Anda di halaman 1dari 195

PERANCANGAN AGROWISATA DI ZONA 1 TAMAN

TEKNOLOGI PERTANIAN MOLLO

TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar


Sarjana Pada Fakultas Sains dan Teknik Universitas Nusa Cendana

Oleh :
VONI UNBANUNAEK
NIM : 1406090035

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2020
LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR

Program Studi Arsitektur, Fakultas Sains Dan Teknik


Universitas Nusa Cendana
PERANCANGAN AGROWISATA DI ZONA 1 TAMAN TEKNOLOGI
PERTANIAN MOLLO

Dipersiapkan dan disusun oleh :

VONI UNBANUNAEK
1406090035

Telahdipertahankan
Telah dipertahankandi depan Tim Penguji,
di depan Tim Penguji,
Hari, tanggal
Hari, tanggal :: Selasa,
Selasa, 15
15 Desember
Desember 2020
2020

PEMBIMBING I PEMBIMBING II

Rifat Y. Y. Maromon,ST., M.Si Suliha N.


Suliha N. I.I. Neonufa,
Neonufa, ST.,MT
ST.,MT
NIP. 19750101 200812 1 005 NIP.19770707
NIP. 19770707200604
2006042s2 001

PENGUJI

Dr. I Gusti Ngurah Wiras Hardy, ST., M.Sc


NIP. 19880509 201803 1 001

MENGETAHUI
MENGETAHUI

Dekan Ketua Program Studi


Fakultas Sains dan Teknik Arsitektur

Dr. Drs. Hery Leo Sianturi, M.Si AplimonJerobisonif,


Aplimon ST, M.Sc
Jerobisonif, ST, M.Sc
NIP. 19651205 199103 1 006 NIP. 19770404 200604 1 0021 002
NIP. 19770404 200604
PERNYATAAN ANTI PLAGIAT
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam karya Tugas Akhir ini tidak terdapat
karya tulis yang sama yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu
Perguruan Tinggi. Sepanjang pengetahuan saya, juga tidak terdapat hasil karya yang
pernah ditulis dan diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diakui dalam karya
Tugas Akhir ini dan dituliskan dalam Daftar Pustaka.

Kupang, 28 Januari 2021

Voni Unbanunaek
1406090035

ii
MOTTO

FINISH WHAT YOU HAVE STARTED

“Selesaikanlah apa yang sudah kamu mulai”

Sebuah persembahan untuk

Bapa, Mama,Om dan Adik-adik Tercinta, Keluarga Besar,


Keluarga Besar Arsitektur Undana terutama Anker 14

iii
ABSTRAK
PERANCANGAN AGROWISATA DI ZONA 1 TAMAN TEKNOLOGI
PERTANIAN MOLLO
Oleh : Voni Unbanunaek
Nim: 1406090035
Taman Teknologi Pertanian Mollo (TTP) memiliki potensi wisata pertanian
berupa bunga, buah dan sayur yang menarik. Daya tarik utama TTP Mollo adalah
Tanaman Bunga Krisan yang berwarna-warni, namun potensi tersebut belum terekspos
karena kurangnya sarana dan fasilitas rekreasi untuk mewadahi kegiatan wisata di TTP
Mollo. Tujuan dari perancangan ini adalah merancang sebuah Agrowisata di Zona 1
Taman Teknologi Pertanian Mollo sebagai sebuah wadah untuk pariwisata pertanian dan
edukiasi yang memanfaatkan potensi yang dimiliki oleh Taman Teknologi Pertanian
Mollo.
Pendekatan yang digunakan dalam perancangan ini yaitu Arsitektur Metafora
tangible (konkrit). Objek yang digunakan adalah potensi utama dari TTP Mollo berupa
tanaman bunga Krisan. Penerapannya pada bangunan yaitu denah bangunan dan bentukan
atap yang di ambil dari mahkota bunga dan daun dari Bunga Krisan.
Hasil dari penerapan Metafora Tangible tersebut yaitu desain landscape dengan
bentukan yang tetap mempertahan bentukaan kontur eksisting, penambahan bentukan
seperti daun pada desain tempat duduk dan pot bunga, menciptakan pola bunga pada
paving block disekitar Kantor Pusat dan Kantin serta Lapak Penjualan. Hasil
penerapannya pada bangunan yaitu atap bangunan Kantor Pusat, Green House dan
Screen House seperti bentukan bunga Krisan, atap Aula Serbaguna, Mess Karyawan,
Laboratorium, Agro industry, lapak penjualan, kantin dan beberapa bangunan lainnya
seperti bentukan daun bunga Krisan.

Kata kunci : Agrowisata TTP Mollo, Metafora Tangible, Bunga Krisan

iv
ABSTRACK
DESIGN OF AGROTOURISM IN ZONE 1 MOLLO AGRICULTURAL
THECNOLOGY PARK
By : Voni Unbanunaek
Students ID: 1406090035
Mollo Agricultural Technology Park (ATP) has the potensial for agricultural
tourism in the form of attractive flowers, fruits and vegetables. The main attraction of
ATP Mollo is the colorful Chrysanthemum Plants, but this potential has not been exposed
due to the lack of recreational facilities to accommodate tourism activities at ATP Mollo.
The purpose of this design is to design an Agrotourism in zone 1 of the Mollo
Agricultural Technology Park as a place for agriculotural tourism and education that
utilizes the potential of the Mollo Agricultural Technology Park.
The approached used in this design is the Tangible Methapor Architecture
(concrete). The object used is the main potential of ATP Mollo in the form of
Chrysanthemums. It’s application in buildings is the building plan and roof formation
which is taken from the flower crowns and leaves from the Chrysanthemum Flowers.
The results of the application of the Tangible Methapor are landscape design
with a shape that still maintains the existing contour, the addition of shapes such as
leaves to the seating design and flowers pots, creating flower patterns on paving blocks
arround the Head Office and Canteen and Sales. The results of this application to
buildings are the roof of the Head Office building, Green House and Screen House such
as the formation of Chrysanthemums,the roof of Multipurpose Hall, Employee Mess,
Laboratories, Agro Industry, Sales stalls, Canteens and several other buildings such as
the formation of Chrysanthemum leaves.
Keywords : Agrotourism, Tangible Metaphor, Chrysanthemum Flowers.

Key Words: East Nusa Tenggara, Culinary Attraction, Recreational

v
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus, karena
atas berkat, penyertaan dan bimbingan-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul " Perancangan Agrowisata di Zona 1
Taman Teknologi Pertanian Mollo" ini dengan baik.
Penulisan Tugas akhir ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Arsitek pada Program Studi, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas
Nusa Cendana Kupang.
Pada kesempatan ini, dengan kerendahan hati Penulis mengucapkan
terimakasih yang sebesar- besarnya kepada:
1. Bapak Aplimon Jerobisonif,ST.,M.Sc selaku Ketua Program Studi Arsitektur,
yang banyak membantu dalam perkuliahan.
2. Bapak Rifat Y.Y Maromon,ST.,M.Si selaku Dosen Pembimbing I, yang selalu
sabar dalam membimbing dan memberi masukan bagi penulisan Tugas akhir
ini.
3. Ibu Suliha N. I. Neonufa, ST. MT, selaku Dosen Pembimbing II yang bersedia
meluangkan waktu untuk membimbing dan memberi masukan dalam
penulisan ini.
4. Bapak, Ibu Dosen Program Studi Arsitektur yang sudah mengajari penulis dari
awal masuk kuliah hingga dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.
5. Bapa dan Mama : Hans E. Unbanunaek dan Asnat Besi, adik-adik : Leksy,Lily
dan Jelita, Kaylee serta keluarga terdekat : Yohanis Besi, Doni Yapola yang
selalu menyayangi, mendoakan, mendukung dan menasehati dalam segala
kondisi.
6. Sahabat – sahabat terbaik : Riswal, Bella, Rinny, Amandha, Thalia, Khasif,
Ruslan, Ahmed, Lio, dan Isaiah yang selalu memberi dukungan serta
mendoakan, terimakasih untuk semua motivasi selama ini. Kalian selalu di
hati.
7. Senior-senior terbaik yang selalu mendukung dan memotivasi : Mekoz, Tato,
Ever, Rommy, Peter, Robin, Una, Jendri, Agnes.

vi
8. Sahabat-sahabat terbaik dan seperjuanganku Anker’14 Undana yang telah
mendukung sejauh ini.
Akhir kata Penulis mohon maaf bila terdapat kekurangan dalam penulisan
ini dan Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari
berbagai pihak untuk penyempurnaan Tugas Akhir ini, semoga Tugas Akhir ini
dapat memberikan manfaat positif bagi kita semua.

Kupang, Desember 2020

Penulis

vii
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................................ ii
ANTI PLAGIAT........................................................................................................... iii
MOTTO........................................................................................................................ iv
LEMBAR PERSEMBAHAN ........................................................................................ iv
ABSTRAK......................................................................................................................v
ABSTRACT .................................................................................................................. vi
KATA PENGANTAR.................................................................................................. vii
DAFTAR ISI................................................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR............................................................................................................ xiii
DAFTAR TABEL ..................................................................................................................xv
DAFTAR DIAGRAM...........................................................................................................xvi

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ............................................................................................ 1
1.2. Identifikasi Masalah............................................................................................. 3
1.3. Rumusan Masalah ................................................................................................ 3
1.4. Tujuan .................................................................................................................. 3
1.5. Sasaran ................................................................................................................. 3
1.6. Batasan Masalah .................................................................................................. 4
1.7. Manfaat ................................................................................................................ 4
1.8. Metode Penelitian ............................................................................................... .5
1.8.1 Jenis dan teknik pengumpulan data ........................................................... 5
1.8.2 Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 6
1.8.3 Teknik Analisa .......................................................................................... 7
1.9. Matriks Penelitian ................................................................................................ 8
1.10. Kerangka Pikir ..................................................................................................... 9
1.11. Keluaran Yang Di Hasilkan ............................................................................... 10
1.12. Sistematika Penulisan ........................................................................................ 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Pengertian Judul................................................................................................... 11
2.2 Tinjauan Pariwisata.............................................................................................. 12
2.2.1 Pengertian .................................................................................................. 12
2.2.2 Jenis-jenis Pariwisata ................................................................................ 13
2.2.3 Syarat wisata dapat di Kembangkan ......................................................... 14
2.3 Tijauan tentang Agrowisata ................................................................................. 14
2.3.1 Pengertian .................................................................................................. 14
2.3.2 Tinjauan dan Manfaat Agrowisata ............................................................ 15
2.3.3 Jenis Agrowisata........................................................................................ 16

viii
2.3.4 Prasyarat, Tipologi dan Fasilitas Kawasan Agrowisata ........................... 17
2.3.5 Karakter Agrowisata.................................................................................. 22
2.3.6 Konsep Dasar Pengembangan Agrowisata................................................ 23
2.3.7 Model Pengembangan Agrowisata............................................................ 25
2.3.8 Fasilitas Obyek Daya Tarik Wisata ........................................................... 29
2.4 Tinjauan Taman ................................................................................................... 31
2.4.1 Pengertian Taman ...................................................................................... 31
2.4.2 Fungsi Taman ............................................................................................ 31
2.4.3 Manfaat Taman.......................................................................................... 33
2.4.4 Elemen Taman........................................................................................... 33
2.5 Tinjauan Taman Rekreasi .................................................................................... 35
2.5.1 Pengertian Taman Rekreasi ....................................................................... 35
2.5.2 Fungsi Taman Rekreasi ............................................................................. 36
2.5.3 Manfaat Taman Rekreasi........................................................................... 36
2.5.4 Macam-Macam Taman Rekreasi............................................................... 37
2.6 Studi Khasus ........................................................................................................ 38
2.7 Tinjauan tentang Metafora Arsitektur.................................................................. 40
2.7.1 Jenis-jenis Metafora................................................................................... 40
2.7.2 Contoh Desain dengan Metafora Arsitektur.............................................. 41
2.8 Tinjauan tentang Bunga Krisan ........................................................................... 43
2.8.1 Ciri-ciri tanaman Krisan ............................................................................ 43
2.8.2 Jenis-jenis tanaman Krisan ........................................................................ 44

BAB III KARAKTERISTIK LOKASI


3.1 Gambaran Umum Kabupaten Timor Tengah Selatan.......................................... 47
3.1.1 Letak Geografis ......................................................................................... 47
3.1.2 Administratif.............................................................................................. 48
3.1.3 Topografi dan Bentuk Lahan..................................................................... 49
3.1.4 Geologi ...................................................................................................... 51
3.1.5 Klimatologi................................................................................................ 52
3.1.6 Hidrologi.................................................................................................... 53
3.1.7 Potensi Pengembangan Wilayah ............................................................... 54
3.1.8 Data Kunjungan Wisata............................................................................. 54
3.2 Gambaran Umum Lokasi Perancangan................................................................ 55
3.2.1 Letak Geografis ......................................................................................... 55
3.2.2 Geomorfologi ............................................................................................ 57
3.2.3 Kondisi Tanah ........................................................................................... 57
3.2.4 Iklim .......................................................................................................... 57
3.2.5 Vegetasi ..................................................................................................... 58
3.2.6 Aksesibilitas .............................................................................................. 58
3.2.7 Potensi ....................................................................................................... 58
3.2.8 Holtikultura yang ada di TTP Center ........................................................ 59
3.2.5 Fasilitas yang terdapat di TTP Mollo ........................................................ 62

ix
BAB IV ANALISA PERANCANGAN
4.1 Analisa Programing .............................................................................................. 64
4.1.1 Fungsi....................................................................................................... 64
4.1.2 Analisa Pengguna dan Aktifitas............................................................... 65
4.1.3 Kebutuhan Ruang..................................................................................... 68
4.1.4 Alur Aktifitas Pengunjung ....................................................................... 71
4.1.5 Analisa Kelompok Ruang ........................................................................ 74
4.1.6 Analisa Besaran Ruang ............................................................................ 78
4.1.7 Rekapitulasi Besaran Fasilitas ................................................................. 92
4.1.8 Analisa Keseluruhan Aktifitas dalam TTP Mollo ................................... 93
4.1.9 Analisa Kedekatan Ruang........................................................................ 94
4.1.10 Analisa Sirkulasi antar Fasilitas............................................................. 95
4.2. Analisis Tapak .................................................................................................. 101
4.2.1 Tata Guna Lahan.................................................................................... 101
4.2.2 Kondisi Eksisting Tapak........................................................................ 105
4.3 Analisis Topografi ............................................................................................. 108
4.4 Analisis Hidrologi .............................................................................................. 109
4.5 Analisis Vegetasi ............................................................................................... 110
4.6 Analisis Geologi................................................................................................. 116
4.7 Analisis Utilitas.................................................................................................. 116
4.8 Analisis Aksesibilitas dan Pencapaian............................................................... 119
4.9 Analisis Sirkulasi ............................................................................................... 124
4.10 Analisis Parkiran .............................................................................................. 126
4.11 Analisis Iklim................................................................................................... 128
4.12 Analisis Arah Edar Matahari ........................................................................... 129
4.13 Analisis Penzoningan....................................................................................... 130
4.14 Analisis Pola Perletakan Massa Bangunan ...................................................... 131
4.15 Analisis Bentuk Bangunan............................................................................... 133
4.16 Analisis Tampilan Bangunan ........................................................................... 134
4.17 Analisis Perancangan Landscape..................................................................... 141

BAB V KONSEP
5.1 Konsep Dasar ...................................................................................................... 144
5.2 Konsep Fungsi .................................................................................................... 145
5.3 Konsep Hubungan antar Ruang .......................................................................... 146
5.4 Konsep Penzoningan........................................................................................... 147
5.5 Konsep Perletakan Massa Bangunan .................................................................. 147
5.6 Konsep Massa Bangunan .................................................................................... 148
5.7 Konsep Topografi ............................................................................................... 149
5.8 Konsep Sirkulasi dan Entrance........................................................................... 149
5.9 Konsep Parkiran.................................................................................................. 150
5.10 Konsep Utilitas.................................................................................................. 151
5.11 Konsep Vegetasi ............................................................................................... 153
5.12 Konsep Tampilan Bangunan............................................................................. 154
5.13 Konsep Landscape ............................................................................................ 158

x
BAB VI HASIL PERANCANGAN
6.1 Deskripsi Perancangan....................................................................................... 164
6.2 Hasil Design Tapak............................................................................................ 165
6.2.1 Hasil Penataan Entrance ........................................................................ 165
6.2.2 Hasil Penataan Sirkulasi ......................................................................... 166
6.2.3 Hasil Penataan Parkiran .......................................................................... 167
6.2.4 Site Plan .................................................................................................. 168
6.3 Hasil Design Bangunan...................................................................................... 169
6.3.1 Tampilan Pusat Informasi ....................................................................... 170
6.3.2 Tampilan Screen House .......................................................................... 170
6.3.3 Tampilan Ruang Pembibitan................................................................... 171
6.3.4 Tampilan Agro Industry .......................................................................... 171
6.3.5 Tampilan Laboratorium .......................................................................... 171
6.3.6 Tampilan Aula/Serbaguna ...................................................................... 172
6.3.7 Tampilan Camping Ground .................................................................... 172
6.3.8 Tampilan Area Jogging Track ................................................................ 173
6.3.9 Tampilan Area Spot Foto ........................................................................ 173
6.3.10 Tampilan Kolam Pemancingan............................................................. 173
6.3.11 Tampilan Area Duduk/Bersantai .......................................................... 174
6.3.12 Tampilan Kantin, Lapak Penjualan Bunga, Sayur dan Buah................ 174
6.3.13 Tampilan Balai Kesehatan .................................................................... 175
6.3.14 Tampilan Tempat Ibadah ...................................................................... 175
6.3.15 Tampilan Gudang Alat.......................................................................... 176
6.3.16 Tampilan Cottage.................................................................................. 176
6.3.17 Tampilan Kantor Pusat ......................................................................... 176
6.3.18 Tampilan Mess Karyawan .................................................................... 177
6.3.19 Tampilan Lahan .................................................................................... 177
6.3.20 Tampilan Landscape ............................................................................. 178

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................

xi
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Rumah berbentuk Sepatu ............................................................... 41


Gambar 2.2 The Sheep Building ......................................................................... 42
Gambar 2.3 Lotus Temple ................................................................................... 42
Gambar 2.4 Krisan Carinatum ............................................................................ 45
Gambar 2.5 Krisan Pompom............................................................................... 45
Gambar 2.5 Krisan Segetum ............................................................................... 46
Gambar 2.5 Krisan Inodorum ............................................................................. 46
Gambar 2.5 Krisan Maximum ............................................................................ 46
Gambar 3.1 Peta Kabupaten Timor Tengah Selatan........................................... 47
Gambar 3.2 Peta Administrasi Kabupaten Timor Tengah Selatan ..................... 48
Gambar 3.3 Peta Elevasi Kabupaten Timor Tengah Selatan ............................. 49
Gambar 3.4 Peta Geologi Kabupaten Timor Tengah Selatan ............................ 51
Gambar 3.5 Peta Hidrologi Kabupaten Timor Tengah Selatan .......................... 53
Gambar 3.6 Peta Letak Desa Netpala ................................................................ 56
Gambar 3.7 Peta Letak Taman Teknologi Pertanian Mollo .............................. 56
Gambar 3.8 Geomorfologi Sekitar Taman Teknologi Pertanian Mollo ............. 57
Gambar 3.9 Vegetasi Eksisting Site.................................................................... 58
Gambar 3.10 Aneka Holtikultura di Taman Teknologi Pertanian Mollo ........... 60
Gambar 3.11 Fasilitas yang tersedia di Zona 1 .................................................. 61
Gambar 3.12 Fasilitas yang tersedia di Zona 2 .................................................. 62
Gambar 3.13 Fasilitas yang tersedia di Zona 3 .................................................. 63
Gambar 4.1 Peta Peruntukan Lahan Kabupaten TTS ........................................ 101
Gambar 4.2 Peta Zona Taman Teknologi Pertanian Mollo ................................ 102
Gambar 4.3 Batasan Lokasi Perancangan........................................................... 105
Gambar 4.4 Peta Topografi Site.......................................................................... 108
Gambar 4.5 Peta Hidrologi Kabupaten TTS ....................................................... 109
Gambar 4.6 Vegetasi pada Lokasi ...................................................................... 110
Gambar 4.7 Jenis Holtikultura pada Lokasi........................................................ 113
Gambar 4.8 Vegetasi Peredam Kebisingan......................................................... 114
Gambar 4.9 Vegetasi Penghalang Pandang ....................................................... 114
Gambar 4.10 Vegetasi Pengarah......................................................................... 115
Gambar 4.11 Vegetasi untuk Fungsi Estetis ....................................................... 115
Gambar 4.12 Kondisi Tanah pada Lokasi........................................................... 116
Gambar 4.13 Jaringan Listrik ............................................................................ 117
Gambar 4.14 Jaringan Air Bersih ....................................................................... 117
Gambar 4.15 Jaringan Utilitas ............................................................................ 118
Gambar 4.16 Jaringan Jalan ................................................................................ 119
Gambar 4.17 Pencapaian Langsung.................................................................... 120
Gambar 4.18 Pencapaian Tersamar .................................................................... 120
Gambar 4.19 Pencapaian Berputar...................................................................... 121
Gambar 4.20 Akses Masuk dan Keluar Sama .................................................... 122
Gambar 4.21 Akses Masuk dan Keluar Terpisah namun Berdekatan ................ 122

xii
Gambar 4.22 Akses Masuk dan Keluar Terpisah dan Berjauhan ....................... 123
Gambar 4.23 ME Terpisah serta Jauh dari SE .................................................... 124
Gambar 4.24 Pedestrian untuk Pejalan Kaki ...................................................... 124
Gambar 4.25 Analisa Sirkulasi Kendaraan dalam Lokasi .................................. 125
Gambar 4.26 Dimensi Kendaraan....................................................................... 126
Gambar 4.27 Letak Parkiran ............................................................................... 126
Gambar 4.28 Jenis Parkiran ................................................................................ 127
Gambar 4.29 Material Penutup pada Parkiran .................................................... 127
Gambar 4.30 Proses Iklim pada TTP Mollo ....................................................... 128
Gambar 4.31 Analisa Arah Edar Matahari.......................................................... 129
Gambar 4.32 Analisis Penzoningan pada Lokasi .............................................. 131
Gambar 5.1 Konsep Penzoningan....................................................................... 147
Gambar 5.2 Konsep Perletakan Massa Bangunan .............................................. 147
Gambar 5.3 Konsep Sirkulasi dan Entrance....................................................... 149
Gambar 5.4 Konsep Letak Parkiran.................................................................... 150
Gambar 5.5 Konsep Jenis Parkiran ..................................................................... 150
Gambar 5.6 Konsep Material parkiran................................................................ 151
Gambar 6.1 Hasil Design Entrance .................................................................... 165
Gambar 6.2 Hasil Design Sirkulasi Kendaraan .................................................. 166
Gambar 6.3 Hasil Design Sirkulasi Pejalan Kaki ............................................... 166
Gambar 6.4 Hasil Design Parkiran ..................................................................... 167
Gambar 6.5 Hasil Design Site Plan .................................................................... 168
Gambar 6.6 Hasil Design Pusat Informasi.......................................................... 170
Gambar 6.7 Hasil Design Screen House............................................................. 170
Gambar 6.8 Hasil Design Ruang Pembibitan ..................................................... 171
Gambar 6.9 Hasil Design Agro Industry............................................................. 171
Gambar 6.10 Hasil Design Laboratorium ........................................................... 171
Gambar 6.11 Hasil Design Aula/Serbaguna ....................................................... 172
Gambar 6.12 Hasil Design Tempat Penyewaan Barang Camping ..................... 172
Gambar 6134 Hasil Design Area Jogging Track ................................................ 173
Gambar 6.14 Hasil Design Area Spot Foto......................................................... 173
Gambar 6.15 Hasil Design Kolam Pemancingan ............................................... 173
Gambar 6.16 Hasil Design Tempat Duduk/Bersantai......................................... 174
Gambar 6.17 Hasil Design Kntin, Lapak Penjualan Bunga, Sayur dan Buah .... 175
Gambar 6.18 Hasil Design Balai Kesehatan....................................................... 175
Gambar 6.19 Hasil Design Tempat Ibadah......................................................... 175
Gambar 6.20 Hasil Design Gudang Alat ............................................................ 176
Gambar 6.21 Hasil Design Cottage .................................................................... 176
Gambar 6.22 Hasil Design Kantor Pusat ............................................................ 176
Gambar 6.23 Hasil Design Mess Kasyawan....................................................... 177
Gambar 6.24 Hasil Design Lahan untuk Bunga, Sayur dan Buah...................... 177
Gambar 6.25 Hasil Design Landscape................................................................ 178

xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Matriks Penelitian ............................................................................... 8
Tabel 2.1 Tipologi Kawasan Agrowisata............................................................ 18
Tabel 2.2 Studi Kasus pada Agrowisata Bhakti Alam........................................ 38
Tabel 2.3 Studi kasus pada Agrowisata Salak Pondoh ....................................... 39
Tabel 3.1 Data Curah Hujan Bulanan di Wilayah Kabupaten TTS .................... 52
Tabel 3.2 Data Kunjungan Wisata ...................................................................... 54
Tabel 4.1 Fungsi.................................................................................................. 64
Tabel 4.2 Kebutuhan Ruang................................................................................ 68
Tabel 4.3 Analisa Kelompok Bangunan ............................................................. 76
Tabel 4.4 Analisa Besaran Ruang Pusat Informasi............................................. 78
Tabel 4.5 Analisa Besaran Ruang Screen House................................................ 79
Tabel 4.6 Analisa Besaran Ruang Pembibitan.................................................... 79
Tabel 4.7 Analisa Besaran Ruang Agro Industry................................................ 80
Tabel 4.8 Analisa Besaran Ruang Laboratorium ................................................ 81
Tabel 4.9 Analisa Besaran Ruang Aula/Serbaguna ............................................ 82
Tabel 4.10 Analisa Luasan Lahan Untuk Tanaman ........................................... 83
Tabel 4.11 Analisa Besaran Camping Ground ................................................... 83
Tabel 4.12 Analisa Besaran Area Jogging Track ............................................... 84
Tabel 4.13 Analisa Besaran Area Spot Foto ....................................................... 84
Tabel 4.14 Analisa Besaran Area Duduk/Bersantai............................................ 84
Tabel 4.15 Analisa Besaran Kantin .................................................................... 85
Tabel 4.16 Analisa Besaran Lapk Penjualan Bunga ........................................... 85
Tabel 4.17 Analisa Besaran Lapak Penjualan Buah Dan Sayur ......................... 86
Tabel 4.18 Analisa Besaran Tempat Ibadah ....................................................... 86
Tabel 4.19 Analisa Besaran Cottage................................................................... 87
Tabel 4.20 Analisa Besaran Kantor Pusat........................................................... 87
Tabel 4.21 Analisa Besaran Mess Karyawan ..................................................... 89
Tabel 4.22 Analisa Besaran Ruang ME ............................................................. 90
Tabel 4.23 Analisa Besaran Parkiran.................................................................. 90
Tabel 4.24 Analisa Besaran Balai Kesehatan ..................................................... 91
Tabel 4.25 Analisa Besaran Area Tempat Sampah............................................. 91
Tabel 4.26 Analisa Besaran Gudang Alat........................................................... 91
Tabel 4.27 Analisa Besaran Toilet ..................................................................... 92
Tabel 4.28 Rangkuman Besaran Fasilitas .......................................................... 92
Tabel 4.29 Analisa Pemilihan Lokasi ................................................................ 104
Tabel 4.30 Kondisi Fasilitas Eksisting Zona 1 TTP Mollo ............................... 107
Tabel 4.31 Jenis Vegetasi Dan Letaknya Di Zona 1 TTP Mollo ....................... 111
Tabel 4.32 Analisa Bentukan Bangunan ............................................................ 133
Tabel 4.33 Alternatif Upper Structure ............................................................... 136
Tabel 4.34 Alternatif Super Structure ................................................................ 136
Tabel 4.35 Alternatif Sub Structure ................................................................... 137
Tabel 4.36 Alternatif Material Bangunan .......................................................... 139
Tabel 4.37 Analisis Perancangan Landscape...................................................... 141
Tabel 5.1 Konsep Fungsi ................................................................................... 145

xiv
Tabel 5.2 Konsep Bentukan Bangunan .............................................................. 148
Tabel 5.3 Konsep Vegetasi ................................................................................ 153
Tabel 5.4 Konsep Struktur Bangunan ................................................................ 154
Tabel 5.5 Bentukan Material Bangunan ............................................................. 156

DAFTAR DIAGRAM
Diagram 1.1 Kerangka Berpikir.......................................................................... 9
Diagram 4.1 Alur Aktifitas Pengunjung ............................................................. 71
Diagram 4.2 Alur Aktifitas Pengelola ................................................................ 72
Diagram 4.3 Alur Aktifitas Servis ...................................................................... 73
Diagram 4.4 Pola Keseluruhan Aktifitas di TTP Mollo ..................................... 93
Diagram 4.5 Kedekatan Fasilitas di TTP Mollo ................................................. 94
Diagram 4.6 Sirkulasi antar Fasilitas di TTP Mollo ........................................... 95
Diagram 4.7 Pola Hubungan Ruang Informasi................................................... 95
Diagram 4.8 Pola Hubungan Ruang Screen House ............................................ 96
Diagram 4.9 Pola Hubungan Ruang Pembibitan ................................................ 96
Diagram 4.10 Pola Hubungan Ruang Agro Indusry .......................................... 96
Diagram 4.11 Pola Hubungan Ruang Laboratorium .......................................... 97
Diagram 4.12 Pola Hubungan Ruang Aula/Serbaguna....................................... 97
Diagram 4.13 Pola Hubungan Ruang Lahan Pertanian ...................................... 97
Diagram 4.14 Pola Hubungan Ruang Spot Foto ................................................. 98
Diagram 4.15 Pola Hubungan Ruang Camping Ground .................................... 98
Diagram 4.16 Pola Hubungan Ruang Kantin ..................................................... 98
Diagram 4.17 Pola Hubungan Ruang Lapak Penjualan Bunga .......................... 99
Diagram 4.18 Pola Hubungan Ruang Lapak Penjualan Sayur Dan Buah .......... 99
Diagram 4.19 Pola Hubungan Ruang Tempat Ibadah ........................................ 99
Diagram 4.20 Pola Hubungan Ruang Cottage.................................................... 100
Diagram 4.21 Pola Hubungan Ruang Kantor Pusat............................................ 100
Diagram 5.1 Konsep Hubungan Antar Ruang .................................................... 146
Diagram 5.2 Sistem Up Feed Distribution Dan Down Feed Distribution ......... 151
Diagram 5.3 Sistem Down Feed Distribution..................................................... 151
Diagram 5.4 Sistem Jaringan Air Kotor ............................................................. 151
Diagram 5.5 Sistem Jaringan Persampahan........................................................ 152
Diagram 5.6 Sistem Jaringan Listrik Dari PLN.................................................. 152
Diagram 5.7 Sistem Jaringan Listrik Dari Genset .............................................. 152

xv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan sumber daya alam.
Karena memiliki sumber daya alam yang melimpah maka sebagian besar
masyarakat Indonesia bermata pencaharian sebagai petani.Oleh karena itu di
Indonesia sektor pertanian menjadi salah satu faktor penting yang berperan dalam
pembangunan perekonomian nasional. Lahan pertanian yang subur berpotensi
untuk menjadikan pertanian sebagai sumber penghasilan bagi masyarakat dan
penopang perekonomian bangsa.(Pedoman Umum TSTPN : 2015). Pada tahun
2015, Kementrian Pertanian (Kementan) melaui Badan Litbang mendapat tugas
untuk membangun 16 Taman Teknologi Pertanian (TTP) di 16 Kabupaten/kota.
Nusa Tenggara Timur menjadi salah satu provinsi yang ditujukan untuk
pembangunan tersebut.Setelah dilakukan serangkaian survey oleh Tim BPTP
NTT dan Tim BB Padi maka Desa Netpala di kabupaten Timor Tengah selatan
memenuhi 11 kriteria standard dari Banlitbang serta 6 kriteria tambahan dari Tim
TTP NTT, dan dijadikan sebagai lokasi untuk Taman Teknologi Pertanian yang
diberi nama Taman Teknologi Pertanian Mollo (BALITKABI:2015).
Secara Tata Ruang maka TTP Mollo di bagi menjadi tiga zona yaitu :
zona 1 merupakan zona TTP Center dengan fasilitas yang disediakan berupa
bangunan fungsional seperti kantor, tempat parker, tempat latihan petani, gazebo,
gedung prosesing hasil pertanian, dan screen house, serta lahan pertanian, zona 2
merupakan zona milik petani dimana keterlibatan petani dalam menerapkan
semua teknologi untuk peningkatan produktivitas dan pendapatan petani, dan
zona 3 merupakan zona on-farm yang ditempatkan disekitar lahan dekat embung.
Potensi utama dari TTP Mollo adalah tanaman Bunga Krisan. Tanaman dari Cina
ini memiliki warna dan bentuk yang menarik sehingga menjadi daya tarik bagi
pengunjung yang datang ke TTP Mollo.

