Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Ilmiah Teknologi FST Undana Vol. 14, No.

2, Edisi Nopember 2020 2020

PEMANFAATAN WASH TIMER DAN IC 555 SEBAGAI SAKLAR PENGATURAN


WAKTU PENGAIRAN UNTUK TANAMAN BERSKALA KECIL

UTILIZATION OF WASH TIMER AND IC 555 AS A SETTING SWITCH


WATERING TIME FOR SMALL SCALE PLANTS

Jani F. Mandala, Frans Likadja dan Wellem F. Galla

Program Studi Teknik Elektro Fakultas Sain dan Teknik Universitas Nusa Cendana
E-mail: janifm99@yahoo.co.id, frankylikadja@yahoo.com dan wfridzg@staf.undana.ac.id
Abstrak
Budidaya tanaman horticulture dengan umur produksi singkat, sangat diminati sebagai usaha. Tetapi
permasalahannya menyangkut penggunaan air pada fase vegetatif dan produksi, serta iklim yang
mempengaruhi penggunaan air menjadi kompetitif. Untuk memenuhi kebutuhan ini, digunakan pompa
yang dapat mengatur volume/debet air dan penjadwalan.
Solusinya digunakan instlasi jaringan pompa irigasi tetes dengan memanfaatkan ketersediaan bahan,
wash timer dan IC555 menjadi THIGH dan TLOW untuk menentukan penjadwalan air pada tanaman
horticulture. Uji coba pewaktuan dengan instalasi pvc 4 meter dengan jumlah 20 emiter untuk fase
vegetatif di pagi hari, cocok dengan wash timer mampu menghasilkan 14 mliter selama 60 detik dan
rangkain RC dengan interval 6 detik selama 47 detik, emiter menghasilkan 5 mliter serta sistim
grafitasi(tinggi profiltank) dengan kemiringan emiter ±300 pada pipa pvc dengan lama waktu 3 menit
50 detik dengan interval 7 detik menghasilkan 0,98 mliter.
Kata Kunci: Wash Timer, IC555, dan instalasi irigasi tetes

Abstract
The cultivation of horticulture plants with a short production life is in great demand as a business. But
the problem concerns the use of water in the vegetative and production phases, as well as the climate
that affects water use to be competitive. To meet this need, a pump that can adjust the volume / debit of
water and scheduling is used.
The solution is to use drip irrigation pump network installation by utilizing the availability of materials,
wash timer and IC555 to become THIGH and TLOW to determine water scheduling in horticulture
plants. The timing trial with a 4 meter pvc installation with a total of 20 emitters for the vegetative
phase in the morning, matched with a wash timer capable of producing 14 mliter for 60 seconds and
an RC circuit with 6 seconds intervals for 47 seconds, the emitter produces 5 ml and the gravity system
(high Profiltank) with an emitter slope of ± 300 on a pvc pipe with a duration of 3 minutes 50 seconds
with an interval of 7 seconds to produce 0.98 mliter.
Keywords: Wash Timer, IC555, and drip irrigation installation

1. PEDAHULUAN Melihat kondisional ini, maka diperlukan cara


pengaturan air secara fleksibilitas yang sesuai
Pembudidayaan tanaman produktif
dangan tingkat kebutuhan/takaran air dari
(horticulture) dengan umur produksi yang singkat
tanaman.
(2 atau 3 bulan), sangat diminati oleh masyarakat
Pengaturan air dengan menggunakan pompa
sebagai salah satu bentuk usaha kecil dan bahkan
aquarium pada penulisan ini lebih dititik beratkan
menjadi usaha menegah. Permasalahannya dalam
pada volume dan waktu (kapan) pemberian air,
pem-budidaya tanaman ini, di perhadapkan
mengingat takaran kebutuhan air dari tanaman itu
dengan ketersediaan air. Mengingat kebutuhan air
sendiri sesuai dengan fase-fase; pembibitan,
dapat dikatakan liner dan kompetitif dengan
vegetatif, dan produksi. Pada sisi lainya dari
meningkatnya jumlah/kuantitatif pertumbuhan
pengaturan air ini, agar membantu pekerja dapat
tanaman. Ketersediaan air sangat dirasakan pada
memberikan pupuk yang efisien dan efektif, bila
musim kemarau, selain konstelasi geografis dari
terjadi musim panas maka pada tanaman dapat
daerah itu sendiri dan komposisi tanah(hara).

