Anda di halaman 1dari 88

STRATEGI PROMOSI PRODUK TENUN IKAT DALAM

UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN MASYARAKAT


PADA KELOMPOK TENUN IKAT TOBANI, DESA
NEKMESE, FATUULAN, KAB. TTS

SKRIPSI

OLEH:
INDRAWAN GOSAL

1910030071

PRODI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2023
STRATEGI PROMOSI PRODUK TENUN IKAT DALAM
UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN MASYARAKATPADA
KELOMPOK TENUN IKAT TOBANI, DESA NEKMESE, FATUULAN,
KAB. TTS

SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana
Manajemen

Pada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis

OLEH

INDRAWAN GOSAL
NIM. 1910030071

PRODI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2023
i
ii
iii
iv
v
vi
vii
DAFTAR ISI

vii
i
Halaman

DAFTAR ISI .................................................................................................................. i

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................... ii

DAFTAR TABEL ........................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang............................................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 8
1.3 Tujuan Manfaat.............................................................................................. 8
1.4 Manfaat Penelitian ......................................................................................... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................... 10

2.1 Kajian Teoritis ............................................................................................... 10


2.1.1 Pengertian Strategi........................................................................ 10
2.1.2 Definisi Strategi............................................................................ 11
2.1.3 Strategi Promosi ........................................................................... 11
2.1.4 Pendapatan Masyarakat ................................................................ 17
2.1.5 Tenun Ikat .................................................................................... 23
2.2 Kajian Empirik .............................................................................................. 25
2.3 Kerangka Berpikir.......................................................................................... 27

BAB III METODE PENELITIAN................................................................................... 29

3.1 Jenis Penelitian .............................................................................................. 29


3.2 Pendekatan Penelitian .................................................................................... 30
3.3 Fokus Penelitian ............................................................................................ 30
3.4 Jenis & Sumber data ...................................................................................... 30
3.4.1 Jenis Data ..................................................................................... 30
3.4.2 Sumber Data................................................................................. 31
3.5 Teknik Pengumpulan Data ............................................................................. 31
3.6 Informan Kunci ............................................................................................. 31

ix
3.7 Teknik Analisis Data ..................................................................................... 32

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 34

x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ........................................................................................ 27

Gambar 2.2 Diagram Analisis SWOT .............................................................................. 37

xi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Kajian Penelitian Terdahulu ............................................................................. 25

Tabel 3.1 Matriks Analisis SWOT ................................................................................... 38

Tabel 3.2 External Factory Analysis Summary (EFAS) ................................................... 39

Tabel 3.3 Internal Factory Analysis Summary (IFAS) ..................................................... 40

Tabel 3.4 Matriks SWOT ................................................................................................ 40

xii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT berkat Rahmat, Hidayah, dan Karunia – Nya kepada
kita semua sehingga saya dapat menyelesaikan proposal skripsi dengan judul “ STRATEGI
PROMOSI PRODUK TENUN IKAT DALAM UPAYA PENINGKATAN
PENDAPATAN MASYARAKAT PADA KELOMPOK TENUN IKAT TOBANI,
DESA NEKMESE, FATUULAN, KAB TTS “. Proposal skripsi ini disusun sebagai salah
satu syarat untuk mengerjakan skripsi pada program Strata- 1 di Prodi Manajemen, Fakultas
Ekonomi & Bisnis, Universitas Nusa Cendana.

Penulis menyadari bahwa dalam penyususan hasil ini tidak tidak mungkin
terselesaikan tanpa adanya dukungan, bantuan, bimbingan, dan nasehat dari berbagai pihak
selama penyusunan hasil ini. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih setulus
– tulusnya kepada:

1. Bapak Dr. Drh Maxs U. E. Sanam, M,sc selaku Rektor Universitas Nusa

Cendana Kupang.

2. Ibu Dr. Apriana H. J. Fanggidae, SE, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Universitas Nusa Cendana.

3. Bapak Ronal P. C. Fanggidae, SE, MM, selaku plt. Ketua Program Studi

Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

4. Bapak Drs, Markus Bunga, M.Sc,Agr selaku pembimbing 1 yang selalu

dengan setia membimbing penulisan skripsi ini.

5. Ibu Drs. Wehelmina M. Ndoen, MM, selaku pembimbing 2 yang telah

bersedia meluangkan waktu untuk mengarahkan, membimbing, serta

memberikan masukan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Bapak Drs. Tarsisius Timuneno, M.SI, selaku Dosen Penasehat Akademi saya

yang meluangkan waktu untuk mengarahkan dan membimbing saya dalam

perkuliahan dan penulisan skripsi ini.

xii
i
7. Bapak Ibu dosen pegawai FEB Undana dan semua dosen, khususnya pada

jurusan manajemen yang telah berjasa dalam mengembangkan pengetahuan

dan membantu penulis selama penulisan skripsi ini.

8. Kelompok Tenun Ikat Tobani Desa Nekmese yang telah mengijinkan penulis

untuk melakukan penelitian.

9. Kedua orang tercinta, Ayah penulis, Fardy Gosal dan Ibunda tercinta

(Almarhumah) Aminah Anwar yang telah membesarkan, merawat serta

mendidk penulis hingga penulis menempu studi.

10. Sahabat penulis, skuad SPN yang selalu memberikan dukungan kepada

penulis.

11. Penulis ucapkan terimakasih yang sebesar – besarnya kepada semua pihak

yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan studi maupun selama

penulisan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebut Namanya satu – persatu.

Sebagai ucapan terimakasih yang mendalam penulis hanya dapat mendoakan

sempga segala kebaikan, dukungan, dan bantuan yang telah diberikan kiranya

mendapatkan balasan dari Allah SWT.

Kupang, ……… 2023

Indrawan Gosal

xi
v
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tenun ikat atau kain ikat merupakan karya tenun Indonesia berupa kain

yang ditenun dari helaian benang pakan atau benang fungsi yang sebelumnya

diikat dan dicelupkan ke dalam zat pewarna alami. Alat tenun yang dipakai adalah

alat tenun bukan mesin. Sebelum ditenun, helai benang dibungkus (diikat)

dengan tali plastik sesuai dengan corak atau pola hias yang diinginkan. Ketika

dicelup, bagian benang yang diikat dengan tali plastik tidak akan terwarnai.

Teknik tenun ikat terdapat di berbagai daerah di Indonesia, seperti Bali, Lombok,

Flores, Toraja, Mamuju, Luwu Utara, Sumbawa, dan masih banyak daerah yang

lainnya.

Tenun ikat adalah proses pemintalan benang menjadi kain dengan cara

diikat. Untaian benang saling ditenun dengan cara diikat sehingga membentuk

motif yang khas. Kain tenun ikat banyak digunakan sebagai pelengkap pakaian

yang digunakan untuk acara adat. Kain tenun ikat mengandung beragam makna,

nilai dan kepercayaan. Misalnya kain tenun Gringsing yang diyakini masyarakat

Bali dapat menghindari dari segala penyakit. Ada juga kain tenun Flores yang

memiliki motif belah ketupat, merupakan simbol dari persatuan antara masyarakat

dan pemerintah.

Provinsi Nusa Tenggara Timur dikenal memiliki banyak kerajinan tenun

tradisional yang tumbuh dan berkembang secara turun-temurun dalam

masyarakat, seperti tenun ikat Sumba, tenun ikat Kupang, kain Timor, tenun

1
Buna, tenun Lotis, dan lain-lain. Kerajinan tenun tradisional tersebut mempunyai

potensi untuk dapat menampung banyak tenaga kerja, menopang perekonomian

masyarakat, dan pada gilirannya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Meskipun demikian, hingga saat ini Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur

dan kabupaten/kota di provinsi tersebut belum memiliki peraturan daerah (Perda)

yang berkenaan dengan pelestarian dan pengembangan tenun ikat. Keberadaan

Perda ini penting dan dibutuhkan guna menciptakan keteraturan, kepastian

hukum, dan komitmen yang jelas dalam pengembangan industri-industri budaya

di Provinsi Nusa Tenggara Timur (Nong, 2012).

Pemasaran merupakan proses sosial dan manajerial dimana individu dan

kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan,

menawarkan, dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain (Kotler & Keller,

2013). Dengan pemasaran produk yang baik maka akan dapat meningkatkan

penjualan dan merebut pangsa pasar. Jika itu sudah terjadi maka dapat dipastikan

perusahaan akan mendapatkan laba yang maksimal. Jika pemasaran produk yang

dilakukan tidak atau kurang tepat maka akan terjadi penurunan penjualan yang

akan memberi dampak penurunan pendapatan yang diterima oleh perusahaan

tersebut.

Penerapan pemasaran artinya melakukan usaha-usaha untuk mengetahui

apa yang dibutuhkan oleh konsumen dan berusaha membuat suatu produk atau

jasa yang dihasilkan dapat memuaskan kebutuhan-kebutuhan tersebut serta

melakukan usaha-usaha untuk menyakinkan konsumen tersebut bahwa produk

atau jasa yang dihasilkan sesuai yang dibutuhkan. Di samping itu, keinginan

konsumen berbeda-beda dan sangat cepat berubah, karena adanya faktor-faktor

2
penyebab antara lain kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, pertumbuhan

ekonomi, perkembangan kebudayaan dan kebijakan pemerintah. Agar perusahaan

tetap mampu bersaing dengan perusahaan lain yang mengeluarkan produk sejenis

dan produk subsitusi, maka manajemen perusahaan harus mampu mengolah

perusahaannya dengan baik. Supaya konsumen atau pelanggan yang ada tidak

beralih kepada perusahaan lain. Perusahaan dituntut untuk lebih memahami segala

kebutuhan dan keinginan konsumen atau perusahaan harus mampu menciptakan

produk yang sesuai dengan kebutuhan konsumen. Selain itu juga diperlukan

pemasaran yang baik (Supariyani, 2004).

Di dalam praktiknya, perusahaan biasanya mengembangkan produk yang

identik dengan produk lamanya, atau menciptakan suatu produk yang baru. Hal

ini dilakukan untuk menjaga citra perusahaan yang telah dibentuk oleh produk

terlebih dahulu, situasi ini menunjukan adanya tingkat. Persaingan yang semakin

ketat antar produsen, sehingga memaksa perusahaan untuk lebih meningkatkan

daya saing dengan cara yang lebih jeli melihat situasi dan kondisi dalam

menerapkan kebijakan pemasarannya.

McDaniel (2001 : 146) Menyatakan bahwa strategi promosi merupakan

rencana untuk penggunaan yang optimal dari elemen-elemen promosi: periklanan,

hubungan masyarakat, penjualan pribadi, dan promosi penjualan. Tjiptono

(2008:79) mengemukakan bahwa promosi merupakan salah satu faktor penentu

keberhasilan suatu program pemasaran untuk memberikan informasi mengenai

adanya suatu produk. Menurut Kotler dan Keller (2016:272) terdapat indikator

promosi yaitu: Pesan promosi yang merupakan tolak ukur seberapa baik pesan

promosi dilakukan dan disampaikan kepada pasar, lalu Media Promosi yang

3
merupakan media yang digunakan oleh perusahaan dalam melaksanakan promosi,

dan Waktu Promosi yang merupakan lamanya promosi yang dilakukan oleh

sebuah perusahaan.

Pendapatan masyarakat merupakan penerimaan dari gaji atau balas jasa

dari hasil usaha yang diperoleh individu atau kelompok rumah tangga dalam satu

bulan dan digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sedangkan

pendapatan dari usaha sampingan yaitu pendapatan tambahan yang merupakan

penerimaan lain dari luar aktifitas pokok atau pekerjaan pokok. Soekartawi

menjelaskan bahwa pendapatan akan mempengaruhi banyaknya barang yang

dikonsumsikan, bahwa sering kali dijumpai dengan bertambahnya pendapatan,

maka barang dikonsumsi bukan saja bertambah, tapi juga kualitas barang tersebut

ikut menjadi perhatian. Misalnya sebelum adanya penambahan pendapatan beras

yang dikonsumsikan adalah kualitas yang kurang baik, akan tetapi setelah adanya

penambahan pendapatan maka konsumsi beras menjadi kualitas yang lebih baik.

Pendapatan dibedakan menjadi beberapa bagian seperti Pendapatan asli yaitu

pendapatan yang diterima oleh setiap orang yang langsung ikut serta dalam

produksi barang, Pendapatan turunan (sekunder) yaitu pendapatan dari golongan

penduduk lainnya yang tidak langsung ikut serta dalam produksi barang seperti

dokter, ahli hukum dan pegawai negeri. Sedangkan pendapatan menurut

perolehannya dibedakan menjadi: Pendapatan kotor yaitu pendapatan yang

diperoleh sebelum dikurangi pengeluaran dan biaya–biaya, Pendapatan bersih

yaitu pendapatan yang diperoleh sesudah dikurangi pengeluaran dan biaya-biaya.

Tingkat pendapatan merupakan salah satu kriteria maju tidaknya suatu

daerah. Bila pendapatan suatu daerah relatif rendah, dapat dikatakan bahwa

4
kemajuan dan kesejahteraan tersebut akan rendah pula. Kelebihan dari konsumsi

maka akan disimpan pada bank yang tujuannya adalah untuk berjaga-jaga apabila

baik kemajuan dibidang pendidikan, produksi dan sebagainya juga mempengaruhi

tingkat tabungan masyarakat. Demikian pula hanya bila pendapatan masyarakat

suatu daerah relatif tinggi maka tingkat kesejahteraan dan kemajuan daerah

tersebut tinggi pula.

