TUGAS AKHIR
Oleh :
RIZKA PUTRI KUSUMO
NIM : 1606090080
JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2021
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan sebuah negara yang memiliki potensi alam yang menarik untuk
industri parawisata. Potensi parawisata yang ada di Indonesia memiliki daya tarik
tersendiri sehingga menarik banyak pengunjung lokal maupun non lokal. (Isa Wahyudi,
2015). Pengunjung yang datang dan menikmati wisata di Indonesia karena keindahan
wisata alam yang cocok untuk dinikmati. Indonesia memiliki beberapa kawasan wisata
diantaranya Bali, Nusa Tenggara Barat (Lombok) dan Nusa Tenggara Timur (Kupang).
(Tempo, 2014)
Di Provinsi NTT, terdapat beberapa tempat wisata yang dikembangan oleh
pemerintah. (Harian Nasional, 2015). Namun, di provinsi NTT juga, masih membutuhkan
pengelolaan untuk parawisata, karena masih ada tempat wisata yang belum dikelola
secara baik. Contohnya di pulau Timor seperti di pulau Semau.
Pulau Semau merupakan sebuah pulau kecil yang berada di sebelah barat dari Pulau
Timor. Secara administratif pulau ini termasuk wilayah Kecamatan Semau, Kabupaten
Kupang. Pengunjung yang ingin berkunjung ke pulau ini dapat menggunakan perahu
ataupun kapal Ferri. Pulau Semau menjadi pilihan perancangan karena objek alam yang
sangat indah dan diminati banyak pengunjung lokal maupun non lokal. Selain itu,
wilayahnya yang dekat dengan Kota Kupang. Salah satu pantai yang sering dikunjungi
pengunjung yaitu Pantai Uilheanana. Pantai ini terletak di Desa Uinian, Kecamatan
Semau, Kabupaten Kupang.
Pantai Uilheanana terletak pada garis pantai yang sama dengan beberapa pantai
lainnya. Pada umumnya pantai ini sama dengan pantai lainnya namun, yang membedakan
pantai Uilheanana dengan pantai lainnya yaitu memiliki batuan karang yang berkelok-
kelok di sepanjang kawasan pantai dan terdapat pohon kelapa yang berjejer sehingga
menjadi ciri khas pantai tersebut. Dilihat dari kondisi sekitar kawasan pantai Uilheanana
yang memiliki lingkungan yang masih asri, namun belum adanya fasilitas yang memadai
sehingga kurang mendukung aktivitas pengunjung, maka sangat perlu
mempertimbangkan aspek lingkungan dengan tetap mengoptimalkan kebutuhan dari
pengunjung. Menurut team Alfa Omega yang berkunjung ke Pantai Uilheanana, tempat
penginapan dan tempat berjualan sangat perlu untuk dirancang karena, ketika pengunjung
1
yang datang mereka hanya menginap di rumah warga dan harus membawah perlengkapan
sendiri. Selain itu aspek perilaku, juga perlu menjadi pertimbangan utama dalam
perancangan ini, karena melihat dari kondisi pantai Uilheanana yang masih alami
sehingga perlu melihat secara garis besar perilaku pengunjung yang pergi ke tempat
tersebut. Untuk mewujudkannya, maka perancangan kawasan pantai ini dilakukan dengan
pendekatan Arsitektur Ekologi.
Arsitektur Ekologi merupakan pembangunan dengan memperhatikan keseimbangan
lingkungan alam. Wujud dari penerapan arsitektur ekologi ini adalah pembangunan yang
berwawasan lingkungan. (Ekologi Arsitektur, 2018). Perwujudan tersebut tidak hanya
dari material, bentuk massa bangunan, ataupun nilai kearifan lokal yang ada, namun juga
kepedulian terhadap pembangunan tersebut, bagaimana mengartikan fungsi, mengelola
dan merawatnya. Dengan demikian, pendekatan arsitektur ekologi dipandang sesuai dan
selaras dengan perancangan pada kawasan pantai tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalahnya sebagai berikut :
2
1.3.2 Sasaran
1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat yang diperoleh dari perancangan yaitu menghasilkan sebuah desain yang
mendukung kegiatan dan kebutuhan di Pantai Uilheanana, Kecamatan Semau,
Kabupaten Kupang. Selain itu juga manfaat bagi pemerintah yaitu dapat
mendukung pendapatan ekonomi khususnya di Pulau Semau.
1.5 Batasan Studi
1.5.1 Lokasi perancangan hanya pada wilayah Pantai Uilheanana di Kecamatan Semau,
Kabupaten Kupang.
1.5.2 Prasarana yang dirancangan yaitu yang mengakomodasi kawasan wisata pada
Pantai Uilheanana di Kecamatan Semau, Kabupaten Kupang (Aksesibilitas,
Litrik, Persampahan, dan lain-lain).
1.5.3 Fasilitas yang dirancang mendukung perencanaan kawasan wisata seperti tempat
berteduh, tempat makan, tempat berbelanja dan lain-lain.
1.5.4 Teori yang diterapkan menurut Pendekatan Arsitektur Ekologi khususnya pada
kawasan pantai.
1.6 Keluaran
Adapun hasil dari tulisan ini adalah konsep perancangan kawasan wisata pantai
Uilheanana di Kecamatan Semau Kabupaten Kupang dengan pendekatan arsitektur
ekologi.
3
1.7 Metode Perancangan
a. Survei Lapangan
b. Dokumentasi
Pada tahap dokumentasi berupa foto atau gambar dan juga rekaman. Pada
metode perancangan mengenai desain kawasan wisata Pantai Uilheanana yang
dibutuhkan yaitu foto tapak (kondisi tanah, vegetasi, dan bentuk kontur),
batas-batas tapak dan catatan iklim pada lokasi desain.
a. Studi Literatur
Studi literatur yaitu informasi yang didapat secara tidak langsung baik
bersumber dari teori, pendapat para ahli, peraturan dan ketentuan pemerintah.
Studi literatur berupa aspek arsitektural (data-data kebutuhan ruang, sirkulasi,
utilitas, struktur, dll), aspek non arsitektural (definisi objek rancangan, kriteria
objek rancangan, dll) dan berhubungan dengan tema atau pendekatan
(penerapan tema/pendekatan terhadap objek rancangan).
4
b. Studi Banding
Studi banding merupakan sebuah studi yang digunakan sebagai tolak ukur
mengenai objek dan tema/pendekatan dalam perancangan sehingga dapat
dipahami dan diterapkan dalam desain.
Teknik pengumpulan data merupakan cara yang dilakukan untuk memperoleh dan
mengumpulkan data dengan suatu cara sehingga didapatkan hasil penggunaannya
melalui beberapa cara antara lain :
1. Wawancara
Merupakan proses tanya jawab dengan seseorang yang diperlukan untuk dimintai
keterangan atau pendapatnya mengenai suatu hal dan pembuktian terhadap
informasi atau keterangan yang telah diperoleh sebelumnya, dalam hal ini
pemerintah Kepala Camat atau Kepala Desa dan masyarakat setempat sebagai
narasumber sehingga penulis dapat memperdalam tentang objek perancangan.
3. Dokumentasi
Proses dokumentasi di lakukan sebagai bukti real atas setiap teknik yang
dilakukan.
Analisis merupakan salah satu tahap dalam desain yang dilakukan untuk mengolah
data-data yang telah didapat dengan ide dasar perancangan. Analisis yang digunakan
dalam perancangan yaitu :
5
1. Teknik Analisa Fisik, yaitu :
a) Analisis Topografi
b) Analisis Vegetasi
c) Analisis Iklim
Dilihat dari tapak yang berada pada kawasan pantai, cuaca dan iklim sangat
mempengaruhi kondisi perancangan. Material bangunan yang digunakan
dalam perancangan juga disesuaikan dengan kondisi tapak pada lokasi
perancangan.
Analisis non fisik berupa analisis pelaku kegiatan dan jenis kegiatan. Analisis
pelaku dan jenis kegiatan merupakan analisis yang dihasilkan sesuai dengan
fungsi primer, fungsi sekunder, dan fungsi penunjang.
Untuk memudahkan pemahaman terhadap tulisan ini maka penulis menyusun sistematika
penulisan sebagai berikut:
BAB I. PENDAHULUAN
Bab ini meliputi latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan sasaran, manfaat,
batasan masalah, keluaran yang dihasilkan, metode perancangan, sistematika
penulisan dan kerangka berpikir.
Bab ini meliputi data umum yang digunakan untuk menganalisa dan
mengidentifikasi rancangan yang direncanakan, seperti pengertian judul,
6
tinjauan tentang kawasan wisata pantai, tinjauan terhadap pendekatan Arsitektur
Ekologi serta tinjauan hasil studi banding terhadap objek kajian sejenis.
Bab ini meliputi berbagai macam analisa perencanaan dan perancangan tapak
yang meliputi analisis tapak, analisis fungsi, analisis aktivitas, analisis
pengguna, analisis ruang, analisis obyek, analisis struktur, dan analisis utilitas.