46
ISSN: 1693-9522
Jurnal Ilmiah Teknologi FST Undana Vol. 14, No. 2, Edisi Nopember 2020 2020
mengurangi kosentrat garam dan gulma serta nilai kofisien tanaman (kC) dengan referensi pada
menekan penguapan air yang berlebihan dan areal persawahaan, yakni;
infiltrasi [Komang dkk, Sirajudin dkk]. ETc = kS x kc x ET0 …….…………………….[1]
Penelitian tentang pengaturan air pada pompa Dimana ;
ini, telah banyak dilakukan dan diterapkan pada ETc = Evapotranspirasi tanaman (mm/hari).
irigasi tetes (drep irrigation) dengan KC = Koefisien tanaman
menggunakan sistem yang terintegrasi dan ETo = Evapotranspirasi potensial (mm/hari)
dipadukan dengan sensor serta komponen kS = Stres Air
pengairan. Untuk itu pada kasus ini, Menurunnya nilai kofisien yang digunakan
memanfaatkan ketersediaan komponen dan pada tanaman padi tidak seharusnya berlaku pada
material penunjang lainnya yang mudah didapat kofisisen standar, tetapi diperlukan penambahan
dan dikembangkan untuk peng-operasian nilai stres air (kS) pada tanaman (water stress
pengairan pada tanaman dari fase; vegetatif dan koificent) dengan range 0≤ kS ≤1 walaupun
produksi secara fleksibel. dianjurkan penggunaan irigasi adalah alternate
2. METODE wetting and drying (AWD) dimana lahan
2.1 Tinjauan Pustaka digenangi air dan dilengkapi dengan mulsa
(penutup) hingga airnya mengalami pereduksian
Budidaya horticulture semakin diminati oleh dengan kisaran 70%, sehingga tidak memerlukan
kalangan masyarakat kecil dan menengah. Hal ini pengenangan air pada lahan persawahan secara
dikarenakan kemudahan dalam olahan kontinyu.
media/lahan yang dikombinasikan dengan Demikian juga dengan [Made Udiana
pemupukan/nutrisi secara terjadwal dan dkk,2014] yang menekankan pada irigasi tetes,
pemanfaat teknologi pengairan (drep irrigation) bahwa irigasi tetes merupakan pemberian air pada
serta energi pengggerak dengan kontrol tanaman dengan cara meneteskan air disekitar
elektronik. larikan tanaman melalui pipa-pipa jaringan.
Irigasi merupakan proses penyaluran air ke Jaringan pipa ini terdri dari sumber air, pompa air,
areal yang berkekurangan air atau mengahlihkan pipa utama, pipa literal (sub pipa) dari pipa utama.
air yang berkelibihan ke areal tertentu. Sedangkan Pada bagian pipa literal, dilengkapi dengan emiter
pada irigasi tetes merupakan penyaluran air dari sebagai penetes air.
wadah penampung melalui penghantar dengan Pendangan-pandangan ini secara bersamaan
bentuk tertentu sehingga air yang dikeluarkan menggunakan persamaan evapotranspirasi
dalam bentuk tetesan. Secara umum fungsi irigasi, sebagai pendekatan penerapan kebutuhan air
menurut [Sapei,2006] sebagai media yang terhadap tanaman;
menjaga kelembaman tanah untuk pertembuhan
tanaman, melarutkan garam, dan pengololaan ETc = kC x ET0 ………………………………..[2]
tanah yang tidak diperhdapakan dengan Disamping kebutuhan air yang diperlukan, ada
keruwetan. Sedangkan menurut [Komang,2007] juga ketersedian air per-tetes yang diberikan pada
yang merangkumkan tentang irigasi tetes, tanaman. Adapun variabel-variabel yang
merupakan pemberian air dari wadah berupa tube diperlukan yakni: debit emiter berbanding dengan
ke tanah dengan areal tertentu melaui hole dengan volume emiter dan jarak literal emiter;
diamter yang kecil sehingga air yang keluar ketersediaan debit air; dan waktu proses penetsan
berbentuk butiran/tetes dengan volume yang air.
terbatas. Hal serupa juga oleh [Moerwanto,2010] Pewaktuan (timing) dirancang sedemikian
dengan teknologi irigasi, bahwa air yang dialiri rupa sehingga berfungsi sebagai pengaturan kran
bertekanan rendah dengan interval yang tinggi air yang dapat mengaliri air secara perlahan-lahan,
melalui penyaluran (emiter) berbentuk multi- sesuai dengan waktu yang ditentukan. Dalam
demensi sehingga output memiliki volume air perkembangannya, digunakan minimum sistem
yang hampir merata. Walaupun menurutnya, hal (mikrokontroler) dan algoritma serta feedback
ini disebabkan output air melalui emiter (sensor) sebagai perpaduan sistem modul yang
dipengaruhi oleh fabrikasi dan kondisi/ cerdas. Modul ini tentunya harus diiringi oleh
keadaan(hidrolik) tanah. instalasi jaringan pengairan yang baik, sehingga
Hal selanjutnya, menurut [Joko,2011] dengan dalam penerapanya dapat berfungsi secara
irigasi persawahan yang lebih menekankan pada optimum.

