Anda di halaman 1dari 69

Laporan Kerja Praktek

JUDUL
“PRESERVASI RUAS JALAN OESAPA - BATAS KOTA
SOE”

Dosen Pembimbing :
WILHELMUS BUNGANAEN, ST, MT

ALEX E. DECAPRIO/1606010048
LORY KARINA ATI/1806010083

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK
UNIVERSITAS NUSA CENDANA

KUPANG
2022

i
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,
RISET DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
Jl. Adisucipto Penfui - Kupang 85001, Telp 0380-881590

LEMBAR PERNYATAAN

Kami mahasiswa pada Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik,
Universitas Nusa Cendana.

Nama Mahasiswa/ : 1. Alex Eleonorta Decaprio/1606010048


Nomor Induk Mahasiswa 2. Lory Karina Ati/1806010083

Dengan ini menyatakan bahwa Laporan Kerja Praktek yang dibuat dengan
judul “PRESERVASI RUAS JALAN OESAPA - BATAS KOTA SOE” adalah :

1) Dibuat dan diselesaikan sendiri, dengan menggunakan data-data hasil


pelaksanaan kerja praktek di proyek tersebut.
2) Bukan merupakan duplikasi karya tulis yang sudah dipublikasikan atau yang
pernah dipakai untuk mendapatkan gelar sarjana pada universitas lain, kecuali
pada bagian- bagian sumber informasi dicantumkan dengan cara referensi
yang semestinya.

Kalau terbukti kami tidak memenuhi apa yang telah dinyatakan di atas, maka
Laporan Kerja Praktek ini batal demi hukum.

Kupang, Oktober 2022


Yang membuat pernyataan

Alex E. Decaprio Lory Karina Ati

ii
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,
RISET DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
Jl. Adisucipto Penfui - Kupang 85001, Telp 0380-881590

LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan Kerja Praktek dengan judul “PRESERVASI RUAS JALAN


OESAPA - BATAS KOTA SOE” yang dibuat oleh :

Nama Mahasiswa/ : 1. Alex Eleonorta Decaprio/1606010048


Nomor Induk Mahasiswa 2. Lory Karina Ati/1806010078

Telah diperiksa dan disetujui untuk diajukan dan dipertahankan dalam ujian
komprehensif guna mencapai gelar Sarjana Teknik Strata Satu pada Fakultas Sains
dan Teknik, Universitas Nusa Cendana – Kupang, Nusa Tenggara Timur.

Kupang, Oktober 2022

Menyetujui :

Dosen Pembimbing KP Ketua Program Studi Teknik Sipil

Wilhelmus Bunganaen, ST, MT Dr. Denik Sri Krisnayanti, ST, MT


NIP : 19670625 199802 1 001 NIP : 19751228 200012 2 001

iii
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN KERJA PRAKTEK


PRESERVASI RUAS JALAN OESAPA - BATAS KOTA SOE

Telah diperiksa dan disetujui


Kupang, …………………

Oleh :

Dosen Pembimbing Kerja Praktek

Wilhelmus Bunganaen, ST, MT


NIP : 19670625 199802 1 001

iv
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,
RISET DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
Jl. Adisucipto Penfui - Kupang 85001, Telp 0380-881590

BERITA ACARA UJIAN KERJA PRAKTEK

Nama Mahasiswa : Alex Eleonorta Decaprio/Lory Karina Ati


NIM : 1606010048/1806010083
Semester : XIII (Tiga Belas)/IX (Sembilan)
Kontraktor : PT. Jaya Konstruksi, MP
Nama Pekerjaan : Preservasi Ruas Jalan Oesapa – Batas Kota Soe
Tanggal Mulai KP : 16 Februari 2022
Tanggal Selesai KP : 16 Mei 2022
Pembimbing KP : Wilhelmus Bunganaen, ST, MT
Penguji KP : Wilhelmus Bunganaen, ST, MT

Nilai
Angka Huruf

Kupang, …………………….
Pembimbing Kerja Praktek Dosen Penguji KP

Wilhelmus Bunganaen, ST, MT Wilhelmus Bunganaen, ST, MT


NIP : 19670625 199802 1 001 NIP : 19670625 199802 1 001

Mengetahui,
Ketua Program Studi

Dr. Denik Sri Krisnayanti, ST, MT


NIP : 19751228 200012 2 001

v
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas rahmat, berkat serta perlindungan-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan
kerja praktek ini dengan baik. Laporan kerja praktek dengan judul
“PRESERVASI RUAS JALAN OESAPA - BATAS KOTA SOE” ditulis dengan
tujuan untuk memantapkan teori dan praktek yang telah dipelajari di kampus dan
juga memenuhi sebagian persyaratan akademik guna memperoleh gelar Sarjana
Teknik Sipil Strata satu Universitas Nusa Cendana.

Dalam penyusunan laporan kerja praktek ini, tentu tak lepas dari arahan dan
bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan rasa hormat
dan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu. Terlebih khusus penulis
mengucapkan terimakasih kepada :

1. Ibu Dr. Denik Sri Krisnayanti, ST,MT selaku ketua Program Studi Teknik
Sipil Universitas Nusa Cendana
2. Bapak John Hendrik Frans, ST, MT selaku koordinator Program Studi
Teknik Sipil Universitas Nusa Cendana.
3. Bapak Wilhelmus Bunganaen, ST, MT dosen Pembimbing kerja praktek
kami, yang telah menyempatkan waktu untuk membimbing kerja praktek
kami.
4. PT. Jaya Konstruksi, MP, selaku Kontraktor pelaksana yang telah
memberikan ijin kepada kami untuk melakukan kerja praktek pada proyek
ini.
5. Bapak Rizal Lamid, selaku Kepala Lab. PT. Jaya Konstruksi, MP yang telah
menerima dan membimbing kami dalam melaksanakan kerja praktek kami
selama di laboratorium dan di lapangan.
6. Kepada Staf pada lab PT. Jaya Konstruksi, MP yang telah mengijnkan dan
membimbing kami dalam melaksanakan pengujian pada fasilitas yang
tersedia.

vi
7. Kepada orang tua kami yang selalu memberikan dukungan baik berupa
moril maupun materil.
8. Semua pihak yang namanya tidak disebutkan satu persatu yang telah
memberikan dukungan moril kepada kami.

Pada laporan yang kami selesaikan, kami menyadari bahwa hasil dari
pekerjaan laporan ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kami sebagai
penulis tidak menutup diri dari saran-saran maupun kritikan yang membangun dan
meningkatkan pengetahuan kami. Semoga laporan yang kami buat ini bermanfaat
serta dapat membantu meningkatkan pengetahuan dan wawasan bagi diri sendiri
dan orang lain.

Kupang, Oktober 2022

Penulis

vii
SURAT PERMOHONAN KERJA PRAKTEK

viii
SURAT BALASAN KERJA PRAKTEK

ix
DAFTAR ISI

JUDUL...........................................................................................................................i
LEMBAR PERNYATAAN..........................................................................................ii
LEMBAR PERSETUJUAN.........................................................................................iii
LEMBAR PENGESAHAN..........................................................................................iv
BERITA ACARA UJIAN KERJA PRAKTEK............................................................v
KATA PENGANTAR..................................................................................................vi
SURAT PERMOHONAN KERJA PRAKTEK.........................................................viii
SURAT BALASAN KERJA PRAKTEK....................................................................ix
DAFTAR ISI.................................................................................................................x
DAFTAR GAMBAR..................................................................................................xii
DAFTAR TABEL......................................................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................................1
1.2 Tujuan Kerja Praktek dan Tujuan Proyek.......................................................2
1.2.1 Tujuan Kerja Praktek...............................................................................2
1.2.2 Tujuan Proyek.........................................................................................3
1.3 Manfaat Kerja Praktek....................................................................................3
1.4 Metodologi Kerja Praktek...............................................................................3
1.5 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Proyek.........................................................4
1.6 Pembatasan Masalah.......................................................................................4
1.7 Informasi Umum Proyek................................................................................5
1.8 Sistematika Penulisan Laporan.......................................................................7
BAB II DEFINISI PROYEK.........................................................................................9
2.1 Proses Pengadaan............................................................................................9
2.2 Ruang Lingkup Proyek...................................................................................9
2.3 Struktur Organisasi Proyek...........................................................................10
2.3.1 Pemilik Proyek (Bouwheer/Owner)......................................................11
2.3.2 Konsultan Pengawas (Direksi / Supervisor)..........................................12
2.3.3 Kontraktor (Pelaksana)..........................................................................13

x
2.4 Hubungan Kerja Antara Pihak - Pihak Yang Terlibat Dalam Proyek..........17
2.4.1 Hubungan Kerja antara Pemilik Proyek dan Konsultan Pengawas.......17
2.4.2 Hubungan Kerja antara Pemilik Proyek dan Kontraktor.......................18
BAB III SISTEM PELAKSANAAN PROYEK.........................................................19
3.1 Umum...........................................................................................................20
3.2 Pelaksanaan Pengujian di Laboratorium.......................................................21
3.2.1 Pekerjaan Penyiapan Benda Uji Agregat Hot Bin I, II, III, IV.............21
3.2.2 Analisis Saringan Agregat Kasar Dan Agregat Halus...........................25
3.2.3 Pengujian Kadar Aspal (Extraction).....................................................28
3.2.4 Pengujian Marshall................................................................................30
3.2.5 Pekerjaan Lapangan...............................................................................34
BAB IV TINJAUAN KHUSUS..................................................................................38
4.1 Pendahuuan...................................................................................................38
4.2 Laston AC-WC (Asphalt Concrete - Wearing Course)................................38
4.3 Alur Pekerjaan..............................................................................................43
4.4 Hasil dan Pembahasan................................................................................44
4.4.1 Pengujian Kadar Aspal (Ekstraksi).......................................................44
4.4.2 Pengujian Marshall................................................................................48
BAB V PENUTUP......................................................................................................51
5.1 Kesimpulan...................................................................................................51
5.2 Saran.............................................................................................................51
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................53
LAMPIRAN................................................................................................................54

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. 1 Lokasi proyek Preservasi Jalan Oesapa - Batas Kota Soe........................5