1
Berdasarkan potensi-potensi tersebut, maka TTP Mollo memiliki peluang
yang cukup besar dalam menarik minat masyarakat maupun wisatan yakni dengan
merancang wisata pertanian (Agro Wisata) di Zona 1 TTP Mollo.
Agro wisata merupakan serangkaian kegiatan wisata, baik potensi berupa
pemandangan alam kawasan pertaniannya, maupun kekhasan dan keragaman
aktivitas produksi dan teknologi pertanian serta budaya masyarakat
petaninya.(Sastrayudha : 2010). Selama ini Agrowisata merupakan produk yang
belum banyak dimanfaatkan oleh kalangan usahawan, padahal minat wisatawan
terhadap kegiatan agrowisata cukup besar, terutama wisatawan
mancanegara.Agrowisata sebagai bentuk kegiatan pariwisata yang memanfaatkan
wisata agro sebagai objek wisata sangat sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh
Taman Teknologi Pertanian Mollo.Dibalik potensi yang ada, faktanya Taman
Teknologi Pertanian Mollo memiliki potensi wisata pertanian yang sangat
menarik seperti wisata buah yang ada, selain itu yang menjadi daya tarik utama
TTP Mollo adalah tanaman Bunga Krisan, tanaman ini di
kembangkan/dibudidayakan di TTP Mollo dan terdiri atas berbagai jenis dan
warna yang sangat indah namun wadah rekreasi yang disediakan belum
memadai sehingga tidak mengundang minat pengunjung untuk datang ke taman
tersebut, atas dasar pertimbangan di atas maka perlu adanya “Perancangan
Agrowisata di Zona 1 Taman Teknologi Pertanian Mollo”

2
1.2. Identifikasi Masalah
Dari uraian latar belakang diatas maka permasalah yang menjadi fokus
Perancangan ini adalah Taman Teknologi Pertanian Mollo memiliki potensi di
bidang wisata Pertanian yang cukup menarik untuk dikembangkan, khususnya
untuk wisata bunga krisan yang ada di TTP Mollo, namun fasilitas-fasilitas yang
ada belum memadai, serta belum adanya fasilitas atau sarana rekreasi yang
disediakan. Sehingga dengan adanya Agrowisata di Zona 1 Taman Teknologi
Pertanian Mollo, Potensi wisata yang ada di TTP Mollo dapat di ekspos dan dapat
mengundang pengunjung untuk datang ke TTP Mollo.
1.3. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian Identifikasi masalah diatas maka rumusan masalahnya
adalah: Bagaimana merancang Agrowisata di Zona 1 Taman Teknologi Pertanian
Mollo?
1.4. Tujuan
Tujuan dari Perancangan Agrowisata di Zona 1 Taman Teknologi
Pertanian Mollo adalah untuk menghasilkan rancangan agrowisata yang dapat
mewadahi kegiatan rekreasi dan edukasi dan fasilitas penunjang Agrowisata
lainnya di Zona 1 Taman Teknologi Pertanian Mollo
1.5. Sasaran
Untuk mencapai tujuan diatas, maka adapun sasaran yang ingin dicapai
adalah sebagai berikut :
1. Teridentifikasinya potensi rekreasi yang dimiliki oleh Zona 1 Taman
Teknologi Pertanian Mollo
2. Teridentifikasinya fasilitas dan kondisi fasilitas yang sudah ada di Zona 1
Taman Teknologi Pertanian Mollo saat ini
3. Perancangan Agrowisata yaitu dengan merancang fasilitas utama berupa
fasilitas untuk edukasi dan rekreasi,fasilitas penunjang, pengelolah dan
service untuk Zona 1 Taman Teknologi Pertanian Mollo.

3
4. Terciptanya Konsep penataan terhadap tapak dan fasilitas di Zona 1 Taman
Teknologi Pertanian Mollo.
1.6. Batasan Masalah
Batasan-batasan permasalahan yang akan di ambil adalah :
1. Lokasi Perancangan Agrowisata adalah pada Zona 1 Taman Teknologi
Pertanian Mollo.
2. Fasilitas yang akan dirancang adalah fasilitas untuk tujuan edukasi dan
rekreasi, fasilitas penunjang, fasilitas pengelolah dan service.
3. Penerapan konsep Metafora arsitektur menggunakan konsep menurut Charles
Jenks dimana seorang perancang, merancang sebuah bangunan dengan
mengandalkan objek lain dan hasilnya melihat suatu bangunan sebagai objek
yang lain. Penerapannya hanya pada fasad bangunan.
1.7. Manfaat
Adapun manfaat yang ingin dicapai dari studi ini adalah sebagai berikut :
1. Sebagai bahan usulan untuk Perancangan Agrowisata di Zona 1 Taman
Teknologi Pertanian Mollo kepada Dinas Pertanian dan Dinas Pariwisata
Kabupaten Timor Tengah Selatan.
2. Dapat menjadi potensi wisata Pertanian untuk Kecamatan Mollo Utara.
3. Sebagai wadah untuk belajar, berekreasi dan memperdalam ilmu pertanian
bagi masyarakat setempat dan pengunjung yang datang ke Taman
Teknologi Pertanian Mollo.

4
1.8. Metodologi Penelitian
1.8.1 Jenis dan Sumber Data
a. Data primer.
Data primer merupakan data yang diperoleh dengan melakukan survey
dan peninjauan langsung pada lokasi yaitu Taman Teknologi Pertanian
Mollo (melalui observasi dan wawancara) untuk mendapatkan masukan
yang mendalam, dimana semuanya akan mendukung hasil penelitian dan
objek pengembangan.
Data primer ini terdiri dari:
 Peta, data ukuran site, data jenis vegetasi, kondisi topografi,
aksesibilitas, utilitas, kondisi fasilitas, untuk menunjang analisa site.
 Wawancara dengan narasumber yaitu masyarakat dan tokoh adat
mengenai objek perencanaan dan perancangan di Zona 1 Taman
Teknologi Pertanian Mollo.
b. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data penunjang yang didapat dari instansi-
instansi terkait, perseorangan dan literatur, sumber dari internet dan
lainnya.
Data sekunder ini terdiri dari:
 Data peraturan yang berlaku seperti Peraturan Daerah, Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten TTS, keadaan sosial
budaya masyarakat, peta kondisi wilayah, jaringan utilitas, transportasi
dan jenis tanah.
 Studi literatur dari buku-buku tentang pengertian, jenis Agrowisata,
Karakteristik Agrowisata, dan prinsip-prinsip pengembangan
Agrowisata.

5
1.8.2 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara:
1. Observasi lapangan (lokasi)
Dilakukan dengan cara melakukan survey pada lokasi perancangan
sehingga memperoleh data-data existing terkait lokasi Perancangan untuik
mendapatkan data sebagai berikut :
 Luasan lokasi.
 Kondisi fasilitas.
 Topografi.
 Vegetasi.
 Hidrologi.
 Batas-batas site.
 Utilitas.
2. Wawancara.
Merupakan Teknik pengumpulan data melalui wawancara dilakukan
untuk mendapatkan informasi tambahan yang dapat melengkapi dan
mendukung data-data yang didapat dari observasi lapangan. Narasumbernya
yaitu Pengelolah Taman Teknologi Pertanian Mollo, Masyarakat sekitar
zona 2, Tokoh adat, Kepala Balai Pengembangan Tanaman Pertanian, dll
3. Dokumentasi.
Pengumpulan data melalui dokumentasi/foto terhadap kondisi
fasilitas-fasilitas yang sudah ada di lokasi perancangan sebagai keperluan
perencanaan yang nantinya dapat dipakai sebagai data, bahan analisa yang
menunjang proses perancangan Agrowisata di Taman Teknologi Pertanian
Mollo.

6
1.8.3 Teknik Analisa
a. Analisa Kualitatif.
Analisa kualitatif meliputi analisa Suatu teknik untuk mengembangkan teori
yang telah dibangun dari data yang sudah didapatkan di lapangan. Analisis ini
dilakukan untuk mendapatkan gambaran yang berkaitan dengan hubungan
sebab akibat dalam kaitannya dengan konsep Perancangan Agrowisata di
Zona 1 Taman Teknologi Pertanian Mollo.
b. Analisa Kuantitatif.
Analisa ini dilakukan dengan membuat perhitungan-perhitungan
tertentu berdasarkan studi yang dibuat guna menentukan luas bidang dasar,
rata-rata luas ruang, dan luas kebutuhan ruang terbuka. Misalnya
penggunakan standar KLB dan KLB berdasarkan Peraturan Pemerintah
Daerah Kabupaten TTS. Analisa ini berdasarkan pada standar-standar
yangtelah ditentukan misalnya untuk perhitungan besaran ruang, digunakan
standar pada buku Data Arsitek, dan lain sebagainya.

7
1.9. Matriks Penelitian

Tabel 1.1 Matriks Penelitian


No Input
Tujuan Teknik Analisa Output
. Kebutuhan data Sumber data Cara pengumpulan data
1. Teridentifikasinya potensi Peta Lokasi RANPERDA Studi Literatur Analisa Deskriptif Lokasi pengembangan
rekreasi yang dimiliki oleh Peta Citra Satelit Citra satelit image Hasil pengolahan data Analisa Kuantitatif dan Gambaran Site
Taman Teknologi Pertanian sapsial/ SIG deskriptif
Mollo Data eksisting (Luasan Taman Teknologi Obnservasi dan Studi Analisa deskriptif Kondisi eksisting site
lokasi, batas-batas, Pertanian Mollo, Dinas Literatur
vegetasi, topografi, Pertanian Kab. TTS, Hasil
Utilitas,dll). Survey dan pengamatan
langsung pada lokasi.
Sarana dan prasarana Hasil Survey dan Obnservasi Analisa Deskriptif Fasilitas-fasilitas yang
yang tersedia pengamatan langsung sudah tersedia
pada lokasi
2. Teridentifikasinya fasilitas Kondisi fasilitas rekreasi Hasil Survey dan Observasi Analisa Deskriptif Kondisi sarana dan
dan kondisi fasilitas yang pengamatan langsung prasarana rekreasi
sudah ada di Zona1Taman pada lokasi, wawancara
Teknologi Pertanian Mollo
saat ini
3. Perancangan Agrowisata Fasilitas Edukasi Jurnal, Internet, Study Studi Literatur Analisa deskriptif dan Konsep Bentuk, dimensi,
yaitu dengan merancang Khasus kuantitatif ukuran, dan pola penataan
fasilitas utama berupa Fasilitas Rekreasi Jurnal, Internet, Study Studi Literatur Analisa deskriptif dan fasilitas
fasilitas untuk edukasi dan Khasus kuantitatif
rekreasi,fasilitas penunjang, Fasilitas Penunjang Jurnal, Internet, Study Studi Literatur Analisa deskriptif dan
pengelolah dan service untuk Khasus kuantitatif
Zona 1 Taman Teknologi Fasilitas Pengelolah dan Jurnal, Internet, Study Studi Literatur Analisa deskriptif dan
Pertanian Mollo. Sservice Khasus kuantitatif
Penataan Kawasan Jurnal, Internet, Study Studi Literatur Analisa deskriptif dan
Khasus kuantitatif
4. Terciptanya Konsep Pola penataan ruang Master Plan, TTP Mollo, Observasi, Studi Literatur Analisa deskriptif dan Bentuk, dimensi, ukuran,
penataan terhadap tapak dan Jurnal, Internet, Study kuantitatif dan pola penataan
fasilitas diZona 1 Taman Khasus fasilitas, visual
Teknologi Pertanian Mollo. Agrowisata TTP Mollo
Sumber : Olahan Penulis (2020)

8
1.10. Kerangka Pikir

Taman Teknologi Pertanian Mollo memiliki potensi di bidang Agrowisata yang cukup menarik,
namun belum ada fasilitas rekreasi yang disediakan

Perancangan Agrowisata di Zona 1 Taman Teknologi Pertanian


Mollo

Pengumpulan Data

Data Sekunder Data Primer

Observasi :
Ukuran site, jenis vegetasi, kondisi topografi,
Studi Literatur : aksesibilitas, kondisi fasilitas, utilitas
-Teori-teori Agrowisata Wawancara :
Hasil Olahan Penulis : Melakukan tanya jawab dengan pengunjung,
-Prinsip Perancangan Agrowisata
-Pengamatan terhadap kondisi eksisting. maupun masyarakat dan Dinas Pertanian
-Objek fungsi sejenis
Dokumentasi :
Pengambilan gambar

Prinsip Perancangan Fasilitas Kondisi Eksisting Site

Analisa

Analisa fisik tapak meliputi: Analisa non fisik fungsional


-Topografi meliputi:
-Sirkulasi -Programming
-Pencapaian -Pengguna
-Penzoninga -Alur aktivitas
-Tataletak massa bangunan didalam -Hubungan antar ruang.
kawasan

Konsep Perancangan Agrowisata di


Zona1 Taman Teknologi Pertanian Mollo

Hasil Rancangan Agrowisata di Zona1


Taman Teknologi Pertanian Mollo

Diagram 1.1 Kerangka Berpikir


Sumber : Analisa Penulis (2020)

9
1.11. Keluaran Yang Di Hasilkan

Keluaran yang dihasilkan yaitu berupa Konsep desain Agrowisata Zona 1


Taman Teknologi Pertanian Mollo, Site plan dari lokasi perancangan dan
rancangan arsitektur serta penataan terhadap fasilitas yang dirancang.

1.12. Sistematika

BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang sebagai dasar pemilihan judul, identifikasi
masalah, rumusan masalah, tujuan, sasaran, batasan masalah, manfaat,
metodologi penelitian,matriks penelitian dan juga kerangka pikir.

BAB II KAJIAN TEORI


Menguraikan temuan-temuan dalam bentuk teori yang didapat dari literatur,
agar lebih memahami tema rancangan dan dapat digunakan sebagai masukan
dalam penentuan konsep dasar perencanaan. Menguraikan tentang pemahaman
objek dari segi pengertian, fungsi dan status objek yang direncanakan.

BAB III TINJAUAN LOKASI


Menguraikan tentang keadaan Kabupaten Belu dan Kecamatan Tasifeto
Timur, eksisting lokasi dan hal-hal yang berupa data yang akan mendukung
proses perencanaan dan perancangan objek.

BAB IV ANALISA PERENCANAAN DAN PERANCANGAN


Berisi Programming, Analisis Eksternal, Analisis Internal Site
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
Menguraikan tentang Visi, Misi, Tema, dan Konsep perancangan ( konsep
site dan konsep bangunan).

BAB VI HASIL PERANCANGAN


Bab ini berisi tentang hasil desain berdasarkan bab-bab sebelumnya.

10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Pengertian Judul
Judul yang diambil oleh peneliti adalah “Perancangan Agrowisata di
Zona 1 Taman Teknologi Pertanian Mollo”. Untuk dapat mendalami judul
secara keseluruhan maka berikut ini dijelaskan beberapa pengertian yang
berkaitan dengan judul, yaitu :
Perancangan adalah upaya untuk menemukan komponen fisik yang
tepat dari sebuah struktur fisik (Christopher Alexander. 1983). Selain itu
Perancangan menurut John Wade : 1997, Perancangan adalah usulan pokok
yang mengubah sesuatu yang sudah ada menjadi sesuatu yang lebih baik,
melalui tiga proses: mengidentifikasi masalah-masalah, mengidentifikasi
metoda untuk pemecahan masalah, dan pelaksanaan pemecahan masalah.
Dengan kata lain adalah pemograman, penyusunan rancangan, dan
pelaksanaan rancangan.
Menurut Departemen Pertanian (2005) wisata agro merupakan salah
satu usaha bisnis dibidang pertanian dengan menekankan kepada penjualan
jasa kepada konsumen.Bentuk jasa tersebut dapat berupa keindahan,
kenyamanan, ketentraman, dan pendidikan.Bentuk jasa tersebut dapat berupa
keindahan, kenyamanan, ketentraman, dan pendidikan. Pengembangan usaha
wisata agro membutuhkan manajemen yang prima diantara sub-sistem, yaitu
antara ketersediaan sarana dan prasarana wisata, objek yang dijual promosi
dan pelayanannya.
Zona menurutIsmail (2015) adalah kawasan atau area yang memiliki
fungsi dan karakteristik lingkungan yang spesifik, maka dipastikan zona
merupakan suatu identitas atau ciri yang berbeda dari area di sekitarnya.
Taman adalah sebidang lahan yang ditata sedemikian rupa sehingga
mempunyai keindahan, kenyamanan, dan keamanan bagi pemiliknya atau
penggunanya. Berdasarkan skala dan bentuknya, taman dapat disebut garden,
park, dan landscape (Arifin dan Nurhayati, 2005).

11
Teknologi Pertanian dapat diartikan sebagai suatu cara dan metode
baru untuk menghasilkan atau menyelesaikan suatu produk pertanian yang
dapat menurunkan biaya produksi dan meningkatkan hasil produksi, dalam
arti luas dapat mencakup semua cara atau prosedur yang oleh masyarakat
dianggap baru dalam menghasilkan atau menyelesaikan suatu produk atau
pekerjaan dengan biaya, tenaga, dan waktu yang lebih irit ( Sugihen,1996 ).
Jadi maksud dari judul “Perancangan Agrowisata di Zona 1 Taman
Teknologi Pertanian Mollo” merupakan upaya yang dilakukan untuk
menjadikan Zona 1 Taman Teknologi Pertanian Mollo menjadi lebih baik,
melalui penyediaan sarana dan prasarana wisata pertanian, serta menjadikan
fasilitas atau sarana pengembangan industri wisata alam yang bertumpu pada
pembudidayaan kekayaan alam menjadi lebih baik dan lebih kompleks untuk
mendukung segala aktifitas yang dilakukan khususnya dibidang wisata
pertanian.

2.2.Tinjauan tentang Pariwisata


2.2.1. Pengertian
Kata Pariwisata menurut Yoeti (Irawan, 2010 : 11), menjelaskan
bahwa kata pariwisata berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu “…pari yang
berarti banyak, berkali-kali, berputar-putar, keliling, dan wisata yang berarti
perjalanan atau bepergian”. Atas dasar itu pula dengan melihat situasi dan
kondisi saat ini pariwisata dapat diartikan sebagai suatu perjalanan terencana
yang dilakukan secara individu atau kelompok dari satu tempat lain dengan
tujuan untuk mendapatkan kepuasan dan kesenangan (Sinaga, 2010 : 12)
Menurut UU No.10 tahun 2009, Pariwisata adalah berbagai macam
kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan
oleh masyarakat, pengusaha, Pemerintah, dan Pemerintah Daerah.

12
2.2.2. Jenis-jenis Pariwisata
Menurut Nyoman S. Pendit ( 1999 : 42-44) membagi pariwisata ke
dalam beberapa jenis yaitu :
a. Wisata Budaya : Wisata budaya merupakan perjalanan wisata ke
tempat lain atau keluar negeri yang dilakukan dengan maksud untuk
mengetahui dan mempelajari keadaan rakyat, kebiasaan dan adat
istiadat, cara hidup, budaya dan seni masyarakat di lokasi yang dituju.
b. Wisata Kesehatan : Wisata kesehatan dapat diartikan sebagai
perjalanan seorang wisatawan dengan tujuan untuk menukar keadaan
dan lingkungan tempat sehari-hari demi kepentingan beristirahat dalam
arti jasmani dan rohani. Objek wisatnya antara lain mata air panas,
tempat dengan iklim udara menyehatkan atau tempat-tempat yang
menyediakan fasilitas-fasilitas kesehatan seperti rumah sakit, balai
kesehatan dan lainnya.
c. Wisata Olahraga : Konsep wisata olahraga adalah perjalanan yang
ditujukan untuk berolahraga atau sengaja mengambil bagian dalam
kegiata olahraga baik resmi maupun tidak disuatu tempat. Misalnya
Asian Games, Olimpiade, Thomas Cup, memancing,berenang dan
lainya.
d. Wisata Komersial : wisata komersial merupakan perjalanan dengan
tujuan untuk mengunjungi kegiatan-kegiatan komersial seperti
pameran, bussines expo, dan pekan raya yang bersifat komersil.
e. Wisata Industri : wisata industri dapat dicontohkan seperti kegiatan
perjalanan yang dilakukan oleh rombongan pelajar atau mahasiswa,
kesuatu daerah atau kompleks perindustrian dimana terdapat pabrik-
pabrik atau nbengkel-bengkel besar dengan maksud dan tujuan untuk
mengadakan peninjauan atau penelitian.
f. Wisata Sosial : wisata sosial merupakan pengorganisasian suatu
perjalanan murah serta mudah untuk memberikan kesempatan kepada
golongan masyarakat ekonomi lemah untuk mengadakan perjalanan.
Misalnya bagi kaum buruh, petani, atau anak panti asuhan.

13
g. Wisata Pertanian : wisata jenis ini dapat dicontohkan seperti perjalanan
yang dilakukan ke proyek-proyek pertanian, perkebunan,ladang
pembibitan, dan sebagainya untuk tujuan studi maupun riset.
h. Wisata Pilgrim (ziarah) : wisata ini banyak dikaitkan dengan agama,
sejarah, adat istiadat, dan kepercayaan umat atau kelompok
masyarakat. Wisata ini banyak dilakukan ketempat-tempat suci,
makam-makam orang besar atau pemimpin.
i. Wisata Cagar Alam : Jenis wisata ini mengkhususkan pada kunjungan
kedaerah cagar alam , taman lindung, hutan daerah pegunungan,
dengan tujuan untuk menikmati keindahan alam, menghirup udara
segar, melihat berbagai tumbuhan.
2.2.3. Syarat Objek Wisata Dapat Dikembangkan
Menurut Spillane (dalam Mustafa, 2015), pengembangan
pariwisata merupakan langkah yang komperhensif dan terintegrasi,
meliputi lima unsur yang penting. Meliputi : attraction (daya tarik),
facilities (fasilitas), infrastructure (infrastruktur), transportation
(transportasi), hospitality (keramahan).
2.3.Tinjaun tentang Agrowisata
2.3.1. Pengertian
Menurut Moh. Reza T. dan Lisdiana F, agrowisata adalah objek
wisata dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan, pengalaman
rekreasi, dan hubungan usaha dibidang pertanian. Agrowisata atau
Agrotourism dapat diartikan juga sebagai pengembangan industri wisata
alam yang bertumpu pada pembudidayaan kekayaan alam. Industri ini
mengandalkan pada kemampuan budidaya baik pertanian, peternakan,
perikanan ataupun kehutanan. Dengan demikian agrowisata tidak sekedar
mencakup sektor pertanian, melainkan juga budidaya perairan baik darat
maupun laut.
Menurut Asosiasi Wisata Agro Indonesia dalam Aryanto (2006),
agrowisata merupakan suatu bentuk wisata yang sangat spesifik, dimana
pengunjung dapat menikmati keindahan dan keunikan alam sekaligus

14
menikmati produk agro atau dapat tinggal di lingkungan pertanian, terlibat
dalam proses produksi yang kesemuanya dilakukan untuk dapat
mengalami, menikmati, mempelajari, dan menghayati bagian dari
kehidupan keseharian yang berlangsung di suatu lingkungan pertanian.
2.3.2. Tujuan dan Manfaat Agrowisata
Menurut Departemen Pertanian Indonesia kegiatan agrowisata
memiliki tujuan, diantaranya :
a. Untuk memperluas wawasan pengetahuan tentang kegiatan dibidang
pertanian;
b. Pengalaman Rekreasi yang Edukatif;
c. Hubungan usaha dibidang pertanian yang meliputi : tanaman pangan,
holtikultura, perkebunan, perikanan dan peternakan.
Pengembangan agrowisata yang menonjolkan budaya lokal dalam
memanfaatkan lahan, dapat meningkatkan pendapatan petani, serta
melestarikan sumber daya lahan, serta memelihara budaya maupun
teknologi lokal yang umumnya telah sesuai dengan kondisi lingkungan
alaminya (Deptan, 2008). Pengembangan agrowisata pada gilirannya akan
menciptakan lapangan pekerjaan, karena usaha ini dapat menyerap tenaga
kerja dari masyarakat pedesaan, sehingga dapat menahan atau mengurangi
arus urbanisasi yang saat ini semakin pesat.
Tirtawinata dan Fachruddin (1996) menyatakan bahwa agrowisata
dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
a. Meningkatkan konservasi lingkungan
b. Meningkatkan nilai estetika dan keindahan alam
c. Memberikan nilai rekreasi
d. Meningkatkan kegiatan ilmiah dan pengembangan ilmu pengetahuan
e. Mendapatkan keuntungan ekonomi
Berdasarkan deskripsi diatas, maka Perancangan agrowisata ini
bertujuan untuk menciptakan agrowisata yang memadukan antara kegiatan
wisata, keindahan alam, dan potensi pertanian, sehingga dapat menjadikan
Taman Teknologi Pertanian Mollo sebagai salah satu Taman yang tertata

15
secara baik dan dikelolah secara sistematis sehingga dapat mengundang
minat wisatawan untuk datang dan berkunjung ke Taman Teknologi
Pertanian Mollo.
2.3.3. Jenis Agrowisata
Agrowisata ruangan terbuka dapat dilakukan dalam dua versi atau
pola, yaitu alami dan buatan ( Deptan, 2008).
a. Agrowisata Ruangan Terbuka Alami
Objek agrowisata ruangan terbuka alami ini dilakukan pada area
dimana kegiatan yang dilakukan dalam obyek wisata tersebut dilakukan
langsung oleh masyarakat petani setempatsesuai dengan kehidupan
keseharian mereka atau tanpa rekayasa apapun. Atraksi-atraksi yang
ditampilkan adalah usaha pertanian yang dilakukan petani setempat yang
dapat lebih ditonjolkan tetapi tidak mengurangi nilai estetika alaminya.
Fasilitas pendukung kenyamanan wisatawan tetap disediakan selama tidak
bertentangan dengan kultur alami dan estetika yang ada seperti sarana
transportasi, sanitasi, tempat berteduh, dan keamanan.
b. Agrowisata Ruangan Terbuka Buatan
Kawasan agrowisata ruangan terbuka buatan ini dapat didesain
pada kawasan-kawasan yang spesifik, namun belum dikuasai atau disentuh
oleh masyarakat adat. Tata ruang peruntukan lahan diatur sesuai dengan
daya dukungnya dan komoditas pertanian yang dikembangkan memiliki
nilai jual untuk wisatawan. Atraksiatraksi yang akan dijadikan objek
wisata pun dapat disusun sedemikian rupa sehingga menghasilkan atraksi
yang menarik. Dalam pengembangan agrowisata ruang terbuka campur
tangan dalam pengaturan alam dan usaha pertanian yang dilakukan sangat
dominan. Fasilitas pendukung untuk agrowisata ini tetap disediakan asal
tidak mengganggu ekosistem yang ada. Kegiatan-kegitan wisata ini dapat
dikelolah atau dijalankan oleh suatu badan usaha sedangkan untuk
pelaksanan pertanian tetap dijalankan petani lokal.

16
2.3.4. Prasyarat, Tipologi dan Fasilitas Kawasan Agrowisata
a. Prasyarat
Pengembangan Kawasan Agrowisata harus memenuhi
beberapa resyaratan dasar sebagai berikut :
a. Memiliki sumber daya lahan dengan agroklimat yang sesuai untuk
mengembangkan komoditi pertanian yang akan dijadikan komoditi
unggulan;
b. Memiliki prasarana dan infrastruktur yang memadai untuk
mendukung pengembangan sistem dan usaha agrowisata, seperti
misalnya : jalan, sarana irigasi atau pengairan, sumber air
baku,pasar, terminal, jaringan telekomunikasi, fasilitas perbankan,
pusat informasi pengembangan agribisnis, sarana produksi
pengembangan hasil pertanian, dan fasilitas umum, serta fasilitas
sosial lainnya.
c. Memiliki sumber daya manusia yang berkemauan dan berpotensi
untuk mengembangkan kawasan agrowisata;
d. Pengembangan agrowisata tersebut mampu mendukung upaya-
upaya konservasi alam dan kelestarian lingkungan hidup bagi
kelestarian sumber daya alam, kelestarian sosial budaya, maupun
ekosistem secara keseluruhan.
Utama (2005) dalam Hidayati F. Sulfa (2015) bnerpendapat
bahwa faktor pendorong wisatawan mengunjungi wisata bertipe
ecotourism dan agrotourism adalah dominan dipengaruhi oleh faktor
relaxation, escape, strenghthening family bond, dan play.
Kunjungannya untuk memenuhi tujuan penyegaran tubuh,
menghilangkan kejenuhan,ajakan teman atau keluarga, dan mencari
hiburan atau bermain.
Dari uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
Pengembangan Agrowista Taman Teknologi Pertanian Mollo nantinya
akan menggunakan potensi pertanian yang dikelolah langsung oleh

17
sumber daya manusia dan ditunjang oleh sarana dan prasarana yang
memadai.
b. Tipologi
Pengembangan kawasan agrowisata harus direncanakan dan
dikemas secara terpadu dengan memperhatikan aksesibitas, kemudahan
dan ketersediaan berbagai fasilitas dan layanan. Semakin banyak pilihan
produk wisata yang disediakan dalam suatu kawasan wisata maka akan
menjadikan kawasan wisata tyersebut menjadi semakin menarik. Adapun
tipologi kawasan agrowisata dapat diuraikan sebagai berikut :
Tabel.2.1 Tipologi Kawasan Agrowisata
No. Sub-Sektor Usaha Tipologi Kawasan Persyaratan Agroklimat
Pertanian
1. Tanaman Pangan dan Dataran rendah dan dataran tinggi, dengan Harus sesuai dengan jenis komoditi
Holtikultura tekstur lahan yang datar, memiliki sarana yang dikembangkan seperti : ketinggian
pengairan (irigasi), atau sumber air yang lahan, iklim dan tingkat keasaman
memadai. tanah
2. Perkebunan Dataran tinggi, tekstur lahan berbukit, Harus sesuai dengan jenis komoditi
tanaman tahunan, memiliki keindahan yang dikembangkan seperti : ketinggian
alam, dekat dengan kawasan konservasi lahan, iklim dan tingkat keasaman
alam. tanah.
3. Peternakan Dekat kawasan pertanian, perkebunan dan Lokasi tidak boleh berada di
kehutanan, dengan sistem sanitasi yang pemukiman dan memperhatikan aspek
memadai. adaptasi lingkungan.
4. Perikanan Darat Terletak pada kolam perikanan darat, Memperhatikan aspek keseimbangan
tambak, danau alam dan danau buatan, ekologi dan tidak merusak ekosistem
daerah aliran sungai baik dalam bentuk lingkungan yang ada.
keramba maupun tangkapan alam.
5. Perikanan Laut Daerah pesisir pantai hingga lautan dalam Memperhatikan aspek keseimbangan
hingga batas wilayah zona ekonomi ekologi dan tidak merusak ekosistem
ekslusif (ZEE) perairan NKRI lingkungan yang ada.
6. Hutan wisata Kawasan hutan lindung dikawasan tanah Sesuai dengan karakteristik lingkungan
Konservasi alam milik negara, kawasan ini biasanya alam wilayah konservasi hutan
(Kebun Raya) berbatasan langsung dengan kawasan lahan setempat.
pertanian dan perkebunan dengan tanda
batas wilayah yang jelas
Sumber : http/database.deptan.go.id

18
c. Infrastruktur
Infrastruktur pertanian diarahkan untuk mendukung pengembangan
sisttem dan usaha agrowisata sebagai sebuah kesatuan kawasan yaitu :
1. Dukungan fasilitas , sarana dan prasarana yang menuinjang kegiatan
agrowisata yang mengedepankan kekhasan lokal dan alami tetapi
mampu memberikan kemudahan, kenyamanan dan keamanan bagi
wisatawan. Berupa fasilitas transportasi, dan akomodasi,
telekomunikasi, maupun fasilitas lain yang dikembangkan sesuai
dengan jenis agrowisata yang dikembangkan.
2. Dukungan sarana dan prasarana untuk menunjang sub-sistem kegiatan
agribisnis primer terutama untuk mendukung keberlanjutan kegiatan
agribisnis primer, seperti : bibit atau benih, mesin dan peralatan
pertanian, pupuk, pestisida, obat atau vaksin ternak,dan lain-lain.Jenis
dukungan sarana dan prasarana dapat berupa:
- Jalan;
- Sarana transportasi
- Pergudangan sarana produksi pertanian;
- Fasilitas bimbingan dan penyuluhan, pendidikan dan pelatihan ;
- Fasilitas lain yang diperlukan;
3. Dukungan sarana dan prasarana untuk menunjang subsistem usaha tani
atau pertanian primer ( on-farm agribusiness ) untuk meningkatkan
produksi dan keberlanjutan ( sustainability ) usaha budidaya pertanian
: tanaman pangan dan holtikultura perkebunan, peternakan , perikanan
dan kehutanan. Sarana dan prasarananya antara lain:
- Jalan-jalan pertanian antar kawasan.
- Sarana air baku melalui pembuatan sarana irigasi untuk mengairi
dan menyirami lahan pertanian.
- Dermaga, tempat pendaratan kapal penangkap ikan , dan tambatan
perahu pada kawasan budidaya perikanan tangkapan, baik di danau
ataupun laut;
- Sub-terminal agribisnis dan terminal agribisnis;

19
4. Infrastruktur yang tepat guna yatu jenis dan bentuk bangunan
dirancang sedemikian rupa tanpa melakukan eksploitasi yang
berlebihan dan menimbulkan dampak minimal pa
5. da lingkungan.
6. Biro perjalanan wisata sebagai wadah yang digunakan untuk
mempromosikan pariwisata.

Berdasarkan deskripsi diatas maka dapat disimpulkan bahwa


Perancangan Agrowisata di Taman Teknologi Pertanianh Mollo
membutuhkan fasilitas dan sarana prasarana untuk mewadahi kegiatan
Edukasi seperti : penelitian, pengolahan,kegiatan produksi dan
pengemasan hasil tanaman serta fasilitas Rekreasi yang meliputi : jalan
penghubung, area bermain, utilitas kawasan, dan penunjang kegiatan
wisata lainnya.

d. Fasilitas Agrowisata
Ada dua pendekatan yang perlu dilakukan dalam penyediaan
fasilitas. Pendekatan pertama yaitu dengan memanfaatkan semua
objek,baik prasarana, sarana, dan fasilitas lingkungan yang masih
berfungsi, dan melakukan perbaikan jika diperlukan. Langkah kedua yaitu
dengan membangun prasarana, dan sarana yang masih dianggap kurang.
Sarana dan fasilitas yang dibutuhkan adalah sebagai berikut :
1. Jalan menuju Lokasi
Menciptakan sarana jalan yang baik dari segi fisik dan aman dilalui
kendaran wisatawan.
2. Pintu Gerbang
Pintu gerbang merupakan tempat keluar masuk resmi bagi pengunjung
kawasan agrowisata.