Adapun penelitian terdahulu yang berkaitan seperti, Budiana Setiawan,

RR. Nur Suwarningdyah (2014) dengan judul penelitian Strategi Pengembangan

Tenun Ikat Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur dan hasil dari penelitian

strategi pengembangannya, kerajinan tenun ikat Kupang pada saat ini tengah

berkembang, bahkan mampu menjadi komoditi ekspor ke berbagai negara.

Kerajinan tenun ikat Kupang tersebut dapat berkembang karena dapat

menyerap, menyesuaikan, dan mengembangkan hasil kerajinannya sesuai

dengan situasi dan kondisi masa kini. Iing Purnamasari, Samsul Arifin, Eko Nur

Fu’ad (2022) Strategi Pemasaran Tenun Ikat Troso dalam Menghadapi Pemasaran

Global Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) hasil penelitian mengenai kekuatan

dari aspek kekuatan produk CV.Srikandi Ratu Jepara yaitu, produk memiliki ciri

khas yang tidak mudah ditiru oleh perusahaan pesaing, motif-motif yang dimiliki

sangat beragam mulai dari kain motif misris, kain sekak, kain gunungan, kain

saria dan lain-lain, sesuai dengan permintaan pelanggan. Cahyaning Dina Arum

(2017) dengan hasil penelitian, Berdasarkan analisis tentang bauran promosi

sebagaimana yang di sampaikan dalam bab IV mengemukakan bahwa bauran

promosi tersebut dapat di terapkan dengan memanfaatkan alat-alat promosi.

5
Potensi yang dimiliki Kecamatan Ki’e, Fatuulan desa Nekmese dari sektor

industri yaitu kain tenun ikat yang dimiliki sebenarnya sangat mampu untuk

meningkatkan perekonomian masyarakat daerah tersebut, namun yang menjadi

permasalahan ialah belum adanya strategi promosi yang dilakukan. Jumlah

produksi produk tenun ikat yang dilakukan kelompok tenun ikat tobani sudah

baik, namun karena masih menganut sistem penjualan tradisional yaitu dengan

menjual produk seminggu sekali di pasar kecamatan sehingga volume penjualan

tidak bisa maksimal, dampak dari rendahnya volume penjualan yaitu berpengaruh

terhadap masyarakat. Berdasarkan hasil penelitian (Bunga dkk 2022) diketahui

bahwa produk tenun ikat yang diproduksi oleh kelompok tenun ikat Tobani dari

tahun 2019 – 2021 seperti tabel berikut.

Tabel 1.1 Volume Penjualan Produk Kain Tenun

NO JENIS TAHUN

2019 2020 2021

1 Selendang 24 12 36

2 Selimut 10 8 12

3 Sarung 10 8 12

Sumber: Kelompok Tenun Ikat Tobani

Harga 1 buah selendang seharga Rp. 50.000, 1 buah sarung Rp. 300.000,

dan 1 buah selimut Rp. 400.000. Hasil dari penjualan dalam 1 bulan Rp. 300.000

– Rp. 450.000.

6
Walaupun memproduksi kain tenun yang berukualitas, kelompok tenun ikat

tobani belum mampu melakukan strategi promosi yang baik dan efektif sehingga

berdampak terhadap pendapatan masyarakat setempat.

Dari penggambaran di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

yang berjudul “STRATEGI PROMOSI PRODUK TENUN IKAT DALAM

UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN MASYARAKAT PADA

KELOMPOK TENUN IKAT TOBANI DESA NEKMESE FATUULAN”,

kegiatan ini dijadikan sebagai inovasi baru bagi masyarakat Kecamatan Ki’e

Kabupaten Timor Tengah Selatan.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas dapat ditemukan permasalahan dalam penelitian ini

yaitu:

1. Bagaimana strategi promosi produk yang dilakukan oleh kelompok tenun

ikat tobani Fatuulan desa Nekmese?.

2. Bagaimana strategi promosi yang harus dilakukan oleh kelompok tenun

ikat tobani dalam mempromosikan produk tenun ikat?.

1.3 Tujuan Manfaat

1. Untuk menganalisis strategi promosi yang sudah dilakukan oleh kelompok

tenun ikat tobani.

2. Untuk menganalisis strategi promosi yang harus dilakukan oleh kelompok

tenun ikat tobani.

7
2.1 Manfaat Penelitian

1. Dari hasil penelitian yang dilakukan peneliti diharapkan dapat menambah

wawasan pengetahuan pembaca dan juga menjadi bahan referensi

penelitian selanjutnya khsususnya yang berkaitan dengan kain tenun.

2. Dari hasil penelitian ini dapat menjadi langkah awal penentuan strategi

promosi produk tenun ikat yang efektif bagi kelompok tenun ikat tobani

desa Nekmese, Fatuulan, Kab. TTS

3. Bagi pembaca hasil penelitian ini diharapkan memberi informasi dan

masukan mengenai strategi promosi produk tenun ikat.

8
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teoritis

2.1.1 Pengertian Strategi

Strategi berasal dari bahasa Yunani, strategos yang berarti

generalship atau sesuatu yang dikerjakan oleh para jendral perang dalam

membentuk rencana untuk memenangkan perang. Definisi tersebut juga

dikemukakan oleh seorang ahli bernama Clauswitz. Maka tidak

mengherankan apabila istilah strategi sering digunakan dalam kencah

peperangan.

Secara umum, strategi di definisikan sebagai suatu cara mencapai

tujuan. Strategi merupakan suatu seni menggunakan pertempuran untuk

memenangkan suatu perang. Strategi merupakan rencana jangka panjang

untuk mencapai tujuan, startegi terdiri dari aktivitas-aktivtas penting yang

diperlukan untuk mencapai tujuan. Yunus, mengatakan bahwa strategi

adalah sekumpulan tindakan atau aktivitas yang berbeda untuk

menghantarkan nilai yang unik, strategi terdiri dari aktivitas-aktivitas yang

penuh daya saing serta pendekatan-pendekatan bisnis untuk mencapai

kinerja yang memuaskan (sesuai target).

Strategi merupakan suatu hal urgen dalam mempertahankan bisnis.

Keunggulan suatu perusahaan dalam posisi pasar tergantung pada startegi

yang mereka terapkan dalam menjalankan usahanya. Strategi merupakan

lamgkah-langkah yang harus dijalankan oleh suatu perusahaan untuk

9
mencapai tujuan yang kadang-kadang harus berhadapan dengan jalan yang

terjal dan berliku-beliku, namun adapula yang relatif mudah. Pengertian

strategi merupakan rencana yang disatukan, luas dan berintegrasi yang

menghubungkan keunggulan startegis perusahaan dengan tantangan

lingkungan, yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama dari

perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh organisasi.

Strategi merupakan suatu cara yang dapat dilakukan untuk

mempertahankan bisnis, strategi digunakan untuk mencapai tujuan sebuah

perusahaan. Strategi digunakan untuk membuat rencana jangka panjang

sebuah perusahaan, sebuah perusahaan dapat bertahan dalam pasar

persaingan tergantung bagaimana sebuah perusahaan mengatur strategi guna

mampu bertahan dalam persaingannya agar dapat mencapai target yang

diinginkan.

2.1.2 Definisi Strategi

Pengertian “strategi” bersumber dari kata Yunani Klasik, yakni

(Jenderal), yang pada dasarnya diambil dari pilihan kata-kata Yunani untuk

“pasukan” dan “memimpin”. Penggunaan kata kerja Yunani yang

berhubungan 10 dengan “strategos” ini dapat diartikan sebagai

“perencanaan dan pemusnahan musuh-musuh dengan menggunakan cara

yang efektif berlandaskan sarana - sarana yang dimiliki (Bracker, 1980)

10
2.1.3 Strategi Promosi

2.1.1.1 Konsep

Dalam konteks bisnis, Tjiptono (2008) mengemukakan bahwa strategi

menggambarkan arah bisnis yang mengikuti lingkungan yang dipilih dan

merupakan pedoman untuk mengalokasikan sumber daya dan usaha suatu

organisasi. Sedangkan menurut Rangkuti (2003) menyatakan bahwa strategi

merupakan alat untuk mencapai tujuan perusahaan dalam kaitannya dengan

tujuan jangka panjang, program tindak lanjut, serta prioritas alokasi sumber

daya. Rangkuti(2003) mengemukakan bahwa dalam suatu perusahaan

terdapat tiga level strategi, yaitu:

1) Tingkat korporat (Corporate Strategy) Menurut Rangkuti (2003):

“Strategi korporat merupakan strategi yang disusun dalam suatu

bisnis, dimana perusahaan akan bersaing dengan cara mengubah

distinctive competence menjadi competitive advantage.

2) Tingkat unit bisnis (Strategic Business Units) Rangkuti (2003)

mengemukakan bahwa pada prinsipnya tingkat unit bisnis memiliki

karakteristik sebagai berikut: (a) memiliki misi dan strategi, (b)

menghasilkan produk yang berkaitan dengan misi dan strategi, (c)

Menghasilkan produk secara spesifik, (d) bersaing dengan pesaing

yang telah diketahui dengan jelas.

3) Strategi fungsional (Functional Strategy) Strategi yang dirumuskan

bersifat lebih spesifik tergantung pada kegiatan fungsional

manajemen. Strategi fungsional lebih bersifat operasional, karena

11
akan langsung di implementasikan oleh fungsi-fungsi manajemen

yang ada dibawah tanggung jawabnya, seperti fungsi manajemen

produksi/operasional, fungsi manajemen pemasaran, fungsi

manajemen keuangan, dan fungsi manajemen sumber daya manusia.

Berdasarkan beberapa penjelasan diatas, saya menyimpulkan bahwa

strategi merupakan suatu cara yang dilakukan suatu perusahaan dengan

proses perencanaan yang matang untuk mencapai tujuan perusahaan dalam

tujuan jangka panjang sebuah perusahaan.

2.1.1.2 Promosi

1) Pengertian Promosi

Promosi merupakan salah satu variabel didalam marketing mix

yang sangat penting dilaksanakan oleh perusahaan dalam pemasaran

produk atau jasanya (Irawan, 2008). Kotler (2012) mendefinisikan bahwa

promosi (Promotion) merupakan suatu unsur yang digunakan untuk

memberitahukan dan membujuk pasar tentang produk atau jasa yang baru

pada perusahaan melalui iklan, penjualan pribadi, promosi penjualan,

maupun publikasi. Sedangkan menurut Alma (2002) definisi promosi

merupakan sejenis komunikasi yang memberi penjelasan yang

meyakinkan calon konsumen tentang barang dan jasa.

Menurut Gitosudarmo (2015) Promosi merupakan kegiatan yang

ditujukan untuk mempengaruhi konsumen agar dapat lebih mengenal

produk perusahaan dan kemudian merasa suka lalu bersedia untuk

membeli produk yang ditawarkan. Sedangkan menurut Kotler dan Keller

12
(2008) menjelaskan bahwa komunikasi pemasaran (promosi) merupakan

sarana yang digunakan perusahaan dalam upaya untuk menginformasikan,

membujuk, dan mengingatkan konsumen, baik langsung maupun tidak

langsung tentang produk dan merek yang mereka jual.

Berdasarkan definisi diatas mengenai promosi, maka saya

menyimpulkan bahwa promosi merupakan kegiatan yang dilakukan oleh

sebuah perusahaan guna memberikan informasi, membujuk atau

mempengaruhi para konsumen mengenai produk perusahaan baik

mengenai keunggulan ataupun merk dari produk yang ditawarkan agar

konsumen mau membeli produk perusahaan.

2) Tujuan Promosi

Menurut Alma (2002) tujuan pertama promosi yaitu memberikan

informasi yang menarik perhatian dan selanjutnya memberi pengaruh

meningkatkan penjualan. Adapun menurut Irawan (2008) tujuan promosi

ialah sebagai berikut:

a) Modifikasi tingkah laku

Orang-orang yang melakukan promosi mempunyai beberapa

alasan, antara lain: mencari kesenangan, mencari bantuan, memberikan

pertolongan atau instruksi, memberikan informasi, mengemukakan ide

dan pendapat. Sedangkan promosi dari segi lain, berusaha merubah

tingkah laku dan pendapat dan memperkuat tingkah laku yang ada.

Penjual selalu berusaha menciptakan kesan baik tentang dirinya atau

mendorong pembelian barang dan jasa perusahaan.

