Anda di halaman 1dari 83

PENGARUH HARGA DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP

KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA CAFE MAK REMPONG DI


JAKARTA TIMUR

SKRIPSI

Ditulis Oleh

SITI NURSA ADAH


NIM.191010505220

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PAMULANG

TANGGERANG SELATAN

2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal
skripsi yang merupakan salah satu persyaran untuk menyelesaikan program studi strata
satu (S1) pada program studi Manajemen di Universitas Pamulang.

Penulis menyadari skripsi ini jauh dari kata sempurna. Karena itu, kritik dan
saran akan senantiasa penulis terima dengan senang hati.

Saya menyadari tanpa bantuan, bimbingan, dan dorongan dari berbagai pihak,
dari masa perkuliahan sampai penyusunan skripsi ini, sangatlah sulit bagi saya untuk
menyelesaikan skripsi ini. Pada kesempatan ini saya ingin menghaturkan rasa hormat
dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

Pada kesempatan ini, saya ingin menghaturkan rasa hormat dan terima kasih
sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Dr. (H.C.). Drs. H. Darsono, selaku Ketua Yayasan Sasmita Jaya yang
telah mewujudkan mimpi-mimpi anak bangsa dengan mempelopori adanya
pendidikan dengan biaya terjangkau dan berkualitas.
2. Bapak Dr. Drs. H. E. Nurzaman, AM., M.M., M.Si, selaku Rektor Universitas
Pamulang yang telah berupaya keras menjadikan Universitas Pamulang
semakin berkualitas.
3. Bapak Dr. H. Endang Ruhiyat, S.E., M.M., CSRA, CMA., selaku Dekan
Fakultas Ekonomi Universitas Pamulang yang telah memajukan Fakultas
Ekonomi menjadi semakin baik.
4. Bapak Dr. Ali Maddinsyah, M.M., selaku Ketua Program Studi Manajemen S1
yang senantiasa sabar memberikan pengarahan.

i
5. Ibu Dra. Suharni Rahayu, M.M. selaku dosen pembimbing yang telah sabar dan
bijak membimbing, memberi dukungan, dan membantu penulis dalam
penyelesaian skripsi ini.
6. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Program Studi Manajemen yang telah
memberikan ilmu yang bermanfaat.
7. Bapak dan Ibu jajaran staf Universitas Pamulang, yang telah membantu
memperlancar upaya saya dalam menyelesaikan studi di Universitas Pamulang.
8. Pimpinan dan Karyawan Cafe Mak Rempong yang telah memberi kesempatan
kepada saya untuk melakukan penelitian disana.
9. Seluruh sahabat saya yang selalu memberi support selama perkuliahan dan
dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari yang
diharapkan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun. Penulis berharap Skripsi ini dapat berguna bagi pembaca dan dunia ilmu
pengetahuan.

Tanggerang Selatan, 29 Oktober 2022

Penulis,

SITI NURSA ADAH


NIM.191010505220

ii
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR .................................................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................................... iii

DAFTAR TABEL ....................................................................................................... v

DAFTAR GAMBAR .................................................................................................. vi

BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ......................................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah .................................................................................. 12

1.3. Tujuan Penelitian ................................................................................... 12

1.4. Manfaat Penelitian ................................................................................. 13

1.5. Sistematika Penulisan ............................ Error! Bookmark not defined.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................ 15

2.1. Landasan Teori ...................................................................................... 15

2.1.1. Manajemen ................................................................................... 15

2.1.2. Manajemen Pemasaran ................................................................ 20

2.1.3. Harga ........................................................................................... 24

2.1.4. Kualitas Produk ............................................................................ 28

2.1.5. Keputusan Pembelian ................................................................... 33

2.2. Penelitian Terdahulu .............................................................................. 36

2.3. Kerangka Berpikir.................................................................................. 42

2.4. Hipotesisi Penelitian .............................................................................. 47

iii
BAB III METODE PENELITIAN .......................................................................... 49

3.1. Jenis Penelitian ...................................................................................... 49

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................ 50

3.3. Operasional Variabel Penelitian ............................................................ 51

3.4. Populasi dan Sampel .............................................................................. 57

3.5. Teknik Pengumpulaan Data ................................................................... 59

3.6. Teknik Analisi Data ............................................................................... 61

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 75

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Daftar Nama Cafe Di Daerah Jakarta Timur ........................................3

Tabel 1.2 Data Penjualan Cafe Mak Rempong .....................................................5

Tabel 1.3 Data Jumlah Konsumen Café Mak Rempong .......................................7

Tabel 1.4 Data Perbandingan Harga Café Mak Rempong Dan MYE Coffe ........8

Tabel 1.5 Data Pra Survey Kualitas Produk Cafe Mak Rempong .......................10

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ...........................................................................37

Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian Skripsi .....................................................52

Tabel 3.2 Operasional Variabel Penelitian ..........................................................54

Tabel 3.3 Skala Likert ........................................................................................60

Tabel 3.4 Skala Interval ......................................................................................61

Tabel 3.5 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi ............................................69

v
DAFTAR GAMBAR

Tabel 2.1 Gambar Kerangka Berpikir ..................................................................48

vi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Persaingan pasar meruapakan sumber dari persaingan pasar yang ingin meraih

pangsa pasar yang besar, Dalam memenangkan persaingan para pelaku usaha perlu

meningkatkan daya saing untuk menarik para pelanggan. salah satu caranya yaitu

memberikan keunggulan kompetitif atau membuat strategi pemasaran yang tepat,

tujuannya yaitu untuk bisa memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan. Perusahaan

akan selalu mencari tahu terkait kemunculan trend pelanggan yang bisa menghadirkan

peluang pasar baru untuk memenangkan persaingan. Salah satu bidang yang memiliki

persaingan pasar yang ketat adalah bisnis kuliner.

Perkembangan bisnis kuliner akhir – akhir ini sangat pesat. Dalam

perkembanganya dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti, demografi, psikologis,

ekonomi serta gaya hidup masyarakat. Persaingan yang ketat dalam bisnis kuliner

ditandai dengan bermunculnya restoran keluarga, warung kaki lima dan kemudian

diikuti oleh peningkatan jumlah cafe. Bisnis kuliner ini dinilai cukup menjanjikan

karena menawarkan produk kebutuhan dasar manusia yaitu makanan. Cafe sendiri

meruapakan tempat minum seperti kopi, teh dan makanan yang memiliki konsep yaitu

menghibur pelangganya dengan musik.

1
Perkembangan jaman saat ini membuat masyaraat cenderung lebih memilih

kesibukan dengan mobilitas tinggi. Pada umumnya mereka lebih sering menghabiskan

waktu diluar rumah, karena alasan kenyamanan yaang membuat mereka sering

mengunjungi tempat-tempat makan untuk bertemu klien dan berkumpul dengan

keluarga, teman atau bersantai ditengah kesibukan mereka. Tempat yang banyak

dipilih yaitu cafe karena bisa memberikan kenyamanan bagi pengunjungnya lewat

fasilitas yang ditawarkan. Para pengunjung yang datang ke cafe akan menghabiskan

waktunya sampai berjam – jam untuk melakukan obrolan santai atau menyelesaikan

tugas atau pekerjaan. Cafe lebih sering dikenal dengan kedai yang menjual minuman

kopi saja akan tetapi menjual beraneka macam makanan dan minuman. Makanan dan

minuman yang ditawarkan sangat beragam dimulai dari aneka dessert, makanan

ringan, makanan utama serta berbagai macam olahan minuman yang sebagian besar

berbahan dasar kopi. Keberadaan cafe sudah sangat diketahui banyak orang dan bisa

ditemui dimana- mana dengan memiliki konsep seperti cafe bergaya klasik, modern

hingga rumahan. Menurut Markteting PT Toffin Indonesia yaitu Ario Fajar

mengatakan bahwa jumlah café di Indonesia dalam tiga tahun terakhir meningkat tiga

kali lipat dari 1.083 outlet di 2016 menjadi 3.000 outlet diakhir tahun 2019. Dari

jumlah itu, mayoritas di kota – kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Medan hingga

Bandung.

Pertumbuhan café di Jakarta semakin tinggi dalam penambahan jumlah

gerainnya yang tersebar di berbagai wilayah yang ada di Jakarta. Hal tersebut didorong

2
oleh gaya hidup orang – orang yang ada dijakarta. Cafe di Jakarta memiliki beberapa

tipe yaitu konsumen dapat makan di tempat dan bisa melakukan pemasanan online.

Cafe juga dapat dibagi segmen pelangganya yaitu cafe yang kelas menegah keatas dan

cafe yang ekonomis.

Di Jakarta banyak ditemui café salah satunya yaitu kota Jakarta Timur yang

memberikan berbagai konsep dan menu yang ditawarkan. Berikut daftar nama café

yang terdapat disekitaran Jakarta Timur.

Tabel 1.1
Daftar Nama Cafe / Coffe Shop Di Jakarta Timur

No Nama Cafe

1 Oryca Coffe

2 Tji Liwoeng Coffe

3 Kopi Jink

4 Griya Oetami x Koffie Oetami

5 MYE Coffe

6 Mak Rempong

7 Jung Coffe Bonser

8 Be-Em Café

9 Orvia

10 20/200 Coffe

Sumber : topijelajah.com

3
Cafe Mak Rempok yaitu salah satu cafe yang terdapat di kota Jakarta, tepatnya

di Jakarta Timur dengan alamat Jl. Galur Sari Timur No.78 C, Utan Kayu Selatan, Kec.

Matman. Cafe ini berdiri sejak tahun 2018 disebuah rumah bertingkat yang akhirnya

dijadikan sebuah cafe oleh sang pemilik, yang dimana lokasinya strategis karena

berada di pinggir jalan, sehingga mudah untuk dicari dan dikases oleh kendaraan

umum. Maka, Cafe Mak Rempong menjadi salah satu tujuan mahasiswa dan

masyarakat di sekitar untuk kuliner.

Pada awalnya sebelum cafe ini didirikan, sang pemilik membuka warung kopi

kecil – kecilan di pinggir jalan, dan tak disangka perekembangan warung kopi tersebut

sangat pesat sampai mempunyai banyak pelanggan. Pada akhirnya sang pemilik café

mendapatkan ide untuk membuka tempat yang lebih besar untuk pelangganya yaitu

dengan membangun cafe Mak Rempong. Kata Mak Rempong memiliki filosofi

tersediri yaitu diambil dari karakter orang tua sang pemilik yang memiliki sifat rumit,

sehingga terbentuknya istilah Mak Rempong yang dijadikan nama cafe.

Café Mak Rempong memiliki ciri khas sendiri untuk tampilan tempatnya yaitu

memiliki nuansa kekinian yang sesuai dengan selera milenial sekarang yang bisa

berdampak bagi kepuasan konsumenya. Sehingga hal tersebut menjadi daya tarik untuk

Cafe Mak Rempong. Seiring dengan perkembangan bisnis kuliner competitor pun tidak

bisa dihilangkan dari dunia binis, hal tersebut dapat dilihat dari perkembangan cafe

lain. setiap competitor memiliki produk dan harga yang bersaing dalam menjalankan

bisnisnya.

4
Dalam penjualanya café Mak Rempong mengalami penjualanya fluktuatif.

Salah satu faktornya yaitu karena adanya COVID-19 yang membuat penjualanya

ditahun tersebut mengalami penurunan yang sangat signifikan dikarenakan adanya

kebijakan dari pemerintah yaitu memiliki peraturan yang membatasi jumlah

pengunjung untuk datang langsung ke café serta pembatasan jam operasional.

Kebijakan tersebut sangat berpengaruh terhadap penjualan café dan jumah konsumen,

untuk café Mak Rempong yang memiliki pengaruh terlihat dalam tabel berikut ini :

Tabel 1.2
Data Penjualan Cafe Mak Rempong Tahun 2018 - 2021

Penjualan Penurunan/ Kenaikan


Tahun
Dine in Take Away Dine in Take Away

2018 177.143.000 18.552.000 - -

2019 298.771.000 38.222.000 121.568.000 19.700.000

2020 129.644.000 21.200.000 -169.107.000 -17.022.000

2021 197.359.000 22.728.000 67.715.000 1.528.000

2022 156.648.000 - - 40.711.000 -

Sumber : Café Mak Rempong (2022)

5
Berdasarkan Tabel 1.2 diatas dapat terlihat bahwa penjualan di café Mak

Rempong mengalami penurunan. Pada tahun 2020 terdapat penurunan yang signifikan

dibandingkan tahun 2019. Di tahun 2020 penurunan dine in sebesar Rp. 169.107.000

dan untuk take away sebesar Rp.17.022.000. Pada tahun 2021 café Mak Rempong

mengalami kenaikan kembali untuk dine in sebesar Rp. 67.715.000 dan untuk take

away sebesar Rp. 1.528.000 dibandingkan tahun 2020 yang mengalami penuruan.

