Anda di halaman 1dari 12

e-ISSN 2720-9199

p-ISSN 2541-0148

JURNAL TEKNIK SIPIL

Studi Kebutuhan Air untuk Pembangunan Jaringan Irigasi


Mare-mare Kabupaten Kepulauan Selayar
Muh. Yunan Krg. Tompobul1, Hanafi Ashad2
1)
Pascasarjana Magister Teknik Sipil, Universitas Muslim Indonesia
Jl. Urip Sumoharjo KM 05 Makassar, Sulawesi Selatan
Email: yunanyunan16083@gmail.com
2)
Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muslim Indonesia
Jl. Urip Sumoharjo KM 05 Makassar, Sulawesi Selatan
Email: hanafiashad@yahoo.co.id

ABSTRAK

Di Kabupaten Kepulauan Selayar, terdapat 4 lokasi cetak sawah baru. Salah satu lokasi cetak
sawah baru yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Kepulauan Selayar yaitu di Desa Mare-
mare yang memiliki luas fungsional 30,6 Ha, dan luas baku 933 Ha. Pemerintah daerah terus
berupaya untuk menambah luasan sawah di Desa Mare-mare. Sumber air irigasi warga di Desa
Mare-mare bersumber dari sumur dangkal, sungai, dan sumur bor melalui sistem pompanisasi
yang dialirkan melalui jaringan perpipaan. Studi ini membahas apakah debit air pada sumur
dangkal, sungai, dan sumur bor sudah mencukupi kebutuhan air pada daerah irigasi Mare-mare
dan berapa kebutuhan air irigasi untuk daerah irigasi tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis kebutuhan air irigasi dan efisiensi pengaliran. Efisiensi pengaliran dihitung
berdasarkan kehilangan air pada saluran irigasi tersebut, apakah sudah memenuhi standar atau
belum sesuai dengan kriteria efisiensi pengaliran pada saluran irigasi sehingga dapat diketahui
perlunya pembangunan jaringan irigasi Mare-mare Kabupaten Kepulauan Selayar. Hasil
perhitungan kebutuhan air total dengan menggunakan pola tanam Padi-Padi-Palawija tertinggi
pada bulan januari sebesar 1,64 ltr/dtk/ha.

Kata kunci: Saluran irigasi, kebutuhan air irigasi, debit air, jaringan irigasi

ABSTRACT

In the Selayar Islands Regency, there are 4 new rice field print locations. One of the new
paddy field printing locations conducted by the Government of Selayar Islands Regency is
Mare-mare Village, which has a functional area of 30.6 Ha and a standard area of 933 Ha.
The regional government continues to increase the number of rice fields in Mare-mare
Village. Sources of irrigation water for residents in the village of Mare-mare are sourced
from shallow wells, rivers and drilled wells through pumping systems that are channeled
through piping networks. This study discusses whether the discharge of water in shallow
wells, rivers and drilled wells is sufficient for water in the Mare-mare irrigation area and
how much irrigation water needs for the irrigation area. This study aims to analyze
irrigation water requirements and drainage efficiency. Efficiency of drainage is calculated
based on water loss in the irrigation channel, whether it meets the standard or not in
accordance with the criteria of efficiency of drainage in the irrigation channel so that it is
necessary to know the construction of the Mare-mare irrigation network in the Selayar
Islands Regency. The results of the calculation of total water demand using the highest
rice-paddy-palawija cropping pattern in January was 1.64 ltr / sec / ha.

Keywords: Irrigation channel, Irrigation water needs, water discharge, irrigation network

VOL.5 NO.2, JUNI 2020 89


Studi Kebutuhan Air untuk Pembangunan Jaringan Irigasi Mare-mare
Kabupaten Kepulauan Selayar
(Muh. Yunan Krg. Tompobul, Hanafi Ashad)

