Anda di halaman 1dari 12

Modul

Ke:

4
IRIGASI &
BANGUNAN AIR

Oleh : Mona Nabilah, ST.,


Fakultas : Program Studi: MT.
Teknik Industri Teknik Sipil
MODUL 4 IRIGASI & BANGUNAN AIR

ABSTRAK TUJUAN PEMBELAJARAN


Memberikan gambaran umum proses perencanaan Mahasiswa diharapkan dapat merencanakan
kebutuhan air untuk tanaman, perhitungan debit kebutuhan air untuk tanaman, kehilangan air dan
rencana pengambilan di intake dari air sungai dan penetapan debit rencana pengambilan air dari
perhitungan kehilangan air untuk pada jaringan sungai / intak.
irigasi
A. KEBUTUHAN AIR
Kebutuhan air untuk penyiapan lahan umumnya menentukan kebutuhan air irigasi pada suatu proyek irigasi.
Faktor-faktor penting yang menentukan besarnya kebutuhan air untuk penyiapan lahan adalah:
a. Lamanya waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan penyiapan lahan.
b. Jumlah air yang diperlukan untuk penyiapan lahan

Faktor-faktor penting yang menentukan lamanya jangka waktu penyiapan lahan adalah:
c. Tersedianya tenaga kerja dan temak penghela atau traktor untuk menggarap tanah
d. Perlu memperpendek jangka waktu tersebut agar tersedia cukup waktu untuk menanam padi sawah atau padi
ladang kedua.
A. KEBUTUHAN AIR
Kebutuhan Air untuk Penyiapan Lahan
Pada umumnya jumlah air yang dibutuhkan untuk penyiapan lahan dapat ditentukan berdasarkan kedalaman
serta porositas tanah di sawah. Rumus berikut dipakai untuk memperkirakan kebutuhan air untuk lahan:

dengan :
PWR = Kebutuhan air untuk penyiapan lahan (mm)
Sa = Derajat kejenuhan tanah setelah penyiapan lahan dimulai (%)

Sb = Derajat kejenuhan tanah sebelum penyiapan lahan dimulai (%)


N = Porositas tanah dalam (%) pada harga rata-rata untuk kedalaman tanah
d = Asumsi kedalaman tanah setelah pekerjaan penyiapan lahan (mm)
Pd = Kedalaman genangan setelah pekerjaan penyiapan lahan (mm)
FL = Kehilangan air di sawah selama 1 hari (mm)
A. KEBUTUHAN AIR
Kebutuhan Air Selama Penyiapan Lahan
Untuk perhitungan kebutuhan irigasi selama penyiapan lahan, digunakan metode yang dikembangkan oleh Van de Goor dan
Zijlstra (1968). Metode tersebut didasarkan pada laju air konstan dalam It/dt selama periode penyiapan lahan dan
menghasilkan rumus sebagai berikut:

dengan :
IR = Kebutuhan air irigasi ditingkat persawahan (mm/hari)
M = Kebutuhan air untuk mengganti kehilangan air akibat evaporasi dan perkolasi di sawah yang sudah dijenuhkan M =Eo +
P (mm/hari)
Eo = Evaporasi air terbuka yang diambil 1,1Eto selama penyiapan lahan (mm/hari)
P = Perkolasi
k = MT/S
T = Jangka waktu penyiapan lahan (hari)
S = Kebutuhan air, untuk penjenuhan di tambah dengan lapisan air 50 mm, yakni 200 + 50 = 250 mm seperti yang sudah
diterangkan di atas.
A. KEBUTUHAN AIR
Penggunaan Konsumtif
Penggunaan konsumtif adalah jumlah air yang dipakai oleh tanaman untuk proses fotosintesis dari tanaman
tersebut. Penggunaan konsumtif dihitung dengan rumus berikut:

Dengan:
= evapotranspirasi tanaman (mm/hari)
= evapotranspirasi tanaman acuan (mm/hari)
= koefisien tanaman
A. KEBUTUHAN AIR
Perkolasi
Laju perkolasi sangat tergantung kepada sifat-sifat tanah. Pada tanah lempung berat dengan karakteristik pengolahan yang baik, laju
perkolasi dapat mencapai I - 3 mm/hari. Pada tanah-tanah yang lebih ringan, lalu perkolasi bisa lebih tinggi. Dari hasil-hasil penyelidikan
tanah pertanian dan penyelidikan kelulusan, besarnya laju perkolasi serta tingkat kecocokan tanah untuk pengolahan tanah dapat ditetapkan
dan dianjurkan pemakaiannya. Guna menentukan laju perkolasi, tinggi muka air tanah juga harns diperhitungkan. Perembesan terjadi akibat
meresapnya air melalui tanggul sawah.

Penggantian Lapisan Air


Penggantian lapisan air dilakukan setelah pemupukan. Penggantian lapisan air dilakukan menurut kebutuhan. Jika tidak ada penjadwalan
semacam itu, lakukan penggantian sebanyak 2 kali, masing-masing 50 mm (atau 3,3 mm/hari selama 1/2 bulan) selama sebulan dan dua
bulan setelah transplantasi.