Pada tahun 2022 café Mak Rempong tidak lagi menyediakan pemesanan take away

dikarenakan konsumen lebih senang datang ke tempat di bandingkan melakukan

pembelian take away. akan tetapi di tahun 2022 café Mak Rempong mengalami

penuruan untuk dine in sebesar Rp. 40.711.000, pada tahun 2022 yang sudah memasuki

masa transisi dan pemerintah mulai melonggarkan peraturanya yang seharusnya bisa

menjadi keuntungan untuk café Mak Rempong dalam memperbaiki penjualanya

selama pandemi yang mengalami penuruanan. Sehingga, hal tersebut menjadi salah

satu gap yang ada di café Mak Rempong yang berakitan dengan keputusan pembelian

akan suatu produk yang timbul dari dorongan emosional yang timbul dari faktor

ekternal dan internal.

Keputusan pembelian Menurut Kotler dan Armstrong (2016:177)

mendefinisikan keputusan pembelian merupakan bagian dari perilaku konsumen yaitu

pembelajaran tentang bagaimana individu atau kelompok memilih, membeli,

menggunakan, dan bagaimana barang untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan

mereka. Sehingga, konsumen memiliki peluang yang luas untuk mendapatkan produk

6
dengan sederet pilihan yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhanya. Proses

keputusan pembelian merupakan proses psikologis yang memahami dalam membuat

keputusan pembelian mereka.

Tabel 1.3
Jumlah Konsumen Café Mak Rempong
Tahun Jumlah Konsumen
2018 4.963
2019 5.420
2020 3.771
2021 4.920
2022 3.916
Sumber : Café Mak Rempong

Berdasarkan Tabel 1.3 diatas, menunjukan bahwa jumlah konsumen café Mak

Rempong yaitu fluktuatif, di tahun 2020 mengalami penurunan yang sangat signifikan

yaitu sebesar 3.771 dibandingkan tahun sebelumnya. Di tahun 2022 café Mak

Rempong juga mengalamu pennurunan sebesar 3.916 di bandingkan tahun 2021 yang

telah mengalami kenaikan. Penurunan jumlah konsumen ini menjadi salah satu

masalah bagi café Mak Rempong. Untuk penurunan ini berkaitan dengan keputusan

pembelian, dimana konsumen akan membeli produk sesuai dengan keinginan mereka

yaitu memiliki harga yang sesuai dengan kulitas produk tersebut serta kepuasan yang

dirasakan setelah membeli produk.

7
Harga dinilai sebagai salah satu faktor yang paling berpengaruh terhadap

keputusan pembelian. Dalam membeli sebuah produk konsumen pasti akan mencari

harga yang paling sesuai dengan kemampuan membelinya. Harga merupakan sejumlah

uang yang ditagihkan atas suatu produk dan jasa atau jumlah dari nilai yang ditukarkan

para pelanggan untuk memperoleh manfaat dari memiliki atau menggunakan suatu

produk dan jasa (Kotler & Armstrong, 2014 : 345). Para pelaku bisnis harus menyadari

pentingnya peran harga dalam menentukan sikap konsumen. Kompetitor dari café Mak

Rempong yaitu cafe MYE Coffe yang memiliki produk dan harga yang bersaing dalam

menjalankan bisnisnya. Berikut perbandingan harga café Mak Rempong dan MYE

Coffe :

Tabel 1.4

Perbandingan Harga Cafe Mak Rempong dan MYE Coffe

Cafe Mak Rempong Cafe MYE Coffe


Daftar Menu
Hot Ice Hot Ice

Americano Rp.15.000 Rp.17.000 Rp.12.000 Rp.14.000

Cappucino Rp.20.000 Rp.22.000 Rp.15.000 Rp.17.000

Latte Rp.20.000 Rp.22.000 Rp.16.000 Rp.18.000

Long Black Rp.18.000 Rp.20.000 Rp.15.000 Rp.18.000

Mocca Rp.20.000 Rp.22.000 Rp.17.000 Rp.19.000

Sumber : Cafe Mak Rempong (2022)

8
Jika dilihat dari tabel 1.4 diatas maka dapat diketahui jika harga yang

ditawarkan oleh Cafe Mak Rempong, masih reatif lebih mahal dibandingkan dengan

pesaingnya yaitu Cafe MYE Coffe. Hal tersebut membuat konsumen menjadi berpikir

ulang untuk mengunjungi Cafe Mak Rempong. Maka dalam hal ini harga menjadi salah

saktu faktor penentu dalam pembelian dan menjadi salah satu unsur penting dalam

menentukan tingkat keuntungan café.

Penetapan harga menjadi salah satu faktor penting yang harus dipertimbangkan

karena harga merupakan nominal yang harus dibayarkan oleh konsumen kepada

produsen terhadap barang yang akan dimiliki dan digunakan. Perselisihan harga diatas

dapat mempengaruhi keputusan pembelian karena konsumen akan memilih produk

dengan harga yang sesuai dengan manfaat, nilai dan kualitas dari produk tersebut,

sehingga konsumen akan memperoleh kepuasan dari produk tersebut.

Selain harga, kualitas produk merupakan faktor utama yang tidak kalah penting

dalam pertimbangan konsumen untuk memutuskan pembelian. Konsumen akan

membeli produk yang memiliki kualitas terbaik. Dalam bisnis kuliner yang hal menarik

perhatian konsumen yaitu citra rasa, kebersihan makanan serta penyajian yang

menarik. Hal ini sesuai dengan pendapat Fandy Tjiptono (2014:32) mengatakan bahwa

“kualitas adalah suatu kondisi yang dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa ,

manusia, proses, lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan”.

Untuk mengetahui pencapaian kulitas produk dari café Mak Rempong sudah

baik atau masih ada yang perlu di perbaiki, maka untuk memperoleh data penulis

9
melakukan penyebaran kuesioner prariset kepada 30 konsumen, untuk datanya di

rangkum dalam tabel berikut :

Tabel 1.5
Data Hasil Pra Survey Kualitas Produk Dengan Sebaran 30 Konsumen Cafe
Mak Rempong Jakarta Timur

Tidak Setuju Setuju


No Indikator Pernyataan
Orang % Orang %

Ukuran kopi ketika


1 Penampilan 16 53% 14 47%
disajikan lebih besar

Kopi yang disajikan


2 Penampilan memiliki art latte 15 50% 15 50%
yang menarik

Aroma kopi saat


3 Aroma 20 67% 10 33%
dicium sangat kuat

Setiap kopi yang


4 Aroma disajikan memiliki 18 60% 12 40%
aroma yang khas

Rasa kopi seimbang


5 Rasa antara pahit, manis 21 70% 9 30%
dan asam

Konsitensi rasa kopi


6 Rasa 17 57% 13 43%
setiap penyajian

Sumber : Data Pra-survey diolah, (2022)

10
Berdasarkan data pra-survey diatas, menunjukan penilaian beragam, dari

penialain diatas presentase yang paling banyak tidak setuju yaitu terdapat di indikator

rasa, dimana hal indikator rasa ini merupakan hal yang sangat penting akan tetapi café

Mak Rempong memiliki presentase yang tinggi untuk indikator tersebut. Rasa yang

disajikan café mak Rempong tidak seimbang antara pahit,manis dan asam, dimana hal

tersebut perlu diperbaiki untuk bisa memenuhi ekpetasi dari konsumen. Indikator

selanjutnya terkait penampilan, disini café Mak Rempong harus meningkatkan lagi art

latte nya agar penampilan dari kopi yang disajikan lebih menarik untuk dilihat

konsumen. Indikator penampilan ini merupakan indikator yang paling penting setelah

rasa karena penampilan yang diberikan kepada konsumen haruslah menarik agar bisa

memuaskan konsumen.

Maka, jika dilihat dari data kualitas produk yaitu keluhan yang dirasakan oleh

konsumen terkait kualitas produk di cafe Mak Rempong yang meliputi rasa,

penampilan dan Aroma kurang memenuhi ekpetasi dari konsumen ketika membeli

produk tersebut. Maka, jika dilihat dari konsep pertukaran (exchange) dalam

pemasaran, produk café Mak Rempong kurang menyakinkan di benak konsumen

karena harga yang ditawarkan tidak sesuai dengan kualitas yang diberikan. Dengan

demikian, kualitas produk harus diperhatikan lagi supaya konsumen tertarik untuk

melakukan pembelian pada café Mak Rempong. Jika dilihat dari data harga dan

kualitas produk bisa berakibat terhadap jumlah pengunjung di café Mak Rempong.

11
Berdasarkan informasi yang tertulis diatas, maka penelitian tertarik untuk

melakukan penelitian dan menyajikan dalam suatu karya ilmiah berupa skripsi dengan

judul “Pengaruh Harga Dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembeliaan Pada

Cafe Mak Rempong Di Jakarta Timur”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas maka perumusan

masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Apakah terdapat pengaruh secara parsial harga terhadap keputusan pembelian pada

Cafe Mak Rempong di Jakarta Timur ?

2. Apakah terdapat pengaruh secara parsial kualitas produk terhadap keputusan

pembelian pada Cafe Mak Rempong di Jakarta Timur ?

3. Apakah terdapat pengaruh secara simultan harga dan kualitas produk terhadap

keputusan pembelian pada Cafe Mak Rempong di Jakarta Timur ?

1.3. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui secara parsial harga berpengaruh terhadap keputusan

pembelian pada Cafe Mak Rempong di Jakarta Timur

2. Untuk mengetahui secara parsial kualitas produk berpengaruh terhadap

keputusan pembelian pada Cafe Mak Rempong di Jakarta Timur

3. Untuk mengetahui secara simultan harga dan kualitas produk berpengaruh

terhadap keputusan pembelian pada Cafe Mak Rempong di Jakarta Timur

12
1.4. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Bagi Penulis

Penelitian ini merupakan bentuk penerapan ilmu dari penulis terima dari

proses belajar dengan keadaan yang ada dilapangan, sehingga penulis

mengharapkan dengan penelitian ini dapat menjadi pengalaman praktis dan

menambah wawasan sekaligus dapat mengetahui sejauh mana kemampuan

teoritis peneliti sehinggaa dapat menerapkan pada kehidupan sehari – hari

terutama yang berhubungan pada Pengaruh Harga dan Kualitas Produk

Terhadap Keputusan Pembelian.

b. Bagi Akademis

Penelitian ini bisa dijadikan sebagai masukan yang bermanfaat untuk

menambah wawasan terutama untuk rekan mahasiswa Manajemen Pemasaran

2. Manfaat Praktis

a. Pemilik

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan solusi dalam

mengungkapkan masalah yang timbul serta saran untuk memecahkanya.

Sehingga, nantinya dapat memberikan manfaat kepada perusahaan khususnya

bagi owner Cafe Mak Rempong agar mampu bersaing dengan pesaing lainnya

dalam memasarkan produknya.

13
b. Pihak Lain

Penelitian ini diharapkan bisa dijadikan bahan referensi yang baik bagi

peneliti selanjutnya serta bagi pembaca umum yang dapat memberikan

informasi lebih tentang perusahaan dan produknya.

14
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

2.1.1. Manajemen

1. Pengertian Manajemen

Manajemen yaitu seni dalam ilmu yang mengatur perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan terhadap usaha – usaha para

anggota organisasi dengan mengatur sumber sumber daya organisasi agar

tujuan yang telah ditetapkan bisa tercapai lebih efektif dan efesien. Manajemen

memiliki kegiatan memimpin, mengatur, mengelola, mengendalikan dan

mengembangkan.

Menurut Sinambela (2016:7), menyatakan bahwa manajemen merupakan

proses pendayagunaan seluruh sumber daya yang dimiliki organisasi utnuk

mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Proses dimaksud melibatkan organisasi,

arahan, koordinasi dan evaluasi orang-orang guna mencapai tujuan yang

ditetapkan.

