Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Banyak jenis tanaman yang dapat tumbuh di Indonesia yang sebagian besar dapat

digunakan sebagai sumber bahan obat alam dan telah banyak digunakan oleh masyarakat

secara turun temurum untuk keperluan pengobatan guna mengatasi masalah kesehatan. Obat

tradisional tersebut perlu diteliti dan dikembangkan sehingga dapat bermanfaat secara

optimal untuk peningkatan kesehatan masyarakat (Tjokronegoro dan Baziad, 1992).

Tanaman mendapatkan perhatian lebih karena fungsinya dapat digunakan sebagai

pengobatan bahkan limbah tanaman buah juga berpotensi sebagai bahan pengobatan

alternatif. Saat ini masih banyaknya limbah tanaman buah yang tidak termanfaatkan secara

maksimal. Salah satu contoh limbah tanaman buah yang sering kita temukan namun tidak

termanfaatkan adalah kulit dari buah nanas (Ananas comosus L.).

Nanas (Ananas comosus L. Merr) merupakan keluarga Bromeliaceae dengan ciri-ciri

berduri di bagian kulit luar dan di atas buah terdapat daun-daun pendek yang tersusun. Saat

ini, nanas telah tersebar ke seluruh dunia salah satunya Indonesia (Sunarjono, 2008). Di

Indonesia, nanas sangat populer dan sering dijumpai di pasar-pasar. Buah ini mengandung

nutrisi yang baik untuk kesehatan manusia seperti mineral, glukosa, fruktosa, vitamin C,

senyawa fenolik dan flavonoid (Lu et al, 2014).

Nanas merupakan makanan penting yang dapat dimakan langsung atau dimakan

dalam bentuk olahan. Adapun olahan nanas yang sudah sering dijumpai di masyarakat yaitu

dodol nanas (Abadi dan Handayani, 2007). Berbagai produk yang dihasilkan dari olahan buah
nanas, tentunya akan menyisakan limbah yaitu berupa kulit nanas. Seringkali kita jumpai di

pasar-pasar limbah kulit nanas ini kurang dimanfaatkan bahkan dibuang begitu saja di tempat

sampah. Semakin lama kulit nanas dibiarkan menumpuk tentunya akan mencemari

lingkungan terutama baunya yang tidak enak. Sangat disayangkan bila kulit nanas hanya

menjadi pencemar lingkungan, padahal kulit nanas mengandung flavonoid, alkaloid, steroid,

dan tanin (Kalaiselvi et al, 2002). Akan lebih baik bila limbah kulit nanas ini dapat

dimanfaatkan dengan baik melihat kandungan senyawa aktif dalam kulit nanas.

Salah satu kandungan kulit nanas adalah senyawa tanin. Tanin merupakan zat organic

yang sangat kompleks dan terdiri dari senyawa fenolik yang banyak terdapat pada bermacam-

macam tumbuhan. Umumnya tanin tersebar hampir pada seluruh bagian tumbuhan seperti

pada bagian kulit kayu, batang, daun, dan buah (Sajaratud, 2013). Istilah tanin pertama sekali

diaplikasikan pada tahun 1796 oleh Seguin. Tanin merupakan senyawa akitf meabolit

sekunder yang diketahui mempunyai beberapa khasiat diantaranya yaitu sebagai astringent¸

antidiare¸ antibakteri dan antioksidan (Desmiaty et al¸. 2008). Tanin berbentuk serpihan

mengkilat berwarna kekuningan sampai coklat muda atau serbuk amorf¸ tidak berbau¸ atau

sedikit berbau khas (Depkes RI¸ 1995). Tanin biasanya disebut juga asam tanat atau

galotanat. Tanin memiliki sifat kelarutan sangat mudah larut dalam air¸ larut alcohol¸ larut

aseton¸ larut 1;1 dalam gliserol hangat¸ praktis tidak larut dalam petrolatum¸ kloroform dan

eter. Tanin mempunyai aktifitas antioksidan menghambat pertumbuhan tumor dan

menghambat enzim seperti reserse transkripase dan DNA topoisomerase. Kegunaan lain

tanin dalam bidang industry adalah untuk penyamak kulit (Sharma et al¸. 2014).

Secara kimia tanin tumbuhan dibagi menjadi empat golongan yaitu tanin terhidrolisis¸

tanin terkondensasi¸ tanin kompleks¸ dan tanin pseudotanin. Tanin memiliki peranan biologis

yang kompleks mulai dari pengendapan protein hingga pengkilat logam. Tanin juga berfungsi

sebagai antioksidan biologis (Hagerman¸2002).


Pada penelitian ini akan dilakukan uji penentuan jenis tanin pada kulit buah nanas

(Ananas comosus L.) secara kualitatif dan penetapan jenis kadar tanin total secara kuantitatif

dengan metode permanganometri. Metode ini diharapkan akan menunjukkan adanya

senyawa- senyawa golongan fenolik yang nantinya diharapankan akan menunjukkan jenis

dan kadar tanin yang terdapat pada kulit buah nanas.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dibuat rumusan masalah apakah kulit

nanas (Ananas comosus L.) mengandung senyawa-senyawa fenolik yang menunjukkan

adanya jenis dan kadar tanin ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya jenis tanin dan kadar tanin

pada kulit buah nanas (Ananas comosus L.).

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi peneliti

a. Sebagai salah satu prasyarat kelulusan dalam menyelesaikan program akademi

kefarmasian.

b. Menambah pengetahuan dan pengalaman yang berharga mengenai kandungan

adanya jenis tanin dan kadar tanin pada kulit buah nanas.

2. Bagi masyarakat

Memberikan informasi tentang kandungan kulit buah nanas yang biasanya terbuang

ternyata mengandung senyawa kimia yang dapat menyembuhkan penyakit.

3. Bagi Institusi
Menambah pustaka ilmiah di Institusi Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri

khususnya Fakultas Farmasi tentang kandungan adanya jenis tanin dan kadar tanin

pada kulit buah nanas (Ananas comosus L.).

E. Batasan Masalah

1. Praktikum ini dilakukan dengan mengambil sampel buah nanas di kebun nanas yang

berada di desa ngancar.

2. Praktikum dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif dan penetapan jenis

kadar tanin total secara kuantitatif dengan metode permanganometri.

Anda mungkin juga menyukai