Anda di halaman 1dari 11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Nanas

Tanaman nanas berasal dari Amerika Selatan dan Amerika Tengah, tanaman nanas (Ananas

comosus. L) pertama kali ditemukan oleh orang Eropa Colombus pada tahun 1493 di pulau

Caribbean yang kemudian tanaman ini dinamai Guadalupe. Pada akhir abad ke-16, penjelajah

Portugis dan Spanyol memperkenalkan Ananas comosus. L ke benua Asia. Afrika dan Pasifik

Selatan merupakan negara-negara di mana Ananas comosus. L masih berkembang saat ini. Pada

abad 18 Ananas comosus. L mulai dibudidayakan di Hawaii, satu-satunya negara di Amerika di

mana tanaman ini masih tumbuh. Selain Hawaii, negara-negara lain yang secara komersial

tumbuh nanas termasuk Thailand, Filipina, China, Brasil dan Meksiko ( D.Lawal, 2013).

Tanaman nanas merupakan tanaman buah berupa semak yang memiliki nama ilmiah Ananas

comosus. L. memiliki nama daerah danas (Sunda) dan neneh (Sumatera). Dalam bahasa Inggis

disebut Pineapple dan orang-orang Spanyol menyebutnya Pina. Pada abad ke-16 orang Spanyol

membawa nanas ini ke Filipina dan Semenanjung Malaysia, masuk ke Indonesia pada abad ke-

15, (1599). Di Indonesia pada mulanya hanya sebagai tanaman pekarangan, dan meluas

dikebunkan di lahan kering (tegalan) di seluruh wilayah nusantara. Tanaman ini kini dipelihara

di daerah tropik dan sub tropik (Prihatman, 2000). Pada saat ini, nanas telah tersebar ke seluruh

dunia, terutama di sekitar khatulistiwa antara 30 0LU dan 30 0LS. Di Indonesia, tanaman nanas

sangat populer dan banyak ditanam di tegalan dari dataran rendah sampai dataran tinggi. Dari

penghasil nanas yang terkenal diantaranya Subang, Bogor, Palembang, dan Blitar (Sunarjono,

2008).
Berdasarkan habitat tanaman, terutama bentuk daun dan buah dikenal 4 jenis golongan nanas,

yaitu (Kumalasari, 2011) :

a. Cayenne

Daun halus, ada yang berduri dan ada yang tidak berduri, ukuran buah besar, silindris, mata

buah agak datar, berwarna hijau kekuning-kuningan, dan rasanya agak masam.

b. Queen

Daun pendek dan berduri tajam, buah berbentuk lonjong mirip kerucut sampai silindris, mata

buah menonjol, berwarna kuning kemerah-merahan dan rasanya manis.

c. Spanish

Daun panjang kecil, berduri halus sampai kasar, buah bulat dengan mata datar.

d. Abacaxi

Daun panjang berduri kasar, buah silindris atau seperti piramida.

Varietas nanas yang banyak ditanam di Indonesia adalah golongan Cayyene dan Queen.

Golongan Spanish dikembangkan di Kepulauan India Barat, Puerto Riko, Meksiko dan

Malaysia. Golongan Abacaxi banyak ditanam di Brazilia (Kumalasari, 2011).

B. Taksonomi dan Morfologi Tanaman Nanas

Taksonomi merupakan cabang Biologi yang menelaah penanaman¸ perincian¸ dan

pengelompokan makhluk berdasarkan persamaan dan pembedaan sifatnya. Sementara itu¸

morfologi adalah cabang Ilmu Biologi yang membahas tentang bentuk luar dan struktur luar

makhluk hidup (Pracaya¸ 2011).


Gambar b. Buah nanas (Ananas comosus L.merr) (Anonim, 2015)

1. Taksonomi

Berdasarkan taksonomi¸ tanaman nanas diklasifikasikan sebagai berikut:

Filum : Plantae (tumbuh-tumbuhan)

Divisi : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)

Kelas : Angiospermae (tumbuhan berbiji tertutup)

Ordo : Farinosae (Bromeliales)

Famili : Bromeliaceace

Genus : Ananas

Spesies : Ananas comosus L.merr

Sinonim : Sativus Schult. F

Bromelia Comosa. L

Varietas : Queen¸ Cayenne¸ dan Red Spanish.

Famili Bromeliaceace terdiri atas lebih kurang 60 genus dengan spesies lebih kurang

1500 dan ribuan varietas (Pracaya¸ 2011).