Menurut Malayu S.P Hasibuan (2016:9) mengemukakan bahwa

“manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya

manusia dan sumber lainnya secara efektif dan efesien untuk mencapai suatu

tujuan tertentu.”.

15
Menurut (Robbins & Kottler,2018), manajemen adalah

mengokordinasikan dan mengawasi kegiatan kerja orang lain agar kegiatanya

selesai secara efesien dan efektif.

Dari beberapa pendapat diatas, maka penelitu dapat menyimpulkan bahwa

Manajemen adalah suatu seni yang mengatur tentang perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan terkait kegiatan usaha agar

tetap berjalan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan

efesien.

2. Fungsi Manajemen

Fungsi manajemen adalah elemen – elemen dasar yang akan selalu ada

dan melekat didalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh

manajernya dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan. Menurut

Henri Fayol dalam bukunya Said (2017:37) menjalankan fungsi-fungsi

manajemen adalah sebagai berikut :

a. Perencanaan (Planning)

Planning (Perencanaan) Perencanaan merupakan hal yang penting

bagi suksesnya sebuah tujuan, program dan proyek dalam sebuah

organisasi. Perencanaan adalah sebuah proses penyusunan strategi,

program, dan aktivitas penggunaan sumber daya organisasi di masa yang

akan datang. Perencanaan yang baik adalah setengah dari sebuah

kesuksesan organisasi.

16
b. Pengorganisasian (Organization)

Pengorganisasian adalah proses untuk mengalokasikan sumber daya

dalam departemen dan unit kerja sehingga jelas pembagian kerja dan tugas

masing-masing unit.

c. Kepemimpinan (Leading)

Kepemimpinan dalam fungsi manajemen dapat dilihat sebagai

penggunaan kekuasaan untuk mempengaruhi orang lain sehingga dapat

mencapai tujuan organisasi.

d. Pengawasan (Controlling)

Pengawasan merupakan fungsi manajemen yang berkaitan dengan

proses yang dilaksanakan secara terukur untuk memastikan perencanaan,

pengorganisasian, kepemimpinan mampu mencapai target, sasaran dan

tujuan yang telah di tetapkan dalam organisasi.

3. Unsur – Unsur Manajemen

Menurut Ariyanti (2019) menyatakan terdapat 6 unsur yang penting

dalam Manajelem yaitu Manusia, Uang, Material, Mesin, Metode dan Pasar.

Berikut penjelasannya:

a. Manusia

Dalam kegiatan manajemen sumber daya manusia membuat

rencana dan tujuan yang ingin diraih. Untuk itu, tanpa adanya manusia,

kegiatan manajemen tidak akan pernah ada. Manusia yang membuat

17
perencanaan dan mereka pula yang melakukan proses untuk mencapai

tujuan tersebut.

b. Uang

Uang menjadi unsur ynag penting dalam kegiatan manajemen

karena menjadi perantara utama dalam mencapai tujuan. Biaya operasional

dalam sebuah kegiatan manajemen tentu membutuhkan uang agar dapat

berjalan baik. Dengan ketersedian uang atau dana yang memadai maka

manajemen perushaan akan lebih leluasa dalam melakukan sejumlah

efesiensi untuk mencapai tujuan akhir perseroan yaitu memperoleh laba

yang maksimal.

c. Material

Unsur manajemen ini adalah salah satu faktro penting karena

kualitas bisnis dipengaruhi oleh kualitas material yang dipilih. Jadi, jika

material yang di pilih buruk, maka tujuan manajemen akan sulit tercapai.

Tanpa bahan baku perusahaan manufaktur tidak bisa mengolah sesuatu

untuk dijual. Dibutuhkan tenaga ahli untuk mengelola bahan baku menjadi

barang jadi. Sumber Daya Manusia dan bahan baku sangat berkaitan erat

satu sama lain dan tidak bisa dipisakan.

d. Mesin

Mesin merupakan unsur lain yang perlu diperhatikan. Dengan

adanya mesin atau teknologi, pekerjaan yang dilakukan oleh sumber daya

manusia pasti akan lebih mudah. Dengan adanya mesin maka waktu yang

18
dibutuhkan dalam proses produksi akan semakin cepat dan efektif serta

tujuan pun dapat tercapai lebih efektif.

e. Metode

Unsur ini mempengaruhi kinerja dalam sebuah manajemen. Jika

metode yang dibuat berdasarkan target, fasilitas, waktu, uang, dan kegiatan

bisnis, kegiatan manajemen pasti akan berjalan lebih lancar. Unsur ini juga

perlu mendapat campur tangan manusia agar dapat tercipta dengan baik.

f. Pasar

Unsur ini terbilang kursial karena sebuah bisnis hanya dapat

berkembang jika telah dikenal di pasaran. Unsur ini dipengaruhi oleh unsur

material karena barang atau jasa yang laku harus memiliki kualitas baik.

Agar dapat menguasai segmentasi pasar pihak manajemen harus memiliki

strategi pemasaran yang handal dan dapat bersaing dengan kompetitor

market sejenis baik dari segi harga , kualitas maupun kuantitas.

4. Prinsip Manajemen

Prinsip dalam manajemen dapat dipertimbangkan sesuai dengan kondisi

perusahaan karena manajemen sendiri bersifat lentur. Menurut Fayol (2014:64),

seorang pencetus teori manajemen yang berasal dari prancis. Prinsip-prinsip

umum manajemen ini terdiri dari :

a. Pembagian kerja

b. Wewenang dan tanggung jawab

19
c. Disiplin

d. Kesatuan perintah

e. Kesatuan pengarahan

f. Mengutamakan kepentingan organisasi diatas kepentingan sendiri

g. Pembayaran upah yang adil

h. Pemusatan

i. Heirarki

j. Tata Tertib

k. Keadilaan

l. Stabilitas kondisi karyawan

m. Semangat kesatuan

2.1.2. Manajemen Pemasaran

1. Pengertian Manajemen Pemasaran

Menurut Kotler dan Keller (2017:6), manajemen pemasaran

merupakan pasar sasaran untuk menarik, mempertahankan, dan meningkatkan

konsumen dengan menciptakan dan memberikan kualitas penjualan yang baik.

Sedangkan menurut Assauri (2018:12), manajemen pemasaran merupakan

kegiatan menciptakan, mempersiapkan, melaksanakan rencana yang dilakukan

perusahaan untuk menghasilkan keuntungan.

Menurut swatha (2017:27) mendefinisikan “Manajemen Pemasaran

merupakan penganalisaan, perencanaan,pelaksanaan dan pengawasan program

20
– program yang ditunjukan untuk mengadakan pertukaran dengan pasar yang

dituju dengan maksud mencapai tujuan operasional organisasi”.

Sehingga dari pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan yaitu ilmu yang

diterapkan dalm suatu bisnis untuk kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan

dalam menarik konsumen agar bisa memberikan kualitas penjualan yang baik

yang berdampak kepada keuntungan perusahaan.

2. Pengertian Pemasaran

Pemasaran yaitu kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk bisa

memuaskan konsumen dengan cara mempromosikan suatu produk. Menurut

Laksana (2019:1) pemasaran adalah bertemunya penjual dan pembeli untuk

melakukan kegiatan transaksi produk barang atau jasa. Sehingga pengertian

pasar bukan lagi merujuk kepada suatu tempat tapi lebih kepada aktifitas atau

kegiatan pertemuan penjual dan pembeli dalam menawarkan suatu produk

kepada konsumen.

Menurut Wiliam J. Stanton dalam (Priansa,2017:30) menyatakan bahwa

pemasaran adalah sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancangan untuk

merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan

barang – barang yang memuaskan keinginan dan jasa, baik kepada konsumen

saat ini maupun konsumen potensial. Sedangkan Menurut Sunyoto (2019:19),

pemasaran adalah kegiatan manusia yang bertujuan untuk memuaskan

kebutuhan dan keinginan langganan melalui proses pertukaran dan pihak-pihak

yang berkepentingan dengan perusahaan.

21
Sehingga dari pengertian diatas, peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa

pemasaran merupakan kegiatan yang dilakukaan untuk memuaskan konsumen

dengan cara menciptakan produk sesuai dengan kebutuhan konsumen dan

mengkomunikasikannya nilai dari produk tersebut agar terciptanya suatu

hubungan yang baik, hal itu bisa memberikan keuntungan kepada perusahaan.

3. Fungsi Pemasaran

Fungsi Pemasaran menurut (Sudaryono 2016 :50) adalah sebagai beriku

a. Fungsi Pertukaran

Dengan fungsi pertukaran, pembeli dapat membeli produk yang

mereka inginkan dari produsen, dengan menukarkan uang dengan suatu

produk maupun menukar produk dengan produk (barter) dan pembeli bisa

memakai produk sendiri atau untuk dijual kembali. pertukaran merupakan

salah satu cara mendapatkan suatu produk.

b. Fungsi Distribusi Fisik

Distribusi fisik suatu produk dapat dilakukan dengan cara menyimpan

produk, mengangkut produk dari produsen ke konsumen yang

membutuhkan dengan cara mengangkut melalui darat, air maupun udara.

Tujuan penyimpanan produk adalah agar produk tersebut terjaga

kualitasnya dan menjaga pasokan agar tidak kekurangan saat dibutuhkan.

c. Fungsi Perantara

Untuk menyampaikan produk dari tangan produsen ke tangan

konsumen dapat dilakukan melalui perantara pemasaran yang

22
menghubungakn aktivitas pertukaran dengan distribusi fisik. Aktivitas

fungsi perantara antara lain pengurangan risiko, pembiayaan, pencarain

informasi serta standarisasi dan klasifikasi produk.

4. Bauran Pemasaran

Menurut Kothler dan Amstrong (2018:56) “Bauran pemasaraan

merupakan seperangkat alat pemasaram taktis dan terkontrol yang dipadukan

oleh perusahaan untuk menghasilkan respon yang digunakan pasar sasaran”.

Bauran pemasaran terdiri atas segala sesuatu yang dapat dilakukan

perusahaan untuk mempengaruhi permintaan produknya.

a. Produk (Product)

Suatu yaang dapat ditawarkan kepasar untuk mendapatkan

perhatian, untuk dibeli, digunakan atau dikonsumsi yang dapat memenuhi

suatu keinginan atau kebutuhan. Produk dapat berbentuk fisik maupun jasa

dan dapat diklasifikasikan kedalam beberapa macam.

b. Harga (Price)

Harga adalah sejumah nilai yang ditukarkan konsumen dengan

manfaat dari memiliki atau menggunakan produk atau jasa yang nilainya

ditetapkan oleh pembeli dan penjual untuk suatu harga yang sama terhadap

semua pembeli.

c. Tempat (Place)

Pengertian tempat (Place) disini berkaitan dengan kegiatan

penyaluran produk produsen ke pihak konsumen (distribusi). Tempat

23
merupakan suatu aktivitas yang dilakukan perusahaan untuk

mendistribusikan produknya kepada konsumen sasaran agar dapat tersedia

dan diperoleh pada tempt dan waktu yang tepat oleh karena keputusan

mengenai saluran distribusi ini sulit untuk diubah dan untuk penyelesainya

membutuhkan waktu lama, maka keputusan mengenai saluran distribusi

yang digunakan memerlukan pemikiran yaang matang dengan

memperhatikan karakteristik konsumen, karakteristikperantara,

karakteristik lingkungan.

d. Promosi (Promotion)

Merupakan salah satu bauran pemasaran yang mutlak digunakan

dalam usaha perusahaan untuk lebih memperkenalkan suatu produk,

menarik minat serta mempengaruhi perilaku konsumen untuk

berkonsumsi. Promosi juga dapat merupakakan suatu aktivitas yang

mengkonsumsikan keunggulan produk dan membujuk pelanggan sasaran

untuk membelinya.

2.1.2. Harga

1. Pengertian Harga

Harga merupakan suatu cara bagi seorang penjual dalam membedakan

penawaranya dari para pesaing. Sehingga, pembeli mempunyai kesempatan

untuk membeli barang dan jasa yang sama dengan harga yang lebih rendah.

