Disusun Oleh :
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS TEKNIK
MALANG
2019
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan petunjuk serta rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini.
Penyusunan makalah ini merupakan prasyarat yang harus ditempuh untuk tugas
pada mata kuliah Sistem dan OP Irigasi di Fakultas Teknik Jurusan Teknik Pengairan
Universitas Brawijaya Malang.
Makalah ini tentu saja banyak pihak yang turut membantu, untuk itu penyusun
ingin berterima kasih kepada :
1. Ibu Sri Wahyuni, ST., MT., Ph.D. selaku dosen mata kuliah Sistem dan OP
Irigasi,
2. Ibu Ir. Rini Wahyu Sayekti, MS. selaku dosen mata kuliah Sistem dan OP
Irigasi,
3. Teman-teman yang turut serta membantu.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna sehingga
kritik dan saran sangatlah diharapkan dengan tujuan memberi masukan untuk
kedepannya.
Akhir kata semoga penyusunan makalah sebagai tugas mata kuliah Sistem dan
OP Irigasi ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Pemanfaatan irigasi air tanah dengan sumber dari sumur bor dengan
pemompaan adalah salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan air irigasi. Dengan
dibangunnya Sumur Dalam Mojokerto (SDMJ) 619 pada tahun 2016 di Desa Sumber
Karang, maka direncanakan dapat mengairi lahan pertanian seluas 39,9 ha dengan debit
40,11 liter/detik beserta jaringan irigasinya.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka didapatkan rumusan masalah sebagai
berikut :
1.3. Tujuan
1 Mengetahui bentuk perencanaan bangunan teknis sistem perpipaan pada
daerah tersebut.
1.4. Manfaat
Manfaat yang didapat yaitu untuk memberikan alternative desain jaringan
irigasi air tanah yang telah dipompa dan lebih optimal di daerah oncoran.
BAB II
LANDASAN TEORI
Dimana :
k = koefisien tanaman.
Irigasi digunakan untuk membagi sejumlah air yang sama pada lahan
yang seluas mungkin. Salah satu hal yang bisa diusahakan adalah dengan memperkecil
kebutuhan air irigasi (IR), yaitu dengan besar kebutuhan air tanaman (ETo). Kegiatan
mengatur jenis, varietas dan umur pertumbuhan tanaman disebut sebagai pengaturan
pola tata tanam. Dengan demikian usaha mengatur pola tata tanam dimaksudkan untuk
mengatur besar koefisien tanaman agar mendapatkan besar ET, sehingga sesuai dengan
ketersediaan air irigasi.
Besar penguapan air melalui permukaan tanah (evaporasi) berhubungan
dengan faktor iklim (suhu udara, kecepatan angin, kelembaban udara dan kecerahan
sinar matahari). Besar air yang menguap melalui tanaman (transpirasi) disamping
dipengaruhi oleh keadaan iklim juga dipengaruhi oleh faktor tanaman (jenis, macam,
dan umur tanaman). Kebutuhan air tanaman untuk penggunaan konsumtif dinyatakan
dengan rumus :
KEBUTUHAN AIR TANAMAN (ET)
EVAPOTRANSPIRASI
(ETo)
Terjadi pada
saat yang sama
EVAPORASI( E ) TRANSPIRASI(T)
Faktor Iklim
Faktor Tanaman
Suhu Udara Jenis Tanaman
Kelembaban Udara Varietas Tanaman
Kecepatan Angin Umur Tanaman
Kecerahan Matahari
Didapat ETo
Didapat k
Kebutuhan air
ET = k . ETo
a. Tipe tanaman.
b. Tingkat pertumbuhan
c. Musim tanam
d. Keadaan cuaca
Ketersediaan air sumur bor dapat ditentukan melalui uji pumping test
yang dilakukan oleh pihak terkait. Selain memperhatikan jumlah debit yang dihasilkan
kita juga harus memperhatikan kualitas air dari sumur bor melalui hasil
laboraturium.debit yang dihasilkan dan mengalir tidak selalu mengalir setiap saat
selama 24 jam namun dibatasi oleh karakteristik potensi air, pompa dan mesin
penggerak (Haryono et al., 2009,p.V-13).
