2008
1.PENDAHULUAN
Salah satu jenis pemanfaatan sumber air adalah untuk irigasi. Mengingat
Indonesia adalah negara agraris dengan tanaman dan makanan utama
penduduknya adalah beras, maka peran irigasi sebagai penghasil utama
beras menduduki posisi penting. Irigasi memerlukan investasi yang besar
untuk pembangunan sarana dan prasarana, pengoperasian dan
pemeliharaan. Oleh karena itu perlu pengelolaan yang baik, benar, dan
tepat sehingga pemakaian air untuk irigasi dapat optimal
1
1.1 Arti dan Tujuan Irigasi
Irigasi berarti segala kegiatan yang berhubungan dengan usaha
mendapatkan air untuk keperluan pertaman. Usaha tersebut meliputi
perencanaan, pembuatan, pengelolaan, dan pemeliharaan sarana untuk
mengambil/membagi air secara teratur dan membuang kelebihan air yang
tidak diperiukan. Dalam hal membuang air digunakan sarana drainasi
Secara garis besar, tujuan irigasi digolongkan menjadi 2 (dua) yaitu tujuan
langsung dan tujuan tidak langsung. Tujuan langsung irigasi adalah untuk
membasahi tanah berkaitan dengan kapasitas kandungan air dan udara di
tanah sehingga dapat dicapai suatu kondisi yang sesuai dengan kebutuhan
pertumbuhan tanaman. Adapun tujuan tidak langsung meliputi antara lain:
mengangkut bahan pupuk melalui aliran air, mengatur suhu tanah, mencuci
tanah yang mengandung racun, menaikkan muka air tanah, meninggikan
elevasi
2
Secara umum, kebutuhan air terbesar terjadi pada waktu iklim kemarau
untuk mengganti kehilangan air akibat penguapan yang relatif lebih besar
dibanding penguapan pada waktu iklim hujan. Ironisnya pada waktu iklim
kemarau justru ketersediaan air di sumbernya mengecil, sementara pada
waktu iklim hujan masalah yang timbul adalah kelebihan air yang harus
dibuang secepatnya agar tidak menimbulkan kerusakan melalui sarana
drainasi. Walaupun drainasi merupakan bagian dari sistem irigasi dan
mempunyai kesamaan bentuk dengan saluran irigasi, tapi fungsi dan
tujuannya adalah bertolak belakang. Oleh sebab itu, irigasi dan drainasi
dalam praktek di lapangan harus dipisahkan
Posisi air permukaan di sumbernya sering kali tidak sesuai dengan
kebutuhan. Ada sumber air yang letaknya sangat jauh dari areal tanaman,
ada pula yang berada dekat dengan areal tanaman tetapi letaknya lebih
rendah. Posisi ini kurang menguntungkan bila dibandingkan dengan
investasi yang harus ditanam. Untuk itu perlu dipilih sumber air yang
secara teknis dan ekonomis dapat dimanfaatkan, Dalam upaya
memanfaatkan air yang ada di sumbernya secara gravitasi (karena cara ini
yang dianggap paling murah) diperlukan sarana antara lain saluran dan
bangunan pelengkap.
3
Tanah mudah dikerjakan apabila tanah tersebut merupakan aluvial atau
hasil pelapukan sehingga tidak keras dan tidak banyak mengandung batuan.
Dengan keadaan tanah yang tidak keras memungkinkan akar dapat tumbuh
dan berkembang. Agar tanah mengandung unsur hara maka tanah hams
memiliki pori tanah untuk menyimpan unsur hara. Port tanah juga
bermanfaat untuk menyimpan butir air dan menjaga kelembaban tanah.
Pori tanah tidak selalu dan tidak semuanya berisi air melainkan sebagian
berisi udara yang diperlukan bagi kehidupan tanaman, khususnya agar akar
tanaman tidak busuk (khusus bagi tanaman yang tidak tahan genangan air).
Adapun titik layu permanen adalah suatu keadaan dimana jumlah lengas
pada keadaan tanaman menjadi layu pertama kali. Keadaan ini memberi
indikasi bahwa tanaman perlu tambahan air segera.
4
Identifikasi
proyek
Tabel 1.1 Lingkup dan tahapan suatu proyek irigasi yang umum dilakukan:
5
Berdasarkan sumber daya yang ada, pemilihan sistem produksi pada
sistem irigasi harus dibuat Berikut ini adalah beberapa parameter penting
yang perlu diperhatikan:
Latihan:
Kerjakan soal-soal berikut ini secara mandiri. Cocokan jawaban
Saudara dengan jawaban teman-teman Saudara. Presentasikan
hasilnya pada kesempatan tatap-muka.
6
12. Sebutkan tahapan utama kegiatan proyek irigasi!
13. Parameter apa saja yang hams diperhatikan dalam proyek irigasi?
14. Parameter apa saja yang diperlukan bagi tanaman agar tumbuh dan
berkembang dengan baik?
15. Adakah hubungan irigasi dengan drainasi?
16. Apakah perbedaan prinsip antara irigasi dan drainasi?
17. Sistem irigasi terdiri dari dua sarana utama, apakah itu?
18. Mengapa dalam irigasi iebih memilih sistem gravitasi?
19 Bilamana dan mengapa diperlukan bangunan-bangunan irigasi?
Uraikan secara rinci
untuk tiap jenis bangunan?
20. Apakah yang menjadi dasar perencanaan dimensi saluran irigasi?
2.Evapotranspirasi Tetapan
Kebutuhan air bagi tanaman adalah tebal air yang dibutuhkan untuk
memenuhi jumlah air yang hilang melalui evapotranspirasi suatu
tanaman sehat, tumbuh pada areal luas, pada taiiah yang menjamin
cukup lengas tanah, kesuburan tanah dan lingkungan hidup tanaman
cukup baik, sehingga secara potensial tanaman akan berproduksi baik,
Harga ini diberi simbol ETcrop (Doorenbos, Pruit, dkk, 1977).
Selanjutnya dirumuskan:
ETcrop = Kc .ETo ......................................................... (2.1)
dengan: ETcrop = kebutuhan air bagi tanaman (mm/hari) Kc = faktor
tanaman
ETo == evapotranspirasi acuan/tetapan (Reference
evapotranspiration) Reference evapotranspiration adalah laju
evapotranspirasi dari suatu pennukaan luas yang ditumbuhi rumput
hijau dengan ketinggian seragam (8-10 cm), sehingga menutupi tanah
menjadi teduh tanpa suatu bagian yang menerima sinar secara
langsung dan rumput masih tumbuh aktif tanpa kekurangan air dalam
satuan mm/hari.
