OLEH
FADIYAH
110502210
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas berkatnya yang berlimpah
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Departemen
bantuan, bimbingan, motivasi, saran, kritik dan doa dari berbagai pihak. Skripsi
ini peneliti persembahkan untuk Abah tercinta H. M. Nasir Ba'awad dan Mama
tercinta Hj. Wardah Al-Amudi yang tidak pernah berhenti untuk memberikan
semangat, motivasi, nasehat, doa dan mencukupi segala kebutuhan materi dan non
materi dalam proses pembuatan skripsi ini. kepada abang-abang dan kakak-kakak
saya Faris, Afaf, Husni Mubarak, dan Mumtazzima yang selalu memberikan
1. Bapak Dr. Azhar Maksum, ME.c, Ak, CA, selaku Dekan Fakultas
2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME, selaku Ketua Departemen Manajemen dan
3. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE, MSi, selaku Ketua Program Studi
Manajemen dan Ibu Dra. Friska sipayung, MSi selaku Sekertaris Program
Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera
Utara.
5. Ibu Frida Ramadini, SE, MM, selaku Dosen Pembanding I yang turut
penelitian.
mendukung penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih dan semoga segala kebaikan yang telah
(Fadiyah)
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK........................................................................................ . i
ABSTRACT...................................................................................... . ii
KATA PENGANTAR ..................................................................... . iii
DAFTAR ISI .................................................................................... v
DAFTAR TABEL ............................................................................ vii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................. 1
1.2 Perumusan Masalah......................................................... 6
1.3 Tujuan Penelitian............................................................. 6
1.4 Manfaat Penelitian............................................................ 7
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................. 63
LAMPIRAN............................................................................................. 66
DAFTAR TABEL
PENDAHULUAN
ketat. Selain bersaing dengan produk lokal dan harus bersaingan dengan produk-
perdagangan bebas seperti AFTA (Asean Free Trade Area ), kemuadia ACFTA
diimplementasikan penuh pada tahun 2015. Tujuan dan manfaat dari perjanjian-
perjanjian tersebut antara lain (1) peluang pasar yang semakin luas, (2)
perjanjian tersebut pada akhir 2015 menjadi sebuah realita yang harus dihadapi
tenaga kerja industri yang terjadi saat ini. Ekonomi nasional saat ini banyak
muda yang memiliki kreatifitas dan inovasi yang berorientasi pada Usaha Mikro
Mikro Kecil Menengah, jumlah Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) hingga
(http://majalahukm.com).
Dalam perekonomian indonesia, Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)
merupakan kelompok usaha yang memiliki jumlah paling besar. Selain itu
Tahun 1998 pada dasarnya UMKM bertahan terhadap arus krisis moneter karena
(consumer goods), khususnya yang tidak tahan lama, (2) mayoritas UMKM lebih
pada umumnya UMKM melakukan spesialisasi produk yang ketat, dalam arti
hanya memproduksi barang atau jasa tertentu saja, dan (4) terbentuknya UMKM
baru sebagai akibat dari banyaknya pemutusan hubungan kerja disektor formal
(http://nationalgeografic.co.id).
Namun, pada saat diberlakukan AFTA (Asean Free Trade Area ), ACFTA
(Asean-China Free Trade Area ) dan MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN), UKM
belum tentu dapat bertahan dari arus globalisasi yang sangat menekankan
persaingan dalam masalah kuliatas dan harga. Globalisasi dapat dengan sangat
hidup hal ini diduga karena banyaknya pelaku UMKM yang belum menciptakan
dapat menjaga kelangsungan hidupnya dalam persaingan global dunia bisnis dan
Negeri Sipil) dan pengawai swasta (Isa, 2013). Jiwa kewirausahaan yang harus
dimiliki pelaku usaha adalah penuh percaya diri, memiliki inisiatif, memilki motif
2003: 3).
advantage) bukan menjadi tujuan akhir tetapi sebagai alat untuk mencapai tujuan
tujuan maka UMKM akan runtuh dan akan berpengaruh terhadap perekonomian
Indonesia.
strategis dan memiliki peran strategis dan memilki kontribusi besar dalam
tahun 2012, jumlah UMKM di Indonesia 56,53 juta unit dengan kontribusi
penyerapan tenaga kerja sekitar 97,16 persen atau 107 juta orang
(http://waspada.co.id).
ekonomi yang penting dalam perekonomian dan termasuk dalam prioritas dalam
dikota Medan cukup tinggi. Pencapaian kinerja pembinaan UMKM di kota Medan
pada tahun 2010 sebesar 222.000 usaha dan 224.000 unit pada tahun 2013 dari
pemantauan yang dilakukan ada kecenderungan peningkatan UMKM pada setiap
tahunnya (http://pemkomedan.go.id).
Jumlah UMKM yang semakin besar tumbuh dari tahun ketahun di kota
dilihat pada tahun 2010 pertumbuhan UMKM sebesar 222.000 dalam kurun
waktu bertahun-tahun ada UMKM yang sudah membuka cabang, ada yang tidak
Terdapat kurang lebih 40% UMKM dikota Medan yang bergerak dibidang
manusia. Maka tidak heran banyak kita jumpai berbagai UMKM yang bergerak
dibidang kuliner. Walaupun belum jelas berapa jumlah pastinya namun, dapat
membantu perekonomian.