1. Pendahuluan meningkat dan kebutuhan pangan


masyarakat terpenuhi serta dapat
Salah satu agenda strategis pemerintah berkontribusi bagi wilayah setempat
adalah mewujudkan kedaulatan pangan atau nasional.
di negeri ini. Kedaulatan pangan
diterjemahkan dalam bentuk Di Kabupaten Kepulauan Selayar,
kemampuan bangsa dalam hal: (1) terdapat 4 lokasi cetak sawah baru yaitu
mencukupi kebutuhan pangan dari di Desa Mare-mare Kec. Bontomanai
produksi dalam negeri, (2) mengatur seluas 30,6 Ha, Desa Bontoala Kec.
kebijakan pangan secara mandiri, serta Bontosikuyu seluas 5,0 Ha, Desa
(3) melindungi dan mensejahterakan Ma’minasa Kec. Pasimasunggu seluas
petani sebagai pelaku utama usaha 93,56 Ha dan Desa Labuang Pamajang
pertanian pangan. Dengan kata lain, Kec. Pasimasunggi seluas 33,4 Ha.
kedaulatan pangan harus dimulai dari Setelah dilakukan cetak sawah, maka
swasembada pangan yang secara diperlukan pembangunan sarana
bertahap diikuti dengan peningkatan prasarana pada daerah irigasi tersebut.
nilai tambah usaha pertanian secara luas
untuk meningkatkan kesejahteraan Salah satu lokasi cetak sawah baru yang
petani. dilakukan Pemerintah Kabupaten
Kepulauan Selayar yaitu di Desa Mare-
Pertanian merupakan sektor yang mare memiliki luas fungsional 30,6 Ha,
penting bagi perekonomian bangsa dan luas baku 933 Ha. Pemerintah
Indonesia. Kebutuhan pangan di daerah terus berupaya untuk menambah
Indonesia akan terus meningkat sesuai luasan sawah di Desa Mare-mare.
dengan jumlah, keragaman, mutu dan
kualitas hidup masyarakat. Jumlah Sumber air irigasi warga di Desa Mare-
penduduk Indonesia yang tinggi mare bersumber dari sumur dangkal,
membutuhkan ketersediaan pangan yang sungai dan sumur bor melalui sistem
besar juga, sehingga diperlukan suatu pompanisasi yang dialirkan melalui
usaha untuk dapat memenuhinya. Dalam jaringan perpipaan. Sistem irigasi ini
beberapa tahun terakhir, pertambahan belum mampu mencukupi kebutuhan air
jumlah penduduk menyebabkan irigasi warga. Oleh karena itu
kebutuhan produksi pangan terus Pemerintah Daerah berencana
meningkat sedangkan alih fungsi lahan membangun Jaringan Irigasi D.I. Mare-
sawah setiap tahun terjadi secara masif mare.
pada areal persawahan yang cukup luas.
Oleh karena itu, upaya penambahan 2. Metode Penelitian
baku lahan tanaman pangan melalui Penelitian ini bersifat deskriptif
perluasan sawah menjadi sangat penting. kualitatif dan kuantitatif. Penelitian ini
memberikan suatu uraian tentang
Dalam rangka mendukung pemantapan permasalahan dengan tujuan untuk
ketahan pangan nasional, maka memahami secara luas dan mendalam
pemerintah Indonesia telah terhadap masalah yang dikaji. Penelitian
melaksanakan serangkaian usaha secara ini juga menekankan pada penggunaan
terus menerus yang bertitik tolak pada angka-angka, tabel, diagram dan grafik.
sektor pertanian, salah satunya melalui
program percetakan sawah baru. 2.1 Teknik Pengumpulan Data
Program cetak sawah baru diharapkan Pengumpulan data dilakukan dengan
mampu untuk mempertahakan luas 2(dua) cara yakni:
tanam padi sawah. Lahan cetak sawah a. Pengumpulan data primer
baru juga diharapkan mampu untuk Data primer dalam penelitian ini
meningkatkan produksi padi sawah adalah data yang diperoleh cara
sehingga produksi padi sawah

90 JURNAL TEKNIK SIPIL - MACCA


Studi Kebutuhan Air untuk Pembangunan Jaringan Irigasi Mare-mare
Kabupaten Kepulauan Selayar
(Muh. Yunan Krg. Tompobul, Hanafi Ashad)

observasi langsung ke lapangan


(lokasi penelitian). Jika air yang dialirkan oleh jaringan juga
b. Pengumpulan data sekunder untuk keperluan selain irigasi, maka
Data sekunder adalah data yang debit rencana harus ditambah dengan
diperoleh melalui studi pustaka baik jumlah yang dibutuhkan untuk
melalui perpustakaan maupun keperluan itu, dengan memperhitungkan
melalui instansi terkait seperti Kantor efisiensi pengaliran.Kebutuhan air lain
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan selain untuk irigasi yaitu kebutuhan air
Ruang Kabupaten Kep. Selayar, untuk tambak atau kolam, industry
Dinas Pertanian dan Ketahanan maupun air minum yang diambil dari
Pangan Kabupaten Kepulauan saluran irigasi.
Selayar, BBWS pompengan
Jeneberang Prov. Sulawesi Selatan. b. Kebutuhan Air Irigasi
Kebutuhan air irigasi ditentukan oleh
2.2 Pengertian Irigasi dan Jaringan factor-faktor berikut:
Irigasi 1. Penyiapan Lahan
Irigasi adalah Upaya pemberian air 2. Penggunaan Konsumtif
dalam bentuk lengas (kelembaban) tanah 3. Perkolasi dan rembesan
sebanyak keperluan untuk tumbuh dan 4. Penggantian Lapisan Air dan
berkembang bagi tanaman 5. Curah Hujan Efektif
(Najiyati:1987). Pengertian lain dari
Kebutuhan total air di sawah
irigasi adalah penambahan kekurangan
mencakup factor (1) sampai (4).
kadar air tanah secara buatan yakni
Kebutuhan bersih air di Sawah Net-
dengan memberikan air secara sistematis
Field Water Requirement (NFR) juga
pada tanah yang diolah. Sistem jaringan
memperhitungkan curah hujan
irigasi dapat dibedakan antara jaringan
efektif.Kebutuhan air di sawah
irigasi utama dan jaringan irigasi tersier.
dinyatakan dalam mm/hari atau l/dt/ha,
Jaringan irigasi utama meliputi
dihitung dengan persamaan:
bangunan – bangunan utama yang
dilengkapi dengan saluran pembawa, 𝐾𝐴𝐼 =
saluran pembuang dan bangunan (Etc+IR+WLR+P−Re)
IE
𝑥 𝐴………..............
pengukur. Jaringan irigasi tersier
…(2)
merupakan jaringan irigasi di
petak tersier, beserta bangunan Dimana :
pelengkap lainnya yang terdapat di petak KAI =Kebutuhan air irigasi, lt/dtk
tersier (Kartasapoetra, 1990: 30 – 31) Etc =Kebutuhan air konsumtif,
mm/hari
2.3 Perencanaan Saluran IR =Kebutuhan air irigasi di tingkat
a. Kapasitas Rencana perswahan, mm/hari
Debit rencana sebuah saluran dihitung WLR =Kebutuhan air untuk
dengan rumus umum berikut: mengganti
c.NFR.A
𝑄= …………………….(1) lapisan air, mm/hari
e
Dimana : P =Perkolasi, mm/hari
Q =Debit rencana, ltr/dt Re =Hujan efektif, mm/hari
c =Koefisien pengurangan karena IE =Efisiensi irigasi, dalam %
adanya A =Luas areal Irigasi , ha
sistem golongan butuhan air untuk penyiapan lahan
NFR =Kebutuhan bersih (netto) air di umumnya menentukan kebutuhan
sawah, maksimum air irigasi pada suatu proyek
ltr/dtk/Ha irigasi . Faktor-faktor penting yang
A =Luas daerah yang diairi, Ha menentukan besarnya kebutuhan air
e =Efisiensi irigasi secara keseluruhan untuk penyiapan lahan adalah :