2.3 Jaringan Irigasi Air Tanah Menggunakan Saluran Tertutup Sistem Saluran
Bercabang Terbuka
Pompa adalah suatu alat yang digunakan untuk memindahkan suatu cairan dari
suatu tempat ke tempat lain dengan cara menaikkan tekanan cairan tersebut. Kenaikan
tekanan cairan tersebut digunakan untuk mengatasi hambatan-hambatan pengaliran.
Hambatan-hambatan pengaliran itu dapat berupa perbedaan tekanan, perbedaan
ketinggian atau hambatan gesek.
dengan:
hs = Head Isap (m)
PWL = Muka air tanah pemompaan (m)
SWL = Muka air tanah statis (m)
Q = Debit pemompaan (liter/detik)
Qs = Debit jenis (liter/detik/meter)
2.3.3. Jenis Pompa dan Mesin Penggerak
Dengan mengetahui kapasitas aliran dan head yang diperlukan untuk
mengalirkan air tanah yang akan dipompa maka dalam studi ini digunakan
pompa jenis pompa tubin vertical. Kelebihan dari pompa ini adalah konstruksi
yang sederhana, efisiensi yang tinggi karakteristik yang stabil, dan pemakaian
awal yang tak perlu dipancing.
Agar pompa dapat melaksanakan fungsinya mengambil air dari sumur
dan mengairkan air kepetak-petak sawah diperlukan motor penggerak. Berikut
beberapa motor penggerak yang dapat digunakan (Haryono et.al., 2009 p.VI-
15)
1. Motor deisel
Mesin generator diesel adalah mesin untuk
membangkitkan tenaga listrik secara umum dipakai oleh
masyarakat pada umumnya. Dikarenakan penggunanya yang
banyak, mesin yang satu ini pun mudah dijumpai di mana pun.
Adapun mesin diesel diaplikasikan untuk mesin generator
memiliki daya listrik bervariasi dan luas.
2. Generator set
Genset atau Generator set, merupakan seperangkat
pembangkit daya listrik. Set peralatan pembangkit ini terdiri dari
gabungan antara alternator atau generator dan mesin. Alternator
atau generator di sini berfungsi sebagai sebuah perangkat untuk
membangkitkan tenaga listrik, sedangkan mesin sendiri sebagai
sebuah perangkat pemutar. Mesin dalam generator set ini
berbentuk perangkat dari mesin diesel yang bahan bakarnya dari
solar, mesin gas, mesin yang bahan bakarnya bensin, ataupun
mesin turbin.
3. Elektor motor
Motor listrik adalah alat untuk mengubah energi listrik
menjadi energi mekanik. Alat yang berfungsi sebaliknya,
mengubah energi mekanik menjadi energi listrik disebut
generator atau dinamo. Motor listrik dapat ditemukan pada
peralatan rumah tangga seperti kipas angin, mesin cuci, pompa
air dan penyedot debu.
Dalam studi ini digunakan motor diesel karena sesuai dengan pompa yang
digunakan yaitu pompa turbin serta tidak membutuhkan keahian khusus dalam
pengoprasiannya. Selain itu juga tidak menggunakn listrik, shingga lebih
ekonomis untuk petani setempat.
2.4 Pola Operasi Sistem Irigasi Air Tanah
Pada perencanaan jaringan irigasi air tanah system perpipaan ini menggunakan
system bergilir (rotasi) karena keterbatasan debit air maupun kapasitas pompa, serta
efisiensi bahan bakar pompa. Pemberian system ini bertujuan untuk menghemat air dari
pemompaan agar dapat dibagi rata keseluruh daerah oncora. Pengaturan air sesitem
giliran dan berapa jam sumur pompa beroperasi ditentukan oleh para petani melalui
P3A daerah oncoran (Departemen Pekerjaan Umum PSDA, 2004,p,VIII-1).
