Anda di halaman 1dari 81

ANALISIS PERBANDINGAN KUAT TEKAN BETON

MENGGUNAKAN SEMEN YANG MEMBATU


SEBAGAI BAHAN PENGGANTI PASIR DANGAN
PERBANDINGAN BETON KONVENSIONAL
Skripsi

Untuk memenuhi persyaratan

Mencapai derajat Sarjana S-1

Program studi Teknik Sipil

Fakultas Teknik

Diajukan Oleh :

YUSTIKA EKA PUTRI


91711410141072

KEPADA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SINTUWU MAROSO POSO
2021

i
2
UNIVERSITAS SINTUWU MAROSO POSO
FAKULTAS TEKNIK
Jl. P. Timor. 01 Telp. (0452) 21257,21737 Fax (0452) 324242 Kode Pos 94619 Poso

LEMBAR PENGESAHAN JUDUL

Tugas akhir ini merupakan salah satu syarat umtuk menyelesaikan Program Studi

Strata Satu (S1) Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sintuwu Maroso Poso.

Nama : YUSTIKA EKA PUTRI


Stambuk : 91711410141072
Fakultas : TEKNIK
Program Studi : TEKNIK SIPIL
Judul : Analisis Perbandingan Kuat Tekan Beton Menggunakan
Semen Yang Membatu Sebagai Bahan Pengganti Pasir
Dengan Perbandingan Beton Konvensial
Poso, Juni 2021

Telah disetujui Oleh :

Pembimbing I : Pujiono, ST.,M.Sc (_________________)

Pembimbing II : Rahman Lamusu, ST.,MM (_________________)

Mengetahui

Ketua Jurusan Teknik Sipil

Orva Elisabeth Wu’on , ST ., MT


NIDN. 0011107204

ii
UNIVERSITAS SINTUWU MAROSO POSO
FAKULTAS TEKNIK
Jl. P. Timor. 01 Telp. (0452) 21257,21737 Fax (0452) 324242 Kode Pos 94619 Poso

PENGESAHAN PERBAIKAN TUGAS AKHIR


Panitia Ujian tugas akhir setelah meneliti dan mengetahui cara pembuatan tugas
akhir yang berjudul :
“ANALISIS PERBANDINGAN KUAT TEKAN BETON MENGGUNAKAN
SEMEN YANG MEMBATU SEBAGAI BAHAN PENGGANTI PASIR
DANGAN PERBANDINGAN BETON KONVENSIONAL”

Telah dipertanggung jawabkan oleh :


NAMA : YUSTIKA EKA PUTRI
NIRM : 91711410141072
Hari / Tanggal : Senin, 14 Juni 2021
Nomor : 079/016/USM.D/KP/2021
Tertanda yang menyetujui selesainya perbaikan tugas Akhir :

Poso, Juni 2021


Penguji
1. Ketua Sidang : Pujiono, ST.,M.Sc (__________)

2. Sekretaris : Rahman Lamusu, ST.,MM (__________)

3. Anggota : Bleiser Tanari, ST.,MT (__________)

Orva Elisabeth Wu’on , ST.,MT (__________)

Ebelhart O. Pandoyu, ST.,M.Eng (__________)

Mengetahui
Ketua Jurusan Teknik Sipil

Orva Elisabeth Wu’on , ST ., MT


NIDN. 0011107204

iii
HALAMAN PERNYATAAN SKRIPSI
Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : YUSTIKA EKA PUTRI


NPM : 91711410141072
Program Studi : TEKNIK SIPIL
Tempat/Tanggl Lahir : Palu, 27 Januari 1999
Alamat : Kelurahan Mapane, Kecamatan Poso
Pesisir, Kabupaten Poso
Dengan ini menyatakan bahwa :
1. Skripsi ini adalah asli dan benar-benar hasil karya saya sendiri, dan
buka hasil karya orang lain dengan mengatas namakan nama saya, serta
bukan merupakan hasil peniruan atau penjiplakan ( plagiarism ) dari
karya orang lain
2. Dalam skripsi ini tidak terdapat pendapat yang telah ditulis atau
dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dan jelas dicantumkan
sebagai acuan, disebutkan nama pengarang serta dicantumkan dalam
daftar kepustakaan.
3. Pernyataan ini saya buat dengan sebenar–benarnya, dan apabila
dikemudian hari terdapat penyimpanagan dan ketidak benaran dalam
pernyataan ini saya bersedia menerima sanksi akademik berupa
pencabutan gelar yang saya peroleh karena karya tulis skripsi ini, serta
sanksi–sanksi lainnya sesuai dengan norma dan peraturan yang berlaku
di UNIVERSITAS SINTUWU MAROSO POSO.
Poso, Juni 2021
Penulis

YUSTIKA EKA PUTRI


NPM : 91711410141072

iv
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah’alaa kulli haal. Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat

Allah STW karena atas rahmat dan hidayah-Nya penyusunan skripsi yang

berjudul : “ Analisis Perbandingan Kuat Tekan Beton Menggunakan Semen

Yang Membatu Sebagai Bahan Pengganti Pasir Dengan Perbandingan Beton

Konvensional” dapat di selesaikan guna memenuhi salah satu persyaratan untuk

mnyelesaikan program studi strata satu (S1) Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik

Universitas Sintuwu Maroso.

Selama penyusunan skripsi ini tentunya penulis banyak mendapatkan

bantuan dari berbagai pihak yang telah mendukung dan memandu penulis. Kasih

yang tulus serta penghargaan sitinggi-tingginya kepada :

1. Bapak Dr. Suwardhi Pantih, S. Sos.,M. M, selaku Rektor Universitar Sintuwu

Maroso Poso,

2. Bapak Ebelhart O Pandoyu, ST., M.Eng, selaku Dekan Fakultas Teknik

Universitar Sintuwu Maroso Poso,

3. Bapak Pujiono, ST., M.Sc, selaku Wakil Dekan Fakultas Teknik Universitar

Sintuwu Maroso Poso, Sekaligus Dosen Pembimbing I yang banyak memberi

ilmu, arahan, saran serta bimbingan,

4. Ibu Orva Elisabeth Wu’on, ST., MT, Selaku Ketua Jurusan Fakultas Teknik

Universitar Sintuwu Maroso Poso,

5. Bapak Rahman Lamusu, ST., MM, selaku Dosen Pembimbing II yang banyak

memberi ilmu, arahan, saran serta bimbingan,

v
6. Bapak dan ibu dosen yang sudah memberikan ilmu yang sangat bermanfaat

selama peroses perkuliahan di Fakultas Teknik Universitar Sintuwu Maroso

Poso,

7. Ibu Irawaty Ishak S. E, selaku kepala tata usaha Fakultas Teknik Universitar

Sintuwu Maroso Poso, dan selalu sabar memberikan informasi kepada penulis

dan seluruh mahasiswa Teknik Universitar Sintuwu Maroso Poso,

8. Mama, Papa, Nenek, Adik-adik dan seluruh keluarga yang sudah memberikan

semua kasih sayang, perhatian, fasilitas, semangat serta do’a yang tiada

hentinya di tujukan kepada penulis.

9. Teman-teman Teknik Sipil Angkatan 2017 yang namanya tidak bisa penulis

tuliskan satu persatu, bantuan yang di berikan dari awal semester hingga

membatu penulis mulai dari pengambilan sampel di lapangan, pembuatan

hingga penyusunan skripsi.

Penulis sangat menyadari bahwa tugas akhir ini jauh dari kata sempurna, untuk itu

penulis mengharapkan kritik dan saran yang baik. Akhir kata penulis berharap

tugas ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Poso, Juni 2021


Penulis

vi
ABSTRAK

Yustika Eka Putri, 91711410141072, “Analisis Perbandingan Kuat Tekan Baton


Menggunakan Semen Yang Membatu Sebagai Bahan Pengganti Pasir Dengan
Perbandingan Beton Konvensional”, Skripsi, Pujiono, ST.,M.sc dan Rahman
Lamusu, ST.,MM.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah pengaruh semen yang


membatu cukup baik sebagai bahan pengganti pasir dalam pengujian kuat tekan
boton. Pada pengujian ini digunakan benda uji berbentuk persegi dengan ukuran
15x15x15. Bahan-bahan yang digunakan antara lain pasir dari sungai puna,batu
pecah dari sungai puna, semen portlan tipe 1 merk tonasa, air dari Laboratorium
Teknik Universitas Sintuwu Maroso Poso, bahanpengganti pa³sir yang berupa
limbah semen yang di hancurkan. Dalam penelitian ini menggunakan 100%, 70%
dann 50% limbah semen sebagai pasir dari total volume persegi.

Dalam pengujian kuat tekan tidak semua varian beton mencapai terget k-
250 kg/cm². Untuk beton normal pada umur 7 hari 104,15 kg/cm², pada umur 21
hari 118,69 kg/cm² dan pada umur 28 hari 131,43 kg/cm². Untuk beton campuran
100% limbah semen pada umur 7 hari 99,11 kg/cm², pada umur 21 hari 116,74
kg/cm² dan pada umur 28 hari 123,86 kg/cm². Untuk beton campuran 70% limbah
semen ditambah 30% pasir pada umur 7 hari 131,56 kg/cm², pada umur 21 hari
134,42 kg/cm² dan pada umur 28 hari 170,77 kg/cm². Untuk beton campuran 50%
limbah semen ditambah 50% pasir pada umur 7 hari 133,60 kg/cm², pada umur 21
hari 146,38 kg/cm² dan pada umur 28 hari 193,47 kg/cm².

Kata Kunci : Limbah Semen, Kuat Tekan beton, Umur Beton.

vii
ABSTRACT

Yustika Eka Putri, 91711410141072, "Comparative Analysis of


Compressive Strength of Concrete Using Petrified Cement as a Substitute
for Sand With Comparison of Conventional Concrete", Supervised by
Pujiono and Rahman Lamusu.

The purpose of this study was to find out whether the effect of petrified
cement was good enough as a substitute for sand in testing the compressive
strength of concrete. In this test, a rectangular specimen with a size of 15x15x15
was used. The materials used include sand from the Puna River, crushed stone
from the Puna River, Portland cement type 1 brand Tonasa, water from the
Technical Laboratory of Sintuwu University, Maroso Poso, a substitute for sand
in the form of crushed cement waste. In this study using 100%, 70% and 50% of
cement waste as sand from the total volume of the square.
The compressive strength test obtained that not all concrete variants
reached the target k-250 kg/cm². For normal concrete at the age of 7 days 104,15
kg/cm², at the age of 21 days 118,69 kg/cm² and at the age of 28 days 131,43
kg/cm². For concrete mix 100% cement waste at the age of 7 days 99,11 kg/cm²,
at the age of 21 days 116,74 kg/cm² and at the age of 28 days 123,86 kg/cm². For
mixed concrete 70% cement waste plus 30% sand at the age of 7 days 131,56
kg/cm², at the age of 21 days 134,42 kg/cm² and at the age of 28 days 170,77
kg/cm². For concrete mix 50% cement waste plus 50% sand at the age of 7 days
133,60 kg/cm², at the age of 21 days 146,38 kg/cm² and at the age of 28 days
193,47 kg/cm².

Keywords: Cement Waste, Concrete Compressive Strength, Concrete Age.

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i

LEMBAR PENGESAHAN JUDUL .................................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN PERBAIKAN........................................................... iii

LEMBAR PERNYATAAN SKRIPSI.................................................................. iv

KATA PENGANTAR .......................................................................................... v

ABSTRAK............................................................................................................ vii

ABSTRACK..........................................................................................................
...............................................................................................................................
viii

DAFTAR ISI......................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL................................................................................................. xi

DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN ............................................................


