IRIGASI TETES
Oleh:
Aprilia Natasya
Daftar isi...........................................................................................................................i
Kata Pengantar.................................................................................................................ii
BAB I. Pendahuluan........................................................................................................1
2.1 Kesimpulan....................................................................................................3
Daftar Pustaka.................................................................................................................4
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang tiada henti- hentinya
memberi anugerah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Makala h Irigasi dan
Drainase , yang merupakan salah satu mata kuliah yang harus diselesaikan pada Fakultas
Pertanian Universitas Syiah Kuala.
Pada kesempatan ini penulis banyak terima kasih karena dapat menyelesaikan
Makalah ini dengan baik. Penulis sepenuhnya menyadari bahwa Makalah Irigasi
dan Drainase ini sangat jauh dari kesempurnaan. Untuk kritik dan saran sangatlah
penulis harapkan guna kesempurnaan lebih lanjut. Akhir kata, semoga Makalah
Irigasi dan Drainase ini bermanfaat bagi para pembaca yang berbahagia.
Aprilia Natasya
BAB I PENDAHULUAN
Irigasi adalah usaha penyediaan dan pengaturan air untuk menunjang pertanian yang
jenisnya meliputi irigasi permukaan, irigasi rawa, irigasi air bawah tanah, irigasi pompa, dan
irigasi tambak. Irigasi dimaksudkan untuk mendukung produktivitas usaha tani guna
meningkatkan produksi pertanian dalam rangka ketahanan pangan nasional dan kesejahteraan
masyarakat, khususnya petani yang diwujudkan melalui keberlanjutan sistem irigasi.
Tujuan irigasi adalah mengalirkan air secara teratur sesuai kebutuhan tanaman pada saat
persedian air tanah tidak mencukupi untuk mendukung pertumbuhan tanaman, sehingga
tanaman bisa tumbuh secara normal. Pemberian air irigasi yang efisien selain dipengaruhi
oleh tata cara aplikasi, juga ditentukan oleh kebutuhan air guna mencapai kondisi air tersedia
yang dibutuhkan tanaman.
Pembangunan saluran irigasi sangat diperlukan untuk menunjang penyediaan bahan
pangan, sehingga ketersediaan air di daerah irigasi akan terpenuhi walaupun daerah irigasi
tersebut berada jauh dari sumber air permukaan (sungai). Hal tersebut tidak terlepas dari
usaha teknik irigasi yaitu memberikan air dengan kondisi tepat mutu, tepat ruang dan tepat
waktu dengan cara yang efektif dan ekonomis.
Daerah irigasi (D.I.) adalah suatu wilayah daratan yang kebutuhan airnya dipenuhi oleh
sistem irigasi. Daerah irigasi biasanya merupakan areal persawahan yang membutuhkan
banyak air untuk produksi padi. Untuk meningkatkan produksi pada areal persawahan
dibutuhkan sistem irigasi yang handal, yaitu sistem irigasi yang dapat memenuhi kebutuhan
air irigasi sepanjang tahun.
Kebutuhan air yang diperlukan pada areal irigasi besarnya bervariasi sesuai keadaan.
Kebutuhan air irigasi adalah jumlah volume air yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan
evaporasi, kehilangan air, kebutuhan air untuk tanaman dengan memperhatikan jumlah air
yang diberikan oleh alam melalui hujan dan kontribusi air tanah. Besarnya kebutuhan air
irigasi juga bergantung kepada cara pengelolaan lahan. Jika besarnya kebutuhan air irigasi
diketahui maka dapat diprediksi pada waktu tertentu, kapan ketersediaan air dapat memenuhi
dan tidak dapat memenuhi.
Irigasi adalah istilah yang berkaitan dengan penyaluran air dari sumber ke tanaman.
