549-560
© Jurusan Teknik Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya
JTRESDA
Journal homepage: https://jtresda.ub.ac.id/
*Email: danangnr13@gmial.com
1. Pendahuluan
Penggunaan sumber daya air untuk memenuhi kebutuhan irigasi semakin lama
semakin meningkat. Peningkatan tersebut disebabkan oleh pertumbuhan penduduk yang
pesat sehingga kebutuhan dari hasil produksi pertanian meningkat. Hal tersebut justru
berbanding terbalik dengan semakin sempitnya lahan yang tersedia dan ketersedian air
yang tetap. [1]
Daerah Irigasi Kedungrejo ini memanfaatkan air dari sungai Jati yang di ambil melalui
bendung Kedungrejo, daerah Irigasi Kedungrejo dengan luas baku 1538 Ha ini mempunyai
penggunaan air irigasi yang berbeda-beda disetiap zonanya.
550
Rahman, D.N. et al Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air Vol.2 No.1 (2022) p. 549-560
551
Rahman, D.N. et al Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air Vol.2 No.1 (2022) p. 549-560
552
Rahman, D.N. et al Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air Vol.2 No.1 (2022) p. 549-560
2.2 Metode
Penelitian ini menggunakan sistematika pengolahan data berdasar pada tahapan
sebagai berikut :
1. Pengolahan data debit Sungai Bendung Kedungrejo untuk mendapatkan informasi air
yang tersedia pada Daerah Irigasi Kedungrejo dengan debit andalan 80%. Anaslisis
data debit andalan menggunakan Metode dasar bulan perencanaan (Basic Month).
Metode dasar bulan perencanaan (Basic Month) sering digunakan untuk
merencanakan atau mengelola irigasi [3].
2. Penelitian ini menggunakan data debit Dam Kedungrejo selama kurun waktu 10 tahun,
diambil dari tahun 2010 hingga tahun 2019.
3. Menggunakan rumus modifikasi Penman dari pengolahan data klimatologi untuk
menghitung evapotranpirasi. Dan menggunakan metode sesuai dengan pedoman KP
untuk mengolah data klimatologi yang berhubungan dengan penyiapan lahan [4].
4. Pengolahan data curah hujan di daerah Irigasi Kedungrejo
a. Uji konsisten data Hujan
Menganalisis keakuratan data hujan pada setiap stasiun hujan dan
menghubungkannya melalui pengujian konsistensi data dengan menggunakan
metode kurva masa ganda dan menggunakan analisa korelasi untuk mengetahui
derajat hubungan (derajat keterkaitan) sehingga dapat. membuat hubungan dari
setiap variable menjadi jelas [5].
b. Menghitung curah hujan daerah pada wilayah Irigasi Kedungrejo melalui metode
aritmatika.
c. Menghitung hujan efektif, hasil yang diperoleh dari perhitungan hujan andalan
metode (basic month) akan digunakan untuk menghitung besar dari hujan efektif.
5. Menghitung besar air yang dibutuhkan tanaman.
6. Perhitungan besarnya air guna kebutuhan irigasi.
7. Perhitungan neraca air guna mengetahui apakah debit tersedia cukup untuk digunakan.
8. Perhitungan optimasi
a. Menentukan variabel putusan
b. Menentukan variabel tujuan
c. Menentukan variabel kendala
d. Perhitungan optimasi menggunakan solver.
Terdapat beberapa tahap dalam menggunakan fasilitas solver, antara lain [6].:
- Menentukan besaran nilai target dan tujuan untuk kedepannya
- Selanjutnya menentukan besaran nilai kendala
- Kemudian dilanjut dengan membuka halaman program perangkat lunak Ms.Excel
- Selanjutnya membuat lembar kerja pada Microsof Excel
- Memilih range yang diperlukan
- Kemudian pilih insert, name, create
- Menandai cek left coloumn, tekan ok.
- Memberikan nilai sementara sebagai hipotesis pada Nilai X1, X2, …,Xn.
- Menulis rumus tujuan dan kendala.
- Kemudian pilih ikon tool, solver, Mengisi range target.
- Pilih teks by changing cells, tekan pada range yang akan dirubah.
- Memilih add untuk memasukkan nilai kendala, kotak dialog akan muncul selanjutnya
diakhiri dengan tekan ok.
- Pilih solver.
553
Rahman, D.N. et al Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air Vol.2 No.1 (2022) p. 549-560
554
Rahman, D.N. et al Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air Vol.2 No.1 (2022) p. 549-560
Tabel 2, merupakan rekapitulasi hasil hitungan curah hujan efektif untuk tanaman Padi,
Palawija, dan tebu. Menggunakan periode 10 harian selama 3 kali musim tanam.
555
Rahman, D.N. et al Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air Vol.2 No.1 (2022) p. 549-560
556
Rahman, D.N. et al Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air Vol.2 No.1 (2022) p. 549-560
X2a+X2b+X2c ≤ Xt Pers. 3
X3b+X3c ≤ Xt Pers. 4
Dimana :
Xt= luas total baku sawah
X1a = Luas padi di MT I (Ha).
X1b = Luas padi di MT II (Ha).
X2a = Luas tebu di MT I (Ha).
X2b = Luas tebu di MT II (Ha).
X2c = Luas tebu di MT III (Ha).
X3b = Luas jagung di MT I (Ha).
X3c = Luasjagung di MT I (Ha).
557
Rahman, D.N. et al Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air Vol.2 No.1 (2022) p. 549-560
untuk setiap musim tanam. Berikut ini merupakan tabel 3, yang akan menjelaskan tentang
necara air seperti yang telah dibahas sebelumnya.