VOL.5 NO.2, JUNI 2020 91


Studi Kebutuhan Air untuk Pembangunan Jaringan Irigasi Mare-mare
Kabupaten Kepulauan Selayar
(Muh. Yunan Krg. Tompobul, Hanafi Ashad)

1) Lamanya waktu yang d =Asumsi kedalaman tanah


dibutuhkan untuk menyelesaikan setelah
pekerjaan penyiapan lahan. Faktor- pekerjaa penyiapan lahan (mm)
faktor penting yang menentukan Pd =Kedalaman genangan setelah
lamanya jangka waktu penyiapan lahan pekerjaan
adalah penyiapan lahan (mm)
a) Tersedianya tenaga kerja dan ternak F1 =Kehilangan air di sawah
penghela atau traaktor untuk selama 1 hari, (mm)
menggarap tanah.
b) Perlunya memperpendek jangka Untuk tanah berstruktur berat tanpa
waktu tersebut agar tersedia cukup retak-reta kebutuhan air untuk
waktu menanam padi sawah atau penyiapan lahan diambil 200
padi ladang kedua. mm.Setelah tranplantasi selesai, lapisan
air disawah akan ditambah 50 mm
Faktor-faktor tersebut saling berkaitan.
sehingga lapisan air yang diperlukan
Kondisi social budaya yang ada di
menjadi 250 mm. Untuk tanah-tanah
daerah penanaman padi akan
ringan dengan laju perkolasi yang lebih
mempengaruhi lamanya waktu yang
tinggi, harga-harga kebutuhan air untuk
diperlukan untuk penyiapan lahan.
penyelidikan lahan bisa diambil lebih
Jangka waktu penyiapan lahan akan
tinggi lagi.
ditetapkan berdasarkan kebiasaan yang
3) Kebutuhan air selama
berlaku di daerah-daerah di dekatnya.
Penyiapan Lahan. Untuk perhitungan
Sebagai pedoman diambil jangka waktu
kebutuhan irigasi selama penyiapan
1,5 bulan untuk untuk menyelesaikan
lahan, digunakan metode berdasarkan
penyiapan lahan di seluruh petak tersier.
pada laju air konstan dalam l/dt selama
Bilamana untuk penyiapan lahan
periode penyiapan lahan (Van de Goor
diperkirakan akan dipakai peralatan
dan Zijlstra:1968), dengan rumus
mesin secara luas, maka jangka waktu
berikut:
penyiapan lahan akan diambil 1 bulan.
2) Kebutuhan Air untuk Penyiapan
Lahan IR = Mek /
Pada umumnya jumlah air yang (ek .1)…………….…….…….(4)
dibutuhkan untuk penyiapan lahan dapat Dimana:
ditentukan berdasarkan kedalaman serta IR =Kebutuhan air irigasi di tingkat
porositas tanah di sawah. Rumus berikut persawahan, mm/hari
dipakai untuk memperkirakan M =Kebutuhan air untukmengganti/
kebutuhan air untuk penyiapan lahan. mengkompensas kehilangan air
akibat evaporasi dan perkolasi di
(Sa−Sb)N.d
PWR = 104
+ Pd + F……..….(3) sawah yang sudah dijenuhkan M =
Eo + P, mm/hari
Dimana: Eo =Evaporasi air terbuka yang diambil
PWR =Kebutuhan air untuk 1,1
penyiapan lahan, xETo selama penyiapan lahan,
(mm) mm/hari
Sa =Derajat kejenuhan tanah P =Perkolasi
setelah k =MT/S
penyiapan lahan dimulai (%) T =Jangka waktu penyiapan lahan,
Sa =Derajat kejenuhan tanah (hari)
sebelum S =Kebutuhan air, untuk penjenuhan
penyiapan lahan dimulai (%) ditambah dengan lapisan air 50 mm,
N =Porositas tanah dalam % pada yakni 200 + 50 250 mm seperti
harga yang sudah diterangkan diatas.
rata-rata untuk kedalaman tanah e =koefisien

92 JURNAL TEKNIK SIPIL - MACCA


Studi Kebutuhan Air untuk Pembangunan Jaringan Irigasi Mare-mare
Kabupaten Kepulauan Selayar
(Muh. Yunan Krg. Tompobul, Hanafi Ashad)