Bab ini meliputi tema, konsep dasar, konsep site, konsep pengolahan tapak,
konsep bangunan, konsep struktur bangunan, dan juga konsep utilitas.
Bab ini meliputi hasil desain berdasarkan kajian analisa dan konsep yang telah
dibahas pada bab-bab sebelumnya.
7
1.9 Kerangka Perencanaan
Fasilitas Penunjang
Material
Kawasan Wisata Memiliki pasir
yang halus, alam Kondisi
yang asri, karang Lokasi
yang berkelok,
Potensi
memiliki pohon Studi
kelapa yang Literatur
menciri khas pantai
tersebut, dan
menghasilkan hasil
laut (ikan, cumi,
teripang).
Metode
Studi Kasus Perancangan
Analisis
Konsep Dasar
Gambar 1. Kerangka Berpikir
Sumber : Analisis, 2020
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Judul yang diangkat dalam penulisan ini adalah : “Desain Kawasan Wisata
Pantai Uilheanana di Kecamatan Semau, Kabupaten Kupang Dengan Pendekatan
Arsitektur Ekologi”. Untuk dapat memahami judul secara keseluruhan maka berikut
ini dijelaskan beberapa pengertian yang berkaitan dengan judul.
Desain merupakan suatu proses kreatif dalam memecahkan suatu
permasalahan dalam hal yang menyangkut perancangan suatu objek yang bersifat
fungsional dan estetis. Yang pada prinsipnya melihat aspek teknis, fungsi, material,
tanpa melepaskan unsur warna, garis, tekstur, keseimbangan komposisi dan bentuk.
(Beta, 2008). Desain menurut International Council Societies Of Industrial Design
adalah suatu kegiatan kreatif yang bertujuan untuk membangun kualitas objek, proses,
layanan dan sistem di seluruh siklus hidup, desain memberikan pemikiran panjang
tentang strategi-strategi. Menurut Archer (1965), desain adalah suatu kreasi seniman
untuk memenuhi kebutuhan tertentu dengan cara tertentu pula. Desain juga
merupakan pemecahan masalah dengan suatu target yang jelas. (Sinta, 2016).
Kawasan merupakan wilayah yang memiliki fungsi utama lindung dan
budidaya. (UU NO. 26 Tahun 2007). Wisata merupakan kegiatan perjalanan yang
dilakukan manusia baik perorangan maupun kelompok untuk mengunjungi destinasi
tertentu dengan tujuan rekreasi, mempelajari keunikan daerah wisata, pengembangan
diri dan sebagainya dalam kurun waktu yang singkat atau sementara waktu. (UU RI
NO. 10 Tahun 2009). Berdasarkan UU No.9 Tahun 1990, kawasan wisata merupakan
suatu kawasan yang mempunyai luas tertentu yang sengaja dibangun dan disediakan
untuk kegiatan parawisata atau jasa wisata. Pantai menurut Yuwono (2005), pantai
merupakan suatu daratan beserta perairannya dimana pada daerah tersebut masih
dipengaruhi baik oleh aktivitas darat maupun oleh aktivitas kelautan. (Ramadhani,
2013). Pembangunan rumah atau tempat tinggal sebagai kebutuhan kehidupan
manusia dalam hubungan timbal balik dengan lingkungan alamnya dinamakan
arsitektur ekologi.
9
Jadi pengertian dari “Desain Kawasan Wisata Pantai Uilheanana di
Kecamatan Semau, Kabupaten Kupang Dengan Pendekatan Arsitektur Ekologi” yaitu
sebagai sebuah kawasan yang dapat menunjang kegiatan parawisata daerah yang
dipengaruhi oleh aktivitas pengunjung dengan memperhatikan hubungan antara
manusia dan lingkungan alam.
2.1.1 Kawasan Wisata Pantai
Kawasan merupakan wilayah yang memiliki fungsi utama lindung dan
budidaya. (UU NO. 26 Tahun 2007). Wisata merupakan kegiatan perjalanan yang
dilakukan manusia baik perorangan maupun kelompok untuk mengunjungi destinasi
tertentu dengan tujuan rekreasi, mempelajari keunikan daerah wisata, pengembangan
diri dan sebagainya dalam kurun waktu yang singkat atau sementara waktu. (UU RI
NO. 10 Tahun 2009). Menurut Lisa Herdiana, kawasan wisata merupakan suatu
kawasan yang mempunyai luas tertentu yang sengaja dibangun dan disediakan untuk
kegiatan parawisata atau jasa wisata. Pantai menurut Yuwono (2005), merupakan
suatu daratan beserta perairannya dimana pada daerah tersebut masih dipengaruhi
baik oleh aktivitas darat maupun oleh aktivitas kelautan. Wisata pantai yang
dimaksudkan yaitu wisata yang memanfaatkan potensi sumber daya alam pantai
beserta komponen pendukungnya. Mengakomodasi kawasan wisata pantai perlu
memperhatikan beberapa hal seperti :
1. Daya Tarik Wisata
10
D. Objek wisata alam mempunyai daya tarik tinggi karena keindahan
alamnya.
2. Pelaku Kegiatan
A. Pengunjung
B. Pengelola
B. Masyarakat Setempat
3. Fasilitas Wisata
11
dengan pelayanan makan dan minum serta jasa lainnya. Fasilitas wisata
seperti:
12
Gambar 2. Garis Sempadan Pantai
Sumber : Kepres RI No. 32 Tahun 1990
B. Pencapaian Pada Kawasan
Menurut Ditjen Cipta Karya (2000), jarak antara akses masuk utama
untuk kendaraan menuju ruang publik atau tepi pantai dari jalan raya
sekunder atau tersier memiliki minimun 300 meter, sedangkan lebar
minimum untuk jalur pejalan kaki di sepanjang tepi pantai adalah 3
meter.
13
f) Jenis bahan yang digunakan pada bangunan tepi pantai ada 3
antara lain : kayu, beton, dan baja.
Istilah ekologi pertama kali diperkenalkan oleh Ernst Haeckel, ahli ilmu
hewan pada tahun 1869 sebagai ilmu interaksi antara segala jenis makhluk hidup dan
lingkungannya. Arti kata bahasa Yunani yaitu oikos adalah rumah tangga atau cara
bertempat tinggal, dan logos bersifat ilmu atau ilmiah. Jadi, ekologi berarti ilmu
tentang rumah atau tempat tinggal makhluk hidup. Ekologi juga didefinisikan sebagai
ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara makhluk hidup dan
lingkungannya. Arsitektur Ekologi adalah pembangunan rumah atau tempat tinggal
sebagai kebutuhan kehidupan manusia dalam hubungan timbal balik dengan
lingkungan alamnya. Arsitektur ekologi juga mengandung dimensi lain seperti waktu,
lingkungan alam, sosial budaya, ruang serta teknik bangunan. Hal ini menunjukkan
bahwa arsitektur ekologi bersifat lebih kompleks, padat dan vital dibandingkan
arsitektur lainnya.
14
d) Bahan bangunan diproduksi dan dipakai sedemikian rupa sehingga
dapat dikembalikan kedalam rantai bahan (didaur ulang).
B. Hemat energi
15
kelompok untuk mengunjungi destinasi tertentu
dengan tujuan rekreasi, mempelajari keunikan
daerah wisata, pengembangan diri dan
sebagainya dalam kurun waktu yang singkat atau
sementara waktu.
16
2.2 Studi Banding
A. Pelaku Aktivitas
B. Fasilitas Wisata
Fasilitas yang tersedia di Pantai Karma Kandara seperti Karma Spa &
Sea Spa, Karma Kandara Beach Club, restaurant, hotel dan lift untuk
turun ke pantai tersebut.
17
2.2.2 Pantai Nihiwatu, Sumba Barat
A. Pelaku Aktivitas
B. Fasilitas
18
2.2.3 Pantai Klayar, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur
A. Pelaku Aktivitas
Fasilitas yang ada pada kawasan Pantai Klayar yaitu musholla, warung
makanan dan minuman, toilet dan lahan parkir, disekitar pantai ini juga
ada beberapa penginapan berupa homestay. Disini juga ada persewaan
ATV dan beberapa wahana lainnya.
20
Tabel 2. Tinjauan Perancangan
No. Rencana Perancangan Studi Banding
1. Fasilitas yang mengakomodasi Pantai Karma Kandara
kawasan pantai yang bersifat privat (Bali) dan Pantai Nihiwatu
yaitu tempat penginapan, tempat (Sumba Barat)
makan, kolam renang, toilet, lahan
parkir serta tempat bersantai.
1. Pelaku Kegiatan
Dari studi literatur dan studi banding, pelaku kegiatan yang berada pada kawasan
wisata yaitu :
A.Pengunjung
B. Penglola
C. Masyarakat Setempat
21
2. Fasilitas Wisata Pantai
Dari studi literatur dan studi banding (Pantai Karma Kandara, Bali dan Nihiwatu
Resort, Sumba Barat), fasilitas wisata pantai yaitu :
G. Fasilitas utilitas publik, seperti sistem penyediaan air bersih, listrik dan
pembuangan limbah.
