LEMBAR PENGESAHAN
Oleh :
Tim Penguji
Mengetahui
Koordinator Program Studi Arsitektur
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tugas akhir ini merupakan hasil karya saya
sendiri, kecuali kutipan yang sudah saya sebutkan sumbernya dan terdapat di
daftar pustaka.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya, tanpa ada tekanan dan
paksaan dari pihak mana pun. Jika ternyata di kemudian hari penyataan ini tidak
benar maka saya bersedia mendapatkan sanksi akademik yang berlaku.
Sebagai civitas akademik Institut Teknologi Sumatera, saya yang bertanda tangan
di bawah ini:
ABSTRAK
Student housing yang akan diletakan di Jl. Terusan Ryacudu ini akan menjadi
tempat tinggal bagi mahasiswa, namun tetap dibuka untuk umum. Proyek ini akan
menjadi daya tarik bagi wisatawan karena letaknya yang strategis, sekaligus
konsepnya yaitu mixed-use building. Proyek terdiri dari tujuh lantai dengan total
luas lantai sebesar 22,209 m2, luas lantai basement 6.019 m2, luas lantai pertama
3.919 m2, luas lantai kedua 3.423m2, luas lantai ketiga 2.922 m2, luas lantai tipikal
hunian (lantai 4,5, dan 6) 1.953 m2, serta luas tapak sebesar 10.335 m2. Proyek ini
memiliki dua fungsi utama, yaitu fungsi hunian dan fungsi komersial, itulah
mengapa proyek ini dapat dikatakan mixed-use building, serta fungsi lainnya
sebagai penunjang fungsi utama. Proyek ini terdiri dari dua massa bangunan, 1
lantai basement, 2 lantai area komersial, 1 lantai berisi fasilitas penghuni yang
ditujukan sebagai transisi dari zona publik ke zona privasi, dan 3 lantai hunian.
ABSTRACT
Student housing which will be placed on Jl. Terusan Ryacudu, Bandar Lampung
will be a residence for students, but it remains open for public. This project will be
an attraction for tourists because of its strategic location, as well as its concept of
mixed-use building. The project consists of 7 floors with a total floor area of
22,209 m2, consists of basement floor area 6,019 m2, first floor area 3,919 m2,
second floor area 3,423m2, third floor area 2,922 m2, typical residential floor area
(floors 4,5, and 6) 1,953 m2, and the land area of 10,335 m2. This project has 2
main functions, residential and commercial functions, which is why this project
can be said to be a mixed-use building, and other functions as supporting for main
functions. The project consists of 2 building masses, 1 basement floor, 2 floors
commercial area, 1 floor residential facility intended as a transition between the
public zone to the privacy zone, and 3 residential typical floors.
Puji syukur diucapkan kepada kehadirat Allah Subhanahu wa ta‟ala karena atas
rahmat dan karunianya tugas akhir yang berjudul Proyek Perancangan Student
Housing dengan Konsep Mixed-use Building ini dapat terselesaikan dengan baik.
Tak lupa tugas akhir ini dapat tersusun dengan baik berkat bantuan, bimbingan
dan saran-saran serta masukan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang setulusnya kepada :
1. Bapak Dr.Ir. Ismet Belgawan Harun., M.Sc. dan Antusias Nurzukhrufa,
S.T., M.Ars. selaku pembimbing tugas akhir ini yang telah memberikan
saran dan arahan demi kelancaran tugas akhir ini.
2. Orangtua saya yang sangat saya cintai, Bapak Atman Wiraatmaja dan Ibu
Mudji Windarini yang telah membantu memberikan semangat, doa,
harapan dan dorongan moral maupun spiritual dalam menyelesaikan tugas
akhir ini.
3. Rekan mahasiswa Proyek Student Housing yang sudah saling membantu
dan memberikan masukan selama pembuatan tugas akhir ini berlangsung.
4. Rekan mahasiswa Arsitektur angkatan 2016, khususnya NINDI, DENA,
ZAKIYA, DAY, HUSAIN dan adik tingkat yang telah membantu
memberikan semangat dan arahan dalam menyelesaikan tugas akhir
skripsi ini.
5. Kerri Dwiky Iswara sebagai support system, yang senantiasa memberikan
semangat dan dukungan bagi penulis.
6. Darling sebagai kendaraan tersayang yang setia menemani penulis
bimbingan kapanpun.
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
1.2 Program
Permintaan klien pada proyek ini meliputi fungsi komersial yang harus
seimbang dengan fungsi hunian. Sebagai salah satu solusi dari permintaan
tersebut, maka disediakannya basement sebagai area parkir penghuni
maupun pengunjung komersial, pemanfaatan area komersial se maksimal
mungkin, dan persentase antara komersial maupun hunian yang tidak
timpang. Sebagai area bisnis, proyek ini diharapkan dapat memanfaatkan
dengan maksimal baik Koefisien Dasar Bangunan (KDB), Koefisien Dasar
Hijau (KDH) ataupun Koefisien Lantai Bangunan (KLB). Untuk
mengakomodir itu, maka dibentuklah ruang publik pada site plan yang
dapat menjadi ruang bersama sekaligus daya tarik tambahan, sistem
penempatan hunian yang berkonsep single loaded corridor guna
1
menghindari ruang-ruang negatif dalam bangunan, bentuk bangunan yang
dapat menjadi ruang positif pada tapak, sekaligus communal area dan
kemudahan sirkulasi baik pada tapak maupun dalam bangunan.
