerja usaha.

Hal ini didukung hasil penelitian bahwa mayoritas responden setuju bahwa

pertumbuhan pendapatan dan laba yang berkelanjutan sebagai pendukung dalam

kinerja usaha dan membangun hubungan baik dengan mitra bisnis sebagai hal

pendukung kemajuan dan perkembangan bisnis yang dijalani.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Penelitian mengenai Pengaruh Orientasi Kewirausahaanterhadap

Keunggulan Bersaing Berkelanjutan (Studi Kasus Pada UMKM di bidang kuliner

Khas Medan di Jalan Mojopahit) ini menghasilkan kesimpulan sebagai berikut :

1. Nilai R2 adalah 0,707 angka ini menunjukkan bahwa sebesar 70,7%

Keunggulan Bersaing Berkelanjutan UMKM dapat dipengaruhi oleh

Orientasi Kewirausahaan (X) sedangkan sisanya sebesar 29,3 %

dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini

seperti, entrepreneurial marketing, strategi bisnis, lingkungan bisnis, dan

lain-lain.

2. Berdasarkan uji t atau uji parsial menunjukkan bahwa variabel orientasi

kewirausahaan secara individual atau secara parsial berpengaruh positif

dan signifikan terhadap keunggulan bersaing berkelanjutan UMKM.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh yang telah ada di dalam

penelitian ini maka berikut adalah saran dari peneliti :

1. Peneliti berharap pengetahuan akan Orientasi Kewirausahaanpada diri

pemilik UMKM seperti, inovatif, kebutuhan berprestasi, otonomi pada

usaha, dan lain-lain dapat ditingkatkan lagi untuk meningkatkan

keunggulan bersaing berkelanjutan pada UMKM yang dimilikinya


2. Para pemilik UMKM diharapkan dalam menghadapi persaingan harus

meningkatkan keunggulan bersaing yang berkelanjutan pada usahanya

agar mampu bertahan dan tetap dapat tumbuh dan berkembang dalam

menghadapi persaingan bisnis.

3. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat melanjutkan atau

mengembankan penelitian ini pada masa yang akan datang, melalui

penelitian yang lebih mendalam tentang bagaimana orientasi

kewirausahaandapat berpengaruh terhadap keunggulan bersaing

berkelanjutan, karena sebuah UMKM harus memiliki keunggulan bersaing

agar dapat tetap bertahan dalam dinamisnya dunia usaha dan dapat terus

tumbuh dan berkembang.


DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Echdar, S. 2013. Manajemen Entrepreneurship: Kiat Sukses Menjadi


Wirausaha,Jogyakarta: Penerbit Andi.
Idrus, Muhammad. 2009. Metode Penelitian Ilmu Sosial: Pendekatan Kualitatif
dan Kuantitatif, Cetakkan 13, Jakarta : Erlangga.
Kuncoro, Mudrajat. 2009. Metode Riset Untuk Ekonomi dan Bisnis: Bagaimana
Meneliti dan Menulis Tesis, Jakarta: Erlangga.
Saiman, L. 2014. Kewirausahaan (Teori, Praktik, dan Kasus-kasus, Edisi
2,Jakarta: Salemba Empat.
Situmorang, Syafrizal Helmi dan Muslich Lutfi. 2011. Analisis Data Untuk Riset
Manajemen Dan Bisnis, Edisi 2, Medan : USU Press.
Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Bisnis, Cetakan 8, Bandung : Penerbit
Alfabeta.
Sugiyono.2009. Metode Penelitian Pendidikan, Bandung : Penerbit Alfabeta.
Sugiyono.2012.Metodologi Penelitian Bisnis,Cetakan 16, Bandung: Penerbit
Alfabeta.
Suryana. 2006. Kewirausahaan: Pedoman Praktis, Kiat dan Proses Menuju
Sukses, Bandung : Penerbit Salemba Empat edisi 3.
Wismiarsi, Tri . 2008. Hambatan Ekspor UKM Indonesia: Penerbit Buku
Kompas.
Zimmerer, Thomas W dan Norman M. Scarborough. 2005. Essential of
Entrepreneurship and Small business Management, Edisi 4, United States
of America: Pearson Prentice Hall.