7
Setelah ETo diketahui dan faktor Kc ditentukan berdasarkan jenis dan
umur tanaman, kondisi pengairan, dan iklim, maka kebutuhan air bagi
tanaman dapat dicari. Kebutuhan air tersebut, sangat tergantung pada
kapasitas perkolasi (mengalimya air di bawah permukaan tanah secara
horisontal), hujan yang dapat dimanfaatkan tanaman (hujan efektif),
tata-cara pengolahan lahan,, pola-tanam dan tata-tanam
Dalam perencanaan irigasi, besarnya kebutuhan air harus disesuaikan
dengan besarnya air di sumbernya (ketersediaan air). Bila ternyata air
di sumbernya sangat terbatas, maka agar dicapai suatu luas tanam yang
maksimal perlu diatur melalui pola-tanam dan tata-tanam.
Ketersediaan air di sumbemya dianalisis berdasarkan data debit yang
ada. Bila temyata tidak diperoleh data debit, maka perlu diestimasi
melalui pendekatan simulasi yang berdasarkan hujan.
8
2.2.1 Metode Blaney-Criddle (1950)
Metode ini diperuntukan bagi daerah yang memiliki data iklim terutama
temperatur udara rata-rata. Data lain seperti keiembaban udara relatif,
penyinaran matahari, kecepatan angin dapat diperkirakan dari keadaan
lapangan pada umumnya. Besamya evapotranspirasi tetapan dapat
dihitung menggunakan pendekatan rumus sebagai berikut:
ETo = C.p (0.46.T + 8)..................................................... (2.2)
C = (0.0311,T+0.34)+K................................................... (2.3)
dengan: Eto = evapotranspirasi tetapan pada bulan yang dipertimbangkan
(mm/hari)
C = faktor penyesuai (adjustment factor).
p = prosentase harian rerata jam slang dalam setahunan
(Tabel 2.1)
T = temperatur harian rerata (°C), daiam bulan yang
diperhitungkan
K = faktor tanaman (Tabel 2.2)
Lint Utara ° Jan Peb Mar Apr Mei Jim Jul -Aya- Sep Okt Nop Des
Lint Selatan ° Jul Aug Sep Okt Nop Des Jan Peb Mar Apr Mei Jun
40 22, 24 27 30 32 34 33 31 28 25 22 21
35 23 25 27 29 31 32 32 30 28 25 23 22
30 24 25 27 29 31 32 31 30 28 26 24 23
25 24 26 27 29 30 31 31 29 28 26 25 24
20 25 26 27 28 29 30 30 29 28 26 25 25
15 26 26 27 28 29 29 29 28 28 27 26 25
10 26 27 27 28 28 29 29 28 28 27 26 26
5 27 27 27 28 28 28 28 28 28 27 27 27
0 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27
9
Tabel 2.2 Harga Faktor Tanaman (K)
Jagung 0.70
Tomat 0.70
Pads J.OO
Contoh2.1;
Wilayah pertanian di Karanganyar yang terletak pada 15° Lintang
Selatan pada bulan Januari ditanami Tomat, bertemperatur rata-rata
25°C, dan memiliki penyinaran matahari rata-rata 4 jam. Berapa
besamya nilai evapotranspirasi tetapan pada bulan tersebut?
Penyelesaian:
Bila diketahui jumlah penyinaran matahari (n) berarti rasio n/N hams
dicari dengan bantuan Tabel 2.4 yaitu N=12.9 (bila n tidak diketahui,
nilai p perlu diestimasi dari Tabel 2.1), maka:
p=n/N=4/12,9=0.31
p(0.46.T+ 8)=0.31(0.46 . 25 + 8)=2.51
C=(0.0311.T + 0.34)=(0.0311 . 25 + 0,34)=1.11
ETo = C.p(0.46.T + 8)=1.11 . 2.51:=2.78 mm/hari. Jadi nilai
evapotranspirasi tetapan pada bulan Januari: ETo=2.78 mm/hari
10
2.2.2 Metode Radiasi (Makking, 1957)
Elev Temperatur oC
(m)
22 24 26 28 30 32 34 36 38 40
0 0.71 (T75 0.75 0.77 0.78 0.80 0.82 0.83 0.84 0.85
500 0.72 0.74 0.76 0.78 0,79 0.81 0.82 0.84 0.85 0.86
1000 0.73 0.75 0.77 0.79 0.80 0.82 0,83 0.85 0.86 0.87
2000 0.77 0.79 0.79 0,81 0.82 0,84 0.85 0.86 0.87 0.88
3000 0.79 0.81 0,82 0.82 0.84 0.85 0.86 0.88 0.88 0.89
4000 0.79 0.81 0.83 0.84 0.85 0.86 0.88 0.89 0.90 0.90
11
Tabel 2.5 Radiasi di permukaan bumi (Ra) dalam mm/hari
(Doorenbos & Fruit, 1977)
Belahan Bumi Utara Lint
Jan Peb Mar Apr Met Jim Jul Aug Sep Okt Nop Des
6,9 9,0 11,8 14.5 16.4 17.2 16.7 15.3 12.8 10.0 7.5 6.1 38
7.4 9.4 12.1 14.7 16.4 17.2 16.7 15.4 13.1 10.6 8.0 6,6 36
7.9 9.8 12.4 14.8 16.5 17.1 16.8 15.5 13.4 10.8 8.5 7.2 34
8.3 10.2 12.5 15,0 16.5 17.0 16.8 15.6 13.6 11.2 9.0 7.8 32
8.8 10.7 13,1 15.2 16,5 17.0 16.8 15.7 13.9 11.6 9.5 8.3 30
9.3 11 1 13,4 15.3 16.5 16.8 16.7 15.7 14.1 12.0 9.9 8.8 28
10.8 11.9 13.7 15.3 16.4 16.7 16.6 15.7 14.3 12.3 10.3 9.3 26
10.2 11.9 13,3 15.4 16.4 16,6 16.5 15.8 14.5 12.6 10.7 9.7 24
10.7 12.3 14.2 15.5 16.3 16.4 16.4 15.8 14.6 13.0 11.1 10.2 22
11.2 12.7 14.4 15.4 16.6 16.4 16.3 15.9 14.8 13.3 11.6 10.7 20
11,6 13.0 14,6 15.6 16.1 16.1 16.1 15.8 14.9 13.6 12.0 11.1 18
12.0 13.3 14.7 15.6 16.0 15.9 15.9 15.7 15.0 13.9 12.4 11.6 16
12.4 13,6 14,9 15.7 15.8 15.7 15.7 15.7 15.1 14.1 12.8 12.0 14
12.6 14.5 15.1 15.7 15.7 15.5 15.5 15.6 15.2 14.4 13.3 12.5 12
13.2 14.2 15.3 15.7 15.5 15.3 15.3 15.5 15.3 14.7 13.6 12.9 10
13.6 14.5 15.3 15.6 15.3 15.0 15.1 15.4 15.3 14.8 13.9 13,3 8
13,9 14.8 15.4 15.4 15.1 14.7 14.9 15.2 15.3 15.0 14.2 13.7 6
14.3 15.0 15.5 15.5 14.9 14.4 14.6 15.1 15.3 15,1 14.5 14.1 4
14.7 15,3 15.6 15.3 14.6 14.2 14.3 14.9 15.3 15.3 14.8 14.4 2
15.0 15.5 15.7 15.3 14.4 13.9 14.1 14.8 15.3 15,4 15.1 14.8 0
17.9 15.8 12.8 9.6 7.1 5.8 6.3 8.3 11.4 14.4 17.0 18.3 38
