ABSTRAK
Jaringan Irigasi Sumber Bendo Jeruk mengairi areal irigasi seluas 1909 Ha.
Penggunaan air irigasi di Jaringan Irigasi Sumber Bendo Jeruk dirasa masih kurang efektif
dan kurang efisien, hal ini dapat dilihat ketika terjadi kekurangan air pada musim kemarau.
Tujuan penelitian ini untuk mengevaluasi kebutuhan air irigasi di Jaringan Irigasi
Sumber Bendo Jeruk, kemudian menghitung kembali kebutuhan air menggunakan dua
metode pemberian air yaitu SCL (Stagnant Constant Level), SRI (System of Rice
Intensification) dan menggunakan gabungan kedua metode tersebut, sehingga dapat
mengoptimalkan kebutuhan air irigasi.
Dari hasil evaluasi, didapatkan besarnya intensitas tanam padi pada Jaringan Irigasi
Sumber Bendo Jeruk adalah 117,63% melebihi intensitas rencana tanam padi yang
ditentukan yaitu sebesar 106,29%. Dengan menggunakan intensitas tananam yang sama
kebutuhan air dengan metode SRI dapat menghemat air hingga 90%. Dengan
menggabungkan antara kedua metode tersebut (SCL+SRI) pemberian air dapat menghemat
36%, dan dengan lebih ditingkatkan lagi intensitas tanam padi menggunakan metode SRI
(259,39% padi) penggunaan air masih bisa menghemat hingga 90% dari metode SCL.
Untuk meningkatkan hasil produksi padi dan penggunaan air secara efisien dan efektif
maka penanaman padi menggunakan metode SRI (Sytem of Rice Intensification)
merupakan solusi yang tepat untuk diterapkan para petani di daerah studi.
Kata Kunci: Kebutuhan air irigasi, SCL, SRI, Jaringan Irigasi Sumber Bendo Jeruk
ABSTRACT
Irrigation Network of Sumber Bendo Jeruk irrigates an irrigation area covering
1909 Ha. The use of irrigation water in the Irrigation Network of Sumber Bendo Jeruk is
considered less effective and less efficient seen from a water shortage occurred in the dry
season.
The purpose of this study for evaluated the need of irrigation water on Irrigation
Network of Sumber Bendo Jeruk, and recalculated the water needs using two methods of
irrigation, SCL (Stagnant Constant Level), SRI (System of Rice Intensification), and using
a combination of both methods, so that can to optimize the needs of irrigation water.
The results of the evaluation revealed that the intensity of rice plants in Irrigation
Network of Sumber Bendo Jeruk was 117.63% exceeding the planned intensity of rice
plants which was 106.29%. Using the intensity of similar plant, calculation of water needs
using the SRI method could save water up to 90%. By combining the two methods (SCL+
SRI), it could save 36% water supply, and the increased intensity of rice plants using the
SRI method (259.39% rice), water use could still save up to 90% of the SCL method. To
increase the yield of rice production and water use efficiently and effectively the rice
cultivation using the SRI (System of Rice Intensification) method is the right solution to be
applied to farmers in the study area.
Keywords: Irrigation water needs,SCL, SRI, Irrigation Network of Sumber Bendo Jeruk
T. As. 1 Kiri
Krampilan
Kandang Jati Wetan
1
85
Metode SRI (System of Rice
Alas Kulon 15
T. As. 2 Kiri
T. As. 2 Kanan
Alas Kulon
Alas Kulon
13
59
Intensification)
Alas Kandang 1
T. Sj. 10 Kiri
Jumlah
Besuk Agung
621
3
Untuk perhitungan kebutuhan air
Alas Kandang 60
Besuk Kidul
Besuk Agung
2
26
metode SRI dapat dilihat pada Tabel 9.
Alas Kandang 5
T. Sj. 10 Kanan
Randu Jalak 77
Sindet Lami 1
Alas Tengah 9
Sindet Lami 34
T. Sj. 11 Kiri Randu Jalak 14
Alas Tengah 77
Hilir Glagah 90
T. Sj. 12 Kiri
Kandang Jati Wetan 54
T. Ks. 1 Kiri Alas Kandang 3
Alas Kandang 13
Alas Lor 75
T. Ks. 2 Kiri
Taman Sari 28
Sumber Lele 1
T. Ks. 2 Tengah Alas Kandang 40
Alas Kandang 15
T. Ks. 2 Kanan Randu Jalak 17
Alas Tengah 40
Jumlah 684
Total Keseluruhan 1909
Tabel 9. Perhitungan Kebutuhan Air Tabel 11. Kebutuhan Air Irigasi untuk
Metode SRI Rencana Pola Tanam ke-2
Tembakau - 0.00
Tembakau - 0
39 40
Giliran Sal. tersier
Musim Tanam I
4210.07
2376.78
1369.54
Gol.2
05.00
08.00
12.00
17.00
40 41
1955.97
Gol.1
40 39
Giliran Sal. tersier
Musim Tanam II
6182.04
3216.40
2011.03
Gol.2
05.00
09.00
14.00
17.00
40 41
1806.94
Gol.1
38
Giliran Sal. Sekunder
Musim Tanam III
5711.00
2493.50
1857.80
Gol.2
05.00
07.00
10.00
17.00
43
V. KESIMPULAN DAN SARAN pada MT I dan MT II pemberian air
5.1 Kesimpulan dilakukan rotasi gilir tingkat tersier.
Dari hasil pembahasan dari studi Jadwal pembagian air tersebut setiap
ini maka dapat diambil beberapa periodenya menjatah air pada dua
kesimpulan, diantaranya adalah: blok golongan secara bergiliran.
