HALAMAN JUDUL
PROPOSAL
Diajukan Oleh :
191003612012043
2023
1
HALAMAN PENGESAHAN
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT, karena atas segala rahmat dan karunia-
Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Variasi Produk
dan Suasana Terhadap Kepuasan Konsumen pada Hideout Corner Semarang”.
1. Ibu Dra. Nurchayati, MM, AK.CA selaku Dekan Fakultas Ekonomika dan
Bisnis Universitas 17 Agustus 1945 Semarang.
2. Bapak Drs. Ribut Musprihadi,MM, selaku dosen pembimbing yang telah
dengan sabar memberikan arahan serta bimbingan, sehingga penulis dapat
menyelesaikan proposal ini.
3. Bapak dan Ibu dosen yang telah mengasuh seta memberikan banyak bekal
ilmu, selama penulis menempuh studi di Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas 17 Agustus 1945 Semarang.
4. Ibu dan keluarga yang selalu mendukung dan memberi semangat agar
penulis dalam keadaan apapun.
5. Seluruh teman-teman yang selalu membantu dengan cara mereka sendiri.
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada
semua pihak yang telah memberikan bantuan. Semoga proposal ini dapat
bermanfaat, secara teoritis maupun praktis.
Semarang, 1 januari 2023
Penulis
3
DAFTAR ISI
4
3.4.2. Uji Realibitas .............................................................................. 32
3.5. Teknik Analisis Data ............................................................................. 32
3.5.1. Analisis Deskripsi ....................................................................... 32
3.5.2. Analisis Hasil Penelitian ............................................................. 33
3.5.3 Analisis Regresi Linear Berganda ............................................... 33
4. Uji Hipotesis ................................................................................................. 36
III. BAGIAN AKHIR............................................................................................ 37
1. Daftar Pustaka............................................................................................... 37
2. Lampiran....................................................................................................... 38
5
DAFTAR TABEL
6
DAFTAR GAMBAR
7
II. Bagian Inti
1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Kemajuan teknologi saat ini telah mendorong perdagangan bisnis dan gaya
hidup manusia pun kian ikut berubah. Trend bisnis kuliner saat ini menjadi sebuah
usaha yang menjanjikan. Karena pada dasarnya makanan adalah kebutuhan pokok
manusia. Salah satu bisnis yang sedang mengalami perkembangan pesat saat ini
adalah cafe atau coffee shop. Menurut Marsum (2005) dan Kristina (2013:14) cafe
adalah tempat untuk makan dan minum sajian cepat saji dan menyuguhkan
suasana santai dan tidak resmi. Kebanyakan pengunjung cafe adalah kaum muda
yang ingin “nongkrong” dengan teman untuk mengerjakan tugas, berkumpul
keluarga, atau sekedar menghabiskan waktu luang. Cafe telah menjadi gaya hidup
kaum dewasa saat ini. Dalam bisnis cafe dan restoran, untuk menarik konsumen
maka produk yang ditawarkan harus mempunyai kelebihan serta perbedaan rasa,
varian, menu, dan suasana yang nyaman. Inovasi menu dan suasan tempat yang
nyaman dapat membantu meningkatkan volume penjualan.
Semakin tinggi peminat bisnis kuliner membuat banyak orang ingin
memulai usaha kuliner. Keadaan tersebut membuat persaingan bisnis dibidang ini
semakin ketat. Banyaknya cafe di Kota Semarang dengan berbagi macam
perbedaan varian produk dan suasana yang ditawarkan tentu akan memberikan
kesan yang berbeda. Kepuasan pelanggan sangat penting bagi bisnis, menurut
(Kotler & Keller, 2014). Ketika konsumen telah membandingkan variasi produk
dan suasana tempat akan muncul perasaan senang atau kecewa karena tidak sesuai
dengan apa yang di ekspektasikan. Untuk bertahan dalam persaingan bisnis ini,
pelaku bisnis cafe harus memperhatikan kepuasan konsumen.
