Abstrak
Perencanaan ini didasarkan pada banyaknya bangunan yang didirikan pada kawasan Komplek
Perumahan Belimbing Kecamatan Kuranji Kota Padang yang dapat memberikan efek
perubahan terhadap tata guna lahan (land use), dimana lahan hijau yang semula difungsikan
sebagai daerah resapan air berubah menjadi daerah perumahan. Sehingga air permukaan
tidak lagi dapat meresap ke dalam tanah, tetapi mengalir di permukaan sebagai run off. Oleh
karena itu diperlukan sistem drainase yang baik agar genangan air dapat dialirkan ke saluran
terdekat. Pada Perencanaan drainase kawasan perumahan Belimbing data geografis dilakukan
pengukuran dilapangan dengan alat theodolit dan waterpass sebagai data Primer. Data
pendukung perencanaan didapat dari dinas PSDA dan BPS Sumatra barat seperti data curah
hujan, peta topografi, data Penduduk. Analisa curah hujan dilakukan dengan metode Rata-rata
aljabar,poligon thiessen dan ihsoyet. Perencanaan dimensi Saluran pada aliran seragam
digunakan metode robert Manning dan analisa aliran pada daerah muara, merupakan aliran
lambat laun digunakan cara sederhana dengan metode tahapan standart. Dari hasil
Perhitungan di dapat saluran tersier penampang persegi b = 0,60 m, h = 0,50 m, pada
penampang trapesium b = 0,70 m, h = 0,50 m, m = 1. Pada Saluran Sekunder penampang
persegi b = 0,80 m, h = 0,50 m, pada penampang trapesium b = 0,80 m, h = 0,60m, m = 1.
Untuk penampang saluran primer dengan penampang trapesium b = 2,5 m, h = 1,7 m, m = 1.
.
Kata Kunci: Drainase, perencanaan, aliran seragam dan aliran lambat laun
Pembimbing I Pembimbing II
Abstract
Planning is based on many buildings housing founded in kawasan komplek carambola kuranji
sub-district the city could give effect to change against the land ( land ), use where land hijau
site functioned as water catchment area turned into residential area. So water surface no
longer may percolate into the ground, but flowing in a surface as run off.Hence necessary
drainage system good to puddle can be piped to the nearest.Planning on drainage residential
carambola data geographical done measurement field with a theodolit and waterpass as data
primary. Data advocates planning obtained from dept. psda and bps sumatra as west of
precipitation data, map topographical, citizens data.Analysis rainfall done by method average
algebra, a polygon thiessen and ihsoyet.Planning dimensions channel on flow uniform used
method of robert manning and analysis flow on regional muara, is flow ll eventually used
simple manner by method stage standart. The result of reckoning in the tertiary can cross
section square metres, b = 0.60 dd = 0.50 m, in b = section trapezoid 0,70 m, dd = 0.50 m,
moderati = 1.Cross-section of the secondary square metres, b = by 0.80 dd = 0.50 m, in cross
section trapezoid b = by 0.80 m, dd = 0,60m, moderati = 1.To cross section the primary with
cross section trapezoid b = 2,5 m, dd = 1.7 m, moderati = 1
Keywords: Drainage, planning, the flow of uniform and a slow stream gradually trade
Pendahuluan daerah resapan air berubah menjadi
Drainase yang berasal dari bahasa perumahan. Sehingga hal ini dapat
inggris drainage mempunyai arti menyebabkan air permukaan yang semula
mengalirkan, menguras, membuang atau menyerap ke dalam tanah sekarang mengalir
mengalirkan air. Dalam bidang teknik sipil, di permukaan dan langsung masuk ke saluran
drainase secara umum dapat didefinisikan drainase yang ada. Pada saat terjadi curah
sebagai suatu tindakan teknis untuk hujan yang tinggi ,air melimpah ke luar
mengurangi kelebihan air, baik yang berasal saluran karena tidak cukupnya kapasitas
dari air hujan, rembesan, maupun kelebihan saluran drainase yang ada
air irigasi dari suatu kawasan/lahan, sehingga Salah satu kawasan yang rawan
fungsi kawasan/lahan tidak tertanggu. terhadap banjir dan genangan adalah
Drainase dapat juga diartikan sebagai usaha Kawasan Perumahan Belimbing kecamatan
untuk mengontrol kualitas air tanah dalam kuranji. Yang penyebabnya adalah durasi
kaitanya dengan salinitas ( Suripin,2003 ). hujan yang turun lebih lama dan limbah
Sedangkan drainase perkotaan adalah penduduk yang tidak terkontrol dengan baik
ilmu drainase yang mengkhususkan sehingga kawasan ini akan mengalami banjir
pengkajian pada kawasan perkotaan yang atau genangan.