...............................................................................................................................
xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................ 1


B. Rumusan Masalah ........................................................................... 2
C. Tujuan Penelitian ............................................................................ 2
D. Batasan Masalah .............................................................................. 2
E. Sistematika Penulisan ...................................................................... 3

BAB II LANDASAN TEORI

A. Gambaran Umum Beton................................................................... 5

ix
B. Pengaruh Bahan Tambah ................................................................ 5
C. Beton ............................................................................................... 8
D. Semen Portland ............................................................................... 8
E. Air ................................................................................................... 10
F. Agregat ............................................................................................ 11
G. Kuat Tekan Beton............................................................................. 17
H. Faktor Air Semen............................................................................. 21

BAB III METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian............................................................................ 22
B. Metode Pengumpulan Data ........................................................... 22
C. Metode Penelitian ......................................................................... 23
D. Bagan Alir Penelitian .................................................................... 26

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pengujian Sifat Fisik Agregat ....................................................... 27


1. Pengujian Analisa Saringan ................................................... 27
2. Pengujian Berat isi ................................................................. 29
3. Pangujian Berat Jenis.............................................................. 30
4. Pengujian Kadar lumpur......................................................... 32
5. Pengujian Abrasi..................................................................... 34
6. Pengujian kadar air................................................................. 35
................................................................................................
B. Pengujian Kuat Tekan.................................................................. 37

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................. 39
B. Saran ............................................................................................. 39

x
DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Komposisi Oksida Utama Pembentuk Semen................................... 9

Tabel 2.2. Gradasi Pasir ..................................................................................... 13

Tabel 2.3. Gradasi Kerikil ................................................................................. 17

Tabel 2.4. Hubungan Antara Umur dan Kuat Tekan Beton .............................. 19

Tabel 3.1. Jumlah Sampel Benda Uji ................................................................ 25

Tabel 4.1. Hasil Pengujian Analisa Saringan Agregat Halus Sungai Puna........27

Tabel 4.2. Hasil Pengujian Analisa Saringan Agregat Halus Limbah Semen
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
28

Tabel 4.3. Hasil Pengujian Analisa Saringan Agregat Kasar ............................ 28

Tabel 4.4. Hasil Pengujian Berat Isi Pasir Puna ................................................ 29

Tabel 4.5. Hasil Pengujian Berat Isi Limbah Semen ......................................... 29

Tabel 4.6. Hasil Pengujian Berat Isi Batu Pecah Puna ...................................... 30

Tabel 4.7. Hasil Pengujian Berat Jenis Pasir Puna ............................................ 30

Tabel 4.8. Hasil Pengujian Berat Jenis Limbah Semen ..................................... 31

Tabel 4.9. Hasil Pengujian Berat Jenis Batu Pecah ........................................... 32

Tabel 4.10. Hasil Pengujian Kadar Lumpur Pasir Puna ...................................... 32

Tabel 4.11. Hasil Pengujian Kadar Lumpur Batu Pecah ..................................... 33

Tabel 4.12. Hasil Pengujian Abrasi ..................................................................... 34

Tabel 4.13. Hasil Pengujian Kadar Air Pasir Puna ............................................. 35

xi
Tabel 4.14. Hasil Pengujian Kadar Air Limbah semen........................................ 35

Tabel 4.15. Hasil Pengujian Kadar Air Batu Pecah ............................................ 36

Tabel 4.16. Pengujian Slump................................................................................ 37

Tabel 4.17. Pemeriksaan Pengujian Kuat Tekan Beton Normal Pada Umur

7, 21 dan 28 hari ............................................................................... 37

Tabel 4.18. Pemeriksaan Pengujian Kuat Tekan Beton Menggunakan Limbah

Semen 100% Pada Umur 7, 21 dan 28hari....................................... 38

Tabel 4.19. Pemeriksaan Pengujian Kuat Tekan Beton Menggunakan Limbah

Semen 70% Pada Umur 7, 21 dan 28hari ......................................... 38

Tabel 4.20 Pemeriksaan Pengujian Kuat Tekan Beton Menggunakan Limbah

Semen 50% Pada Umur 7, 21 dan 28hari


............................................................................................................
............................................................................................................
38

xii
DAFTAR NOTASI DANSING KATAN

Mpa = Mega Pascal

FAS = Faktor Air Semen

Mm = Milimeter

Gr = Gram

Kg = kilogram

Cm = centimeter

Lt = Liter

Sd = Berat Jenis Curah Kering

Ss = Berat Jenis Kering Permukaan

Sa = Berat Jenis Semu

Sw = Penyarapan

xiii
xiv
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Seiring berkembangnya peradaban manusia kebutuhan infrastruktur juga

meningkat, selain memilih bahan serta biaya untuk menciptakan suatu

infrastruktur perlu mengetahui ketahanan dan kekuatannya. Pembangunan

infrastruktur sampai saat ini masih menggunakan beton sebagai bahan konstruksi,

dan biasanya diaplikasikan pada pondasi, kolom, balok, plat lantai, gorong-

gorong, bendung hingga bendungan. Pemilihan bahan baku konstruksi bangunan

sangat penting, beberapa hal yang harus diperhatikan adalah harga murah, mudah

didapatkan, memiliki kuat tekan tinggi serta memiliki ketahan terhadap faktor

kondisi lingkungan.

Kebutuhan beton semakin hari semakin meningkat, sama halnya dengan

limbah konstruksi. Pada proses pembuatan beton seringkali menyisahkan semen

yang sudah mengeras sebagai limbah. Dimana limbah ini tidak lagi berguna dan

dan harus di buang dengan alasan apapun, cara mengatasinya hanya dengan

melakukan penimbunan terbuka. yang jika dilakukan terus menerusakan

menyebabkan kerusakan lingkungan. Perlu ada penelitian untuk mengetahui cara

bagaimana pengolahan limbah semen sebagai bahan pengganti pasir, agar

mengurangi limbah semen dengan cara mengolahnya.

Untuk mengatasi permasalahan yang muncul akibat limbah semen yang

menumpuk, daurulang limbah semen sebagai bahan pengganti pasir dilakukan,

1
dengan cara menambahkan semen ke dalam bahan beton. Dalam penelitian ini

agregat halus yang di gunakan adalah pasir dan juga limbah semen yang telah di

hancurkan dan diharapkan masih memiliki kandungan silika, untuk menghasilkan

mutu beton yang lebih baik.

B. Rumusan Masalah

Bedasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, muncul rumusan

masalah sebegai berikut:

1. Bagaimana pengaruh limbah semen sebagai bahan pengganti agregat halus?

2. Bagaimana komposisi optimum campuran beton menggunakan limbah semen

sebagai pengganti agregat halus?

C. Tujuan Penelitian

Berikut adalah tujuan yang akan dicapai dari penelitian ini:

1. Untuk mengetahui pengaruh limbah semen sebagai agregat halus terhadap

kuat tekan beton pada umur 7, 21 dan 28 hari.

2. Untuk mengetahiu komposisi optimum limbah semen dalam campuran beton

dan yang masih menggunakan agregar standar.

D. Batasan Masalah

Berikut batasan masalah yang digunakan dalam pembahasan ini:

1. Nilai faktor air semen yang digunakan 0,45

2. Ukuran benda uji kubus 15×15×15cm

3. Hukum pemakaian pengujian ini memakai Standar Nasional Indonesia (SNI):

a. SNI ASTM C 136:2012 Analisa ayakan agregat halus dan kasar.

2
b. SNI 1970 :2008 tentang berat jenis dan serapan agregat halus.

c. SNI 03-4804-1998 yang mengatur perihal celah udara dan kerapatan

curah agregat.

d. SNI 2417 : 2008 perihal cara uji keausan agragat dengan mesin abrasi

Los Angeles.

e. SNI 1971 : 2011 perihal cara uji kadar air total agregat dengan

pengeringan.

f. SNI 03-2834-1993 perihal pembuatan rencana campuran boton standar.

g. SNI 1972 : 2008 petihal tata cara uji slump beton .

h. SNI 03-1974-1990 yang mengatur tata cara penentuan kuat tekan beton.

4. Semenyang digunakan adalah semen Tonasa.

5. Agtegat kasar (batu pecah) sungai puna dengan ukuran maksimum 10mm.

6. Agregar halus (pasir) sungai puna.

7. Bahan pengganti agregat halus (pasir) limbah semen yang di hancurkan.

8. Air yang di gunakan merupakan air tawar yang berasal dari mushallah

kampus Universita Sintuwu Maroso Poso.

9. Pengujian beton pada umur 7, 14 dan 21 hari

10. Persentase limbah 100%, 70% dan 50% dari total agragat halus.

E. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dibagi menjadi 5 bab, masing-masing memiliki garis

besar sebagai berikut:

BAB I : PENDAHLUAN

3
Dalam bab ini meliputi latar belakang adanya perencanaan pengujian,

maksud dan tujuan penulisan serta sistematika penulisan.

BAB II : TUJUAN PUSTAKA

Dalam bab ini membahas teori beton secara umum, fungsi, mutu

normal, konsep fungsi pngujian faktor air semen serta faktor-faktor

yang mempengaruhi kuat tekan beton.

BAB III : METODE PENELITIAN

Dalam bab ini membahas metode pengumpulan data dan metode

analisis alat yang digunakan dalam proses penelitian.

BAB VI : HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini membahas penguraian serta penjelasan pengolahan data

dari hasil pengujian baton

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini berisi kesimpulan yang di dapat dari proses pengujian

dan saran yang ditempuh untuk dapat mengoptimalkan hasil yang telah

di peroleh.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A . Gambaran Umum Beton

Menurut Kardiyono Tjokrosimulyo (2007), Beton ialah bahan komposit

(campuran) yang terdiri dari agregat halus, agregat kasar, semen, air, dan bahan

pilihan. Kualitas setiap bahan dasar memiliki dampak yang signifikan terhadap

produk akhir yang di hasilkan.

Setelah proses pncampuran dan peletakan beton, umumnya diasumsikan

beton kakan mengering. Disisi lain beton tidak mengeras karena air menguap,

sebaliknya semen terhidrasi bergabung dengan komponen lain dan membentuk zat

seperti batu. Beton umumnya digunakan dalam konstruksi perkerasan jalan,

jembatan penyebrangan, konstruksi bangunan,dan pondasi. Inovasi beton seperti

beton ringan, beton serat, beton semprot, beton mutu tinggi, dan beton self-

compacting semua telah ditemukan selama evolusinya. Beton saat ini merupakan

bahan konstuksi yang sangat banyak digunakan.

B . Pengaruh Bahan Tambah

Aditif adalah bahanyang ditambahkan ke dalam campuran beton selain

unsue-unsur penting beton, seperti semen, air, agregat halus, dan agregat kasar.

Tujuannya yaitu megubah sifat-sifat beton baru maupun beton yang sudah

5
mengeras. Aditif hanya berguna jika dampaknya pada beton telah dievaluasi

secara menyeluruh, terutama dalam kondisi dimana mereka diaplikasikan.

Bahan tambah ini biasanya digunakan dalam jumlah kecil dan dibawah

pengawasan ketat untuk memastikan tidak berlebihan dan merusak sifat beton.

Kecepatan hidrasi beton, kemampuan kerja, dan ketahanan air semuanya

meningkat. Bahan tambah kimia untuk beton ada 5 dan ditentukan dalam SK SNI

S-18-1990-03

1. Bahan tambah kimia yang bertujuan untuk mengurangi jumlah air yang di

pakai untuk menghasilkan beton dengan konsisten yang di tetapkan.

2. Bahan tambah kimia yang bertujuan untuk memperlambat waktu pengikatan

beton. Bahan ini di gunakan dalam satu kasus dimana jarak antara tempat

pengadukan dan tempat penuangan adukan cukup jauh dengan selisih waktu

antara pencampuran dan pemadatan lebih dari 1 (satu) jam.

3. Bahan tambah kimia yang dirancang untuk mempersingkat proses pengikatan

dan pengerasan beton. Material ini digunakan ketika mortar diletakan di

bawah permukaan air atau pada proyek beton yang harus diselesaikan dengan

cepat, seperti landasan penerbangan, balok prategang danstruktur lain.