13
b) Memberitahu

Kegiatan promosi itu dapat ditujukan untuk memberitahu pasar

yang dituju tentang penawaran perusahaan. Promosi yang bersifat

informasi umumnya lebih sesuai dilakukan pada tahap-tahap awal

didalam siklus kehidupan produk.

c) Membujuk

Promosi yang bersifat membujuk atau (Persuasif) umumnya

kurang disenangi oleh sebagian masyarakat. Akan tetapi kenyataannya

sekarang ini justru yang banyak muncul ialah promosi yang bersifat

persuasif. Promosi demikian ini terutama diarahkan untuk mendorong

pembelian.

d) Mengingatkan

Promosi yang bersifat mengingatkan dilakukan terutama untuk

mempertahankan merk produk di hati masyarakat dan perlu dilakukan

selama tahap kedewasaan didalam siklus kehidupan produk. Ini berarti

perusahaan berusaha untuk paling tidak mempertahankan pembeli yang

ada. Menurut Tjiptono (2008) tujuan utama promosi pada dasarnya

terdiri dari tiga alternatif. Ketiga tujuan promosi dapat dijabarkan

sebagai berikut:

1) Menginformasikan

Kegiatan menginformasikan yang ditujukan kepada konsumen

dapat berupa:

14
a) Menginformasikan pasar mengenai produk baru.

b) Memperkenalkan cara pemakaian yang baru dari suatu produk.

c) Menyampaikan perubahan harga kepada pasar.

d) Menjelaskan cara kerja produk.

e) Menginformasikan jasa-jasa yang disediakan.

f) Meluruskan kesan yang salah.

g) Mengurangi ketakutan dan kekhawatiran pembeli.

h) Membangun citra perusahaan.

2) Mempengaruhi dan membujuk pelanggan sasaran

Tujuan utama dari kegiatan mempengaruhi dan membujuk

pelanggan sasaran adalah:

a) Membentuk pilihan merk.

b) Mengalihkan pilihan ke merk lain.

c) Mengubah persepsi pelanggan terhadap atribut produk.

d) Mendorong pelanggan untuk belanja saat itu juga.

e) Mendorong pembeli untuk menerima kunjugan salesman.

3) Mengingatkan kembali konsumen sasaran.

15
Kegiatan promosi yang bersifat mengingatkan kembali konsumen

sasaran terdiri dari:

a) Mengingatkan pembeli bahwa produk yang bersangkutan

dibutuhkan dalam waktu dekat.

b) Mengingatkan pembeli akan tempat-tempat yang akan menjual

produk perusahaan.

c) Membuat pembeli tetap ingat walaupun tidak ada kegiatan

kampanye iklan.

d) Menjaga agar kegiatan pertama pembeli jatuh pada produk suatu

kelompok.

Berdasarkan paparan diatas tentang tujuan promosi, maka dapat

disimpulkan bahwa tujuan dari promosi adalah untuk

menginformasikan, membujuk, mempengaruhi dan mengingatkan

tentang produk perusahaan agar konsumen tertarik membeli produk

yang ditawarkan oleh suatu kelompok atau organisasi

3. Indikator Promosi

Menurut Kotler dan Keller (2016) indikator - indikator promosi

diantaranya yaitu:

1. Pesan Promosi Merupakan tolak ukur seberapa baik pesan

promosi dilakukan dan disampaikan kepada pasar.

2. Media Promosi Adalah media yang digunakan oleh perusahaan

dalam melaksanakan promosi.

16
3. Waktu Promosi Merupakan lamanya promosi yang dilakukan

oleh perusahaan.

2.1.1.3 Pengertian Strategi Promosi

Strategi promosi adalah kegiatan perusahaan untuk mendorong

penjualan dengan mengarahkan komunikasi-komunikasi yang meyakinkan

kepada para pembeli (Moekijat, 2000). Sedangkan menurut McDaniel

(2001) mendefinisikan bahwa strategi promosi adalah rencana untuk

penggunaan yang optimal dari elemen-elemen promosi: periklanan,

hubungan masyarakat, penjualan pribadi, dan promosi penjualan.

Tjiptono (2008) mengemukakan bahwa promosi merupakan salah

satu faktor penentu keberhasilan suatu program pemasaran untuk

memberikan informasi mengenai adanya suatu produk. Menurut Alma

(2007) promosi merupakan suatu bentuk komunikasi pemasaran yang

merupakan aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi,

mempengaruhi, dan mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan

produknya agar bersedia menerima, membeli dan loyal pada produk yang

ditawarkan perusahaan yang bersangkutan. Dapat disimpulkan bahwa

promosi adalah komunikasi informasi yang dibuat untuk memberitahu,

membujuk dan mengingatkan tentang produk perusahaan, sehingga dapat

mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang

menciptakan pertukaran dalam pemasaran.

17
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa strategi

promosi merupakan kegiatan yang dilakukan oleh sebuah perusahaan guna

meningkatkan pendapatan dan penjualan sebuah perusahaan. Strategi

promosi merupakan peran penting keberhasilan produk dari sebuah

perusahaan.

2.1.4 Pendapatan Masyarakat

A. Pengertian Pendapatan

Berdasarkan kamus besar bahasa Indonesia pendapatan adalah hasil

kerja (usaha dan sebagainya). Sedangkan pendapatan dalam kamus

manajemen merupakan uang yang diterima oleh perorangan, perusahaan

dan organisasi lain dalam bentuk upah, gaji, sewa, komisi, ongkos dan

laba. Pendapatan seseorang juga dapat didefenisikan sebagai banyaknya

penerimaan yang dinilai dengan satuan mata uang yang dapat dihasilkan

seseorang atau suatu bangsa dalam periode tertentu. Reksoprayitno

mendefenisikan: “pendapatan (revenue) dapat diartikan sebagai total

penerimaan yang diperoleh pada periode tertentu”. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa pendapatan merupakan jumlah penghasilan yang

diterima oleh para anggota masyarakat untuk jangka waktu tertentu

sebagai balas jasa atau faktor-faktor produksi yang telah disumbangkan.

Pendapatan merupakan uang yang diterima oleh seseorang atau

perusahaan dalam bentuk gaji (salaries), upah (wages), sewa (rent), bunga

(interest), laba (profit), dan sebagainya, bersama-sama dengan tunjangan

pengangguran, uang pensiun, dan lain sebagainya. Dalam analisis mikro

18
ekonomi, istilah pendapatan khususnya dipakai berkenaan dengan aliran

penghasilan dalam suatu periode waktu yang berasal dari penyediaan

faktor-faktor produksi (sumber daya alam, tenaga kerja, dan modal)

masing-masing dalam bentuk sewa, upah dan bunga, maupun laba, secara

berurutan (Usman, 2016). Menurut Usman (2016), pendapatan dibagi

menjadi dua, yaitu pendapatan kotor dan pendapatan bersih. Pendapatan

kotor adalah hasil penjualan barang dagangan atau jumlah omset

penjualan. Pendapatan bersih adalah penerimaan hasil penjualan dikurangi

pembelian bahan, biaya transportasi, retribusi, dan biaya makan atau

pendapatan total dimana total dari penerimaan (revenue) dikurangi total

biaya (cost). Besarnya pendapatan kotor ini akan berpengaruh langsung

dengan pendapatan bersih per hari. Secara garis besar pendapatan

digolongkan menjadi tiga golongan (Prihandini, 2013), yaitu:

1. Gaji dan Upah. Imbalan yang diperoleh setelah orang tersebut

melakukan pekerjaan untuk orang lain yang diberikan dalam waktu

satu hari, satu minggu maupun satu bulan.

2. Pendapatan dari Usaha Sendiri. Merupakan nilai total dari hasil

produksi yang dikurangi dengan biaya-biaya yang dibayar dan usaha

ini merupakan usaha milik sendiri atau keluarga dan tenaga kerja

berasal dari anggota keluarga sendiri, nilai sewa kapital milik sendiri

dan semua biaya ini biasanya tidak diperhitungkan.

3. Pendapatan dari Usaha Lain. Pendapatan yang diperoleh tanpa

mencurahkan tenaga kerja, dan ini biasanya merupakan pendapatan

19
sampingan antara lain, pendapatan dari hasil menyewakan asset yang

dimiliki seperti rumah, ternak dan barang lain, bunga dari uang,

sumbangan dari pihak lain, pendapatan dari pensiun, dan lain-lain.

Pendapatan perseorangan merupakan jumlah pendapatan yang

diterima setiap orang dalam masyarakat yang sebelum dikurangi

transfer payment. Transfer Payment yaitu pendapatan yang tidak

berdasarkan balas jasa dalam proses produksi dalam tahun yang

bersangkutan.

Pendapatan dibedakan menjadi 2, yaitu:

1. Pendapatan asli yaitu pendapatan yang diterima oleh setiap orang

yang langsung ikut serta dalam produksi barang.

2. Pendapatan turunan (sekunder) yaitu pendapatan dari golongan

penduduk lainnya yang tidak langsung ikut serta dalam produksi

barang seperti dokter, ahli hukum dan pegawai negeri.

Sedangkan pendapatan menurut perolehannya dibedakan menjadi:

1. Pendapatan kotor yaitu pendapatan yang diperoleh sebelum dikurangi

pengeluaran dan biaya–biaya.

2. Pendapatan bersih yaitu pendapatan yang diperoleh sesudah

dikurangi pengeluaran dan biaya-biaya.

Sedangkan pendapatan menurut bentuknya dibedakan menjadi:

20
1. Pendapatan berupa uang adalah segala penghasilan yang sifatnya

reguler dan yang diterima biasanya sebagai balas jasa, sumber

utamanya berupa gaji, upah, bangunan, pendapatan bersih dari usaha

sendiri dan pendapatan dari penjualan seperti hasil sewa, jaminan

sosial, premi asuransi.

2. Pendapatan berupa barang adalah segala penghasilan yang sifatnya

reguler dan biasanya tidak berbentuk balas jasa dan diterima dalam

bentuk barang.

Menurut Yulida (2012) tingkat pendapatan seseorang dapat

digolongkan dalam 4 golongan yaitu:

1. Golongan yang berpenghasilan rendah (Low income group) yaitu

pendapatan rata-rata dari Rp.150.000 perbulan.

2. Golongan berpenghasilan sedang (Moderate income group) yaitu

pendapatan rata-rata Rp.150.000 – Rp.450.000 perbulan.

3. Golongan berpenghasilan menengah (Middle income group) yaitu

pendapatan rata-rata yang diterima Rp.450.000 –

Rp.900.000perbulan.

4. Golongan yang berpenghasilan tinggi (High income group) yaitu

rata-rata pendapatan lebih dari Rp.900.000 perbulan.

Pendapatan masyarakat merupakan penerimaan dari gaji atau balas

jasa dari hasil usaha yang diperoleh individu atau kelompok rumah tangga

dalam satu bulan dan digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

21
Sedangkan pendapatan dari usaha sampingan adalah pendapatan tambahan

yang merupakan penerimaan lain dari luar aktifitas pokok atau pekerjaan

pokok.

Soekartawi menjelaskan pendapatan akan mempengaruhi

banyaknya barang yang dikonsumsikan, bahwa sering kali dijumpai

dengan bertambahnya pendapatan, maka barang dikonsumsi bukan saja

bertambah, tapi juga kualitas barang tersebut ikut menjadi perhatian.

Misalnya sebelum adanya penambahan pendapatan beras yang

dikonsumsikan adalah kualitas yang kurang baik, akan tetapi setelah

adanya penambahan pendapatan maka konsumsi beras menjadi kualitas

yang lebih baik.

Tingkat pendapatan merupakan salah satu kriteria maju tidaknya

suatu daerah. Bila pendapatan suatu daerah relatif rendah, dapat dikatakan

bahwa kemajuan dan kesejahteraan tersebut akan rendah pula. Kelebihan

dari konsumsi maka akan disimpan pada bank yang tujuannya adalah

untuk berjaga-jaga apabila baik kemajuan dibidang pendidikan, produksi

dan sebagainya juga mempengaruhi tingkat tabungan masyarakat.

Demikian pula hanya bila pendapatan masyarakat suatu daerah relatif

tinggi maka tingkat kesejahteraan dan kemajuan daerah tersebut tinggi

pula.

Tinggi rendahnya pengeluaran sangat tergantung kepada

kemampuan keluarga dalam mengelola penerimaan atau pendapatannya.

Selain itu pengalaman berusaha juga mempengaruhi pendapatan. Semakin

22
baiknya pengalaman berusaha seseorang maka semakin berpeluang dalam

meningkatkan pendapatan. Karena seseorang atau kelompok memiliki

kelebihan atau keterampilan dalam meningkatkan aktifitas sehingga

pendapatan terus meningkat. Usaha meningkatkan pendapatan masyarakat

dapat dilakukan dengan pemberantasan kemiskinan yaitu membina

kelompok masyarakat dapat dikembangkan dengan pemenuhan modal

kerja, ketepatan dalam penggunaan modal kerja diharapkan dapat

memberikan kontribusi terhadap pengembangan usaha sesuai dengan yang

diharapakan sehingga upaya peningkatan pendapatan masyarakat dapat

terwujud dengan optimal.

B. Faktor – Faktor Pendapatan

Ada banyak faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan nasional

diantaranya sebagai berikut:

1. Kualitas sumber daya manusia

Tenaga kerja yang unggul dan juga memiliki kompetensi

sesuai bidang pekerjaannya bisa menerima upah yang lebih

besar dibandingkan dengan tenaga kerja yang memiliki

kemampuan rendah, hingga bisa memberikan kontribusi yang

lebih besar terhadap pendapatan nasional. Kualitas tenaga kerja

yang tinggi itu bisa diperoleh melalui proses formal maupun

juga pelatihan. Semakin tinggi pendidikan seseorang maka

semakin memungkin kan pula untuk memperoleh jabatan

pekerjaan yang lebih tinggi dan menghasilkan gaji yang besar

23
atau semakin terlatih seseorang tenaga kerja maka akan semakin

besar pula upah yang diterima.