47
ISSN: 1693-9522
Jurnal Ilmiah Teknologi FST Undana Vol. 14, No. 2, Edisi Nopember 2020 2020
Menurut [Fadhil,2015] dengan memanfaatkan multivibartor yang dapat bekerja secara astabil
terintegrasinya digitalisasi (mikrokontroler) dan dan monostabil.
mekanikal untuk sistem penyemprotan berbentuk Menurut [Ahmad,2011] yang memanfaatkan
pengabutan dan ber-isi bahan nutrisi bagi akar IC 555 sebagai saklar sentuh (touch screen) untuk
tanaman. Penyemprotan ini, berdasarkan waktu merespon sinyal acuan dengan jari tangan yang
yang ditentukan dari mikrokontroler yang bersisi menyentuh layar toucscreen. Signal dihasilkan
program dan algoritma. Demikian juga dengan menjadi On dan ditempatkan pada IC555 berupa
[Farah dkk,2017], meski memanfaatkan tenaga sinyal triger(penyulut). Selanjut proses terjadi
listrik alternatif (selsurya) sebagai catu daya tetapi adalah penyambungan atau pemutusan rangkaian
sistemnya dapat memudahkan waktu pekerjaan listrik pada relay. Demikian juga dengan
dimana kapan pompa dihidupkan dan dimatikan. [Mandala,2019] yang menggunakan IC555
Sistem ini dibangun dengan memanfaatkan dengan pemanfaatan pin IC555 baik trigger,
mikrokontroler (adrino uno) dan algorimta kontrol voltage dan thersold beserta komponen
pewaktuan yang di embedetkan. kapsitor dan resistor sebagai pengaturan lebar
[Abdulah,2018], mengembangkan sistem duty cycle berupa sinyal pwm yang diterapkan
penyiraman yang berisi nutrisi ke tanaman. pada buck-bost converter.
Sistem ini mampu melakukan proses penyiraman Kendali gerak yang dikembangkan [Irawandi
nutrisi terhadap tanaman, sehingga masalah dkk,2013] untuk pengendali kamera pengawas
kekeringan tanah dan pemberian nutrisi terjadwal dengan komponen penuntun IC NE 555 dan IC
tidak menjadi masalah dalam bercocok tanam. 7401, sebagai pencatat pengkodean (Decoder
Rancangannya berupa penyiramannya secara real Counter) yang merupakan pusat proses gerak
time dengan minimum sistem beserta sensor (Device Driver). Proses kerjanya, berdasarkan
kelembaban tipe soil moisture serta modul Real adanya isyarat digital dari biasing basis transisitor
Time Clock tipe DS1307. dan memaksa tegangan dan arus untuk melewati
emiter ke kolektor. Menurutnya pencacah dalam
operasinya membutuhkan waktu tunda dari proses
cacahan.
Penerapan IC NE555 (Gambar-1(c)) dengan
perpaduan komponen R dan C, sebagai
pembangkit pulsa dapat dikembangkan menjadi;
delay (tunda), pensaklaran, pwm, flip-flop,
pembangkit frekwensi dan lainya
Ketiganya menggunakan pendekatan waktu
dengan IC555:
Gambar -1. Rangkaian Timer = ( 2) …………..……………..[3]
Dimana;
Sistem saklar sebagai modul dengan τ = waktu
memanfaatkan memori/register dan algoritma k = konstanta tegangan
yang ditanamankan (embeded), tentunya lebih R1 , R2 = nilai resistansi
fleksibel, minimais dan mudah dalam C = kapasitansi , farad.
penggunaanya. Tetapi sistem dengan modul ini,
masih terasa asing dan memerlukan keahlian Sedangkan untuk mengetahui frekwensi yang
tambahan bagi kalangan tertentu. dihasilkan, diperoleh dengan rumusan:
Sistem timing dengan resistor dan = 1.44 ( 2 ) ………….……….[4]
kapasitor, memanfaatkan pengisian-pelepasan Dimana;
dan penghambatan besaran listrik. Kedua f = nilai frekwensi yang dihasilkan
komonen ini memiliki ciri yang berbeda.
Kapasitor sebagai pengisian dan pelepasan, jika Dan untuk mengetahui periode waktu dari
digambarkan dalam gelombang memiliki interfal proses kerja IC NE555, dapat digunakan:
tertentu dan mengalami peergeseran 900. = 0.7 ( + ) …………………[5]
Sedangkan resistor sebagai pembatas besaran Pada sisi yang lain, IC NE555 dapat mengatur
listrik baik dalam bentuk tegangan (V) dan arus lebar pulsa periode, baik high dan low dengan
(I). Komponen ini sering digunakan bersamaan menggunakan:
dengan komponen timer IC555, sebagai komonen = 0.7 ……………………….[6]

48
ISSN: 1693-9522
Jurnal Ilmiah Teknologi FST Undana Vol. 14, No. 2, Edisi Nopember 2020 2020

Kapasitor pada gambar 1(b) menunjukan IBE= arus pada basik


rangkaian pengisian kapasitor yang melintasi Jadi sumber(Vs) memberikan kesesuaian dan
resistor atau dapat juga VS (sumber) secara kecukupan pada basik, maka VCC akan
langsung mengisi kapasitor, dalam kasus ini jika melewatkan ke VE.
diberikan RL sebagai beban maka akan terjadi Rumusan di atas berlaku jika basik dikopel
pelepasan tegangan (VL) yang secara rumusan pada kolektor, tetapi jika basik di kopel pada
kirkof VS–R x i(t) – VC (t) = 0. emiter dan arus yang dilewatkan maka rumusan
IB:

