Tuntutan terhadap kinerja irigasi yang lebih baik semakin meningkat untuk mendukung peningkatan produksi pertanian dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan nasional dan kesejahteraan masyarakat, khususnya petani. Karena itu, salah satu program prioritas pemerintah saat ini adalah perbaikan jaringan irigasi. Hal ini didasarkan pada fakta sekitar 52 persen dari luas irigasi di Indonesia telah mengalami kerusakan ringan dan berat (Direktorat Irigasi dan Rawa, 2015). Akibatnya, pengelolaan air irigasi yang dilakukan selama ini dinilai belum efektif, efisien, dan berkelanjutan sehingga tingkat layanan irigasi untuk mendukung peningkatan produksi pertanian masih belum optimal. Rancangan irigasi perlu mempertimbangkan banyak air yang diterapkan, dan bagaimana efisisensi irrigasi dapat ditingkatkan dan manfaat rancangan dan manajemen sistem irigasi bervariasi dari satu lokasi, dari tanaman satu dengan tanaman lainnya, tahun ke tahun, dan dari petani ke petani. PT. Great Giant Pineapple (GGP) merupakan perkebunan nanas di Indonesia yang produksi olahan nanasnya di ekspor pada pasar luar negri. PT. GGP mengirim hasil produksinya sebanyak 99,8 % ke berbagai belahan dunia, antara lain, Eropa 47,6 %, Amerika 4,6 %, Asia (Jepang, Korea, Taiwan) 3,1 %, dan sisanya Timur Tengah, Kanada dan Autralia. Sedangkan untuk konsumsi dalam negeri hanya sekitar 0,2 %. PT. GGP merupakan penyuplai olahan nanas terbesar ketiga di dunia karena dapat memenuhi 10 % dari 12 % yang menjadi kebutuhan nanas olahan dunia (Kabar Bisnis, 2012). Nanas di perkebunan GGP dikembangkan dengan sistem budidaya lahan kering. Air hujan menjadi satu-satunya sumber air untuk pertanaman nanas akan tetapi pola kebutuhan air tanah tidak selalu cocok dengan pola curah hujan. Seringkali terjadi penyimpangan karakteristik curah hujan, maka diperlukan upaya untuk meningkatkan produktivitas lahan kering guna menunjang pertumbuhan nanas secara optimal. Salah satu upaya tersebut adalah dengan menggunakan irigasi. Keputusan sistem irigasi yang ditetapkan oleh Manajamen PT. Great Giant Pineapple merupakan pilihan yang terbaik yang dilakukan oleh perusahan dalam mencapai Tujuan irigasi yang telah ditetapkan. Penerapkan sistem irigasi Hard Horse Travellers with Big Guns dapat memenuhi kebutuhan air tanaman dengan jarak cangkupan tembakan air yang dilakukan oleh alat irigasi tersebut terhadap tanaman nanas dalam luasan lahan tersebut dan juga penerapan alat irigasi tersebut serta efisiensi terhadap waktu dan jumlah tenaga kerja karena alat irigasi tersebut dapat dioperasikan oleh satu orang saja dalam beberapa hektar dibandingkan dengan sistem irigasi yang lainya seperti irigasi menggunakan beberapa filter, maupun lainya kurang efisien dan efektif terhadap waktu, tenaga kerja, modal dll. Metode Hard Horse Travellers with Big Guns memiliki tingkat kemerataan dalam tembakan air terhadap tanaman stabil dan rata dimana hal tersebut berbanding lurus dengan produksi nanas dikarenakan apabila tanaman dalam kebutuhan air tanaman dapat terpenuhi secara optimal dalam arti tepat waktu dan penerapanya akan meningkatkan produksi tanaman nanas tersebut. Pada penerapanya sistem irigasi dengan metode Hard Horse Travellers with Big Guns memiliki dampak positif terhadap tenaga kerja karena sistem irigasi terebut dapat meminimalkan tenaga kerja yang berkorelasi dengan biaya produksi perusahan Oleh karena itu diharapkan pengelolahan sistem irigasi dapat terus ditingkatkan dengan cara peningkatan sumber daya manusia yang sesuai dengan kajian keahlian nya masing-masing prasarana dan sarana agar selalu mendukung kinerja sistem irigasi yang dilakukan oleh perusahana dibutuhkan pengelolah sistem irigasi dimana dengan cara mengawasi kinerja sistem irigasi dengan metode Hard Horse Travellers with Big Guns agar dapat mengevaluasi kinerja alat tersebut agar dapat meminimalisir dana kebutuhan dan dana biaya produksi dalam sistem irigasinya. Perancangan irigasi Gun Sprayer yaitu membawa engine ke lokasi sumur bor lalu menyambungkan kopel shaft ke shaft engine box pompa, penyambungan dengan sistem murbaut pastikan bahwa kekencangan telah terpenuhi. Menyusun Elbow penyalur air yang diperlukan ke lokasi irigasi dengan sambungan pipa yag menuju ke pompa. Membawa Traveller Irrigator ke ujung pipa galvanis rencana lokasi irigasi dan sambungkan pipa galvanis ke Traveller Irrigator dengan Flexible hose. Menarik Gun Sprayer dengan mengunakan traktor ke rencana lokasi siram (maksimal hose 400 m) Periksa oli mesin, air radiator, dan bahan bakar. menghidupkan engine setelah rangkaian pipa dan Gun Sprayer siap. memasukan kompling engine, dan naikan rpm engine secara perlahan sampai yang dikehendaki, berarti pemompaan air telah dimulai dan siap untuk disiramkan. Air akan memancar melalui Gun sprayer meyerupai curah hujan melalui ujung nozzle. Travelling Irrigator secara otomatis akan mengulung hose untuk menarik Gun Sprayer kearah irigator. Melakukan pengawasan secara cermat pada unit pompa Gun Sprayer mencatat tekanan, mengitung laju dan keseragaman siramnya. Penyemprotan seluruh petak dengan mengatur Gun Sprayer dengan sudut 180 derajat mengarah kedalam petak. Hal tersebut berbeda dengan sistem irigasi lainnya dimana salah satu contohnya yaitu irigasi furrow memiliki perhitungan dan tahapan racangan di antara lain: Menghitung waktu irigasi dalam jam dengan cara Mengalikan masing-masing perlakuan dosis irigasi dengan volume irigasi m3 (nilai NID) kemudian dibagi besarnya debit irigasi. Hasil Perhitungan ini dikonversi ke dalam satuan mm. Hasil perhitungan tersebut selanjutnya dibagi ke Dalam jam, tetapi terlebih dahulu dikonversi ke Menit. Hasil dari tahap (b) ditambahkan dengan waktu Inisiasi awal yang dikonversi ke dalam detik, maka Didapatlah hasil lama waktu pengairan dalam jam. Untuk mendapatkan hitungan dalam menit, hasil Dari tahap (c) dikonversi ke dalam menit. DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Irigasi dan Rawa. (2015). Manager Irigasi dan Knowledge Center. Jakarta: Direktorat Irigasi dan Rawa, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Kabar Bisnis. 2012. Wow! Koktail nanas RI rajai pasar AS.
http://www.kabarbisnis.com/read/2825463 diakses tanggal 10 - 06 – 2012. Jam 12:30 WIB.
Perencanaan Jaringan Irigasi Air Tanah Pada Daerah Oncoran SDMJ 571 Kabupaten Mojokerto Dengan Sistem Looping Terbuka Program EPANET 2.0 Mona Shinta Safitri 105060403111004