4. Bahan tambah kimia berfungsi ganda, menurunkan kadar air dan

memperlambat pengikatan beton.

5. Bahan tambah kimia dengan fungsi ganda, mengurangi air sekaligus

mempercepat pengikatan dan pengerasan beton.

Bahan tambah tersebut dikategorikan menjadi 7 macam, menurut buku Try

Mulyono:

6
1. Tipe A “Water-Reducing Admixture”

Water-Reducing Admixture adalah jenis aditif yang mengurangi jumlah air

dalam campuran untuk membuat beton dengan konsistensi tertentu.

2. Tipe B “Retarding Admixture”

Retarding Admixture adalah jenis aditif yang memper panjang waktu

pemadatan beton segar dengan menundaperiode pengikatan beton (setting

time) karena cuaca panas.

3. Tipe C “Accelerating Admixture”

Accelerating Admixture adalah jenis aditif yang dikenal sebagai campuran

percepatan digunakan untuk mempercepat ikatan dan pengembangan

kekuatan awal beton.

4. Tipe D “Water Reducing and Retarding Admixture”

water reducing and retarding admixture adalah jenis aditif yang memiliki

fungsi mengurangi jumlah air yang di butuhkan untuk membuat beton dengan

konsistensi tertentu yang mencegah pengerasan awal dan memperlambat

pengerasan beton.

5. Tipe E “Water Reducing and Acceleraring Admixture”

Water Reducing and Accelerating Admixture adalah jenis aditif yang

mengurangi jumlah air yang digunakan sekaligus mempercepat waktu

pengerasan awal. Zat ini digunakan untuk menambah kekuatan baton.

7
C. Beton

Beton dibuat dengan menggabungkan elemen-elemen yang diikat menjadi

satu menggunakan perekat berbahan dasar semen. agregat halus (pasir) dan

agregat kasar (kerikil / batu pecah), dua bahan utama yang digunakan dalam

membuat beton.

Komponen utama beton adalah agregat kasar dan agregat halus, yang disebut

sebagai agregat kasar campuran. Agregat ini biasanya menyumbang 70% hingga

75% dari total material beton. Kekuatan dan keawetan (durability) beton

ditentukan oleh berbagai faktor, antara lainkekuatan tariknya, yaitu 9% sampai

15%dari kuat tekannya. Beton umumnya diperkuat dengan batang baja sebagai

bahan yang dapat menopang kelemahannya, bila digunakan sebagai komponen

struktural bangunan, terutam dibagian yang berfungsi untuk menahan tarikan.

(Dipohusodo, 1994)

D. Semen Portland

Semen Portland adalah bubuk halus yang dibuat dengan menggiling klinker

(yang dibuat dengan pembakar kombinasi kapur dan mineral yang halus dan

merata yang terdiri dari silika, aluminium dan oksida besi), dan menambahkan

gipsum secukupnya. Ketika dicampur dengan air,bubuk halus iniakan mengeras

seiring waktu dan dapat digunakan sebagai bahan hidrolis.

8
Ketika semen dan air digabungan, pasta semen terbentuk dan dapat dibuat

menjadi mortar dengan mencampurnya dengan agregat halus (pasir) dan air. Jika

ditambah lagi dengan agregat kasar (kerikil) akan membentuka adukan yang

disebut beton. Semen dan air merupakan kelompok aktif dalam campuran beton,

sedangkan pasir dan kerikil merupakan kelompok pasif yang berfungsi sebagai

pengisi. (Kardiyono Tjokrodimulyo, 2007).

Fungsu semen secara umum:

1. Untuk mengikat pasir dan kerikil pada pembuatan beton.

2. Mengisi celah antara agregat

Bahan pembentuk semen portland :

 Tricalcium Silikat (C₃S)

 Dicalcium Silikat (C₂S)

 Tricalcium Aluminate (C,A)

 Tetracalcium Aluminoferite (C₄AF)

Tabel 2.1 Komposisi oksida semen


Oksida Komposisi (%)
CaO 60-65
SiO₂ 17-25
Al₂O₃ 3-8
Fe₂O₃ 0,5-6
MgO 0,5-4
SO₃ 1-2
K₂O‚Na₂O 0,5-1
Sumber : KardiyonoTjoktodimulyo, 2007

9
Berdasarkan pemakaiannya (SK SNI S-04-1989-F), semen portland

dikategorikan menjadi 5 yaitu :

1. Jenis I

Semen yang tidak memerlukan persyaratan khusus seperti pada semen senis

lain atau semen konstruksi umum.

2. Jenis II

Semen Portland untuk bangunan dengan ketahan sulfat rendah dan panas

hidrasi yang sedang.

3. Jenis III

Semen Portland digunakan untuk bangunan yang membutuhkan kekuatan

awal yang tinggi.

4. Jenis IV

Semen Portland untuk bangunan dengan panas hidrasi rendah.

5. Jenis V

Semen Portland untuk bangunan denga ketahan terhadap sulfat yang tinggi.

E . AIR

Air merupakan salah satu faktor penting dalam produksi beton karena air

bereaksi dengan semen untuk membentuk pasta yang mengikat agregat. Air

berdampak pada kuat tekan beton, karena jika kandungan air terlalu banyak akan

menurunkan kualitas beton. Selanjutnya air yang berlebih dapat menyebabkan

beton menjadi bleeding dimana air dan semen akan bergerak ke permukaan

10
campuran beton sega. Hal ini mengakibatkan kurangnya daya rekat antar lapisan

beton.

Adanya air dalam campuran beton akan mempengaruhi:

1. Workability campuran beton beton.

2. Besarnya nilai susut beton.

3. Reaksi dengan semen portland untuk mengembangkan kekuatan beton setelah

beberapa waktu.

4. Perawatan terhadap campuran beton untuk mencapai pengerasan yang baik.

Air yang digunakan untuk membuat campuran beton minimal sama dengan air

minum dengan ph berkisar 6,5-8,5 atau air tawar yang tidak berbau dan jerni.

Namun tidak berarti bahwa air yang digunakan untuk memproduksi beton harus

aman untuk diminum.

Kondisi berikut harus terpenuhi dalam penggunaan air dalam beton

(Kardiyono Tjokrodimulyo, 2007) :

1. Tidak mengandung lebih dari 2 gr/ltr kotoran atau barang terapung (lumpur).

2. Tidak mengandung garam (asam, senyawa organik) lebih dari 15 gr/ltr.

3. Tidak mengandung lebih dari 2 gr/ltr klorida (Cl).

4. Tidak mengandung lebih dari 1 gr/ltr senyawa sulfat.

F . Agregat

Agregat merupakan butiran mineral yang terbentuk sebagai hasil dari

desintegrasi batuan alam atau sebagai hasil pemecahan batuan alam oleh alat

penghancur. Meskipun menjadi salah satu bahan pengisi dalam beton, Agregat

11
memiliki fungsi yang demikian penting dalam campuran beton. Kandungan

agregat pada beton berkisar 70%-75% dari volume keseluruhan.

Agregat berpengaruh pada kualitas beton, sehingga memilih agregat yangtepat

sangat penting dalamproduksi beton. Agregat halus dan agregat kasar didapat

diperoleh secara alami maupun buatan. Gradasi agregat atau ukuran kekerasan

butiran agregat, yang diambil dari hasil pengayakan dengan lubang ayakan 10mm,

20mm, 30 mm, dan 40mm untuk kerikil. Uuntuk pasir lubang ayakannya 4,8mm,

2,4mm, 1,2mm, 0,6mm, 0,3mm dan 0,15mm.

Penggunaan komponen batuan dalam campuran beton berfungsi

1. Mengurangi jumlah semen portland yang di gunakan.

2. Menghasilkan beton yang kuat.

3. Meminimalkan penyusutan selama proses pengerasan.

4. Mewujudkan bangunan beton yang padat dan memiliki gradasi beton baik.

5. Menggunakan gradasi batuan yang tepat untuk mengontrol workability

campuran beton. (A. Anton , 1982)

Agregat sering diklasifikasikan menurut ukuran butiran. Agregat dengan

butiran besar (lebih dari 4,8mm) disebut agregat kasar. Agregat dengan butiran

kecil (dibawah 4,8mm) disebut agregat halus. Menurut pedoman SK-SNI-T-15-

1990-03 nerdasarkan tingkat kekerasannya, pasir digolongkan menjadi 4 golongan

yaitu pasir kasar (zona I), pasir agak kasar (zona II), pasir agak halus (zona III)

pasir halus (zona IV).

Pasir dalam campuran beton harus memenuhu spesifikasi sebagai berikit:

12
1. Pasir halus terdiri dari butiran tajam dan keras, dengan adanya bentuk pasir

yang tajam akan meningkatkan konektifitas antar agregat, sedangkan sifat

keras menghasilkan beton keras.

2. Butirannya harus permanen atau tidak mudah hancur oleh pengaruh cuaca,

sehingga baton yang dihasilkan juga tahan terhadap pengaruh cuaca.

3. Jumlah lumpur pada pasir tidak diperkenankan melebihi 5% dari berat keing

pasir. Lumpur yang ada akan mencegah pengikatan pasir dan pasta semen,

dan jika konsentrasi lumpur signifikan, beton akhir akan memiliki kualitas

yang buruk.

4. Tidak memiliki terlalu banyak bahan organik.

5. Gradasi pasir harus memenuhi syarat sebagai betikut :

Tabel 2.2 Gradasi Pasir


lubang persen bahan butiran yang lewat ayakan jenis agtegat
ayakan (mm)
Zona I Zona II Zona III Zona IV
10 100 100 100 100
4,8 90-100 90-100 90-100 95-100
2,4 60-95 75-100 85-100 95-100
1,2 30-70 55-90 75-100 90-100
0,6 15-34 35-59 60-79 80-100
0,3 5-20 8-30 0-15 15-50
0,15 0-10 0-10 0-10 0-15
Sumber : KardiyonoTjoktodimulyo, 2007

Pasir alam dapat diklasifikasikan menjadi 3 macam (Kardiyono Tjoktodimulyo,

2007) yaitu :

1. Pasir Galian

13
Pasir ini dapat digali atau diambil langsung dari permukaan tanah. Bentuk

pasir ini biasanya tajam, bersudut, berpori dan bebas dari garam meskipun

biasanya perlu dibersihkan dari kotoran tanah dengan cara dicuci.

2. Pasir sungai

Pasir ini dapat diproleh dari dasar sungai,yag pada umumnya butirannya

halus, bulat akibat proses gesekan. Dengan bentuknya yang bulat, daya lekat

antar butiran agakkurang.

3. Pasir laut

Pasir dari pantai di kenal sebagai pasir laut. Butirannya halus dan bulat

karena gesekan. Karena mengandung banyak garam, pasir jenis ini memiliki

kualitas yg buruk. Garam menyerap kandungan air dari udara sehingga

menyebabkan pasir selalu dalam keadaan lembab serta menyebabkan

pengembangan volume bila digunakan pada bangunan. Garam juga

menyebabkan korosi terhadap struktur beton,oleh karena itu sebaiknya tidak

menggunakan pasir ini.

Batu pecah atau kerikil alam dengan ukuran butiran minimal 5mm dan butiran

maksimal 40mm di sebut agregat kasar. Dalam beton bertulang, ukuran

maksimum agregat kasar ditentukan berdasarkan kebutuhan bahwa agregat

memenuhi cetakan dengan mudah lolos dari celah-celah yang terdapat di antara

batang-batang baja bertulang. Agregat kasar diklasifikasikan menjadi3 kelas

berdasarkan berat jenisnya. (Kardiyono Tjoktodimulyo, 2007) yaitu :

1. Agregat standar.

14
Berat jenisnya antara 2,5-2,7 gr/cmᵌ. Agregat ini berasal dari agregat

basalt, granit, kuarsa dan jenis batuan lainnya. Berat jenis beton yang di

hasilkan dari agregat ini memilikiberat jenis 2,3 gr/cmᵌ.