= ………………….…..[11]
Dimana;
IB=arus yang dilewatkan pada basik
VCC=tegangan sumber dikolektor
VBE=tegangan di basik-emiter
RB=tahanan di basik
Gambar-2 Pengisian Kapasitor Arus IB merupakan titik kerja dari transistor
jika diberikan tahanan (RB) dan pada areal ini
Pada gambar-2 terlihat pengisian kapasitor
merupakan saturasi total dari transistor.
pada lapisannya mendekati (63%) dari tegangan
maksimum atau waktu konstanta (0,63) pada T1.
Maka nilai muatan pada VC tidak lain adalah
perbandingan dari Q/C. Jadi konstanta pengisian
terhadap waktu:
T = RxC………………………………………..[7]
Sedangkan besaran tegangan yang melintasi
Gambar-3 Kurva beban Kerja Q
kapasitor (VC) setiap saat dapat diberikan dengan;
= (1 − ( / ) ) …………………[8]
Dimana; 2.2 Perancangan Sistem
VS = Tegangan Sumber
Sistem dibangun berdasarkan kondisi, dimana
VC = Sumber yang melintasi kapasitot
peralatan pompa air bekerja dengan kemudahan
t = saat sumber pada kapasitor
pengoprasional. Bila terjadi trouble maka
e = euler(2.71)
pengguna dapat dengan mudah untuk melakukan
RC = proses pengisan kapasitor
maintance baik pada komponen wash timer dan
Transistor dapat didekati sebagai saklar rangkaian RC. Komponen-komponen ini tersedia
(gambar-3b) dengan menentukan titik beban kerja hampir disebagian besar toko bangunan dan
(q) pada kurva (Gambar-3a) yang mana peralatan elektronik. Dan sistem ini secara
menunjukan perbandingan sebagai VCC / RC untuk keseluruhan bekerja dengan tingkat waktu yang
nilai IC dan nilai beban pada basik IBQ, yakni: fleksibel.

= …………….……….[9] Dalam pengoperasiannya peralatan ini dibagi
dalam dua blok yakni; Sistem pompa air; wash
Dimana;
timer, Rangkaian RC (elektronika) dan yang satu
IBQ= Arus kerja di titik Q
lagi instalasi jaringan irigasi tetes (drep
VCC=Tegangan kolektor
irrigation) yang digunakan sebagai model untuk
VBE=Tegangan Yang dilewatkan pada basik-
mensimulasikan debet air pada emiter. Bagian
emiter
dari sistem ini tergambar pada gambar-4 dan 5.
RB=tahanan pada basik

Dan untuk mendapatkan nilai RB sebagai


tahanan bagi arus basik:
= …………………….. .[10]
Dimana;
RB= nilai tahan pada basik
VCC=tegangan sumber ke kolektor Gambar-4 Blok Diagram Sistem
VBE= tegangan dilewatkan ke basik-emiter

49
ISSN: 1693-9522
Jurnal Ilmiah Teknologi FST Undana Vol. 14, No. 2, Edisi Nopember 2020 2020
Pada bagian mekanikal (gambar-5), terdiri dari pewaktuan kondisi dengan interval pagi-siang-
wash timer yang menandakan sistem ini hanya sore.
bekerja dengan batasan waktu yang tersedia pada Sistem rangkaian elektronik bekerja selama catu
wish timer yakni 13 menit, 50 detik. Sedangkan daya “on”, sehingga waktu kerja saklar dapat
pada bagian sistem elektronika, terdiri dari dua berbentuk sirkulasi kerja selama adanya catu daya
(2) bagian IC555 dan RC relay dengan selektor. “on”.
Wash Timer Untuk rangkaian RC (modul elektronika)
Pada bagian switch wash timer bekerja secara dilengkapi dengan IC 555, transitor, kapasitor dan
maximum dengan durasi waktu 13 menit, 50 relay (gambar-6), pada relay sebagai masukan
detik. Pada bagian switch wash timer di lengkapi picuan dan menahan selama sumber arus masih
dengan garis-garis indikasi. Setiap garis indikasi tersedia pada kapasitor. Penentuan lama waktu
menunjukkan lama pompa air “on” dalam ukuran pelepsan muatan pada kapasitor di bebankan pada
menit. relay sebagai tahanan dalam sehingga, terbentuk
durasi waktu saklar “on dan off” dari transistor
(saturasi). Saklar “on” disebabkan oleh karena
VB>0.7 sesuai karekteristik bahan transistor
(bipolar) dan nilai pada IC berharga maximum.
Model pensaklaran ini, untuk me-driver relay
mekanik.

Gambar-5 Komponen Wash Timer & RC

Jika pemilihan pada angka 1, maka lama waktu


pada garis indikasi menunjukkan 5 menit. Jika
pilihan pada angka 2 maka lama waktu yang
diberikan 9 menit, jika pemilihan pada angka 3
maka lama waktu 13 menit. Pada garis-garis
indikasi ini, bukan hanya sebagai waktu saja,
tetapi ukuran volume air yang dapat memberikan
keluwesan lama waktu pompa “on”, sesuai
kebutuan takaran air pada tanaman.
Gambar-7 Model irigasi
Sumber: Sapei, IPB., 2006

Irigasi Tetes (Drep Irrigation)


