Anda di halaman 1dari 17

Kebutuhan Air Irigasi

Matakuliah: Sistem dan Bangunan Irigasi

Dosen Pembina:
Dr. Ir. Laksni Sedyowati, MS.
Prodi Teknik Sipil, Universitas Merdeka Malang
Pendahuluan
 Analisis kebutuhan air irigasi merupakan salah satu
tahap penting yang diperlukan dalam perencanaan
dan pengelolaan sistem irigasi.
 Kebutuhan air tanaman didefinisikan sebagai
jumlah air yang dibutuhkan oleh tanaman pada
suatu periode untuk dapat tumbuh dan
berproduksi secara normal.
 Kebutuhan air nyata untuk areal usaha pertanian
meliputi evapotranspirasi (ET), sejumlah air yang
dibutuhkan untuk pengoperasian secara khusus
seperti penyiapan lahan dan penggantian air, serta
kehilangan selama pemakaian.
Konsep
 Kebutuhan air irigasi dapat dirumuskan sebagai
berikut (Sudjarwadi 1990):
 KAI = ET + KA + KK
◦ dengan,
◦ KAI = Kebutuhan Air Irigasi
◦ ET = Evapotranspirasi
◦ KA = Kehilangan air
◦ KK = Kebutuhan Khusus
 Pemberian Air Irigasi (PAI) diperhitungkan sebagai
kebutuhan air irigasi dikurangi hujan efektif (HE)
dan sumbangan air tanah (KAT).
 PAI = KAI - HE - KAT
Kebutuhan Air Padi di Sawah
 Dipengaruhi oleh beberapa faktor sbb:
1. Pengolahan lahan,
2. Penggunaan konsumtif,
3. Perkolasi
4. Penggantian lapisan air
5. Hujan efektif.
 Kebutuhan air total di sawah merupakan jumlah
faktor 1 sampai dengan 4, sedangkan kebutuhan
netto air di sawah merupakan kebutuhan total
dikurangi faktor hujan efektif.
 Kebutuhan air di sawah dapat dinyatakan dalam
satuan mm/hari ataupun lt/dt.
Kebutuhan Air Untuk Pengolahan
Lahan
 Dipengaruhi oleh beberapa faktor sbb:
1. Karakteristika tanah
2. Waktu pengolahan
3. Tersedianya tenaga dan ternak
4. Mekanisasi pertanian
 Kebutuhan air untuk penyiapan lahan dapat ditentukan
sebesar 250 mm, meliputi kebutuhan untuk penyiapan
lahan dan untuk lapisan air awal setelah transplantasi
selesai. (Kriteria Perencanaan Irigasi KP 01).
 Untuk lahan yang sudah lama tidak ditanami (bero),
kebutuhan air untuk penyiapan lahan dapat ditentukan
sebesar 300 mm.
 Kebutuhan air untuk persemaian termasuk dalam
kebutuhan air untuk penyiapan lahan pertanian.
Penggunaan Konsumtif
 Penggunaan air untuk kebutuhan tanaman (consumtive use)
dapat didekati dengan menghitung evapotranspirasi tanaman
(ET), yang besarnya dipengaruhi oleh
◦ jenis tanaman,
◦ umur tanaman dan
◦ faktor klimatologi.
 Nilai evapotranspirasi merupakan jumlah dari evaporasi dan
transpirasi. Evaporasi adalah proses perubahan molekul air di
permukaan menjadi molekul air di atmosfir. Transpirasi adalah
proses fisiologis alamiah pada tanaman, dimana air yang
dihisap oleh akar diteruskan lewat tubuh tanaman dan
diuapkan kembali melalui pucuk daun
 ET = kc x ETo dimana :
◦ ET = Evapotranpirasi tanaman (mm/hari)
◦ ETo = Evaporasi potensial (mm/hari)
◦ kc = Koefisien tanaman
Harga Koefisien Tanaman Padi
Tabel Contoh Perhitungan ETo

 ETo = Epan . Kpan dengan :