Menurut Malau (2017:147), harga adalah ukuran atau satuan moneter suatu

24
produk barang ataupun jasa lainnya yang ditukar guna mendapatkan hak milik

atau pemakaian barang ataupun jasa tersebut.

Menurut Setyo (2017:758) harga adalah sejumlah nilai yang ditukarkan

konsumen dengan sebuah produk atau jasa yang memiliki manfaat saat

konsumen memiliki atau menggunakan produk atau jasa. Menurut Kotler dan

Keller (2018:67), harga yaitu bagian dari marketing mix yang mendatangkan

suatu pendapatan.

Berdasarkan penjelasan para ahli diatas, maka peneliti mengambil

kesimpulan bahwa harga yaitu sejumlah nilai yang dibayarkan oleh konsumen

untuk mendapatkan produk atau jasa yang mempunyai manfaat ketika

konsumen memiliki ataupun menggunakan produk atau jasa tersebut.

2. Tujuan Penetapan Harga

Tujuan penetapan harga menurut Tjiptono (2018:152) pada dasarnya

terdapat lima jenis penetapan harga yaitu :

a. Tujuan berorientassi pada laba

Tujuan ini dikenal dengan istilah memaksimalkan laba. Dalam era

persaingan global yang kondisinya sangat kompleks dan variabel yang

berpengaruh terhadap daya saing setiap perusahaan, memaksimalkan laba

sangat sulit untuk dicapai, karena suka sekali untuk dapat memperkirakan

akurat jumlah penjualan yang data dicapai pada tingkat harga tertentu.

25
b. Tujuan beriorentasi pada volume

Selain tujuan berorientasi pada laba, adapula perusahaan yang

menetapkan harganya berdasarkan tujuan yang berorientasi pada volume

tertentu atau yang biasa dikenal dengan istilah volume procing objectives.

Harga ditetapkan sedemikian rupa agar dapat mencapai target volume

penjualan, nilai penjualan atau pangsa pasar.

c. Tujuan Stabilitas Harga

Dalam pasar yang konsumenya sangat sensitf terhadap harga. bila

suatu perusahaan menurunkan harganya, maka para pesainganya harus

menurunkan pula harga mereka. Kondisi seperti ini yang mendasari

terbentuknya tujuan stabilitas harga dalam industry – industry tertentu yang

produknya sangat terstandarisasi.

d. Tujuan berorientasi pada citra

Citra suatu perusahaan dapat dibentuk melalui strategi penetapan

harga. perusahaan dapat menetapkan harga tinggi untuk membentuk atau

mempertahankan citra.

e. Tujuan – tujuan lainnya

Harga dapat pula ditetapkan dengan tujaun mencegah masuknya

pesaing, mempertahankan loyalitas pelanggan, mendukung penjuaalan

ulang atau menghindari campur tangan pemerintah.

26
3. Penetapan Harga

Menurut Sudaryono (2016:217) penetapan harga sebagai elemen bauran

pemasaran dan perencanaan pemasaran akan menentukan posisi produk di

suatu pasar serta laba yang dapat dihasilkan oleh produk tersebut. Maka, dalam

penetapan harga di pasar harus sesuai dengan keadaan dipasar serta serta

memiliki kualitas produk yang diberikan. Sehingga, harga menjadi salah satu

faktor penentu posisi produk di pasar.

Menurut Deliyanti Oentoro (dalam Sudaryono, 2016) strategi penentuan

harga yang mempengaruhi psikologi konsumen adalah :

a. Prestige Pricing (harga prestis) yaitu menetapkan harga yang tinggi demi

membentuk image kualitas produk yang tinggi yang umumnya dipakai

untuk produk shopping dan specially.

b. Odd Pricing (harga ganjil) yaitu menetapkan harga ganjil atau sedikit

dibawah harga yeng telah ditentukan dengan tujuan agar pembeli secara

psikologis mengira produk yang akan dibeli lebih murah.

c. Multiple-Unit Pricing (harga rabat) yaitu memberikan potongan harga

tertentu apabila konsumen membeli produk dalam jumlah banyak.

d. Pricing Linung (harga lini) yaitu memberikan cangkupan harga yang

berbeda pada lini produk yang berbeda.

27
4. Indikator Harga

Harga sebagai alat tukar yang sudah ditetapkan untuk ditukarkan dengan

produk yang diinginkan. Menurut Kotler (2009), dalam Amilia dan Asmara

(2017:663) indikator harga yaitu sebagai berikut:

a. Keterjangkauan Harga, harga yang terjangkau adalah harapan konsumen

sebelum mereka melakukan pembelian. Konsumen akan mencari

produkproduk yang harganya dapat mereka jangkau.

b. Kesesuaian harga dengan kualitas produk, untuk produk tertentu, biasanya

konsumen tidak keberatan apabila harus membeli dengan harga relatif

mahal asalkan kualitas produknya baik. Namun konsumen lebih

menginginkan produk dengan harga murah dan kualitasnya baik.

c. Daya saing harga, perusahaan menetapkan harga jual suatu produk dengan

mempertimbangkan harga produk yang dijual oleh pesaingnya agar

produknya dapat bersaing di pasar.

d. Kesesuaian harga dengan manfaat, konsumen terkadang mengabaikan

harga suatu produk namun lebih mementingkan manfaat dari produk

tersebut.

2.1.3. Kualitas Produk

1. Pengertian Kualitas Produk

Kualitas produk merupakan salah satu hal yang penting bagi konsumen

karena setiap konsumen menginginkan kualitas yang terbaik ketika melakukan

28
keputusan pembelian. Menurut Budiyanto (2016:490) kualitas produk adalah

kemampuan produk untuk memenuhi atau memuaskan kebutuhan dan

keinginan pelanggan.

Menurut Riyono dan Gigih Erlik Budiharja (2016) kualitas produk adalah

segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepasar untuk mendapatkan perhatian,

dibeli, dipergunakan atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau

kebutuhan.

Kotler dan Armstrong dalam Jienardy (2017), kualitas produk adalah

karakteristik produk atau jasa yang bergantung pada kemampuannya untuk

memenuhi kebutuhan konsumen yang dinyatakan atau diimplikasikan.

Sehingga dari penjelasan para ahli diatas, peneliti dapat menyimpulkan

bahwa kualitas produk adalah kemampuan dari produk yang bisa memenuhi

ekpetasi dari konsumen ketika konsumen menggunakan produk tersebut.

Produk yang ditawarkan oleh penjual harus mempunyai kualitas sesuai dengan

keinginan konsumen serta memenuhi kebutuhan dari konsumen.

2. Tujuan Kualitas Produk

Tujuan kualitas produk Menurut Kotler (dalam Herdiyanti, 2017) tujuan

kulitas produk sebagai berikut:

a. Mengusahakan supaya barang dari hasil produksi bisa mencapai ukuran

standar yang telah diterapkan.

b. Mengusahakan supaya pengeluaran kontrol dapat menjadi sekecil mungkin.

29
c. Mengusahakan supaya pengeluaran desain dari produksi tertentu menjadi

sedikit mungkin

3. Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Produk

Menurut Feigan Baum (2012 : ) faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas

produk yaitu :

a. Market (pasar) Suatu produk yang dihasilkan oleh perusahaan akan

diperjualbelikan di pasaran untuk menarik konsumen. Pasar menjadi

sebuah ruang lingkup yang fungsional apabila di dalamnya terjadi proses

penawaran barang. Dengan bertambahnya perusahaan, maka pasar akan

bersifat internasional.

b. Money (uang) Meningkatnya persaingan di pasaran membuat sebuah

perusahaan akan lebih mewaspadai hal-hal yang membuat perusahaan

mengalami kemunduran. Hal ini memacu perusahaan untuk

mengembangkan kembali perusahaannya agar tetap bersaing di pasaran.

Oleh karena itu dibutuhkan pengeluaran yang cukup besar untuk

mengembangkan perusahaan.

c. Management (manajamen) Untuk mengoordinir suatu organisasi di

perusahaan perlu adanya manajamen yang terstruktur agar tujuan

perusahaan dalam menghasilkan produk berkualitas dapat tercapai.

d. Men (manusia) Sumber daya manusia merupakan salah satu unsur penting

dalam perusahaan yang mendukung keberhasilan suatu produk. Meskipun

30
banyak perusahaan yang memakai mesin, tetapi SDM juga berperan

penting dalam proses penciptaan produk yaitu dengan mengontrol mesin.

e. Motivation (motivasi) Motivasi merupakan sebuah dukungan baik dari

dalam atau luar yang dapat memicu semangat seseorang. Hal ini sangat

dibutuhkan agar seseorang memiliki rasa semangat yang tinggi dalam

bekerja.

f. Material (bahan) Material atau bahan sangat mempengaruhi produk yang

dihasilkan perusahaan untuk menunjang suatu produk yang berkualitas.

g. Machine (mesin) Saat ini banyak sekali perusahaan yang memakai mesin

sebagai alat produksi dengan tujuan menekan biaya yang dikeluarkan.

4. Indikator Kualitas Produk

Menurut Fiani dan Japarianto (2012) mempunyai beberapa indikator yang

mempengaruhi kualitas produk, yaitu sebagai berikut:

a. Warna

Warna dari bahan–bahan minuman harus dikombinasikan sedemikian rupa

supaya tidak terlihat pucat atau warnanya tidak serasi.

b. Penampilan

Minuman harus terlihat baik saat disajikan, di mana hal tersebut adalah

suatu faktor yang penting.

c. Porsi

Memiliki porsi standard dalam setiap penyajian minuman.

31
d. Bentuk

Bentuk minuman memainkan peranan penting dalam daya tarik mata.

Bentuk minuman yang menarik bisa diperoleh lewat cara penyajian bahan

minuman yang bervariasi.

e. Temperatur

Temperatur mampu mempengaruhi rasa dari sebuah minuman, misalnya

rasa manis pada sebuah minuman akan lebih terasa saat minuman tersebut

masih hangat atau dingin.

f. Tekstur

Ada banyak tekstur dalam minuman seperti kental, atau cair.

g. Aroma

Aroma merupakan reaksi dari minuman yang akan mempengaruhi

konsumen sebelum konsumen menikmati minuman.

h. Rasa

Titik perasa dari lidah adalah kemampuan mendeteksi dasar yaitu manis,

asam, asin, pahit. Dalam makanan tertentu empat rasa ini digabungkan

sehingga menjadi satu rasa yang unik dan menarik untuk dinikmati.

32
2.1.4. Keputusan Pembelian

1. Pegertian Keputusan Pembelian

Menurut Kotler dan Armstrong (2016:177) mendefinisikan keputusan

pembelian merupakan bagian dari perilaku konsumen yaitu pembelajaran

tentang bagaimana individu atau kelompok memilih, membeli, menggunakan,

dan bagaimana barang untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka.

Menurut Engel dalam Firmansyah (2018:48), “Keputusan pembelian

adalah proses merumuskan berbagai alternative tindakan guna menjatuhkan

pilihan pada salah satu alternative tertentu untuk melakukan pembelian”.

Sedangkan menurut Peter dan Olson dalam Nasution (2018:84) “ Keputusan

pembelian adalah proses pengintegrasian yang mengkombinasikan

pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternative dan

memilih salah satu diantaranya”.

Sehingga dari penjelasan para ahli diatas, peneliti dapat menyimpulkan

bahwa keputusan pembelian yaitu sikap konsumen ketika melakukan

pembelian terhadap suatu produk yang di beli. Ketika konsumen sudah membeli

suatu produk maka keputusan tersebut sudah final dengan berbagai

pertimbangan yang ditentukan.

2. Faktor –Faktor Keputusan Pembelian

Menurut Amilia (2017) terdapat faktor – faktor yang mempengaruhi

keputusan pembelian yaitu :

33
a. Faktor Budaya adalaah suatu presepsi, perilaku, atau keinginan yang

dipelajari oleh anggota masyarakat atau institusi penting lainnya. Fator

budaya sangat mempengaruhi faktor perilaku yang mencakup busaya

meliputi kultur, sub budaya, dan kelas sosial.

b. Faktor Sosial Selain faktor budaya, perilaku konsumen juga bisa

dipengaruhi oleh faktor sosial yang dapat mempengaruhi pemikiran

konsumen. Faktor sosial meliputi kelompok, keluarga, dan status.

c. Faktor Pribadi Keputusan seorang konsumen juga dipengaruhi oleh

karakteristik pribadi yang meliputi usia, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya

hidup, dan konsep diri.

d. Faktor Psikologis juga mempengaruhi perilaku konsumen yang berkaitan

dengan jiwa konsumen yang meliputi motivasi, presepsi, pengetahuan,

sikap dan keyakinan.