Gambar 1. 2 Papan Informasi Proyek............................................................................6
Gambar 2. 1 Struktur Organisasi Pelaksanaan Proyek................................................11
Gambar 2. 2 Bagan struktur organisasi PT. Jaya Konstruksi......................................14
Gambar 3. 1 Hot Bin I/Abu Batu.................................................................................22
Gambar 3. 2 Hot Bin II................................................................................................22
Gambar 3. 3 Hot Bin III..............................................................................................23
Gambar 3. 4 Hot Bin IV..............................................................................................23
Gambar 3. 5 Pengambilan Sampel Batu Pecah...........................................................25
Gambar 3. 6 Saringan ASTM Berdasarkan No.Saringan............................................26
Gambar 3. 7 Proses Pembagian Agregat Menggunakan Alat Quatring......................28
Gambar 3. 8 Proses Gradasi Batu Pecah/Sieve analisis..............................................28
Gambar 3. 9 Pemasangan Filter...................................................................................30
Gambar 3. 10 Penambahan Pelarut.............................................................................30
Gambar 3. 11 Pengeluaran Larutan.............................................................................32
Gambar 3. 12 Compaction Hot Mix............................................................................33
Gambar 3. 13 Penimbangan Kering Benda Uji...........................................................33
Gambar 3. 14 Perendaman Beda Uji...........................................................................34
Gambar 3. 15 Perendaman benda uji dalam Water Bath dengan suhu 60ᵒc................34
Gambar 3. 16 Pengujian Marshall...............................................................................35
Gambar 3. 17 Pengambilan Sampel Coredrill.............................................................37
Gambar 3. 18 Penutupan Lubang bekas Core drill......................................................38
Gambar 4. 1 Alur Pekerjaan Pengujian.......................................................................43
Gambar 4. 2 Grafik Presentase Gradasi Hasil Ekstraksi.............................................45

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 4. 1 Ketentuan Agregat Kasar...........................................................................41


Tabel 4. 2 Ketentuan Agregat Halus...........................................................................42
Tabel 4. 3 Gradasi Agregat Gabungan Untuk Campuran Beraspal.............................42
Tabel 4. 4 Persyaratan Sifat-Sifat Campuran Laston..................................................43
Tabel 4. 5 Uji Ekstraksi Aspal.....................................................................................45
Tabel 4. 6 Gradasi Hasil Ekstraksi..............................................................................46
Tabel 4. 7 Pengujian Marshall.....................................................................................47

xiii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan,
termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu
lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah
permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air.

Jalan mempunyai peranan yang penting dalam bidang sosial, ekonomi, politik,
strategi/militer dan kebudayaan. Sehingga keadaan jalan dan jaringan- jaringan jalan
bisa dijadikan tolak ukur tentang tingginya kebudayaan dan kemajuan ekonomi suatu
bangsa. Mengingat kondisi sarana jalan yang ada saat ini banyak kerusakan baik yang
diakibatkan oleh faktor alam maupun faktor manusia dalam hal ini kendaraan,
sehingga perlu diadakan perbaikan dan peningkatan guna memenuhi kebutuhan lalu
lintas yang lebih tinggi.

Preservasi Ruas Jalan adalah kegiatan penanganan untuk dapat meningkatkan


kemampuan ruas-ruas jalan dalam kondisi kritis agar ruas jalan tersebut dalam
kondisi yang sesuai dengan umur rencana. Peningkatan pada ruas jalan ini disebabkan
karena terjadi kerusakan pada beberapa titik diruas jalan dan akibatnya mengganggu
aktivitas transportasi bagi masyarakat terutama dalam bidang perekonomian.
Preservasi Ruas Jalan Oesapa – Batas Kota Soe dipilih sebagai lokasi pelaksanaan
kerja praktek karena proyek ini merupakan kegiatan penanganan jalan berupa
pencegahan, perawatan, dan perbaikan yang diperlukan untuk mempertahankan
kondisi jalan agar tetap berfungsi secara optimal melayani lalulintas sehingga umur
rencana yang ditetapkan dapat tercapai.

Adanya sarana perhubungan yang lancar pada suatu wilayah atau daerah akan
berdampak pada pesatnya pertumbuhan perekonomian wilayah tersebut, karena
sistem mobilisasi barang dan jasa dapat berjalan lancar dan efisien, serta berguna juga

14
untuk pengembangan wilayah khususnya pada lokasi Ruas Jalan Oesapa - Batas Kota
Soe.

Ruas Jalan Oesapa - Batas Kota Soe merupakan jalan nasional yang
menghubungkan Kota Kupang, Kabupaten Kupang dan Kabupaten Timor Tengah
Selatan. Pengerjaan Ruas Jalan Oesapa - Batas Kota Soe sepanjang 107 Km (STA 0 +
000 – STA 107 + 000). Namun, dalam pengerjaan pelaksanaan preservasi ruas jalan
tersebut dilakukan sesuai dengan kondisi ruas jalan yang mengalami kerusakan,
mulai dari kerusakan ringan hingga kerusakan yang berat. Kerusakan-kerusakan yang
terjadi tentu akan berpengaruh pada keamanan dan kenyamanan pemakai jalan.

Dalam hal ini, Pemerintah Kabupaten Kota Kupang, melalui Dinas Pekerjaan
Umum melakukan preservasi Ruas Jalan Oesapa - Batas Kota Soe untuk mengurangi
tingkat kecelakaan dan memberikan rasa aman dan nyaman bagi pengguna jalan.

1.2 Tujuan Kerja Praktek dan Tujuan Proyek

Adapun tujuan dari kerja praktek dan tujuan proyek Preservasi Ruas Jalan
Oesapa – Batas Kota Soe adalah sebagai berikut :

1.2.1 Tujuan Kerja Praktek

Tujuan dari pelaksanaan kerja praktek pada proyek Preservasi Ruas Jalan
Oesapa – Batas Kota Soe adalah sebagai berikut :
1. Sebagai syarat untuk menyelesaikan studi di Program Studi Teknik Sipil Fakultas
Sains dan Teknik Universitas Nusa Cendana.
2. Mahasiswa mampu memahami, mengerti dan membandingkan ilmu dalam bentuk
teori dan ilmu dilapangan.
3. Mahasiswa mampu memahami proses pembangunan jalan raya.
4. Mahasiswa mampu mempelajari permasalahan yang mungkin terjadi selama di
proyek dan dapat mencari solusinya.
5. Memberikan peluang bagi mahasiswa agar dapat beradaptasi dengan dunia kerja
serta menambah pengalaman mahasiswa dalam dunia kerja, khususnya pada
bidang kontraktor pelaksana.

15
1.2.2 Tujuan Proyek

Tujuan dari proyek Preservasi Ruas Jalan Oesapa - Batas Kota Soe adalah
sebagai berikut :
1. Meningkatkan kapasitas jalan.
2. Meningkatkan struktur ruas jalan serta memperbaiki bagian ruas jalan yang
mengalami rusak berat agar bagian jalan tersebut kembali optimal dalam
menjalankan fungsinya.

1.3 Manfaat Kerja Praktek

Manfaat dari kerja praktek adalah sebagai berikut :


1. Mampu belajar secara langsung di lapangan tentang proses pelaksanaan suatu
proyek.
2. Menambah pengalaman serta wawasan tentang dunia kerja proyek.
3. Meningkatkan kemampuan bersosialisasi dan berkomunikasi dalam dunia kerja.

1.4 Metodologi Kerja Praktek

Dalam melaksanakan kegiatan serta menyelesaikan kerja praktek ini


digunakan beberapa metodologi. Metodologi-metodologi tersebut adalah sebagai
berikut :
1. Metode observasi (Pengamatan)
Kegiatan ini dilakukan dengan cara mengamati semua hal yang terjadi di
lapangan, mulai dari mengamati setiap pekerjaan yang dikerjakan, langkah-
langkah pengerjaan, metode pelaksanaan, mobilisasi dan penempatan alat dan
bahan, alat dan bahan yang digunakan, sampai dengan permasalahan yang terjadi
di lapangan dan tindak penyelesaiannya.
2. Metode Interview (Wawancara Langsung)
Dalam metode ini pelaksanaan yang dilakukan adalah dengan melakukan
wawancara secara langsung kepada semua pihak yang terlibat dalam proses
preservasi Ruas Jalan Oesapa – Batas Kota Soe, salah satunya dengan
memberikan pertanyaan pada pihak terkait.

16
3. Metode Pustaka (Literatur)
Dalam metode ini, dilakukan dengan cara mengumpulkan data dalam proyek
dengan bereferensikan jurnal, buku maupun internet.
4. Metode Instrumen
Dalam metode instrumen pelaksanaan dilakukan dengan menggunakan alat bantu
seperti kamera ataupun alat tulis guna mendapatkan data ataupun informasi
mengenai proyek.
5. Metode Penyusunan laporan kerja praktek
Metode ini dilakukan mahasiswa setelah melakukan kerja praktek. Penyusunan
laporan ini dibuat berdasarkan hasil pengamatan terhadap pekerjaan preservasi
Ruas Jalan Oesapa – Batas Kota Soe yang berlangsung selama mahasiswa berada
di proyek. Laporan ini kemudian dikonsultasikan kepada pembimbing kerja
praktek.

1.5 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Proyek

Waktu pelaksanaan kerja praktek pada Proyek Preservasi Ruas Jalan Oesapa -
Batas Kota Soe dilakukan selama 3 (tiga) bulan terhitung dari tanggal dikeluarkannya
Surat Penunjukan Dosen Pembimbing Kerja Praktek (KP) dengan No.
1240/UN.15.15.1/PP/2022 pada tanggal 16 Februari 2022 oleh Koordinator Program
Studi Teknik Sipil Fakultas Sains dan Teknik Universitas Nusa Cendana (UNDANA)
Kupang dan berakhir pada tanggal 16 Mei 2022. Kegiatan-kegiatan dalam pekerjaan
yang diikuti sejalan dengan mengamati, memberikan saran sesuai materi yang telah
didapatkan jika terdapat kekeliruan dalam pengerjaan di lapangan serta
mengumpulkan data-data yang dibutuhkan untuk menyelesaikan laporan Kerja
Praktek.

1.6 Pembatasan Masalah

Dalam kegiatan Kerja Praktek ada beberapa hal yang menjadi batasan
masalah diantaranya adalah :

17
1. Tinjauan Umum Mengamati pekerjaan diantaranya : pekerjaan patching aspal,
pekerjaan leveling aspal, pekerjaan perkerasan jalan AC-BC, dan pekerjaan
perkerasan jalan AC-WC.
2. Tinjauan Khusus Meninjau kegiatan pekerjaan proyek berupa pengujian di
laboratorium proyek tentang Pengujian Marshall, ekstraksi Aspal, dan gradasi
agregat hasil ekstraksi.