Kota Medan pada bulan April 2015 mencatat sekitar 17.445 kunjungan
biasanya tidak lupa mencari tempat kunjungan untuk berwisata dan pastinya
mencari kuliner khas kota Medan untuk dibawa sebagai oleh-oleh. Banyaknya
tangkapan besar bagi pelaku UMKM yang bergerak dibidang kuliner khas Medan.
Salah satu kawasan yang menjadi pusat penjualan Kuliner khas Medan
adalah jalan Mojopahit, seperti yang kita tahu kawasan tersebut telah menjadi
tempat yang wajib dikunjungi bila ke Kota Medan. Tidak hanya para wisatawan
yang datang untuk membeli kuliner khas Kota Medan di jalan Mojopahit, tapi
pada hari-hari tertentu seperti Hari Raya Lebaran, Natal, Tahun Baru, dan hari
besar lainnya banyak masyarakat kota Medan membeli Kuliner Khas Kota Medan
Banyak sekali pelaku usaha yang bergerak dibidang kuliner , oleh sebab
persaingan semakin tinggi, dan konsumen terus menginginkan produk dan jasa
usaha. Inovatif merupakan persepsi dan aktivitas-aktivitas bisnis yang baru dan
unik. Proaktif adalah berusaha mencari peluang baru. Risk Taking merupakan
seorang yang berorientasi pada peluang dalam ketidak pastian dalam pengambilan
pada UMKM di Bidang Kuliner Khas Kota Medan) dimana penulis ingin
Medan.
1.4 Manfaat Penelitian
sebagai berikut :
1. Bagi Peneliti
2. Bagi Mahasiswa
bisnisnya.
Medan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Kewiraushaan
Wirausaha ialah orang yang inovatif, antisipatif, inisiatif, pengambil risiko, dan
adalah orang yang menciptakan bisnis baru dengan mengambil risiko dan
prionir dalam bisnis, inovator, penanggung risiko, yang memiliki visi kedepan,
tindakan dan bermotivasi tinggi tinggi yang mengambil risiko dalam mengejar
tujuannya. Untuk menjadi seorang wirausaha yang sukses, pola sikap, perilaku,
usaha yang nyata. Mereka yang tidak memilki kepercayaan diri, tidak memilki
gagasan baru, tidak dapat memanfaatkan peluang yang ada serta hanya
memandang sukses dan kejayaan yang telah lalu, tidak memiliki peluang untuk
Mulyasa (2011: 189) kewirausahaan merujuk pada sifat, watak, dan karakteristik
yang melekat pada setiap indivu yang memilki kemauan keras untuk mewujudkan
dan mengembangkan gagasan kreatif dan inovatif dalam setiap kegiatan yang
produktif. Pengertian ini memberikan arti bahwa setiap orang bisa memiliki
karakter kewirausahaan asalkan ia mau bekerja keras serta berpikir kreatif dan
inovatif.
dan implementasi dari ide baru dan solusi kreatif (Kuratko,2009:21). Tidak
dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses. Kreatifitas
Seorang pemilik atau pengelola usaha harus menentukan usaha apa yang
menghadapi risiko (Frishammar dan Horte 2007; Becherer dan Maurer, 1997).
untuk berusaha menjadi yang pertama dalam inovasi produk pasar, berani
1. Inovatif
baru yang berbeda dari yang ada sebelumnya serta antusiasme untuk
mengadopsi ide–ide baru atau metode baru untuk bisnis mereka, lalu
menerapkan inovasi tersebut dalam operasional bisnis mereka (Lumpkin &
2. Proaktif
yang dipasarkannya (Lumpkin & Dess, 2001; Kobia & Sikalich, 2010;
3. Risk Taking
Dess, 1996).
5. Otonomi (Autonomy)
Dess, 1996).
dari faktor psikologi dipresentasikan oleh Lee dan Tsang (dalam Sinarasri, 2013).
dan Tsang, 2000). Need for Achievement mengacu pada dorongan yang
adalah karena usaha dari diri sendiri. Individu yang mempunyai internal
yang bersifat kompetitif, suka bekerja keras, merasa dikejar waktu dan
4. Extroversion (Keterbukaan)
yang memiliki orientasi kewirausahaan yang baik yang akan memperbaiki sistem-
yang melakukan kerjasama untuk berkompetisi lebih efektif dalam pasar. Strategi
(Prakosa,2005:53).
Perusahaan mengalami keunggulan bersaing ketika tindakan-tindakan
dalam suatu industri atau pasar menciptakan nilai ekonomi dan ketika
akhir perusahaan.
perdagangan untuk dapat menghasilkan tingkat penjualan dan laba yang lebih
perusahaan tersebut mampu menciptakan nilai yang tidak dimiliki kompetitor dan
jumlah tenaga kerja. Usaha yang memiliki 1-4 orang tenaga kerja dikelompokkan
sebagai usaha mikro, 5-19 orang tenaga kerja sebagai usaha kecil 20-99 orang
tenaga kerja sebagai usaha menengah dan bila mencapai 100 orang tenaga kerja
usaha kecil adalah milik Warga Negara Indonesia baik perorangan maupun
200.000.000 dan mempunyai omzet atau nilai output penjualan paling banyak Rp.
1. Daya Tahan
2. Padat Karya
3. Keahlian Khusus
4. Jenis Produk
karena banyak komoditas pertanian yang dapat diolah dalam skali kecil
6. Permodalan
2. Krieteria UMKM
- Usaha Mikro memiliki aset maksimal Rp. 50 juta dan omset maksimal
- Usaha Kecil memiliki aset maksimal > Rp. 50 juta-Rp. 500 juta dan
omset maksimal > Rp. 300 juta-Rp. 2,5 Milyar per tahun.
