0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
141 tayangan8 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang seleksi sistem irigasi yang tepat untuk lahan sawah padi. Sistem irigasi permukaan basin dipilih karena kecocokannya dengan kondisi lahan yang datar dan kebutuhan tanaman padi akan genangan air. Rancangan sistem irigasi perlu mempertimbangkan sumber air, skema aliran, dan biaya untuk memenuhi kebutuhan irigasi lahan.
Dokumen tersebut membahas tentang seleksi sistem irigasi yang tepat untuk lahan sawah padi. Sistem irigasi permukaan basin dipilih karena kecocokannya dengan kondisi lahan yang datar dan kebutuhan tanaman padi akan genangan air. Rancangan sistem irigasi perlu mempertimbangkan sumber air, skema aliran, dan biaya untuk memenuhi kebutuhan irigasi lahan.
Dokumen tersebut membahas tentang seleksi sistem irigasi yang tepat untuk lahan sawah padi. Sistem irigasi permukaan basin dipilih karena kecocokannya dengan kondisi lahan yang datar dan kebutuhan tanaman padi akan genangan air. Rancangan sistem irigasi perlu mempertimbangkan sumber air, skema aliran, dan biaya untuk memenuhi kebutuhan irigasi lahan.
NIM : 195040200111201 Kelas :O Dosen : Prof. Dr. Ir. Sugeng Prijono, SU
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2021 I. PENDAHULUAN Sistem irigasi merupakan sistem yang dapat memberikan kecukupan terhadap air bagi tanaman dengan mengambil air tersebut melalui sumber air dan disalurkan ke wilayah pertanaman tanaman. Sistem irigasi mempunyai fungsi utama yaitu untuk memenuhi kebutuhan air terhadap tanaman dan mempunyai fungsi spesifiknya yaitu sebagai pengambil air dari sumber air irigasi tersebut, lalu sebagai pengalir air dari sumber ke lahan pertanaman tanaman, selanjutnya sebagai pendistribusi air tersebut ke daerah tanaman atau daerah perakaran tanaman dan juga berfungsi sebagai pengukur dan pengatur aliran air yang masuk ke dalam lahan pertanaman suatu komoditas. Sehingga sistem irigasi tersebut secara umum terdiri dari jaringan irigasi, bangunan pengendali irigasi dan alat pengukuran terhadap debit irigasi di lahan tersebut. Oleh karena itu dengan komponen dari sistem irigasi tersebut akan mendukung peran dari irigasi yaitu sebagai penyedia air atau kecukupan air terhadap tanaman. Pemilihan terhadap sistem irigasi perlu dilakukan agar sesuai dengan kondisi lahan dan kondisi tanaman yang ditanam pada suatu lokasi. Seperti yang kita ketahui bahwa secara umum jenis sistem irigasi terbagi menjadi tiga yaitu irigasi permukaan, irigasi sprinkle dan irigasi mikro. Dari ketiga jenis irigasi tersebut dapat dilakukan seleksi atau pemilihan sistem irigasi yang sesuai dengan kondisi lahan yang ada dan jenis tanaman yang ditanam di lahan tersebut. Sehingga dengan melakukan kegiatan seleksi terhadap sistem irigasi tersebut dapat memberikan kecocokan sistem irigasi tersebut kepada komoditas yang ditanam di suatu lahan pertanian. Lokasi pengamatan terhadap sistem irigasi yaitu dilakukan di dekat rumah penulis yaitu terletak di Desa Laladon, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor. Lokasi pengamatan tersebut merupakan lahan pertanian sawah yang diaplikasikan irigasi permukaan sebagai sistem irigasinya. Petani tersebut mengambil sumber air untuk irigasi permukaan tersebut adalah dengan memanfaatkan tadah hujan atau sumber air hujan yang dialirkan ke lahan sawah tersebut karena mempunyai curah hujan yang tinggi di wilayan tersebut. Selain itu juga sumber air irigasi berasal dari aliran kecil yang terhubung dengan sungai utama yang disalurkan ke lahan pertanian tersebut. Menurut Zulkarnain (2018) menyatakan bahwa, irigasi permukaan merupakan irigasi yang mengambil air dari sumber yang ada serta dialirkan ke saluran primer dan sekunder ke lahan persawahan tersebut. Sumber air irigasi di wilayah tersebut dialirkan dengan gaya gravitasi yang bersumber dari sungai. Sungai yang menjadi sumber irigasi merupakan sungai cisindang barang dengan menyalurkan air dari sungai tersebut menggunakan aliran-aliran kecil seperti selokan menuju ke lahan sawah tersebut. Air tersebut dialirkan ke lahan tersebut melalui kanal yang terdapat dipinggir lahan sawah tersebut serta dialirkan ke pintu masuk irigasi tersebut. Jenis irigasi permukaan yang digunakan merupakan sistem irigasi permukaan basin dengan membuat air menjadi tergenang di lahan sawah tersebut. Petani melakukan pemilihan terhadap sistem irigasi tersebut karena komoditas yang ditanam berupa tanaman padi yang secara umum menyukai genangan air. Menurut Rachmawati dan Retnaningrum (2013) menyatakan bahwa, tanaman padi secara umum sangay menyukai kondisi genangan air, sehingga irigasi permukaan yang cocok untuk tanaman padi tersebut merupakan sistem irigasi permukaan basin yang memanfaatkan genangan air pada lahan sawah. Selain itu, petani menerapkan sistem irigasi permukaan basin karena kemiringan di lahan tersebut relatif datar sehingga memudahkan sistem irigasi permukaan basin tersebut diaplikasikan di lahan sawah padi tersebut. Sehingga dengan informasi tersebut maka pemilihan terhadap sistem irigasi yang berupa sistem irigasi permukaan yang diaplikasikan terhadap tanaman padi secara umum sudah tepat dan ideal kepada komoditas yang ditanam di lahan tersebut yaitu berupa padi.