17.9 16.0 13.2 10.1 7.5 6.3 6.8 8.8 11,7 14.6 17.0 18.2 36
17.8 16.1 13,5 10.5 8.0 6.8 7.2 9.2 12.0 14.9 17.1 18.2 34
17.8 16.2 13.8 10.9 8.5 7.3 7.7 9.6 12.4 15.1 17.2 18.1 32
17.8 16.4 14.0 11.3 8.9 7.8 8.1 10.1 12.7 15.3 17.3 18.1 30
17.7 16.4 14.3 11.6 9.3 8.2 8.6 10.4 13.0 15.4 17.2 17,9 28
17,6 16.4 14.4 12.0 9.7 8.7 9.1 10.9 13.2 15.5 17,2 17.8 26
17.5 16.5 14.6 12.3 10.2 9.1 9.5 11,2 13.4 15.6 17,1 17.7 24
17.4 16.5 14.8 12.6 10.6 9.6 10.0 11.6 13.7 15.7 17.0 17.5 22
17.3 16.5 15.0 13.0 11.0 10.0 10.4 12.0 13.9 15.8 17.0 17.4 20
17.1 16.5 15.1 13.2 11.4 10.4 10.8 12.3 14.1 15.8 16.8 17.1 18
16.9 16.4 15.2 13.5 11.7 10.8 11.2 12.6 14.3 15.8 16.7 16.8 16
16.7 16.4 15.3 13.7 12.1 11.2 11.6 12.9 14.5 15.8 16,5 16,6 14
16.6 16.3 15.4 14.0 12.5 11.6 12.0 13.2 14.7 15.8 16.4 16.5 12
16.4 16.3 15.5 14.2 12.8 12.0 12.4 13.5 14.8 15.9 16.2 16.2 10
16.1 16.1 15.5 14.4 13,1 12.4 12.7 13.7 14.9 15.8 16.0 16.0 8
15.8 16.0 15.6 14.7 13.4 12.8 13.1 14.0 15,0 15.7 15.8 15.7 6
15.5 15.8 15.6 14.9 13.8 13.2 13.4 14.3 15.1 15.6 15.5 15.4 4
15.3 15.7 15.7 15.1 14.1 13.5 13.7 14.5 15.2 15.5 15.3 15.1 2
15.0 15.5 15.7 15.3 14.4 13,9 14.1 14.8 15.3 15.4 15.1 14.8 0
12
Contoh2.2
Daerah pertanian Karanganyar terletak pada 15° Lintang Selatan dan ketinggian 500.
m, pada bulan Januari ditanami Tomat, memiliki temperatur rata-rata 25°C,
kelembaban relatif udara 75%, kecepatan angin siang malam rata-rata 4 m/detik,
perbandingan kecepatan angin siang dan malam adalah 3, penyinaran matahan rata-
rata 4 jam/hari, Berapa besar evapotranspirasi tetapan pada bulan tersebut:
Penyelesaian:
Usiang/Umalam=3, maka koreksi Usiang sesuai Tabel 2.9=1.5
Usiang= 1.5x4=6 m/detik
Untuk 15°LS dan bulan Januari, sesuai Tabel 2.4, nilai N=12.9 jam
Makan/N=4/12.9=0.31
Untuk 15°LS, Januari, sesuai Tabel 2.5, maka Ra = (16.9+16.7)/2 == 16.8 mm/hari
Untuk elevasi 500m dan t=25C, sesuai Tabel 2.3, maka W = (0,63+0.65)/2 =0.64
Untuk t=25 C, sesuai Tabel 2,8 nilai ea =l 7 mbar
ed=ea.RH/100=17.75/100=12.75mbar
Rs=(0.25 + 0.50 n/N) Ra==(0.25 + 0.50x0.31). 16.8=6.80 mm/hari
WRs=0.64x6.8=4.35 mm/hari
Dengan Usiang=6 m/dt, W.Rs=4.35 mm/hari, dan RH==75%, maka sesuai Gambar
2.1 blok IV, besamya ETo=3.8 mm/hari
Jadi besamya evapotranspirasi tetapan untuk bulan Januari: ETo=3.8 mm/hari
Lint Bulan
Utr Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sep Okt Nop Des
Sel Jul Aug Sep Okt Nop Des Jan Peb Mar Apr Mei Jun
40 9.6 10.7 11.9 13.3 14.4 15.0 14.7 13.7 12.5 11.2 10.0 9.3
35 10.1 11.0 11.9 13,1 14.0 14.5 14.3 13.5 12,4 11.3 10.3 9.8
30 10.4 11,1 12.0 12.9 13.6. 14.0 13.9 13.2 12,4 11.5 10,6 10.2
25 10.7 11.3 12.0 12.7 13.3 13.7 13,5 13.0 12.3 11.6 10.9 10.6
20 11.0 11,5 12.0 12.6 13.1 13.3 13.2 12.8 12.3 11.7 11.2 10.9
15 11.3 11.6 12.0 12.5 12.8 13.0 12.9 12.6 12.2 11.8 11.4 11.2
10 11.6 11,8 12.0 12.3 12.6 12.7 12.6 12.4 12.1 11.8 11.6 11.5
5 11.8 11,9 12.0 12.2 12.3 12.4 12.3 12.3 12.1 12.0 11.9 11.8
0 12.1 12.1 12.1 12.1 12.1 12.1 12,1 12.1 12.1 12.1 12.1 12.1
13
2.2.3 Metode Penman (1948)
Metode ini cukup teliti dan baik bila di lapangan tersedia data lengkap meliputi
temperatur udara, kelembaban udara relatif, kecepatan angin, penyinaran matahari
atau radiasi. Besamya evapotranspirasi tetapan dapat dicari dengan nunus sebagai
berikut:
ETo = C [W.Rn + (l-W).fl(u).(ea-ed).........................,...................…… (2.6)
Rn=Rns-Rnl............................................................................................ (2.7)
Rns=(l- σ )Rs ..........................................................................................
n (2.8)
Rs =(0.25 + 0.50 N)Ra ………………………....................................... (2.9)
n
Rm=f(T).f(ed).f( ) ............................................................................... (2.10)
N
f(T)=σ.Tk 4.................................................................................................(2.11)
σ = 117.4 xl0 (Koefisien
-9 Stefan-Boltzam) ............................................ (2.12)
Tk= σ 273 + t°C ...........................................................................................(2.13)
f(ed)= 0.34 - 0.044 n ed............................................................................... (2.14)
fi(u)=0.1+0.9U 2N......................................................................................... (2.15)
f(u)=0.27(l+100 ) ...................................................................................... ( 2.16)
log .6.6
u 2 = u t . …………………………………………………………. ( 2.17 )
log h
Dengan:
C = faktor penyesuai pengaruh cuaca siang-malam, lihat Tabel 2.6
W = faktor bobot hubungan temperatur-ketinggian, lihat Tabel 2.3
Rns = radiasi matahari gelombang pendek netto
Ra = jumlah radiasi yang diterima bag. atas atmosfir bumi (nun/hari),
Tabel 2.5.