- Usaha Menengah memiliki aset maksimal > Rp. 500 juta- Rp. 10
Milyar dan omset maksimal > Rp 2,5 Milyar- Rp. 50 Milyar per tahun.
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Nama Judul Variabel Teknik Hasil
Peneliti Penelitian Penelitian Analisis Penelitian
dan Tahun
Penelitian
Pengaruh 1. Orientasi Analisis Orientasi
Cynthia Orientasi kewirausahaan Jalur kewirausahaa
Vanessa Kewirausahaan 2. Inovasi Produk n dan inovasi
Djodjobo , Inovasi 3. Keunggulan produk secara
dan Hendra Produk dan Bersaing simultan
N. Tawas Keunggulan 4. Kinerja berpengaruh
(2014) Bersaing Pemasaran positif
terhadap terhadap
Kinerja keunggulan
Pemasaran bersaing pada
Usaha Nasi usaha nasi
Kuning di kuning di
Kota Manado Manado
The Impact of 1. Orientasi Analisis Dimensi
Entrepreneuria Kewirausahaan Deskriptif orientasi
l Orientation 2. Kinerja Bisnis kewirausahaa
on Business n : inovasi,
Azlin Performance: proaktif,
Shafina A Study of pengambilan
Arsyad, et Technology- risiko dan
al Based SMEs in agresifitas
(2014) Malaysia kompetitif
yang
berpengaruh
pada kinerja
bisnis
Analisis 1. Kompetensi Confirmat Orientasi
Kompetensi Kewirausahaan ory Factor kewirausahaa
Kewirausahaan 2. Orientasi Analysis n
, Orientasi Kewirausahaan (CFA) berpengaruh
Kewirausahaan 3. Kinerja positif dan
, dan Kinerja signifikan
Industri Mebel terhadap
kinerja,dan
variabel
Muzakar Isa orientasi
(2013) kewirausahaa
n terbukti
memediasi
hubungan
antara
kompetensi
kewirausahaa
n dan kinerja
usaha mebel
di Klaten
Pengaruh 1. Orientasi Analisa Orientasi
Orientasi Wirausaha Cross Tab Wirausaha
Wirausaha 2. Keunggulan dan berpengaruh
Arasy
Terhadap Bersaing Analisis signifikan
Alimudin
Keunggulan Berkelanjutan Jalur terhadap
(2011)
Bersaing 3. Kinerja keunggulan
Berkelanjutan Pemasaran Bersaing
dan Kinerja Berkelanjuta
Pemasaran n Sdan
Usaha Kecil Kinerja
Sektor Pemasaran
Perdagangan Usaha Kecil
di Kota Sektor
Surabaya Perdagangan
di Surabaya
Pengaruh 1. Orientasi Analisis Keproaktifan
Orientasi Kewirausahaan Regresi dan
Kewirausahaan 2. Kinerja Berganda Pengambilan
dan Kinerja Keuangan Resiko
Keuangan 3. Pengembangan berpengaruh
Terhadap Produk Baru terhadap
Pengembangan kinerja
Perminas Produk Baru pengembanga
Pangeran Usaha Mikro n produk
(2011) dan Kecil baru dan
mengindikasi
kan adanya
peningkatan
kecepatan
pengembanga
n produk
baru.
Analisis 1. Modal Sosial Analasis Modal sosial
Pengaruh 2. Orientasi deskriptif dan orientasi
Modal Sosial Kewirausahaan dan kewirausahaa
dan Orientasi 3. Kinerja Analisis n memilki
Kewirausahaan Perusahaan Kuantitatif pengaruh
Rudi
Terhadap secara
Hartono
Kinerja simultan dan
Soegianto,
Kewirausahaan signifikan
Enny
Pada PT. terhadap
Noegraheni
Mentari Esa kinerja
(2011)
Cipta kewirausahaa
n
sektor perdagangan (consumer goods) menjadi lebih baik, perlunya pemilik usaha
taking.
inovatif, proaktif pengambilan resiko dapat meningkatkan daya saing usaha kecil
intensitas inovasi pada UKM kerajinan gerabah dan kulit dapat meningkatkan
keunggulan bersaing yang berkelanjutan dalam usahanya. Selain itu, hasil hasil
penelitian Djodjobo dan Tawas (2014) berlawanan dengan hasil penelitian diatas
berkelanjutan.
2.4 Hipotesis
METODE PENELITIAN
penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau
Medan Petisah.
terhadap keunggulan bersaing berkelanjutan pada UMKM dan dalam hal ini
UMKM yang bergerak di bidang kuliner oleh-oleh khas kota Medan di Jalan
Mojopahit.
dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya mencari peluang menuju kesuksesan.
