Anda di halaman 1dari 86

PROYEK PERANCANGAN STUDENT HOUSING DENGAN

KONSEP MIXED-USE BUILDING

LAPORAN TUGAS AKHIR

Eva Sanchia Janita


24116089

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


JURUSAN TEKNOLOGI INFRASTRUKTUR DAN KEWILAYAHAN
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
LAMPUNG SELATAN
2019/2020
PROYEK PERANCANGAN STUDENT HOUSING DENGAN
KONSEP MIXED-USE BUILDING

LAPORAN TUGAS AKHIR


Diajukan sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Eva Sanchia Janita


24116089

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


JURUSAN TEKNOLOGI INFRASTRUKTUR DAN KEWILAYAHAN
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
LAMPUNG SELATAN
2019/2020
ii

LEMBAR PENGESAHAN

PROYEK PERANCANGAN STUDENT HOUSING DENGAN


KONSEP MIXED-USE BUILDING

Laporan Tugas Akhir diajukan kepada


Program Studi Arsitektur
Institut Teknologi Sumatera

Oleh :

EVA SANCHIA JANITA


24116089

Diajukan Pada Sidang Akhir


Tanggal 22 Juni 2020

Lampung Selatan, 25 Juli 2020

Tim Penguji

Ir. Ismet Belgawan H, M.Sc., Ph.D. - Pembimbing 1 ____________

Antusias Nurzukhrufa, S.T., M.Ars. - Pembimbing 2 ____________

Guruh Kristiadi K, S.T., M.T. - Penguji ____________

Mengetahui
Koordinator Program Studi Arsitektur

Ir. Eko Purwono, MS. Arch.S.


NIP: 19530522 197903 100 2
iii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Eva Sanchia Janita


NIM : 24116089
Judul Tugas Akhir : Perancangan Student Housing dengan konsep mixed-use
building.

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tugas akhir ini merupakan hasil karya saya
sendiri, kecuali kutipan yang sudah saya sebutkan sumbernya dan terdapat di
daftar pustaka.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya, tanpa ada tekanan dan
paksaan dari pihak mana pun. Jika ternyata di kemudian hari penyataan ini tidak
benar maka saya bersedia mendapatkan sanksi akademik yang berlaku.

Lampung Selatan, 25 Juli 2020


Yang membuat pernyataan,

Eva Sanchia Janita


24116089
iv

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI


TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai civitas akademik Institut Teknologi Sumatera, saya yang bertanda tangan
di bawah ini:

Nama : Eva Sanchia Janita


NIM : 24116089
Program Studi : Arsitektur
Jurusan : Teknologi Infrastruktur dan Kewilayahan
Jenis karya : Tugas Akhir
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
Institut Teknologi Sumatera Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive
Royalty Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:
PERANCANGAN STUDENT HOUSING
DENGAN KONSEP MIXED-USE BUILDING
beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Noneksklusif ini Institut Teknologi Sumatera berhak menyimpan,
mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database),
merawat, dan memublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama
saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Lampung Selatan


Pada tanggal : 25 Juli 2020

Yang menyatakan ( Eva Sanchia Janita )


v

Perancangan Student Housing dengan Konsep Mixed-use Building,


Eva Sanchia Janita, 24116089
Pembimbing : Dr. Ir. Ismet Belgawan Harun, M.Sc., Antusias Nurzukhrufa,
S.T., M.Ars.

ABSTRAK

Student housing yang akan diletakan di Jl. Terusan Ryacudu ini akan menjadi
tempat tinggal bagi mahasiswa, namun tetap dibuka untuk umum. Proyek ini akan
menjadi daya tarik bagi wisatawan karena letaknya yang strategis, sekaligus
konsepnya yaitu mixed-use building. Proyek terdiri dari tujuh lantai dengan total
luas lantai sebesar 22,209 m2, luas lantai basement 6.019 m2, luas lantai pertama
3.919 m2, luas lantai kedua 3.423m2, luas lantai ketiga 2.922 m2, luas lantai tipikal
hunian (lantai 4,5, dan 6) 1.953 m2, serta luas tapak sebesar 10.335 m2. Proyek ini
memiliki dua fungsi utama, yaitu fungsi hunian dan fungsi komersial, itulah
mengapa proyek ini dapat dikatakan mixed-use building, serta fungsi lainnya
sebagai penunjang fungsi utama. Proyek ini terdiri dari dua massa bangunan, 1
lantai basement, 2 lantai area komersial, 1 lantai berisi fasilitas penghuni yang
ditujukan sebagai transisi dari zona publik ke zona privasi, dan 3 lantai hunian.

Kata kunci : student housing, mixed-use building, komersial.


vi

The Student Housing Design with Mixed-use Building Concept,


Eva Sanchia Janita, 24116089
Advisor : Dr. Ir. Ismet Belgawan Harun, M.Sc., Antusias Nurzukhrufa, S.T.,
M.Ars.

ABSTRACT

Student housing which will be placed on Jl. Terusan Ryacudu, Bandar Lampung
will be a residence for students, but it remains open for public. This project will be
an attraction for tourists because of its strategic location, as well as its concept of
mixed-use building. The project consists of 7 floors with a total floor area of
22,209 m2, consists of basement floor area 6,019 m2, first floor area 3,919 m2,
second floor area 3,423m2, third floor area 2,922 m2, typical residential floor area
(floors 4,5, and 6) 1,953 m2, and the land area of 10,335 m2. This project has 2
main functions, residential and commercial functions, which is why this project
can be said to be a mixed-use building, and other functions as supporting for main
functions. The project consists of 2 building masses, 1 basement floor, 2 floors
commercial area, 1 floor residential facility intended as a transition between the
public zone to the privacy zone, and 3 residential typical floors.

Keyword: student housing, mixed-use building, commercial.


vii

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur diucapkan kepada kehadirat Allah Subhanahu wa ta‟ala karena atas
rahmat dan karunianya tugas akhir yang berjudul Proyek Perancangan Student
Housing dengan Konsep Mixed-use Building ini dapat terselesaikan dengan baik.
Tak lupa tugas akhir ini dapat tersusun dengan baik berkat bantuan, bimbingan
dan saran-saran serta masukan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang setulusnya kepada :
1. Bapak Dr.Ir. Ismet Belgawan Harun., M.Sc. dan Antusias Nurzukhrufa,
S.T., M.Ars. selaku pembimbing tugas akhir ini yang telah memberikan
saran dan arahan demi kelancaran tugas akhir ini.
2. Orangtua saya yang sangat saya cintai, Bapak Atman Wiraatmaja dan Ibu
Mudji Windarini yang telah membantu memberikan semangat, doa,
harapan dan dorongan moral maupun spiritual dalam menyelesaikan tugas
akhir ini.
3. Rekan mahasiswa Proyek Student Housing yang sudah saling membantu
dan memberikan masukan selama pembuatan tugas akhir ini berlangsung.
4. Rekan mahasiswa Arsitektur angkatan 2016, khususnya NINDI, DENA,
ZAKIYA, DAY, HUSAIN dan adik tingkat yang telah membantu
memberikan semangat dan arahan dalam menyelesaikan tugas akhir
skripsi ini.
5. Kerri Dwiky Iswara sebagai support system, yang senantiasa memberikan
semangat dan dukungan bagi penulis.
6. Darling sebagai kendaraan tersayang yang setia menemani penulis
bimbingan kapanpun.

Lampung Selatan, 11 Juli 2020


Penulis,

Eva Sanchia Janita


viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................i


LEMBAR PENGESAHAN .....................................................................................ii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ...................................................iii
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .........................................................iv
ABSTRAK .............. ................................................................................................v
ABSTRACT ............ ................................................................................................vi
UCAPAN TERIMA KASIH .....................................................................................vii
DAFTAR ISI ............ ................................................................................................viii
DAFTAR TABEL ..... ................................................................................................x
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................xi
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................1
1.1. Latar Belakang .............................................................................................1
1.2. Program ........................................................................................................1
1.3. Asumsi-asumsi .............................................................................................2
BAB II PEMAHAMAN PROYEK .........................................................................5
2.1. Pemahaman Proyek ......................................................................................5
2.2. Preseden Terkait Penentuan Rasio dan Tipe Hunian ...................................6
2.2.1. Jasmine Park Apartemen, Bogor .....................................................6
2.2.2. University Resort, Bogor..................................................................7
2.2.3. Evenciio Student, Yogyakarta ..........................................................8
2.2.4. Student Castle, Yogyakarta ..............................................................9
2.2.5. Apartemen Dhika Universe, Malang................................................10
2.3. Preseden Terkait Konsep .............................................................................15
2.3.1. Apartemen Universitas Bina Nusantara (BINUS), Jakarta Barat ....15
2.3.2. Universitas Multimedia Nusantara, Tangerang................................17
BAB III ANALISIS PERANCANGAN..................................................................19
3.1. Analisis Proyek ............................................................................................19
3.1.1. Analisis Fungsi .................................................................................19
3.1.2. Analisis Pengguna ............................................................................20
ix

3.1.3. Analisis Waktu Penggunaan ............................................................20


3.1.4. Analisis Cara Kepemilikan ..............................................................21
3.1.5. Analisis Kebutuhan Khusus Ruang-ruang .......................................22
3.2. Analisis Lahan .............................................................................................22
3.2.1. Analisis Lokasi .................................................................................22
3.2.2. Delineasi Tapak ................................................................................23
3.2.3. Sirkulasi ...........................................................................................25
3.2.4. Visual dari dan ke Tapak..................................................................26
3.2.5. Aksesibilitas .....................................................................................27
BAB IV PEMROGRAMAN ....................................................................................28
4.1. Program Ruang ............................................................................................28
4.2. Diagram Kedekatan Fungsi..........................................................................31
4.3. Zonasi ...........................................................................................................32
4.4. Besaran dan Ukuran Ruang .........................................................................33
BAB V ISU DAN KONSEP ...................................................................................36
5.1. Isu Perancangan ...........................................................................................36
5.2. Konsep Perancangan ....................................................................................39
5.2.1. Konsep Tapak...................................................................................39
5.2.2. Konsep Bangunan ............................................................................41
BAB VI HASIL PERANCANGAN .......................................................................46
6.1. Penjelasan Rencana Tapak ...........................................................................46
6.2. Rancangan Bangunan...................................................................................47
6.2.1. Bentuk Bangunan .............................................................................47
6.2.2. Rancangan Interior ...........................................................................47
6.2.3. Rancangan Fasad ..............................................................................48
6.2.4. Sistem Struktur dan Konstruksi .......................................................49
6.2.5. Sistem Utilitas ..................................................................................49
6.2.6. Luas Bangunan .................................................................................50
BAB VII REFLEKSI PROSES PERANCANGAN ..............................................51
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................52
LAMPIRAN GAMBAR PERANCANGAN ..........................................................54
x

DAFTAR TABEL

2.1 Analisis Preseden Terkait Hunian .............................................................. 12


2.2 Perhitungan Persentase Perbandingan Jumlah Unit pada Preseden .......... 12
2.3 Analisis Preseden Terkait Fasilitas............................................................. 13
3.1 Klasifikasi Kemiringan Kontur ...................................................................25
4.1 Besaran Ruang Dalam ................................................................................33
4.2 Besaran Ruang Luar ...................................................................................35
xi

