Disusun oleh:
Rizky
181222019151376
Menurut Noerhayati & Suprapto (2018:3) definisi dari irigasi adalah suatu proses
kebutuhan air tanaman diperoleh dari air hujan. Namun, terlalu banyak air hujan
juga bisa merusak tanaman. Oleh karena itu, kelebihan air hujan akan dibuang di
saluran drainase, jika hujan tidak turun atau air hujan terlalu sedikit, maka
tanaman diairi oleh air irigasi. Fungsi irigasi yaitu: (1) menambah air/lengas tanah
apabila terjadi betatan, (3) menurunkan suhu tanah, (4) pelarut garam dalam
tanah, (5) mengurangi kerusakan karena frost, dan (5) melunakkan lapis keras
oleh tekanan air, petani menyemprot lebih banyak air daripada yang dibutuhkan
dan akibatnya bukan hanya produktivitas yang tertantang, tetapi juga air dan
energi terbuang sia-sia. Irigasi presisi, pada gilirannya dapat menggunakan air
secara lebih efisien dan efektif, menghindari irigasi yang kurang dan irigasi yang
berlebihan.
Distribusi air, tenaga kerja, dan waktu yang belum efisien dalam
pengelolaan irigasi menjadi salah satu kendala yang dihadapi bangsa Indonesia.
Jumlah air yang relatif terbatas memicu persaingan antar sektor (pertanian, air
minum, domestik, dan industri), antar waktu dan antar wilayah tidak sebanding
salah satu cara menggunakan sprinkler irrigation atau biasa disebut dengan irigasi
meningkat dengan adanya teknologi irigasi curah dan keseragaman irigasi yang
diberikan lebih dari 80%, selain itu kehilangan lahan akibat pemasangan irigasi
dapat dikurangi”. Kinerja irigasi sprinkler yang optimal merupakan hasil dari
dengan cakupan luas lahan 11.774.437 hektar. Hasil monitoring hari tanpa hujan
selama Juli 2019 di 28 provinsi menunjukkan kondisi dengan kriteria ekstrim dan
semua wilayah, hal ini menyebabkan embung dan sumur kekurangan pasokan air
2013). Dengan sistim irigasi pipa kehilangan air disepanjang saluran akibat
penerapan irigasi pipa. Hal tersebut juga diperparah oleh rusaknya daerah aliran
parameter utama. Menurut Klaas Dua K.S.Y (2009), parameter utama yang perlu
ditentukan dalam perencanaan jaringan pipa antara lain meliputi: penentuan tinggi
tekan, penentuan debit aliran dan penentuan diameter pipa. Namun disamping
ketiga parameter tersebut masih terdapat parameter penting lainya yang perlu
diperhatikan dalam perencanaan jaringan pipa antara lain pemilihan jenis dan
mutu bahan pipa itu sendiri. Hal tersebut akan sangat terkait dengan hasil
rancangan jaringan pipa yang optimal, baik dari umur teknis maupun sisi
energi ini dapat berakibat pada semakin kecilnya nilai tinggi tekan, sehingga
kecepatan aliran menjadi rendah, dan akhirnya dapat berpengaruh terhadap besar
Tampungan air irigasi menjadi salah satu komponen penting yang harus
diperhatikan. Air di dalam tampungan yang digunakan untuk aliran irigasi tidak
boleh meluap dan terbuang sia-sia. Pipa outflow yang terhubung dengan
tampungan air harus diberi katub untuk meminimalisir tumpahan air yang berasal
dari tandon serta menghindari kelebihan air terbuang percuma yang mengalir di
pipa outflow. Pada dasarnya aliran fluida dalam pipa akan mengalami penurunan
tekanan seiring dengan panjang pipa ataupun disebabkan oleh gesekan dengan
permukaan saluran, kehilangan tekanan (head loss) dan juga ketika aliran
melewati sambungan pipa, belokan, katub, difusor, dan sebagainya (Waspodo,
2017).
otomatis dibutuhkan.