σ = Koefisien refleksi Albedo (%), lihat Tabel 2.7
n
N = perbandingan hasil pengukuran penyinaran matahari dengan
penyinaran matahari maksimum yang mungkin terjadi, lihat Tabel 2.4
untuk N
Rs = radiasi matahari dalam evaporasi ekivalen (mm/hari)
14
f(T) = faktor pengaruh temperatur
f(ed) = faktor pengaruh tekanan udara
f(u) = faktor untuk memasukkan pengukuran angin yang diukur pada
ketinggian tidak 2 meter
f( n ) = faktor pengaruh rasio jam penyinaran matahari nyata dan
N
maksimum
ea = tekanan uap jenuh pada temperatur udara rata-rata (mbar),lihat
Tabel 2.8
RH
ed = tekanan uap rata-rata yang sesungguhnya (mbar) = ea . 100
Rnl = radiasi matahari gelombang panjang netto
Tk = temperatur Kalvin
σ
−
= 117.4 x 10 (Koefisien Stefan-Boltzam)
9
15
Tabel 2.6 Faktor penyesuai (C)
Rs mm/hari 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12
0 0.86 0.90 1.00 1.00 0,96 0.98 1.05 1.05 1,08 1.06 1.10 1,10
3 0.79 0.84 0,92 0.97 0.92 1.00 1.11 1.19 0,99 1.10 1,20 1.32
6 0.68 0.77 0.87 0.93 0.85 0.96 1.11 1.19 0.94 1.10 1.20 1.33
9 0.55 0.65 0.78 0.90 0.76 0.88 1.02 1.14 0.88 1.01 1.10 1.27
0 0.86 0.90 1.00 1.00 1.00 0.96 0.98 1.05 1.05 1.02 1.06 1.10
3 0,76 0:81 0.88 0.94 0.87 0.96 1.06 1.12 0.94 1.04 1.10 1.28
6 0.61 0:68 0.81 0.88 0.77 0.88 1.02 1.10 0.86 1.01 1.10 1.22
9 0.46 0.56 0,72 0.82 0.67 0.79 0.88 1.05 0.78 0.92 1.00 1.10
0 0.86 0.90 1.00 1.00 0.96 0.98 1.05 1.05 1.02 1.06 1.10 1.10
3 0.69 0.76 0.85 0.92 0.83 0.83 0,91 0.99 1,05 0.89 0.98 1.14
6 0.53 0,61 0.74 0.84 0.70 0.80 0.94 1.02 1.02 0.79 0.92 1,05
9 0.37 0.48 0.65 0.76 0.59 0.70 0.84 0.95 0.71 0.81 0.96 1.06
0 0.86 0.90 1.00 1.00 0.96 0.98 1.05 1.05 1.02 1.06 1.10 1.10
3 0.64 0.71 0.82 0.89 0.78 0.86 0.94 0.99 0.85 0.92 1.00 1.05
6 0.43 0.43 0.68 0.79 0,62 0.70 0.84 0.93 0.72 0.82 0.95 1.00
9 0.27 0.41 0.59 0.70 0.50 0.60 0.75 0.87 0.62 0.72 0.87 0.96
16
Tabel 2.7 Koefisien refleksi Albedo (a)
T°C 4 5 6 7 8 9 10 11 12
ea mbar 8.1 8.7 9.3 10.0 10,7 11.5 12.3 13.1 14,0
T°C 13 14 15 16 17 18 19 20 21
ea mbar 15.0 16.1 17.0 18.2 19.4 20.6 22.0 23.4 24.9
T°C 22 23 24 25 26 27 28 29 30
ea mbar 26.4 28.1 29.8 31.7 33.6 35.7 37.8 40.1 42.4
T°C 31 32 33 34 35 36 37 38 39
ea mbar 44.9 47.6 50.3 53.2 56.2 59.4 62,8 66.3 69.9
17
Tabel 2.9 Koreksi Kecepatan Angin Siang (Usiang)
Contoh 2.3
Daerah pertanian Karanganyar terletak pada 15°LS dengan ketinggian 500m. Pada bulan
Januari ditanami Tomat, menuliki temperatur rata-rata harian 25°C, kelembaban udara
relatif 75%, penyinaran matahari rata-rata 4 jam, kecepatan angin siang-malam 4 m/detik
diukur pada ketinggian 3 m, perbandingan
18
Kecepatan angin siang untuk tinggi pengukuran 2 m, Uz = Ui
log 6 . 6
( log h )= 6.0x93=5.58 m/detik
f(T)=g.Tk4=13.65
f(ed) = 0.34 - 0.044 Ved=0.34-0.044 12.75=0;18
f= 0.1 +0.9 =0.1+0.9x0,31=0.38
f(u) =0,27 (1+ )=0.27(l+5:58/100)=0.28
Rnl = f!(T).f(ed).f()=13.65xO. 18x0.38=0,93 mm/hari
Rn = Rns - Rnl=5.1-0.93=4.17
ETo= C [W.Rn + (l-W).f(u).(ea-ed)]=0,93[0.66x4.17+(l-
0.66)x0.28x4.25]=2.93
Jadi besamya evapotranspirasi tetapan bulan Januari: ETo=2.93 mm/h
Ada dua macam alat yang berbeda penggunaannya yaitu Panci Klas A
dan Panci Colorado. Panci evaporasi mempakan alat untuk mengukur
besamya evaporasi di lapangan secara terpadu. Walaupun demikian,
kemungkinan ada perbedaan nyata dapat terjadi karena berbagai
faktor. Bila besamya evaporasi dapat diukur dengan panci evaporasi,
maka evapotranspirasi tetapan dapat dicari dengan:
ETo=Kp.Ep....................................................................................(2.19)
dengan: Kp = koefisien panci, lihat Tabel 2.10
Ep = rata-rata harian evaporasi air dalam panci (mm/hari)
19
Tabel 2.10 Koefisien panci (Kp)
U angin L Panci Klas A Panci Colorado
k jarak metr
m/ Di areal perdu Di areal tandus Di areal perdu Di areal tandus
hari
RH rerata % RH rerata % RH rerata % RH rerata %
<40 40-70 >70 <40 40-70 >70 <40 40-70 >70 <40 40-70 >70
<175 1 .55 .65 .75 .70 .80 .85 .75 .75 .80 1.1 1.1 1.1
10 ,65 ,75 .85 .60 .70 .80 1.0 1.0 1.0 .85 .85 .85
100 .70 .80 .85 .55 .65 .75 1.1 1.1 1.1 .75 .75 ,80
1000 .75 .85 .85 .50 ,60 .70 .70 .70 .75
175- 1 .50 .60 .65 .65 .75 .80 .65 .70 .70 .95 .95 .95
425 10 .60 .70 .75 .55 .65 .70 .85 .85 .90 .75 .75 .75
100 .65 .75 .80 .50 ,60 .65 .95 .85 .95 .65 .65 .70
1000 .70 .80 .80 .45 .55 .60 .60 .60 .65
425- 1 .45 .50 .60 .60 .65 .70 .55 ,60 .65 .80 .80 .80
700 10 .55 .60 .65 .50 .55 .65 .75 .75 .75 .65 .65 .65
100 .60 .65 .70 .45 .50 .60 .80 .80 .80 .55 .60 .65
1000 ,65 .70 .75 .40 .45 ,55 .50 .55 .60
>700 1 .40 .45 .50 .50 .60 .65 .50 .55 .60 .75 .75 .75
10 .45 .55 .60 .45 .50 .55 .65 .70 .70 .55 .60 .65
100 .50 .60 .65 .40 .45 .50 .70 .75 .75 .50 .55 .60
1000 .55 .60 .65 .35 .40 .45 .45 .55 .55
Contoh2.4
Daerah pertanian Karanganyar dengan kelembaban udara relatif 75%,
kecepatan angin siang tergolong sedang diukur evaporasinya dengan
menggunakan Panci Klas A yang diletakkan pada daerah hijau dengan
jarak 10 meter dari rumpim
tanaman Besamya Epanci terukur=llmm /hari. Berapa evapotranspirasi
tetapan untuk bulan
tersebut?