C. Mengurangi sistem cut dan fill agar karakter tanah yang keras lebih diekspos.
22
BAB III
23
Gambar 7. Ukuran Site
Sumber : Analisis, 2020
Lokasi pantai Uilheanana merupakan sebuah tempat wisata yang sering
dikunjungi dengan luas area sebesar 70.000 m² atau 7 ha.
ada pada kawasan pantai tersebut. Seperti hamparan batu karang di sepanjang
pinggir pantai dan memiliki banyak pohon yang menyejukkan. Pohon kelapa dan
asam hutan merupakan pohon yang menciri khas kawasan pantai tersebut. Selain
itu juga memiliki air jernih yang bisa dijadikan sebagai tempat berenang.
24
Tabel 3. Target Wisatawan
Target Wisatawan
Dewasa (25-50)
Berdasarkan hasil tinjauan studi literatur dan studi pustaka serta target
wisatawan, maka fasilitas-fasilitas yang akan dirancang dalam perancangan
yaitu sebagai berikut :
3.3.2 Fasilitas Utama
1. Restaurant
2. Caffe
3. Privat Bar
4. Ballroom
5. Lounge
6. Souvenir Shop
7. Fitness Center
25
8. Kolam Renang
1. ATM Center
2. Tempat Parkir
e. Penggunaan material yang ekologis, sesuai dengan iklim setempat dan mudah
didapat di lingkungan tersebut.
f. Meminimalkan dampak negatif pada alam, baik dari limbah maupun kegiatan
penghuni bangunan.
27
BAB IV
ANALISIS PERANCANGAN
28
Jika disubsitusikan:
1. ∆wis 2014-2015=
=
= (mengalami peningkatan)
2. ∆wis 2015-2016=
=
= (mengalami peningkatan)
3. ∆wis 2016-2017=
=
= (mengalami penurunan)
4. ∆wis 2017-2018 =
=
= (mengalami penurunan)
Rata –rata persentase tingkat kunjungan wisatawan di Kabupaten Kupang tiap
tahun, di lihat dari tahun 2014-2018 adalah sebagai berikut :
=
=
Jadi rata-rata peningkatan pengunjung/ wisatawan yang berkunjung di Kabupaten
Kupang tahun 2014-2018 adalah sebesar -5,10% tahun.
Dari angka pertumbuhan kunjungan wisatawan pertahunnya dapat diprediksikan
persentase jumlah kunjungan wisatawan untuk 10 tahun mendatang (dari tahun 2018-
2028) dengan menggunakan rumus Geometrik sebagai berikut:
Pn = Po (1 +r) n
29
Dimana:
Pn = persentase Jumlah pengunjung pada tahun rencana (2028)
Po = persentase Jumlah pengunjung pada tahun dasar (2018)
r = persentase rata-rata tingkat perkembangan pengunjung dalam setahun
(-5,10%)
n = persentase Tahun proyeksi (10 tahun)
Jika disubsitusikan:
P2028 = P2018 (1 + -5,10%) n
= 36.766 (1 + -5,10%) 10
= 33.766 (1 + -0,051) 10
= 33.766 (0,949) 10
= 33.766 x 0,59
= 19.921 dibulatkan menjadu 19.922
= 19.922 pengunjung (pada tahun 2028)
Jadi pengunjung/ wisatawan yang berkunjung di Kabupaten Kupang 10 tahun ke depan
atau pada tahun 2028 adalah 19.922 orang.
Dari perhitungan di atas, maka dapat ditentukan jumlah wisatawan yang akan memakai
jasa cottage di Kabupaten Kupang per hari untuk proyeksi 10 tahun ke depan (tahun
2028) adalah:
Rata-rata kunjungan wisatawan perhari pada tahun n (tahun 2028):
X = jumlah wisatawan tahun n
Jumlah hari dalam setahun
X = 19.922 = 55 orang/hari
365
Berdasarkan data statistik jasa akomodasi Kabupaten Kupang tahun (2016) mencapai
14,40 % (penginapan non bintang). Penginapan yang tersedia di Kabupaten Kupang
hanya sebanyak 3 unit dengan jumlah keseluruhan kamar yaitu 44 unit. Dengan demikian
penulis berasumsi bahwa 50% dari jumlah kunjungan wisatawan adalah yang
menggunakan cottage terencana, dan 50% lagi yang menggunakan penginapan yang
telah tersedia. dengan dasar asumsi bahwa semua penginapan di Kabupaten Kupang
bukan berbentuk cottage. Sehingga 50% x 55 = 28 orang.
Jadi, yang menggunakan cottage terencana hingga tahun 2028 adalah sebanyak 28
orang/hari.
Dari hasil perhitungan di atas dapat dicari jumlah kamar/tingkat hunian pada cottage di
Kabupaten Kupang
30
Diketahui : jumlah kunjungan wisatawan adalah 28 orang/hari
Asumsi: 70% tamu menginap
30% tamu tidak menginap
Dasar asumsi :
1. Sebagai tempat pengunjung menghabiskan waktu berlibur dan
menikmati Pantai Uilheanana
2. Bertamu di kawasan wisata hanya pada siang hari khususnya bagi
pengunjung yang tidak menginap.
31
b. Suite cottage = 40% x jumlah tamu yang menginap
= 40% x 20
= 8 : 2 orang/ 1 pasangan
= 4 kamar
Untuk suite cottage berjumlah 4 kamar dengan asumsi 1 kamar ditempati oleh 2
orang atau 1 pasangan
Jadi, jumlah kamar cottage keseluruhan yaitu 16 buah.
4.2 Programming
4.2.1 Fungsi
Fungsi dari desain “Kawasan Wisata Pantai Uilheanana Di Kecamatan Semau
Kabupaten Kupang Dengan Pendekatan Arsitektur Ekologi” yaitu sebagai sebuah
kawasan untuk menunjang kegiatan parawisata dengan memanfaatkan potensi alam
dan memperhatikan hubungan antara manuasia dan lingkungan alam sekitar. Fungsi
lain dari desain kawasan ini juga menekanan pada sebuah kawasan yang bersifat
privat, sehingga pelaku dan fasilitas juga disesuaikan.
a. Pengunjung
b. Pengelola
Pengelola dibagi menjadi 2 yaitu pengelola servis dan karyawan. Pengelola servis
bertugas untuk mengelola kawasan wisata secara keseluruhan sedangkan
karyawan bertugas untuk mengatur segala sesuatu yang berhubungan langsung
dengan pengunjung kawasan wisata pantai.