dimensi yang dikembangkan oleh Lumpkin dan Dess (1996) lee dan Tsang (dalam
1. Inovatif
2. Proaktif
3. Risk Taking
5. Otonomi (Autonomy)
2. Sulit di Tiru
semua variabel yang termasuk dalam hipotesis yang telah dirumuskan. Untuk
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Variabel Defenisi Dimensi Indikator Skala Ukur
Orientasi Kemampuan 1. Inovatif 1. Mencari ide- Semantic
Kewirausahaan kreatif dan ide baru Defferensial
( X) inovatif yang tentang
dijadikan produk
dasar, kiat, 2. Mencari ide-
dan sumber ide baru
daya mencari dalam
peluang memasarkan
menuju produk
kesuksesan 3. Mencari ide-
ide baru
tentang
proses dalam
menghasilka
n produk
2. Proaktif 1. Mengidentifi
kasi peluang
yang akan
datang pada
bisnis yang
dijalankan
2. Mampu
menyusun
tindakan
strategis pada
bisnis yang
dijalankan
3. Risk Taking 1. Mengambil
risiko agar
dapat
mencapai
profit yang
tinggi
2. Menerima
risiko
kerugian
finansial
4. Keagresifan 1. Mempunyai
Bersaing taktik baru
2. Mengidentifi
kasi pesaing
3. Berusaha
menjadi
terbaik
5. Otonomi 1. bertanggung
(Autonomy) jawab atas
semua
keputusan
2. Mencari
solusi atas
kendala
organisasi
3. mempunyai
kendali
6. Need for 1. Suka pada
Achievement tantangan
2. Terus bekerja
sampai
tujuan yang
diinginkan
tercapai
7. Internal 1. Pencapaian
locus of saat ini hasil
control kerja keras
Keunggulan Suatu sarana 1. Nilai-nilai 1. Mempunyai Semantic
Bersaing atau strategi perusahaan keunikan Deferensial
Berkelanjutan perusahaan yang langka produk
(Y) untuk 2. Tidak mudah
mencapai dijumpai
tujuan akhir 3. Mempunyai
perusahaan merek yang
dikenal
4. Produk
usaha
mempunyai
nilai tambah
2. Sulit di Tiru 1. Dapat ditiru
dengan biaya
yang besar
2. Dapat ditiru
dengan
waktu yang
panjang
3. Mempunyai
produk
dengan mutu
yang baik
3. Daya tahan 1. Memilki
perusahaan keunggulan
terhadap lebih dari
persaingan pesaing
2. Tidak mudah
digantikan
3. Memberikan
ancaman
kepada
perusahaan
yang sejenis
4. Tingkat 1. Berinteraksi
kemudahan langsung
menyalurkan dengan
konsumen
2. Penyerahan
produk lebih
cepat
3. Mempunyai
saluran
ditribusi
lebih lancar
Sumber: Elia dan Bambang (2015), Supranoto (2009), dan Mahmud (2011)
Semantic Defferensial.
ekstrim dan subjek diminta untuk menentukan responsnya diantara dua nilai
tersebut di ruang yang disediakan yang disebut dengan ruang semantik (Jogiyanto,
2004: 67).Skala pengukuran yang berbentuk semantic defferensial dikembangkan
oleh Osgood.Skala ini juga digunakan untuk mengukur sikap atau karakteristik
tertentu yang dipunyai seseorang, hanya bentuknya tidak pilihan ganda maupun
1 2 3 4 5 6
Pintar __ __ __ __ __ __ Naif
1 2 3 4 5 6
Besar __ __ __ __ __ __ Kecil
1 2 3 4 5 6
3.6.1 Populasi
lengkap yang biasanya berupa orang, objek, transaksi atau kejadian dimana kita
tertarik untuk mempelajarinya atau objek penelitian. Populasi dalam penelitian ini
adalah UMKM yang bergerak di bidang kuliner oleh-oleh khas kota Medan di
kawasan jalan Mojopahit yang berjumlah 42 UMKM, yang terdiri dari usaha
kuliner bika ambon, bika ubi, lapis legit, pancake durian, manisan jambu, dan
risol.
3.6.2 Sampel
semua anggota populasi digunakan sebagai sampel, atau peneliti yang ingin
membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sampel
UMKM yang bergerak di bidang kuliner khas kota Medan di jalan Mojopahit.
Jenis Data
Data adalah hasil pencatatan penulis, baik yang berupa fakta ataupun
angka.Data adalah segala fakta dan angka yang dapat dijadikan bahan untuk
a. Data Primer
Data Primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden terpilih
Data Sekunder adalah data yang diperoleh melalui studi dokumentasi dengan
mempelajari berbagai tulisan melalui buku, jurnal, dan majalah dan situs internet
a. Kuesioner
untuk dijawabnya.
b. Studi Dokumentasi
diperoleh dari berbagai macam buku, jurnal dan informasi dari internet yang
seberapa nyata suatu pengujian dapat mengukur apa yang seharusnya diukur.
Skala pengukuran dikatakan valid jika skala tersebut digunakan untuk mengukur
apa yang seharusnya diukur. Reliabilitas digunakan untuk mengukur akurasi dan
konsistensi dari pengukuranya yaitu instrumen yang bila digunakan beberapa kali
untuk mengukur objek yang sama menghasilkan data yang sama. Reliabilitas
2011:76). Uji validitas dan Reliabilitas akan dilakukan pada 30 responden yang
terdiri dari UMKM yang bergerak di bidang kuliner oleh-oleh khas kota Medan
yang ada di sekitaran kawasan Jalan Kruing, Jalan Sekip, Jalan Serdang, Jalan
mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur.Suatu pengukuran
construct sesuai dengan tujuan dan harapan peneliti. Uji validitas dilakukan
dengan rhitung pada setiap butir pertanyaan terhadap nilai r tabel. Sunyoto (2009: 72)
1. Jika rhitung positif dan rhitung≥ rtabel , maka butir pertanyaan pada setiap
jika rhitung negatif atau rhitung≤ rtabel , maka butir pertanyaan pada setiap
adalah 0,361.
menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat
diandalkan. Bila suatu alat pengukur dipakai dua kali – untuk mengukur gejala
yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif konsisten, maka alat
yang sama diperoleh hasil yang tidak berbeda. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa butir pertanyaan disebut reliabel atau handal jika jawaban
Menurut Sunyoto (2009: 68) suatu konstruk dikatakan reliabel jika memberikan
3.10.1.1Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah data dalam sebuah
tidak berdistribusi normal, maka hasil analisis akan menjadi bias. Uji normalitas
menggunakan tingkat signifikan 10% maka nilai Asymp. Sig (2-tailed) di atas
dan Lufti, 2011:107). Dengan kata lain data berdistribusi normal, jika nilai sig
(signifikansi) > 0,01 dan data berdistribusi tidak normal, jika nilai sig
dari resual observasi yang satu dengan observasi yang lain. Jika residualnya
sebaliknya jika variansnya tidak sama atau berbeda maka dikatakan tidak terjadi
dimana dapat dilihat apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance
Y= a + bX
Keterangan :
b : Koefisien Regresi b
a : Koefisien Regresi a
statistik t (t test) dimana nilai t hitung dibandingkan dengan nilai ttabel. Jika thitung >
ttabel maka Ho ditolak dan Ha diterima dan sebaliknya jika t hitung < ttabel maka
Ho diterima dan Ha ditolak. Nilai t tabelyang digunakan adalah nilai dengan tingkat
kepercayaan 90% atau alpha = 0.01 dan df = 30 maka diperoleh nilai t tabel =
1,697.
pada UMKM ;
UMKM
(satu), (0<R2 < 1). Hal ini berati R2 semakin besar (mendekati satu), maka dapat
terhadap keunggulan bersaing berkelanjutan pada UMKM (Y). Hal ini berarti
model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan variabel bebas yang
diteliti terhadap variabel terikat. Sebaliknya jika R 2 semakin mengecil (mendekati
nol) maka dapat dikatakan pengaruh variabel bebas (X) adalah besar terhadap
variabel terikat (Y) semakin kecil. Hal ini berarti model yang digunakan tidak
kuat untuk menerangkan variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat.
BAB IV
Kota Medan adalah ibu kota Provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Kota ini
merupakan kota metropolitan terbesar di luar Pulau Jawa dan kota terbesar ketiga
di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya. Kota Medan merupakan pintu gerbang
wilayah Indonesia bagian barat. Perkembangan Kota Medan tidak terlepas dari
dimensi historis , ekonomi, dan karakteristik Kota Medan itu sendiri, sebagai kota
yang mengemban fungsi yang luas dan besar. Realitasnya Kota Medan kini
berfungsi :
kota/kabupaten lainya, Medan memiliki luas wilayah yang relatif kecil dengan
jumlah penduduk yang relatif besar. Secara geografis kota Medan terletak pada 3°
30' – 3° 43' Lintang Utara dan 98° 35' - 98° 44' Bujur Timur. Untuk itu topografi
kota Medan cenderung miring ke utara dan berada pada ketinggian 2,5 - 37,5
Medan sebagai kota kuliner memiliki aneka makanan khas yang hanya ada
di Kota Medan. Ada berbagai jenis makanan khas dari Kota Medan, mulai dari
cemilan hingga makanan berat. Salah satu contoh pusat penjualan makanan khas
Kota Medan adalah Jalan Mojopahit. Jalan Mojopahit adalah jalan yang terletak di
makanan khas Medan yang sering menjadi oleh-oleh dari Medan. Begitu banyak
makanan khas Kota Medan sehingga orang yang berkunjung ke Medan lebih
Analisis data dilakukan dalam dua kelompok, yaitu analisis responden dan
berkelanjutan. Data yang dijadikan dasar perhitungan adalah data pada saat
bidang kuliner khas Medan yang terletak di jalan Mojopahit kota Medan. Hal-hal
yang dianalisis dari responden adalah data pribadi responden yang terdiri dari
usia, lama usaha, tingkat pendidikan terakhir, dan jenis usaha yang dijalankan.
Tabel 4.1
Karakteristrik Responden Berdasarkan Usia
Usia Jumlah
Nominal Persentase
20-35 tahun 11 orang 26,2%
36-50 tahun 23 orang 54,8%
>51 tahun 8 orang 19,0%
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (Data diolah)
mencapai 54,76 % atau sebanyak 23 orang, sisanya berusia 20-35 sebesar 31%
atau sebanyak 11 orang, dan yang terakhir di atas 51 tahun sebesar 19 % atau
sebanyak 8 orang. Hal ini berarti mayoritas usia responden adalah 36-50 tahun.
Tabel 4.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Usaha
Lama Usaha
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
lebih dari 10 tahun atau sebesar 38,1% yaitu sebanyak 16 unit usaha, selanjutnya
adalah usaha yang telah berdiri antara 6-10 tahun sebesar 33,3% atau sebanyak 14
unit usaha, dan yang terakhir adalah usaha yang telah berdiri 2-5 tahun sebesar
28,6% atau sebanyak 12 usaha. Hal ini berarti mayoritas lama usaha responden
Tabel 4.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tingkat Pendidikan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
sederajatnya sebesar 28,6 % atau sebanyak 12 orang, lalu yang terakhir SD, SMP
sebesar 21,4 %. Hal ini berarti mayoritas responden adalah tamatan SMU/SMK.