◦ Epan = Pembacaan panci Evaporasi
◦ Kpan = koefisien panci
Contoh Analisis Evapotranspirasi Tanaman
Perkolasi
 Laju perkolasi sangat tergantung pada sifat-
sifat tanah.
 Pada tanah lempung berat dengan
karakteristik pengolahan (puddling) yang baik,
laju perkolasi dapat mencapai 1-3 mm/hari.
 Pada tanah-tanah yang lebih ringan, laju
perkolasi bisa lebih tinggi.
 Untuk menentukan Iaju perkolasi, perlu
diperhitungkan tinggi muka air tanah
setempat
 Sedangkan rembesan terjadi akibat
meresapnya air melalui tanggul sawah.
Penggantian Lapisan Air
 Setelah pemupukan perlu dijadwalkan
penggantian lapisan air menurut
kebutuhan.
 Penggantian diperkirakan sebanyak 2 kali
masing-masing 50 mm satu bulan dan dua
bulan setelah transplantasi (atau 3,3
mm/hari selama 1/2 bulan).
Hitungan Kebutuhan Air
(Untuk Padi di Sawah)
Tahapan yang dilakukan untuk analisis
kebutuhan air untuk padi di sawah adalah

Analisis
Analisis
Kebutuhan
Hujan Efektif
Air Di Lahan
Hujan Efektif
 Hujan efektif adalah curah hujan yang jatuh selama masa
tumbuh tanaman yang dapat digunakan untuk memenuhi air
konsumtif tanaman.
 Besarnya curah hujan ditentukan dengan 70% dari curah
hujan rata–rata tengah bulanan dengan kemungkinan
kegagalan 20% (Curah hujan R80). Perhitungan dengan
Metode Basic Year dengan rumus :
R80 = n/5 + 1 , dengan n adalah periode lama pengamatan.
 Hujan efektif diperoleh dari 70% x R80 per periode waktu
pengamatan. Apabila data hujan yang digunakan 10 harian
maka persamaannya menjadi :
 HEpadi =(R80 x 70%) /10 mm/hari.
 HEtebu =(R80 x 60%) / 10 mm/hari.
 HEpolowijo = (R80 x 50%) / 10 mm/hari
Contoh Hasil Analisis Kebutuhan Air Untuk
Padi di Sawah
Bulan Kebutuhan Air Untuk Padi
 Analisis Ke
kebutuhan air (mm/hari) (liter/dt/ha)
untuk tanaman 1 8,79 1,02
padi di sawah 2 6,47 0,75
dapat dilakukan
apabila telah 3 6,99 0,81
tersedia data 4 6,66 0,77
evaporasi rerata. 5 12,31 1,42
setengah bulanan,
data jenis tanah, 6 9,55 1,10
jenis (varitas) 7 9,46 1,09
padi dan hasil
analisis curah 8 7,36 0,85
hujan efektif, 9 12,31 1,42
maka 10 9,62 1,11
11 8,88 1,03
12 5,66 0,66
Kebutuhan Air di Bangunan
Pengambilan
 Kebutuhan air di pintu pengambilan atau bangunan
utama ditentukan oleh besarnya kebutuhan air di
sawah, yang dinyatakan dengan rumus berikut ini:

DR = ( IR x A ) / Ef

 Dengan,
◦ DR = Kebutuhan air di pintu pengambilan (1/dt)
◦ IR = Kebutuhan air irigasi (l/det /ha)
◦ A = Luas areal irigasi (ha)
◦ Ef = Efisiensi irigasi (%)
Efisiensi Irigasi
 Efisiensi merupakan prosentase perbandingan antara
jumlah air yang dapat digunakan untuk pertumbuhan
tanaman dengan jumlah air yang dikeluarkan dari pintu
pengambilan.
 Agar air yang sampai pada tanaman tepat jumlahnya
seperti yang direncanakan, maka air yang dikeluarkan
dari pintu pengambilan harus lebih besar dari
kebutuhan.
 Biasanya Efisiensi Irigasi dipengaruhi oleh besarnya
jumlah air yang hilang di perjalanannya dari saluran
primer, sekunder hingga tersier.
◦ saluran tersier : 80 %
◦ saluran sekunder : 90 %
◦ saluran primer : 90 %
◦ Efisiensi irigasi total (C)= 80% x 90% x 90% = 65 %

Anda mungkin juga menyukai