3. Proses Keputusan Pembelian

Menurut Azany (2014:17) Keputusan pembelian adalah suatu tahapan atau

proses dimana pembeli akan benar – benar mengambil keputusan untuk

membeli suatu produk atau jasa. Proses keputusan pembelian terdapat 5 tahap

yang akan dilalui yaitu :

a. Pengenalan masalah, proses pembelian akan diawali dengan pengenalan

masalah atau kebutuhan konsumen. Kebutuhan konsumen dapat digerakan

oleh faktor dari dalam maupun faktor dari luar konsumen.

34
b. Pencarian informasi, dalam proses ini konsumen akan mencari informasi

tentang kebutuhan yang dimilikinya melalui berbagai sumber antara lain

iklan, teman dan sebagainya.

c. Evalusi alternatif, setelah melakukan pencarian informasi dari berbagai

sumber, konsumen akan mempunyai beberapa pilihan alternatif merek atau

produk.

d. Keputusan pembelian, pada tahap ini konsumen memungkinkan untuk

menentukan minat beli terhadap produk yang disukainya.

e. Perilaku pasca pembelian, pada tahap ini sangat dipengaruhi oleh

pengalaman konsumen saat membeli suatu produk dan setelah itu akan

mengalami rasa kepuasan atau ketidakpuasan dalam proses pembelian

suatu produk.

4. Indikator Keputusan Pembelian

Keputusan pembelian adalah kegiatan atau perilaku yang muncul sebagai

respon terhadap objek. Menurut Thompson (2016:57), ada 4 indikator dalam

keputusan pembelian yaitu:

a. Sesuai kebutuhan

Pelanggan melakukan pembelian karena produk yang ditawarkan sesuai

yang dibutuhkan dan mudah dalam mencari barang yang dibutuhkan.

b. Mempunyai manfaat

Produk yang dibeli sangat berarti dan bermanfaat bagi pelanggan.

35
c. Ketepatan dalam membeli produk

Harga sesuai kualitas produk dan sesuai dengan keinginan pelanggan.

d. Pembelian berulang

Keadaan dimana konsumen merasa puas dengan transaksi sebelumnya

sehingga berniat selalu melakukan transaksi di masa yang akan datang.

2.2. Penelitian Terdahulu

Sebagai referensi dan perbandingan penelitian ini, dilakukan beberapa

kajian terhadap penelitian terdahulu yang relevan sesuai tabel dibawah ini yang

meliputi data peneliti, judul termasuk variabel yang digunakan dalam penelitian.

Tabel 2 1
Penelitian Terdahulu

Nama
Judul Metode
No Peneliti,Tahun, Hasil Penelitian
Penelitian Penelitian
Volume
1 Rischa Juliana, Pengaruh Pendekatan Hasil penelitian
Ketut Kemasan dan Kuantitatif menjelaskan bahwa t-
Surabagiarta, Harga hitung kemasan
Evita Terhadap sebesar4.559serta sig.
Purnaningrum Keputusan ,000, Dijelaskan t-hitung
(2021), Journal Pembelian keputusan
of Sustainability Minuman pembelian3.937serta sig.
Business Coffe di Café ,000, Dijelaskan f-
Research, Vol 2 Cyclo Siduarjo hitung23.477serta
sig.,000. Disimpulkan.

36
Nama
Judul Metode
No Peneliti,Tahun, Hasil Penelitian
Penelitian Penelitian
Volume
No 1, ISSN : Semua varabel
2746–8607 dibuktikan kebenaranya
secara parsial serta
simultan dengan positif
serta signifikan di coffee
di CafeCyclo Sidoarjo.
2. Dwi Putra Pengaruh - Penelitian Hasil penelitian
Hendro Arianto Produk, Harga, Kuantitatif menyatakan bahwa
(2020), Jurnal Kualitas - Penelitian kualitas produk, harga,
Ilmu dan Riset Pelayanan, Kausal kualitas pelayanan, lokasi
Manajemen, Vol Lokasi, Store dan store atmosphere
9 No.6, e--ISSN: Atmosphere dengan keputusan
2461-0593 Terhadap Pembelian memiliki
Keputusan hubungan yang positif.
Pembelian
Kopisae
3. Sri Ekowati, Pengaruh Kuantitatif Hasil penelitian menu
Meilaty Harga dan dengan jukan bahwa Harga dan
Finthariasari Promosi pendekatan Promosi memiliki
(2020), Jurnal Terhadap deskriptif pengaruh terhadap
Ilmiah Keputusan keputusan pembelian
Akuntansi, Pembelian pada Eleven Cafe
Manajemen dan Produk Pada Bengkulu,hal ini
Ekonomi Islam, Eleven Café menunjukkan bahwa
Vol 3 No.1, Bengkulu

37
Nama
Judul Metode
No Peneliti,Tahun, Hasil Penelitian
Penelitian Penelitian
Volume
konsumen
memperdulikan harga
dan promosi terhadap
ISSN : 2655-
keputusan pembelian
6359
pada Eleven Cafe
Bengkulu.
4. Natasha Pengaruh Hasil penelitian
Grandhis Kualitas Kuantitatif menyatakan bahwa
(2022), Jurnal Produk dan terdapat pengaruh
Administrasi Kualitas signifikan variabel
Bisnis FISIPOL Pelayanan Kualitas Produk dan
UNMUL, Vol. Terhadap Kualitas Pelayanan
10 No.3, ISSN : Keputusan secara bersamaan
2355-5408 Pembelian terhadap keputusan
pada Rumah pembelian di Rumah
Makan Sambal Makan Sambal Gami
Gami Awang Awang Long Khas
Long Khas Bontang Samarinda.
Bontang di
Samarinda

38
Nama
Judul Metode
No Peneliti,Tahun, Hasil Penelitian
Penelitian Penelitian
Volume
5. Vera Santiana Pengaruh Gaya Deskriptif Hasil penelitian
Br Ginting, Hidup, Word Analitis menyatakan bahwa gaya
Heru Irianto, Of Mouth dan hidup konsumen,
Bekti Wahyu Kualitas marketting
Utami (2017), Produk communicationword of
Jurnal Agrista, Terhadap mouthdan persepsi
Vol 5 No.1, Keputusan konsumen terhadap
ISSN : 2302- Pembelian kualitas produk kopi
1713 Pada Café memiliki nilai indeks
Ngopi Serius yang tinggi. Terdapat
Di Surakarta pengaruh yang positif
antara gaya hidup, word
of mouth dan kualitas
produk terhadap
keputusan pembelian.
6. Nawari, Siska Pengaruh Kuantitatif Hasil penelitian ini
Dwi Setyawati Kualitas menunjukan kualitas
(2019), Journal Produk, produk berpengaaruh
of Management Suasana positif signifikan
and Accounting, Tempat dan terhadap keputusan
Vol.2 No.2, Kualitas pembelian, suasana
ISSN: 2620- Pelayanan tempat berpengaruh
9756 Terhadap positif dan signifikan,
Keputusan dan kualitas pelayanan

39
Nama
Judul Metode
No Peneliti,Tahun, Hasil Penelitian
Penelitian Penelitian
Volume

Pada Rumah Kuantitatif berpengaruh negative


Makan Asih terhadap keputusan
Jaya Barat pembelian pada rumah
makan Asih Jaya Babat.
7. Haryo Setyaki Pengaruh Kuantitatif Hasil penelitian
Widiputra, Kualitas Deskriptif menyatakan bahwa
Tundung Subali Produk dan Kualitas Produk dan
Patma (2022), Harga Harga berpengaruh
Jurnal Aplikasi Terhadap positif secara serempak
Bisnis, Vol. 8 Keputusan terhadap keputusan
No. 2, ISNN: Pembelian pembelian pada coffe
2407-3741 Pada Café batu.
Pada Coffe
Batu
8. Irdha Yusra, Rio Pengaruh Kuantitatif Hasil penelitian
Nanda (2019), Kualitas menyatakan bahwa
Jurnal Pundi, Produk, Lokasi Kualitas produk, lokasi
Vol.3 No 3, dan Harga dan harga mempunyai
ISSN: 2556 - Terhadap pengaruh yang positif
2278 Keputusan terhadap keputusan
Pembelian pembelian.
Pada Café
Kinol Bistro

40
Nama
Judul Metode
No Peneliti,Tahun, Hasil Penelitian
Penelitian Penelitian
Volume
N’Poll Di Kota
Padang
9. Yani Restiani Pengaruh Kuantitatif Hasil penelitian
Widjaja,Febi Kualitas Deskriptif menyatakan bahwa
Dwi Jayanti Produk dan persamaan regresi
Rahmat(2017), Harga sebagai berikut: Y =
Jurnal Ekpansi, Terhadap 0,430𝑥1 + 0,376𝑥2.
Vol.9 No. 1, e-- Keputusan Angka R Square
ISSN: 2580- Pembelian Di menunjukkan bahwa
7668 Rumah Makan 48,1% keputusan
Kampoeng pembelian dapat
Sawah dipengaruhi oleh kualitas
Kabupaten produk dan harga, dan
Bandung sisanya 50,9%
dipengaruhi variabel lain
yang tidak dijelaskan
dalam penelitian ini.
10. Yulina Astuti, Pengaruh Deskriptif Hasil penelitian
Faisal Hamdani, Harga, menyatakan bahwa
Muhammad Kualitas harga, kualitas produk
Zulkarnain Produk dan dan kualitas pelayanan
(2021), Jurnal Kualitas berpengaruh positif
Manajemen Pelayanan terhadap keputusan

41
Nama
Judul Metode
Peneliti,Tahun, Hasil Penelitian
No Penelitian Penelitian
Volume
Keuangan Terhadap pembelian pada Rumah
Syariah, Vol. 5 Keputusan Makan Ayam Penyet
No. 1, ISSN : Pembelian Cabe Ijo Kota Langsa
2581 – 0219 Pada Rumah
Makan Ayam
Penyet Cabe
Ijo Kota
Langsa
Sumber : Literatur Jurnal,2022

2.3. Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir menjadi gambaran yaaitu berupa konsep yag didalamnya

menjelaskan tentang hubungan antaa variabel yang satu dengan variabel lainnya.

Dalam penelitian ini kerangka berpikir dibuat untuk menjadi landasan dalam

penelitidan dan penulisan yang pada akhirnya dapat diketahui variabel – variabel yang

palig mempengaruhi variabel keputusan pembelian. Maka, dari kerangka berpikir ini

dapat menjelaskan hubungan antara variabel yang akan diteliti secara teoritis Menurut

Sugiyono (2018:60) mengemukakan bahwa : “Kerangka berpikir merupakan model

konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah

diidentifikasi sebagai hal yang penting.. Sedangkan menurut Suriasumantri dalam

Sugiyono (2017:60), menjelaskan bahwa kerangka pemikiran ini merupakan

penjelasan sementara terhadap gejala-gejala yang menjadi objek permasalahan.

42
Berdasarkan pembahasan tersebut dapat disimpulkan bahwa kerangka

berpikir yaitu penjelasan sementara bersadarkan teeori yang secara konseptual

membahas tentang keterkaitaan hubungan pada setiap variabel permasalahan.

2.3.1. Pengaruh Harga Terhadap Keputusan Pembelian

Penentuan harga yang dilakukan perusahaan sangatlah berpengaruh terhadap

keputusan pembelian karena hal yang pertama yang dilihat oleh konsumen ketika

membeli suatu produk yaitu harga yang kemudian beberapa pertimbangan lainnya

mengikuti. Maka, suatu perusahaan seharusnya menerapkan harga sebanding dengan

kualitas dan nilai produk. Penetapan harga yang tinggi atau rendah bisa menjadi faktor

penentu bagi pembeli. Maka dari itu, harga harus dietetapkan harus tepat dan sesuai

dengan daya beli konsumen.