1.3.1 Lahan
Asumsi-asumsi terkait lahan yaitu :
a. Lahan berada di lokasi yang menghadap dua sisi jalan, yaitu Jl.
Pangeran Suhaimi, dan Jl. Airan Raya. Pada lokasi sisi Jl. Airan
Raya, lahan masuk ke dalam Kabupaten Lampung Selatan. Namun
pada sisi Jl. Pangeran Suhaimi, lahan masuk ke dalam Kota Bandar
Lampung. Dengan adanya dua daerah dalam satu lokasi, perancang
memutuskan menggunakan Kota Bandar Lampung di karenakan
sebagian besar lahan masuk ke dalam daerah Kota Bandar
Lampung.
b. Kontur pada lahan cenderung datar karena kemiringan nya hanya
sekitar 3 – 4%, sehingga tidak menggunakan cut and fill.
1.3.2 Pendanaan
Dalam proyek perancangan ini pendanaan ditanggung penuh oleh
investor sebagai pemilik proyek, sehingga tidak ada batasan anggaran
dalam perancangan selama desain masih masuk akal.
2
VI pasal 26 yang mengatakan bahwa bangunan gedung
komersial memiliki KDB maksimal 60%.
o Peraturan Daerah Provinsi Lampung No. 21 Tahun 2014
tentang Bangunan Gedung Bab VI Bagian 3 Pasal 26 Ayat 2
mengenai KLB bangunan gedung maksimal 2,4
b. Peraturan Kota Bandar Lampung
o Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung nomor 10 tahun
2011 tentang rencana tata ruang wilayah tahun 2011-2030
Bab IV Bagian kedua Paragraf 4 Pasal 48 mengatakan
bahwa pengembangan perumahan, perkantoran, dan sarana
publik maupun komersialnya harus menyediakan RTH
minimum KDH 30 (tiga puluh) persen.
o Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung No. 07 Tahun
2014 Bab III bagian ketiga paragraf ketiga pasal 24 ayat 6
dan 7 yang mengatakan bahwa GSB pada jalan arteri primer
dan sekunder paling sedikit berjarak 15 meter dari tepi
badan jalan.
o Peraturan RTRW Kota Bandar Lampung Tahun 2011-2033
Bab IV Paragraf IV Pasal 48 menyebutkan bahwa pada
pengembangan perumahan, perkantoran, dan sarana publik
maupun komersialnya harus menyediakan RTH minimum
KDH 30 (tiga puluh) persen.
c. Peraturan Kabupaten Lampung Selatan
o Peraturan Daerah Lampung Selatan No. 6 Tahun 2014 pasal
26 ayat 5 mengatakan bahwa GSB pada jalan kolektor
adalah 15 m.
d. Undang Undang Republik Indonesia
o Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2011
Bab 5 pasal 16 ayat 2, mengenai persentase yang digunakan
untuk komersial pada gedung rumah susun adalah minimal
20%.
3
e. Peraturan Menteri
o Peraturan Menteri No. 30 Tahun 2006 Bab II tentang
persyaratan teknis fasilitas dan aksesibilitas.
o Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 05 Tahun 2007 Bab
I Sub bab I.4 tentang pedoman teknis pembangunan rumah
susun sederhana bertingkat tinggi.
o Peraturan Menteri Pekerjaan Umum no : 03/prt/m/2007
mengenai persentase non-saleable sebesar 30%
o Peraturan Menteri Pekerjaan Umum no: 05/prt/m/2007
mengenai pedoman teknis pembangunan rumah susun
sederhana bertingkat tinggi Bab I Sub bab I.4 berisi : Luas
sirkulasi, utilitas, dan ruang-ruang bersama maksimum 30%
dari total luas lantai bangunan;
o Peraturan Menteri Pekerjaan Umum no: 05/prt/m/2007
mengatakan Setiap bangunan rusuna bertingkat tinggi
diwajibkan menyediakan area parkir dengan rasio 1 (satu)
lot parkir kendaraan untuk setiap 5 (lima) unit hunian yang
dibangun.
4
BAB 2
PEMAHAMAN PROYEK
Proyek ini akan dibangun di atas lahan seluas 10.335 m2 yang memiliki
dua sisi yang menghadap ke jalan raya. Dengan sisi pertama menghadap
Jl. H. Pangeran Suhaimi, Bandar Lampung, dan sisi kedua menghadap Jl.
Airan Raya, Lampung Selatan. Kontur pada lahan cenderung datar karena
memiliki kemiringan yang relatif kecil.