2. Morfologi
Tanaman nanas berbentuk semak. Tanaman ini terdiri atas akar¸ batang¸ daun¸ bunga¸

buah¸ dan biji.

a. Akar

Pada biji nanas yang disemai akan keluar akar yang pertama. Akar tersebut kemudian

hilang lalu tumbuh akar serabut. Akar nanas dapat dibedakan menjadi akar tanah dan

akar samping. Selain akar yang tumbuh di pangkal batang yang ada dilam tanah¸ akar

juga tumbuh di batang pada daun bawah. Selanjutnya akar ini akan melingkar pada

batang dan apabila keluar masuk ke dalam tanah sering kali berbentuk pipih.

Kedalaman perakaran pada media tumbuh yang baik tidak lebih 50 cm. Sementara

jika di dalam tanah biasanya lebih kurang 30 cm (Pracaya¸ 2011).

b. Batang

Dari luar batang nanas tidak kelihatan karena di sekelilingnya tertutup oleh daun.

Pada umumnya batang nanas mempunyai panjang 20-30 cm¸ bagian pangkal 2¸0-3¸0

cm¸ dan bagian tengah sekitar 5¸0-7¸0 cm. Batang tanaman nanas tebal dan beruas-

ruas pendek (Pracaya¸ 2011).

c. Daun

Daunya panjang sekali¸ berurat sejajar¸ dan pada tepinya tumbuh duri yang

menghadap (ke arah ujung daun). Pada beberapa varietas nanas¸ durinya mulai

lenyap¸ tetapi duri pada ujung daunya sering masih terlihat. Daun muncul dan

terkumpul pada pangkal batang (Sunarjono, 2008).

d. Bunga

Tanaman nanas berbunga pada ujung batang dan hanya sekali berbunga yang arahnya

tegak ke atas. Sebenarnya bunga nanas bersifat majemuk dan terdiri dari lebih 200
kuntum bunga yang tidak bertangkai. Letak bunga duduk tegak lurus pada tangkai

buah utama¸ kemudian mengembang menjadi buah majemuk yang enak dimakan.

Bunganya adalah bunga sempurna yang mempunyai tiga kelopak (sepalum)¸ tiga

mahkota (petalum)¸ enam benang sari¸ dan sebuah putik dengan stigma bercabang

tiga (Sunarjono, 2008).

e. Buah

Buah nanas merupakan buah majemuk yang disebut sinkarpik atau coenocarpium. Di

atas buah tumbuh daun-daun pendek yang tersusun seperti pilin yang disebut

majemuk (Sunarjono, 2008).

f. Biji

Biji nanas berukuran kecil dengan panjang 2-4 mm dan lebar 1-2 mm. Kulit biji nanas

berwarna coklat¸ keras¸ kasar¸dan liat. Biji nanas dapat digunakan untuk

pengembangbiakan secara generatif (Pracaya¸ 2011).

C. Kulit Nanas

Dewasa ini, berbagai macam olahan nanas sudah banyak beredar di masyarakat diantaranya

dodol nanas, selai nanas, jelly nanas, keripik nanas, dan sirup nanas (Abadi & Handayani, 2007).

Berbagai produk dari olahan nanastentunya akan menyisakan limbah yaitu berupa kulit nanas.

Seringkali dijumpai di pasar-pasar, limbah kulit nanas ini kurang dimanfaatkan bahkan dibuang

begitu saja di tempat sampah. Semakin lama kulit nanas dibiarkan menumpuk tentunya akan

mencemari lingkungan terutama baunya yang tidak enak. Sangat disayangkan bila kulit nanas

hanya menjadi pencemar lingkungan, padahal kulit nanas mengandung flavonoid, alkaloid,

tannin, dan steroid (Kalaiselvi et al.,2012).


Gambar c . Kulit nanas (Ananas comosus L.merr) (Anonim, 2015)

D. Kandungan Kimia

Buah ini mengandung nutrisi yang baik untuk kesehatan manusia seperti mineral, glukosa,

fruktosa, sukrosa, vitamin C, senyawa fenolik dan flavonoid (Luet al., 2014). Selain itu, nanas

juga bermanfaat sebagai antioksidan. Antioksidan ini mengurangi kerusakan oksidatif seperti

yang disebabkan oleh radikal bebas dan logam pengkilat. Buah ini juga memiliki kompleks

enzim protease(bromelain). Bromelain mengandung peroksidase, asam fosfat, beberapa inhibitor

protease dan organik (Tochi et al., 2008).