Irigasi tetes didekati dengan model pada
[Sapei,2006] yang telah dimodefikasi menjadi;
profiltank diletakan pada ketinggian tertentu
(±50cm) dan dikopel pada pompa aquarium tipe
YP-1200 bertekanan 750 l/h dengan daya 12 watt.
Gambar-6 Modul elektronik Sistem pompa memanfaatkan tekanan grafitasi
dari profiltank. Selanjutnya luaran dari pompa di
hubungkan ke pipa utama (garis merah) dengan
Rangkaian RC
ukuran 5/8 in dan pipa ini bertindak sebagai sub
Prinsip kerja dari kapasitor yakni pengisian
pipa dan pipa literal (garis biruh). Pada bagia pipa
dan pelepasan, digunakan sebagai pemicu bagi
literal di lubangi sebesar 1 mm2 yang dapat
transistor untuk kondisi “on” dan “off”.
bertindak sebagai hole/emiter pada literal.
Untuk mendapatkan waktu yang relefan maka
Setiap literal memiliki emiter dengan jarak
secara asumsi, tabel 1 kebutuhan air sangat
20cm, jadi rerata jumlah emiter sebanyak 20an
dominan sebagai pewaktuan standar. Dan
emiter untuk satu pipa pvc yang panjangnya 4
meter.

50
ISSN: 1693-9522
Jurnal Ilmiah Teknologi FST Undana Vol. 14, No. 2, Edisi Nopember 2020 2020
harus terjaga dalam kondisi “on”. Pompa akan
bekerja selama selektor belum berada pada posisi
garis indikasi nol (off).
Jika pilihan pada rangkaian elektronika maka,
pilihan ini diperhadapkan pada satu bagian kerja
dari IC555 yang dilengkapi dengan
selektor/saklar rotary.

Sumber : Nur Fitriana-BPTP JABAR.,2018

Dalam uji coba sederhana (langkah awal)


dengan wash timer, menggunakan pompa
aqurium mampu menghasilkan air dari emiter ber-
diameter 1 mm2 dengan lama waktu ±1 menit = ±
17 mm.
Jadi dengan pendekatan tabel 1 sebagai jawaban
kalkulasi kebutuhan air [Fitriana dkk], maka
jaringan irigasi dengan pompa aquarium, sudah
cukup mampu melayani kebutuhan air pada
tanaman. Pendekatan lainnya melalui berapa lama
waktu pompa harus “on” untuk mendistribusikan Gambar-9 Diagram Sistem Pompa
air lewat emiter.
Bila pilihan ditujukan pada angka 30 menit,
maka pompa akan on dalam interval waktu 30
menit dan ini akan terjadi siklus selama adanya
catu daya pada pompa air.
Pada prinsipnya, bagian ini akan bekerja selama
adanya catu daya “on” dan setiap pilihan sistem
akan indepent, tidak mempengaruhi pada sistem
yang lain.
Prinsip kerjanya dimodelkan (gambar-9) yang
akan bekerja dengan rentang waktu yang
ditentukan dan di tambah waktu toleransi sebesar
± 3 detik.
Volume air berdasarkan pendekatan rerata
Gambar-8 Uji Pipa Literal(Sub Pipa) pada tabel 1 di tambah dengan penambahan waktu
“on” tunda pada relay dengan durasi ± 3 detik
(toleransi), hal ini sebagai pertimbangan kofisien
Dalam pengujian pompa air ini, didekati pada setiap tanaman berbeda-beda dan
dengan kebutuhan air pada tabel 1 di atas. Dimana dipengaruhi oleh cuaca yang sebagian besar
kebutuhan air untuk tanaman produksi di rerata- bertemperatur panas.
kan dan ditentukan nilai diantara nilai max dan 2.3.1 Rancangan Timer
min, misalnya tomat kebutuhan air 400-600, maka Rancangan timer terdapat 3 buah IC555 yang
400+600/2 = 500mm/hari. Demikian juga dengan masing-masing dengan karakteristik berbeda,
jenis tanaman lainya. IC555 yang pertama dirangkaia-kan bersifat
2.3 Aplikasi monostabil dan dua lainya bersifat rangkaian
Rancangan ini dimulai dengan pemilihan astabil (gambar-11). Untuk monostabil di-
sumber (saklar/selektor) penggerak pompa, yakni lengkapi beberapa komponen resistor (RA,RB)
wash timer dan elektronika. Pilihan wash timer dengan kapasitor sebagai penstabilan besaran
maka, selektor dari wash timer digerakan sesuai listrik dengan tujuanya untuk mendapat pulsa.
garis indikasi yang menandakan lama pompa Pada rancangan gambar 6 (a) IC555 dijadikan
monostabil dengan pin 6 dan pin 7 diberikan