Air irigasi yang dialiri melalui pipa akan dilakukan dalam waktu periode
tertentu, lalu suatu saat aliran itu akan dihentikan untuk mengalirkan air ke daerah lain
secara rata, kemudian sampai kembali ke daerah blok sawah semula. Guna
memudahkan pengaturan air di daerah dengan luas 40 – 90 ha, sebaiknya dibagi
menjadi 5 – 7 blok agar system perpipaan sendiri dapat dibagi merata dalam sistem
pengalirannya. Pada sistem irigasi ini dapat diungkapkan juga bahwa kemampuan
pompa akan efektif jika dipakai selama 7-18 jam selama 1 hari pada musim kemarau.
Sedangkan pada musim penghujan dioprasikan sewaktu-waktu saat memerlukan air.
Agar pembagian lebih merata maka diperlukan jadwal pembagian dan pegoprasian
yang disesuaikan dengan luas masing- masing blok.
𝑥
Lama pemberian air blok X =total waktu ∑𝑥……………………………………(3)
Keterangan:
Outlet Box didesain untuk mengairi sawah secara gravitasi dari debit
pemompaan dan dioperasikan secara rotasi keseluruh petak sawah di arealpompa
tersebut. Bagian atas bangunan bagi ditutup dengan plat baja sedalam 3 mm untuk
mencegah pencurian. Perencanaan ini terdapat 8 outlet box. Ukuran bangunan bagi
untuk diameter 8” katup alfa adalah 1,1 m x 1,1 m 0,65 m
3. Bangunan Pelepas Tekanan Air dan Bangunan Katup Udara
Desain bangunan pelepas tekanan air disesuaikan dengan diameter pipa pvc
tertanam. Pemasangan bangunan ini sebaiknya pada bangunan bagi bagian hulu yang
berfungsi melindungi gelombang dan menjaga sistem pipa agar tetap penuh dengan air.
Bangunan boks yang terletak dekat dengan rumah pompa dilengkapi dengan
alat Thompson dengan sudut 900 sebagai alat pengukur debit yang ada pada unit
instalasi mesin berupa alat ukur flow meter. Bangunan Thompson ini dipilih karena
cocok untuk debit yang kecil. Terdapat 8 alat ukur Thmpson yang terletak di setiap
outlet box.
No. Blok 1 2 3 4 5 6 7 8
Luas Lahan (Ha) 3.65 7.87 7.17 6 7 8.12 6.69 4.5
Keterangan
Lama Pemberian air (Jam) 4 9 8 6 8 9 7 5
Jam Mengairi
Hari
Pemberian Air pada pukul
Blok 6 mulai
pukul 07.00 - 09.00
07.00 - 11.00 2 2
Blok 7 mulai pukul
09.00 -11.00
Senin
Blok 1 mulai
pukul 11.00 - 13.00
11.00 - 15.00 2 2
Blok 2 mulai pukul
13.00 - 15.00
Blok 3 mulai
pukul 07.00 - 09.00
07.00 - 11.00 2 2
Blok 5 pukul 09.00 -
11.00
Selasa
Blok 4 mulai
pukul 11.00 - 13.00
11.00 - 15.00 2 2
Blok 8 mulai pukul
13.00 - 15.00
Blok 6 mulai
pukul 07.00 - 09.00
Rabu 07.00 - 11.00 2 2
Blok 7 pukul 09.00 -
11.00
No. Blok 1 2 3 4 5 6 7 8
Luas Lahan (Ha) 3.65 7.87 7.17 6 7 8.12 6.69 4.5
Keterangan
Lama Pemberian air (Jam) 4 9 8 6 8 9 7 5
Blok 2 mulai
pukul 11.00 - 13.00