DAFTAR GAMBAR

2.1 Lahan Proyek Student Housing .................................................................... 5


2.2 Jasmine Park Apartement, dengan 3 Tower ................................................. 6
2.3 Salah Satu Fasilitas Jasmine Park Apartement ........................................... 6
2.4 Fasilitas di Sekitar Lokasi ............................................................................7
2.5 University Resort dan Beberapa Fasilitasnya ................................................7
2.6 Evenciio Student Apartement, Malang ..........................................................8
2.7 Salah Saltu Fasilitas Pendukung pada Student Castle Apartement .............10
2.8 Dhika Universe Apartement, Malang ..........................................................10
2.9 Kamar Tipe Studio pada JP Apartemen ......................................................14
2.10 Kamar Tipe 1 Bedroom pada Evenciio Apartemen...................................14
2.11 Dualkey Room pada Evenciio Apartemen .................................................15
2.12 BINUS Square, Jakarta Barat ....................................................................16
2.13 Fasilitas yang Terdapat di Asrama Bina Nusantara ..................................17
2.14 Gedung Asrama Universitas Multimedia Nusantara .................................17
3.1 Batas Lahan .................................................................................................22
3.2 Data Lahan ..................................................................................................23
3.3 Potongan Kontur..........................................................................................24
3.4 Sirkulasi Sekitar Tapak ...............................................................................25
3.5 Aspek Visual dari Tapak .............................................................................26
3.6 Kesimpulan Analisis Lahan.........................................................................27
4.1 Pengembangan Fungsi .................................................................................28
4.2 Bagian Pertama............................................................................................29
4.3 Bagian Kedua ..............................................................................................29
4.4 Bagian Ketiga ..............................................................................................30
4.5 Bubble Diagram Kedekatan Fungsi ............................................................31
5.1 Nuansa Youth Living yang akan diaplikasikan ............................................39
5.2 Konsep Tapak ..............................................................................................39
5.3 Amphitheater ...............................................................................................40
5.4 Perubahan Massa Bangunan Pertama..........................................................41
5.5 Massa Bangunan Terakhir ...........................................................................41
xii

5.6 Konsep Lifestyle Center ..............................................................................42


5.7 Konsep Void pada Lantai Tipikal Hunian ...................................................42
5.8 Konsep Area Belajar disetiap Lantai Hunian ..............................................43
5.9 Referensi Suasana Lobby dan Receptionist .................................................43
5.10 Referensi Suasana Co-working Space .......................................................44
5.11 Referensi Suasana Meeting Room .............................................................44
5.12 Material Kaca Es pada Setengah Sisi Bangunan .......................................44
5.13 Material Kaca Es .......................................................................................45
6.1 Rencana Tapak ............................................................................................46
6.2 Area Belajar di Setiap Lantai Unit Hunian .................................................48
6.3 Kaca Es ........................................................................................................49
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Proyek perancangan tugas akhir ini berupa perancangan Gedung Student


Housing atau asrama mahasiswa, yang pemiliknya fiktif namun memiliki
lokasi nyata di atas lahan seluas 10.335 m2 yang memiliki dua sisi yang
menghadap ke jalan raya. Dengan sisi pertama menghadap Jl. H. Pangeran
Suhaimi, Bandar Lampung, dan sisi kedua menghadap Jl. Airan Raya,
Lampung Selatan. Dengan konsep mixed-use building, maka bangunan ini
memiliki isu utama yaitu isu dual fungsi, yang berarti proyek ini memiliki
dua fungsi utama yang sama pentingnya, yaitu fungsi sebagai bangunan
hunian, dan bangunan komersial. Kedua fungsi utama tersebut harus
diakomodir dengan seimbang. Isu lain yang akan muncul pada proyek ini
sebagai akibat dari konsep mixed-use building adalah; isu zonasi, isu
keamanan, isu suasana, isu sirkulasi dan aksesibilitas. Tujuan diadakannya
proyek ini sebagai tempat tinggal bagi mahasiswa di sekitar lokasi,
sekaligus daya tarik bagi wisatawan karena terdapat fungsi komersial.

1.2 Program

Permintaan klien pada proyek ini meliputi fungsi komersial yang harus
seimbang dengan fungsi hunian. Sebagai salah satu solusi dari permintaan
tersebut, maka disediakannya basement sebagai area parkir penghuni
maupun pengunjung komersial, pemanfaatan area komersial se maksimal
mungkin, dan persentase antara komersial maupun hunian yang tidak
timpang. Sebagai area bisnis, proyek ini diharapkan dapat memanfaatkan
dengan maksimal baik Koefisien Dasar Bangunan (KDB), Koefisien Dasar
Hijau (KDH) ataupun Koefisien Lantai Bangunan (KLB). Untuk
mengakomodir itu, maka dibentuklah ruang publik pada site plan yang
dapat menjadi ruang bersama sekaligus daya tarik tambahan, sistem
penempatan hunian yang berkonsep single loaded corridor guna

1
menghindari ruang-ruang negatif dalam bangunan, bentuk bangunan yang
dapat menjadi ruang positif pada tapak, sekaligus communal area dan
kemudahan sirkulasi baik pada tapak maupun dalam bangunan.

1.3 Asumsi- Asumsi

1.3.1 Lahan
Asumsi-asumsi terkait lahan yaitu :
a. Lahan berada di lokasi yang menghadap dua sisi jalan, yaitu Jl.
Pangeran Suhaimi, dan Jl. Airan Raya. Pada lokasi sisi Jl. Airan
Raya, lahan masuk ke dalam Kabupaten Lampung Selatan. Namun
pada sisi Jl. Pangeran Suhaimi, lahan masuk ke dalam Kota Bandar
Lampung. Dengan adanya dua daerah dalam satu lokasi, perancang
memutuskan menggunakan Kota Bandar Lampung di karenakan
sebagian besar lahan masuk ke dalam daerah Kota Bandar
Lampung.
b. Kontur pada lahan cenderung datar karena kemiringan nya hanya
sekitar 3 – 4%, sehingga tidak menggunakan cut and fill.
1.3.2 Pendanaan
Dalam proyek perancangan ini pendanaan ditanggung penuh oleh
investor sebagai pemilik proyek, sehingga tidak ada batasan anggaran
dalam perancangan selama desain masih masuk akal.

1.3.3 Peraturan Terkait


Pada perancangan proyek ini, perancang beracuan kepada Peraturan
Daerah Provinsi Lampung, Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung
dan peraturan lain terkait pembangunan mixed-use building.
a. Peraturan Daerah Provinsi Lampung
o Peraturan Daerah Provinsi Lampung No 21 Tahun 2014 Bab
IV pasal 8 yang mengatakan bahwa ada 5 golongan fungsi
pada bangunan, yaitu: fungsi hunian, fungsi keagamaan,
fungsi usaha, fungsi sosial budaya, dan fungsi khusus. Setiap
bangunan gedung dapat memiliki lebih dari satu fungsi.
o Peraturan Daerah Provinsi Lampung No 21 Tahun 2014 Bab

2
VI pasal 26 yang mengatakan bahwa bangunan gedung
komersial memiliki KDB maksimal 60%.
o Peraturan Daerah Provinsi Lampung No. 21 Tahun 2014
tentang Bangunan Gedung Bab VI Bagian 3 Pasal 26 Ayat 2
mengenai KLB bangunan gedung maksimal 2,4
b. Peraturan Kota Bandar Lampung
o Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung nomor 10 tahun
2011 tentang rencana tata ruang wilayah tahun 2011-2030
Bab IV Bagian kedua Paragraf 4 Pasal 48 mengatakan
bahwa pengembangan perumahan, perkantoran, dan sarana
publik maupun komersialnya harus menyediakan RTH
minimum KDH 30 (tiga puluh) persen.
o Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung No. 07 Tahun
2014 Bab III bagian ketiga paragraf ketiga pasal 24 ayat 6
dan 7 yang mengatakan bahwa GSB pada jalan arteri primer
dan sekunder paling sedikit berjarak 15 meter dari tepi
badan jalan.
o Peraturan RTRW Kota Bandar Lampung Tahun 2011-2033
Bab IV Paragraf IV Pasal 48 menyebutkan bahwa pada
pengembangan perumahan, perkantoran, dan sarana publik
maupun komersialnya harus menyediakan RTH minimum
KDH 30 (tiga puluh) persen.
c. Peraturan Kabupaten Lampung Selatan
o Peraturan Daerah Lampung Selatan No. 6 Tahun 2014 pasal
26 ayat 5 mengatakan bahwa GSB pada jalan kolektor
adalah 15 m.
d. Undang Undang Republik Indonesia
o Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2011
Bab 5 pasal 16 ayat 2, mengenai persentase yang digunakan
untuk komersial pada gedung rumah susun adalah minimal
20%.

3
e. Peraturan Menteri
o Peraturan Menteri No. 30 Tahun 2006 Bab II tentang
persyaratan teknis fasilitas dan aksesibilitas.
o Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 05 Tahun 2007 Bab
I Sub bab I.4 tentang pedoman teknis pembangunan rumah
susun sederhana bertingkat tinggi.
o Peraturan Menteri Pekerjaan Umum no : 03/prt/m/2007
mengenai persentase non-saleable sebesar 30%
o Peraturan Menteri Pekerjaan Umum no: 05/prt/m/2007
mengenai pedoman teknis pembangunan rumah susun
sederhana bertingkat tinggi Bab I Sub bab I.4 berisi : Luas
sirkulasi, utilitas, dan ruang-ruang bersama maksimum 30%
dari total luas lantai bangunan;
o Peraturan Menteri Pekerjaan Umum no: 05/prt/m/2007
mengatakan Setiap bangunan rusuna bertingkat tinggi
diwajibkan menyediakan area parkir dengan rasio 1 (satu)
lot parkir kendaraan untuk setiap 5 (lima) unit hunian yang
dibangun.

4
BAB 2
PEMAHAMAN PROYEK

2.1 Pengertian Proyek

Proyek student housing merupakan proyek bangunan berupa tempat


tinggal sementara dengan sistem sewa yang dapat disewa oleh umum
namun sasaran utamanya adalah mahasiswa, dengan fasilitas dan
lingkungan yang diciptakan untuk mendukung proses belajar dan
berdiskusi. Ruang utama pada bangunan ini berupa kamar-kamar dengan
sistem sewa bulanan maupun harian yang merupakan kamar tipe studio,
tipe 1 bedroom dan dual keys, sebagai mixed-use building terdapat area
komersial sebagai fungsi lain proyek ini. Untuk fasilitas penunjangnya
terdapat co-working space, klinik, laundry, dan kolam renang guna
mendukung aktivitas belajar dan diskusi antar mahasiswa dan
entertainment area.

Proyek ini akan dibangun di atas lahan seluas 10.335 m2 yang memiliki
dua sisi yang menghadap ke jalan raya. Dengan sisi pertama menghadap
Jl. H. Pangeran Suhaimi, Bandar Lampung, dan sisi kedua menghadap Jl.
Airan Raya, Lampung Selatan. Kontur pada lahan cenderung datar karena
memiliki kemiringan yang relatif kecil.

Gambar 2.1. Lahan Proyek Student Housing

5
2.2 Preseden Terkait Rasio dan Tipe Hunian dan Fasilitas

2.2.1 Jasmine Park Apartemen, Bogor


Berikut gambaran lingkungan pada lokasi apartemen Jasmine Park :

Gambar 2.2. Jasmine Park Apartment, dengan 3 Tower.


Sumber : jasmineparkbogor.com,diakses pada pukul 5:12 WIB tanggal 17
Desember 2019.