5
2.2 Preseden Terkait Rasio dan Tipe Hunian dan Fasilitas
6
bagi mahasiswa, terlebih dilengkapi pemandangan Gunung Salak dan
Kota Bogor sebagai nilai tambah.
7
Merupakan salah satu bentuk kerja sama PT. Prima Permata Agung
sebagai pengembang dan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Institut
Pertanian Bogor dalam rangka peningkatan kualitas kegiatan
kemahasiswaan, sehingga apartemen ini hanya memiliki waktu
tempuh 12 menit menggunakan mobil menuju kawasan IPB
Dramaga, dan 30 menit menggunakan mobil menuju Stasiun Bogor.
Apartemen ini memiliki 1 tipe kamar yaitu tipe studio dengan harga
kurang lebih 250 jutaan. Dengan adanya bentuk kerja sama antara
pengembang dan pihak kampus IPB, menjadikan apartemen ini
ramah bagi mahasiswa baik dari segi kawasan, fasilitas, sampai harga
jual maupun sewa yang mendukung kegiatan mahasiswa. Mahasiswa
hanya merogoh kantong 2 jutaan perbulannya agar dapat meninggali
1 unit tipe studio. Harga ini sudah relatif terjangkau mengingat harga
kosan mahasiswa di sekitar kawasan mencapai 1,8 juta perbulan.
Dengan membayar 2 juta perbulannya, dalam tahun keempat 1 unit
tipe studio yang ditinggali sudah menjadi milik mahasiswa tersebut.
Sistem ini lah yang digunakan pengembang untuk menarik minat
konsumen.
8
Merupakan hunian mahasiswa yang terletak di Depok, perbatasan
antara Jakarta dan Jawa Barat. Depok sendiri sekarang menjadi area
yang memiliki hubungan timbal balik dengan Jakarta dalam aspek
ekonomi, politik, maupun sosial budaya. Terletak 11 menit ditempuh
dengan mobil dari Kampus Universitas Indonesia, 18 menit dari
Kampus Universitas Pancasila, dan 4 menit dari Kampus Universitas
Gunadarma. Sebagai hunian mahasiswa, letak apartemen ini pun
dinilai cukup strategis karena dikelilingi oleh pertokoan, dan mall
maupun tempat tongkrong yang dapat mendukung salah satu
aktivitas mahasiswa yaitu berdiskusi. Memiliki waktu tempuh 5
menit ditempuh dengan mobil menuju Stasiun Universitas Indonesia
dan 7 menit menuju Stasiun Pondok Cina, Depok, menjadi salah satu
upaya untuk mendukung mobilisasi mahasiswa yang akan bepergian
ke luar daerah seperti ke pusat Kota Jakarta.
9
Gambar 2.7. Salah Satu Fasilitas Pendukung pada Student Castle Apartemen
Sumber : Google.com, diakses pada pukul 6.32 WIB tanggal 17 Desember 2019.
10
memiliki waktu tempuh 6 menit menggunakan mobil menuju
Universitas Brawijaya, dan 7 menit menuju Unversitas
Muhammadiyah Malang. Sebagai salah satu upaya untuk
mendukung mobilisasi penghuninya, apartemen ini hanya memiliki
waktu tempuh 16 menit dengan mobil menuju Stasiun Malang Kota
Baru. Melihat mahasiswa yang aktivitasnya tak hanya belajar dan
berdiskusi namun juga butuh mencari area hiburan, apartemen ini
juga memiliki lingkungan yang strategis karena berada di tengah
kota.
11
Kesimpulan yang didapat dari kelima preseden ini,
Tabel 2.1. Analisis Preseden Terkait Hunian
Preseden 1 : Jasmine Park Apartement, Bogor Preseden 2 : University Resort, Bogor Preseden 3 : Evenciio Margonda, Depok Preseden 4 : Student Castle, Yogyakarta Preseden 5 : Apartemen dhika universe
Kategori
Tipe Size Jumlah Tipe Size Jumlah Tipe Size Jumlah Tipe Size Jumlah Tipe Size Jumlah
Studio 23,23 m² Studio 25,03 m² Studio 25,38 m² Studio 24-27 m²
1 Bedroom 33,94 m² 1 bedroom 32,21 m² 1 Bedroom 41,85 m² 1 Bedroom 36,10 m²
Unit 364 unit Studio 24, 5 m² 180 unit 1221 unit 406 unit 1037
2 Bedroom 46,57 m² 2 bedroom 45 m² 2 Bedroom 56,08 m² 2 Bedroom 48,14 m²
Maka persentase rasio tipe unit Studio : 1 bedroom : 2 bedroom yang didapat adalah = 78% : 11,03% : 10,84%.
Kesimpulan : Persentase tipe studio merupakan yang paling banyak, yang kedua di duduki oleh tipe 1 bedroom, dan yang terakhir adalah
2 bedroom. Perancang menilai bahwa mahasiswa sebagai sasaran utama pasar akan lebih menyukai tipe studio karena tipe ini yang
berukuran paling kecil, sehingga mahasiswa sebagai penghuni dapat mengatur ruangan dengan mudah. Hal ini juga didukung dengan
12
aktivitas mahasiswa yang akan lebih sering di luar kamar sehari-harinya. Sedangkan tipe 1 bedroom dapat disewa untuk penghuni yang
memiliki keluarga, dan tipe 2 bedroom atau dualkeys diperuntukan untuk mahasiswa yang tidak ingin tinggal sendiri.