2. Agregat berat.

Berat jenisnya lebih besar dari 2,8 gr/cmᵌ. Agregat ini erasal dari magnetik

(FeO4) atau serbuk besi. Beton padat yang dihasilkan memiliki berat jenis

hingga 5 gr/cmᵌ. Digunakan sebagai penghalang radiasi.

3. Agregat ringan.

Berat jenisnya kurang dari 2,0 gr/cmᵌ, umumya digunakan pada beton non-

struktural dan dinding beton. Keuntungan adalah strukturnya ringan dan

pondasinya lebih ringan karena bobotnya yang rendah.

Ukuran butiran diatur dalam pelaksaan pekerjaan beton dengan ketentuan

maksimum persyaratan agregat, yaitu :

a. Ukuran butiran maksimum agregat tidak boleh melebihi ᵌ/₄ kali jarak bersih

antara tulangan baja atau antara tulangan dan cetakan.

b. Butir agregat tidak boleh melebihi ⅓ kali tebal plat.

c. Ukuran butiran maksimum tidak boleh melebihi ⅕ kali jarak terkecil antara

sisi cetakan.

Ketentuan penggunaan agregat kasar untuk beton harus memenuhi syarat

antara lain, menurut PB 1971 :

1. Agregat kasar untuk beton dapat berupa kerikil sebagaihasil desintegrasi

alami bebatuan atau berupa batu becah yang diperoleh dari mesin pemecah

15
batu. Pada umunya yang dimaksud agregat kasar yaitu agregat yang memiliki

besar butiran lebih dari 5 mm.

2. Agregat harus terdiri dari butiran yang keras dan tidak berpori. Agregat kasar

yang mengandung butiran pipih, hanya dapat digunakan apabila jumlah

butiran pipih tersebut tidak melebihi 20% dari berat agregat keseluruhan.

Butiran agregat kasar harus bersifat kekal, yang artinya tidak pecah atau

hancur oleh pengaruh cuaca seperti terik seinar matahari dan hujan.

3. Tidak boleh ada kandungan lumpur lebih dari 1% (ditentukan terhadapberat

kering). Lumpur adalah fraksi yang lolos saringan 0,063 mm. Jika terdapat

lebih dari 1% lumpur maka maka harus dibersihkan sebelum digunakan.

4. Bahan kimia reaktif alkali tidak boleh terkandung dalam agregat.

5. Kekerasan butiran agregat kasar ditentukan dengan bejana penguji rudeloff

dengan beban uji 20t, yang dimana harus memenuhi persyaratan berikut :

 Tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 9,5-19 mm lebih dari 24%

berat.

 Tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 19-30 mm lebih dari 22%

berat.

Atau dengan mesin pengaus los angelest dimana tidak boleh ada

penurunan berat lebih dari 50%.

6. Agragat kasar harus terdiri dari butiran dengan ukuran bervariasi dan harus

memenuhi kriteria berikut ketika disaring melalui pengaturan saringan yang

telah di tentukan :

 Bahan yang tertinggal di saringan 31,5mm, harus 0% beratnya.

16
 Berat residu di saringan 4mm, harus berkisar 90% dan 98% berat.

Perbedaan maksimum 60% dan minimum 10%berat dalam residu

kumulatif antara dua saringan.

7. ukuran butiran agregat maksimum tidak diperkenankan melebihi ⅕ jarak

terkecil antara bidang samping dari cetakan, ⅓ dari tebal plat atau ᵌ/₄ dari

jarak bersih minimum antara tulangan dan balok. Penyimpangan dari batasan

ini diperbolehkan jika supervisor ahli setuju. Beton dicor sedemikian rupa

sehingga tidak ada sarang kerikil yang terbentuk.

Tabel 2.3. Gradasi Kerikil

Persen bahan butiran lolos ayakan


Lubang Ayakan (mm)  
  berat butiran maksimum
 
  40mm 20mm
40 95-100 100
20 30-70 95-100
10 10-35 25-55
4,8 0-5 0-10
Sumber : KardiyonoTjoktodimulyo, 2007

G . Kuat Tekan Beton

Secara umum, kuat tekan beton adalah hal yang paling penting. Hal ini

dikarenakan banyak kualitas fisik utama beton, termasuk kuat geser, modulus

elastisitas, kuat tarik belah, syarat kedap air, dan persyaratan daya tahan, dapat

dihitung dari berbagai kuat tekan beton. Tergantung pada jenis campuran, sifat

agregat, dan kualitas perawatannya kuat tekan beton dapat mencapai 1000kg/cm²

atau bahkan lebih. Kuat tekan beton dapat mencapai 200 kg/cm²sampai 500kg/cm²

adalah yang paling umum digunakan. Nilai kuat beton dihasilkan dengan

17
menggunakan prosedur pengujian standar pada mesin uji denganmenerapkan

beban tekan multilayer pada kecepatan beban tertentu pada sebuah kubus dengan

dimensi lebar tinggi 15cm dan lebar 15cm. Langkah selanjutnya benda uji di tekan

dengan mesin tekan hingga retak. Beban tekan uji merupakan nilai kuat tekan

beton yang diukur dalam satuan Mpa atau kg/cm².

Tata cara pengujian yang umumnya dipakai adalah standar ASTM C 39.

Rumus yang yang di gunakan pada perhitungan kuat tekan beton sebagai berikut :

f ´ c= P/A...........................................................................................(1)

Keterangan :

f ’c = kuat tekan beton (Mpa)

P = beban maksimum (N)

A = luas penampang benda uji (mm²)

Kuat tekan beton dipengaruhi oleh beberapa elemen, antara lain:

1. Faktor air semen

Rasio antara berat air dan berat semen portland dalam campuran mortar

digunakan untuk menghitung jumlah air dalam mortar. Ini juga dikenal

sebegai faktor air semen atau air semen dalam aturan beton indonesia PBI-

1971. Sedangkan pada peraturan pengganti dekenal dengan istilah water

cemen ratio (SNI03-2847-2002). Semakin besar nilai fas semakin banyak air

yang digunakan pada campuran beton, sehingga menghasilkan campuran

beton lebih encer dengan kualitas beton yang rendah. Sebaliknya semekin

rendah nilai fas akan semakin kuat tekan beton yang dihasilkan.

18
2. Umur beton

Kuat tekan beton meningkat seiring bertambahnya usia beton. Kuat tekan

beton dietapkan pada 28 hari sebagai standar karena merupakan bahan yang

cuuptahan lama (dalam hal penggunaannya). Tabel berikut menunjukan

hubungan antara umur dan kekuatan tekan beton (PBI-1971).

Tabel 2.4.Hubungan antara umur dan kuat tekan beton


Umur (day) Kuat Tekan Beton (%)
3 40
7 65
14 88
21 95
28 100
90 120
366 135
3. Jumlan dan jenis semen

Banyak semen dalam mortar berpengaruh terhadap kuat tekan beton,

seperti yang dijelaskan dibawah ini. :

a) Jika jumlah semen terlalu sedikit atau terlalu banyak pada fase yng sama,

beton akan memiliki kuat tekan yang buruk. Ketika jumlah semen yang

digunakan kurang, jumlah air yang digunakan juga kurang. Sehingga

campuran beton sulit di peroleh dan kuat tekan beton rendah. Demikian

pula pada jumlah semen berlebih menunjukan jumlah air yang digunakan

berlebih. Menghasilkan beton dengan pori-pori besar dan kuat tekan yang

rendah.

b) Beton dengan kadar semen yang lebih tinggi memiliki kuat tekan yang

lebih tinggi pada nilai slup sama, hal ini dikarenakan pada nilai slup

19
sama, jumlah air tetap konstan, hingga penambahan semen akan

menurunkan nilai fas yang berakibat peningkatan kuat tekan beton.

4. Pekerjaan perawatan (Curing)

Tujuan dari perawatan beton adalah untuk menjaga beton dalam keadaan

tertentu setelah bekisting dibuka (demoulding of from work) sehingga

kekuatan beton yang di ingginkan dapat dicapai. Perawatan ini dapat

mencakup menjaga air agar tidak menguap dati beton, yang masih diperlukan

untuk melanjutkan proses hidrasi. Proses hidrasi akan terpengaruh jika terjadi

kekurangan atau kehilangan air, yang dapat mengakibatkan menurunan

kekuatan beton, khususnya kuat tekan beton.

Salah satu metode dibawah ini dapat digunakan untuk mencapai kondisi

perawatan yang baik:

a. Membasahi beton secara berkaa dengan air

b. Merendam beton dengan air

c. Melindungi beton dengan karung basah, film plastic, atau kertas

perawatan tanah air

d. Dengan menggunakan perawatan gabungkan membran cair untuk

mempertahankan kelembapan asli beton basah.

e. Perawatan uap untuk beton yang dihasilkan dari kondisi pabrik, seperti

pipa dan balok pracetak, dantiang atau girder pra tekan. Uap ini memiliki

suhu sekitar 150ºF

Selain faktor kekuatan, cuaca, rasio permukaan terbuka per volume, dan

kondisi terbuka, semen dapat mempengaruhi lamanya perawatan. Karena proses

20
perawatan dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas beton. Semakin lama waktu

yang dibutuhkan, semakin baik beton tersebut. Sehari setelah pengecoran sangat

penting untuk periode setelahnya. Oleh karena itu, diperlukan treatment dengan

air agar meningkatkan kualitas beton. Baik dari segi kekuatan maupun kedap air

semakin kuat beton yang dihasilkan.

H . Faktor Air Semen (FAS)

Faktor air semen (FAS) merupakan indikator penting dalam perencanaan

campuran beton karena merupkan rasio jimlah air dengan jumlah semen dalam

campuran. Dapat dikatakan,

FAS [kg/l]= berat air (kg/mᵌ)

Jumlah semen (l/mᵌ)

Fungsi FAS, yaitu :

1. Untuk memungkinkan terjadinya reaksi kimia yang menghasilkan ikatan

dan pengerasan.

2. Memudahan pengerjaan beton.

Meningkatan jumlah air dalam beton akan membuatnya lebih mudah untuk di

kerjakan dan dipadatkan, tetapi juga akan melemahkannya, menciptakan segregasi

dan bleding yang biasanya per partikel.

21
BAB III
METODE PENELITIAN

A . Lokasi Penelitian

Lokasi tempat dilaksanakan penelitian berada di Laboratorium Teknik

Sipil Universitas Sintuwu Maroso. Penelitian yang di lakukanialah membuat

sampel beton dari bahan limbah semen sebagai bahan ganti pasir, dengan

komposisi pembuatan 100%, 70% dan 50% limbah semen dari total jumlah pasir

tang digunakan. Pengujian kuat tekan dilakukan padaumur 7, 21 dan 28. Pada

penelitian ini di lakukan berbagai macam pengujian benda uji dengan data-data

yang telah di siapkan.

B . Metode Pengumpulan Data

Data yang diperlukan guna menunjang penelitian ini yaitu data hasil

pengujian laboratorium dan pengujian langsung. Metodepenelitian yang dilakukan

juga menggunakan Standar Nasional Indonesia (SNI) besagai berikut

a. SNI 15-2049-2004 Tentang semen portlan

b. SNI ASTM C 136:2012 tentang anaisis saringan

c. SNI 03-4804-1998 Tentang bobot isi dan dan rongga udara dalam agregat.

22
d. SNI 1970 : berat jenis dan penyerapan agregat halus

e. SNI 2417 : cara uji keausan agregat dengan mesin los angeles.

f. SNI 1971 : carauji kadar air total agregat dengan pengeringan.

g. SNI 03-2834-1993 : pembuatan rencana campuran beton normal.

h. SNI 1972 : 2008 uji slup beton.

i. SNI 03-1974-1990 tentang metode pengujian tekan beton.

C . Metode Penelitian

1. Bahan

Bahan-bahan berikut digunakan untuk membuat sampel beton dalam

penelitian ini:

1. Semen

Semen digunakan sebagai bahan pengikat campuran beton. Pada

penelitian ini menggunakan semen portland merek tonasa kemasan

50kg.