Curah Hujan Efektif


Untuk irigasi padi, curah hujan efektif bulanan diambil 70% dari curah hujan minimum tengah bulanan dengan periode ulang 5 tahun.
Re = 0,7x 1/2 Rs (setengah bulanan dengan T = 5 tahun)
Re = curah hujan efektif (mm/hari)
Rs = curah hujan minimum dengan periode ulang 5 tahun (mm)
A. KEBUTUHAN AIR
Kebutuhan Air di Sawah untuk Petak Tersier
Kebutuhan air untuk tanaman tergantung pada macam tanaman dan masa pertumbuhannya sampai di panen sehingga memberikan produksi yang optimum.
Perkiraan banyaknya air untuk irigasi didasarkan pada faktor-faktor jenis tanaman, jenis tanah, cara pemberian air, cara pengelolaan tanah, banyaknya turun hujan,
waktu penanaman, iklim, pemeliharaan saluran/bangunan dan eksploitasi. Banyaknya air untuk irigasi pada petak sawah dapat dirumuskan
sebagai berikut :
Ir = S + Et + P – Re
dengan :
Ir = Kebutuhan air untuk irigasi
S = Kebutuhan air untuk pengolahan tanah atau penggenangan
Et = Evapotranspirasi: Crop Consumptive Use
Re = Curah hujan efektif

Perhitungan Kebutuhan Air untuk Padi


Perhitungan kebutuhan air dapat dilakukan dengan menggunakan tabel. Perhitungan dilakukan sebagai berikut:
Dengan rotasi (alamiah) di dalam petak tersier kegiatan-kegiatan penyiapan lahan di seluruh petak dapat diselesaikan secara berangsur-angsur. Rotasi alamiah
digambarkan dengan pengaturan kegaitan-kegiatan setiap jangka waktu ½ bulan secara bertahap.
Transplantasi akan dimulai pada pertengahan bulan kedua dan akan selesai dalam waktu 1½ bulan sesudah selesainya penyiapan lahan.
Harga-harga evapotranspirasi tanaman acuan Eto, laju perkolasi P dan curah hujan efektif Re adalah harga-harga asumsi
Kedua penggantian lapisan air (WLR) diasumsikan. Masing-masing WLR dibuat bertahap.
A. KEBUTUHAN AIR
Perhitungan Kebutuhan Air untuk Ladang dan Tebu
Penyiapan Lahan
Masa prairigasi diperlukan guna menggarap lahan untuk ditanami dan untuk menciptakan kondisi lembab yang memadai untuk persemaian yang baru tumbuh.
Banyak air yang dibutuhkan bergantung kepada kondisi tanah dan pola tanam yang diterapkan. Jumlah air 50 sampai 100 mm dianjurkan untuk tanaman ladang
dan 100 sampai 200 mm untuk tebu, kecuali jika terdapat kondisi-kondisi khusus (misalnya ada tanaman lain yang ditanam segera sesudah padi).

Penggunaan Konsumtif
Seperti halnya untuk padi, dianjurkan bahwa untuk indeks evapotranspirasi dipakai rumus evapotranspirasi Penman yang dimodifikasi, sedangkan cara
perhitungannya bisa menurut cara FAG atau cara Nedeco/Prosida.
Dalam penjabaran harga-harga koefisien ini untuk dipakai secara umum di Indonesia, asumsi harga-harga berikut:
Evapotranspirasi harian 5 mm
Kecepatan angin antara 0 dan 5 m/dt
Kelembaban relatif minimum 70%
Frekuensi irigasi/curah hujan per 7 hari.
Apabila harga-harga kisaran tersebut dirasa terlalu penyimpang atau tidak sesuai dengan keadaan daerah lapangan, maka dianjurkan agar harga-harga koefisien
dijabarkan langsung dari FAG Guideline.
Jika harga-harga jangka waktu pertumbuhan berbeda dari harga-harga yang ditunjukkan, maka dianjurkan agar harga-harga koefisien dihitung dari histogram-
histogram tersebut dengan skala waktu yang dikonversi.
A. KEBUTUHAN AIR
Perhitungan Kebutuhan Air untuk Ladang dan Tebu
Perkolasi
Pada tanaman ladang, perkolasi air ke dalam lapisan tanah bawah hanya akan terjadi setelah pemberian air
irigasi. Dalam mempertimbangkan efisiensi irigasi, perkolasi hendaknya diperhitungkan.

Curah Hujan Efektif


Curah hujan efektif dapat dihitung dengan menggunakan metode yang diperkenalkan oleh USD Soil
Conservation Service. Perlu dicatat bahwa metode ini tidak berlaku untuk tanaman padi yang digenangi, laju
infiltrasi tanah dan intensitas curah hujan. Jika laju infiltrasi rendah serta intensitas curah hujan tinggi, maka
kehilangan air karena melimpas mungkin sangat besar sedangkan hal ini tidak diperhitungkan dalam metode di
atas.
A. KEBUTUHAN AIR
Contoh perhitungan kebutuhan air
Evapotranspirasi pada bulan Oktober = 153,45 mm
Curah hujan rencana = 187,14 mm
Pola tanam = Padi Dalam - Padi Ganjah
Awal Tanam adalah bulan September
Koefisien pada bulan kedua = 1,2
Perkolasi pada bulan kedua = 155mm
Pengolahan tanah = 170mm
Curah hujan efektif = 0,7 x 187,14 = 131mm
Pemakaian konsumtif = 1,2 x 153,45 = 171,86
Kebutuhan air untuk tanaman = 171,86 + 155 = 326,86mm
Kebutuhan air di sawah = 326,86 + 170 – 131 = 365,86 mm
Kebutuhan air di sawah = 365,86 x 1 ha x (10000 x 31 x 24 x 3600)/1000 = 1,37 lt/dt.ha
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai