BANGUNAN AIR I
BAB I
GUGUS IHSAN GAMA
HARTONO
191910301066
TUGAS BESAR IRIGASI DAN BANGUNAN AIR 1
TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Air merupakan salah satu jenis sumber daya alam yang tidak dapat
diperbarui, dimana keberadaannya sangat dibutuhkan dalam keberlangsungan
hidup manusia. Air menjadi salah satu aspek pemenuhan kebutuhan langsung
seperti bahan baku air minum, air industri, dan semacamnya. Selain itu, air
juga dimanfaatkan sebagai pemenuhan kebutuhan secara tidak langsung,
seperti pemanfaatannya dalam dunia peternakan, penggunaan pembangkit
listrik tenaga air, serta irigasi.
Irigasi merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh manusia untuk
mendatangkan / menyalurkan air dengan cara membuat bangunan ataupun
saluran-saluran yang menuju ke sawah maupun ladang yang dilakukan secara
teratur dan membuang air yang sudah tidak diperlukan lagi, sehingga air
dapat digunakan untuk pemenuhan kebutuhan pertanian dengan sebaik-
baiknya.
Kebutuhan akan sumber daya air cenderung meningkat seiring dengan
bertambahnya jumlah penduduk di Indonesia. Sehingga untuk potensi air
yang melimpah harus dilakukan pemberdayaan semaksimal mungkin.
Berbagai industri khususnya pada sektor pertanian di Indonesia terus
mengembangkan pembangunan dan perencanaan irigasi guna mencukupi
kebutuhan air pada lahan pertanian. Pembangunan sarana dan prasarana
pengairan termasuk saluran irigasi dan bendungan atau dam, hampir tidak
pernah berhenti sepanjang waktu.
Berdasarkan hal tersebut, pembangunan dan perencanaan irigasi
hendaknya dilakukan secara tepat dengan memperhatikan kebutuhan air yang
diperlukan. Untuk mengetahui jumlah kebutuhan air yang harus disediakan di
lahan pertanian beririgasi, terlebih dahulu dibuatlah pola tata tanam. Cara
perencanaan pola tata tanam adalah dengan mengatur awal masa tanam, jenis
tanaman, dan varietas tanaman dalam suatu tabel perhitungan dengan
berbagai metode. Dalam hal ini, awal masa tanam yaitu pada minggu ke-3
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam tugas besar irigasi
dan bangunan air ini yaitu sebagai berikut :
1. Bagaimana perhitungan kebutuhan air pada perencanaan pola tata tanam
padi dan palawija ?
2. Berapa jumlah kebutuhan air irigasi pada pola tata tanam dengan
analisa curah hujan metode Brantas Multipurpose Project ?
3. Bagaimana perencanaan saluran pembawapada suatu saluran irigasi ?
BABII
AGISTA HEPPYNENG
TYAS
181910301066
TUGAS BESAR IRIGASI DAN BANGUNAN AIR 1
TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER
BAB II
LANDASAN TEORI
Evaporasi
Evaporasi merupakan suatu peristiwa perubahan air menjadi uap. Dalam
proses penguapan, air berubah menjadi uap karena adanya energi panas matahari.
Laju evaporasi dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu sebagai berikut:
Lamanya Penyinaran Matahari
Kecepatan Angin
Kelembaban udara
Temperatur udara dan lain-lain.
Terdapat beberapa metode untuk menghitung besarnya evaporasi
diantaranya yang sering digunakan yaitu metode Penman.
Rumus perhitungan evaporasi metode Penman yaitu:
Eo = 0.035(1+0.24 ) ea ed
Atau
Tabel dibawah ini merupakan contoh pola tata tanam yang tepat dipakai.
Koefisien Tanaman
Koefisien Tanaman didefinisikan sebagai perbandingan antara besarnya
evaporasi potensial dan evaporasi acuan (eto). Koefisien tanaman ini digunakan
dalam perhitungan kebutuhan air dalam pola tata tanam. Koefisien tanaman pada
setiap jenis tanaman berbeda-beda. Pada perencanaan pola tata tanam kali ini
tanaman yang digunakan yaitu padi dan kedelai sebagai palawija.
Kebutuhan Air
Kebutuhan Air untuk Penyiapan Lahan
Kebutuhan air untuk penyiapan lahan umumnya menentukan
kebutuhan air irigasi pada suatu proyek irigasi. Faktor-faktor penting
yang menentukan besarnya kebutuhan air untuk penyiapan lahan yaitu
sebagai berikut:
Lamanya waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan
penyiapan lahan.