Overview Lahan Sawah Padi Sungai Cisindang Barang
Dokumentasi Pribadi (2021) II. ISI DAN PEMBAHASAN 2.1 Pemilihan Sistem Irigasi Secara umum tujuan dari irigasi adalah memberikan kecukupan air terhadap tanaman, sehingga pertumbuhan dan perkembangan tanaman dapat optimal. Menurut Priyonugroho (2014) menyatakan bahwa, pemberian sistem irigasi terhadap tanaman bertujuan untuk memenuhi kebutuhan air kepada tanaman tersebut sehingga dapat mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman tersebut sehingga berpengaruh terhadap hasil panen atau produksi tanaman itu sendiri. Sehingga tujuan pemberian irigasi permukaan basin terhadap lahan sawah padi tersebut adalah untuk memenuhi kebutuhan air terhadap tanaman padi itu sendiri agar pertumbuhan tanaman padi dapat optimal. Selain itu menurut Sulistyono dan Hayati (2013) menyatakan bahwa, petani menerapkan sistem irigasi permukaan basin pada lahan sawah untuk tanaman padi dengan mengganangi air setinggi 2,5 cm sehingga dengan aplikasi tersebut dapat lebih menghemat air dan dapat menurunkan tinggi genangan pada lahan sawah tersebut. Oleh karena itu, petani menerapkan sistem permukaan basin terhadap lahan sawah padi di lokasi tersebut bertujuan untuk memenuhi kebutuhan air terhadap tanaman padi yang secara umum membutuhkan kondisi air yang tergenang. Kondisi lahan secara umum yaitu ditanami oleh tanaman padi, mempunyai kondisi tanah secara umum yang lembab serta berwarna kecoklatan mendekati gelap. Kondisi umum wilayah pada lahan monokultur padi tersebut terletak di Desa Laladon, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor dengan koordinat Latitude pada - 6.583441919647157o dan Longitude 106.75376297906041 o serta pada ketinggian 219 meter. Secara umum kondisi iklim seperti curah hujan di wilayah tersebut cukup tinggi yang ditandai dengan intensitas curah hujan yang hampir setiap hari turun di wilayah tersebut. Secara Klimatologi menurut data Portal Resmi Kabupaten Bogor (2019), Kabupaten Bogor termasuk ke dalam iklim tropis sangat basah di bagian Selatan, dan iklim tropis basah di bagian utara, dengan rata-rata curah hujan tahunan 2.500 hingga 5.000 mm/tahun. Kabupaten Bogor memiliki suhu rata-rata 20 hingga 30 derajat celcius, dengan rata-rata tahunan 25 derajat celcius, memiliki kelembaban udara sebesar 70% dan kecepatan angin cukup rendah dengan rata-rata 1,2m/detik, dan besar dari evaporasi di daerah terbuka sebesar 146,2 mm/bulan. Permasalahan irigasi di lahan tersebut adalah tidak tersedianya tempat penyimpanan air irigasi atau water storage facilities yang berfungsi untuk tempat menyimpan cadangan air ketika musim kemarau tiba. Secara umum musim kemarau menyebabkan curah hujan menjadi rendah dan debit sungai berkurang sehingga dengan adanya tempat penyimpnan tersebut dapat menjadi suatu penyelesaian masalah dari sistem irigasi tersebut. Dengan luas pertanian yang tidak terlalu luas maka tempat penyimpanan air yang dibuat dapat dibuat dengan toren atau waduk kecil sebagai tempat penyimpanan air di lokasi tersebut. Dalam menerapkan sistem irigasi di suatu lahan, hal yang harus dipertimbangkan adalah kondisi lahan di wilayah tersebut, kondisi iklim dan jenis tanaman yang akan ditanam di lokasi tersebut. Berdasarkan observasi terhadap lahan tersebut secara umum mempunyai kemiringan lahan yang relative datar dan tanaman yang ditanam pada lahan tersebut adalah tanaman padi. Sehingga dengan kondisi lahan yang datar tersebut sangat optimal jika diterapkan sistem irigasi permukaan basin tersebut. Menurut Haryati (2014) menyatakan bahwa, irigasi permukaan basin sangat cocok diterapkan