E. Tinjauan Tentang Tanin

Tanin merupakan suatu nama deskriptif umum untuk satu grup substansi fenolik polimer yang

mampu menyamak kulit atau mempresipitasi gelatin dari cairan, suatu sifat yang dikenal sebagai

astringensi. Tanin ditemukan hampir di setiap bagian dari tanaman; kulit kayu, daun, buah, dan

akar (Hagerman, 1998).Tanin dibentuk dengan kondensasi turunan flavan yang ditransportasikan

ke jaringan kayu dari tanaman,tanin juga dibentuk dengan polimerisasi unit quinon (Anonymous,

2005).
Secara struktural tanin adalah suatu senyawa fenol yang memiliki berat molekul besar yang

terdiri dari gugus hidroksi dan beberapa gugus yang bersangkutan seperti karboksil untuk

membentuk kompleks kuat yang efektif dengan protein dan beberapa makromolekul (Horvart,

1981). Sebagai salah satu tipe dari senyawa metabolit sekunder, tanin mempunyai karakteristik

sebagai berikut (Giner-Chavez, 2001):

1. Senyawa oligomer dengan satuan struktur yang bermacam-macam dengan gugus fenol bebas

2. Berat molekul antara 500 sampai 20.000

3. Larut dalam air, dengan pengecualian beberapa struktur yang mempunyai berat molekul besar

4. Mampu berikatan dengan protein dan terbentuk kompleks tanin-protein yang larut dan tidak

larut.

Secara kimia terdapat dua jenis tanin yang tersebar tidak merata dalam dunia tumbuhan yaitu

tanin terkondensasi (Proantosianidin) dan tanin terhidrolisis (Hydrolyzable tannin) (Harborne,

1987). Kedua golongan tanin menunjukkan reaksi yang berbeda dalam larutan garam Fe (III).

Tanin terkondensasi menghasilkan warna hijau kehitaman sedangkan tanin terhidrolisis

memberikan biru kehitaman (Etherington, 2002).

a. Tanin terkondensasi

Tanin terkondensasi secara biosintesis dapat dianggap terbentuk dengan cara kondensasi

katekin tunggal (galokatekin) yang membentuk senyawa dimer dan kemudian oligomer yang

lebih tinggi. Proantosianidin merupakan nama lain dari tanin terkondensasi karena jika

direaksikan dengan asam panas, beberapa ikatan karbon penghubung satuan terputus dan

dibebaskanlah monomer antosianidin (Harborne, 1987). Proantosianidin dapat dideteki

langsung dalam jaringan tumbuhan hijau dengan mencelupkan ke dalam HCl 2M mendidih
selama setengah jam. Bila terbentuk warna merah yang dapat diekstraksi dengan amil atau

butil alkohol, maka ini merupakan bukti adanya senyawa tersebut (Harborne, 1987).

b. Tanin terhidrolisis

Tanin terhidrolisis merupakan molekul dengan poliol (umumnya Dglikosa) sebagai pusatnya.

Tanin terhidrolisis adalah pecahnya karbohidrat dan asam fenolik oleh asam lemah atau basa

lemah (Hagerman, 1998). Gugus hidroksi pada karbohidrat sebagian atau semuanya

teresterifikasi dengan gugus karboksil pada asam gallat (gallotanin) atau asam ellagat

(ellagitanin). Tanin terhidrolisis biasanya sedikit terdapat dalam tanaman (Giner-Chavez,

2001).

c. Kegunaan Tanin

1. Sebagai pelindung pada tumbuhan pada saat massa pertumbuhan bagian tertentu pada tanaman

2. Sebagai anti hama bagi tanaman shingga mencegah serangga dan fungi

3. Digunakan dalam proses metabolisme pada bagian tertentu tanaman.

4. Pada industri farmasi tanin digunakan sebagai anti septik pada jaringan luka, misalnya luka

bakar yaitu dengan cara mengendapkan protein. Selain itu tannin juga digunakan untuk

campuran obat cacing dan anti kanker.

5. Pada industri kulit tanin banyak dipergunakan karena kemampuannya mengikat bermacam –

macam protein sehinggga dapat mencegah kulit dari proses pembusukkan.

6. Tanin juga dipergunakan pada industri pembuatan tinta dan cat karena dapat memberikan

warna biru tua atau hijau kehitam – hitaman dengan kombinasi – kombinasi tertentu.

7. Tanin dapat berperan sebagai antidotum (keracunan alkaloid) dengan cara mengeluarkan asam

tamak yang tidak terlarut.