20
3. Tempat Parkir
Merupakan tempat yang sudah ditentukan untuk menempatkan
kendaraan. Luas tempat parkir harus proporsional dengan prediksi
jumlah rata-rata kendaraan pada saat ramai pengunjung. Letak tempat
juga perlu dipertimbangkan sehingga penggunaan tempat efisien.
4. Pusat Informasi
Merupakan tempat dan pusat kegiatan yang melayani pengunjung yang
ingin mengetahui dan mendapatkan informasi mengenai kawasan
agrowisata tersebut.
5. Papan Informasi
Merupakan papan yang diberi tulisan dan tanda-tanda yang berisi
keterangan atau penjelasan mengenai arah, keadaan lokasi, ataupun
hal-hal yang diperbolehkan maupun larangan-larangan, pengumuman,
dan rambu-rambu peringatan.Papan informasi yang disediakan harus
jelas dan mudah dibaca oleh pengunjung.
6. Jalan dalam kawasan agrowisata
Terdiri dari jalan kendaraan dan jalan setapak yang dilengkapi dengan
tanda-tanda jarak, papan keterangan, dan penunjuk arah.
7. Rumah Inap
Merupakan penginapan seperti guest house , pasanggrahan, pondok
wisata maupun hotel. Penginapan juga dapat dikembangkan langsung
diperumahan penduduk sehingga dapat menambah penghasilan bagi
penduduk setempat.
8. Sarana Penelitian
Menyediakan sarana penelitian yang dilengkapi dengan kebun
percobaan, bahkan perpustakaan sesuai dengan agrowisata yang
dijadikan sebagai objek wisata.

21
9. Toilet
Pada pengembangan agrowisata sebaiknya menyediakan toilet di
beberapa sudut, dan pada tiap-tiap toilet terdapat keterangan yang
menunjukan posisi toilet berikutnya. Toilet harus dibangun ditempat
yang mudah dijangkau untuk memudahkan pengunjung menjangkau
toilet tersebut. Perlu diperhatikan pula persediaan air dan
kebersihannya.
10. Tempat Ibadah
Menyediakan tempat ibadah bagi pengunjung yang beragama islam di
dalam lokasi agrowisata.
11. Tempat wisata
Perlu untuk menyediakan tempat sampah shingga dapat mencegah
atapun mengantisipasi sampah yang berserakan dimana-mana terutama
pada tempat-tempat duduk untuk beristirahat.
Dari penjelasan diatas maka Perancangan Agrowisata di Taman
Teknologi Pertanian Mollo yaitu dengan menyediakan fasilitas yang telah
menjadi standar seperti diatas, serta menmbahkan fasilitas-fasilitas
Agrowisata tambahan yang dibutuhkan untuk mendukung kegiatan dan
aktifitas pengguna taman khususnya untuk menunjang kegiatan utama di
taman.
2.3.5. Karakter Agrowisata
Karakteristik darikawasan wisata yang sudah berkembang adalah
kawasan agrowisata dengan kriteria sebagai berikut :
a. Memiliki potensi atau basis kawasan di sektor agro sperti pertanian,
holtikultura, perikanan maupun peternakan misalnya :
- Sub-sistem usaha pertanian primer ( 0n farm ), antara lain :pertanian
tanaman pangan dan holtikultura, perkebunan, peikanan, peternakan,
dan kehutanan;
- Sub-sistem industri pertanian, antara lain terdiri atas : industri
pengolahan, kerajinan, pengemasan, dan pemasaran baik lokal maupun
ekspor;

22
- Sub-sistem pelayanan, yang menunjang kesinambungan dan daya
dukung kawasan baik terhadap industri dan layanan wisata maupun
sektor agro misalnya: transportasi dan akomodasi, penelitian dan
pengembangan, perbankan dan asuransi, fasilitas telekomunikasi dan
infrastruktur.
b. Adanya kegiatan masyarakat yang didominasi oleh kegiatan pertanian dan
wisata dengan keterkaitan dan ketergantungan yang cukup tinggi.
Kegiatan pertanian yang mendorong tumbuhnya industri pariwisata, dan
sebaliknya kegiatan pariwisata yang mengacu berkembangnya sektor agro.
c. Adanya interaksi yang intensif dan saling mendukung untuk kegiatan agro
dengan kegiatan pariwisata dalam kesatuan kawasan. Berbagai kegiatan
dan produk wisata dapat dikembangkan secara berkelanjutan.
Dari uraian diatas, maka Perancangan Agrowisata di Taman
Teknologi Pertanian Mollo dapat memiliki kriteria sebagai berikut :
memiliki potensi pariwisata pertanian yang dapat menunjang kegiatan
berupa kegiatan Edukasi seperti Screen House, kebun dan laboratorium,
meningkatkan perekonomian masyarakat dengan menyediakan industri
pengolahan tanaman, serta penyediaan sarana dan fasilitas rekreasi berupa
: taman, wahana bermain, taman bermain, kolam pancing, area Camping
Ground, dan lain-lain, serta menyediakan fasilitas penunjang seperti
fasilitas pengelolah dan Service.
2.3.6. Konsep Dasar Pengembangan Agrowisata
Pengembangan Agrowisata disetiap lokasi menurut Betrianis
(1996) merupakan pengembangan yang terpadu antara pengembangan
masyarakat desa, alam terbuka yang khas, pemukiman desa, budaya dan
kegiatan pertaniannya serta sarana pendukung wisata seperti transportasi,
akomodasi dan komunikasi. Secara umum, pengembangan agrowisata
selalu menunjukan suatu usaha perbaikan kehidupan masyarakat petani
dengan memanfaatkan potensi yang ada secara optimal.

23
Upaya pengembangan agrowisata menurut Deasy (1994)
mengelompokkan konsep dasar pengembangan agrowisata menjadi lima
kelompok, yaitu :
a. Fungsi agrowisata sebagai obyek wisata merupakan ajang pertemuan
antara kelompok masyarakat dengan wisatawan yang mempunyai latar
belakang sosial budaya yang erbeda dan yang mempunyai motivasi
untuk mengetahui, menghayati serta menikmati hasil budidaya
masyarakat pada daerah tertentu.
b. Sistem struktural agrowisata, tediri dari sub-sub sistem obyek wisata,
sarana dan prasarana pariwisata, promosi dan penerangan pariwisata
dan wisatawan.
c. Strategi pengembangan desa agrowisata, dipandang sebagai unsur
pengembangan masyarakat yang lebih fundamental karena
orientasinya pada masyarakat, maka sasarannya bersifat strategis,
menyangkut kemampuan mandiri manusia di wilayah pedesaan.
Dengan demikian pengembangan agrowisata tidak lagi sekedar proses
pembangunan ekonomi tetapi juga proses pembangunan kebudayaan
yang mengandung arti pengembangan dan pelestarian.semua program
pengembangan agrowisata hendaknya berperan sebagai motivatir,
innovator dan dinamisator terhadap pertumbuhan dan perkembangan
masyarakat pedesaan menurut proses evolusi desa secara wajar. Selain
itu, semua program yang sifatnya pemanfaatan sumber daya alam dan
sumber dana harus memberikan dampak positif kepada semua pihak
yang terlibat.
d. Lokasi agrowisata memberikan pengaruh bedar terhadap sub-sub
sistem obyek wisata, prasarana dan sarana pariwisata, transportasi,
promosi dan wisatawan yang datang. Lokasi agrowisata dapat di dalam
kota, di pinggir kota atau di luar kota. Lokasi di luar kota/pedesaan
merupakan ciri lingkungan yang mempunyai daya tarik yang kuat bagi
wisatawan yang sebagian berasal dari kota.

24
e. Tata ruang suatu kawasan dipengaruhi oleh sistem nilai dan sistem
norma yang berlaku ditempat tersebut. oleh karena itu, program
pengembangan agrowisata hendaknya memperhatikaan tata ruang yang
sesuai dengan keadaan dan keperluan masyarakat setempat.
Menurut Tirtawinata dan Fachrudin (1996) menyatakan bahwa
terdapat tiga alternatif model agrowisata yang dapat diterapkan adalah
sebagai berikut :
a. Alternatif pertama, memilih daerah yang mempunyai potensi agrowisata
dengan masyarakat tetap bertahan dalam kehidupan tradisional
berdasarkan nilai-nilai kehidupannya. Model alternatif ini dapat ditemui di
daerah terpencil dan jauh dari lalu lintas ekonomi luar.
b. Alternatif kedua, memilih salah satu tempat yang dipandang strategis
dari segi geografis pariwisata, tetapi tidak mempunyai potensi agrowisata
sama sekali.Pada daerah ini akan dibuat agrowisata buatan.
c. Alternatif ketiga, memilih daerah yang masyarakatnya memperlihatkan
unsur-unsur tata hidup tradisional dan memiliki pola kehidupan bertani,
beternak, berdagang dan sebagainya serta tidak jauh dari lalu lintas wisata
yang cukup padat.

2.3.7. Model Pengembangan Agrowisata


a. Pengembangan Landscape
Pengembangan lanskap agrowisata harus berdasarkana RTRW
(Rencana Tata Ruang Wilayah) yang dilakukan di kota, kabupaten,
propinsi atau produk perencanaan lainnya yang mendukung dan menjadi
dasar pengembangan wilayah. Konsep dasarnya meliputi :
- Memanfaatkan dan melestarikan kawasan lindung yang menjamin fungsi
hidrologis serta sebagai pengendali pelestarian alam yang meliputi
kawasan lindung, kawasan hutan lindung, kawasan suatu alam dan cagar
budaya serta kawasan rawan bencana.

25
- Mengembangkan kawasan budidaya pertanian lahan basah dan lahan
kering sebagai mata pencaharian pokok penduduk jangka panjang,
sekaligus pembentukan lanskap pertanian yang menunjang keindahan dan
keseimbangan alam, pengalihan lahan-lahan non pertanian diarahkan pada
lahan-lahan yag tidak atau kurang produktif.
- Mengembangkan kawasan-kawasan wisata baru sesuai dengan potensi
alam yang tersedia, selain mengembangkan obyek wisata yang telah ada,
perlu dikembangkan / diversifikasi produk lainnya yang menjadi alternatif
daya tarik wisata.
Lanskap agrowisata adalah sebuah lanskap pertanian berupa lahan
pertanian, fasilitas pertanian, dan pengolahan hasil pertanian yang telah
dimodifikasi oleh tangan-tangan manusia untuk kepentingan ekonomi dan
rekreasi serta memanfaatkan pemandangan lanskap alaminya dengan
meminimalkan perusakan lingkungan yang akan terjadi. Pemandangan
lanskap alami tersebut dapat berupa kebun, taman koleksi, taman bunga,
ladang, sawah, pekarangan, peternakan, danau, laut, dan pegunungan.
Beberapa syarat lanskap agrowisata dikemukakan Nasrullah yang diacu
dalam Khairul (1997), yaitu :
a. Tertata dengan indah
b. Berproduksi tinggi
c. Dilengkapi sarana penunjang yang baik
d. Terdapat kebun pembibitan
e. Memperhatikan lingkungan
f. Memperhatikan keselamatan dan kemudahan-kemudahan.
Lanskap yang berasal dari kombinasi pengolahan tanah untuk
panen, pakan ternak (hijauan) dan penanaman pohon di area yang
berkontur dapat menarik sejumlah wisatawan domestik dan internasional.
Daerah demikian dipertimbangkan untuk menjadi lokasi ideal untuk
menguji pontensi agrowisata (salah satu pasar berbasis mekanisme
pelayanan lingkungan) sebagai penghargaan terhadap manfaat lanskap
yang berkontribusi dalam menurunkan kemiskinan (Sakuyama, 2006).

26
Menurut Rustam Hakim Prinsip dasar utama dalam perancang
Landscape adalah :
- Keseimbangan (Balance)
Keseimbangan (Balance) dalam desain berarti penyamaan tekanan
visual suatu komposisi antar unsur-unsur yang ada pada taman.Ada
dua macam nilai keseimbangan yakni keseimbangan statis dan
dinamis. Keseimbangan statis yakni keseimbangan yang formal dan
simetris baik ukuran, berat dan bentuknya sedangkan keseimbangan
dinamis akan menghasilkan suatu susunan yang menarik melalui
keseimbangan asimetris.Hal ini dapat diperoleh melalui visual
balance.
- Irama dan Pengulangan (Rhythm and Repetation)
Merupakan pengulangan unsur-unsur lansekap yang dipergunakan
pada tempat yang berbeda dalam suatu tapak sehingga membentuk
suatu ikatan atau hubungan visual dari bagian-bagian yang
berbeda.Irama dapat diciptakan dengan penempatan pola-pola yang
jelas, terbentuk melalui pengulangan unsur-unsur lansekap dalam suatu
area.Pengulangannya dapat berupa pengulangan garis, bentuk,tekstur,
ruang dan warna.
- Penekanan dan Aksentuasi (Emphasis)
Merupakan upaya untuk menonjolkan salah satu unsur agar lebih
tampak terlihat dalam komposisi susunan elemen lansekap. Unsur-
unsur lansekap lainnya yang tidak menonjol berfungsi sebagai
penghubung atau pengikat kesatuan.Penekanan ditimbulkan oleh
dominanya salah satu komponen unsur sehingga menimbulkan kontras
terhadap elemen lainnya.Penekanan dapat diciptakan melalui ukuran,
bentuknya sendiri, tata letaknya, juga unsur-unsur lainnya seperti garis,
warna, bentuk, tekstur dan ruang.
- Keteraturan dan Kesatuan (Unity)
Kesatuan diperoleh dari penggunaan komponen yang efektif dalam
suatu desain untuk menyatakan suatu gagasan utama secara

27
konsisten.Penggunaan unsur-unsur untuk memperjelas suatu tema
spesifik didalam unit menciptakan keselarasan. Kesatuan berarti
semua bagian dari komposisi lansekap saling beraitan. Pengulangan
Tekstur, warna, bentuk maupun ruang dalam suatu desain membantu
mempersatukan desain.
- Skala dan Proporsional ( Scale and Proportion )
Proporsi mengacu pada ukuran komponen desain dalam hubungan
antara satu dengan yang lainnya secara menyeluruh.Proporsi dalam
desain lanseap pada umumnya berhubungan dengan orang dan
aktivitas mereka.
- Kontras ( Opposition or Contrasting Visual )
Kontras adalah perbandingan dari unsur-unsur/elemen-elemen yang
berlainan dan membantu mengidentifikasi bentuk dan meningkatkan
variasi visual suatu komposisi.Aspek kontras meliputi bukan saja
semata-mata bentuk,ukuran, warna dan tekstur, tetapi juga menyangkut
masalah penempatan, arah dan efek ruang.
b. Zonasi pengembangan kawasan
Agrowisata yang dikembangkan hendaknya mendukung terhadap
upaya diversifikasi produk wisata yang mendukung fungsi kawasan wisata
dan sekaligus memperhatikan budidaya pertanian. Pengembangannya
dilakukan berdasarkan potensi pertanian yang dimiliki dan peruntukan
ruangnya sesuai dengan RTDR dari masing-masing desa di satu
kecamatan sehingga fungsi pariwisata dapat dilakukan sejalan dengan
fungsi budidaya pertanian. Menurut Gumelar S. Sastrayuda (2010)
pengembangan zonasi kewilayahan (RTRW) dikategorikan dalam
beberapa peletakannya terdiri dari :
- Dalam kawasan lindung, peruntukan ruang adalah hutan lindung, hutan
suaka margasatwa dan cagar alam, dan hutan konservasi.
- Dalam kawasan penyangga yaitu kawasan antara hutan lindung dan
kawasan budidaya pertanian adalah dalam bentuk perkebunan terbatas.

28
- Dalam kawasan budidaya pertanian, ruang diperuntukan tanaman
tahunan, tanaman pangan lahan basah dan tanaman pangan lahan
kering.
- Dalam kawasan non pertanian diperuntukan untuk rekreasi fungsi
pariwisata, pemukiman dan industri.
2.3.8. Fasilitas Objek Daya Tarik Wisata
Menurut Sastrayuda Gumelar S (2010) pada umumnya ODTW
agro belum memiliki standar yang dapat dijadikan dasr untuk membangun
faslitas yang dibutuhkan wisatawa. Namun dalam beberapa hal
perencanaan fasilitas dapat mengacu pada kebutuhan pengunjung. Adapun
untuk mendapatkan fasilitas yang dapat memenuhi pelayanaan pada
ODTW agro dapat mempelajar karakteristik, meliputi :
a. Pola aktifitas wisatawan di ODTW agrowisata
Dari segi jenis wisatawan dibagi menjadi wisatawan nusantara dan
mancanegara dengan kegiatan :
− Berwisata bersama keluarga
− Berwisata secara rombongan
− Berwisata dengan membawa makanan sendiri/piknik
− Berwisata memakai kendaraan sendiri.
b. Aktifitas pengunjung di agrowisata
Pola aktivitas pengunjung di lokasi agrowisata sangat bervariasi dan
memiliki kekhususan tergantung dari jenis lokasi dan karakter dari
agrowisata itu sendiri. Aktiivitas pengunjung dengan karakter
agrowisata yang berada pada perbukitan dapat memadukan berbagai
kegiatan seperti :
- Menikmati pemandangan/fotografi
- Jalan-jalan, jogging, bersepeda
- Bermain/berekreasi keluarga
- Memetik
- Menanam bibit
- Berkemah

29
- Kegiatan outbond
- Mengamati lokasi flora
- Membeli hasil agro wisata
Aktivitas pengunjung dengan karakter dataran rendah dapat
memadukan berbagai kegiatan seperti :
- Menikmati pemandangan/fotografi
- Jalan-jalan, jogging, bersepeda
- Berkemah
- Mengamati lokasi flora
- Membeli hasil agro wisata
- Rekreasi keluarga/ children play ground
- Keliling kawasan dengan kendaraan khusus
- Menanam dan membeli bibit komoditas pertanian
- Kegiatan outbond
c. Gambaran fasilitas yang dapat dikembangkan dalam lokasi wisata :
- Gerbang pintu masuk
- Parkir
- Pos keamanan
- Tempat sampah
- Mushola
- Toilet
- Rumah makan/restaurant
- Wartel
- Shelter
- Toko cinderamata
- Pusat informasi
- Jalan setapak
- Gardu pandang
- Petunjuk arah
- Plaza
- Loket

30
2.4.Tinjauan Taman
2.4.1. Pengertian Taman
Menurut Laurie (1986 : 9), Taman yang diketahui oleh masyarakat
adalah sebuah areal yang berisikan komponen mterial keras danlunakyang
saling mendukung satu sama lainnyayang sengaja direncakan atau dibuat
oleh manusia dalam kegunaanya sebagai tempat penyegar dalam maupun
luar ruangan.Taman dapat dibagi menjadi taman alami dan taman
buatan.Taman yang sering dijumpai adalah taman rumah tinggal, taman
lingkungan, taman bermain, taman rekreasi dan taman botani.Taman
(garden) berasal dari Bahasa Ibrani gan, yang berarti melindungi dan
mempertahankan, menyatakan secara tidak langsung hal pemagaran atau
lahan berpagar, dan oden atau eden, yang berarti kesenangan atau
kegembiraan. Jadi dalam bahasa inggris perkataan “garden” memiliki
gabungan dari kedua kata-kata tersebut, yang berarti sebidang lahan
berpagar yang digunakan untuk kesenangan dan kegembiraan.
1. Taman merupakan wajah dan karakter bahan atau tapak, berarti bahwa
menikmati taman mencakup dua hal yaitu penampakan visual, dalam
arti yang bisa dilihat dan penampakan karakter dalam arti apa yang
tersirat dalam taman tersebut.
2. Taman mencakup semua elemen yang ada, baik elemen alami
(natural), dan elemen buatan manusia (artificial), bahkan mahkluk
hidup yang ada didalamnya terutama manusia. Secara umum dapat
diambil pengertian pembeda antara taman sebagai landscape dan
taman sebagai garden, yaitu bahwa taman sebagai (landscape) elemen
tamannya lebih banyak didominasi oleh elemen alami, sedangkan
(garden) elemennya lebih didominasi oleh elemen buatan manusia
(artificial) (Suharto, 1994).
2.4.2. Fungsi Taman
Adapun fungsi-fungsi Taman yaitu sebagai berikut :
a. Fungsi hidrologi, dalam hal penyerapan air dan mereduksi potensi
banjir. Pepohonan melalui perakarannya yang dalam mampu

31
meresapkan air kedalam tanah, sehingga pasokan air dalam tanah
semakin meningkat dan jumlah aliran limpasan air juga berkurang
yang akan mengurangi terjadinya banjir.
b. Fungsi kesehatan, taman yang penuh dengan pohon sebagai paru-paru
kota merupakan produsen oksigen yang belum tergantikan fungsinya.
Peran pepohonan yang tidak dapat digantikan dengan yang lain adalah
berkaitan dengan penyediaan oksigen bagi kehidupan manusia.
c. Fungsi estetis, akan terlahir dengan sendirinya jika taman yang ada
tetap mempertahankan keasliannya. Karena pada dasarnya keindahan
tersebut akan hadir dengan sendiri, mengingat tanaman memiliki nilai
seni yang tidak ternilai.
d. Fungsi sosial, dimana taman dapat menjadi tempat bagi berbagai
macam aktivitas sosial seperti berolahraga, rekreasi, diskusi dan lain-
lain. Fungsi ini pada dasarnya menjadi kebutuhan warga kota sendiri
yang secara naluri membutuhkan ruang terbuka untuk bersosialisasi
sekaligus menyerap energi alam.
e. Fungsi ekologi, taman dapat berfungsi sebagai filter berbagai gas
pencemar dan debu, pengikat karbon, pengatur iklim mikro.
Pepohonan yang rimbun dan rindang, yang terus menerus menyerap
dan mengolah gas karbondiksida (CO2), sulfur oksida (SO2), ozon
(O3), nitrogendioksida (NO2), karbon monoksida (CO), dan timbal
(Pb) yang merupakan 80 % pencemar udara kota, menjadi oksegen
segar yang siap dihirup warga setiap saat. Dalam fungsi ekologis ini
pula, taman menjadi tempat untuk melestarikan berbagai jenis
tumbuhan dan hewan. Pelestarian ini selain untuk mempertahankan
jenis-jenis tumbuhan dan hewan dari kepunahan, juga untuk
menyeimbangkan kehidupan itu sendiri.
f. Fungsi rekreasi, taman dapat juga berfungsi sebagai tempat
berolahraga dan rekreasi yang mempunyai nilai sosial, ekonomi, dan
edukatif. Tersedianya lahan yang teduh, sejuk dan nyaman dapat
mendorong warga kota untuk memanfaatkan taman sebagai sarana

32
berjalan kaki setiap pagi, olahraga dan bermain, dalam lingkungan
kota yang benar-benar asri, sejuk dan segar sehingga dapat
menghilangkan rasa capek.
2.4.3. Manfaat Taman.
Manfaat sistem ruang terbuka dan tata hijau dalam Peraturan
Mentri Pekerjaan Umum Nomor: 06/PRT/M/2007 tentang Pedoman
Umum Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan antara lain:
1. Meningkatkan kualitas kehidupan ruang kota melalui penciptaan
lingkungan yang aman, nyaman, sehat, menarik, dan berwawasan
ekologis.
2. Mendorong terciptanya kegiatan publik sehingga tercipta integrasi
ruang sosial antar penggunanya.
3. Menciptakan estetika, karakter dan orientasi visual dari suatu
lingkungan.
4. Menciptakan iklim mikro lingkungan yang berorientasi pada
kepentingan pejalan kaki.
5. Mewujudkan lingkungan yang nyaman, manusiawi dan berkelanjutan.
2.4.4. Elemen Taman.
Menurut Arifin (2006), dalam perancangan taman perlu dilakukan
pemilihan dan penataan secara detail elemen-elemennya, agar taman dapat
fungsional dan estetis. Elemen taman dapat diklasifikasikan menjadi:
a. Berdasarkan jenis dasar elemen meliputi:
 Elemen alami dan,
 Elemen buatan.
b. Berdasarkan kesan yang ditimbulkan:
 Elemen lunak (soft material) seperti tanaman dan satwa.
 Elemen keras (hard material)seperti ground cover, pagar,
schlupture, bangku taman, kolam, lampu taman, patung,
pergola.
c. Berdasarkan kemungkinan perubahan:

33
Taman dalam skala besar (dalam konteks lansekap), memiliki
elemen perancangan yang lebih beragam dimana memiliki
perbedaan dalam hal kemungkinan dirubah. Elemen tersebut
diklasifikasikan menjadi:
 Elemen mayor (elemen yang sulit diubah), seperti sungai,
gunung, pantai, hujan, kabut, suhu, kelembaban udara, radiasi
matahari, angin, petir.
 Elemen minor (elemen yang dapat diubah), seperti sungai kecil,
bukit kecil, tanaman, dan elemen buatan manusia.
d. Pembagian taman berdasarkan bentuk dan skalanya terdiri atas:
 Taman (garden), diterjemahkan dari bahasa ibrani, gan berarti
melindungi atau mempertahankan lahan yang ada dalam suatu
lingkungan berpagar, oden berarti kesenangan, kegembiraan,
dan kenyamanan sehingga garden dapat diartikan sebagai
sebidang lahan berpagar yang digunakan untuk mendapatkan
kesenangan, kegembiraan, dan kenyamanan (Laurie, 1986).
 Park merupakan bagian penting dari lingkungan yang
dimanfaatkan sebagai sarana rekreasi, memiliki area yang
terbatas sehingga tidak dapat memenuhi semua permintaan
potensial sebagai ruang beraktifitas manusia dan proses alami
yang bervariasi (Forsyth, Laura R. dan Mushacchio, 2005).
 Landscape adalah suatu tempat, wadah atau ruang rekonstruksi
yang sengaja ditata untuk berbagai tujuan yang didasari atas
persyaratan fungsi, bentuk dan estetika, yang dijiwai oleh
hubungan manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia dan
manusia dengan alam lingkungannya.

34
2.5. Tinjauan Taman Rekreasi
2.5.1. Pengertian Taman Rekreasi
Berdasarkan Keputusan Menparposel No. KM 70/PW 105/MPPT
85 tentang Peraturan Usaha Rekreasi dan Hiburan Umum pasal 2, yang
disebut sebagai taman rekreasi adalah suatu usaha yang menyediakan
tempat dan berbagai fasilitas untuk memberikan kesegaran jasmani dan
rohani yang mengandung unsur hiburan, pendidikan dan kebudayaan
sebagai usaha pokok disuatu kawasan tertentu, dan dapat dilengkapi
dengan penyediaan pelayanan makanan dan minuman serta akomodasi.
Berdasarkan edaran Mentri Negara Kependudukan dan
Lingkungan Hidup tentang Peran dari Pengelolaan Usaha Taman Rekreasi/
Objek Wisata sebgaia usaha industri yang berwawasan lingkungan,
disebutkan bahwa jenis taman rekreasi dapat berupa taman rekreasi alam
maupun taman rekreasi buatan atau kombinasi antara keduanya,
tergantung pada suasana yang ingin diciptakan, apakah taman rekreasi
hiburan, olahraga, pendidikan atau peristirahatan.
Taman Rekreasi merupakan salah satu wisata minat khusus yang
memiliki daya tarik alam dan potensi seni budaya bangsa untuk
menimbulkan daya tarik dan minat khusus tersendiri. Dimana wisata minat
khusus merupakan salah satu usaha pemanfaatan sumber daya sarana
wisata, dimana bertujuan untuk relaksasi (kesegaran jasmani dan rohani)
untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang bersifat santai, selain itu juga
dapat mengoptimalkan potensi-potensi alam yang ada di Kawasan Taman
rekreasi tersebut misalnya berupa tanaman, tanah yang berkontur, air
waduk, dan lain-lain, sekaligus bisa menambah pendapatan/pemasukan
dana baik bagi masyarakat sekitar, pihak Pemda maupun negara. (Taufik
R, 2009).

35
2.5.2. Fungsi Taman Rekreasi
Taman Rekreasi sebagai tempat tujuan wisata dan rekreasi
mempunyai beberapa fungsi yaitu sebagai berikut :
a. Fungsi Rekreasi
Harus dapat mengakomodasi kebutuhan untuk mendapatkan kesegaran
fisik atau pikiran.
b. Fungsi Pendidikan
Dapat memberikan tambahan pengetahuan ataupun wawasan kepada
pengunjung sesuai dengan maksud pengadaan taman rekreasi.
c. Fungsi Penelitian
Sebagai sarana penelitian yang memadai sesuai dengan objek yang
disajikan
d. Fungsi Konservasi
Mampu memberikan perlindungan yang baik terhadap objek-objek wisata
yang ada sehingga benar-benar dapat membantu didalam upaya pelestarian
alam.
2.5.3. Manfaat Taman Rekreasi
Taman rekreasi bukan hanya sebagai tempat berekreasi tetapi juga
mempunyai manfaat, antara lain :
a. Bagi pengunjung
Dapat mengembalikan kesegaran fisik dan pikiran, memberikan tamabahan
pengetahuan serta sebagai sarana penelitian.
b. Bagi Lingkungan sekitar
Dapat membantu meningkatakan pendapatan masyarakat didalam dan
disekitar kawasan.
c. Bagi Pemerintah Daerah
Dapat meningkatkan pendapatan daerah.

36
2.5.4. Macam-macam Taman Rekreasi
Berikut merupakan macam-macam taman rekreasi antara lain :
a. Taman Rekreasi Budaya
Taman rekreasi yang daya tariknya bersumber pada kebudayaan, seperti
peninggalan sejarah, atraksi kesenian, dan objek lain yang berkaitan
dengan budaya.
b. Taman Rekreasi Pendidikan
Taman rekreasi yang ditujukan guna kepentingan ilmu pengetahuan selain
sebagai tempat untuk berekreasi.
c. Taman Rekreasi Alam
Daya tarik yang ditawarkan dari taman ini adalah keindahan dan kekayaan
alam.
d. Taman Rekreasi Air
Taman rekreasi ini berhubungan dengan kawasan perairan baik digunakan
untuk rekreasi maupun untuk kegiatan olahraga air.

37
2.6.Studi Kasus
Tabel 2.2 Studi khasus pada Agrowisata Bhakti Alam.
Deskripsi objek Konsep pengembangan Fasilitas Gambar Kesimpulan
Agrowisata Bhakti Taman resapan air, ruang  Area Entrance Kawasan Agrowisata Bhakti
Alam merupakan sebuah terbuka hijau, taman edukasi  Tempat parkir
Alam merupakan salah satu
dan rekreasi. obyek wisata yang
wisata berkonsep alam  Green House
mempunyai potensi utama
 Unit Pengolahan
perkebunan dan peternakan sebagai wisata pertanian
 Pasteurisasi
yang ada di Desa Ngembal, yang didalamnya
 Peternakan Sapi
menyediakan sarana
Kecamatan Tutur  Out Bond Kids
edukasi, rekreasi, kawasan
 Kolam Ikan
Nongkojajar, Kabupaten peresapan, dan paru-paru
 Wahana
Pasuruan, Jawa Timur. kota, dan berbagai fasilitas
 Pendopo
pendukung rekreasi.
dengan luas lahan sebesar 60  barak
Kawasan ini juga
 Camping
Ha. Berada di ketinggian menerapkan pola penataan
 Ground, cottege
450-550 meter diatas sirkulasi dan kontur yang
 Mushola
baik sehingga tidak
permukaan laut.Dirancang  Unit Kesehatan
menimbulkan kesan
dengan konsep agrowisata  Office / Kantor
monoton.
Administrasi
terpadu mulai dari bercocok
 Tokoh Souvenir
tanam hingga pemanenan  Kantin

hasil.  Kolam Pancing


 Kios Bunga
.  Produk Olahan Kios
Buah dan ATV

Gambar : Tabel Study Khasus Taman Bhakti Alam


Sumber : Olahan Penulis (2020)

38
Tabel 2.3 Studi Banding pada Agrowisata Salak Pondoh.
Deskripsi objek Konsep pengembangan Fasilitas Gambar Kesimpulan
Agrowisata Salak Taman resapan air, ruang  Tempat Bermain anak Lansekap onjek wisata ini
Pondoh terletak di dusun terbuka hijau, taman edukasi  Pemancingan tetap mempertahankan
dan rekreasi.  Kolam Renang suasana pedesaan dengan
Gadung, Bangunkerto, Turi,
 Taman buah / kebun menggunakan vegetasi-
Sleman , Yogyakarta. Salak vegetasi tanaman buah dan
Beroperasi pada tahun 1994  Taman obat-obatan obat-obatan sebagai
 Taman air pembentuk ruangan dan
dengan luasan lahan sebesar
taman sekaligus sebagai
 Homestay
27 Ha. Agrowisata ini atraksi wisata yang
 Tempat beristirahat dan
merupakan kompleks disuguhkan. Air yang
duduk-duduk
melimpah dimanfaatkan
perkebunan salak yang  Jalur pedestrian
untuk kolam pemancingan
dipadukan dengan wisata  Koperasi agrowisata
dan taman air.
buatan lainnya.
.