Berkembangnya cafe di Semarang yang menarik perhatian saya adalah
cafe Hideout Corner yang berada di jalan Jenderal Sudirman 212 Semarang. Cafe
ini sudah berdiri sejak tahun 2019 dan masih eksis hingga sekarang. Cafe ini
menyediakan banyak jenis kopi dan makanan. Konsep yang diterapkan dalam
pemasarannya adalah melakukan promosi secara offline dan online. Untuk
8
promosi offline Hideout Corner sering mengadakan event-event live music,
diskon peringatan tertentu, nonton bareng atau nobar piala dunia untuk menarik
konsumen datang untuk melakukan pembelian. Untuk pemasaran onlinenya
dengan melakukan promosi melalui media sosial instagram dan aplikasi instan
seperti gofood, shopee food, dan grab food. Berikut ini adalah tabel penjualan
Hideout Corner selama periode 1 tahun :
Tabel 2. 1
Data penjualan Hideout Corner Semarang Bulan November 2021-November
2022
Dari tabel 2.1 dapat diketahui bahwa terjadi fluktuasi setiap bulannya.
Pada bulan November sampai Desember terjadi kenaikan sebesar 0,97%. Tetapi
pada bulan Januari hingga November mengalami kenaikan dan penurunan yang
tidak stabil di setiap bulannya. Terjadinya fluktuasi penjualan yang Hideout
Corner dapat disebabkan oleh kepuasan konsumen saat mengunjungi cafe Hideout
Corner. Untuk mengetahui faktor apa saja yang menjadi penyebab penurunan
penjualan di Hideout Corner maka dilakukan pra survey terhadap konsumen yang
melakukan pembelian.
9
Berikut Hasil pra survey konsumen Hideout Corner :
Tabel 2. 2
Hasil Pra survey dari 30 orang customer Hideout Corner.
Berdasarkan dari hasil pra survey konsumen tersebut, dapat diketahui bahwa
suasana dan variasi menu hanya ada sedikit orang yang setuju. Konsumen yang
menjawab suasana nyaman hanya 6 orang yang artinya suasana di Hideout Corner
belum memberikan kesan nyaman, tentram, dan aman. 4 orang menyatakan variasi
produk atau menu Hideout Corner yang kurang bervariasi. Menurut hasil
wawancara dari Faiz salah satu karyawan Hideout Corner pada tanggal 7 Januari
2023, menyatakan bahwa konsumen yang datang rata-rata adalah pengunjung yang
biasa datang.
Variasi produk merupakan nilai jual utama dalam berbisnis. Dengan adanya
keragaman produk yang ditawarkan maka akan memperoleh kepuasan dari
konsumen. Adapun selain variasi produk, suasana tempat menjadi faktor yang
sangat penting juga, penciptaaan suasana yang aman, nyaman, dan tentram menjadi
pertimbangan tersendiri bagi konsumen untuk mengunjungi sebuah cafe atau
restoran.
10
Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa berkaitan dengan variasi menu dan
suasana tempat. Secara ringkas terdapat dalam tabel berikut :
Tabel 2. 3
Research Gap
11
1.5. Manfaat Penelitian
12
2. Tinjauan Pustaka
2.1. Telaah Teori
2.1.1. Pemasaran Jasa
Definisi pemasaran jasa dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu secara
sosial dan manajerial. Secara sosial, pemasaran jasa adalah proses sosial agar
individu atau kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dengan cara
menawarkan, menciptakan, dan menukarkan produk jasa yang bernilai dengan
pihak lain. Sedangkan secara manajerial, adalah proses perencanaan, pelaksanaan
pemikiran, penetapan harga, promosi, dan penyaluran produk jasa.
Menurut Kotler & Keller (2012) jasa adalah setiap aktivitas, manfaat, atau
performance yang ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak yang lain yang
bersifat intangible dan tidak menyebabkan perpindahan kepemilikan apapun
dimana dalam produksinya dapat terikat maupun tidak dengan produk fisik.
1. Pelayanan personal
Jasa yang sangat mengutamakan pelayanan orang dan perlengakapannya
sepeti tukang cukur, laundry, tukang foto, dan lain-lain.
13
2. Pelayanan keuangan
Pelayanan keuangan terdiri dari :
a. Pelayanan bank
b. Asuransi
c. Lembaga penanaman modal
d. Transportasi publik
3. Hiburan
Yang termasuk dalam kelompok ini adalah usaha-usaha dibidang olahraga,
bioskop, gedung pertunjukan, dan lainnya.