51
ISSN: 1693-9522
Jurnal Ilmiah Teknologi FST Undana Vol. 14, No. 2, Edisi Nopember 2020 2020
hambatan dan kapasistansi 4700 µF untuk dan high berbentuk persegi secara bergantian
mendapatkan pulsa waktu tunda selama 30 menit. tanpa lebih dan kurang dari tegangan isolasi
Maka persamaan :3, dapat dijadikan: tersebut.
R = (18000/1.1 x 0.000470) Baik monostabil dan astabil untuk
= 7.6 Mῼ mendapatkan nailai t(waktu) yang lebih lebar, di
Rumusan ini berlaku bagi keseluruhan sistem dirancangkan modul resistor. Tujuanya untuk
pada IC555 baik pada monostabil dan astabil. mendapatkan nilai R yang maximal, sehingga
Pada gambar-11 dengan rangkaian IC555(a) dapat memicu waktu tunda yang lebih lama.
sebagai pembangkit pulsa IC555(b). Demikian
juga dengan IC555(c) yang mendapatkan input
dari IC555(b). Konfigurasi komponen pada
astabil IC555(c) yang di digunakan untuk push
relay mekanik dengan konfigurasi percobaan:
C=4700µF, RA=12Kῼ, RB=570kῼ, maka waktu
Gambar-11 Rancangan Timer
delay yang didapatkan:
t= (1.1) x (582k)x (0.000470)
= 308.894 second. Pada rancangan ini, IC1 yang pertama harus
Untuk mengetahui nilai perioda dalam frekwensi memiliki nilai delay yang lebih besar pada IC2,
yang dihasilkan berupa pulsa low: begitupun pada IC2 harus lebih besar dari IC3.
= 0.7 (12000) (0.000470) Sebagai perbandingan waktu delay dapat didekati
dengan IC1 lama durasi 40 menit, IC2 lama waktu
= 300.894
20 menit dan IC3 lama waktu 5 menit. Dengan
Pada rangkaian IC555(a) sebagai penggerak cara ini, maka tidak terjadi irisan perulangan
pulsa ke IC555(b) melalui relay dengan tujuan waktu proses pada masing-masing IC timer.
penundaan/delay. Demikian juga dengan luaran
IC555(b) dengan relay-nya ke rangkaian
IC555(c). Prinsip kerja-nya idem, akhir dari
IC555(c) dihubungkan ke relay mekanik untuk
pompa air dengan waktu tunda ±≤ 1 detik.

Gambar-12 Pengaturan Waktu

2.3.2 Relay
Relay pada kasus ini digunakan sebagai
Gambar-10 Monostabil dan Astabil penghubung satu IC timer ke IC lainya atau
mengkoneksi dengan komponen pompa air. Pada
Untuk rangkaian monostabil, bekerja dengan rancangan ini digunakan relay
konfigurasi komponen default. Rangkaian ini, transistor/elektronik dan relay mekanik
memanfaatkan nilai resistansi dan kapasitansi (electromechanical). Untuk relay elektronik
untuk mendapatkan clock/pulsa dengan kondisi digunakan transistor sebagai saklar, relay dengan
high ke low. Besar dan kecilnya rentang pulsa transistor pada IC1 (monostabil), menghasilkan
(persamaan:3) bergantung pada nilai R (RA,RB) waktu tunda selama 40 menit. Luaran pada pin 3
dan C dan dikendalikan oleh pin (5) yang di drop dengan tegangan ±11,67 volt dan arus sebesar
ke ground dan pin (2) yang merupakan seting ±16mA.
kondisi input. Pada bagian relay transistor diguanakan
Untuk rangkaian astabil, memanfaatkan sinyal transistor bc547 untuk masukan bagi astabil
external untuk men-triger pada sistemnya sendiri. IC555 pada pin dua (2), mengingat suplay arus
Astabil memanfaatkan tegangan isolasi dari sudah mencukupi kebutuhan pada rancangan
kapasitor sebesar 1/3 volt sampai dengan 2/3 volt, astabil IC555, maka pada bagian basik masukan
kondisi ini memungkinkan terjadinya sinyal low diberikan beban sebesar 300ohm. Rancangan