P =elevasi muka air di saluran


4) Curah Hujan Efektif (Re) primer atau
Untuk irigasi pada curah hujan efektif sekunder
bulanan diambil 70 % dari curah hujan A =elevasi sawah tertingi
minimum tengah bulanan dengan a =kedalaman air di sawah (0,10 m)
periode ulang 5 tahun. b =kehilangan tinggi energi di
1 saluran
Re = 0.70 𝑥 15 (R80) kwarter ke sawah (0,05 m)
……………………(5) c =kehilangan tinggi energi di
Dimana: saluran tersier
Re =Curah hujan efektif, mm/hari (0,10 m)
R80 =Curah hujan yang kemungkinan d =kehilangan tinggi energi selama
tidak terpenuhi sebesar 20 % pengaliran di saluran irigasi (L x
I)
5) Jumlah air yang dibutuhkan bangunan e =kehilangan tinggi energi di boks
pengambilan di sungai. bagi
Kebutuhan bersih air di sawah (NFR) tersier (0,10 m)
f =kehilangan tinggi energi di
harus di bagi dengan e untuk
memperoleh jumlah air yang dibutuhkan gorong-
bangunan pengambilan dari sungai gorong (0,05 m), kalau ada
∆h =variasi tinggi muka air (0,18*h)
z =kehilangan tinggi energi
dibangunan
tersier lainnya.
..................................(6)
Dengan: d. Perencanaan Dimensi Saluran
PR= Jumlah air yang dibutuhkan Dimensi saluran pembawa dihitung
bangunan dengan rumus Strickler sebagai berikut:
pengambilan di sungai (mm/hari)
V =k.R2/3.I1/2. …………….………
c. Elevasi Muka Air Rencana (8)
Elevasi muka air yang diinginkan dalam Q =V.A ………………….………
jaringan irigasi utama didasarkan pada (9)
elevasi muka air yang dibutuhkan pada A =bh+mh2
sawah yang diairi. Prosedurnya adalah …………………..…(10)
pertama-tama menghitung tinggi muka P =𝑏 + 2ℎ√(1 + 𝑚²)...…...…...
air yang diperlukan dibangunan sadap (11)
tersier, kemudian seluruh kehilangan di R =𝐴/𝑃 ………..……..……...…
saluran kwarter dan tersier serta (12)
bangunan dijumlahkan menjadi tinggi
muka air di sawah yang diperlukan Dimana:
dalam petak tersier. Elevasi tersebut Q =Debit saluran, m3/dt
perlu ditambah lagi dengan kehilangan V =Kecepatan aliran, m/dt
tinggi energy di bangunan sadap tersier A =Potongan melintang aliran, m2
dan persediaan untuk variasi muka airR =Jari-jari hidrolis, m
akibat eksploitasi jaringan utama pada P =Keliling basah, m
muka air parsial. Secara matematis b =lebar dasar, m
uraian tersebut dapat ditulis sebagai h =tinggi air, m
berikut: I =Kemiringan energy
P = A + a + b + c + d + e + f + g + ∆h + (kemiringan
z …(7) saluran)
Dimana:

VOL.5 NO.2, JUNI 2020 93


Studi Kebutuhan Air untuk Pembangunan Jaringan Irigasi Mare-mare
Kabupaten Kepulauan Selayar
(Muh. Yunan Krg. Tompobul, Hanafi Ashad)

k =Koefisien kekasaran Stickler,


m Perbedaan curah hujan dengan
1/3
/dt evapotranspirasi mengakibatkan
m =kemiringan talud (1 vertikal : limpasan air hujan langsung (direct
m runoff), aliran dasar/air tanah dan
horizontal) limpasan air hujan lebar (storm runoff).
Debit-debit ini dituliskan lewat
persamaan dengan parameter DAS yang
e. Ketersediaan Air disederhanakan. Kesulitan utama dalam
DAS adalah semua daerah di mana penggunaan model ini adalah
semua air nya yang jatuh di daerah memeberikan harga yang benar untuk
tersebut akan mengalir menuju suatu setiarameter (KP-01,2010).
sungai. Aliran air tersebut tidak hanya
berupa air permukaan yang mengalir Data dan asumsi yang diper lukan untuk
di dalam alur sungai, tetapi ter masuk perhitungan Metode Mock adalah
juga alir an di lereng-lereng bukit sebagai ber ikut (KP-01,2010):
yang mengalir menuju alur sungai a. Data Curah Hujan
sehingga daerah tersebut dinamakan Data curah hujan yang digunakan adalah
daerah alir an sungai. Daerah ini curah hujan bulanan. Stasiun curah
umumnya dibatasi dengan batas hujan yang dipakai adalah stasiun yang
topografi. dianggap mewakili kondisi hujan di
Konsep Daerah Aliran Sungai (DAS) daerah tersebut.
merupakan dasar dari semua b. Evapotranspirasi Terbatas (Et)
perencanaan hidrologi. Mengingat Evapotranspirasi terbatas adalah
DAS yang besar pada dasarnya evapotranspirasi actual dengan
tersusun dari DAS-DAS kecil, dan mempertimbangkan kondisi vegetasi
DAS kecil ini juga tersusun dari dan permukaan tanah serta frekuensi
DAS-DAS yang lebih kecil lagi. curah hujan.
Secara umum DAS dapat didefinisikan c. Luas daerah aliran sungai (DAS)
sebagai suatu wilayah yang dibatasi oleh Semakin besar DAS kemungkinan akan
batas alam seperti punggung bukit semakin besar pula ketersediaan
atau gunung, maupun batas buatan debitnya.
seperti jalan atau tanggul dimana air d. Kapasitas kelembaban tanah (SMC)
hujan yang turun di wilayah tersebut Soil Moisture Capacity adalah kapasitas
memberi kontribusi aliran ke titik kandungan air pada lapisan tanah
kontrol (outlet). Komponen masukan permukaan (surface soil) per m2.
dalam DAS adalah curah hujan, Besarnya SMC untuk perhitungan keter
sedangkan keluarannya terdiri dari sediaa air ini diper kirakan berdasarkan
debit air dan muatan sedimen kondisi porositas lapisan tanah
(Suripin, 2004). permukaan dari DAS. Semakin besar
porositas tanah, akan semakin besar pula
1) Simulasi Hujan –Debit dengan SMC yang ada. Dalam perhitungan nilai
Metode F.J.Moc k SMC diambil antara 50 mm sampai
Metode Mock merupakan model neraca dengan 200 mm.
air yang dapat menghitung debit bulanan
dari data curah hujan, evapotranspirasi, Persamaan yang digunakan untuk
kelembaban tanah dan tampungan air besarnya kapasitas kelembaban tanah:
tanah. Model neraca air Mock Dengan:
memberikan metode perhitungan yang SMC = Kelembaban tanah
relative seder hana untuk ber bagai SMC (n) = Kelembaban tanah periode
macam komponen berdasarkan riset ke n
DAS di seluruh Indonesia (KP- SMC (n-1) = Kelembaban tanah periode
01,2010). n-1