c. Masyarakat Setempat
32
4.2.3 Aktivitas Pelaku Kegiatan
a. Pengunjung/Wisatawan
Tabel 5. Pengunjung/Wisatawan
Fasilitas Kebutuhan
No. Pelaku Aktivitas Kegiatan Kebutuhan Ruang
Perabot
1. Pengunjung/Wisatawan Datang (parkir Area Parkir -
Tempat Parkir
yang menginap kendaraan)
Check-in/ Area Resepsionis Meja
Check out Resepsionis,
kursi
Beristirahat Kamar Tidur Tempat tidur,
(Tidur) Kursi, Meja,
Cottage
Televisi
MCK Toilet Closet, bak
mandi, wastafel
Masak Pantry Kompor
Bersantai Teras Tempat duduk
Restauran Makan dan Ruang Makan Meja dan kursi
minum
Lounge Bertemu Tamu Ruang Bertamu Meja dan kursi
33
Spa Center Spa Ruang Spa Tempat Tidur
Snorkling -
Mengelilingi -
Ruang penyewaan alat
pantai dengan
perahu dan
banana boat
Fliying Fox Ruang alat-alat untuk -
Atraksi Wisata Outbond keperluan Flying Fox
dan outbond
Panjat Tebing -
Lapangan
Ruang alat-alat untuk
Futsal
keperluan olahraga
Lapangan
Basket
ATM Center Menarik Uang Area ATM center Mesin ATM
34
Mandi (MCK) Toilet Closet, bak
mandi, wastafel
Bersantai Teras Tempat duduk
Restauran Makan dan Ruang Makan Meja dan kursi
minum
Lounge Bertemu Tamu Area Bertamu Meja dan kursi
ATM Center Menarik Uang Area ATM center Mesin ATM
Musholla Beribadah Tempat Ibadah Tempat wudhu
Ballroom Gathering Ruang Pertemuan Kursi dan meja
b. Pengelola
Tabel 6. Pengelola
No. Pelaku Fasilitas Kebutuhan Kebutuhan
Kegiatan
Aktivitas Ruang Perabot
1. Pimpinan Tempat Datang (parkir Area Parkir -
Parkir kendaraan)
Ke ruang kerja Ruang Meja, kursi,
pimpinan TV, lemari
Memberikan Ruang Meja dan
arahan/Brieffing brieffing kursi
Fasilitas
Beristirahat Ruang Meja dan
Pengelola
Istirahat Kursi
MCK Toilet Closet, bak
mandi,
wastafel
2. Staff Tempat Datang (parkir Area Parkir -
Parkir kendaraan)
Ke ruang kerja Ruang staff Meja, kursi,
lemari
Fasilitas
Mengikuti Ruang Meja dan
Pengelola
Brieffing brieffing kursi
Beristirahat Ruang Meja dan
35
Istirahat kursi
MCK Toilet Closet, bak
mandi,
wastafel
3. Pegawai Tempat Datang (parkir Area Parkir -
Administasi Parkir kendaraan)
Ke ruang kerja Ruang Meja, kursi,
administrasi lemari
Mengikuti Ruang Meja dan
Brieffing brieffing kursi
Fasilitas
Beristirahat Ruang Meja dan
Pengelola
Istirahat kursi
MCK Toilet Closet, bak
mandi,
wastafel
c. Pekerja/Karyawan
Tabel 7. Pekerja/Karyawan
No. Pelaku Kebutuhan Kebutuhan
Fasilitas Kegiatan
Aktivitas Ruang Perabot
1. Pekerja Tempat Parkir Datang (parkir Tempat Parkiran
cottage kendaraan) Parkir
Cottage Mengontrol dan Setiap area -
membersihkan di cottage
cottage
Pembuangan Membuang Area tempat Tempat sampah
Limbah sampah sampah
Mengikuti Ruang Meja dan kursi
Fasilitas brieffing brieffing
Pengelola Beristirahat Ruang Meja dan Kursi
Istirahat
Toilet Umum MCK Lavatory Closet, bak
36
mandi, wastafel
2. Pekerja di Tempat Parkir Datang (parkir Area Parkir -
Fitness kendaraan)
Center Fitness Center Mengontrol, Setiap area -
membersihkan kerja
dan melayani
Pembuangan Membuang Area tempat Tempat sampah
Limbah sampah sampah
Mengikuti Ruang Meja dan kursi
Fasilitas Brieffing brieffing
Pengelola Beristirahat Ruang Meja dan kursi
Istirahat
Toilet Umum MCK Lavatory Closet, bak
mandi, wastafel
3. Pekerja Tempat Parkir Datang (parkir Area Parkir -
restauran, kendaraan)
caffe dan Mengontrol dan Setiap area -
privat bar membersihkan kerja
Restauran,
area kerja
caffe dan
Mengolah Dapur Meja, kursi,
privat bar
makanan dan kulkas, lemari
minuman
Pembuangan Membuang Area tempat Tempat sampah
Limbah sampah sampah
Mengikuti Ruang Meja dan kursi
Fasilitas Brieffing brieffing
Pengelola Beristirahat Ruang Meja dan kursi
Istirahat
Toilet Umum MCK Lavatory Closet, bak
mandi, wastafel
4. Pekerja spa Tempat Parkir Datang (parkir Area Parkir -
center kendaraan)
37
Mengontrol dan Setiap area -
membersihkan kerja
area kerja dan
Spa Center melayani
pengunjung
Beristirahat Ruang Meja dan kursi
Istirahat
Pembuangan Membuang Area tempat Tempat sampah
Limbah sampah sampah
Toilet MCK Lavatory Closet, bak
mandi, wastafel
5. Pekerja di Tempat Parkir Datang (parkir Area Parkir -
Area kendaraan)
Atraksi Mengontrol dan Setiap area -
Wisata membersihkan kerja
area kerja dan
Atraksi
melayani
Wisata
pengunjung
Beristirahat Ruang Meja dan kursi
Istirahat
Pembuangan Membuang Area tempat Tempat sampah
Limbah sampah sampah
Toilet MCK Lavatory Closet, bak
mandi, wastafel
6. Pekerja di Tempat Parkir Datang (parkir Area Parkir -
Beach kendaraan)
Library Mengontrol dan Setiap area -
membersihkan kerja
area kerja dan
Beach Library
melayani
pengunjung
Beristirahat Ruang Meja dan kursi
38
Istirahat
Pembuangan Membuang Area tempat Tempat sampah
Limbah sampah sampah
Toilet MCK Lavatory Closet, bak
mandi, wastafel
7. Security Tempat Parkir Datang (parkir Area Parkir -
kendaraan)
Sistem Mengontrol Pos Security Meja dan kursi
penyediaan air kawasan wisata
bersih, listrik pantai, menjaga
dan pintu gerbang
pembuangan masuk-keluar
limbah.
39
MCK Lavatory Closet, bak
mandi, wastafel
Pembuangan Membuang Area tempat Tempat sampah
Limbah sampah sampah
9. Pekerja Tempat Parkir Datang (parkir Area Parkir -
layanan kendaraan)
jasa Memberikan Ruang Meja, kursi,
kesehatan pelayanan bagi Periksa tempat tidur
pengunjung
yang menginap
Pos Pelayanan Memberikan Ruang Lemari obat
Kesehatan obat Obat-
Obatan
Beristirahat Ruang Kerja Meja, kursi
MCK Toilet Closet, bak
mandi, wastafel
Pembuangan Membuang Area tempat Tempat sampah
Limbah sampah sampah
10. Pekerja Tempat Parkir Datang (parkir Area parkir -
kebersihan kendaraan)
area Sistem Membersihan Gudang, -
kawasan penyediaan air dan mengontrol lavatory,
wisata bersih, listrik keseluruhan ruang
pantai dan kawasan pantai tenaga
pembuangan kebersihan,
limbah. ruang
elektrikal
40
mandi, wastafel
4.2.4 Fasilitas
Berdasarkan analisis pelaku, kegiatan, dan kebutuhan ruang di atas maka jenis ruang
dapat dikelompokan berdasarkan zona ruang, sebagai berikut :
a. Pengunjung
Tabel 8. Pemograman Ruang Pengunjung
b. Pengelola
Tabel 9. Pemograman Ruang Pengelola
41
c. Servis
Tabel 10. Pemograman Ruang Servis
42
4.2.5 Besaran Ruang
Luasan ruang dibuat agar penulis dapat menghadirkan luasan ruang yang cukup dan
nyaman bagi pelaku aktivitas dalam perancangan Kawasan Wisata di Pantai Uilheanana.
Pertimbangan dalam menentukan luasan ruang adalah sebagai berikut:
a. Jenis kegiatan
b. Kapasitas pengguna
c. Kebutuhan sirkulasi ruang
Untuk menganalisa luasan ruang yang telah ditentukan dalam kebutuhan ruang
perancangan Kawasan Wisata di Pantai Uilheanana penulis menggunakan sumber acuan
sebagai berikut :
a. Neufert, Architect’s Data (NAD)
b. Perhitungan asumsi untuk menentukan ruang yang belum di tetapkan
standarnya. (A)
Keterangan :
NAD = Neufert, Architect’s Data
A = Asumsi Penulis
43
a. Besaran Ruang Fasilitas
1. Cottage
Standar Room Kamar Tidur Ruang gerak Ruang gerak (20 % dari 12 161,04 m2
manusia (1.20 m x manusia = 2.88 11.18 m2
1.20m) =1.44m2 m2 + 8.3 m2 = =2.24)
(NAD). Asusmui 2 11.18 m2. 11.18 m2 +
orang 1.44 x 2= 2.24 = 13.42
2.88 m2. 1 tempat m2
tidur + 1 buah sofa
+ 1 buah meja rias
+ 1 buah lemari
dengan luasan 8.3
m2
45
bahan makanan dan
1 buah lemari
peralatan + toilet
dengan luasan 11.1
m2
Suite Room Kamar Tidur Ruang gerak Ruang gerak (20 % dari 4 67.48 m2
manusia (1.20 m x manusia = 14.06 m2 =
1.20m) =1.44m2 5.76m2 + 8.3 2.81)
(NAD). Asumsi 4 m2 = 14.06 m2. 14.06 m2 +
orang 1.44 x 4= 2.81= 16.87 m2
5.76m2. 2 tempat
tidur + 1 buah sofa
+ 1 buah meja rias
+ 1 buah lemari
dengan luasan 8,3
m2 .
47
Toilet Ruang gerak Ruanggerak (20 % dari 4 28.12 m2
manusia (1.20 m x manusia = 2.88 5.86 = 1.17)
5.86 + 1.17=
1.20m) =1.44m2 m2 + 2.98 m2 = 7.03 m2
(NAD). Asumsi 2 5.86 m2
orang 1.44 x 2 =
2.88 m2. 1 closet +
1 wastafel +
bathtup + 1 ruang
shower dengan
luasan 2.98 m2
2. Restauran
Restauran Area Makan Dan Ruang gerak Ruang gerak (20 % dari 195= 1 234 m2
Minum manusia (1.20 m manusia = 39)
2
195+39= 234
m
x 1.20m) 115m2 + 80 m2
=1.44m2 (NAD).