2. Keadaan sumber daya alam

Keadaan dalam suatu negara akan mempengaruhi

pendapatan nasional negara tersebut. Keadaan alam meliputi

keadaan geografis, sumber daya alam yang tersedia dan iklim

suatu negara. Semakin banyak sumber daya alam di suatu

negara dan digunakan untuk berproduksi maka akan semakin

menghasilkan keuntungan yang banyak. Begitu juga dengan

kondisi geografis dan iklim yang stabil (jarang terjadi bencana)

memberikan peluang yang lebih besar untuk bisa menerik

investor agar bisa menanamkan modalnya di negara tersebut.

Dengan kata lain, kondisi alam yang kondusif akan membantu

meningkatkan pendapatan nasional.

3. Ketersediaan modal

Modal memiliki andil yang sangat besar dalam

meningkatkna pendapatan naional. Suatu negara yang memiliki

modal yang besar untuk mengolah sumber daya dan melakukan

produksi maka bisa dipastikan pendapatan nasionalnya akan

tinggi, sementara negara yang kekurangan modal sehingga tidak

bisa melakukan kegiatan produksi maka pendapatan nasionalnya

akan rendah.

4. Stabilisasi dan kebijakan Pemerintah

24
Kebijakan pemerintah harus lah jelas, adil dan tegas karena

bila tidak akan menghambat jalannya roda perekonomian.

Kebijakan yang baik harus di dukung juga oleh aparatur negara

yang berkualitas agar pelaksanaan kebijakan bisa dilakukan oleh

semua pihak dengan penuh rasa tanggung jawab.

5. Kesejahteraan masyarakat

Masyarakat yang sejahtera akan memiliki daya beli yang

tinggi, tingkat menabung dan investasi yang tinggi pula hingga

bisa menggulirkan roda perekonomian dan juga meningkatkan

pendapatan nasional suatu negara.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa

pendapatan masyarakat merupakan balas jasa yang di terima oleh

perorangan maupun perusahaan dalam bentuk upah, gaji, ataupun komisi.

Tingkat pendapatan masyarakat di suatu daerah m dapat menggambarkan

maju tidaknya suatu daerah.

2.1.5 Tenun Ikat

Tenun ikat merupakan proses pemintalan benang menjadi kain

dengan cara diikat. Untaian benang saling ditenun dengan cara diikat

sehingga membentuk motif yang khas. Kain tenun ikat banyak digunakan

sebagai pelengkap pakaian yang digunakan untuk acara adat. Kain tenun

25
ikat mengandung beragam makna, nilai dan kepercayaan. Misalnya kain

tenun Gringsing yang diyakini masyarakat Bali dapat menghindari dari

segala penyakit. Ada juga kain tenun Flores yang memiliki motif belah

ketupat, merupakan simbol dari persatuan antara masyarakat dan

pemerintah.

Tenun ikat atau kain ikat merupakan karya tenun Indonesia berupa

kain yang ditenun dari helaian benang pakan atau benang lungsi yang

sebelumnya diikat dan dicelupkan ke dalam zat pewarna alami. Alat tenun

yang dipakai adalah alat tenun bukan mesin. Sebelum ditenun, helai

benang dibungkus (diikat) dengan tali plastik sesuai dengan corak atau

pola hias yang diinginkan. Ketika dicelup, bagian benang yang diikat

dengan tali plastik tidak akan terwarnai. Teknik tenun ikat terdapat di

berbagai daerah di Indonesia, seperti Bali, Lombok, Flores, Toraja,

Mamuju, Luwu Utara, Sumbawa, dan masih banyak daerah yang lainnya.

Terdapat jenis jenis tenun ikat seperti :

 Tenun Ikat NTT dari Timor, Sumba

 Tenun Ikat Troso dari Jepara

 Tenun Ikat Lombok dari Lombok

 Tenun Ikat Sumbawa dari Sumbawa

 Tenun Ikat Tanimbar dari Kepulauan Tanimbar

26
2.2 Kajian Empirik

Adapun beberapa penilitian yang mendukung penilitian ini yaitu:

Tabel 2.1

Kajian Penelitian Terdahulu

N NAMA/JUDUL/TAHU HASIL VARIABEL PERBEDAAN


O N /
KESAMAAN
Strategi Perbedaan:
Budiana Setiawan, pengembangannya Waktu dan
RR. Nur Suwarningdyah , kerajinan tenun tempat
(2014) ikat Kupang pada penelitian
1. saat ini tengah
Strategi Pengembangan berkembang, Persamaan:
Tenun Ikat Kupang bahkan mampu Objek yang di
Provinsi Nusa Tenggara menjadi komoditi Strategi teliti
Timur ekspor ke Pengembanga
berbagai negara. n
Kerajinan tenun
ikat Kupang
tersebut dapat
berkembang
karena dapat
menyerap,
menyesuaikan, dan
mengembangkan
hasil kerajinannya
sesuai dengan
situasi dan kondisi
masa kini.

2 Iing Purnamasari, Samsul Hasil mengenai Perbedaan:


Arifin, Eko Nur Fu’ad kekuatan dari Waktu dan
(2022) aspek kekuatan tempat
produk penelitian
Strategi Pemasaran Tenun CV.Srikandi Ratu

27
Ikat Troso dalam Jepara yaitu, Strategi Persamaan:
Menghadapi Pemasaran produk memiliki pemasaran Objek
Global Masyarakat ciri khas yang penelitian
Ekonomi Asean (MEA tidak mudah ditiru
oleh perusahaan
pesaing, motif-
motif yang
dimiliki sangat
beragam mulai
dari kain motif
misris, kain sekak,
kain gunungan,
kain 28aria dan
lain-lain, sesuai
dengan permintaan
pelanggan.

3 Ririn Rambu Babang, Hasil penelitian Strategi Perbedaan:


Asfira Rachmad Rinata menunjukan komunikasi Waktu, tempat,
(2019) bahwa upaya Pemasaran dan objek
Sentra Tenun penelitian
Strategi Komunikasi Prailiu dalam
Pemasaran Sentra Tenun meningkatkan Persamaan:
Prailiu dalam penjualan kain Variabel
Meningkatkan Penjualan tenun Sumba penelitian
Kain Tenun Sumba Timur adalah
Timur dengan melakukan
strategi
komunikasi
pemasaran yang
meliputi produk,
harga, tempat dan
promosi.
4 Eva Dolorosa, Abdul Berdasarkan Perbedaan:
Hamid A. Yusra, Ferdian uraian hasil Waktu, tempat
Arisma (2012) penelitian dan dan objek yang
pembahasan dapat di teliti
diperoleh
KAJIAN STRATEGI kesimpulan Persamaan:
PEMASARAN sebagai berikut: 1. Peneliti
KERAJINAN TENUN Produk – produk Strategi menngunakan
IKAT DAYAK DI DESA tenun ikat Dayak Pemasaran variable strategi
ENSAID PANJANG di Desa Ensaid promosi
KECAMATAN KELAM Panjang
PERMAI KABUPATEN kebanyakan masih
SINTANG berupa barang
setengah jadi
sehingga pangsa
pasar para
pengrajin menjadi
sangat terbatas. 2.
Upaya – upaya

28
dalam kegiatan
mempromosikan
berbagai produk
kerajinan tenun
ikat Dayak masih
terbatas pada
kegiatan pameran
– pameran seni
dan budaya. 3.
Beberapa saluran
distribusi yang
biasanya dilalui
oleh pengrajin di
Desa Ensaid
Panjang dalam
memasarkan
produk yang
dihasilkan yaitu :
(a) Penenun
Konsumen, (b)
Penenun
Disperindagkop
Konsumen, (c)
Penenun Koperasi
JMM Konsumen.
Panjang
pendeknya rantai
pemasaran sangat
mempengaruhi
harga jual produk.
5 Cahyaning Dina Arum Berdasarkan Perbedaan:
(2017) analisis tentang Waktu, dan
bauran promosi tempat
PERANAN BAURAN sebagaimana yang penelitian
PROMOSI DALAM di sampaikan
USAHA dalam bab IV Promosi Persamaan:
MENINGKATKAN mengemukakan Variabel yang
PENJUALAN PADA bahwa bauran di gunakan
KERAJINAN TENUN promosi tersebut peneliti dan
IKAT (ATBM) CAP dapat di terapkan objek yang di
MEDALI MAS KEDIRi dengan teliti
memanfaatkan
alat-alat promosi.

29
2.4 Kerangka Berpikir

Untuk memperjelas pelaksanaan penelitian ini maka perlu dijelaskan

suatu kerangka pemikiran sebagai landasan dalam pemahaman. Adapun

kerangka berpikir dalam penelitian ini adalah sebagai berkikut :

Gambar 2.1

Kerangka Berpikir

Kelompok Tenun Ikat


Tobani desa Nekmese
Fatuulan

Strategi Promosi

Pesan Promosi
Media Promosi
Waktu Promosi

Pendapatan Masyarakat

 Pendapatan kotor
 Pendapatan bersih

Analisis SWOT

Rekomendasi

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan mengenai masalah strategi

promosi dalam peningkatan pendapatan masyarakat, maka peneliti menggunakan

kerangka konsep yaitu analisis strategi promosi dengan indikator yaitu pemilihan

30
Pesan Promsi, Media Promosi, dan waktu Promosi. Dari analisis tiga indikator

strategi promosi dapat mengambil hasil dari peningkatan pendapatan masyarakat.

31
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian dan variable yang diteliti maka

penelitian ini menggunakan jenis penelitian dengan metode studi kasus yang

mengkaji “strategi promosi produk tenun ikat dalam upaya peningkatan

pendapatan masyarakat pada kelompok tenun ikat tobani desa Nekmese,

Fatuulan, kab. TTS”. Jenis penelitian dengan metode studi kasus adalah

suatu desain pembelajaran berbasis tingkat satuan pendidikan metode ini

berbentuk penjelasan tentang masalah, kejadian atau situasi tertentu,

kemudian mahasiswa ditugasi mencari alternatif pemecahannya kemudian

metode ini dapat juga digunakan untuk mengembangkan berpikir kritis dan

menemukan solusi baru dari sutu topik yang dipecahkan. (Yamin, 2007).

Studi kasus (case study) berciri kualitatif namun sebagian lagi tidak.

Misalnya studi kasus penyakit pada kedokteran, rekam medis lebih bercorak

kuantitatif daripada kualitatif. Sebagai pendekatan, kunci penelitian studi

kasus memungkinkan untuk menyelidiki suatu peristiwa, situasi, atau kondisi

sosial tertentu dan untuk memberikan wawasan dalam proses yang

menjelaskan bagaimana peristiwa atau situasi tertentu terjadi

(Hodgetts,2012).

3.2 Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan penilitian deskriptif kualitatif.

Penelitian deskriptif kualitatif adalah penelitian yang bertujuan untuk

32
mengetahui nilai masing-masing variabel, baik satu variabel atau lebih.

Penelitian ini bersifat independent dan hanya untuk mendapatkan gambaran

tentang variabel-veriabel tertentu. Untuk pengolahan datanya penilitian ini

dilakukan dengan uji statistik deskriptif, berdasarnkan pada nilai mean,

median, modus, standar deviasi nilai minimum, nilai maksimum, frekuensi

dan prensetase. Variabel tersebut mampu menggambarkan secara akurat

menegenai populasi bidang tertentu (Jaya, 2020).

3.3 Fokus Penelitian

Fokus penelitian menurut Sugiyono (2013) menyatakan bahwa fokus

adalah domain tunggal ataupun beberapa domain yang terkait dari situasi

sosial. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer.

Fokus penelitian merupakan inti yang didapatkan dari pengalaman peneliti

atau melalui pengetahuan yang diperoleh dari studi kepustakaan ilmiah.

 Strategi Promosi Tenun Ikat

 Pendapatan Masyarakat

3.4 Jenis & Sumber Data

3.4.1 Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif.

Data kualitatif adalah informasi yang berbentuk deskriptif dan tidak bisa

diukur dengan angka.

3.4.2 Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah :

33
Data primer: data yang diperoleh dari responden melalui responden,

kelompok focus, panel, atau juga data hasil wawancara peneliti dengan

narasumber. Data yang diperoleh dari data primr ini harus diolah lagi.

Sumber langsung memberikan data pada pengumpul data.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

 Dokumentasi

Peneliti melakukan dokumentasi terhadap kelompok tenun tobani berupa

pengambilan gambar/foto untuk menjadi data pendukung dalam penelitian.

 Wawancara

Peneliti melakukan wawancara terhadap seluruh anggota kelompok tenun

ikat tobani dalam proses pengumpulan data.

 Observasi

Peneliti melakukan pengamatan secara langsung di lapangan/lingkungan

penelitian.

Melakukan pengamatan terhadap kelompok tenun tobani dan masyarakat

sekitar.

3.6 Informan Kunci

Menurut Bagong (Suyanto 2005) informan penelitian meliputi

beberapa macam, yaitu : 1. Informan kunci (key informan) merupakan mereka

yang mengetahui dan memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan

dalam penelitian. 2. Informan utama merupakan mereka yang terlibat

langsung dalam interaksi sosial yang diteliti. Menurut Moleong (2006) dalam

buku Metode Penelitian Kualitatif, ” Informan adalah orang yang

34
dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar

belakang penelitian ”.