8. Pada industri minuman tanin juga digunakan untuk pengendapan serat – serat organik pada

minuman anggur atau bir.

d. Spesifikasi Produk

Tanin juga dinamakan asam tanat dan asam galotanat, ada yang tidak berwarna

tetapi ada juga yang berwarna kuning atau cokelat. Berikut adalah sifat – sifat dari

tanin :

1. Memiliki rumus molekul C76H52O46

2. Memiliki berat molekul 1701.22

3. Tanin dapat diidentifikasi dengan kromatografi

4. Merupakan padatan berwarna kuning atau kecoklatan

5. Memiliki titik leleh 305oC

6. Memiliki titik didih 1271oC

7. Merupakan senyawa yang sukar dipisahkan

8. Kelarutan dalam etanol 0,82gr dalam 1 ml (70oC)

9. Kelarutan dalam air 0,656 gr dalam 1ml (70oC)

F. Ekstraksi Kulit Buah Nanas

Ekstraksi adalah proses pemisahan suatu zat berdasarkan perbedaan kelarutannya terhadap dua

cairan tidak saling larut yang berbeda. Prinsip ekstraksi adalah melarutkan senyawa polar dalam

pelarut polar dan senyawa non polar dalam senyawa non polar. Secara umum ekstraksi dilakukan

secara berturut-turut mulai dengan pelarut non polar (n-heksan) lalu pelarut yang kepolarannya

menengah (diklor metan atau etil asetat) kemudian pelarut yang bersifat polar (metanol atau

etanol) (Harborne, 1987). Ekstraksi digolongkan ke dalam dua bagian besar berdasarkan bentuk
fase yang diekstraksi yaitu ekstraksi cair-cair dan ekstraksi cair padat, ekstraksi cair padat terdiri

dari beberapa cara yaitu maserasi, perkolasi dan ekstraksi sinambung (Anonymous, 2009).

Dalam metode ekstraksi bahan alam, dikenal suatu metode maserasi. Maserasi merupakan

metode ekstraksi yang sederhana. Maserasi dilakukan dengan cara merendam sampel dalam

pelarut organik. Pelarut organik akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel

yang mengandung zat aktif sehingga zat aktif akan larut. Karena adanya perbedaan konsentrasi

antara larutan zat aktif di dalam sel, maka larutan yang terpekat didesak keluar. Keuntungan

metode ekstraksi ini, adalah metode dan peralatan yang digunakan sederhana dan mudah

diusahakan (Cheong, et.al, 2005).

Metode maserasi merupakan salah satu metode ektraksi bahan alam yang menggunakan lemak

panas, akan tetapi lemak-lemak panas itu telah diganti dengan pelarut-pelarut organik yang

mudah menguap. Penekanan utama pada maserasi adalah tersedianya waktu kontak yang cukup

antara pelarut dan jaringan yang diekstraksi (Guether, 1987).

Tanin dapat diekstrak dengan aseton 70 %, lebih efektif dalam mengekstraksi daripada pelarut

alkohol. Hal ini dikarenakan aseton menghambat interaksi tanin dengan protein. Pada banyak

tumbuhan, terdapat fraksi besar (kadang lebih besar dari 50 %) tanin yang tidak dapat diekstraksi

(insoluble tannin), dimana fraksi yang tidak dapat diekstraksi karena efek nutrisi (Cannas, 2001).

F. Tinjauan Tentang Permanganometri

Selama lebih dari satu abad¸ kalium permanganat telah digunakan sebagai alat pengoksidasi yang

penting dalam reaksi redoks. Dalam suasana asam reaksi paro kalium permangat adalah sebagai

berikut :
G. Tinjauan Tentang Kimia Analisis

Kimia Farmasi Analisis melibatkan penggunaan sejumlah teknik dan metode untuk memperoleh

aspek kualitatif¸ kuantitatif dan informasi struktur dari suatu senyawa obat pada khususnya¸ dan

bahan kimia pada umumnya.

1. Analisa Kualitatif

Analisa kualitatif merupakan analisis untuk melakukan identifikasi elemen¸ spesies¸ dan atau

senyawa-senyawa yang ada di dalam sampel. Dengan kata lain¸ analisis kualitatif berkaitan

dengan cara untuk mengetahui ada atau tidaknya suatu analit yang dituju dalam suatu sampel.

2. Analisa Kuantitatif

Analisa kuantitatif adalah analisis untuk menentukan jumlah (kadar) absolute atau relative dari

suatu elemen atau spesies yang ada di dalam sampel. Analisa kuantitatif dapat didefinisikan

sebagai penerapan berbagai metode dan prosedur kimia analisa kimia kuantitatif untuk

melakukan analisa secara kuantitatif terhadap bahan-bahan atau sediaan yang digunakan dalam

farmasi¸ obat dalam jaringan tubuh dan sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai