87-94
Efisiensi Pemberian Air Pada Jaringan Irigasi Way Bini Kecamatan Waeapo
Kabupaten Buru Provinsi Maluku
Said. Ar. Assagaf, Charles Silahooy, Pieter J. Kunu, Silwanus Talakua, dan Rudi Soplanit.
ABSTRAK
Bendungan merupakan sarana penampung air untuk menjamin kebutuhan air irigasi bagi pertanaman padi. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui kondisi jaringan irigasi Way Bini dalam menyediakan air irigasi bagi kebutuhan air
dan pengaturan pendistribusiannya untuk mencukupi kebutuhan pertanaman padi sawah di Desa Savana Jaya
Kecamatan Waeapo Kabupaten Buru. Penelitian menggunakan metode survey. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kebutuhan air irigasi adalah sebesar 677.16 L/det (0.68 m3/det) lebih kecil dibandingkan dengan debit rencana
bendungan Way Bini yaitu 750 L/det (0.75 m3/det), sedangkan efisiensi kebutuhan air irigasi termasuk kategori baik
sampai sangat baik yaitu sebesar 70 %.
Dams irrigation system is important facility to ensure the water availability during rice cultivation. The aim of this
study was to verify the condition of Way Bini irrigation system in providing irrigation water and water distribution
system to meet the needs of rice cultivation in Savana Jaya Village, Waeapo Subdistrict, Buru District. The research
used survey method. The results showed that the irrigation water debit required for appropriate rice cultivtion was
677.16 L/sec (0.68 m3/sec) which was smaller than that of the Way Bini dam; 750 L / s (0.75 m3 / s), while the
efficiency of the irrigation water requirement was 70% which was categorized as good to excellent.
pertumbuhan tanaman dapat terjamin dengan irigasi, kuesioner, data iklim tahun 2003 –
baik, dan tercukupi air pengairannya 2013, dan Software CropWat ver 8.0 for
(Silahooy, 2010). Dalam melaksanakan window
efisiensi penggunaan air irigasi suatu areal Metode yang digunakan peneltian ini
tanaman diperlukan perencanaan menyangkut adalah metode survey yang dilakukan di
perhitungan input (air irigasi dan curah hujan) jaringan-jaringan irigasi yang ada, melihat
dan perhitungan out put seperti besarnya kondisi lahan (areal persawahan), aktivitas
evapotranspirasi dan perkolasi (Yayuk, 2009). petani dalam memanfaatkan air irigasi dan
Menurut Pratowijoto (1999), faktor-faktor mengukur debit air. Selain itu mengeksekusi
yang mempengaruhi efisiensi pemakaian air program Cropwat ver 8.0 for window
adalah pemberian air yang berlebihan, menggunakan masukan data klimatologi 11
kesalahan dalam pembacaan debit, luas areal tahun terakhir Kabupaten Buru, hasil
teralu besar dan kehilangan air diperjalanan pencatatan stasiun BMG Namlea Kabupaten
untuk bukan irigasi. Buru. Program utama Cropwat terdiri dari
Untuk menjamin kebutuhan air irigasi empat menu pilihan sebagai berikut : (1)
bagi pertanaman padi di Desa Savana Jaya perhitungan Eto dengan metode Penman-
Kecamatan Waeapo Kabupaten Buru, telah Monteith; (2) perhitungan kebutuhan air
tersedia fasilitas Irigasi berupa Bendung Way tanaman, curah hujan efektif, dan kebutuhan
Bini dengan sumber air dari sungai Way Bini. air irigasi; (3) penjadwalan air irigasi; dan (4)
Permasalah yang di hadapi di Daerah Irigasi Suplai air irigasi. (Hermantoro, 2007)
Way Bini adalah terjadi pemborosan dimana
Neraca Air Lahan
pembagian air tidak merata, ada kelompok Untuk menghitung neraca air lahan data
petani yang mendapat jatah pembagian air iklim yang diperlukan adalah curah hujan,
cukup ada pula yang tidak cukup. Supaya evapotranspirasi potensial, kapasitas lapang,
pembagian air bisa merata dan efisien maka dan titik layu permananen. Rumus yang
perlu diatur pembagian air yang tepat,
digunakan untuk menghitung evapotranspirasi
disamping itu kebiasaan petani dalam
potensial dari Thorntwaite adalah sebagai
bercocok tanam padi 2.5 kali dalam satu tahun
berikut (Sosrodarsono dan Takeda, 2006).
sudah baik atau belum. Untuk itu perlu
= . … ….............………………….... (1)
dilakukan suatu penelitian tentang efisiensi
dimana : e = Evapotranspirasi potensi bulanan
pemakaian air pada jaringan tersier Way Bini.
(cm/bln), c dan e = Koefisien yang tergantung
Penelitian dengan tujuan untuk
dari tempat, t = Suhu udara rata-rata bulanan
mengetahui kondisi jaringan irigasi Way Bini
(0C).
dalam menyediakan air irigasi bagi kebutuhan
a = 0,00000075I3 – 0,000077I2 + 0,01792I + 0,49239
air tanaman padi, dan mengatur
dimana :
pendistribusian air yang tersedia agar ,
mencukupi kebutuhan air tanaman padi sawah =∑ 5 .....................................(2)
di Desa Savana Jaya Kecamatan Waeapo I = Jumlah 12 bulan dari suhu udara rata-rata
Kabupaten Buru. bulanan dibagi 5 Pangkat 1,514 jika rumus
(e) diganti dengan harga yang diukur maka,
METODOLOGI e = 1,6 (10t/I) ta …........................……… (3)
88
Agrologia, Vol. 5, No.2, Oktober 2016, Hal. 87-94
jenis dan pertumbuhan. Rumusanya adalah pada akhir musim hujan setelah hujan sama
ETtan = Kc . ETP …................................…. (4) atau mendekati 0,5 ETP yang penentuannya
dimana: ETtan = Evapotranspirasi tanaman menggunakan program Cropwat versi 8.0 for
(kebutuhan air tanaman), Kc = Koefisien window dengan masukan data-data lain seperti
tanaman, ETP = Evapotranspirasi potensial. tanah, iklim (temperatur, kelembaban,
Besarnya evapotranspirasi potensial penyinaran matahari, kecepatan angin) dan
dihitung dengan menggunakan rumus yang evapotranspirasi (FAO, 2006).
disajikan oleh Doorenbos dan Pruitt (1984)
Curah Hujan Efektif
yang disebut sebagai rumus Penman yang Analisis ini bertujuan untuk mencari
dirubah. Bentuknya adalah sebagai berikut : jumlah bagan dari curah hujan yang jatuh
ETo = W. Rn + (1 - W) f(U) (ea - ed)..……(5)
selama masa tumbuh yang dapat dipergunakan
dimana : Rn = Rns – Rne, Rns = (1 - a)
untuk memenuhi kebutuhan air konsumtif
(0,25 + 0,50 n/N) Ra, Rne = f(t) . f (ed)
tanaman. Curah hujan efektif dihitung
(f(n/N))
mengacu pada curah hujan setempat dengan
( ) = 0,27 1 − .............................(6) menggunakan program pengolahan data
Cropwat versi 8.0 for window (FAO, 2006)
dimana: ETo = evapotranspirasi tanaman
Kebutuhan Air Irigasi Konsumtif Padi
sebelum dikoreksi (mm/hari), W = nilai faktor
Sawah
pembebanan untuk pengaruh sinaran pada Eto
Analisis ini bertujuan untuk mencari
pada suhu dan ketinggian yang berbeda (⁰C), jumlah air irigasi yang diperlukan untuk
Rn = sinaran bersih (mm/hari), F(U) = fungsi memenuhi kebutuhan air konsumtif tanaman
hubungan dengan angin (km/hari), (ea – ed) = padi sawah (evapotranspirasi) dengan
perbedaan antara tekanan uap jenuh pada suhu menggunakan rumus yang dikemukakan oleh
rata-rata bulanan dan tekakan rata-rata uap
Arsyad (1989) adalah = − ….......... (7)
aktual udara (mm Hg), Rns = sinaran bersih
Dimana : I = Kebutuhan air irigasi
gelombang pendek (mm/hari), Rne = sinaran
konsumtif padi sawah, u = Pemakaian
bersih gelombang panjang (mm/hari), a =
konsumtif (ETtan), re = Curah hujan efektif.
pemantulan permukaan tanaman, n = lama
Dalam perhitungan ini, besarnya ETtan dicari
penyinaran surya (jam), N = lama penyinaran
dengan menggunakan metode Doorenbos dan
maksimum rata-rata harian (jam), Ra =
Pruitt, sedangkan curah hujan efektif dengan
sinaran pada puncak atmosfer (mm/hari), T=
metode Blaney Criddle (1962).
suhu udara, U = kecepatan angin pada
ketinggian 2 meter (km/hari). Efisiensi Pengairan
Perhitungan efisiensi pengairan
Pola Tanam dan Waktu Tanam menggunakan Cropwat versi 8.0. Program
Pola tanam yang diterapkan pada lokasi
Cropwat dijalankan dengan menggunakan
peneltian Desa Savana Jaya Kecamatan
data iklim 11 tahun terakhir untuk berbagai
Waeapo Kabupaten Buru adalah padi dengan
tanggal penanaman tanaman padi. Output
mengacu pada hasil perhitungan neraca air
berupa nilai evapotranspirasi, curah hujan
lahan bulanan Kecamatan Waeapo, selain itu
efektif, dan kebutuhan air irigasi untuk setiap
waktu tanam untuk tanaman padi didasarkan
tanggal tanaman.
pada defenisi yang dikemukakan oleh FAO
(1982), yaitu selang waktu dalam setahun
HASIL DAN PEMBAHASAN
dengan hujan lebih besar dari setangah
evapotranspirasi potensial (0,5 ETP) ditambah
Ketersediaan Air dan Kebutuhan Air di
waktu yang dibutuhkan untuk mengevapo-
Areal Persawahan
transpirasikan air setinggi 100 mm yang
dianggap masih tersimpan dalam profil tanah Aktivitas penanaman suatu jenis
tanaman umumnya didasarkan atas jumlah dan
89
Assagaf, dkk. 2016. Efisiensi Pemberian Air....
penyebaran curah hujan selama periode kelebihan air karena kejadian hujan yang
tertentu. Dengan mempelajari sifat dan cukup tinggi hampir sepanjang tahun mulai
tingkah laku hujan, maka dapat ditentukan saat bulan Januari sampai Agustus (ETP < CH)
kapan aktivitas penanaman dapat dilakukan sedangkan kekurangan air hanya terjadi pada
dengan memperhitungkan periode kering bulan September sampai Novemper (ETP >
(kurang air/defisit) dan periode basah CH) seperti yang terlihat pada hasil analisis
(kelebihan air/surplus). Berdasarkan nilai rata- neraca air lahan dalam grafik seperti Gambar
rata curah hujan bulanan Daerah irigasi Way 1.
Bini Kecamatan Waeapo, maka kondisi
300
CH
250
ETP
Curah Hujan (mm)
200
Surplus ETA
150
Defisit
100
50
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Bulan
Gambar 1. Grafik Neraca Air Lahan Bulanan Daerah rrigari Way Bini Kecamatan Waeapo Desa
Savana Jaya Kecamatan Waeapo Kabupaten Buru
Keragaman curah hujan yang besar Ketersediaan air dan kebutuhan air di
memungkinkan timbulnya berbagai akibat areal persawahan daerah irigari Way Bini
dimana terjadi kekurangan air atau kelebihan Kecamatan Waeapo daerah irigasi Way Bini
air pada suatu lokasi. Hal ini (kekurangan air seperti yang terlihat pada Tabel 1 adalah
dan kelebihan air) perlu diketahui sehingga sebesar 42.9 mm/hari dan 209.6 mm/hari.
dapat membantu berbagai kepentingan dalam Nilai ini menggabarkan bahwa kebutuhan air
pengaturan tata air, menentukan waktu di areal persawahan berkaitan dengan
pengolahan tanah dan penanaman yang sesuai kebutuhan air tanaman (padi sawah)
dengan banyak dan sedikitnya curah hujan. sedangkan ketersediaan air berkaitan dengan
Strategi penanaman umumnya pemberian air irigasi yang diberikan hanya
ditentukan oleh banyak sedikitnya curah hujan sebanyak 30 % dari kebutuhan air tanaman
yang terjadi selama periode tertentu. Curah (efisiesi penggunaan air irigasi 70 %) sebagian
hujan diharapkan dapat memenuhi kebutuhan besar kebutuhan air tanaman terpenuhi lewat
air tanaman sehingga aktivitas penanaman curah hujan seperti terlihat pada grafik neraca
dapat dimulai atau diakhiri dan sangat air lahan Gambar 1.
bergantung kepada keadaan hujan yang terjadi.
90
Agrologia, Vol. 5, No.2, Oktober 2016, Hal. 87-94
Tabel 1. Total Kebutuhan Air Tanaman dan Kebutuhan Irigasi untuk Padi sawah Tiap Musim
Tanam di Kecamatan Waeapo Desa Savana Jaya Kecamatan Waeapo Kab. Buru Tahun
2013
91
Assagaf, dkk. 2016. Efisiensi Pemberian Air....
Tabel 2. Kebutuhan Air Tanaman (ETtan) dan Air Irigasi untuk Padi Sawah (Oriza sativa) pada
tiap Musim Tanam (MT) di Lokasi penelitian Daerah Irigasi Wai Bini Desa Savana
Jaya Daerah rrigari Way Bini Kecamatan Waeapo Kabupaten Buru Tahun 2013
Tabel 3. Kebutuhan Air Tanaman (ETtan) dan Air Irigasi untuk Padi Sawah (Oriza sativa) pada
tiap Musim Tanam (MT) di Lokasi penelitian Daerah Irigasi Wai Bini Desa Savana
Jaya Kecamatan Waeapo Kabupaten Buru Tahun 2013
Tabel 4. Kebutuhan Air Tanaman (ETtan) dan Air Irigasi untuk Padi Sawah (Oriza sativa) pada
tiap Musim Tanam (MT) di Lokasi penelitian Daerah Irigasi Wai Bini Desa Savana
Jaya Kecamatan Waeapo Kabupaten Buru Tahun 2013
93
Assagaf, dkk. 2016. Efisiensi Pemberian Air....
94