4. Pelayanan hotel
Hotel adalah suatu jenis akomodasi yang menggunkan sebagian bangunan
dengan menyediakan jasa penginapan, makanan, minuman, dan sarana
lainnya.
14
Kepuasan konsumen adalah persepsi individu terhadap performansi suatu
produk atau jasa dikaitkan dengan harapan konsumen tersebut (Sciffman dan
Kanuk, 2004). Kepuasan konsumen didefinisikan sebagai penilaian evaluasi
pascapembelian dimana alternatif yang dipilih sekurang-kurangnya memberi hasil
sama atau melampaui harapan konsumen.
1. Harapan
2. Kinerja
3. Perbandingan
15
4. Konfirmasi dan diskonfirmasi
5. Ketidak sesuaian
Perbedaan antara level kinerja dengan harapan. Konfirmasi negatif yaitu ketika
kinerja aktual berada dibawah level harapan, kesenjangan yang lebih luas lagi
akan mengakibatkan tingginya level ketidakpuasan. Sebaliknya konfirmasi positif
yaitu ketika kinerja aktual berada diatas level harapan. Ketika konsumen puas,
maka konsumen akan menggunakan produk yang sama, dan ketika konsumen
merasa tidak puas maka konsumen akan menuntut perbaikan atau komplain
terhadap perusahaan.
Strauss & Neuhaus (2016:2) membedakan ada tiga tipe kepuasan dan dua
tipe ketidakpuasan, berdasarkan emosi yang timbul secara spesifik terhadap
penyedia produk dan jasa.
Tipe ini merupakan tipe kepuasan yang aktif. Relasi dengan penyedia jasa
diwarnai emosi positif, terutama optimisme dan kepercayaan. Berdasarkan
pengalaman positif di masa lalu, pelanggan dengan tipe kepuasan ini berharap
bahwa penyedia jasa bakal mampu memuaskan ekspektasi mereka yang semakin
meningkat di masa depan.
16
2. Stable Customer Satisfaction.
Pelanggan dalam tipe ini memiliki tingkat aspirasi pasif dan perilaku yang
demanding. Emosi positifnya terhadap penyedia jasa bercirikan steadiness dan
trust dalam relasi yang terbina saat ini. Mereka menginginkan segala sesuatunya
tetap sama. Berdasarkan pengalaman pengalaman positif yang telah terbentuk
hingga saat ini, mereka bersedia melanjutkan relasi dengan penyedia pelayanan.
Pelanggan dalam tipe ini juga merasa puas. Namun, kepuasannya bukan
disebabkan oleh pemenuhan ekspektasi, namun lebih didasarkan pada kesan
bahwa tidak realistis untuk berharap lebih. Perilaku pelanggan tipe ini cenderung
pasif. Mereka tidak bersedia melakukan berbagai upaya dalam rangka menuntut
perbaikan situasi.
Pelanggan dalam tipe ini tidak puas terhadap kinerja penyedia pelayanan, namun
mereka cenderung tidak melakukan apaapa. Relasi mereka dengan penyedia
pelayanan diwarnai emosi negatif dan asumsi bahwa ekspektasi mereka tidak
bakal terpenuhi di masa datang. Mereka juga tidak melihat adanya peluang untuk
perubahan atau perbaikan.
Tipe ini bercirikan tingkat aspirasi aktif dan perilaku demanding. Pada tingkat
emosi, ketidakpuasannya menimbulkan protes dan oposisi. Hal ini menyiratkan
bahwa mereka akan aktif dalam menuntut perbaikan. Pada saat bersamaan,
mereka juga merasa tidak perlu tetap royal pada penyedia jasa. Berdasarkan
pengalaman negatifnya, mereka tidak akan memilih penyedia jasa yang sama lagi
di kemudian hari.