52
ISSN: 1693-9522
Jurnal Ilmiah Teknologi FST Undana Vol. 14, No. 2, Edisi Nopember 2020 2020
hanya diperuntukan bagi relay elektromekanik berlaku saat itu adalah sistem grafitasi (gambar-
(gambar-13). 14:(b)). Dalam pengukuran, dilakukan pengujian,
rerata sebanyak tiga kali (3x) selama 60 detik
untuk 2 kondisi.
Kondisi pertama dengan wash timer
menggunakan rerata 60 detik, pompa mampu
menghasilkan ±14 mliter untuk 20 emiter. Kondisi
kedua dengan rangkaian elektronika RC selang
waktu 60 detik diperoleh ±5 mliter untuk setiap 20
emiter. Dan pengujian terakhir pada sistem
grafitasi dengan memanfaatkan ketinggian
profiltank, setinggi ±50 cm dan kemiringan pipa
Gambar-13 Relay Mekanik literal ber-sudut ±300 untuk 20 emiter dalam
interval waktu 7 detik selama 3 menit, 32 detik
Relay mekanik tak-berdata untuk penggunaan menghasilkan = 0.98 mliter (gambar-15).
ohm (tahan dalam), maka di gunakan tahan
standar relay rerata max 30an ohm. Pada kasus ini
didekati 15ohm dengan besaran VDC 12 volt.
Untuk transistor BC547 yang merupakan
transistor general pada penggunaan driver
elektronik dan mekanik, disini penggunaannya
diperuntukan penguatan hfe(β) sebesar 300
(datasheet hfe dari: 125-900).
Jadi arus pada IB dapat diperoleh dengan
menentukan tahan pada RB;
RB = hfe x tahanan dalam relay Gambar-14 Hasil Rancangan
RB = 300 x 15 ohm
= 4500 ohm Berdasarkan data ini, maka dapat diperoleh
Dimana tegangan VC =11.7 volt dan RC= 15ohm waktu proses pompa dengan wash timer dan
maka nila arus pada IC= 0.78amperer. Jika IB sistem elektronik, sebagai kran air dalam waktu 5
sebagai penguatan, maka; menit (300 detik) diperoleh:
IB = IC/hfe=0.78/300 = 2.6x10-3 ampere. 1. Wash timer = 300 x 14 = 4200 mliter dan
Dan arus rujukan ini yang melintasi pada IB 2. Elektronik RC = 300 x 5 = 1500 mliter
dapat didekati dengan persamaan:11 di atas,
menjadi:
RB =11.7-07/2.6x10-3 = 0.029ohm jadi jelas arus
IB equvalen dengan ICSat / βDC..
Range tahannya 1 k ohm sampai dengan 4.5 kohm
utuk mendapatkan aktif pada transistor relay.
Sedangkan besaran listrik(v) yang melintasi beban
pada relay untuk ter-isi pada kapasitor 470µF di
basik-emiter dapat didekati dengan:
t = 4500 x 0.00047 = 2.115 second.
Gambar-15 Hasil Pengukuran
Jika pada rangkaian ini didekati dengan 3 detik,
maka interval(t) tegangan kapasitor
VC = 11.7(1-e(-180/2.115)) Dalam proses pengujian, terdapat perbedaan
= 10.7 volt. yang signifikan antara wash timer dan saklar
3. HASIL elektronik RC(IC555). Penggunaan wash timer
Rancangan pompa dibuat berbentuk tabung dengan durasi 60 detik, pompa air mampu
slinder dan kedap, tujuan-nya untuk mendapatkan menghasilkan volume air 14 mliter di bandingkan
tekanan tambahan dari profiltank. Dan tekanan ini dengan rangkaian elektronik sebesar 5 mliter.
dapat digunakan untuk penyaluran air tanpa Perbedaan pada rangkaian elektronik ini
menggunakan media elektronik, jadi sistem yang disebabkan oleh karena pendekatan timer 60 detik
yang dibagi atas tiga bagian, yakni;

53
ISSN: 1693-9522
Jurnal Ilmiah Teknologi FST Undana Vol. 14, No. 2, Edisi Nopember 2020 2020
Rangkaian monostabil yang bekerja selama 25 4. SIMPULAN
detik, rangkaian astabil selama 15 detik dan Rangkaian elektronik dapat bekerja secara
astabil relay ke pompa 5 detik dan terjadi pompa utuh walaupun ada kelemahan, yakni cara
selama ±1 detik. Proses siklus on-off dari sistem menentukan rangkaian/jalaur resistansi untuk
ini menimbulkan jeda waktu selama durasi waktu periode THIGH dan TLOW dalam ukuran jam. Hal ini
total 47 detik bersamaan dengan waktu pompa ±6 sulit didapatkan potensiometer dalam ukuran
detik. mega ohm. Solusinya dipergunakan resistor
Jadi dalam 300 detik terjadi enam kali (6x) dalam jumlah tertentu untuk dijadikan rangkaian
pemompaan air, setiap interval 6 detik dengan serial, sehingga nilai resistansi dan arus dapat
volume = 0.8 mliter. Sedangkan sistem pada wash diperoleh.
timer tidak terjadi jeda waktu, wash timer bekerja Pengaturan jedah waktu melalui simulasi
secara kontinyu. pengujian dalam ukuran detik, tidak berbeda
Untuk pengujian grafitasi (tanpa pompa), dalam ukuran jam dan menit.
terjadi kosentrat air pada saluran pipa pvc. Hal ini Sistem pompa air dengan wash timer dan
disebabkan pada pipa tidak terjadi horizontal elektronik RC mampu memenuhi kebutuhan air
penuh (00), sehingga ada cekungan yang pada tanama. Jika didekati kebutuhan air pada
menyebabkan saluran literal dengan emiter tanaman melalui fase vegetatif dan produksi.
berjumlah 20 hole tidak merata dalam penetasan Untuk satu (1) hari pada fase vegatatif maka (pagi,
air (bervariasi). Untuk sistem grafitasi selama 3,5 siang dan sore), penggunaan dengan wash timer
menit dalam interval 7 detik, terjadi 15 tetesan air lebih tepat pada pagi hari. Mengingat dalam
dengan volume 0.98 mliter. waktu 5 menit air yang dikeluarkan melalui emiter
Secara keseluruhan pengujian pompa 4,2 liter. Tujuannya sistem ini, sebagai langkah
aquarium berdasarkan tabel 1, mampu memenuhi awal peneggenangan air ke tanah untuk tanaman
nilai rerata dari kebutuhan air bagi tanaman yang memerlukan sumber energi dan menjaga
produktif baik sayuran dan buah-buahan. kelembaman tanah.
Dan pada siang hari dengan tingkat temperatur
dan penguapan yang tinggi maka rangkaian
elektronik RC lebih tepat digunakan, mengingat
setiap interval 7 detik emiter mampu melepaskan
tetesan air sebanyak 5 mliter.
Jika tanaman memasuki dalam fase produksi,
maka langka sistem grafitasi(tetes) dapat
digunaka untuk melepaskan air sebanyak 0.98
mliter dengan interval waktu 7 detik.
5. KEPUSTAKAAN
[1]. Jani F. Mandala.,"Penguatan Tegangan
Generator Permanen Magnet dengan
Menggunakan Konverter AC-AC"., Jurnal Media
Elektro/Vol III / No. 02 ISSN: 2252-6692. Tahun
2019.
Gambar-16 Rangkaian Elektronik-Pompa Air
[2]. Abdullah dan Masthura., “Sistem Pemberian
Nutrisi dan Penyiraman Tanaman Otomatis
Pengujian rangkaian elektronik dengan Berdasarkan Real-Time Clock dan Tingkat
memanfaatkan projecktboard (gambar-16) masih Kelembaman Tanah Berbasis Mikrokontroler
terdapat kendala dalam penentuan nilai tahanan Atmega32", FISITEK: Jurnal Ilmu Fisika dan
untuk mendapatkan waktu TLOW dan THIGH. Teknologi, Vol. 2, No. 2. ISSN: 2580-6661,
Sehingga fleksibilitas pemilihan durasi waktu Tahun 2018.
berdasarkan nilai resistansi, masih belum dapat [3]. Farah Dhyba dkk., “Prototipe Otomatisasi
diterapkan dalam ukuran waktu jam dan menit. Pompa Air Tenaga Surya Berbasis
Relay mekanik yang digunakan tidak memiliki Mikrokontroler”., Teknik Elektro., Universitas
datasheet sehingga untuk menentukan resitansi Maritim Raja Ali Haji. Tahun 2017.
dalam, digunakan data berdasarkan nila rerata [4]. Sirajuddin H. Abdullah dkk., “Analisis
kebutuhan elektronika. Efisiensi Irigasi Tetes Pada Berbagai Tekturtanah