94 JURNAL TEKNIK SIPIL - MACCA


Studi Kebutuhan Air untuk Pembangunan Jaringan Irigasi Mare-mare
Kabupaten Kepulauan Selayar
(Muh. Yunan Krg. Tompobul, Hanafi Ashad)

IS =tampungan awal (initial permulaan dari simulasi harus


storage) (mm) ditentukan penyimpangan awal
AS = air hujan yang mencapai (initial storage) terlebih
permukaan dahulu.Persamaan yang digunakan
dalam perhitungan penyimpanan air
e. Kandungan air tanah tanah adalah sebagai berikut:
Besar kandungan tanah tergantung dari
harga As, bila harga As negatif, maka Vn =kxn-1+0,5(1+k)I
kapasitas kelembaban tanah akan ...................(13)
berkurang dan bila As positif maka Vn = vn - vn-1
kelembaban tanah akan bertambah.
dimana:
f. Aliran dan Penyimpangan Air Tanah Vn = volume air tanah bulan ke-n,
(run off dan ground water storage) k = qt/qo = faktor resesi aliran tanah,
Nilai run off dan ground water qt = aliran air tanah pada waktu bulan
storage tergantung dari keseimbangan ke-t,
air dan kondisi tanahnya. qo = aliran air tanah pada awal bulan
(bulan ke-0),
g. Koefisien Infiltrasi vn-1 = volume air tanah bulan ke-(n-
Koefisien nilai infiltrasi diperkirakan 1),
berdasarkan kondisi porositas tanah vn = perubahan volume aliran air
dan kemiringan DPS. Lahan DPS tanah
yang porous memiliki koefisien
infiltrasi yang besar. Sedangkan k. Aliran Sungai
lahan yang terjadi memiliki koefisien Aliran dasar = infiltrasi–perubahan
infitrasi yang kecil, karena air akan aliran
sulit terinfiltrasi ke dalam tanah. air dalam tanah
Batasan koefisien infiltrasi adalah 0 – Aliran permukaan = volume air lebih –
1. infiltrasi
Aliran sungai = aliran permukaan +
h. Faktor Resesi Aliran Tanah (k) aliran
Faktor resesi adalah perbandingan Dasar
antara aliran air tanah pada bulan ke-
n dengan aliran air tanah pada awal Air yang mengalir di sungai merupakan
bulan tersebut. Faktor resesi aliran jumlah dari aliran langsung (direct run
tanah dipengaruhi oleh sifat geologi off), aliran dalam tanah (interflow) dan
DPS. Dalam perhitungan aliran tanah (base flow).
ketersediaan air Metode FJ Mock,
besarnya nilai k didapat dengan cara Besarnya masing-masing aliran tersebut
coba-coba sehingga dapat dihasilkan adalah:
aliran seperti yang diharapkan. Interflow = infiltrasi – volume air tanah
Direct run off = water surplus –
i. Initial Storage (IS) infiltrasi
Initial storage atau tampungan awal Base flow = aliran yang selalu ada
adalah perkiraan besarnya volume air sepanjang tahun
pada awal perhitungan. IS di lokasi Run off = interflow + direct run off +
studi diasumsikan sebesar 100 mm. base flow

j. Penyimpangan air tanah (Ground 3. Hasil dan Pembahasan


Water Storage) 3.1 Analisis Evaporatranspirasi
Penyimpangan air tanah besarnya Karena tidak terdapat stasiun
tergantung dari kondisi geologi Klimatologi di Kabupaten Kepulauan
setempat dan watu. Sebagai Selayar maka data yang dipakai adalah

VOL.5 NO.2, JUNI 2020 95


Studi Kebutuhan Air untuk Pembangunan Jaringan Irigasi Mare-mare
Kabupaten Kepulauan Selayar
(Muh. Yunan Krg. Tompobul, Hanafi Ashad)