49
asumsi 80 orang = 195 m2
1.44 x 120= 115
m2 luasan 1 meja
dan 4 tempat
duduk adalah 4
m2 asumsi 20
meja 4 x 20 = 80
m2
50
dengan luasan
11.1 m2
Ruang Pekerja Ruang gerak Ruang gerak (20 % dari 3.74 1 4.5 m2
manusia (1.20 m manusia = 2.88 = 0.75) 3.74 2+
0.75 = 4.5 m
x 1.20m) m2 + 0.86 m2 =
=1.44m2 (NAD). 3.74 m2
asumsi 2 orang
1.44 x 2= 2.88
m2 . 2 buah kursi
+ 2 buah meja
0.86 m2
Toilet Restauran Ruang gerak Ruang gerak (20 % dari 10.56 1 12.67 m2
manusia (1.20m manusia = 8.64 = 2.11) 10.56 +2
2.11= 12.67 m
x 1.20m) m2 + 1.92 m2 =
=1.44m2 (NAD) 10.56 m2
asumsi 6 orang
1.44 x 6 = 8,64
m2 3 buah kloset
+ 3 wastafel.
dengan luasan
51
1.92 m2
3. Caffe
Caffe Area Makan Dan Ruang gerak Ruang gerak (20 % dari 43.84 1 52.6 m2
Minum manusia (1.20 m manusia = 23.04 = 8.76)
43.84+8.76=
x 1.20m) m2 + 20.8 m2 = 52.6 m2
=1.44m2 (NAD). 43.84 m2
asumsi 16 orang
1.44 x 16 =
23.04 m2 . luasan
1 meja dan 4
tempat duduk
adalah 5.2 m2
asumsi 4 meja
5.2 x 4 = 20.8 m2
52
Toilet Caffe Ruang gerak Ruang gerak (20 % dari 10.56 1 12.67 m2
manusia (1.20m manusia = 8.64 = 2.11) 10.56 +2
2.11= 12.67 m
x 1.20m) m2 + 1.92 m2 =
=1.44m2 (NAD) 10.56 m2
asumsi 6 orang
1.44 x 6 = 8,64
m2 3 buah kloset
+ 3 wastafel.
dengan luasan
1.92 m2
53
buah lemari
peralatan + 2
buah kulkas
dengan luasan
3.86 m2
Ruang Pekerja Ruang gerak Ruang gerak (20 % dari 3.74 1 4.5 m2
manusia (1.20 m manusia = 2.88 = 0.75) 3.74 2+
0.75 = 4.5 m
x 1.20m) m2 + 0.86 m2 =
=1.44m2 (NAD). 3.74 m2
asumsi 2 orang
1.44 x 2= 2.88
m2 . 2 buah kursi
+ 2 buah meja
0.86 m2
54
4. Privat Bar
Privat Bar Area Makan Dan Ruang gerak Ruanggerak (20 % dari 14.85 1 17.82 m2
Minum manusia (1.20 m manusia = 8.64 = 2.97) 14.85 2
+2.97= 17.82 m
x 1.20m) m2 + 6.21 m2 =
=1.44m2 (NAD). 14.85 m2
asumsi 6 orang
1.44 x 6= 8.64
m2 . 1 buah
meja+1 buah
lemari dan 9
buah kursi
dengan luasan
6.21 m2
Ruang Pekerja Ruang gerak Ruang gerak (20 % dari 3.74 1 4.5 m2
manusia (1.20 m manusia = 2.88 = 0.75) 3.74 2+
0.75 = 4.5 m
x 1.20m) m2 + 0.86 m2 =
=1.44m2 (NAD). 3.74 m2
asumsi 2 orang
1.44 x 2= 2.88
m2 . 2 buah kursi
+ 2 buah meja
0.86 m2
Toilet Privat Bar Ruang gerak Ruang gerak (20 % dari 10.56 1 12.67 m2
manusia (1.20m manusia = 8.64 = 2.11) 10.56 +
56
x 1.20m) m2 + 1.92 m2 = 2.11= 12.67 m2
=1.44m2 (NAD) 10.56 m2
asumsi 6 orang
1.44 x 6 = 8,64
m2 3 buah kloset
+ 3 wastafel.
dengan luasan
1.92 m2
5. Ballroom
57
= 89.12m2 . 72
buah kursi + 18
buah meja
dengan luasan
42.3 m2
6. Lounge
Lounge Ruang Bertamu Ruang gerak Ruang gerak (20 % dari 20.76 1 24.91 m2
manusia (1.20 m manusia = 17.28 = 4.15) 20.76 +2
4.15= 24.91 m
x 1.20m) m2 + 3.48 m2 =
=1.44m2 (NAD). 20.76 m2
asumsi 12 orang
1.44 x 12= 17.28
m2 . 12 buah
kursi +2 buah
meja dengan
58
luasan 3.48 m2
7. Souvenir Shop
Souvenier Shop Area Ruang gerak Ruang gerak (20 % dari 4.57 6 32.88 m2
Pemajangan manusia (1.20 m manusia = 2.88 = 0.91) 4.57 +2
0.91= 5.48 m
Barang x 1.20m) m2 + 1.69 m2 =
=1.44m2 (NAD). 4.57 m2
asumsi 2 orang
1.44 x 2= 2.88
m2 . 1 buah kursi
+2 rak souvenir
dengan luasan
1.69 m2
Ruang Pekerja Ruang gerak Ruang gerak (20 % dari 3.74 3 13.5 m2
manusia (1.20 m manusia = 2.88 = 0.75) 3.74 2+
0.75 = 4.5 m
59
x 1.20m) m2 + 0.86 m2 =
=1.44m2 (NAD). 3.74 m2
asumsi 2 orang
1.44 x 2= 2.88
m2 . 2 buah kursi
+ 2 buah meja
0.86 m2
60
Asumsi 2 orang
1.44 x 2=
2.88m2. 1 closet
+ 1 wastafel
dengan luasan
0.6 m2.
8. Fitness Center
61
dengan luasan 30
m2 .
Ruang Pekerja Ruang gerak Ruang gerak (20 % dari 3.74 1 4.5 m2
manusia (1.20 m manusia = 2.88 = 0.75) 3.74 2+
0.75 = 4.5 m
x 1.20m) m2 + 0.86 m2 =
=1.44m2 (NAD). 3.74 m2
asumsi 2 orang
1.44 x 2= 2.88
m2 . 2 buah kursi
+ 2 buah meja
62
0.86 m2
9. Kolam Renang
asumsi 10
orang.
2 buah kloset + 1
wastafel dengan
luasan 0.14m2
Toilet Wanita Ruang gerak Ruang gerak (20 % dari 3.02 1 3.62 m2
manusia (1.20m manusia = 2.88 = 0.60)
x 1.20m) m2 + 0.14 m2 = 3.02 + 0.60=
3.62 m2
=1.44m2 (NAD) 3.02 m2
asumsi 2 orang
1.44 x 2 = 2.88
m2
2 buah kloset + 1
wastafel dengan
luasan 0.14m2
64
10. Spa Center
Spa Center Ruang Tunggu Ruang gerak Ruang gerak (20 % dari 21.9 1 26.28 m2
manusia (1.20 m manusia = 14.4 = 4.38)
x 1.20m) m2 + 7.5 m2 = 21.9 + 4.38 =
26.28 m2
=1.44m2 (NAD). 21.9 m2
asumsi 10 orang
1.44 x 10 = 14.4
m2 . 5 buah kursi
+ 5 buah meja
7.5 m2
Ruang Konsultasi Ruang gerak Ruang gerak (30 % dari 3.98 2 10.36 m2
dan Pemeriksaan manusia (1.20 m manusia = 2.88 = 1.2)
x 1.20m) m2 + 1.1 m2 = 3.98 + 1.2 = 5.18
2 2
m2
=1.44m (NAD). 3.98 m
asumsi 2 orang
1.44 x 2 = 2.88
m2 . 2 buah kursi
+ 1 buah meja
65
1.1m2
Asumsi 6 orang
66
Asumsi 10 orang
67
asumsi 6 orang
1.44 x 6 = 8,64
m2 3 buah kloset
+ 3 wastafel.