 Seluruh anggota kelompok

 Kepala Desa

3.7 Teknik Analisis Data

Data yang dikumpulkan akan dianalisis menggunakan teknik analisis

SWOT.

Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk

merumuskan strategi perusahaan (Rangkuti, 2017). Analisis ini didasarkan pada

logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang

(Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan

(Weaknesses) dan ancaman (Threats). Proses pengambilan keputusan strategis

selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi, dan kebijakan

perusahaan. Dengan demikian perencanaan strategis (strategic planner) harus

menganalisis faktor-faktor strategis perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang,

dan ancaman) dalam kondisi yang ada saat ini.

Gambar 2.2
Diagram Analisis SWOT

35
Sumber: Diagram Analisis SWOT, Rangkuti 2017

a. Kuadran 1: Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan.

Perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga

dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus

diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan

pertumbuhan yang agresif (Growth Oriented Strategy).

b. Kuadran 2: Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan

ini masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang

harus diterapkan adalah yang menggunakan kekuatan untuk

memanfaatkan peluang jangka Panjang dengan cara strategi

diversifikasi (produk/pasar).

c. Kuadran 3: Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat

besar, tetapi di lain pihak, perusahaan menghadapi beberapa

kendala atau kelemahan internal.

36
d. Kuadran 4: Kuadran ini merupakan situasi yang sangat tidak

menguntungkan, perusahaan tersebut menghadapi berbagai

ancaman dan kelemahan internal.

Alat yang dipakai untuk menyusun faktor-faktor strategis

perusahaan adalah matrik SWOT (Rangkuti, 2017:83-84). Matrik ini

dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman

eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan

kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Matrik ini dapat

menghasilkan empat set kemungkinan alternatif strategi.

Tabel 3.1
Matrik analisis SWOT

IFAS

Strength (S) Weakness (W)


Faktor-faktor kekuatan Faktor-faktor kelemahan
EFAS internal internal

Strategi SO Strategi WO
Ciptakan strategi yang Ciptakan strategi yang
Opportunities (O)
menggunakan kekuatan meminimalkan kelemahan
Faktor peluang eksternal
untuk memanfaatkan untuk memanfaatkan
peluang peluang
Strategi ST Strategi WT
Threats (T) Ciptakan strategi yang Ciptakan strategi yang
Faktor ancaman eksternal menggunakan kekuatan meminimalkan kelemahan
untuk mengatasi ancaman dan menghindari ancaman
Sumber : tabel matrik ( Rangkuti , 2017)

Analisis ini dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:

a. Mengelompokkan data yang sudah didapatkan untuk diolah.

b. Lakukan analisis SWOT.

c. Masukkan ke dalam matrik SWOT.

d. Menganalisis strategi matrik SWOT.

e. Merekomendasikan strategi yang telah dibuat kepada manajer

37
Dalam upaya menemukan komposisi terbaik, Rangkuti (2001) menyarankan

untuk membuat External Factory Analysis Summary (EFAS) dan Internal Factory

Analysis Summary (IFAS). Keduanya dilakukan dengan membuat matriks untuk

memudahkan dalam proses analisis penentuan faktor strategis. Selanjutnya akan

di masukan dalam quadran SWOT untuk penentuan strategi yang tepat.

a. Matriks Faktor Strategi Eksternal

Dalam menyusun matriks faktor strategi eksternal, terlebih dahulu kita harus

mengetahui Faktor Strategi Eksternal (EFAS). Terdapat beberapa cara penentuan

Faktor Strategi Eksternal yaitu:

1. Susunlah 5 sampai 10 peluang dan ancaman dalam kolom 1.

2. Pada kolom 2 beri bobot masing-masing faktor yang disusun

menggunakan skala angka 1,0 (sangat penting) sampai 0,0(tidak penting).

Hal ini perlu dilakukan karena faktor-faktor yang telah disusun dapat

memberikan dampak terhadap faktor strategis.

3. Dalam kolom 3, hitung rating untuk masing-masing faktor dengan

menggunakan skala angka 4 (outstanding) sampai 1 (poor) berdasarkan

pengaruh faktor tersebut terhadap proses pengembangan wisata.

Faktorfaktor peluang diberikan nilai rating positif yang artinya semakin

besar peluang diberi rating +4, namun jika peluangnya kecil diberi rating

+1. 4. Pemberian rating ancaman berkebalikan dengan pemberian rating

peluang, jika ancamannya besar diberi rating 1 dan sebaliknya ketika nilai

ancamannya sedikit diberi rating 4.

38
5. Kalikan bobot dan rating untuk memperoleh faktor pembobotan

bervariasi mulai dari 4,0 (outstanding) sampai 1(poor)

6. Jumlahkan skor pembobotan pada kolom 4 untuk memperoleh total skor

pembobotan.

Table 3.2 External Factory Analysis Summary (EFAS)

Faktor – faktor Strategis Bobot Rating Bobot x Keterangan

Eksternal Rating

Peluang :

Tentukan 5-10 peluang pada

Kelompok Tenun Ikat Tobani

Ancaman :

Tentukan 5-10 ancaman pada

Kelompok Tenun Ikat Tobani

TOTAL

Sumber: Rangkuti, 2014

b. Matriks Faktor Strategi Internal

Setelah melakukan identifikasi terhadap faktor-faktor strategi internal, maka

dilakukan penyusunan tabel IFAS untuk merumuskan faktor-faktor strategi

internal dalam Strength and Weakness. Tahapan penyusunan tabel.

IFAS adalah:

1. Menentukan faktor-faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan.

39
2. Pada kolom 2 beri bobot masing-masing faktor yang disusun

menggunakan skala angka 1,0 (sangat penting) sampai 0,0 (tidak penting).

3. Dalam kolom 3, hitung rating untuk masing-masing faktor dengan

menggunakan skala angka 4 (outstanding) sampai 1 (poor) berdasarkan

pengaruh faktor tersebut terhadap proses pengembangan wisata.

4. Kalikan bobot dan rating untuk memperoleh faktor pembobotan berupa

skor pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi

mulai dari 4,0 (outstanding) sampai 1(poor)

5. Jumlahkan skor pembobotan pada kolom 4 untuk memperoleh total skor

pembobotan.

Table 3.3 Internal Factory Analysis Summary (IFAS)

Faktor – faktor Strategis Bobot Rating Bobot x Rating Keterangan

Internal

Kekuatan :

Tentukan faktor – faktor yang


menjadi kekuatan
berdasarkan hasil observasi

Kelemahan :

Tentukan kelemahan internal


berdasarkan hasil observasi

TOTAL

Sumber: Rangkuti, 2014

40
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

4.1.1 Profil Kelompok Tenun Ikat Tobani

Kelompok Tenun Ikat Tobani merupakan kelompok tenun yang

berada di Fatuulan, desa Nekmese. Desa Nekmese terletak di Kecamatan

Ki’e, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Provinsi NTT. Kelompok Tenun

Ikat Tobani beranggotakan 10 orang dan di ketuai oleh Ketua kelompok

yang Bernama Nelci Lasa. Dalam proses produksinya Kelompok Tenun Ikat

Tobani masih menggunakan cara tradisional. Jumlah produksi kain tenun

ikat yang dapat dihasilkan oleh Kelompok Tenun Ikat Tobani dalam sebulan

dapat menghasilkan 10 (Sepuluh) buah Selendang, 5 (Lima) buah Sarung,

dan 5 (Lima) buah Selimut. Cara Kelompok Tenun Ikat Tobani dalam

memasarkan produknya yaitu dengan menunggu di rumah lalu wisatawan

datang untuk melihat produk hasil Kelompok Tenun Tobani, sedangkan

sebelumnya tepatnya dua tahun lalu (2021) mereka memasarkan produknya

dengan menjual di pasar terdekat. Kurangnya perhatian pemerintah setempat

untuk memberikan penyuluhan mengenai cara berpromosi secara efektif

menjadi permasalahan tersendiri sehingga penjualan produk kain tenun ikat

kelompok tenun ikat tobani tidak efektif dan maksimal.

41
4.1.2 Visi dan Misi Kelompok Tenun Ikat Tobani

a. Visi

Berkeinginan untuk mengembangkan tenun tradisional, hasil karya

yang di buat oleh kelompok tenun ikat tobani, serta berkeinginan untuk

mempelajari bagaimana cara mempromosikan produk tenun ikat dengan

efektif dan efisien agar dapat menggapai konsumen yang lebih luas lagi

sehingga pendapatan kelompok tenun ikat tobani bisa lebih tinggi dan dapat

berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan masyarakat desa setempat.

b. Misi

 Meningkatkan kesadaran dan kecintaan masyarakat terhadapt

kain tenun motif NTT.

 Mendorong potensi promosi kelompok tenun ikat tobani.

 Menerapkan strategi promosi secara benar agar penjualan produk

dapat efektif dan efisien.

 Meningkatkan kualitas produksi sehingga penjualan semakin

meningkat.

 Penerapan strategi promosi yang benar sehingga dapat

meningkatkan pendapatan masyarakat.

42
4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Strategi Promosi Produk Tenun Ikat Dalam Upaya Peningkatan

Pendapatan Masyarakat Pada Kelompok Tenun Ikat Tobani, desa Nekmese,

Fatuulan

Kegiatan promosi bisnis merupakan bagian dari strategi pemasaran yang

sangat dibutuhkan sebuah usaha, baik usaha kecil maupun usaha yang telah

berkembang besar. Strategi promosi yang dilakukan pelaku bisnis adalah kegiatan

pendukung strategi pemasaran yang sengaja dilakukan untuk memperkenalkan

suatu brand ataupun produk tertentu kepada para konsumen. Terdapat 3 indikator

promosi menurut Kotler & Keller (2016) yaitu pesan promosi, media promosi,

dan waktu promosi.

Peneliti telah selesai melakukan penelitian di Kelompok Tenun Ikat Tobani

dengan menggunakan metode wawancara terhadap informan, serta melakukan

dokumentasi terkait proses dan penjualan tenun ikat di Kelompok Tenun Ikat

Tobani, maka hasil penelitian dapat dipaparkan sebagai berikut:

1. Pesan Promosi

Pesan promosi merupakan cara sebuah perusahaan memberikan atau

mengirim pesan kepada konsumen guna mempromosikan atau mengiklankan

bisnis sebuah perusahaan. Dapat dilakukan dengan menunjukkan kualitas suatu

produk, menawarkan jenis – jenis produk yang beragam, dan keunikan

tersendiri dari suatu produk. Pesan promosi merupakan cara ampuh untuk

43
menarik target pasar atau konsumen untuk melirik produk atau jasa suatu

perusahaan.

Peneliti melakukan wawancara untuk mengetahui pesan promosi yang

direncakan yang dalam kaitannya dengan Strategi Promosi Produk Tenun Ikat

Tobani. Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu anggota

kelompok tenun ikat tobani (Marci Selan, 27 Mei 2023) mengatakan bahwa:

“Belum, kami belum melakukan pesan promosi karena keterbatasan


kami yang tinggal di desa. Kami orang desa belum paham apa itu
pesan promosi. Yang kami lakukan untuk menjual produk tenun ikat
hanya dengan pergi menjual kain tenun di pasar terdekat di desa
seminggu sekali, kemudian belakangan ini pun kami juga sudah jarang
menjual di pasar, namun kami hanya menjualnya dari tempat kami
dengan digantungkan di pinggir jalan lalu menunggu kemudian apabila
ada wisatawan yang melintas dan tertarik terhadap kain tenun”.
Berdasarkan hasil wawancara tersebut, dapat diketahui bahwa kelompok

tenun ikat tobani belum melaukan strategi promosi yaitu pesan promosi karena

belum paham apa itu pesan promosi dan bagaimana melakukan promosi yang

baik. Namun salah satu anggota Kelompok Tenun Ikat Tobani mengatakan

bahwa keinginannya untuk mengetahui bagaimana melakukan strategi promosi

yang baik dan benar, hal ini dinayatakan melalui wawancara oleh anggota

kelompok (Marci Selan, 27 mei 2023):

“sebenarnya kami ingin mempelajari bagaimana melakukan promosi


yang benar agar dapat meningkatkan pendapatan kelompot tenun ikat
tobani, sempat adanya informasi bahwa pemerintah daerah akan
mengadakan sosialisasi mengenai bagaimana cara melakukan
pemasaran yang benar namun belum adanya informasi terbaru dan
tindak lanjut”.

44
2. Media Promosi

Media promosi merupakan segala bentuk alat, media, atau aktivitas yang

digunakan untuk memrpomosikan serta mengkomunikasikan isi pesan terkait

produk. Atau dapat dipahami juga bahwa media promosi merupakan media

yang gunakan untuk memperkenalkan produk kepada target konsumen.