2. Agrwgat kasar

Agregat kasar atau batu pecah yang di gunakan berasal dari sungai

puna

3. Agregat halus A

gregat halus atau pasir yang digunakan pada penelitian ini berasal dari

sungai puna.

4. Air

Air berasal dari mushallah kampus sintuwu maroso poso.

5. Limbah semen

23
Limbah semen yang di pakai sudah di haluskan.

2. Pelaksanaan Penelitian

Berikut ini prosedur dalam melakukan penelitian:

1.persiapan bahan

Semua bahan yang di peroleh guna melaksanakan penelitian

dpersiapkan dan disimpan di Laboratorium Tknik Sipil Universitas

Sintuwu Maroso.

2. Pengujian Bahan Campur Beton

Pengujan dan pemeriksaan bahan campur beton terdiri dari :

a. Analisa saringan agrega thalus dan agregat kasar (SNI ASTM C

136:2012

b. Berat jenis dan penyerapan agregatkasar (SNI 30-1969-1990)

c. Kadar air agregat halusdan agregat kasar (SNI 03-1971-1990)

pemeriksaan ini ntuka mengukur kadar air yang didapat pada

agregat

d. Berat volume agregathalus dan agregat kasar (SNI ASRM C-29

yang bertujuan untuk menentujan berat agregat per satu volume.

e. Sebelum pencucian, kadar lumpur agregat halus (SNI ASTM C-

117) menentukan konsentrasi lumpur dalam agregat halus. Nilai

kadar lumpur yang dibutuhkan adalah 5%.

f. Kandungan bahan organis dalam pasir (SNI ASTM C-40)

digunajan untuk menentukan jumlah bahan organis dalam pasir

3. Limbah semen

24
Limbah semen yang telah membatu di hancurhan menggunakan

palu hingga ukurannya menjadi sama dengan pasir.

4. Pembuatan Rencana Campuran

Rencana campuran terdiri dari limbah semen, pasir, semen, air, dan juga

agregat sangat penting untuk memperoleh kekuatan beton yang di

inginkan.

5. Pembuatan benda uji

Tabel 3.1. Jumlah Sampel Benda Uji

Nama Jumlah Bahan Uji Kuat Tekan Jumlah


Bahan pada umur (Day)
7 21 28
beton normal 3 3 3 9
100% limbah semen 3 3 3 9
70% limbah semen 3 3 3 9
50% limbah semen 3 3 3 9
Jumlah 12 12 12 36

25
D . Bagan Alir Penelitian

START

Pengambilan Bahan

Pengujian Material

Lulus Syarat Standar


internasional indnesia

Mix Design (SNI)

Pembuatan Benda Uji Beton 36 Buah

Perawatan (curing) direndam selama 7, 21 dan 28 hari

Uji Kuat Tekan Beton Selama 7, 21 dan 28 hari

Analisis dan Pembahasan (grafik & tabel)

FINISHED

26
Gambar 3.1. Bagan Alir Pelaksanaan Penelitian

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pengujian Sifat Fisik Agregat


1. Pengujian Analisa Saringan

Standar SNI ASTM C 136:2012 diterapkan dalam pengujian ini. Tujuan

dari pengujian ini untuk mengetahui berapa banyak presentase butiran pada

agregat halus ataupun agregat kasar. Hasil dari pengujian analisa saringan

ditampilkan pada tabel 4.1 dan 4.2.

Tabel 4.1 Hasil Pengujian Analisan Saringan Agregat Halus Sungai Puna
Spesifikasi
Saringan Bukaan Berat Berat % % Gradasi No.
Nomor (mm) Tertahan Kumulatif Tertahan Lolos 1
(gram) (gram) Min Max
3/8" 9,6 46,9 46,9 4,65 95,35 100 100
4 4,75 46,1 93 9,22 90,78 90 100
10 2,36 133,9 226,9 22,49 77,51 60 95
16 1,2 187 413,9 41,02 58,98 30 70
40 0,6 248 661,9 65,61 34,39 15 34
50 0,3 241 902,9 89,49 10,51 5 20
100 0,15 86 988,9 98,02 1,98 0 10
200 0,075 20 1008,9 100,00 0,00    
(sumber : hasil perhitungan)

Dari Tabel 4.1 didapat hasil :

1 . Nilai analisa saringan terdapat pada spesifikasi gradasi

27
Tabel 4.2 Hasil Pengujian Analisan Saringan Agregat Halus Limbah Semen

Berat Berat Spesifikasi


Saringan Bukaan % % Gradasi No. 1
Nomor (mm) Tertahan Kumulatif Tertahan Lolos
(gram) (gram) Min Max
3/8" 9,6 0 0 0,00 100,00 100 100
4 4,75 186 186 10,10 89,90 90 100
8 2,36 488 674 36,61 63,39 60 95
16 1,2 545 1219 66,21 33,79 30 70
30 0,6 312 1531 83,16 16,84 15 34
50 0,3 206 1737 94,35 5,65 5 20
100 0,15 19 1756 95,38 4,62 0 10
200 0,075 85 1841 100,00 0,00    
(sumber : hasil perhitungan)

Dari Tabel 4.2 didapat hasil :

1 . Nilai analisa saringan terdapat pada spesifikasi gradasi

Tabel 4.3 Hasil PengujianAnalisa Saringan Agregat Kasar Sunagi Puna.

Spesifikasi
Saringan Bukaan Berat Berat % %
Uk. Butiran
Nomor (mm) Tertahan Kumulatif Tertahan Lolos
40
(gram) (gram)
            Min Max
1 1/2" 38 0 0 0,00 100,00 95 100
3/4" 19 553,4 553,4 40,26 59,74 35 70
3/8" 9,6 797 1350,4 98,25 1,75 10 40
4 4,8 24 1374,4 100,00 0,00 0 5
(sumber : hasil perhitungan)

Dari tabel 4.3 didapat hasil :

1 Nilai saringan spesifikasi ukuran maksimum 40 mm dengan butiran seragam

28
.

2. Pengujian Berat Isi


Hasil dari pengujian dapat dilihat dari tabel 4.4dam 4.5.

Tabel 4.4 hasil pengujian Berat Isi Pasir Puna.

Lepas Padat
Pemeriksaan
1 2 1 2
Berat Mold (W1) gr 4460 4460 4460 4460
Berat Mold + Pasir Puna (W2) cm3 6004 5987 6093 6126
Berat Pasir Puna (W3 = W2 -W1) gr 1544 1527 1633 1666
Volume Mold (V) gr 912,90 912,90 912,90 912,90
Berat isi Pasir Puna W3/V gr/cm3 1,69 1,67 1,79 1,82
Berat isi rata-rata gr/cm3 1,68 1,81
(sumber : hasil perhitungan)

Dari Tabel 4.4 didapat hasil berat isi pasir puna sebesar 1,68 gr/cmᵌ dan 1,81

gr/cmᵌ

Tabel 4.5 hasil pengujian Berat Isi Limbah Semen

Lepas Padat
Pemeriksaan
1 2 1 2

Berat Mold(W1) gr 4,450 4,450 4,450 4,450

Berat Mold + Limbah Semen (W2) cm3 5592 5460 5667 5590

Berat Benda Uji (W3 = W2 -W1) gr 5587,6 5455,6 5662,6 5585,6

Volume Mold (V) gr 912,9 912,9 912,9 912,9

Berat isi Limbah Semen W3/V gr/cm3 6,1 6,0 6,2 6,1

29
Berat isi rata-rata gr/cm3 6,05 6,16

(sumber : hasil perhitungan)

Dari Tabel 4.5 didapat hasil berat isi pasir puna sebesar 6,05 gr/cmᵌ dan 6,16

gr/cmᵌ

Tabel 4.6 Hasil Pangujian Berat Isi Batu Pecah Puna.

Lepas Padat
Pemeriksaan
1   1 2
Berat Mold (W1) gr 4460 4460 4460 4460
Berat Mold + Pecah Puna (W2) cm3 5748 5729 5927 5903
Berat Pecah Puna (W3 = W2 -W1) gr 1288 1269 1467 1443
Volume Mold (V) gr 912,90 912,90 912,90 912,90
Berat isi Agregat W3/V gr/cm3 1,41 1,39 1,61 1,58
Berat isi rata-rata gr/cm3 1,40 1,59
(sumber : hasil perhitungan)

Dari tabel 4.6 didapat hasil beratisi batu pecah puna sebesar 1,40 gr/cmᵌ dan1,59

gr/cmᵌ

3. Pengujian Berat Jenis

a. Berat Jenis Pasir Puna

SNI 03-1969-2008 merupakan standar yang digunakan dalam pengujian.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui berapa berat jenis dan

penyarapannya dalam keadaan jenuh permukaan kering (Saturated Surface Dry)

(SSD). Tabel 4.5 menunjukan hasil tes.

Tabel 4.7 Hasil Pengujian Berat Jenis Pasir Puna

Nomor Percobaan   I
Berat Piknometer, W1 (gram)   181,6
Berat Piknometer + air, W2 (gram)   698
Berat Piknometer + air + Pasir Puna, W3(gram)   1002

30
Berat Pasir Puna kering, Ws (gram)   459
Berat Jenis curah   467,00
Berat Jenis jenuh kering permukaan   2,55
Berat Jenis Semu   2,96
Penyerapan (%)   8,93
(sumber : hasil perhitungan)

Dari Tabel 4.7 Didapat hasil :


1. Hasil berat jenis kering permukaan (SS) sebesar 2,55

2. Nilai penyerapan (Ss) sebesar 8,93

Tabel 4.8 Hasil Pengujian Berat Jenis Limbah Semen

Nomor Percobaan Berat


Berat Piknometer, W1 (gram) 184
Berat Piknometer + air, W2 (gram) C 704,6
Berat Piknometer + air + Limbah Semen, W3 (gram) A 961,7
Berat Limbah Semen kering, Ws (gram) B 484
Berat Jenis curah 1,993
Berat Jenis jenuh kering permukaan 2,058
Berat Jenis Semu 2,133
Penyerapan (%) 3,31%
(sumber : hasil perhitungan)

Dari Tabel 4.8 Didapat hasil :


1. Hasil berat jenis kering permukaan (SS) sebesar 2,058

2. Nilai penyerapan (Ss) sebesar 3,31%

b. Berat Jenis Agregat Kasar (Batu Pecah)

SNI 03-1969-2008 merupakan standar yang digunakan dalam pengujian.

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan angka berat jenis curah,berat jenis

kering permukaan dan berat jenis semu serta besarnyaangka penyarapan. Tabel

4.6 menunjukan hasil pengujian.

31
Tabel 4.9 Hasil Pengujian Berat Jenis Batu Pecah

Pemeriksaan Berat

Berat Batu Pecah kering permukaan (A) gr 4010


Berat Batu Pecah dalam air (B) gr 2495
Berat kering oven (C) gr 3963
Berat jenis curah   2,616
Berat jenis kering permukaan (SSD)   2,647
Berat jenis semu   2,699
Penyerapan   1,16%
(sumber : hasil perhitungan)

Dari Tabel 4.9 Didapat hasil :

1. Hasil berat jenis kering permukaan (SS) sebesar 2,55

2. Nilai penyerapan (Ss) sebesar 8,93

4. Pengujian Kadar Lumpur

Hasil pengujian kadar lumpur terdapat pada tabel 4.7 dan 4.8.