11.00 - 15.00 2 2
Blok 4 mulai pukul
13.00 - 15.00
Blok 5 mulai
pukul 07.00 - 09.00
07.00 - 11.00 2 2
Blok 8 mulai pukul
09.00 - 11.00
Kamis
Blok 3 mulai
11.00 - 15.00 4
pukul 11.00 - 15.00
Blok 1 mulai
pukul 07.00 - 08.00
07.00 - 11.00 1 3
Blok 2 mulai pukul
08.00 - 11.00
Jum'at
Blok 6 mulai
pukul 11.00 - 13.00
11.00 - 15.00 2 2
Blok 7 mulai pukul
13.00 - 15.00
Blok 1 mulai
pukul 07.00 - 08.00
Sabtu 07.00 - 11.00 1 2 1 Blok 2 mulai pukul
08.00 - 10.00 dan Blok
8 pukul 10.00 - 11.00
No. Blok 1 2 3 4 5 6 7 8
Luas Lahan (Ha) 3.65 7.87 7.17 6 7 8.12 6.69 4.5
Keterangan
Lama Pemberian air (Jam) 4 9 8 6 8 9 7 5
Blok 4 mulai
pukul 11.00 - 12.00
Blok 5 mulai pukul
11.00 - 15.00 1 2 1
12.00 - 14.00 dan Blok
6 mulai pukul 14.00 -
15.00
Blok 3 mulai
pukul 07.00 - 09.00
Blok 4 pukul 09.00 -
07.00 - 11.00 2 1 1
10.00 dan Blok 7
mulai pukul 10.00 -
11.00
Minggu
Blok 5 mulai
pukul 11.00 - 13.00
11.00 - 15.00 2 2
Blok 6 mulai pukul
13.00 - 15.00
Dari hasil perhitungan di atas, lama pemberian air tergantung luasan daerah yang akan di
air. Perhitungan dan penentuan lama dalam pemberian air. Semakin luas akan semakin lama air
yang diberikan dalam satu minggu. Blok 1 merupakan blok paling kecil diantara yang lain, sebesar
3,65 ha. Sehingga dalam seminggu hanya membutuhkan 4 jam untuk di beri air. Sedangkan blok
6 emiliki luas 8,12 ha yang akan di aairi. Sehingga waktu yang dibutuhkan adalah 8 jam dalam
perharinya. Pemberian jadwal jam berdasarkan total air yang diutuhkan untuk mengairi luas daerah
oncoran
Pembagian air dalam satu hari terdapat 2 sesi yaitu jam 07.00 hingga jam 11.00
kemudian dilanjutkan jam 11.0 hingga jam 15.00 yang nantinya pompa dimatikan oleh petani yang
terakir menggunakan pompa untuk mengairi sawah pada jam 15.00. sebagai contoh hari senin,
mulai pukul 07.00 hingga pukul 09.00 kemudian dimatikan digunakan untuk blok 7 mulai pukul
09.00 hingga 11.00. setelah ini blok 1 menggunakan mulai pukul 11.0 hingga 13.00, dan
dilanjutkan blok 2 mulai pukul 13.00 hingga 15.00 dan pompa dimatikan oleh petani yang terakhir
menggunakan. Jika pola operasi ini diterapkan dengan benar dan sesuai, maka pompa dapat
bertahan lebih lama dan terjadi pemerataan petani untuk sawahnya.
Sistem perpipaan dipilih dikarenakan memiliki banyak manfaat seperti lebih sedikit
kemungkinan tercemar dan biaya yang dikeluarkan lebih murah dibandingkan menggunakan
saluran terbuka ataupun talang. Pipa yang digunakan adalah PVC (Poly Vinyl Chloride) dengan
Panjang sekitar 4 m atau 6 m dengan ukuran diameter 16 mm hingga 350 mm dan umurnya bias
sampai 75 tahun.