Gambar : Tabel Study Khasus Agrowisata Salak Pondoh


Sumber : Olahan Penulis (2020)

39
2.7.Tinjauan tentang Pendekatan ( Metafora Arsitektur )
Metafora adalah suatu gaya yang berkembang pada zaman
postmodern. Banyak yang mengatakan bahwa Arsitektur metafora adalah
sebuah bahasa untuk mengatakan sesuatu melalui ungkapan bentuk-bentuk
visual yang dihasilkannya. Metafora dalam Arsitektur merupakan kiasan atau
ungkapan bentuk, diwujudkan dalam bangunan dengan harapan akan
menimbulkan tanggapan dari orang yang menikmati atau memakai karyanya.
Pendekatan metafora,digunakan untuk mengekspresikan makna dibalik suatu
desain bangunan.
Metafora menurut Anthony C. Antoniades, 1990 dalam bukunya
”Poetic of Architecture” Metafora adalah suatu cara memahami suatu hal,
seolah hal tersebut sebagai suatu hal yang lain sehingga bisa mempelajari
pemahaman yang lebih baik dari suatu topik dalam pembahasan atau
menerangkan suatu subyek dengan subyek lain dan berusaha melihat suatu
subyek sebagai suatu hal yang lain.
2.7.1 Jenis-jenis Metafora
Berdasarkan cara perbandingan dan objek yang dijadikan
perumpamaan, maka konsep metafora dapat dibedakan menjadi tiga macam
yaitu Intangible Metaphor (metafora abstrak), Tangible Metaphors (metafora
konkrit) dan Combined Metaphors (metafora kombinasi).
Berikut penjelasan masing-masing jenis metafora tersebut :
a. Intangible Metaphor (metafora abstrak)
Intangible methaphors adalah metafora abstrak yang berangkat dari
sesuatu yang abstrak dan tak terlihat (tak berbentuk).Misalnya seperti konsep,
ide, hakikat manusia,paham individualisme,naturalisme,komunikasi,tradisi,
budaya termasuk nilai religius.
b. Tangible Metaphors (metafora konkrit)
Tangible methaphors adalah metafora nyata yang berangkat dari
bentuk visual serta spesifikasi atau karakter tertentu dari sebuah benda nyata.
Benda yang dijadikan acuan biasanya merupakan benda yang memiliki nilai
khusus bagi kelompok masyarakat tertentu. Misalnya sebuah rumah dengan

40
metafora buah labu, maka rumah tersebut akan dibuat mirip buah labu.
c. Combined Metaphors (metafora kombinasi)
Combined methafors adalah metafora kombinasi yang merupakan
penggabungan metafora abstrak dan metafora konkrit. Metafora kombinasi
membandingkan suatu objek visual dengan benda lain serta mempunyai
persamaan nilai konsep dengan objek acuannya. Objek tersebut digunakan
sebagai acuan kreativitas dalam perancangan.
Perancangan Agrowisata di zona 1 Taman Teknologi Pertanian Mollo
ini menggunakan tangible metaphor yaitu metafora dalam bentuk konkrit dan
dapat dirasakan karakter visualnya. Metafora ini digunakan dengan tujuan
untuk mendapatkan bentuk bangunan yang dapat merepresentasikan fungsi
Agrowisata, serta dengan bentuk yang menarik sehingga dapat menarik
pengunjung untuk datang ke Agrowisata ini.
2.7.2 Contoh Desain dengan Metafora Arsitektur
Contoh bangunan yang menerapkan pendekatan Metafora Konkrit yang
diambil sebagai acuan dalam perancangan sehingga mengetahui proses
terbentuknya bentuk metafora pada suatu bangunanyaitu :
a. Sepatu Haines House
Sepatu Haines House adalah rumah berbentuk sepatu di Hallam,
Pennsylvania, Dibangun oleh salesman sepatu Mahlon Haines pada tahun
1948 sebagai bentuk iklan.

Gambar 2.1 : Rumah berbentuk sepatu di Hallam


Sumber : https://www.hainesshoehouse.com

41
b. The Sheep Building, Selandi Baru

Bangunan ini merupakan penerapan konsep metafora dari bentuk


domba, bisa kita lihat dari bentuk depan bangunan yang sangat menyerupai
bentuk kepala domba.

Gambar 2.2 : The Sheep Building (Tirau, Waikato, Selandia Baru)


Sumber : Kelsey Wilkie,2016

c. Lotus Temple
Lotus Temple adalah salah satu bangunan kuil atau tempat ibadah
umat Hindu di India. Bangunan ini dirancang oleh Fariborz Sahba. Bunga
lotus dianggap suci dan memiliki konotasi religius dalam agama Hindu.
Lotus dikaitkan dengan dewa-dewa Hindu. Misalnya dewi Laksmi yang
selalu digambarkan duduk di atas lotus. Bunga lotus tetap tak tersentuh
oleh air dan lumpur dari kolam,sehinggamempunyai makna bahwa lotus
tidak akan tenggelam dalam pengaruh kesenangan duniawi. Kuncup lotus
memberikan arti sebagai jiwa yang mempunyaikemampuan mekar,
melambangkan perjalanan kegelapan menuju pencerahan. Bunga Lotus
melambangkan spiritual.

Gambar 2.3 : Lotus Temple


Sumber :Banerjee Samayita,2019

42
2.8.Tinjauan tentang Bunga Krisan
Krisan merupakan jenis tanamkan hias yang berasal dari China. Pada
abad ke empat Jepang mulai membudidayakan bunga Krisan kemudian dijadikan
sebagai simbol Kekaisaran Jepang pada saat itu. Bunga Krisan pertama kali
dibudidayakan di Indonesia pada abad ke 17 dan secara Intensif di budidayakan
pada tahun 1940 (Rukmana dan Mulyana,1997). Bunga Krisan sangat digemari
karena varietas warna dan jenisnya yang beragam serta bentuknya yang menarik.
Ciri khas pada tanaman ini diamati pada bentuk daunnya yaitu tepi bercelah dan
bergerigi tersusun secara berselang-seling pada cabang atau batang. Perakaran
tanaman krisan menyebar kesemua arah pada kedalaman 30–40 cm. Bunga krisan
tumbuh tgeak pada ujung tanaman dan tersusun dalam tangkai berukuran pendek
sampai panjang dan bentuk bunga beraneka ragam tergantung varietasnya
(Rismunandar, 1995)
2.8.1 Ciri-ciri Tanaman Krisan
a. Ciri Berdasarkan Akar
Akar bunga krisan adalah akar serabut. Perakaran ini biasanya dapat
tumbuh dan masuk hingga kedalaman 30-40 cm dari permukaan tanah
menyebar ke semua arah. Adapun lingkungan tanah yang kurang baik dapat
mempengaruhi akar ini jadi mudah rusak. Oleh karena itu, jika Anda
berminat untuk membudidayakannya, pastikan pilih media tanam yang
benar-benar gembur.
b. Ciri Berdasarkan Batang
Batang tanaman krisan memiliki tekstur lunak, tumbuh tegak, dan
berwarna hijaum dengan bentuk membulat dan permukaannya kasar. Batang
dari bunga ini juga dapat mengeras atau berkayu dengan warna hijau
kecoklatan jika ia dibiarkan tumbuh terus.
3. Ciri Berdasarkan Daun Bunga Krisan
Ciri khas bunga krisan sebetulnya dapat lihat dari bentuk daunnya.
Seperti bisa dilihat pada gambar, daun bunga krisan memiliki bagian tepi
yang bergerigi dan bercelah dengan tulang daun menyirip. Daun ini tersusun
berselang-seling pada batang dan cabangnya. Ia tumbuh dengan bentuk

43
lonjong, dilengkapi pangkal yang membulat dan ujung yang meruncing.
Panjang daunnya ini berkisar antara 7 hingga 13 cm dengan lebar berkisar 3
hingga 6 cm.
4. Ciri Berdasarkan Kelopak Bunga Krisan
Kelopak Bunga krisan akan tumbuh pada ujung batang dan tersusun
rapi di tangkai berukuran pendek sampai panjang. Jenis bunga krisan
dikategorikan menjadi dua jenis yaitu krisan jenis spray dan krisan jenis
standar. Untuk bunga krisan jenis spray, biasanya dalam satu tangkai bunga
ada 10 sampai 20 kuntum bunga yang ukurannya kecil. Sedangkan bunga
Krisan jenis standar, di dalam satu tangkainya biasanya hanya terdapat satu
kuntum bunga yang ukurannya besar. Kelopak bunga krisan berbentuk cawan
dengan ujung runcing dan memiliki garis tengah pada kelopak 3-5 cm.
Panjang bunganya berkisar 3-8 mm.
5. Ciri Berdasarkan Buah dan Biji Bunga Krisan
Buah bunga krisan berbentuk lonjong, ukurannya kecil, dan ditutupi
oleh selaput buah. Buahnya jika masih muda berwarna putih dan setelah tua
akan berubah menjadi hitam. Buah krisan merupakan hasil penyerbukan dari
bunga sehingga di dalamnya akan berisi banyak sekali biji. Adapun bijinya
ini berukuran sangat kecil dengan bentuk lonjong. Biji inilah yang biasanya
digunakan sebagai bahan tanam dalam budidaya bunga krisan.
2.8.2 Jenis-jenis Tanaman Krisan
1. Krisan Carinatum (Chrysanthemum carinatum)
Bunga ini memiliki warna yang berjumlah 2 hingga 3 warna, dengan
bentuknya yang seperti lingkaran. Bunga ini lebih banyak dipilih untuk
hiasan karena memiliki bentuk yang cantik dan juga aromanya yang khas,
pada bagian tengah terdapat warna gelap.

Bunga ini banyak digemari juga karena dapat mekar hanya dalam
waktu dua minggu setelah proses penanaman benih.

44
Gambar 2.4 : Krisan Carinatum
Sumber : Bunadi, 2019
2. Bunga Krisan Pompom (Chrysanthemum Pompoms)
Bunga krisan yang satu ini mendapatkan namanya karena bentuk
kelopak bunga berlapis-lapis yang membentuk bola. Biasanya bunga jenis ini
berwarna kuning cerah, putih, dan ungu. Diameter gumpalan bunga krisan ini
bisa melebihi 10 cm.

Gambar 2.5 : Krisan Pompom


Sumber : Bunadi, 2019
3. Bunga Krisan Segetum (Chrysanthemum segetum)
Bunga krisan yang pertama dan paling umum adalah krisan segetum.
Ciri khas bunga krisan segetum adalah kelopak berwarna kuning dengan
bagian tengahnya yang lebih gelap. Bunga krisan jenis ini akan mulai terlihat
mekar setelah tiga bulan penanaman bibit dan bisa tumbuh tinggi hingga 50
cm. Biasanya, bunga krisan ini akan bertahan selama dua bulan setelah
tumbuh.

45
Gambar 2.6 : Krisan Segetum
Sumber : Pinterest.com

4. Bunga krisan inodorum (Chrysanthemum inodorum)


Bunga krisan inodorum memiliki kelopak berwarna putih bersih
dengan bagian tengah yang berwarna kuning terang. Jenis yang satu ini bisa
tumbuh tinggi hingga 35 cm.

Gambar 2.7 : Krisan Inodorum


Sumber : Bunadi, 2019
5. Bunga Krisan Maximum (Chrysanthemum maximum)
Bunga krisan maximum adalah yang tertinggi di antara jenis krisan
lainnya. Batangnya bisa tumbuh tinggi hingga satu meter. Kelopak bunganya
panjang-panjang berwarna putih dan memiliki bagian tengah berwarna kuning
terang. Ukurannya yang cukup besar membuatnya cocok dijadikan tanaman
penghias pagar rumah

Gambar 2.8 : Krisan Maximum


Sumber : Bunadi, 2019

46
BAB III

KARAKTERISTIK LOKASI

3.1 Gambaran Umum Kabupaten Timor Tengah Selatan


3.1.1 Letak Geografis
Kabupaten Timor Tengah Selatan merupakan salah satu dari 4 (empat)
Kabupaten dan 1 (satu) Kota di WilayahBagian Barat Pulau Timor, dan
terletak pada koordinat 1200 4’ 00’’ BT – 1240 49’ 00 BT dan 90 28’ 13’’ LS –
100 10’ 26’’ LS. Dengan batas-batas wilayah administratif Kabupaten TTS
adalah sebagai berikut :
 Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kabupaten TTU.
 Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Laut Timor.
 Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kabupaten Kupang.
 Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kabupaten Belu.

Gambar 3.1 Peta Kabupaten Timor Tengah Selatan.


Sumber : BAPEDA Kabupaten TTS, (2015)

47
3.1.2 Administratif
Kabupaten Timor Tengah Selatan adalah salah satu Kabupaten dari 22
Kabupaten/kota di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Secara administratif
Kabupaten Timor Tengah Selatan terdiri dari 32 Kecamatan, 12 Kelurahan
dan 266 Desa, dengan luas wilayah 3.955,36 Km².

Gambar 3.2 Peta Administrasi Kabupaten Timor Tengah Selatan.


Sumber: BAPEDA Kabupaten TTS, (2015)

48
3.1.3 Topografi dan Bentuk Lahan
Kondisi topografi wilayah Kabupaten Timor Tengah Selatan meliputi
daerah pegunungan, dataran tinggi dan dataran rendah termasuk daerah
pantai.

Gambar 3.3 Peta Elevasi Kabupaten Timor Tengah Selatan


Sumber : BAPPEDA KAB.TTS, (2015)
Peta elevasi pada gambar di atas menunjukan bahwa wilayah
Kabupaten Timor Tengah Selatan terletak pada ketinggian yang beragam dari
permukaan laut (dpl) dengan perincian :
1. Ketinggian 0 – 500 m dpl meliputi Kecamatan Mollo Barat (Desa
Salbait, Fatukoko, Besana, Oe’uban dan Koa), Mollo Selatan (desa
Tuasene, Kesetnana, Bisene), Batuputih (desa Oebobo, Tupan, Oehela,
Hane, Boentuka), Fatukopa (Desa Nunfutu, Taebone, Besnam,
Fatukopa), Amanuban Selatan, kecamatan Kualin (desa Kiufatu,
Tuafanu, Kualin, Oni, Toineke, Nunusunu) kecamatan Noebeba (desa
Naip, Oe’ekam), kecamatan Amanuban Timur, kecamatan Boking,
kecamatan Amanatun Utara, kecamatan Toianas, kecamatan Mollo
Utara (desa Nefokoko), kecamatan Polen (desa Balu dan Puna),
kecamatan Santian (desa Manufui, Poli, Naifatu) kecamatan Kuatnana
(desa Tubmonas) kecamatan Noebana (desa Fatumnasi, Noebana dan

49
Mella) kecamatan Oenino (desa Oenino, Pene Utara, Noenoni, Niki-
niki Un, dan Abi) kecamatan Kolbano (desa Kolbano, Oetuke, Noesiu
dan Pene Selatan), kecamatan Kotolin (desa Hoibeti, Nualunat, dan
Panite) kecamatan Kuanfatu (desa Basmuti dan Kelle), kecamatan
Amanatun Selatan (desa Lanu), kecamatan Kokbaun (desa Niti,
Sapnala dan O’baki), kecamatan Nunkolo (desa Op dan Nunkolo);
2. Ketinggian 501 – 1000 m meliputi kecamatan Mollo Utara (desa
Halme, Lelobatan, Bosen, Netpala, O’besi, Taetop, Leloboko, Kokfeu,
Tofen), kecamatan Mollo Tengah (desa Pika, Binaus dan Oe’ekam),
kecamatan Mollo Selatan (desa Biloto, Bikekneno dan Oinlasi),
kecamatan Fatumnasi (desa Nenas), kecamatan Tobu (desa Tobu,
Bestobe dan Huetalan), Kecatamatan Kota SoE, kecamatan Batuputih
(desa Tuakole dan Benlutu), kecamatan Polen, kecamatan Amanuban
Barat (desa Tubuhue, Haumenbaki, Mnelalete, Tublopo, Pusu, Nulle,
Nusa dan Nifukani), kecamatan Kuatnana (desa Enonetes, O’Of,
Naukae, Tetaf, Supul, Lakat dan Oe’ue), kecamatan Amanuban
Tengah, kecamatan Oenino (desa Neke dan Hoi), kecamatan KiE,
kecamatan Nunbena, kecamatan Santian (desa Santian dan Nenotes),
kecamatan Noebana (desa Suni), kecamatan Kolbano (desa Se’I,
Nununamat, Ofu, Haonobenak, Pana, Oeleu dan Babuin), kecamatan
Fautmolo (desa Nunuhkniti, Sillu, Kaeneno, Oeleon, Tunis, Bileon
dan Besleu), kecamatan Kot’olin (desa Nunbena, Fatuat, Bineno dan
Obibi), kecamatan Amanuban Timur (desa Pisan), kecamatan
Kuanfatu (desa Olais, Kusi, Kelle, Tunan, Oebo, Taupi, Lasi dan
Kakan), kecamatan Noebeba (desa Fatutnana, Teas, Oepliki, Oebaki
dan Enonabuasa), kecamatan Amanatun Selatan, kecamatan Amanatun
Utara (desa Nasi), kecamatan Kokbaun (desa Benahe, Lotas dan

50
Kol’oto), kecamatan Toianas, kecamatan Nunkolo (desa Saenam,
Nenoat, Fat, Sahan, Hoineno dan Haumeni);
3. Ketinggian 1.001 – 1.500 m dpl meliputi kecamatan Fatumnasi (desa
Nuapin), kecamatan Mollo Utara (desa Eon’besi, Fatukoto, Bijaepunu,
To’manat, Tunua, Ajoibaki, Sebot, dan Lusmollo), kecamatan Tobu
(desa Tutem, Tune, Sau’balan dan Bonleu), kecamatan Mollo Tengah
(desa Nekemunifeto dan Kualeu), kecamatan KiE (desa Fatu’ulan),
kecamatan Amanatun Selatan (desa Fatulunu, Kualeu dan Nunleu),
kecamatan Nunkolo (desa Putun);
4. Ketinggian 1501 – 2000 m dpl meliputi kecamatan Fatumnasi (desa
Fatumnasi dan Kuanoel).
3.1.4 Geologi

Gambar 3.4 Peta Geologi Kabupaten Timor Tengah Selatan


Sumber: RTRW Kabupaten TTS (2012-2020)

Secara geologi kabupaten Timor Tengah Selatan memiliki jenis batuan


sebagai berikut :
1. Batuan sedimen; merupakan hasil pengendapan larutan jenuh, batuan dan
fragmen mineral dan sisa-sisa bahan organik yang mati sebagai akibat dari
perubahan kondisi fisik atau pengaruh kegiatan organisme yang hidup di
dalamnya. Batuan sedimen terdiri dari batuan gamping,kalisutit, batu
pasir, lanau, serpih dan lempung.

51
2. Batuan beku; merupakan batuan yang terbentuk dari magma yang
mendingin dan mengeras dengan atau tanpa proses kristalisasi baik
dibawah permukaan sebagai batuan instrusif maupun di atas permukaan
bumi sebagai ekstrutif. Batuan beku terdiri dari batuan ultra dan diorite.
3. Batuan malihan/metamorf; merupakan batuan yang terbentuk dari proses
metamorfisme batuan-batuan sebelumnya karena perubahan temperatur
dan tekanan. Batuan malihan/metamorf terdiri dari batu sabak, filit, sekis,
amfibolit dan granolith.
3.1.5 Klimatologi.
Wilayah Kabupaten Timor Tengah Selatan beriklim tropis seperti
pada daerah lain di Provinsi Nusa Tenggara Timur, suhu berkisar antara
270 C – 290 C, pada musim panas maksimum 29,70 C dan pada musim
hujan minimum 23,80 C atau rata-rata 27,20 C. kelembaban udara rata-rata
85,5 % per tahun, kelembaban nisbi 74 – 86 %, kecepatan angin rata-rata
12 – 20 knots.Musim panas biasanya berlangsung antara bulan April -
Mei – Oktober dan November, sedangkan musim hujan antara bulan
Desember – Januari – Februari – Maret.
Tabel 3.1. Data Curah Hujan Bulanan Di Wilayah Kabupaten TTS
No. Bulan Curah hujan (mm) Hari hujan
1. Januari 217,14 15
2. Februari 182,14 14
3. Maret 153,57 11
4. April 17,3 5
5. Mei 205,17 8
6. Juni 5 2
7. Juli 2 1
8. Agustus 6,8 4
9. September 2,5 2
10. Oktober 1 1
11. November 70,3 5
12. Desember 230,2 11
Tahun 2009 1.093,12 76
Sumber : Kabupaten TTS dalam angka, (2010)

52
3.1.6 Hidrologi

Gambar 3.5 Peta Hidrologi Kabupaten Timor Tengah Selatan


Sumber : BAPEDA Kabupaten TTS (2014)

Sumber air di Wilayah Kabupaten Timor Tengah Selatan yaitu air


hujan, air tanah, dan air permukaan.
1. Air Hujan
Wilayah Kabupaten Timor Tengah Selatan mempunyai curah
hujan rata-rata sebesar 1000/1500 mm/tahun.Curah hujan per
tahun berkisar 750 mm/tahun, dengan rata-rata hari hujan sebesar
78 hari/tahun. sepanjang tahun 2009, jumlah hari hujan tertinggi
terjadi pada bulan januari selama 106 hari dengan curah hujan
1.520 mm dan bulan desember selama 97 hari dengan curah hujan
2.072 mm.
2. Air Tanah
Keberadaan kondisi geologi dan hidrologi mempengaruhi
kondisi sumber daya air di Wilayah Kabupaten Timor Tengah
Selatan. kondisi air tanah pada daerah daratan menunjukan adanya
sumber-sumber air berupa mata air yang muncul pada lembah-
lembah dengan kapasitas debit relatif kecil dan sumber-sumber air
ini hampir terdapat di semua Kecamatan.

53
3. Air Permukaan
Potensi air permukaan dapat diketahui dari sumber air yang
berasal dari sungai dan air genangan. Berdasarkan Peta Aliran
Sungai dari BAPPEDA, sumber air permukaan khususnya di Desa
Netpala Kecamatan Mollo Utara merupakan daerah aliran sungai
Mina.
3.1.7 Potensi Pengembangan Wilayah
Potensi pengembangan wilayah di kabupaten Timor Tengah Selatan
sebagaimana tertuang dalam Perda No. 10 tahun 2012 tentang RTRW
Kabupaten Timor Tengah Selatan periode 2012-2032 terbagi dalam 3 (Tiga)
aspek yaitu pengembangan struktur ruang, pengembangan pola ruang dan
pengembangan kawasan strategis kabupaten. Kecamatan Mollo Utara
termasuk didalam Rencana pengembang pola ruang kawan lindung , yaitu
:Kawasan hutan lindung, Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap
kawasan dibawahnya, Kawasan Suaka alam dan cagar budaya, Kawasan
lindung geologi, dan Kawasan peruntukan pertanian.
3.1.8 Data Kunjungan Wisata
Tabel 3.2 Data Kunjungan Wisata
No. Jenis Objek Wisata Lokasi
1. Pariwisata Alam : Gunung Mutis, Desa Wisata Fatumnasi,
Fatunasus, Bolapalelo, Air Terjun Oehala, Danau
Supul, Fatukopa, Oeuisneno, Pantai Kolbano,
Pantai Oetune.
2. Pariwisata Budaya: Suku Boti, Benteng None, Sonaf Ajaobaki, Sonaf
Niki-Niki, Benteng Seki Tafuli.
3. Pariwisata Buatan Taman Bu’at

54
No. Jumlah Kunjungan Tahun
Wisatawan 2008 2009 2010 2011 2012
1. WNI 205 266 399 486 520
2. WNA 8.194 7.843 11.529 19.667 20.248
Sumber : RPJM Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan

3.2 Gambaran Umum Lokasi Perancangan


3.2.1 Letak Geografis
Taman Teknologi Pertanian Mollo terletak di Desa Netpala
Kecamatan Mollo Utara. Desa Netpala adalah salah satu dari 18 desa di
Kecamatan Mollo Utara, Kabupaten Timor Tengah Selatan. Luas desa ini
adalah 1285.9 ha yang meliputi dua dusun yakni Dusun Talmanu dan
Oelnanan yang berada pada ketinggian 1078 m dpl dengan jumlah penduduk
1720 jiwa atau 242 kepala keluarga. Secara astronomi, desa ini terletak pada
posisi 10.110 – 10.280 Lintang Selatan dan 123.150 -123.730 Bujur Timur.
Dengan batas-batasnya adalah sebagai berikut :
 Timur: Desa Kualeu
 Barat : Desa Lelobatan
 Utara : Desa Obesi
 Selatan : Desa Oelbubuk

Gambar 3.6 Peta Letak Desa Netpala


Sumber : Peta Wilayah Administrasi Kabupaten Timor Tengah Selatan (2015)

55
Gambar 3.7 Peta Letak Taman Teknologi Pertanian Mollo
Sumber : Olahan Penulis (2020) berdasarkan Google Earth

Taman Teknologi Pertanian Mollo merupakan tempat pengembangan


dan penerapan inovasi dibidang pertanian, yang terletak di Desa Netpala
kecamatan Mollo Utara. Pembangunan TTP Mollo dimulai dengan membuat
Grand Design kawasan dengan menyiapkan Master Plan. Hasil rancang
bangun TTP Mollo secara tata-ruang dibagi menjadi 3 zona. Zona 1 adalah
Zona TTP Center dimana sebagian besar akan ditempatkan beberapa
bangunan fungsional seperti kantor, tempat parkir, tempat latihan petani,
gazebo, gedung prosesing hasil pertanian dan Screen House. Kegiatan-
kegiatan inovasi yang dilaksanakan ditempat ini adalah produksi tanaman hias
Krisan dari Cina, Melati dan Stroberi serta aneka buah lainnya. Zona 2 adalah
zona on-farm.Zona ini adalah lahan milik petani dimana keterlibatan petani
dalam menerapkan semua teknologi yang direkomendasikan dalam rangka
mendorong peningkatan produktivitas dan pendapatan petani. Sedangkan zona
3 adalah zona yang dikhususkan untuk embung.

56
3.2.2 Geomorfologi
Menurut BB Padi (2015 ) TTP Mollo merupaka bagian dari ekosistem
dataran tinggi, karena berada pada ketinggian 900-1078 mdpl

Gambar 3.8 Keadan Geomorfologi Sekitar Taman Teknologi Pertanian Mollo


Sumber: Hasil Olahan Penulis, dari Google Earth (2020)

3.2.3 Kondisi Tanah


Berdasarkan hasil wawancara dengan Pengurus Taman Teknologi
Pertanian Mollo, dari hasil analisis tanah diketahui tanah dapat diketahui
bahwa kondisi tanah di TTP Mollo merupakan tanah hitam yang subur dan
baik untuk dijadikan sebagai wadah untuk bertani karena banyak mengandung
nitrogen yang baik untuk pertumbuhan tanaman.
3.2.4 Iklim
Kondisi iklim di Taman Teknologi Pertanian Mollo sama seperti
kondisi iklim pada umumnya di Kecamatan Mollo Utara yaitu merupakan
daerah dengan iklim kering dengan musim hujan antara Desember sampai
April dengan curah hujan termasuk tinggi yaitu 4600mm/tahun , dan sisanya
merupakan bulan kering.

57
3.2.5 Vegetasi
Pada area disekitar zona 1 di bagian timur dan barat merupakan hutan
lindung, oleh karena itu area tersebut di dominasi oleh pohon mahoni. Selain
itu juga terdapat semak belukar dan pepohonan lainnya seperti Klengkeng,
mangga, pisang jambu dan lain sebagainya.

Gambar 3.9 Vegetasi Eksisting Site


3.2.6 Aksesibilitas
Lokasi Taman Teknologi Pertanian Mollo tersebut berjarak sekitar ±4
km dari Kota Kapan (Ibukota Kecamatan Mollo Utara), dan ±20 km dari Kota
Soe dengan waktu tempuh 30 menit dari Kota Soe. Sedangkan jarak dari jalan
utama kedalam TTP Center adalah ±717 m
3.2.7 Potensi
Adapun Potensi yang terdapat dilokasi adalah sebagai berikut :
- Disekitar TTP Center terdapat kawasan hutan lindung sehingga udara
disekitar site lebih sejuk. Selain itu pepohonan yang tertata rapi mengundang
minat masyarakat untuk mengambil gambar ditempat tersebut.

58
- Akses menuju lokasi yang cukup mudah karena jarak yang dekat dengan jalan
utama, serta sudah tersedianya jalan menuju ke lokasi TTP Center sehingga
dapat diakses oleh kendaraan roda dua maupun roda empat.
- Terdapat tanaman hortikultura berupa buah,sayuran dan bunga yang di
kembangkan di TTP Center, sehingga kawasan tersebut cocok untuk
Perancangan Agrowisata.
- Sudah tersedianya fasilitas-fasilitas untuk TTP seperti Kantor Pusat, Screen
House dll.
3.2.8 Holtikultura yang ada di TTP Center
Adapun jenis Holtikultura yang ada di TTP Center antara lain :
a. Sayur
Aneka sayur yang terdapat di Taman Teknologi Pertanian
Mollo adalah:
- Sayur Kol - Buncis
- Sawi - Cabe
- Wortel - Labu Jepang
- Selada - Tomat
- Terong - Bawang
b. Buah
Aneka Buah yang terdapat di Taman Teknologi Pertanian
Mollo adalah :
- Stawberry
- Mangga
- Jambu
- Advokat
- Klengkeng
- Apel
- Jeruk

59
c. Bunga
Aneka bunga yang adadi Taman Teknologi Pertanian Mollo
adalah:
- Bungan Krisan

Gambar 3.10 Aneka Holtikultura di TTP Center


Sumber : Olahan Penulis berdasarkan data dari BPTP (2020)

Karena perancangan ini difokuskan untuk merancang sebuah


agrowisata yang mengangkat potensi utama berupa bunga Krisan,
maka tanaman-tanaman yang direncanakan adalah sebagai berikut :
- Mawar
- Melati
- Gardenia
- Amarilis
- Tulip
- Gemitir
- Kasna
- Ayarangea
- Bougenville

61
Pemilihan tanaman hotikultura diatas didasarkan pada
kemampuan tanaman untuk dapat hidup dan dibudidayakan didaerah
dengan iklim dingin, selain itu bagian-bagian dari tanaman ini dapat
dimanfaatkan sebagai material tambahan dalam membuat
hasil-hasil kerajinan untuk agro-industri.
3.2.9 Fasilitas yang Terdapat di TTP Mollo
a. Zona 1 ( TTP Center )
Zona 1 merupakan zona TTP Center, dimana terdapat beberapa
bangunan seperti Kantor Pusat, Screen House, Gudang Alat, Gedung
Kontrol Air dan Listrik, Laboratorium, Unit Pengolahan Hasil, Lahan
Kebun Sayur, Buah, dan Bunga.

Gambar 3.11Fasilitas yang tersedia di Zona 1 ( TTP Center )

62
b. Zona 2
Zona 2 merupakan lahan pertanian masyarakat di Desa
Netpala, khususnya untuk 7 buah kelompok Tani denagn fasilitas
berupa lahan pertanian, antai jemur, sumur dan bak penampungan air.

Gambar 3.12 Fasilitas yang ada di Zona 2


c. Zona 3
Zona ini merupakan zona yang di khususkan untuk embung.
Terdapat 1 buah embung besar dan 1 buah embung mini, 1 buah ruang
kontrol dan beberapa Gazebo.

Gambar 3.13 Fasilitas yang ada di Zona 3

63
BAB IV
ANALISA PERANCANGAN
4.1 Analisa Programing
4.1.1 Fungsi
Konsep fungsi fasilitas ditentukan melalui hasil analisis fungsi dari
fasilitas perancangan, jadi secara umum ada 3 Fungsi yang akan dirancang di
Zona 1 Taman Teknologi Pertanian Mollo adalah sebagai:
a. Tempat Rekreasi Pertanian ( Agrowisata : Edukasi dan Rekreasi )
b. Penunjang ( Cottage, Kantin, Balai Kesehatan,Mushola )
c. Pusat dari TTP ( Pengelolah dan Service )
Tabel 4.1 Fungsi
No. Jenis Fungsi Deskripsi Fungsi
1. Primer Merupakan fungsi utama dari kawasan ini yaitu di
peruntukan sebagai wadah untuk wisata pertanian, dengan
mewadahi kegiatan Agrowisata berupa Edukasi di bidang
pertanian bagi Pengunjung atau Wisatawan dengan
menyediakan fasilitas-fasilitas pembelajaran seperti
Laboratorium, Ruang Pembibitan, Screen House, Agro
Industry, Fasilitas Rekreasi Pertanian seperti Camping
Ground, Kolam Permainan dan lain-lain.
2. Sekunder Merupakan fungsi yang mendukung fungsi utama yaitu
dengan menyediakan fasilitas-fasilitas yang dapat
mendukung kegiatan dari fungsi primer seperti dengan
menyediakan Kantin, Tempat Beribadah, dan Cottage atau
Penginapan.
3. Tersier Merupakan fungsi pendukung berupa fungsi pengelola dan
pelayanan kepada pengunjung/ wisatawan berkaitan dengan
aktifitas selama di Zona 1 Taman Teknologi Pertanian
Mollo.
Sumber : Olahan Penulis (2020)

64
4.1.2 Analisa Pengguna dan Aktifitas
1. Pengguna
Pengguna atau pelaku kegiatan di Zona 1 Taman Teknologi Pertanian
Mollo ini terdiri dari dua bagian yaitu pengelola dan pengunjung, dengan
jenis aktifitas yang berbeda-beda untuk setiap pengguna. Berikut adalah
rincian mengenai pengguna Taman Teknologi Pertanian Mollo:
a. Pengelola
Pengelola adalah pihak yang bertanggung jawab dan bertugas
mengelola Zona 1 Taman Teknologi Pertanian Mollo. Pengelola
beraktifitas dibidang administrasi, pengontrolan, pemeliharaan, serta
pengawasan dan keamanan terhadap kelancaran berbagai aktifitas atau
kegiatan yang berlangsung di Zona 1 Taman Teknologi Pertanian
Mollo.
b. Pengunjung
Pengunjung merupakan orang yang datang untuk berwisata,
menggunakan fasilitas wisata yang disediakan, mempelajari tentang
Teknologi Pertanian, membeli souvenir, serta menikmati fasilitas-
fasilitas yang disediakan di Zona 1 Taman Teknologi Pertanian Mollo.
Pengunjung berdasarkan tingkat usia dibedakan menjadi :
1) Pengunjuung Orang Tua
2) Pengunjung Remaja atau Dewasa
3) Pengunjung anak-anak
Pengunjung berdasarkan waktu berkjunjung dibedakan menjadi:
1) Pengunjung Menginap
Pengunjung yang menggunakan fasilitas akomodasi
karena memiliki waktu luang untuk beristirahat.
2) Pengunjung tidak menginap
Pengunjung yang pada umumnya datang dan
menggunakan fasilitas-fasilitas yang ada di Taman
Teknologi kemudian pulang.