data pencatatan klimatologi yang berada


dekat di sekitar lokasi studi yaitu Stasiun Evapotranspirasi terbatas
Klimatologi Matajang kabupaten Adalah evapotraspirasi actual dengan
Bulukumba. Data tersebut diperoleh dari mempertimbangkan kondisi vegetasi
Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air dan permukaan tanah serta curah
(PSDA) Propinsi Sulawesi Selatan. hujan.Untuk menghitung
Informasi pencatatan klimatologi ini evapotranspirasi terbatas ini diperlukan
meliputi suhu udara (t), kelembaban data:
relatif (Rh), kecepatan angin (u),
penyinaran Matahari (n) dan penguapan - Curah hujan setengah bulanan (P)
Panci (Eo). Besarnya rata-rata - Jumlah hari hujan setengah bulanan
klimatologi daerah yang didasarkan dari (n)
pencatatan stasiun Matajang - Jumlah permukaan kering setengah
bulanan (d), dihitung dengan asumsi
3.2 Data Curah Hujan bahwa tanah dalam satu hari hanya
Pos hujan yang terdekat dengan DAS mampu menahan air 12 mm dan
Mare-mare adalah Pos hujan selalu menguap sebesar 4mm.
Bontomanai milik Dinas Pertanian Kab. - Exposed surface (m %), ditaksir dari
Kep. Selayar.Tidak ada pos hujan yang peta tata guna tanah, atau dengan
dikelola oleh PSDA Provinsi Sulawesi asumsi:
Selatan atau BBWS Pompengan m =0% untuk lahan dengan hutan
Jeneberang. lebat
m =0% pada akhir musim hujan dan
a. Ketersedian Air bertambah 10% setiap bulan
Tidak terdapat pencatatan data debit kering untuk lahan sekunder
sungai Mare-mare sehingga untuk m =10-40% untuk lahan yang
perhitungan debit andalan pada Sungai tererosi
Mare-mare akan dilakukan dengan m =20-50% untuk lahan pertanian
menggunakan data hujan dengan model yang diolah.
hubungan hujan dengan limpasan, yaitu Persamaan Evapotranspirasi terbatas
metode FJ. Mock. Data hujan yang di sebagai berikut:
gunakan bulanan rata-rata Stasiun
Bontoharu dan stasiun Bontomatene. Et = Ep – E
Er = Ep (d/30)
Analisis Debit Sungai Metode F.J.
Mock Dari data n dan d stasiun hujan disekitar
Metode DR FJ Mock paling sering proyek akan diperoleh persamaan
digunakan terutama di daerah dengan sebagai berikut:
intensitas tinggi sampai sedang. d=an+b
Sedangkan metode NRECA banyak Dimana a dan b adalah konstanta akibat
dilakukan di daerah dengan curah hujan hubungan n (jumlah hari hujan) dan d
rendah. Sedangkan metode Tanki jarang (jumlah permukaan kering). Substitusi
digunakan karena dibutuhkan data yang dari persamaan (3) dan (2), di peroleh:
sangat komplek/detail terutama Er/Ep = m/30…………………….. (a.n
mengenai jenis tanah dan + b)
vegetasinya.Dalam analisa ini dipakai
metode dari DR FJ Mock.
Metode simulasi mock ini b. Kesediaan Air di Permukaan Tanah
memperhitungkan data curah hujan, Keseimbangan air tanah dipengaruhi
evapotranspirasi, dan karakteristik oleh jumlah air yang masuk ke dalam
hidrologi daerah pengaliran sungai, permukaan tanah dan kondisi tanah itu
dengan asumsi dan data yang diperlukan sendiri. Perhitungan untuk bulan januari
sebagai berikut: 1990 sebagai berikut:

96 JURNAL TEKNIK SIPIL - MACCA


Studi Kebutuhan Air untuk Pembangunan Jaringan Irigasi Mare-mare
Kabupaten Kepulauan Selayar
(Muh. Yunan Krg. Tompobul, Hanafi Ashad)

a) P – Et, adalah perubahan air yang In = infiltrasi volume air yang masuk
akan masukke permukaan tanah ke
Ds = P – Et dalam tanah
= 68 – 130,2 V = volume air tanah
= -62,2 mm/bln dVn = perubahan volume air tanah
bulan ke-n
b) Soil storage, adalah perubahan V(n-1) = volume air tanah bulan ke (n-
volume air yang ditahan oleh tanah 1)
yang besarnya tergantung pada I = koefisien infiltrasi
(PEt), soil storage bulan sebelumnya A = volume tampungan per bulan
= -41,43 mm/bln d. Aliran Sungai
c) Soil Moistture, adalah volume air Interflow = Infiltrasi –
untuk melembabkan tanah yang Volume air tanah (mm)
besarnya tergantung (P-Et), soil BF = 0 –(-16,57)
storage, dan soil moisture bulan = 16,57 mm/bln
sebelumnya = -41,43 mm/bln Direct Run Off = Water Surplus –
d) Kapasitas soil moisture, adalah Infiltrasi
volume air yang diperlukan untuk (mm) = 0 – 0
mencapai kapasitas kelengasan =0
tanah. Strom Run Off = p x pf
e) Water Surplus, adalah volume air = 68 x 0
yang akan masuk kepermukaan =0
tanah, yaitu water surplus = (P-Et) – Aliran (R)= BF + DR + R
soil storage, dan 0 jika (P-Et)<soil = 16,57 + 0 + 0
storage. = 16,57 mm/bln
Water surplus = -62,2 < -41,43=Base
0 Flo w = Aliran sungai yang selalu ada
sepanjang tahun (m³/dt)
c. Ground Water Storage Run Off = Interflow + Direct Run Off +
Nilai run off dan ground water besarnya Base Flow (m³/dt)
tergantung dari keseimbangan air dan
kondisi tanahnya. Data yang diperlukan e. Debit Aliran sungai
adalah: Debit aliran sungai =AxR
Koefisien infiltrasi = 1 diambil 0,2 – 0,5 = 2,8 km2 x 16,57 mm/bln
Faktor resesi aliran air tanah= k, =1.900.000 m2x6,18 x 10-9 m/dtk
diambil 0,4-0,7 = 0,0118 m3/dtk
= 31.483 m3/bln
Initial storage, adalah volume air tanah Contoh Perhitungan debit Sungai Mare-
yang tersedia di awal perhitungan. mare dengan metode FJ. Mock disajikan
pada Tabel berikut:
Berikut perhitungan untuk bulan januari Tabel 2. Rekapitulasi debit rata-rata
1990 bulanan dengan metode F.J.Mock
Persamaan: Analisis Debit Andalan
In = Water Surplus x I Debit andalan untuk kebutuhan air baku
= 0 x 0,2 direncanakan dengan probabilitas
=0 kejadian 80%, atau dengan kegagalan 20
V = k. V(n-1) + 0,5 (1+k) In %. Perhitungan dilakukan dengan
= 0,4. -41,43 + 0,5 (1+ 0,4) 0 metode basic month, dimana debit
= -16,57 sungai rata-rata bulanan selama periode
A = Vn – Vn-1 pencatatan (tahun 1976-2010), untuk
= -16,57 - -41,43 setiap tahun disusun berurut dari besar
= 24,86 mm/bln ke kecil.Selanjutnya dihitung
dimana: probabilitas kejadian dengan rumus:

