Magister Arsitektur, Sekolah Arsitektur Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan, Institut Teknologi Bandung.
Abstrak
Perkembangan bangunan merupakan salah satu sektor penyumbang terbesar terjadinya pemanasan
global. Hal ini terlihat pada penggunaan material bangunan yang berasal dari sumber daya alam
yang tak terbaharukan, serta penggunaan Bahan Perusak Ozon (BPO). Untuk itu, diperlukan aturan
yang jelas mengenai penggunaan material pada bangunan yang mengarahkan pada keberlanjutan
lingkungan dan disesuaikan dengan tahapan pengadaaan bangunan. Aturan ini kemudian dapat me-
ngarah pada kriteria bangunan hijau/green bulding. Tulisan ini bertujuan untuk menganalisis
hubungan penerapan aspek material ramah lingkungan (green material) pada kriteria green building
dengan siklus pengadaan material bangunan (building material life cycle). Metode analisis dilakukan
dengan membandingkan kriteria green material yang berasal dari peran kebijakan pemerintah serta
peran Green Building Council Indonesia (GBCI) yang didasarkan pada siklus pengadaan material
bangunan. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa sebagai salah satu aspek penting dalam
pembangunan ramah lingkungan, pemilihan material pada kriteria green material dari kedua peran
sebaiknya diterapkan secara berkesinambungan guna mewujudkan keberlanjutan lingkungan dari
material tersebut.
laannya dan aspek penting penanganan dampak harus berasal dari bahan yang dapat digunakan
perubahan iklim. kembali atau terbarukan, dibuat secara aman
dan efisien tanpa menciptakan polusi atau lim-
Green building merupakan solusi konsep pro- bah yang berbahaya. Pendapat Mulvihill yang
perty untuk mengambil peran dalam mengu- terakhir ini biasanya kita kenal dengan istilah
rangi dampak global warming. Menurut Pera- green material. Sedangkan menurut Wulfram I.
turan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 8 Ervianto (2013), material ekologis atau ramah
tahun 2010, bangunan ramah lingkungan (green lingkungan yaitu material yang bersumber dari
building) adalah suatu bangunan yang mene- alam dan tidak mengandung zat-zat yang
rapkan prinsip lingkungan dalam perancangan, mengganggu kesehatan, misalnya batu alam,
pembangunan, pengoperasian, dan pengelo- kayu, bambu, tanah liat. Selain itu, menurut
laannya dalam aspek penting penanganan dam- Frick & Suskiyatno (2007) bahan bangunan
pak perubahan iklim. Prinsip lingkungan yang dapat diklasifikasikan brrdasarkan aspek peng-
dimaksud adalah mementingkan unsur peles- golongan ramah lingkungannya, seperti bahan
tarian fungsi lingkungan. Salah satu aspek yang bangunan yang dapat dibudidayakan kembali
dilihat adalah penggunaan material, se-hingga (regenerative), bahan bangunan alam yang
material memegang peranan penting terkait de- dapat digunakan kembali (recycling), bahan
ngan tujuan hemat energi dan ramah ling- bangunan alam yang mengalami perubahan
kungan. Pemilihan material bangunan yang transformasi sederhana, bahan bangunan alam
tepat yaitu dengan menggunakan green mate- yang mengalami beberapa tingkat perubahan
rial atau material ramah lingkungan dapat transformasi, serta bahan bangunan komposit.
menghasilkan bangunan yang berkualitas seka-
ligus ramah lingkungan, khususnya peman- Kebutuhan akan pembangunan properti yang
faatan material ekologis atau material yang semakin meningkat mendorong pihak industri
ramah lingkungan. material bangunan untuk menghasilkan inovasi
produk material bangunan yang ramah ling-
Green Material memiliki arti yang lebih luas dari kungan sehingga dapat bersaing di pasar in-
sekedar material ramah lingkungan. Pengertian dustri. Pemilihan dalam produk material menjadi
material ramah lingkungan sendiri pada umum- aspek yang sangat penting dalam mewujudkan
nya menyangkut dari sisi produk material itu konsep Green Building. Menurut Siagian (2005)
sendiri. Material ramah lingkungan adalah mate- terdapat beberapa faktor dan strategi yang
rial yang pada saat digunakan dan dibuang, harus dipertimbangkan dalam memilih material
tidak memiliki potensi merusak lingkungan dan bangunan :
mengganggu kesehatan. Sedangkan, Green Ma-
terial memiliki pengertian lebih besar selain a. Bangunan yang dirancang dapat dipakai
hanya dari sisi produk materialnya saja yang kembali dan memperhatikan
ramah lingkungan. Tetapi, juga meninjau keber- sampah/buangan bangunan pada saat
lanjutan dari sumber material, proses produksi, pemakaian.