65
2. Aktifivas
2.1 Rencana Aktivitas
Rencana Kegiatan yang akan berlangsung di Zona 1 Taman
Teknologi Pertanian Mollo ini antara lain:
a. Kegiatan di Ruang Terbuka
1) Rekreasi Pasif ( berjalan-jalan, istirahat ) dan rekreasi
edukatif (mengenai berbagai jenis komoditi pertanian,
cara pembibitan, pemeliharaan tanaman pertanian serta
ikut serta dalam kegiatan bertani) dan wisata Outbond
untuk anak-anak.
2) Rekreasi di Kebun Sayur dan Buah
Rekreasi pada area ini dikhususkan terutama pada waktu
sayur siap panen, dan pada saat tanaman berbuah.
Kegiatan rekreasi ini direncanakan akan berlangsung
setiap akhir pecan dan libur, namun tidak menutup
kemungkinan akan diselenggarakan pada hari-hari biasa.
b. Kegiatan di Ruang Tertutup
1) Pengelolaan
Kegitan yang mengurus dan mengelolah dan
memelihara sarana wisata, meliputi fasilitas-fasilitas
yang ada di dalam Taman Teknologi Pertanian Mollo.
2) Perdagangan dan Jasa
Kegiatan ini bertujuan untuk menambah daya tarik
wisata dan meningkatakan agrobisnis di Kecamatan
Mollo Utara khususnya di Desa Netpala. Kegiatan yang
direncanakan adalah Penjualan hasil produksi,
penjualan bibit tanaman. Intensitas penjualan hasil
produksi pertanian ini akan diselenggarakan pada saat
panen.

66
3) Kegiatan Konvensi
Melayani kegiatan konvensi seperti seminar ilmiah,
bisnis, temu wicara, dan kegiatan lainnya dengan tujuan
untuk menjaring tambahan pengunjung dan pengguna
fasilitas penginapan.
4) Istirahat
Direncanakan sebagai kegiatan yang berkaitan dengan
kawasan wisata yaitu dengan menyediakan fasilitas
penginapan bagi wisatawan dalam suatu rangaian
perjalanan wisata, penginapan bagi peserta konvensi,
penginapan bagi keluarga dengan tujuan untuk berakhir
pekan, penginapan bagi pengunjung yang ingin
mengetahui proses pembibitan tanaman, maupun
penginapan bagi pengunjung yang ingin sekedar
berististirahat pada malam hari karena dalam perjalanan.
5) Kegiatan Makan dan Minum
Kegiatan pelayanan ini mencakup penyediakan makan
dan minum bagi pengunjung yang berekreasi, singgah
maupun menginap berupa fasilitas kantin.
2.2 Pengelompokan Aktivitas
Berdasarkan rencana aktivitas di atas maka kegiatan dikelompokan
menjadi :
a. Unsur Pelaku Kegiatan
b. Sifat atau karekter kegiatan
c. Pengelompokan ruang-ruang dengan fungsi sejenis
Dari pertimbangan tersebut maka kelompok kegiatannya
dibagi menjadi :
a. Kelompok Kegiatan wisata
Diperuntukan bagi pengunjung yang datang, baik menginap
maupun yang tidak menginap

67
b. Kelompok kegiatan pengelola
Diperuntukan bagi kegiatan administrasi, pengelola keungan,
keamanan, maupun service kepada pengunjung.
c. Kelompok kegiatan penunjang
Merupakan wadah atau fasilitas pelengkap bagi pelaku kativitas
atau kegiatan
4.1.3 Kebutuhan Ruang
Berdasarkan analisa Pelaku dan Aktivitas maka ruang-ruang yang
dibutuhkan untuk memenuhi aktivitas penggunan Zona 1 Taman
Teknologi Pertanian Mollo adalah sebagai berikut :
Tabel 4.2. Kebutuhan Ruang
Fungsi Deskripsi Pelaku Aktivitas Fasilitas
Kelompok Jenis
Fungsi Fungsi
Primer Edukatif Wadah Pengunjung Mencari Informasi Ruang Informasi
(Teknologi Belajar, Belajar Teknologi Screen House
Pertanian) Mencari Pertanian
informasi, Belajar Pembibitan - Rumah Kaca
pelatihan,
penelian. Belajar Bertani Lahan Kebun Sayur,
Buah dan Bunga
Belajar Mengolah Agro Industri
Hasil Pertanian
Melakukan Lab Pertanian
Penelitian Tentang
Pertanian
Mengikuti Seminar Ruang Seminar/
Ilmiah Serbaguna ( Aula )
Mengikuti Pelatihan - Screen House
atau Khursus - Lahan
Pengelolah Mengelolah Sarana - Ruang Alat
Teknologi Pertanian - Lahan Kebun Sayur,
Buah dan Bunga
Mengolah Hasil Agro Industri
Pertanian
Mengikuti Aula
Pertunjukan
Pertanian

68
Fungsi Deskripsi Pelaku Aktivitas Fasilitas
Kelompok Jenis Fungsi
Fungsi
Rekreatif Tempat Pengunjung Wisata Kebun sayur, buah dan
(Agrowisata) Berekreasi, bunga
berkumpul Gazebo
dan bersantai, Tempat bersantai Duduk-
duduk
Water Park
Pemancingan
Camping Ground
Lahan Pertanian
Pengelolah Mengontrol Kawasan Lahan Kebun Sayur,
Agrowisata Buah dan Bunga
Mengontrol Tempat Ruang Tiket dan Sewa
Pemancingan Alat Pancing
Mengontrol Wisata Air - Water Park
- Kolam Permainan
Mengontrol - Mess Karyawan
Penginapan
Tersier Pengelolah Kegiatan Pengunjung Mendapatkan Ruang Informasi
Kawasan TTP Administrasi, Informasi
Keuangan, Membeli Tiket Ruang Tiket
Pengelolaan Membeli Hasil - Agroindustri
Pertanian - Toko Souvenir
- Kios Buah dan Bunga
Menyewa Alat Pancing Tempat Sewa Alat
Pengelola Mengontrol Kantor Pengelola
administrasi
Menyimpan Alat Ruang Alat
Mengontrol Lahan Pertanian
Pembibitan Tanaman
Mengontrol Gudang Hasil
Penyimpanan Hasil
Pertanian
Mengontrol - Cottage
Penginapan - Mess Karyawan
Mengontrol Tempat Aula
Pertunjukkan
Mengontrol - Agroindustri
Pengolahan Hasil
Pertanian
Mengontrol kegiatan Kantin
kuliner

69
Fungsi Deskripsi Pelaku Aktivitas Fasilitas
Kelompok Jenis
Fungsi Fungsi
Service Kegiatan Pengelola Memarkir Kendaraan Parkiran Pengelola
sirkulasi di Pengunjung Memarkir Kendaraan Parkiran Pengunjung
dalam taman
Keamanan Tukang - Mengontrol masuk - Gerbang Masuk
Dalam Parkir keluarnya nya - Pos Jaga
Taman kendaraan
- Menjaga
Keamanan
Kendaraan
Pununjang Pengelola -BAB/BAK Toilet
-Mencuci Tangan Pengelola
Pengunjung BAB/BAK Toilet
Mencuci Tangan Pengunjung
Sumber : Olahan Penulis (2020)

70
4.1.4 Alur Aktivitas Pengunjung
Adapun skema aktivitas Pengunjung yang datang ke Taman
TeknologiPertanian Mollo adalah Sebagai Berikut :
a. Alur Aktifitas Pengunjung

Keterangan :
: Aktivitas Edukatif
: Aktifitas Rekreatif

Diagram 4.1 Alur Aktivitas Pengunjung


Sumber : Olahan Penulis (2020)

71
b. Alur Aktivitas Pengelolah

Diagram 4.2 Alur Aktivitas Pengelolah


Sumber : Olahan Penulis (2020)

72
c. Alur Aktivitas Service

Diagram 4.3 Alur Aktivitas Service


Sumber : Olahan Penulis (2020)

73
4.1.5 Analisis Kelompok Ruang.
a. Pusat Informasi : merupakan wadah yang disediakan oleh TTP Mollo
yang berfungsi sebagai area penerimaan sekaligus pusat informasi bagi
Pengunjung yang datang berkunjung ke Zona 1 TTP Mollo.
b. Screen House : merupakan wadah untuk media tanaman yang
berbentuk bangunan di gunakan untuk penerapan teknologi pertanian
yang didalamnya terdapat lahan-lahan untuk mengembangkan
Teknologi Pertanian yang dimiliki.
c. Ruang Pembibitan : merupakan ruang yang digunakan untuk proses
pembibitan buah, sayur dan tanaman, berupa Rumah kaca.
d. Agro Industry : merupakan fasilitas pengolahan hasil pertanian atau
tempat produksi dimulai dari produksi, pengolahan, pengangkutan,
penyimpanan, pemasaran dan distribusi produk pertanian yang
menggunakan bahan baku alami sebagia bahan utama untuk produksi.
e. Laboratorium Pertanian : Merupakan tempat atau wadah riset ilmiah,
eksperimen, pengukuran atau pelatihan ilmiah yang berkatiatan dengn
Pertanian.
f. Aula atau Serbaguna : wadah untuk kegiatan Pertemuan, pelatihan,
seminar, temu wicara dan lain sebagainya yang berkaitan dengan
Pertanian.
g. Lahan Pertanian : adalah lahan yang ditujukan atau cocok untuk
dijadikan lahan usaha tani untuk memproduksi tanaman pertanian.
h. Camping Ground : Merupakan wadah rekreasi luar ruangan yang
mewadahi kegiatan berkemah bagi pengunjung, biasa menggunakan
Tenda, dibangunan primitif atau tanpa menggunakan tenda.
i. Jogging Track : wadah untuk jalan cepat atau lari kecil bagi
pengunjung sambil menghirup oksigen.
j. Kolam Permainan : merupakn suatu wahana bermain atau wahana
rekreasi air yang didesain khusus dengan memiliki area bermain air
seperti kolam permainan perahu angsa.

74
k. Area duduk dan bersantai : merupakan area yang dikhususkan bagi
pengunjung yang ingin sekedar duduk bersantai dan menikmati
pemandangan yang ada di sekitarnya.
l. Kantin : merupakan sebuah ruangan dalam sebuah gedung yang
digunakan oleh pengunjung untuk makan.
m. Tempat ibadah : merupakan fasilitas yang disedian oleh TTP Mollo
bagi pengunjung yang ingin beribadah, saat berada di TTP.
n. Cottage/ Penginapan : merupakan sarana yang disediakan oleh TTP
bagi pengunjung yang datang dengan tujuan untuk menginap,
melakukan penelitian pada malam hari ataupun hanya sekedar
menginap.
o. Kantor Pusat : merupakan bangunan administrasi yang menampung
kegiatan-kegiatan pengelolaan taman yang berfungsi untuk mengatur
kelancaran kegiatan di Zona 1 Taman Teknologi Pertanian Mollo.
Kantor Pusat juga menyediakan ruang-ruang berupa ruang
administrasi, ruang manager, dll.
p. Mess Petugas atau Pengelola : merupakan bangunan yang disediakan
bagi pengelola maupun petugas TTP untuk tinggal/ menginap dengan
tujuan agar petugas maupun pegawai dapat tetap mengontrol kegiatan
di TTP.
q. Service : merupakan ruang-ruang penunjang yang berfungsi untuk
menunjang kegiatan di TTP Mollo dapat berupa ruang ME, Parkiran,
pos jaga, balai kesehatan, Toilet dan lainnya.

75
Tabel 4.3 Analisa Kelompok Bangunan
Fungsi Fasilitas Didalam Kebutuhan Ruang Jenis Ruang
Kawasan.
Edukasi Pusat Informasi  Hall/Lobby Ruang Dalam
 Ruang pendaftaran.
 Ruang Penitipan Barang
 Resepsionis
 Lahan Bunga Ruang Dalam
 Lahan Sayur
Screen House  Lahan Buah
 Ruang Kontrol
 Rumah Kaca Ruang Dalam
Ruang Pembibitan  Rumah Plastik
 Lahan
 Ruang Pengelola Ruang Dalam
 Ruang Penyimpanan Hasil Mentah
 Ruang Penyimpanan Hasil
Produksi
Agro Industry  Ruang Alat Produksi
 Kios Sayur, Buah dan Bunga
 Kios Bibit
 Pusat Cendramata
 Ruang Pengelolah Ruang Dalam
 Ruang Alat
 Ruang Penyimpanan Bahan Kimia
Laboratorium  Ruang Cuci
 Toilet
Aula/ Serbaguna  Lobby Ruang Dalam
 Ruang Kegiatan
 Panggung
 Ruang Persiapan
 Ruang ME
 Toilet
Rekreasi  Lahan Stawberry Ruang Luar
 Lahan Bunga Krisan
 Lahan Mawar
 Lahan Melati
Lahan Pertanian  Lahan Gardenia
 Lahan Amarilis
 Lahan Tulip
 Lahan Gemitir ( Marigold Flower)
 Lahan Kasna
 Lahan Hydrangea
 Area camping ground. Ruang Luar
 Ruang penyewaan barang-barang
Camping ground. camping.
 Area api unggun.
Jogging track.  Jogging track area. Ruang Luar
 Area duduk/istirahat.
Kolam Permainan  Tempat Penyewaan Ruang Luar
 Kolam Perahu angsa

76
Area Duduk/ Bersantai  Gazebo Ruang Luar
 Plaza
 Bangku Taman
Area Penjualan  Lapak Penjualan Bunga Ruang Dalam
 LapakPenjualan Sayur dan buah
Penunjang Kantin  Ruang makan. Ruang Dalam
 Dapur.
 Pantry.
 Gazebo
Tempat Ibadah.  Ruang peribadatan. Ruang Dalam
 Ruang peralatan.
 Tempat Wudhu
 Toilet.
Cottage / Penginapan  Kamar Tidur Ruang Dalam
 Toilet
 Parkiran
Kantor Pusat  Lobby Ruang Dalam
Fungsi  Ruang Tunggu
Pengelolah  Ruang Manager
Dan Service  Ruang Manager Keuangan
 Ruang karyawan/ Staff
 Ruang Bidang Wisata
 Ruang Bidang Pertanian
 Ruang Rapat
 Ruang Arsip
 Ruang istirahat.
 Pantry
 Gudang
 Toilet.
Mess petugas dan  Teras. Ruang Dalam
karyawan.  Ruang tidur.
 Ruang makan.
 Ruang cuci
 Ruang Tamu
 Gudang sembako
 Kantin
 Toilet.
Ruang mekanikal dan  Ruang Kontrol Ruang Dalam
elektrikal.  Ruang genset.
 Ruang alat / gudang.
 Ruang CCTV
 Ruang Pompa
Parkiran.  ParkiranPos Jaga Ruang Luar
Balai kesehatan.  Teras. Ruang Dalam
 Ruang medis.

Tempat penampungan  Tempat sampah organik. Ruang Luar


sampah.  Tempat sampah anorganik.

77
Gudang Alat  Ruang penyimpanan peralatan. Ruang Dalam
Toilet  Toilet Wanita Ruang Dalam
 Toilet Pria
Gambar : Tabel Analisa Kelompok Ruang
Sumber : Olahan Penulis (2020)
4.1.6 Analisa Besaran Ruang
Beberapa sumber yang akan digunakan dalam menentukan besaran
ruang dalam Perancangan Agrowisata Taman Teknologi Pertanian Mollo
adalah sebagai berikut.
 NAD : Neufert Architect’s Data
 Asumsi : A
a. Ruang Pusat Informasi
Tabel 4.4 Analisa Besaran Ruang Pusat Informasi
Ruang Jumlah Kapasitas Standar Perhitungan Luas Sumber
ruang (m2) ruang
(m2) (m2)
 Hall/Lobby 1 buah 20 orang - - 0.8 m2 x2 0 = 16 m2 24 m2 A
- Diasumsikan 6 buah
bangku :2m2 x 0,4m2= 0,8 m
x 6 = 4,8 m2
 Ruang 1 buah 100 0,2m2/ba - 5Lemari Penitipan : 0,4 10 m2 NAD
Penitipan barang rang m2x2m2 = 0,8 m2x5= 4m2
Barang -Tempat penjaga
diasumsikan m2x2m2 =4 m2
 Resepsionis 2 buah 2 Orang - - 1 Meja :2m2x0,4m2 =0,8m2 7,28m2 A
- 2 buah Kursi :0,4m2x0,4m2
= 0,16 m2x 2 = 0,32
Area Resepsionis
diasumsikan 2m2 x3m2 =6m2
 Ruang 1 buah 4 Orang - - 2 buah Meja :2m2x 0,4 m2 6,96 m2 A
pendaftaran = 0,8 m2 x 2 = 0,16 m2
. - 4 buah Kursi :
0,4m2x0,4m2 =0,16m2 x4
=0,64 m2
Area Pendaftaran
diasumsikan 2m2 x3m2 =6m2
 Toilet 2 buah 2 orang Pengguna 2x1,44 = 4,48 m2 NAD
2,88m2
2 Bak Air 2x0,48= 0,96 m2
2 kloset x0,32=0,64 m2
Luasan Pusat Informasi : 48,24 m2
Sirkulasi 20 %: 9,47 m2
Total : 57,9 m2
Sumber : Olahan Penulis (2020)

78
b. Screen House
Tabel 4.5 Analisa Besaran Ruang Screen House
Ruang Jumlah Kapasitas Standar Perhitungan Luas Sumber
ruang (m2) (m2) ruang (m2)
 Lahan Bunga 2 Buah 200 bibit - - Bedeng 1,5 30 m2
m2 x 10 m2 =
A
15m2 x 2 =
30 m2
 Lahan Sayur 2 buah 200 bibit - - Bedeng 1,5 30 m2
m2 x 10 m2 =
A
15m2 x 2 =
30 m2
 Lahan Buah 2 buah 200 bibit - - Bedeng 1,5 30 m2
m2 x 10 m2 =
A
15m2 x 2 =
30 m2
 Ruang Kontrol 1 buah 4 orang 0,8 m2 / 0,8 m2 x 4 = 3,2 m2 NAD
orang 3,2 m2
Luasan Screen House : 93,2 m2
Sirkulasi 20 % : 18,64 m2
Total : 111,8 m2
Sumber : Olahan Penulis (2020)
c. Ruang Pembibitan
Tabel 4.6 Analisa Besaran Ruang Pembibitan
Ruang Jumlah Kapasitas Standar Perhitungan Luas ruang Sumber
ruang (m2) (m2) (m2)
 Rumah Kaca 2 buah 6 bedeng - Bedeng 30 m2
1,5m2x10m2 =
A
15 m2 x 2 = 30
m2
 Rumah Plastik 2 buah 6 bedeng - Bedeng 30 m2
1,5m2x10m2 =
A
15 m2 x 2 = 30
m2
Luasan Ruang Pembibitan : 60 m2
Sirkulasi 20 % : 12 m2
Total : 72 m2
Sumber : Olahan Penulis (2020)

79
d. Agro Industry
Tabel 4.7 Analisa Besaran Ruang Agro Industry
Ruang Jumlah Kapasita Standar Perhitungan Luas Sumber
s ruang (m2) (m2) ruang
(m2)
 Ruang 1 buah 2 orang 0.8 m2 / - 2 buah Meja : 2 m2 x 14 m2 NAD
Pengelola orang 0,4 m2 = 0,8 m2 x 2 =
0,16 m2
- 4 buah Kursi :
0,4m2x0,4m2 = 0,16 m2
x4 = 0,64 m2
Area Pendaftaran
diasumsikan 2 m2 x 3
m2 = 6 m2
 Ruang 1 buah - 20 0,54 m2/ -karung : 0,6 m2 x 15,34 m2 A
Penyimpanan karung karung 0,9m2 = 0,54 m2 x20=
Hasil Mentah -5 0.8 m2 / 10,8 m2
pekerja orang - 0,8 m2 x 5 = 4 m2
 Ruang 1buah 50 dos 0,6 m2 x 0,8 Dos : 0,48 m2 x 50 = 24 24 m2 A
Penyimpanan m2 / dos m2
Hasil Produksi
 Kios Sayur, 3 buah 2 Meja -0,8 m2 x 2 -2 meja : 1,6 m2x2 5,6 m2 / A
Buah dan jual m2/ meja =3,2m2 Kios =
Bunga 2 buah -0,4 m2 x -2 kursi : 0,2m2x2 16,8m2
kursi 0,5m2/ kursi = 0,4 m2
2 Rak -0,5 m2 x 2 -2 rak : 1 m2x2=2m2
m2/ rak
 Ruang Alat 1 buah 5 buah - - 54 m2 A
Produksi alat
 Pusat 1 buah 2 Meja -0,8 m2 x 2 -2 meja : 1,6 m2x2 7,6 m2 A
Cendramata jual m2/ meja =3,2m2
2 buah -0,4 m2 x -2 kursi : 0,2m2x2
kursi 0,5m2/ kursi = 0,4 m2
4 Rak -0,5 m2 x 2 -4 rak : 1 m2x4=4m2
m2/ rak
 Kios Bibit 1 buah 2 meja -0,8 m2 x 2 -2 meja : 1,6 m2x2 5,6 m2 A
jual m2/ meja =3,2m2
2 buah -0,4 m2 x -2 kursi : 0,2m2x2
kursi 0,5m2/ kursi = 0,4 m2
2 Rak -0,5 m2 x 2 -2 rak : 1 m2x2=2m2
m2/ rak
Luasan Pusat Agro Industry : 113,34 m2
Sirkulasi 20 %: 22,67m2
Total : 136 m2
Sumber : Olahan Penulis (2020)

80
e. Laboratorium
Tabel 4.8 Analisa Besaran Ruang Laboratorium
Ruang Jumlah Kapasitas Standar Perhitungan Luas Sumber
ruang (m2) ruang
(m2) (m2)
 Ruang 1 buah 2 orang 0.8 m2 / - 2 buah Meja : 2 m2 x 14 m2 NAD
Pengelolah orang 0,4 m2 = 0,8 m2 x 2 =
0,16 m2
- 4 buah Kursi :
0,4m2x0,4m2 = 0,16 m2
x4 = 0,64 m2
Area Pendaftaran
diasumsikan 2 m2 x 3
m2 = 6 m2
 Ruang Alat
-
1 buah 20 buah Diasumsikan meja alat, 24 m2 A
alat kursi dan tempat
praktikum = 24 m2

 Ruang 1buah 2 buah 0,5m2x Diasumsikan 16 m2 16 m2 A


Penyimpanan lemari 2m2
Bahan Kimia
 Ruang Cuci 3 buah 6 buah 0,5 m2x 0,3m2 x 6 = 1,8 m2 1,8 m2 NAD
washtafle 0,6 m2
 Toilet 2 buah 2 orang Pengguna 2x1,44 = 4,48 m2 NAD
2,88m2
2 Bak Air 2 x 0,48 =
0,96 m2
2 kloset 2 x 0,32 =
0,64 m2
Luasan Laboratorium : 60,28 m2
Sirkulasi 20 %: 12,56 m2
Total : 72,34 m2
Sumber : Olahan Penulis (2020)

81
f. Aula/ Serbaguna
Tabel 4.9. Analisa Besaran Ruang Aula/Serbaguna
Ruang Jumlah Kapasitas Standar Perhitungan Luas Sumber
ruang (m2) ruang
(m2) (m2)
-Pengguna 1,20m2
0,8 m2/
Teras 1 buah 10 orang x1,20 m2 =10x1,44 m2 14,4 m2 NAD
orang
= 14,4 m2
Pengguna 1,20m2 x1,20m2 =
R. Kegiatan 1 buah 100 orang 21,6 m2 100 m2 x 1,44 = 1440 m2 1.490 m2 NAD
2 2
-Kursi 100x0.5 m =50 m
-Pengguna: 1,20m2x1,20m2=
Panggung 15 orang 29,1 m2 21,6 m2 NAD
15 m2 x 1,44 m2 = 21,6 m2

-Pengguna 1,20 m2x 1,20 m2


2
R. Persiapan 1 buah 15 orang 11,64 m = 15 m2 x 1,44 m2 = 21,6 m2 29,1 m2 NAD
-Kursi 15 x 0.5 m2= 7,5 m2

- Pengguna 1,20 m2
x 1,20 m2 = 6 m2
R. Ganti 1 buah 6 orang 14,4 m2 x 1,44 m2 = 8,64 m2 11,64 m2 NAD
Kursi 6 x 0.5 m2
= 3,0 m2
- Pengguna 1,20m2
x 1,20 m2 = 2 m2
x 1,44 m2 = 2,88 m2
- Kursi 2 x 0.5 m2
Ruang ME 1 buah 2 orang = 1,0 m2 6,65 m2 NAD
- Meja Kerja 1,25 m2
- Meja Komputer 0,8 m2
- Lemari Arsip 0,72 m2
-
- Pengguna 6
- x1,44m2 = 8,64 m2
- 6 Bak Air 6x0,48 m2
Toilet 6 buah 6 orang 15,36 m2 NAD
= 4,8 m2
- 6 kloset 6 x 0,32m2
= 1,92 m2
Luasan Aula/Serbaguna : 1.588,8 m2
Sirkulasi 20 %: 317,8m2
Total : 1.906,6m2
Sumber : Olahan Penulis (2020)

82
g. Lahan
Tabel 4.10 Analisa Luasan Lahan untuk Tanaman
Ruang Jumlah Kapasitas Standar Perhitungan Luas Sumber
ruang (m2) (m2) ruang(m2)
 Lahan 1 buah 1500 - Diasumsikan luas lahan 2500 m2 A
Strawberry anakan =50m2x50m2 = 2500 m2
 Lahan Mawar 1 buah 1500 - Diasumsikan luas lahan 2500 m2 A
anakan =50m2x50m2 = 2500 m2
 Lahan Melati 1 buah 1500 - Diasumsikan luas lahan 2500 m2 A
anakan =50m2x50m2 = 2500 m2
 Lahan 1 buah 1500 - Diasumsikan luas lahan 2500 m2 A
Gardenia anakan =50m2x50m2 = 2500 m2
 Lahan 1 buah 1500 - Diasumsikan luas lahan 2500 m2 A
Amarilis anakan =50m2x50m2 = 2500 m2
 Lahan Tulip
-
1 buah 1500 Diasumsikan luas lahan 5000 m2 A
anakan =50m2x100m2 =5000m2
 Lahan Gemitir
-
1 buah 3000 Diasumsikan luas lahan 5000 m2 A
anakan =50m2x100m2 =5000m2
 Lahan Kasna 1 buah 1000 Diasumsikan luas lahan 7500 m2 A
=75m2x100m2= 7500m2
 Lahan 1 buah 1000 Diasumsikan luas lahan 7500 m2 A
Hydragea Anakan =75m2x100m2= 7500m2
 Lahan Krisan
-
1 buah 2000 Diasumsikan luas lahan 3000 m2 A
anakan =50m2x60m2 = 3000 m2
Luasan Lahan untuk Tanaman: 38.000 m2
Sirkulasi 20 %: 9.600m2
Total : 47.600m2
Sumber : Olahan Penulis (2020)
h. Camping Ground
Tabel 4.11 Analisa Besaran Camping Ground
Ruang Jumlah Kapasitas Standar Perhitungan Luas Sumber
ruang (m2) (m2) ruang
(m2)
 Area 1 -100 - 1,44 m2/orang - 1,44 m2 x 100 = 144m2 744 m2 NAD
camping orang - 4m2x - 4m2x6m2 = 24m2 x 25
ground. - 25 tenda 6m2/tenda = 600 m2
 Ruang 1 buah 10 jenis -0,5m2x - 1m2x 10 14 m2 A
penyewaan barang 2m2/rak = 10 m2
barang- - Tempat penjaga
barang diasumsikan 2 m2 x
camping. 2m2 = 4 m2
 Toilet -Pengguna 4x1,44m2=5,76 m2
-2 Bak Air 4x0,48m2
Washtafle =1,92 m2
4 buah 4 orang 9,56 m2 NAD
0,3 m2 - 2 kloset 2x0,32m2= 1,28 m2
- 2 Washtafle :2 x
0,3m2= 0,6 m2
Luasan Camping Ground : 767,6 m2
Sirkulasi 20 %: 153,5m2
Total : 921,1 m2
Sumber : Olahan Penulis (2020)

83
i. Jogging Track
Tabel 4.12 Analisa Besaran Area Jogging Track
Ruang Jumlah Kapasitas Standar Perhitungan Luas ruang Sumber
ruang (m2) (m2) (m2)
Jogging track 2 buah 50 orang - Diasumsikan Jogging 170 m2 A
area. Track : 1,7 m2 x 100m2
= 170 m2
Ruang duduk/ 10 30 orang 4,8m2 4,8m2 x 10 = 48m2 48 m2 A
/bangku
istirahat. buah 1 bangku
untuk 3
orang
Luasan Jogging Track : 218 m2
Sirkulasi 20 %: 43,6 m2
Total : 261,6 m2
Sumber : Olahan Penulis (2020)
j. Spot foto
Tabel 4.13 Analisa Besaran Area Labirin Photo Spot
Ruang Jumlah Kapasitas Standar Perhitungan Luas ruang Sumber
ruang (m2) (m2) (m2)
Taman 1 buah 15 Orang 1,44m2/ 1,44m2/ orang x 15 21 m2 A
orang = 21,6 m2

Gazebo 1,44m2/ -1,44 m2 x20 28,8 m2 NAD


8 buah 40 Orang
orang = 28,8 m2

Luasan Labirin Photo Spot: 49,8 m2


Sirkulasi 20 %: 9,96 m2
Total : 59,76 m2
Sumber : Olahan Penulis (2020)
k. Area Palm Seat 1(PS)
Tabel 4.14 Analisa Besaran Area Palm Seat 1(PS)
Ruang Jumlah Kapasitas Standar Perhitungan Luas ruang Sumber
ruang (m2) (m2) (m2)
Gazebo 30 buah 5 orang 4 m2 4m2x20 = 20 m2 80 m2 NAD

Lopo 25 buah 6 orang 1,44 1,44 m2 x 6 = 8.64 m2 216 m2 NAD


2
m /orang x 25 = 216 m2
Luasan Area Palm Seat 1(PS): 296 m2
Sirkulasi 20 %: 59,2 m2
Total : 355,2 m2
Sumber : Olahan Penulis (2020)

84
l. Kantin
Tabel 4.15 Analisa Besaran Kantin
Ruang Jumlah Kapasitas Standar ruang Perhitungan Luas Sumber
(m2) (m2) ruang(m)
 Ruang 1 buah -24 orang -1,44 m2/orang -1,44 m2 x 24 = 34,56m2 51,84 m2 NAD
makan. -12 meja -0,8m2 x 1,3 -1,04 m2 x 25 = 12,48m2
- 24 kursi m2/meja - 0,2m2 x 24 = 4,8 m2
- 0,4m2 x 0,5 m2
 Dapur. 1 buah -10 orang - 1,44 m2/orang -orang :1,44m2 x10=14,4m2 31,25 m2 NAD
2 Lemari -0,6 m2 x 1,2 -Lemari :0,72m2
- 2 Kulkas m2/lemari x2=1,44m2
-1 Freezer - 0,6m 2x -kulkas :0,36m2 x2=0,72m2
- 0,6 m2 /kulkas -1,92m2x0,65m2= 1,25 m2
2Wastafle - 1,92m2 x 0,65m2 - washtafle : 0,72
- 4 meja - 0,6 m2 x 1,20m2 -Meja :1,04 m2 x4=4,16 m2
- 6 Rak -0,8m2 x 1,3 -Rak : 1 m2 x 6 = 6 m2
- 4 Meja m2/meja -4 Meja Penggorengan
Penggoren - 0,5 m2 x 2 m2/ rak 0,64 m2x4
gan - 0,8 m2 x 0,8m2 = 2,56 m2
 Pantry. 1 buah - 0,6 m2 x 1,2 m2 = 0,72 m2 0,72m2 NAD
 Ruang 1 buah -6 Lemari -0,6 m2 x 1,2 -0,72 m2x 6 =4,32 m2 10,44m2 NAD
penyim - 6 karung m2/lemari - 0,54 m2x 6
panan. 6 Dos -0,54 m2/ karung =3,24 m2-0,48 m2 x 6
-0,6 m2 x 0,8 m2 / = 2,88 m2
dos
 Gazebo 12 buah -6 orang / 4 m2 4m2x12 = 48 m2 48m2 NAD
Gazebo
Luasan Kantin: 142,25m2
Sirkulasi 20 %: 28,45m2
Total : 170,7m2
Sumber : Olahan Penulis (2020)
m. Lapak Penjualan Bunga
Tabel 4.16 Analisa Besaran Lapak Penjualan Bunga
Ruang Jumlah Kapasitas Standar ruang Perhitungan Luas Sumber
(m2) (m2) ruang(m)
 Lapak 4 -2 penjaga -1,44m2/orang -1,44m2 x 2 = 2,88m2 27,56m2 NAD
- Meja -1,5 m2 x 2 m2 - 3 m2
penjualan - 0,4m2 x 0,5 m2 - 0,2 m2
- 2 Kursi - 1,8 m2 x 0,45 m2 - 0,81 m2
- Meja = 6,89 m2/Lapak
Kasir
 Ruang 1 buah -5 Lemari -0,6 m2 x 1,2 -0,72 m2x 6 =4,32 m2 10,44m2 NAD
penyim m2/lemari
panan.
 Gazebo 6 buah -6 orang / 4 m2 4m2x6 = 16 m2 48m2 NAD
Gazebo
Luasan Kantin: 86 m2
Sirkulasi 20 %: 17,2m2
Total : 103,2m2
Sumber : Olahan Penulis (2020)