Hal ini di dukung oleh penelitiaan yang dilakukan Rischa Juliana, Ketut

Surabagiarta dan Evita Purnaningrum (2021), Pengaruh Kemasan dan Harga Terhadap

Keputusan Pembelian Minuman Coffe di Café Cyclo Sidoarjo, untuk hasil penelitianya

menyimpulkan bahwa harga memiliki pengaruh terhadap keputusan pembelian,

dimana semakin terjangkau harga yang ditetapkan akan membuat konsumen tertarik

untuk membeli produk.

Berdasarkan penelitian terdahulu diatas, dapat disimpulkan bahwa harga

berpengaruh terhadap keputusan pembelian.

43
2.3.2. Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian

Kualitas Produk merupakan halyang penting juga bagi perusahaan karena

jika kualitas yang diberikan baik bisa menjadikan konsumen loyal. Kualitas produk

yang ditawarkan haruslah memenuhi harapan yang didinginkan oleh konsumen, hal

tersebut dilakukan agar produk yang ditawarkan bisa selalu ada didalam ingatan

konsumen atau bisa menjadi pilihan utama konsumen. Maka dari itu, perusahaan

haruslah memberikan kualitas produk yang baik sesuai dengan harapan konsumen.

Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Vera Santiana Br Ginting,

Heru Irianto dan Bekti Wahyu Utami ( 2017 ) Pengaruh Gaya Hidup, Word Of Mounth

dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Pada Café Ngopi Serius di

Surakarta, untuk hasil penelitianya menyimpulkan bahwa Kualitas Produk

berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian. Dimana dengan memberikan

kualitas produk yang sesaui dengan yang diharpkan konsumen bisa berdampak kepada

keputusan pembelian.

Berdasarkan penelitian terdahulu diatas, dapat disimpulkan bahwa kualitas

produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian.

2.3.3. Pengaruh Harga dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian

Keputusan pembelian merupakan proses konsumen dalam menetapkan

pilihan untuk membeli produk. Salah satu faktor yang mempengaruhi keputusan

pembelian yaitu harga karena konsumen akan membandingkan harga dengan kualitas

yang diberikan, maka dari itu hal yang pertama dilihat oleh konsumen adalah harga.

Salah satu faktor penting lainnya yaitu kualitas produk. Kualitas produk yang diberikan

44
kepada konsumen harsunya memenuhi harapan yang diinginkan oleh konsumen.

Variabel kualitas produk merupakan pertimbangan paling utama terlebih untuk

kebutuhan pokok seperti makanan dan minuman. Maka disini konsumen akan memilih

kualitas produk dengan mutu yang baik yang bisa menjalankan fungsinya. Sehingga

harga dan kualitas produk sesuai dengan harapan konsumen maka konsumen bisa

menetapkan pilihanya untuk membeli produk sesuai dengan keputusan pembelian

konsumen.

Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Haryo Setyaki

Widiputra dan Tundung Subali Patma (2022) Pengaruh Kualitas Produk dan Harga

Terhadap Keputusan Pembelian Pada Caffe Padda Coffe Batu. Dalam penelitianya

menghasilkan kesimpulan bahwa Kualitas produk dan harga memiliki pengaruh positif

secara serempak terhadap keputusan pembelian.

Berdasarkan penelitian terdahulu diatas, dapat disimpulkan bahwa harga dan

kulitas produk terhadap keputusan pembelian.

Menurut Sugiyono (2017:66) menjelaskan bahwa paradigma penelitian dapat

diartikan sebagai pola pikir yang menunjukkan hubungan antara variabel yang akan

diteliti yang sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu

dijawab melalui penelitian, teori yang digunakan untuk merumuskan hipotesis, jenis

dan jumlah hipotesis, dan teknik analisis statistik yang akan digunakan.

Berdasarkan kerangka berpikir yang telah dikemukakan, terkait pengaruh

variabel harga dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian, maka penelitian ini

digambarkan dalam paradigma sebagai berikut:

45
Harga (X1)
Indikator :

1. Keterjangkauan Harga
2. Kesesuaian harga dengan
kualitas produk
3. Daya saing harga
4. Kesesuaian harga dengan
manfaat produk
X1 Keputusan Pembelian (Y)
Sumber : Kotler dan Armstrong Indikator :
terjemahan Sabran (2012:278)
1. Sesuai Kebutuhan
2. Mempunyai Manfaat
3. Ketepatan dalam
Kulitas Produk (X2) membeli bentuk
Indikator : 4. Pembelian Berulang
X2
1. Warna Sumber : Thompson
2. Penampilan (2016:57)
3. Porsi
4. Bentuk
5. Tempratur
6. Tekstur
7. Aroma
8. Rasa

Sumber : Fiani dan Japarianto


(2012)
X3

Gambar 2.1

Kerangka Berpikir

46
2.4. Hipotesis Penelitian

Hipotesis menurut Sugiyono (2017:64) adalah jawaban sementara terhadap

rumusan masalah karena sifatnya sementara, maka perlu di buktikan kebenarannya

melalui data empirik yang terkumpul. Hipotesis dalam penelitian ini yaitu dugaan

sementara yang harus diuji kebenaranya mengenai hubungan antara variabel – variabel

di dalam masalah peneitian. Hal ini berkaitan dengan penelitian terdahulu oleh Dwi

Putra Hendro Arianto (2020) dalam menganilis Pengaruh Produk, Harga, Kualitas

Pelayanan, Lokasi, Store Atmosphere Terhadap Keputusan Pembelian yang

menyatakan bahwa variabel harga dan kualitas produk berpengaruh secara signifikan

terhadap keputusan pembelian. Dengan demikian jika harga yang ditawarkan sesuai

dengan kualitas produk yang diberikan membuat konsumen berminat dalam untuk

melakukan keputusan, namun jika kualitas produk yang ditawarkan tidak sesuai dengan

harga yang diberikan maka memungkinkan konsumen tidak akan melakukan keputusan

pembelian pada produk tersebut.

Berdasarkan uraian teori diatas maka diusulkan hipotesis sebagai berikut:

H0 : ρ1 = 0 Diduga secara parsial tidak terdapat pengaruh antara harga terhadap

keputusan pembelian pada Cafe Mak Rempong di Jakarta Timur.

H1 : ρ1 ≠ 0 Diduga secara parsial terdapat pengaruh antara harga terhadap keputusan

pembelian pada Cafe Mak Rempong di Jakarta Timur.

47
H0 : ρ2 = 0 Diduga secara parsial tidak terdapat pengaruh antara kualitas produk

terhadap keputusan pada Cafe Mak Rempong di Jakarta Timur.

H2 : ρ2 ≠ 0 Diduga secara pasrial terdapat pengaruh antara kualitas produk terhadap

keputusan pembelian pada Cafe Mak Rempong di Jakarta Timur.

H0 : ρ3 = 0 Diduga secara simultan tidak terdapat pengaruh antara harga dan kualitas

produk terhadap keputusan pada Cafe Mak Rempong di Jakarta Timur.

H3 : ρ3 ≠ 0 Diduga secara simultan terdapat pengaruh antara harga dan kulitas produk

terhadap keputusan pembelian pada Cafe Mak Rempong di Jakarta

Timur.

48
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Bentuk penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian asosiatif

dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono (2016:14) “penelitian asosiatif

adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau

lebih”. Penelitian ini mengkaji bagaimana suatu variabel memiliki keterkaitan atau

berhubungan dengan variabel lain, atau apakah suatu variabel dipengaruhi oleh

variabel lainnya.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, Menurut Sugiyono (2017:8)

“Metode penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada

filsafat positivisme, yang digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu,

pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis dan bersifat kuantitatif

atau statistik”.

49
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

3.2.1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Cafe Mak Rempong yang berlokasi Jl. Galur Sari

Timur No.78 C, RT.8/RW.2, Utan Kayu Sel., Kec. Matraman, Kota Jakarta

Timur, Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

3.2.2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini dilaksanakan selama 1 (satu) bulan yang dimulai dari

Oktober 2022 sampai November 2022.

Tabel 3.1
Jadwal Penelitian

Bulan
No Kegiatan
Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Juni
Penyusunan
1 Proposal

Skripsi
Pengajuan
Proposal pada
2
Prodi
Manajemen
Seminar dan
Revisi
3
Proposal
Skripsi

50
Bulan
No Kegiatan
Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Juni
Penyusunan
Skripsi dan
4
Pengumpulan
Data

5 Siding Skripsi

Sumber : Data diolah 2022

3.3. Operasional Variabel Penelitian

Operasional variabel penelitian yaitu penjelasan dari masing – masing variabel

yang digunakan dalam penelitian terhadap indikator – indikator yang membentuknya.

Menurut Sugiyono (2018:63) berpendapat “Operasional variabel adalah sebagai

berikut: “suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang objek atau kegiatan yang

mempunyai variasi yang tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya”. Operasional variabel diperlukan dalam menentukan

jenis, indikator, serta skala dari variabel-variabel yang terkait dalam suatu penelitian,

sehingga pengujian hipotesis dengan alat bantu statistik dapat dilakukan secara benar.

Dalam penelitian yang dilakukan penulis terdiri dari variabel independen dan

variabel dependen. Adapun penjelasan dari masing-masing variabel itu adalah sebagai

berikut :

51
3.3.1. Varianel Independen atau Bebas (X1 dan X2)

Variabel bebas yaitu variabel yang dipilih dan dikur oleh peneliti untuk

menentukan hubungnya dengan suatu gejala yang diobservasi. Variabel bebas yang

diteliti dalam penelitian ini meliputi variabel Harga (X1) dan Kualitas Produk (X2).

3.3.2. Variabel Dependent atau Terikat (Y)

Variabel terikat yaitu variabel yang dipengaruhi oleh adanya variabel bebas.

Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu keputusan pembelian (Y).

Secara rinci operasional variabel dalam penelitian ini di buat dalam tabel

variabel, dimensi, indikator, instrument dan butir pertanyaan dipakai, terlihat dalam

tabel di bawah ini :

Tabel 3.2
Operasional Variabel

Variabel Butir
Indikator Pernyataan Skala
Penelitian Pertanyaan
Harga 1. Keterjangkaua Harga produk 1 Likert
(X1) n Harga terjangkau dengan (1-5)
Sumber : pendapatan
Kotler dan konsumen
Amstrong Harga yang 2
terjemahan diberikan
Sabran bervariasi sesuai
(2019:29) dengan kebutuhan

52
Butir
Variabel Indikator Pernyataan Skala
Pernyataan
Harga 2. Kesesuaian Harga yang 3 Likert
(1-5)
(X1) Harga ditawarkan sesuai
Sumber : dengan kualitas
Kotler dan yang diberikan
Amstrong Harga produk 4
terjemahan yang diberikan
Sabran sesuai dengan
(2019:29) daya beli
konsumen
3. Daya Saing Harga yang 5
Harga diberikan lebih
murah
dibandingkan
pesaing
Café Mak 6
Rempong sering
memberikan
promo menarik
dari café yang
lain
4. Kesesuain Harga yang 7
harga dengan diberikan sesuai
manfaat dengan manfaat
yang dibutuhkan
konsumen

53
Variabel Indikator Pernyataan Butir Skala
Pernyataan
Harga Café Mak 8 Likert
(1-5)
(X1) Rempong
Sumber : memberikan
Kotler dan penawaran sesuai
Amstrong dengan yang
terjemahan diharapkan
Sabran konsumen
(2019:29)

Kualitas 1. Warna Warna produk 1 Likert


(1-5)
Produk yang disajikan
(X2) kurang menarik
Sumber : dilihat
Fiana dan 2. Penampilan Penampilan dari 2
Japarianto produk yang
(2012) disajikan kurang
menarik
3. Porsi Ketidaksesuaian 3
antara harga dan
produk yang
diberikan
4. Bentuk Dalam penyajian
4
makanan dan
minuman tidak
sesuai dengan
yang diharapkan

54
Butir
Variabel Indikator Pernyataan Skala
Pernyataan
Kualitas 5. Temperatur Kurang nya 5 Likert
(1-5)
Produk kesesuaian
(X2) temperature
Sumber : makanan dan
Fiana dan minuman yang
Japarianto disajikan dengan
(2012) selera konsumen
f. Tekstur Tekstur makanan 6
dan minuman
yang disajikaan
tidak sesuai
dengan keinginan
konsumen
g. Aroma Kopi yang 7
disajikan kurang
memiliki aroma
yang khas
h. Rasa Rasa yang 8
diberikan untuk
produk makanan
dan minuman
tidak seimbang

55
Variabel Indikator Pernyataan Butir Skala
Pernyataan
Keputusan 1. Sesuai Konsumen 1 Likert
(1-5)
Pembelian kebutuhan mudah dalam
(Y) mencari produk
Sumber : yang di inginkan
Menurut
Thompson
(2016:57)
Produk yang 2
dibutuhkan
terdapat di cafe
Mak Rempong
2. Mempunyai Memberikan 3
manfaat informasi yang
sesuai
Menyaajikaan 4
produk yang
sesuai dengan
keinginan
konsumen
3. Ketepatan dalam Memiliki bentuk 5
membeli produk yang unik dalam
menyajikan
produk

56
Variabel Indikator Pernyataan Butir Skala
Pernyataan
Harga sesuai 6 Likert
(1-5)
dengan dengan
rasa yang
ditawarkan
4.Pembelian Konsumen 7
Berulang merasa puas dan
melalukan
transaksi berulang
Kepuasan 8
konsumen
menjadikan
pelanggan

3.4. Populasi dan Sampel

3.4.1. Populasi

Menurut Sugiyono (2017:215) mendefinisikan “Populasi adalah jumlah wilayah

generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik yang ditetapkan oleh peneliti dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Dalam penelitian ini populasinya adalah 3.916 konsumen, diambil dari jumalah

konsumen Cafe Mak Rempong pada tahun 2022.