Gambar 2.3. Salah Satu Fasilitas Jasmine Park Apartemen


Sumber : jasmineparkbogor.com,diakses pada pukul 5:14 WIB tanggal 17
Desember 2019.

Jasmine Park Apartemen merupakan sebuah kawasan hunian yang di


tujukan bagi mahasiswa karena letaknya yang berdekatan dengan
area Kampus IPB Dramaga, Bogor, dengan waktu tempuh 20 menit
menggunakan mobil. Memiliki tiga tipe yang dimulai dengan harga
200 juta - 400 jutaan. Dengan mahasiswa sebagai pasar utamanya,
apartemen ini ditempatkan di lingkungan yang dapat mendukung
mobilisasi mahasiswa karena apartemen ini diapit oleh dua terminal
yaitu Terminal Laladon dan Terminal Bubulak, dan memiliki waktu
tempuh kurang lebih 20 menit menggunakan mobil menuju Stasiun
Bogor. Dengan begitu lokasi apartemen ini dapat sangat strategis

6
bagi mahasiswa, terlebih dilengkapi pemandangan Gunung Salak dan
Kota Bogor sebagai nilai tambah.

Gambar 2.4. Fasilitas Sekitar Lokasi


Sumber : Jasmineparkbogor.com, diakses pada pukul 5:14 WIB tanggal
17 Desember 2019.

Dengan adanya berbagai fasilitas disekitar lokasi, dapat


mempermudah kegiatan penghuni. Melihat tak hanya area hiburan
dan kampus, melainkan ada sekolah, rumah sakit, tempat makan
keluarga, dan supermarket. Nantinya area ini mungkin tak hanya
ditinggali mahasiswa, melainkan dibuka untuk umum. Sehingga
pendapatan pengembang semakin tinggi.

2.2.2. University Resort, Bogor


Berikut ini ditampilkan gambaran lingkungan pada lokasi apartemen
University Resort :

Gambar 2.5. University Resort dan beberapa fasilitasnya


Sumber : Google.com,diakses pada pukul 17.50 WIB tanggal 15 Desember 2019.

7
Merupakan salah satu bentuk kerja sama PT. Prima Permata Agung
sebagai pengembang dan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Institut
Pertanian Bogor dalam rangka peningkatan kualitas kegiatan
kemahasiswaan, sehingga apartemen ini hanya memiliki waktu
tempuh 12 menit menggunakan mobil menuju kawasan IPB
Dramaga, dan 30 menit menggunakan mobil menuju Stasiun Bogor.
Apartemen ini memiliki 1 tipe kamar yaitu tipe studio dengan harga
kurang lebih 250 jutaan. Dengan adanya bentuk kerja sama antara
pengembang dan pihak kampus IPB, menjadikan apartemen ini
ramah bagi mahasiswa baik dari segi kawasan, fasilitas, sampai harga
jual maupun sewa yang mendukung kegiatan mahasiswa. Mahasiswa
hanya merogoh kantong 2 jutaan perbulannya agar dapat meninggali
1 unit tipe studio. Harga ini sudah relatif terjangkau mengingat harga
kosan mahasiswa di sekitar kawasan mencapai 1,8 juta perbulan.
Dengan membayar 2 juta perbulannya, dalam tahun keempat 1 unit
tipe studio yang ditinggali sudah menjadi milik mahasiswa tersebut.
Sistem ini lah yang digunakan pengembang untuk menarik minat
konsumen.

2.2.3. Evenciio Student Apartement, Margonda, Depok


Berikut ini ditampilkan gambaran Evenciio Student Apartement:

Gambar 2.6. Evenciio Student Apartement, Margonda


Sumber : www.Evenciiomargonda.co.id , diakses pada pukul
7.32 WIB, 17 Desember 2019.

8
Merupakan hunian mahasiswa yang terletak di Depok, perbatasan
antara Jakarta dan Jawa Barat. Depok sendiri sekarang menjadi area
yang memiliki hubungan timbal balik dengan Jakarta dalam aspek
ekonomi, politik, maupun sosial budaya. Terletak 11 menit ditempuh
dengan mobil dari Kampus Universitas Indonesia, 18 menit dari
Kampus Universitas Pancasila, dan 4 menit dari Kampus Universitas
Gunadarma. Sebagai hunian mahasiswa, letak apartemen ini pun
dinilai cukup strategis karena dikelilingi oleh pertokoan, dan mall
maupun tempat tongkrong yang dapat mendukung salah satu
aktivitas mahasiswa yaitu berdiskusi. Memiliki waktu tempuh 5
menit ditempuh dengan mobil menuju Stasiun Universitas Indonesia
dan 7 menit menuju Stasiun Pondok Cina, Depok, menjadi salah satu
upaya untuk mendukung mobilisasi mahasiswa yang akan bepergian
ke luar daerah seperti ke pusat Kota Jakarta.

Dengan adanya berbagai fasilitas di sekitar lokasi, dapat


mempermudah kegiatan penghuni. Melihat tak hanya area hiburan
dan kampus, melainkan ada sekolah, rumah sakit, tempat makan
keluarga, dan supermarket. Bahkan lokasi juga dekat dengan pintu
masuk dan pintu ke luar tol, sehingga mobilisasi akan semakin
mudah. Beraneka ragam mall dari mall kecil sampai mall besar,
bahkan hotel pun turut mengelilingi area lokasi. Nilai tambah inilah
yang dapat meningkatkan pendapatan pengembang.

2.2.4. Student Castle, Yogyakarta


Berikut ini ditampilkan gambaran suasana pada lokasi Student Castle
Apartment :

9
Gambar 2.7. Salah Satu Fasilitas Pendukung pada Student Castle Apartemen
Sumber : Google.com, diakses pada pukul 6.32 WIB tanggal 17 Desember 2019.

Apartemen ini berletak di Yogyakarta, merupakan hunian bagi


mahasiswa yang berlokasi di tengah sawah. Apartemen ini
memiliki waktu tempuh 16 menit menggunakan mobil menuju
Universitas Gadjah Mada, dan 5 menit menuju Unversitas Veteran
Yogyakarta. Sebagai salah satu upaya untuk mendukung
mobilisasi penghuninya, apartemen ini hanya memiliki waktu
tempuh 20 menit dengan mobil menuju Stasiun Lempuyangan.
Melihat mahasiswa yang aktivitasnya tak hanya belajar dan
berdiskusi namun juga butuh mencari area hiburan, apartemen ini
juga tak jauh dari pusat kota Yogyakarta, karena memiliki waktu
tempuh 30 menit menggunakan mobil menuju Malioboro.

2.2.5. Apartemen Dhika Universe, Malang


Berikut ini suasana pada lokasi Dhika Universe Apartment :

Gambar 2.8. Dhika Universe Apartment, Malang.


Sumber : dhikauniversemalangkota.com, diakses pada pukul 6.32 WIB tanggal
17 Desember 2019.

Apartemen ini berletak di Kota Malang, merupakan hunian bagi


mahasiswa namun juga ramah bagi keluarga. Apartemen ini

10
memiliki waktu tempuh 6 menit menggunakan mobil menuju
Universitas Brawijaya, dan 7 menit menuju Unversitas
Muhammadiyah Malang. Sebagai salah satu upaya untuk
mendukung mobilisasi penghuninya, apartemen ini hanya memiliki
waktu tempuh 16 menit dengan mobil menuju Stasiun Malang Kota
Baru. Melihat mahasiswa yang aktivitasnya tak hanya belajar dan
berdiskusi namun juga butuh mencari area hiburan, apartemen ini
juga memiliki lingkungan yang strategis karena berada di tengah
kota.

11
Kesimpulan yang didapat dari kelima preseden ini,
Tabel 2.1. Analisis Preseden Terkait Hunian
Preseden 1 : Jasmine Park Apartement, Bogor Preseden 2 : University Resort, Bogor Preseden 3 : Evenciio Margonda, Depok Preseden 4 : Student Castle, Yogyakarta Preseden 5 : Apartemen dhika universe
Kategori
Tipe Size Jumlah Tipe Size Jumlah Tipe Size Jumlah Tipe Size Jumlah Tipe Size Jumlah
Studio 23,23 m² Studio 25,03 m² Studio 25,38 m² Studio 24-27 m²
1 Bedroom 33,94 m² 1 bedroom 32,21 m² 1 Bedroom 41,85 m² 1 Bedroom 36,10 m²
Unit 364 unit Studio 24, 5 m² 180 unit 1221 unit 406 unit 1037
2 Bedroom 46,57 m² 2 bedroom 45 m² 2 Bedroom 56,08 m² 2 Bedroom 48,14 m²

Lahan 1,1 ha 1,5 ha 5.500 m² 4.000 m² 7.337 m²


Harga ± 200 - 400 jt ±250 jt ± 600 jt - 1 M ± 420 jt - 900 jt mulai dari 398 jt
Sumber : Official Website masing-masing preseden,2019.

Tabel 2.2. Perhitungan Persentase Perbandingan Jumlah Unit pada Preseden


Studio 1 bedroom 2 Bedroom
Presentase Presentase Presentase TOTAL per
No Apartemen
Jumlah perbandingan per Jumlah perbandingan per Jumlah perbandingan per gedung
tipe tipe tipe
1 JP Apartement 260 71,00% 26 7,14% 78 21,42% 364
2 University Resort 36 100,00% 36
3 Evenciio Margonda 462 75,60% 33 5,40% 116 18,90% 611
4 Student Castle 144 75,00% 32 16,60% 16 8,30% 192
5 Dhika Universe 355 68,40% 135 26,00% 29 5,58% 519
RATA-RATA 78,00% 11,03% 10,84% 1722
Sumber : Official Website masing-masing preseden,2019

Maka persentase rasio tipe unit Studio : 1 bedroom : 2 bedroom yang didapat adalah = 78% : 11,03% : 10,84%.

Kesimpulan : Persentase tipe studio merupakan yang paling banyak, yang kedua di duduki oleh tipe 1 bedroom, dan yang terakhir adalah
2 bedroom. Perancang menilai bahwa mahasiswa sebagai sasaran utama pasar akan lebih menyukai tipe studio karena tipe ini yang
berukuran paling kecil, sehingga mahasiswa sebagai penghuni dapat mengatur ruangan dengan mudah. Hal ini juga didukung dengan

12
aktivitas mahasiswa yang akan lebih sering di luar kamar sehari-harinya. Sedangkan tipe 1 bedroom dapat disewa untuk penghuni yang
memiliki keluarga, dan tipe 2 bedroom atau dualkeys diperuntukan untuk mahasiswa yang tidak ingin tinggal sendiri.

Tabel 2.3. Analisis Preseden Terkait Fasilitas


Jasmine Park Apartment, Bogor University Resort, Bogor Evenciio Margonda, Depok Student Castle, Yogyakarta Apartemen Dhika Universe, Malang

Akses WIFI 24 Jam, fitness , Akses WIFI 24 jam, gym, CCTV 24 jam dan akses Akses WIFI 24 jam, sky garden, sky
Akses WIFI 24 jam, food
kolam renang, supermarket , co- shuttle bus, food court, keamanan digital, secure jogging, lapangan basket, sky
Fasilitas court, mini market, study
working space , multimedia café, mini market, WIFI techology, co-working terrace, BBQ deck, artwork garden,
area, student corner , CCTV
library , café , laundry , CCTV 24 laundry, ATM center, space, function hall, kolam inner courtyard, kid's playground ,
24 jam, kolam renang, dan
jam, parkir, basement , dan CCTV 24 jam, dan access renang café, dan access kolam renang, sky bridge, co-
fitness.
lapangan olahraga outdoor . card. card. working space.