85
n. Lapak Penjualan Buah dan Sayur
Tabel 4.17 Analisa Besaran Lapak Penjualan Buah dan Sayur
Ruang Jumlah Kapasitas Standar ruang Perhitungan Luas Sumber
(m2) (m2) ruang(m)
 Lapak 4 -2 penjaga -1,44m2/orang -1,44m2 x 2 = 2,88m2 27,56m2 NAD
- Meja -1,5 m2 x 2 m2 - 3 m2
penjualan - 0,4m2 x 0,5 m2 - 0,2 m2
- 2 Kursi - 1,8 m2 x 0,45 m2 - 0,81 m2
- Meja = 6,89 m2/Lapak
Kasir
 Ruang 1 buah -5 Lemari -0,6 m2 x 1,2 -0,72 m2x 6 =4,32 m2 10,44m2 NAD
penyim m2/lemari
panan.
 Gazebo 6 buah -6 orang / 4 m2 4m2x6 = 16 m2 48m2 NAD
Gazebo
Luasan Kantin: 86 m2
Sirkulasi 20 %: 17,2m2
Total : 103,2m2
Sumber : Olahan Penulis (2020)
o. Tempat Ibadah
Tabel 4.18 Analisa Besaran Tempat Ibadah
Ruang Jumlah Kapasitas Standar Perhitungan Luas Sumber
ruang (m2) (m2) ruang(m)
 Ruang 1 buah -20 orang -1,44 m2/orang -1,44 m2 x 20 = 28,8 m2 28,8 m2 NAD
peribadatan.
 Ruang 1 buah -10 orang - 1,44m2/orang -orang:1,44m2 15,84 m2 NAD
peralatan. 2 Lemari 0,6 m2 x 1,2 x10=14,4m 2

m2/lemari Lemari:0,72m2x2=1,442
Toilet. 1buah 6 orang -Pengguna6x1,44m2=8,64 m2
-6kloset6 x 0,32m2 = 1,92 m2
-6 Tempat wuduh : 16,56m2 NAD
2
diasumsikan 0,8 m x
-1,5 m2 = 1,2 m2
Luasan Lahan untuk Tempat Ibadah : 61,2 m2
Sirkulasi 20 %: 12,24 m2
Total : 73,44m2
Sumber : Olahan Penulis (2020)

86
p. Cottage / Penginapan
Tabel 4.19Analisa Besaran Cottage
Ruang Jumlah Kapasitas Standar ruang Perhitungan Luas Sumber
(m2) (m2) ruang(m2)
 Kamar 6 buah -2orang - 1,44 m2 -1,44m2 x 2 = 2,88m2 7,83m2x10 NAD
Tidur -1 meja - 0,6 m2 x 1 m2 -0,6m2 x 1 = 0,6 m2 = 78,3m2
-2 kursi - 0,4m2 x 0,5m2 -0,2m2x2=0,4m2
-1 sofa - 0,7 x 1,75 -1,23m2x1=1,23m2
- 1 Lemari /Sofa -0,72m2x1=0,72m2
-1Tempat -0,6 m2x -2m2x1=2m2
Tidur 1,2m2/lemari
- 1m2x 2m2
 Toilet 1 buah -1orang -1,44 m2/ orang - Pengguna 1 2,66 m2x10
-1washtafle - 1 Kloset = x1,44m2 = 1,44m2 = 26,6 m2
0,32 m2 - 1 kloset = 0,32m2
NAD
-0,3m2 x 0,3m2/ - 1Washtafle :
Washtafle 0,3 m2 x 0,3 m2
= 0,9 m2
 Carport 6 buah -6 mobil -5m2 x 2m2 = - 1 kendaraan roda 4 = 10m2 x 6m2
NAD
10m2 10m2 = 60m2
Luasan Lahan untuk Tempat Ibadah : 164,9 m2
Sirkulasi 20 %: 32,98 m2
Total : 197,88 m2
Sumber : Olahan Penulis (2020)
q. Kantor Pusat
Tabel. 4.20 Analisa Besaran Kantor Pusat
Ruang Jumla Kapasita Standar ruang Perhitungan Luas Sumber
h s (m2) (m2) ruang(m2)
 Lobby 1 buah 20 orang - - 0.8 m2 x2 0 = 16 m2 24 m2 A
- Diasumsikan 6 buah
bangku : 2 m2 x 0,4m2=
0,8 m x 6 = 4,8 m2
 Ruang 1 buah -5 orang 1,44 m2/orang -1,44m2x5 = 7,2 m2 9,6 m2 NAD
Tunggu -2 Sofa 0,7 x 1,75 /Sofa - 1,2 x 2 = 2,4
 Ruang 1 buah -4 orang -1,44 m2/orang - orang :1,44 m2 x 4 = 13,85 m2 NAD
2
Manager -2 sofa -0,7 x1,75 5,76 m
-1 meja /Sofa -Sofa :1,225 x 2 = 2 ,45m2
kerja -0,8m2 x 1,3 -Meja: 1,04 x 1 = 1,04 m2
-1 meja m2/meja - Meja : 0,72 x 1 = 0,72m2
tamu - 0,6 m2 x 1,2 -Bangku:0,2 m2x1= 0,2m2
-2 m2/meja -Lemari :0,72x1= 0,72 m2
bangku -0,4 x 0,5 m2/bangku - Meja :0,72 x 1 = 0,72 m2
-1 lemari -0,6 m2x -Toilet :Pengguna 1x1,44 =
-1 meja 1,2m2/lemari = 1,44 mm2
TV -0,6m2x 1 Bak Air 1x0,48= 0,48 m2
-1 Toilet 1,2m2 /meja 1 kloset 1x0,32=0,32 m2
-2,24 m2/Toilet

87
 Ruang 1 buah 6 orang -1,44 m2/orang - orang :1,44 m2 x 6 = 16,08 m2 NAD
karyawan -0,4 x 0,5 m2/bangku 8,64 m2
/ Staff -0,8m2 x 1,3 - Bangku:0,2m2x6=1,2 m2
m2/meja - Meja: 1,04 x6 = 6,24 m2

 Ruang 1 buah 2 orang -1,44 m2/orang - orang :1,44 m2 x 2 = 5, 36 m2 NAD


Bidang -0,4 x 0,5 m2/bangku 2,88 m2
Wisata -0,8m2 x 1,3 - Bangku:0,2 m2x2=0.4m2
m2/meja - Meja: 1,04m2 x2 =
2,08 m2
 Ruang 1 buah 2 orang -1,44 m2/orang - orang :1,44 m2 x 2 = 5, 36 m2 NAD
Bidang -0,4 x 0,5 m2/bangku 2,88 m2
Pertanian -0,8m2 x 1,3 - Bangku:0,2m2 x2=0.4m2
m2/meja - Meja: 1,04m2 x2 =
2,08 m2
 Ruang 1 buah 20 orang -1,44 m2/orang -1,44 m2 x 20 = 28,8 m2 52, 8m2 NAD
Rapat -0,4 x 0,5 m2/bangku - 0,2 m2 x 20 = 4 m2
-0,8m2 x 1,3 - 1, 04 m2 x20 =
m2/meja 20,8 m2
 Ruang 1 buah -2 orang -1,44 m2/orang -orang :1,44 m2 x 2 = 5,76 m2 NAD
Arsip -4 -0,6 m2x 2,88m2
lemari 1,2m2/lemari -Lemari:0,72m2x4
=2,88m2
 Ruang 1 buah - 4 orang -1,44 m2/orang -orang :1,44 m2x 4 = 5,76 8,26 m2 NAD
istirahat. - 2 Sofa -0,7 x 1,75 m2
1 Meja /Sofa - Sofa : 1,23 x 2 = 1,46 m2
-0,8m2 x 1,3 - 1,04m2 x 1 = 1,04 m2
m2/meja
 Pantry 1 buah -1 Pantry - 0,6 m2 x 1,5 m2 - Pantry : 0,9 m2 5,98 m2 NAD
- Lemari - 0,6 m2 x 1,2 m2 - Lemari : 0,72 m2
- Kulkas - 0,6m 2x0,6 m2 - Kulkas : 0,36 m2
Area Pantry : 2m2 x 2m2 =
4 m2
 Gudang 1 buah -4 lemari - 0,6 m2 x 1,2 -Lemari : 0,72m2 x 4 9,68m2 NAD
-2 Rak m2/lemari = 2,88
- 10 Dos - 0,5 m2 x 2 m2/ -Rak : 1m2 x 2 = 2m2
rak
- Dos : 0,48m2 x 10 m2
-0,6 m2 x 0,8 m2 / = 4,8 m2
dos

 Toilet. 2 buah 2 orang 1,44 m2 / pengguna Pengguna 2x1,44 = 2,88m2 4,48 m2 NAD
2
2 Bak Air 2 x 0,48 = 0,96 m
2 kloset 2 x 0,32 = 0,64 m2
Luasan Kantor Pusat : 161,21 m2
Sirkulasi 20 %: 32,24 m2
Total : 193,45m2
Sumber : Olahan Penulis (2020)

88
r. Mess Karyawan
Tabel 4.21 Analisa Besaran Mess Karyawan
Ruang Jumla Kapasitas Standar ruang Perhitungan Luas Sumber
h (m2) (m2) ruang(
m2)
Kamar Type A 5 buah - 2 orang -1,44 m2/orang -1,44 m2 x 2 14.4 m2 NAD
/kamar = 2,88 m2 x 5
= 14.4 m2
Kamar Type B 9 buah -1orang/ - 1,44 m2/orang -orang : 1,44m2 x 9 = 12,96 174,96 NAD
kamar -0,6 m2 x 1,2 m2 m2
- 1 Lemari m2/lemari -Lemari :0,72m2 x 9
=6,48m2
=19.44m2 x 9 = 174,96m2
Ruang Tamu 1buah - 8 orang -0,7 x 1,75
- 4 sofa /Sofa -Sofa = 4,9 m2
5,94 m2 NAD
- 2 meja -0,8m2 x 1,3 -Meja = 1,04 m2
m2/meja
Ruang Cuci 1 buah - 1 orang -1,44 m2/ orang - Pengguna 1
- 1 Mesin - 0,6 m2 x x1,44m2 = 1,44m2 1,83m2 NAD
Cuci 0,65m2 -Mesin cuci = 0,39m2
Gudang 1 buah -1 orang -1,44 m2/ orang - Pengguna = 1,44m2
Sembako - 2 Karung -0,56m2x0,9m2 - Karung = 0,51m2
Beras -0,6 m2 x1,2 m2 - Lemari = 0,72m2 2,87m2 NAD
-1 lemari -0,5m2x0,4m2 - Dos = 0,2m2
- 2 Dos
Toilet 4 buah -1 orang/ Pengguna 4x1,44 = 8,95 m2 NAD
2
toilet 5,76 m
4 Bak Air = 4 x0,48=1,92 m2
4 kloset =4 x 0,32= 1,28 m2
Luasan Lahan untuk Mess Karyawan : 208,95m2
Sirkulasi 20 %: 41,79m2
Total : 250,74m2
Sumber : Olahan Penulis (2020)

89
s. Ruang ME
Tabel 4.22 Analisa Besaran Ruang ME
Ruang Jumlah Kapasitas Standar ruang Perhitungan Luas Sumber
(m2) (m2) ruang(m2)
 Ruang 1 buah -2 orang -1,44 m2/orang -1,44 m2 x 2=2,88 m2 4,32 m2 NAD
Kontrol. - 1 Meja -0,8m2x1,3m2/meja -0,8m2x2,3m2=1,04 m2
-2 kursi -0,4x 0,5m2/bangku -0,2 m2x2= 0,4 m2
 Ruang 1 buah 2 orang -1,44 m2/orang -1,44 m2 x 2 =2,88m2 3,64m2 A
genset. 1 genset -0,47 m2 x1,62m2 -0,47 m2 x 1,62 m2
= 0,76m2
 Ruang alat/ 1buah - 9,68m2 - 9,68m2 NAD
gudang.
 Ruang 1 buah -2 orang -1,44 m2/orang -1,44 m2 x 2= 2,88 m2 5,36 m2 NAD
CCTV - 1 Meja -0,8m2x1,3m2/meja -0,8 m2x2,3m2= 1,04m2
-2 kursi -0,4 x0,5m2/bangku -0,2 m2x2= 0,4 m2
-Meja -0,8m2 x 1,3 -0,8 m2x2,3m2= 1,04m2
Monitor m2/meja
 Ruang 1 buah -2 orang -1,44 m2/orang -1,44 m2 x 2= 2,88m2 3.36m2 NAD
Pompa - 2Pompa -0,59m2x 0,39m2 -0,24m2x 2=0,48m2

Luasan Lahan untuk Ruang ME : 26,36 m2


Sirkulasi 20 %: 5,27m2
Total : 31,63m2
Sumber : Olahan Penulis (2020)
t. Parkiran
Tabel 4.23 Analisa Besaran Parkiran
Ruang Jumlah Kapasitas Standar Perhitungan Luas Sumber
ruang (m2) (m2) ruang(m
2)
 Parkiran 1 buah -8 bus -bus : 45 m2 -45m2x8 = 360m2 685,6 m2 NAD
pengunjung. -16 mobil - Mobil : -10.35 m2x16 = 165,6 m2
-80 motor 10.35 m2 -2m2x80= 160m2
-motor : 2 m2
 Parkiran 1 buah 7 mobil - Mobil : -10.35 m2x7 =72,45 m2 92,45m2 NAD
pengelola. 10 motor 10.35 m2 - 2m2x10 = 20m2
-motor : 2 m2
Pos Jaga 2 buah - 2 orang -2m2x2m2 -2m2x2m2 = 4m2 5,6m2 NAD
-2 wc - 0.8 m2 -0.8m2 x 2 = 1.6 m2
Luasan Lahan untuk Tempat Parkir : 783,65 m2
Sirkulasi 20 %: 156,73m2
Total : 940,38m2
Sumber : Olahan Penulis (2020)

90
u. Balai Kesehatan
Tabel 4.24 Analisa Besaran Balai Kesehatan
Ruang Jumlah Kapasitas Standar ruang Perhitungan Luas Sumber
(m2) (m2) ruang(m2)
 Teras. - Pengguna 1,20m2
1 buah 10 orang 0,8 m2/ orang x1,20 m2 =10x1,44m2 14,4 m2 NAD
= 14,4 m2
Ruang 1 buah 4 orang -1,44m2/ orang -1,44 m2 x 4= 5,76m2 10,9 m2 NAD
medis. 1 meja -0,8m2x1,3m2/meja 2
-1,04 m x1 =1,04m 2

2 kursi -0,4 x0,5m2/bangku -0,2m2x2 = 0,4m2


2 tempat -0,95m2x1,95m2/ -1,85m2x2= 3,7 m2
T.Tidur
tidur
Luasan Lahan untuk Balai Kesehatan : 25,3 m2
Sirkulasi 20 %: 5,06 m2
Total : 30,36 m2
Sumber : Olahan Penulis (2020)
v. Tempat Sampah
Tabel 4.25 Analisa Besaran Area Tempat Sampah
Ruang Jumlah Kapasitas Standar Perhitungan Luas Sumber
ruang (m2) (m2) ruang(m2)
 Tempat
500 liter x 0,3 m2x0,7m2=
sampah 12 buah 0,3 m2x0,7m2 2,52 m2 NAD
2 0,21m2 x 12
organik.
 Tempat 12 buah
500 liter x 0,3 m2x0,7m2=
NAD
sampah 0,3 m2x0,7m2 2,52 m2
2 0,21m2 x 12
anorganik.
Luasan Lahan untuk Tempat Sampah : 5, 04 m2
Sirkulasi 20 %: 1,01 m2
Total : 6,05 m2
Sumber : Olahan Penulis (2020)
w. Gudang Alat
Tabel 4.26 Analisa Besaran Gudang Alat
Ruang Jumlah Kapasitas Standar Perhitungan Luas Sumber
ruang (m2) (m2) ruang(m2)
 Ruang -4 orang - 1,44 m2
-1,44 m2 x 4 = 5,76 m2
penyimpanan 1 buah -10 jenis Diasumsikan 35,76 m2 A
-3m2x 10 = 30m2
peralatan. alat 3 m2 / alat
Luasan Lahan untuk Tempat Ibadah : 35,76 m2
Sirkulasi 20 %: 7, 15 m2
Total : 42,91 m2
Sumber : Olahan Penulis (2020)

91
x. Toilet
Tabel 4.27 Analisa Besaran Toilet
Ruang Jumla Kapasitas Standar ruang (m2) Perhitungan Luas Sumber
h (m2) ruang(m2)
 Toilet -8 orang - 1,44 m2 -1,44 m2 x 8 = 11,52 m2
Wanita 1 buah -6 bilik -1,2m2x 1,5m2 -1,8m2x 6 = 10,8m2 22,92m2 NAD
-2washtafle -0,5m2x 0,6 m2/washtafle -0,3 m2 x 2 = 0,6 m2
 Toilet 1 buah -15 orang - 1,44 m2 -1,44 m2 x 15 = 21,6 m2 52,97m2
Pria -6 bilik -1,2m2x 1,5m2 -3m2x 10 = 30m2
NAD
-2washtafle -0,5m2x 0,6m2/ washtafle -0,3 m2 x 2 = 0,6 m2
- 7urinoir -0,35m2x0,30m2 -0,11m2 x 7 = 0,77
Luasan Lahan untuk Tempat Ibadah : 75,89 m2
Sirkulasi 20 %: 15,18m2
Total : 91,07m2
Sumber : Olahan Penulis (2020)
4.1.7 Rekapitulasi Besaran Fasilitas
Tabel 4.28 Rangkuman Besaran Fasilitas
No. Ruangan Luas (m2) Jenis Kelompok
1. Pusat Informasi 57,9 m2 Ruang Dalam
2. Screen House 111,8 m2 Ruang Dalam
2
3. Ruang Pembibitan 72 m Ruang Dalam
2 Edukasi
4. Agro Industry 136 m Ruang Dalam
2
5. Laboratorium 73,34 m Ruang Dalam
2
6. Aula 1.906,6 m Ruang Dalam
2
7. Lahan 47.600 m Ruang Luar
2
8. Camping Ground 921,1 m Ruang Luar
2
9. Jogging Track 261,6 m Ruang Luar Rekreasi
2
10. Area Labirin Photo Spot 870 m Ruang Luar
11. Area Duduk / Bersantai 355,2 m2 Ruang Luar
2
12. Kantin 170,7 m Ruang Dalam
2
13. Lapak Penjualan Bunga 103,2 m Ruang Dalam
2
14. Lapak Penjualan Buah dan Sayur 103,2 m Ruang Dalam Penunjang
2
15 Tempat Ibadah 73,44 m Ruang Dalam
16. Cottage / Penginapan 197,88m2 Ruang Dalam
2
17. Kantor Pusat 193,45 m Ruang Dalam
2
18. Mess Karyawan 250,74 m Ruang Dalam
2
19. Ruang ME 31,63 m Ruang Dalam
2
20. Parkiran 940,38 m Ruang Luar Pengelola dan
2
21. Balai Kesehatan 30,36 m Ruang Dalam Service
2
22. Tempat Sampah 6,05 m Ruang Luar
23. Gudang Alat 42,91 m2 Ruang Dalam
2
24. Toilet 91,07 m Ruang Dalam
Total Luasan Ruang Dalam = 57,9 m2 + 111,8 m2 + 72 m2 + 136 m2 + 73,34 m2 + 1.906,6 m2 + 170,7 m2+ 103,2
m2+103,2 m2+73,44 m2 + 197,88 m2 + 193,45 m2 + 250,74 m2 + 31,63m2 + 30,36 m2 + 42,91 m2 + 91,07m2=
3.646,22 m2
Total Luasan Ruang Luar =47.600m +921,1m +261,6m2 +870m2+355,2m2 +940,38m2 +6,05m2= 50.954,33 m2
2 2

TOTAL = 54.591,55m2
Sumber : Olahan Penulis (2020)

92
4.1.8 Analisa Keseluruhan Aktivitas Dalam Taman
Diagram keseluruhan aktivitas dalam Agrowisata Taman
Teknologi Pertanian Mollo adalah sebagai berikut :

Parkir
Datang
Pulang
Absen Masuk & Keluar

Rumah
Kantor Pengelola
Penginapan
Bekerja & Melayani Pengelola
Pengunjung Kebun
Melakukan
Perjalanan Wisata
Agro

Kegiatan Penginapan Kegiatan Wisata ke Kegiatan Kegiatan Wisata Non Agro


Zona 1,2 dan 3 Pendidkan & Penelitian

Cottage Lahan Pertanian  Laboratorium  Pemancingan


 Agro Industry  Camping ground
 Kolam Perahu Angsa
Menginap  Rumah Kaca  Aula
 Lahan Istirahat & Bersantai  Duduk dan bersantai
Makan & Minum Percontohan

Makan & Minum


Beristirahat Istirahat & Bersantai
Istirahat & Bersantai
BAB/BAK
BAB/BAK Makan & Minum
Makan & Minum
BAB/BAK
BAB/BAK
Keterangan
Alur Aktivitas Datang Pengunjung
Alur Aktivitas Datang Pengelola
Alur Aktivitas Pulang Pengunjung
Alur Aktivitas Pulang Pengelola
Diagram 4.4 Pola Keseluruhan Aktivitas di TTP Mollo
Sumber : Olahan Penulis (2020)

93
4.1.9 Analisa Kedekatan Ruang

Diagram 4.5 Kedekatan Fasilitas di TTP Mollo


Sumber : Olahan Penulis (2020)

94
4.1.10 Analisa Sirkulasi Antar Fasilitas

Diagram 4.6 Sirkulasi Antar Fasilitas Di Dalam TTP Mollo


Sumber : Olahan Penulis (2020)
a. Hubungan ruang fungsi primer.
 Pola hubungan ruang pada Ruang Informasi.

Diagram 4.7 Pola Hubungan Ruang Informasi


Sumber : Olahan Penulis (2020)

95
b. Screen House

Diagram 4.8 Pola Hubungan Ruang Screen House


Sumber : Olahan Penulis (2020)

c. Ruang Pembibitan

Diagram 4.9 Pola Hubungan Ruang Pembibitan


Sumber : Olahan Penulis (2020)

d. Agro Industry

Diagram 4.10 Pola Hubungan Ruang Agro Industry


Sumber : Olahan Penulis (2020)

96
e. Laboratorium

Diagram 4.11 Pola Hubungan Ruang Laboratorium


Sumber : Olahan Penulis (2020)
f. Aula/ Serbaguna

Diagram 4.12 Pola Hubungan Aula/Serbaguna


Sumber : Olahan Penulis (2020)
g. Lahan Perkebunan

Diagram 4.13 Pola Hubungan Ruang Lahan Pertanian


Sumber : Olahan Penulis (2020)

97
h. Area Spot foto

Diagram 4.14 Pola Hubungan Ruang Area Spot Foto


Sumber : Olahan Penulis (2020)
i. Camping Groung

Diagram 4.15 Pola Hubungan Ruang Camping Ground


Sumber : Olahan Penulis (2020)
j. Kantin

Diagram 4.16 Pola Hubungan Ruang Kantin


Sumber : Olahan Penulis (2020)

98
k. Lapak Penjualan Bunga

Diagram 4.17 Pola Hubungan Ruang Lapak Penjualan Bunga


Sumber : Olaha Penulis (2020)
l. Lapak Penjualan Sayur dan Buah

Diagram 4.18 Pola Hubungan Ruang Lapak Penjualan Sayur dan Buah
Sumber : Olahan Penulis (2020)
m. Tempat Ibadah

Diagram 4.19 Pola Hubungan Ruang Tempat Ibadah


Sumber : Olahan Penulis (2020)

99
n. Cottage / Penginapan

Diagram 4.20 Pola Hubungan Ruang Cottage


Sumber : Olahan Penulis (2020)
o. Kantor Pusat

Diagram 4.21 Pola Hubungan Ruang Kantor Pusat


Sumber : Olahan Penulis (2020)

100
4.2 Analisis Tapak
4.2.1 Tata Guna Lahan
a. Peruntukan Lahan
Site Perancangan terletak di Desa Netpala, Kecamatan Mollo
Utara. Berdasarkan RTRW Kabupaten Timor Tengah Selatan, lokasi
perancangan merupakan lokasi yang diperuntukan untuk perkebunan.

Gambar 4.1 Peta Peruntukan Lahan


Sumber : RTRW Kabupaten TTS (2015)

101
b. Pemilihan Lokasi Perancangan
Terdapat tiga lokasi yang dijadikan sebagai alternatif untuk
perancangan Agrowisata di Taman Teknologi Pertanian Mollo. Alternatif
Lokasinya adalah sebagai berikut :

Gambar 4.2 Peta Zona Taman Teknologi Pertanian Mollo


Sumber : Google Earth (2018)

a) Alternatif 1
Terletak pada Zona 1 Taman Teknologi Pertanian Mollo.
Berdasarkan Masterplan Taman Teknologi Pertanian Mollo, Zona 1 ini
merupakan Zona yang diperuntukan sebagai TTP Center, dengan fasilitas-
fasilitas yang disediakan yaitu beberapa bangunan seperti Kantor Pusat,
Screen House, Gudang Alat, Gedung Kontrol Air dan Listrik,
Laboratorium, Unit Pengolahan Hasil, Lahan Kebun Sayur, Buah, dan
Bunga.
Zona 1 ini memiliki batasan-batasannya yaitu :
- Timur: Kawasan hutan lindung.
- Barat: Jalan lingkungan.
- Utara: Kawasan Pemukiman
- Selatan: Padang savana dan kawasan hutan lindung.

102
b) Alternatif 2
Terletak pada Zona 2 Taman Teknologi Pertanian Mollo.
Berdasarkan Masterplan Taman Teknologi Pertanian Mollo, Zona 2 ini
merupakan zona on-farm yang merupakan lahan pertanian masyarakat di
Desa Netpala, khususnya untuk 7 buah kelompok Tani denagn fasilitas
berupa lahan pertanian, lantai jemur, sumur dan bak penampungan air.
c) Alternatif 3
Terletak pada Zona 3 Taman Teknologi Pertanian Mollo.
Berdasarkan Masterplan Taman Teknologi Pertanian Mollo, Zona 3 ini
merupakan zona yang dikhususkan untuk embung dengan fasilitas
yangdisediakan yaitu berupa 1 buah embung besar dan 1 buah embung
mini, 1 buah ruang kontrol dan beberapa Gazebo.
Pemilihan lokasi perancangan didasarkan pada kriteria atau
persyaratan yang harus dipernuhi. Adapun kriteria pemilihan lokasi yaitu :
1. Lokasi yang strategis
2. Memiliki Luas yang menukupi
3. Kemudahan pencapaian ke lokasi
4. Memiliki Utilitas yang menunjang.
Berdasarkan kriteria pemilihan lokasi dan alternatif lokasi, maka
dilakukan analisa pemilihan lokasi perancangan sebagai berikut:

103
Tabel 4.29 Analisa Pemilihan Lokasi
No. Kriteria Alternatif 1 Nilai Alternatif 2 Nilai Alternatif 2 Nilai
1 Lokasi yang Lokasi terletak pada daerah Sangat Lokasi terletak pada daerah Kurang Lokasi terletak pada Cukup
strategis yang strategis di mana Strategis yang kurang strategis Strategis daerah yang cukiup
langsung berbatasan dengan karena merupakan lahan strategis di mana (70)
jalan lingkungan yang (80) milik masyarakat, sehingga (60) langsung berbatasan
merupakan jalan yang ada lahan yang tidak dengan jalan
terhubung langsung dengan terhubung langsung dengan lingkungan.
jalan umum. jalan
2 Memiliki Luas Luasan site sangat Cukup Luasan site sangat Sangat Luasan site kurang Kurang
yang memungkinkan untuk mencukupi karena lahan mencukup memungkinkan untuk
mencukupi perancangan Agrowisata (70) on-farm milik masyarakat i (80) dibangun agrowisata (60)
sangat luas karena ukuran site
sangat kecil
3 Kemudahan Pencapaian pada lokasi Sangat Pencapaian ke Zona ini Kurang Pencapaian ke site ini Kurang
pencapaian ke dapat diakses melalui Jalan Dekat Kurang baik, karena site juga kurang baik,
lokasi Lingkungan. Jarak ke jalan yang sangat luas (60) karea akses menuju ke (60)
Umum lebih dekat (80) menyebabkan ada lahan site masih
yang sulit dicapai. menggunakan jalan
setapak.
4 Memiliki Memiliki fasilitas penunjang Cukup Memiliki fasilitas Cukup Memiliki sarana Cukup
Utilitas yang utilitas seperti air dan listrik penunjang yang cukup utilitas seperti jaringan
menunjang. (70) baiki seperti listrik dan air (70) air dan listrik (70)

Keterangan : Jumlah Nilai :


Sangat : 80 a. Alternatif 1 : 80 + 70 + 80 + 70 = 300
Cukup : 70
Kurang : 60 b. Alternatif 2 : 60 + 80 + 60 + 70 = 270
c. Alternatif 3 : 70 + 60 + 60 +70 = 260
Sumber : Olahan Penulis (2020)

104
4.2.2 Kondisi Eksisting Tapak
a. Batas-batas
Lokasi perancangan terletak di Zona 1 Taman Teknologi Pertanian
Mollo, Desa Netpala Kecamatan Mollo Utara. Berikut adalah batan Lokasi
Perancangan Agrowisata di Zona 1 Taman Teknologi Pertanian Mollo:
- Batas Timur : Merupakan Hutan Lindung
- Batas Barat : Merupakan Hutan Lindung dan Pemukiman
- Batas Utara : Merupakan Jalan Lingkungan dan Pemukiman
- Batas Selatan : Merupakan Lahan Kosong

Gambar 4.3 Batasan site

b. Ukuran Site
Lokasi Perancangan memiliki ukuran sebesar 80.763 m2 atau
±8,7 Ha.

105
c. Potensi
Zona 1 TTP Mollo merupakan Lokasi yang sesuai untuk Perancangan
Agrowisata, dikerenakan zona ini adalah Zona TTP Center yang merupakan
pintu gerbang TTP Mollo dan pusat dari aktifitas di Taman Teknologi
Pertanian Mollo yang dikhususkan untuk fasilitas-fasilitas seperti Kantor
Pengelolah, Screen House, Green House, Agro Industry dan lain sebagainya.
Zona 1 juga berada tidak jauh dari pusat kota serta memiliki akses yang
memadai sehingga dapat diakses dengan mudah. Selain itu zona ini juga
memiliki jaringan utilitas berupa air dan listrik.
d. Analisis Kondisi Fasilitas Eksisting Zona 1
Tabel 4.30 Kondisi Fasilitas eksisting Zona 1 TTP Mollo
No. Fasilitas Lokasi Kondisi Kesimpulan
1. Pintu Gerbang Masih sangat Baik, Tetap
dengan cat berwarna dipertahankan,
abu-abu. Namun ada
Terletak pada jalan perubahan
masuk sebelum Zona terhadap
1 TTP Mollo Warna.

2. Kantor Pengelola Kantor Pengelolah Kantor


hanya berupa 1 buah Pengelolah
bangunan Kantor harus didesain
Kecil, yang digabung ulang, karena
dengan laboratorium, kantor harus
kondisinya masih dipisahkan
baik, namun tidak dengan
terawat. laboratorium.
3. Screen House Screen House yang Akan didesain
ada di TTP Mollo ini Ulang
sudah cukup lama
sehingga warnanya
sudah pudar dan
berlumut

106
No. Fasilitas Lokasi Kondisi Kesimpulan
4. Gudang Alat Tampilan bangunan Gudang alat
sangat sederhana dan akan didesain
terbuka dan tidak ulang, dan
terlihat seperti Gudang letaknya juga
Alat, letaknya juga akan
jauh dari lahan dipindahkan
pertanian
5. Unit Pengolahan Bangunan sangat Akan didesain
Hasil Pertanian sederhana dan tidak Ulang, dan
terawat, sehingga letaknya akan
terlihat seperti bukan dipindahkan
Unit Pengolahan Hasil

6. Tempat Penjualan Hanya berupa sebuah Akan


Hasil lapak Kecil, dan tidak dihilangkan
terawat dan diganti
dengan Agro
Industri

7. Mess Karyawan Mess Karyawan sudah Akan didesain


sangat lama, dan ada ulang, dan
beberapa yang rusak letaknya
dipindahkan

8. Ruang Kontrol Air Kondisinya sudah Aakan


rusak, dan tidak didesain ulang,
terawat dan lokasinya
dipindahkan

9. Gazebo Gazebo masih bagus. Bentuk tetap


dipertahankan,
namun ada
perubahan
pada tampilan
dan perletakan
gazebo.

Sumber : Olahan Penulis (2020)

107
4.3 Analisis Topografi

Gambar 4.4 Peta Topografi Site

Peta diatas menunjukan bahwa ketinggian kontur pada lokasi


perancangan berada pada ketinggian 1090 mdpl - 1100 mdpl dengan
keadan agak berkontur.
Implikasi keadaan topografi terhadap rancangan:
Kondisi topografi pada area bagian Selatan dan Timur memiliki kontur
yang agak miring sedangkan pada daerah bagian Utara memiliki kontur
yang relatif rata sehingga dalam perancangan bentuk kontur yang ada
tetap dipertahankan namun dilakukan cut and fill sewtiap ketinggian 2
meter di buat terasering. Pada kontur tertinggi ditempatkan Spot foto dan
icon berupa bak air yang dirancang sedemikian rupa agar dapat menarik
minat pengunjung untuk mencapai kontur tertinggi site.

108
4.4 Analisis Hidrologi

Gambar 4.5 Peta Hidrologi Kabupaten TTS


Sumber : BAPEDA Kabupaten TTS (2014)
Sumber air di Wilayah Kabupaten Timor Tengah Selatan yaitu air
hujan, air tanah, dan air permukaan.
1. Air Hujan
Wilayah Kabupaten Timor Tengah Selatan mempunyai curah
hujan rata-rata sebesar 1000/1500 mm/tahun.Curah hujan per
tahun berkisar 750 mm/tahun, dengan rata-rata hari hujan sebesar
78 hari/tahun. sepanjang tahun 2009, jumlah hari hujan tertinggi
terjadi pada bulan januari selama 106 hari dengan curah hujan
1.520 mm dan bulan desember selama 97 hari dengan curah hujan
2.072 mm.
2. Air Tanah
Keberadaan kondisi geologi dan hidrologi mempengaruhi
kondisi sumber daya air di Wilayah Kabupaten Timor Tengah
Selatan. kondisi air tanah pada daerah daratan menunjukan adanya
sumber-sumber air berupa mata air yang muncul pada lembah-
lembah dengan kapasitas debit relatif kecil dan sumber-sumber air
ini hampir terdapat di semua Kecamatan.