17
Beberapa metode dalam mengukur kepuasan pelanggan menurut Tjiptono
dan Chandra (2016:219) berikut:
2. Ghost/Mystery Shopping.
Sebagian besar riset kepuasan pelanggan menggunakan metode survei, baik via
pos, telepon, e-mail, website, maupun wawancara langsung. Melalui survei,
18
perusahaan akan memperoleh tanggapan dan umpan balik langsung dari
pelanggan dan juga memberikan sinyal positif bahwa perusahaan menaruh
perhatian terhadap mereka.
1. Kualitas produk
Konsumen puas jika setelah membeli dan menggunakan produk, ternyata kualitas
produknya baik. Kualitas barang yang diberikan bersama-sama dengan pelayanan
akan mempengaruhi persepsi konsumen. Ada delapan elemen dari kualitas
produk, yakni kinerja, fitur, reliabilitas, daya tahan, pelayanan, estetika, sesuai
dengan spesifikasi, dan kualitas penerimaan.
2. Harga pembeli
4. Kualitas pelayanan
Kualitas pelayanan sangat bergantung pada tiga hal, yaitu sistem, teknologi dan
manusia. Perusahaan yang bergerak di bidang jasa sangat bergantung pada
kualitas jasa yang diberikan.
19
2.1.2.2. Variasi Produk
Variasi Produk merupakan suatu yang bisa ditawarkan kepasar buat
dicermati, dipakai, dimiliki, ataupun dikonsumsi sehingga bisa memuaskan
kemauan ataupun kebutuhan konsumen. Ini bisa disimpulkan kalau hampir
seluruh yang tercantum hasil produksi merupakan barang nyata yang bisa dilihat
serta dialami. Seba produk merupakan barang yang nyata.
c. Variasi ukuran produk mulai dari model, bentuk, sturktur fisik paling kecil
sampai paling besar.
20
d. Variasi kualitas produk atau mutu dari suatu produk.
Terciptanya dari variasi produk yang dihasilkan oleh pemasar adalah sebagai
berikut:
a. Pelangan mempunyai minat serta kemauan yang berbeda dengan yang lainya
jika pemasar mampu menyediakan opsi atau tipe produk yang berbagai macam,
sehingga konsumen memiliki daya tarik tersendiri untuk melakukan pembelian.
b. Penyediaan variasi produk dalam sebuah store yang di lakukan oleh pemasar
dalam suatu produk, akan mempermudah konsumen dalam memilih sebuah
produk untuk memenuhi kebutuhan ataupun keinginanya.
Levy and Weitz, (dalam Dian & Artanti, 2013:416) suasana atau
atmosphere adalah penciptaan suasana melalui visual, penataan cahaya, music,
dan aroma yang dapat menciptakan lingkungan pembelian yang nyaman sehingga
dapat mempengaruhi persepsi dan emosi konsumen untuk melakukan pembelian.
Bagian ini terdiri dari tata letak ruangan bagian luar, pencahayaan diluar ruangan,
papan nama, tata letak ruang parkir, dan tata letak pintu masuk untuk memberikan
kesan nyaman untuk konsumen dan membangun ekspektasi agar konsumen
merasa puas.
21
a) Store front (depan coffee shop) harus sesuai dengan citra coffee shop
tersebut.
b) Marquee (papan nama) digunakan untuk menampilkan nama atau logo
yang merupakan bagian dari papan nama coffee shop.
c) Pintu masuk merupakan sarana utama yang menghubungkan antara luar
coffee shop dan bagian dalam coffee shop, sehingga harus direncanakan
dengan baik agar menciptakan rasa tertarik pelanggan dan mengajak
pelanggan untuk melihat dan masuk ke dalam coffee shop.
a) Layout : Seperti warna dan jenis pada lantai contohnya kayu, keramik,
desain karpet karena dapat mempengaruhi persepsi apa yang pelanggan
lihat.
b) Lighting : Warna dan tata cahaya yang dapat memberikan image kepada
pelanggan. Warna yang cerah dan terang akan memberikan dampak langsung
atau tidak langsung. Tata cahaya yang baik mempunyai kualitas dan warna
yang membuat produk yang ditawarkan lebih menarik, dibandingkan dengan
yang sebenarnya.