Tabel 4.10 Hasil Pengujian Kadar Lumpur Pasir Puna

Pemeriksaan Berat

Berat Pasir Puna gr 1000


Berat Talam gr 197
Berat Pasir Puna kering setelah cuci + talam gr 1197
Berat Pasir Puna kering setelah cuci gr 978,9
Berat Pasir Puna tertahan saringan 200 gr 21,1
Kadar Lumpur % 2,11

32
Kadar Lumpur Rata-rata % 2,11
(sumber : hasil perhitungan)

Dari Tabel 4.10 didapat hasil kadar lumpur sebesar 2,11%

Tabel 4.11 Hasil Pengujian Kadar Lumpur Batu Pecah

Pemeriksaan Berat

Berat Batu Pecah gr 2000


Berat Talam gr 217
Berat Batu Pecah kering setelah cuci + talam gr 2217
Berat Batu Pecah kering setelah cuci gr 1976,5
Berat Batu Pecah tertahan saringan 200 gr 12,9
Kadar Lumpur % 0,645
Kadar Lumpur Rata-rata % 0,645
(sumber : hasil perhitungan)

Dari Tabel 4.11 didapat hasil kadar lumpur sebesar 2,11%

33
5. Pengujian Abrasi

SNI 03-2417-2008 merupakan standar yang digunakan dalam pengujian

ini. Tujuan penelitian ini untuk menggunakanmesin los angeles abrasi untuk

menguji ketahanan aus agregat kasar (batu pecah puna). Tabel 4.9. menunjukan

hasil pengujian.

Tabel 4.12 Hasil Pengujian Abrasi

Jumlah Putaran
Gradasi Pemeriksaan 500
Saringan   1
Lolos Tertahan Berat Batu Pecah
76,2 mm (3") 63,5 mm (2 1/2")  
63,5 mm (2 1/2") 50,8 mm (2")  
50,8 mm (2") 37,5 mm (1 1/2")  
37,5 mm (1 1/2") 25,4 mm (1")  
25,4 mm (1") 19,0 mm (3/4") 2500
19,0 mm (3/4") 12,5 mm (1/2") 2500
12,5 mm (1/2") 9,5 mm (1/4")  
9,5 mm (1/4") 4,75 mm (No.4)  
4,75 mm (No.4) 2,36 mm (No.8)  
Jumlah berat   5000
Berat tertahan saringan No. 12 3876

     
Jumlah Berat = 5000 Gram
Berat Tertahan = 3676 Gram
Berat Lolos = 1324 Gram
 
 
26,48%
Keausan = (Berat Lolos/Jumlah Berat) x 100% =

34
     
(sumber : hasil perhitungan)

Dari Tabel 4.12 didapat hasil abrasi sebesar 26,48%

6. Pengujian Kadar Air

Tijuan penelitian ini untuk mengetahui berapa banyak air dalam agrega.
Hasil pengujian terdapat pada tabel 4.10 dan 4.11.

Tabel 4.13 Hasil Pengujian Kadar Air Pasir Puna

Pemeriksaan   1
No. Cawan   K.1 K.2
Berat Cawan (W1) gr 14 13
Berat Cawan + Pasir Puna (W2) gr 107,6 117,4
Berat Pasir Puna (W3) gr 93,6 104,4
Berat Cawan + Pasir Puna
Kering (W4) gr 105,4 114,3
Berat Benda Pasir Puna (W5) gr 91,4 101,3
Kadar Air Pasir Puna % 2,41 3,06
Kadar Air rata-rata % 2,73
(sumber : hasil perhitungan)

Dari Tabel 4.13 didapat hasil kadar air sebesar 2,73%

Tabel 4.14 Hasil Pengujian Kadar Air Limbah Semen

Pemeriksaan 1
No. Cawan   H.1 H.2
Berat Cawan (W1) gr 13 13
Berat Cawan + Limbah Semen (W2) gr 90 95
Berat Limbah Semen (W3) gr 77 82
Berat Cawan + Limbah Semen Kering (W4) gr 88 93
Berat Limbah Semen Kerng (W5) gr 75 80
Kadar Air Limbah Semen % 2,67 2,50
Kadar Air rata-rata Limbah Semen % 2,58
(sumber : hasil perhitungan)

Dari Tabel 4.14 didapat hasil kadar air sebesar 2,58%

35
Tabel 4.15 Hasil Pengujian Kadar Air Batu Pecah Puna

Pemeriksaan 1
No. Cawan   K.1 K.2
Berat Cawan (W1) gr 14 13
Berat Cawan + Batu Pecah (W2) gr 113 117
Berat Batu Pecah (W3) gr 99 104
Berat Cawan + Batu Pecah Kering (W4) gr 112 115
Berat Batu Pecah Kerng (W5) gr 98 102
Kadar Air Batu Pecah % 1,02 1,96
Kadar Air rata-rata % 1,49
(sumber : hasil perhitungan)

Dari Tabel 4.15 didapat hasil kadar air sebesar 1,49%

36
B. Pengujian Kuat Tekan

Hasil dari pengujian mix design dengan komposisi berat sama, diperoleh hasil

slump dan kuat tekan beton sebagai berikut :

Tabel 4.16 Pengujian Slump

Penurunan
Tinggi alat Nilai
No Jenis Campuran Beton tinggi beton
Slimp (cm) Slump (cm)
segar (cm)
1 Beton Normal 30 4,6 25,4
100% Pasir Limbah
2 30 3,7 26,3
Semen
70% Pasir Limbah
3 30 3,7 26,3
Semen
50% Pasir Limbah
4 30 3,7 26,3
Semen
(sumber : hasil perhitungan)

Pengujian kuat tekan beton dilaksanakan di umur 7, 21 dan 28 hari karena

di umur ini betom mengalami peningkatan dan penurunan. Hubungna antara kuat

tekan beton normal dengan variasi penambahan limbah semen terdapat pada tabel

berikut.

Tabel 4.17 pemeriksaan Pengujian Kuat Tekan Beton Normal Umur 3 hari.

Massa Luas Beban Kuat


Umur
No Benda Uji Bidang Maksimum Tekan
(Day)
(kg) (cm²) (KN) (kg/cm²)
1 3 7,72 225 255,2 115,66
(sumber : hasil perhitungan)

37
Tabel 4.18 pemeriksaan Pengujian Kuat Tekan Beton Menggunakan Limbah
Semen 100% Umur 7, 21 dan 28 hari.

Massa Luas Beban Kuat


Umur
No Benda Uji Bidang Maksimum Tekan
(Day)
(kg) (cm²) (KN) (kg/cm²)
1 7 7,38 225 218,7 99,11
2 21 7,75 225 250,2 113,39
3 28 7,77 225 273,3 123,86
(sumber : hasil perhitungan)

Tabel 4.19 pemeriksaan Pengujian Kuat Tekan Beton Menggunakan Limbah


Semen 70% Umur 7, 21 dan 28 hari.

Massa Luas Beban Kuat


Umur
No Benda Uji Bidang Maksimum Tekan
(Day)
(kg) (cm²) (KN) (kg/cm²)
1 7 7,85 225 290,3 131,56
2 21 7,93 225 296,6 134,42
3 28 8,13 225 376,8 170,77
(sumber : hasil perhitungan)

Tabel 4.20 pemeriksaan Pengujian Kuat Tekan Beton Menggunakan Limbah


Semen 50% Umur 7, 21 dan 28 hari

Massa Luas Beban Kuat


Umur
No Benda Uji Bidang Maksimum Tekan
(Day)
(kg) (cm²) (KN) (kg/cm²)
1 7 7,54 225 294,8 133,60
2 21 7,85 225 323 146,38
3 28 7,87 225 426,9 193,47
(sumber : hasil perhitungan)

Hasil pengujian kuat tekan beton normal dan beton limbah semen 50%

ditambah 50% pasir yang mencapai K-250, sehingga penggunaan limbahsemen

sebagai agregat halus perlu ditambahkan pasir lagi sebagai bahan pengikat.

38
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Berdasarkan hasil pengujian kuat tekan beton yang dilakukan pada umur 7,

21 dan 28 hari, hasil dari penggunaan limbah semen sebagai bahan

pengganti agregat halus, menunjukan hasil kuat tekan yang beragam.

Penambahan dalam penggunaan limbah semen sebagai pengganti agregat

halus sangat berpengaruh terhadap kuat tekan karena, semakin tinggi

penggunaan limbah semen maka semakin rendah kuat tekan yang di

hasilkan.

2. Hasil pengujian menggunakan 100% limbah semen sebagai agregat halus

terhadap kuat tekan beton sebesar 99,11, 113,39 dan 123,86 (umur 7, 21 dan

28 hari). Varian 70% limbah semen sebagai agregat halus dan di tambah 30%

pasir puna terhadap kuat tekan sebesar 131,56, 134,42 dan 170,77 (umur 7,

21 dan 28 hari). Varian 50% limbah semen sebagai agregat halus dan di

tambah 50% pasir puna terhadapkuat tekan sebesar 133,60, 146,38 dan

193,47 (umur 7, 21 dan 28 hari).

B. Saran

1. Ketelitian dalam penelitian sangat di perlukan mulai dari persiapan bahan,

pembuatan, sampai dengan pengujian

39
2. Perlu dilakukan penelitian lebih mendalam untuk mengetahui penyebab

utama terjadinya perubahan pada nilaikuat tekan.

DAFTAR PUSTAKA

Tjokodimuldjo, K, 1995. Bahan Bangunan, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik

Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Tjokodimuldjo, K, 1996. Bahan Bangunan, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik

Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Penuntun Praktikum, Bahan dan Beton.

Julianti, Andhini Ikha, 2018. Analisis kuat tekan beton menggunakan abu

tempurung kelapa sebagai bahan tambah

Basuki, Achmad,ST., MT, 2017 Bahan Tambah Pada Campuran Beton

Nawi, E.G., 1990. Beton Bertulang Satu Pendekatan Dasar, Terjemahan

Bambang Suryoamojo, Eresco, Bandung

Anonim. SNI 03-283-2000 Tata Cara Pembuaran Rencana Campuran Baton

Normal. Badan Standarisasi Nasional.

40
LAMPIRAN

LABORATORIUM TEKNIK FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SINTUWU MAROSO

Alamat : Jalan Pulau Timor No. 1 Poso Sulawesi Tengah

Pekerjaan : Pengujian Material Dikerjakan : Yustika Eka Putri

Lokasi : LAB. Teknik Unsimar

ANALISA SARINGAN AGREGAT HALUS (pasir puna)

Berat kering
contoh
: 1008,9 Gram

Spesifikasi
Saringa % Gradasi No.
Bukaa Berat Berat %
n Tertaha 1
n (mm) Tertahan Kumulati Lolos
Nomor n
(gram) f (gram) Min Max
3/8" 9,6 46,9 46,9 4,65 95,35 100 100
4 4,75 46,1 93 9,22 90,78 90 100
10 2,36 133,9 226,9 22,49 77,51 60 95
16 1,2 187 413,9 41,02 58,98 30 70
40 0,6 248 661,9 65,61 34,39 15 34
50 0,3 241 902,9 89,49 10,51 5 20
100 0,15 86 988,9 98,02 1,98 0 10
200 0,075 20 1008,9 100,00 0,00    

Grafik Gradasi
120.00
100.00
80.00
Agregat Kasar
% Lolos

60.00 Batas Min


40.00 Batas Max
20.00
0.00
1 10 100
Diameter Bukaan (mm)

1
LABORATORIUM TEKNIK FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SINTUWU MAROSO

Alamat : Jalan Pulau Timor No. 1 Poso Sulawesi Tengah

Pekerjaan : Pengujian Material Dikerjakan : Yustika Eka Putri

Lokasi : LAB. Teknik Unsimar

ANALISA SARINGAN AGREGAT HALUS (limbah semen)

Berat kering
contoh : 1841 Gram
Saringa Berat Berat % Spesifikasi
Bukaa % Gradasi No. 1
n Tertaha Kumulati Tertaha
n (mm) Lolos
Nomor n (gram) f (gram) n Min Max
100,0
3/8" 9,6 0 0 0,00 0 100 100
4 4,75 186 186 10,10 89,90 90 100
8 2,36 488 674 36,61 63,39 60 95
16 1,2 545 1219 66,21 33,79 30 70
30 0,6 312 1531 83,16 16,84 15 34
50 0,3 206 1737 94,35 5,65 5 20
100 0,15 19 1756 95,38 4,62 0 10
200 0,075 85 1841 100,00 0,00    

