Fakultas Teknik
Diajukan Oleh :
KEPADA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SINTUWU MAROSO POSO
2021
i
2
UNIVERSITAS SINTUWU MAROSO POSO
FAKULTAS TEKNIK
Jl. P. Timor. 01 Telp. (0452) 21257,21737 Fax (0452) 324242 Kode Pos 94619 Poso
Tugas akhir ini merupakan salah satu syarat umtuk menyelesaikan Program Studi
Strata Satu (S1) Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sintuwu Maroso Poso.
Mengetahui
ii
UNIVERSITAS SINTUWU MAROSO POSO
FAKULTAS TEKNIK
Jl. P. Timor. 01 Telp. (0452) 21257,21737 Fax (0452) 324242 Kode Pos 94619 Poso
Mengetahui
Ketua Jurusan Teknik Sipil
iii
HALAMAN PERNYATAAN SKRIPSI
Yang bertanda tangan dibawah ini :
iv
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah’alaa kulli haal. Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat
Allah STW karena atas rahmat dan hidayah-Nya penyusunan skripsi yang
mnyelesaikan program studi strata satu (S1) Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
bantuan dari berbagai pihak yang telah mendukung dan memandu penulis. Kasih
Maroso Poso,
3. Bapak Pujiono, ST., M.Sc, selaku Wakil Dekan Fakultas Teknik Universitar
4. Ibu Orva Elisabeth Wu’on, ST., MT, Selaku Ketua Jurusan Fakultas Teknik
5. Bapak Rahman Lamusu, ST., MM, selaku Dosen Pembimbing II yang banyak
v
6. Bapak dan ibu dosen yang sudah memberikan ilmu yang sangat bermanfaat
Poso,
7. Ibu Irawaty Ishak S. E, selaku kepala tata usaha Fakultas Teknik Universitar
Sintuwu Maroso Poso, dan selalu sabar memberikan informasi kepada penulis
8. Mama, Papa, Nenek, Adik-adik dan seluruh keluarga yang sudah memberikan
semua kasih sayang, perhatian, fasilitas, semangat serta do’a yang tiada
9. Teman-teman Teknik Sipil Angkatan 2017 yang namanya tidak bisa penulis
tuliskan satu persatu, bantuan yang di berikan dari awal semester hingga
Penulis sangat menyadari bahwa tugas akhir ini jauh dari kata sempurna, untuk itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang baik. Akhir kata penulis berharap
vi
ABSTRAK
Dalam pengujian kuat tekan tidak semua varian beton mencapai terget k-
250 kg/cm². Untuk beton normal pada umur 7 hari 104,15 kg/cm², pada umur 21
hari 118,69 kg/cm² dan pada umur 28 hari 131,43 kg/cm². Untuk beton campuran
100% limbah semen pada umur 7 hari 99,11 kg/cm², pada umur 21 hari 116,74
kg/cm² dan pada umur 28 hari 123,86 kg/cm². Untuk beton campuran 70% limbah
semen ditambah 30% pasir pada umur 7 hari 131,56 kg/cm², pada umur 21 hari
134,42 kg/cm² dan pada umur 28 hari 170,77 kg/cm². Untuk beton campuran 50%
limbah semen ditambah 50% pasir pada umur 7 hari 133,60 kg/cm², pada umur 21
hari 146,38 kg/cm² dan pada umur 28 hari 193,47 kg/cm².
vii
ABSTRACT
The purpose of this study was to find out whether the effect of petrified
cement was good enough as a substitute for sand in testing the compressive
strength of concrete. In this test, a rectangular specimen with a size of 15x15x15
was used. The materials used include sand from the Puna River, crushed stone
from the Puna River, Portland cement type 1 brand Tonasa, water from the
Technical Laboratory of Sintuwu University, Maroso Poso, a substitute for sand
in the form of crushed cement waste. In this study using 100%, 70% and 50% of
cement waste as sand from the total volume of the square.
The compressive strength test obtained that not all concrete variants
reached the target k-250 kg/cm². For normal concrete at the age of 7 days 104,15
kg/cm², at the age of 21 days 118,69 kg/cm² and at the age of 28 days 131,43
kg/cm². For concrete mix 100% cement waste at the age of 7 days 99,11 kg/cm²,
at the age of 21 days 116,74 kg/cm² and at the age of 28 days 123,86 kg/cm². For
mixed concrete 70% cement waste plus 30% sand at the age of 7 days 131,56
kg/cm², at the age of 21 days 134,42 kg/cm² and at the age of 28 days 170,77
kg/cm². For concrete mix 50% cement waste plus 50% sand at the age of 7 days
133,60 kg/cm², at the age of 21 days 146,38 kg/cm² and at the age of 28 days
193,47 kg/cm².
viii
DAFTAR ISI
ABSTRAK............................................................................................................ vii
ABSTRACK..........................................................................................................