54
ISSN: 1693-9522
Jurnal Ilmiah Teknologi FST Undana Vol. 14, No. 2, Edisi Nopember 2020 2020
Untuk Tanaman Saiwi (Brassica juncea)”., Jurnal Jaringan Irigasi Non-Padi (JINP)”., Kementrian
Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem, Vol.5, PU Badan Penelitian dan Pengembangan., Pusat
No. 2., Universitas Mataram., September Tahun Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air.,
2017. Desember Tahun 2010.
[5]. Muhammad Fadhil dkk., "Rancang Bangun [11]. I Komang Surata., “Pemanfaatan Irigasi tetes
Prototype Alat Penyiram Otomatis dengan Sistem Untuk Penanaman Cendana (Santalum album L.)
Timer RTC DS1307 Berbasis Mikrokontroler Di Lahan Kritis Banamlaat, Pulau Timor, Provinsi
Atmega16 pada Tanaman Aeroponik"., Jurnal Nusa Tenggara Timur”., Balai Penelitian
Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol. Kehutanan Kupang., Jurnal Penelitian dan
3 No. 1, Februari Tahun 2015. Konverfasi Alam: Vol. IV No. 2: 129 - 138, Tahun
[6]. I Made Udiana., “Perencanaan Sistem Irigasi 2007.
Tetes (Drip Irrigation) Di Desan Besmarak Kab [12]. Asep Sapei.," Irigasi Tetes (Drip/Trickle
Kupang”., Jurnal Teknik Sipil Vol. III, No. 1, Irrigation), Bagian Teknik Tanah dan Air,
Undana., April Tahun 2014. Departemen Teknik Pertanian FATETA – IPB”.,
[7]. Irawadi Buyung, Arif Raharja., “Pengaruh Bogor, Desember, Tahun 2006
Pensaklaran Vidio Otomatis (Video Automatic [13]. Hendri Yanto dkk., “Aplikasi Sistem Irigasi
Switch Effect)”., Jurnal Teknologi Informasi-Vol Tetes Pada Tanaman Kembang Kol (Brassica
VIII Nomor 23., ISSN: 1907-2430., Juli Tahun Oleracea Var. Botrytis L. Subvar. Cauliflora DC)
2013 Dalam Grenhouse”., Jurnal Teknik Pertanian
[8]. Ahmad Yani., "Penggunaan Rangkaian Lampung Vol.3, No. 2: 141-154.
Multivibrator Sebagai Saklar Sentuh"., Jurnal [14]. Robert Boylestad & Louis Nashelky.,
SAINTIKOM. Vol. 10 / No. 3., Universitas Dian “Electronic Devices and circuit theory (7th
Nusantara., September Tahun 2011 edition)”., Prentice Hall, Colobus Ohio.
[9]. Joko Sujono., "Kofisien Tanaman pada [15]. Nur Fitriana, Forita Diah Arianti dan
Sistem Irigasi Hemat Air"., Agritech, vol 31. No Meinarti Norma Semplermas., "Irigasi Tetes:
4., UGM November Tahun 2011. Solusi Kekurangan Air pada Musim Kemarau".,
[10]. Dr. Ir. Arie Setiadi Moerwanto, M.Sc., Inovasi Hortikultura Pengungkit Peningkatan
“Laporan Akhir; Penelitian Dan Pengembangan Pendapatan Rakyat., BPTP-Jawabarat.,

55
ISSN: 1693-9522

Anda mungkin juga menyukai