Jurnal:
Avlontis, G.J. and Salavou, H.E. 2007. Entrepreneurial orientation of SMEs,
Product innovativeness, and performance. Journal of Business Research,
Vol 60(5), 566-75.
Barney, J. 1991. Firm Resources ans Sustained Competitive Advantage. Journal
of Management. Vol 17 (1): 99-120.
Frishhammar, J. and Horte, S.A. 2007. The Role of Market Orientation and
Entrepreneurial Orientation for New Product Development Performance in
Manufacturing Firms. Technology Analysis and Stretegic
Management,Vol 22(3): 251-266.
Hartono, Rudi. Soegianto. Noegraheni H, Enny. 2011. Analisis Pengaruh Modal
Sosial dan Orientasi Kewirausahaan Terhadap Kinerja Perusahaan pada
PT. Mentari Esa Cipta.
,Isa, Muzakar. 2013. Analisis Kompetensi Kewirausahaan, Orientasi
Kewirausahaan dan Kinerja Industri Mebel: BENEFIT Jurnal Manajemen
dan Bisnis, Vol 17(1), 89-98.
Knight, G.A. 2000. Entrepreneurship and marketing Strategy: The SME Under
Globalisation. Journal of International Marketing, Vol 8(2): 12-32.
Kobia, M. & Sikalich,D. 2010. Toward a search for the meaning of
entrepreneurship. Journal of European Industrial Training, Vol 34(2): 110-
127.
Lee, S.M. & Peterson, S. 2000. Culture entrepreneurial orientation, and global
competitiveness. Journal of World Business,Vol 35: 401-416.
Lumpkin, G.T. and Dess, G.G.2001. Linking Two Dimensions of EO to Firm
Performance: The Moderating Role of Environment and Industry Life
Cycle. Journal Business Venturing,Vol 16(5): 429-451.
Mahmood, R and Hanafi, N. 2013. Entrepreneurial Orientation and Business
Performance of Women-Owned Small and Medium Enterprises in
Malaysia: Competitive Advantage as a Mediator. International Journal of
Business and Social Science, Vol 66(3), 18-32.
Metehoky, Stellamaris. 2013. Pengaruh Strategy Resource-Based dan Orientasi
Kewirausahaan terhadap Keunggulan Bersaing Usaha Kecil dan Usaha
Mikro ( Studi pada Usaha Jasa Entnis Maluku). Jurnal Aplikasi
Manajemen, Vol 2(1),12-20.
Miller, D. 1983. The Correlates of Entrepreneurship in three types of Firms.
Management Science, Vol 29(7):770-791.
Pengeran, Perminas. 2011. Orientasi Kewirausahaan dan Kinerja Keuangan
Pengembangan Produk Baru Usaha Mikro dan Kecil. JRMB, Vol 6 (2).
Prakosa, B. 2005. Pengaruh Orientasi Pasar, Inovasi dan Orientasi Pembelajaran
terhadap Kinerja Perusahaan untuk mencapai Keunggulan Bersaing (Studi
Empiris pada Industri Manufaktur di Semarang). Jurnal Studi Manajemen
dan Organisasi. Vol 2(1),35-57.
Quantananda, Elia. & Haryadi, Bambang. Pengaruh Orientasi Kewirausahaan
pada Perusahaan Makanan dan Minuman di Surabaya. Jurnal AGORA,
Vol. 3(1), 706-715.
Rauch, Andreas. Wiklund, Johan. Lumpkin, G.T. 2004. Entrepreneurial
Orientation and Business Performance : an Assessment of Past Research
and Suggestions for the Future.
Reswanda. 2011. Pengaruh Orientasi Kewirausahaan terhadap Pembelajaran
Organisasi, Keunggulan Daya Saing Berkelanjutan dan Kinerja
Pemasaran.
Rusman, Eddy. 2008. Analisis Strategi UKM dalam Membangun Keunggulan
Bersaing Berkelanjutan pada Usaha Penunjang di Sektor Pertambagan
Batubara (Studi Kasus pada CV. Anugerah Rieski Agung di Kabupaten
Tapin Kalimantan Selatan.
Supranoto, Mieke. 2009. Strategi Menciptakan Keunggulan Bersaing Produk
Melalui Orientasi Pasar, Inovasi dan Orientasi Kewirausahaan dalam
Rangka Meningkatkan Kinerja Pemasaran.
Shafina Arsyad, Azlin.Rasli, Amran . Azura Arsyad, Afiza and Mohd Zain,
Zahariah. 2014. The Impact of Entrepreneurial Orientation on Business
Performance: A Study of Technology- Based SMEs in Malaysia. Procedia-
Social & Behavioral Sciences, 130, 46-53.
Tambunan, Tulus. 2002. Peranan UKM bagi Perekonomian Indonesia dan
Prospeknya, No. 07,hlm 3-15.
Vanessa Djodjobo, Cynthia dan N. Tawas, Hendra. 2014. Pengaruh Orientasi
Kewirausahaan, Inovasi Produk, dan Keunggulan Bersaing terhadap
Kinerja Pemasaran Usaha Nasi Kuning di Kota Manado. Jurnal EMBA,
vol 2(3), 1214-1224.
Weerawardena, Jay. 2003. Exploring The Role of Market Learning Capability in
Competitive Strategy. European Journal of Marketing. Vol. 37, 407-429.
Wiklund, J. And Shepherd, D. 2005. Entrepreneurial Orientation and Small
Business Performance: A Configurational Approach. Journal of Business
Venturing.20, 71-91.

Internet :
http://tarif.depkeu.go.id diakses oleh Fadiyah pada tanggal 09 April 2015.
http://majalahukm.com diakses oleh Fadiyah paa tanggal 09 April 2015
http://nationalgeografic.co.id diakses oleh Fadiyah pada tanggal 29 April 2015
http://waspada.co.id diakses oleh Fadiyah pada tanggal 05 Mei 2015
http://pemkomedan.go.id diakses oleh Fadiyah pada tanggal 29 April 2015
www.medanbisnisdaily.com diakses oleh Fadiyah pada tanggal 16 April 2015

Anda mungkin juga menyukai