di lahan dengan kondisi yang datar sehingga dalam pemberian airnya tersebut dapat merata ke seluruh permukaan lahan di lahan sawah tersebut. Sehingga berdasarkan pernyataan tersebut, irigasi permukaan basin yang diterpkan di lahan tersebut sudah sesuai dengan kondisi lahan yang serta juga sudah sesuai dengan tanaman padi yang ditanam di lahan padi tersebut. Selain itu, dalam merancang dan mengelola sistem irigasi tersebut diperlukan skema yang benar agar sistem yang terdapat di irigasi dapat tersusun dengan benar dan rapi agar proses pengambilan air dari sumber irigasi menuju ke lahan tersebut dapat terjadi dengan optimal tanpa hambatan. Selain itu diperlukan rancangan biaya untuk merancangan sistem irigasi permukaan basin tersebut. Secara umum irigasi permukaan dapat dimulai dengan nilai investasi yang relatif rendah dan apabila kondisi topografinya datar maka biaya yang diperlukan tidak terlalu besar karena tidak diperluhan pengolahan lahan agar seluruh permukaan lahan dapat rata terkena oleh air dalam pengaplikasian sistem irigasi permukaan basin tersebut. Berdasarkan keterangan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa irigasi yang diterapkan di lahan tersebut sudah sesuai dengan tujuan dari irigasi yaitu memenuhi kebutuhan air pada tanaman. Irigasi permukaan basin yang diaplikasikan di lahan tersebut sesuai dengan kondisi lahan dan tanaman yang ditanam pada lahan tersebut karena mempunyai kemiringan lahan yang datar sehingga memudahkan aplikasi irigasi permukaan basin tersebut dan meringankan biaya operasional. Selain itu juga jenis tanaman yang ditanam berupa tanaman padi yang menghendaki kondisi air yang cukup banyak, oleh karena itu dengan penerapan sistem irigasi basin di lahan tersebut maka dapat mencukupi kebutuhan air pada tanaman padi itu sendiri. 2.2 Rancangan Sistem Irigasi Rancangan sistem irigasi yang dapat diaplikasikan di lahan sawah padi tersebut adalah dengan menggunakan sungai sebagai sumber utama dari sistem irigasi tersebut yang disalurkan dengan menggunakan aliran air yang berasal dari selokan dengan gaya gravitasi karena letak dari sumber air irigasi lebih tinggi dari lahan persawahan padi tersebut. Sehingga berdasarkan pernyataan tersebut maka sistem conveying pada sistem irigasi tersebut dapat menggunakan sistem kanal yang terdapat di pinggir dari lahan sawah padi tersebut yang dialirkan kepada pintu masuk irigasi permukaan basing tersebut. Sistem distribusi air dari kanal yang menghantarkan air dari sumber irigasi tersebut adalah melalui pintu masuk bagi air tersebut ke lahan sawah yang akan dilakukan irigasi. Karena menggunakan sistem irigasi permukaan maka distribusi airnya yaitu dengan meratakan air pada seluruh permukaan yang ada di lahan sawah tersebut serta pengaturan terhadap air yang masuk di lahan tersebut dengan berdasarkan ketinggian genangan air yang sudah masuk di lahan tersebut. Apabila genangan air sudah melebihi tinggi genangan yang diinginkan maka pintu keluar yang dijadikan sebagai drainase menuju selokan akan dibuka agar air tidak menggenangi lahan terlalu lama. Selain itu, rekomendasi tambahan pada sistem tersebut adalah dengan menambahkan tempat penyimpanan air yang berupa toren atau waduk kecil yang dapat digunakan apabila musim kemarau tiba. Berikut merupakan sketsa dari rancangan irigasi permukaan basin yang dilakukan pada sawah tersebut. Sketsa Irigasi Permukaan di Lahan Sawah
2.3 Pembahasan Umum