Akses WIFI 24 Jam, fitness , Akses WIFI 24 jam, gym, CCTV 24 jam dan akses Akses WIFI 24 jam, sky garden, sky
Akses WIFI 24 jam, food
kolam renang, supermarket , co- shuttle bus, food court, keamanan digital, secure jogging, lapangan basket, sky
Fasilitas court, mini market, study
working space , multimedia café, mini market, WIFI techology, co-working terrace, BBQ deck, artwork garden,
area, student corner , CCTV
library , café , laundry , CCTV 24 laundry, ATM center, space, function hall, kolam inner courtyard, kid's playground ,
24 jam, kolam renang, dan
jam, parkir, basement , dan CCTV 24 jam, dan access renang café, dan access kolam renang, sky bridge, co-
fitness.
lapangan olahraga outdoor . card. card. working space.
Kesimpulan : Pada kelima preseden di atas, terdapat beberapa fasilitas yang terdapat di 2 preseden, bahkan diseluruh preseden. Fasilitas-fasilitas
tersebut adalah akses WIFI 24 jam, fitness area, kolam renang, co-working space, CCTV 24 jam, lapangan olahraga, access card, café, laundry dan
mini market. Namun ada fasilitas yang perancang siapkan dengan asumsi perawatan dilakukan langsung oleh developer, fasilitas penghuni tersebut
adalah WIFI 24 jam, co-working space, CCTV 24 jam, access card, laundry, amphitheater outdoor, klinik, ruang print, dan kolam renang. Sedangkan
di luar ini, developer akan bekerja sama dengan pihak ketiga, di mana pihak ketiga sebagai pengurus fasilitas tersebut, seperti pada area komersial.
13
Pada tipe unit studio, perancang memperoleh data dari preseden Jasmine
Park Apartemen. Unit kamar studio memiliki range ukuran dari 24 m2,
didapat dari nilai tengah pada range ukuran tipe studio preseden. Tipe ini
diperuntukkan bagi penghuni yang datang sendiri dan tidak sharing
dengan penghuni lain. Kamar tipe ini diperuntukkan khususnya bagi
mahasiswa karena dapat mengakomodir kebutuhan mahasiswa yaitu
ketenangan saat belajar dan beristirahat.
Untuk tipe 1 bedroom, tipe ini diperuntukkan bagi penghuni yang tidak
keberatan jika sharing dengan penghuni lainnya, dan penghuni yang
tidak nyaman tinggal sendiri, atau yang membawa keluarga. Kamar ini
memiliki ukuran 36 m2, didapat dari nilai tengah pada range ukuran tipe
studio preseden. Tipe ini dibutuhkan guna mengakomodir kebutuhan
penghuni sehingga dapat meraup pasar lebih luas. Layout unit kamar ini
didapat dari analisis preseden Evenciio Apartemen.
14
Di bawah ini merupakan kamar tipe dualkeys. Kamar ini memiliki ukuran
48 m2, didapat dari nilai tengah pada range ukuran tipe studio preseden.
Pengaplikasian sistem dual keys dinilai lebih nyaman dan privasi lebih
terjaga dibanding tipe 2 bedrooms karena adanya 2 kamar mandi pada
masing-masing kamar tidur, seperti yang ada pada preseden Evenciio
Apartemen, Margonda.
15
Gambar 2.12. BINUS Square, Jakarta Barat.
Sumber : Google.com,diakses pada pukul 7.09 WIB tanggal 17
Desember 2019
.
16
Gambar 2. 13. Fasilitas yang terdapat di BINUS
Sumber : Google.com,diakses
Square pada pukul 7.09 WIB tanggal 17 Desember 2019.
Dua konsep di atas yang akan diaplikasikan pada proyek student housing,
karena dinilai dapat menjadi jawaban bagi isu-isu yang ada. Tak lupa
perancang juga akan mengaplikasikan konsep double key pada
Apartemen Evenciio, Depok. Hal ini dilakukan karena melihat tingkat
17
keamanan yang harus dikedepankan pada lokasi tapak proyek student
housing. Pada konsep asrama mahasiswa UMN yang memisahkan area
hunian putra dan putri, perancang melihatnya sebagai sebuah upaya
untuk meningkatkan kenyamanan, juga meningkatkan kepercayaan orang
tua mahasiswa yang akan menempatkan anaknya di apartemen ini.
Karena tidak semua penghuni akan nyaman tinggal bersama lawan
jenisnya dalam satu lantai atau satu area. Terlebih kebiasaan mahasiswa
dan mahasiswi yang berbeda menjadi alasan tambahan bagi perancang
untuk mengaplikasikan konsep ini.