...............................................................................................................................
viii
DAFTAR ISI......................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL................................................................................................. xi
BAB I PENDAHULUAN
ix
B. Pengaruh Bahan Tambah ................................................................ 5
C. Beton ............................................................................................... 8
D. Semen Portland ............................................................................... 8
E. Air ................................................................................................... 10
F. Agregat ............................................................................................ 11
G. Kuat Tekan Beton............................................................................. 17
H. Faktor Air Semen............................................................................. 21
A. Lokasi Penelitian............................................................................ 22
B. Metode Pengumpulan Data ........................................................... 22
C. Metode Penelitian ......................................................................... 23
D. Bagan Alir Penelitian .................................................................... 26
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................. 39
B. Saran ............................................................................................. 39
x
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 2.4. Hubungan Antara Umur dan Kuat Tekan Beton .............................. 19
Tabel 4.1. Hasil Pengujian Analisa Saringan Agregat Halus Sungai Puna........27
Tabel 4.2. Hasil Pengujian Analisa Saringan Agregat Halus Limbah Semen
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
28
Tabel 4.6. Hasil Pengujian Berat Isi Batu Pecah Puna ...................................... 30
xi
Tabel 4.14. Hasil Pengujian Kadar Air Limbah semen........................................ 35
Tabel 4.17. Pemeriksaan Pengujian Kuat Tekan Beton Normal Pada Umur
xii
DAFTAR NOTASI DANSING KATAN
Mm = Milimeter
Gr = Gram
Kg = kilogram
Cm = centimeter
Lt = Liter
Sw = Penyarapan
xiii
xiv
BAB 1
PENDAHULUAN
infrastruktur sampai saat ini masih menggunakan beton sebagai bahan konstruksi,
dan biasanya diaplikasikan pada pondasi, kolom, balok, plat lantai, gorong-
sangat penting, beberapa hal yang harus diperhatikan adalah harga murah, mudah
didapatkan, memiliki kuat tekan tinggi serta memiliki ketahan terhadap faktor
kondisi lingkungan.
yang sudah mengeras sebagai limbah. Dimana limbah ini tidak lagi berguna dan
dan harus di buang dengan alasan apapun, cara mengatasinya hanya dengan
1
dengan cara menambahkan semen ke dalam bahan beton. Dalam penelitian ini
agregat halus yang di gunakan adalah pasir dan juga limbah semen yang telah di
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Batasan Masalah
2
b. SNI 1970 :2008 tentang berat jenis dan serapan agregat halus.
curah agregat.
d. SNI 2417 : 2008 perihal cara uji keausan agragat dengan mesin abrasi
Los Angeles.
e. SNI 1971 : 2011 perihal cara uji kadar air total agregat dengan
pengeringan.
h. SNI 03-1974-1990 yang mengatur tata cara penentuan kuat tekan beton.
5. Agtegat kasar (batu pecah) sungai puna dengan ukuran maksimum 10mm.
8. Air yang di gunakan merupakan air tawar yang berasal dari mushallah
10. Persentase limbah 100%, 70% dan 50% dari total agragat halus.
E. Sistematika Penulisan
BAB I : PENDAHLUAN
3
Dalam bab ini meliputi latar belakang adanya perencanaan pengujian,
Dalam bab ini membahas teori beton secara umum, fungsi, mutu
Dalam bab ini berisi kesimpulan yang di dapat dari proses pengujian
dan saran yang ditempuh untuk dapat mengoptimalkan hasil yang telah
di peroleh.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
(campuran) yang terdiri dari agregat halus, agregat kasar, semen, air, dan bahan
pilihan. Kualitas setiap bahan dasar memiliki dampak yang signifikan terhadap
beton kakan mengering. Disisi lain beton tidak mengeras karena air menguap,
sebaliknya semen terhidrasi bergabung dengan komponen lain dan membentuk zat
beton ringan, beton serat, beton semprot, beton mutu tinggi, dan beton self-
compacting semua telah ditemukan selama evolusinya. Beton saat ini merupakan
unsue-unsur penting beton, seperti semen, air, agregat halus, dan agregat kasar.
Tujuannya yaitu megubah sifat-sifat beton baru maupun beton yang sudah
5
mengeras. Aditif hanya berguna jika dampaknya pada beton telah dievaluasi
Bahan tambah ini biasanya digunakan dalam jumlah kecil dan dibawah
pengawasan ketat untuk memastikan tidak berlebihan dan merusak sifat beton.
meningkat. Bahan tambah kimia untuk beton ada 5 dan ditentukan dalam SK SNI
S-18-1990-03
1. Bahan tambah kimia yang bertujuan untuk mengurangi jumlah air yang di
beton. Bahan ini di gunakan dalam satu kasus dimana jarak antara tempat
pengadukan dan tempat penuangan adukan cukup jauh dengan selisih waktu
bawah permukaan air atau pada proyek beton yang harus diselesaikan dengan
Mulyono:
6
1. Tipe A “Water-Reducing Admixture”
water reducing and retarding admixture adalah jenis aditif yang memiliki
fungsi mengurangi jumlah air yang di butuhkan untuk membuat beton dengan
pengerasan beton.
7
C. Beton
satu menggunakan perekat berbahan dasar semen. agregat halus (pasir) dan
agregat kasar (kerikil / batu pecah), dua bahan utama yang digunakan dalam
membuat beton.
Komponen utama beton adalah agregat kasar dan agregat halus, yang disebut
sebagai agregat kasar campuran. Agregat ini biasanya menyumbang 70% hingga
75% dari total material beton. Kekuatan dan keawetan (durability) beton
15%dari kuat tekannya. Beton umumnya diperkuat dengan batang baja sebagai
(Dipohusodo, 1994)
D. Semen Portland
Semen Portland adalah bubuk halus yang dibuat dengan menggiling klinker
(yang dibuat dengan pembakar kombinasi kapur dan mineral yang halus dan
merata yang terdiri dari silika, aluminium dan oksida besi), dan menambahkan
8
Ketika semen dan air digabungan, pasta semen terbentuk dan dapat dibuat
menjadi mortar dengan mencampurnya dengan agregat halus (pasir) dan air. Jika
ditambah lagi dengan agregat kasar (kerikil) akan membentuka adukan yang
disebut beton. Semen dan air merupakan kelompok aktif dalam campuran beton,
sedangkan pasir dan kerikil merupakan kelompok pasif yang berfungsi sebagai
9
Berdasarkan pemakaiannya (SK SNI S-04-1989-F), semen portland
1. Jenis I
Semen yang tidak memerlukan persyaratan khusus seperti pada semen senis
2. Jenis II
Semen Portland untuk bangunan dengan ketahan sulfat rendah dan panas
3. Jenis III
4. Jenis IV
5. Jenis V
Semen Portland untuk bangunan denga ketahan terhadap sulfat yang tinggi.