(3) Petani dapat memberi air dengan jumlah dan waktu yang tepat
(6) Metode ini sangat tepat untuk irigasi dan dapat mengontrol
tanaman. Maka dari itu, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu
tampungan air untuk meminimalisir terbuangnya air dengan percuma dari jarak
jauh berbasis internet of things (IoT) yang diaplikasikan pada android. Perbedaan
tanaman. Pada musim kemarau tanaman kebutuhan air semakin meningkat dan
tampungan air atau tandon harus memenuhi kebutuhan air. Sebaliknya pada
musim penghujan akan membutuhkan air lebih sedikit dan tampungan air bisa
meluap dan terbuang percuma jika tidak dikontrol dengan baik. Dengan demikian
sebagai berikut:
1. Debit inflow dan outflow tampungan air belum seimbang dengan kebutuhan air
3. Belum ada alat kontrol volume tampungan air irigasi otomatis di desa
Poncokusumo.
3. Aplikasi yang dibuat tidak untuk mengontrol keseluruhan sistem irigasi, hanya
air tanaman?
2. Apakah jumlah air yang keluar dari tampungan sesuai dengan kebutuhan
tanaman.
2. Mengetahui jumlah air yang keluar dari tampungan sesuai/tidak dengan
Penelitian ini diharapkan dapat dipakai sebagai referensi pada sistem operasi
irigasi sprinkler.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
dibandingkan dengan uji manual nilai T hitung <T tabel Nilai Ho yang
diterima berarti desain irigasi sprinkler mekanik dapat berjalan dengan baik.
Hubungan antara diameter emisi dengan debit air yang mengalir pada
hubungan statistik antara diameter emisi dengan debit aliran air pada pipa
yaitu dengan metode kadar air”. Prinsip kerja pada metode ini, kebutuhan air
tanaman adalah selisih antara air yang diberikan pada tanaman dengan yang
digunakan oleh tanaman. Hasil dari penelitian yang dilakukan meliputi, (1)
kebutuhan air tanaman anggrek adalah 121,98 ml/hari, (2) komponen irigasi
curah pada anggrek yaitu sprinkler, pipa lateral, pipa utama dan pompa, (3)
debit sprinkler 5,65 × 10-9 m3/dt, pipa lateral sebesar 5,65 × 10-8 m3/dt, dan
pipa utama sebesar 2,82 × 10-7 m3/dt (4) head loss sprinkler sebesar 2,44 ×
10-4 m, pipa lateral 1,41 × 10-6 m, dan pipa utama 5,52 × 10-7 m, (5) head
plastic & stick riser dari pipa PVC, pipa lateral menggunakan jenis selang
elastis, pipa utama dan sub-main menggunakan pipa PVC, dan pipa hisap
dipindahkan dari satu blok ke blok lain dan juga sumber air irigasi merupakan
keunggulan dari sistem irigasi sprinkler portable. Sistem ini telah berhasil
Agung, Lampung Selatan dengan nilai keseragaman air irgasi mencapai 80%
membahas tentang rancangan irigasi yang bisa dikendalikan jarak jauh secara
secara manual dan otomatis dengan masing-masing bukaan kran 900 – 450.
Hasil pengamatan di dapatkan nilai volume rata-rata sprinkler 1-4 otomatis
dan manual 900 – 450 = 38,4760 cm3, data rata- rata debit sprinkler 1-4
otomatis dan manual 900 – 450 = 0,6413 liter/detik. Kehilangan energi pada
air tanaman, yaitu menganalisis daur hidrologi yang berlangsung pada daerah
tanaman.