Peneliti melakukan wawancara untuk mengetahui media promosi apa

yang digunakan Kelompok Tenun Ikat Tobani dalam mempromosikan produk

tenun ikatnya. Berdasarkan hasil wawancara dengan anggota Kelompok Tenun

Ikat Tobani (Marci Selan, 27 mei 2023) yang mengatakan bahwa:

“Mengenai media promosi yang digunakan dalam memasarkan


produk tenun ikat, kami hanya menjual kain tenun ke pasar terdekat
pada hari mingu, ada pula kami hanya menggantukan kain tenuk di
depan rumah lalu menunggu pembeli yang datang dan menanyakan
harga kain tersebut. Mengenai mempromosikan kain tenun melalui
media sosial belum pernah kami coba karena kurang paham dalam
menggunakan alat digital seperti hanphone. Kami pun juga jarang
menggunakan hanphone, menggunakan handphone pun hanya sebatas
digunakan untuk menelepon”.
Media promosi yang dilakukan Kelompok Tenun Ikat Tobani masih

sebatas pergi menjual produk tenun ikat ke pasar tradisional dan terkadang

hanya dengan memajangkan produk di depan rumah menunggu orang lewat

untuk membeli, sedangkan di zaman modern seperti ini media promosi yang

dapat dilakukan oleh Kelompok Tenun Ikat Tobani yaitu dengan

memanfaatkan teknologi digital seperti melakukan promosi produk melalui

media sosial seperti Facebook, Instagram, Tiktok, Pinterest, Twitter, dan lain

sebagainya ataupun melalui media e-commerce terkenal seperti Tokopedia dan

Shopee. Akibat dari kurangnya pemahaman dalam memanfaatkan media digital

membuat pendapatan Kelompok Tenun Ikat Tobani tergolong rendah, apabila

45
dapat memanfaatkan era digital maka dapat dengan mudah menjangkau

konsumen di dalam negeri maupun luar negeri.

3. Waktu Promosi

Waktu promosi memanfaatkan pesan yang tepat dan disaat yang tepat.

Walaupun sulit secara spontan, namun adapula beberapa kampanye yang di

rencanakan berminggu minggu sebelumnya. Waktu promosi menggunakan

pengalaman offline, terutama di acara TV dan acara olahraga untuk memicu

interaksi online. Waktu promosi merupakan bagaimana dapat menemukan

waktu yang tepat untuk menyampaikan pesan yang tepat.

Peneliti melakukan wawancara untuk mengetahui waktu promosi yang


dimanfaatkan oleh Kelompok Tenuk Ikat Tobani. Berdasarkan hasil
wawancara dengan anggota Kelompok Tenun Ikat Tobani (Marci Selan, 23
mei 2023) yang mengatakan bahwa:
“Kami tidak mengerti mengenai kapan waktu promosi yang tepat
untuk dilakukan, yang kami lakukan dalam melakukan penjualan kain
tenun hanyalah pergi ke pasar desa di pagi hari tepatnya pukul 05.00
Wita dan pulang pada pukul 15.00 Wita. Kami belum dapat
memanfaatkan waktu promosi karena keterbatasan edukasi yang kami
dapat sehingga penjualan yang dilakukan hanya secara konvensional
dan seadanya”.
Berdasarkan pernyataan yang diberikan oleh anggota Kelompok

Tenun Ikat terkait waktu promosi maka dapat di ketahui bahwa Kelompok

Tenun Ikat Tobani tidak memanfaatkan waktu promosi karena kurangnya

edukasi serta kurangnya pemahaman terhadap promosi yang baik sehingga

tidak memanfaatkan waktu promosi, kemudian penjualan yang dilakukan

seadanya saja.

46
4. Pendapatan Kotor

Menurut Usman (2016), pendapatan kotor merupakan hasil dari

penjualan barang dagangan atau jumlah omset penjualan.

Berdasarkan dari hasil wawancara terhadap anggota kelompok tenun ikat

tobani (Marci Selan 23 Mei 2023), hasil dari penjualan kain tenun sebagai

berikut:

“Kami mempunyai 3 produk tenun, yang pertama Selendang yang


dijual seharga Rp. 50.000, Sarung seharga Rp. 300.000, serta Selimut
seharga Rp. 400.000. Hasil yang dapat kami peroleh dari penjualan
dalam sebulan Rp. 300.000 – Rp. 450.000”.
Seperti yang telah di paparkan oleh anggota Kelompok Tenun Ikat

Tobani bahwa penjualam 3 produk tenun dapat menghasilkan Rp. 300.000 –

Rp. 450.000 dalam sebulan. Penghasilan dari pendapatan ini belum dikurangi

biaya pajak, biaya anggota kelompok, dan lain – lain.

5. Pendapatan Bersih

Menurut Usman (2016), pendapatan bersih merupakan penerimaan hasil

penjualan dikurangi pembelian bahan, biaya transportasi, retribusi, dan biaya

makan atau pendapatan total dimana total dari penerimaan (revenue) dikurangi

total biaya (cost). Besarnya pendapatan kotor ini akan berpengaruh langsung

dengan pendapatan bersih perhari.

Berdasarkan dari hasil wawancara terhadap anggota Kelompok Tenun

Ikat Tobani (Marci Selan, 23 mei 2023):

“Kalau kami ntuk bahan pembuatan kain tenun kami membeli benang
di pasar oinlasi, lalu penggunaan transportasi berupa ojek ataupun
pickup untuk mengantarkan anggota Kelompok Tenun Ikat Tobani

47
menjualkan produk tenun di pasar oinlasi dengan harga Rp 50.000
untuk ojek dan kadang Rp 35.000 – Rp 45.000 untuk pickup”.
4.2.2 Analisis SWOT untuk Menentukan Strategi Promosi Produk Tenun

Ikat Dalam Upaya Peningkatan Pendapatan pada Kelompok Tenun Ikat

Tobani, Desa Nekmese, Fatuulan.

Analisis dilakukan untuk mengetahui faktor internal dan faktor eksternal

pada Kelompok Tenun Ikat Tobani Desa Nekmese, berdasarkan indikator promosi

yaitu Pesan Promosi, Media Promosi, dan Waktu Promosi serta hasil observasi

dan wawancara dengan salah satu anggota Kelompok Tenun Ikat (Marci Selan).

a. Analisis Lingkungan Internal

a) Kekuatan (Strength)

Kekuatan yang dimiliki oleh Kelompok Tenun Ikat Tobani, Desa Nekmese,

Fatuulan, Kab. TTS antara lain:

1) Memiliki keunikan motif tersendiri. Kelompok Tenun Ikat Tobani

memiliki keunikan kain tersendiri dibandingkan yang lain sehingga

menjadi keunggulan tersendiri.

2) Lokasi yang berada dekat dengan tempat wisata. Lokasi Kelompok

Tenun Ikat Tobani berada dekat dengan tempat wisata Fatuulan (desa

diatas awan), hal ini menjadi keuntungan bagi kelompok tenun ikat tobani

karena pengunjung yang berkunjung ke Fatuulan akan melewati kelompok

tenun ikat tobani.

3) Keinginan untuk mempelajari promosi secara digital. Keinginan yang

besar kelompok tenun ikat tobani untuk memajukan kelompok tenunnya

48
sehingga adanya keinginan untuk belajar dan memahami bagaimana

pemanfaatan media sosial untuk memasarkan produknya secara digital.

4) Kualitas kain tenun yang baik. Memiliki kualitas produk kain tenun

yang baik menjadi kelebihan tersendiri untuk Kelompok Tenun Ikat

Tobani.

b) Kelemahan (Weakness)

Kelemahan yang dimiliki Kelompok Tenun Ikat Tobani Desa Nekmese

antara lain:

1) Rendahnya sumber daya manusia yang paham mengenai teknologi di

era digitalisasi. Rendahnya pengetahuan mengenai teknologi sehingga

Kelompok Tenun Ikat Tobani belum bisa memanfaatkan promosi melalui

media sosial.

2) Proses produksi kain tenun yang masih manual. Dalam memproduksi

kain tenun, Kelompok Tenun Ikat Tobani masih dilakukan secara

konvensional atau tradisional.

3) Kurangnya bimbingan pemerintah. Kurangnya perhatian pemerintah

berupa sosialisasi mengenai bagaimana melakukan promosi yang baik dan

benar terhadap Kelompok Tenun Ikat Tobani Desa Nekmese.

4) Lokasi yang kurang strategis. Tempat yang Strategis dapat menambah

minat konsumen. Tetapi lokasi kelompok tenun ikat tobani yang berada di

desa Nekmese, Fatuulan berada jauh dari perkotaan, perjalanan menuju

49
desa Nekmese memakan waktu selama 2,5 (dua setengah) jam belum lagi

harus melintasi jalanan yang rusak dan esktrim.

b. Analisis Lingkungan Eksternal

a) Peluang (Opportunity)

Peluang yang dimiliki Kelompok Tenun Ikat Tobani Desa Nekmese

Fatuulan, Kab. TTS antara lain:

1) Melakukan promosi secara digital. Kelompok Tenun Ikat Tobani masih

menggunakan metode pemasaran secara konvensional di era digitalisasi,

dengan melakukan promosi melalui media sosial maupun e – commerce

dapat menjadi peluang bagi kelompok tenun ikat tobani.

2) Penyuluhan dan pendampingan pemerintah. Dengan adanya kegiatan

penyuluhan yang diadakan oleh pemerintah, dapat meningkatkan

pemahaman dalam berpromosi bagi kelompok tenun ikat tobani.

3) Perkembangan teknologi yang semakin canggih. Dengan perkembangan

teknologi yang semakin canggih sehingga kelompok tenun ikat tobani

dapat melakuan prosen pembuatan kain tenun dengan menggunakan alat

sehingga waktu pengerjaan lebih cepat disbandingkan pengerjaan secara

manual.

4) Memanfaatkan peran media sosial. Di zaman serba modern, kelompok

tenun ikat tobani dapat memanfaatkan media sosial seperti Facebook,

Tiktok, Instagram dan Twitter sebagai media untuk melaukan promosi

50
b) Ancaman (Threat)

Ancaman yang dimiliki Kelompok Tenun Ikat Tobani Desa Nekmese

Fatuulan, Kab. TTS antara lain:

1) Meningkatnya biaya produksi seperti biaya benang, tali rafia dan

pewarna. Dengan meningkatnya harga bahan baku maka akan

mempengaruhi harga jual oleh setiap supplier.

2) Munculnya pesaing. Munculnya usaha sejenis atau pesaing baru dapat

menjadi ancaman bagi Kelompok Tenun Ikat Tobani desa Nekmese,

dengan adanya pesaing baru dapat mempengaruhi konsumen dimana ia

akan berbelanja.

3) Pesaing yang menetapkan harga relatif lebih rendah. Dapat menjadi

ancaman bagi Kelompok Tenun Ikat Tobani karena hal ini dapat menarik

konsumen untuk membeli di tempat yang menetapkan harga lebih murah.

4) Pesaing yang sudah menerapkan promosi secara digital. Pesaing yang

telah memasarkan produk tenun secara digital sementara kelompok tenun

ikat tobani yang masih memasarkan produk secara tradisional.

c. Matriks IFAS Kelompok Tenun Ikat Tobani Desa Nekmese Fatuulan,

Kab. TTS.

Matriks IFAS digunakan untuk mengetahui seberapa besar peranan dari

faktor-faktor internal yang terdapat pada perusahaan. Matriks IFAS menunjukkan

kondisi internal perusahaan berupa kekuatan dan kelemahan. Rating dan bobot

dihasilkan melalui penilaian prioritas dari hasil wawancara dan observasi.

51
Faktor strategi dan hasil penilaian bobot dan rating dari faktor internal

Kelompok Tenun Ikat Tobani desa Nekmese Fatuulan, Kab. TTS dijelaskan pada

table berikut:

Tabel 4.1 Matriks IFAS

Faktor Internal Bobot Rating Skor

Bobot

Kekuatan

1. Memiliki Keunikan Motif Tersendiri 0,10 4 0,40

2. Lokasi yang berada dekat dengan tempat wisata 0,08 4 0,32

3. Keinginan untuk mempelajari promosi secara digital 0,11 4 0,44

4. Kualitas kain tenun yang lebih baik 0.09 4 0,36

Total Skor Kekuatan 0,38 1,52

Kelemahan

1. Rendahnya sumber daya manusia yang paham mengenai 0,06 3 0,18

teknologi di era digitalisasi

2. Proses produksi kain tenun yang masih manual 0,05 3 0,15

3. Kurangnya bimbingan pemerintah 0,09 3 0,27

4. Lokasi yang kurang strategis 0,08 3 0,24

Total Skor Kelemahan 0,34 0,84

Total IFAS 1,00 3,22

Sumber: Data diolah 2023

Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat hasil perhitungan Matriks IFAS

memperoleh skor total faktor internal sebesar 3,22. Hal ini mengidentifikasi

bahwa Kelompok Tenun Ikat Tobani Desa Nekmese Fatuulan memiliki lebih

52
besar faktor kekuatan dibandingkan faktor kelemahan. Hasil skor matriks IFAS

untuk faktor kekuatan sebesar 1,52, sedangkan faktor kelemahan sebesar 0,84.

Nilai skor kekuatan yang lebih besar dibandingkan kelemahan menunjukkan

bahwa Kelompok Tenun Ikat Tobani Desa Nekmese Fatuulan memiliki dominasi

kekuatan pada faktor internal daripada kelemahan.

d. Matriks EFAS Kelompok Tenun Ikat Tobani desa Nekmese Fatuulan,

Kab. TTS.

Matriks EFAS digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh

dari faktor-faktor internal yang terdapat pada perusahaan. Matriks EFAS

menggambarkan kondisi peluang dan ancaman. Rating dan bobot dihasilkan

melalui penilaian prioritas dari hasil wawancara dan observasi.