E . AIR
Air merupakan salah satu faktor penting dalam produksi beton karena air
bereaksi dengan semen untuk membentuk pasta yang mengikat agregat. Air
berdampak pada kuat tekan beton, karena jika kandungan air terlalu banyak akan
beton menjadi bleeding dimana air dan semen akan bergerak ke permukaan
10
campuran beton sega. Hal ini mengakibatkan kurangnya daya rekat antar lapisan
beton.
beberapa waktu.
Air yang digunakan untuk membuat campuran beton minimal sama dengan air
minum dengan ph berkisar 6,5-8,5 atau air tawar yang tidak berbau dan jerni.
Namun tidak berarti bahwa air yang digunakan untuk memproduksi beton harus
1. Tidak mengandung lebih dari 2 gr/ltr kotoran atau barang terapung (lumpur).
F . Agregat
desintegrasi batuan alam atau sebagai hasil pemecahan batuan alam oleh alat
penghancur. Meskipun menjadi salah satu bahan pengisi dalam beton, Agregat
11
memiliki fungsi yang demikian penting dalam campuran beton. Kandungan
sangat penting dalamproduksi beton. Agregat halus dan agregat kasar didapat
diperoleh secara alami maupun buatan. Gradasi agregat atau ukuran kekerasan
butiran agregat, yang diambil dari hasil pengayakan dengan lubang ayakan 10mm,
20mm, 30 mm, dan 40mm untuk kerikil. Uuntuk pasir lubang ayakannya 4,8mm,
4. Mewujudkan bangunan beton yang padat dan memiliki gradasi beton baik.
butiran besar (lebih dari 4,8mm) disebut agregat kasar. Agregat dengan butiran
yaitu pasir kasar (zona I), pasir agak kasar (zona II), pasir agak halus (zona III)
12
1. Pasir halus terdiri dari butiran tajam dan keras, dengan adanya bentuk pasir
2. Butirannya harus permanen atau tidak mudah hancur oleh pengaruh cuaca,
3. Jumlah lumpur pada pasir tidak diperkenankan melebihi 5% dari berat keing
pasir. Lumpur yang ada akan mencegah pengikatan pasir dan pasta semen,
dan jika konsentrasi lumpur signifikan, beton akhir akan memiliki kualitas
yang buruk.
2007) yaitu :
1. Pasir Galian
13
Pasir ini dapat digali atau diambil langsung dari permukaan tanah. Bentuk
pasir ini biasanya tajam, bersudut, berpori dan bebas dari garam meskipun
2. Pasir sungai
Pasir ini dapat diproleh dari dasar sungai,yag pada umumnya butirannya
halus, bulat akibat proses gesekan. Dengan bentuknya yang bulat, daya lekat
3. Pasir laut
Pasir dari pantai di kenal sebagai pasir laut. Butirannya halus dan bulat
karena gesekan. Karena mengandung banyak garam, pasir jenis ini memiliki
Batu pecah atau kerikil alam dengan ukuran butiran minimal 5mm dan butiran
memenuhi cetakan dengan mudah lolos dari celah-celah yang terdapat di antara
1. Agregat standar.
14
Berat jenisnya antara 2,5-2,7 gr/cmᵌ. Agregat ini berasal dari agregat
basalt, granit, kuarsa dan jenis batuan lainnya. Berat jenis beton yang di
2. Agregat berat.
Berat jenisnya lebih besar dari 2,8 gr/cmᵌ. Agregat ini erasal dari magnetik
(FeO4) atau serbuk besi. Beton padat yang dihasilkan memiliki berat jenis
3. Agregat ringan.
Berat jenisnya kurang dari 2,0 gr/cmᵌ, umumya digunakan pada beton non-
a. Ukuran butiran maksimum agregat tidak boleh melebihi ᵌ/₄ kali jarak bersih
c. Ukuran butiran maksimum tidak boleh melebihi ⅕ kali jarak terkecil antara
sisi cetakan.
alami bebatuan atau berupa batu becah yang diperoleh dari mesin pemecah
15
batu. Pada umunya yang dimaksud agregat kasar yaitu agregat yang memiliki
2. Agregat harus terdiri dari butiran yang keras dan tidak berpori. Agregat kasar
butiran pipih tersebut tidak melebihi 20% dari berat agregat keseluruhan.
Butiran agregat kasar harus bersifat kekal, yang artinya tidak pecah atau
hancur oleh pengaruh cuaca seperti terik seinar matahari dan hujan.
kering). Lumpur adalah fraksi yang lolos saringan 0,063 mm. Jika terdapat
dengan beban uji 20t, yang dimana harus memenuhi persyaratan berikut :
berat.
berat.