1.7 Informasi Umum Proyek

Proyek Preservasi Jalan terletak pada lokasi Bundaran El Tari, Jl. W.J.
Lalamentik, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur sampai ke Tugu Soe Bersehati,
Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur. Ruas Jalan Oesapa - Batas
Kota Soe sepanjang 107 Km (STA 0 + 000 - STA 107 + 000). Lokasi proyek yang
akan kami tinjau dapat dilihat pada Gambar 1.1.

Gambar 1. 1 Lokasi proyek Preservasi Jalan Oesapa - Batas Kota Soe.


(Sumber : Google Maps, 2022)
Berikut ini adalah data (informasi) berkaitan dengan Informasi Pelaksanaan
Proyek Preservasi Ruas Jalan Oesapa - Batas Kota Soe tahun 2022 :

1. Nama Pekerjaan : Preservasi Jalan Oesapa - Batas Kota Soe


2. Lokasi Proyek : Kota Kupang, Kab. Kupang, & Kab. Timor
Tengah Selatan

18
3. Pemilik Proyek : Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Provinsi NTT
4. Nomor Kontrak : HK 0203 - Bw - 10 / PJNW 1 NTT / 613
5. Tanggal Kontrak : 18 Agustus 2021
6. Nilai Kontrak : Rp. 127.762.086.000,00
7. Kontaktor Pelaksanaan : PT. Jaya Konstruksi MP, Tbk
8. Konsultan Pengawas : PT. Purna Jasa Bima Pratama KSO
PT. Cakra Buana Total Mandiri Konsultan
PT. Planosib Nusantara Engineering
9. Waktu Pelaksanaan : 500 Hari Kalender
10. Waktu Pemeliharaan : 365 Hari Kalender
11. Tahun Anggaran : 2021

Papan informasi Proyek Preservasi Jalan Timor Raya Oesapa - Batas Kota
Soe dapat dilihat pada gambar 1.2.

19
Gambar 1. 2 Papan Informasi Proyek
(Sumber : Foto, 2022)
1.8 Sistematika Penulisan Laporan

Adapun sistematika dari laporan kerja praktek ini yaitu :


1. Bab I. Pendahuluan
Pada bagian bab ini membahas mengenai latar belakang diadakannya kerja
praktek, tujuan, metodologi kerja praktek, waktu dan pelaksanaan proyek, batasan
masalah, informasi umum proyek, pekerjaan yang telah dilaksanakan dan
sistematika penulisan laporan.

20
2. Bab II. Deskripsi Umum Proyek
Pada bagian bab ini membahas mengenai manajemen konstruksi, administrasi
proyek, struktur organisasi proyek dan hubungan kerja antara pihak-pihak yang
terlibat dalam proyek.
3. Bab III. Sistem Pelaksanaan Proyek
Pada bagian bab ini membahas tentang proses pelaksanaan dan manajemen
konstruksi pada proyek.
4. Bab IV. Tinjauan Khusus
Pada bagian bab ini membahas tentang tinjauan khusus yang ditinjau pada
proyek.
5. Bab V. Penutup
Pada bagian bab ini membahas mengenai kesimpulan yang diambil selama kerja
praktek serta saran untuk hal yang lebih baik kedepannya.

21
BAB II
DEFINISI PROYEK

2.1 Proses Pengadaan

Dalam proses pengerjaan Preservasi Jalan Oesapa – Batas Kota Soe melalui
proses tender. Proses tender adalah suatu aktifitas menjual barang dan jasa (biasanya
berupa paket pekerjaan) yang melibatkan penyelenggaraan lelang atau tender dalam
hal ini Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Provinsi Nusa Tenggara
Timur, dan diikuti oleh beberapa vendor atau penyedia yang saling mengadu harga
penawaran terbaik. Dalam hal ini, pihak konsultan pengawas dimenangkan oleh PT.
Purna Jasa Bina Pratama KSO – PT. Cakra Buana Total Mandiri Konsultan – PT.
Planosib Nusantara Engineering dan kontraktor pelaksana dimenangkan oleh PT.
Jaya Konstruksi MP, Tbk.

2.2 Ruang Lingkup Proyek

Pengerjaan suatu proyek membutuhkan proses-proses pekerjaan yang mana


pembagian pekerjaan tersebut diuraikan menjadi lebih detail untuk dicapai proses
perencanaan proyek pada tingkat yang lebih baik. Adapun proses pekerjaan yang
dapat dilihat di bawah ini yang selanjutnya dilakukan penjadwalan guna mengetahui
kapan pekerjaan proyek tersebut akan selesai.

Ruang Lingkup Pekerjaan Preservasi Jalan Oesapa - Batas Kota Soe secara
umum terbagi sebagai berikut :

1. Pekerjaan di Laboratorium
 Pengujian Gradasi Agregat
 Pengujian Kadar Aspal (Extraction)
 Pengujian Kelelehan (Flow) dan Stabilitas Aspal (Marshall Test)
 Pengujian kepadatan lapangan
 Kontrol ketebalan dengan menggunakan alat Core Drill

22
2. Pekerjaan di Lapangan
 Patching aspal
 Leveling aspal
 Perkerasan jalan AC-BC
 Perkerasan jalan AC-WC
 Pekerjaan pasangan batu
 Pekerjaan bahu jalan
 Pekerjaan pembersihan rumput
 Perawatan jembatan

2.3 Struktur Organisasi Proyek

Dalam pengelolaan suatu proyek dibutuhkan suatu organisasi yang kuat


dengan program, visi, misi dan tujuan yang jelas, sehingga kegiatan dapat dilakukan
dengan batasan dan standar yang telah disepakati dan dilaksanakan dengan maksimal
oleh personal penanggung jawab masing- masing kegiatan.
Organisasi proyek itu sendiri adalah suatu sarana dalam pencapaian tujuan
dengan mengatur dan mengorganisasi sumber daya, tenaga kerja, material, peralatan
dan modal secara efektif dan efisien dengan menerapkan sistem manajemen sesuai
kebutuhan proyek.
Selain bertujuan untuk membantu mencapai sebuah tujuan dengan maksimal.
Struktur organisasi ini juga memiliki kegunaan atau tujuan lainnya. Seperti berguna
untuk menyusun mekanisme dalam pengendalian kerja proyek, mengelompokkan
penanggung jawab pada setiap kegiatan, menentukan wewenang dan tanggung jawab
untuk semua pekerja proyek dam mengidentifikasi pembagian sebuah kegiatan.
Organisasi Pemilik proyek adalah orang atau badan yang memiliki dan
mengelola proyek. Konsultan pengawas adalah orang perseorangan yang diberi kuasa
secara hukum untuk mengawasi/ meliputi secara penuh atau terbatas, seluruh tahapan
konstruksi sesuai dengan bestek.
Kontraktor adalah pihak yang bertanggung jawab melaksanakan semua atau
sebagian pekerjaan konstruksi. Mereka akan bertanggung jawab menyediakan semua

23
material, tenaga kerja, peralatan (seperti kendaraan teknik dan perkakas), dan layanan
yang diperlukan untuk pembangunan proyek.
Berikut adalah bagan Struktur Pelaksanaan Proyek, yang dapat dilihat pada
gambar 2.2

Pemilik Proyek
Dinas PUPR Provinsi

Konsultan Pengawas Kontraktor Pelaksana

PT. Purnajasa Bimapratama PT. Jaya Konstruksi MP,Tbk


PT. Cakra Buana Total Mandiri
Konsultan
PT. Planosip Nusantara Engineering

Gambar 2. 1 Struktur Organisasi Pelaksanaan Proyek


(Sumber : JAKON, 2022)

Berdasarkan penunjukan pengawas oleh pemilik proyek, maka seluruh teknis


pengawasan diserahkan kepada konsultan pengawas. Jika ada masalah teknis yang
perlu dibicarakan, maka menurut peraturan umum pemilik proyek tidak dapat
berhubungan langsung dengan pelaksana/kontraktor tetapi harus melalui konsultan
pengawas.

2.3.1 Pemilik Proyek (Bouwheer/Owner)

Dalam pengerjaan Preservasi Jalan Oesapa – Batas Kota Soe, Dinas Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat Prov. NTT selaku pemilik proyek merupakan suatu
badan usaha yang memberikan pekerjaan bangunan dan membayar biaya pekerjaan
baik itu kepada konsultan pengawas dan kontraktor. Berdasarkan pengamatan,
pemilik proyek melakukan pengontrolan pengerjaan secara keseluruhan khususnya
mengenai waktu pengerjaan dan kemajuan dari pekerjaan yang sedang dilakukan.
Pada Proyek Preservasi Jalan Oesapa – Batas Kota Soe ini bidang yang
bertanggung jawab adalah Bidang Bina Marga, berikut adalah fungsi dari Bidang
Bina Marga dalam PUPR :

24
1. perumusan kebijakan di bidang penyelenggaraan jalan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan;
2. pelaksanaan kebijakan di bidang penyelenggaraan jalan nasional sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
3. pelaksanaan kebijakan di bidang penguatan konektivitas yang menjadi
prioritas nasional;
4. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang penyelenggaraan
jalan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
5. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang penyelenggaraan jalan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
6. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang penyelenggaraan jalan;
7. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Bina Marga; dan
8. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.

2.3.2 Konsultan Pengawas (Direksi / Supervisor)

Konsultan pengawas adalah orang perseorangan yang diberi kuasa secara


hukum untuk mengawasi/ meliputi secara penuh atau terbatas, seluruh tahapan
konstruksi sesuai dengan bestek. Konsultan pengawas untuk pengerjaan Preservasi
Jalan Oesapa – Batas Kota Soe ini berasal dari PT. Purnajasa Bimapratama, PT.
Cakra Buana Total Mandiri Konsultan, PT. Planosip Nusantara Engineering.

Berikut adalah nama dan fungsi dari macam-macam bidang dari sebuah PT.
1. Direktur
Dalam penyebutan lain director, atau direktur utama, merupakan penamaan
sesuai dengan posisi tertinggi perusahaan ini.
Dalam tugas pada pembahasan awal ini adalah direktur, sebagaimana direktur
memiliki tugas sebagai berikut:
a. Penanggung jawab seluruh aktifitas kegiatan perusahaan
b. Mengambil kebijakan untuk memajukan perusahaan,
c. Mengendalikan keseimbangan pemasukan dan pengeluaran perusahaan,
d. Melakukan rekruitmen atau menghentikan karyawan sesuai kebutuhan,

25
e. Membangun sinergitas dan alur manajemen perusahaan.
2. Assisten Manajer
Bertugas sebagai tangan kanan manager dimana membantu manager,
mengawasi karyawan, serta menggantikan tugas manajer apabila manajer
sedang berhalangan atau keluar kota.
3. Administrasi
Bertugas menghitung, membuat neraca, serta membuat laporanlaporan yang
diperlukan oleh manajer.
4. Supervisor
Supervisor harus bertanggung jawab dalam memastikan semua pekerjaan
dilaksanakan dengan baik sehingga semua proses produksi berjalan lancar
seperti monitoring produksi, pengawasan anak buah, melakukan instruksi
kerja, bertanggung jawab keamanan, keselamatan atau kesehatan yang
terancam.