57
3.4.2. Sampel

Menurut Sugiyono (2016:215) “Sampel adalah jumlah dan karakteristik yang

dimiliki oleh populasi tersebut”. Sampel merupakan bagian dari populasi atau

perwakilan dari populasi yang diambil untuk ditelit.

3.4.3. Teknik Sampling

Menurut Sugiyono (2016:81) “Teknik sampling merupakan tehnik

pengambilan sampel untuk digunakan dalam penelitian”. Teknik sampling yang

digunakan dalam penelitian ini adalah teknik Probability Sampling yaitu metode

pengambilan sampel secara random atau acak dengan cara pengambilan sampel ini

seluruh anggota populasi diasumsikan memiliki kesempatan yang sama untuk terpilih

menjadi sampel penelitian. presesi ditetapkan yaitu 10%. Penulis mengambil beberapa

sambil yang memiliki peluang yang sama dengan menggunakan rumus Slovin (Syofian

Siregar, 2014:149), dengan rumus:

𝑁
𝑛=
1 + (𝑁𝑒 2 )

Keterangan :

𝑛 : Ukuran Sampel

𝑁 : Jumlah Populasi

58
e : Kesalahan dalam mengambil sampel yang ditetapkan sebesar 10%

Dengan mengacu pada rumus slovin diatas, maka sampel dalam penelitian ini

diperoleh sebagai berikut :

𝑁
𝑛=
1 + (𝑁𝑒 2 )

3.916
𝑛=
1 + 3.916 (0,1)2

3.916
𝑛=
1 + 3.916 (0,01)

3.916
𝑛=
40,16

𝑛 = 97,59 ≈ 98

Maka untuk jumlah sampelnya setelah dibulatkan yaitu 98 responden.

3.5. Teknik Pengumpulaan Data

Pengumpulan data yaitu cara untuk mendapatkan informasi yang akan

digunakan dalam pengukuran variabel. Pengumpulan data merupakan cara untuk

memperoleh data yang valid yang nantinya digunakan untuk di buktikan dan juga di

kembangkan sebagai pengetahuan untuk memecahkan dan mengantisipasi masalah.

59
3.5.1. Sumber Data

Sumber data yang dipakai dalam penelitian ini yaitu data primer dan data skunder.

1. Data Primer

Menurut Sugiyono (2016:137) data premier adalah data yang pertama kali

dicatat dan dikumpulkan oleh peneliti. Maksudnya data primer yaitu data yang

berasal dari sumber utama atau data yang diambil langsung tanpa melewati

perantara. Dalam pengambilan datanya menggunakan metode sebagai berikut:

a. Kuesioner

Teknik yang digunakan untuk memperoleh data melalui daftar pertanyaan

atau pernyataan tertulis sesuai dengan kondisi responden melalui online.

Responden dapat memberikan jawaban atas daftar pertanyaan dengan mengisi

kuesioner tersebut. Respondennya yaitu konsumen yang ada di wilayah

Jl.Galur Sari Timur Kecamatan Matraman.

b. Observasi

Teknik ini digunakan untuk memperoleh data melalui pengamatan

langsung oleh peneliti agar dapat memahami kenampakan visual dari lokasi

penelitian, sehingga metode ini bisa menambahkan data dan informasi yang

diperlukan. Dalam penelitian ini penulis mengamati langsung Cafe Mak

Rempong.

2. Data Skunder

Menurut Sugiyono (2016:137) menyebutkan bahwa data sekunder

merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data,

60
misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen. Data sekunder didapatkan dengan

cara :

a. Studi Kepustakaan yaitu data yang diperoleh dari buku, karya ilmiah serta

pendapat para ahli yang relevan.

b. Data penjualan Cafe Mak Rempong (4 tahun terakhir).

c. Cerita Cafe dan hal lainnya yang menunjang materi penulisan.

3.6. Teknik Analisi Data

Menurut Sugiyono (2016:147) “Dalam penelitian kuantitatif analisis data

merupakan kegiatan pengumpulan data dari sumber yang diperoleh “. Kegiatan dalam

analisis data adalah mengelompokan data berdasarkan variabel dan jenisnya,

menyajikan data berdasarkan varaibel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk

menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang

telah diajukan. Dalam penelitian ini untuk pembobotan data, peneliti menggunakan

skala pengukuran.

3.6.1. Jenis Data

1. Skala Likert

Dalam penelitian ini untuk pembobotan datanya peneliti menggunakan

skala pengukuran. Menurut Sugiyono (2017:92), skala pengukuran merupakan

kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang

pendeknya interval yang ada dalam alat ukur sehingga bila digunakan akan

menghasilkan data kuantitatif.

61
Dari sekian banyak jenis skala yang telah dikembangkan, maka dalam

penelitian ini penulis menggunakan Skala Likert dalam bentuk data-data yang

diperoleh.

Sugiyono (2017:92) berpendapat bahwa Skala Likert adalah skala yang

digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau

sekelompok orang tentang fenomena sosial. Lebih lanjut Sugiyono (2017:92)

menjelaskan bahwa Dengan menggunakan skala likert maka variabel yang 53

akan diukur dijabarkan menjadi dimensi variabel dan dimensi tersebut

dijadikan acuan dalam menyusun pertanyaan maupun pernyataan.

Dalam penelitian ini skala likert dan nilai (scoring) yang digunakan

sebagai berikut :

Tabel 3.3
Skala Likert

Alternatif Jawaban Bobot


Sangat setuju 5
Setuju 4
Kurang Setuju 3
Tidak Setuju 2
Sangat Tidak Setuju 1
Sumber : Sugiyono (2017)

Dalam skala pengukuran ini, maka nilai variabel yang diukur dengan

instrument tertentu dapat dinyatakan dalam bentuk angka, sehingga akan lebih

62
akurat, efesien dan komunikatif. Instrumen yang digunakan lainnya yaitu

kuesioner. Kuesioner yaitu cara pengumpulan data dengan menggunakan daftar

pertanyaan atau pernyataan yang berhubungan dengan permasalahan yang akan

diteliti. Kuesioner tersebut kemudian disebarkan kepada responden untuk diisi

sesuai dengan yang mereka alami atau rasakan tentang objek penelitian. Dalam

hal ini objek penelitianya yaitu harga (Variabel X1), kualitas produk (X2) dan

keputusan pembelian (Variabel Y).

2. Skala Interval

Setelah dibuat skala likert dan nilainya (scoring), selanjutnya dicari rata-

rata dari setiap jawaban responden. Untuk memudahkan peneliti melakukan

penilaian terkait rata-rata tersebut, maka digunakan skala interval. Skala interval

digunakan untuk mengukur rentang skala dari setiap variabel yang diukur untuk

bisa memberikan interpretasi yaitu :

Tabel 3.4
Skala Interval

Ruang Interval Kriteria


1,00-1,79 Sangat Tidak Setuju (STS)
1,80-2,59 Tidak Setuju (TS)
2,60-3,39 Kurang Setuju (KS)
3,40-4,19 Setuju (S)
4,20-5,00 Sangat Setuju (SS)
Sumber : Sugiyono (2016:25)

63
3.6.2. Uji Instrumen Data

Data merupakan instrument sangat penting bagi penelitian ini, hal ini

dikarenakan untuk pengambaran variabel yang diteliti dan berfungsi sebagai alat

pembuktin hipotesis. Valid atau tidaknya data sangat menentukan kualitas dari data

tersebut. Hal ini tergantung instrument yang digunakan aapakah sudah memenuhi

validitas dan relibilitas. Adapun dalam pengujian instrument ini digunakan dua

pengujian yaitu :

1. Uji Validitas

Menurut Suharsimi Arikunto dalam Selfian Hary Raharjo (2015:65),

mengatakan bahwa validitas adalah instrumen yang dicapai apabila data yang

dihasilkan dari instrumen tersebut sesuai dengan data atau informasi lain

mengenai variabel penelitian yang dimaksud. Uji validitas digunakan untuk

menguji apakah kuesioner tersebut valid atau tidak. Kuesioner dinyatakan valid

apabila pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner mampu menunjukan sesuatu

yang akan diukur dalam kuesioner tersebut. Taraf signifikansi α = 0,1 atau

(10%), artinya tingkat kepercayaan pengujiannya adalah 90 %.

Uji validitas dilakukan dengan melihat korelasi antara skor masing masing

item dalam kuesioner dengan total skor yang ingin diukur dengan asumsi :

a. Jika 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙, maka instrument valid

b. Jika 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙, maka dikatakan tidak valid

64
2. Uji Reliabilitas

Menurut Sugiyono (2017:130) menyatakan bahwa “uji reliabilitas adalah

sejauh mana hasil pengukuran dengan menggunakan objek yang sama, akan

menghasilkan data yang sama. Uji reabilitas digunakan untuk menguji tingkat

kehandalan kuesioner. Kuesioner yang reliable apabila diuji secara berulang-

ulang akan diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek yang diukur tdak

berubah. Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini akan menggunakan rumus

Cronbach Alpha digunakan untuk untuk mencari reliabilitas instrument yang

skornya berbentuk skla.

Suatu variabel penelitian dikatakan reliable apabila memenuhi kriteria

sebagai berikut :

a. Jika nilai Cronbach’s Alpha> 0.60 maka kuesioner dinyatakan reliable.

b. Jika nilai Cronbach Alpha‘s < 0.60 dinyatakan tidak reliablel.

Dalam menghitung realibilitas instrument, peneliti menggunakan rumus

Cronbach’s Alpha digunakan untuk untuk mencari reliabilitas instrument yang

skornya berbentuk skala.

3.6.3. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik (uji linearitas) ini bertujuan untuk mencari tahu

kelinearitasannya antara satu variabel dengan variabel yang lain sebelum

menggunakan analisis regresi linear berganda. Dalam uji linearitas terlebih

65
dahulu menguji uji normalitas data dan bebas dari asumsi klasik yang meliputi

uji normalitas, uji multikolinearitas, dan uji heteroskedastisitas.

1. Uji Normalitas

Menurut Ghozali (2014:160) berpendapat “Model regrasi yang baik

adalah berdistribusi normal atau mendekati normal”. Jadi uji normalitas bukan

dilakukan pada masing – masing variabel tetapi pada nilai residualnya.

Sehingga uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regrasi

variabel dependen dan variabel independen mempunyai distribusi normal.

Asusmi yang digunakan dalam uji normalitas adalah :

a. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis

diagonal atau grafik histogramnya menunjukan pola distribusi

normal,maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

b. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis

diagonal atau grafik histogramnya tidak menunjukan pola distribusi

normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

2. Uji Multikolinearitas

Menurut Ghozali (2017:105) berpendapat bahwa “Uji multikolinearitas

bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar

variabel bebas (Independent)”. Maka, uji Multikolineritas digunakan untuk

menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi yang kuat antar

66
variabel independen. Multikolinieritas dapat dilihat dari nilai Tolerance dan

Variance Inflaction Factor (VIF) dengan asumsi sebagai berikut:

a. Jika nilai VIF < 10 dan nilai Tolerance > 0,1 maka tidak terjadi

Multikolinieritas.

b. Jika nilai VIF > 10 dan nilai Tolerance < 0,1 maka terjadi Multikolinieritas.