Penyelesaian
Dari Tabel 2.10 untuk RH 75% dan kecepatan angin sedang pada jarak
10m
diletakkan pada daerah hijau, maka Kp==0.65
ETo=Kp.Epan=0.65xll==7.15 nun/hari
Jadi besarnya evapotranspirasi tetapan pada bulan tersebut; ETo=7.15
mm/hari
20
Latihan
Selesaikan soal berikut ini secara mandiri, Selanjutnya
cocokkan hasilnya dengan hasil teman Saudara dan
diskusikan.
21
m, perbandingan kecepatan angin siang-malam=2.5. Berapa evapotranspirasi tetapan
pada bulan tersebut bila koefisien refleksi Albedo=O.20.
17. Daerah pertanian dengan kelembaban udara relatif 60%, kecepatan angin siang
tergolong lemah diukur evaporasinya dengan menggunakan Panci Colorado yang
diletakkan pada daerah hijau dengan jarak 50 meter dari rumpun tanaman. Besamya
Epanci tenikur=8 mm /hari. Berapa evapotranspirasi tetapan untuk bulan tersebut?
18. Wilayah pertanian yang terletak pada 25° Lintang Selatan pada bulan Januari
ditanami biji-bijian, bertemperatur rata-rata 28"C. Berapa besamya nilai
evapotranspirasi tetapan pada bulan tersebut?
19. Daerah pertanian terletak pada 20° Lintang Selatan dan ketinggian 250 m, pada
bulan Januari ditanaroi Kentang, menrilild temperatur rata-rata 26°C, kelembaban
relatif udara 50%, kecepatan angin siang malam rata-rata 4 rn/detik, perbandingan
kecepatan angin siang dan malam adaiah 2, penyinaran matahari rata-rata 3 jam/hari.
Berapa besar evapotranspirasi tetapan pada bulan tersebut?
20. Daerah pertanian terletak pada 30°LS dan pada ketinggian 300m pada bulan
Januari ditanami Jagung, memiliki temperatur rata-rata harian 24°C, kelembaban
udara relatif 80%, penyinaran matahari rata-rata 6 jam, kecepatan angia siang-malam
2 m/detik diukur pada ketinggian 2.5 m, perbandingan kecepatan angin siang-
malam==2.5. Berapa evapotranspirasi tetapan pada bulan tersebut bila koefisien
refleksi Albedo=0.20.
21. Daerah pertanian dengan kelembaban udara relatif 60%, kecepatan angin siang
tergolong lemah diukur evaporasinya dengan menggunakan Panci Colorado yang
diletakkan pada daerah hijau dengan jarak 50 meter dari runipun tanaman. Besamya
Epanci terukur=8 mm /hari. Berapa evapotranspirasi tetapan untuk bulan tersebut?
22
3.1 Faktor Tanaman (Kc)
9 1.05 90 1.02
20 1.05
21 0.80
22 0.80
23 0.60
24 0.60
Sumber: Prosida
Jenis Tanaman Awal Tanam Lama Waktu Tiap Tahap Pertumbuhan (hari)
1 2 3 4
Kacangtanah Juli 25 35 45 25
Kedele Mei 20 35 60 25
Juni 20 30 60 25
Desember 15 15 40 15
Kentang Oktober 25 30 30 20
Desember-Jul 25 30 45 30
Juni 30 35 50 30
0
Mentimun Juni-Agustus 20 30 40 15
Merica Mei-Jan 30 35 40 20
Oktober 30 40 110 30
Semangka Mei 25 35 40 20
Nopember 30 45 65 20
Tomat Oktobr 30 40 40 25
Mei 30 40 45 30
45
Wortel April 20 30 30 20
Mei 25 35 40 20
Oktober 30 40 60 20
23
Tabel 3.3 Faktor Tanaman Kc
3 4 3 4 3 4 3 4
JENIS TANAMAN
Kacang Tanah 1.05 0.60 1.10 0.60 0.95 0.55 1.00 0.55
Langkah:
Untuk tahap pertumbuhan 1 mengikuti faktor pada Gambar 3.1
Faktor untuk tahap pertumbuhan 2 adalah interpolasi antara tahap Idan tahap 3
pada Gambar 3.2.
Faktor tahap pertumbuhan 3 dan 4 seperti yang ditunjukkan dalam Tabel 3.3
Gambar 3.1
Faktot Kc rerata untuk tahap pertumbuhan tanaman sesuai frekfensi pemberian air/hujan
signifikan.
24
3.3.1 Penentuan Faktor Kc
25
Koreksi lain yang perlu
dilakukan terhadap ETcrop
adalah adanya perbedaan jarak
daerah perencanaan terhadap
laut seperti yang ditunjukkan
pada Gambar 3.4.
Walaupun dalam hal ini belum
ada petunjuk untuk koreksi
namun periu dilakukan
pengamatan yang lebih teliti.
26
Gambar 3.5 Faktor koreksi untuk ETcrop bila ditentukan berdasarkan data
ikiim yang dikumpulkan dari daerah lain atau daerah irigasi yang telah
27
Ditinjau dari sumbernya dapat dibedakan menjadi 3 kelompok yaitu
sumber yang berasal dari air hujan (sawah tadah hujan), sumber yang
berasal dari air permukaan (sungai, danau, waduk, rawa), dan sumber
yang berasal dari air bawah tanah baik berupa (air tanah).