Pemilihan terhadap jenis sistem irigasi yang dilakukan pada suatu lahan pertanian adalah dengan mengetahui kondisi lahan dan iklim pada lahan yang akan diterapkan sistem irigasi tersebut dan juga jenis tanaman apa yang akan ditanam pada lahan tersebut. Kondisi lahan pada lahan pertanian sawah padi tersebut secara umum mempunyai topografi yang datar dengan intensitas curah hujan yang cukup tinggi serta jenis tanaman yang ditanam pada lahan tersebut berupa tanaman padi sawah. Sehingga berdasarkan pernyataan tersebut, sistem irigasi yang cocok terhadap lahan tersebut yang disesuaikan dengan kondisi lahan dan tanaman adalah dengan menerapkan sistem irigasi permukaan basin pada lahan pertanian tersebut. Selain itu juga dengan menerapkan sistem pertanian irigasi basin tersebut maka biaya yang dikeluarkan relative lebih murah dibandingkan dengan penerapan sistem irigasi yang lain dan disesuaikan dengan kebutuhan air pada tanaman padi yang cukup banyak dimana pada sistem irigasi yaitu sprinkle dan mikro lebih menekankan efisiensi air sehingga air yang dikeluarkan lebih sedikit dibandingkan dengan sistem irigasi permukaan tersebut. Menurut Doloksaribu & Lolo (2012) menyatakan bahwa, irigasi permukaan merupakan sistem irigasi yang biasanya diterapkan pada lahan pertanian secara umum. Irigasi permukaan tersebut merupakan sistem irigasi yang mengambil air langsung dari sungai yang kemudian dialirkan secara gravitasi k elahan pertanian dengan saluran primer, saluran sekunder dan saluran primer. Selain itu alasan pemilihan irigasi permukaan pada lahan sawah adalah kebutuhan air pada lahan sawah yang cukup banyak terutama jika ditanam dengan tanaman padi. Sehingga berdasarkan pernyataan tersebut, irigasi permukaan basin optimal diterapkan pada kondisi lahan datar dan komoditas yang ditanam berupa padi yang membutuhkan genangan air yang cukup. III. KESIMPULAN Berdasarkan pemilihan sistem irigasi yang dilakukan pada lahan sawah padi tersebut yang berupa sistem irigasi permukaan basin yang diterapkan pada lahan sawah padi serta rancangan terhadap sistem irigasi permukaan tesebut dapat disimpulkan bahwa, irigasi permukaan yang diterapkan pada lahan tersebut secara umum sudah sesuai dengan kondisi lahan dan jenis tanaman yang ditanam pada lahan tersebut. Selain itu terdapat rekomendase berupa tempat penyimpanan air sebagai komponen tambahan dalam sistem irigasi tersebut yang berfungsi untuk menyimpan cadangan air untuk menjaga ketersediaan air di lahan tersebut. DAFTAR PUSTAKA Bogor, P. R. (2019, 12 14). Gambaran Umum Kabupaten Bogor. Letak Geografis, Https://Bogorkab.Go.Id/Pages/Letak-Geografis : Diakses Pada 14 Desember 2020. Retrieved From Portal Resmi Kabupaen Bogor: Https://Bogorkab.Go.Id/Pages/Letak-Geografis Doloksaribu, A., & Lolo, D. P. (2012). Pemenuhan Kebutuhan Air Irigasi Melalui Pembangunan Long Storage. Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha , Vol.1 No. 3 : 184-194. Haryati, U. (2014). Teknologi Irigasi Suplemen Untuk Adaptasi Perubahan Iklim Pada Pertanian Lahan Kering. Jurnal Sumberdaya Lahan, Vol. 8 No. 1: 43- 57. Priyonugroho, A. (2014). Analisis Kebutuhan Air Irigasi (Studi Kasus Pada Daerah Irigasi Sungai Air Keban Daerah Kabupaten Empat Lawang. Jurnal Teknik Sipil Dan Lingkungan, Vol. 2 No. 3. Rachmawati, D., & Retnaningrum, E. (2013). Pengaruh Tinggi Dan Lama Penggenangan Terhadap Pertumbuhan Padi Kultivar Sintanur Dan Dinamika Populasi Rhizobakteri Pemfiksasi Nitrogen Non Simbiosis. Bionatura-Jurnal Ilmu-Ilmu Hayati Dan Fisik, Vol. 15, No. 2, : 117 - 125. Sulistyono, E., & Hayati, T. (2013). Penentuan Tinggi Irigasi Genangan Yang Tidak Menurunkan Produksi Padi Sawah. Agrovigor, Volume 6 No. 2 : 87-91. Zulkarnain, I. (2018). Pengantar Pengolahan Tanah Dan Irigasi. Universitas Lampung, 46-94.