22
d) Temperature : Pengelola coffee shop harus mengatur suhu udara, agar udara
yang di dalam ruangan tidak terlalu panas atau dingin. Suhu udara sangat
berpengaruh terhadap kenyamanan pelanggan. Sehingga image coffee shop
juga dapat dipengaruhi dengan penggunaan AC baik sentral maupun unit,
jendela terbuka, dan kipas angin.
f) Dead areas: Dimana display ruangan di dalam coffee shop yang normal
tidak bisa diterapkan karena terasa janggal, misalnya pintu masuk, sudut
ruangan dan toilet. Pengelola juga harus dapat menerapkan barang pajangan
biasa untuk memperindah dan memberikan kesan yang menarik seperti cermin
atau tanaman.
23
2.1.2. Variabel Penelitian
Penelitian ini menggunakan variabel independen dan variabel dependen. Variasi
produk dan suasana sebagai varibel independent. Dan kepuasan konsumen sebagai
variabel dependen.
24
Peneliti, Tahun, dan Variabel Alat Hasil Penelitian
No Judul Analis
is
terhadap Kepuasan Dependen : da Rustic Surabaya.
Pelanggan: Studi pada 1. Kepuasan
Pelanggan Coffeshop Pelanggan
Rustic Surabaya”
4. H Popo Suryana (2019) Independen: Anilisi 1. Dari hasil uji
“Pengaruh Kualitas 1. Kualitas s uji hipotesis secara parsial
Produk, Display Produk asumsi (uji T) bahwa masing
Layout, dan Variasi 2. Display klasik, masing variabel
Produk terhadap Layout regresi independen memiliki
Kepuasan Konsumen” 3. Variasi linear pengaruh positif
produk bergan signifikan terhadap
Dependen : da, variabel dependen.
1. Kepuasan koefisi
konsumen en
determ
inasi(
R2),
dan uji
hipote
sis
5. Meika Marito Independen: Analis 1. Variasi menu
Sihombing, dkk (2021) 1. Variasi is berpengaruh positif
“Pengaruh Variasi menu linear signifikan
Menu, Harga, dan 2. Harga regresi terhadap kepuasan
Suasana cafe Terhadap 3. Suana Cafe bergan konsumen.
Kepuasan Konsumen Dependen : da 2. Harga berpengaruh
cafe Miltie Garden 1. Kepuasan positif signifikan
Mulawarman Pelanggan terhadap kepuasan
Banjarmasin” konsumen.
3. Suasana cafe
berpengaruh positif
signifikan
terhadap kepuasan
konsumen.
6. Ni Putu Indah Sri Independen: Analis Promosi, suasana,
Antari, dkk (2022) “ 1. Promosi is kualitas pelayanan
Pengaruh Promosi , 2. Suasana linear berpengaruh positif
Suasana Cafe dan 3. Kualitas regresi signifikan
Kualitas Pelayanan Pelayanan bergan terhadap kepuasan
Terhadap Kepuasan Dependen : da konsumen.
Pelanggan pada 1. Kepuasan
Hangout Acoustic Cafe Pelanggan
Gianyar”
25
Peneliti, Tahun, dan Variabel Alat Hasil Penelitian
No Judul Analis
is
7. Donny Arif, Ratna Independen: Analis Kualitas pelayanan,
Ekasari (2020) 1. Kualitas is harga, dan suasana cafe
“Pengaruh Kualitas Pelayanan, linear berpengaruh positif dan
Pelayanan, Harga, dan 2. Harga regresi signifikan terhadap
Suasana cafe Terhadap 3. Suana Cafe bergan kepuasan konsumen.
Kepuasan Konsumen” Dependen : da
1. Kepuasan
Pelanggan
26
2.2.2. Pengaruh suasana terhadap kepuasan pelanggan.
Adapun faktor lain yang dapat mempengaruhi kepuasan konsumen adalah
suasana cafe atau atmosphere. Suasana tempat yang nyaman menjadi bahan
pertimbangan tersendiri bagi konsumen sebelum mengunjungi sebuah cafe.
Konsumen menginginkan suasana seperti apa yang mereka harapakan. Suasana
atau atmosphere yang tercipta akan mempengaruhi emosi dan perasaan konsumen
yang datang. Mulai dari eksterior dan interior cafe, tata letak ruangan, suara atau
gemuruh, musik yang sesuai, dan penerangan akan mempengaruhi apa yang
dirasakan oleh konsumen baik perasaan senang atau kecewa.