Sumber :Official Website masing-masing preseden,2019.

Kesimpulan : Pada kelima preseden di atas, terdapat beberapa fasilitas yang terdapat di 2 preseden, bahkan diseluruh preseden. Fasilitas-fasilitas
tersebut adalah akses WIFI 24 jam, fitness area, kolam renang, co-working space, CCTV 24 jam, lapangan olahraga, access card, café, laundry dan
mini market. Namun ada fasilitas yang perancang siapkan dengan asumsi perawatan dilakukan langsung oleh developer, fasilitas penghuni tersebut
adalah WIFI 24 jam, co-working space, CCTV 24 jam, access card, laundry, amphitheater outdoor, klinik, ruang print, dan kolam renang. Sedangkan
di luar ini, developer akan bekerja sama dengan pihak ketiga, di mana pihak ketiga sebagai pengurus fasilitas tersebut, seperti pada area komersial.

13
Pada tipe unit studio, perancang memperoleh data dari preseden Jasmine
Park Apartemen. Unit kamar studio memiliki range ukuran dari 24 m2,
didapat dari nilai tengah pada range ukuran tipe studio preseden. Tipe ini
diperuntukkan bagi penghuni yang datang sendiri dan tidak sharing
dengan penghuni lain. Kamar tipe ini diperuntukkan khususnya bagi
mahasiswa karena dapat mengakomodir kebutuhan mahasiswa yaitu
ketenangan saat belajar dan beristirahat.

Gambar 2.9. Kamar Tipe Studio pada JP Apartement


Sumber: Google.com,diakses pada pukul 13.51 WIB tanggal 31 Januari 2020.

Untuk tipe 1 bedroom, tipe ini diperuntukkan bagi penghuni yang tidak
keberatan jika sharing dengan penghuni lainnya, dan penghuni yang
tidak nyaman tinggal sendiri, atau yang membawa keluarga. Kamar ini
memiliki ukuran 36 m2, didapat dari nilai tengah pada range ukuran tipe
studio preseden. Tipe ini dibutuhkan guna mengakomodir kebutuhan
penghuni sehingga dapat meraup pasar lebih luas. Layout unit kamar ini
didapat dari analisis preseden Evenciio Apartemen.

Gambar 2.10. Kamar Tipe 1 Bedroom pada Apartemen Evenciio


Sumber: EvenciioMargonda.co.id, diakses pada 13.53 WIB tanggal 31 Januari
2020

14
Di bawah ini merupakan kamar tipe dualkeys. Kamar ini memiliki ukuran
48 m2, didapat dari nilai tengah pada range ukuran tipe studio preseden.
Pengaplikasian sistem dual keys dinilai lebih nyaman dan privasi lebih
terjaga dibanding tipe 2 bedrooms karena adanya 2 kamar mandi pada
masing-masing kamar tidur, seperti yang ada pada preseden Evenciio
Apartemen, Margonda.

Gambar 2.11. Dual Key Room pada Evenciio Apartement


Sumber: EvenciioMargonda.co.id, diakses pada 13.55 WIB tanggal 31
Januari 2020

Sedangkan untuk mendapatkan konsep, perancang menggunakan 2


preseden lain, yaitu apartemen mahasiswa Universitas Bina Nusantara,
Jakarta Barat, dan asrama mahasiswa Universitas Multimedia Nusantara.
Di keduanya memiliki konsep yang unik, yang dapat diaplikasikan untuk
merancang bangunan student housing. Berikut deskripsi singkat
mengenai konsep setiap preseden :

2.3 Preseden Terkait Konsep

2.3.1 Apartemen Universitas Bina Nusantara, Jakarta Barat.


Di bawah ini adalah gambaran lokasi apartemen mahasiswa BINUS
atau BINUS Square:

15
Gambar 2.12. BINUS Square, Jakarta Barat.
Sumber : Google.com,diakses pada pukul 7.09 WIB tanggal 17
Desember 2019
.

Asrama Universitas Bina Nusantara yang terletak di Jakarta barat ini


menjadi pilihan hunian bagi mahasiswa BINUS. Berdiri di atas lahan
seluas 1,4 ha, bangunan ini memiliki fasilitas diantaranya adalah
sistem keamanan 24 jam, koneksi internet dan entertainment area
guna menjadi area rekreasi mahasiswa, co-working space, sarana
kebugaran, dan kolam renang.

Sebagai respons terhadap cuaca panas Jakarta, bangunan ini memiliki


konsep green building, dengan menciptakan cross ventilation berupa
dua teras terbuka yang bersilangan di masing-masing lantai. Cara ini
juga dapat mengefisienkan seluruh penggunaan listrik dan recycling
system sebagai salah satu sistem penggunaan air dalam bangunan.
Pembagian zonasi publik semi publik dan private pun terlihat jelas.
Sebagai contoh, lantai 1 merupakan zona publik, sehingga
masyarakat umum bisa bebas memasuki lantai 1. Untuk menuju
lantai dua, satu-satunya penghubung adalah lift yang untuk
mengoperasikannya butuh access card.

Bangunan ini juga sudah mencapai standar kenyamanan di karenakan


pencahayaan yang masuk sudah sangat cukup, keamanan 24 jam, dan
mencapai fungsi utamanya sebagai hunian mahasiswa dengan
diciptakannya banyak area komunal bagi mahasiswa yang ingin
belajar bersama, bermain, atau hanya sekedar bertemu dan
mengobrol.

16
Gambar 2. 13. Fasilitas yang terdapat di BINUS
Sumber : Google.com,diakses
Square pada pukul 7.09 WIB tanggal 17 Desember 2019.

2.3.2 Asrama Universitas Multimedia Nusantara, Tangerang.


Di bawah ini adalah gambaran lokasi asrama Universitas Multimedia
Nusantara (UMN) :

Gambar 2.14. Gedung Asrama Universitas Multimedia Nusantara.


Sumber : Google.com, diakses pada pukul 7.23 WIB, 17 Desember 2019.

Terletak di Tangerang, bangunan ini terdiri dari 3 gedung, 2 gedung


milik asrama putri dan 1 gedung milik asrama putra. Dengan asrama
siswa dan siswi yang terpisah menjadi salah satu bentuk respons
dalam menanggapi masalah keamanan. Memiliki fasilitas seperti
CCTV 24 jam, ruang membaca, kantin, dan mini market membuat
asrama ini tergolong memadai bagi mahasiswa.

Dua konsep di atas yang akan diaplikasikan pada proyek student housing,
karena dinilai dapat menjadi jawaban bagi isu-isu yang ada. Tak lupa
perancang juga akan mengaplikasikan konsep double key pada
Apartemen Evenciio, Depok. Hal ini dilakukan karena melihat tingkat

17
keamanan yang harus dikedepankan pada lokasi tapak proyek student
housing. Pada konsep asrama mahasiswa UMN yang memisahkan area
hunian putra dan putri, perancang melihatnya sebagai sebuah upaya
untuk meningkatkan kenyamanan, juga meningkatkan kepercayaan orang
tua mahasiswa yang akan menempatkan anaknya di apartemen ini.
Karena tidak semua penghuni akan nyaman tinggal bersama lawan
jenisnya dalam satu lantai atau satu area. Terlebih kebiasaan mahasiswa
dan mahasiswi yang berbeda menjadi alasan tambahan bagi perancang
untuk mengaplikasikan konsep ini.

18
BAB 3
ANALISIS PERANCANGAN

3.1 Analisis Proyek

3.1.1 Analisis Fungsi


o Isu Dual Fungsi
Proyek Student Housing ini memiliki 2 fungsi utama yang harus
seimbang. Fungsi pertama yaitu sebagai fungsi hunian, dan yang
kedua adalah fungsi komersial. Keduanya sangat bertolak belakang
secara zonasi, area hunian memiliki zona privasi, dan area komersial
merupakan zona publik. Dengan begitu konsep sirkulasi dirancang
memisah agar dapat memisahkan kedua zona tersebut. Hal ini guna
memudahkan penghuni untuk mengakses area komersial, namun
pengunjung komersial tidak dapat mengakses area hunian dengan
bebas, harus dengan izin akses tertentu.
o Isu Privasi
Isu privasi dapat dicapai dengan memisahkan zonasi per lantai.
Dengan access card sebagai satu-satunya cara untuk mengakses
setiap fasilitas pada bangunan hunian ini, privasi akan lebih terjaga.
Access card juga akan digunakan sebagai akses menuju kamar.
o Isu Komersial
Sebagai fungsi usaha, perancangan bangunan student housing harus
mempertimbangkan pencapaian keuntungan maksimal. Sistem sewa
pun dipilih guna meraup keuntungan maksimal, karena dengan
begitu akan selalu ada income di setiap bulan bahkan di setiap
harinya, berbeda dengan sistem jual beli yang membuat terhentinya
income pada bangunan student housing ini dan akan lebih
merugikan. Tersedia area komersial yang dapat disewakan kepada
pihak ketiga.

19
3.1.2 Analisis Pengguna
Secara garis besar, penghuni merupakan mahasiswa yang memiliki
perilaku serupa di antaranya adalah :
o Belajar
Proses belajar bisa dilakukan kapan pun, dan di mana pun. Setiap
mahasiswa pasti akan ada yang lebih memilih belajar di kamarnya,
atau pun berdiskusi di co-working space. Biasanya mahasiswa akan
menggunakan waktu sore sampai malamnya untuk belajar atau
hanya sekedar mengerjakan tugas perkuliahan. Peletakan ruang co-
working space dinilai penting untuk dipertimbangkan mengingat
ruangan ini dapat digunakan sebagai tempat diskusi yang ramai, atau
tempat belajar yang kondusif.
o Tidur
Pola aktivitas antar mahasiswa tidak sama, baik jadwal kuliah,
jadwal ujian, jadwal kerja kelompok, belajar atau pun tidur. Hal ini
yang menyebabkan konflik dalam satu unit ruang hunian. Variabel
kegiatan mahasiswa ini menjadi penting dalam mempertimbangkan
layout dalam ruang mahasiswa. Hal ini menjadi alasan perancang
untuk mengaplikasikan tipe dual key.
o Bersosialisasi dan berdiskusi
Hal ini merupakan aktifitas yang cukup penting mengingat
mahasiswa tidak memiliki waktu yang pasti dalam berdiskusi. Maka
co-working space dan amphitheater outdoor hadir untuk mewadahi
aktifitas ini agar tercipta suasana yang santai dan tidak kaku.
3.1.3 Analisis Waktu Penggunaan
Selain kegiatan utama mahasiswa, terdapat kegiatan pendukung yang
dilakukan situasional, tidak setiap hari. Seperti saat libur nasional
atau libur akhir pekan, atau kegiatan pada saat-saat sibuk seperti saat
Ujian Tengah Semester (UTS), atau pun Ujian Akhir Semester
(UAS).
o Libur akhir pekan dan libur nasional
Pada libur akhir pekan ataupun libur nasional, biasanya mahasiswa

20
menggunakan waktu luangnya untuk beristirahat di kamar,
mengerjakan tugas bersama, atau refreshing diri. Hal ini dilakukan
karena pulang ke daerah asal tidak dapat dijadikan pilihan mengingat
libur yang hanya sebentar. Untuk itu perlu diciptakan kamar yang
nyaman untuk beristirahat, co-working space yang nyaman, dan
entertainment area yang dapat menyalurkan keinginan mahasiswa
untuk refreshing.
o Kegiatan pada saat-saat sibuk seperti saat ujian blok, ataupun
akhir semester
Biasanya di pertengahan semester dan di akhir semester menjadi saat
yang sangat sibuk bagi mahasiswa, karena mereka dihadapkan oleh
ujian yang diiringi oleh banyak tugas. Hal ini membuat mereka
otomatis akan meluangkan waktu lebih sering dan durasi yang lebih
lama untuk belajar, kerja kelompok, dan mengerjakan tugas. Di sini
lah guna diperlukannya co-working space dan amphitheater.
o Kegiatan pada jam sibuk
Mahasiswa tidak memiliki waktu sibuk yang pasti. Namun pada sore
sampai malam hari setelah mahasiswa pulang dari kampus akan
menjadi waktu paling ramai. Karena tidak sedikit yang akan
berkumpul bersama teman-teman dan bersantai-santai.
3.1.4 Analisis Cara Kepemilikan
Sebagai fungsi usaha, perancangan bangunan student housing harus
mempertimbangkan pencapaian keuntungan maksimal. Sistem sewa
pun dipilih guna meraup keuntungan maksimal, karena dengan
begitu akan selalu ada income di setiap bulan bahkan di setiap
harinya. Berbeda dengan sistem jual beli yang membuat terhentinya
income pada bangunan student housing ini dan akan lebih
merugikan. Tersedia area komersial yang dapat disewakan kepada
pihak ketiga, lapangan futsal outdoor, fitness and gym, dan kolam
renang yang dapat disewakan untuk umum. Hal ini juga menjadi
salah satu cara untuk mencapai keuntungan maksimal.