Chart Title
120.00

100.00

80.00
Agregat Halus
% Lolos

60.00 Batas Min


Batas Max
40.00

20.00

0.00
0.01 0.1 1 10

Diameter Bukaan (mm)

2
LABORATORIUM TEKNIK FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SINTUWU MAROSO

Alamat : Jalan Pulau Timor No. 1 Poso Sulawesi Tengah

Pekerjaan : Pengujian Material Dikerjakan : Yustika Eka Putri

Lokasi : LAB. Teknik Unsimar

ANALISA SARINGAN BATU PECAH

Berat kering
contoh : 1374,4 gram

Saringa Bukaa Berat Berat %


% Spesifikasi Uk.
n n Tertahan Kumulatif Tertaha
Lolos Butiran 40
Nomor (mm) (gram) (gram) n
            Min Max
1 1/2" 38 0 0 0,00 100,00 95 100
3/4" 19 553,4 553,4 40,26 59,74 35 70
3/8" 9,6 797 1350,4 98,25 1,75 10 40
4 4,8 24 1374,4 100,00 0,00 0 5

Grafik Gradasi
120.00

100.00

80.00
Agregat Kasar
% Lolos

60.00 Batas Min


40.00 Batas Max

20.00

0.00
1 10 100

Diameter Bukaan (mm)

3
LABORATORIUM TEKNIK FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SINTUWU MAROSO

Alamat : Jalan Pulau Timor No. 1 Poso Sulawesi Tengah

Pekerjaan : Pengujian Material Dikerjakan : Yustika Eka Putri

Lokasi : LAB. Teknik Unsimar

ANALISA SARINGAN GABUNGAN BETON NORMAL

Spesifikasi
Pasir Kerikil Gabungan pasir dan kerikil Maks. 40
Saringan Bukaa % % 38% 62% %
No. n (mm) Lolos Lolos Pasir Kerikil Gabungan Min Max
1 1/2" 38 100,00 100,00 38,00 60,00 98,00 100 100
3/4" 19 100,00 59,67 38,00 35,80 73,80 75 95
3/8" 9,6 95,43 11,00 36,26 6,60 42,86 40 60
4 4,8 90,91 0,00 34,55 0,00 34,55 30 45
8 2,4 77,75 0,00 29,55 0,00 29,55 20 33
16 1,2 59,16 0,00 22,48 0,00 22,48 16 26
30 0,6 34,51 0,00 13,11 0,00 13,11 12 19
50 0,3 10,85 0,00 4,12 0,00 4,12 4 8
100 0,15 2,07 0,00 0,79 0,00 0,79 0 1
200 0,08 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00    

Grafik Gradasi
120.00
100.00
80.00 Agregat Kasar
% Lolos

60.00 Batas Min


40.00 Batas Max
20.00
0.00
0.01 0.1 1 10 100
Diameter Bukaan (mm)

4
LABORATORIUM TEKNIK FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SINTUWU MAROSO

Alamat : Jalan Pulau Timor No. 1 Poso Sulawesi Tengah

Pekerjaan : Pengujian Material Dikerjakan : Yustika Eka Putri

Lokasi : LAB. Teknik Unsimar

ANALISA SARINGAN GABUNGAN BETON LIMBAH SEMEN

Gabungan pasir dan kerikil Spesifikasi


Saringa
Bukaan Pasir Kerikil %
n 38%
(mm) %Lolos %Lolos 62%kerikil Gabunga
Nomor pasir
n Min Max
1 1/2" 38,00 100,00 100,00 47,00 53,00 100,00 100 100
3/4 19,00 100,00 59,67 47,00 31,62 78,62 75 95
3/8 9,60 100,00 11,00 47,00 5,83 52,83 40 60
4 4,80 89,90 0,00 42,25 0,00 42,25 30 45
8 2,36 63,39 0,00 29,79 0,00 29,79 20 33
16 1,20 33,79 0,00 15,88 0,00 15,88 16 26
30 0,60 16,84 0,00 7,91 0,00 7,91 12 19
50 0,30 5,65 0,00 2,66 0,00 2,66 4 8
100 0,15 4,62 0,00 2,17 0,00 2,17 0 1
200 0,08 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00    

Grafik Gradasi
120.00
100.00
80.00
Agregat Kasar
% Lolos

60.00 Batas Min


Batas Max
40.00
20.00
0.00
0.01 0.10 1.00 10.00 100.00
Diameter Bukaan (mm)

5
LABORATORIUM TEKNIK FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SINTUWU MAROSO

Alamat : Jalan Pulau Timor No. 1 Poso Sulawesi Tengah

Pekerjaan : Pengujian Material Dikerjakan : Yustika Eka Putri

Lokasi : LAB. Teknik Unsimar

BERAT JENIS PASIR PUNA

Nomor Percobaan   I
Berat Piknometer, W1 (gram)   181,6
Berat Piknometer + air, W2 (gram)   698
Berat Piknometer + air + tanah, W3 (gram)   1002
Berat agregat kering, Ws (gram)   459
Berat Jenis curah   467,00
Berat Jenis jenuh kering permukaan   2,55
Berat Jenis Semu   2,96
Penyerapan (%)   8,93

BERAT JENIS LIMBAH SEMEN

Nomor Percobaan Berat


Berat Piknometer, W1 (gram) 184
Berat Piknometer + air, W2 (gram) C 704,6
Berat Piknometer + air + tanah, W3 (gram) A 961,7
Berat agregat kering, Ws (gram) B 484
Berat Jenis curah 1,993
Berat Jenis jenuh kering permukaan 2,058
Berat Jenis Semu 2,133
Penyerapan (%) 3,31%

LABORATORIUM TEKNIK FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SINTUWU MAROSO

6
Alamat : Jalan Pulau Timor No. 1 Poso Sulawesi Tengah

Pekerjaan : Pengujian Material Dikerjakan : Yustika Eka Putri

Lokasi : LAB. Teknik Unsimar

BERAT JENIS LIMBAH SEMEN

Pemeriksaan Berat

Berat agregat kering permukaan (A) gr 4010


Berat agregat dalam air (B) gr 2495
Berat kering oven (C) gr 3963
Berat jenis curah   2,616
Berat jenis kering permukaan (SSD)   2,647
Berat jenis semu   2,699
Penyerapan   1,16%

LABORATORIUM TEKNIK FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SINTUWU MAROSO

7
Alamat : Jalan Pulau Timor No. 1 Poso Sulawesi Tengah

Pekerjaan : Pengujian Material Dikerjakan : Yustika Eka Putri

Lokasi : LAB. Teknik Unsimar

BERAT ISI PASIR PUNA

Lepas Padat
Pemeriksaan
1 2 1 2
Berat Mold (W1) gr 4460 4460 4460 4460
Berat Mold +
Benda Uji (W2) cm3 6004 5987 6093 6126
(W3 = W2 -
Berat Benda Uji W1) gr 1544 1527 1633 1666
Volume Mold (V) gr 912,90 912,90 912,90 912,90
W3/V
Berat isi Agregat gr/cm3 1,69 1,67 1,79 1,82
Berat isi rata-rata gr/cm3 1,68 1,81

Lepas Padat
Pemeriksaan
1 2 1 2
Berat Mold (W1) gr 4,450 4,450 4,450 4,450
Berat Mold +
Benda Uji (W2) cm3 5592 5460 5667 5590
(W3 = W2 -
Berat Benda Uji W1) gr 5587,6 5455,6 5662,6 5585,6
Volume Mold (V) gr 912,9 912,9 912,9 912,9
Berat isi Agregat W3/V gr/cm3 6,1 6,0 6,2 6,1
Berat isi rata-rata gr/cm3 6,05 6,16

BERAT ISI LIMBAH SEMEN

LABORATORIUM TEKNIK FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SINTUWU MAROSO

Alamat : Jalan Pulau Timor No. 1 Poso Sulawesi Tengah

8
Pekerjaan : Pengujian Material Dikerjakan : Yustika Eka Putri

Lokasi : LAB. Teknik Unsimar

BERAT ISI BATU PECAH

Lepas Padat
Pemeriksaan
1   1 2
Berat Mold (W1) gr 4460 4460 4460 4460
Berat Mold +
Benda Uji (W2) cm3 5748 5729 5927 5903
(W3 = W2 -
Berat Benda Uji W1) gr 1288 1269 1467 1443
Volume Mold (V) gr 912,90 912,90 912,90 912,90
Berat isi Agregat W3/V gr/cm3 1,41 1,39 1,61 1,58
Berat isi rata-rata gr/cm3 1,40 1,59

LABORATORIUM TEKNIK FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SINTUWU MAROSO

Alamat : Jalan Pulau Timor No. 1 Poso Sulawesi Tengah

9
Pekerjaan : Pengujian Material Dikerjakan : Yustika Eka Putri

Lokasi : LAB. Teknik Unsimar

KADAR LUMPUR PASIR PUNA

Pemeriksaan Berat

g
Berat Benda Uji r 1000
g
Berat Talam r 197
g
Berat benda uji kering setelah cuci + talam r 1197
g
Berat benda uji kering setelah cuci r 978,9
g
Berat benda uji tertahan saringan 200 r 21,1
Kadar Lumpur % 2,11
Kadar Lumpur Rata-rata % 2,11

KADAR LUMPUR BATU PECAH

Pemeriksaan Berat

Berat Benda Uji gr 2000


Berat Talam gr 217
Berat benda uji kering setelah cuci + talam gr 2217
Berat benda uji kering setelah cuci gr 1976,5
Berat benda uji tertahan saringan 200 gr 12,9
Kadar Lumpur % 0,645
Kadar Lumpur Rata-rata % 0,645

LABORATORIUM TEKNIK FAKULTAS TEKNIK

10
UNIVERSITAS SINTUWU MAROSO

Alamat : Jalan Pulau Timor No. 1 Poso Sulawesi Tengah

Pekerjaan : Pengujian Material Dikerjakan : Yustika Eka Putri

Lokasi : LAB. Teknik Unsimar

KADAR LUMPUR PASIR PUNA

Gradasi Pemeriksaan Jumlah Putaran 500


Saringan   1
Lolos Tertahan Berat Batu Pecah

76,2 mm (3") 63,5 mm (2 1/2")    


63,5 mm (2 1/2") 50,8 mm (2")    
50,8 mm (2") 37,5 mm (1 1/2")    
37,5 mm (1 1/2") 25,4 mm (1")    
25,4 mm (1") 19,0 mm (3/4") 2500  
19,0 mm (3/4") 12,5 mm (1/2") 2500  
12,5 mm (1/2") 9,5 mm (1/4")    
9,5 mm (1/4") 4,75 mm (No.4)    
4,75 mm (No.4) 2,36 mm (No.8)    
Jumlah berat   5000  
Berat tertahan saringan
No. 12   3876  

Jumlah Berat
= 5000 gram  
Berat Tertahan
= 3676 gram  
Berat Lolos
= 1324 gram  
   
Keausan = (Berat Lolos/Jumlah Berat) x 100%
= 26,48 %

LABORATORIUM TEKNIK FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SINTUWU MAROSO

11
Alamat : Jalan Pulau Timor No. 1 Poso Sulawesi Tengah

Pekerjaan : Pengujian Material Dikerjakan : Yustika Eka Putri

Lokasi : LAB. Teknik Unsimar

KADAR AIR PASIR

Pemeriksaan   1
No. Cawan   K.1 K.2
Berat Cawan (W1) gr 14 13
Berat Cawan + Benda Uji (W2) gr 107,6 117,4
Berat Benda Uji (W3) gr 93,6 104,4
Berat Cawan + Benda Uji
Kering (W4) gr 105,4 114,3
Berat Benda Uji Kering (W5) gr 91,4 101,3
Kadar Air Agregat % 2,41 3,06
Kadar Air rata-rata agregat % 2,73