Atau dengan mesin pengaus los angelest dimana tidak boleh ada
6. Agragat kasar harus terdiri dari butiran dengan ukuran bervariasi dan harus
telah di tentukan :
16
Berat residu di saringan 4mm, harus berkisar 90% dan 98% berat.
terkecil antara bidang samping dari cetakan, ⅓ dari tebal plat atau ᵌ/₄ dari
jarak bersih minimum antara tulangan dan balok. Penyimpangan dari batasan
ini diperbolehkan jika supervisor ahli setuju. Beton dicor sedemikian rupa
Secara umum, kuat tekan beton adalah hal yang paling penting. Hal ini
dikarenakan banyak kualitas fisik utama beton, termasuk kuat geser, modulus
elastisitas, kuat tarik belah, syarat kedap air, dan persyaratan daya tahan, dapat
dihitung dari berbagai kuat tekan beton. Tergantung pada jenis campuran, sifat
agregat, dan kualitas perawatannya kuat tekan beton dapat mencapai 1000kg/cm²
atau bahkan lebih. Kuat tekan beton dapat mencapai 200 kg/cm²sampai 500kg/cm²
adalah yang paling umum digunakan. Nilai kuat beton dihasilkan dengan
17
menggunakan prosedur pengujian standar pada mesin uji denganmenerapkan
beban tekan multilayer pada kecepatan beban tertentu pada sebuah kubus dengan
dimensi lebar tinggi 15cm dan lebar 15cm. Langkah selanjutnya benda uji di tekan
dengan mesin tekan hingga retak. Beban tekan uji merupakan nilai kuat tekan
Tata cara pengujian yang umumnya dipakai adalah standar ASTM C 39.
Rumus yang yang di gunakan pada perhitungan kuat tekan beton sebagai berikut :
f ´ c= P/A...........................................................................................(1)
Keterangan :
Rasio antara berat air dan berat semen portland dalam campuran mortar
digunakan untuk menghitung jumlah air dalam mortar. Ini juga dikenal
sebegai faktor air semen atau air semen dalam aturan beton indonesia PBI-
cemen ratio (SNI03-2847-2002). Semakin besar nilai fas semakin banyak air
beton lebih encer dengan kualitas beton yang rendah. Sebaliknya semekin
rendah nilai fas akan semakin kuat tekan beton yang dihasilkan.
18
2. Umur beton
Kuat tekan beton meningkat seiring bertambahnya usia beton. Kuat tekan
beton dietapkan pada 28 hari sebagai standar karena merupakan bahan yang
a) Jika jumlah semen terlalu sedikit atau terlalu banyak pada fase yng sama,
beton akan memiliki kuat tekan yang buruk. Ketika jumlah semen yang
campuran beton sulit di peroleh dan kuat tekan beton rendah. Demikian
pula pada jumlah semen berlebih menunjukan jumlah air yang digunakan
berlebih. Menghasilkan beton dengan pori-pori besar dan kuat tekan yang
rendah.
b) Beton dengan kadar semen yang lebih tinggi memiliki kuat tekan yang
lebih tinggi pada nilai slup sama, hal ini dikarenakan pada nilai slup
19
sama, jumlah air tetap konstan, hingga penambahan semen akan
Tujuan dari perawatan beton adalah untuk menjaga beton dalam keadaan
mencakup menjaga air agar tidak menguap dati beton, yang masih diperlukan
untuk melanjutkan proses hidrasi. Proses hidrasi akan terpengaruh jika terjadi
Salah satu metode dibawah ini dapat digunakan untuk mencapai kondisi
e. Perawatan uap untuk beton yang dihasilkan dari kondisi pabrik, seperti
pipa dan balok pracetak, dantiang atau girder pra tekan. Uap ini memiliki
Selain faktor kekuatan, cuaca, rasio permukaan terbuka per volume, dan
20
perawatan dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas beton. Semakin lama waktu
yang dibutuhkan, semakin baik beton tersebut. Sehari setelah pengecoran sangat
penting untuk periode setelahnya. Oleh karena itu, diperlukan treatment dengan
air agar meningkatkan kualitas beton. Baik dari segi kekuatan maupun kedap air
campuran beton karena merupkan rasio jimlah air dengan jumlah semen dalam
dan pengerasan.
Meningkatan jumlah air dalam beton akan membuatnya lebih mudah untuk di
21
BAB III
METODE PENELITIAN
A . Lokasi Penelitian
sampel beton dari bahan limbah semen sebagai bahan ganti pasir, dengan
komposisi pembuatan 100%, 70% dan 50% limbah semen dari total jumlah pasir
tang digunakan. Pengujian kuat tekan dilakukan padaumur 7, 21 dan 28. Pada
penelitian ini di lakukan berbagai macam pengujian benda uji dengan data-data
Data yang diperlukan guna menunjang penelitian ini yaitu data hasil
c. SNI 03-4804-1998 Tentang bobot isi dan dan rongga udara dalam agregat.
22
d. SNI 1970 : berat jenis dan penyerapan agregat halus
e. SNI 2417 : cara uji keausan agregat dengan mesin los angeles.
C . Metode Penelitian
1. Bahan
penelitian ini:
1. Semen
50kg.
2. Agrwgat kasar
Agregat kasar atau batu pecah yang di gunakan berasal dari sungai
puna
3. Agregat halus A
gregat halus atau pasir yang digunakan pada penelitian ini berasal dari
sungai puna.
4. Air
5. Limbah semen
23
Limbah semen yang di pakai sudah di haluskan.
2. Pelaksanaan Penelitian
1.persiapan bahan
Sintuwu Maroso.