Bila terdapat waduk alam (danau atau rawa) yang dapat menampung
air, maka keadaan alam ini dimanfaatkan (melalui perbaikan dan
pembangunan) dengan tetap dijaga kelestariannya
Bila air tanah dalam menjadi satu-satunya sumber yang dapat
dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan air, maka perlu dilakukan
pengeboran dan pemasangan instalasi pompa. Mengingat sistem irigasi
ini memerlukan dana besar tidak saja pada saat
28
4.1 Kebutuhan Air Netto
29
Metode Tahun Dasar
Dari Sta.X urutkan hujan tahunan dan pilih yang paling kecil, yaitu
merupakan tahun yang dianggap mewalali data hujan selama periode
tersebut sebagai tahun dasar (tahunY), Selanjutnya ambil data hujan
harian Sta.X selama tahun Y dan cermati angka-angka nya untuk
dianalisa lebih lanjut dengan pedoman sebagai berikut:
1. Hujan individual < 5 mm tidak diperhitungkan sebagai hujan efektif
(dianggap tidak ada hujan)
2. Hujan yang diperhitungkan sebagai hujan efektif adalah hujan antara
5-36 mm
3. Hujan yang terjadi berturut-turut (walau < 5 mm dan diselingi tanpa
hujan 1 hari) diperhitungkn sebagai hujan efektif
4. Bila jumlah hujan > Re, maka Re adalah hujan efektif, sebaliknya
bila hasil perhitungan < Re, maka hasil perhitungan sebagai hujan
efektif. Re = 30 + 6 , N, dengan N adalah jumlah hari hujan yang
berturutan.
Contoh 4.1: Data hujan harian dari suatu stasiun dan tahun yang, terpilih
telah ditabelkan. Cari besarnya hujan efektif untuk bulan Januari?
Tgl Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sep Okt Nop Des
1 1 4 0 1 1 0 0 0 0 0 41 0
2 13 6 2 25 0 ,0 0 0 0 0 12 0
3 16 2 0 3 1 0 0 0 0 0 0 0
4 18 16 36 7 0 0 0 0 0 0 15 0
5 5 0 1 5 0 0 0 0 0 0 13 0
6 21 27 6 0 3 0 0 0 0 42 48 0
7 35 0 8 2 0 0 0 0 0 0 0 10
8 0 0 0 10 0 0 0 3 0 0 0 21
9 13 0 0 0 3 0 0 0 0 0 0 0
10 0 22 0 0 2 0 1 0 0 0 0 2
11 1 0 1 5 0 0 0 0 0 0 71 0
12 1 0 0 2 4 0 0 0 0 0 22 9
13 1 0 0 50 0 0 0 0 0 0 0 60
14 0 42 1 1 0 0 0 0 0 0 0 4
15 0 19 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
30
15 0 19 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
16 34 10 0 16 0 0 0 0 0 0 1 4
17 36 14 1 41 0 0 0 0 0 0 1 2
18 33 8 14 3 0 0 0 0 0 1 0 1
19 2 8 0 3 0 0 0 0 0 0 0 31
20 0 35 0 5 0 0 0 0 0 0 3 1
21 0 1 7 0 0 0 0 0 0 0 0 7
22 10 16 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0
23 0 0 16 0 0 6 0 0 0 0 0 8
24 11 0 9 3 0 0 0 0 0 0 0 1
25 1 0 11 2 0 0 0 0 0 0 0 0
26 0 0 0 9 3 0 0 0 0 0 0 31
27 9 0 236 0 1 0 0 0 0 0 13 0
28 0 0 0 3 0 0 0 0 0 0 0 49
29 0 24 3 0 0 0 0 0 0 1 6
30 0 11 8 0 0 0 0 0 0 0 16
31 0 0 0 0 0 0 15
Jml hari hj 19 15 17 21 8 1 1 1 0 2 12 19
Penyelesaian:
Perhatikan hujan pada bulan Januari Tanggal 1-13:
31
4.1.3 Kontribusi Air Tanah (Ge) dan Air Tanah Dalam Pori
(Wb)
Khusus untuk padi, sebelum padi ditanam, tanah harus diolah agar tidak keras
dan unsur hara dapat merata. Selama periode tanam, kebutuhan air terbanyak
adalah pada saat pengolahan tanah. Pada saat ini diperlukan penggenangan air
dalam beberapa hari agar tanah lunak Banyaknya air yang dibutuhkan selama
periode pengolahan tanah berkisar antar 150-250 mm, atau dapat dihitung:
Wp = A.(S + 0.5.P ( n-1 ).10 …………………………..…….. (4.4)
dengan:
Wp = jumlah air saat pengolahan (m3)
A = luas tanah yang diolah (ha)
S = tinggi air genangan (mm), yaitu air untuk penjenuhan (Zijistra)
ditambah tebal lapisan air genangan 50 mm
P = perkolasi (mm)
n = lama waktu pengolahan (hari), 30-45 hari tergantung luas,
tenaga kerja.
faktor 10 muncul untuk konversi satuan.
32
Adapun besarnya perkolasi dapat diestimasi sesuai dengan keadaan tanah
sebagai berikut:
1 6 6
2 2 5
3 2 4
4 0-1 0-3
33
Persamaan Transformasi Zijistra
34
4.3 Kebutuhan Air Total
Dalam perhitungan kebutuhan air irigasi total, air pencucian (leaching,
Lr) untuk membuang akumulasi penggaraman di zone perakaran harus
diperhitungkan, Selain itu, ada kehilangan air selama operasional dan
sepanjang pengaliran air (Ep), yang besarnya diperhitungkan untuk
setiap jenis saluran Dengan diketahuinya In, Lr, dan Ep selanjutnya.
dapat dihitung volume air yang diperlukan untuk irigasi, yaitu:
V = Ep ∑ 1A−.InLr I ………………………………………………( 4.10)
10
i
dengan:
Vi = volume kebutuhan air irigasi(m/bulan)
Ep = efisiensi irigasi
A = luasan tanaman. Ha
In = kebutuhan air irigasi netto (mm/bulan)
Lr = kebutuhan air untuk pencucian (mm/bulan)
faktor 10 muncI untuk konversi satuan In dari mm/bulan ke m/bulan.