Besar nilai curah hujan dan analisis statistik diperoleh dari analisis
data curah hujan yang diperhitungkan dalam kebutuhan air tanaman. Data
curah hujan yang digunakan dalam perhitungan berasal dari hujan yang
kesalahan dan tidak terjadi data kosong, harus dilakukan pengecekan kualitas
data. Beberapa kesalahan yang sering terjadi adalah disebabkan oleh faktor
manusia, alat dan faktor lokasi. Jika terjadi kesalahan data maka dapat data
dihitung secara teliti dan benar sesuai dengan saat hujan terjadi.
data hujan dengan data iklim dengan daerah yang sama, (4) analisis kurva
masa ganda. (double mass curve analysis) dan RAPS (Rescaled Adjusted
c. Perubahan iklim.
umumnya, metode ini disusun dengan urutan kronologis mundur dan dimulai
terhadap data semula. Hal ini dapat diselidiki menggunakan lengkung masa
ganda.
diperoleh garis ABC yang berupa garis lurus dan tidak terjadi patahan arah
garis, maka data tersebut dapat dikatakan konsisten. Namun jika terjadi
perubahan terhadap lingkungan dan terjadi patahan yang didapat garis patah
ABC’ yang tidak disebabkan oleh perubahan iklim atau hidrologis maka
Jika data hujan tersebut tidak konsisten, maka dapat dilakuka koreksi
Yz = Fk × Y
tan 𝛼
Fk =( )
tan 𝛼𝑜
(mm)
perhitungan ini, yang mana data-data yang tersedia akan di uji keakuratannya
curah hujan efektif. Dalam melakukan uji konsistensi ini akan dilakukan
metode RAPS (Rescaled Adjusted Partial Sams) yang dinilai lebih efektif
tahun terakhir mulai dari tahun 20010-2019. Data stasiun hujan yang dipakai
S*o =0
S*k = ∑𝑘 (𝑦𝑖 − 𝑦)
𝑖=1
dengan :
k = 1,2,3,……,n
𝑆 ∗𝑘
S**k . = (2.1)
𝐷𝑦 .......................................................................................
𝑘
2
∑𝑖=1 (𝑦𝑖−𝑦)2
Dy = …………………………………………..(2.2)
𝑛
keterangan:
Dy = standar deviasi,
n = jumlah data.
statistik Q dan R:
keterangan :
n = jumlah data
Dy = simpangan rata-rata
Dengan melihat nilai statistik diatas maka dapat dicari nilai Q/√𝑛 dan
R/√𝑛. Hasil yang di dapat dibandingkan dengan nilai Q/√𝑛 syarat dan R/√𝑛
syarat, jika lebih kecil maka data masih dalam batasan konsisten.
𝐐⁄√𝐧 𝐑⁄√𝐧
n
90% 95% 99% 90% 95% 99%
10 1.05 1.14 1.29 1.21 1.28 1.38
20 1.1 1.22 1.42 1.34 1.43 1.6
30 1.12 1.24 1.46 1.4 1.5 1.7
40 1.13 1.26 1.5 1.42 1.53 1.74
50 1.14 1.27 1.52 1.44 1.55 1.78
100 1.17 1.29 1.55 1.5 1.62 1.86
∞ 1.22 1.36 1.63 1.62 1.75 2
Sumber: Sri Harto Br, 2009
Log Person III. Sedangkan untuk menguji diterima atau tidaknya distribusi,
penakaran hujan pada tempat yang datar, tidak menyerap, tidak meresap dan
hujan hanya memberikan kedalaman hujan dititik dimana stasiun itu berada,
sehingga hujan pada suatu lauasan harus diperkirakan dari titik pengukuran
tersebut. Apabila pada suatu daerah terdapat lebih dari satu stasiun
dimasing-masing setiap stasiun bias saja tidak sama. Dalam analisis hidrologi
dapat dilakukan dengan 3 metode untuk menentukan hujan rerata pada daerah
tersebut, yaitu:
1. Metode Rerata Aritmatika (Aljabar)
Metode aljabar ini adalah sebuah metode dengan cara mencari rata-
rata dari suatu stasiun hujan. Metode ini adalah metode yang paling sederhana
Keterangan :
dalam perhitungn.