Sumur SDMJ 619 merupakan jenis sumur dalam (Deep Tube Well) yang dibuat
dengan mesin bor, dengan kedalaman 200m dengan kedalamn instalasi 25 m. kapasitas debit
pompa yang dihasilkan sebesar 40,11 liter/detik. Sumur ini menyadap akuifer semi tertekan atau
akuifer tertekan. Diameter sumur untuk Casing dan Screen di bagian bawah berdiameter 8”.
Sehingga untuk Pump Chamber di bagian atas berdiameter10” . Debit sumur sebesar 15 hingga 60
liter/detik. Static Water Level berkisar 5-15 m. menggunakan jenis pompa Turbin / Submersible
dan total head pompa sebesar 40-90 m. kedalaman hisap 48 m dengan pelumas gear menggunakan
oli. Sistem pendingin yang digunakan adalah udara.
Elevasi muka tanah pada sumur adalah +41,55 dan elevasi muka air di sisi keluar
pada sawah tertinggi adalah +43,50. Muka air tanah berada pada elevasi +6,68. Direncanakan
menggunakan pompa turbin (turbine pump) dengan perhitungan total head pompa sebagai berikut:
S = 8,22 m
SWL = 6,68 m
PWL = 14,90
Dari data di atas menghitung head isap dengan persamaan, seperti dibawah ini :
H8 = SWL + Q/q1
H8 = 6,68 + 40,11/4,88
H8 = 14,89
Setelah mengetahui besarnya head isap, perhitungan total head sebagai berikut:
H = h8 + hp
= 14,9 + 34,8
= 49,7 m
Berdasar perhitungan di atas, diketahui Head total 49,7 m dan debit pemompaan
sebesar 40,11 liter/detik. Maka jenis pompa yang digunakan harus memenuhi spesifikasi head
pompa dan debit pemompaan. Sehingga pada perencanaan jaringan irigasi air tanah studi ini adalah
pompa turbin vertikal (Vertikal Turbine Pump) merk pompe zanni yang berasal dari Italia dengan
mesin penggerak berupa mesin diesel, dengan data teknis berikut (Reni, 2008) :
Merk = Zanni
Tipe = D703TE2
Jenis = Diesel
Daya = 46kW
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil perencanaan maka dapat diberikan kesimpulan sebagai berikut :
1. Perencanaan irigasi air tanah d daerah studi menggunakan sistem perpipaan saluran
bercabang terbuka meliputi 1 buah sumur produksi, 8 buah outlet, 1 bangunan rumah
pompa, 1 buah pipa pengontrol tekanan, 8 buah alat ukur thompson, pipa pvc
berdiameter 8” dengan total panjang 2141 m. dan semua air dialirkan secara gravitasi
2. Sistem perpiapaan bercabang terbuka adalah dimana pipa 1 jalur akan dipecah menjadi
2 jalur berbeda arah (bercabang) agar petak sawah teraliri secara merata, skema dapat
dilihat pada lampiran
3. Pola operasi menggunakan sistem rotasi dengan debit pompa 40,11 liter/detik selama
8 jam pengaliran dimulai dari pukul 07.00 sampai pukul 15.00 dengan 2 kali pengaliran
yaitu pukul 07.00 hingga 11.00 dan pukul 11.00 hingga 15.00. pengoperasian ini hanya
pada musim kemarau/dalam keadaan tidak ada air.
4.2 Saran
Saran yang dapat diberikan pada instansi pada instansi kegiatan pendayagunaan
SNVT PJPA Brantas, BBWS (Balai Besar Wilayah Sungai Brantas) Provinsi Jawa Timur
adalah sumur studi mampu mengairi daerah Oncoran seluas 51 ha dengan menggunakan
jaringan irigasi air tanah dengan sistem perpiapaan saluran bercabang terbuka.
LAMPIRAN
Gambar Lokasi Studi
Gambar Perencanaan Jaringan Irigasi Air Tanah