Sistem irigasi yang banyak digunakan adalah irigasi curah di permukaan tanah. Irigasi ini
membutuhkan air dalam jumlah banyak sedangkan tingkat efisiensi penggunaan airnya
rendah. Untukmengatasi keterbatasanair, sistem irigasi tetes merupakan pilihan tepat dalam
meningkatkan efisiensi penggunaan air. Menurut Hadiutomo (2012), irigasitetes adalah
metode pemberian air pada tanaman secara langsung, baik pada areal perakaran tanaman
maupun pada permukaan tanah melalui tetesan secara kontinu dan perlahan (Yanto, 2014).
Masalah kekurangan air di beberapa daerah bukanlah hal yang tidak mungkin, khususnya
di beberapa daerah terutama daerah yang memiliki curah hujan yang sedikit. Sedangkan di
bidang pertanian, air memiliki peranan penting karena air merupakan salah satu kebutuhan
utama yang wajib harus dipenuhi oleh tanaman. Sistem pertanian tadah hujan rentan terhadap
dampak perubahan iklim. Namun, dampak tersebut juga tergantung tingkatan produksi
pertanian. Dampak dari perubahan iklim dan variabilitas pada produksi pertanian akan
menimbulkan kebijakan dan praktek yang tepat terhadap sistem produksi pertanian yang
berkelanjutan (Witman, 2021).
Ancaman kekurangan air mulia terjadi di Indonesiaakibat penurunan kemampuan alam
dalam menyimpan dan menyediakansumber air. Untuk menyikapi kondisi terakhir tersebut
maka perlu dilakukan usaha peningkatan. efisiensi irigasi tetes (drip) mampu mencapai
87% - 95%. Masyarakat Parsanga Umumnya merupakan Petani dengan sebagian besar lahan
pertanianya merupakan lahan kering Cara pemberian air yang diterapkan oleh masyarakat
tidak efektif, efisien dan hasilnya kurang merata. Sistem irigasi tetes adalah salah satu
alternatif dalam menyelesaikan masalah tersebut (Chayati, 2015).
Sistem irigasi tetes dapat langsung mensuplai kebutuhan air dan pupuk dengan cara
menetes perlahan ke zona akar tanaman dengan kehilangan air yang minimum. Sistem irigasi
tetes diaplikasikan dengan menggunakan laju aliran air yang rendah dan tekanan rendah di
emitor. Cara ini bisa menghemat air karena memang dirancang untuk memungkinkan air
menetes perlahan langsung ke zona akar. Namun sistem filtrasi yang bagus diperlukan karena
mudah tersumbat oleh padatan tersuspensi (reaksi kimia nutrisi) di air irigasi karena lubang
air kecil (Zaitun, 2021).
Salah satu upaya peningkatan produktivitas lahan kering adalah dengan pengembangan
irigasi suplementer hemat air pada musim kemarau. Pada lahan dengan sumber air terbatas,
sistem irigasi tetes dapat menghemat pemakaian air karena dapat meminimumkan
kehilanganan air yang mungkin terjadi seperti perkolasi, evaporasi dan aliran permukaan.
Kebutuhan air tanaman dan laju aliran penetes digunakan sebagai dasar untuk menetapkan
waktu operasional sistem irigasi (Widiastuti ,2018).
BAB III PENUTUP
2.1 Kesimpulan
Irigasi adalah istilah yang berkaitan dengan penyaluran air dari sumber ke
tanaman. Sistem irigasi yang banyak digunakan adalah irigasi curah di permukaan
tanah. Irigasi ini membutuhkan air dalam jumlah banyak sedangkan tingkat efisiensi
penggunaan airnya rendah. Untukmengatasi keterbatasanair, sistem irigasi tetes merupakan
pilihan tepat dalam meningkatkan efisiensi penggunaan air.
Efisiensi irigasi tetes mampu mencapai 87% - 95%. Sistem irigasi tetes adalah salah satu
alternatif dalam menyelesaikan masalah tersebut . Sistem irigasi tetes dapat langsung
mensuplai kebutuhan air dan pupuk dengan cara menetes perlahan ke zona akar tanaman
dengan kehilangan air yang minimum. Sistem irigasi tetes diaplikasikan dengan
menggunakan laju aliran air yang rendah dan tekanan rendah di emitor.
DAFTAR PUSTAKA