18
BAB 3
ANALISIS PERANCANGAN
19
3.1.2 Analisis Pengguna
Secara garis besar, penghuni merupakan mahasiswa yang memiliki
perilaku serupa di antaranya adalah :
o Belajar
Proses belajar bisa dilakukan kapan pun, dan di mana pun. Setiap
mahasiswa pasti akan ada yang lebih memilih belajar di kamarnya,
atau pun berdiskusi di co-working space. Biasanya mahasiswa akan
menggunakan waktu sore sampai malamnya untuk belajar atau
hanya sekedar mengerjakan tugas perkuliahan. Peletakan ruang co-
working space dinilai penting untuk dipertimbangkan mengingat
ruangan ini dapat digunakan sebagai tempat diskusi yang ramai, atau
tempat belajar yang kondusif.
o Tidur
Pola aktivitas antar mahasiswa tidak sama, baik jadwal kuliah,
jadwal ujian, jadwal kerja kelompok, belajar atau pun tidur. Hal ini
yang menyebabkan konflik dalam satu unit ruang hunian. Variabel
kegiatan mahasiswa ini menjadi penting dalam mempertimbangkan
layout dalam ruang mahasiswa. Hal ini menjadi alasan perancang
untuk mengaplikasikan tipe dual key.
o Bersosialisasi dan berdiskusi
Hal ini merupakan aktifitas yang cukup penting mengingat
mahasiswa tidak memiliki waktu yang pasti dalam berdiskusi. Maka
co-working space dan amphitheater outdoor hadir untuk mewadahi
aktifitas ini agar tercipta suasana yang santai dan tidak kaku.
3.1.3 Analisis Waktu Penggunaan
Selain kegiatan utama mahasiswa, terdapat kegiatan pendukung yang
dilakukan situasional, tidak setiap hari. Seperti saat libur nasional
atau libur akhir pekan, atau kegiatan pada saat-saat sibuk seperti saat
Ujian Tengah Semester (UTS), atau pun Ujian Akhir Semester
(UAS).
o Libur akhir pekan dan libur nasional
Pada libur akhir pekan ataupun libur nasional, biasanya mahasiswa
20
menggunakan waktu luangnya untuk beristirahat di kamar,
mengerjakan tugas bersama, atau refreshing diri. Hal ini dilakukan
karena pulang ke daerah asal tidak dapat dijadikan pilihan mengingat
libur yang hanya sebentar. Untuk itu perlu diciptakan kamar yang
nyaman untuk beristirahat, co-working space yang nyaman, dan
entertainment area yang dapat menyalurkan keinginan mahasiswa
untuk refreshing.
o Kegiatan pada saat-saat sibuk seperti saat ujian blok, ataupun
akhir semester
Biasanya di pertengahan semester dan di akhir semester menjadi saat
yang sangat sibuk bagi mahasiswa, karena mereka dihadapkan oleh
ujian yang diiringi oleh banyak tugas. Hal ini membuat mereka
otomatis akan meluangkan waktu lebih sering dan durasi yang lebih
lama untuk belajar, kerja kelompok, dan mengerjakan tugas. Di sini
lah guna diperlukannya co-working space dan amphitheater.
o Kegiatan pada jam sibuk
Mahasiswa tidak memiliki waktu sibuk yang pasti. Namun pada sore
sampai malam hari setelah mahasiswa pulang dari kampus akan
menjadi waktu paling ramai. Karena tidak sedikit yang akan
berkumpul bersama teman-teman dan bersantai-santai.
3.1.4 Analisis Cara Kepemilikan
Sebagai fungsi usaha, perancangan bangunan student housing harus
mempertimbangkan pencapaian keuntungan maksimal. Sistem sewa
pun dipilih guna meraup keuntungan maksimal, karena dengan
begitu akan selalu ada income di setiap bulan bahkan di setiap
harinya. Berbeda dengan sistem jual beli yang membuat terhentinya
income pada bangunan student housing ini dan akan lebih
merugikan. Tersedia area komersial yang dapat disewakan kepada
pihak ketiga, lapangan futsal outdoor, fitness and gym, dan kolam
renang yang dapat disewakan untuk umum. Hal ini juga menjadi
salah satu cara untuk mencapai keuntungan maksimal.
21
3.1.5 Analisis Kebutuhan Khusus Ruang-Ruang
Sebagai bangunan yang memiliki dua fungsi; fungsi hunian dan
fungsi komersial, maka tentu adanya lantai tipikal yang berisi
hunian, dan ada area khusus komersial. Tak hanya itu, fungsi lain
sebagai pendukung juga harus disediakan. Fungsi penunjang seperti
fasilitas penghuni; kolam renang, co-working space, klinik, ruang
print, laundry, dan ruang-ruang penunjang area komersial seperti
ruang menyusui, ruang keamanan pun harus disediakan sesuai
kebutuhannya.