136:2012
agregat
3. Limbah semen
24
Limbah semen yang telah membatu di hancurhan menggunakan
Rencana campuran terdiri dari limbah semen, pasir, semen, air, dan juga
inginkan.
25
D . Bagan Alir Penelitian
START
Pengambilan Bahan
Pengujian Material
FINISHED
26
Gambar 3.1. Bagan Alir Pelaksanaan Penelitian
BAB IV
dari pengujian ini untuk mengetahui berapa banyak presentase butiran pada
agregat halus ataupun agregat kasar. Hasil dari pengujian analisa saringan
Tabel 4.1 Hasil Pengujian Analisan Saringan Agregat Halus Sungai Puna
Spesifikasi
Saringan Bukaan Berat Berat % % Gradasi No.
Nomor (mm) Tertahan Kumulatif Tertahan Lolos 1
(gram) (gram) Min Max
3/8" 9,6 46,9 46,9 4,65 95,35 100 100
4 4,75 46,1 93 9,22 90,78 90 100
10 2,36 133,9 226,9 22,49 77,51 60 95
16 1,2 187 413,9 41,02 58,98 30 70
40 0,6 248 661,9 65,61 34,39 15 34
50 0,3 241 902,9 89,49 10,51 5 20
100 0,15 86 988,9 98,02 1,98 0 10
200 0,075 20 1008,9 100,00 0,00
(sumber : hasil perhitungan)
27
Tabel 4.2 Hasil Pengujian Analisan Saringan Agregat Halus Limbah Semen
Spesifikasi
Saringan Bukaan Berat Berat % %
Uk. Butiran
Nomor (mm) Tertahan Kumulatif Tertahan Lolos
40
(gram) (gram)
Min Max
1 1/2" 38 0 0 0,00 100,00 95 100
3/4" 19 553,4 553,4 40,26 59,74 35 70
3/8" 9,6 797 1350,4 98,25 1,75 10 40
4 4,8 24 1374,4 100,00 0,00 0 5
(sumber : hasil perhitungan)
28
.
Lepas Padat
Pemeriksaan
1 2 1 2
Berat Mold (W1) gr 4460 4460 4460 4460
Berat Mold + Pasir Puna (W2) cm3 6004 5987 6093 6126
Berat Pasir Puna (W3 = W2 -W1) gr 1544 1527 1633 1666
Volume Mold (V) gr 912,90 912,90 912,90 912,90
Berat isi Pasir Puna W3/V gr/cm3 1,69 1,67 1,79 1,82
Berat isi rata-rata gr/cm3 1,68 1,81
(sumber : hasil perhitungan)
Dari Tabel 4.4 didapat hasil berat isi pasir puna sebesar 1,68 gr/cmᵌ dan 1,81
gr/cmᵌ
Lepas Padat
Pemeriksaan
1 2 1 2
Berat Mold + Limbah Semen (W2) cm3 5592 5460 5667 5590
Berat isi Limbah Semen W3/V gr/cm3 6,1 6,0 6,2 6,1
29
Berat isi rata-rata gr/cm3 6,05 6,16
Dari Tabel 4.5 didapat hasil berat isi pasir puna sebesar 6,05 gr/cmᵌ dan 6,16
gr/cmᵌ
Lepas Padat
Pemeriksaan
1 1 2
Berat Mold (W1) gr 4460 4460 4460 4460
Berat Mold + Pecah Puna (W2) cm3 5748 5729 5927 5903
Berat Pecah Puna (W3 = W2 -W1) gr 1288 1269 1467 1443
Volume Mold (V) gr 912,90 912,90 912,90 912,90
Berat isi Agregat W3/V gr/cm3 1,41 1,39 1,61 1,58
Berat isi rata-rata gr/cm3 1,40 1,59
(sumber : hasil perhitungan)
Dari tabel 4.6 didapat hasil beratisi batu pecah puna sebesar 1,40 gr/cmᵌ dan1,59
gr/cmᵌ
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui berapa berat jenis dan
Nomor Percobaan I
Berat Piknometer, W1 (gram) 181,6
Berat Piknometer + air, W2 (gram) 698
Berat Piknometer + air + Pasir Puna, W3(gram) 1002
30
Berat Pasir Puna kering, Ws (gram) 459
Berat Jenis curah 467,00
Berat Jenis jenuh kering permukaan 2,55
Berat Jenis Semu 2,96
Penyerapan (%) 8,93
(sumber : hasil perhitungan)
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan angka berat jenis curah,berat jenis
kering permukaan dan berat jenis semu serta besarnyaangka penyarapan. Tabel
31
Tabel 4.9 Hasil Pengujian Berat Jenis Batu Pecah
Pemeriksaan Berat
Hasil pengujian kadar lumpur terdapat pada tabel 4.7 dan 4.8.
Pemeriksaan Berat
32
Kadar Lumpur Rata-rata % 2,11
(sumber : hasil perhitungan)
Pemeriksaan Berat
33
5. Pengujian Abrasi
ini. Tujuan penelitian ini untuk menggunakanmesin los angeles abrasi untuk
menguji ketahanan aus agregat kasar (batu pecah puna). Tabel 4.9. menunjukan
hasil pengujian.