109
3. Air Permukaan
Potensi air permukaan dapat diketahui dari sumber air yang
berasal dari sungai dan air genangan. Berdasarkan Peta Aliran
Sungai dari BAPPEDA, sumber air permukaan khususnya di Desa
Netpala Kecamatan Mollo Utara merupakan daerah aliran sungai
Mina.
Implikasi kondisi hidrologi terhadap rancangan yaitu :
a. Memanfaatkan kondisi curah hujan untuk menyiram tanaman dengan
cara membuat bak penampung air hujan untuk menyiram tanaman.
b. Membuat bak penampungan air bersih yang bersumber dari air
permukaan untuk memenuhi kebutuhan yang ada di zona 1 Taman
Teknologi Pertanian Mollo.
4.5 Analisis Vegetasi
Jenis vegetasi yang terdapat pada tapak di uraikan sebagai berikut :
a. Jenis vegetasi yang tedapat di lokasi perancangan.
Pada lokasi perancangan terdapat beberapa jenis vegetasi antara lain :
pohon Mangga, pohon jambu, pohon jeruk, pohon gamal serta semak-semak
dan rerumputan liar.

Gambar 4.6 Vegetasi pada lokasi


Berikut merupakan jenis-jenis vegetasi dan letak vegetasi pada site
eksisting di Zona 1 TTP Mollo:

110
Tabel 4.31 Jenis Vegetasi dan Letaknya di Zona 1 TTP Mollo
Jenis Vegetasi Letak pada site Keterangan
Pohon Klengkeng Pada site terdapat vegetasi
berupa pohon Klengkeng pada
bagian bagian Timur site

Pohon Bambu Pohon Bambu berada di bagian


tengah agak ke Timur dari site,
merupakan jenis Bambu Kecil.

Pohon Kayu Jeruk Terletak menyebar diantara


bagian Timur dan Selatan.
Vegetasi Merupakan jenis Jeruk
Cina.

Pohon Advokat Terdapat Vegetasi berupa Pohon


Advokat yang terletak menyebar
di bagian BaratDaya dari site.

Jenis Vegetasi Letak pada site Keterangan

111
Jenis Vegetasi Letak pada site Keterangan
Pohon Jambu Terdapat Vegetasi berupa pohon
Jambu Bangkok yang menyebar
di area bagian Barat Site

Pohon Mangga Terdapat Vegetasi berupa


Kelapa Mangga Kelapa di area bagian
Selatan site.

Pohon Pisang Pada site terdapat vegetasi


berupa pohon pisang yang
terletak menyebar di area bagian
Barat hingga Selatan site.

Semak dan Terletak menyebar di seluruh site


rerumputan liar

Sumber : Olahan Penulis (2020)

112
b. Jenis Holtikultura yang terdapat di Lokasi
Adapun jenis Holtikultura yang ada di TTP Center antara lain berupa
aneka sayur seperti : Sayur Kol, Sawi, Wortel, Selada, Terong, Buncis, Cabe,
Labu Jepang, Tomat, Bawang. Aneka buah seperti : Stawberry, Mangga,
Jambu, Advokat, Klengkeng, Apel, Jeruk. Bunga seperti : Bungan Krisan

Gambar 4.7: Aneka Holtikultura di TTP Center


Sumber : Olahan Penulis berdasarkan data dari BPTP (2020)
Implikasi terhadap Rancangan :
Beberapa jenis tanaman dan Hultikultura yang ada di zona 1 Taman
Teknologi Pertanian Mollo tetap dipertahankan, namun dengan melakukan
penataan kembali terhadap penempatan vegetasi sehingga dapat
menciptakan area Agrowisata yang yang lebih baik dan tertata.
Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum no
05/PRT/M/2012 tentang pedoman penanaman pohon pada sistem jaringan
jalan maka adapun jenis-jenis vegetasi yang dapat digunakan untuk
meredam kebisingan, sebagai vegetasi pengara, vegetasi pelindung, dan
juga vegatasi untuk mengontrol pandangan, antara lain sebagai berikut :
a. Vegetasi untuk meredam kebisingan : Beberapa jenis tanaman dapat
meredam suara dengan cara mengabsorpsi gelombang suara oleh daun,
cabang, dan ranting.Jenis tanaman (pohon, perdu/semak) yang paling
efektif untukmeredam suara adalah yang mempunyai tajuk yang tebal dan
bermassa daun padat. Jenis-jenis tanaman tersebut diperlukan

113
pada tempat-tempat yang berada di pinggir jalan yang membutuhkan
ketenangan dan kenyamanan, antara lain yaitu tempat fasilitas umum
(tempat ibadah, pendidikan, kesehatan,perkantoran dan lainya). Contoh
tanaman yang bertajuk tebal dan massa daun padat antara lain: tanjung,
kiara payung, teh-tehan pangkas, puring, pucuk merah, kembang sepatu,
bougenville, oleander.

Gambar 4.8 Pohon Tanjung dan Bougenville


Sumber : Olahan Penulis (2020)
b. Tanaman dapat pula dimanfaatkan sebagai penghalang pandangan
terhadap hal-hal yang tidak menyenangkan untuk ditampilkanatau dilihat,
seperti timbunan sampah, tempat pembuangan sampah, dan galian tanah.
Jenis tanaman tinggi dan perdu/semak yang bermassa daun padat dapat
ditanam berbaris atau membentuk massa dengan jarak tanam rapat.
Contoh: bambu,glodokan tiang, cemara, puring, pucuk merah, kembang
sepatu, oleander.

Gambar 4.9 Vegetasi Penghalang Pandang


Sumber : Olahan Penulis (2020)

114
c. Vegetasi Pengarah
Tanaman dapat dipakai sebagai penghalang pergerakan manusia dan
hewan. Selain itu juga dapat berfungsi mengarahkan pergerakan. Contoh:
cemara, glodokan tiang, palem.

Gambar 4.10 Vegetasi Pengarah


Sumber : Olahan Penulis (2020)

d. Vegetasi untuk fungsi Estetis


Tanamam yang dapat dipakai sebagai vegetasi untuk memperindah
lingkungan, dapat meredam panas serta memperindah lingkungan. Contohnya
seperti Bunga dan tanaman hias lainnya.

Gambar 4.11 Vegetasi untuk Fungsi Estetis


Sumber : Olahan Penulis (2020)

Berdasarkan jenis-jenis vegetasi diatas maka dalam perancangan ini


akan digunakan vegetasi-vegetasi dengan fungsi untuk meredam kebisingan,
vegetasi penghalang pandang, vegetasu pengarah dan juga vegetasi estetis
seperti bunga untuk memperindah lingkungan.

115
4.6 Analisis Geologi
Berdasarkan eksisting site, kondisi tanah yang ada pada site,
merupakan tanah yang cukup subur, dibuktikan dengan adanya tanaman-
tanaman dan hultikultura yang berada pada site.

Gambar 4.12 Kondisi Tanah pada site

Implikasi terhadap rancangan :


Kondisi geologi pada site merupakan salah satu potensi yang cukup
bagus karena memiliki tanah yang subur, sehingga dapat mengembangkan
tanaman pertanian untuk di jadikan kawasan agrowisata. Sedangkan untuk
penerapan pada bangunan yaitu dengan memperhatikan penggunaan
struktur dan penggunaan materialnya sehingga bangunannya yang
dirancang memiliki struktur yang baik dan tidak merusak lingkungan yang
ada.
4.7 Analisis Ut`ilitas
Pada site perancangan terdapat beberapa jaringan utilitas, antara lain sebagai
berikut :
a. Jaringan Listrik
Terdapat jaringan listrik disekitar site yaitu, sepanjang Jalan
Lingkungan yang berada di bagian Utara site.Jaringan Listrik tersebut
merupakan jaringan listrik yang berasal dari Jaringan Perusahaan Listrik
Negara (PLN).

116
Adapun jaringan listrik dari PLN yang terdapat pada lokasi perancangan
adalah sebabagi berikut :

Gambar 4.13 Jaringan listrik

b. Jaringan Air
Site perancangan juga dilewati oleh jalur jaringan air yang berasal dari
PDAM. Jaringan air yang melewati lokasi terdapat pada bagian Utara site.
Selain itu untuk jaringan air di dalam site, juga terdapat sebuah Sumur Bor
yang berada di bagian barat site dan juga sebuah Tandon Atas dengan Down
Feed Distribution System.

Gambar 4.14 Jaringan Air Bersih

117
Jaringan Utilitas yang ada pada site berupa jaringan Listrik, jaringan
dan jaringan air, namun tidak terdapat jaringan utilitas lain pada lokasi seperti
jaringan drainase dan sistem persampahan serta lampu jalan dan jaringan
telepon.

Gambar 4.15 Jaringan utilitas

Secara umum sistem distribusi air bersih dibedakan menjadi dua yaitu (Endy
Marlina):
1. Up Feed System
Merupakan sistem distribusi ke atas, sistem ini arah aliran airnya
menuju keatas dengan penempatan sumber atau tampungan air berada
pada daerah yang lebih rendah. Sistem ini memerlukan energi listrik yang
relatif besar, untuk mendistribusikan air, karena distribusi air
menggunakan pompa yang bertenaga listrik.
2. Down Feed System
Merupakan sistem distribusi ke bawah dimana aliran air bersih
diarahkan kebawah, dengan menggunakan bantuan gravitasi. Biasanya air
diambil dari sumbernya yang terletak di bawah, lalu ditampung terlebih

118
dahulu ditangki air yang lebih tinggi, kemudian didistribusikan ke bagian
bangunan yang memerlukan air.
Implikasi pada rancangan :
a. Untuk jaringan listrik : menggunakan sumber listrik dari PLN, serta
menyediakan listrik cadangan yang bersumber dari generator.
b.Untuk jaringan air bersih : yaitu menggunakan sumber air dari
PDAM dan Mata air Terdekat untuk memenuhi kebutuhan
penggunaan air bersih untuk zona 1 Taman Teknologi Pertanian
Mollo, kemudian dalam perancangan ini akan digunakan kedua sistem
tersebut untuk jaringan air bersih didalam site yaitu Up Feed System
dan Down Feed System.
4.8 Analisis Aksesibiltas dan Pencapaian
Untuk Pengunjung yang datang dari Kota Kapan dan area di sekitarnya, maupun
dari Kabupaten yang ingin pergi ke lokasi, dapat dicapai melalui jalan lingkungan
yang berada di bagian utara site, sedangkan yang datang dari desa Netpala bisa
mencapai lokasi melalui jalan lingkungan yang ada di bagian barat site.

Gambar 4.16 : a. jalan di bagian barat site, b. jalan dibagian utara site,c. jalan yang terhubung
langsung dengan jalan utama

119
Implikasi terhadap rancangan : Pencapaian ke lokasi dapat dicapai
menggunakan kendaraan roda empat,roda dua maupun dengan berjalan kaki,
melalui jalan terletak pada sisi bagian utara tapak.
Menurut Francis D. K Ching dalam buku Arsitektur Bentuk Ruang
dan Susunannya, Pencapaian dibagi menjadi tiga jenis, yaitu pencapaian
langsung, pencapaian tersamar dan pencapaian berputar. Pencapaian tersebut
dapat diterapkan kedalam Perancangan Agrowisata di Zona 1 Taman
Teknologi Pertanian Mollo dengan menganalisa ketiga jenis pencapaian
tersebut sebagai berikut :
a. Pencapaian Langsung
Pencapaian ini merupakan pencapaian yang mengarah langsung ke
bangunan, melalui sebuah garis jalan yang sejajar dengan sumbu bangunan.
Pencapaian ini menibulkan kesan yang tegas dan jelas. Jenis pencapaian ini
cocok diterapkan pada desain dengan satu massa bangunan.

Gambar 4.17 Pencapaian langsung

b. Pencapaian Tersamar
Pada pencapaian ini, jalur-jalur dapat diubah arahnya untuk
menghambat atau membuat urut-urutan pencapaian. Pencapaian ini dapat
digunakan pada desain dengan banyak massa bangunan, sehingga dapat
menciptakan urut-urutan pencapaian.

Gambar 4.18 Pencapaian Tersamar

120
c. Pencapaian Berputar
Merupakan sebuah pencapaian dengan memperpanjang urutan untuk
sampai ke bangunan dengan cara membuatnya melingkar mengelilingi tepi
bangunan.

Gambar 4.19 Pencapaian Berputar

Implikasi pada rancangan :


Berdasarkan analisa diatas, maka jenis pencapaian yang akan
digunakan dalam perancangan ini adalah pencapaian langsung dan pencapaian
melingkar sehingga dapat menciptakan kesan langsung yang tegas dari
pencapaian langsung dan pencapaian melingkar untuk dapat mengekspos
keseluruhan perancangan.
Pada bagian utara site terdapat pertigaan, sehingga dikhawatirkan akan
menyebabkan kemacetan akibat terjadinya pertemuan antar kendaraan pada
jalur masuk/keluar site. Oleh sebab itu terdapat beberapa alternatif untuk
Pencapaian ke site yaitu Sebagai berikut:
1. Alternatif 1 : Akses Masuk dan Keluar Satu Jalur
Pada alternatif ini, jalur masuk dan keluar kedalam site terletak pada
titik yang sama dan berada pada jalur yang sama. Penggabungan jalur masuk
dan keluar ini, membuat akses kedalam site menjadi berkurang, namun dapat
menyebabkan terjadinya penumpukan atau antrian kendaraan pada jalur
masuk-keluar dan dapat menyebabkan terjadinya kemaceta pada area
pertigaan jalan.

121
Gambar 4.20 Akses Masuk Dan Keluar Sama

2. Alternatif 2 : Akses Masuk dan Keluar Terpisah

Akses masuk dan keluar dipsahkan agar tidak terjadi penumpukan


kendaraan pada salah satu badan jalan yang dapat menyebabkan terjadinya
kemacetan. Pemisahan akses masuk dan keluar memiliki beberapa alternatif,
yaitu:
a. Akses Masuk dan Keluar Terpisah namun Berdekatan
Pada alternatif ini, Jalur masuk dan keluar dipisahkan namun
berada pada satu area yang sama, sehingga lebih mudah untuk dikontrol.

Gambar 4.21 Akses Masuk Dan Keluar Terpisah Namun Berdekatan

122
b. Jalur Masuk dan Keluar Terpisah dan Berjauhan
Pada alternatif ini, Jalur masuk dan keluar dipisahkan dan agak
jauh sehingga dapat mengurangi kemacetan dan lebih mudah untuk
dikontrol. Namun pada membutuhkan lahan sirkulasi yang lebih banyak
dibandingkan alternatif sebelumnya.

Gambar 4.22 Akses Masuk Dan Keluar Terpisah Dan Berjauhan

Berdasarkan alternatif-alternatif diatas, maka alternatif yang dipilih


adalah alternatif 1 baian b, untuk menjadi pemecahan masalah mengenai jalur
keluar masuk kedalam site. Alternatif ini memiliki keuntungan jika
dibandingkan alternatif yang lain dikerenakan terdapat pemisahan antara jalur
masuk dan keluar, mudah di kontrol, dan tidak memakan lahan yang cukup
luas. Sedangkan untuk Site Entrance, akan dipisahkan dari Main Entrance.

123
Gambar 4.23 ME Terpisah dan Berdekatan Serta Jauh dari SE

4.9 Analisis Sirkulasi


1. Sirkulasi Pejalan Kaki
Pada lokasi perancangan belum terdapat pedestrian sebagai jalur sirkulasi
untuk pejalan kaki.Sirkulasi bagi pejalan kaki sangat dibutuhkan dikarenakan
merupakan sarana aksesibilitas oleh pengguna Taman Teknologi Pertanian yang
bejalan kaki. Oleh sebab itu perlu ditambahkan pedestrian di jalan bagian timur dan
di beberapa area bagian dalam site.Pedestrian haruslah didesain dengan
memperhatikan keamanan dan kenyamanan bagi pejalan kaki.

Gambar 4.24 Pedestrian untuk Pejalan Kaki

Material penutup untuk pedestrian yaitu menggunakan material Paving Block.


Hal ini untuk mempermudah peresapanair kedalam tanah

124
2. Sirkulasi Kendaraan Bermotor
a. Letak dan Jalur Sirkulasi Kendaraan
Secara umum, sirkulasi kendaraan didalam site dibagi menjadi dua
yaitu sirkulasi utama dan sirkulasi servis. Sirkulasi utama diperuntukan bagi
pengunjung dan pengelola sedangkan sirkulasi servis diperuntukan bagi
kendaraan servis dan bongkar muat. Area yang dapat diakses oleh kendaraan
bermotor adalah area dari jalur masuk hingga ke parkiran, sehingga sirkulasi
kendaraan tidak menggangu aktivitas lain yang ada dalam site.

Gambar 4.25 Analisa Sirkulasi Kendaraan Dalam Site

b. Dimensi jalur sirkulasi


Dimensi jalur sirkulasi untuk kendaraan disesuaikan dengan dimensi
kendaraan dan sirkulasi anatar kendaraan. Berikut merupakan dimensi
kendaraan menurut Neufert dalam buku Data Arsitektur. Oleh karena itu,
dimensi untuk sirkulasi utama yaitu 3 meter dan sirkulasi service yaitu 4
meter.

125
Gambar 4.26 Dimensi Kendaraan
Sumber: Data Arsitek (1996)

4.10 Analisis Parkiran


a. Letak Parkiran
Berdasarkan analisa diatas, maka penempatan untuk parkiran kendaraan
didalam site adalah sebagai berikut :

Gambar 4.27 Letak Parkiran


Sumber : Olahan Penulis (2020)

126
b. Jenis dan Model Parkiran
Untuk Membuat sistem pola parkir sehingga kendaraan dapat terorganisir
dengan baik maka pola parkir kendaraan yang digunakan yaitu parkir sudut 45° dan
90° dengan mempertimbangkan luasan site dan kemudahan kendaraan untuk
maneuver.

Gambar 4.28 Kiri (Jenis Parkiran untuk Bus dan Motor), Kanan (Jenis Parkiran untuk Mobil).

c. Material Penutup Parkiran


Menggunakan material penutup untukparkiran berupa aspal untuk laur
sirkulasi,dan juga Paving Block untuk parkiran. Penggunaan material ini bertujuan
untuk membantu penyerapan air kedalam tanah saat hujan, agar tidak menyebabkan
genangan air pada area parkiran

Gambar 4.29 Material Penutup untuk Parkiran

127
4.11 Analisis Iklim

Gambar 4.30 Anailisa Iklim pada TTP Mollo


Sumber : Olahan Penulis (2020)

Kondisi iklim di Taman Teknologi Pertanian Mollo sama seperti


kondisi iklim pada umumnya di Kecamatan Mollo Utara yaitu merupakan
daerah dengan iklim kering dengan musim hujan antara Desember sampai
April dengan curah hujan termasuk tinggi yaitu 4600mm/tahun.
Implikasi faktor iklim terhadap rancangan:
1. Penempatan saluran drainase yang baik untuk mengontrol jalur air hujan agar
tidak tergenang.
2. Membuat bak penampungan air hujan untuk membantu memenuhi kebutuhan
air
3. Karena Mollo Utara merupakan daerah dengan cuaca yang relatif dingin,
maka dibuat bangunan dengan memaksimalkan bukaan pada bangunan.

128
4.12 Analisa Arah Edar Matahari
Menurut buku Pencahayaan dalam Arsitektur karya Parmonangan
Manurung (2012), arah datangnya cahaya bukan merupakan satu-satunya
pertimbangan dalam penentuan orientasi bangunan.Selain faktor-faktor
tersebut, kondisi eksisting pada site,seperti bangunan disekitar,pepohonan,
bukit,kondisi site yang berkontur, serta kondisi lain yang berpotensi
menghalangi akses cahaya matahari m,enuju site juga harus dipertimbangkan.
Pada area sekitar Site terdapat Hutan Lingdung yang dapat membantu
meminimalisir udara panas di sekitar site.

Gambar 4.31 Analisa arah edar matahari


Sumber : Olahan Penulis (2020)
Implikasi pada rancangan :
Berdasarkan analisa arah edar matahari dan penjelasan dari buku
Pencahayaan dalam aristektur di atas, maka bangunan akan diorientasikan
mengikuti bentukan lahan yaitu Barat Laut ke Barat Daya.

129
4.13 Penzoningan
Penzoningan adalah pengelompokan jenis-jenis dari suatu ruang atau
aktivitas yang mempunyai sifat yang sama. Penzoningan dilakukan agar dapat
memperjelas daerah maupun area apa saja yang dapat di akses oleh pengguna
umum ataupun pengelola atau service, selain itu juga untuk memudahkan
peletakan ruang-ruang sesuai dengan jenis dan karakternya. Dalam suatu
perancangan luar harus memenuhi kebutuhan pengguna kenyamanan dan
keamanan pada suatu aktivitas.
Berdasarkan pemanfaatan area sekitar zona 1 Taman Teknologi Pertanian
Mollo, maka secara umum Konsep penzoningannya terbagi kedalam beberapa
bagian, yakni sebagai berikut:
1. Zona fungsi primer terdiri dari:
- Zona edukasi meliputi : Pusat Informasi, Screen House, Ruang
Pembibitan, Agro Industry, Laboratorium,Aula /Serbaguna. Pengunjung
yang datang ke Agrowisata Taman Teknologi Pertanian Mollo ini akan
diarahkan untuk menuju ke fasilitas-fasilitas edukasi yang sudah
disediakan untuk mengetahui informasi seputar Agrowisata di Taman
Teknologi Pertanian Mollo, maupun ke fasilitas lainnya seperti screen
house, laboratorium, maupun agroindustry untuk mendapat pengetahuan
tentang pembudidayaan tanaman serta dapat berpartisipasi dalam turut
serta dalam menanam tanaman hortikultura tersebut.
2. Zona rekreasi : Kegiatan wisata pada Zona 1 TTP Mollo ini meliputi
kegiatan wisata pertanian atau agrowisata, kegiatan agrowisata di bagi
menjadi beberapa kegitan yaitu : kegiatan wisata petik di mana
pengunjung atau wisatawan yang datang ke lokasi di arahkan ke area
tanam atau kebun hortikultura, Pengunjung juga dapat melakukan
Camping, bermain di kolam permainan, maupun duduk bersantai di TTP
Mollo.

130
3. Zona fungsi sekunder (penunjang) terdiri dari : Kantin, Tempat Ibadah,
Cottage, Balai Kesehatan
- Zona pengelola dan service meliputi : Kantor Pusat, Mess
Karyawan, Gudang Alat, Ruang ME, Parkiran

Gambar 4.32 Penzoningan pada Site


Sumber : Olahan Penulis (2020)

4.14 Analisis Pola Perletakan Massa Bangunan


Prinsip perencanaan dari pola perletakan bangunan adalah optimal dan efisiensi,
sertapola hubungan antara keragaman fungsi dan akivitas yang diwadahi.Pola
perletakan bangunan mempertimbangkan luas area terbangun yaitu 49 ha.
Berdasarkan prinsip dan luas area tersebut maka beberapa alternative dalam pola
perletakan bangunan adalah:
Alternative 1 : Pola massa bangunan tunggal / vertikal.
Keuntungan :
- Kebutuhan area tanah lebih hemat.
- Sirkulasi dalam dan di luar bangunan lebih efisien.
- Dapat lebih mempersatukan kegiatan.

131
- Jarak pencapaian antar kegiatan lebih singkat.
- Jalur sirkulasi lebih singkat.
- Perlengkapan bangunan relatif lebih sedikit.
Kerugian :
- Penyelesaian struktur lebih sulit.
- Pengolahan ruang luar dan penampilan bangunan bersifat statis.
- Pemanfaatan site tidak optimal
Alternative 2 : Pola massa Majemuk / Horisontal
Keuntungan :
- Pelaksanaan bangunan lebih mudah.
- Struktur bangunan relatif lebih sederhana.
- Penataan ruang luar dan penampilan bangunan lebih dinamis.
- Pemanfaatan site lebih optimal dan efisien
Kerugian :
- Kebutuhan areal tanah lebih luas.
- Sirkulasi / jarak pencapaian ke setiap bangunan lebih panjang.
- Membutuhkan ruang ruang lebih banyak untuk sirkulasi.
- Biaya pelaksanaan bangunan lebih mahal.
- Kebutuhan perlengkapan bangunan lebih banyak.

132
4.15 Analisis Bentuk Bangunan
Dalam prinsip perancangan, bentuk bangunan harus memperhatikan bentuk tapak, kondisi lingkungan sekitar dan
efektif dalam pemanfaatan ruang. Olah bentuk tampilan bangunan berpatokan pada hasil olah bentuk masa bangunan
terhadap tapak dan diubah sesuai fungsi dari bangunan itu sendiri yaitu sebagai agrowisata dengan potensi utama berupa
bunga Krisan, sehingga Bangunan di rancang dengan mengaplikasikan bentukan dari beberapa bagian bunga Krisan. Untuk
bentukan-bentukan bangunan maka dibuatlah analisis sebagai berikut :
Tabel 4.32 Analisa Bentukan Bangunan
Kondisi dan permasalahan Aspek Perancangan Implikasi dalam Rancangan
- Bentuk massa bangunan Merancang bangunan Menghadirkan bentukan-bentukan baru yang lebih menarik. Yaitu menggunakan potensi
yang masih sangat berdasarkan potensi holtikiultura berupa bentukan-bentukan Bunga Krisan.
sederhana dan Monoton holtikultura berupa bunga
Krisan yang ada di Taman
Teknologi Pertanian
Mollo, sehingga bentukan
bangunan menjadadi lebih
dinamis dan estetis.

Gambar : Jenis-jenis bunga Krisan

Sumber : Olahan Penulis (2020)

133
4.16 Tampilan Bangunan
Tampilan bangunan yang digunakan adalah tampilan bangunan modern karena
mengikuti keadaan kehidupan pada masa sekarang yang berpengaruh besar terhadap
perilaku masyarakat namun tetap memberikan sentuhan tradisional.
1. Material dan Struktur Bangunan
a. Upper-Structure
Upper structure merupakan struktur yang terletak pada bagian atas
bangunan terdiri dari struktur atap. Adapun beberapa alternatif Upper-Structure
yang dapat digunakan sebagai berikut :
Tabel 4.33 Alternatif Upper-Structure
No Jenis Upper-Structure Karakteristik
1 Space Frame  Struktur ringan tetapi
kuat
 Bentuk Fleksibel
 Penggunaan bisa
dengan bentangan
yang besar

2 Rangka Pipa  Struktur ringan dan


kuat
 Bisa digunakan untuk
bentuk-bentuk yang
lengkung

3 Waffle Slab  Keberadaan rusuk


(joist) yang arahnya
saling tegak lurus satu
sama lain. Tujuannya
adalah menopang pelat
beton
 Struktur kuat akan
tetapi berat karena
terbuat dari beton

134
Berdasarkan alternatif-alternatif diatas, maka jenis Upper-Structure yang
akan digunakan adalah struktur kuda-kuda dari Rangka Pipa untuk bangunan
dengan bentangan yang kecil dan Struktrur Space Frame untuk bangunan-
banguan dengan bentangan Lebar seperti Gedung Kantor Pusat dan
Aula.Alternatif ini dipilih karena Rangka Pipa dapat menanggung beban atap
pada bentangan yang tidak terlalu besar, sedangkan Space Frame di pilih karena
dapat mengagurangi penggunaan kolom pada Aula dan Kantor Pusat.
Material penutup atap yang digunakan adalah material berupa Galvalum,
pemilihan material ini di dasarkkan pada bentukan-bentukan atap yang lengkung,
selain itu digunakan material Kayu Fabrikasi untuk material penutup pada -
Cottage.Material ini pilih dengan pertimbangan bahwa dapat mengurangi panas
yang masuk kedalam bangunan, dapat beradaptasi terhadap kondisi lingkungan
kawasan dan memberi kesan alami.
Sedangkan untuk bangunan pertanian sperti rumah kaca menggunakan kaca
Polyvinyl cholride film sebagai penutupnya. Kaca jenis ini digunakan karena
mempunyai sifat pengantar emisi yang sangat besar, dimana bahan ini mampu
menciptakan temperature udara yang cukup tinggi pada malam hari dan
berfungsi sebagai penghalang ultraviolet, selain kualitasnya yang baik dan
memiliki umur yang panjang dalam penggunaannya.

135
b. Supper-Structure
Supper-structure adalah bagian struktur yang berfungsi untuk
menyalurkan gaya dari atas ke pondasi. Struktur ini dapat berupa kolom, balok
struktur dan juga dinding. Berikut merupakan beberapa alternatif Supper-
Structure yang akan digunakan:
Tabel 4.34 Alternatif Supper-Structure
No Jenis Supper-Structure Karakteristik
1 Kolom Bulat  Bentuk Lebih Fleksibel/
tidak kaku
 Penyambungan balok
bisa dari segala arah
 Cocok untuk bangunan
yang bentuknya
lengkung.

2 Kolom Persegi  Berkesan kaku


 Penyambungan balok
sefektif dari 4 arah

Sumber : Olahan Penulis (2020)

136
c. Sub-Structure
Sub-Structure merupakan Struktur bangunan paling bawah yang mempunyai
fungsi untuk meneruskan beban dari Supper Struktur kedalam tanah.
Berikut merupakan beberapa alternatif untuk Sub- Struktur :
Tabel 4.35 Alternatif Sub-Structure
No Jenis Sub-Structure Kriteria
1 Pondasi Rakit  Penyebaran beban
Pondasi Rakit adalah pelat beton kolom menjadi
yang berbentuk rakit melebar distribusi tekanan
keseluruh bagian dasar bangunan yang lebih seragam
yang digunakan untuk meneruskan
beban bangunan ke tanah.

2. Pondasi Tiang Pancang  Dapat Digunakan


Pondasi Tiang Pancang (pile pada struktur
foundation) adalah bagian dari bangunan lebih dari 2
struktur yang digunakan untuk lantai
menerima dan mentransfer  Cocok untuk kondisi
(menyalurkan) beban dari struktur tanah rawa
atas ke tanah penunjang yang
terletak pada kedalaman
tertentu. kedalam tanah hingga
mencapai kedalam tanah keras.
Pondasi ini dapat digunakan pada
struktur bangunan bentang lebar.

137
Jenis Sub-Structure Kriteria
No
3. Pondasi Foot-Plat  Dapat Digunakan
pada struktur
bangunan lebih dari 2
lantai
 Cocok untuk kondisi
tanah lembek

Pondasi ini merupakan pondasi


yang terbuat dari beton bertulang
dan merupakan pondasi setempat
dengan kedalaman galian hingga
pada tanah keras. Pondasi ini dapat
dikombinasikan dengan tiang
pancang. Pondasi foot plat ini
biasanya digunakan pada rumah
atau bangunan gedung 2 – 4 lantai,
dengan syarat kondisi tanah yang
baik dan stabil.
Sumber : Olahan Penulis (2020)

Berdasarkan alternatif-alternatif diatas, dengan mempertimbangkan kondisi


tanah yang berbatu karang, serta mempertimbangkan faktor pembebanan pada
bangunan maka jenis pondasi yang akan digunakan dalam perancangan ini adalah
Pondasi Foot-Plat.

138
2. Warna Bangunan
Penggunaan warna dalam perancangan ini yakni menggunakan warna alami
dan netral dalam kawasan. Untuk bangunan rumah kaca nya menggunakan warna
netral seperti putih dan abu-abu agar berkesan kontras dengan penggunaan kaca dan
rangka baja sebagai penutup bangunan, menggunakan warna Cokelat untuk Finishing
Cottage agar terkesan lebih alami. Sedangkan untuk bangunan-bangunan seperti
Kantor Pusat, Agro industry, Aula, Kantin, Mess Karyawan dan lain sebagainya di
gunakan warna-warna bervasiasi sesuai dengan wara-warna bunga Krisan seperti :
Wana Kuning, Warna Pink, dll.
3. Material Bangunan
Tabel 4.36 Alternatif Material Bangunan
No Bahan Karakteristik
1. Material Penutup Lantai
A Lantai Parquet  Memberikan Kesan Estetis
 Menghadirkan kesan hangat dan
natural
 Warna dapat difinishing ulang
 Meningkatkan kualitas suara
dalam ruangan
 Kuat dan tanah lama
B Lantai keramik  Tahan Lama
 Perawatan mudah
 Variasi ukuran, warna, pola dan
tekstur banyak
 Tidak Menyerap Air
 Memberi kesan Dingin

C Lantai Granit  Lebih Mengkilap


 Memiliki tekstur yang lebih keras
dan kuat dari keramik
 Memberi kesan elegan dan
mewah
 Memiliki varian warna, ukuran
dan corak
 Awet dan tahan lama

139
No Bahan Karakteristik
2. Material Penutup Dinding
A Tempered Glass  Memiliki kekuatan yang tinggi
 Tahan terhadap perubahan suhu
 Memiliki tinggkat safety yang
baik yaitu ketika pecah kaca
menjadi pecahan kecil yang tidak
tajam
 Tidak bisa dipotong setelah
melewati proses tempered
 Memberi kesan luas
E BAD (Binary Amplitude  Memiliki kemampuan menyerap
Diffsorber) sekaligus menyebarkan bunyi
 Dapat diterapkan pada area
pertunjukan yang luas seperti
auditorium, ruang kelas dan lain –
lain

3. Material penutup atap


A Galvalum  Material mudah di bentuk
 Baik dalam menahan air hujan
 Material ringan akan tetapi
mempunyai daya tahan tinggi
terhadap cuaca dan iklim
 Dapat difinishing atau di cat
 Tahan Karat

B Kayu  Isolasi termal dan ketahanan


korosi yang baik
 Material mudah dibentuk
 Memberi kesan alami

Sumber : Olahan Penulis (2020)

140
4.17 Analisis Perancangan Landscape
Analisis Landscape Agrowisata di Zona 1 Taman Teknologi Pertanian
Mollo berdasarkan Prinsip-prinsip Lansekap yang dikemukakan oleh Rustam
Hakim adalah sebagai berikut :

Tabel 4.37 Analisis Perancangan Landscape


No Prinsip Lansekap Defenisi Aplikasi/Penerapannya
1. Keseimbangan Penyamaan tekanan visual suatu -Menerapkan keseimbangan Statis
(Balance) komposisi antar unsur-unsur yang ada pada jalur sirkulasi disekitar area
pada Agrowisata di Zona 1 TTP Kantin dan Lapak penjualan
Mollo. sehingga keduanya terlihat
seimbang.
-Menerapkankeseimbangan
Dinamis pada area lahan bunga dan
taman-taman disekitar kantor pusat,
serta pada area Green House dan
Screen House, sehingga ada
keseimbangan antar kedua sisi.
2. Irama dan Merupakan pengulangan unsur- -Pengulangan pola lengkung
Pengulangan unsur lansekap yang dipergunakan mengikuti bentukan kontur pada
(Rhythm and pada tempat yang berbeda dalam lahan bunga.
Repetation) suatu tapak sehingga membentuk -Pengulangan bentuk pada lahan
suatu ikatan atau hubungan visual percobaan.
dari bagian-bagian yang berbeda. -Pengulangan bentukan pada area
Irama dapat diciptakan dengan spot foto sehingga memberi kesan
penempatan pola-pola yang jelas, berirama.
terbentuk melalui pengulangan unsur-
unsur lansekap dalam suatu
area.Pengulangannya dapat berupa
pengulangan garis, bentuk,tekstur,
ruang dan warna.
3. Penekanan dan Merupakan upaya untuk -Penempata Bak Air sebagai Vocal
Aksentuasi menonjolkan salah satu unsur agar Point dari kedua area yang
(Emphasis) lebih tampak terlihat dalam memiliki kontur paling tinggi.
komposisi susunan elemen lansekap. -Bentuk area di sekitar bangunan
kantor pusat desain mengikuti pola
atap bangunan sehingga memeri
kesan menonjol.