21
3.1.5 Analisis Kebutuhan Khusus Ruang-Ruang
Sebagai bangunan yang memiliki dua fungsi; fungsi hunian dan
fungsi komersial, maka tentu adanya lantai tipikal yang berisi
hunian, dan ada area khusus komersial. Tak hanya itu, fungsi lain
sebagai pendukung juga harus disediakan. Fungsi penunjang seperti
fasilitas penghuni; kolam renang, co-working space, klinik, ruang
print, laundry, dan ruang-ruang penunjang area komersial seperti
ruang menyusui, ruang keamanan pun harus disediakan sesuai
kebutuhannya.

3.2 Analisis Lahan

3.2.1 Analisis Lokasi


o Batas Tapak

Gambar 3.1. Batas Lahan

Berdasarkan informasi yang di dapat dari foto di atas, tapak proyek


student housing ini memiliki batasan sebagai berikut :
 Bagian Barat berbatasan dengan lahan kosong yang saat ini
adalah perkebunan

 Bagian Utara berbatasan dengan lahan Masjid Agung Airan Raya

 Bagian Timur berbatasan dengan Jl. Pangeran Suhaimi

 Bagian Selatan berbatasan dengan bangunan Keadatan


Sekalabrak dan Jl. Airan Raya

22
o Data Luas Lahan
Lahan seluas 10.335 m2 ini memiliki KDB sebesar 38% atau yang
sebesar 3.986 m2, dengan KDH sebesar 32% atau sebesar 3.307,2
m2, dan sirkulasi pada lahan sebesar 30% atau 3.100,5 m2. Menurut
Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung No. 07 Tahun 2014 Bab III
bagian ketiga paragraf ketiga pasal 24 ayat 6 dan 7, Garis Sempadan
Bangunan (GSB) yang digunakan pada lahan sisi Jl. Pangeran
Suhaimi, Bandar Lampung, minimal 15 meter dari as jalan. Karena
Jl. Pangeran Suhaimi memiliki lebar badan jalan ± 8 m sehingga
jalan ini tergolong jalan arteri. Sedangkan pada sisi lahan yang
menghadap Jl. Airan Raya, Lampung Selatan, menurut Peraturan
Daerah Lampung Selatan No. 6 Tahun 2014 pasal 26 ayat 5
mengatakan bahwa GSB pada jalan kolektor adalah 15 m. Lebar Jl.
Airan Raya kurang dari 7 m, sehingga jalan ini tergolong jalan
kolektor.

Gambar 3.2. Data Lahan

3.2.2 Delineasi Tapak


Tapak terletak di Bandar Lampung dengan memiliki koordinat -
5.359602, 105.303710, berdasarkan GoogleMaps.com. Masjid
Agung Airan Raya dan Keadatan Sekalabrak menjadi salah satu
tetangga bagian Utara dan Selatan tapak. Pada bagian Barat, tapak
bersebelahan dengan permukiman warga dan sebagian perkebunan,
dan pada bagian Timur, tapak bersinggungan dengan Jl. Pangeran
Suhaimi.

23
o Topografi lahan

Gambar 3.3. Potongan Kontur

Perhitungan ini di dapat dari rumus matematika trigonometri.


Dengan menggunakan perhitungan ini di dapat kemiringan lahan di
setiap potongan, yaitu :
- Pada potongan A-A‟, lahan dipotong di bagian Barat, pada bagian
ini lahan memiliki kemiringan:

- Pada potongan C-C‟, lahan dipotong di bagian Timur, pada


bagian ini lahan memiliki kemiringan:

- Pada potongan B-B‟, lahan dipotong di bagian Utara, pada bagian


ini lahan memiliki kemiringan:

24
Menurut Zuidam dalam (I Gede Sugiyanta 2006), pengelompokkan
kemiringan lereng dapat dinyatakan dalam persentase dan
dikelompokkan ke dalam tujuh bagian, yaitu yang dapat dlihat pada
tabel 3.1 berikut:

Tabel 3.1 Klasifikasi Kemiringan Kontur


Tingkat Kemiringan Persentase
Kemiringan
1 Datar atau hampir datar 0 - 2%

2 Agak miring 3 - 7%

3 Miring 8 - 13%

4 Agak curam 14 - 20%

5 Curam 21 – 55%

6 Sangat Curam 56 - 140%

7 Paling Curam >140%

Sumber: I gede sugiyanta, 2006

Dengan perhitungan di atas dapat disimpulkan, lahan memiliki


kemiringan 3% – 4%. Dengan kemiringan ini lahan masuk dalam
klasifikasi „agak miring‟. Namun kemiringan ini tidak mengganggu
proses perancangan dan tidak memerlukan sistem cut and fill.

3.2.3 Sirkulasi

Gambar 3.4. Sirkulasi Sekitar Tapak.

25
Tapak yang terletak ± 140 m dari perempatan, akan menimbulkan
potensi kemacetan. Maka dari itu perancang akan meminimalisir
potensi kemacetan dengan memisahkan antara pintu ke luar dan
pintu masuk pada tapak. Tempat yang potensial untuk diletakkan
pintu masuk adalah di sisi Timur tapak. Karena sisi itulah yang akan
berpotensi mengekspos bangunan terutama kepada pengunjung dari
luar kota. Kepadatan yang tinggi pada sisi Timur tapak menunjukkan
intensitas kendaraan yang lewat lebih banyak, dibandingkan di sisi
Barat tapak. Terlebih 20 tahun ke atas akan diasumsikan pengguna
tol semakin meningkat sehingga akan banyak pendatang yang
berlalu lalang di Jl. Pangeran Suhaimi.

3.2.4 Visual dari dan ke tapak

Gambar 3.5. Aspek Visual dari Tapak

Visual paling potensial dari dalam tapak ada pada sisi Timur, karena
jika dilihat dari lantai tiga dan lantai seterusnya, terdapat kampus
ITERA yang diterangi lampu gedung, dan hamparan perkebunan
pohon karet. View ini dianggap paling baik jika dibandingkan sisi
lain yang menghadap permukiman warga. Pada urutan kedua, view
yang potensial adalah sisi Selatan tapak, karena jika dilihat dari
lantai tiga dan lantai seterusnya, view ini menghadap ke Kota Bandar
Lampung. Maka dari itu, massa bangunan menghadap ke
perempatan, guna mendapatkan pemandangan terbaik bagi penghuni.

26
Untuk visual dari luar tapak ke dalam tapak, tidak terdapat visual
alami yang potensial. Namun dengan tinggi bangunan hingga 24 m,
fasad dapat dilihat dari tiga sisi, yaitu Jl. Airan Raya, Jl. Pangeran
Suhaimi, dan perempatan. Bangunan menghadap ke perempatan
karena aspek visualnya lebih baik, sehingga penghuni mendapatkan
pemandangan yang menjual.
3.2.5 Aksesibilitas
Lokasi tapak proyek student housing ini memiliki dua sisi, sisi
pertama menghadap Jl. Pangeran Suhaimi, Bandar Lampung, dan
sisi kedua menghadap Jl. Airan Raya, Lampung Selatan.

Gambar 3.6. Kesimpulan Analisis Lahan

Kesimpulan, pintu masuk diletakkan di sisi Timur tapak karena


perancang bertujuan untuk mengekspos sisi Timur bangunan, pintu
ke luar dipisah dari pintu masuk agar tidak memperburuk kemacetan.
Vegetasi ditanam di sekitar lahan guna menyerap kebisingan hingga
95%, terutama pada sisi Selatan tapak.

27
BAB 4
PEMROGRAMAN
4.1 Program Ruang

Perancang menggunakan analisis preseden untuk menghitung kisaran


kebutuhan unit pada bangunan student housing, seperti yang telah
disebutkan pada sub bab 2.2 Preseden terkait penentuan rasio dan tipe
hunian. Dari sub bab itu, perancang mendapatkan bahwa unit kamar
tipe studio akan lebih dibutuhkan.

Untuk pembagian tiap fungsi, perancang membaginya dari KDB dan


KLB seperti pada diagram dibawah :

Gambar 4.1. Pembagian Fungsi

Pembagian ini dilakukan demi memudahkan dalam perhitungan mencari


rasio setiap fungsi. Perhitungan akan dijelaskan dalam tiga bagian;
bagian pertama merupakan yang berwarna merah, bagian kedua
merupakan yang berwarna biru, dan bagian ketiga merupakan yang
berwarna hijau pada gambar di atas.

28
Gambar 4.2. Bagian Pertama.

 Bagian pertama (Bubble merah)


Dengan asumsi KDB 38%, KDH 32%, dan sirkulasi pada lahan
30%, dan Garis Sempadan Bangunan (GSB) yang digunakan pada
lahan sisi Jl. Pangeran Suhaimi, Bandar Lampung, minimal 15 meter
dari as jalan, dan pada sisi lahan yang menghadap Jl. Airan Raya,
Lampung Selatan adalah 15 m. Maka :
- KDB = 38% x Luas lahan = 32% x 10.335 m2 = 3.986 m2
- KLB = 2,4 x 10.335 m2 x 89% (yang terpakai) = 22.209 m2
-
Sirkulasi pada lahan maksimal 30% = 30% x luas lahan = 30% x
10.335 m2 = 3.100,5 m2
- KDH = 32 % x 10.335 m2 = 3.307,2 m2

Gambar 4.3. Bagian Kedua.

 Bagian Kedua (Bubble biru)


- KLB dibagi dua, saleable area dan non saleable area. Saleable
area di sini meliputi ruang-ruang yang dapat disewakan seperti
fungsi hunian dan komersial. Non saleable area meliputi ruang-
ruang penunjang seperti fungsi service, fasilitas, dan sirkulasi pada
bangunan.

29
- Non Saleable Area memiliki rasio sebesar 30%, didapat dari
Permen 05/prt/m/2007 yang menjelaskan bahwa ruang-ruang
bersama maksimal 30%. Sehingga didapat perhitungan :
30% x KLB = 30% X 22.209 m2 = 6.662,7 m2
- Saleable area memiliki rasio persentase sebesar 70% (didapat
dari pengurangan persentase)
70% x KLB = 70% X 22.209 m2 =15.546 m2

Gambar 4.4. Bagian Ketiga.

 Bagian Ketiga (Bubble hijau)


Saleable area dibagi menjadi fungsi hunian dan komersial.
- Komersial
KLB untuk komersial diasumsikan 4.000 m2, karena melihat
pertumbuhan lingkungan tersebut yang cukup tinggi, dan
penempatan ruang sesuai kebutuhan, sehingga dengan diletakkannya
komersial sebesar 4.000 m2 akan sangat menguntungkan.
- Hunian
o
Saleable area – luas area retail = 15.546m2 – 4.000 m2 = 11.546
m2
o
Hunian setelah dikurangi sirkulasi 30% = 6.952 m2

Dengan persentase rasio tipe unit Studio : 1 bedroom : 2 bedroom


yang didapat adalah = 78% : 11,03% : 10,84%

Maka, jumlah unit hunian yang akan dibangun :

30
 Tipe studio =

 Tipe 1 bedroom =

 Tipe dual keys =

Sehingga jumlah unit hunian seluruh tipe pada perancangan student


housing yang terdiri dari masing-masing tiga lantai tipikal hunian adalah
93 unit hunian yang terbagi atas dua tower bangunan. Perhitungan
tersebut merupakan hasil analisis dari preseden pada sub bab 2.2. Pada
perhitungan di atas terdapat saleable area, non-saleable area, dan hunian
yang akan dijabarkan pada tabel 4.1.

4.2 Diagram Kedekatan Fungsi

Adapun diagram kedekatan fungsi yang dijabarkan sebagai berikut :

Gambar 4.5. Bubble Diagram Kedekatan Fungsi

Dapat dilihat dari gambar di atas, bahwa perancang memisahkan ruangan


berdasarkan fungsinya. Untuk mengakses ruang-ruang berisi fasilitas
penghuni, wajib menggunakan access card. Pola berfikir inilah yang
perancang coba aplikasikan pada fungsi dan zona lainnya. Contoh lainya
seperti receptionist, ruang tunggu, dan kantor staff yang saling
mendukung fungsi satu sama lain diletakkan berdekatan, guna
mengefektifkan mobilisasi.

31
Berikut adalah penjelasan secara lebih rinci :

- Ruang maintenance berisi ruang Ground Water Tank (GWT), Sewage


Treatment Plant (STP), ruang ME, shaft sampah, dan kantor staff.

- Fasilitas umum adalah fasilitas yang berada di zona publik.

- Fasilitas penghuni berisi kolam renang, co-working space, klinik, dan


ruang print.

- Hunian berisi unit-unit kamar

- Komersial berisi ruang-ruang saleable yang berada di lantai satu dan


dua, di mana dapat disewakan untuk meraup keuntungan.

Kedekatan fungsi merupakan hasil analisis preseden, di mana di setiap


apartemen pada preseden, lantai pertama dan kedua merupakan zona
publik karena berisi area komersial, sedangkan lantai tiga merupakan
zona semi privasi karena berisi fasilitas penghuni dan lantai tipikal
hunian merupakan zona privasi.

4.3 Zonasi

Terbagi menjadi empat zonasi yang dipisahkan berdasarkan lantai,


keempat zonasi tersebut adalah :
o Zona Publik
Yang terdiri dari 2 lantai area komersial. Area ini dapat diakses oleh
siapapun tanpa terkecuali.
o Zona Semi publik atau Semi Privasi
Area ini berisi fasilitas penghuni yang terdapat di lantai tiga. Merupakan
area transisi dari zona publik menuju zona privasi. Di area inilah terdapat
penyaringan, karena yang dapat memasuki area ini adalah pemilik access
card.
o Zona Privasi
Area ini berisi kamar hunian, hanya penghuni yang dapat mengakses area
ini.
32
o Zona Servis
Area ini berisi ruang-ruang pendukung), seperti ruang maintenance.

4.4 Besaran Fasilitas dan Ruang

Ruangan yang berada pada bangunan ini beserta besarannya didapat


berdasarkan analisis preseden dan peraturan terkait. Besaran ruangan dan
fasilitasnya antara lain tertuang dalam tabel berikut ini:

Tabel 4.1. Besaran Ruang Dalam


Fungsi Bangunan Hunian
Luas Total
Sub-Fungsi Nama Ruang Jumlah Sumber
(m²) (m²)
Hunian Studio 69 24 Analisis preseden 1.656
Dual Key 12 48 Analisis preseden 576
1 Bedroom 12 36 Analisis preseden 432
Fasilitas
Penghuni Co-Working Space 1 384 Analisis preseden 384
R. Print dan
percetakan 1 24 Analisis Furnitur 24
Kolam renang +
open space 1 591 Analisis Furnitur 591
Komersial Meeting room 2 48 Analisis Furnitur 96
Café 1 72 Analisis Furnitur 72
Lobby Utama dan Data Arsitek
Penerima
Receptionist 1 50 Neufert 50
Lobby Penerima
LT. 1 1 45 Analisis Furnitur 45
Data Arsitek
Kantor Pengelola
1 120 Neufert 120
Data Arsitek
Servis Laundry Room
1 48 Neufert 48
Klinik 1 48 Analisis Furnitur 48
Data Arsitek
Pantry
1 20 Neufert 20
Ruang Cleaning Data Arsitek
Service 4 22 Neufert 88
Peraturan Mentri
Lift dan tangga
No. 30 Th. 2006
darurat
9 30 Bab II 270
Lift dan lobby lift
penghuni 14 52 Analisis Furnitur 728
lift loading dock 7 7,5 Analisis Furnitur 52,5
Standar
Gudang penyimpanan ruang
1 96 arsip 96
Artikel di website
Toilet dan Janitor
2 48 PUPR 96
33
Mushola penghuni
+ R. wudhu 1 96 Analisis Preseden 96
Shaft Sampah 8 10 Analisis Preseden 80
Shaft ME + Ruang
ME 8 10 Analisis Preseden 80
R. PLN 1 48 Analisis Furnitur 48
Ruang Panel TM
+Trafo 1 48 Analisis Preseden 48
Ruang Panel TR 1 48 Analisis Furnitur 48
Ruang genset 1 48 Analisis Furnitur 48
R. STP 1 48 Analisis Furnitur 48
Ruang Pompa Air
bersih 1 48 Analisis Furnitur 48
R. GWT 1 48 Analisis Furnitur 48
R. Engineering 1 48 Analisis Furnitur 48
Parkir Mobil Artikel yang dimuat
Parkir Indoor
Difabel 4 18 di www.arsitag.com 72
Artikel yang dimuat
Parkir Mobil 39 12,5 di www.arsitag.com 487.5
Artikel yang dimuat
Parkir Motor 130 2 di www.arsitag.com 260
Jumlah 6.952
Sirkulasi dalam bangunan 30% 2.085
Total 9.037
Fungsi Area Komersial
Luas Total
Sub-Fungsi Nama Ruang Jumlah Sumber
(m²) (m²)
Artikel yang dimuat
Anchor Midimarket
1 668 di www.arsitag.com 668
Toko buku & ATK 1 215 Prasetyo, 1989 215
Food Court 9 22 Analisis Furnitur 198
Toko lain Apotik 1 48 Analisis Furnitur 48
Salon 1 48 Analisis Furnitur 48
Barbershop 1 50 Analisis Furnitur 50
Jasa Print 1 24 Analisis Furnitur 24
ATM Center 2 45 Analisis Furnitur 90
Jasa pengiriman
barang 1 24 Analisis Furnitur 24
Coffee Shop 3 24 Analisis Furnitur 72
Toko Roti 2 48 Analisis Furnitur 96
Fitness and Gym 1 192 Analisis Furnitur 192
Laundry 1 48 Analisis Furnitur 48
Toko retail 18 24 Analisis Furnitur 432
Kantor Cabang
Bank 2 48 Analisis Furnitur 96
Portable stand 50 8 Analisis Furnitur 400
Fungsi Mushola + R. 5 22 Data Arsitek 110
34
Penunjang dan wudhu Neufert
servis
R. Cleaning
Service 1 12 Analisis Furnitur 12
R. Tunggu Supir 1 40 Analisis Furnitur 40
Lobby dan
Receptionist
Komersial 1 47 Analisis Furnitur 47
Artikel di website
Toilet dan Janitor
5 48 PUPR 240
Kamar Mandi food Artikel di website
court 3 20 PUPR 60
Ruang Menyusui 2 12 Analisis Furnitur 24
Ruang Keamanan 2 19 Analisis Furnitur 38
Peraturan Mentri
Lift dan tangga
No. 30 Th. 2006
darurat
3 30 Bab II 90
Lift dan lobby lift
penumpang 4 16 Analisis Furnitur 64
Lift loading dock 2 7.5 Analisis Furnitur 15
Shaft ME + Ruang
ME 4 10 Analisis Preseden 40
Shaft Sampah 2 10 Analisis Preseden 20
TPS Sampah 2 10 Analisis Preseden 20
Artikel yang dimuat
Parkir Indoor Parkir motor
112 2 di www.arsitag.com 224
Artikel yang dimuat
Parkir mobil
46 12,5 di www.arsitag.com 575
Artikel yang dimuat
Parkir difabel
2 20 di www.arsitag.com 40
Jumlah keseluruhan 4.000
Sirkulasi 30% 1.200
Total 5.200

Tabel 4.2. Besaran Ruang Luar


Luas Total
Sub-Fungsi Nama Ruang Jumlah Sumber
(m²) (m²)
Menyesuaikan
Fasilitas umum Amphitheater
1 103 Lahan 103
Pos satpam 3 9 Analisis Furnitur 27
Gardu PLN 1 24 Analisis Preseden 24
TPA Sampah 1 16 Analisis Furnitur 16
Penerimaan jalur
pedestrian 1 20 Analisis Furnitur 20

35
BAB 5
ISU DAN KONSEP PERANCANGAN

5.1 Isu Perancangan

Pada perancangan proyek student housing dengan konsep mixed-use


building ini, terdapat beberapa fungsi yang berkaitan erat, yang terdiri
dari :

o Isu dual fungsi


Sebagai bangunan yang memiliki dua fungsi utama yaitu sebagai
hunian dan sebagai fungsi usaha atau komersial, isu fungsi jelas
menjadi isu utama. Fungsi hunian membuat proyek ini menjadi
tempat tinggal bagi mahasiswa, yang berarti harus aman, nyaman,
dan menunjang aktivitas mahasiswa. Fungsi komersial
menjadikan proyek ini sebagai ladang dalam meraup keuntungan
secara maksimal. Dengan memiliki dua fungsi yang sama
pentingnya, rancangan proyek ini harus dapat mengakomodasi
kebutuhan dua fungsi tersebut. Karena pada setiap fungsi, ada
masalah yang harus diselesaikan. Seperti pada fungsi hunian,
keamanan dan kenyamanan adalah masalah utama, sedangkan
pada fungsi komersial sirkulasi pedestrian dan penempatan
ruangan agar dapat menjual, adalah masalah utamanya. Untuk itu
perlu adanya penyelesaian pada proses perancangan, seperti
dengan rasio komersial dan hunian yang disesuaikan dengan
analisis pasar, dan penyediaan sirkulasi kendaraan maupun
pedestrian yang baik, tidak bersinggungan antara penghuni dan
pengunjung komersial, dan tidak berputar.
o Isu zonasi
Isu zonasi dalam hal ini adalah akibat dari konsep mixed-use
building, isu zonasi merupakan turunan dari isu dual fungsi.
Dengan adanya area komersial dan hunian di satu tempat, maka
zona publik, semi publik, privasi, dan servis harus terbagi dengan

36
jelas. Hal itu guna menghindari tercampurnya sirkulasi pedestrian
maupun kendaraan komersial dengan hunian. Sebagai solusi, isu
zonasi dapat dipisahkan berdasarkan lantai, atau memisahkan area
masuk dan ke luar bagi penghuni dan pengunjung komersial,
sehingga dapat meningkatkan keamanan dan kenyamanan
penghuni.
o Isu keamanan
Keamanan menjadi hal yang pertama dipertimbangkan jika akan
menyewa tempat tinggal, terlebih bagi mahasiswa yang berasal
dari luar kota dan jauh dari keluarga. Maka keamanan harus
menjadi prioritas nomor satu dalam perancangan proyek student
housing. Walaupun zonasi sudah dibagi per lantai, area masuk
dan ke luar juga sudah dipisahkan, perancang menilai keamanan
juga harus ditingkatkan agar penghuni merasa nyaman. Sehingga
sebagai sistem keamanan tambahan, perancang akan menerapkan
CCTV 24 jam yang diawasi oleh penjaga selama 24 jam. Terdapat
access card sebagai satu-satunya cara untuk mengakses setiap
fasilitas pada bangunan hunian ini. Walaupun proyek ini
menggabungkan antara tempat tinggal dan pusat perbelanjaan,
namun privasi penghuni akan tetap terjaga. Access card juga akan
digunakan sebagai akses lobby dan lift penghuni, maupun pintu
setiap kamar. Perancang juga akan memisahkan gedung hunian
putra dan putri agar lebih meningkatkan keamanan dan
kenyamanan penghuni.
o Isu suasana
Suasana akan berkaitan erat dengan penghuni bangunan. Sebagai
bangunan hunian mahasiswa, student housing ini akan dirancang
untuk dapat menciptakan suasana yang kondusif untuk
mendukung kegiatan utama mahasiswa yaitu belajar, dan suasana
yang tenang untuk beristirahat. Tak lupa dengan tantangan yaitu
tingkat keramaian baik di sekitar lokasi tapak, ataupun di area
komersial dalam tapak. Sebagai solusinya, perancang

37
menciptakan beberapa communal area, menyediakan co-working
space, area diskusi pada koridor di lantai tipikal hunian, dan
amphitheater pada tapak. Communal area untuk penghuni dibuat
kondusif dengan peletakannya yang jauh dari keramaian. Namun
sebagai solusi untuk menciptakan suasana area komersial,
perancang menciptakan area komersial yang semi terbuka, agar
terciptanya ruang spasial, di mana pengunjung dapat saling
melihat pengunjung lain di bangunan seberangnya, sirkulasi
pedestrian pada area komersial pun memutar sehingga setiap toko
dapat dilewati. Hal ini juga untuk menciptakan suasana ramai
pada area komersial.
o Isu sirkulasi dan aksesibilitas
Sirkulasi di sini dapat berarti sirkulasi di dalam ruangan, di dalam
bangunan, sirkulasi parkir, sirkulasi pedestrian pada tapak,
ataupun sirkulasi antara tapak dengan lingkungan sekitar.
Sirkulasi dan aksesibilitas merupakan dua isu yang berhubungan
erat. Dengan empat zonasi yang akan di rancang pada proyek ini,
sirkulasi dan aksesibilitas tentu akan sangat memengaruhi
tercapainya kenyamanan dan keamanan. Masalah utama pada
sirkulasi adalah, pemisahan sirkulasi pedestrian maupun
kendaraan baik komersial maupun hunian. Namun pemisahan ini
pun harus dikonsepkan dengan baik, seperti dengan membuat
sirkulasi pedestrian pada area komersial yang memutar sehingga
setiap toko dapat terlewati, sirkulasi pedestrian pada tapak yang
linear sehingga saling terhubung bagian Timur tapak dan Barat
tapak, dan sirkulasi kendaraan pada basement yang memutar
sehingga pengemudi ada pilihan jika parkir basement kosong.
Dengan pemilihan konsep sirkulasi yang tepat, akan menciptakan
suasana yang hidup pada tapak.

38
5.2 Konsep Perancangan

Melihat mahasiswa sebagai sasaran utama, perancang akan


mengaplikasikan konsep yang sesuai dengan karakter anak muda yang
salah satunya adalah suka bersosialisasi dan aktif. YOUTH LIVING
sebagai tema utama yang akan diaplikasikan dalam proyek student
housing ini mewadahi fasilitas-fasilitas yang akan mendukung karakter
anak muda. Tema youth living dinilai tidak membosankan dan flexible.
Terlebih mahasiswa yang kegiatan sehari-harinya di luar ruangan
menjadikan ruang- ruang luar bangunan juga akan berfungsi dengan baik.

Gambar 5.1. Nuansa Youth Living yang Akan diaplikasikan pada Proyek Student
Housing
Sumber: Pinterest.com diakses pada 21 Februari 2020 pukul 14.01 WIB.

5.2.1 Konsep Tapak

Gambar 5.2. Konsep Tapak

39
Pintu masuk dan ke luar proyek dirancang terpisah agar tidak
menimbulkan macet dan mengganggu perempatan. Pintu masuk dibuat
berada di sisi Jl. Pangeran Suhaimi, karena jalan ini berukuran lebih
besar dan dinilai lebih menguntungkan, terlebih dengan potensi lalu
lalangnya pengendara dari luar kota ataupun yang akan ke luar kota.
Pintu ke luar dibuat di sebelah Barat lahan agar tidak mengganggu Jl.
Airan Raya terlebih pada perempatannya. Proyek student housing ini
terpisah menjadi dua masa bangunan, yang terdiri dari bangunan putra
dan bangunan putri.

Parkir penghuni dan pengunjung menyatu dengan gedung, yaitu terletak


pada basement. RTH luar terdiri dari penghijauan, jalan akses kendaraan
dalam lahan, dan ruang publik.

Pada sisi ruang publik di Timur tapak, perancang juga menyediakan


amphitheater yang nantinya dapat menjadi titik pertemuan antara
penghuni dan pengunjung atau yang bisa disebut sebagai ruang publik.
Selain amphitheater, perancang akan menyediakan hutan buatan sebagai
peredam suara sekaligus sebagai area bersantai outdoor. Ruang publik ini
dirancang untuk menghindari kesenjangan antara penghuni dan
pengunjung.

Gambar 5.3. Amphitheater


Sumber: Pinterest.com diakses pada 21 Februari 2020 pukul 14.01
WIB.

40
5.2.2 Konsep Bangunan

Massa bangunan juga menciptakan ruang positif pada tapak. Massa


bangunan mengalami perubahan bentuk, namun sedari awal perancang
memanfaatkan bentuk lahan yang serba bersudut sebagai bentuk massa
bangunan. Proyek ini terdiri dari dua massa bangunan, yaitu massa
bangunan hunian putra dan hunian putri.

Gambar 5.4. Perubahan Massa Bangunan Pertama

Gambar 5.5. Massa Bangunan Terakhir

41
Untuk area komersial, perancang akan merancang area komersial dengan
konsep lifestyle center, sebagai jawaban dari isu sirkulasi. Dengan
adanya konsep ini, diharapkan sirkulasi pedestrian akan menerus.

Gambar 5.6. Konsep Lifestyle Center


Sumber: Pinterest.com diakses pada 25 Februari 2020 pukul 15.00
WIB.

Untuk area hunian, perancang akan memperkuat konsep youth living


sebagai isu suasana. Di setiap lantai hunian terdapat beberapa titik area
diskusi, dengan tujuan sebagai titik kumpul tambahan bagi penghuni
selain co-working space. Peletakan hunian yang menganut konsep single-
loaded corridor menciptakan koridor panjang yang membosankan, maka
dari itu perancang ingin merancang adanya void dengan dinding kaca
sehingga pencahayaan pun alami. Kaca yang akan digunakan, akan
dijelaskan pada bagian konsep fasad.

Gambar 5.7. Konsep void pada Lantai Tipikal Hunian.


Sumber: Pinterest.com diakses pada 25 Februari 2020 pukul 15.00 WIB.

42
Gambar 5.8. Konsep Area Belajar di Setiap Lantai.

Massa bangunan putri dan putra terdiri dari tujuh lantai. Lantai basement
merupakan area parkir penghuni dan pengunjung, lantai pertama dan
kedua berisi area komersial, lantai ketiga berisi fasilitas penghuni dan
lantai 4,5,6 berisi unit hunian tiga tipe, dan area servis.

Bangunan memiliki suasana teduh dengan aksen kayu dan penghijauan,


namun tetap memiliki nuansa anak muda. Perancang akan memanfaatkan
sinar matahari untuk menjadi sumber cahaya pada siang hari.
Penggunaan material kayu akan memberikan kesan soft dan menghindari
furniture ataupun dinding yang cepat kotor. Koridor kamar memiliki
sumber cahaya dari sinar matahari pada siang hari, hal ini guna
menghemat listrik sehingga keuntungan yang dicapai bisa lebih
maksimal. Adapun contoh suasana yang akan diciptakan pada bangunan
adalah :

Gambar 5.9. Referensi Suasanan Lobby dan Receptionist


Sumber : id.pinterest.com, diakses pada pukul 23.00 WIB, 23 Februari 2020.

43
Gambar 5.10. Referensi Suasanan Co-Working Space
Sumber : id.pinterest.com, diakses pada pukul 23.05 WIB, 23 Februari
2020.

Gambar 5.11. Referensi Suasana Meeting Room


Sumber : id.pinterest.com, diakses pada pukul 23.07 WIB, 23 Februari
2020.

Pada Fasad, perancang akan merancang setengah fasad bangunan dengan


material kaca es. Kaca berjenis ini akan memberikan efek dekoratif, efek
pencahayaan dan pembayangan yang menarik jika dilihat dari luar, serta
mampu mereduksi silau secara umum, namun tetap menggunakan jalusi
sebagai sirkulasi udara pada koridor.

Gambar 5.12. Material kaca es pada setengah sisi bangunan

44
Gambar 5.13. Material Kaca Es
Sumber : https://www.99.co/blog/indonesia/material-kaca-es-rumah/, diakses
pada pukul 14.00 tanggal 15 Juni 2020.

45
BAB 6
HASIL PERANCANGAN

6.1 Penjelasan Rencana Tapak

Konsep rencana tapak pada proyek perancangan student housing ini


dirancang berdasarkan kebutuhan pengguna dan lingkungan sekitar.
Perancang melihat adanya kemungkinan kesenjangan yang terjadi saat
proyek ini terbangun. Maka dari itu perancang merancang batasan lahan
yang tidak di beton massive, melainkan menggunakan tanaman yang
setinggi tubuh manusia.

Selain itu, untuk ruang terbuka hijau perancang memanfaatkannya


sebagai ruang publik. Ruang publik ini nantinya akan dapat digunakan
baik masyarakat umum maupun penghuni. Ruang publik ini terdiri dari
amphitheatre yang dapat digunakan sebagai area berkumpul dan duduk-
duduk dalam skala lebih besar.