KADAR AIR LIMBAH SEMEN

Pemeriksaan 1
No. Cawan   H.1 H.2
Berat Cawan (W1) gr 13 13
Berat Cawan + Benda Uji (W2) gr 90 95
Berat Benda Uji (W3) gr 77 82
Berat Cawan + Benda Uji Kering (W4) gr 88 93
Berat Benda Uji Kerng (W5) gr 75 80
Kadar Air Agregat % 2,67 2,50
Kadar Air rata-rata agregat % 2,58

LABORATORIUM TEKNIK FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SINTUWU MAROSO

12
Alamat : Jalan Pulau Timor No. 1 Poso Sulawesi Tengah

Pekerjaan : Pengujian Material Dikerjakan : Yustika Eka Putri

Lokasi : LAB. Teknik Unsimar

KADAR AIR BATU PECAH

Pemeriksaan 1
No. Cawan   K.1 K.2
Berat Cawan (W1) gr 14 13
Berat Cawan + Benda Uji (W2) gr 113 117
Berat Benda Uji (W3) gr 99 104
Berat Cawan + Benda Uji Kering (W4) gr 112 115
Berat Benda Uji Kerng (W5) gr 98 102
Kadar Air Agregat % 1,02 1,96
Kadar Air rata-rata agregat % 1,49

LABORATORIUM TEKNIK FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SINTUWU MAROSO

13
Alamat : Jalan Pulau Timor No. 1 Poso Sulawesi Tengah

Pekerjaan : Pengujian Material Dikerjakan : Yustika Eka Putri

Lokasi : LAB. Teknik Unsimar

MIX DESIGN BETON NORMAN

Referensi
No. Uraian Nilai Satuan
Perhitungan
1 Kuat Tekan yang disyaratkan Ditetapkan 20,75 MPa
2 Devisiasi Standar Tabel 1 7 MPa
3 Nilai Tambah (Margin) 1,64 x 7 11,48 MPa
Kekuatan Rata-rata yang
4 1+3 32,23 MPa
ditargetkan
Semen
5 Jenis Semen Ditetapkan Tipe I
Portland
6 Jenis Agregat Kasar Ditetapkan Batu Pecah  
  Jenis Agregat Halus Ditetapkan Alami  
Tabel 2, Grafik 1
7 Faktor Air Semen Bebas 0,48  
atau 2
8 Faktor Air Semen Maksimum Ditetapkan 0,6  
9 Slump Ditetapkan 30 - 60 mm
10 Ukuran Agregat Maksimum Ditetapkan 40 mm
11 Kadar Air Bebas Tabel 3 190 Kg/m³
12 Kadar Semen 11 : 8 atau 7 395,83 Kg/m³
13 Kadar Semen Maksimum Ditetapkan 395,83 Kg/m³
14 Kadar Semen Minimum Ditetapkan 275 Kg/m³
Faktor Air Semen yang
15 - -  
disesuaikan
Susunan Besar Butir Agregat
16 Grafik 3 s/d 6 Gradasi No. 1  
Halus
Tabel 7,8,9 atau
Susunan Besar Butir Agregat
17 Tabel 7 Grafik -  
Kasar atau gabungan
10,11,12
Grafik 13 s/d 15 atau
18 Persen Agregat Halus 38 %
Perhitungan
Berat Jenis Relatif (Kering
19 Diketahui/dianggap 2,612  
Permukaan)
20 Berat Isi Beton Grafik 16 2280 Kg/m³
21 Kadar Agregat Gabungan 20 (12 -11) 2074,17 Kg
22 Kadar Agregat Halus 18 x 21 788,18 Kg
23 Kadar Agregat Kasar 21 - 22 1285,98 Kg
LABORATORIUM TEKNIK FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SINTUWU MAROSO

14
Alamat : Jalan Pulau Timor No. 1 Poso Sulawesi Tengah

Pekerjaan : Pengujian Material Dikerjakan : Yustika Eka Putri

Lokasi : LAB. Teknik Unsimar

Berat Jenis Kadar Air


Kasar Kasar 1,49
Berat Jenis Kering Permukaan 2,65 Halus 2,73
Penyerapan 1,16
 
Berat Jenis Kering Permukaan 2,55
Penyerapan 8,93

Banyaknya Bahan Seme Air Agregat Halus Agregat Kasar


(teoritis) n (Kg) (Kg) (Kg) (Kg)
190,0
Tiap m³ beton 395,83 788,18 1285,98
0
Rasio 1,00 0,48 1,99 3,25

Proporsi Campuran Seme Air Agregat Halus Agregat Kasar


Koreksi n (Kg) (Kg) (Kg) (Kg)
Nilai Koreksi     48,87 4,24
Tiap m³ beton 145,3
395,83 837,051 1281,740
Terkoreksi 8
Rasio 1,00 0,37 2,115 3,238
Tiap sampel beton
1,34 0,49 2,83 4,33
(Kubus)

LABORATORIUM TEKNIK FAKULTAS TEKNIK

15
UNIVERSITAS SINTUWU MAROSO

Alamat : Jalan Pulau Timor No. 1 Poso Sulawesi Tengah

Pekerjaan : Pengujian Material Dikerjakan : Yustika Eka Putri

Lokasi : LAB. Teknik Unsimar

MIX DESIGN BETON LIMBAH SEMEN

No. Uraian Referensi Perhitungan Nilai Satuan

1 Kuat Tekan yang disyaratkan Ditetapkan 20,75 MPa


2 Devisiasi Standar Tabel 1 7 MPa
3 Nilai Tambah (Margin) 1,64 x 7 11,48 MPa
Kekuatan Rata-rata yang
4 1+3 32,23 MPa
ditargetkan
Semen
5 Jenis Semen Ditetapkan Tipe I
Portland
6 Jenis Agregat Kasar Ditetapkan Batu karang  
  Jenis Agregat Halus Ditetapkan Pasir puna  
7 Faktor Air Semen Bebas Tabel 2, Grafik 1 atau 2 0,48  
8 Faktor Air Semen Maksimum Ditetapkan 0,6  
9 Slump Ditetapkan 30 - 60 mm
10 Ukuran Agregat Maksimum Ditetapkan 40 mm
11 Kadar Air Bebas Tabel 3 190 Kg/m³
12 Kadar Semen 11 : 8 atau 7 395,83 Kg/m³
13 Kadar Semen Maksimum Ditetapkan 339,29 Kg/m³
14 Kadar Semen Minimum Ditetapkan 275 Kg/m³
Faktor Air Semen yang
15 - -  
disesuaikan
Susunan Besar Butir Agregat Gradasi No.
16 Grafik 3 s/d 6  
Halus 1
Susunan Besar Butir Agregat Tabel 7,8,9 atau Tabel 7
17 -  
Kasar atau gabungan Grafik 10,11,12
Grafik 13 s/d 15 atau
18 Persen Agregat Halus 38 %
Perhitungan
Berat Jenis Relatif (Kering
19 Diketahui/dianggap 2,426  
Permukaan)
20 Berat Isi Beton Grafik 16 2280 Kg/m³
21 Kadar Agregat Gabungan 20 (12 +11) 1694,17 Kg
22 Kadar Agregat Halus 18 x 21 643,78 Kg
23 Kadar Agregat Kasar 21 - 22 1050,38 Kg

LABORATORIUM TEKNIK FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SINTUWU MAROSO

16
Alamat : Jalan Pulau Timor No. 1 Poso Sulawesi Tengah

Pekerjaan : Pengujian Material Dikerjakan : Yustika Eka Putri

Lokasi : LAB. Teknik Unsimar

Berat Jenis Kadar Air


Kasa
Kasar 1,49
r
Halu
Berat Jenis Kering Permukaan 2,65 2,58
s
Penyerapan 1,16
Halus
Berat Jenis Kering Permukaan 2,06
Penyerapan 3,31

Agregat
Semen Air Agregat
Banyaknya Bahan (teoritis) Kasar
(Kg) (Kg) Halus (Kg)
(Kg)
Tiap m³ beton 395,83 190,00 643,78 1050,38
Rasio 1,00 0,48 1,63 2,65

Agregat
Proporsi Campuran Semen Air Agregat
Kasar
Koreksi (Kg) (Kg) Halus (Kg)
(Kg)
Nilai Koreksi     4,70 3,47
Tiap m³ beton Terkoreksi 395,83 188,77 648,483 1046,917
Rasio 1,00 0,48 1,638 2,645
Tiap sampel beton (silinder) 1,34 0,64 2,19 3,53

LABORATORIUM TEKNIK FAKULTAS TEKNIK

17
UNIVERSITAS SINTUWU MAROSO

Alamat : Jalan Pulau Timor No. 1 Poso Sulawesi Tengah

Pekerjaan : Pengujian Material Dikerjakan : Yustika Eka Putri

Lokasi : LAB. Teknik Unsimar

SLUMP

Penurunan
Jenis Campuran Tinggi alat Nilai Slump
No tinggi beton
Beton Slimp (cm (cm)
segar (cm)
1 Beton Normal 30 4,6 25,4
100% Pasir Limbah
2 30 3,7 26,3
Semen
70% Pasir Limbah
3 30 3,7 26,3
Semen
50% Pasir Limbah
4 30 3,7 26,3
Semen

LABORATORIUM TEKNIK FAKULTAS TEKNIK

18
UNIVERSITAS SINTUWU MAROSO

Alamat : Jalan Pulau Timor No. 1 Poso Sulawesi Tengah

Pekerjaan : Pengujian Material Dikerjakan : Yustika Eka Putri

Lokasi : LAB. Teknik Unsimar

KUAT TEKAN BETON NORMAL

Massa Luas Beban Kuat


Umur
No Benda Uji Bidang Maksimum Tekan
(Hari)
(kg) (cm²) (KN) (kg/cm²)
1 3 7,72 225 255,2 115,66
(sumber : hasil perhitungan)

KUAT TEKAN BETON LIMBAH SEMEN 100%

Massa Luas Beban Kuat


Umur
No Benda Uji Bidang Maksimum Tekan
(Hari)
(kg) (cm²) (KN) (kg/cm²)
1 7 7,38 225 218,7 99,11
2 21 7,75 225 250,2 113,39
3 28 7,77 225 273,3 123,86
(sumber : hasil perhitungan)

KUAT TEKAN BETON LIMBAH SEMEN 70%

Massa Luas Beban Kuat


Umur
No Benda Uji Bidang Maksimum Tekan
(Hari)
(kg) (cm²) (KN) (kg/cm²)
1 7 7,85 225 290,3 131,56
2 21 7,93 225 296,6 134,42
3 28 8,13 225 376,8 170,77

LABORATORIUM TEKNIK FAKULTAS TEKNIK

19
UNIVERSITAS SINTUWU MAROSO

Alamat : Jalan Pulau Timor No. 1 Poso Sulawesi Tengah

Pekerjaan : Pengujian Material Dikerjakan : Yustika Eka Putri

Lokasi : LAB. Teknik Unsimar

KUAT TEKAN BETON LIMBAH SEMEN 100%

Massa Luas Beban Kuat


Umur
No Benda Uji Bidang Maksimum Tekan
(Hari)
(kg) (cm²) (KN) (kg/cm²)
1 7 7,54 225 294,8 133,60
2 21 7,85 225 323 146,38
3 28 7,87 225 426,9 193,47

20
LABORATORIUM TEKNIK FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SINTUWU MAROSO

Alamat : Jalan Pulau Timor No. 1 Poso Sulawesi Tengah

Pekerjaan : Pengujian Material Dikerjakan : Yustika Eka Putri


Lokasi : LAB. Teknik Unsimar

Pengambilan bahan baku pasir dan ciping

Penyiapan bahan baku limbah semen

21
Pengujian bahan

22
23
24
Pengujian slump

Pembuatan beton

Pengujian kuat tekan

25
Catatan : foto – foto yang saya cantumkan tidak lengkap dikerenakan

sebagian file foto telah hilang dari galeri.

26

Anda mungkin juga menyukai