Jumlah air yang diperlukan untuk penyiapan lahan
Keterangan :
PWR= Kebutuhan air untuk penyiapan lahan (mm)
Sa = Derajat Kejenuhan tanah setelah penyiapan lahan dimulai
(%) Sb = Derajat kejenuhan tanah sebelum penyiapan lahan
dimulai(%)
N = Porositas tanah dalam (%) pada harga rata-rata untuk kedalaman
tanah
d = Asumsi kedalaman tanah setelah pekerjaan penyiapan
lahan (mm)
Pd = Kedalaman tanah genangan setelah pekerjaan penyiapan lahan
Perkolasi
Perkolasi merupakan proses mengalirnya air ke bawah secara gravitasi
sehingga mencapai permukaan air tanah pada lapisan jenuh air.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkolasi :
Tekstur tanah
Tekstur tanah yang halus, daya perkolasi kecil, dan sebaliknya.
Permeabilitas tanah
Makin besar permeabilitas, makin besar daya perkolasi.
Tebal top soil
Makin tipis lapisan tanah bagian atas, makin kecil daya perkolasi.
Letak permukaan air tanah
Makin dangkal muka air tanah, makin kecil daya perkolasi.
Kedalaman lapisan impermeabel
Makin dalam, makin besar daya perkolasi.
Tanaman penutup
Lindungan tumbuh-tumbuhan yang padat menyebabkan infiltrasi
semakin besar yang berarti perkolsi makin besar pula.
Metode Gumbel
Metode Iwai
Metode Hazen Plotting
Metode Analisa frekuensi
Dengan menggunakan rumus
:
R80 = n/5 +1
R90 = n/10 +1
dimana :
R80 = curah hujan yang terjadi dengan tingkat kepercayaan 80%
R90 = curah hujan yang terjadi dengan tingkat kepercayaan 90%
Metode yang digunakan untuk menghitung curah hujan efektif kali ini
adalah metode Brantas Multipurpose Project. Sebelum menggunakan metode
Brantas Multipurpose Project, tahun dasar perencanaan hendaknya ditetapkan
terlebih dahulu yaitu dengan cara:
Menjumlahkan data curah hujan pada tiap tahunnya
Mengurutkan hasil penjumlahan data curah hujan dari yang terkecil hingga
terbesar
Menghitung curah hujan menggunakan metode R80. Hasil perhitungan
metode R80 ini selanjutnya digunakan untuk menentukan tahun dasar
perencanaan. Misal: hasil yang di dapat metode R 80 = 3,4. Maka dipilih
tahun dasar perencanaanya yaitu pada tahun urutan yang ketiga.
Sedangkan untuk mendapatkan data curah hujan metode ini dihitung
dengan ketentuan:
Jika curah hujan harian <5mm, maka tidak dianggap efektif
Jika curah hujan harian >50 mm, dianggap kelebihan air sehingga tidak
efektif atau curah hujan efektif = 50 mm
Curah hujan yang di dapat dari a dan b diasumsikan hanya 90% sehingga
curah hujan efektif=
Curah Hujan a + Curah Hujan b x 0,9
Efisiensi Pemakaian
Efisiensi pemakaian merupakan perbandingan antara air yang dapat
ditahan pada zona perakaran dalam periode pemberian air, dengan air
yang diberikan pada areal irigasi.
Rumus Efisiensi Pemakaian:
EPMK = (Adzp/Asa) x 100%
Keterangan :
EPMK = Efisiensi Pemakai
Adzp = Air yang dapat ditahan oleh zone perakaran
Asa = Air yang diberikan (sampai) di areal irigasi
Efisiensi Penyimpanan
Rumus Aliran
𝑃 = (𝑏 + 2ℎ√1 + 𝑚2)
𝑄=𝑣.𝐴
𝑏=𝑛.ℎ
Dimana :
Q = debit saluran, m3 /dt
v = kecepatan aliran m/dt
A = potongan melintang aliran, m2
R = jari-jari hidrolis, m
P = keliling basah, m
b = lebar dasar, m
h = tinggi air, m
I = kemiringan energi (kemiringan saluran)
GUGUS IHSAN GAMA HARTONO (14)
191910301066
TUGAS BESAR IRIGASI DAN BANGUNAN AIR 1
TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER
Geometri
Kemiringan Saluran
Lengkung Saluran
Lengkung yang diizinkan untuk saluran tanah bergantung kepada:
Tinggi Jagaan
Lebar Tanggul