Jumlah Putaran
Gradasi Pemeriksaan 500
Saringan 1
Lolos Tertahan Berat Batu Pecah
76,2 mm (3") 63,5 mm (2 1/2")
63,5 mm (2 1/2") 50,8 mm (2")
50,8 mm (2") 37,5 mm (1 1/2")
37,5 mm (1 1/2") 25,4 mm (1")
25,4 mm (1") 19,0 mm (3/4") 2500
19,0 mm (3/4") 12,5 mm (1/2") 2500
12,5 mm (1/2") 9,5 mm (1/4")
9,5 mm (1/4") 4,75 mm (No.4)
4,75 mm (No.4) 2,36 mm (No.8)
Jumlah berat 5000
Berat tertahan saringan No. 12 3876
Jumlah Berat = 5000 Gram
Berat Tertahan = 3676 Gram
Berat Lolos = 1324 Gram
26,48%
Keausan = (Berat Lolos/Jumlah Berat) x 100% =
34
(sumber : hasil perhitungan)
Tijuan penelitian ini untuk mengetahui berapa banyak air dalam agrega.
Hasil pengujian terdapat pada tabel 4.10 dan 4.11.
Pemeriksaan 1
No. Cawan K.1 K.2
Berat Cawan (W1) gr 14 13
Berat Cawan + Pasir Puna (W2) gr 107,6 117,4
Berat Pasir Puna (W3) gr 93,6 104,4
Berat Cawan + Pasir Puna
Kering (W4) gr 105,4 114,3
Berat Benda Pasir Puna (W5) gr 91,4 101,3
Kadar Air Pasir Puna % 2,41 3,06
Kadar Air rata-rata % 2,73
(sumber : hasil perhitungan)
Pemeriksaan 1
No. Cawan H.1 H.2
Berat Cawan (W1) gr 13 13
Berat Cawan + Limbah Semen (W2) gr 90 95
Berat Limbah Semen (W3) gr 77 82
Berat Cawan + Limbah Semen Kering (W4) gr 88 93
Berat Limbah Semen Kerng (W5) gr 75 80
Kadar Air Limbah Semen % 2,67 2,50
Kadar Air rata-rata Limbah Semen % 2,58
(sumber : hasil perhitungan)
35
Tabel 4.15 Hasil Pengujian Kadar Air Batu Pecah Puna
Pemeriksaan 1
No. Cawan K.1 K.2
Berat Cawan (W1) gr 14 13
Berat Cawan + Batu Pecah (W2) gr 113 117
Berat Batu Pecah (W3) gr 99 104
Berat Cawan + Batu Pecah Kering (W4) gr 112 115
Berat Batu Pecah Kerng (W5) gr 98 102
Kadar Air Batu Pecah % 1,02 1,96
Kadar Air rata-rata % 1,49
(sumber : hasil perhitungan)
36
B. Pengujian Kuat Tekan
Hasil dari pengujian mix design dengan komposisi berat sama, diperoleh hasil
Penurunan
Tinggi alat Nilai
No Jenis Campuran Beton tinggi beton
Slimp (cm) Slump (cm)
segar (cm)
1 Beton Normal 30 4,6 25,4
100% Pasir Limbah
2 30 3,7 26,3
Semen
70% Pasir Limbah
3 30 3,7 26,3
Semen
50% Pasir Limbah
4 30 3,7 26,3
Semen
(sumber : hasil perhitungan)
di umur ini betom mengalami peningkatan dan penurunan. Hubungna antara kuat
tekan beton normal dengan variasi penambahan limbah semen terdapat pada tabel
berikut.
Tabel 4.17 pemeriksaan Pengujian Kuat Tekan Beton Normal Umur 3 hari.
37
Tabel 4.18 pemeriksaan Pengujian Kuat Tekan Beton Menggunakan Limbah
Semen 100% Umur 7, 21 dan 28 hari.
Hasil pengujian kuat tekan beton normal dan beton limbah semen 50%
sebagai agregat halus perlu ditambahkan pasir lagi sebagai bahan pengikat.
38
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Berdasarkan hasil pengujian kuat tekan beton yang dilakukan pada umur 7,
hasilkan.
terhadap kuat tekan beton sebesar 99,11, 113,39 dan 123,86 (umur 7, 21 dan
28 hari). Varian 70% limbah semen sebagai agregat halus dan di tambah 30%
pasir puna terhadap kuat tekan sebesar 131,56, 134,42 dan 170,77 (umur 7,
21 dan 28 hari). Varian 50% limbah semen sebagai agregat halus dan di
tambah 50% pasir puna terhadapkuat tekan sebesar 133,60, 146,38 dan
B. Saran
39
2. Perlu dilakukan penelitian lebih mendalam untuk mengetahui penyebab
DAFTAR PUSTAKA
Julianti, Andhini Ikha, 2018. Analisis kuat tekan beton menggunakan abu
40
LAMPIRAN
Berat kering
contoh
: 1008,9 Gram
Spesifikasi
Saringa % Gradasi No.