Kebutuhan air untuk pencucian (Lr) diperhitungkan berdasarkan ekstraksi kejenuhan tanah
(ECe) dalam mmhos/cm dan kualitas air irigasi (Ecw) yang dinyatakan dalam konduktivitas
listrik (mmhos/cm): Untuk evaluasi pengaruh kualitas air irigasi pada kegaraman tanah,
permeabilifas dan keracunan, Tabel 4.2 dapat digunakan. Selanjutnya berdasarkan nilai pada
Tabel 4.2 dan Tabel 4.3, besamya Lr untuk efisiensi pencucian tertentu (Le) dapat dicari
sesuai dengan dengan persamaan:
untuk irigasi permukaan (termasuk sprinkler):
ECw
Lr = 5.ECe − ECw . 1 …………………………………………( 4.11 )
untuk irigasi dengan
Le frekuensi pemberian tinggi (hampir tiap hari):
ECw
Lr = 2.ECeMax . 1 ………………………………………….( 4.12)
Le
dengan:
Ecw : konduktivitas listrik dari air irigasi (mmhos/cm), Tabel 4.2
Ece : konduktivitas listrik dari tanah, Tabel 4.3
ECeMax : konduktivitas listrik maksimum dari tanah, Tabel 4.3
Le : efisiensi pencucian
35
Tabel 4.2 Pengaruh Kualitas Air Irigasi Pada Kegaraman Tanah,
Permeabilitas, dan Keracunan (Ayers & Westcot, 1976)
Tidakada Sedang Berat
Salinitas
Permeabilitas
Toksit
36
Tabel 4,4 Efisiensi Irigasi (Ep)
• Efisiensi Saluran Pembawa (Ec) ICI/ILRI USDA
Padi 0.32
37
Dalam operasi dan perencanaan sistem distribui air, banyaknya air yang
dibutuhkan untuk tiap petak sawah dinyatakan dengan banyaknya aliran
air (q), lama waktu suplesi (t). Maka besarnya suplesi (q.t)dapat dicari
dengan:
10
q.t = ( p.sa ) D. A ……………………………………………( 4.16 )
Ea
dengan q = banyaknya aliran air ( m3/dt ). Tabel 4.7
t = lama waktu suplesi ( dt )
A = Luas Areal yang disuplesi ( ha )
Tabel 4.5 Hubungan antara gaya tarik air tanah dalam bar
(atmosfir) dan ketersediaan air tanah (Sa) dalam mm/m
kedalaman air.
Gaya tank air tanah (atmosfir) 0.2 0.5 2.5 1.5
38
Tabel 4.6 Hubungan.D, p, dan p.Sa untuk Tiap Jenis tanaman
39
4.5 Metode Saluran air
40
Faktor lama waktu suplesi:
T
ft = ……………………………………………( 4.19 )
I
dengan:
ft = faktor lama waktu suplesi
T = lama waktu durasi (hari)
I = interval suplesi (hari)
Faktor perencanaan:
a = α = 86400.Q max
V max
……………………………………. ( 4.20 )
dengan:
α = faktor perencanaan
Qmax = kapasitas saluran atau aliran air maksimum (m3/dt)
41
4.5.2 Suplesi Giliran
4.6.1 PetakSawah
Petak sawah yang dimiliki oleh seorang petani atau lebih dengan mengambil air
dar bangunan sadap yang ada di saluran tersier (box,tersier).Kumpulan dari petak
kuarter adalah petak tersier. Beberapa petak tersier tergabung menjadi satu dan
dilayani oleh air dari saluran sekunder disebut petak sekunder. Saluran primer
umumnya tidak melayani air pada petak secara langsung.
Petak tersier mengikuti kriteria sebagai berikut:
luas petak diusahakan seragam
luas petak tersier untuk daerah pegunungan/berbukit 50 ha, daerah dataran 50-
100 ha
Pemberian air ke suatu petak harus melalui bangunan pengatur dan pengukur
debit
Batas petak harus tegas dan mengikuti batas yang sudah ada
Petak tersier harus merupakan satu kesatuan yang dalam batas administrasi desa
Air yang lebih harus dapat dibuang segera
Letak petak sebaiknya langsung setelah bangunan sadap
Setiap petak tersier harus mendapat air hanya dari satu bangunan sadap
Jarak sawah terjauh yang dilayani dari bangunan sadap maksimum 3km
42
4.6.2 Jaringan Saluran Irigasi
43
5.Ketersediaan Air
Air di sumbernya sering kali tidak sesuai dengan kebutuhan baik
ditinjau dari sisi waktu,kualitas, kuantitas, maupun lokasinya.
Mengingat air di sumber yang sering digunakan adalah air sungai
maka analisis keberadaan air sungai sangat diperlukan sehingga segala
keperluan perencanaan yang berkaitan dengan keberadaan air di
sumbemya dapat terpenuhi. Adalah sangat mustahil merencanakan
pengembangan sawah dengan luasan maksimal sedangkan air yang
tersedia untuk memenuhi kebutuhannya tidak mencukupi.
Analisis ketersediaan air yang diperlukan berdasarkan satuan waktu
yang relatif singkat karena hasil analisis akan diperlukan untuk
pemenuhan kebutuhan air bagi tanaman yang meniiliki periode
pertumbuhan yang relatif singkat pula Umumnya satuan periode waktu
yang diperlukan adalah 10 hari, 15 hari, atau 30 hari (bulanan). Bila
data yang diperlukan untuk analisis tidak diperoleh dilapangan maka
umumnya satuan periode waktu yang digunakan paling lama adalah 30
hari (bulanan).
44
5.1.2 Faktor Evapotranspirasi
Daerah tangkapan Air tererosi 10-40 naik 10% per bulan kering
Lahan diolah (sawah, ladang) 30-50 naik 10% per bulan kering
45
Bila bulan berikutnya termasuk kategori bulan lembab, maka besamya
faktor-m dipandang tetap yaitu sama dengan faktor-m bulan sebelunmya.
Selanjutaya bila bulan berikutnya termasuk kategori bulan basah, berarti
daun-daun mulai tumbuh, maka faktor-m akan menurun. Penurunan
faktor-m bisa antara 10 sampai 20 % tetapi tidak mungkin mencapai nilai
0 (nol), kecuali untuk daerah hutan lebat, hutan sekunder, dan daerah
perkebunan.
Sebagai petunjuk untuk menentukan faktor-m, cari terlebih dulu bulan
basah yang terakhir pada tahun pertama tmjauan. Sesuaikan dengan
kondisi tanah termasuk kategori apa (kolom 1 pada Tabel 5:1) dan
tentukan nilai m untuk akhir musim hujan sesuai nilai dalam Tabel 5.1
kolom 2. Untuk bulan-bulan berikutnya pastikan bulan tersebut termasuk
bulan apa (kering, lembab, atau basah) dan ikuti aturan penentuan faktor-
m yaitu penambahan, tetap, atau berkurang,
46
5.1.5 Kecepatan Infiltrasi (I) & Resesi (K)
Kecepatan aliran air per satuan waktu yang masuk secara vertikal ke dalam
tanah disebut kecepatan infiltrasi, Besamya kecepatan infiltrasi sangat
tergantung pada kondisi air tanah yang sudah ada, tekstur tanah, dan
kemiringan tanah. Tanah dalam keadaan kering akan memiiiki kecepatan
infiltrasi yang lebih tinggi dibandingkari dengan tanah yang sudah basah
apalagi yang sudah jenuh. Lahan yang datar akan memiliki kecepatan infiltrasi
lebih tinggi dibandingkan dengan lahan yang lebih miring. Besarnya kecepatan
infiltrasi berkisar antara 0 untuk tanah jenuh dan kedap air (berarti tidak terjadi
infiltrasi) sampai dengan 1 untuk tanah kering, porous dan landai (infiltrasi
terjadi secara penuh)
Sedangkan faktor resesi menunjukkan besarnya pengurangan aliran dasar .