Tabel 3: Hasil Neraca Air Eksisting Sesudah Optimasi
Ketersediaan Air KEBUTUHAN AIR
LEBIH (+)
Bulan Periode 80% IRIGASI Keterangan
(m3/dt) (m3/dt) KURANG (-)
NOVv II 0,000 0,000 0,000 Terpenuhi
III 0,000 0,000 0,000 Terpenuhi
I 0,210 0,000 0,210 Terpenuhi
DESs II 0,944 0,011 0,933 Terpenuhi
III 1,173 0,793 0,380 Terpenuhi
I 0,428 0,117 0,311 Terpenuhi
JANn II 3,322 0,414 2,908 Terpenuhi
III 1,088 0,935 0,153 Terpenuhi
I 3,648 0,000 3,648 Terpenuhi
FEBb II 3,093 0,078 3,015 Terpenuhi
III 3,309 0,468 2,841 Terpenuhi
I 3,900 1,397 2,503 Terpenuhi
MARr II 3,031 0,130 2,901 Terpenuhi
III 2,652 0,102 2,550 Terpenuhi
I 3,994 0,036 3,958 Terpenuhi
APRL II 2,653 0,028 2,625 Terpenuhi
III 0,405 0,090 0,315 Terpenuhi
I 0,390 0,117 0,273 Terpenuhi
MEIi II 0,474 0,121 0,353 Terpenuhi
III 0,324 0,114 0,210 Terpenuhi
I 0,312 0,089 0,223 Terpenuhi
JUNI II 0,283 0,093 0,190 Terpenuhi
III 0,209 0,144 0,065 Terpenuhi
I 0,209 0,209 0,000 Terpenuhi
JULI II 0,164 0,103 0,061 Terpenuhi
III 0,084 0,084 0,000 Terpenuhi
I 0,084 0,070 0,014 Terpenuhi
AGST II 0,084 0,065 0,019 Terpenuhi
III 0,084 0,071 0,013 Terpenuhi
I 0,084 0,081 0,003 Terpenuhi
SEPT II 0,084 0,084 0,000 Terpenuhi
III 0,084 0,079 0,005 Terpenuhi
I 0,084 0,063 0,021 Terpenuhi
OKT II 0,084 0,062 0,022 Terpenuhi
III 0,084 0,077 0,007 Terpenuhi
NOV I 0,084 0,002 0,082 Terpenuhi
JUMLAH PERIODE TERPENUHII 36
PROSENTASE TERPENUHI 1 TAHUN (%) 100
Tabel 3, menjelaskan kondisi neraca air PTT Eksisting antara debit 80% dan kebutuhan
air DI Kedungrejo setelah dilakukan optimasi.
3.8 Intensitas Tanaman
Besar Intensitas Tanaman sebelum optimasi dan sesudah optimasi bervariasi. Nilai
intensitas tanam disebut dengan persentase. Luas areal tiap tanaman dalam satu musim
tanam mempengaruhi nilai intensitas tanaman. Semakin luas areal yang bisa ditanam,
semakin maka akan bertambah angka intensitas tanamnya[6].
558
Rahman, D.N. et al Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air Vol.2 No.1 (2022) p. 549-560
Tabel 4, merupakan hasil rekapitulasi intensitas tanaman dan total luas lahan yang
terpakai untuk PTT Eksisting dan 4 alternatif PTT lainnya.
3.9 Keuntungan Hasil Pertanian
Besaran Keuntungan yang didapatkan dari hasil pertanian dihitung dalam mata uang
rupiah, kemudian didata dengan tabel 5yang berurutan dari existing dan selanjutnya
disesuaikan besarannya dari terbesar hingga yang terkecil.
Tabel 5: Hasil Keuntungan Tiap Alternatif Tanam
Tabel 5, menjelaskan hasil total luas lahan terpakai dan keuntungan yang didapatkan
setelah optimasi untuk PTT Eksisting dan 4 PTT alternative lainnya.
559
Rahman, D.N. et al Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air Vol.2 No.1 (2022) p. 549-560
4. Kesimpulan
Pada penelitian ini dipaparkan 5 macam pola tanam dengan rincian sebuah pola tanam
eksisting dan 4 pola tanam alternatif. Apabila Q kebutuhan dengan Q andalan 80% di
hubungkan, pada pola tanam alternatif 1 saat belum di optimasi didapat, total periode yang
terpenuhi sebesar 47,2%. Pola tanam alternatif 2 sebesar 47,2%. Pola tanam alternatif 3
total periode yang terpenuhi sebesar 33,3%. Dan pola tanam alternatif 4 total periode yang
terpenuhisebesar 52,77%.
Setelah dilakukan optimasi peneliti memilih pola tanam alternatif 4, karena pola
tanam alternatif 4 memberikan keuntungan dan intensitas tanam yang paling tinggi diantara
4 pola tata tanam yang lain dan pola tata tanam ini efektif untuk digunakan pada Daerah
irigasi Kedungrejo yang memiliki debit ketersedian yagn kecil. Pola tanam alternative 4
keuntungan sebesar Rp. 70.231.727.974,-dari debit andalan 80% dan intensitas tanaman
sebesar 230,52%.Dengan rincian per musim tanam adalah sebagai berikut :
- Musim tanam 1 : Keuntungan sebesar Rp. 42.145.036560,- . Dan Intensitas tanam
sebesar 100%
- Musim tanam 2 : Keuntungan sebesar Rp. 22.020.742.374- . Dan Intensitas tanam
sebesar 100%
- Musim tanam 3 : Keuntungan sebesar Rp. 6.065.949.040,-. Dan Intensitas tanam
sebesar 30,52%
Daftar Pustaka
560