Gambar 2. 1
Kerangka pemikiran Teoritis
27
3. Metode Penelitian
Sampel yaitu bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2012). Dalam penelitian ini sampel yang digunakan
adalah pelanggan Hideout Corner.
𝑧2
𝑛 = 4 (𝑀𝑜𝑒)2
1,962
𝑛 = 4 (0,1)2
3,8416
𝑛= 0,04
𝑛 = 96,4
Keterangan :
N : Jumlah sampel
28
Dalam pengambilan sampel tingkat toleransinya sebesar 10% sesuai
perhitungan di atas, jumlah sampel penelitiannya adalah 96,04 dibulatkan menjadi
96 responden. Teknik pengambilan sampling yang digunakan dalam penelitian ini
adalah random sampling (probability sampling). Teknik random sampling adalah
teknik pengambilan sampel dimana semua individu dalam populasi baik secara
sendiri atau bersama-sama diberi kesempatan untuk dipilih menjadi anggota
sampel. Random sampling disebut juga dengan pengambilan sampel tanpa pilih
atau pandang bulu, yang didasarkan oleh prinsip matematis yang sudah teruji
praktek.
Variasi produk adalah nilai jual utama dalam kepuasan konsumen. Berikut
adalah indikator-indikator dalam variasi produk :
Tabel 3. 1
Definisi operasional dan pengukuran variabel
29
No. Variabel Definisi Konsep Indikator
2. Variasi Produk Bahwa semakin 1. Merek produk
beraneka macam 2. Kelengkapan
jenis dan jumlah produk
produk yang 3. Ukuran produk
ditawarkan oleh
penjual kepada
pembeli, akan
berdampak pada
kepuasan
konsumen
sehingga
konsumen tidak
perlu membeli
ditempat lainnya
Tjiptono (2005:56)
3. Suasana Desain lingkungan 1. Exterior
untuk merancang 2. General interior
respon emosional 3. Store layout
dan persepsi 4. Interior display
pelanggan dan
untuk
mempengaruhi
pelanggan dalam
memilih barang
(Nofiawaty dan
Beli, 2014)
1. Studi Kepustakaan
Dari studi ini dapat diperoleh data sekunder sebagai bahan dalam penelitian.
2. Studi Lapangan
Dari studi ini dapat diperoleh data primer. Untuk memperoleh data primer
penelitian ini dengan cara kuisioner. Kuisioner yang digunakan adalah kuesioner
terbuka, yaitu dengan menanyakan nama, usia, dan tempat tinggal. Selain itu juga
30
menggunakan pertanyaan tertutup, yaitu dengan cara responden memberikan
jawaban dari pertanyaan yang telah disediakan dalam kuisioner. Pengukuran
penelitian ini menggunakan Skala Likert, yaitu cara pengukuran dengan
menghadapkan seorang responden menggunakan pertanyaan, kemudian diminta
untuk memberikan jawaban dan selanjutnya jawaban tersebut diberi skor seperti
pada berikut ini :
3. Netral (N) = 3
4. Setuju (S) = 4
31
1. 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔>𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙, maka item pertanyaan tergolong valid.
2. Cronbach Alpha (α) < 0,60, maka kuesioner tergolong tidak realibel.
32
3.5.2. Analisis Hasil Penelitian
Y = α + b₁X₁ + b₂X₂+ e
Keterangan:
Y = Kepuasan Konsumen
α = Konstanta
e = Error Distrubance
1. Uji Normalitas
Uji normalitas adalah uji yang didapatkan dari sebaran data untuk
mengetahui apakah data tersebut memiliki distribusi normal atau mendekati
normal. Menurut Saeful dan Bahruddin (2014:113), uji normalitas adalah uji
untuk mengetahui normal atau tidaknya suatu distribusi data yang nantinya akan
berkaitan dengan dengan pemilihan uji statistik.