dengan luasan
1.92 m2
2 buah lemari
dengan luasan
1.8 m2
68
11. Atraksi Wisata (Snorkling, Mengelilingi Pantai Dengan Perahu Dan Banana Boat, Panjat Tebing Dan Flying Fox)
Peruntukan Fasilitas Ruang Asumsi Besaran Ruang Sirkulasi Jumlah Unit Luasan
Area Penyewaan Snorkling Ruang gerak manusia Ruang gerak (20 % dari 1 5.6 m2
Atraksi Wisata (1.20m x 1.20m) manusia = 4.63 = 0.926)
4.63 + 0.926=
=1.44m2 (NAD) asumsi 2.88m2 +1.75m2 5.6 m2
2 orang 1.44 x 2= 2.88 m = 4.63 m2
1 buah lemari + 1 kursi
+ 1 meja dengan luasan
1.75 m2
Mengelilingi pantai Ruang gerak manusia Ruang gerak (20 % dari 1 5.6 m2
dengan perahu dan (1.20m x 1.20m) manusia = 4.63 = 0.926)
4.63 + 0.926=
banana boat =1.44m2 (NAD) asumsi 2.88m2 +1.75m2 5.6 m2
2 orang 1.44 x 2= 2.88 m = 4.63 m2
1 buah lemari + 1 kursi
+ 1 meja dengan luasan
1.75 m2
Total Luasan 22.4 m2
69
12. Fasilitas Beribadah (Musholla)
Peruntukan Fasilitas Ruang Asumsi Besaran Ruang Sirkulasi Jumlah Unit Luasan
Musholla Tempat wudhu Ruang gerak manusia Ruang gerak (20 % dari 1 5.18 m2
(1.20 m x 1.20m) manusia = 4.32 = 0.86)
4.32 + 0.86=
=1.44m2 (NAD). 1.44 m2 + 3 = 5.18 m2
Asumsi 3 orang. 4.32 m2
Ruang Shalat Ruang gerak manusia Ruang gerak (20 % dari 1 7.37 m2
(1.20 m x 1.20m) manusia = 6.44 = 1.29)
6.44 + 1.29=
=1.44m2 (NAD). 1.44 m2 + 5 = 7.37 m2
Asumsi 5 orang. 6.44 m2
Peruntukan Fasilitas Ruang Asumsi Besaran Ruang Sirkulasi Jumlah Unit Luasan
Area Pengelola Resepsionis Ruang gerak manusia Ruang gerak (30 % dari 8.6 1 10.32 m2
Pos Security (1.20 m x 1.20m) manusia = 5.76 = 1.72)
70
=1.44m2 (NAD). asumsi m2 + 2.3 m2 = 8.6 +1.72=
4 orang 1.44 x 4 = 5.76 8.6 m2 10.32 m2
72
(1.20 m x 1.20m) manusia = 3.48 = 0.69)
=1.44m2 (NAD). 2.88m2 + 0.6m2 3.48 +0.69=
4.18 m2
Asumsi 2 orang 1.44 x 3.48= m2
2= 2.88m2. 1 closet + 1
wastafel dengan luasan
0.6 m2.
Ruang Administrasi Ruang gerak manusia Ruang gerak (20 % dari 1 16.83 m2
(1.20 m x 1.20m) manusia = 4.32 14.03 = 2.80)
14.03 + 2.80=
=1.44m2 (NAD). asumsi m2 + 3.95 m2 = 16.83 m2
3 orang 1.44 x 3= 4.32 14.03 m2
m2 . 5 buah kursi 2
lemari dan 1 buah meja
dengan luasan 3.95 m2
Toilet di Ruang Ruang gerak manusia Ruang gerak (20 % dari 1 4.18 m2
Administrasi (1.20 m x 1.20m) manusia = 3.48 = 0.69)
3.48 +0.69=
=1.44m2 (NAD). 2.88m2 + 0.6m2 4.18 m2
Asumsi 2 orang 1.44 x 3.48= m2
2= 2.88m2. 1 closet + 1
wastafel dengan luasan
0.6 m2.
Ruang Tenaga Ruang gerak manusia Ruang gerak (20 % dari 1 28.03 m2
73
Kebersihan (1.20 m x 1.20m) manusia = 1.44 23.36 = 4.67)
=1.44m2 (NAD). asumsi m2 + 8.96 m2 = 23.36 + 4.67=
28.03 m2
10 orang 1.44 x 10= 14.4 23.36 m2
m2 . 10 buah kursi + 1
meja tv +4 ruang ganti
dan 2 loker dengan
luasan 8.96 m2
Ruang Genset Luas ruang genset - (20 % dari 18 1 21.6 m2
adalah 18 m2. = 3.6) 18
+3.6= 21.6 m2
Ruang Tandon Ruang gerak manusia Ruang gerak (30 % dari 1 26.36 m2
(1.20 m x 1.20m) manusia = 5.76 20.28 = 6.08)
20.28+6.08=
=1.44m2 (NAD). asumsi m2 + 14.52 m2 = 26.36 m2
4 orang 1.44 x 4 = 5.76 20.28 m2
m2. asumsi 6 buah
tendon ukuran 1.85m x
1.85 m = 2.42 m2.
dengan kapasitas 5.100
liter.
Ruang Panel Luas ruang panel adalah - (20 % dari 1 7.5 m2
6.25 m2. 6.25= 1.25)
6.25+1.25= 7.5
74
m2
Ruang Pompa Luas ruang pompa - (20 % dari 16 1 19.2 m2
adalah 16 m2. = 3.2) 16+3.2=
19.2 m2
Gudang Luas ruang peralatan - (30 % dari 27= 1 35.1 m2
adalah 27 m2. Ruang 8.1) 27+8.1=
35.1 m2
gerak manusia (1.20 m x
1.20m) =1.44m2 (NAD).
asumsi 3 orang 1.44 x 3=
4.32 m2.
Ruang Jaga Keamanan Ruang gerak manusia Ruang gerak (20 % dari 4.1 1 4.92 m2
(1.20 m x 1.20m) manusia = 2.88 =0.82)
75
2= 2.88m2. 1 closet + 1
wastafel dengan luasan
0.6 m2.
Total Luasan 275.81 m2
Peruntukan Fasilitas Ruang Asumsi Besaran Ruang Sirkulasi Jumlah Unit Luasan
ATM Center Ruang Penarikan Ruang gerak manusia Ruang gerak (20 % dari 2 12.08 m2
Uang (1.20 m x 1.20m) manusia = 4.32 5.04 = 1) 5.04
+ 1= 6.04 m2
=1.44m2 (NAD). asumsi m2 + 0.72 m2 =
3 orang 1.44 x 3 = 4.32 5.04 m2
m2 . 3 buah mesin atm
dengan luasan 0.72 m2
Total Luasan 12.08 m2
76
15. Pos Pelayanan Kesehatan
Peruntukan Fasilitas Ruang Asumsi Besaran Ruang Sirkulasi Jumlah Unit Luasan
Pos Pelayanan Ruang Periksa Ruang gerak manusia Ruang gerak (20 % dari 1 7.24 m2
Kesehatan (1.20 m x 1.20m) manusia = 2.88 6.03 = 1.21)
6.03 + 1.21 =
=1.44m2 (NAD). asumsi m2 + 3.15 m2 = 7.24 m2
2 orang 1.44 x 2= 2.88 6.03 m2
m2 . 3 buah kursi + 1
buah meja + 1 tempat
tidur 3.15 m2
Ruang pekerja Ruang gerak manusia Ruang gerak (20 % dari 1 4.5 m2
(1.20 m x 1.20m) manusia = 2.88 3.74 = 0.75)
3.74 + 0.75 =
=1.44m2 (NAD). asumsi m2 + 0.86 m2 = 4.5 m2
2 orang 1.44 x 2= 2.88 3.74 m2
m2 . 2 buah kursi + 2
buah meja 0.86 m2
Ruang Obat-Obatan Ruang gerak manusia Ruang gerak (20 % dari 1 5.92 m2
(1.20 m x 1.20m) manusia = 4.93 = 0.99)
4.93 +0.99 =
=1.44m2 (NAD). asumsi 2.88 m2 + 2.05 5.92 m2
2 orang 1.44 x 2= 2.88 m2 = 4.93 m2
77
m2 2 buah lemari obat +
1 kursi 2.05 m2
Toilet Ruang gerak manusia Ruang gerak (20 % dari 1 4.18 m2
(1.20 m x 1.20m) manusia = 3.48 = 0.69)
3.48 +0.69=
=1.44m2 (NAD). Asumsi 2.88m2 + 0.6m2 4.18 m2
2 orang 1.44 x 2= 2.88m2. 3.48= m2
1 closet + 1 wastafel
dengan luasan 0.6 m2.
Total Luasan 21.84 m2
Mobil 30% 5 orang/mobil 30% dari 375 = 112,5 NAD 287,5 30% 373,75
78
12,5m²/mobil. Sirkulasi putar
2 arah lebar 5,5m
Motor 50% 2 orang/motor 50% dari 375 = 187,5 NAD 352,5 30% 458,25
79
c. Rekapitulasi Besaran Ruang
80
Dari hasil rekapitulasi besaran ruang diatas, maka dapat dibuat beberapa kesimpulan
sebagai berikut:
- Ketentuan kepadatan bangunan pada kawasan tepi air menurut Dirjen Cipta Karya
(2000) maksimal 25%
Sisa dari area tidak terbangun akan digunakan untuk ruang terbuka hijau dan pedestarian.
