Oleh :
Nurhasanah
D042192003
1
DAFTAR PUSTAKA
A. PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1
1. Deskripsi Model............................................................................................................ 1
i
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Orientasi......................................................................................................... 1
ii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Material.............................................................................................................. 3
iii
A. PENDAHULUAN
1. Deskripsi Model
Pengkondisian udara adalah perlakuan terhadap udara untuk mengatur suhu,
kelembaban, kebersihan dan pendistribusiannya secara serentak guna mencapai
kondisi nyaman yang diperlukan oleh orang yang berada di dalam suatu ruangan.
Atau dapat didefinisikan suatu proses mendinginkan udara sehingga mencapai
temperatur dan kelembaban yang ideal.
Tujuan utama sistem pengkondisian udara adalah mempertahankan keadaan udara
didalam ruangan dan meliputi pengaturan temperatur, kelembaban relatif, kecepatan
sirkulasi udara maupun kualitas udara. Sistem pengkondisian udara yang dipasang
harus mempunyai kapasitas pendinginan yang tepat dan dapat dikendalikan sepanjang
tahun. Kapasitas peralatan yang dapat diperhitungkan berdasarkan beban pendinginan
setiap saat yang sebenarnya. Alat pengatur ditentukan berdasarkan kondisi yang
diinginkan untuk mempertahankan selama beban puncak maupun sebagian. Beban
puncak maupun sebagian tidak mungkin dapat diukur sehingga diperlukan prediksi
melalui perhitungan yang mendekati keadaan yang sebenarnya.
Dalam menganalisis beban pengkondisian suatu ruang, dapat dilakukan dengan
menggunakan software Revit . Dalam hal ini, program Revit akan digunakan untuk
menganalisis puncak beban panas dan pendingin berdasarkan jenis pengkondisian
yang digunakan, orientasi bangunan dan jenis material. Jenis bangunan yang akan
dianalisis adalah rumah sangat sederhana dengan luas 18 m 2, dengan fungsi bangunan
multi family.
2. Parameter Setting
a. Lokasi
Sebelum menganalisis, perlu dilakukan setting lokasi dimana rumah yang
akan dianalisis tersebut berada. Dalam hal ini, rumah yang akan dianalisis berada
di Kota Makassar, dengan orientasi rumah menghadap ke barat daya.
1
Gambar 1 : Orientasi Bangunan
Sumber : Analisis, 2020
b. Konstruksi
Objek yang akan di analisis adalah model rumah sangat sederhana dengan
luas 18 m2. Terdiri dari ruang tamu, kamar tidur dan KM/WC. Berbentuk persegi
dengan model atap perisai.
2
Letak bukaan berada pada fasad. Luas jendela 61 cm x 183 cm berjumlah 3
jendela. Luas pintu 86 cm x 213 cm, serta jendela kecil berukuran 40 cm x 61 cm
pada bagian belakang rumah.
c. Material
Berikut material yang digunakan pada bangunan rumah sangat sederhana tipe
18 m2.
Tabel 1 : Material
No Elemen Bangunan Keterangan
Metal roof, R-19 batt insulation, gyp board (U=0.2490
1 Roof
W/(m²·K))
Brick, R-5 insulation board, 8 in light-weight concrete
2 Wall
block (U=0.5810 W/(m²·K))
Exposed beams, 2 in cement-fiber slab, no insulation
3 Ceiling
(U=0.8119 W/(m²·K))
Passive floor, no insulation, tile or vinyl (U=2.9582
4 Floor
W/(m²·K))
5 Door Solid core wood (U=2.6119 W/(m²·K))
Single-glazed windows - domestic (U=4.8293 W/(m²·K),
6 Window
SHGC=0.86)
Sumber : Analisa, 2020
d. Scheduling
3
Ruang yang akan di analisis adalah ruang tamu dan kamar tidur.
Menggunakan Split System with Mechanical Ventilation with Cooling sebagai
pendingin ruang. Kedua ruang tersebut telah disetting energy analisisnya yang
disesuaikan dengan fungsi ruang pada bangunan rumah tinggal.
Berikut schedule setting (occupancy, lighting & power) yang digunakan dalam 24
jam. Faktor penggunaan energy berbeda tiap waktu dan disesuaikan dengan
kebutuhan penghuni.
4
Gambar 5 : Schedules Setting (24 Hours)
Sumber : Analisis, 2020
Bangunan rumah sangat sederhana menghadap kearah barat daya. Berikut simulasi
jalur matahari terhadap arah bangunan. Meskipun bukaan tidak mengarah langsung ke
arah jalur matahari, tetapi bukaan masih menerima perolehan panas radiasi, khususnya
ketika posisi matahari berada pada pukul 8.00 dan 15.00.