Secara umum Konsultan pengawas bertugas untuk melakukan:


1) Pengawasan pekerjaan
2) Menjalankan fungsi kontrol
3) Mengarahkan pelaksanaan pekerjaan konstruksi sesuai dengan spesifikasi
yang diisyaratkan oleh perencana.

2.3.3 Kontraktor (Pelaksana)

PT. Jaya Konstruksi MP,Tbk selaku kontraktor/pelaksana adalah


perseorangan atau lembaga yang menerima dan menyelenggarakan pekerjaan
bangunan menurut biaya yang telah tersedia dan melaksanakannya sesuai dengan
peraturan dan syarat-syarat serta gambar rencana yang telah ditetapkan oleh
konsultan perencana berdasarkan kesepakatan dari pemilik proyek. Kontraktor
adalah pihak yang bertanggung jawab melaksanakan semua atau sebagian pekerjaan
konstruksi.

26
Berikut adalah bagan struktur organisasi PT. Jaya Konstruksi :

Gambar 2. 2 Bagan struktur organisasi PT. Jaya Konstruksi


(Sumber : JAKON, 2022)

Tugas dan fungsi dari masing-masing bagian adalah sebagai berikut:


1. Kepala Proyek
Fungsi jabatan dari kepala proyek adalah merencanakan, mengatur dan
mengarahkan proyek berdasarkan manajemen waktu, biaya, mutu serta safety
dalam mengelola dan mengolah sumber daya yang ada untuk mencapai hasil
yang sesuai dengan rencana kerja (prosedur dan kontrak kerja).
2. Koordinator Mutu
Fungsi dari Koordinator Mutu adalah mengawasi tugas administrasi untuk
proyek, berbicara dengan karyawan tentang status proyek, mengembangkan

27
jadwal dan memantau kemajuan proyek, merakit kontrak proyek, laporan dan
faktur, memesan persediaan dan menagih pelanggan atas produk yang mereka
beli.
3. Koordinator K3
Fungsi dari Koordinator K3 adalah mengelola program K3: merencanakan,
mengelola, menganggarkan, dan mengawasi penyelesaian dan efektifitas
program-program yang dilakukan untuk mencapai tujuan K3 perusahaan atau
program-program pengendalian administratif dan/atau teknis guna
menghilangkan atau meminimalisir bahaya.
4. Safety Officer
Fungsi dari Safety Officer adalah mengidentifikasi dan memetakan potensi
bahaya, membuat gagasan program K3, membuat dan memelihara dokumen
K3, melakukan evaluasi atas insiden kecelakaan, menghubungkan perusahaan
dan pemerintah.
5. Kepala Komersial
Fungsi dari Kepala Komersial adalah menyiapkan rencana kebutuhan sumber
daya dan jadwal kegiatan konstruksi, menetapkan target kegiatan konstruksi,
melaksanakan pengukuran kinerja biaya dan waktu, mengevaluasi biaya, mutu
dan waktu.
6. Kepala Teknik
Fungsi dari Kepala Teknik adalah bertanggung jawab terhadap pelaksanaan
pengujian, menandatangani sertifikat pengujian, memeriksa laporan hasil
pengujian, mengesahkan Instruksi Kerja.
7. Kepala Operasi
Fungsi dari Kepala Operasi adalah mengawasi pengelolaan pelaksanaan
kegiatan perusahaan, mengawasi pengelolaan pelaksanaan project, mengelola
pelaksanaan kegiatan perencanaan pelelangan, melakukan koordinasi kerja
harian, melaksanakan jadwal dan kegiatan pelelangan, mengecek status
kegiatan pelaksanaan project.

28
8. Kepala A2B
Fungsi dari Kepala A2B adalah menerapkan Keselamatan dan kesehatan kerja
dan lingkungan hidup (K3-LH), menerapkan komunikasi di tempat kerja,
menerapkan kerja sama ditempat kerja, mengidentifikasi komponen utama
seorang mekanik, melaksanakan perbaikan ringan, melaksanakan perbaikan
(Major Repair), membuat laporan pekerjaan.
9. General Affair
General Affair memiliki tugas dan tanggung jawab yang besar. Dari
mengadakan barang, perizinan, menjaga aset perusahaan hingga mengelola
karyawan. Jika perusahaan Anda semakin besar, ada baiknya untuk
memisahkan departemen GA, perizinan, purchasing dan HR agar lebih mudah
bagi Anda untuk mengontrolnya.

Dalam pengerjaan proyek ini, kontraktor pelaksana mengkonsultasikan


pekerjaan yang akan dan telah dilakukan serta perubahan-perubahan yang harus
dilakukan kepada kepada Project Manager yang kemudian dikonsultasikan lagi ke
Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Prov. NTT selaku pemilik proyek
untuk ditindaklanjuti.
Kontraktor adalah pihak yang diserahi tugas untuk melaksanakan
pembangunan proyek oleh owner melalui prosedur pelelangan. Pekerjaan yang
dilaksanakan harus sesuai dengan kontrak dengan biaya yang telah disepakati.
Kontraktor PT. Jaya Konstruksi mempunyai tugas dan kewajiban sebagai
berikut:
1. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan peraturan dan syarat-syarat yang telah
ditetapkan dalam dokumen kontrak.
2. Membuat gambar kerja (shop drawing) sebelum memulai pelaksanaan
pekerjaan.
3. Membuat dokumen tentang pekerjaan yang telah dilaksanakan dan diserahkan
kepada owner.
4. Membuat laporan hasil pekerjaan berupa laporan kemajuan proyek.
5. Mengasuransikan pekerjaan dan kecelakaan kerja bagi tenaga kerja

29
6. Melakukan perbaikan atas kerusakan atau kekurangan pekerjaan akibat
kelalaian selama pelaksanaan dengan menanggung seluruh biayanya.
7. Menyerahkan hasil pekerjaan

2.4 Hubungan Kerja Antara Pihak - Pihak Yang Terlibat Dalam Proyek

Di dalam pelaksanaan pekerjaan suatu konstruksi bangunan, terdapat orang-


orang atau badan yang melaksanakan pekerjaan bangunan tersebut. Orang-orang atau
badan yang melaksanakan pekerjaan bangunan disebut unsur-unsur pelaksana
pembangunan. Masing- masing unsur pelaksana pembangunan mempunyai tugas
kewajiban, tanggung jawab dan wewenang sesuai dengan kedudukan serta kegiatan
yang dilakukan. Yang dimaksud dengan unsur-unsur pelaksana pembangunan adalah
pemilik proyek/pemberi tugas, konsultan perencana, konsultan pengawas, dan
kontraktor pelaksana.
Hubungan kerja antara unsur-unsur yang berperan dalam pelaksanaan proyek
ini adalah sebagai berikut:

2.4.1 Hubungan Kerja antara Pemilik Proyek dan Konsultan Pengawas

Terikat ikatan kontrak dan hubungan fungsional. Pengawas menyampaikan


perubahan – perubahan yang terjadi berkaitan dengan pelaksanaan di lapangan.
Owner membayar atau mengurangi biaya perubahan.
1. Pemilik proyek terhadap konsultan pengawas
- Memberikan tugas dan tanggungj awab untuk melaksanakan pengawasan
terhadap proyek yang dimaksud.
- Menyediakan biaya jasa terhadap pengawasan tersebut.
2. Konsultan pengawas terhadap pemilik proyek
- Konsultan pengawas kepada pemilik proyek/owner, memberikan jasa
pengawasan pekerjaan proyek mulai dari awal proyek sampai pada
finishing proyek.
- Menyerahkan hasil pekerjaan kepada pemilik proyek setelah pekerjaan
tersebut selesai.

30
- Mempertanggungjawabkan desain dan perhitungan struktur jika terjadi
kesalahan konstruksi.

2.4.2 Hubungan Kerja antara Pemilik Proyek dan Kontraktor

Ikatan berdasarkan kontrak, kontraktor memberikan layanan jasa


profesionalnya berupa bangunan sebagai realisasi dari keinginan pemilik proyek yang
telah dituangkan kedalam gambar rencana dan peraturan serta syarat-syarat oleh
konsultan, sedangkan pemilik proyek memberikan biaya jasa profesional kontraktor.
1. Pemilik proyek terhadap kontraktor
- Membayar jasa kontraktor sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati
bersama.
- Menerima pekerjaan yasng sudah diselesaikan oleh kontraktor dan apabila
sudah selayaknya dan tidak keberatan menyetujui pekerjaan tersebut.
2. Kontraktor terhadap pemilik proyek
- Melaksanakan pekerjaan konstruksi sesuai dengan peraturan dan
spesifikasi yang telah direncanakan dan ditetapkan dalam kontrak
perjanjian pemborongan.
- Memberikan laporan kemajuan proyek (progress) yang mengikuti laporan
harian, mingguan serta bulanan kepada pemilik proyek yang memuat
- Menyediakan tenaga kerja, bahan material, tempat kerja, peralatan, dan
alat pendukung lain yang digunakan mengacu dari spesifikasi dan gambar
yang telah ditentukan dengan memperhatikan waktu, biaya, kualitas, dan
keamanan pekerjaan.
- Bertanggungjawab sepenuhnya atas kegiatan konstruksi dan metode
pelaksanaan pekerjaan dilapangan.
- Melindungi semua perlengkapan, bahan dan pekerjaan terhadap
kehilangan, kerusakan, bahkan sampai pada penyerahan pekerjaan.

31
BAB III
SISTEM PELAKSANAAN PROYEK

Proyek adalah suatu kegiatan yang kompleks dan mempunyai sifat yang tidak
dapat terjadi berulang, memiliki waktu yang terbatas, spesifikasi yang sudah
ditentukan di awal untuk menghasilkan suatu produk. Karena adanya batasan-batasan
dalam melakukan suatu proyek, maka sebuah organisasi proyek sangat dibutuhkan
untuk mengatur sumber daya yang dimiliki agar dapat melakukan aktivitas-aktivitas
yang sinkron sehingga tujuan proyek bisa tercapai. Organisasi proyek juga
dibutuhkan untuk memastikan bahwa pekerjaan dapat diselesaikan dengan cara yang
efisien, tepat waktu dan sesuai dengan kualitas yang diharapkan.