VOL.5 NO.2, JUNI 2020 97


Studi Kebutuhan Air untuk Pembangunan Jaringan Irigasi Mare-mare
Kabupaten Kepulauan Selayar
(Muh. Yunan Krg. Tompobul, Hanafi Ashad)

P =m/(n+1) untuk periode tanam pada Musim


Dimana: Tanam II dimulai bulan Oktober sampai
P =probabilitas (%) Maret.
m =nomor urut data Pola tanam usulan akan dianalisa
n =jumlah data dengan Pola Tanam Padi-Padi-Palawija.
Selanjutnya dipilih data debit dengan Dengan Alternatif 1 Awal Tanam
probabilitas kejadian 80 %, yang November II, Alternatif 2 Awal Tanam
dilakukan dengan interpolasi Desember I, dan Alternatif 3 Awal
probabilitas sebelum dan sesudahnya. tanam Desember II.
Perhitungan debit andalan Sungai Mare-
mare seperti disajikan Evapotranspirasi
Dalam perhitungan evapotranspirasi
f. Kebutuhan Air Irigasi digunakan data klimatologi yang
Kebutuhan air irigasi adalah sejumlah diambil dari stasiun Klimatologi
air irigasi yang diperlukan untuk Matajang di Kabupaten Bulukumba.
mencukupi keperluan bercocok tanam Data Klimatologi yang ada meliputi:
pada petak sawah ditambah dengan data suhu udara rata-rata, data
kehilangan air pada jaringan kelembaban relative rata-rata, data
irigasi.Faktor-faktor yang kecepatan angin, dan data lama
mempengaruhi kebutuhan irigasi penyinaran matahari. Perhitungan
meliputi: evapotranspirasi, hujan efektif, evapotranspirasi menggunakan metode
perkolasi, factor jenis dan pertumbuhan Penman Modifikasi FAO diurai sebagai
tanaman (Kc), masa pengolahan tanah berikut:
serta penggantian genangan. Diketahui pada bulan januari
Ketentuan dalam perhitungan kebutuhan Perbedaan siang dan malam (u) = 4,7
air irigasi sesuai dengan Kriteria Kelembaban relative (RH)
perencanaan Irigasi (KP-01) adalah = 67,25%
sebagai berikut: Kecerahan matahari (n/N)
a) Faktor Jenis dan pertumbuhan = 72%
tanaman (Kc),periode ½ bulanan : Suhu rerata =
1) Padi umur kedelai : 1.10, 26,430 C
1.10, 1.05, 1.05, 0.95, 0.0 Dari tabel PN.1 diperoleh:
2) Padi umur panjang : 1.10, ea = 34,493 mbar
1.10, 1.10, 1.10, 1.10, 1.05, 0.95, 0.0 W =0,755
3) Palawija : 0.50, i-W = 0,245
0.75, 1.00, 1.00, 0.82, 0.45 f (t) = 15,986
b) Pengolahan tanah:Penjenuhan menghitung nilai ed dari ea x RH
300 mm, penggenangan 30 mm selain ed = 34,493 x 0,6725
penguapan dan perkolasi. = 23,197 mbar
c) Penggantian genangan: 30 mm Mencari f(ed) = 0,34 – 0,044 x (ed)0,5
pada 1 bulan dan 2 bulan setelah F(ed) = 0,34 – 0,044 x
tanam.Kebutuhan irigasi di Intake 23,1970,5
dihitung dari kebutuhan di lahan dibagi = 0,319 mbar
Efisiensi Irigasinya. Efisiensi irigasi Dari tabel Penmann 3.4.a, didapat harga
diambil 0,65. Ra = 16,25 Mencari harga Rs
Rs = (0,25 + (0,54 x n/N) x

Pola Tanam Ra = (0,25 + (0,54 x 0,72))


Pola tanam yang ada pada Daerah Irigasi x 16,25
Mare-mare saat ini adalah MT I: Padi – = 10,381 mbar
MT II: Padi/Palawija. Periode tanam Mencari besaran f(n/N) dari tabel
pada Musim Tanam I biasanya pada Penmann 3.5.k atau dengan
bulan April sampai September, dan rumus:

98 JURNAL TEKNIK SIPIL - MACCA


Studi Kebutuhan Air untuk Pembangunan Jaringan Irigasi Mare-mare
Kabupaten Kepulauan Selayar
(Muh. Yunan Krg. Tompobul, Hanafi Ashad)