141
No Prinsip Lansekap Defenisi Aplikasi/Penerapannya
4. Keteraturan dan Kesatuan berarti semua bagian -Penggunaan material pembatas,
Kesatuan (Unity) dari komposisi lansekap saling dan tembok yang sama untuk
beraitan. Pengulangan Tekstur, keseluruhan area lansekap
warna, bentuk maupun ruang dalam Agrowisata di zona 1 TTP Mollo.
suatu desain membantu - Penempata bunga Krisan pada
mempersatukan desain. area pembatas disetiap area untuk
menghadirkan kesan Unity.

5. Skala dan Proporsi mengacu pada ukuran -Menanam tanaman yang tidak
Proporsional ( komponen desain dalam hubungan terlalu tinggi sehingga ada proporsi
Scale and antara satu dengan yang lainnya antara bangunan dan tanaman.
Proportion ) secara menyeluruh.

6. Kontras Kontras adalah perbandingan dari -Bangunan dan lahan-lahan pada


(Opposition or unsur-unsur/elemen-elemen yang kontur lebih tinggi pasti berbeda
Contrasting berlainan dan membantu suasana dan viewnya dibandingkan
Visual ) mengidentifikasi bentuk dan dengan bangunan dan lahan di
meningkatkan variasi visual suatu daerah yang lebih rendah, hal ini
komposisi.Aspek kontras meliputi menjadi daya tarik visual tersendiri
bukan saja semata-mata bagi Agrowisata di Taman
bentuk,ukuran, warna dan tekstur, Teknologi Pertanian Mollo.
tetapi juga menyangkut masalah
penempatan, arah dan efek ruang.
Sumber : Olahan Penulis (2020) berdasarkan Prinsip Landscape menurut Rustam Hakim .

142
BAB V
KONSEP

5.1 Konsep Dasar


Zona 1 Taman Teknologi Pertanian Mollo ini di rancang sebagai suatu
kawasan wisata pertanaian atau biasa di sebut agrowisata, dengan tujuan
utama untuk menciptakan kawasan wisata yang mengekpose potensi utama
dari TTP Mollo berupa tanaman bungan Krisan dengan memberikan sentuhan
pada bentuk bangunan, berupa bentuk atap yang di ambil dari bentukan
Mahkota bunga dan daun bunga Krisan. Menciptakan agrowisata yang bersih,
sehat dan tertata bagi para wisatawan yang datang berwisata dengan
menyediakan fasilitas rekreasi edukasi, dan penunjang pariwisata pertanian
lainnya. Pengunjung yang datang ke Agrowisata ini dapat berwisata sambil
menikmati hasil pertanian yang ada, melihat model percontohan pertanian
pada Zona 1, serta melakukan wisata petik langsung pada kebunnya maupun
wisata agro lainnya dengan mengunjungi zona 2 dan zona 3, melakukan
aktivitas penelitian, penginapan, serta kegiatan rekreasi, camping, permainan
dan olahraga sebagai kegiatan penunjang.
Untuk kegiatan utama yaitu rekreasi dan edukasi maka di sediakan
lahan Bunga, buah dan sayur, Laboratorium, Screen House, Lahan
percontohan pertanian, ruang pembibitan, aula/serbaguna, serta fasilitas
rekreasi non agro seperti kolam pemancingan, kolam perahu angsa, area
duduk dan bersantai, lapak penjualan bunga, buah dan sayur untuk menjual
hasil pertanian yang ada pada Agrowisata TTP Mollo tersebut,serta
menyediakan fasilitas agro industry agar dapat mengelolah hasil pertanian
yang ada menjadi berbagai macam jenis olahan.

144
5.2 Konsep Fungsi
Secara Umum ada 3 Fungsi yang akan dirancang di Zona 1 Taman
Teknologi Pertanian Mollo adalah sebagai:
a. Tempat Rekreasi Pertanian ( Agrowisata : Edukasi dan Rekreasi )
b. Penunjang ( Cottage, Kantin, Balai Kesehatan,Mushola )
c. Pusat dari TTP ( Pengelolah dan Service )
Tabel 5.1 Konsep Fungsi
No Fungsi Deskripsi Ruang
Fungsi Primer
1 Rekreatif Merupakan fungsi utama dari Lahan Pertanian
kawasan ini yaitu di peruntukan Kolam Pemancingan
sebagai wadah untuk wisata Gazebo
pertanian, dengan mewadahi
Kolam Perahu Angsa
kegiatan Agrowisata berupa
Rekreasi Agro dan Rekreasi Non
Camping Ground
Agro bagi Pengunjung atau Lapak Penjualan Bunga
Wisatawan Lapak Penjualan Buah dan
Sayur
2 Edukatif Menyediakan Fasilitas yang Laboratorium
mewadahi kegiatan di bidang Screen House
Edukasi Agro, mengikuti Ruang Pembibitan
Pelatihan, Pegunjung yang Aula / Serbaguna
datang bisa berinteraksi dan Agro Industry
belajar serta melakukan Lahan Pertanian
praktik yang berkaitan Ruang Informasi
dengan Agro

Fungsi Sekunder
1 Pendukung Merupakan fungsi yang Cottage
mendukung fungsi utama yaitu Parkiran khusus Cottage
dengan menyediakan fasilitas- Kantin
fasilitas yang dapat mendukung
Balai Kesehatan
kegiatan dari fungsi primer
Tempat Ibadah

145
Fungsi Tersier
1 Administratif Merupakan fungsi pendukung Kantor Pusat
dalam fasilitas, berhubungan
dengan kegiatan – kegiatan
administratif agar fasilitas
dapat berfungsi dengan baik
seperti badan pengurus, tata
usaha, pimpinan dan lainnya.

2 Servis Merupakan fungsi penunjang Ruang ME


dalam fasilitas di Zona 1 WC Pria/Wanita
Taman Teknologi Pertanian Parkiran
Mollo agar dapat berfungsi Gudang Alat
dengan baik. Dalam hal ini Pos Jaga
mencakup , KM/WC, dan
sebagainya.
Sumber :Analisis Penulis, 2020

5.3 Konsep Hubungan antar Ruang


Berikut merupakan konsep hubungan atar fasilitas yang didapatkan
dari hasil analisis kedekatan fasilitas dan fungsi-fungsi yang ada di Zona 1
Taman Teknologi Pertanian Mollo :

Diagram 5.1 Hubungan Antar Ruang


Sumber : Olahan Penulis (2020)

146
5.4 Konsep Penzoningan
Berdasarkan pemanfaatan area sekitar zona 1 Taman Teknologi
Pertanian Mollo, maka secara umum Konsep penzoningannya terbagi kedalam
beberapa bagian, yakni sebagai berikut:

Gambar 5.1 Penzoningan pada Site


Sumber : Olahan Penulis (2020)
5.5 Konsep Perletakan Massa Bangunan
Konsep perletakan massa bangunan pada Zona 1 TTP Mollo adalah
sebagai berikut :

Gambar 5.2 Pola Penataan Massa Bangunan


Sumber : Olahan Penulis (2020)

147
5.6 Konsep Massa Bangunan
Merancang bangunan berdasarkan potensi holtikultura berupa bunga
Krisan yang ada di Taman Teknologi Pertanian Mollo, sehingga bentukan
bangunan menjadadi lebih dinamis dan estetis. Menghadirkan bentukan-bentukan
baru yang lebih menarik. Yaitu menggunakan potensi holtikiultura berupa
bentukan-bentukan Bunga Krisan, serta bentukan dari tanaman seperti bentuk
daun, serta penerapan bentuk-bentuk lengkung
Tabel 5.2 Konsep Massa Bangunan
No Objek Deskripsi Bentuk Bangunan
1 Bunga Krisan Bentukan bangunan ini di ambil Atap Bangunan berbentuk
dari salah satu jenis bunga Krisan kelopak Bunga
yaitu Chrysanthemum Carinatum
untuk bentukan atap dari Kantor
Pusat

Bentukan bangunan ini di ambil


dari salah satu jenis bunga Krisan
yaitu Chrysanthemum Segetum
untuk menghasilkan bentukan
atap untuk Screen House dan
ruang pembibitan

Bentukan bangunan ini di ambil


dari salah satu jenis bunga Krisan
yaitu Chrysantemum Maximum
untuk menghasilkan bentukan-
bentukan lengkung
2 Daun Bunga Membuat bentukan atap yang di
Krisan ambil dari bentuk daun bunga
Krisan

Sumber : Olahan Penulis (2020)

148
5.7 Konsep Topografi
Berdasarkan hasil analisa topografi, maka topografi dibuat dengan
menerapkan metode Cut and Fill serta metode penimbunan dari luar. Tujuan
dari pemakaian kedua metode ini adalah untuk menanta kawasan menjadi
lebih baik, membuat area-area yang tidak rata menjadi dapat di manfaatkan
serta memberikan ruang gerak yang lebih rapih dan nyaman.
5.8 Konsep Sirkulasi dan Entrance
Berdasarkan analisis terhadap sirkulasi, maka jalur masuk dan keluar
berada pada titik yang berbeda maka sirkulasi dan Entrance untuk kendaraan
dalam zona 1 Taman Teknologi Pertanian Mollo ini adalah sebagai berikut :

Gambar 5.3 Konsep Sirkulasi dan Entrance


Sumber: Olahan Penulis (2020)

149
5.9 Konsep Parkiran
a. Letak Parkiran
Berdasarkan hasil analisi maka penempatan untuk parkiran kendaraan
didalam site adalah sebagai berikut :

Gambar 5.4 Konsep Letak Parkiran


Sumber: Olahan Penulis (2020)

b. Jenis dan Model Parkiran


Untuk Membuat sistem pola parkir sehingga kendaraan dapat
terorganisir dengan baik maka pola parkir kendaraan yang digunakan yaitu
parkir sudut 45° dan 90° dengan mempertimbangkan luasan site dan
kemudahan kendaraan untuk maneuver.

Gambar 5.5 Konsep Jenis Parkiran


Sumber: Olahan Penulis (2020)

150
c. Material Penutup Parkiran
Menggunakan material penutup untuk parkiran berupa aspal untuk laur
sirkulasi,dan juga Paving Block untuk parkiran. Penggunaan material ini
bertujuan untuk membantu penyerapan air kedalam tanah saat hujan, agar
tidak menyebabkan genangan air pada area parkiran.

Gambar 5.6 Konsep Material Penutup untuk Parkiran

5.10 Konsep Utilitas


a. Jaringan Air Bersih
Menggunakan sistem up feed distribution dan sistem down feed distribution.

Diagram 5.2 SistemUp Feed Distribution dan Sistem


Sumber: Olahan Penulis, (2020)

Diagram 5.3 Sistem Down Feed Distribution


Sumber: Olahan Penulis, (2020)
b. Jaringan Air Kotor
Sistem pembuangan air kotor dan kotoran (tinja) yang akan digunakan
adalah sebagai berikut :

Diagram 5.4 Sistem Jaringan Air Kotor


Sumber: Olahan Penulis, (2020)

151
c. Jaringan Persampahan
Untuk pembuangan sampah pada Zona 1 Taman Teknologi Pertanian
Mollo, di bagi menjadi dua yaitu sampah organik dan non-organik. Berikut ini
merupakan alur pergerakan sampah :

Diagram 5.5 Sistem Jaringan Persampahan


Sumber: Olahan Penulis, (2020)
d. JaringanListrik
a) PLN
Berikut merupakan jaringan listrik pada TTP Mollo yang bersumber
dari PLN :

Diagram 5.6 Sistem Jaringan Listrik dari PLN


Sumber: Olahan Penulis, (2020)
b) Genset
Berikut merupakan jaringan listrik pada TTP Mollo yang bersumber
dari Genset :

Diagram 5.7 Sistem Jaringan Listrik dari Genset


Sumber: Olahan Penulis, (2020)

152
5.11 Konsep Vegetasi
Berdasarkan hasil analisis vegetasi pada Zona 1 maka vegetasi-vegetasi
yang akan di tambahkan adalah :
Tabel 5.3 Konsep Vegetasi
No Jenis Vegetasi Vegetasi
1 Vegetasi untuk meredam Pohon Tanjung dan Bougenville
Kebisingan

2 Vegetasi Penghalang Pohon Cemara dan Kiara Payung


Pandang

3 Vegetasi Pengarah Pohon Palem

4 Vegetasi Estetis Tanaman-tanaman Hias untuk Taman

Sumber : Olahan Penulis (2020)

153
5.12 Konsep Tampilan Bangunan
1. Konsep Structure
Tabel 5.4 Konsep Struktur
No Jenis Kriteria
Sub – Structure
1. Pondasi Foot-Plat  Dapat Digunakan pada
Pondasi ini merupakan pondasi yang struktur bangunan lebih
terbuat dari beton bertulang dan dari 2 lantai
merupakan pondasi setempat dengan  Cocok untuk kondisi
kedalaman galian hingga pada tanah tanah lembek
keras. Pondasi ini dapat
dikombinasikan dengan tiang pancang.
Pondasi foot plat ini biasanya
digunakan pada rumah atau bangunan
gedung 2 – 4 lantai, dengan syarat
kondisi tanah yang baik dan stabil.

Supper – Structure
1 Kolom Bulat  Bentuk Lebih Fleksibel/
tidak kaku
 Penyambungan balok
bisa dari segala arah
 Cocok untuk bangunan
yang bentuknya
lengkung.

154
2 Kolom Persegi  Berkesan kaku
 Penyambungan balok
sefektif dari 4 arah

Upper – Structure
1 Space Frame  Struktur ringan tetapi
kuat
 Bentuk Fleksibel
 Penggunaan bisa dengan
bentangan yang besar

2 Rangka Pipa  Struktur ringan dan kuat


 Bisa digunakan untuk
bentuk-bentuk yang
lengkung

Sumber : Olahan Penulis (2020)


2. Konsep Warna
Penggunaan warna dalam perancangan ini yakni menggunakan warna
alami dan netral dalam kawasan. Untuk bangunan rumah kaca nya
menggunakan warna netral seperti putih dan abu-abu agar berkesan kontras
dengan penggunaan kaca dan rangka baja sebagai penutup bangunan,
menggunakan warna Cokelat untuk Finishing Cottage agar terkesan lebih
alami. Sedangkan untuk bangunan-bangunan seperti Kantor Pusat, Agro
industry, Aula, Kantin, Mess Karyawan dan lain sebagainya di gunakan
warna-warna bervasiasi sesuai dengan wara-warna bunga Krisan seperti :
Wana Kuning, Warna Putih, dll.

155
3. Konsep Material
Adapun Material-material untuk bangunan yang akan digunakan
dalam perancangan ini adalah sebagai berikut :
Tabel 5.5 Konsep Material
No Bahan Karakteristik
1. Material Penutup Lantai
A Lantai Parquet  Memberikan Kesan Estetis
 Menghadirkan kesan hangat dan
natural
 Warna dapat difinishing ulang
 Meningkatkan kualitas suara dalam
ruangan
 Kuat dan tanah lama

B Lantai keramik  Tahan Lama


 Perawatan mudah
 Variasi ukuran, warna, pola dan
tekstur banyak
 Tidak Menyerap Air
 Memberi kesan Dingin

C Lantai Granit  Lebih Mengkilap


 Memiliki tekstur yang lebih keras
dan kuat dari keramik
 Memberi kesan elegan dan mewah
 Memiliki varian warna, ukuran dan
corak
 Awet dan tahan lama
2. Material Penutup Dinding
A Tempered Glass  Memiliki kekuatan yang tinggi
 Tahan terhadap perubahan suhu
 Memiliki tinggkat safety yang baik
yaitu ketika pecah kaca menjadi
pecahan kecil yang tidak tajam
 Tidak bisa dipotong setelah melewati
proses tempered
 Memberi kesan luas

156
E BAD (Binary Amplitude Diffsorber)  Memiliki kemampuan menyerap
sekaligus menyebarkan bunyi
 Dapat diterapkan pada area
pertunjukan yang luas seperti
auditorium, ruang kelas dan lain -
lain

3. Material Penutup Atap


A Galvalum  Material mudah di bentuk
 Baik dalam menahan air hujan
 Material ringan akan tetapi
mempunyai daya tahan tinggi
terhadap cuaca dan iklim
 Dapat difinishing atau di cat
 Tahan Karat

B Kayu  Isolasi termal dan ketahanan korosi


yang baik
 Material mudah dibentuk
 Memberi kesan alami

Sumber : Olahan Penulis (2020)

157
5.13 Konsep Landscape
a. Konsep Landscape Agrowisata di Zona 1 Taman Teknologi Pertanian
Mollo adalah sebagai berikut :

Tabel 5.6 Konsep Landsecape


No Prinsip Defenisi Aplikasi/Penerapannya
Lansekap
1. Keseimbangan Penyamaan tekanan -Menerapkan keseimbangan Statis
(Balance) visual suatu komposisi pada jalur sirkulasi disekitar area
antar unsur-unsur yang ada
pada Agrowisata di Zona 1 Kantin dan Lapak penjualan
TTP Mollo. sehingga keduanya terlihat
seimbang.

-Menerapkan keseimbangan
Dinamis pada area lahan bunga dan
taman-taman disekitar kantor pusat,
serta pada area Green House dan
Screen House, sehingga ada
keseimbangan antar kedua sisi.

2. Irama dan Merupakan -Pengulangan pola lengkung


Pengulangan pengulangan unsur-unsur mengikuti bentukan kontur pada
(Rhythm and lansekap yang lahan bunga.
-Pengulangan bentuk pada lahan
Repetation) dipergunakan pada tempat

158
yang berbeda dalam suatu percobaan.
tapak sehingga membentuk -Pengulangan bentukan pada area
suatu ikatan atau hubungan spot foto sehingga memberi kesan
berirama.
visual dari bagian-bagian
yang berbeda.
Irama dapat diciptakan
dengan penempatan pola-
pola yang jelas, terbentuk
melalui pengulangan unsur-
unsur lansekap dalam suatu
area.Pengulangannya dapat
berupa pengulangan garis,
bentuk,tekstur, ruang dan
warna.
3. Penekanan Merupakan upaya untuk -Penempata Bak Air sebagai Vocal
dan menonjolkan salah satu Point dari kedua area yang memiliki
Aksentuasi unsur agar lebih tampak kontur paling tinggi.
(Emphasis) terlihat dalam komposisi
susunan elemen lansekap.

159
-Bentuk area di sekitar bangunan
kantor pusat desain mengikuti pola
atap bangunan sehingga memeri
kesan menonjol.

4. Keteraturan Kesatuan berarti semua -Penggunaan material pembatas, dan


dan Kesatuan bagian dari komposisi tembok yang sama untuk

(Unity) lansekap saling beraitan. keseluruhan area lansekap


Agrowisata di zona 1 TTP Mollo.
Pengulangan Tekstur,
- Penempata bunga Krisan pada area
warna, bentuk maupun
pembatas disetiap area untuk
ruang dalam suatu desain
menghadirkan kesan Unity.
membantu mempersatukan
desain.

160
5. Skala dan Proporsi mengacu pada -Menanam tanaman yang tidak
Proporsional ( ukuran komponen desain terlalu tinggi sehingga ada proporsi
Scale and dalam hubungan antara satu antara bangunan dan tanaman.
Proportion ) dengan yang lainnya secara
menyeluruh.

6. Kontras Kontras adalah -Bangunan dan lahan-lahan pada


(Opposition perbandingan dari unsur- kontur lebih tinggi pasti berbeda

or unsur/elemen-elemen yang suasana dan viewnya dibandingkan


dengan bangunan dan lahan di
Contrasting berlainan dan membantu
daerah yang lebih rendah, hal ini
Visual ) mengidentifikasi bentuk
menjadi daya tarik visual tersendiri
dan meningkatkan variasi
bagi Agrowisata di Taman
visual suatu
Teknologi Pertanian Mollo.
komposisi.Aspek kontras
meliputi bukan saja semata-
mata bentuk,ukuran, warna
dan tekstur, tetapi juga
menyangkut masalah
penempatan, arah dan efek
ruang.

161
b. Furniture Landscape Agrowisata di zona Taman Teknologi Pertanian Mollo
adalah sebagai berikut :
Tabel 5.7 Konsep Furniture Landsecape
Jenis Furniture Landsekap Gambar
Signage / penunjukarah
Reklame informasi
Reklame papan kayu

Area duduk / bangku taman


Menggunakan material berupa bahan alami
seperti kayu, batu alam, dll

Penerangan (lighting).
Menggunakan Lampu jalan untuk menerangi
taman dan pedestrian

162
Pedestrian
Menggunakan Material Paving Block

Pembatas / Pemisah
Menggunakan dinding masif dari batu alam
yang diekspos sebagai pemisah. Selain itu
menambahkan elemen estetis berupa
tamanaman hias

Sumber : OlahanPenulis (2020)

163
BAB VI

HASIL PERANCANGAN

6.1 Deskripsi Perancangan


Zona 1 Taman Teknologi Pertanian Mollo ini di rancang sebagai suatu
kawasan agrowisata, dengan tujuan utama untuk menciptakan kawasan wisata yang
mengekpose potensi utama dari TTP Mollo berupa tanaman bungan Krisan dengan
memberikan sentuhan pada bentuk bangunan, berupa bentuk atap yang di ambil dari
bentukan Mahkota bunga dan daun bunga Krisan. Menciptakan agrowisata yang
bersih, sehat dan tertata bagi para wisatawan yang datang berwisata dengan
menyediakan fasilitas rekreasi edukasi, dan penunjang pariwisata pertanian lainnya.
Adapun Perancangannya meliputi perancangan fasilitas utama berupa Fasilitas
Rekreasi dan Edukasi seperti Agro Industry, Aula/ Serbaguna, Laboratorium, Screen
House, Ruang Pembibitan dan lain-lain, Fasilitas Rekreasi non-agro lainnya seperti
Kolam perahu angga, Kolam Pemancingan dan tempat bersaintai serta lainnya,
Kantor Pengelolah dan fasilitas service lainnya

164
6.2 Hasil Design Tapak
6.2.1 Penataan Entrance
Berdasarkan konsep terhadap sirkulasi, maka jalur masuk dan keluar
berada pada titik yang berbeda maka sirkulasi dan Entrance untuk kendaraan
dalam zona 1 Taman Teknologi Pertanian Mollo ini adalah sebagai berikut :

Gambar 6.1 Hasil Design Entrance


Sumber : Hasil Olahan Penulis

165
6.2.2 Penataan Sirkulasi
Berdasarkan konsep sirkulasi, maka sirkulasi untuk kendaraan dalam
zona 1 Taman Teknologi Pertanian Mollo di design sebagai berikut :

Gambar 6.2 Hasil Design Sirkulasi Kendaraan


Sumber : Olahan Penulis (2020)

Gambar 6.3 Hasil Design Sirkulasi Pejalan Kaki


Sumber : Olahan Penulis (2020)

166
6.2.3 Penataan Parkiran
Berdasarkan konsep Parkiran, maka penempatan parkiran Khusus
pengunjung dan pengguna Cottage dipisahkan, untuk kendaraan yang datang
ke zona 1 Taman Teknologi Pertanian Mollo dapat menggunakan Parkiran
yang disediakan, seangkan pengguna Cottage memiliki Parkiran disamping
masing-masing Cottage

Gambar 6.4 Hasil Design Parkiran


Sumber : Olahan Penulis (2020)

167
6.2.4 Site Plan

SITE PLAN

Gambar 6.5 Hasil Desing Site Plan


Sumber : Olahan Penulis (2020)

168
6.3 Hasil Design Bangunan
Berdasarkan konsep massa bangunan, maka bangunan dirancang
dengan bentukan bentukan yang diambil dari potensi holtikultura berupa
bunga Krisan yang ada di Taman Teknologi Pertanian Mollo, sehingga
bentukan bangunan menjadi lebih dinamis dan estetis. Menghadirkan
bentukan-bentukan baru yang lebih menarik yaitu menggunakan bentukan
kelopak bunga dan daun Bunga Krisan
Tabel 6.1 Bentukan Massa Bangunan
No Objek Deskripsi Bentuk Bangunan
1 Bunga Krisan Bentukan bangunan ini di ambil Atap Bangunan berbentuk
dari salah satu jenis bunga Krisan kelopak Bunga
yaitu Chrysanthemum Carinatum
untuk bentukan atap dari Kantor
Pusat

Bentukan bangunan ini di ambil


dari salah satu jenis bunga Krisan
yaitu Chrysanthemum Segetum
untuk menghasilkan bentukan
atap untuk Screen House dan
ruang pembibitan

Bentukan bangunan ini di ambil


dari salah satu jenis bunga Krisan
yaitu Chrysantemum Maximum
untuk menghasilkan bentukan-
bentukan lengkung
2 Daun Bunga Membuat bentukan atap yang di
Krisan ambil dari bentuk daun bunga
Krisan

Sumber : Olahan Penulis (2020)

169
6.3.1 Tampilan Pusat Informasi

Gambar 6.6 Hasil Design Pusat Informasi


Sumber : Olahan Penulis (2020)

6.3.2 Tampilan Screen House

Gambar 6.7 Hasil Design Screen House


Sumber : Olahan Penulis (2020)

170
6.3.3 Tampilan Ruang Pembibitan

Gambar 6.8 Hasil Design Ruang Pembibitan


Sumber : Olahan Penulis (2020)
6.3.4 Tampilan Agro Industry

Gambar 6.9 Hasil Design Agro Industry


Sumber : Olahan Penulis (2020)
6.3.5 Tampilan Laboratorium

Gambar 6.10 Hasil Design Laboratorium


Sumber : Olahan Penulis (2020)

171
6.3.6 Tampilan Aula / Serbaguna

Gambar 6.11 Hasil Design Aula/ Serbaguna


Sumber : Olahan Penulis (2020)
6.3.7 Tampilan Camping Ground

Gambar 6.12 Hasil Design Tempat Penyewaan Barang Camping


Sumber : Olahan Penulis (2020)

172
6.3.8 Tampilan Area Jogging Track

Gambar 6.13 Hasil Design Area Jogging Track


Sumber : Olahan Penulis (2020)
6.3.9 Tampilan Area Labirin Photo Spot

Gambar 6.14 Hasil Design Area Spot Foto


Sumber : Olahan Penulis (2020)

6.3.10 Tampilan Kolam Pemancingan

Gambar 6.15 Hasil Design Kolam Pemancingan


Sumber : Olahan Penulis (2020)

173
6.3.11 Tampilan Area Palm Seat (PS)

Gambar 6.16 Hasil Design Tempat Duduk/ Bersantai


Sumber : Olahan Penulis (2020)

Gambar 6.17 Hasil Design Gazebo


Sumber : Olahan Penulis (2020)
6.3.12 Tampilan Kantin, Lapak Penjualan Bunga,Sayur dan Buah

174
Gambar 6.18 Hasil Design Kantin, Lapak Penjualan Bunga, Sayur dan Buah
Sumber : Olahan Penulis (2020)
6.3.13 Tampilan Balai Kesehatan

Gambar 6.19 Hasil Design Balai Kesehatan


Sumber : Olahan Penulis (2020)

6.3.14 Tampilan Tempat Ibadah

Gambar 6.20 Hasil Design Tempat Ibadah


Sumber : Olahan Penulis (2020)

175
6.3.15 Tampilan Gudang Alat

Gambar 6.21 Hasil Design Gudang Alat


Sumber : Olahan Penulis (2020)
6.3.16 Tampilan Cottage

Gambar 6.22 Hasil Design Cottage


Sumber : Olahan Penulis (2020)
6.3.17 Tampilan Kantor Pusat

Gambar 6.23 Hasil Design Kantor Pusat


Sumber : Olahan Penulis (2020)

176
6.3.18 Tampilan Mess Karyawan

Gambar 6.24 Hasil Design Mess Karyawan


Sumber : Olahan Penulis (2020)
6.3.19 Tampilan Lahan

Gambar 6.24 Hasil Design Lahan untuk Bunga


Sumber : Olahan Penulis (2020)

177
6.3.20 Tampilan Landscape

Gambar 6.25 Hasil Design Landscape


Sumber : Olahan Penulis (2020)

178
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2009). Undang-undang tentang Kepariwisataan, UU No. 10 Tahun 2009.


Jakarta : Direktoral Jenderal Hukum dan HAM
Anonim.(2007). Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan.Jakarta :
Kementrian Pekerjaan Umum.
Arifin, Hadi S. (2006). Taman Instan. Jakarta : Penebar Swadaya.
Badan Pusat Statistik TTS.(2010). Timor Tengah Selatan dalam Angka
2010.Soe:BPS Timor Tengah Selatan.
BALITKABI.(2014).Menyiapkan Taman Teknologi Pertanian Mollo.Kupang :
BALITKABI NTT
BAPPEDA.( 2014 ). Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kab.TTS 2014-2019.BAPPEDA
Betrianis. (1996). Kajian Strategi Pengembangan Kawasan Agrowisata di Kantor
Sukabumi.Bogor : Institut Pertanian Bogor.
BPTP.(2017). Laporan Akhir TTP Mollo. BPTP
BPTP. (2015). Bussines and Action Plan. BPTP
Ching, Francis D.K.(1999).Arsitektur Bentuk Ruang Dan Susunannya.Jakarta :
Erlangga.
Damardjati, R.S. (2001). Istilah-istilah Dunia Pariwisata.Jakarta : Pradnya Paramita.
Deasy, S. (1994). Potensi dan Kendala Pengembangan Agrowisata di Indonesia.
Bogor : Institut Pertanian Bogor.
Departemen Pertanian . (2008) . Strategi Pengembangan Wisata Agro di Indonesia.
Pusat Data dan Informasi Pertanian.
Gumelar, S. Sastrayuda. (2010). Hand Out MataKuliah : Concept Resort and Leasure
Hakim,Rustamdan Hadi Utomo. 2012.Komponen Perancangan ArsitekturLansekap:
Prinsip-Unsur dan Aplikasi Desain.Jakarta:PTBumi Aksara.
Irawan, K.(2010). Potensi Obyek Wisata Sebagai Daya Tarik Wisata. Medan :
Universitas Sumatra Utara.
Lauri, M. (1986). Pengantar kepada Arsitektur Pertamanan. Bandung : Intermatra.
Moh Reza T, Lis Diana F. (1996). Daya Tarik dan Pengelolaan Agro Wisata. Jakarta :
Swadaya.
Neufert, Ernest. (1996). Data Arsitektur.Edisi kedua Jilid 2.Jakarta :Erlangga.
Neufert, Ernest.(1996). Data Arsitektur, Edisi 33 jilid 1.Jakarta: Erlangga.
Nyoman, S. Pendit.( 1999 ). Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana.Jakarta :
Pradya Paramita.
Oka, A. Yoeti (1985). Pengantar Ilmu Pariwisata .Bandung : Alfabeta.
Spillane, James J. (1987) Pariwisata Indonesia Sejarah dan Prospeknya.Yogyakarta :
Kanisius.
Sugihen, Bahrein T.(1996).Sosiologi Desa.Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Sumarwoto, J.(1990). Pengembangan Agrowisata : Potensi dan Prospek .Seminar
Nasional : Pembangunan Pertanian & Pedesaan Sumatera. Berastagi, 5-8
Maret.
Sinaga,S.(2010 : 12). Potensi dan Pengembangan obyek wisata di kabupaten
Tapanuli Tengah. Kertas Karya. Program DIII Pariwisata. Universitas Sumatra
Utara.
Tirtawinata, Moh Reza T dan Lis Diana F. (1996). Daya Tarik dan Pengelolaan
Agrowisata. Jakarta : Penebar Swadaya.
Zulfa Hidayati F. (2015). Perancangan Agrowisata Herbal di Kabupaten Malang
Provinsi Jawa Timur. Malang : Universitas Islam Negeri Maulana Malik
Ibrahim.

Anda mungkin juga menyukai