Bila tanah masih memiliki kandungan air cukup, maka besamya faktor resesi
adalah 0. Sebaliknya bila kandungan air dalam tanah berkurang maka aliran
dasar dalam sungai juga berkurang, berarti faktor resesi bertambah Bila
keadaan sungai mendekati kering, besarnya faktor resesi mendekati nilai 1.
Pada umumnya nilai K ditambah nilai I sama dengan 1
01 data hujan tiap bulan selama tahun pengamatan (P) 10 Sm = Sm(bulan sebelunmya) + Ss
09 Ss = Sm - Sm(bulan sebelumnya)
47
Keterangan:
48
Data berikut berlaku sepanjang simulasi:
Catchment :? Initial Storage :? mm
Faktor I :? Soil Moisture Cap. :? mm
FaktorK :?
06 (E)
07 (Et)
08 (A)
dst.
Khusus step-04 (faktor-m) pengisiannya hams secara simultan sesuai dengan data hari
hujan dan perubahannya secara berangsur/ teratur, Perhitungan untuk baris/step yang
lain juga berlangsung secara simultan dengan memperhatikan hasil perhitungan pada
bulan sebelumnya
49
6.1 Macam Saluran Irigasi
Penampang saluran irigasi dapat berbentuk trapesium, segi empat,
tapal kuda atau lingkaran. Bentuk penampang ini ditentukan oleh
bahan dasar dan tebing saluran. Bentuk penampang saluran trapesium
umumnya dipakai pada saluran yang dibuat langsung pada tanah
(saluran tanpa lapisan). Bentuk segi empat atau tapal kuda umumnya
digunakan pada saluran yang melalui tanah batuan, saluran yang
dilapisi pasangan batu atau beton.
Saluran harus direncanakan agar memenuhi persyaratan pengaliran,
yaitu aliran tidak menimbulkan gerusan dan endapan. Rute saluran
juga harus direncanakan ekonomis, yaitu pendek dan sedapat mungkin
menghindari timbunan tinggi atau galian dalam. Pada daerah
pegunungan, saluran umumnya terpaksa dibuat curam untuk
menyesuaikan dengan keadaan medan. Saluran ini umumnya disebut
saluran curam (yhute).
50
R = ( 6-7 ) x B ………………………………………..( 6.01 )
Atau:
R = ( 15 x d …………………………………………..( 6.02 )
Atau :
R = 10 x b …………………………..……...…………( 6.03 )
dengan:
R = jari-jari belokan minimum (m)
B = lebar muka air di saluran pada aliran debit maksimum (m)
d = tinggi air normal di saluran pada aliran debit maks (m)
b = Lebar dasar saluran (m)
51
Besarnya kecepatan pengaliran maksimum untuk masing-
masing jenis lapisan dapat dipakai batasan sebagai berikut;
52
Tabel 6.1 Koefisien moritz
53
d = tinggi air normal di saluran ( m )
m = kemiringan tebing saluran. ( H : V= 1 :m )
S = kemiringan dasar saluarn ( m/m)
n = angka kekasaran Manning. Tabel 6.2
4 Saluran alam
54
6.2.3 Perhitungan Dimensi Saluran
a. Kemiringan Saluran
Tahap awal dalam penentuan dimensi saluran adalah menentukan
besarnya kemiringan dasar saluran. Kemiringan dasar saluran yang
diambil harus sedemikian rupa, sehingga dimensi saluran yang
dihasilkan sesuai dengan keadaan lapangan. Dengan bantuan angka
dalam Tabel 6.3, kemiringan dasar saluran dapat ditentukan:
Berdasarkan Q yang direncanakan, dapat dipilih: b/d, V, dan m
Selanjutnya dapat dihitung:
# A = Q/V………………………………………….….(6.12)
# A = (b + m . d ) x d…………………………………(6.13)
dengan substitusi bilangan b/d dalam persamaan 6.13, dan
menyamakan persamaan 6.12 dengan persamaan 6.13, maka besarnya
d dapat dicari. Berdasarkan nilai d dan perbandingan b/d yang
diperoleh dari Tabel 6.3, maka nilai b diperoleh. Agar rencana dapat
dilaksanakan dengan baik, nilai b dibulatkan 1 (satu) angka di
belakang koma.
A = (b + m. d) x d …………....................................... (6.14)
P = b + 2 x d ( l + m )0.5 ………….............................. (6.15)
2
R = A/p ……………………………………………. (6.16)
Berdasarkan nilai V yang diambil dari Tabel 6.3, nilai R dari persamaan
6.l6, dan nilai n dari Tabel 6.2, maka besarnya S dapat dicari, yaitu:
# S =( ( V x n ) / (R 2 / 3 ) 2 …………………………………..(6.17)
55
b. Tinggi Air Saluran
Tinggi air saluran dapat dibedakan atas 2 (dua) macam, yaitu:
Tinggi air normal, yaitu tinggi air saluran yang diperhitungkan atas dasar
100% Q rencana.
Tinggi air rendah, yaitu tinggi air saluran yang diperhitungkan 2/3
atas dasar
70% Q rencana.
Untuk mengetahui tinggi air di saluran, dilakukan cara coba-coba,
sebagai berikut:
A = ( b + 2 x d ) x d …………………............................... (6.18)
P = b + 2 x d ( l + m ) 0.5 ................................................ (6.19)
2
56
c. Kecepatan Aliran
Dari hasil perhitungan a dan b di atas, selanjutnya dapat dihitung besamya
kecepatan aliran yang sebenarnya terjadi di saluran sesuai dengan parameter
yang telah ditetapkan, yaitu:
2/3
V = (R .S1 / 2)/n………………………………………(6.25)
Besarnya kecepatan pengaliran (V) yang terjadi harus masih dalam batas yang
diizinkan. Jika ternyata V yang terjadi di luar dari batas yang diizinkan harus
dilakukan perubahan pada variabel yang lain. Perubahan dapat dilakukan pada:
Kemiringan dasar saluran atau pada
Lebar dasar saluran.
57
Meskipun sudah ada pedoman tersebut di atas, tinggi air dalarri saluran
dibatasi tidak lebih dari 1,50 meter. Hal ini dimaksudkan agar keamanan
bagi penduduk di seldtar saluran dapat dijamin.
Lebar tanggul saluran irigasi dibuat sedemikian rupa sehingga dapat dilalui
orang. Selain itu, sepanjang saluran induk dan sekunder, di mana debit
pengalirannya cukup besar, diperlukan jalan inspeksi dengan perkerasan
agar dapat dilalui kendaraan roda empat. Lebar tanggul dapat dibuat
berdasarkan besarnya debit seperti dalam Tabel 6.3. Saluran subsekunder
dan tersier tidak perlu jalan inspeksi.
58