2. Building Summary
5
Gambar 7 : Building Summary
Sumber : Analisis, 2020
Berikut hasil analysis dari beban pendingin pada bangunan. Total dari beban
pendingin (peak cooling load) untuk semua ruang adalah 3,231 W. Kemudian Titik
tinggi beban pendingin musiman (Cooling Sensible Load) adalah 2,689 W, Beban
pendingin laten (Cooling Lantent Load) adalah 543 W dan Cooling Airflow atau titik
tinggi musiman untuk mendinginkan aliran udara adalah 143.4 L/s.
3. Zone Summary
6
Entering Wet-Bulb Temperature atau suhu udara saturasi adiabatic (penguapan air
pada termoeter dan efek pendinginannya) memasuki koil pendingin adalah 20˚C.
Cooling Coil Leaving Dry-Bulb Temperature atau suhu udara yang keluar dari koil
pendingin adalah 12˚C. Cooling Coil Leaving Wer-Bulb Temperature atau suhu udara
saturasi aidabatik keluar dari koil pendingin adalah 13 ˚C. Sementara Mixed Air Dry-
Bulb Temperature atau suhu udara saat keluar dari VAV (Variable Air Volume)
adalah 28˚C.
Kemudian dari hasil analisis, diketahui bahwa Peak Cooling Loads atau total
beban pendingin dari zona (ruang tamu dan kamar tidur) adalah 3,231 W. Dengan
tinggi beban pendingin musiman (Peak Cooling Sensible Load) sebesar 2,689 W.
Beban pendingin laten (Peak Cooling Lantent Load) adalah 543 W dan Peak Cooling
Airflow atau titik tinggi musiman untuk mendinginkan aliran udara adalah 6.2 L/s.
Pada hasil analisis pada Space 1 atau ruang tamu. Dari hasil analisis, diketahui
bahwa Peak Cooling Loads atau total beban pendingin dari ruang tamu adalah 1.250 W.
Dengan tinggi beban pendingin musiman (Peak Cooling Sensible Load) sebesar 1.057 W.
Beban pendingin laten (Peak Cooling Lantent Load) adalah 193 W dan Peak Cooling
Airflow atau titik tinggi musiman untuk mendinginkan aliran udara adalah 60.1 L/s.
8
Gambar 10 : 2 Space + Components
Sumber : Analisis, 2020
Berdasarkan input pada Space 2 (kamar tidur), total luas area yang dianalisis
adalah 7 m2 dengan total volume 28.87 m2. Total luas dinding ruang tamu (dikurangi
luas bukaan) adalah 41 m2. Door area 2 m2 dan Widow Area 2 m2. Total Lighting load
atau beban daya pencahayaan pada kamar tidur adalah 54 W, dengan Power Load atau
beban daya adalah 78 W. Jumlah orang dalam kamar tidur dianalisis berjumlah 1 orang
dengan beban panas sensible untuk ruang tamu dibagi dengan jumlah orang. Sensible
Heat Gain atau perolehan panas sensible adalah perolehan panas konveksi dan radiasi
dari permukaan tubuh ke permukaan udara sekitarnya sebesar 73 W. Latent Heat Gain
atau beban laten adalah penguapan perolehan panas kelembapan dari permukaan tubuh ke
udara sekitarnya sebesar 59 W. Dan Infiltration Airflow atau aliran udara yang tidak
dikehendaki memasuki ruang adalah 7.9 L/s.
Pada hasil analisis pada Space 2 atau kamar tidur. Dari hasil analisis, diketahui
bahwa Peak Cooling Loads atau total beban pendingin dari kamar tidur adalah 1.733 W.
Dengan tinggi beban pendingin musiman (Peak Cooling Sensible Load) sebesar 1.540 W.
Beban pendingin laten (Peak Cooling Lantent Load) adalah 193 W dan Peak Cooling
Airflow atau titik tinggi musiman untuk mendinginkan aliran udara adalah 83.3 L/s.
9
dan barat (ruang tamu) letak perbedaannya adalah pada jumlah luas bukaan. Perbedaan
luas kaca pada jendela (Window Area) mengakibatkan adanya perbedaan jumlah panas
yang masuk ke dalam ruang akibat radiasi surya yang ditransmisikan melaui kaca, selain
radiasi juga dikarenakan akibat perbedaan temperature.
Beban pendinginan merupakan jumlah panas yang dipindahkan oleh suatu sistem
pengkondisian udara. Beban pendinginan terdiri dari panas yang berasal dari ruang
pendingin dan tambahan panas dari bahan atau produk yang akan didinginkan. Tujuan
perhitungan beban pendinginan adalah untuk menduga kapasitas mesin pendingin yang
dibutuhkan untuk dapat mempertahankan keadaan optimal yang diinginkan dalam ruang
Perlunya memperhatikan orientasi bangunan dan elemen material yang akan
digunakan pada sebuah bangunan, sehingga mampu meminimalkan ketikdanyamanan
akibat suhu dan kondisi alam lainnya.