3. Uji Heterokedasititas

Menurut Ghozali (2017:139) uji heteroskedastisitas terjadi untuk menguji

apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan Variance dari

Residual dalam satu pengamatan ke pengamatan yang lain, jika Variance

berbeda maka disebut heteroskedastisitas.

Menurut Ghozali (2017:142), ketentuan dalam uji Glejser dapat melihat

hasil uji nilai residual absolut diregresi dengan variabel independen. Adapun

pengambilan keputusan pada pengujian ini dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Jika ada pola tertentu, seperti titik – titik yang ada membentuk pola teratur

(bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan

terjadinya heteroskedastisitas.

b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik – titik menyebar diatas dan

dibawah angka 0 pada sumbu Y, amak tidak terjadi heteroskedastisitas.

3.6.4. Analisis Kuantitatif

Analisis kuatitatif adalah penelitian untuk menilai kondisi dari nilai pengaruh,

dan signifikansi pengaruh tersebut. Menurut Sugiyono (2017:55) berpendapat “metode

kuantitatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara 2

67
(dua) variabel atau lebih. Dengan demikian dari hasil dari analisis ini akan memberikan

jawaban awal dari rumusan masalah mengenai pengaruh variabel independen terhadap

variabel dependen. Adapun tahapan analisis yang dilakukan adalah :

1. Analisis Regresi Linear Sederhana

Anaisis regresi digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh variabel

bebas dan terikat. Menurut Sugiyono (2018:227), “berpendapat Regresi linear

sederhana digunakan untuk mengestimasi besarnya koefisien yang dihasilkan

dari persamaan yang bersifat linear satu variabel bebas untuk digunakan sebagai

alat prediksi besarnya variabel tergantung”. Adapun persamaan regresi linear

sederhana dapat dirumuskan sebagai berikut :

Y = a +bx

Dimana :

Y = Variabel terikat ( variabel yang diduga )

X = Variabel bebas

a = intersep (konstan) (nilai Y bila X = 0 disebut titik intercept)

b = koefisien arah regresi linear untuk mengukur besarnya pengaruh Y

2. Analisis Regrasi Linear Berganda

Menurut Sugiyono (2017:277) berpendapat “Regresi linier sederhana

digunakan untuk mengestimasi besarnya koefisien yang dihasilkan dari

persamaan yang bersifat linier saru variabel bebas untuk digunakan sebagai alat

68
prediksi besarnya variabel tergantung”. Dalam penelitian ini analisis regrasi

berganda digunakan untuk menganalisis pengaruh antara harga dan kualitas

produk terhadap keputusan pembelian.

Persamaan regrasi dapat dirumuskan :

Y = α + β 1 X1 + β2 X2 + e

Keterangan :

Y : Variabel Dependen (Keputusan Pembelian)

α : Konstanta

β : Koefisien regresi variabel

3. Analisis Koefisien Korelasi

Analisis koefisien korelasi dimaksudkan untuk mengetahui tingkat hubungan

antara variabel bebas dengan variabel terikat baik secara pasrial maupun simultan.

Menurut Sugiyono (2017 :233) koefisien tersebut dapat dirumuskan sebagai

berikut:

𝑟 𝑟
√𝑟 2 𝑦𝑥1 + 𝑟 2 𝑦𝑥2 − 2 𝑦 𝑥1 − 2 𝑦 𝑥2
𝑅𝑦. 𝑥1 𝑥2 =
1 − 𝑟 2 𝑥1 𝑥2

69
Keterangan :

Ry𝑥1 𝑥2 = Koefisien korelasi antara variabel X1 dan X2 terhadap Y

ryx1 = Koefisien korelasi X1 terhadap Y

ryx2 = Koefisien korelasi X2 terhadap Y

Besarnya koefisien korelasi adalah -1 ≤ r ≤ +1. Hasil dari perhitungan akan

memberikan tiga alternative, yaitu :

a. Bila r = 0 atau mendekati 0, maka korelasi antara variabel x terhadap variabel

y.

b. Bila r = +1 atau mendekati -1, maka korelasi antara kedua variabel adalah kuat

atau searah, dikatakan positif

c. Bila r = -1 atau mendekati -1, maka korelasi antara kedua variabel adalah kuat

dan berlawan arah, dikatakan negatif.

Lebih lanjut menurut Sugiyono (2017:184) untuk menginterpretasikan hasil

koefisisen korelasi dapat berpedoman pada tabel sebagai berikut :

70
Tabel 3.5
Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Nilai Koefisien Korelasi Tingkat Hubungan


0,000 – 0,199 Sangat Rendah
0,200 – 0,399 Rendah
0,400 – 0,599 Sedang
0,600 – 0,799 Kuat
0,800 – 1,000 Sangat kuat
Sumber : Sugiyono(2017:184)

4. Analisis Koefisiein Determinasi (R2)

Menurut Andi Supangat (2015:350) berpendapat “koefisien determinasi

merupakan besaran untuk menunjukan tingkat kekuatan hubungan antara dua

variabel atau lebih dalam bentuk persen”. Maka, Koefisien determinasi

digunakan untuk mengetahui sampai seberapa besar kemampuan model dalam

menerangkan variabel independen. Nilai koefisien determinasi antara nol sampai

satu. Semakin kecil nilai koefisien determinasi berarti kemampuan variabel-

variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen sangat terbatas.

Rumus yang digunakan dalam analisis ini menurut Sugiyono (2018:350)

untuk mengetahui besarnya kontribusi variabel bebas

KD = r2 x 100%

Sumber : Sugiyono (2018:350)

71
Keterangan :

KD : Koefisien Determinasi

r : Koefisien Korelasi antara variabel bebas dan terikat

100 % : Pengalian yang di presentasikan

5. Pengujian Hipotesis (Uji t parsial)

Uji t menunjukan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara

individual terhadap variabel dependen. Menurut Sugiyono (2018:251) bahwa

“Uji t digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regrasi variabel bebas

(x) secara parsial berpengaruh terhadap variabel terikat (Y) pada tingkat

kepercayaan 95%. Tingkat signifikasi masing-masing variabel adalah 0,05.

Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

H0 : ρ1 = 0 artinya variabel – variabel independen tidak memiliki pengarh

terhadap variabel dependen

H1 : ρ1 ≠ 0 artinya variabel-variabel independen mempunyaai pengaruh

terhadap variabel dependen

Kriteria pengujian dalam penelitian ini sebagai berikut :

a. Berdasarkan perbandingan Sig dengan α = 5% (0,05)

1) Jika Sig. < 0,05, maka Ha diterima dan Ho ditolak

2) Jika Sig. > 0,05, maka Ha ditolak dan Ho diterima

72
b. Dasar pengambilan keputusan sebagai berikut :

1) Jika t hitung > t tabel , maka Ha diterima Ho ditolak

2) Jika t hitung < t tabel , maka Ha diterima Ho diterima

Kriteria pengujian dalam penelitian ini sebagai berikut :

1) Jika t hitung > t tabel , maka Ha diterima Ho ditolak

2) Jika t hitung < t tabel , maka Ha diterima Ho diterima

Kriteria dikatakan signifikan jika nilai t hitung > t tabel atau probability

signifikasi < 0,05

6. Uji F (Uji Simultan)

Uji statistik F menunjukkan apakah semua variabel independen secara

bersama-sama memiliki pengaruh signifikan terhadap variable dependen.

Menurut Sugiyono (2018:252) bahwa “Uji F digunakan untuk mengetahui

pengaruh secara simultan (bersama-sama ) antara variabel bebas terhadap

variabel terikat”. Dalam penelitian ini, uji F digunakan untuk mengetahui

pengaruh harga dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian. Pengujian

dilakukan dengan membandingkan antara F hitung dan F tabel yang memiliki

signifikasi sebesar 0,05. Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

H0 : ρ1 = 0 artinya variabel – variabel independen tidak memiliki pengarh

terhadap variabel dependen

73
H1 : ρ1 ≠ 0 artinya variabel-variabel independen mempunyaai pengaruh

terhadap variabel dependen

Kriteria pengujian dalam penelitian ini sebagai berikut :

a. Berdasarkan perbandingan Sig dengan α = 5% (0,05)

1. Jika Sig. < 0,05, maka Ha diterima dan Ho ditolak

2. Jika Sig. > 0,05, maka Ha ditolak dan Ho diterima

b. Perbandingan dengan t hitung dengan t tabel

1) Jika t hitung > t tabel , maka Ha diterima Ho ditolak

2) Jika t hitung < t tabel , maka Ha diterima Ho diterima

74
DAFTAR PUSTAKA

Amstrong, Gary & Philip, Kotler. (2012) Dasar – dasar pemasaran. Jilid 1, alih

Andanawari, A. R., & KAMAL, M. (2014). Pengaruh Harga, Lokasi, Dan Kualitas
Produk Terhadap Keputusan Pembelian (Studi Kasus Pada Stove Syndicate
Café Semarang) (Doctoral dissertation, Fakultas Ekonomika dan Bisnis).

Ariella, I. R. (2018). Pengaruh Kualitas Produk, Harga Produk Dan Desain Produk
Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Mazelnid. Performa: Jurnal
Manajemen Dan Start-Up Bisnis, 3(2), 216-221.

Bayu, D. K., Ningsih, G. M., & Windiana, L. (2020). Pengaruh Labelisasi Halal, Merek
dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Minuman Chatime. Jurnal Sosial
Ekonomi Pertanian, 16(3), 239-256.

Fatmaningrum, S. R., Susanto, S., & Fadhilah, M. (2020). Pengaruh kualitas produk
dan citra merek terhadap keputusan pembelian minuman Frestea. Jurnal Ilmiah
MEA (Manajemen, Ekonomi, & Akuntansi), 4(1), 176-188.

Ghodang, H. (2021). PENGARUH KUALITAS PRODUK TERHADAP


KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA PT. MAJU JAYA POHON PINANG
MEDAN. Creative Agung, 11(1), 91-108.

Gunarsih, C. M., Kalangi, J. A., & Tamengkel, L. F. (2021). Pengaruh Harga Terhadap
Keputusan Pembelian Konsumen Di Toko Pelita Jaya Buyungon
Amurang. Productivity, 2(1), 69-72.

Hakim, M. A., & Suprihhadi, H. (2022). Pengaruh Kualitas Produk, Harga Dan
Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Pada Kedai Jokopi Cabang Dinoyo
Surabaya. Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen (JIRM), 11(9).

75
Kasanti, N., Wijaya, A., & Suandry, S. (2019). Pengaruh Harga dan Kualitas produk
terhadap keputusan pembelian produk safety merek Proguard pada PT AIM
safety Indonesia. Asian Journal of Innovation and Entrepreneurship, 43-51.

Ningrum, A. S., & Suryoko, S. (2018). Pengaruh harga, produk, dan lokasi terhadap
keputusan pembelian di peacockoffie, semarang. Jurnal Ilmu Administrasi
Bisnis, 8(1), 164-173.

Prilano, K., Sudarso, A., & Fajrillah, F. (2020). Pengaruh Harga, Keamanan dan
Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Toko Online Lazada. Journal of
Business and Economics Research (JBE), 1(1), 1-10.

Suari, M. T. Y., Telagawathi, N. L. W. S., & Yulianthini, N. N. (2019). Pengaruh


Kualitas Produk Dan Desain Produk Terhadap Keputusan Pembelian. Bisma:
Jurnal Manajemen, 5(1), 26-33.

Sugiyono, (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif dan r&d, Bandung :


Alfabeta

Susilowati, I. H., & Utari, S. C. (2022). Pengaruh Harga Terhadap Keputusan


Pembelian Di Apotik MAMA Kota Depok. Jurnal Ecodemica Jurnal Ekonomi
Manajemen dan Bisnis, 6(1), 134-140.

Zulaicha, S., & Irawati, R. (2016). Pengaruh Produk dan harga terhadap keputusan
pembelian Konsumen di Morning Bakery Batam. Inovbiz: Jurnal Inovasi
Bisnis, 4(2), 123-136.

76

Anda mungkin juga menyukai