81
b. Organisasi Ruang Mikro
1. Area Resepsionis
83
h. Fitness Center
84
Gambar 17. Lokasi Perancangan
Sumber : Analisis, 2020
86
Gambar 20. Topografi Pada Site
Sumber : Analisis, 2020
4.3.3 Klimatologi
4.3.4 Vegetasi
87
Gambar 21. Vegetasi Pada Lokasi
Sumber : Analisis, 2020
4.3.5 Aksesibilitas
88
4.4 Analisis Pendekatan Arsitektur Ekologi
Perancangan arsitektur dengan konsep ekologi, berarti ditujukan pada pengelolaan tanah,
air dan udara untuk keberlangsungan ekosistim. Efisiensi penggunaan sumber daya alam
tak terperbarui (energi) dengan mengupayakan energi alternatif (solar, angin, air, bio).
Menggunakan sumber daya alam terperbarui dengan konsep hemat energi mulai
pengambilan dari alam dan penyesuaian terhadap lingkungan sekitar, iklim, sosial
budaya, dan ekonomi. Keselarasan dengan perilaku alam, dapat dicapai dengan konsep
perancangan arsitektur yang kontekstual, yaitu pengolahan perancangan tapak dan
bangunan yang sesuai potensi setempat, termasuk topografi, vegetasi dan kondisi alam
lainnya. Dalam perancangan kawasan wisata pantai Uilheanana, ada beberapa penekanan
untuk merancang objek dengan pendekatan ekologi, yaitu :
Organisasi bangunan yang dibahas meliputi orientasi dan tata massa bangunan
berdasarkan arah edar matahari dan angin yang disesuaikan dengan kondisi
eksisting tapak. Menurut Lippsmeir (1997) orientasi bangunan yang baik
dipengaruhi oleh edar matahari yaitu utara selatan dengan posisi bangunan
memanjang ke arah timur barat, sedangkan orientasi bangunan berdasarkan
arah angin yaitu tegak lurus terhadap arah datangnya angin. Sedangkan
berdasarkan kondisi eksisting orientasi yang tepat untuk memanfaatkan view
potensial pantai berlawanan dengan orientasi sinar matahari. Karena desain
merupakan bangunan komersial yang memberikan kenyamanan dan
memanjakan mata penghuni maka view pantai dijadikan view utama sebagai
daya tarik yang ditawarkan maka orientasi yang dipilih yaitu orientasi yang
menghadap view potensial pantai untuk bangunan unit cottage sedangkan
bangunan penunjang yang tidak perlu mempertimbangkan view diletakkan
sesuai dengan arah edar matahari.
89
Gambar 23. Organisasi Massa Bangunan
Sumber : Analisis, 2020
Untuk mengatasi permasalahan terhadap arah sinar matahari dan
kelebihan angin karena lokasi perancangan berada di pantai maka:
91
4.4.2 Tata Massa Bangunan
92
Gambar 26. Pola Cluster
Sumber : Analisis, 2020
Oleh karena itu, pada perancangan kawasan wisata pantai Uilheanana
menggunakan konsep ekologi sehingga pola tata massa yang dipilih
adalah pola tata massa secara cluster. Dengan penataan massa cluster
akan banyak sisi bangunan yang terkena aliran angin dibandingkan
dengan penataan linear. Selain itu penataan cluster, tata bangunan
tidak akan terlihat monoton. Dengan begitu bangunan akan dapat
memaksimalkan penggunaan aliran angin. Namun penataan secara
linear juga diterapkan sesuai dengan kondisi fisik lokasi.
93
a. Ukuran
94
dapat memaksimalkan penghawaan alami yang masuk ke dalam
bangunan. Letak bukaan di desain agar dapat terjadi cross
ventilation. Sehingga angin dapat menjangkau seluruh bangunan.
angin 70%
95
Jendela geser Jenis jendela ini
vertikal (vertical hanya dapat
terbuka setengah
siding)
bagian, sehingga
volume udara yang
masuk akan lebih
kecil dibanding
pada penggunaan
jendela dorong
atau jendela putar.
Dapat
memaksimalkan
angin 50%
(horizontal memaksimalkan
sliding) angin 50%
96
memaksimalkan
angin 50%
memaksimalkan
angin 90%
Bahan bangunan alam yang dapat Tanah, tanah liat, lempung, tras,
digunakan kembali kapur, batu kali, batu alam.
98
Jika ditinjau dari teori tersebut, maka material yang digunakan dalam
desain adalah material kayu olahan atau kayu yang berasal dari daerah
setempatDan dikombinasikan dengan material lain berupa paving
block, grass block, dengan penerapan sesuai dengan fungsi bangunan.
4.5.1 Penzoningan
Zona Deskribsi
100
Gambar 32. Penzoningan Berdasarkan Tapak
b. Organisasi ruang
101
Gambar 33. Penzoningan Berdasarkan Fungsi
Keuntungan :
Kerugian :
103
2. Menerapkan cut and fill pada lokasi
Kerugian :
Pemilihan Alternatif :
104
4.5.3 Klimatologi
105
Gambar 37. Orientasi Pada Bangunan
106
Gambar 38. Penempatan Vegetasi
c. Memberikan sunscreen
107
Pemilihan Alternatif :
2. Arah Angin
a. Memberikan Vegetasi
108
Gambar 41. Penerapan Sistem Cross Ventilation
3. Curah Hujan
109
Beberapa alternatif yang digunakan untuk curah hujan adalah :
b. Drainase
Drainase
4. View
a) Data
111
b) Analisis
112
b. View dari luar site
a) Data
113
b) Analisis
114
4.5.4 Vegetasi
Keuntungan :
115
Kerugian :
Keuntungan :
Kerugian :
Keuntungan :
Kerugian :
116
c. Membutuhkan tenaga yang banyak dalam proses pengerjaan
Pemilihan Alternatif :
1. Alternatif 1
117
Gambar 50. ME Dan SE Disatukkan
2. Alternatif 2
ME dan SE dipisahkan
118
Pemilihan Alternatif :
4.5.6 Sirkulasi
1. Pedestrian
119
2. Linear (Linier) Lebih sederhana Jalur
sehingga sirkulasi
memudahkan yang panjang
wisatawan dalam dan lurus
melakukan akan
aktivitas. menimbulkan
kebosanan
Pemilihan Alternatif :
120
Keuntungan :
Kerugian :
Keuntungan :
Kerugian:
121
Keuntungan :
Kerugian :
Pemilihan Alternatif :
➢ Tidak
menggenang
saat hujan
122
2. ➢ Jalur pedestarian ➢ Biaya
lebih menarik perawatan yang
mahal
➢ Tekstur dan
warna batu alam ➢ Materialnya
yang menarik cenderung
Batu Alam
memberikan berat sehingga
kesan nyaman saat distribusi
pada dan
pengunjung pemasangan
kawasan cukup repot
Pemilihan Alternatif :
4.5.8 Utilitas
Jaringan air bersih yang digunakan adalah sumur bor. Dengan sistem
distribusi air down feed. Air ditampung pada tangki bawah kemudian
dipompa ke tangki atas yang ada pada bagian atas kemudian air
didistribusikan ke seluruh ruangan yang ada.
123
2. Jaringan Air Kotor
3. Listrik
124
a. Sistem Penerangan Alami
Pada lokasi perancangan penerangan alami sangat dibutuhkan
untuk pencahayaan dalam setiap bangunan yang ada. Dengan
pertimbangan pendekatan yang digunakan yaitu ekologi dan
sesuai dengan prinsip hemat energi.
b. Sistem Penerangan Buatan
Kebutuhan tenaga listrik di dalam tapak dan bangunan
sepenuhnya disuplai oleh Perusahaan Listrik Nasional (PLN) di
Semau, sedangkan untuk menyiapkan tenaga listrik cadangan
diperlukan genset yang dapat dimanfaatkan bila tenaga listrik
dari PLN padam. Persiapan genset ini sangat diperlukan karena
kebutuhan tenaga listrik sangat penting. Selain untuk sumber
penerangan dimalam hari juga berfungsi untuk mengoperasikan
barang elektronik dalam gedung.
Pemilihan Alternatif :
4. Persampahan
125
akan ditampung terpusat sesuai dengan jenisnya pada tempat sampah,
yang kemudian akan di salurkan pada tempat pembuangan sampah
sementara dan akan didistribusikan ke tempat pembuangan sampah
akhir.
5. Pemadam Kebakaran
126
6. Pelengkap
a. Lavatory/Toilet
Perlengkapan yang di sediakan pada lavatory meliputi: wastafel,
water closet, urinoir, (khusus pria) jet spray, tempat tisu, tempat
sabun cair, hand driver dan tempat sampah.
b. Keamanan (cctv)
Perlengkapan yang ada pada keamananan meliputi: satu set cctv,
yang telah di lengkapi dengan alat monitoring, beserta tv pemantau.
4.5.9 Analisis Struktur
1. Sub Structure
127
2. Supper Structure
3. Upper Structure
128
BAB V
KONSEP DASAR PERANCANGAN
129
5.2 Konsep Sirkulasi dan Parkir
Berdasarkan bentuk site dan zonasi yang dibuat maka pola sirkulasi yang sesuai untuk
diterapkan dalam perancangan yaitu dengan mengunakan pola sirkulasi
1. Pedestrian
Berdasarkan analisis diatas maka, pola parkir yang diterapkan dalam perancangan
yaitu pola parkir 90° atau parkir tegak lurus dengan pertimbangan sistem untuk
parkiran dapat terorganisir secara baik dan efesien.