22
o Data Luas Lahan
Lahan seluas 10.335 m2 ini memiliki KDB sebesar 38% atau yang
sebesar 3.986 m2, dengan KDH sebesar 32% atau sebesar 3.307,2
m2, dan sirkulasi pada lahan sebesar 30% atau 3.100,5 m2. Menurut
Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung No. 07 Tahun 2014 Bab III
bagian ketiga paragraf ketiga pasal 24 ayat 6 dan 7, Garis Sempadan
Bangunan (GSB) yang digunakan pada lahan sisi Jl. Pangeran
Suhaimi, Bandar Lampung, minimal 15 meter dari as jalan. Karena
Jl. Pangeran Suhaimi memiliki lebar badan jalan ± 8 m sehingga
jalan ini tergolong jalan arteri. Sedangkan pada sisi lahan yang
menghadap Jl. Airan Raya, Lampung Selatan, menurut Peraturan
Daerah Lampung Selatan No. 6 Tahun 2014 pasal 26 ayat 5
mengatakan bahwa GSB pada jalan kolektor adalah 15 m. Lebar Jl.
Airan Raya kurang dari 7 m, sehingga jalan ini tergolong jalan
kolektor.
23
o Topografi lahan
24
Menurut Zuidam dalam (I Gede Sugiyanta 2006), pengelompokkan
kemiringan lereng dapat dinyatakan dalam persentase dan
dikelompokkan ke dalam tujuh bagian, yaitu yang dapat dlihat pada
tabel 3.1 berikut:
2 Agak miring 3 - 7%
3 Miring 8 - 13%
5 Curam 21 – 55%
3.2.3 Sirkulasi
25
Tapak yang terletak ± 140 m dari perempatan, akan menimbulkan
potensi kemacetan. Maka dari itu perancang akan meminimalisir
potensi kemacetan dengan memisahkan antara pintu ke luar dan
pintu masuk pada tapak. Tempat yang potensial untuk diletakkan
pintu masuk adalah di sisi Timur tapak. Karena sisi itulah yang akan
berpotensi mengekspos bangunan terutama kepada pengunjung dari
luar kota. Kepadatan yang tinggi pada sisi Timur tapak menunjukkan
intensitas kendaraan yang lewat lebih banyak, dibandingkan di sisi
Barat tapak. Terlebih 20 tahun ke atas akan diasumsikan pengguna
tol semakin meningkat sehingga akan banyak pendatang yang
berlalu lalang di Jl. Pangeran Suhaimi.
Visual paling potensial dari dalam tapak ada pada sisi Timur, karena
jika dilihat dari lantai tiga dan lantai seterusnya, terdapat kampus
ITERA yang diterangi lampu gedung, dan hamparan perkebunan
pohon karet. View ini dianggap paling baik jika dibandingkan sisi
lain yang menghadap permukiman warga. Pada urutan kedua, view
yang potensial adalah sisi Selatan tapak, karena jika dilihat dari
lantai tiga dan lantai seterusnya, view ini menghadap ke Kota Bandar
Lampung. Maka dari itu, massa bangunan menghadap ke
perempatan, guna mendapatkan pemandangan terbaik bagi penghuni.
26
Untuk visual dari luar tapak ke dalam tapak, tidak terdapat visual
alami yang potensial. Namun dengan tinggi bangunan hingga 24 m,
fasad dapat dilihat dari tiga sisi, yaitu Jl. Airan Raya, Jl. Pangeran
Suhaimi, dan perempatan. Bangunan menghadap ke perempatan
karena aspek visualnya lebih baik, sehingga penghuni mendapatkan
pemandangan yang menjual.
3.2.5 Aksesibilitas
Lokasi tapak proyek student housing ini memiliki dua sisi, sisi
pertama menghadap Jl. Pangeran Suhaimi, Bandar Lampung, dan
sisi kedua menghadap Jl. Airan Raya, Lampung Selatan.
27
BAB 4
PEMROGRAMAN
4.1 Program Ruang
28
Gambar 4.2. Bagian Pertama.
29
- Non Saleable Area memiliki rasio sebesar 30%, didapat dari
Permen 05/prt/m/2007 yang menjelaskan bahwa ruang-ruang
bersama maksimal 30%. Sehingga didapat perhitungan :
30% x KLB = 30% X 22.209 m2 = 6.662,7 m2
- Saleable area memiliki rasio persentase sebesar 70% (didapat
dari pengurangan persentase)
70% x KLB = 70% X 22.209 m2 =15.546 m2
30
Tipe studio =
Tipe 1 bedroom =
31
Berikut adalah penjelasan secara lebih rinci :
4.3 Zonasi
35
BAB 5
ISU DAN KONSEP PERANCANGAN
36
jelas. Hal itu guna menghindari tercampurnya sirkulasi pedestrian
maupun kendaraan komersial dengan hunian. Sebagai solusi, isu
zonasi dapat dipisahkan berdasarkan lantai, atau memisahkan area
masuk dan ke luar bagi penghuni dan pengunjung komersial,
sehingga dapat meningkatkan keamanan dan kenyamanan
penghuni.