2. Metode Polygon Thiessen
stasiun hujan di daerah yang ditinjau tidak merata. Menurut Soemarto: 1999,
untuk pemilihan stasiun hujan akan dipilih yang meliputi daerah aliran sungai
tegak lurus pada tengah garis penghubung stasiun. Setelah luas pengaruh tiap-
tiap stasiun didapat, maka koefisien thiessen dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut:
A1𝑝1 +A2𝑝2+⋯+An𝑝n
P=
A1+A2+⋯+An
Keterangan :
kedalamn hujan yang sama. Dalam metode ini, hujan pada suatu daerah
diantara garis isohyet dianggap merata dan sama dengan nilai rerata kedua
garis tersebut. Metode ini adalah yang paling teliti dalam perhitungan
kedalaman hujan rerata, namun cara ini membutuhkan pekerjaan dan waktu
I1 I2 I2I3 InIn+1
A1 2 +A2 2 +⋯+An 2
P=
A1+A2+A3
Keterangan :
oleh perkolasi dan run off (Noerhayati & Suprapto, 2018). Sistem irigasi
air ke lahan. Tekanan merupakan salah satu faktor penting yang menentukan
kinerja sprinkler. Metode ini menggunakan tekanan antara 70-700 kPa untuk
irigasi secara berlebihan yang menyebabkan banyak air terbuang (Sirait &
lebih murah.
permukaan dan air tanah. Hujan yang jatuh di atas permukaan pada suatu
Daerah Aliran Sungai (DAS) atau Wilayah Sungai (WS) sebagian akan
melalui permukaan dan sub permukaan masuk ke dalam saluran, sungai atau
danau dan sebagian lagi akan meresap jatuh ke tanah sebagai imbuhan
dilakukan dari sungai yang masih alami, maka diperlukan rekaman data dari
mencerminkan suatu angka yang dapat diharapkan terjadi pada titik kontrol
yang terkait dengan waktu dan nilai keandalan. Keandalan yang dipakai untuk
aplikasinya hasil perhitungan simulasi hujan aliran sungai model FJ. Mock,
masuk, keluar dan yang disimpan dalam tanah (soil storage). Volume air
yang masuk adalah hujan. Air yang keluar adalah infiltrasi, perkolasi dan
yang disimpan dalam pori-pori tanah hingga kondisi tanah menjadi jenuh.
Secara keseluruhan perhitungan debit dengan metode FJ. Mock ini mengacu
pada water balance, dimana volume air total yang ada di bumi adalah tetap,
ke dalam (inflow) dan aliran keluar (outflow) di suatu daerah untuk suatu
perioda tertentu disebut neraca air atau keseimbangan air (water balance).
P = Ea + ΔGS + TRO
dengan:
P = presipitasi.
Ea = evapotranspirasi.
P = Ea + TRO
dengan nol.
Jumlah total evapotranspirasi dan total run off selama satu tahun harus
atas, maka prediksi debit dengan metoda Mock diharapkan dapat akurat.
2.4.4 Evapotranspirasi
Evapotranspirasi merupakan gabungan dari dua peristiwa yaitu
tanah dan transpirasi adalah besarnya kehilangan air dalam tanaman melalui
Eto = c × Eto*......................................................................................(2.3)
(angka angot)
ed = ea . RH
RH = kelembaban udara relatif (%)
malam
sebagai berikut.
2. Berdasar nilai (t) cari nilai (ea), (W), (1–W) dan f(t) dengan tabel
aliran massa fluida yang melalui semua bagian dalam arus fluida per
massa tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan, dimana massa
ρ.A.V = m = konstan............................................................................(2.4)
Jika aliran fluida bersifat incompressible dan steady flow, maka persamaan
menjadi:
Q = A1 V1 = A2 V2........................................................................................................................(2.5)
dimana:
V = Kecepatan aliran
(m/s)
energi lebih besar menuju tempat yang memiliki tinggi energi lebih kecil.