erat kaitannya dengan kondisi lingkungan Pada umumnya penanganan drainase
fisik dan lingkungan sosial budaya yang ada masih tidak merata, sehingga tidak
di kawasan kota tersebut (Dharma, 1997). menyelesaikan permasalahan genangan
Menurut Suripin (2003) akar secara tuntas. Pengelolaan drainase perkotaan
permasalahan banjir di perkotaan berawal harus dilaksanakan secara menyeluruh,
dari pertambahan penduduk yang sangat dimulai dengan tahap perencanaan,
cepat, di atas rata- rata pertumbuhan kontruksi, operasi dan pemeliharaan, serta
nasional, akibat urbanisasi, baik migrasi ditunjang dengan peningkatan kelembagaan,
musiman maupun permanen. pembiayaaan serta partisipasi masyarakat (
Salah satunya dalam hal penataan Suripin.2003)
bangunan. Semakin banyaknya bangunan Metodologi
yang didirikan memberikan efek perubahan Dalam perencanaan ini untuk
terhadap tata guna lahan (land use) dimana menghitung curah hujan rata – rata, ada 3
lahan hijau yang semula difungsikan sebagai metode yang harus di ketahui yaitu :
a. Metode rata – rata aljabar. Dalam menghitung debit banjir air hujan
b. Metode poligon thiessen. ini, dapat dihitung dengan menggunakan
c. Metode isohyet. metode Rasional (Suripin,2003) yaitu:
Q = 0,278.C.I.A
2
Tabel 1 : Curah Hujan Harian Maksimum
R 24 3
Rata-Rata I
N Stasiun Penakar Hujan 24 t c
o Tahun Suliki Tanjung Pati Koto Tinggi 0.385
0.87 * L2
1
2
2003
2004
65
50
96
65
92
96
tc
3 2005 60 68 77 1000 * S
4 2006 142 86 71 H
5 2007 72 78 99 S
6 2008 73,5 75 60,5 L
7 2009 72 100 70,5
8 2010 65 145 70 Dimana :
9 2011 140 70 100,6
10 2012 66 66 120 I = Intensitas curah hujan (mm/jam)
(Sumber :Perhitungan ) tc = Waktu konsentasi (jam)
S = Kemiringan saluran (m)
Setelah di dapatkan data curah hujan
Setelah di hitung intensitas curah
selanjutnya kita dapat menentukan metoda
hujan selanjutnya debit rencana air hujan
yang digunakan untuk menentukan frekuensi
dihitung berdasarkan perhitungan intensitas
curah hujan dengan menhitung faktor
curah hujan dengan menggunakan metode
deskriptornya statiknya yaitu
rasional yaitu:
Rata-rata (Xr, Yr)
Standar Deviasi (S) Qah= f. C. I. A
Koefisien Variant (Cv)
= 0.278*0.75*60.6699*0.008515
Koefisien Skew (Cs)
Koefisien Kurtosis (Ck) = 0.11837m3/dt
Dalam menghitung debit rencana, Setelah didapatkan debit banjir rencana air
dibutuhkan juga perhitungan debit air kotor hujan dan debir recnana air kotor setelah itu
yang membutuhkan data jumlah penduduk langsung kita hitung debit banjir rencana
yang berguna untuk menentukan laju dengan memakai rumus :
pertumbuhan penduduk yang hasilnya yaitu : Qbr = Qah + Qak
Dimana :
Secara geometrik = 0,012
Qbr = debit banjir rencana
Secara eksponensial = 0,011
Qah = debit air hujan rencana
Untuk memperkirakan debit air kotor,
Qak = debit air kotor atau air buangan
terlebih dahulu diketahui jumlah pemakaian
air rata-rata setiap orang dalam satu hari, Setelah itu dilanjutkan untuk menghitung
dianggap pemakaian dalam satu jam perencanaan dimensi saluran
maksimum adalah 10% dari kebutuhan air Dalam menghitung dimensi saluran drainase
dalam satu hari. Dianggap pemakaian air untuk kawasan Perumahan Belimbing
dalam satu hari adalah 10 jam. Berdasarkan direncanakan penampang saluran berbentuk
hal tersebut maka jumlah air kotor yang segi empat, dengan pertimbangan saluran ini
dibuang setiap hari dapat dihitung dengan dapat menghemat lahan serta mudah dalam
rumus : pemeliharaannya.