Berdasarkan 7 jenis proyek yaitu : Proyek Engineering-Konstruksi, Proyek


Engineering-Manufaktur, Proyek Penelitian dan Pengembangan, Proyek Pelayanan
Manajemen, Proyek Konversi Bio-Diversity, Proyek Radio-Telekomunikasi dan
Proyek Kapital , maka jenis proyek yang kami tinjau saat ini adalah :
1. Proyek Engineering–Konstruksi
Kegiatan utamanya adalah studi kelayakan, design engineering, pengadaan
dan konstruksi. Hasilnya berupa pembangunan jembatan, gedung, pelabuhan,
jalan raya, dan sebagainnya. proyek Engineering-Konstruksi ini biasanya
menyerap kebutuhan sumber daya yang besar serta dapat dimanfaatkan oleh
orang banyak.
2. Proyek Engineering–Manufaktur
Dimaksud untuk membuat produk baru, meliputi pengembangan produk,
manufaktur, perakitan, uji coba fungsi dan operasi produk yang dihasilkan.

Pelaksanaan Pekerjaan Proyek adalah metode yang dibuat dengan cara teknis
yang menggambarkan penguasaan penyelesaian pekerjaan yang sistematis dari awal
sampai akhir yang meliputi tahapan atau urutan pekerjaan utama dan uraian cara
kerja dari masing-masing jenis kegiatan pekerjaan utama yang dapat dipertanggung
jawabkan secara teknis, serta bagaimana tahapan dalam metode pelaksanaan

32
pekerjaan harus relevan antara metode pelaksanaan pekerjaan dengan jadwal atau
jangka waktu pelaksanaan pekerjaan dan analisa teknis satuan pekerjaan.

3.1 Umum

Pelaksanaan fisik dari Pekerjaan Preservasi Ruas Jalan dengan Konstruksi


AC-BC dan AC-WC dilaksanakan sejak Agustus 2021, sedangkan pelaksanaan kerja
praktek (KP) pada lokasi pekerjaan dimulai pada tanggal 16 Februari 2022 sampai 16
Mei 2022, sehingga penulis mengikuti proses preservasi jalan yang ada pada rentang
waktu bulan Februari 2022 sampai bulan Mei 2022.

Pada saat kerja praktek, dilokasi proyek dan laboratorium telah dilaksanakan
beberapa jenis pekerjaan yaitu:
1. Pengujian Gradasi Agregat
a. Penyiapan agregat Hot Bin I, II, III , IV
b. Penyiapan peralatan pengujian
c. Pengujian gradasi agregat Hot Bin I, II, III , IV
d. Perhitungan data masing-masing pengujian dalam bentuk Excel (BAB IV)
2. Pengujian Kadar Aspal (Extraction)
a. Penyiapan bahan uji Hot Mix AC-BC
b. Penyiapan bahan uji Hot Mix AC-WC
c. Penyiapan filter (saringan Ekstraksi)
d. Penyiapan timbangan dengan ketelitian 0,01 gram
e. Penyiapan bahan pengekstraksi (Bensin)
f. Penyiapan alat uji ekstraksi
g. Pengujian kadar aspal (Ekstraksi)
h. Perhitungan data masing-masing pengujian dalam bentuk Excel (BAB IV)
3. Pengujian Kelelehan (Flow) dan Stabilitas aspal (Marshall Test)
a. Penyiapan bahan uji Hot Mix AC-BC
b. Penyiapan bahan uji Hot Mix AC-WC
c. Penyiapan timbangan dengan ketelitian 0,01 gram
d. Penyiapan alat Trial Compaction

33
e. Pengujian Trial Compaction
f. Penyiapan alat Pengujian Marshall
g. Pengujian Marshall
h. Perhitungan data masing-masing pengujian dalam bentuk Excel (BAB IV)
4. Pekerjaan Lapangan : Pengambilan sampel dengan menggunakan alat Core
Drill, pengujian kepadatan lapangan dan kontrol ketebalan

3.2 Pelaksanaan Pengujian di Laboratorium

3.2.1 Pekerjaan Penyiapan Benda Uji Agregat Hot Bin I, II, III, IV

Gradasi agregat adalah distribusi dari variasi ukuran butir agregat. Gradasi
agregat berpengaruh pada besarnya rongga dalam campuran dan  menentukan
workabilitas (kemudahan dalam pekerjaan) serta stabilitas campuran.

Gradasi agregat ditentukan dengan cara analisa saringan, dimana sampel


agregat harus melalui satu set saringan. Ukuran saringan menyatakan ukuran bukaan
jaringan kawat dan nomor saringan menyatakan banyaknya bukaan jaringan kawat
per inchi pesegi dari saringan tersebut.

Bin panas atau hot bin adalah tempat penampungan agregat panas yang telah
lolos dari saringan panas yang terdapat pada Asphalt Mixing Plant / AMP yang
merupakan seperangkat peralatan mekanik dan elektronik dimana agregat
dipanaskan, dikeringkan dan dicampur dengan aspal untuk menghasilkan campuran
beraspal panas yang memenuhi persyaratan tertentu yang disebut hot mix atau laston.
Agregat panas yang lolos penyaringan tersebut akan mengisi tempat masing-masing
sesuai dengan fraksi atau ukuran agregatnya.

- Saringan Pertama/Teratas berukuran 5 mm, butir agregat yang ukurannya


lebih besar (oversize) dibuang ke saluran pembuangan.
- Saringan ke-dua berukuran 12,5 mm (No.1/2”). Ukuran butir agregat antara
19 mm sampai 12,5 mm.
- saringan ke-tiga berukuran 19 mm (No.3/4”). Ukuran butir agregat antara 19
mm sampai dengan 25 mm.

34
- Saringan ke-empat berukuran 25 mm (No.1).

Gambar 3. 1 Hot Bin I/Abu Batu


(Sumber : Foto, 2022)

Hot Bin I juga disebut sebagai abu batu karena memiliki ukuran
butiran yang sangat halus. Ukuran Hot Bin I yang digunakan ialah 0,075 –
5,00 mm.

Gambar 3. 2 Hot Bin II


(Sumber : Foto, 2022)

Ukuran Agregat Hot Bin II adalah 5,00 – 12,5 mm

35
Gambar 3. 3 Hot Bin III
(Sumber : Foto, 2022)

Ukuran Agregat Hot Bin III adalah 12,5 – 19,00 mm

Gambar 3. 4 Hot Bin IV


(Sumber : Foto, 2022)

Ukuran Agregat Hot Bin IV adalah 19,00 – 25,00 mm.

36
- Pengambilan benda uji Agregat
Pengujian agregat bertujuan untuk mengetahui sifat atau karakteristik
agregat yang diperoleh dari hasil pemecahan stone crusher (mesin pemecah
batu).
Penyiapan contoh agregat adalah salah satu proses penting dalam
penyiapan bahan perkerasan jalan. Penyiapan benda uji secara baik sebelum
pengujian agregat akan sangat menentukan kualitas pengujian agregat.
Karenanya, dirasakan perlu untuk menyiapkan tata cara atau pedoman yang
dapat digunakan oleh personil laboratorium ketika contoh uji dari lapangan
telah diterima oleh laboratorium. Pedoman ini akan mengurangi inefisiensi
dalam pengujian termasuk mengurangi pekerjaan tambahan, pemborosan
waktu, dan pemborosan contoh uji. Cara penyiapan benda uji agregat dari
suatu contoh agregat benda uji yang dihasilkan mempunyai sifat sama dengan
contohnya. Lingkup tata cara mencakup penyiapan benda uji dari contoh yang
datang dari lapangan disesuaikan dengan kondisi agregat serta jumlah benda
uji yang diperlukan.

Berikut diuraikan kebutuhan alat, bahan, tenaga kerja, dan prosedur


pekerjaan dilapangan sebagai berikut :
1. Alat yang digunakan :
 4 Pan
 2 sendok untuk mengambil sampel
2. Bahan yang digunakan:
 Batu pecah
3. Tenaga Kerja yang dibutuhkan:
 2 tenaga laboratorium
4. Prosedur Pelaksanaan :
 2 tenaga penguji membawa 4 pan untuk mengambil material
 Setelah diambil material dari tempat penampungan, selanjutnya
material tersebut dibawa ke laboratorium untuk diuji.

37
Gambar 3. 5 Pengambilan Sampel Batu Pecah
(Sumber : Foto, 2022)

3.2.2 Analisis Saringan Agregat Kasar Dan Agregat Halus

Analisis saringan adalah penentuan persentase berat butiran agregat yang


lolos dari satu set saringan. Dengan no.saringan yang digunakan yaitu : 1”, ¾”, ½”
3/8”, No.4, No.8, No.16, No.30, No.50, No.100 dan No.200.

38
Gambar 3. 6 Saringan ASTM Berdasarkan No.Saringan
(Sumber : Foto, 2022)

- Gradasi Agregat
Gradasi atau susunan butir adalah distribusi dari ukuran agregat.
Untuk mengetahui gradasi tesebut dilakukan pengujian melalui analisa ayak
sesuai dengan Standard Nasional Indonesia. Berikut diuraikan alat, bahan,
tenaga kerja dan prosedur pelaksanaan yaitu:

1. Alat yang digunakan :


 Timbangan dan neraca.
 Satu set saringan (1”, 3/4”, ½” 3/8”, No.4, No.8, No.16, No.30,
No.50, No.100, No.200)
 Mesin pengayak saringan (Sieve shaker)
 Wadah penampung matrial (baskom stainless)
 Kuas, sendok dan alat-alat lainnya
2. Bahan yang digunakan :
 Material agregat Batu Pecah
3. Pelaksanaan Pengujian
 Pengambilan sampel uji agregat di tempat penampungan material.