Aliran tersebut memiliki tiga macam energi yang bekerja di dalamnya, yaitu :
v = kecepatan (m/det)
Hal tersebut dikenal dengan prinsip Bernoulli bahwa tinggi energi total pada
sebuah penampang pipa adalah jumlah energi kecepatan, energi tekanan dan
= h + 2gv2 + wγP
tidak ada energi yang lolos antara dua titik dalam satu sistem tertutup, maka
energi totalnya tetap konstan atau tetap. Hukum kekekalan Bernaulli menurut
dengan:
Z1, Z2 = tinggi elevasi di titik 1 dan 2 dari garis yang ditinjau (m)
tekan air pada titik tinjauan yang dinamakan garis gradien hidrolis atau garis
1 dan 2.
2
𝑃 = 𝑉 + 𝑔𝑧 = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛 ......................................................................(2.7)
𝜌 2
Keterangan:
boundary layer dan tebalnya akan bertambah besar sepanjang pipa. Pada
suatu titik sepanjang garis tengah pipa, lapisan akan bertemu dan membentuk
cair riil). Keadaan ini menyebabkan timbulnya tegangan geser antara patikel
zat cair yang bergerak dengan kecepatan berbeda. Aliran viskos dibagi dua
yaitu internal dan eksternal. Aliran internal adalah aliran dimana fluida yang
mengalir dilingkupi secara penuh oleh suatu batas padat, misalnya aliran
dalam pipa. Sedangkan aliran eksternal merupakan aliran fluida yang tidak
dilingkupi secara penu oleh benda padat dan ada sisi terbukanya, misalnya
Gerak partikel mengikuti lintasan yang teratur (Satu sama lain tak pernah
saling berpotongan).
Gerak partikel mengikuti lintasan yang tak teratur (Ada bagian yang
berpusar).
3. Transisi
Sebelum mengetahui sifat atau tipe aliran, maka harus terlebih dalulu
kedua gaya tersebut dengan suatu kondisi aliran tertentu. Bilangan ini
Keterangan:
Re .= Bilangan Reynolds
D = Diameter (m)
digunakan:
Laminer : Re ≤ 2300
Turbulen : Re ≥ 4000
karena apabila tekanan di dalam pipa sama dengan tekanan atmosfer (zat cair
di dalam pipa tidak penuh), maka aliran termasuk dalam pengaliran terbuka.
Fluida yang dialirkan melalui pipa bisa berupa zat cair atau gas dan tekanan
bisa lebih besar atau lebih kecil dari tekanan atmosfer. Tekanan atmosfer
adalah tekanan dipermukaan zat cair di sepanjang saluran terbuka. Pada pipa
yang alirannya tidak penuh dan masih ada rongga yang berisi udara maka
sifat dan karakteristik alirannya sama dengan aliran pada saluran terbuka.
pipa, dinyatakan dalam kerugian tinggi tekan. Untuk perhitungan dalam pipa
𝐿 𝑉2
ℎ𝑓 = 𝑓 ×
𝐷 2𝑔
dimana:
(Widodo & Sulistyowati, 2016). Satuan head loss yaitu satuan panjang yang
setara dengan satu satuan energi yang dibutuhkan untuk memindahkan satu
Perhitungan head loss didasarkan pada hasil percobaan dan analisa dimensi.
Head loss dapat terjadi karena adanya belokan pada pipa. Semakin banyak
belokan maka head loss yang terjadi semakin besar. Secara garis besar, head
loss pada instalasi pipa disebabkan oleh dua hal yaitu major head loss dan
minor head loss. Major head loss disebabkan oleh dinding pipa yang
bergesekan dengan aliran fluida yang mengalir. Sedangkan minor head loss
pipa (inlet), aliran keluar fluida dari pipa (outlet), sambungan pipa (fitting)
atau sambungan pipa tanpa fitting (butt fusion), dan katub (valve).