4.3.
Tabel 4.4
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Usaha Kuliner
Jenis Usaha Kuliner
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
usaha menjual makanan berat dan sisanya 31% atau sebanyak 13 usaha menjual
makanan kecil. hali ini berarti mayoritas jenis usaha responden adalah UMKM
kuliner khas Medan yang berkarakteristik makan berat (MB). Karakteristik jenis
Responden dari penelitian ini adalah pemilik usaha UMKM yang bergerak
X dan Y:
Tabel 4.5
Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Variabel Orientasi
Kewirausahaan
Item 1 2 3 4 5 6
Pernyataan F % F % F % F % F % F %
1 0 0 0 0 1 2,3 3 7,1 5 11,9 33 78,5
2 0 0 0 0 0 0 3 7,1 10 23,8 29 69
3 0 0 0 0 0 0 6 14,2 10 23,8 24 57,1
4 1 2,3 1 2,3 0 0 4 9,5 17 40,4 19 45,2
5 1 2,3 2 4,6 3 7,1 7 16,7 12 28,57 17 40,4
6 1 9,5 0 0 0 0 6 14,2 10 23,8 22 52,3
7 7 16,7 2 4,6 2 4,6 5 11,9 12 28,5 15 35,7
8 2 4,6 0 0 1 7,1 0 0 13 30,9 26 61,9
9 0 0 0 0 0 0 8 19 14 33,3 19 45,2
10 6 14,2 0 0 0 0 8 19 14 33,3 13 30,9
11 1 2,3 2 4,6 5 11,9 8 19 10 23,8 15 35,7
12 8 19 0 0 0 0 5 11,9 19 45,2 10 23,8
13 0 0 1 2,3 2 4,6 8 19 10 23,8 21 50
14 0 0 0 0 2 4,6 5 11,9 14 33,3 21 50
15 6 14,2 6 14,2 8 19 9 21,4 6 14,2 6 14,2
16 4 4,6 4 4,6 5 11,9 9 21,4 9 21,4 11 26,1
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (data diolah)
tidak setuju pada tingkat angka 3 dengan pernyataan tersebut. Hal ini berarti
mayoritas responden setuju bahwa menciptakan produk baru dari ide-ide baru
mayoritas responden setuju bahwa mencari ide-ide baru tentang proses dalam
tersebut. Hal ini berarti mayoritas responden setuju bahwa saya dapat
tersebut. Hal ini berarti mayoritas responden setuju bahwa saya mampu untuk
menghasilkan laba yang tinggi, saya berani menanggung risiko yang saya
ambil.
reponden mengatakan tidak setuju pada tingkat angka 1. Hal ini berarti
mayoritas responden setuju bahwa dalam menjalankan usaha, saya berani
mayoritas responden setuju bahwa bahwa saya selalu berusaha untuk menjadi
yang terbaik.
tersebut. Hal ini berarti menunjukkan mayoritas responden setuju bahwa saya
tidak setuju di tingkat angka 1 dengan pernyataan tersebut. Hal ini berarti
mayoritas responden setuju bahwa jika terdapat masalah saya mampu mencari
solusi.
ini berarti mayoritas responden setuju bahwa Posisi yang didapatkan sekarang
Tabel 4.7
Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Variabel Keunggulan Bersaing
Berkelanjutan
Item 1 2 3 4 5 6
Pernyataan F % F % F % F % F % F %
1 0 0 0 0 2 4,6 5 11,5 14 33,1 19 45,1
2 0 0 3 6,9 5 11,5 4 9,2 12 28,4 18 42,8
3 0 0 0 0 3 6,9 8 19 20 47,4 11 26,1
4 0 0 0 0 4 9,2 19 20 18 42,8 1 2,3
5 1 2,3 1 2,3 1 2,3 0 0 20 47,4 21 50
6 0 0 0 0 3 6,9 13 30,9 17 40,4 9 21,4
7 0 0 1 2,3 5 11,5 11 26,1 18 42,8 7 16,7
8 1 2,3 0 0 3 6,9 12 28,4 17 40,4 9 21,4
9 0 0 3 6,9 3 6,9 12 28,4 11 26,1 13 30,9
10 0 0 2 4,6 0 0 14 33,3 16 39 10 23,8
11 1 2,3 0 0 3 6,9 11 26,1 19 45,1 8 19
12 0 0 0 0 0 0 8 19 23 54,7 11 26,1
13 0 0 2 4,6 6 14,2 13 30,9 12 28,4 10 23,8
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (data diolah)
Berdasarkan Tabel 4.7 diatas dapat dilihat bahwa :
menyatakan tidak setuju pada tingkatan 3. Hal ini berarti mayoritas responden
setuju bahwa produk usaha saya berbeda dari pesaing yang lain.
menyatakan tidak setuju pada angka 2 dengan pernyataan tersebut. Hal ini
berarti mayoritas responden setuju bahwa produk usaha saya tidak mudah
tingkat angka 2. Hal ini berarti mayoritas responden setuju bahwa merek saya
responden tidak setuju pada tingkat angka 1. Hal ini berarti mayoritas
responden setuju bahwa produk usaha saya dapat ditiru dengan biaya besar.