130
5.3 Konsep Vegetasi
131
Tabel 37. Konsep Vegetasi
1. Penghawaan
Penghawaan yang digunakan dalam perancangan terdiri dari 2 yaitu penghawaan secara
alami dan buatan. Penghawaan alami yaitu dengan meminimalisir bukaan pada bangunan
sehingga sirkulasi dapat masuk maupun keluar secara baik dengan menggunakan sistem
cross ventilation, sedangkan penghawaan buatan dalam bangunan menggunakan bantuan
air conditioner (AC).
132
2. Pencahayaan
Pencahayaan yang digunakan dalam perancangan terdiri dari 2 yaitu pencahayaan alami
dan buatan. Berdasarkan analisis diatas maka, untuk dapat memaksimalkan pencahayaan
alami yang masuk ke dalam bangunan dapat dilakukan dengan memberikan bukaan yang
cukup lebar dan banyak agar sinar matahari dapat masuk ke dalam bangunan, difungsikan
dari pagi hingga sore hari. Sedangkan untuk pencahayaan buatan menggunakan lampu
hemat energi sehingga dapat digunakan sebagai cadangan sumber energi listrik,
difungsikan pada malam hari hingga dini hari.
Untuk bentukan atap bangunan utama yaitu cottage mengadopsi bentukan dari lumbung
padi. Yakni bentuk dasarnya yaitu segitiga namun dibuat lengkungan dengan
menggunakan material alami. Bentuk cottage tersebut, juga berbentuk panggung, dengan
tujuan agar mengurangi perkerasan pada tanah sehingga memperluas daerah resapan air.
Hal ini didasarkan dengan prinsip perancangan arsitektur ekologi yaitu menggunakan
material alami di daerah setempat sehingga tidak adanya dampak penggunaan material
yang berbahaya bagi lingkungan dalam prinsip mengelola tanah, air, dan udara sehingga
adanya ruang untuk merembeskan air dengan baik. Sedangkan untuk bangunan penunjang
lainnya di dalam site mengadopsi bentukan dari geometri yaitu persegi panjang dan
persegi yang disesuaikan dengan ukuran bangunan serta kondisi pada site. Material yang
133
digunakan sama dengan cottage karena tetap menekankan pada konsep ekologi yang
digunakan dalam perancangan.
BANGUNAN PENUNJANG
BANGUNAN UTAMA
(COTTAGE)
Terdiri dari bentuk geometri segitiga yang
diolah menjadi sedikit lengkung di bagian
tengahnya sehingga membentuk atap lumbung
padi
134
Gambar 67. Konsep Bentuk Cottage
Sistem struktur yang digunakan adalah perpaduan kayu dan beton. Peruntukkan
sistem strukturnya disesuaikan dengan fungsi bangunan dan kondisi site.
1. Sub Structure
135
b. Digunakan pada fasilitas yang terletak di area luar sempadan pantai
2. Supper Structure
a. Kolom Kayu
b. Kolom Beton
136
3. Upper Structure
a. Konstruksi Atap
b. Penutup Atap
137
BAB VI
HASIL PERANCANGAN
Desain kawasan pantai Uilheanana yang terletak di Desa Uiboa, kecamatan Semau
Selatan, Kabupaten Kupang merupakan sebuah perancangan yang bertujuan untuk
menunjang kebutuhan aktivitas dari para pengunjung di kawasan tersebut. Dengan
mempertahankan keasrian dari lokasi maka perancangan kawasan ini memperhatikan
aspek lingkungan oleh karena itu, prinsip ekologi digunakan.
1. Site Plan
138
2. Penzoningan Tapak
3. Pencapaian
139
4. Perletakan Vegetasi
5. Area Parkir
140
6. Sirkulasi
1. Suite Cottage
141
2. Standar Cottage
3. Bangunan Pengelola
142
4. Restaurant
143
6. Caffe
7. Spot Foto
144
8. Library Beach
9. Area Pasir
145
10. Ruang Suplai dan Tempat Penyewaan Alat
146
12. Spa Center
147
DAFTAR PUSTAKA
Agus, Rustam. (2013). Kamus Infrastruktur Ini Pengertian Kawasan dan Jenisnya.
Dejan, Abdussalam Ali. (2018). Pengembangan Objek Wisata Pantai Parangtritis Dalam
Perspektif Sustainable Development.
-Indo Zone. 2019. Sering Dikira Sama, Ini Beda Bar, Club, Lounge, Pub dan Diskotik
https://www.indozone.id/amp/ diakses 25 April 2020
Kurniawan Sugiarto. 2018. Konsep Perencanaan dan Perancangan Kawasan Wisata Pantai
Pasir Kencana.
Sari, Seira Malda. (2015). Prinsip-prinsip Ilmu Ekologi Dalam Perancangan Arsitektur.
S. Drajat Witri. 2008. Perencanaan Dan Perancangan Interior Natural Day Spa Di Solo.
https://www.google.com/ diakses 17 Mei 2020
Zakiyyah Iffah. 2011. Human Settlement .
https://iffahzzhaffi.blogspot.com/ diakses 15 Mei 2020
Linda. (2016). Pantai Nihiwatu, Surga Indonesia yang Paling Sulit Dijamah.
http://jadiberita.com/88236/
Nurridha Luthfa . 2019. Lokasi Panjat Tebing Terbaik di Indonesia
https://review.bukalapak.com
149
Purnama. (2018). Mengenal Hotel Nihiwatu Sumba, Hotel Terbaik di Dunia Asal Indonesia
Bernuansa Surga.
http://purnama.lecturer.umi.ac.id/
Suadnyana, Wayan. (2020). Karma Beach Bali.
https://www.water-sport-bali.com/
Zekkei. (2018). Nihi Sumba Island.
https://www.zekkeicollection.com/
Ambarwati Fifi, dkk. 2016. Hotel Resort Dengan Pendekatan Arsitektur Ekologis Di Batu
Malang. Surakarta: Universitas Sebelas Maret Surakarta
Erizal. 2013. Evaluasi Kinerja Ruas Jalan Arteri Primer, studi kasus Ruas Jalan Sudirman
Kota Bekasi. Semarang: Universitas Diponegoro
Fadhilah Kurniawati dan Faqih Muhammad. 2018. Penerapan Arsitektur Ekologis pada
Bangunan Resort Tepi Pantai Karimunjawa. Jurnal Sains Dan Seni 7(2) : 2337-3520
Frick, Heinz & Suskiyanto, Bambang. (2007). Dasar-Dasar Arsitektur Ekologis Konsep
Pembangunan Berkelanjutan dan Ramah Lingkungan. Yogyakarta dan Bandung: PT
Kanisius dan ITB
Gufron. M., Sasmito, Adi & S., Maria, Margareta. (2015). Perancangan Kawasan Wisata
Pantai Di Jepara. Semarang: Universitas Pandanaran Semarang
Muslim Abdul Azis, dkk. 2018. Konsep Arsitektur Ekologi Pada Penataan Kawasan Wisata
Candi Cangkuang Di Garut, Jawa Barat. Jurnal Arsitektur PURWARUPA 2(2): 57-7
Nurhayati Hanifah. 2012. Analisis Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau Berdasarkan Kebutuhan
Oksigen (Studi Kasus Kota Semarang). Bogor: Institut Pertanian Bogor
Roland Every Ipo. 2006. Cottage di Pantai Pasar Bawah Bengkulu Selatan. Yogyakarta:
Universitas Islam Indonesia
Sinta. (2016). Pusat Desain Arsitektur dan Interior di Denpasar. Denpasar: Universitas
Udayana
Suprapto, Rhisa Aidilla. (2009). Pengembangan Kawasan Wisata Pantai Siung Dengan
Pendekatan Ekologi Arsitektur. Surakarta: Universitas Sebelas Maret
150
Syarapuddin.2016. Pendekatan Arsitektur Ekologi pada Perancangan Kawasan Wisata
Danau Lebo Kabupaten Sumbawa Barat. Malang: Universitas Brawijaya
Umami, IK. (2013). Perancangan Wisata Bahari Di Pantai Boom Tuban. Malang:
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim
Witarsa, Vhani Agustina. (2015). Eksplorasi Aplikasi Alas Kaki Yang Terinspirasi Dari
Kelom Geulis. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia
Yuniarti. 2016. Perencanaan Dan Perancangan Hotel Resort Di Pesisir Pantai Pulau
Tidung. Palembang: Universitas Sriwijaya
Yuliani, Sri. Dkk. (2018). Strategi Penataan Kawasan Pantai Klayar Pacitan Sebagai
Destinasi Pariwisata Berkelanjutan Dengan Prinsip Arsitektur Ekologis. Jurnal RUAS.
16(2): 1-11
151