Tak lupa dengan ruang terbuka di antara bangunan yang perancang


desain sekaligus sebagai sirkulasi pedestrian area komersial. Perancang
mendesain sirkulasi yang menerus guna membuat area komersial
semakin ramai pengunjung.

Gambar 6.1. Rencana Tapak

46
6.2 Rancangan Bangunan

Secara umum, rancangan bangunan pada proyek student housing ini


bentuknya mengikuti bentuk pada lahan, yang di mana berbentuk meliuk
dan bersudut, hal ini guna memanfaatkan lahan. Untuk lebih detailnya,
akan dijelaskan pada poin berikut :

6.2.1 Bentuk Bangunan


Dapat dilihat pada gambar 5.5, bentuk bangunannya benar-benar
menyerupai lahan, dengan sedikit coakan di beberapa tempat.
Dengan bentuk bangunan seperti itu, perancang berharap dapat
menyiptakan ruang positif pada lahan. Sebagai contoh, seperti pada
area terbuka di lantai 1, area tersebut sebagai bagian untuk
penghijauan di dalam bangunan sekaligus sirkulasi pedestrian.
Bangunan terdiri dari 2 massa, yaitu massa hunian putra dan hunian
putri. Di sini perancang memisahkan bangunan berdasarkan
klasifikasi gender penghuni, di karenakan untuk apartemen yang
memiliki sistem sewa, dan di peruntukan untuk mahasiswa,
perancang menilai akan lebih nyaman untuk dipisahkan, selain itu
dapat meningkatkan kepercayaan orangtua yang mengizinkan
anaknya untuk tinggal di student housing ini. Namun konsep ini
tidak mengacu pada konsep syariah seperti pada umumnya,
perancang mengaplikasikan konsep ini hanya untuk menigkatkan
kenyamanan penghuni.
Untuk lantai satu dan dua merupakan area komersial, lantai tiga
merupakan fasilitas penghuni yang berisi co-working space, laundry,
klinik, dan kolam renang. Kolam renang diletakan di open space,
guna menjadi tambahan bagi fungsi estetika. Untuk lantai 4, 5, dan 6
sendiri merupakan unit hunian.

6.2.2 Rancangan Interior


Pada interior sendiri, perancang mengaplikasikan sirkulasi loop pada
area komersial, guna menggait pengunjung sampai ke toko di paling

47
ujung. Selain itu perancang juga menggunakan sistem single loaded
corridor pada lantai hunian.

Lantai hunian sendiri memiliki keunikan, yaitu adanya void yang


cukup panjang dan area belajar/ berkumpul di ujung void nya. Hal
ini dirancang guna menjadi area berkumpul tambahan dan berfungsi
untuk menghidupkan suasana koridor.

Gambar 6.2. Area Belajar di Setiap Lantai Unit Hunian.

6.2.3 Rancangan Fasad


Pada fasad, perancang menggunakan kaca es pada salah satu sisi
bangunan, namun kaca es ini hanya dari lantai tiga sampai lantai
enam saja. Kaca dipilih menjadi material karena menurut perancang,
kaca dapat memberikan efek lebih mewah namun tetap sederhana.
Namun untuk kaca es, perancang memilih kaca es karena material
tersebut dapat memberikan efek estetika dari luar, namun dari dalam
tetap tidak silau. Kaca es juga tidak tembus pandang jika dilihat dari
luar, sehingga material ini dinilai cocok dipasang pada lantai tipikal
hunian. Selain itu, perancang juga mengaplikasikan secondary skin
berbahan conwood. Hal ini guna memberikan fungsi estetika
berlebih.

48
Gambar 6.3. Kaca Es
Sumber : Google.com/kacaes, diakses pada pukul 14.30 tanggal 15 Juni 2020.

6.2.4 Sistem Struktur dan Konstruksi


Sistem struktur yang digunakan merupakan rangka beton bertulang
dengan pondasi tiang pancang, dan bentang antar kolom yaitu 8 m
dan 6 m, sehingga proyek ini menggunakan kolom berukuran 60x60
cm, balok induk berukuran 70x40 cm, dan balok anak berukuran
55x40 cm.
Proyek ini menggunakan sistem dilatasi pada bagian tertentu,
contohnya seperti pada setiap sudut bangunan, dan pertemuan antar
dua bangunan yang memiliki ketinggian berbeda. Sistem ini
diaplikasikan guna memudahkan dalam pembentukan ruangan di
dalamnya.
6.2.5 Sistem Utilitas
- Jaringan air bersih
Perancang menyediakan ruang Ground Water Tank (GWT) dan
ruang pompa pada basement untuk menampung dan mengolah air
bersih. Sumber air bersih dari PDAM dan air tanah, lalu disalurkan
ke ruang GWT dan dipompa ke rooftank, agar dapat dialiri ke setiap
ruangan.
- Jaringan air limbah
Air limbah terdiri dari grey water dan black water, untuk grey water
sendiri adalah air limbah non kakus yang dihasilkan dari kegiatan
sehari-hari, seperti limbah air bekas cuci tangan, mandi, dan

49
sebagainya. Grey water itu sendiri dialirkan ke drainase lahan, yang
nantinya akan dialirkan ke drainase kota.
Sedangkan black water adalah air kotoran limbah kakus, yang
nantinya akan bermuara ke Sewage Treatment Plant (STP) yang
ruanganya terletak di basement. Ruang STP itu sendiri merupakan
ruangan instalasi sistem pengolah limbah rumah tangga atau limbah
cair domestik termasuk limbah dari dapur, air bekas, air kotor,
limbah maupun kotoran.
- System penghawaan
Kedua bangunan ini menggunakan sistem AC split, karena dinilai
lebih hemat. Perancang menggunakan sistem AC split, karena lantai
satu dan dua area komersial merupakan ruang terbuka yang tidak
memerlukan AC pada koridornya. Untuk koridor hunian pun
terdapat beberapa bukaan yang cukup lebar guna menjadi sirkulasi
udara, sehingga yang memerlukan penghawaan cukup adalah ruang-
ruang di area komersial dan hunian. Sedangkan untuk area
midimarket 2 lantai, perancang menggunakan sistem AC splitduct,
yang tetap menggunakan AC split namun terdapat ducting di atas
plafond dan outdoor di luar.

6.2.6 Luas Bangunan


Luas bangunan ini adalah 22.209, sudah terdiri dari basement satu
lantai, dua lantai area komersial, dan empat lantai apartemen.

50
BAB 7
REFLEKSI PROSES PERANCANGAN

Pada perancangan proyek student housing ini, perancang mendapatkan


banyak pengetahuan dan ilmu baru. Yang didapat tidak hanya hasil dari
bimbingan bersama dosen pembimbing 1 maupun 2, melainkan dari
teman maupun pihak luar. Perancang belajar mengenai :

o Pertimbangan yang harus dikaji ulang dalam merancang mixed-use


building terkait isu-isu yang ada.
o Belajar mengenai bentuk massa bangunan yang dapat menciptakan ruang
positif.
o Konsep desain pusat perbelanjaan seperti lifestyle center.
o Sambungan antar massa bangunan yang dapat mempermudah sistem
struktur.
o Menciptakan suasana hunian dan pusat perbelanjaan yang sebelumnya
tidak pernah dilakukan.

51
DAFTAR PUSTAKA
BUKU

[1] Sugiyanta. I Gede, Geomorfologi, Buku Ajar Program Studi, Bandar Lampung
: Pendidikan Geografi Universitas Lampung, 2003.

[2] Kementerian PUPR, Standard Toilet Umum Indonesia. Jakarta, 2019.

[3] Neufert, Peter, Data Arsitek. Jilid 2 (terjemahan Sunarto Tjahjadi). Jakarta :
Erlangga, 2002.

[4] Neufert, Peter, Data Arsitek. Jilid 1 (terjemahan Sunarto Tjahjadi). Jakarta :
Erlangga, 1996.

JURNAL YANG TERBIT SECARA PERIODIK

[4] Kumara, Boris dan Kusumarini, Yusita, “Perancangan Refunction Container


Sebagai Modular Retail di Surabaya”, (3) :29-32, 2015.

[5] Fistanti, Ossy, R. Yasi, Nahwah, Fauzi dan Aries, Dwi, “Aksesibilitas Lahan
Parkir dan Lift bagi Individu Difabel pada Pusat Perbelanjaan di Kota Surakarta”,
(4): 27-34, 2017.

ARTIKEL

[6] DPAD Yogyakarta.(2008,April.2)Standar Ruang Penyimpanan


Arsip[Online].Available:
http://dpad.jogjaprov.go.id/article/archive/vieww/standar-ruang-penyimpanan-
arsip-inaktif-730 Yogyakarta.
SUMBER DARI INTERNET

[7] Kurniawati, Diah.(2018)Ketinggian Bangunan : Apa dan Mengapa Dibatasi?


[Online]. Available :
https://www.arsitag.com/article/ketinggian-bangunan-apa-dan-mengapa-dibatasi,
diunduh pada tanggal 16 Desember 2019.
[8] Perspustakaan.id.(2018)Ukuran Lapangan Bola Basket Standar Internasional
dan Nasional[Online]. Available :

52
https://perpustakaan.id/gambar-ukuran-lapangan-basket-standar-internasional-
dan-nasional/, diunduh tanggal 18 Desember 2019.
[9] PT. Kuhanda Semesta Group.(2018)Berapa Ukuran Idealnya Kolam
Renang?[Online]. Available :
https://kuhandagroup.com/ukuran-berapa-idealnya-kolam-renang/#page-content,
diunduh tanggal 18 Desember 2019.
[10] Rumahku.com.(2016)Perbandingan Antara Area Komersial dan Hunian
dalam Satu Kawasan[Online]. Available :
https://www.rumahku.com/artikel/read/perbandingan-antara-area-komersial-dan-
hunian-dalam-satu-kawasan-414440, diunduh pada 6 Maret 2020.
[11] Alfari, Shabrina, Mengenal Desain Supermarket[Online]. Available :
https://www.arsitag.com/article/mengenal-desain-supermarket, diunduh pada
tanggal 9 Maret 2020.

[12] Tata Megah Perkasa.(2019) Ukuran Lapangan Bola Futsal [Online].


Available :
http://www.tatamegahfutsal.com/article/view/rdgooi74ms1p9yu/ukuran-dan-
gambar-lapangan- futsal, diunduh tanggal 18 Desember 2019.

53
LAMPIRAN

1. Peta Situasi Proyek

54
2. Rencana Tapak (Menunjukan Denah Atap)

55
3. Potongan Bangunan dan Tapak Memanjang dan Melintang

56
4. Ground Plan

57
5. Denah Bangunan Lantai Basement

58
6. Denah Bangunan Lantai 1

59
7. Denah Bangunan Lantai 2

60
8. Denah Bangunan Lantai 3

61
9. Denah Bangunan Lantai Tipikal Hunian (4,5, dan 6)

62
10. Tampak Depan Bangunan

63
11. Tampak Belakang Bangunan

64
12. Tampak Kanan Bangunan

65
13. Tampak Kiri Bangunan

66
14. Potongan Bangunan Melintang

67
15. Potongan Bangunan Memanjang

68
16. Potongan Prinsip

69
17. Tampak Tipikal

70
18. Perspektif Eksterior Depan Bangunan

19. Perspektif Eksterior Kolam Renang Outdoor

71
20. Perspektif Interior Area Belajar Lantai Tipikal Hunian

21. Foto Dokumentasi Model Tiga Dimensi

72
22. Poster

73

Anda mungkin juga menyukai