Faktor strategi dan hasil penilaian bobot dan rating dari faktor internal

Kelompok Tenun Ikat Tobani dijelaskan pada tabel berikut:

Tabel 4.2 Matriks EFAS

Faktor Eksternal Bobot Rating Skor

Peluang

1. Melakukan promosi secara digital 0,13 4 0,48

2. Penyuluhan dan pendampingan pemerintah 0,09 3 0,52

3. Perkembangan teknologi yang semakin canggih 0,10 4 0,40

4. Memanfaatkan peran media sosial 0,08 4 0,44

Total Skor Peluang 0,40 2,08

53
Ancaman

1. Meningkatnya biaya produksi seperti biaya benang, tali 0,10 4 0,40

rafia dan pewarna.

2. Munculnya pesaing 0,07 4 0,28

3. Pesaing yang sudah menerapkan promosi secara digital 0,11 4 0,44

4. Pesaing yang menetapkan harga relatif lebih rendah 0,08 4 0,32

Total Skor Ancaman 0,24 1,44

Total EFAS 1,00 4,96

Sumber: Data diolah 2023

Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat hasil perhitungan matriks EFAS

memperoleh skor total faktor eksternal sebesar 4,96. Hal ini mengidentifikasi

bahwa Kelompok Tenun Ikat Tobani Desa Nekmese Fatuulan memiliki lebih

besar faktor peluang dibandingkan faktor ancaman. Hasil skor matriks EFAS

untuk faktor peluang sebesar 2,08, sedangkan faktor ancaman sebesar 1,44. Nilai

skor peluang yang lebih besar dibandingkan ancaman ini menunjukkan bahwa

Kelompok Tenun Ikat Tobani Desa Nekmese Fatuulan merespon peluang yang

ada dengan baik dan menghindari ancaman - ancaman yang datang dari pesaing

baru.

e. Diagram SWOT

Dari hasil analisis perbandingan antara faktor internal (kekuatan,

kelemahan) dan faktor eksternal (peluang, ancaman) diperoleh hasil sebagai

berikut:

54
Kekuatan (Strength) = 1,52, Kelemahan (Weakness) = 0,84, Peluang

(Opportunity) = 2,08, Ancaman (Threat) = 1,44

Adapun hasil selisih dari analisis faktor diatas yaitu:

Selisih Kekuatan – Kelemahan (1,52 – 0,84) = 0,68

Selisih Peluang – Ancaman (2,08 – 0,88) = 1,20

Gambar 4.2 Diagram SWOT

Hasil analisis menunujukkan bahwa posisi Kuadran I adalah posisi yang

yang sesuai dengan kondisi yang terdapat pada Kelompok Tenun Ikat Tobani,

strategi yang direkomendasikan adalah strategi agresif. Hal ini menunjukkan

bahwa Kelompok Tenun Ikat Tobani memiliki kekuatan internal yang dapat

dimanfaatkan untuk merebut peluang yang ada, sehingga dengan keunikan

motif tersendiri dan keinginan untuk mempelajari promosi secara digital dapat

mendorong perkembangan Kelompok Tenun Ikat Tobani. Menurut Rangkuti

55
(2013) berada pada posisi kuadaran I merupakan situasi yang sangat

menguntungkan. Perusahaan memiliki kekuatan dan banyak peluang yang ada,

strategi yang sebaiknya digunakan dalam kondisi ini adalah mendukung

kebijakan pertumbuhan agresif.

f. Matrix SWOT pada Kelompok Tenun Ikat Tobani Desa Nekmese

Fatuulan.

Berdasarkan indetifikasi diatas, maka strategi dilakukan lebih lanjut dengan

menggunakan Matriks SWOT yang memasukan indikator IFAS dan EFAS yaitu

sebagai berikut:

Tabel 4.3

Matrix SWOT

Strenght (kekuatan) Weakness (kelemahan)


1. Memiliki Keunikan 1. Rendahnya sumber
Motif Tersendiri . daya manusia yang
IFAS 2. Lokasi yang berada paham mengenai
dekat dengan tempat teknologi di era
wisata digitalisasi
3. Keinginan untuk 2. Proses produksi kain
mempelajari promosi tenun yang masih
secara digital manual
EFAS 4. Kualitas kain tenun 3. Kurangnya bimbingan
yang lebih baik pemerintah
4. Lokasi yang kurang
strategis

Opportunity (Peluang) Strategi (SO) Strategi (WO)


1. Melakukan promosi 1. Pengoptimalan promosi 1. Pelatihan manajemen
secara digital produk dengan cara kepada Kelompok
2. Penyuluhan dan memasarkan produk Tenun Ikat yang
pendampingan secara digital. dilakukan secara
pemerintah 2. Bimbingan secara berkelanjutan agar
3. Perkembangan langsung dari perusahaan
teknologi yang pemerintah dalam berkembang
semakin canggih pengarahan cara 2. Meng-upgrade alat
4. Memanfaatkan peran

56
media sosial promosi produk produksi dengan
3. Pengoptimalan menggunakan mesin
penjualan produk 3. Diperlukannya
dengan campur tangan
mempromosikan pemerintah sehingga
melalui media sosial lebih terarah.
4. Memanfaatkan 4. Akses menuju desa
perkembangan zaman Nekmese yang
yang semakin canggih melewati jalan rusak..

Threat (Ancaman) Strategi (ST) Strategi (WT)


1. Meningkatnya 1. Menyusun anggaran 1. Mempelajari
biaya produksi produksi sebagai alat bagaimana cara
seperti biaya pengendalian jika promosi melalui
benang, tali rafia terjadi kenaikan biaya. media sosial dengan
dan pewarna. 2. Menjaga kepuasan dukungan
2. Munculnya konsumen, dengan cara pemerintah tentunya.
pesaing meningkatkan 2. Melakukan promosi
3. Pesaing yang pelayanan, kualitas, secara digital
sudah promosi dan inovasi. bertujuan agar
menerapkan 3. Beradaptasi dengan pesaing tidak
promosi secara zaman dan teknologi, menjadi ancaman.
digital salah satunya dengan 3. Perlunya dukungan
4. Pesaing yang memanfaatkan promosi pemerintah dalam
menetapkan harga digital mendukung
relatif lebih 4. Menjaga harga relatif perkembangan
rendah stabil dan Kelompok Tenun
mempertahankan Tobani
kualitas produk 4. Perbaikan jalan
menuju desa
sehingga
memudahkan akses.
Sumber: Data diolah, 2023

4.3.3 Pembahasan

Berdasarkan dari hasil wawancara dengan anggota Kelompok Tenun Ikat

Tobani Desa Nekmese Fatuulan, Kab. TTS. Untuk menjawab rumusan masalah

yaitu mengenai strategi promosi produk yang dilakukan oleh Kelompok Tenun

Ikat Desa Nekmese Fatuulan Kab. TTS. Menurut Kotler dan Keller (2016),

strategi promosi dapat dilakukan melalui 3 indikator promosi yaitu Pesan

promosi, Media Promosi, dan Waktu promosi.

57
1. Pesan Promosi yang disampaikan.

Dari hasil penelitian terhadap indikator pesan promosi yang

dilakukan/disampaikan, peneliti dapatkan bahwa kelompok tenun ikat tobani

belum dapat melakukan pesan promosi, kurangnya pemahaman dalam

mempromosikan produk melalui pesan promosi. Hal ini terjadi karena

kurangnya edukasi mengenai marketing secara digital sehingga kelompok

tenun ikat tobani desa Nekmese masih tertinggal dalam melakukan pemasaran

produk kain tenun secara digital. Salah satu anggota kelompok tenun ikat

tobani (Marci Selan) mengungkapkan bahwa keinginan mereka untuk

berkembang, namun kurangnya sarana edukasi dan dukungan pemerintah

membuat kelompok tenun ikat tobani harus tertinggal.

Menurut Kotler dan Keller (2016) Pesan promosi merupakan tolsk

ukur seberapa baik pesan disampaikan kepada konsumen.

2. Media Promosi yang dimanfaatkan.

Dari hasil penelitian terhadap indikator media promosi, peneliti

dapatkan bahwa Kelompok Tenun Ikat Tobani Desa Nekmese Fatuulan Kab.

TTS hanya melakukan aktifitas pemasaran dengan cara tradisional atau

konvensional dengan menjual di pasar oinlasi. Hal ini dapat disimpulkan

bahwa kelompok tenun ikat tobani belum memanfaatkan media promosi

dalam memasarkan ataupun mempromosikan produk kain tenun.

Media promosi merupakan salah satu hal yang dapat dimanfaatkan

suatu perusahaan dalam melakukan promosi, dengan memanfaatkan media

promosi, pesan promosi yang ingin disampaikan perusahaan menjadi lebih

58
mudah dan dengan pemanfaatan media promosi seperti media sosial dapat

menjangkau pasar yang lebih luas.

3. Waktu Promosi.

Dari hasil penelitian terhadap indikator waktu promosi, peneliti

dapatkan bahwa Kelompok Tenun Ikat Tobani Desa Nekmese memasarkan

produk kain tenun sekali dalam seminggu pada hari minggu dipasarkan di

pasar oinlasi. Kelompok Tenun Ikat Tobani belum memahami bagaimana

melakukan perencanaan waktu promosi yang tepat dalam menarik konsumen.

Waktu promosi merupakan hal yang penting untuk dilakukan

sebuah perusahaan dalam mempromosikan produk, dengan mengetahui kapan

dan berapa lama waktu yang dibutuhkan agar pesan promosi sampai kepada

para konsumen melalui media promosi sehingga perusahaan dapat melakukan

perencanaan waktu promosi yang tepat serta efektif.

Menurut penulis, Kelompok Tenun Ikat Tobani penting untuk

memahami 3 indikator strategi promosi agar dapat melaksanakan kegiatan

promosi secara efektif. Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan kepada

kelompok tenun ikat tobani, mereka mempunyai peluang yang

menguntungkan untuk dapat melakukan strategi promosi secara digital.

Dimulai dari jaringan, meskipun desa Nekmese berada jauh dari kota namun

jaringan di desa Nekmese tergolong bagus dan dapat diandalkan, kedua

beberapa anggota kelompok tenun ikat tobani sudah menggunakan

smartphone sebagai alat komunikasi, Ibu Marci selan dan ketua kelompok

tenun ikat tobani Nelci Lasa sudah paham bagaimana menggunakan

59
smartphone untuk kebutuhan komunikasi mereka sehingga penulis melihat

hal tersebut dapat menjadi sebuah peluang bagi kelompok tenun ikat tobani.

Mungkin terdengar aneh bila sudah menggunakan smartphone namun belum

memahami serta tahu bagaimana cara melakukan promosi dengan benar, hal

ini karena smartphone yang digunakan oleh mereka hanya digunakan untuk

melakukan komunikasi dengan kerabat maupun saudara jauh.

4.3.4 Analisis SWOT

Untuk memperkuat hasil wawancara dengan informasi kunci, peniliti juga

menggunakan analisis SWOT. Analisis ini digunakan untuk mengetahui kekuatan,

kelemahan, peluang dan ancaman yang terdapat pada Kelompok Tenun Ikat

Tobani Desa Nekmese Fatuulan, Kab. TTS. Menurut Rusmawati (2017)

menjelaskan bahwa, “Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara

sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada

logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang

(Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan

(Weakness) dan ancaman (Threats)”.

Berdasarkan analisis faktor internal dan eksternal seperti yang telah

dijelaskan, dapat diketahui bahwa empat strategi yang terangkum dalam matriks

SWOT dan menjadi pertimbangan oleh Kelompok Tenun Ikat Tobani Desa

Nekmese Fatuulan untuk diterapkan. Strategi tersebut adalah strategi strenght

opportunity (SO), strenght threats (ST), weakness opportunity (WO) dan strategi

weakness threats (WT). Berdasarkan keterangan pada tabel matriks SWOT

60
diketahui strategi matriks yang tepat untuk dilaksanakan oleh Kelompok Tenun

Ikat Tobani Desa Nekmese khususnya.

1. Strategi Strength Opportunity (SO)

Berikut ini rekomendasi strategi yang dapat menjadi pertimbangan untuk

diterapkan oleh Kelompok Tenun Ikat Tobani Desa Nekmese Fatuulan Kab.

TTS.

a. Pengoptimalan promosi produk dengan cara memasarkan produk secara

digital. Diharapkan Kelompok Tenun Ikat Tobani dapat memanfaatkan

kemajuan teknologi dengan melakukan produk kain tenun secara digital

sehingga lebih berkembang.

b. Bimbingan secara langsung dari pemerintah dalam pengarahan cara

promosi produk. Perlunya campur tangan pemerintah dalam membantu

mengedukasi serta memajukan Kelompok Tenun Ikat Tobani Desa

Nekmese Fatuulan Kab. TTS. Diharapkan dengan mengadakan pelatihan –

pelatihan pemasaran dan promosi produk agar membantu perkembangan

Kelompok Tenun Ikat Tobani Desa Nekmese.

c. Memanfaatkan perkembangan zaman yang semakin canggih. Pada era

digitalisasi saat ini diperlukannya adaptasi sebuah perusahaan atau

organisasi agar tidak tertinggal. Diharapakan Kelompok Tenun Ikat Tobani

dapat memanfaatkan peran digitalisasi dalam mempromosikan produk kain

tenun nya, dengan pemanfaatan promosi secara digital dapat menjangkau

konsumen lebih luas sehingga berpotensi meningkatkan pendapatan

61
masyarakat sekitar.

d. Dengan mengoptimalkan promosi produk dapat meningkatkan pendapatan

yang berdampak pada meningkatnya pendapatan masyarakat. Diharapkan

dengan melakukan promosi yang baik dan benar serta efektif, dapat

meningkatkan pendapatan kelompok tenun ikat tobani sehingga

meningkatkan pendapatan masyarakat setempat.