39
 Pembagian sampel uji dengan mesin pembagi (sampel 1 dan
sampel 2) dengan tujuan mendapatkan komposisi sampel yang
sama.
 Penimbangan berat awal sampel 1 dan sampel 2 (digunakan 2
sampel dengan tujuan untuk mendapatkan hasil dan presisi yang
tepat dan benar).
 Dilakukan analisa saringan agregat kasar dan halus dengan
menggunakan 1 set saringan dengan no. saringan (1”, 3/4”, 1/2”
3/8”, No.4, No.8, No.16, No.30, No.50, No.100, No.200 )untuk
mendapatkan berat yang tertahan pada no.saringan, presentasi
fraksi tertahan, presentasi fraksi lolos dan rata-rata fraksi lolos.
 Untuk sampel 1 ditimbang berat awal pada timbangan.
 Setelah didapat berat awal, batu pecah dimasukkan kedalam
analisa saringan untuk dilakukan gradasi dengan nomor saringan
diatas.
 Menimbang berat tertahan pada masing-masing saringan (berat
yang ditimbang menggunakan data kuantitatif) bisa dilihat pada
tabel hasil percobaan.
 Untuk sampel 2 dilakukan hal yang sama.
 Setelah didapatkan hasil berat yang tertahan pada saringan, kedua
sampel digabung dan direndam untuk selanjutnya dilakukan
pengujian berat jenis agregat kasar.

40
Gambar 3. 7 Proses Pembagian Agregat Menggunakan Alat Quatring
(Sumber : Foto, 2022)

Gambar 3. 8 Proses Gradasi Batu Pecah/Sieve analisis


(Sumber : Foto, 2022)

3.2.3 Pengujian Kadar Aspal (Extraction)

Pemeriksaan kadar aspal dilakukan untuk mengetahui kadar aspal yang


terkandung dalam komposisi campuran aspal. Pemeriksaan kadar aspal dilakukan
dengan cara ekstraksi yaitu pemisahan campuran dua atau lebih bahan dengan cara
menambahkan pelarut yang bisa melarutkan salah satu bahan yang ada dalam
campuran tesebut, sedangkan pemeriksaan kadar Filler yang terkandung dalam
campuran dilakukan dengan cara yang sama dengan pemeriksaan kadar aspal .
Pelarut yang digunakan dalam penelitian ini adalah pertamax. Pemeriksaan kadar
aspal dan filler mengacu pada peraturan SNI 03 6984 2002.

41
Adapun cara pengujiannya yaitu sebagai berikut :
1. Timbang benda uji ke dalam cawan
2. Masukan benda uji kedalam Alat uji ekstraksi
3. Tambahkan pelarut bensin (Pertalite) sampai benda uji terendam.
4. Pasang kertas saring yang sudah dikeringkan pada suhu (100°C) dan telah
ditimbang.
5. Tutup rapat-rapat dan letakkan sebuah wadah/cawan di bawah lubang
pengeluaran larutan untuk mengumpulkan larutannya.
6. Diamkan selama 45 menit, Kemudian putar hingga keluar larutannya,
kemudian tambahkan lagi pelarut (bensin), diamkan selama 30 menit,
kemudian di putar lagi hingga keluar larutannya, ulangi setiap langkah ini
sampai larutan bensin yang keluar benar-benar bersih.
7. Ambil kertas saring (Filter) dari cawan dan keringkan di udara kemudian
keringkan di oven sampai beratnya konstan pada suhu (100 ± 5)°C
8. Pindahkan semua isi cawan ke pan kemudian dikeringkan di oven.
9. Penimbangan Filter sesudah pengujian
10. Perhitungan Kadar Aspal ( Bab IV)

Gambar 3.8 Sampel Hot Mix


(Sumber : Foto, 2022)

42
Gambar 3. 9 Pemasangan Filter Gambar 3. 10 Penambahan Pelarut
(Sumber : Foto, 2022) (Pertalite)
(Sumber : Foto, 2022)

Gambar 3. 11 Pengeluaran Larutan


(Sumber : Foto, 2022)

3.2.4 Pengujian Marshall

Metode Marshall memiliki prinsip dasar yaitu pemeriksaan stabilitas dan


kelelehan (flow), serta analisis kepadatan dan pori dari campuran padat yang
terbentuk. Dalam hal ini benda uji atau briket beton aspal padat dibentuk dari gradasi
agregat campuran yang telah didapat dari hasil uji gradasi sesuai spesifikasi

43
campuran. Pengujian marshall untuk mendapatkan stabilitas dan kelelehan (flow)
mengikuti prosedur SNI 06-2489-1991 atau ASSHTO T245-90.
Marshall Test merupakan alat tekan yang dilengkapi dengan proving ring
(cincin penguji) dan dilengkapi arloji pengukur yang berguna untuk mengukur
stabilitas campuran, sedangkan arloji kelelehan (flow meter) berfungsi untuk
mengukur kelelehan plastis (flow), yang berkapasitas 2500 kg atau 5000 pon.

Langkah-langkah Pengujian sebagagai berikut :


1. Pengambilan benda uji Hot Mix.
2. Benda uji ditimbang dengan berat ±1200 gr lalu dipanaskan hingga mencapai
suhu ±140ᵒC.
3. Benda uji dimasukkan ke dalam breket kemudian ditumbuk sebanyak 75 kali
secara bolak-balik dengan alat uji compaction dengan berat 8 lbs.
4. Lakukan sebanyak tiga kali untuk tiga sampel pengujian.
5. Benda uji dikeluarkan dari cetakan.
6. Setelah itu benda uji di timbang kering (Dry).
7. Kemudian di rendam selama maksimal 1 x 24 jam, setelah itu ditimbang
didalam air (Water), kemudian benda uji dikeluarkan dan di lap
8. Setelah itu ditimbang dalam kondisi kering permukaan ( SSD)
9. Benda uji direndam lagi didalam wadah yang berisi air (Water bath) dengan
suhu 60ᵒ C selama 30 menit.
10. Pengujian Marshall
11. Perhitungan data-data dalam bentuk excel ( BAB IV)

44
Gambar 3. 12 Compaction Hot Mix
(Sumber : Foto, 2022)

Gambar 3. 13 Penimbangan Kering Benda Uji


(Sumber : Foto, 2022)

45
Gambar 3. 14 Perendaman Beda Uji
(Sumber : Foto, 2022)

Gambar 3. 15 Perendaman benda uji dalam Water Bath dengan suhu 60ᵒc
(Sumber : Foto, 2022)

46
Gambar 3. 16 Pengujian Marshall
(Sumber : Foto, 2022)

3.2.5 Pekerjaan Lapangan

a. Pengujian kepadatan lapangan dan kontrol ketebalan dengan


menggunakan alat Core Drill
Peralatan yang digunakan antara lain:
1. Mesin core drill
2. Mobil pengangkut mesin core drill
3. Alat Penumbuk Aspal
4. Hot Mix (untuk menutup lubang Core Drill)
5. Penjepit aspal
6. Jangka sorong
7. Drum Air dan selang
8. Peralatan tulis
b. Langkah Pengujian :
1. Alat diletakkan pada lapisan aspal dalam posisi datar

47
2. Sediakan air
3. Masukkan air ke dalam alat core drill melalui selang yang telah
tersedia di alat tersebut. Air berfungsi sebagai pendingin, dan juga
agar mata bor tidak cepat aus serta tidak mengalami kerusakan selama
pengujian.
4. Hidupkan mesin core drill.
5. Setelah mesin dihidupkan, mata bor diturunkan secara perlahan pada
titik yang telah ditentukan sampai kedalaman tertentu. Jika telah
mencapai kedalaman tertentu, mesin dimatikan dan mata bor
dinaikkan kembali.
6. Lubang hasil pengeboran ditutup kembali menggunakan bahan yang
telah disediakan.
7. Hasil pengeboran diambil dengan menggunakan alat penjapit untuk
diukur ketebalan dengan menggunakan jangka sorong.
8. Lalu foto pengujian untuk dokumentasi dan hasil pengukuran tersebut
dicatat untuk dihitung rata-ratanya (hasil pengukuran sampel dapat
dilihat pada lampiran 1)

48
Gambar 3. 17 Pengambilan Sampel Coredrill
(Sumber : Foto, 2022)

49
Gambar 3. 18 Penutupan Lubang bekas Core drill
(Sumber : Foto, 2022)

50
BAB IV
TINJAUAN KHUSUS

4.1 Pendahuuan
Perkerasan jalan dapat dibuat dengan memakai beberapa jenis campuran
yakni : Lapis Penetrasi, Lapis Tipis Aspal Pasir (Latasir), Lapis Tipis Aspal Beton
(Lataston) dan Lapis Aspal Beton (Laston). Salah satu jenis Laston yang dikerjakan
pada proyek Presevasi Ruas Jalan Oesapa – Batas Kota Soe adalah Laston AC-WC
(Asphalt Concrete - Wearing Course).

4.2 Laston AC-WC (Asphalt Concrete - Wearing Course)


Laston AC-WC merupakan lapisan perkerasan yang terletak paling atas dan
berfungsi sebagai lapisan aus. Laston sebagai lapis aus (Wearing Course) adalah
lapisan perkerasan yang berhubungan langsung dengan ban kendaraan, merupakan
lapisan yang kedap air, tahan terhadap cuaca, dan mempunyai kekesatan yang
disyaratkan dengan tebal nominal minimum 4 cm. Walaupun non struktural AC-WC
dapat menambah daya tahan perkerasan terhadap penurunan mutu sehingga secara
keseluruhan menambah masa pelayanan dari konstruksi perkerasan. AC-WC
mempunyai tekstur yang paling halus dibandingkan dengan jenis laston lainnya.
Lapisan-lapisan tersebut berfungsi untuk menerima beban lalu lintas dan
menyebarkannya kelapisan dibawahnya berupa muatan kendaraan (gaya vertikal),
gaya rem (Horizontal) dan pukulan Roda kendaraan (getaran). Karena sifat
penyebaran beban, maka beban yang diterima oleh masing–masing lapisan berbeda
dan semakin kebawah semakin besar. Lapisan yang paling atas disebut lapisan
permukaan dimana lapisan permukaan ini harus mampu menerima seluruh jenis
beban yang bekerja. Oleh karena itu lapisan permukaan mempunyai fungsi sebagai
berikut :
1. Lapis perkerasan penahan beban roda, harus mempunyai stabilitas tinggi
untuk menahan beban roda selama masa pelayanan.

51
2. Lapis kedap air, sehingga air hujan yang jatuh diatasnya tidak meresap ke
lapisan dibawahnya dan melemahkan lapisan–lapisan tersebut.
3. Lapis aus, lapisan yang langsung menerima gesekan akibat gaya rem dari
kendaraan sehingga mudah menjadi aus.
4. Lapisan yang meyebarkan beban kelapisan bawah, sehingga dapat dipikul
oleh lapisan lain yang ada di bawahnya. Untuk dapat memenuhi fungsi
tersebut diatas, pada umumnya lapisan permukaan dibuat dengan
menggunakan bahan pengikat aspal sehingga menghasilkan lapisan yang
kedap air dengan stabilitas yang tinggi dan daya tahan.