Bukaa Berat Berat %
n Tertaha 1
n (mm) Tertahan Kumulati Lolos
Nomor n
(gram) f (gram) Min Max
3/8" 9,6 46,9 46,9 4,65 95,35 100 100
4 4,75 46,1 93 9,22 90,78 90 100
10 2,36 133,9 226,9 22,49 77,51 60 95
16 1,2 187 413,9 41,02 58,98 30 70
40 0,6 248 661,9 65,61 34,39 15 34
50 0,3 241 902,9 89,49 10,51 5 20
100 0,15 86 988,9 98,02 1,98 0 10
200 0,075 20 1008,9 100,00 0,00
Grafik Gradasi
120.00
100.00
80.00
Agregat Kasar
% Lolos
1
LABORATORIUM TEKNIK FAKULTAS TEKNIK
Berat kering
contoh : 1841 Gram
Saringa Berat Berat % Spesifikasi
Bukaa % Gradasi No. 1
n Tertaha Kumulati Tertaha
n (mm) Lolos
Nomor n (gram) f (gram) n Min Max
100,0
3/8" 9,6 0 0 0,00 0 100 100
4 4,75 186 186 10,10 89,90 90 100
8 2,36 488 674 36,61 63,39 60 95
16 1,2 545 1219 66,21 33,79 30 70
30 0,6 312 1531 83,16 16,84 15 34
50 0,3 206 1737 94,35 5,65 5 20
100 0,15 19 1756 95,38 4,62 0 10
200 0,075 85 1841 100,00 0,00
Chart Title
120.00
100.00
80.00
Agregat Halus
% Lolos
20.00
0.00
0.01 0.1 1 10
2
LABORATORIUM TEKNIK FAKULTAS TEKNIK
Berat kering
contoh : 1374,4 gram
Grafik Gradasi
120.00
100.00
80.00
Agregat Kasar
% Lolos
20.00
0.00
1 10 100
3
LABORATORIUM TEKNIK FAKULTAS TEKNIK
Spesifikasi
Pasir Kerikil Gabungan pasir dan kerikil Maks. 40
Saringan Bukaa % % 38% 62% %
No. n (mm) Lolos Lolos Pasir Kerikil Gabungan Min Max
1 1/2" 38 100,00 100,00 38,00 60,00 98,00 100 100
3/4" 19 100,00 59,67 38,00 35,80 73,80 75 95
3/8" 9,6 95,43 11,00 36,26 6,60 42,86 40 60
4 4,8 90,91 0,00 34,55 0,00 34,55 30 45
8 2,4 77,75 0,00 29,55 0,00 29,55 20 33
16 1,2 59,16 0,00 22,48 0,00 22,48 16 26
30 0,6 34,51 0,00 13,11 0,00 13,11 12 19
50 0,3 10,85 0,00 4,12 0,00 4,12 4 8
100 0,15 2,07 0,00 0,79 0,00 0,79 0 1
200 0,08 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Grafik Gradasi
120.00
100.00
80.00 Agregat Kasar
% Lolos
4
LABORATORIUM TEKNIK FAKULTAS TEKNIK
Grafik Gradasi
120.00
100.00
80.00
Agregat Kasar
% Lolos
5
LABORATORIUM TEKNIK FAKULTAS TEKNIK
Nomor Percobaan I
Berat Piknometer, W1 (gram) 181,6
Berat Piknometer + air, W2 (gram) 698
Berat Piknometer + air + tanah, W3 (gram) 1002
Berat agregat kering, Ws (gram) 459
Berat Jenis curah 467,00
Berat Jenis jenuh kering permukaan 2,55
Berat Jenis Semu 2,96
Penyerapan (%) 8,93
6
Alamat : Jalan Pulau Timor No. 1 Poso Sulawesi Tengah
Pemeriksaan Berat
7
Alamat : Jalan Pulau Timor No. 1 Poso Sulawesi Tengah
Lepas Padat
Pemeriksaan
1 2 1 2
Berat Mold (W1) gr 4460 4460 4460 4460
Berat Mold +
Benda Uji (W2) cm3 6004 5987 6093 6126
(W3 = W2 -
Berat Benda Uji W1) gr 1544 1527 1633 1666
Volume Mold (V) gr 912,90 912,90 912,90 912,90
W3/V
Berat isi Agregat gr/cm3 1,69 1,67 1,79 1,82
Berat isi rata-rata gr/cm3 1,68 1,81
Lepas Padat
Pemeriksaan
1 2 1 2
Berat Mold (W1) gr 4,450 4,450 4,450 4,450
Berat Mold +
Benda Uji (W2) cm3 5592 5460 5667 5590
(W3 = W2 -
Berat Benda Uji W1) gr 5587,6 5455,6 5662,6 5585,6
Volume Mold (V) gr 912,9 912,9 912,9 912,9
Berat isi Agregat W3/V gr/cm3 6,1 6,0 6,2 6,1
Berat isi rata-rata gr/cm3 6,05 6,16
8
Pekerjaan : Pengujian Material Dikerjakan : Yustika Eka Putri
Lepas Padat
Pemeriksaan
1 1 2
Berat Mold (W1) gr 4460 4460 4460 4460
Berat Mold +
Benda Uji (W2) cm3 5748 5729 5927 5903
(W3 = W2 -
Berat Benda Uji W1) gr 1288 1269 1467 1443
Volume Mold (V) gr 912,90 912,90 912,90 912,90
Berat isi Agregat W3/V gr/cm3 1,41 1,39 1,61 1,58
Berat isi rata-rata gr/cm3 1,40 1,59
9
Pekerjaan : Pengujian Material Dikerjakan : Yustika Eka Putri
Pemeriksaan Berat
g
Berat Benda Uji r 1000
g
Berat Talam r 197
g
Berat benda uji kering setelah cuci + talam r 1197
g
Berat benda uji kering setelah cuci r 978,9