33
2. Uji Asumsi Klasik
Pada saat penelitian dengan analisis regresi berganda, maka penguji perlu
melakukan uji asumsi klasik agar pendugaan tidak biasa.
a. Uji Multikolinearitas
Model regresi yang baik tidak terjadi multikolinearitas. Uji multikolinearitas
dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah pada suatu model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Pengujian multikolinearitas
bertujuan untuk mengetahui apakah model regresi ditemukan adanya korelasi
antar variabel independen atau variabel bebas (Ghozali, 2016).
Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolonieritas pada suatu model regresi
dapat dilihat dari Tolerance dan Variance Inflantion Factor (VIF). Nilai yang
umum dipakai untuk menunjukan multikolonieritas adalah Tolerance < 0,10 atau
sama dengan VIF > 10 (Ghozali, 2018).
1. Tolerance > 0,1 atau VIF < 10, maka tidak terjadi multikolonieritas antar
variabel bebas.
2. Tolerance < 0,1 atau VIF > 10, maka terjadi multikolonieritas antar variabel
bebas.
b. Uji Autokorelasi
Suatu model regresi dapat dikatakan baik ketika terbebas dari autokorelasi. Uji
autokorelasi yang dapat muncul karena adanya observasi yang berurutan
sepanjang waktu dan saling berkaitan satu sama lainnya (Ghozali, 2016).
Permasalahan ini muncul karena residual tidak bebaspada suatu observasi ke
observasi lainnya. Uji autokorelasi bertujuan untuk menunjukkan korelasi anggota
observasi yang diurutkan berdasarkan waktu atau ruang (Ajija, 2011).
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi
linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi autokorelasi, maka dinamakan ada
problem autokorelasi. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu)
tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya.
34
b. Uji Heteroskedastisitas
Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model
regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual dari satu pengamatan ke
pengamatan yang lain (Perdana, 2016). Dasar pengambilan keputusan untuk
menguji heteroskedastisitas sebagai berikut :
1. Jika ada problem tertentu, seperti titik yang ada membentuk pola tertentu
teratur ( bergelombang, melebur kemudian menyempit), maka mengindikasikan
telah terjadi heteroskedastisitas.
2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah
angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
Selain grafis plot yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya
Heteroskedastisitas adalah uji Glejser. Uji glejser dilakukan dengan meregresikan
variabel-variabel bebas terhadap nilai absolute residualnya dengan syarat jika
probabilitas signifikansinya diatas 0,05, maka dapat disimpulkan model regresi
tidak mengandung gejala heteroskedastisitas.
3. Uji Goodness of Fit (Uji Model)
Uji Goodness of Fit untuk satu sampel tertentu dapat dipakai menguji
apakah data sebuah sampel yang diambil secara acak atau tidak menunjang
hipotesis yang menyatakan bahwa populasi asal sampel tersebut diambil setelah
mengikuti distribusi yang telah ditetapkan (distribusi normal atau binomial).
a. Uji Koefisien Determinasi
35
b. Uji F
a. Uji t
Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel
bebas secara individual dalam menerangkan variasi variabel terikat. Adapun
kriteria pengujian dengan angka signifikan yaitu
Jika probalilitas kurang dari 0.05, maka Ho ditolak atau Ha diterima artinya ada
pengaruh signifikan anatar variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial
dan jika probabilitas lebih dari 0.05, maka Ho diterima atau Ha ditolak artinya
tidak ada pengaruh signifikan anatara variabel bebas terhadap variabel terikat
secara parsial (Ghozali, 2018). Uji t bertujuan mengetahui pengaruh variabel
bebas secara parsial (Nihayah, 2019).
36
III. BAGIAN AKHIR
1. Daftar Pustaka
37
2. Lampiran
1. Variasi produk
2. Suasana Cafe
3. Kepuasan konsumen
38
No. Pertanyaan SS S N TS STS
yang anda ekspektasikan
2. Variasi produk dan suasana
memberikan kepuasan tersendiri
3. Anda melakukan perbandingan yang
sudah diekspektasikan dengan
kenyataan
4. Anda melakukan confirmasi ke diri
sendiri jika sesuai harapan dan
disconfirmation jika tidak sesuai
harapan
5. Hideout corner tidak sesuai dengan
yang anda harapkan sehingga anda
kecewa dan merasa tidak puas.
39
40