Penggunaan AC-WC yaitu untuk lapisan permukaan (paling atas) dalam


perkerasan dan mempunyai tekstur yang paling halus di bandingkan dengan jenis
laston lainnya. Hal ini di karenakan bahan yang di gunakan yaitu aspal dan agregat
yang mempunyai ukuran butir agregat maksimum 19 mm. Bahan campuran AC-WC
terdiri dari agreagat kasar, agregat halus, bahan pengisi (filler), dan aspal. Bahan-
bahan tersebut sebelum digunakan harus diuji terlebih dahulu untuk mengetahui sifat-
sifat bahan tersebut.

Persyaratan teknis yang digunakan sesuai dengan persyaratan teknis


campuran aspal beton yang dikeluarkan oleh Dep. PU (2010) rev.2, Campuran
yang dihasilkan harus memenuhi persyaratan seperti yang tercantum sebagai
berikut :
1. AgregatKasar
a. Fraksi agregat kasar untuk rancangan campuran adalah yang tertahan
ayakan No.4 (4,75 mm ) yang di lakukan secara basah dan harus bersih
dari lempung atau bahan yang tidak dikehendaki lainnya dan
memenuhi ketentuan yang diberikan dalam tabel 4.1.
b. Fraksi agregat kasar harus dari batu pecah mesin dan disiapkan
dalamukuran nominal sesuai dengan jenis campuran yang
direncanakan .

52
c. Agregat kasar harus mempunyai angularitas seperti yang disyaratkan
dalam tabel 4.1. Angularitas agregat kasar didefinisikan sebagai persen
terhadap berat agregat yang lebih besar dari 4,75 mm dengan muka
bidang pecah satu atau lebih berdasarkan uji menurut Pennsylvania
DoT’s Test Method No.621
d. Agregat kasar untuk Latasir kelas A dan B boleh dari kerikil
yangbersih.
e. Fraksi agregat kasar harus ditumpuk terpisah dan harus dipasok ke
instalasi pencampuran aspal dengan menggunakan pemasok
penampung dingin (cold bin feeds)sedemikian rupa sehingga gradasi
gabungan dapat dikendalikan dengan baik.
2. Agregat halus
a. Agregat halus dari sumber bahan manapun, harus terdiri dari pasir atau
hasil pengayakan batu pecah dan terdiri dari bahan yang lolos ayakan
No.4 (4,75mm).
b. Fraksi agregat halus pecah mesin dan pasir harus ditempatkan terpisah
dari agregatkasar.
c. Pasir alam dapat digunakan dalam campuran AC sampai suatu batas
yangtidak melampaui 15% terhadap berat total campuran.

Tabel 4. 1 Ketentuan Agregat Kasar

Pengujian Standar Nilai


Kekekalan bentuk agregat terhadap larutan
SNI 3407:2008 Maks. 12%
natrium dan magnesium sulfat
Campuran AC bergradasi
Maks. 30%
Abrasi dengan mesin Kasar
SNI 2417:2008
Los Angeles Semua jenis campuran aspal
Maks. 40%
bergradasi lainnya
Kelekatan agregat terhadap aspal SNI 03-2439-1991 Min. 95%

53
Lanjutan Tabel 4. 1
Pengujian Standar Nilai

DoT's Pennsylvania
Angularitas (kedalaman dari permukaan <10cm) Test Method, PTM 95/902)
No.621

Angularitas (kedalaman dari permukaan ≥ 10 cm) 80/752)


ASTM
Partikel pipih dan lonjong D4791Perbandingan Maks. 10%
1:5
Material lolos ayakan no.200 SNI 03-4142-1996 Maks. 1%
Sumber : Dep. PU (2010) Rev.2.
Tabel 4. 2 Ketentuan Agregat Halus

Pengujian Standar Nilai


Nilai Setara Pasir SNI 03-4428-1997 Min. 60 %
Kadar Lempung SNI 3423:2008 Maks. 1%
Angularitas (Kedalaman dari Permukaan <10cm) Min. 45
SNI 03-6877-2002
Angularitas (Kedalaman dari Permukaan ≥10cm) Min. 40
Sumber: Dep. PU (2010) Rev.2

3. Bahan Pengisi (filler)


Bahan pengisi memiliki ukuran butir lolos ayakan 0,075mm, bersifat non
plastis, dan dengan kadar air maksimal 1 %.
a. Gradasi Agregat Campuran Laston
Gradasi campuran laston harus memenuhi persyaratan dalam tabel 4.3.
Tabel 4. 3 Gradasi Agregat Gabungan Untuk Campuran Beraspal

% Berat Yang Lolos Terhadap Total


Ukuran Ayakan Agregat Dalam Campuran
(mm)
LASTON (AC)
ASTM (mm) WC BC Base
1½” 37,5 100
1” 25 100 90-100
¾” 19 100 90-100 76-90
½” 12,5 90-100 75-90 60-78
⅜” 9,5 77-90 66-82 52-71
No. 4 4,75 53-69 46-64 35-54

54
Lanjutan Tabel 4. 3

% Berat Yang Lolos Terhadap Total


Ukuran Ayakan Agregat Dalam Campuran
(mm)
LASTON (AC)
ASTM (mm) WC BC Base
No. 8 2,36 33-53 30-49 23-41
No. 16 1,18 21-40 18-38 13-30
No. 30 0,600 14-30 12-28 10-22
No.50 0,300 9-22 7-20 6-15
No. 100 0,150 6-15 5-13 4-10
No. 200 0,075 4-9 4-8 3-7
Sumber : Dep. PU (2010) Rev.2
4. Persyaratan Sifat-sifat Laston
Campuran Laston harus memenuhi sifat-sifat campuran sesuai dengan
persyaratan dalam tabel 4.4.
Tabel 4. 4 Persyaratan Sifat-Sifat Campuran Laston
Laston
Lapisan Aus Lapisan Antara
Sifat-sifat campuran Pondasi (Base)
(AC-WC) AC-BC
Halus Kasar Halus Kasar Halus Kasar
Kadar aspal efektif (%) 5,1 4,3 4,3 4,0 4,0 3,5
Penyerapan aspal (%) Maks. 1,2
Jumlah tumbukan per bidang 75 112
Min. 3,0
Rongga dalam campuran (%)
Maks. 5,0
Rongga dalam Agregat (VMA)
Min. 15 14 13
(%)
Rongga Terisi Aspal (%) Min. 65 63 60
Min. 800 1800
Stabilitas Marshall (Kg)
Maks.
Pelelehan ( mm) Min. 3 4,5
Marshall Quetient (kg/mm) Min. 250 300
Stabilitas Marshall Sisa (%)
setelah perendaman selama 24 Min. 90
jam, 60 C
Rongga dalam campuran (%)
pada kepadatan membal Min. 2
(refusal)
Sumber: Dep. PU (2010) Rev.2

55
4.3 Alur Pekerjaan

Berikut adalah alur pekerjaan pengujian Laston AC-WC :

Mulai

Persiapan Alat dan Bahan Pengujian

Pengambilan Sampel Aspal Laston AC-WC

Pengujian Kadar Aspal Pembuatan 3 Briket


(Ekstraksi) (Benda Uji)

Gradasi Agregat Hasil Perendaman ± 24 jam


Ekstraksi

Tidak
Presentase Agregat Pengujian Marshall

Ya
(lolos spesifikasi)
Analisis

Pembahasan

Kesimpulan

Gambar 4. 1 Alur Pekerjaan Pengujian

56
4.4 Hasil dan Pembahasan

Tahapan pengujian Laboratorium yang dilakukan untuk perkerasaan Laston


AC-WC dapat dilihat pada BAB III. Berikut ditampilkan hasil pengujian :
4.4.1 Pengujian Kadar Aspal (Ekstraksi)

Hasil Uji Ekstraksi Sampel Perkerasan Laston AC-WC ditampilkan pada


tabel 4.5 berikut ini :
Paket : Preservasi Ruas Jalan Oesapa – Batas Kota Soe
Lokasi : Laboratorium PT. Jaya Konstruksi, MP
Komponen : Uji Ekstraksi Aspal
Tanggal : 12 Mei 2022
Tabel 4. 5 Uji Ekstraksi Aspal
LEMBARAN UJI EKSTRAKSI ASPAL
A Tipe Sampel AC – WC I
B Berat Sampel Sebelum (grm) 1032,2
C Berat Sampel Sesudah (grm) 969,9
D Berat Filter Sebelum (grm) 11,8
E Berat Filter Sesudah (grm) 12,8
F Berat Filler pada Filter E-D (grm) 1,00
G Berat Sampel Kering (Total Aggregat) C+F (grm) 970,9
H Berat Aspal B–G (grm) 61,3
I % Kadar Aspal pada Aggregat H / G x 100 % 6,3
J % Kadar Aspal pada Campuran H / B x 100 % 5,94
Rata-rata % Aspal 5,94
Sumber : Laboratorium PT. Jaya Konstruksi, MP
Berikut adalah perhitungan terkait pengujian :
 Berat Filler pada Filter : 1032,2 gram
 Berat Filter Sebelum : 11,8 gram
 Berat Filter Sesudah : 12.8 gram
 Berat Filler Pada Filter
Berat Filter Sesudah – Berat Filter Sebelum = 12,8 gram – 11,8 gram
= 1,00 gram

57
 Berat Sampel Kering Total (aggregat)
Berat Sampel Sesudah + Berat Filler pada Filter = 969,9 gram – 1,00 gram
= 970,9 gram
 Berat Aspal
Berat Sampel Sebelum – Berat Sampel Kering = 1032,2 gram – 970,9 gram
= 61,3 gram
 % Kadar Aspal Pada Agregat
Berat Aspal 61,3
X 100= =6,3 gram
Berat Sampel Kering 970,9
 % Kadar Aspal Pada Campuran
Berat Aspal 61,3
X 100= =5,94 %
Berat Sampel sebelum 1032,2

Setelah dilakukan ekstraksi selanjutnya dilakukan sieve analysis terhadap


sampel yang telah diekstraksi. Berikut adalah hasil sieve analysis sampel ekstraksi :
Paket : Preservasi Ruas Jalan Oesapa – Batas Kota Soe
Lokasi : Laboratorium PT. Jaya Konstruksi, MP
Komponen : Uji Ekstraksi Aspal
Tanggal : 12 Mei 2022
Tabel 4. 6 Gradasi Hasil Ekstraksi