(6,9%) responden menyatakan tidak setuju di tingkat angka 3. Hal ini berarti
mayoritas responden setuju bahwa saya mempunyai produk dengan mutu yang
baik.
pernyataan tersebut. Hal ini berarti mayoritas responden setuju bahwa bisnis
(6,9%) responden tidak setuju pada tingkat angka 2. Hal ini berarti mayoritas
responden setuju bahwa bisnis yang saya jalani memilki keunggulan lebih dari
pesaing.
mayoritas responden setuju bahwa produk usaha saya tidak dapat digantikan
produk lain.
(4,6%) responden menyatakan tidak setuju pada tingkat angka 2. Hal ini
(6,9%) responden menyatakan tidak setuju pada tingkat angka 2, dan 1 (2,3%)
saya.
lalu 8 (19%) responden menyatakan setuju pada tingkat angka 4. Hal ini
dengan pernyataan tersebut. Hal ini berarti mayoritas responden setuju bahwa
Uji normalitas penelitian ini dilakukan dengan analisis grafik yaitu dengan
Selain itu uji normalitas dilakukan juga dengan menggunakan uji Kolmogorov-
Smirnov . Uji normalitas dilakukan dengan bantuan software SPSS dan hasilnya
normal.
Pada Gambar 4.1 terlihat grafik tidak melenceng ke kiri maupun ke kanan,
Standarizied Residual
Jika titik masih menyebar di sekitar garis diagonal, maka data berdistribusi
normal. Sebaliknya jika tidak menyebar di sekitar garis diagonal, maka data tidak
berdistribusi normal.
Tabel 4.7
Uji Kolmogorv-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 42
Mean .0000000
Normal Parameters(a,b)
Std. Deviation 2.39391113
Most Extreme Absolute .108
Differences Positive .108
Negative -.052
Kolmogorov-Smirnov Z .699
Asymp. Sig. (2-tailed) .714
a Test distribution is Normal.
b Calculated from data.
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (2015)
Tabel 4.7 menunjukkan bahwa nilai Asymp.Sig (2-tailed) adalah 0,714
dan diatas nilai signifikan (0,05) atau 0,714 > 0,05. Dengan kata lain variabel
variabel bebas terhadap variabel terikat. Jika varians sama, dan ini yang
sama dikatakan terjadi heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang
membentuk sebuah pola tertentu yang jelas serta tersebar baik diatas maupun
dibawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi heterokedastisitas
pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi
linier antara sebuah variabel bebas yang terdiri dari orientasi kewirausahaan (X),
dan variabel terikat yaitu keunggulan bersaing berkelanjutan (Y). Yang nantinya
Model Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
berikut:
Y= 44,589 + 0,235 X
dengan 1 (satu), 0 < R2< 1.Nilai koefisien determinasi dalam penelitian ini dapat
dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Tabel 4.10
Uji Parsial (Uji T)
a
Coefficients
dengan tingkat signifikansi 0,000. Sedangkan t table adalah sebesar 1,697 Oleh
karena itu t hitung (9,988) > t table (1,697) dan tingkat signifikansiya 0,000 < 0,1.
4.7 Pembahasan
Berkelanjutan
para pemilik usaha UMKM yang bergerak di bidang kuliner harus bisa
bersaing berkelanjutan yang dimiliki usaha UMKM semakin bertambah. Hal ini
sebuah UMKM. Teori tersebut juga didukung oleh Metekohy (2013) orientasi
kewirausahaan dalam hal sikap inovatif, proaktif pengambilan resiko dapat
berkelanjutan.
mecnciptakan produk baru dari ide-ide baru akan memajukan usaha, memasarkan
produk dengan cara-cara baru akan memajukan usaha yang dijalankan, dan
mencari ide-ide baru tentang proses dalam menghasilkan produk akan memajukan
UMKM yang dijalankan sehingga memberikan nilai lebih bagi usaha yang
dijalankan.
dipengaruhi oleh komitmen, jejaring dan kepercayaan, nilai perusahaan hal ini
berbeda dari pesaing, produk usaha tidak mudah dijumpai pada bisnis lain, merek
yang selalu dicari oleh banyak konsumen, dan produk yang mempunyai nilai
tambah.
responden adalah UMKM yang telah memiliki usaha lebih dari 5 tahun. Hal ini
menunjukkan bahwa usaha UMKM tersebut selalu membangun dan menjaga
hubungan kepada pelanggan maupun mitra bisnis dengan baik sehingga akan
kedua hal tersebut yang berkelanjutan sebagai pendukung dalam kinerja usaha.
Hal ini didukung hasil penelitian bahwa mayoritas responden setuju bahwa
kinerja usaha dan membangun hubungan baik dengan mitra bisnis sebagai hal
5.1 Kesimpulan
dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini
lain-lain.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh yang telah ada di dalam
agar mampu bertahan dan tetap dapat tumbuh dan berkembang dalam
agar dapat tetap bertahan dalam dinamisnya dunia usaha dan dapat terus
Buku :
Jurnal:
Avlontis, G.J. and Salavou, H.E. 2007. Entrepreneurial orientation of SMEs,
Product innovativeness, and performance. Journal of Business Research,
Vol 60(5), 566-75.
Barney, J. 1991. Firm Resources ans Sustained Competitive Advantage. Journal
of Management. Vol 17 (1): 99-120.
Frishhammar, J. and Horte, S.A. 2007. The Role of Market Orientation and
Entrepreneurial Orientation for New Product Development Performance in
Manufacturing Firms. Technology Analysis and Stretegic
Management,Vol 22(3): 251-266.