10,67 × 𝑄1,85
ℎ𝑓 = ×𝐿
𝐶1,85 × 𝑑4,87
dimana:
(minor head loss) yang besarnya disebut k value. Nilai k dipengaruhi oleh
mempengaruhi aliran fluida yang ada di dalam pipa. Minor head loss dapat
Keterangan:
energi selama pengaliran. Tegangan geser yang terjadi pada dinding pipa
dengan :
0.85 = konstanta
= A / P = (1/4 D2) / ( D)
R = D/4
S = kemiringan garis energi (m/m)
= hf / L
hf = k.Q1.85
dimana :
10.7 𝐿
k = 𝐶 1.85𝐷4.87
ℎ𝑤
dengan,
tekan pada suatu aliran adalah kehilangan tinggi tekan minor. Kehilangan
tinggi tekan minor ini disebabkan oleh adanya perubahan mendadak dari
adanya katub dan berbagai jenis sambungan. Kehilangan tinggi tekan minor
ditimbulkan oleh pemisahan aliran dari bidang batas pipa. Untuk jaringan
pipa sederhana, kehilangan tinggi tekan minor ini tidak boleh diabaikan
karena nilainya cukup berpengaruh. Namun untuk pipa-pipa yang panjang
atau L/D > 1000, kehilangan tinggi tekan minor ini dapat diabaikan.
2
ℎ𝐿𝑚 = 𝑘 𝑣
2𝑔
dengan:
Namun, nilai k ini masih berupa pendekatan karena sangat dipengaruhi oleh
belokan pipa (Waspodo, 2017). Perubahan arah aliran ini bisa dalam bentuk
sudut 450, 22 1/20, 11 3/40 ataupun 900. Belokan pipa juga ada dalam bentuk
short radius ataupun long radius. Secara umum belokan pipa (elbow) atau
bend pipe ini mempunyai berbagai macam ukuran standar dan juga tebuat
dari beberapa tipe material yaitu steel, cast carbon steel, plastic (PVC),
kuningan, tembaga, dan lain sebagainya. Penggunaan belokan pipa ini hampir
selalu ada dalam suatu sistem perpipaan dikarenakan fungsinya sebagai alat
flens.
2.10 Blynk
Layanan aplikasi Blynk dapat digunakan untuk mengonrol
Kemudahan lain yang didapatkan dari aplikasi ini yaitu dengan mudah input
atau output komponen dengan cara drag and drop tanpa perlu pemrograman
(Aisyah, 2018). Selain sebagai “cloud IoT” yang dirancang untuk membuat
remote control dan data sensor dari perangkat arduino atau ESP8266 dengan
cepat dan mudah, Blynk juga merupakan solusi penghemat waktu dan sumber
daya (Arafat, 2016). Terdapat tiga komponen utama dalam platform yaitu
Blynk App, Blynk Server, dan Blynk Library (Supegina & Setiawan, 2017).
Gambar 2. 10 Skema Antarmuka Blynk
Sumber: Supegina & Setiawan (2017)
Berikut adalah tahapan pembuatan aplikasi untuk monitoring tandon.
Gambar 2. 13 New
project Sumber: Blynk
app
4. Membuat nama proyek dan input hardware yang digunakan.
yang bekerja pada daerah rel kereta api dan mengontrol sistem air. Sehingga
perubahan suhu oleh sensor dan sistem kontrol irigasi. Metode yang
Raspberry pi dan sistem berbasis cloud untuk memantau data real time yang
analog menjadi nilai digital 12 bit. Nilai digital akan diberikan input ke
modul sensor yang telah diintregasi oleh benda fisik atau nyata, koneksi
internet, dan penyimpanan data atau informasi pada server dari aplikasi
juga pada benda di dunia nyata. Contohnya benda atau peralatan elektronik,
bahan pangan, koleksi, peralatan lain yang tersambung ke jaringan lokal dan
aplikasi untuk mengontrol serta mengatur berapa debit air yang akan
penelitian ini adalah data primer dan data sekunder yang diperoleh dari
44
Lokasi tandon berada pada lokasi ± 8° 3‘ 5.78“ lintang selatan dan
112° 49‘ 6.13“ bujur timur dengan ketinggian + 940 m dpl.
sekunder yang mengalirkan air dari jaringan utama ke tiap pipa tersier.