2. Strategi Strength Threats (ST)

Berikut strategi yang dapat menjadi pertimbangan Kelompok Tenun Ikat

Tobani Desa Nekmese Fatuulan Kab. TTS untuk diterapkan.

a. Menyusun anggaran produksi sebagai alat pengendalian jika terjadi

kenaikan biaya. Dengan adanya perencanaan anggaran biaya produksi

diharapkan Kelompok Tenun Ikat Tobani Desa Nekmese dapat

melaksanakan kegiatan sesuai yang di rencanakan.

b. Menjaga kepuasan konsumen dengan meningkatkan pelayanan, kualitas,

promosi, dan inovasi. Yaitu dengan selalu menjaga kualitas produk

menjaga kualitas pelayanan kepada konsumen, promosi yang tepat sasaran

serta terus berinovasi dalam produknya.

c. Beradaptasi dengan zaman dan teknologi, salah satunya dengan

memanfaatkan promosi secara digital. Kemampuan untuk bersaing dengan

memanfaatkan kemajuan zaman dengan memaksimalkan potensi promosi

melalui digital.

d. Menjaga harga relatif stabil dan mempertahankan kualitas produk. Tetap

menjaga harga relatif stabil dan mampu mempertahankan kualitas produk.

62
3. Strategi Weakness Opportunity (WO)

Berikut strategi yang dapat menjadi pertimbangan Kelompok Tenun Ikat

Tobani Desa Nekmese Fatuulan Kab. TTS untuk diterapkan.

a. Pelatihan manajemen kepada Kelompok Tenun Ikat Tobani Desa

Nekmese yang dilakukan secara berkelanjutan agar

perusahaan/organisasi berkembang. Dengan adanya pelatihan

manajemen diharapkan agar Kelompok Tenun Ikat Tobani lebih baik

lagi dalam mengelola Kelompok Tenun Ikat.

b. Meng – upgrade alat produksi dengan menggunakan mesin. Dengan

produksi menggunakan mesin, waktu proses produksi lebih singkat

sehingga proses produksi tidak memakan waktu yang lama.

c. Diperlukannya campur tangan pemerintah sehingga lebih terarah.

Dengan adanya dukungan dari pemerintah diharapkan agar dapat

membimbing derta mengarahkan agar lebih berkembang.

d. Akses menuju desa Nekmese yang melewati jalan rusak. Diharapkan

perhatian pemerintah untuk memperbaiki jalanan rusak menuju desa

Nekmese sehingga akses yang dilalui lebih bersahabat.

4. Strategi Weakness Threats (WO)

Berikut strategi yang dapat menjadi pertimbangan Kelompok Tenun Ikat

Tobani Desa Nekmese Fatuulan Kab. TTS untuk diterapkan.

a. Mempelajari bagaimana melakukan promosi melalui media social

dengan dukungan pemerintah. Diharapkan dukungan penuh pemerintah

dalam mengedukasi dan pengarahan agar lebih berkembang.

63
b. Melakukan promosi secara digital dengan tujuan agar pesaing tidak

menjadi ancaman. Menerapkan promosi secara digital dapat menjadi

keuntungan sehingga promosi yang dilakukan lebih efektif dari pesaing.

c. Perlunya dukungan pemerintah dalam mendukung perkembangan

Kelompok Tenun Tobani. Diharapkan dukungan penuh pemerintah

dalam membantu mengembangkan Kelompok Tenun Ikat Tobani.

d. Perbaikan jalan menuju desa sehingga memudahkan akses. Diharapkan

perhatian pemerintah agar melaksanakan perbaikan akses menuju desa

Nekmese.

64
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan sebelumnya

maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa

Kelompok Tenun Ikat Tobani Desa Nekmese sudah melakukan pemasaran

produk kain tenun dengan memasarkannya di pasar oinlasi, namun promosi atau

pemasaran yang dilakukan masih tradisional atau konvensional sehingga belum

efektif dalam menarik konsumen sehingga masih perlu pelatihan pemerintah

sehingga Kelompok Tenun Ikat Desa Nekmese lebih berkembang. Dari

pembahasan diatas terkait strategi promosi dari 3 indikator yaitu Pesan promosi,

Media promosi, dan Waktu promosi. Bahwa Kelompok Tenun Ikat Tobani

belum melakukan ketiga indikator tersebut karena belum memahami pesan

promosi, media promosi serta waktu promosi.

2. Berdasarkan hasil analisis SWOT dapat disimpulkan faktor eksternal memiliki

pengaruh yang sama dengan faktor internal. Maka yang harus dilakukan oleh

Kelompok Tenun Ikat Tobani Desa Nekmese Fatuulan Kab. TTS adalah

memanfaatkan kekuatan yang dimiliki dan menangkap setiap peluang yang ada.

Selain itu, berdasarkan analisis data yang dihasilkan pada diagram SWOT dapat

disimpulkan bahwa strategi yang harus diterapkan adalah strategi agresif.

Strategi ini dilakukan dengan cara memanfaatkan kekuatan yang dimiliki dan

menangkap setiap peluang yang ada.

65
5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan, maka saran yang diberikan

oleh penulis bagi beberapa pihak adalah sebagai berikut:

1. Bagi Kelompok Tenun Ikat Tobani Desa Nekmese Fatuulan Kab. TTS

a. Diharapkan agar lebih memahami bagaimana cara melakukan

pemasaran serta promosi yang baik dan benar serta memahami bagaimana

pelaksanaan pesan promosi, media promosi, serta waktu promosi sehingga

dapat menjangkau pasar bukan hanya dari dalam negeri tetapi dari luar

negeri sehingga dapat membantu perkembangn Kelompok Tenun Ikat

Tobani.

b. Harus lebih berpikir tentang strategi dan cepat tanggap dalam melihat

kelemahan dan ancaman yang ada disekitar maupun dimasa yang akan

datang

2. Bagi peneliti selanjutnya agar mengkaji ulang indikator penelitian yaitu Pesan

Promosi, Media Promosi, dan Waktu Promosi yang akan digunakan pada

penelitian selanjutnya karena penelitian ini perlu dikembangkan lebih jauh lagi.

66
DAFTAR PUSTAKA

Arum, C. D., & Hakimah, E. N. (2016, December). Peranan Bauran Promosi Dalam
Usaha Meningkatkan Penjualan pada Kerajinan Tenun Ikat (ATBM) Cap Medali
Mas Kediri. In Seminar Nasional Manajemen, Ekonomi dan Akuntansi (Vol. 1,
No. 1).

Buchari Alma, (2007), Manajamen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, Alfabeta, Bandung.

Buchari Alma, (2011),Manajemen Pemasaran Dan Pemasaran Jasa, Bandung: Penerbit


Alfabeta.

Babang, R. R., & Rinata, A. R. (2019). Strategi Komunikasi Pemasaran Sentra Tenun
Prailiu dalam Meningkatkan Penjualan Kain Tenun Sumba Timur. Jurnal
Komunikasi Nusantara, 1(2), 82-89.

Dolorosa, E., Yusra, A. H. A., & Arisma, F. (2013). Kajian strategi pemasaran kerajinan
tenun ikat Dayak di Desa Ensaid Panjang Kecamatan Kelam Permai Kabupaten
Sintang.

Hodgetts, D. J., & Stolte, O. M. E. (2012). Case-based research in community and social
pychology: Introduction to the special issue. Journal of Community & Applied
Social Psychology, 22, 379–389

Khoiriyah, N., Widodo, J., & Ani, H. M. (2017). Strategi Bauran Pemasaran Kerajinan
Tenun Ikat Pada CV. Silvi Mn Paradila Di Desa Parengan Kecamatan Maduran
Kabupaten Lamongan. JURNAL PENDIDIKAN EKONOMI: Jurnal Ilmiah Ilmu
Pendidikan, Ilmu Ekonomi Dan Ilmu Sosial, 11(1), 91-98.

Kotler dan Keller, Manajemen Pemasaran. Edisi Ketigabelas. Terjemahan. Jakarta:


Erlangga, 2016.

Kotler, P., & Keller, K. L. (2009). Manajemen pemasaran.

Lamb, Hair, dan McDaniel. 2001. Pemasaran. Bukul . Penerjemah David Octarevia.
Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

Lamb, Hair, dan McDaniel.2001. Pemasaran. Buku2. Penerjemah David Octarevia.


Jakarta: Penerbit Salemba Empat

Charles W. Lamb, Joseph F. Hair, Carl McDaniel. 2001. Pemasaran, Edisi pertama.
Salemba Empat. Jakarta

67
Nurcahyani, L. (2018). Strategi Pengembangan Produk Kain Tenun Ikat Sintang. Jurnal
Pendidikan Dan Kebudayaan, 3(1), 56-72.

Nong, Y. 2012. Tenun Ikat NTT, http://yustinusnong.blogspot.com/ 2012/01/tenun- ikat-


ntt.html,
Purnamasari, I., Arifin, S., & Fu'ad, E. N. (2022). Strategi Pemasaran Tenun Ikat Troso
dalam Menghadapi Pemasaran Global Masyarakat Ekonomi Asean
(MEA). Jurnal Rekognisi Manajemen, 6(1), 56-65.

Rangkuti, Freddy. 2001. Analisis SWOT Teknik membedahKasus Bisnis.

Rangkuti, Freddy. 2014. Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta. PT
Gramedia Pustaka Utama

Rangkuti, F. 2013. SWOT–Balanced Scorecard. Gramedia Pustaka Utama

Rangkuti, F. 2017. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis: reorentasi

konsep perencanaan strategis untuk mengahadapi abad 21. Cetakan Ke,14.

Setiawan, B., & Suwarningdyah, R. N. (2014). Strategi pengembangan tenun ikat kupang
provinsi nusa tenggara timur. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 20(3), 353-
367.

Sholihin, U. (2014). Analisis strategi pemasaran dalam menghadapi persaingan usaha


pada persaingan kain dan sarung tenun ikat cap sinar barokah. Jurnal Cendekia
Vol 12 No 3 Sept 2014, 25.

Sugiyono, D. (2013). Metode penelitian pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif dan


R&D.

Supariyani. 2004. Manajemen Strategi dan Kebijakan Perusahaan. Erlangga. Jakarta.

Tani’i, Y., & Widodo, H. P. (2016). Strategi Komunikasi Pemasaran dalam


Meningkatkan Jumlah Pembeli Kain Tenun Ikat Biboki. JISIP: Jurnal Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik, 5(3).

Fandy Tjiptono, 2008 .Strategi Pemasaran, Edisi III, Yogyakarta : CV. Andi Offset

Moekijat. 2000. Manajemen pemasaran. Bandung : Mandar maju.

Basu, Swasta dan Irawan. 2008. Manajemen Pemasaran Modern.Yogyakarta:Liberty

68
Indriyo Gitosudarmo, 2008, Manajemen Pemasaran, edisi pertama, cetakan keempat,
Penerbit : BPFE – Yogyakarta

69
LAMPIRAN

70
LAMPIRAN I. HASIL WAWANCARA
Nama Informan : Marci Selan
Jabatan : Anggota Kelompok Tenun Ikat Tobani
Waktu Wawancara : 02.00 – 03.45 WITA
Hari Tanggal : Sabtu, 27 Mei 2023
Informasi yang diberikan :

P : Apa saja jenis tenun ikat Tobani yang dihasilkan oleh kelompok tenun
ikat Tobani?
N : Selendang, Sarung, Selimut khas TTS.
P : Berapa lama waktu pengerjaan pada pembuatan tiap jenis tenun ikat
Tobani?
N : Dalam setahun kelompok kami dapat menghasilkan 24 selendang, 10
sarung dan 10 selimut.
P : Siapakah target pasar yang ditentukan oleh kelompok tenun ikat
Tobani?
N : Target kami adalah para wisatawan yang datang ke Fatuulan
P : Apakah ada strategi promosi yang dilakukan dalam mempromosikan
produk kain tenun ikat Tobani?
N : Kami belum memiliki strategi untuk mempromosikan produk kain
tenun kami, kami hanya menjual di pasar Oinlasi dan mengharapkan
kedatangan para wisatawan.
P : Bagaimana metode penjualan yang dilakukan kelompok tenun ikat
Tobani?
N : Kami pergi menjual kain tenun di pasar Oinlasi pada hari minggu,
pada hari biasa kami hanya menunggu kedatangan para wisatawan
untuk menawarkan produk kain tenun ikat kami.
P : Berapa harga dari tiap jenis produk tenun ikat Tobani yang di
produksi?
N : Harga 1 buah selendang seharga Rp. 50.000, 1 buah sarung Rp.
300.000, dan 1 buah selimut Rp. 400.000.
P : Apakah ada kegiatan promosi yang dilakukan?
N : Untuk saat ini kami belum melakukan promosi.

71
72

Anda mungkin juga menyukai