Gradasi Ekstraksi
Sampel : TOTAL = 970,9 Gr.
Ukuran Saringan Berat Tertahan ( % ) Tertahan ( % ) Lolos Batas Spesifikasi
1" 0 0 100 100
3/4" 0,0 0,00 100,00 100
1/2" 58,4 6,02 93,98 90 - 100
3/8" 181,5 18,69 81,31 77 - 90
#4 404,4 41,65 58,35 53 - 69
#8 577,2 59,45 40,55 33 - 53
# 16 692,1 71,28 28,72 21 - 40
# 30 792,7 81,65 18,35 14- 30
# 50 854,3 87,99 12,01 9 - 22
# 100 871,6 89,77 10,23 6 - 15
# 200 918,3 94,58 5,42 4-9
Sumber : Laboratorium PT. Jaya Konstruksi, MP
Berikut adalah perhitungan terkait pengujian :

58
1. % Tertahan
Berat Tertahan 58,04
X 100 %= X 100=6,02 %
Berat Total Sampel 970,9
% Lolos
100 - % Tertahan = 100 – 6,02
= 93,98 %
2. % Tertahan
Berat Tertahan 181,5
X 100 %= X 100=18,69%
Berat Total Sampel 970,9
% Lolos
100 - % Tertahan = 100 – 18,69
= 81,31 %
3. % Tertahan
Berat Tertahan 404,4
X 100 %= X 100=41,65 %
Berat Total Sampel 970,9
% Lolos
100 - % Tertahan = 100 – 41,65
= 58,35 %
4. % Tertahan
Berat Tertahan 577,2
X 100 %= X 100=59,45%
Berat Total Sampel 970,9
% Lolos
100 - % Tertahan = 100 – 59,45
= 40,55 %
5. % Tertahan
Berat Tertahan 692,1
X 100 %= X 100=71,28 %
Berat Total Sampel 970,9
% Lolos
100 - % Tertahan = 100 – 71,28
= 28,72 %
6. % Tertahan

59
Berat Tertahan 792,7
X 100 %= X 100=81,65 %
Berat Total Sampel 970,9
% Lolos
100 - % Tertahan = 100 – 81,65
= 18,35 %
7. % Tertahan
Berat Tertahan 854,3
X 100 %= X 100=87,99 %
Berat Total Sampel 970,9
% Lolos
100 - % Tertahan = 100 – 87,99
= 12,01 %
8. % Tertahan
Berat Tertahan 871,6
X 100 %= X 100=89,77 %
Berat Total Sampel 970,9
% Lolos
100 - % Tertahan = 100 – 6,02
= 10,23 %
9. % Tertahan
Berat Tertahan 918,3
X 100 %= X 100=94,58 %
Berat Total Sampel 970,9
% Lolos
100 - % Tertahan = 100 – 94,58
= 5,42 %

Berdasarkan hasil gradasi pada tabel, diketahui bahwa presentase lolos


saringan memenuhi batas spesifikasi. Presentase ini dapat kita lihat pada gambar 4.2.

60
100 100
100.00 100
90 90 93.98
90

77 81.31 80
69
70

60
53 53 58.35
50
40
40.55 40
33
30
28.72 30
22 21
15 14 18.35 20
9 9
6 10.23 12.01 10
4
5.42
0

Gambar 4. 2 Grafik Presentase Gradasi Hasil Ekstraksi


(Sumber : Laboratorium PT. Jaya Konstruksi, MP, 2022)

Dari gambar 4.2 dapat dilihat bahwa hasil gradasi (garis putus-putus merah
dan titik merah) yang telah dilakukan memenuhi batas spesifikasi, yang mana
presentase lolos saringan pada masing-masing ayakan masuk ke dalam range batas
spesifikasi.

4.4.2 Pengujian Marshall

Paket : Preservasi Ruas Jalan Oesapa – Batas Kota Soe


Lokasi : Laboratorium PT. Jaya Konstruksi, MP
Komponen : Uji Ekstraksi Aspal
Tanggal : 12 Mei 2022

61
Tabel 4. 7 Pengujian Marshall

QUALITY CONTROLL type AC - WC (PACHING)


Prod tggl 3/2/2017
ASPHALT EXTRACTION TEST SHEET
A Type of Sample AC - WC
B Weight of Sample (bfr) Extraction (grm)
C Weight of Sample (after) Extraction (grm)
D Weight Filter (bfr) Extraction (grm)
E Weight Filter (after) Extraction (grm)
F Weight of Filler on Filter E-D (grm)
G Weight of Sample Dry ( Aggregate ) C +F (grm)
H Weight of Asphalt B-G (grm)
I % Asphalt by Weight of Aggregate H / G x 100 (grm)
J % Asphalt by Weight of Mix H / B x 100 %
AVERAGE % ASPHALT CONTENT

Sumber : Laboratorium PT. Jaya Konstruksi, MP

Berikut adalah perhitungan terkait pengujian :


1. Sampel 1
 Berat Kering (Air) = 1196,4 gram
 Berat dalam Air (Water) = 677,7 gram
 Berat SSD = 1202,5 gram
 Volume = Berat SSD – Berat dalam Air
= 1202,5 – 677,7
= 524,8 gram
Bulk
Berat Kering 1196,4
= =2,280
Volume 524,8
 Stabilitas = 85
 Flow = 2,8
2. Sampel 2
 Berat Kering (Air) = 1189,7 gram
 Berat dalam Air (Water) = 673,3 gram
 Berat SSD = 1195,3 gram
 Volume = Berat SSD – Berat dalam Air
= 1195,3 – 673,3
= 522,0 gram

62
63
 Bulk
Berat Kering 1189,7
= =2,279
Volume 522,0
 Stabilitas = 84
 Flow = 3,4
3. Sampel 3
 Berat Kering (Air) = 1194,0 gram
 Berat dalam Air (Water) = 675,5 gram
 Berat SSD = 1199,1 gram
 Volume = Berat SSD – Berat dalam Air
= 1199,1 – 675,5
= 523,4 gram
 Bulk
Berat Kering 1194,0
= =2,281
Volume 523,4
 Stabilitas = 86
 Flow = 3,2

64
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari hasil dan pembahasan laporan kerja praktek ini
adalah sebagai berikut :
1. Struktur Organisasi Proyek sangat membantu dalam pekerjaan proyek karena
memperjelas tugas, wewenang dan tanggung jawab serta mempermudah
karyawan dalam bekerja sesuai dengan keahlian yang dimiliki.
2. Komunikasi dan koordinasi yang baik antara pihak dalam proyek dan dengan
pihak di luar proyek mendukung kelancaran suatu proyek.
3. Pada suatu proyek, tidak semua pelaksanaan di lokasi proyek sesuai dengan
yang waktu ataupun hasil yang telah direncanakan. Hal ini bisa terjadi karna
faktor-faktor baik di dalam organisasi proyek maupun di luar organisasi
proyek.
4. Proyek ini dibangun untuk memudahkan masyarakat dalam berlalu lintas.
Dengan demikian diharapkan aktivitas ekonomi dan produktifitas masyarakat
khususnya dapat berjalan dengan lancar dan meningkat.
5. Untuk pengujian gradasi

5.2 Saran

Sesuai dengan hasil dan pembahasan dapat dikemukakan saran sebagai


berikut :
1. Proses pengayakan agregat campuran harus dilakukan seteliti mungkin agar
diperoleh hasil analisa ayakan yang masuk dalam spesifikasi gradasi sesuai
yang disyaratkan..
2. Dalam proses ekstraksi seperti pencairan kadar aspal, sebaiknya
menggunakan alat refluk dalam proses ektraksi karena hasil yang di dapatkan
lebih teliti dari pada menggunakan mesin sentrifuge.

65
3. Pengawasan pekerjaan dilapangan harus semaksimal mungkin, sehingga mutu
kerja sesuai perencanaan.
4. Kedisiplinan serta keselamatan pada saat dilapangan harus diperhatikan,
khususnya pada penggunaan safety yang berguna untuk menjaga keselamatan.

66
DAFTAR PUSTAKA

67
LAMPIRAN

68
Lampiran 1

HASIL CORE DRIL HOTMIX TYPE : AC WC Tanggal: 16/4/2022

LOKASI : Tebal Berat sampel Density


NO Tebal Tebal Tebal Padat Di udara Dlm Air Ssd Volume FIELD
STA Jalur Lapangan JSD
1 2 3 Rata - rata ( grm ) ( grm ) ( grm ) (%)
1 14+425 CL 4,4 4,3 4,5 4,40 787,0 499,2 847,8 348,6 2,258 2,260 99,89
2 14+375 L 4,5 4,5 4,5 4,50 777,4 462,3 807,4 345,1 2,253 2,260 99,68
3 14+325 R 4,3 4,2 4,2 4,23 705,8 383,0 693,5 310,5 2,273 2,260 100,58

4 09+275 R(R) 4,4 4,3 4,3 4,33 749,0 419,0 753,2 334,2 2,241 2,260 99,17
5 09+250 CL(R) 4,4 4,3 4,2 4,30 732,9 406,0 734,1 328,1 2,234 2,260 98,84
6 09+225 L(R) 3,2 3,2 3,4 3,27 566,1 316,2 570,9 254,7 2,223 2,260 98,35

7 09+175 R(R) 3,9 3,9 3,9 3,90 637,4 356,0 639,6 283,6 2,248 2,260 99,45
8 09+125 CL(R) 4,1 4,1 4,1 4,10 710,5 400,6 713,2 312,6 2,273 2,260 100,57
9 09+075 L(R) 4,0 3,9 4,1 4,00 728,4 403,2 730,9 327,7 2,223 2,260 98,35

10 09+025 R(R) 4,4 4,3 4,3 4,33 718,5 406,0 722,1 316,1 2,273 2,260 100,58
11 08+975 CL(R) 4,7 4,5 4,9 4,70 813,8 460,0 818,8 358,8 2,268 2,260 100,36
12 08+925 L(R) 3,9 4,0 4,1 4,00 678,4 377,8 682,4 304,6 2,227 2,260 98,55

Berikut adalah Perhitungan Terkait Pengujian


1. Berat Sampel
 Diudara = 787,0 gram
 Dalam Air = 499,2 gram
 SSD = 847,8 gram
 Volume
SSD – Dalam Air = 847,8 – 499,2
= 348,6 gram
2. Density ( Kepadatan )
 Lapangan
Diudara 787,0
= =2,258 gram
Volume 348,6
 JSD = 2,260
3. % Density Lapngan
Lapangan 2,258
×100= ×=99,98 %
JSD 2,260
Untuk Perhitungan pada sampel selanjutnya mengikuti perhitungan diatas.

69

Anda mungkin juga menyukai