pada tiap pipa tersier. Sedangkan pipa berdiameter 1 inchi dan ½ inchi
Kabupaten Malang.
terakhir, yaitu tahun 2008 sampai 2019. Fungsi adanya data tersebut yaitu
untuk menganalisa besarnya curah hujan rancangan dan curah hujan efektif.
diperoleh dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Cipta
daerah irigasi sprinkler dan mengetahui besar kebutuhan air tanaman yang
Malang.
menuju tandon irigasi sprinkler. Data tersebut merupakan data primer yang
sprinkler dan kontur tanah pada lokasi penelitian. Data tersebut diperoleh dari
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Cipta Karya Kabupaten
lokasi penelitian.
3.3 Alat dan Bahan Penelitian
Berikut adalah alat dan bahan yang digunakan pada penelitian.
1. Current meter
aplikasi Blynk.
4. Peralatan mikrokontroler
Persiapan merupakan tahap awal dan salah satu hal penting yang harus
a. studi literatur mencakup hal seputar penelitian, seperti irigasi sprinkler dan
kehilangan air,
2. Pengumpulan Data
Data yang dibutuhkan untuk penelitian ini mencakup data primer yang
diperoleh dari pengamatan langsung dan data sekunder diperoleh dari instansi
terkait. Contoh data primer yang dibutuhkan yaitu data debit sungai dan data
dengan manual dan bantuan software Microsoft Excell dan AutoCad 2010.
4. Kesimpulan
Ya
Analisa Debit di
Saluran (Teori) (Qt) Data Pengukuran
Q = V/T Debit di Saluran (Qa)
A
A
Pembahasan
Kesimpulan
Selesai
Mulai
Upload ke nodeMCU
Tidak
Connect ke
Blynk app
A
A
Tidak
Notifikasi
muncul
Ya
Data ketinggian air pada tampungan
Analisa data
Selesai
Aisyah Intan Nur. 2018. “Prototipe Buka Tutup Pintu Air Otomatis Pada Irigasi
Alternate Wetting And Drying Dengan Monitoring Ketinggian Air Melalui
Aplikasi Blynk”. Digital Repository Universitas Jember. 10.
Arafat. 2016. “Sistem Pengamanan Pintu Rumah Berbasis Internet Of Things
(IoT) Dengan ESP8266”. Technologia. 7 (4): 265.
Hadisusanto. 2010. “Aplikasi Hidrologi”. Malang: Jogja Mediautama.
Supegina Fina, Setiawan Eka Jovi. 2017. “Rancang Bangun Iot Temperature
Controller Untuk Enclosure Bts Berbasis Microcontroller Wemos Dan
Android”. Jurnal Teknologi Elektro, Universitas Mercu Buana. 8 (2): 147.
Supriyatna Herry. 2019. “Kemarau 2019 Lebih Dahsyat Ketimbang 2018: Ada
yang Untung, Ada yang Buntung”. https://akurat.co/news/id-720321-read-
kemarau-2019-lebih-dahsyat-ketimbang-2018-ada-yang-untung-ada-yang-
buntung. Diakses pada tanggal 8 Desember 2019.
Syafiqoh Ummi, Yudhana Anton, Sunardi. 2017. “Smart Irrigation Menggunakan
Wireless Sensor Network Berbasis Internet Of Things”. Seminar Nasional
Teknologi Informasi dan Komunikasi - Semantikom 2017. Hal:168.
Tusi Ahmad, Lanya Budianto. 2016. “Rancangan Irigasi Sprinkler Portable
Tanaman Pakchoy”. Jurnal Irigasi. 11 (1): 44.
Waspodo. 2017. “Analisa Head Loss Sistem Jaringan Pipa Pada Sambungan Pipa
Kombinasi Diameter Berbeda”. Jurnal Suara Teknik Fakultas Teknik. 7.
Widodo Edi, Sulistyowati Indah. 2016. “Rekayasa Instalasi Pompa Untuk
Menurunkan Head Loss”. Prosiding SNTT FGDT
2016