D. DESIGN IMPROVEMENT
1. Perubahan Orientasi Bangunan
Elemen Material
No
Bangunan Exsisting Improvement
Metal roof, R-19 batt insulation,
Metal roof, R-19 batt insulation, gyp
1 Roof suspended acoustical ceiling (U=0.2270
board (U=0.2490 W/(m²•K))
W/(m²·K))
Brick, R-5 insulation board, 8 in light- Brick, R-5 plus R-11 insulation with
2 Wall weight concrete block (U=0.5810 sheathing, gypsum (U=0.2830
W/(m²•K)) W/(m²·K))
Exposed beams, 2 in cement-fiber slab, Ceiling below joists, R-10 board
3 Ceiling
no insulation (U=0.8119 W/(m²•K)) insulation (U=0.4315 W/(m²·K))
Passive floor, no insulation, tile or vinyl Passive floor, no insulation, tile or vinyl
4 Floor
(U=2.9582 W/(m²•K)) (U=2.9582 W/(m²·K))
5 Door Solid core wood (U=2.6119 W/(m²•K)) Solid hardwood (U=2.5572 W/(m²·K))
Single-glazed windows - domestic Double glazing - domestic SC=0.6
6 Window
(U=4.8293 W/(m²•K), SHGC=0.86) (U=2.8567 W/(m²·K), SHGC=0.60)
Sumber : Analisis, 2020
11
Gambar 11 : Building Summary
Berikut tabel perbandingan building summary ketika dianalisis pada existing dan
Sumber : Analisis, 2020
setelah dilakukan perubahan material. Hasilnya adalah adanya penurunan daya pada
calculated result.
N Building Summary
Calculated Result
o Existing Improvement
1 Peak Cooling Load (W) 3,231 1.834
2 Peak Cooling Sensible Load (W) 2,689 1.351
3 Peak Cooling Lantent Load (W) 543 483
4 Peak Cooling Airflow (L/s) 143.4 40
Sumber : Analisis, 2020
b. Zone Summary
12
Gambar 12 : Zone Summary
Sumber : Analisis, 2020
Berikut tabel perbandingan zone summary ketika dianalisis pada existing dan
setelah dilakukan perubahan material. Hasilnya adalah adanya peningkatan suhu pada
Cooling Coil Leaving Wet-Bulb Temperature. Serta adanya penurunan daya pada
Calculate Results.
Zone Summary
No Physchometrics
Existing Improvement
Cooling Coil Entering Dry-Bulb
1 28˚C 28˚C
Temperature
Cooling Coil Entering Wet-Bulb
2 20˚C 20˚C
Temperature
Cooling Coil Leaving Dry-Bulb
3 12˚C 12˚C
Temperature
Cooling Coil Leaving Wet-Bulb
4 13˚C 12˚C
Temperature
5 Mixed Air Dry-Bulb Temperature 28˚C 28˚C
Calculated Results
13
Gambar 13 : Space 1 Summary
Sumber : Analisis, 2020
Berikut tabel perbandingan hasil analisis Space 1 (ruang tamu) setelah merubah
material. Hasinya adalah adanya peningkatan pada beban daya pencahayaan pada ruang
tamu (total lighting load) yaitu dari 54 W menjadi 85 W. Sama halnya dengan Power
Load dari 78 W menjadi 117 W. Selain itu penurunan daya pada terjadi pada Calculate
Results.
N Space 1 Summary
Inputs
o Existing Improvement
1 Total Lighting load (W) 54 85
2 Power Load (W) 78 117
3 Sensible Heat Gain (W) 73 73
4 Latent Heat Gain (W) 59 59
5 Infiltration Airflow (L/s) 7.9 7.9
Calculate Results
14
Gambar 14 : Space 2 Summary
Sumber : Analisis, 2020
Berikut tabel perbandingan hasil analisis Space 2 (kamar tidur) setelah merubah
material. Hasinya adalah adanya peningkatan pada beban daya pencahayaan pada kamar
tidur (total lighting load) yaitu dari 54 W menjadi 85 W. Sama halnya dengan Power
Load dari 78 W menjadi 117 W. Selain itu penurunan daya pada terjadi pada Calculate
Results.
Space 1 Summary
No Inputs
Existing Improvement
1 Total Lighting load (W) 54 85
2 Power Load (W) 78 117
3 Sensible Heat Gain (W) 73 73
4 Latent Heat Gain (W) 59 59
5 Infiltration Airflow (L/s) 7.9 7.9
Calculate Results
1 Peak Cooling Loads (W) 1.733 849
15
2 Peak Cooling Sensible Load (W) 1.540 677
3 Peak Cooling Latent Load (W) 193 172
4 Peak Cooling Airflow (L/s) 83.3 37.0
Sumber : Analisis, 2020
16