o Isu keamanan
Keamanan menjadi hal yang pertama dipertimbangkan jika akan
menyewa tempat tinggal, terlebih bagi mahasiswa yang berasal
dari luar kota dan jauh dari keluarga. Maka keamanan harus
menjadi prioritas nomor satu dalam perancangan proyek student
housing. Walaupun zonasi sudah dibagi per lantai, area masuk
dan ke luar juga sudah dipisahkan, perancang menilai keamanan
juga harus ditingkatkan agar penghuni merasa nyaman. Sehingga
sebagai sistem keamanan tambahan, perancang akan menerapkan
CCTV 24 jam yang diawasi oleh penjaga selama 24 jam. Terdapat
access card sebagai satu-satunya cara untuk mengakses setiap
fasilitas pada bangunan hunian ini. Walaupun proyek ini
menggabungkan antara tempat tinggal dan pusat perbelanjaan,
namun privasi penghuni akan tetap terjaga. Access card juga akan
digunakan sebagai akses lobby dan lift penghuni, maupun pintu
setiap kamar. Perancang juga akan memisahkan gedung hunian
putra dan putri agar lebih meningkatkan keamanan dan
kenyamanan penghuni.
o Isu suasana
Suasana akan berkaitan erat dengan penghuni bangunan. Sebagai
bangunan hunian mahasiswa, student housing ini akan dirancang
untuk dapat menciptakan suasana yang kondusif untuk
mendukung kegiatan utama mahasiswa yaitu belajar, dan suasana
yang tenang untuk beristirahat. Tak lupa dengan tantangan yaitu
tingkat keramaian baik di sekitar lokasi tapak, ataupun di area
komersial dalam tapak. Sebagai solusinya, perancang
37
menciptakan beberapa communal area, menyediakan co-working
space, area diskusi pada koridor di lantai tipikal hunian, dan
amphitheater pada tapak. Communal area untuk penghuni dibuat
kondusif dengan peletakannya yang jauh dari keramaian. Namun
sebagai solusi untuk menciptakan suasana area komersial,
perancang menciptakan area komersial yang semi terbuka, agar
terciptanya ruang spasial, di mana pengunjung dapat saling
melihat pengunjung lain di bangunan seberangnya, sirkulasi
pedestrian pada area komersial pun memutar sehingga setiap toko
dapat dilewati. Hal ini juga untuk menciptakan suasana ramai
pada area komersial.
o Isu sirkulasi dan aksesibilitas
Sirkulasi di sini dapat berarti sirkulasi di dalam ruangan, di dalam
bangunan, sirkulasi parkir, sirkulasi pedestrian pada tapak,
ataupun sirkulasi antara tapak dengan lingkungan sekitar.
Sirkulasi dan aksesibilitas merupakan dua isu yang berhubungan
erat. Dengan empat zonasi yang akan di rancang pada proyek ini,
sirkulasi dan aksesibilitas tentu akan sangat memengaruhi
tercapainya kenyamanan dan keamanan. Masalah utama pada
sirkulasi adalah, pemisahan sirkulasi pedestrian maupun
kendaraan baik komersial maupun hunian. Namun pemisahan ini
pun harus dikonsepkan dengan baik, seperti dengan membuat
sirkulasi pedestrian pada area komersial yang memutar sehingga
setiap toko dapat terlewati, sirkulasi pedestrian pada tapak yang
linear sehingga saling terhubung bagian Timur tapak dan Barat
tapak, dan sirkulasi kendaraan pada basement yang memutar
sehingga pengemudi ada pilihan jika parkir basement kosong.
Dengan pemilihan konsep sirkulasi yang tepat, akan menciptakan
suasana yang hidup pada tapak.
38
5.2 Konsep Perancangan
Gambar 5.1. Nuansa Youth Living yang Akan diaplikasikan pada Proyek Student
Housing
Sumber: Pinterest.com diakses pada 21 Februari 2020 pukul 14.01 WIB.
39
Pintu masuk dan ke luar proyek dirancang terpisah agar tidak
menimbulkan macet dan mengganggu perempatan. Pintu masuk dibuat
berada di sisi Jl. Pangeran Suhaimi, karena jalan ini berukuran lebih
besar dan dinilai lebih menguntungkan, terlebih dengan potensi lalu
lalangnya pengendara dari luar kota ataupun yang akan ke luar kota.
Pintu ke luar dibuat di sebelah Barat lahan agar tidak mengganggu Jl.
Airan Raya terlebih pada perempatannya. Proyek student housing ini
terpisah menjadi dua masa bangunan, yang terdiri dari bangunan putra
dan bangunan putri.
40
5.2.2 Konsep Bangunan
41
Untuk area komersial, perancang akan merancang area komersial dengan
konsep lifestyle center, sebagai jawaban dari isu sirkulasi. Dengan
adanya konsep ini, diharapkan sirkulasi pedestrian akan menerus.
42
Gambar 5.8. Konsep Area Belajar di Setiap Lantai.