Dalam menghitung dimensi saluran
digunakan asumsi sebagai berikut :
Contoh Perhitungan debit air kotor
saluran Sekunder ruas P1-P2 Besarnya jagaan (Freeboard) yang
dipakai yaitu 30 cm
Pn = 2615 jiwa
Nilai koefisien kekasaran Manning
dipakai 0,020 (susunan batu dengan
-3 3
= 1.667 * 10 m /det
adukan semen dan diplester)
A = 57,41 Ha
Nilai kemiringan dasar saluran
= 0,5741 Km2
berdasarkan masing-masing ruas
* * Contoh perhitungan
drainaseSekunderberbentuk persegi ruas P1-
* * *
P2
Data :
= 0.0061 m3/det
Q = 0.48808 m3/dt
Qak = 0.0061 * 0.008515
n = 0,020
= 0.0000517 m3/det
S = 0.004225352
b = h Kecepatan aliran (V)
Penampang hidrolis saluran segi empat 2 1
1
Luas (A) = b x h V R3 S 2
n
Luas (A) = h x h = h2 1
2 1
V 0.16 3 0.001063977 2
Keliing basah (P) = b + 2h 0,02
1
P = h + 2h = 3h V 0.302853 0.03262
0,02
A
Jari-jari hidrolis (R) = = V 0.4939m / dt
P
4m² = 1 + m² ; m
1
1
(4.8) Q = 0.48808 m3/dt
3 3 n = 0,020
3m² = 1 S = 0.004225352
1 1
Nilai (m) disubstitusikan ke dalam m 0,57735 0,58
3 3
persamaan (4.6) maka persamaan yang
Dengan menggunakan persamaan
diperoleh adalah :
Manning :
Q=AxV Tinggi jagaan (freeboard) (F) = 0,3 m
2
1 h 3
1 Tinggi saluran (H)
h 2
3 x xS 2
n2 = h+F
h = 0,50 m
= 0,53 m + 0,3 m = 0.83
diperoleh : m
1
2
1
1 2 1 H = Tinggi permukaan air (m)
= R S =
3 2
0,25 0.00457 2
3
n 0,02
= 0,86 m/dt
Contoh perhitungan gorong – gorong Kekasaran saluran (n) = 0,025
Data : nilai Q masing-masing posisi
(1 : m) = 0,6
Gorong-gorong Posisi S26-S28
Dari data di atas dibuat perhitungan tabel
Q = Q Ruas S33-S26 + Q Ruas S25-S26
dengan tahapan rumus-rumus seperti berikut
=0.04541 + 0.03556
:
= 0.08097 m3/det
Kedalaman kritis (Yc) .......... (kolom 1)
Jadi perhitungan selanjutnya :
Psi = (m^1,5xQ)/((g^0,5)x(b^2,5))
C = 0,9 (untuk ujung persegi)
= (0,6^1,5x16,00437)/((9,81^0,5)x(2,4^2,5))
H = diambil 0,9 B = 0,0415
= 1,29 m
Analisa Air Balik / Back Water Luas penampang basah (A) ...........(kolom 2)
Debit (Q) = 16,00 m³/dt Keliling basah saluran (P) .... (kolom 3)
........(kolom 10)
Kecepatan aliran (V) ........ (kolom 5)
Sf 1 Sf 2
Sf rata-rata =
Q 2
(V) =
A
16,00437
= So - Sf rata-rata ........... (kolom 11)
20,12
E 2 E1
= 4,1518 m/dt ΔX= ..(kolom 12)
So - Sf rata - rata
Tinggi energi kecepatan aliran (V²/2g)
...................... (kolom 6)
Panjang aliran balik (X)........ (kolom 13)
4,1518 2 X = ΔX1 + ΔX2
(V²/2g) = = 0,87856 m
2.9,81
Kesimpulan
Tinggi energi (E) .....................(kolom 7)
Berdasarkan pembahasan yang telah
2
V dilakukan, yaitu mulai dari pengolahan
E= h
2.g sampai pada tahap perhitungan dimensi
saluran, maka dapat diambil kesimpulan
4,15182
= 1,29+ sebahai berikut
2.9,81
Daftar Pustaka
Gambar : Penampang Saluran Drainase
Sekunder
Suripin, M, Eng, Dr, Ir, “Sistem Drainase
(Sumber :Perhitungan )
Perkotaan Yang Berkelanjutan”, Penerbit
Andi, Yogyakarta, 2004.