Hartono, Rudi. Soegianto. Noegraheni H, Enny. 2011. Analisis Pengaruh Modal
Sosial dan Orientasi Kewirausahaan Terhadap Kinerja Perusahaan pada
PT. Mentari Esa Cipta.
,Isa, Muzakar. 2013. Analisis Kompetensi Kewirausahaan, Orientasi
Kewirausahaan dan Kinerja Industri Mebel: BENEFIT Jurnal Manajemen
dan Bisnis, Vol 17(1), 89-98.
Knight, G.A. 2000. Entrepreneurship and marketing Strategy: The SME Under
Globalisation. Journal of International Marketing, Vol 8(2): 12-32.
Kobia, M. & Sikalich,D. 2010. Toward a search for the meaning of
entrepreneurship. Journal of European Industrial Training, Vol 34(2): 110-
127.
Lee, S.M. & Peterson, S. 2000. Culture entrepreneurial orientation, and global
competitiveness. Journal of World Business,Vol 35: 401-416.
Lumpkin, G.T. and Dess, G.G.2001. Linking Two Dimensions of EO to Firm
Performance: The Moderating Role of Environment and Industry Life
Cycle. Journal Business Venturing,Vol 16(5): 429-451.
Mahmood, R and Hanafi, N. 2013. Entrepreneurial Orientation and Business
Performance of Women-Owned Small and Medium Enterprises in
Malaysia: Competitive Advantage as a Mediator. International Journal of
Business and Social Science, Vol 66(3), 18-32.
Metehoky, Stellamaris. 2013. Pengaruh Strategy Resource-Based dan Orientasi
Kewirausahaan terhadap Keunggulan Bersaing Usaha Kecil dan Usaha
Mikro ( Studi pada Usaha Jasa Entnis Maluku). Jurnal Aplikasi
Manajemen, Vol 2(1),12-20.
Miller, D. 1983. The Correlates of Entrepreneurship in three types of Firms.
Management Science, Vol 29(7):770-791.
Pengeran, Perminas. 2011. Orientasi Kewirausahaan dan Kinerja Keuangan
Pengembangan Produk Baru Usaha Mikro dan Kecil. JRMB, Vol 6 (2).
Prakosa, B. 2005. Pengaruh Orientasi Pasar, Inovasi dan Orientasi Pembelajaran
terhadap Kinerja Perusahaan untuk mencapai Keunggulan Bersaing (Studi
Empiris pada Industri Manufaktur di Semarang). Jurnal Studi Manajemen
dan Organisasi. Vol 2(1),35-57.
Quantananda, Elia. & Haryadi, Bambang. Pengaruh Orientasi Kewirausahaan
pada Perusahaan Makanan dan Minuman di Surabaya. Jurnal AGORA,
Vol. 3(1), 706-715.
Rauch, Andreas. Wiklund, Johan. Lumpkin, G.T. 2004. Entrepreneurial
Orientation and Business Performance : an Assessment of Past Research
and Suggestions for the Future.
Reswanda. 2011. Pengaruh Orientasi Kewirausahaan terhadap Pembelajaran
Organisasi, Keunggulan Daya Saing Berkelanjutan dan Kinerja
Pemasaran.
Rusman, Eddy. 2008. Analisis Strategi UKM dalam Membangun Keunggulan
Bersaing Berkelanjutan pada Usaha Penunjang di Sektor Pertambagan
Batubara (Studi Kasus pada CV. Anugerah Rieski Agung di Kabupaten
Tapin Kalimantan Selatan.
Supranoto, Mieke. 2009. Strategi Menciptakan Keunggulan Bersaing Produk
Melalui Orientasi Pasar, Inovasi dan Orientasi Kewirausahaan dalam
Rangka Meningkatkan Kinerja Pemasaran.
Shafina Arsyad, Azlin.Rasli, Amran . Azura Arsyad, Afiza and Mohd Zain,
Zahariah. 2014. The Impact of Entrepreneurial Orientation on Business
Performance: A Study of Technology- Based SMEs in Malaysia. Procedia-
Social & Behavioral Sciences, 130, 46-53.
Tambunan, Tulus. 2002. Peranan UKM bagi Perekonomian Indonesia dan
Prospeknya, No. 07,hlm 3-15.
Vanessa Djodjobo, Cynthia dan N. Tawas, Hendra. 2014. Pengaruh Orientasi
Kewirausahaan, Inovasi Produk, dan Keunggulan Bersaing terhadap
Kinerja Pemasaran Usaha Nasi Kuning di Kota Manado. Jurnal EMBA,
vol 2(3), 1214-1224.
Weerawardena, Jay. 2003. Exploring The Role of Market Learning Capability in
Competitive Strategy. European Journal of Marketing. Vol. 37, 407-429.
Wiklund, J. And Shepherd, D. 2005. Entrepreneurial Orientation and Small
Business Performance: A Configurational Approach. Journal of Business
Venturing.20, 71-91.
Internet :
http://tarif.depkeu.go.id diakses oleh Fadiyah pada tanggal 09 April 2015.
http://majalahukm.com diakses oleh Fadiyah paa tanggal 09 April 2015
http://nationalgeografic.co.id diakses oleh Fadiyah pada tanggal 29 April 2015
http://waspada.co.id diakses oleh Fadiyah pada tanggal 05 Mei 2015
http://pemkomedan.go.id diakses oleh Fadiyah pada tanggal 29 April 2015
www.medanbisnisdaily.com diakses oleh Fadiyah pada tanggal 16 April 2015