proses distribusi, dan proses pemasangan. Serta b. Bahan bangunna tersebut dapat dipakai
dapat mendukung peng-hematan energi (energi kembali (didaur ulang)
listrik dan air), meningkatkan kesehatan dan c. Keaslian material
kenyamanan, dan efisiensi manajemen pera- d. Energi yang diwujudkan (embodied energy)
watan bangunannya. e. Produksi material
f. Dampak dari material
Peneliti senior United State Green Building g. Material yang mengandung racun
Council (USGBC), Martin Mulvihill menyatakan h. Efisiensi ventilasi
bahwa bahan kimia yang digunakan dari sumber i. Teknik konstruksi yang digunakan
bahan baku ke bangunan, dan melalui deko- j. Memprioritaskan material alami
misioning, haruslah aman bagi kesehatan k. Mempertimbangkan durabilitas dan umur
manusia dan lingkungan. Selain itu, material dari produk
MRC.1. Penggunaan Gedung dan Material MRC.6. Material Regional (Regional Material)
Bekas (Building and Material Reuse) Mengurangi jejak karbon dari moda
Menggunakan material bekas bangu- transportasi untuk distribusi dan men-
nan lama dan/atau dari tempat lain dorong pertumbuhan ekonomi dalam
untuk mengurangi penggunaan bahan negeri. Yaitu dengan menggunakan
mentah yang baru, sehingga dapat material yang lokasi asal bahan baku
mengurangi limbah pada pembuangan utama dan pabrikasinya berada dalam
akhir serta memper-panjang usia pe- radius 1.000 km dari lokasi proyek
makaian suatu bahan material. atau masih berada dalam wilayah
Republik Indonesia.
MRC.2. Material Ramah Lingkungan (Environ-
mentally Friendly Material) Dari seluruh aspek penilaian GREENSHIP me-
Mengurangi jejak ekologi dari proses ngenai penggunaan material pada bangunan
ekstraksi bahan mentah dan proses Green, dapat dilihat bahwa kriteria material
produksi material. Yaitu dengan me- sebagai Green Building Material memiliki peran-
nggunakan material yang memiliki nya dan kontribusinya masing-masing dalam
sertifikat sistem manajemen ling- mewujudkan konsep Green Building.
kungan pada proses produksinya,
menggunakan material yang merupa- Kesimpulan
kan hasil proses daur ulang, atau
menggunakan material yang bahan Dari paparan di atas, dapat dilihat bahwa dalam
baku utamanya berasal dari sumber mewujudkan bangunan ramah lingkungan perlu
daya terbaharukan. memperhatikan beberapa aspek penting baik
dalam tahap perencanaan, pembengunan, peng-
MRC.3. Penggunaan Refrigeran tanpa ODP gunaan hingga tahap renovasi. Pemilihan ma-
(Non ODS Usage) terial yang akan digunakan dalam sebuah pem-
Menggunakan bahan yang tidak me- bangunan menjadi salah satu aspek penting
miliki potensi merusak ozon. Yaitu dalam mewujudkan pembangunan ramah ling-
dengan tidak menggunakan bahan kungan. Hal ini dapat dilihat dari peran material
perusak ozon (BPO) pada seluruh sis- yang terwujud dalam tiga tahap pembangunan
tem pendingin bangunan. yaitu pre-building, building operation, hingga
post-building. Hal terpenting dalam menentukan
MRC.4. Kayu Bersertifikat (Certified Wood) sebuah bangunan mengambil peran dalam me-
Menggunakan bahan baku kayu yang wujudkan konsep ramah lingkungan/green buil-
dapat dipertanggungjawabkan asal- ding adalah mencocokkan kriteria dari bangunan
usulnya untuk melindungi kelestarian ramah lingkungan/green building itu sendiri.
hutan. Yaitu dengan menggunakan Dalam paparan ini telah disebutkan bahwa
terdapat dua peran yang mewujudkan kriteria pemerintah dan peran lembaga penilaian Green
Green Building, yaitu dari peran kebijakan Building.
Tabel 1. Perbandingan Penerapan Kriteria Penggunaan Material terhadap Building Material Life Cycle
beton, perancah,
dan alat bantu
lainnya.
Peran Lembaga Penilaian Penggunaan Refrigeran
GREENSHIP Gedung dan Fundamental
Material Bekas (Fundamental
(Building and Refrigerant)
Material Reuse) Penggunaan
Material Ramah Refrigeran tanpa
Lingkungan ODP (Non ODS
(Environmentally Usage)
Friendly Material)
Kayu Bersertifikat
(Certified Wood)
Material Prafabrikasi
(Prefab Material)
Material Regional
(Regional Material)