F(n/N) = 0,1+(0,9x n/N) 2) Hasil perhitungan kebutuhan air


= 0,1+(0,9x 0,72) total di pengambilan dengan
= 0,649 menggunakan pola tanam Padi-Padi-
Mencari besar f(u) berdasarkan harga u Palawija tertinggi pada bulan januari
F (u) = 0,27 x (1+90,864xu) sebesar 1,64 ltr/dtk/ha
= 0,27 x (1+90,864x4,7)
= 1,366 4.2 Saran
Menghitung besar Rn1 dengan rumus Dari hasil penelitian ini disarankan
Rn1 = f(t) x f(ed) x f(n/N) beberapa hal sebagai berikut:
= 15,986x 0,319 x 0,649 a) Karena dari hasil perhitungan
= 3,308 mm/hari ketersediaan air Sungai Mare-mare
Menghitung ETo* tidak mencukupi untuk memenuhi
ETo* = (Wx(0,75xRs)-Rn1) + kebutuhan air irigasi D.I. Mare-mare,
((1- maka diperlukan studi untuk
W)xf(u)x(ea-ed) pembangunan embung yang
= 0,755 x (0,75x10,381 berfungsi menampung air.
3,308)+(0,245x1,366x1 b) Sumber air irigasi alternative yang
1,269) disarankan yaitur dari Embung
= 6,352 mm/hari Baturapa, namun diperlukan studi
Menghitung ET = ETo* x c sebelum membangun jaringan irigasi
ETo = 6,352 x 1,09 karena letaknya yang agak jauh dari
= 6,898 mm Daerah Irigasi Mare-mare.
Jadi nilai evapotranspirasi potensial c) Perlunya menjaga kelestarian
metode penman adalah 6,898 mm hutan di Daerah Aliran Sungai
dengan perhitungan seperti (DAS) Mare-mare bagian hulu untuk
menjaga ketersediaan air di sungai
Analisis Curah Hujan
Curah hujan efektif untuk irigasi Daftar Pustaka
tanaman padi diambil 70% dari curah Anonim, (2001). Peraturan Pemerintah
hujan rata-rata tengah-bulanan dengan no. 77/2001 tentang Irigasi,
kemungkinan tak terpenuhi 20% (Curah (Kutipan) Bappenas
hujan andalan R80).Curah hujan andalan
(R80) untuk DI. Mare-mare dihitung Arif Parabi, Studi Analisis Peningkatan
dari curah hujan setengah bulanan rata- Potensi Daerah Irigasi dan
rata dari stasiun hujan yang ada, yaitu: Pertanian Daerah Pedesaan
Stasiun Bontomanai. Curah hujan Kayong Utara. Jurnal, 2017
andalan (R80) diambil dari data hujan
15 harian yang terurut, dengan Bambang Triatmodjo, 2015. Hidrologi
probabilitas terpenuhi 80%. Terapan Edisi Kelima. Yogyakarta:
R80 = n/5 + 1, Re = 70% x R80 Beta Offset Yogyakarta.
R50 = n/2 + 1, Re = 70% x R50
Chow, Van Te., dan E.V. Nensi
4. Penutup Rosalina. 1997. Hidrolika Saluran
4.1 Kesimpulan Terbuka. Jakarta: Erlangga
Dari hasil analisa dan pembahasan pada
penelitian ini dapat disimpulkan sebagai Endang Purnama Dewi, M Januar J
berikut: Purwanto dan Asep Sapei, Skenario
1) Potensi ketersediaan air untuk Pengembangan Wilayah Berbasis
Sungai Mare-mare berdasarkan hasil Daerah Irigasi (studi Kasus DI.
perhitungan ketersediaan air dengan Cihea Kabupaten Cianjur. Jurnal,
menggunakan Metode F.J. Mock 2014
maksimal pada bulan Mei sebesar
95 liter/detik = 0,095 mm/detik.

VOL.5 NO.2, JUNI 2020 99


Studi Kebutuhan Air untuk Pembangunan Jaringan Irigasi Mare-mare
Kabupaten Kepulauan Selayar
(Muh. Yunan Krg. Tompobul, Hanafi Ashad)

E.M. Wilson, 1993. Hidrologi Teknik Siskel, Susanne E dan SR.Hutapea,


Edisi Keempat. Terjemahan MM 1995, Irigasi di Indonesia: Peran
Purbohadiwidjoyo, ITB Bandung Masyarakat dan Penelitian, Jakarta:
Pustaka LP3ES Indonesia
Kementerian Pekerjaan Umum, 2013,
Standar Perencanaan Irigasi Bagian Siskel, Susanne E dan SR.Hutapea,
Perencanaan Jaringan Irigasi KP- 1995, Irigasi di Indonesia: Peran
01, Direktur Jenderal Sumber Daya Masyarakat dan Penelitian, Jakarta:
Air, Jakarta Pustaka LP3ES Indonesia

Kementerian Pekerjaan Umum, 2013, Suroso, dkk.2007. Evaluasi Kinerja


Standar Perencanaan Irigasi Bagian Jaringan Irigasi Banjaran untuk
Perencanaan Saluran KP-03, meningkatkan Efektifitas dan
Direktur Jenderal Sumber Daya Efesiensi Pengelolaan Air Irigasi.
Air, Jakarta Jurnal Dinamika Teknik Sipil.7.
56-77
Linsley, dkk.1996. Hidrologi untuk
Insinyur Edisi Ketiga. Jakarta: Sosrodarsono, Suyono, Kensaku
Erlangga. Takeda, 2003. Hidrologi untuk
Pengairan. Jakarta
Moh. Solichin, Anggara WWS dan
Anindia Bestari. Studi Sudjarwadi 1987. Dasar-Dasar Teknik
Ketersediaan Air Tanah Untuk Irigasi. Yogyakarta: Keluarga
Pengembangan Irigasi di Mahasiswa Teknik Sipil Fakultas
Kabupaten Pasuruan. Jurnal, 2013 Teknik Universitas Gajah Mada

Purwanto, M.Yanuar J. dkk.2013. Vika Vebriyani, Kartini dan Nasrullah,


Pengembangan Prasarana Irigasi Kajian Efektifitas dan Efesiensi
untuk Peningkatan Produktivitas Saluran Primer Daerah Irigasi
Lahan di Kabupaten Konawe, Begasing Kecamatan Sukadana.
Sulawesi Tenggara. Jurnal Irigasi Jurnal, 2015
Vol. 8, no. 1, Mei Tahun 2003.
Balai Irigasi. Bekasi.

100 JURNAL TEKNIK SIPIL - MACCA

Anda mungkin juga menyukai