1. Besarnya debit andalan Dam Sumber Sedangkan pada MT III pemberian
Bendo Jeruk menggunakan Q modus air dilakukan rotasi gilir tingkat
yaitu: sekunder. Jadwal pembagian air
a) MT I (minimum) :882 lt/dt tersebut setiap periodenya menjatah
(maksimum) :2377 lt/dt air pada satu blok golongan secara
b) MT II (minimum) :2139 lt/dt bergiliran.
(maksimum) :3216 lt/dt
c) MT III (minimum) :877 lt/dt 5.2 Saran
(maksimum) :2494 lt/dt Untuk meningkatkan hasil
2. Kebutuhan air eksisting untuk produksi padi dan penggunaan air secara
pembibitan padi adalah 8,064 efisien dan efektif maka penanaman padi
lt/dt/Ha, untuk garap tanahnya 2,125 menggunakan metode SRI (Sytem of Rice
lt/dt/Ha, untuk tanam padinya adalah Intensification) merupakan solusi yang
1,94 lt/dt/Ha untuk luasan tepat yang dapat diterapkan oleh para
maksimum 1840 Ha dalam satu petani. Selain memerlukan tenaga petani
tahun. Kemudian dari hasil evaluasi, yang trampil, perlu adanya perhatian
besarnya intensitas tanam padi pada khusus dari pemerintah setempat seperti
Jaringan Irigasi Sumber Bendo Jeruk pengenalan penanaman padi metode SRI
adalah 117,63% melebihi intensitas dan apabila menggunakan metode SCL
rencana tanam padi yang ditentukan petani perlu diberi pengertian tentang
sebesar 106,29 %. sistem rotasi secara gilir golongan agar
3. Rencana tata tanam di Jaringan tidak terjadi perselisihan antar petani
Irigasi Sumber Bendo Jeruk adalah setempat.
meningkatkan intensitan tanam padi
dengan mempertimbangkan pola VI. DAFTAR PUSTAKA
tanam yang sesuai dengan kebiasaan Amrina, B. G. 2013. Evaluasi Kebutuhan
petani. Dari hasil pembahasan Air Irigasi Sebagai Rencana
besarnya intensitas tanam padi bisa Sistem Pembagian Air Irigasi
mencapai 215%. Pada Jaringan Irigasi Jenggawah
4. Dengan menggunakan intensitas Kabupaten Jember. Skripsi tidak
tananam yang sama pekebutuhan air dipublikasikan. Malang :
dengan metode SRI dapat Universitas Brawijaya.
menghemat air hingga 90% dari Departemen Pekerjaan Umum. 1986.
metode SCL dan dengan Standar Perencanaan Irigasi,
menggabungkan antara kedua Kriteria Perencanaan Bagian
metode tersebut (SCL + SRI) Perencanaan Jaringan Irigasi
pemberian air dapat menghemat KP-01. Bandung : Galang Persada
36%, dan dengan lebih ditingkatkan Huda, M. N. 2012. Kajian Sistem
lagi intensitas tanam padi Pemberian Air Irigasi sebagai
mengunakan metode SRI (259,39% Dasar Penyusunan Jadwal Rotasi
padi) penggunaan air masih bisa pada Daerah Irigasi Tumpang
menghemat hingga 90% dari metode Kabupaten Malang. Skripsi tidak
SCL. dipublikasikan. Malang :
5. Jaringan Irigasi Sumber Bendo Jeruk Universitas Brawijaya.
apabila menggunakan metode SCL
Kunaifi, A. A. 2010. Pola Penyediaan
Air DI. Tibunangka dengan
Sumur Renteng pada Sistem
Suplesi Renggung. Tesis tidak
dipubikasikan. Malang :
Universitas Brawijaya.
Mawardi, H. 2007. Desain Hidraulik
Bangunan Irigasi. Bandung :
Alfabeta.
Prawito. 2010.
http://adiprawito.dosen.narotama.
ac.id/files/2011/07/kebutuhan-air-
irigasi.ppt. (diakses pada 15
September 2015)
Purba, J. H. 2011. Kebutuhan dan Cara
Pemberian Air Irigasi untuk
Tanamanpadi Sawah (Oryza
sativa L.). WIDYATECH Jurnal
Sains dan Teknologi Vol.10 No.3.
http://jurnalwidyatech.files.wordp
ress.com/2012/02/jhon-hardy-
purba.pdf. (diakses pada 6
Desember 2013).
Soewarno. 1995. Hidrologi (Aplikasi
Metode Statistik untuk Analisa
Data jilid I).Bandung : Nova.
Suhardjono. 1994. Kebutuhan Air
Tanaman. Malang : Institut
Teknologi Nasional Malang Press.
Sosrodarsono, S., Takeda, K. 2003.
Hidrologi untuk Pengairan.
Jakarta : PT. Pradnya Paramitha.
Wawan. 2010. Bab II Teori dasar
Kebutuhan Air Irigasi.
http://thepowerofhalal.blogspot.co
m/2010/10/bab-ii-teori-dasar-
kebutuhan-air.html (diakses pada
20 September 2015)