g
Berat benda uji tertahan saringan 200 r 21,1
Kadar Lumpur % 2,11
Kadar Lumpur Rata-rata % 2,11
Pemeriksaan Berat
10
UNIVERSITAS SINTUWU MAROSO
Jumlah Berat
= 5000 gram
Berat Tertahan
= 3676 gram
Berat Lolos
= 1324 gram
Keausan = (Berat Lolos/Jumlah Berat) x 100%
= 26,48 %
11
Alamat : Jalan Pulau Timor No. 1 Poso Sulawesi Tengah
Pemeriksaan 1
No. Cawan K.1 K.2
Berat Cawan (W1) gr 14 13
Berat Cawan + Benda Uji (W2) gr 107,6 117,4
Berat Benda Uji (W3) gr 93,6 104,4
Berat Cawan + Benda Uji
Kering (W4) gr 105,4 114,3
Berat Benda Uji Kering (W5) gr 91,4 101,3
Kadar Air Agregat % 2,41 3,06
Kadar Air rata-rata agregat % 2,73
Pemeriksaan 1
No. Cawan H.1 H.2
Berat Cawan (W1) gr 13 13
Berat Cawan + Benda Uji (W2) gr 90 95
Berat Benda Uji (W3) gr 77 82
Berat Cawan + Benda Uji Kering (W4) gr 88 93
Berat Benda Uji Kerng (W5) gr 75 80
Kadar Air Agregat % 2,67 2,50
Kadar Air rata-rata agregat % 2,58
12
Alamat : Jalan Pulau Timor No. 1 Poso Sulawesi Tengah
Pemeriksaan 1
No. Cawan K.1 K.2
Berat Cawan (W1) gr 14 13
Berat Cawan + Benda Uji (W2) gr 113 117
Berat Benda Uji (W3) gr 99 104
Berat Cawan + Benda Uji Kering (W4) gr 112 115
Berat Benda Uji Kerng (W5) gr 98 102
Kadar Air Agregat % 1,02 1,96
Kadar Air rata-rata agregat % 1,49
13
Alamat : Jalan Pulau Timor No. 1 Poso Sulawesi Tengah
Referensi
No. Uraian Nilai Satuan
Perhitungan
1 Kuat Tekan yang disyaratkan Ditetapkan 20,75 MPa
2 Devisiasi Standar Tabel 1 7 MPa
3 Nilai Tambah (Margin) 1,64 x 7 11,48 MPa
Kekuatan Rata-rata yang
4 1+3 32,23 MPa
ditargetkan
Semen
5 Jenis Semen Ditetapkan Tipe I
Portland
6 Jenis Agregat Kasar Ditetapkan Batu Pecah
Jenis Agregat Halus Ditetapkan Alami
Tabel 2, Grafik 1
7 Faktor Air Semen Bebas 0,48
atau 2
8 Faktor Air Semen Maksimum Ditetapkan 0,6
9 Slump Ditetapkan 30 - 60 mm
10 Ukuran Agregat Maksimum Ditetapkan 40 mm
11 Kadar Air Bebas Tabel 3 190 Kg/m³
12 Kadar Semen 11 : 8 atau 7 395,83 Kg/m³
13 Kadar Semen Maksimum Ditetapkan 395,83 Kg/m³
14 Kadar Semen Minimum Ditetapkan 275 Kg/m³
Faktor Air Semen yang
15 - -
disesuaikan
Susunan Besar Butir Agregat
16 Grafik 3 s/d 6 Gradasi No. 1
Halus
Tabel 7,8,9 atau
Susunan Besar Butir Agregat
17 Tabel 7 Grafik -
Kasar atau gabungan
10,11,12
Grafik 13 s/d 15 atau
18 Persen Agregat Halus 38 %
Perhitungan
Berat Jenis Relatif (Kering
19 Diketahui/dianggap 2,612
Permukaan)
20 Berat Isi Beton Grafik 16 2280 Kg/m³
21 Kadar Agregat Gabungan 20 (12 -11) 2074,17 Kg
22 Kadar Agregat Halus 18 x 21 788,18 Kg
23 Kadar Agregat Kasar 21 - 22 1285,98 Kg
LABORATORIUM TEKNIK FAKULTAS TEKNIK
14
Alamat : Jalan Pulau Timor No. 1 Poso Sulawesi Tengah
15
UNIVERSITAS SINTUWU MAROSO
16
Alamat : Jalan Pulau Timor No. 1 Poso Sulawesi Tengah
Agregat
Semen Air Agregat
Banyaknya Bahan (teoritis) Kasar
(Kg) (Kg) Halus (Kg)
(Kg)
Tiap m³ beton 395,83 190,00 643,78 1050,38
Rasio 1,00 0,48 1,63 2,65
Agregat
Proporsi Campuran Semen Air Agregat
Kasar
Koreksi (Kg) (Kg) Halus (Kg)
(Kg)
Nilai Koreksi 4,70 3,47
Tiap m³ beton Terkoreksi 395,83 188,77 648,483 1046,917
Rasio 1,00 0,48 1,638 2,645
Tiap sampel beton (silinder) 1,34 0,64 2,19 3,53
17
UNIVERSITAS SINTUWU MAROSO
SLUMP
Penurunan
Jenis Campuran Tinggi alat Nilai Slump
No tinggi beton
Beton Slimp (cm (cm)
segar (cm)
1 Beton Normal 30 4,6 25,4
100% Pasir Limbah
2 30 3,7 26,3
Semen
70% Pasir Limbah
3 30 3,7 26,3
Semen
50% Pasir Limbah
4 30 3,7 26,3
Semen
18
UNIVERSITAS SINTUWU MAROSO
19
UNIVERSITAS SINTUWU MAROSO
20
LABORATORIUM TEKNIK FAKULTAS TEKNIK
21
Pengujian bahan
22
23
24
Pengujian slump
Pembuatan beton
25
Catatan : foto – foto yang saya cantumkan tidak lengkap dikerenakan
26