Massa bangunan putri dan putra terdiri dari tujuh lantai. Lantai basement
merupakan area parkir penghuni dan pengunjung, lantai pertama dan
kedua berisi area komersial, lantai ketiga berisi fasilitas penghuni dan
lantai 4,5,6 berisi unit hunian tiga tipe, dan area servis.
43
Gambar 5.10. Referensi Suasanan Co-Working Space
Sumber : id.pinterest.com, diakses pada pukul 23.05 WIB, 23 Februari
2020.
44
Gambar 5.13. Material Kaca Es
Sumber : https://www.99.co/blog/indonesia/material-kaca-es-rumah/, diakses
pada pukul 14.00 tanggal 15 Juni 2020.
45
BAB 6
HASIL PERANCANGAN
46
6.2 Rancangan Bangunan
47
ujung. Selain itu perancang juga menggunakan sistem single loaded
corridor pada lantai hunian.
48
Gambar 6.3. Kaca Es
Sumber : Google.com/kacaes, diakses pada pukul 14.30 tanggal 15 Juni 2020.
49
sebagainya. Grey water itu sendiri dialirkan ke drainase lahan, yang
nantinya akan dialirkan ke drainase kota.
Sedangkan black water adalah air kotoran limbah kakus, yang
nantinya akan bermuara ke Sewage Treatment Plant (STP) yang
ruanganya terletak di basement. Ruang STP itu sendiri merupakan
ruangan instalasi sistem pengolah limbah rumah tangga atau limbah
cair domestik termasuk limbah dari dapur, air bekas, air kotor,
limbah maupun kotoran.
- System penghawaan
Kedua bangunan ini menggunakan sistem AC split, karena dinilai
lebih hemat. Perancang menggunakan sistem AC split, karena lantai
satu dan dua area komersial merupakan ruang terbuka yang tidak
memerlukan AC pada koridornya. Untuk koridor hunian pun
terdapat beberapa bukaan yang cukup lebar guna menjadi sirkulasi
udara, sehingga yang memerlukan penghawaan cukup adalah ruang-
ruang di area komersial dan hunian. Sedangkan untuk area
midimarket 2 lantai, perancang menggunakan sistem AC splitduct,
yang tetap menggunakan AC split namun terdapat ducting di atas
plafond dan outdoor di luar.
50
BAB 7
REFLEKSI PROSES PERANCANGAN
51
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
[1] Sugiyanta. I Gede, Geomorfologi, Buku Ajar Program Studi, Bandar Lampung
: Pendidikan Geografi Universitas Lampung, 2003.
[3] Neufert, Peter, Data Arsitek. Jilid 2 (terjemahan Sunarto Tjahjadi). Jakarta :
Erlangga, 2002.
[4] Neufert, Peter, Data Arsitek. Jilid 1 (terjemahan Sunarto Tjahjadi). Jakarta :
Erlangga, 1996.
[5] Fistanti, Ossy, R. Yasi, Nahwah, Fauzi dan Aries, Dwi, “Aksesibilitas Lahan
Parkir dan Lift bagi Individu Difabel pada Pusat Perbelanjaan di Kota Surakarta”,
(4): 27-34, 2017.
ARTIKEL
52
https://perpustakaan.id/gambar-ukuran-lapangan-basket-standar-internasional-
dan-nasional/, diunduh tanggal 18 Desember 2019.
[9] PT. Kuhanda Semesta Group.(2018)Berapa Ukuran Idealnya Kolam
Renang?[Online]. Available :
https://kuhandagroup.com/ukuran-berapa-idealnya-kolam-renang/#page-content,
diunduh tanggal 18 Desember 2019.
[10] Rumahku.com.(2016)Perbandingan Antara Area Komersial dan Hunian
dalam Satu Kawasan[Online]. Available :
https://www.rumahku.com/artikel/read/perbandingan-antara-area-komersial-dan-
hunian-dalam-satu-kawasan-414440, diunduh pada 6 Maret 2020.
[11] Alfari, Shabrina, Mengenal Desain Supermarket[Online]. Available :
https://www.arsitag.com/article/mengenal-desain-supermarket, diunduh pada
tanggal 9 Maret 2020.
53
LAMPIRAN
54
2. Rencana Tapak (Menunjukan Denah Atap)
55
3. Potongan Bangunan dan Tapak Memanjang dan Melintang
56
4. Ground Plan
57
5. Denah Bangunan Lantai Basement
58
6. Denah Bangunan Lantai 1
59
7. Denah Bangunan Lantai 2
60
8. Denah Bangunan Lantai 3
61
9. Denah Bangunan Lantai Tipikal Hunian (4,5, dan 6)
62
10. Tampak Depan Bangunan
63
11. Tampak Belakang Bangunan
64
12. Tampak Kanan Bangunan
65
13. Tampak Kiri Bangunan
66
14. Potongan Bangunan Melintang
67
15. Potongan Bangunan Memanjang
68
16. Potongan Prinsip
69
17. Tampak Tipikal
70
18. Perspektif Eksterior Depan Bangunan
71
20. Perspektif Interior Area Belajar Lantai Tipikal Hunian
72
22. Poster
73